Laporan Kerja Praktek BAB III DASAR TEORI Pengertian Proses Produksi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Kerja Praktek BAB III DASAR TEORI Pengertian Proses Produksi"

Transkripsi

1 BAB III DASAR TEORI 3.1. Pengertian Proses Produksi Secara definisi industri biasa diartikan sebagai suatu lokasi atau tempat dimana aktifitas produksi atau bisa dinyatakan sebagai kumpulan aktivitas yang diperlukan untuk mengubah satu kumpulan masukan (human resource, materials, energy, informasi) dan lain-lain menjadi produk keluaran (finished product atau service) yang memiliki nilai tambah. Di dalam proses produksi akan terjadi suatu proses perubahan bentuk (transformasi) dari input yang masuk baik secara fisik maupun nonfisik. Proses produksi merupakan cara, metode, dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu produk dengan mengoptimalkan sumber daya produksi (tenaga kerja, mesin, bahan baku, dana) yang ada. Produksi adalah segalah kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa. Untuk kegiatan yang membutuhkan faktor-faktor industri yang dalam ilmu ekonomi berupa tanah, modal, tenaga kerja, dan skill. Dalam pengaturan ini, keputusan-keoputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang atau jasa yang dihasilkan sesuai apa yang di harapkan perlu dibuat. Baik mengenai kualitas, kuantitas, waktu yang direncanakan, maupun biaya-biayanya. Pada tahun 1993, assuari mendefinisikan produksi sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentrasformasikan berupa masukan (input) menjadi keluaran (output), sehingga menghasilkan suatu produk. Produk disini dalam arti sempit dapat didefinisikan hanya sebagian kegiatan menghasilkan barang setengah jadi, sedangkan dalam arti yang lebih luas adalah sebagai kegiatan yang mencangkup semua kegiatan atau aktivitas-aktivitas lain yang mendukung usaha untuk menghasilkan produk tersebut. Kemudian pada tahun berikutnya Universitas Mercu Buana 18

2 1994, sudarsono mendefinisikan produksi sebagai suatu kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang sedangkan manajemen produksi adalah suatu kegiatan untuk mengatur agar dapat menambah atau menciptakan kegunaan suatu barang atau jasa. [4] 3.2. Jenis-jenis Proses Produksi Sistem produksi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: Proses Produksi Kontinyu/Terus Menerus (Continous Process) Proses Produksi Terputus (Intermittent Process) Perbedaan pokok antara kedua proses ini adalah pada lamanya proses waktu set up peralatan produksi. Pada proses produksi jenis kontinyu, tidak memerlukan waktu set up yang lama karena proses ini memproduksi secara terus menerus untuk jenis produk yang sama. Sedangkan jenis proses produksi terputus, memlukan waktu set up yang lebih lama karena proses ini memproduksi berbagai jenis spesifikasi barang sesuai pesanan, sehingga adanya pergantian jenis barang yang diproduksi akan membutuhkan kegiatan set up yang berbeda Proses Produksi Terus Menerus (Continuous Process) Proses produksi berlangsung secara terus-menerus melalui tahap pengerjaan sampai menjadi barang jadi dan peralatan produksi yang digunakan disusun dan diatur rapih dengan memperhatikan urutan-urutan atau roating dalam menghasilkan produk tersebut, juga arus barang, serta arus bahan dalam proses yang telah distandarisasi. Ciri-ciri produksinya adalah : 1. Menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan urutan pengerjaan. 2. Mesin-mesin yang digunakan biasanya bersifat khusus. 3. Memiliki job struktur yang sedikit dan jumlah tenaga kerja yang sedikit. Universitas Mercu Buana 19

3 Proses Produksi Terputus-Putus (Intermittent Process) Kegiatan proses produksi dilakukan secara tidak standart dan putus-putus, tetapi didasarkan pada produk yang dikerjakan, sehingga peralatan produksi yang digunakan disusun dan diatur dapat bersifat fleksibel. Dalam proses ini terdapat waktu yang terpendek dalam persiapan (set-up). Peralatan untuk perubahan yang cepat untuk menghadapi variasi produk yang berganti-ganti, cirri-cirinya sebagi berikut : 1. Cara penyusunan peralatan berdasarkan fungsi dalam proses produksi. 2. Mesin yang digunakan bersifat umum. 3. Pengawasan akan tenaga kerja lebih suka Faktor-faktor yang mempengaruhi proses produksi Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan proses produksi dapat dirinci sebagai berikut : a. Kebutuhan modal Banyaknya modal yang dibutuhkan untuk persediaan, mesin-mesin, peralatan dan fasilitas lainya. b. Kondisi pasar Yaitu kebutuhan dan keinginan para konsumen. Apakah perkiraan volume penjualan pada harga yang direncanakan dapat menghasilkan laba yang diinginkan. Apakah kondisi persaingan sekarang dan waktu yang akan datang menguntungkan. c. Tenaga kerja Apakah survey tenaga kerja mencukupi sesuai dengan kebutuhan suatu jenis proses produksi pada biaya wajar. Bagaimana prospek tersedianya tenaga kerja di waktu yang akan datang. Universitas Mercu Buana 20

4 d. Bahan mentah Apakah bahan mentah tersedia dalam jumlah yang memadai. Apakah ada perubahan-perubahan bahan mentah dalam proses produksi. e. Teknologi Perusahaan harus mempertimbangkan kemajuan teknologi, baik untuk proses maupun produk. Apakah teknologi produk dan proses cukup stabil untuk mendukung proses selama periode tertentu. f. Keterampilan tertentu Dapatkah perusahaan menguasai dan memelihara tipe keterampilanketerampilan manajemen yang dibutuhkan Pengendalian Produksi Pengendalian produksi memerlukan keadaan dimana informasi mengenai operasi produksi dapat tersedia bagi pengambil keputusan setiap saat. Hal ini berarti bahwa data harus dikumpulkan dari semua segmen operasi produksi. Informasi-informasi yang diperlukan dari lantai produksi adalah : 1. Status sumber daya (manusia, mesin, alat dan sarana penanganan material). 2. Sumber daya apa saja yang tersedia. 3. Status operasi. 4. Keterbatasan dan kemampuan Untuk mendapatkan keberhasilan dalam bidang pengendalian persedian dan produksi secara modern, seseorang harus banyak berkecimpung dalam hal perhitungan, teknik kuantitatif dan cara-caranya agar dapat menyelesaikan persoalan-persoalan mengenai persediaan dan produksi. Beberapa cara pengendalian produksi yang dilakukan : a. Keterampilan manusia untuk memperoleh produksi yang baru dan ekonomis. b. Penggunaan mesin-mesin yang modern c. Sumber daya alam yang dekat dari lokasi industri Universitas Mercu Buana 21

5 d. Terget produksi yang dibutuhkan sesuai dengan perencanaan (schedule) perusahaan. e. Sarana dan prasarana perusahaan yang layak digunakan untuk para pekerja, penempatan bahan baku materilal dan produk jadi. f. Keterbatasan lapangan kerja dapat diatasi dengan membuka cabang perusahaan yang baru. Dengan hanya mengetahui teknik-teknik tersebut diatas belum sepenuhnya dapat diandalkan karena sasaran dari mempelajari adalah untuk digunakan memecahkan masalah-masalah yang timbul dari berbagai kegiatan nyata yang ada dimanapun. Untuk itu dalam pembahasan selanjutnya adalah mengadakan asumsi terhadap fungsi pengendalian persediaan dan produksi sehingga dapat digunakan secara operasional dalam arti yang luas. Pada umumnya banyak perusahaan dalam melaksanakan operasinya memiliki batasan tertentu Sejarah Kaca Kaca telah digunakan semenjak zaman batu. Pembuatan kaca pertama di Mesir sekitar 2000 Sebelum Masehi di mana kaca digunakan sebagai penyalut bagi barangan tembikar dan lain-lain. Pada abad pertama Sebelum Masehi teknik meniup kaca telah berkembang dan kaca menjadi lebih biasa digunakan. Ketika zaman Empayar Rom banyak bentuk kaca dicipta kebanyakannya dalam pembuatan botol. [5] Sehingga abad ke-12 kaca warna (di mana kaca dengan oksida logam dicampurkan sebagai pewarna) tidak digunakan secara meluas. Pusat pembuatan kaca pada abad ke-14 adalah Venice yang memajukan banyak teknik baru dan menjadi sumber eksport penting dalam pinggan mangkuk, cermin, dan bahan mewah lain. Lama-kelamaan sebagian pembuat kaca berpindah ke utara Eropa dan teknik pembuatan kaca turut berkembang bersama mereka. [5] Universitas Mercu Buana 22

6 Kaca merupakan bahan lutsinar, kuat, tahan hakis, lengai, dan secara biologi merupakan bahan yang tidak aktif, yang boleh dibentuk menjadi permukaan yang tahan dan licin. Ciri-ciri ini menjadikan kaca sebagai bahan yang sangat berguna. Komponen utama kaca ialah silika. Silika ialah galian yang mengandungi silikon dioksida. Nama IUPAC silikon dioksida ialah silikon (IV) oksida. Wujud silika adalah pasir. [5] Kaca merupakan bahan pejal sekata, biasanya terbentuk apabila bahan cair tidak berkristal disejukkan dengan cepat, dengan itu tidak memberikan cukup masa untuk jaringan kekisi kristal biasa terbentuk Jenis-jenis Kaca Ada beberapa jenis-jenis kaca, diantaranya sebagai berikut: 1. Kaca Pengaman (Safety Glass) Terdiri dari 4 macam, yaitu: a. Kaca Tempered (Tempered Glass) Kaca yang diperkeras dengan memanaskan kaca hingga suhu 700 C melalui tempery process, kemudian didinginkan mendadak dengan menghembuskan udara ke seluruh permukaan kaca. Kaca yang biasadigunakan : Bening, Panasap, dan stopsol Kelebihan : kekuatan 3-5 kali dari kaca biasa. Karakteristik umum: Berkekuatan tinggi Kaca tempered mempunyai daya tahan lendutan dan benturan keras 3-5 kali lebih kuat dari dari kaca float dengan ketebalan yang sama. Universitas Mercu Buana 23

7 Ketahanan terhadap perubahan suhu Kaca tempered mempunyai daya tahan terhadap perubahan suhu kira-kira 3-5 lebih tahan dari kaca float biasa. Pecahan kaca dalam bentuk partikel dan tumpul sehingga aman Pecahan Kaca tempered berbentuk kecil-kecil dan tumpul tidak seperti kaca biasa yang pecahannya rangat runcing dan tajam, sehingga pecahan ini sangat aman. b. Kaca Laminated (Laminated Glass) Kaca yang mengalami proses laminasi dengan tingkat keamanan&perlindungan tinggiterdiri dari dua/lebih kaca datar/lengkung dan disatukan dengan satu/lebih lembaran film polivinil yang transparan, fleksibel, dan kuat. Karakteristik : pecahan kaca tidak akan jatuh berhamburan tetapi tetap melekat pada film dan kaca tetap terpasang pada rangkanya. c. Kaca Film Kaca bening yang dilapisi dengan lapisan film yang terbuat dari polyester.nya untuk menahan sinar matahari & juga sebagai pengaman. d. Kaca Bending (Curved Glass) Kaca yang dilengkungkan dengan dipanaskan kembali sehingga mencapai fase lunak, lalu dilengkungkan sesuai keinginan dengan menggunakan pola cetak, kerangka, atau mal. Jenis kaca yang bisa digunakan adalah kaca bening, panasap, / stopsol. Ketebalannya mulai 5 hingga 19 (mm). Universitas Mercu Buana 24

8 2. Kaca Bening (Float Glass) Merupakan kaca murni yang bersifat transparan. nya untuk menghangatkan ruangan. Beberapa kelebihan atau keunikan kaca bening adalah: Simpel Bagus untuk pencahayaan. Jadi bisa menghemat listrik (lampu) Harga lebih murah Mudah dibersihkan sebab jika kotor akan lebih tampak dengan jelas Mudah didesain untuk keperluan gravir, dsb Jenis dan ukuran paling beragam Gambar 3.1. Kaca Bening (Float Glass) [6] Universitas Mercu Buana 25

9 3. Kaca Berwarna Terdiri atas 3 macam, yaitu: a. Rayben Hitam Gambar 3.2. Rayben Hitam [6] b. Panasap c. Rayben Warna (Biru, Hijau, dan Coklat) Memiliki sifat: Sulit dilihat dari sisi luar Bisa menahan cahaya 4. Kaca Reflektive Terdiri atas 2 macam, yaitu: Kaca Stopsol Memiliki sifat : seperti cermin(dilapisi lapisan transparan tipis.) Universitas Mercu Buana 26

10 Gambar 3.3. Kaca Stopsol [6] Kaca One Way Memiliki sifat : tembus pandang dari satu arah Gambar 3.4. Kaca One Way [6] 5. Kaca Berpola Terdiri dari 3 macam, yaitu: a. Kaca Flora Universitas Mercu Buana 27

11 Gambar 3.5. Kaca Flora [6] b. Kaca Es Teksturnya seperti titik-titik dan mempunyai sifat yang buram. Gambar 3.6. Kaca Es [6] c. Kaca Raindown Teksturnya seperti air hujan. Universitas Mercu Buana 28

12 Gambar 3.7. Kaca Raindown [6] 6. Kaca Hias Terdiri atas 6 macam, yaitu: a. Kaca patri b. Kaca ukir c. Kaca painting Kaca painting memiliki kelemahan, yaitu cepat pudar jika terkena cahaya matahari. Kaca painting menggunakan kaca dengan ketebalan 5 mm. Gambar 3.8. Kaca Painting [6] Universitas Mercu Buana 29

13 d. Kaca Grafir Kaca grafir ada 3 jenis, yaitu: Background disemprot dengan pasir Objek disemprot dengan pasir Kaca grafir warna e. Kaca Inlay f. Kaca Sandblasting Kaca bening yang disemprot dengan pasir putih yang kasar. Kaca sandblasting digunakan untuk membuat kaca ukir. Gambar 3.9. Kaca Sandblasting [6] 7. Kaca Cermin Adalah kaca bening yang dilapisi dengan lapisan perak sehingga mampu memantulkan suatu objek. Universitas Mercu Buana 30

14 Gambar Kaca cermin [6] 8. Glass Block Daya tembus kaca ini kecil dan motifnya beragam. Dimensi : 20 cm x 10 cmx 20 cm Sifat-sifat Kaca Adapun sifat-sifat kaca, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Berwujud padat b. Kaca merupakan bahan kuat dan tembus pandang c. Tahan panas d. Mudh dibentuk jika dipanaskan e. Tidak menyerap air f. Bersifat isolator Universitas Mercu Buana 31

15 Gambar Skema Proses Produksi Kaca. Universitas Mercu Buana 32

16 3.8. Bahan Baku Pembuat Kaca Bahan baku yang diperlukan untuk membuat kaca sangat bergantung pada jenis kaca yang akan diproduksi. Produk kaca. khususnya pada bagian F3 adalah soda lime silica glass, karena komponen bahan baku utamanya adalah silica sand (Si), dolomite (Mg, Ca), dan soda ash (Na), sehingga bahan baku yang digunakan harus sesuai dengan bahan baku tambahannya. Berdasarkan jenisnya, bahan baku yang digunakan untuk memproduksi soda lime silica glass dapat dibedakan menjadi 3 yaitu: 1. Bahan baku utama Bahan baku utamanya adalah silica sand, dolomite, soda ash, dan cullet. Yang termasuk kedalam bahan baku utama adalah: a. Silica Sand Pasir silica merupkan bahan utama dalam pembuatan kaca. Struktur atomik dari pasir silika adalah tetra hidron yang satu atom silikon dikelilingi empat atom oksigen. Contoh penting adalah forstart (Mg SiO ) dalam Mg SiO ion SiO. Pasir silica mengandung komponen SiO 2, Al 2 O 3, MgO, dan TiO 2. Untuk memproduksi kaca, pasir silica yang digunakan harus lebih besar dari 98%. Pasir silika didapat dari hasil penambangan di daerah Belitung karena pasir tersebut memiliki kualitas yang paling baik. Ada 2 jenis pasir silica yang digunakan dalam proses pembuatan kaca, yaitu jenis spiral dan non-spiral, maksud dari jenis pasir silica spiral adalah pasir silica yang sudah diayak, sedangkan pasir silica dengn jenis nonspiral adalah pasir silica yang belum diayak. Kebutuhan akan pasir silica sangatlah tinggi, karena pasir silica adalah bahan utama dalam pembuatan kaca, oleh karena itu, pemesanan pasir silica dilakukan 1 bulan sebelum pemakaian. Sebelum pasir silica dipakai produksi, pasir silica yang tiba akan disimpan dalam gudang lot penyimpanan, 1 lot dapat menampung pasir silica hingga 1500 ton. System penyimpanan dalam lot disebut Universitas Mercu Buana 33

17 dengan system FIFO (First In First Out), maksudnya adalah pasir silica yang datang terlebih dahulu akan digunakan dalam produksi. Proses dengan system penyimpanan seperti ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air (moisture) dari pasir silica. Dari lot penyimpanan, pasir silika akan dimasukkan kedalam hopper menggunakan wheel loader (alat berat yang mempunyai semacam sekop diujungnya). Setelah itu dilakukan proses pengayakan dengan mesh 8 sehingga kotoran terpisah dari pasir silika. Setelah itu, pasir silica akan dtransportasikan menuju silo pasir silika menggunkan bucket elevator maupun belt conveyor. b. Dolomite Dolomite merupakan bahan baku yang digunakan sebagai sumber CaO dan MgO. Dolomite yang digunakan haruslah mengandung MgO sebesar 17%. Kandungan CaO (lime) dan MgO (magnesia) dalam dolomite akan memberikan ketahanan (durability) pada kaca terhadap zat-zat kimia. Selain itu, fungsi lain dari dolomite adalah mengurangi terjadinya pembentukan Kristal (defitrivication) karena ketika dolomite dilebur bersama pasir silica kemudian didinginkan, maka proses pengkristalan tidak akan terjadi. Konsumsi dolomite di PT. Asahimas Flat Glas, Tbk. mencapai ton/hari, pemesanan dolomite dilakukan 1 bulan sebelum pemakaian. Setelah dolomite sampai di., dolomite akan disimpan terlebih dahulu digudang penyimpanan, sama seperti pasir silica, diletakkan didalam lot penyimpanan. Dari lot penyimpanan, dolomite akan dimasukkan kedalam hopper menggunakan wheel loader. Setelah itu dilakukan proses pengayakan dengan mesh 8 sehingga kotoran terpisah dari bubuk dolomite. Setelah itu, dolomite akan dtransportasikan menuju silo dolomite menggunkan bucket elevator dan chain conveyor. c. Soda Ash Universitas Mercu Buana 34

18 Soda ash merupakan serbuk berwarna putih dan digunakan sebagai sumber Na 2 O dalam proses pembuatan kaca. Pemakaian soda ash dalam proses produksi mencapai ton/hari dan proses pemesanannya dilakukan 1 bulan sebelum pemakaian. Soda ash yang dibawa ke PT. Asahimas Flat Glas, Tbk., langsung diletakkan kedalam hopper, kemudian soda ash akan dtransportasikan dari hopper menuju silo soda ash dengan menggunakan screw conveyor, bucket elevator, dan chain conveyor. d. Cullet Cullet disebut juga dengan beling atau pecahan kaca yang nantinya selanjutnya akan dilebur bersama dengan semua campuran material. Cullet membutuhkan panas peleburan yang lebih rendah dibandingkan dengan campuran material lainnya. Karena cullet dapat melebur terlebih dahulu, maka hal ini dapat memancing peleburan antar campuran material lainnya sehingga proses pelebuan akan lebih cepat dan panas peleburan yang diperlukan menjadi berkurang. Cullet dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu cullet standar dan cullet transisi. Cullet standar berasal dari kaca yang telah jadi, sedangkan cullet transisi berasal dari kaca yang masih mengalami perubahan warna. Cullet yang digunakan oleh PT. Asahimas Flat Glass berasal dari dua sumber, yaitu unit produksi dan supplier lokal. Cullet yang berasal dari unit produksi biasanya diambil dari sisa cutting (potongan pinggiran kaca), kaca cacat yang dibuang, tapping molten glass, dan rejected cullet yang dapat dipakai kembali. Sementaera itu, cullet yang berasal dari luar disuplay oleh supplier Aji Beling. Jumlah cullet yang digunakan tergantung pada kapsitas produksi (pull) dan ratio B/C (Batch/Cullet). Sebelum cullet digunakan, harus dilakukan proses pencucian basah dan pencucian kering. Pada proses pencucian basah terdapat 2 line yang berbeda, dimana pada line pertama, cullet yang telah diletakkan di hopper dan diangkut dengan belt conveyor menuju roll crusher. Alat tersebut berfungsi untuk menghancurkan cullet sehingga ukurannya Universitas Mercu Buana 35

19 menjadi lebih kecil. Setelah iti cullet akan dibawa menuju mesin pencuci dengan belt conveyor. Mesin pencuci cullet memiliki bagian yang berputar didalamnya yang disebut dengan rotary. Didalam mesin pencuci, cullet dibilas menggunakan air sehingga seluruh kotoran terlepas dari cullet. Setelah proses pencucian selesai, cullet dibawa menggunakan belt conveyor menuju tempat penampungan. Namun, pada belt conveyor dipasang pula magnet separator yang berfungsi menarik logam sehingga terpisah dari cullet. Pada line kedua, alat roll crusher tidak digunakan. Cullet yang dicuci pada line ini akan dikecilkan ukurannya secara manual menggunakan palu. Pada line kedua ini juga dilakukan proses pemisahan kotoran dari cullet secara manual. Setelah ukurannya dikecilkan, lalu cullet yang telah dibawa ke mesin pencuci menggunakan belt conveyor menuju tempat penampungan. Belt conveyor yang digunakan pada line ini telah dilengkapi magnet separator dan metal detector sehingga bila terdapat logam pada cullet, maka cullet langsung dibuang. Selanjutnya setelah proses pencucian basah selesai, maka dilakukan proses pencucian kering. Proses pencucian kering hanya dilakukan untuk cullet yang berasal dari line cuci basah pertama. Ada tiga line pencucian kering. Pada proses pencucian kering hanya dilakukan pemisahan kotoran dari cullet, sehingga menggunakan magnet separator dan metal detector yang terdapat pada tiap lline. Cullet yang reject, akan ditampung dan dicuci kembali, sedangkan cullet yang tidak reject akan diletakkan ke service area. Seluruh rangkaian proses pencucian ini hanya dilakukan untuk cullet yang tidak berasal dari overflow proses produksi. Cullet yang berasal dari overflow produksi langsung diambil menggunakan wheel loader dan dibawa menuju service area dengan truk tanpa dicuci terlebih dahulu. 2. Bahan baku tambahan Bahan baku tambahan yang digunakan adalah feldspar, salt cake, dan calumite. Yang termasuk bahan baku tambahan adalah: Universitas Mercu Buana 36

20 a. Feldspar Feldspar merupkan bahan baku yang mengandung Al 2 O 3, R 2 O (Na 2 O dan K 2 O), serta Fe 2 O 3. Jumlah feldspar yang digunakan dalam proses pembuatan kaca berbeda-beda, tergantung dari jenis bahannya. Untuk feldspar yang berasal dari India, tingkat konsumsinya mencapai 1-2 ton/hari, untuk feldspar yang berasal dari Semarang hanya digunakan sebanyak 5-6 ton/hari, sedangkan feldspar yang berasal dari Tayu digunakan sebanyak 3 ton/hari. Perbedaan ketiga jenis feldspar tersebut terletak pada komposisinya. b. Salt Cake Salt cake merupakan butiran halus berwarna putih dengan komponen penyusun utamanya adalah Na 2 SO 4. Kegunaan utama salt cake dalam proses pembuatan kaca adalah sebagai fining agent, yaitu senyawa yang membantu untuk menghilangkan bubble yang terbentuk selama proses peleburan batch dan cullet. Apabila bubble tersebut tidak dihilangkan, maka dampak yang terjadi adalah cacat kaca yang disebut defect. Konsumsi salt cake di PT. Asahimas Flat Glas, Tbk. mencapai 4-5 ton/hari dan pemesanannya dilakukan 1 bulan sebelum pemakaian. Salt cake yang tiba di PT. Asahimas Flat Glas, Tbk., akan ditimbang terlebih dahulu kemudian diletakkan didalam gudang. Apabila ingin digunakan, maka salt cake akan dibawa ke unit batch house dengan menggunakan forklift, kemudian salt cake dimasukkan kedalam silo menggunakan hoist (alat yang digunakan untuk membawa material dari bawah ke atas dengan memanfaatkan energy listrik. c. Calumite Calumite adalah meterial berbentuk granular yang memiliki karakteristik glassy. Bahan ini tersusun atas silika, magnesium oksida, alumina, dan kalsium oksida. Calumite umumnya diperoleh dari penambangan dari sisa peleburan baja. Calumite yang digunakan sebagai Universitas Mercu Buana 37

21 bahan baku di PT. Asahimas Flat Glas, Tbk. harus memiliki kandungan CaO ±40%, SiO 2 ±35%, Al 2 O 3 ±13%, dan Na 2 O ±2,5%. utama dari calumite adalah menurunkan temperatur peleburan. Ketika campuran material dipanaskan, fase liquid mulai terbentuk pertama kali pada temperatur sekitar C. Namun, karena sifatnya yang glassy, calumite dapat melebur lebih cepat sehingga proses peleburan menjadi lebih cepat. Hal ini dapat membantu dlam menghemat energi dan menjaga umur (lifetime) dari furnace. Calumite yang digunakan oleh., diimpor dari Jepang, tepatnya dari Sojitz Corporation. Tingkat konsumsi calumite. dapat mencapai 9-10 ton/hari. Calumite yang tiba di., akan ditimbang terlebih dahulu dan disimpan didalam gudang. Bila calumite akan digunakan, maka bahan tersebut akan dipindahkan ke unit batch house menggunakan forklift. Kemudian, calumite akan diangkut ke dalam silo menggunakan hoist. 3. Bahan pewarna Ada beberapa bahan pewarna yang digunakan, tetapi untuk produksi kaca warna, ada pada di produksi F4, karena produksi F3 hanya memproduksi kaca bening (clear glass). Adapun bahan-bahan pewarna antara lain, blue dust, cobalt oxside, nickel oxside, sodium selenite, xylene, titanium selenite, cerium oxside, dan chrom oxside. Universitas Mercu Buana 38

22 3.9. Alat Proses Peralatan di dalam Gudang Raw Material 1. Silica sand transportation equipment a. Conveyor Tipe : Belt Conveyor : 7 ton/jam : membawa silica sand dari unit raw material menuju silo silica sand Gambar Belt Conveyor [7] 2. Dolomite receiving equipment a. Vibrating Screen Power : 3,7 kw x 2 motor : 3,5 ton/jam : menyaring dolomit dengan ukuran tertentu dan memisahkan partikel dolomit yang berukuran besar Universitas Mercu Buana 39

23 b. Conveyor Jenis : Belt conveyor, screw conveyor, chain conveyor : 7 ton/jam x 2 lines : memindahkan dolomit dari unit raw material menuju unit batch house (arah horizontal) c. Bucket elevator Jumlah screen : 7 ton/jam x 2 lines : memindahkan dolomit dari unit raw material menuju unit batch house (arah vertikal) : 3,5 ton/jam x 4 set : 4 set : untuk menyaring partikel dolomit sampai ukuran tertentu 3. Cullet receiving equipment a. Conveyor Jenis Tipe belt Lebar belt Tebal belt Tebal karet Kecepatan : Belt conveyor : poly vinyl nilon : 500 mm : 11 mm : 5,5 mm : 40 ton/jam : 45 m/menit Universitas Mercu Buana 40

24 : memindahkan cullet dari raw material menuju batch house b. Crusher Tipe : roll crusher : 30 ton/jam : menghancurkan cullet sehingga ukurannya lebih kecil 4. Feldspar transportation equipment a. Conveyor Jenis Panjang Kecepatan : apron conveyor : 4620 mm : 30 ton/jam : 20 m/menit : mamindahkan feldspar dari unit raw material menuju batch house (arah vertikal) 5. Soda ash transportation equipment Jenis : screw conveyor, chain conveyor, dan bucket elevator : 25 ton/jam : memindahkan soda ash dari unit raw material menuju batch house Universitas Mercu Buana 41

25 Peralatan didalam unit Batch House 1. Silo bahan baku Silo bahan baku berfungsi untuk menyimpan bahan baku sebelum dimasukkan kedalam timbangan (scale). 2. Scale Timbangan (scale) berfungsi untuk menimbang berat bahan baku yang akan digunakan. 3. Mixer Jumlah Power : 2 buah : 3,5 ton/batch : 45 kw x 2 motor : mencampurkan bahan baku untuk membentuk campuran batch 4. Dust collecting equipment Tipe : Bak filter : 500 m 3 /menit : mengumpulkan debu yang berterbangan akibat proses didalam batch house 5. Material discharge equipment Material discharge equipment berfungsi untuk mengeluarkan material dari alat, timbangan (scale). Universitas Mercu Buana 42

26 6. Transportasi untuk batch dan cullet a. Conveyor Jenis Panjang : belt conveyor : 58 m : 40 ton/jam : memindahkan campuran batch dan cullet secara horizontal b. Bucket elevator Panjang Jumlah mangkok Volume mangkok Kecepatan : 2,2 m : 113 buah : 9,5 l : 80 m/jam : memindahkan campuran batch dan cullet secara vertikal Peralatan didalam Furnace 1. Dimensi furnace Luas : 533,93 m 2 Panjang : 29,9 m (area melter) 3,52 m (area neck) 14,5 m (area refiner) Temperaatur : ± C Volume : 1450 m 3 Universitas Mercu Buana 43

27 2. Pan feeder Power maksimal Lebar pan : 2,2 x 2 buah : 596 ton/hari/feeder : 4,15 m : memasukkan campuran batch dan cullet kedalam furnace 3. Bubbler Pitch Jumlah : 900 mm : 11 buah Tekanan maksimal: 1 kg/cm 2 : menyemprotkan udara kebagian bottom melter 4. Receive oil pump Power : 7,5 kw, 380 V, 50 Hz : 500 l/menit Total head : 1,8 kg/cm 2 : memompa heavy oil apabila akan digunakan 5. Storage tank : 5300 l Diameter tangki : 9320 mm Tinggi tangki : 9150 mm : menyimpan heavy oil Universitas Mercu Buana 44

28 6. Boost up pump Power Diameter pipa Kecepatan : 30 kw, 235 V : 1,50 l/menit : 80 mm : 1750 rpm Total head : 39,6 kg/cm 2 : menaikkan tekanan air pendingin untuk bubbler 7. Service tank Jumlah : 2 buah Diameter tangki : 2,91 m Tinggi tangki : 4574 mm : menyimpan heavy oil sebelum dikirim menuju ke burner 8. Pressure reducing valve Inlet : kg/cm 2 Outlet : 3-5 kg/cm 2 : sebagai katup untuk memperkecil tekanan 9. Oil transfer pump Tipe : screw pump : pompa untuk mentransfer heavy oil Universitas Mercu Buana 45

29 10. Stirrer Tipe Power Kecepatan Jumlah Diameter blade Letak stirrer : water cooled vertical screw : 280 V, 50 Hz : 12,7 rpm : 6 buah : 500 mm : horizontal : mengaduk molten glass sehingga lebih homogen 11. Secondary air fan Power : 45 kw, 380 V : 1200 m 3 /menit : mengalirkan udara dari luar menuju regenerator 12. Bata tahan api Bata tahan api digunakan untuk menahan panas didalam agar tidak keluar Peralatan didalam Metal Bath 1. Spesifikasi dan Dimensi Jumlah bay : 16 bay a. Roof Panjang keseluruhan Lebar : 50,5 m : 7, 854 m Universitas Mercu Buana 46

30 Heater : 4400 kw : bagian atap dari metal bath b. Timah Power Kedalaman : 4400 kw : 83 mm (dibagian awal dan akhir) 57 mm (dibagian tengah) Panjang Lebar : 51,174 m : inchi : mengambangkan ribbon glass c. Bottom Panjang Lebar Hot end spray : 51,598 m : 7,242 m : 2362 mm : sebagai dasar dari metal bath 2. Alat-alat pendingin a. Bottom cooling equipment Volume udara yang diperlukan : 2970 m 3 /menit : menghembuskan udara pada bagian bottom metal bath b. Roots blower : 30 m 3 /menit x 0,4 kg/cm 2 Universitas Mercu Buana 47

31 : menghembuskan udara sebagai pendingin 3. Roll a. Assisted roll machine Jumlah : 12 pasang Diameter barrel : 254 mm Turn angle : (-15 0 )-(15 0 ) : membantu pembentukan lebar dan tebal kaca b. Lift out roll Turn angle : (-15 0 )-(15 0 ) Jumlah Diameter : 3 buah : 300 mm : membawa ribbon glass meninggalkan cairan timah pada peristiwa take off length Peralatan di Lehr 1. Ukuran Lehr Panjang total Lebar gross Lebar inner : 110,805 m : 156 inchi : 460 mm 2. Alat penggerak (Main drive equipment) Kecepatan maksimal Power : 1200 m/jam : 45 kw x 2 set Universitas Mercu Buana 48

32 : menggerakkan roll agar dapat berputar 3. Lehr roll a. Non asbestous covered roll Jumlah : 83 Diameter : 305 mm Panjang : 4500 mm b. Heat proof roll Jumlah : 25 Diameter : 305 mm Panjang : 4500 mm 4. Fan Kecepatan : 1850 m 3 /menit : pendingin kaca pada bagian closed lehr 5. Farced cooling fan Kecepatan :1850 m 3 /menit : pendinginan kaca pada bagian closed lehr Peralatan didalam unit Cutting 1. Take Off Guilotine Tipe : Hammer crusher Jumlah Letak : 2 unit : Setelah open Lehr dan sebelum washing Universitas Mercu Buana 49

33 Hammer Speed : rpm : menghancurkan kaca bola carat atau terjadi masalah dibagian lehr. 2. Washing machine Tipe Jumlah Brush Power : Brushing with hot water dan ribbon glas, cleaner. : 1 set : 2 pasang : 2.2 kw : Membersihkan kaca dan menghilangkan kotoran yang meletak pada kaca. 3. Chemical coating equipment Tipe Jumlah Sponge roller Kecepatan : Sponge roll with spray : 1 set : 2 pasang : m/jam : Membantu proses pelapisan kaca. 4. Main line conveyor driving system Panjang total Panjang roller Diameter roller Roller pitch : m : 2200, 4500 mm : 100, 140 mm : 360, 180, 240, 450, dan 600 mm : Memotong kaca secara otomatis Universitas Mercu Buana 50

34 5. Cross wise cutting machine Tipe Jumlah Kecepatan potong maksimal : Diagonal cutting : 3 set : 200 mm/detik : Memotong kaca secara horizontal 6. Length wise cutting machine Tipe Jumlah Cutter press Jumlah cutter : NF-type : 2 set : Udara tekan : 10 buah : Memotong bagian pinggir kaca 7. Edge snapping device tipe caster roll up or down Jumlah : 2 pasang : mematahkan potong kaca di bagian pinggir 8. Cross wise snapping device Snapping roller Brush roller Brush roller driving system : 1 set : 2 set : 1 set : mematahkan hasil potongan Universitas Mercu Buana 51

35 Peralatan Energi Listrik 1. Power receiving system : 20 k V, 50Hz, 3 phase 2. Transformer utama Tipe Jumlah : out door oil immersed self cooling type : 2 unit : 20 kv; 7500 KVA : mengirimkan energi listrik 3. Generator diesel Jumlah : 3 unit x 2640 kw dan 3 unit x 1250 kw : sebagai energi listrik cadangan 4. Direct current equipment Jumlah : 2 unit : DC 220 V ; 160 A/jam Peralatan Air 1. Water pond a. Storage pond : 900 ton air tertampung b. Cooling pond : 900 ton air tertampung c. Return pond : 240 ton air tertampung : menyimpan air Universitas Mercu Buana 52

36 2. Driking water pord : 274 m 3 3. Cooling tower Jumlah Kedalaman : 3 unit : 500 ton/jam : 3 m : mensuplay pendingin 4. Pompa a. Cooling pump b. Lift up pump c. Drinking water Pump d. Transfer Pump e. Fire extinguish water Pump f. Raw water Pump 5. Over head tank : 400 m 3 Ketinggian Holding time : 35 m di atas tanah : 24 menit Universitas Mercu Buana 53

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan selama 6 bulan di Laboratorium Fisika Material FMIPA Universitas Airlangga, Laboratorium Dasar Bersama

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Proses Produksi Secara definisi industri biasa diartikan sebagai suatu lokasi atau tempat dimana aktifitas produksi atau bisa dinyatakan sebagai kumpulan aktivitas

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktek PT.Astra Daihatsu Motor BAB III LANDASAN TEORI

Laporan Kerja Praktek PT.Astra Daihatsu Motor BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Proses Produksi Secara definisi industri biasa diartikan sebagai suatu lokasi atau tempat dimana aktifitas produksi atau bisa dinyatakan sebagai kumpulan aktivitas

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

Prarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 74 3.1. Size Reduction 1. Crusher 01 BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES Kode : SR-01 : Mengecilkan ukuran partikel 50 mm menjadi 6,25 mm : Cone Crusher Nordberg HP 500 : 2 alat (m) : 2,73 Tinggi (m)

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT BAB III SPESIFIKASI ALAT 1. Tangki Penyimpanan Spesifikasi Tangki Stirena Tangki Air Tangki Asam Klorida Kode T-01 T-02 T-03 Menyimpan Menyimpan air Menyimpan bahan baku stirena monomer proses untuk 15

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN DAN PERBAIKAN BERKALA PADA CROSS CUTTING

BAB IV PERAWATAN DAN PERBAIKAN BERKALA PADA CROSS CUTTING BAB IV PERAWATAN DAN PERBAIKAN BERKALA PADA CROSS CUTTING Gambar 4.1 Cross wise cutting machine 4.1. Orientasi Lapangan 4.1.1. Area Cutting Tahap cutting adalah tahap dimana lembaran kaca tersebut siap

Lebih terperinci

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah:

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: BAB VII LAMPIRAN Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: Ukuran buah jambu biji merah: - Diameter = + 10 cm - 1kg = 7-8 buah jambu biji merah (berdasarkan hasil pengukuran)

Lebih terperinci

TUGAS INDUSTRI SEMEN SPESIFIKASI PERALATAN PABRIK SEMEN

TUGAS INDUSTRI SEMEN SPESIFIKASI PERALATAN PABRIK SEMEN TUGAS INDUSTRI SEMEN SPESIFIKASI PERALATAN PABRIK SEMEN KESNI SAVITRI 0807121210 1. ALAT UTAMA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS RIAU 2010 2. BLENDING SILO ( Pencampuran dan Homogenisasi)

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PEMBAHASAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PEMBAHASAN DAN PENGOLAHAN DATA Proses pembuatan kaca di. terbagi menjadi dua proses, yaitu Hot Process dan Cold Process. 4.1. Hot Process Hot Process merupakan awal dari proses pembuatan kaca, dari

Lebih terperinci

BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA

BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA 2.1. Peningkatan Kualitas Batubara Berdasarkan peringkatnya, batubara dapat diklasifikasikan menjadi batubara peringkat rendah (low rank coal) dan batubara

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES digilib.uns.ac.id BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES 3.1. Spesifikasi Alat Utama 3.1.1 Mixer (NH 4 ) 2 SO 4 Kode : (M-01) : Tempat mencampurkan Ammonium Sulfate dengan air : Silinder vertical dengan head

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industi ITS - Surabaya LOGO

SIDANG TUGAS AKHIR Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industi ITS - Surabaya LOGO SIDANG TUGAS AKHIR Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industi ITS - Surabaya LOGO Pabrik Semen menggunakan Bahan Aditif Fly Ash dengan Proses Kering Oleh : Palupi Nisa 230 030 04 Hikmatul

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 27 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 ALUR PROSES ZINC CAN Zinc Ingot Zinc Furnace Proses Peleburan Zinc Proses Casting Proses Rolling Proses Drawing Proses Cutting Proses Coil Aging Zinc Slug Proses

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Proses pembuatan natrium nitrat dengan menggunakan bahan baku natrium klorida dan asam nitrat telah peroleh dari dengan cara studi pustaka dan melalui pertimbangan

Lebih terperinci

BAB. V SPESIFIKASI PERALATAN

BAB. V SPESIFIKASI PERALATAN BAB. V SPESIFIKASI PERALATAN A. Peralatan Proses Peralatan proses pabrik Dekstrosa dengan kapasitas 60.000 ton/tahun terdiri dari: 1. Tangki Penyimpanan Manihot U. (ST-101) Tabel. 5.1 Spesifikasi Tangki

Lebih terperinci

Lampiran -1 : Spesifikasi Mesin dan Peralatan. 10 Pisau duduk. Gear Box no : 5 Zn 280. Ratio : 1 : 20. : Spc 400x4 & Spc 400x4

Lampiran -1 : Spesifikasi Mesin dan Peralatan. 10 Pisau duduk. Gear Box no : 5 Zn 280. Ratio : 1 : 20. : Spc 400x4 & Spc 400x4 Lampiran -1 : Spesifikasi Mesin dan Peralatan 1. Breaker Tahun Operasi : 1994 Produksi Spesifikasi : Lokal : 11 pisau putar 10 Pisau duduk Elektro Motor Putaran mesin : 140 Amp : 100 HP : 1460 RPM Cos

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh gambaran perusahaan industri PT. Asahimas Flat Glass Tbk., Berdasarkan pengumpulan data yang

Lebih terperinci

Bab III CUT Pilot Plant

Bab III CUT Pilot Plant Bab III CUT Pilot Plant 3.1 Sistem CUT Pilot Plant Skema proses CUT Pilot Plant secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 3.1. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa sistem CUT dibagi menjadi beberapa

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab 1. Branch Manager Bertanggung jawab kepada PT. Rolimex Kimia Nusa Mas cabang Medan. a. Menangani, memimpin dan menentukan kebijakan operasional sehari-hari di

Lebih terperinci

BAB V KERAMIK (CERAMIC)

BAB V KERAMIK (CERAMIC) BAB V KERAMIK (CERAMIC) Keramik adalah material non organik dan non logam. Mereka adalah campuran antara elemen logam dan non logam yang tersusun oleh ikatan ikatan ion. Istilah keramik berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA 3.1 UMUM Pada suatu industri, untuk menghasilkan suatu produk dibutuhkan peralatan yang memadai. Dalam pemakaian peralatan

Lebih terperinci

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957).

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957). II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Jenis-Jenis Proses Aluminium sulfat atau yang lebih dikenal dengan tawas merupakan salah satu bahan kimia yang sangat diperlukan baik dalam industri pengolahan air. Alum

Lebih terperinci

KULIAH III KEMASAN GELAS. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pada pertemuan ini adalah : - mampu menjelaskan aplikasi kemasan gelas pada bahan pangan.

KULIAH III KEMASAN GELAS. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pada pertemuan ini adalah : - mampu menjelaskan aplikasi kemasan gelas pada bahan pangan. KULIAH III KEMASAN GELAS Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pada pertemuan ini adalah : - mampu menjelaskan aplikasi kemasan gelas pada bahan pangan. SEJARAH PERKEMBANGAN Asal : pelaut Venezia membuat tungku

Lebih terperinci

Pabrik Silika dari Fly Ash Batu Bara dengan Proses Presipitasi

Pabrik Silika dari Fly Ash Batu Bara dengan Proses Presipitasi Pabrik Silika dari Fly Ash Batu Bara dengan Proses Presipitasi Disusun oleh : Dina Febriarista 2310 030 015 Fixalis Oktafia 2310 030 085 Dosen Pembimbing : Ir. Imam Syafril, MT 19570819 198601 1 001 Pemanfaatan

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Polipropilen Proses El Paso Fase Liquid Bulk Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES. Kode T-01 A/B T-05

Prarancangan Pabrik Polipropilen Proses El Paso Fase Liquid Bulk Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES. Kode T-01 A/B T-05 51 BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 3.1 Tangki Penyimpanan Tabel 3.1 Spesifikasi Tangki T-01 A/B T-05 Menyimpan bahan Menyimpan propilen baku propilen selama purging selama 6 hari tiga hari Spherical

Lebih terperinci

BAB VI KACA (GLASS) BAB VI KACA (GLASS)

BAB VI KACA (GLASS) BAB VI KACA (GLASS) BAB VI KACA (GLASS) Kaca (glass) termasuk salah satu anggota keramik. Aplikasi kaca yang sudah dikenal luas adalah wadah (botol, gelas), lensa, kaca serat(fiberglass). Kaca adalah material silikat nonkristalin

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1: Mesin dan Peralatan

Lampiran 1: Mesin dan Peralatan Lampiran 1: Mesin dan Peralatan 1. Mesin Mesin yang dipakai pada proses produksi kernel palm oil umumnya menggunakan mesin semi otomatis. Tenaga manusia digunakan untuk mengawasi jalannya proses produksi.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Mesin dan Peralatan. - Mesin. - Bagian Water Treatment. a. Sand Filter. Diameter Tangki : 81 cm

Lampiran 1. Mesin dan Peralatan. - Mesin. - Bagian Water Treatment. a. Sand Filter. Diameter Tangki : 81 cm Lampiran 1 Mesin dan Peralatan - Mesin - Bagian Water Treatment a. Sand Filter Tinggi Tangki : 180 cm Diameter Tangki : 81 cm Isi Media : Pasir kuarsa : Untuk menyaring material berat dari air sumur :

Lebih terperinci

Seed Processing Indonesia

Seed Processing Indonesia Mesin Ayak / Air screen Cleaner (Seed Grading) SG/SPI-01 185 cm 110 cm Mesin ayak ini berbahan konstruksi besi, memiliki presisi tinggi dan membersihkan dengan sempurna untuk keperluan laboratorium. Mesin

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Reaksi pembentukan C8H4O3 (phthalic anhydride) adalah reaksi heterogen fase gas dengan katalis padat, dimana terjadi reaksi oksidasi C8H10 (o-xylene) oleh

Lebih terperinci

Sandblasting Macam-Macam Abrasif Material untuk Sandblasting

Sandblasting Macam-Macam Abrasif Material untuk Sandblasting Sandblasting Sandblasting adalah suatu proses pembersihan dengan cara menembakan partikel (pasir) kesuatu permukaan material sehingga menimbulkan gesekan atau tumbukan. Permukaan material tersebut akan

Lebih terperinci

BAB III ELECTROSTATIC PRECIPITATOR

BAB III ELECTROSTATIC PRECIPITATOR BAB III ELECTROSTATIC PRECIPITATOR 3.1 Gambaran Umum Elektrostatik merupakan salah satu cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang medan listrik statik. Elektrostatik diaplikasikan dalam dunia industri,

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampai saat ini situasi perekonomian di Indonesia belum mengalami kemajuan

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES. : untuk menyerap NH3 dan CO2 oleh. : Menara bahan isian (packed tower) : Low alloy steel SA 204 grade C

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES. : untuk menyerap NH3 dan CO2 oleh. : Menara bahan isian (packed tower) : Low alloy steel SA 204 grade C BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 3.1. Absorber Kode : AB : untuk menyerap NH3 dan CO2 oleh H2O Material Kondisi Operasi : Menara bahan isian (packed tower) : Low alloy steel SA 204 grade C : T = 40

Lebih terperinci

BAB III Produksi Asphalt Mixing Plant (AMP) Jenis Takaran

BAB III Produksi Asphalt Mixing Plant (AMP) Jenis Takaran BAB III Produksi Asphalt Mixing Plant (AMP) Jenis Takaran 3.1. Pengertian Asphalt Mixing Plant ( AMP ) Asphalt Mixing Plant (AMP) atau unit produksi campuran beraspal adalah seperangkat perlalatan mekanik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Motor Diesel, 1 silinder

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Motor Diesel, 1 silinder III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian 1. Motor diesel 4 langkah satu silinder Dalam Pengambilan data ini menggunakan motor diesel empat langkah satu silinder dengan spesifikasi sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ini adalah paving block dengan tiga variasi bentuk yaitu berbentuk tiga

III. METODE PENELITIAN. ini adalah paving block dengan tiga variasi bentuk yaitu berbentuk tiga 20 III. METODE PENELITIAN A. Umum Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Struktur Bahan dan Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Obyek dalam penelitian ini adalah paving block dengan

Lebih terperinci

PROSES UBC. Gambar 1. Bagan Air Proses UBC

PROSES UBC. Gambar 1. Bagan Air Proses UBC Penulis: Datin Fatia Umar dan Bukin Daulay Batubara merupakan energi yang cukup andal untuk menambah pasokan bahan bakar minyak mengingat cadangannya yang cukup besar. Dalam perkembangannya, batubara diharapkan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PRODUKSI

BAB III PROSES PRODUKSI BAB III PROSES PRODUKSI 3.1 Proses Produksi 3.1.1 Urutan Proses Produksi dari Awal Sampai Jadi a. Persiapan Bahan Baku Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi lantai keramik adalah feldspar dan pasir

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pendahuluan Indonesia sebagai negara berkembang dimana pembangunan di setiap wilayah di indonesia yang semakin berkembang yang semakin berkekembang pesat-nya bangunanbangunan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT. Kode T-01 T-02 T-03

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT. Kode T-01 T-02 T-03 BAB III SPESIFIKASI ALAT 1. Tangki Penyimpanan Spesifikasi Tangki Metanol Tangki Asam Tangki Metil Sulfat Salisilat Kode T-01 T-02 T-03 Menyimpan Menyimpan asam Menyimpan metil metanol untuk 15 sulfat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sabas Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di pengolahan pakan ternak unggas dan perikanan. Perusahaan ini didirikan pada bulan April

Lebih terperinci

PABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN PROSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE Disusun oleh :

PABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN PROSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE Disusun oleh : SIDANG TUGAS AKHIR 2013 PABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN PROSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE Disusun oleh : Evi Dwi Ertanti 2310 030 011 Fitria

Lebih terperinci

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI, 2009 POTENSI ENERGI PANAS BUMI Indonesia dilewati 20% panjang dari sabuk api "ring of fire 50.000 MW potensi panas bumi dunia, 27.000 MW

Lebih terperinci

BAB V SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB V SPESIFIKASI ALAT PROSES BAB V SPESIFIKASI ALAT PROSES A. Peralatan Proses 1. Reaktor ( R-201 ) : Mereaksikan 8964,13 kg/jam Asam adipat dengan 10446,49 kg/jam Amoniak menjadi 6303,2584 kg/jam Adiponitril. : Reaktor fixed bed

Lebih terperinci

1. Bagian Utama Boiler

1. Bagian Utama Boiler 1. Bagian Utama Boiler Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya: 1. Furnace Komponen ini merupakan tempat pembakaran

Lebih terperinci

aluminium dari kebanyakan bahan itu masih belum ekonomis.

aluminium dari kebanyakan bahan itu masih belum ekonomis. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Alumunium adalah logam yang terbanyak didunia. Logam ini merupakan bagian dari pada kerak bumi. Namun proses untuk mendapatkan aluminium dari kebanyakan bahan itu

Lebih terperinci

TIN107 - Material Teknik #11 - Keramik #1 KERAMIK #1. TIN107 Material Teknik

TIN107 - Material Teknik #11 - Keramik #1 KERAMIK #1. TIN107 Material Teknik TIN107 - Material Teknik #11 - Keramik #1 1 KERAMIK #1 TIN107 Material Teknik Definisi Keramik 2 Sebuah klasifikasi dari material yang berbahan dasar tanah liat (clays), pasir (sands) dan feldspar. Tanah

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN NOTULENSI Pengelompokan Kegiatan Value Added dan Non Value Added No Kegiatan 1. Tebu dibawa ke pabrik menggunakan truk 2. Truk menunggu untuk ditimbang 3. Truk yang berisikan tebu ditimbang 4.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi

Lebih terperinci

Sinar Jaya Abadi. Atap Fiber Transparan. 1 of 5. Keunggulan Produk : Kedap Suara Ramah Lingkungan Anti Korosi Anti Penuaan Anti Tekanan

Sinar Jaya Abadi. Atap Fiber Transparan. 1 of 5. Keunggulan Produk : Kedap Suara Ramah Lingkungan Anti Korosi Anti Penuaan Anti Tekanan Sinar Jaya Abadi Atap Fiber Transparan Keunggulan Produk : Kedap Suara Ramah Lingkungan Anti Korosi Anti Penuaan Anti Tekanan Komposisi Utama : 1. Film Tipis 2. Getah Tidak Jenuh 3. Serat Kaca FRP singkatan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PRODUKSI

BAB III PROSES PRODUKSI BAB III PROSES PRODUKSI 3.1 PROSES PRODUKSI 3.1.1 Urutan Proses Produksi dari Awal Sampai Jadi a. Persiapan Bahan Baku Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi lantai keramik adalah jeldspar dan pasir

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan, BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG 4.1. Tinjauan Bahan dan Material Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena dari berbagai macam bahan dan

Lebih terperinci

BAB III METOLOGI PENELITIAN

BAB III METOLOGI PENELITIAN BAB III METOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Metode yang digunakan adalah untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara tepat. Skripsi ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama yaitu isolator. Struktur amorf pada gelas juga disebut dengan istilah keteraturan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama yaitu isolator. Struktur amorf pada gelas juga disebut dengan istilah keteraturan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Material Amorf Salah satu jenis material ini adalah gelas atau kaca. Berbeda dengan jenis atau ragam material seperti keramik, yang juga dikelompokan dalam satu definisi

Lebih terperinci

PENENTUAN LAJU PENGERINGAN GABAH PADA ROTARY DRYER

PENENTUAN LAJU PENGERINGAN GABAH PADA ROTARY DRYER TUGAS AKHIR PENENTUAN LAJU PENGERINGAN GABAH PADA ROTARY DRYER (Determining the Rate of Drying Grain on the Rotary Dryer) Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian terhadap aliran campuran air crude oil yang mengalir pada pipa pengecilan mendadak ini dilakukan di Laboratorium Thermofluid Jurusan Teknik Mesin. 3.1 Diagram Alir

Lebih terperinci

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan BAB I I TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton adalah suatu komposit dari beberapa bahan batu-batuan yang direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan kasar) dan ditambah dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemurnian nira yang ternyata masih mengandung zat zat bukan gula dari proses

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemurnian nira yang ternyata masih mengandung zat zat bukan gula dari proses BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pemurnian Nira Setelah diperoleh larutan nira dari hasil proses pengilingan. Dilakukan proses pemurnian nira yang ternyata masih mengandung zat zat bukan gula dari

Lebih terperinci

Lampiran 1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Lampiran 1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Lampiran 1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab 1. Manager Bunut Rubber Factory Manager Factory merupakan pimpinan tertinggi di pabrik yang mengelola kebijakan di pabrik, penanggung jawab utama atas jalannya

Lebih terperinci

SiO2. Pabrik Silika dari Abu Ampas Tebu Dengan Proses Presipitasi. Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA

SiO2. Pabrik Silika dari Abu Ampas Tebu Dengan Proses Presipitasi. Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA Pabrik Silika dari Abu Ampas Tebu Dengan Proses Presipitasi SiO2 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA 1. Akhadiyah Nur F. 2311 030 045 2. Elly Yonara 2311 030 067 Latar Belakang Kandungan Silika

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan

Lebih terperinci

TECHNOLOGY NEED ASSESMENT

TECHNOLOGY NEED ASSESMENT 1. PENINGKATAN FAKTOR DAYA MENGGUNAKAN KAPASITOR BANK Peningkatan faktor daya menggunakan kapasitor bank akan menurunkan pemakaian daya listrik sehingga efisiensi pemakaian energi dalam proses peleburan

Lebih terperinci

PERALATAN INDUSTRI KIMIA

PERALATAN INDUSTRI KIMIA PERALATAN INDUSTRI KIMIA (SIZE REDUCTION, STORAGE, REACTOR ) Penyusun: Lely Riawati, ST., MT. Agustina Eunike, ST., MT., MBA. PERALATAN INDUSTRI KIMIA YANG DIBAHAS : I Material Handling II III Size Reduction

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindahan bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang dugunakan untuk memindahkan muatan dilokasi pabrik, lokasi konstruksi, lokasi industri,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN

PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 MOTOR DIESEL Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan

Lebih terperinci

BAB II ISI. 2.1 Komponen Penting PLTU Penanganan Batubara

BAB II ISI. 2.1 Komponen Penting PLTU Penanganan Batubara BAB I PENDAHULUAN Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), merupakan salah satu andalan pembangkit tenaga listrik yang menjadi jantung untuk kegiatan industry. Salah satu bahan bakar PLTU adalah batubara.

Lebih terperinci

Nama Kelompok. 1. Himawan Sigit Satriaji 2. Ahlan Haryo Pambudi. dosen PEMBIMBING Ir. Budi Setiawan, MT

Nama Kelompok. 1. Himawan Sigit Satriaji 2. Ahlan Haryo Pambudi. dosen PEMBIMBING Ir. Budi Setiawan, MT Nama Kelompok 1. Himawan Sigit Satriaji 2. Ahlan Haryo Pambudi dosen PEMBIMBING Ir. Budi Setiawan, MT Masyarakat Kebutuhan Pasar bisnis properti Bencana Alam Lumpur Lapindo Bahan baku yang belum termanfaatkan

Lebih terperinci

TRANSPORTASI PADATAN

TRANSPORTASI PADATAN Materi transportasi padatan meliputi : 1. Alat pengangkut, 2. alat pengumpan, 3. alat penyimpan. PBP S1 Sperisa Distantina TRANSPORTASI PADATAN Pustaka : Brown, 1954, Unit Operations. Perry, 1997, Chemical

Lebih terperinci

ANALISIS NON PRODUCT OUTPUT DALAM RANGKA PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI BERBAGAI INDUSTRI

ANALISIS NON PRODUCT OUTPUT DALAM RANGKA PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI BERBAGAI INDUSTRI ANALISIS NON PRODUCT OUTPUT DALAM RANGKA PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI BERBAGAI INDUSTRI Lieke Riadi PUSAT STUDI LINGKUNGAN, JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA Jl. RAYA KALIRUNGKUT,

Lebih terperinci

MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA

MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA Leonardo Krisnanto Wijono 1, Gerry Febrian Ongko 2, Prasetio Sudjarwo 3, Januar Buntoro 4 ABSTRAK : Perkembangan bangunan industri membutuhkan permukaan lantai

Lebih terperinci

BAB III PERAWATAN MESIN PELLET BIJI PLASTIK

BAB III PERAWATAN MESIN PELLET BIJI PLASTIK BAB III PERAWATAN MESIN PELLET BIJI PLASTIK 3.1. Proses produksi mesin pellet biji plastic Proses kerja mesin pellet biji plastik ini adalah dengan cara menggiling plastik recycle yang masih berupa botolan

Lebih terperinci

PENGERING PELLET IKAN DALAM PENGUATAN PANGAN NASIONAL

PENGERING PELLET IKAN DALAM PENGUATAN PANGAN NASIONAL KEGIATAN IPTEK bagi MASYARAKAT TAHUN 2017 PENGERING PELLET IKAN DALAM PENGUATAN PANGAN NASIONAL Mohammad Nurhilal, S.T., M.T., M.Pd Usaha dalam mensukseskan ketahanan pangan nasional harus dibangun dari

Lebih terperinci

Annisa Fillaeli KIMIA INDUSTRI SEBUAH PENDAHULUAN

Annisa Fillaeli KIMIA INDUSTRI SEBUAH PENDAHULUAN Annisa Fillaeli KIMIA INDUSTRI SEBUAH PENDAHULUAN Definisi Istilah Kimia: (kimiya) = perubahan benda/zat, khemeia) adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Motor diesel 4 langkah satu silinder. digunakan adalah sebagai berikut: : Motor Diesel, 1 silinder

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Motor diesel 4 langkah satu silinder. digunakan adalah sebagai berikut: : Motor Diesel, 1 silinder III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat penelitian a. Motor diesel 4 langkah satu silinder Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah motor disel 4-langkah

Lebih terperinci

REGISTER TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN TERVERIFIKASI

REGISTER TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN TERVERIFIKASI Nomor register : 044/TRL/Reg-1/KLHK Instalasi Pengolahan Air Limbah Merk REDOX Advanced Oxydation Process () System FUNGSI ALAT REDOX adalah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang menggunakan metode

Lebih terperinci

Penggunaan Tetra N Butyl Titanate Dalam Proses Produksi Kaca Terhadap Pemakaian Energi dan Kualitas Kaca Yang Dihasilkan

Penggunaan Tetra N Butyl Titanate Dalam Proses Produksi Kaca Terhadap Pemakaian Energi dan Kualitas Kaca Yang Dihasilkan Penggunaan Tetra N Butyl Titanate Dalam Proses Produksi Kaca Terhadap Pemakaian Energi dan Kualitas Kaca Yang Dihasilkan Ricky Suranta Adrian Pinem Program Studi Teknik Mesin,Fakultas Teknik,Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatakan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES (pra Rancangan Pabrik,kgrtas kgrajinan dari enceng gondok. BAB III PERANCANGAN PROSES Perancangan pabrik home industri ini menghasilkan produk kertas kerajinan yang siap dibuat untuk kerajinan yang unik.

Lebih terperinci

INTRODUCTION. oksigen dalam bijih besi. Secara tradisional dinamakan blomery, dimana pada

INTRODUCTION. oksigen dalam bijih besi. Secara tradisional dinamakan blomery, dimana pada INTRODUCTION Prinsip dasar pemurnian besi adalah menghilangkan kandungan oksigen dalam bijih besi. Secara tradisional dinamakan blomery, dimana pada proses ini bijih besi dibakar dengan charcoal yang banyak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sari Tani Jaya Sumatera merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan ubi kayu untuk menghasilkan produk tepung tapioka yang

Lebih terperinci

BAB 7 KERAMIK Part 2

BAB 7 KERAMIK Part 2 BAB 7 KERAMIK Part 2 PENGERTIAN KERAMIK Keramik adalah bahan yang terbentuk dari hasil senyawa (compound) antara satu atau lebih unsur-unsur logam (termasuk Si dan Ge) dengan satu atau lebih unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 MESIN SILENT CUTTER TYPE SCR-250S Mesin cutter ini menggunakan motor listrik sebagai penggerak utama dan V-belt untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran II : Mesin-mesin dan Peralatan yang digunakan PTPN III PKS Rambutan A. Mesin Produksi Adapun jenis dari mesin- mesin produksi yang digunakan oleh PTPN III PKS Rambutan dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perlakuan Awal dan Karakteristik Abu Batubara Abu batubara yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu abu batubara hasil pembakaran di boiler tungku

Lebih terperinci

Gambar 6. Rontokan seasoning pada belt conveyor (A) dan pada mesin weighing (B)

Gambar 6. Rontokan seasoning pada belt conveyor (A) dan pada mesin weighing (B) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIMULASI SKALA LABORATORIUM Proses pengaplikasian seasoning pada produk tortilla chip yang diproduksi PT Garudafood adalah metode satu tahap yaitu menggunakan dry seasoning

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PERLAKUAN MEKANIK GRINDING & SIZING

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PERLAKUAN MEKANIK GRINDING & SIZING LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PERLAKUAN MEKANIK GRINDING & SIZING Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Laporan Praktikum Proses Pemisahan & Pemurnian Dosen Pembimbing : Ir. Ahmad Rifandi, MSc 2 A TKPB Kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Prarancangan Pabrik Magnesium Oksid dari Bittern dan Batu Kapur dengan Kapasitas 40.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Prarancangan Pabrik Magnesium Oksid dari Bittern dan Batu Kapur dengan Kapasitas 40. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang, memiliki banyak industri pembuatan garam dari penguapan air laut. Setiap tahun Indonesia memproduksi

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi 5 BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan satu diantara peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi konstruksi, tempat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. lokasi konstruksi, lokasi industri, tempat penyimpanan, bongkaran muatan dan

TINJAUAN PUSTAKA. lokasi konstruksi, lokasi industri, tempat penyimpanan, bongkaran muatan dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan dari lokasi satu ke lokasi yang lainnya, misalnya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Lumpur Sidoarjo

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Lumpur Sidoarjo BAB IV PEMBAHASAN Pada bagian ini penulis akan membahas hasil percobaan serta beberapa parameter yang mempengaruhi hasil percobaan. Parameter-parameter yang berpengaruh pada penelitian ini antara lain

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Instalasi Pengujian Pengujian dengan memanfaatkan penurunan temperatur sisa gas buang pada knalpot di motor bakar dengan pendinginan luar menggunakan beberapa alat dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perencanaan Alat Alat pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak sebagai pengganti minyak bumi. Pada dasarnya sebelum melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magnesium klorida Salah satu kegunaan yang paling penting dari MgCl 2, selain dalam pembuatan logam magnesium, adalah pembuatan semen magnesium oksiklorida, dimana dibuat melalui

Lebih terperinci