TINJAUAN SISTEM PENOMORAN DI TPP RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG TAHUN 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN SISTEM PENOMORAN DI TPP RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG TAHUN 2015"

Transkripsi

1 TINJAUAN SISTEM PENOMORAN DI TPP RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma (Amd, PK) dari Program Studi DIII RMIK Oleh : OKI AGUNG WIBAWA D PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2015 i

2 HALAMAN HAK CIPTA 2015 Hak Cipta Karya Tulis Ilmiah ada pada Peneliti ii

3 HALAMAN PERSETUJUAN TINJAUAN SISTEM PENOMORAN DI TPP RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG TAHUN 2015 Disusun oleh : OKI AGUNG WIBAWA D Disetujui untuk dipertahankan dalam ujian karya tulis ilmiah Tanggal : 31 Juli 2015 iii

4 HALAMAN PENGESAHAN TINJAUAN SISTEM PENOMORAN DI TPP RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH TAHUN 2015 Disusun oleh : OKI AGUNG WIBAWA NIM. D Karya tulis ilmiah ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang Semarang, 6 Agustus 2015 iv

5 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya tulis ini secara khusus kupersembahkan kepada : Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga bisa menyelesaikan KTI ini. Untuk kedua orangtua Bapak dan Ibu yang selalu memberikan doa dan dukungan, buat adik ku tercinta dan semua keluargaku tersayang terima kasih atas perhatian dan dukungannya. Tak lupa aku berterima kasih banyak buat bu Retno Astuti yang sudah membimbing dalam penyusunan KTI. Untuk seseorang yang special Clara Rahayuningtyas terima kasih atas doa, motivasi, semangat serta perhatiannya. Untuk semua teman - temanku seperjuangan khususnya angkatan 2012, kenangan bersama yang telah kita ukir saat-saat kuliah tak akan pernah lupa, sukses buat kita semua KAWAN Amin Love You All. v

6 RIWAYAT HIDUP Nama : Oki Agung Wibawa Tempat & Tanggal Lahir : Salatiga, 31 Januari 1994 Jenis Kelamin Agama Alamat : Laki-laki : Islam : Jalan Kenanga no. 572 Salatiga Riwayat Pendidikan : 1. TK Aisyiyah Salatiga SDN 05 Salatiga tahun SMP Muhammadiyah Salatiga tahun SMAN 02 Salatiga tahun Progam Studi D-III RMIK Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang tahun 2012 sekarang vi

7 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul Tinjauan Sistem Penomoran di TPP RS Bhakti Wira Tamtama Semarang Tahun 2015 ini dengan baik. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom. selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 2. DR. dr. Sri Andarini Indreswari, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 3. Arif Kurniadi, M.Kom. selaku Ka Progdi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 4. Retno Astuti Setijaningsih, SS, MM selaku pembimbing akademik. 5. Serma Suseno, Amd. PK. selaku Ka Rekam Medis di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang. 6. Deka Sela P, Amd. PK. selaku pembimbing lahan penelitian RS Bhakti Wira Tamtama Semarang. 7. Seluruh staf karyawan dan karyawati bagian Rekam Medis di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang, yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini. 8. Seluruh teman-teman RMIK 2012 yang telah memberikan dukungan untuk berjuang bersama dalam perkuliahan dan proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. vii

8 Semoga bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan menjadi masukan untuk peningkatan pelayanan di rumah sakit agar lebih baik. Semarang, 30 Juli 2015 Penulis viii

9 Program Studi D-III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 2015 ABSTRAK TINJAUAN SISTEM PENOMORAN di TPP RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG TAHUN 2015 OKI AGUNG WIBAWA Masalah duplikasi nomor rekam medis di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang pada saat penelitian menemukan kejadian 10 duplikasi nomor rekam medis yang akan berakibat terhadap pasien dan penuhnya rak filing karena berkas rekam medis menjadi banyak. Dapat dicegahnya duplikasi nomor rekam medis akan menghasilkan informasi medis pasien dapat berkesinambungan. Tujuan umum dari penelitian ini adalah mendeskripsikan gambaran umum tentang sistem penomoran di TPP RS Bhakti Wira Tamtama Semarang tahun Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, pengambilan data secara observasi dan wawancara dengan menggunakan metode cross sectional. Populasi studi yang diamati adalah pelaksanaan sistem penomoran di TPP RS Bhakti Wira Tamtama Semarang dan subjeknya adalah petugas TPP dan kepala URM RS Bhakti Wira Tamtama Semarang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi dan wawancara. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Pengolahan data dilakukan dengan editing dan tabulating. Selanjutnya, dianalisa dan diambil kesimpulan secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat bahwa fungsi petugas pendaftaran di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang adalah mendaftar pasien, membuatkan KIB, memberikan nomor rekam medis untuk pasien baru, mencari DRM dan mengkoding. Sistem penomoran yang digunakan adalah Unit Numbering System. Sarana penomoran yang ada meliputi KIB yang diberikan pasien, KIUP untuk mencatat dan mencari nomor rekam medis dan register untuk pencatatan data pasien setelah mendaftar. Sudah ada kebijakan dan protap tentang pemberian nomor secara Unit Numbering System di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang. Di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang sebaiknya petugas meneliti kembali data pasien di KIUP untuk memastikan pasien baru atau lama. Seharusnya kebijakan dan protap dipisahkan tidak dijadikan satu. Kata Kunci : Sistem penomoran, fungsi petugas, sarana penomoran, kebijakan, protap Kepustakaan : 15 ( ) ix

10 A Course Of Study D-III Medical Record and Health Information Health Faculty of Dian Nuswantoro University Semarang 2015 ABSTRACT REVIEW NUMBERING SYSTEM OF HOSPITAL ADMISSION REGISTRATION UNIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG ON 2015 OKI AGUNG WIBAWA Problem duplication number medical record in the Bhakti Wira Tamtama Hospital Semarang at the time of the study found an incidence of 10 duplicate medical record number that would result in the patient and the full shelf filing for medical record file into many. The aim of this is to prevent any duplication of medical record. Can be averted duplicate medical record number to produce information medical patient can be a self-sustaining.the general aim of this research is described the general description of numbering system of hospital admission registration unit Bhakti Wira Tamtama Semarang on This type of research is descriptive, observational data retrieval and interview with cross sectional method. The observed study population is implementation of numbering system in the hospital admission registration unit Bhakti Wira Tamtama Semarang and its subject is a admission registration unit and the head of the Hostipal Medical Record Unit Bhakti Wira Tamtama Semarang. Research instrument used is manual observation and interview. Data sources used are primary and secondary data. The data processing is done by editing and tabulating. Further analyzed and conclusion drawn dercriptively. Based on research results obtained that the function of the registration in the Bhakti Wira Tamtama Hospital Semarang is register patients, Patiens card made, give medical record number to new patients, looking for medical record document and encode. A numbering system that is used is a unit of numbering system. A means of numeration that there is covering Patient Card given to patiens, Master Patien Index to record and seek medical record number of patiens and register for recording patients data after registering. Existing policies and standard operating procedure regarding the provision of medical record number in units numbering system in Bhakti Wira Tamtama Hospital. In the Bhakti Wira Tamtama Hospital Semarang officer should re-examine the patient data in the master patient index to ensure that new or old patients. Should have policies and standard operating procedures are not separated into one. Keyword s : Numbering system, attendant functions, means numbering, policy, standard operating procedure. Bibliography :15 ( ) x

11 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Hak Cipta... ii Halaman Persetujuan... iii Halaman Pengesahan... iv Halaman Persembahan... v Halaman Riwayat Hidup... vi Kata Pengantar... vii Abstrak... ix Daftar Isi... xi Daftar Singkatan... xiv Daftar Lampiran... xv Daftar Tabel... xvi Daftar Gambar... xvii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 xi

12 B. Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 5 E. Lingkup Penelitian... 6 F. Keaslian Penelitian... 7 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis... 8 B. Sistem C. Sistem Penomoran D. Sistem Penyimpanan E. Sistem Penjajaran F. Standar Operating Procedure G. Kebijakan H. Fungsi Petugas Pendaftaran I. Prosedur Pelayanan Pasien di TPP J. Kerangka Teori K. Kerangka Konsep BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Identifikasi Variabel C. Definisi Operasional D. Subjek dan Objek Penelitian E. Instrumen Penelitian xii

13 F. Jenis Data G. Pengolahan Data H. Analisa Data BAB IV : HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum URM Rumah Sakit B. Hasil Penelitian C. Pembahasan BAB V : PENUTUP A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii

14 DAFTAR SINGKATAN 1. TPP : Tempat Pendaftaran Pasien 2. RS : Rumah Sakit 3. Permenkes : Peraturan Menteri Kesehatan 4. DRM : Dokumen Rekam Medis 5. URM : Unit Rekam Medis 6. TPPRJ : Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan 7. URJ : Unit Rawat Jalan 8. TPPRI : Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap 9. URI : Unit Rawat Inap 10. UGD : Unit Gawat Darurat 11. IPP : Instalasi Pelayanan Penunjang 12. KIUP : Kartu Indeks Utama Pasien 13. KIB : Kartu Identitas Berobat 14. UNS : Unit Numbering System 15. SNS : Serial Numbering System 16. SUNS : Serial Unit Numbering System 17. Protap : Prosedur Tetap xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Pedoman Wawancara Pedoman Observasi Protap Penerimaan Pasien Baru dan Pasien Lama Protap dan Kebijakan Sarana Penomoran (KIB, KIUP, Register) Surat Ijin Penelitian xv

16 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Contoh Duplikasi Nomor Rekam Medis 3 Tabel 4.1 Hasil Wawancara Petugas Pendaftaran A,B dan C 40 Tabel 4.2 Hasil Wawancara Petugas Pendaftaran D...41 Tabel 4.3 Hasil Wawancara Petugas Pendaftaran E 42 xvi

17 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Teori.. 27 Gambar 2.2 Kerangka Konsep. 28 xvii

18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan berkas atau dokumen yang sangat penting bagi suatu institusi kesehatan. Karena bersifat penting maka di dalam suatu rumah sakit harus menyelenggarakan unit kerja rekam medis yang sangat berperan dalam menyediakan data kesehatan di rumah sakit. Unit Rekam Medis akan mempermudah palayanan kepada pasien karena dapat menyediakan informasi medis yang lengkap dan akurat dari hasil pengolahan data dari seluruh unit yang ada. Pelayanan kesehatan yang telah diberikan kepada pasien rawat jalan maupun rawat inap dicatat dalam dokumen rekam medis. Dokumen rekam medis tersebut dicatat atau recording kedalam berkas pasien itu sendiri maupun di buku catatan masing-masing unit rumah sakit. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 269 / Menkes / PER / IIII / 2008 disebutkan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Catatan merupakan tulisan-tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi mengenai tindakantindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka palayanan kesehatan. Karena rekam medis itu penting maka setiap rumah sakit harus memiliki Unit Rekam Medis untuk menjalankan rekam medis..(1) 1

19 Unit Rekam Medis di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama terdiri atas bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar Rekam Medis meliputi TPPRJ, URJ, TPPRI, URI, UGD, dan IPP. Sedangkan bagian dalam Rekam Medis meliputi Assembling, Analising Reporting, Koding Indeksing, dan Filling. Dalam pendaftaran pasien di TPPRJ, TPPRI, dan UGD setiap pasien baru akan diberikan nomor rekam medis oleh petugas pendaftaran dan akan dicatat di dalam beberapa formulir rekam medis yaitu Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP) elektronik, Kartu Identitas Berobat (KIB), formulir data dasar pasien, dan buku register pendaftaran. Dengan adanya KIUP elektronik petugas akan terbantu karena akan dimudahkan dalam pencatatan data identitas pribadi pasien dan pemberian nomor rekam medis baru harus berdasarkan nomor yang diurutkan secara kronologis dan nomor tersebut digunakan oleh unit atau bagian di rumah sakit yang bersangkutan. Karena nomor rekam medis mempunyai kegunaan dan tujuan yaitu sebagai identifikasi dari pasien, petunjuk pemilik folder dokumen rekam medis pasien yang bersangkutan, registrasi pasien, untuk pedoman dalam tata cara penyimpanan (Penjajaran) dokumen rekam medis, dan sebagai petunjuk dalam pencarian dokumen rekam medis yang telah disimpan di filing berdasarkan urutan sistem penomoranya. Sistem penomoran yang digunakan di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang yaitu Unit Numbering System, sistem ini memberikan satu nomor rekam medis baik pasien rawat jalan, rawat inap, maupun UGD. Dalam pemberian nomor rekam medis pasien, masih sering terjadi duplikasi nomor rekam medis dikarenakan peran petugas pendaftaran yang tidak menjalankan fungsinya dengan baik, sistem informasi yang ada di 2

20 pendaftaran tidak menjalankan fungsinya dengan benar serta tidak adanya buku penggunaan nomor rekam medis, sehingga ketika ada pasien lama berobat tidak membawa Kartu Identitas Berobat (KIB) dan mengaku sebagai pasien baru petugas langsung mendaftar dan memberikan nomor baru hal tersebut akan berdampak terjadinya nomor rekam medis ganda dan akan menyulitkan petugas filing karena terjadi duplikasi nomor rekam medis dan satu pasien bisa mempunyai lebih dari satu nomor rekam medis yang akan berdampak terhadap proses pelayanan karena menjadi terhambat. Tabel 1.1 Contoh Duplikasi Nomor Rekam Medis di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang NAMA NO RM 1 NO RM 2 NO RM 3 Nn. A xx xx - Tn. B xx xx - Tn. C xx xx - Ny. D xx xx xx Nn. E xx xx xx Nn. F xx xx - Ny. G xx xx - Nn. H xx xx xx Tn. L xx xx Tn. J xx xx xx 3

21 Akibat pemberian nomor rekam medis ganda pelayanan menjadi terhambat karena lamanya dalam pencarian berkas rekam medis pasien, isi rekam medis menjadi tidak berkesinambungan karena terbagi dalam beberapa dokumen rekam medis, dan berkas rekam medis akan menumpuk di rak filing akibat banyak terjadinya duplikasi nomor rekam medis. Dengan alasan tersebut sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Tinjauan Sistem Penomoran di TPP RS Bhakti Wira Tamtama Semarang Tahun B. Rumusan Masalah Bagaimana gambaran sistem penomoran di TPP RS Bhakti Wira Tamtama Semarang tahun 2015? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mendeskripsikan gambaran umum tentang sistem penomoran di TPP RS Bhakti Wira Tamtama Semarang tahun Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi fungsi petugas pendaftaran di TPP RS Bhakti Bhakti WIra Tamtama Semarang. b. Mengidentifikasi sarana penomoran yang ada di TPP RS Bhakti Wira Tamtama Semarang. 4

22 c. Mengidentifikasi kebijakan yang ada di TPP RS Bhakti Wira Tamtama Semarang. d. Mengidentifikasi prosedur tetap (protap) yang ada di TPP RS Bhakti Wira Tamtama Semarang. e. Mendeskripsikan pelaksanaan sistem penomoran di TPP RS Bhakti Wira Tamtama Semarang. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Untuk memperoleh informasi tentang sistem penomoran yang ada di rumah sakit. 2. Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan yang dapat digunakan untuk perbaikan sistem penomoran di rumah sakit. 3. Bagi Akademik Sebagai tambahan pengetahuan bagi mahasiswa dalam meninjau sistem penomoran di tempat pendaftaran pasien rumah sakit. E. Ruang Lingkup 1. Lingkup Keilmuan Lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu rekam medis dan informasi kesehatan. 2. Lingkup Materi Lingkup materi adalah sistem penomoran di bagian TPP. 5

23 3. Lingkup Lokasi Lokasi penelitian ini dilakukan di TPP RS Bhakti Wira Tamtama. 4. Lingkup Metode Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif. 5. Lingkup Objek Objek yang diamati dalam penelitian adalah sistem penomoran rekam medis di TPP RS Bhakti Wira Tamtama Semarang. 6. Lingkup Waktu Penelitian dilakukan pada bulan Juni tahun

24 F. Keaslian Penelitian N o Nama Judul Penelitian Metode Penelitian Variabel Penelitian Hasil Perbedaan 1 Dina Wijaya Setiowati Tinjauan Duplikasi Nomor Rekam Medis Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Jakarta 2014 Deskriptif 1. Proedur sistem penerimaan pasien 2. Prosedur sistem penomoran rekam medis 3. Jumlah duplikasi nomor rekam medis rawat jalan 4. Faktor penyebab duplikasi 1. Terdapat 1,16 % duplikasi nomor rekam medis 2. Pasien tidak tertib administrasi, petugas kurang teliti dalam melayani pendaftara n dan aplikasi komputer tidak ada peringatan pada saat merekam data pasien. 1. Tempat penelitian Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang 2. Tahun : Variabel : a. Fungsi Petugas TPP b. Sarana Penomoran c. Kebijakan Penomoran d. Protap Penomoran e. Pelaksanaan Sistem Penomoran 7

25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis a. Menurut Permenkes No: 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Catatan merupakan tulisan-tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka palayanan kesehatan. (1) b. Menurut E K Huffman, rekam medis adalah rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa bilamana dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada seorang pasien selama masa perawatan dan memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang diperolehnya serta memuat informasi yang cukup untuk menemukenali (mengidentifikasi) pasien, menegakkan diagnosa dan pengobatan serta merekam hasilnya. (2) c. Menurut Gemala R Hatta, rekam medis merupakan kumpulan fakta tentang kehidupan seseorang dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit, pengobatan saat ini dan masa lampau yang ditulis 8

26 oleh para praktisi kesehatan dalam upaya mereka memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. (7) 2. Tujuan Rekam Medis Tujuan rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar maka suatu rumah sakit tidak akan berhasil dalam tertib administrasi sebagaimana yang diharapkan. (6) 3. Kegunaan Rekam Medis Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain : a. Administrasi Data dan informasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk melaksanakan pengelolaan berbagai sumber daya. b. Hukum Sebagai alat bukti hokum yang dapat melindungi hukum terhadap pasien, provider kesehatan serta pengelola dan pemilik sarana pelayanan kesehatan. c. Keuangan Dapat digunakan untuk menghitung biaya yang harus dibayar pasien, selain itu jenis dan jumlah kegiatan pelayanan dapat digunakan untuk memprediksi pendapatan dan biaya sarana pelayanan kesehatan. 9

27 d. Penelitian Digunakan untuk penelitian penelusuran dokumen rekam medis untuk keperluan penelitian. e. Pendidikan Peneliti dapat belajar dan mengembangkan ilmunya dengan menggunakan dokumen rekam medis. f. Dokumentasi Dokumen rekam medis sebagai dokumen karena memiliki sejarah medis seseorang. (3) B. Sistem Sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian yang berhubungan dan membentuk satu kesatuan yang majemuk, dimana masing-masing bagian bekerja sama secara beba dan terikat untuk mencapai sasaran kesatuan dalam suatu situasi yang majemuk pula. Sistem terbentuk dari dua atau lebih subsistem yang ada di bawahnya. (4) C. Sistem Penomoran Sistem penomoran dalam pelayanan rekam medis yaitu tata-cara penulisan nomor yang diberikan kepada pasien yang datang berobat sebagai bagian dari identitas pribadi pasien yang bersangkutan. Nomor rekam medis memiliki berbagai kegunaan atau tujuan yaitu (a) sebagai petunjuk pemilik berkas rekam medis pasien yang bersangkutan, (b) untuk pedoman dalam 10

28 tata-cara penyimpanan (penjajaran) berkas rekam medis dan (c) sebagai petunjuk dalam pencarian berkas rekam medis yang telah tersimpan di filing. Nomor rekam medis terdiri dari 6 angka (digit) yang terbagi menjadi 3 kelompok, masin-masing kelompok terdiri dari dua angka. Dengan demikian maka dijumpai kelompok angka awal, tengah dan akhir. Enam angka tersebut mulai dari sampai Contoh untuk membedakan kelompok angka tersebut, misalnya pada nomor rekam medis , berarti kelompok awal angka 03, kelompok tengah angka 10 dan kelompok angka akhir 67. Ada tiga sistem pemberian nomor rekam medis pasien yaitu : 1. Pemberian nomor cara seri (Serial Numbering System) 2. Pemberian nomor cara unit (Unit Numbering System) 3. Pemberian nomor cara seri unit (Serial Unit Numbering System) Dibawah ini merupakan definisi pokok dari sistem penomoran secara seri, unit dan seri unit sebagai berikut : a. Pemberian Nomor Seri (Serial Numbering System) Pada sistem ini, petugas pendaftaran memberikan nomor baru (berkas baru) pada setiap kali pasien datang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan. Petugas memberikan nomor baru (berkas baru) tanpa membedakan antara pasien baru atau pasien lama, sehingga seorang pasien bisa saja memiliki sejumlah bekas rekam medis sesuai jumlah kunjungannya ke fasilitas pelayanan kesehatan. Keuntungan sistem ini tentunya pelayanan pasien tanpa menunggu pencarian berkas lama dan dengan sistem ini dapat mengetahui jumlah kunjungan ke fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk kerugiannya adalah informasi 11

29 pelayanan yang didapatkan pasien menjadi tidak berkesinambungan sehingga dapat merugikan pasien dan membutuhkan banyak formulir rekam medis karena setiap pasien datang bertambah juga berkas rekam medisnya. b. Pemberian Nomor Secara Unit (Unit Numbering System) Pada sistem ini setiap pasien yang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan akan mendapatkan satu nomor rekam medis (Berkas rekam medis) ketika pasien tersebut pertama kali datang dan tercatat sebagai pasien di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut. Nomor (Berkas) rekam medis ini dapat dipergunakan untuk semua pelayanan kesehatan yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan yang bersangkutan, tanpa membedakan pelayanan rawat jalan, rawat inap, maupun rawat darurat. Kelebihan pada unit numbering system adalah informasi medis pasien dapat berkesinambungan karena semua data klinis pasien tercatat dalam satu berkas rekam medis pasien. Kekurangan dari unit numbering sytem adalah untuk pelayanan pasien lama akan lebih lama waktunya dibanding dengan sistem penomoran seri. Hal ini dikarenakan pada pasien lama akan dicarikan berkas rekam medisnya yang lama setelah ketemu baru pasien akan mendapatkan pelayananya. c. Pemberian Nomor Cara Seri Unit (Serial Unit Numbering System) Sistem ini merupakan perpadan antara sistem seri dan unit yaitu dengan memberikan nomor baru (berkas rekam medis baru) kepada seluruh pasien yang berkunjung tetapi kemudian untuk pasien lama akan dicarikan berkas rekam medisnya. Pada sistem ini berkas rekam medis lama akan digabung dengan berkas rekam medis baru dan selanjutnya 12

30 digabung dengan menggunakan nomor (berkas) baru. Kelebihan dari sistem ini adalah pelayanan menjadi cepat karena tidak memilah antara pasien baru atau lama semua pasien yang datang seolah-olah dianggap sebagai pasien baru untuk dibuatkan berkas baru. Kekurangannya yaitu petugas akan mencari berkas pasien lama dan menggabungkannya dengan berkas yang baru dan informasi klinis pada saat pelayanan tidak disertakan, sehingga petugas pelayanan tidak dapat melihat pelayanan yang elah diberikan kepada pasien pada kunjungan sebelumnya. (5) D. Sistem Penyimpanan Kegiatan menyimpan rekam medis merupakan usaha melindungi rekam medis dari kerusakan fisik dan isi dari rekam medis itu sendiri. Rekam medis harus disimpan dan dirawat dengan baik karena rekam medis merupakan harta benda rumah sakit yang sangat berharga. Ada 2 (dua) cara penyimpanan dalam pengelolaan berkas rekam medis yaitu : 1. Sentralisasi Sentralisasi adalah penyimpanan rekam medis pasien dalam satu kesatuan baik catatan kunjungan poliklinik, maupun catatan selama seorang pasien dirawat inap, disimpan pada satu tempat. a. Kelebihan sistem sentralisasi adalah : 1) Dapat mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharan dan penyimpanan rekam medis. 2) Efisiensi kerja petugas. 13

31 3) Informasi medis pasien dapat berkesinambungan. b. Kelemahan sistem ini adalah : 1) Perlu waktu dalam pelayanan rekam medis. 2) Perlu ruangan yang luas. 2. Desentralisasi Desentralisasi adalah penyimpanan rekam medis pada masing-masing unit pelayanan. Terjadi pemisahan antara rekam medis pasien rawat jalan dengan pasien rawat inap. Rekam medis rawat jalan disimpan di rawat jalan yang bersangkutan, sedangkan rekam medis rawat inap disimpan dibagian rekam medis. a. Kelebihan sistem ini adalah : 1) Efisiensi waktu, dimana pasien akan mendapat pelayanan lebih cepat. 2) Beban kerja yang dilaksanakan petugas rekam medis lebih ringan. b. Kelemahan sistem ini adalah : 1) Biaya yang diperlukan untuk pengadaan rekam medis, peralatan dan ruangan lebih banyak 2) Informasi medis pasien tidak berkesinambungan. (8) E. Sistem Penjajaran Sistem penjajaran adalah sistem penataan rekam medis dalam suatu sekuens yang khusus agar rujukan dan pengambilan kebali berkas rekam medis menjadi mudah dan cepat. Dokumen rekam medis yang disimpan 14

32 kedalam rak penyimpanan tidak ditumpuk melainkan disusun berdiri sejajar satu dengan yang lain. Sistem penjajaran dokumen rekam medis mengikuti urutan nomor rekam medis dengan 3 cara yaitu : 1. Straight Numerical Filing Dikenal dengan sistem penjajaran dengan nomor langsung yaitu suatu sistem penyimpanan berkas rekam medis dengan menjajarkan berkas rekam medis berdasarkan urutan nomor rekam medisnya secara langsung pada rak penyimpanan. Misalnya keempat rekam medis berikut ini akan disimpan berurutan dalam satu rak, yaitu , , Adapun kelebihan dan kekurangan sistem penjajaran ini yaitu : a. Kelebihan : 1) Mudah dalam mengambil berkas rekam medis dengan nomor rekam medis yang berurutan tanpa jeda beberapa nomor 2) Mudah melatih petugas-petugas yang harus melaksanakan penyimpanan tersebut. b. Kekurangan : 1) Sangat memungkinkan petugas akan berdesak-desakan dalam satu rak, jika berkas diambil merupakan berkas yang belum lama disimpan di rak penyimpanan. 2) Petugas harus memperhatikan seluruh angka pada nomor rekam medis sehingga mudah terjadi kekeliruan menyimpan. 15

33 2. Midle Digit Filing Midle digit filing merupakan sistem penyimpanan berkas rekam medis berdasarkan numerik dengan urutan sistem angka tengah. Sistem ini menyimpan berkas rekam medis dengan menjajarkan berkas rekam medis berdasarkan urutan nomor rekam medis pada 2 angka kelompok tengah. Dalam hal ini angka yang terletak ditengah-tengah menjadi angka pertama, pasangan angka yang terletak paling kiri menjadi angka kedua, dan kelompok angka paling kanan menjadi angka ketiga. Untuk pembagian kelompok angka middle digit filing tersebut terlihat pada bagan di bawah ini Kelompok angka ketiga Kelompok angka Kelompok angka (tertiary digits) kedua (secondary pertama (primary digits) digits) Kelebihan dan kekurangan sistem ini hampir sama dengan sistem penyimpanan terminal digit filing. 3. Terminal Digit Filing Penyimpanan dengan sistem angka akhir atau disebut terminal digit filing merupakan sistem penyimpanan berkas rekam medis berdasarkan numeric dengan urutan sistem angka terakhir. Sistem ini menyimpan berkas rekam medis dengan menjajarkan berkas rekam medis berdasarkan urutan nomor rekam medis pada 2 angka kelompok terakhir. 16

34 Sistem penyimpanan angka akhir lebih mengajukan untuk dipilih karena umum dipakai dan lebih mudah, efisien dan efektif. (5) F. Standar Operating Procedure Standar Operating Procedure adalah pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi atau tata cara ataupun tahapan yang harus dilalui dalam suatu proses kerja tertentu, yang dapat diterima oleh seseorang yang berwenang atau yang bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat penampilan atau kondisi tertentu sehingga suatu kegiatan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien. (9) Standar Prosedur Operasional adalah suatu perangkat instruksi/langkahlangkah yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu, dimana Standar Prosedur Operasional memberikan langkah yang benar dan terbaik berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh sarana pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi. (15) G. Kebijakan Kebijakan adalah suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu yang memberikan hambatan-hambatan dan kesempatan-kesempatan terhadap kebijakan yang diusulkan untuk menggunakan dan mengatasi dalam rangka 17

35 mencapai suatu tujuan, atau merealisasikan suatu sasaran atau suatu maksud tertentu. (10) H. Fungsi Petugas Pendaftaran 1. Penerimaan Pasien Rawat Jalan Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien yang tidak mendapatkan pelayanan rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan. Fungsi petugas pendaftaran sangat penting dalam penerimaan pasien dan harus sesuai prosedur penerimaan pasien, prosedur ini sebaiknya diletakkan di tempat yang mudah dibaca. Hal ini dilakukan untuk mengontrol pekerjaan yang telah dilakukan sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat konsisten dan sesuai aturan. (2) 2. Penerimaan Pasien Rawat Inap Penerimaan pasien rawat inap adalah penerimaan pasien untuk mendapatkan pelayanan lanjutan setelah mendapatkan surat pengantar dirawat dari pihak yang berwenang. Petugas penerimaan pasien harus menguasai kegiatan yang ada di tempat penerimaan pasien. Beberapa kegiatan penerimaan pasien meliputi identifikasi pasien, penamaan pasien, pemberian nomor rekam medis pasien, dan registrasi pasien. Masing-masing kegiatan di atas dikerjakan sesuai dengan prosedur yang berlaku. 3. Penerimaan Pasien Rawat Darurat Pasien rawat darurat merupakan pasien yang datang ke tempat penerimaan pasien gawat darurat yang dibuka selama 24 jam pelayanan, 18

36 disini pasien ditolong lebih dahulu setelah itu kemudian menyelesaikan administrasinya. Pasien gawat darurat semua dianggap pasien baru, jadi petugas pendaftaran akan memberikan nomor rekam medis baru untuk pasien tersebut. Setelah pelayanan selesai petugas akan menyatukan berkas rekam medis tersebut dalam berkas rekam medis lamanya jika pasien tersebut sudah pernah berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan tersebut, untuk pasien baru berkas rekam medis langsung disimpan di rak file. (5) I. Prosedur Pelayanan Pasien di TPP Deskripsi pokok kegiatan pelayanan rekam medis di TPPRJ : 1. Menyiapkan formulir dan catatan serta nomor rekam medis yang diperlukan untuk pelayanan. Formulir dan catatan yang perlu disiapkan yaitu : a. Formulir-formulir dokumen rekam medis rawat jalan baru yang telah diberi nomor rekam medis, yaitu formulir rekam medis yang belum berisi catatan pelayanan pasien yang lalu. b. Buku register pendaftaran pasien rawat jalan, yaitu buku yang berisi catatan identitas pasien sebagai catatan pendaftaran. c. Buku ekspedisi, yaitu buku yang digunakan untuk serah terima dokumen rekam medis agar jelas siapa yang menerimanya. d. KIUP (Kartu Indeks Utama Pasien), yaitu kartu indeks yang digunakan sebagai petunjuk pencarian kembali identitas pasien. 19

37 e. KIB/KTPP (Kartu Identitas Berobat/ Kartu Tanda Pengenal Pasien), yaitu kartu identitas pasien yang diserahkan kepada oa untuk digunakan kembali bila dating berobat lagi. f. Tracer, yaitu kartu yang digunakan untuk petunjuk digunaknnya (keluarnya) dokumen rekam medis dari rak filing sehingga dapat digunakan untuk peminjaman dokumen rekam medis ke filing. g. Buku catatan penggunaan nomor rekam medis, yaitu buku yang berisi catatan penggunaan nomor rekam medis. h. Karcis pendaftaran pasien. 2. Menanyakan kepada pasien yang datang, apakah sudah pernah berobat? Bila belum berarti pasien baru dan bila sudah berarti pasien lama. Pelayanan kepada pasien baru meliputi : a. Menanyakan identitas pasien secara lengkap untuk dicatat pada formulir rekam medis pasien rawat jalan, KIB dan KIUP. b. Menyerahkan KIB kepada pasien dengan pesan untuk membawa kembali bila datang berobat berikutnya. c. Menyimpan KIUP sesuai urutan abjat (alfabetik). d. Menanyakan keluhan utamanya guna memudahkan mangarahkan pasien ke poliklinik yang sesuai. e. Menanyakan apakah membawa surat rujukan. Bila membawa : i) Tempelkan pada formulir rekam medis pasien rawat jalan. ii) Baca isinya ditujukan kepada dokter siapa atau diagnosisnya apa guna mengarahkan pasien menuju ke poliklinik yang sesuai. 20

38 f. Mempersilahkan pasien menunggu di ruang tunggu poliklinik yang sesuai. g. Mengirimkan dokumen rekam medis ke poloklinik yang sesuai dengan menggunakan buku ekspedisi. Pelayanan kepada pasien lama meliputi : i) Menanyakan terlebih dahulu membawa KIB atau tidak. ii) Bila membawa KIB, maka catatlah nama dan nomor rekam medisnya pada tracer untuk dimintakan dokumen rekam medis lama ke bagian filing. iii) Bila tidak membawa KIB, maka tanyakanlah nama dan alamatnya untuk dicari di KIUP. iv) Mencatat nama dan nomor rekam medis yang ditemukan di KIUP pada tracer untuk dimintakan dokumen rekam medis lama ke bagian filing. v) pasien baru atau membayar di loket pembayaran. vi) Pelayanan pasien asuransi kesehatan disesuaikan dengan peraturan dan prosedur asuransi penanggung biaya pelayanan kesehatan. 3. Setelah akhir pelayanan kegiatannya adalah : a. Mencatat identitas pada buku register pendaftaran rawat jalan. b. Mencocokan jumlah pasien dengan jumlah pendaftaran pasien rawat jalan dengan kasir rawat jalan. c. Membuat laporan harian tentang : i) Penggunaan nomor rekam medis, agar tidak terjadi duplikasi. 21

39 ii) Penggunaan formulir rekam medis, untuk pengendalian penggunaan formulir rekam medis. iii) Merekapitulasi jumlah kunjungan pasien baru dan lama, untuk keperluan statistik rumah sakit. (12) Deskripsi pokok kegiatan TPPRI dalam pelayanan rekam medis : 1. Penerimaan pasien yang berasal dari URJ dan UGD a. Menerima pasien bersama surat pengantar rawat inap atau admission note. Berdasar surat tersebut, dapat diketahui jenis penyakitnya sehinga dapat diarahkan ke bangsal mana pasien harus dirawat. b. Menjelaskan TT (Tempat Tidur) dan kelas perawatan yang masih kosong. c. Menjelaskan tarif pelayanan rawat inap dan fasilitas-fasilitas yang dapat dinikmati oleh pasien dan keluarga. d. Bersama pasien atau keluarganya menetapkan ruang dan kelas perawatan yang diinginkan pasien dan tersedianya TT. e. Membuat surat persetujuan rawat inap. f. Memberitahu bangsal rawat inap yang bersangkutan untuk menyiapkan ruangan. g. Menyediakan kelengkapan formulir rawat inap sesuai dengan jenis penyakitnya agar dapat digunakan pelayanan klinis di unit rawat inap. 2. Penerimaan pasien yang diterima secara langsung di TPPRI a. Menjelaskan TT dan kelas perawatan yang masih kosong berdasarkan catatan penggunaan tempat tidur (mutasi pasien). 22

40 b. Menjelaskan tarif pelayanan rawat inap dan fasilitas-fasilitas yang dapat dinikmati oleh pasien dan keluarga pasien. c. Bersama pasien atau keluarganya menetapkan ruang dan kelas perawatan yang diinginkan paskien dan tersedianya TT. d. Memberitahu bangsal rawat inap yang bersangkutan untuk menyiapkan ruangan. e. Menyediakan kelengkapan formulir rawat inap sesuai dengan jenis penyakitnya agar dapat digunakan pelayanan klinis di unit rawat inap. f. Mencatat kemudian menyerahkan KIB kepada pasien. g. Menyimpan KIUP untuk selanjutnya diserahkan ke TPPRJ guna disimpan. h. Mencatat dan menyimpan buku register pendaftaran pasien rawat inap. i. Mencatat hasil pemeriksaan klinis ke formulir rekam medis rawat inap. j. Mencatat penggunakan nomor rekam medis pada buku catatan penggunakan nomor rekam medis. 3. Prosedur pelayanan rekam medis umum lainnya di TPPRI a. Setiap hari (pagi hari) mengambil SHRI dan DRM rawat inap di setiap bangsal rawat inap untuk dicatat selanjutnya diserahkan ke fungsi assembling. Serah terima DRM menggunakan buku ekspedisi. b. Mencatat mutasi pasien rawat inap pada buku catatan penggunaan TT berdasarkan SHRI dan informasi mutasi pasien rawat inap yang diperoleh setiap saat dari bangsal rawat inap. 23

41 c. Membuat laporan kegiatan pendaftaran pasien rawat inap perbulan, meliputi : i) Jumlah pasien masuk,jumlah pasien keluar hidup, jumlah pasien keluar mati. ii) Jumlah pasien yang melalui UGD, URJ dan dating langsung. iii) Jumlah pasien masuk per bangsal dan kelas perawatan. iv) Jumlah pasien rujukan dan asal rujukannya. v) Membuat grafik kegiatan pendaftaran pasien rawat inap. vi) Mencatat penggunaan formuir rawat inap. d. Memberi informasi tentang keberadaan pasien di bangsal rawat inap kepada pengunjung yang memerlukan. (3) Deskripsi pokok kegiatan UGD dalam pelayanan rekam medis : 1. Menyiapkan dokumen rekam medis UGD dan formulir sebagai kelengkapan yaitu : a. Surat permintaan pemeriksaan penunjang. b. Surat perintah dirawat. c. Surat pengantar rujukan. d. Surat jawaban rujukan. e. Surat keterangan sakit. f. Surat keteterangan kematian. g. Visum et repertum. 2. Menerima dokumen rekam medis dari unit rekam medis yang diterima dari TPPRJ. 24

42 3. Melakukan anamnesa, pemeriksaan, tindakan dan terapi, kemudian dicatat dalam dokumen rekam medis. 4. Apabila perlu dirawat inap, buatlah surat peintah dirawat (admission note). 5. Dengan membawa admission note dan dokumen rekam medis, pasien diantar oleh petugas ke TPPRI. 6. Membuat pengantar pembayaran tindakan jasa UGD kemudian diserahkan kepada pengantar atau keluarga pasien untuk membayar ke kasir. 7. Membuat surat keterangan sehat atau sakit, dan surat kematian. 8. Mencatat identitas pasien dan nomor rekam medis ke dalam buku register UGD. 9. Setelah selesai pelayanan UGD melakukan kegiatan antara lain : a. Membuat sensus harian UGD yang kemudian diserahkan ke URM. b. Mengembalikan dokumen rekam medis ke URM dengan buku ekspedisi. c. Menjumlahkan pembayaran jasa pelayanan UGD dan jasa tindakan UGD berdasarkan bukti pembayaran dan catatan kasir. 10. Membuat informed consent dan bila perlu dilakukan secara tertulis. 11. Melayani permintaan visum et repertum oleh polisi. 12. Membuat ringkasan penyakit. (8) 25

43 J. Kerangka Teori Fungsi Petugas Pendaftaran Sarana Penomoran Kebijakan Penomoran Proses Pelayanan Pendaftaran Pasien di TPP Protap Penomoran Sistem Penomoran Gambar 2.1 Kerangka Teori 26

44 K. Kerangka Konsep Fungsi Petugas TPP Sarana Penomoran (KIUP, KIB, Register, Buku Penggunaan Nomor RM) Pelaksanaan Sistem Penomoran Kebijakan Penomoran Protap Penomoran Gambar 2.2 Kerangka Konsep 27

45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan. Sedangkan pengambilan data secara observasi, yaitu suatu prosedur berencana, antara lain meliputi, melihat, mencatat dan taraf aktivitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti dan wawancara dengan menggunakan metode pendekatan secara cross sectional yaitu penelitian dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada periode tertentu. (11) B. Variabel Penelitian 1. Fungsi Petugas Pendaftaran 2. Sarana Penomoran 3. Kebijakan Penomoran 4. Protap Penomoran 5. Pelaksanaan Sistem Penomoran 28

46 C. Definisi Operasional No Variabel Penelitian Definisi Operasional 1 Fungsi Petugas Pendaftaran Karyawan atau petugas yang melaksanakan pengelolaan dan pelayanan pendaftaran pasien di bagian pendaftaran. 2 Sarana Penomoran (KIUP, KIB, Register, Buku Penggunaan Nomor RM) 1. KIUP merupakan sarana yang digunakan untuk mendukung proses pengecekkan nomor rekam medis pasien dan pencatatan identitas pribadi pasien di bagian pendaftaran RS Bhakti Wira Tamtama Semarang. 2. KIB merupakan sarana yang diberikan kepada pasien berupa kartu identitas berobat pasien yang harus dibawa saat berobat di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang. 3. Register merupakan sarana yang digunakan RS Bhakti Wira Tamtama Semarang berupa buku untuk mencatat dan mengisi data pasien setelah mendaftar di bagian pendaftaran. 4. Buku penggunaan nomor rekam medis merupakan sarana yang digunakan untuk 29

47 3 Kebijakan Penomoran mengalokasikan dan mencatat penggunaan nomor rekam medis. Keputusan yang menetapkan tentang sistem penomoran di bagian pendaftaran RS Bhakti Wira Tamtama Semarang. 4 Protap Penomoran Merupakan suatu standar atau pedoman tentang pemberian nomor rekam medis tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan petugas untuk mencpai tujuan. 5 Pelaksanaan Sistem Penomoran Tata Cara dan urutan kegiatan di dalam penerapan sistem penomoran di TPP RS Bhakti Wira Tamtama Semarang. D. Populasi Studi Dalam penelitian ini populasi studinya adalah sistem penomoran di TPP RS Bhakti Wira Tamtama Semarang tahun Subjeknya adalah petugas TPP sebanyak 5 orang dan kepala URM RS Bhakti Wira Tamtama Semarang. Dalam penelitian ini juga menggunakan teknik triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. (13) 30

48 Teknik triangulasi ini digunakan untuk membandingkan dengan hasil wawancara atau jawaban petugas pendaftaran di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang. E. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara kepada petugas pendaftaran, kepala bagian rekam medis dan pasien. Kemudian menggunakan pedoman observasi untuk mengetahui fungsi petugas pendaftaran, pelaksanaan sistem penomoran, sarana penomoran, kebijakan serta protap penomoran. Dan pedoman checklist untuk mengetahui peran petugas dalam mendaftar pasien. F. Pengumpulan Data 1. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer Data primer merupakan data yang didapat secara langsung tentang sistem penomoran di bagian pendaftaran dan beberapa keterangan yang didapat langsung dari hasil wawancara dengan petugas TPP yang bersangkutan di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang. b. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan cara melihat data yang ada dan bertanya kepada petugas pendaftaran yang memberikan nomor rekam medis pasien ketika mendaftar. 31

49 2. Cara Pengumpulan Data Cara pengumpulan data yang digunakan adalah dengan metode wawancara langsung terhadap petugas pendaftaran dan observasi. G. Pengolahan Data Pengolahan data dalam penelitian ini meliputi : 1. Editing Memeriksa data, sehingga diperoleh data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. 2. Tabulating Memasukkan data dalam komputer untuk memudahkan pengolahan data. H. Analisis Data Data dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan dan dianalisa. Selanjutnya berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat ditarik kesimpulan. (14) 32

50 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Profil Rumah Sakit Tk. III Bhakti Wira Tamtama Kesdam IV/Diponegoro Pada tanggal 8 Desember 1949 telah tersusun organisasi Divisi III/Gebernur III dengan Panglima Devisi dijabat oleh Kolonel Gatot Subroto Kepala kesehatan (DK Devisi III) dijabat oleh Letkol dr.suhardi dibantu staf administrasi Lettu Adam Saleh, sedangkan lokasi kantor berada di Hotel Dibya Puti Semarang. Mereka bertugas langsung sebagai anggota Local Join Commite (LJC) yang akan menerima penyerahan kekuasaan dari militer Belanda yaitu Komando Divisi 20 Desember Koninklijke Leger (Komando Devisi 20 Des.K.L). Mayor Dr. Sumartono diperintahkan oleh Kepala DKT III untuk menerima penyerahan Militer Hospital yang berkedudukan di Jalan Bojong 150 Semarang dari Komando Divisi 20 Des.K.L. Serah terima dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 1949 dimana Mayor Dr. Sumartono didampingi oleh Lettu Adam Saleh dan Lettu Ismaun. Penyerahan dilaksanakan secara bertahap dimana tahap pertama baru diserahkan Territorial Militair Gezondheids Dienst (TMGD). Rumah sakit yang berlokasi di Jalan Bojong 150, sedang yang di Jalan HOS Cokroaminoto 10 masih dipergunakan untuk merawat tentara Belanda 33

51 yang luka-luka akibat pertempuran sebagai penanggung jawab Rumah Sakit di Jalan Bojong 150 ditunjuk Lettu Ismaun dibantu Zr. Sumartini serta beberapa orang tenaga tambahan dari DKT Solo. DKT Divisi III yang semula berkedudukan di Hotel Puri kemudian bergabung dengan Rumah Sakit di Jalan Bojong 150. Pada bulan Juni 1950 Mayor Dr. Sumartono ditarik di Jakarta dan sebagai penggantinya ditunjuk Letkol Dr. Suwondo. Pada bulan Agustus 1950 Militer Hospital Yuliana Jalan HOS Cokroaminoto 10 daerah diserah terimakan kapada RI dan diberi nama Rumah Sakit Divisi III/ Tentara dan Teritorium Jawa Tengah. Setelah serah terima dilanjutkan pemisahan personil antara yang bergabung dengan APRIS dengan tetap bernaung dibawah KNIL/KL. Beberapa penambahan bangunan seperti Ruang Rontgen, Ruang Perawatan, Poliklinik Gawat Darurat dan Ruang Perawatan Utama. Mengingat semakin ketatnya persaingan dalam bidang pelayanan kesehatan, maka Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang telah mengadakan pembenahan-pembenahan seperti penambahan tenaga dokter ahli, pelayanan konsultasi kesehatan telpon (Hot Line Service) selain itu juga dengan merubah pintu gerbang Rumah Sakit dari jalan HOS Cokroaminoto ke Jalan Dr. Sutomo serta pembuatan unit rawat jalan. 34

52 2. Visi, Misi, Motto dan Falsafah RS Bhakti Wira Tamtama Semarang a. Visi Menjadi sumber informasi rumah sakit yang akurat. b. Misi Meningkatkan mutu pelayanan dan administrasi kesehatan Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang. c. Motto Cepat, Tepat, dan Akurat. d. Falsafah Rekam Medis bersifat Rahasia, Aman, dan Akurat serta dapat dipertanggung jawabkan. 3. Bagian Unit Rekam Medis di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang a. Unit Gawat Darurat (UGD) Untuk melayani pasien yang mengalami keadaan darurat di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang dilakukan selama 24 jam. b. Unit Rawat Jalan (URJ) Merupakan tempat pelayanan pasien yang berobat dirawat jalan sebagai pintu pertama untuk menentukan apakah pasien perlu dirawat inap atau tidak atau perlu dirujuk ke tempat pelayanan kesehatan lainnya. Jenis pelayanan rawat jalan di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang meliputi : 1) Poliklinik Anak 2) Poliklinik Gigi 3) Poliklinik Obsgyn (Kandungan) 35

53 4) Poliklinik THT 5) Poliklinik Kulit dan Kelamin 6) Poliklinik Penyakit Dalam 7) Poliklinik Syaraf 8) Poliklinik Rehabilitasi Medik (Fisioterapi) 9) Poliklinik Mata 10) VK / Kamar Bersalin (dalam tahap pembangunan) 11) Kamar Operasi / Poliklinik Bedah 12) Radiologi c. Unit Rawat Inap (URI) Unit Rawat Inap (URI) atau sering disebut ruang perawatan merupakan inti kegiatan rumah sakit. Terdapat 114 tempat tidur di RS Bhakti Wira Tamtama. URI biasanya diberi nama ruang yang berlainan satu dengan yang lainnya oleh pimpinan rumah sakit guna memudahkan pembedaan ruangan, URI dibedakan pula atas kelas perawatan. d. Instalasi Pemeriksaan Penunjang (IPP) 1) Radiologi 2) Laboratorium 3) Fisioterapi 4) Instalasi Farmasi 5) Instalasi Gizi e. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ) Tugas pokok dan fungsi tpprj yaitu melaksanakan pendaftaran pasien rawat jalan baru maupun pasien lama agar semua pasien 36

54 rawat jalan dicatatat dan dilayani sesuai dengan ketentuan yang berlaku. f. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap (TPPRI) Tugas pokok dan fungsi tppri yaitu agar pasien rawat inap dan petugas TPPRI dapat memahami aturan pendafataran rawat inap di RS Bhakti Wira Tamtama dan menjaga kelengkapan data pasien sehingga tertib administrasi akan menghasilkan data yang akurat. g. Tempat Pendaftaran Pasien Gawat Darurat (TPPGD) Tugas pokok dan fungsi tppgd yaitu melayani pasien selama 24 jam dalam keadaan gawat darurat atau darurat dan untuk tertib administrasi pasien yang dirawat di UGD. h. Unit Filing Bagian fillng adalah salah satu bagian dalam unit rekam medis yang mempunyai tugas pokok sebagai berikut : 1) Menerima DRM yang sudah lengkap dan sudah diberi kode dari bagian koding / indexing. 2) Menyimpan DRM yang sudah lengkap ke dalam rak penyimpanan sesuai dengan metode yang digunakan dan sesuai dengan kode warna pada nomor rekam medis. 3) Menyediakan DRM yang akan dipinjam. 4) Melakukan Penyisiran untuk mengembalikan DRM yang salah letak. 5) Melakukan retensi DRM. 6) Menyimpan DRM inaktif berdasarkan tanggal terakhir pasien berobat dan dikelompokkan berdasarkan jenis penyakitnya. 37

55 7) Bersama tim pemusnah rekam medis melaksanakan kegiatan pemusnahan. 8) Setiap bulan melaporkan tingkat ketidaklengkapan dokumen rekam medis pada Sub Komite Rekam Medis untuk ditindaklanjuti. B. Hasil Pengamatan 1. Fungsi Petugas Pendaftaran Di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang Berdasarkan hasil wawancara dan observasi fungsi petugas pendaftaran di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang sebanyak 5 orang petugas pendaftaran didapatkan data tentang fungsi petugas pendaftaran sebagai berikut : a. Hasil Wawancara Tabel 4.1 Hasil Wawancara 3 Petugas Pendaftaran Pertanyaan 1. Apa saja fungsi anda sebagai petugas pendaftaran? Jawaban Petugas A, B, C 1. Mendaftar pasien. 2. Mencatat identitas pasien. 3. Membuatkan KIB. 4. Memberikan Persentase (%) 3 5 x 100% = 60% 38

56 nomor rekam medis baru untuk pasien baru. Dari hasil wawancara kepada 3 orang petugas pendaftaran menunjukkan bahwa persentase fungsi sebagai petugas pendaftaran adalah mendaftar pasien, mencatat identitas pasien, membuatkan KIB, dan memberikan nomor rekam medis baru untuk pasien baru yaitu 60%. Tabel 4.2 Hasil Wawancara 1 Petugas Pendaftaran Pertanyaan Jawaban Persentase (%) 1. Apa saja fungsi anda sebagai petugas pendaftaran? Petugas D 1. Mendaftar Pasien 2. Mencari DRM pasien. 1 5 x 100% = 20% Dari hasil wawancara kepada 1 orang petugas pendaftaran menunjukkan bahwa persentase fungsi sebagai petugas pendaftaran adalah mendaftar pasien dan mencari DRM pasien yaitu 20%. 39

57 Tabel 4.3 Hasil Wawancara 1 Petugas Pendaftaran Pertanyaan Jawaban Persentase (%) 1. Apa saja fungsi anda sebagai petugas pendaftaran? Jawaban Petugas E : 1. Mendaftar pasien. 2. Membuatkan KIB. 3. Memberikan nomor rekam medis baru untuk pasien baru. 4. Mengkoding. = 20% 1 5 x 100% Dari hasil wawancara kepada 1 orang petugas pendaftaran menunjukkan bahwa persentase fungsi sebagai petugas pendaftaran adalah mendaftar pasien, membuatkan KIB, memberikan nomor rekam medis baru untuk pasien baru dan mengkoding yaitu 20%. b. Hasil Observasi Berdasarkan hasil observasi didapatkan data bahwa fungsi petugas pendaftaran adalah sebagai berikut : 1) Melaksanakan pendaftaran pasien rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat. 2) Mendapat informasi identitas pasien kemudian mendaftar di komputer. 3) Membuat Kartu Identitas Berobat (KIB) untuk pasien baru. 4) Mencari nomor rekam medis pasien lama dalam KIUP elektronik. 40

58 5) Mencatat identitas pasien di buku register. Petugas pendaftaran di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang sudah menjalankan fungsinya seperti mendaftar pasien rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat, kemudian petugas membuatkan KIB untuk pasien baru. Sedangkan pencatatan buku register untuk pasien rawat inap dan gawat darurat, untuk pasien rawat jalan tidak dicatat di buku register akan tetapi langsung dicatat di dalam komputer. 2. Sistem Penomoran di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang a. Hasil Observasi Berdasarkan hasil observasi di bagian pendaftaran RS Bhakti Wira Tamtama Semarang didapatkan data bahwa sistem penomoran yang digunakan di bagian pendaftaran adalah Unit Numbering System (UNS) yaitu pemberian satu nomor rekam medis (Berkas rekam medis) pada setiap pasien yang datang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan tanpa membedakan pelayanan rawat jalan, rawat inap, maupun pasien gawat darurat. (5) Manfaat dari penggunaan sistem penomoran ini yaitu : 1) Informasi medis pasien dapat berkesinambungan karena dokumen rekam medis pasien disimpan dalam satu folder atau berkas tanpa membedakan jenis pelayanan rawat inap, rawat jalan maupun gawat darurat. 2) Lebih menghemat penggunaan folder atau berkas rekam medis. 3) Efisiensi tempat penyimpanan, karena lebih sedikit menggunakan tempat penyimpanan. 41

59 Dan kekurangan dari sistem penomoran ini adalah : 1) Pelayanan pasien akan menjadi lama karena pada pasien lama akan dicarikan dokumen rekam medisnya yang lama setelah ketemu baru pasien akan mendapatkan pelayanan. Ruang penyimpanan dokumen rekam medis berada di belakang ruang pendaftaran, dokumen rekam medis disimpan dengan di sejajarkan dengan penyimpanan sentralisasi artinya dokumen rekam medis rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat disimpan di dalam rak yang sama tanpa memisahkan dokumen rekam medis rawat inap, rawat jalan maupun gawat darurat. (5) Sedangkan dokumen rekam medis disimpan dengan cara di jajarkan menggunakan sistem Terminal Digit Filing (TDF) yaitu sistem penjajaran dengan penyimpanan berkas rekam medis numerik dengan sistem angka terakhir. Pada sistem ini penjajaran dokumen rekam medis di rak filing dengan menjajarkan dokumen rekam medis berdasarkan urutan nomor rekam medis kelompok akhir. (5) Artinya 2 angka pada kelompok akhir ini dijadikan sebagai kunci penyimpanan dokumen rekam medisnya. 42

60 3. Sarana Penomoran Di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang a. Hasil Wawancara Berdasarkan hasil wawancara kepada petugas pendaftaran dan pasien di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang didapatkan data bahwa sarana penomoran yang digunakan bagian pendaftaran sebagai berikut : 1) Kartu Identitas Berobat (KIB) Merupakan sarana yang diberikan kepada pasien berupa kartu identitas berobat pasien yang harus dibawa saat berobat kembali ke RS Bhakti Wira Tamtama Semarang. (1) KIB diberikan kepada setiap pasien baru yang ingin berobat berupa kertas HVS 80gram berwarna merah bertuliskan nomor rekam medis pasien tersebut dan seharusnya petugas memberikan pesan agar KIB selalu dibawa ketika ingin berobat kembali, tetapi petugas tidak menjalankan fungsinya sesuai protap yang tertulis bahwa KIB diberikan kepada setiap pasien dan berpesan agar selalu dibawa ketika ingin berobat kembali. Berdasarkan wawancara terhadap pasien didapatkan data bahwa bentuk dari KIB tidak mudah diingat dan mudah rusak karena masih menggunakan bahan kertas. Karena dengan dibawanya KIB setiap pasien yang ingin berobat akan mempercepat proses pelayanan pendaftaran pasien, jika tidak membawa KIB akan memperlambat pasien dalam proses pelayanan karena harus dicarikan datanya terlebih dahulu di dalam KIUP elektronik. 2) Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP) KIUP (elektronik) yang digunakan di bagian pendaftaran RS Bhakti Wira Tamtama Semarang merupakan sarana yang digunakan 43

61 untuk mendukung proses pencarian nomor rekam medis pasien dan pencatatan identitas pribadi pasien yang nantinya akan tersimpan secara otomatis dikomputer untuk memudahkan petugas. KIUP ini digunakan oleh petugas pendaftaran jika ada pasien baru berobat dan pasien lama yang tidak membawa KIB, karena jika pasien baru berobat harus dicatat datanya di dalam KIUP elektronik sedangkan untuk pasien lama yang tidak membawa KIB harus dicarikan dulu datanya di dalam KIUP elektronik. Untuk mendukung pemberian nomor rekam medis di TPP RS Bhakti Wira Tamtama Semarang sudah ada sistem informasi rumah sakit yang berfungsi untuk memberikan nomor rekam medis pasien secara otomatis lewat sistem komputerisasi. 3) Buku Register Buku Register di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang merupakan sarana yang digunakan berupa buku untuk mencatat dan mengisi data pasien setelah mendaftar di TPP sehingga dapat diketahui jumlah kunjungan pasien. (1) Penggunaan buku register di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang hanya untuk pasien rawat inap dan gawat darurat saja untuk pasien rawat jalan langsung dicatat di dalam komputer. 4) Buku Penggunaan Nomor Rekam Medis Buku penggunaan nomor rekam medis digunakan dibagian assembling untuk mengalokasikan dan mengendalikan nomor rekam medis, tetapi berdasarkan hasil wawancara kepada petugas pendaftaran buku penggunaan nomor rekam medis tidak digunakan 44

62 karena nomor rekam medis sudah dicetak secara otomatis oleh sistem informasi rumah sakit. b. Hasil Observasi Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di bagian pendaftaran didapatkan data tentang sarana penomoran sebagai berikut : 1) Kartu Identitas Berobat (KIB) Kartu berobat atau KIB yang digunakan di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang masih menggunakan kertas HVS 80gram warna merah. KIB ini diberikan kepada setiap pasien baru yang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan adapun pasien lama yang minta dibuatkan KIB baru karena KIB yang lama sudah rusak dan sudah tidak jelas penulisan nomor rekam medis pasien tersebut. Berdasarkan hasil observasi selama dua minggu ada 3 petugas pendaftaran yang tidak mengingatkan kepada pasien bahwa KIB harus dibawa ketika akan berobat kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan RS Bhakti Wira Tamtama Semarang padahal sudah tercantum di dalam protap penerimaan pasien baru dan 2 petugas yang mengingatkan kepada pasien agar KIB selalu dibawa ketika ingin berobat kembali dari total 5 orang petugas. 2) Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP) Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP) yang digunakan di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang sudah menggunakan KIUP elektronik yang berfungsi untuk mencari identitas pasien yang 45

63 pernah berobat dan mencatat identitas pasien yang ingin berobat. KIUP digunakan petugas pendaftaran ketika ada pasien baru berobat karena harus mencatat datanya terlebih dahulu ke dalam KIUP elektronik, kemudian digunakan ketika ada pasien lama yang tidak membawa KIB karena harus mencarikan data pasien yang tidak membawa KIB di dalam KIUP elektronik tersebut. 3) Buku Register Buku register di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang masih secara manual digunakan untuk mencatat identitas pasien yang berobat untuk mengetahui jumlah kunjungan pasien lama dan baru. Buku register ini digunakan untuk pasien rawat inap dan gawat darurat, untuk pasien rawat jalan tidak dicatat di buku register akan tetapi langsung dicatat di komputer. 4) Buku Penggunaan Nomor Rekam Medis Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di TPP RS bhakti Wira Tamtama Semarang buku penggunaan nomor rekam medis tidak digunakan karena nomor rekam medis sudah tercetak secara otomatis oleh komputer pada sistem informasi rumah sakit. 4. Kebijakan Penomoran Kebijakan penomoran memberikan informasi tentang standar pelaksanaan penomoran dibagian pendaftaran dan sebagai acuan protap penomoran sehingga bisa menunjang kinerja petugas pendaftaran dalam pemberian nomor rekam medis. Berdasarkan hasil observasi kebijakan 46

64 yang ada di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang sudah dijadikan satu dengan protap. Berikut ini merupakan kebijakan pelayanan rekam medis meliputi : a. Penomoran rekam medis menggunakan Unit Numbering System (UNS). b. Pencatatan dan pengumpulan data. c. Alih penguasaan dan pengendalian dokumen rekam medis. d. Penyimpanan, pengembalian kembali dan pemusnahan rekam medis. e. Penerimaan pasien rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. f. Pelayanan di URJ, URI, UGD dan IPP. 5. Protap Penomoran Berdasarkan hasil observasi peneliti di TPP didapatkan data mengenai protap yang ada di TPP RS Bhakti Wira Tamtama Semarang khususnya pemberian nomor rekam medis meliputi protap penerimaan pasien baru dan pasien lama, sebagai berikut : a. Protap Penerimaan Pasien Baru 2) Pasien harus mendaftarakan diri / didaftarakan terlebih dahulu sebelum mendapatkan / pelayanan medis maupun penunjang medis. 3) Pendaftaran dilakukan di unit rekam medis bagian pendaftaran. 4) Pasien baru oleh Petugas dipersilahkan mendaftar, apabila membawa rujukan, maka surat rujukan bisa ditunjukan kepada petugas pendaftaran. 47

65 5) Petugas pendaftaran menanyakan identitas pasien dan mencatatnya dalam kartu indeks utama pasien (KIUP) serta kartu poliklinik rawat jalan sesuai dengan nomor register yang ada. 6) Data yang harus dicatat meliputi : a) Tanggal dan Jam Pendaftaran. b) Nomor Register adalah sesuai nomor unit sehingga setiap pasien hanya memiliki satu nomor register, ini berlaku untuk pasien rawat jalan. c) Untuk pasien rawat inap, rawat jalan, dan UGD sistem penomoran yang digunakan adalah sistem nomor cara Unit Numbering System (UNS) yaitu setiap pasien berkunjung kerumah sakit akan diberikan satu nomor rekam medis tanpa membedakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, maupun UGD disimpan dalam satu berkas. d) Nama Pasien diisi nama pasien yang lengkap sesuai prosedur kerja tetap pemberian nama yang telah ditetapkan di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang. e) Umur pasien atau atau tanggal lahir pasien. f) Jenis kelamin g) Pangkat h) NRP / NIP i) Kesatuan j) Agama 48

66 k) Alamat diisi lengkap dengan nama jalan / nama dukuh, nomor rumah RT / RW, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten / Kodyadan nomor telepon kalau ada. l) Nama Keluarga diisi dengan nama ayah / nama ibu, nama suami / istri ( bagi yang sudah menikah ) atau nama yang mengantar pasien ( umum / petugas kepolisian ). 6) Pasien kemudian dibuatkan Kartu Identitas Berobat (KIB) diserahkan kepada pendaftar atau pasien dengan pesan bila berobat ulang di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang, maka KIB tersebut harap dibawa untuk mempercepat pelayanan. 7) Setelah menyelesaikan biaya administrasi pendaftaran ( untuk pasien umum / swasta ) pasien / keluarga pasien dipersilahkan menuju ke poliklinik yang dituju / UGD untuk mendapatkan pelayanan. 8) Setelah kartu rawat jalan diisi lengkap, petugas mengantarkan kartu poliklinik ke unit pelayanan. 9) Data pendaftaran pasien dicatat dalam buku register rawat jalan dan buku sensus harian rawat jalan. b. Protap Penerimaan Pasien Lama 1) Pasien harus mendaftarakan diri / didaftarkan terlebuh dahulu sebelum mendapatlan pelayanan medis maupun penunjang medis. 2) Pendaftaran dilakukan di unit rekam medis bagian pendaftaran. 49

67 3) Pasien / pengantar pasien dipersilahkan mendaftar, apabila membawa rujukan, maka surat rujukan bisa dittunjukkan pada petugas pendaftar. 4) Petugas pendaftaran menayakan Kartu Identitas berobat (KIB) RS Bhakti Wira Tamtama Semarang yang telah dimiliki pasien, apabila pasien lupa dan tidak membawa KIB, maka petugas harus mencarikan nomor register pasien tersebut berdasarkan nama pasien melalui KIUP. 5) Berdasarkan nomor register pada KIUP pasien / KIB yang dimiliki pasien, maka kemudian petugas mencarikan dan mengambil berkas rekam medis / kartu poliklinik rawat jalan di ruang filling. 7) Pasien kemudian dibuatkan KIB berdasarkan nomor register yang terdapat KIUP dan diserahkan kepada pendaftar / pasien dengan pesan untuk menyimpannya dengan baik baik dan apabila berobat ulang ke RS Bhakti Wira Tamtama Semarang, maka KIB tersebut harap dibawa. 8) Setelah menyelesaikan biaya administrasi pendaftaran ( untuk pasien umum / swasta ) pasien / keluarga dipersilahkan menuju ke poliklinik / UGD yang dituju untuk mendapatkan pelayanan. 9) Petugas mengevaluasi berkas rekam medis pasien khususnya rawat jalan, apabila perlu ditambahkan lembaran rawat jalan baru dan setelah kartu rawat jalan diisi lengkap, petugas mengantar berkas rekam medis ke unit pelayanan. 10) Data pendaftaran pasien dicatat secara lengkap pada buku status harian rawat jalan. 50

68 11) Petugas bertanggung jawab atas kelengkapan pengisian berkas rekam medis pasien. Berdasarkan hasil observasi didapatkan data bahwa protap penerimaan pasien khususnya di bagian penomoran rekam medis pasien seharusnya dijelaskan mengenai langkah atau deskripsi pemberian nomor rekam medis menggunakan Unit Numbering System. C. Pembahasan 1. Fungsi Petugas Pendaftaran Di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang Berdasarkan hasil wawancara kepada 5 orang petugas pendaftaran fungsi petugas pendaftaran Di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang khususnya di TPP didapatkan persentase data bahwa dari 3 orang petugas menjawab fungsinya sebagai petugas pendaftaran adalah mendaftar pasien, mencatat identitas pasien, membuatkan KIB dan memberikan nomor rekam medis baru untuk pasien baru dengan persentase 60%. 1 petugas menjawab fungsinya sebagai petugas pendaftaran adalah mendaftar pasien dan mencarikan DRM dengan persentase 20%. 1 orang petugas lagi menjawab fungsinya sebagai petugas pendaftaran adalah mendaftar pasien, membuatkan KIB, memberikan nomor rekam medis baru untuk pasien baru dan mengkoding dengan persentase 20%. Dari hasil wawancara tersebut fungsi petugas di TPP RS Bhakti Wira Tamtama Semarang belum sesuai dengan teori karena masih adanya petugas yang merangkap tugasnya sebagai petugas filing dan mengkoding seharusnya petugas pendaftaran 51

69 tidak merangkap tugas karena dengan terbatasnya jumlah sumber daya manusia jadi petugas di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang merangkap tugasnya. Hal tersebut akan berdampak terhadap kualitas pelayanan menjadi kurang baik dan beban kerja petugas menjadi bertambah. Jika ada pasien baru berobat petugas mendaftar kemudian langsung memberikan nomor rekam medis baru dan berkas rekam medis baru untuk pasien tersebut. Seharusnya petugas lebih teliti lagi dalam mendaftar pasien baru, petugas harus mengecek ulang di KIUP elektronik apakah pasien tersebut benar pasien baru atau pasien tersebut sudah pernah berobat tetapi lupa membawa KIB sehingga pasien tersebut mengaku sebagai pasien baru agar pelayanan lebih cepat. Hal ini akan berdampak terhadap nomor rekam medis ganda (duplikasi nomor rekam medis) yang akan menyulitkan petugas filing dalam pencarian dokumen rekam medis pasien. Dan seharusnya protap yang ada juga mencantumkan agar petugas meneliti kembali pasien baru di KIUP elektronik apakah sudah pernah berobat atau belum pernah. Sehingga akan menjadikan pedoman petugas ketika mendaftar pasien baru harus lebih teliti lagi. 2. Sistem Penomoran Di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang Sistem penomoran yang digunakan di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang adalah Unit Numbering System (UNS) atau pemberian satu nomor rekam medis (Berkas rekam medis) pada setiap pasien yang datang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan tanpa membedakan pelayanan rawat jalan, rawat inap, maupun pasien gawat darurat. (5) 52

70 Pemberian nomor rekam medis secara Unit Numbering System (UNS) sesuai dengan kebijakan dan protap yang ada. Sistem penomoran secara UNS memiliki kelebihan yaitu Informasi medis pasien dapat berkesinambungan karena dokumen rekam medis pasien disimpan dalam satu folder atau berkas tanpa membedakan jenis pelayanan rawat inap, rawat jalan maupun gawat darurat, lebih menghemat penggunaan folder atau berkas rekam medis, dan lebih efisien tempat penyimpanannya, karena lebih sedikit menggunakan tempat penyimpanan atau rak file. Untuk kekurangannya yaitu pelayanan pasien akan menjadi lama karena pada pasien lama akan dicarikan dokumen rekam medisnya yang lama setelah ketemu baru pasien akan mendapatkan pelayanan. Untuk pedoman tentang tata cara dan urutan kegiatan pemberian nomor rekam medis di bagian pendaftaran pasien RS Bhakti Wira Tamtama Semarang tidak ada buku register rawat jalan dan buku penggunaan nomor rekam medis. Menurut teori disebutkan bahwa buku register dan buku catatan penggunaan nomor rekam medis merupakan salah satu catatan yang digunakan di bagian pendaftaran pasien. Selain itu juga disebutkan bahwa buku register termasuk catatan yang permanen dan tidak boleh musnahkan serta memuat informasi yang sangat penting mengenai rekam medis. Sehingga sebaiknya buku register tetap digunakan guna mengantisipasi kemungkinan yang terjadi, misalkan jika komputer sistem informasi mengalami kerusakan atau error yang menyebabkan data-data tersebut juga akan ikut rusak. Dan seharusnya buku catatan penggunaan nomor rekam medis tetap digunakan, selain untuk pengendalian nomor rekam medis juga untuk 53

71 mengetahui ada tidaknya nomor rekam medis yang terlewat dengan cepat dan tidak perlu menunggu informasi dari sistem informasi Rumah Sakit. 3. Sarana Penomoran Sarana penomoran yang digunakan di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang meliputi : a. KIUP (elektronik) Merupakan sarana yang digunakan untuk mendukung proses pencarian nomor rekam medis pasien dan pencatatan identitas pribadi pasien yang nantinya akan tersimpan secara otomatis dikomputer. (1) KIUP (elektronik) di bagian pendaftaran RS Bhakti Wira Tamtama Semarang belum sesuai karena fungsi KIUP tersebut yang tidak bisa mengetahui jumlah kunjungan pasien dan tidak dapat mengetahui tanggal terakhir kali pasien tersebut berobat, fungsi KIUP yang ada hanya dapat digunakan untuk menyimpan data pasien dan mencari nomor rekam medis pasien, seharusnya KIUP selain untuk mencatat identitas pribadi pasien ketika berobat dan mencari nomor rekam medis pasien KIUP juga bisa mengetahui jumlah kunjungan pasien dan tanggal terakhir kali pasien tersebut berobat. b. Kartu Identitas Berobat (KIB) Berdasarkan hasil wawancara kepada 5 orang pasien untuk mengetahui data mengenai KIB didapatkan data bahwa bentuk dari KIB tidak mudah diingat pasien dan mudah rusak dikarenakan masih mengunakan bahan kertas. Sehingga KIB yang digunakan RS Bhakti 54

72 Wira Tamtama Semarang belum sesuai teori karena masih menggunakan kertas HVS 80gram berwarna merah yang mudah rusak atau sobek seharusnya KIB dibuat seperti (electronic Id) e-id yang dicetak sehingga tidak mudah sobek dan lebih efisien karena lebih tahan lama dari kerusakan,dan menarik untuk pasien sehingga akan selalu diingat dan dibawa pasien ketika ingin berobat kembali. karena KIB berperan penting dalam proses pelayanan pasien sedangkan untuk isi dari KIB tersebut sudah sesuai dengan teori karena sudah tercantum nomor rekam medis pasien, nama pasien, umur, alamat, tanggal lahir dan nomor BPJS. KIB juga merupakan kendala bagi petugas pendaftaran karena jika ada pasien yang tidak membawa KIB tetapi mengaku sebagai pasien baru akan mengakibatkan terjadinya duplikasi nomor rekam medis karena pasien tersebut memiliki nomor rekam medis baru dan berkas rekam medis baru. Kurang tahunya kesadaran pasien terhadap pentingnya membawa KIB ini harus segera diperbaiki dengan berpesan kepada pasien agar selalu membawa KIB ketika akan berobat kembali dan pentingnya informasi medis pasien juga akan berkesinambungan karena berkas pasien hanya satu dan tidak terjadi duplikasi nomor rekam medis. c. Buku Register Merupakan sarana yang digunakan berupa buku untuk mencatat dan mengisi data pasien setelah mendaftar di bagian pendaftaran sehingga dapat diketahui jumlah kunjungan pasien. Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil wawancara terhadap 55

73 petugas pendaftaran buku register secara manual tidak sesuai dengan teori yaitu hanya digunakan untuk pasien rawat inap dan gawat darurat, untuk pasien rawat jalan tidak digunakan buku register rawat jalan. Seharusnya menurut teori setiap pasien datang berobat baik rawat inap, gawat darurat maupun rawat jalan harus dicatat di buku register untuk mengetahui jumlah kunjungan pasien. Seiring dengan perkembangan teknologi buku register sudah banyak menggunakan elektronik jadi seharusnya register yang ada juga diperbarui secara elektronik agar memudahkan petugas dalam pelayanan dan menghemat waktu. d. Buku Penggunaan Nomor Rekam Medis Buku penggunaan nomor rekam medis di bagian assembling RS Bhakti Wira Tamtama Semarang tidak ada seharusnya secara teori buku penggunaan nomor rekam medis digunakan untuk mengalokasikan dan mengendalikan penggunaan nomor rekam medis. Seiring dengan perkembangan teknologi buku penggunaan nomor rekam medis ini sudah banyak yang menggunakan elektronik sehingga ketika ada pasien baru berobat petugas akan mendaftar lewat komputer dan nomor rekam medis baru akan tercetak secara otomatis lewat sistem informasi rumah sakit. 4. Kebijakan Penomoran Kebijakan adalah suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu yang memberikan hambatan-hambatan dan kesempatan-kesempatan 56

74 terhadap kebijakan yang diusulkan untuk menggunakan dan mengatasi dalam rangka mencapai suatu tujuan, atau merealisasikan suatu sasaran atau suatu maksud tertentu. (10) Kebijakan tentang pemberian nomor rekam medis pasien di bagian pendaftaran RS Bhakti Wira Tamtama Semarang menggunakan Unit Numbering System (UNS), harus ada kebijakan prosedur yang tertulis yang menceritakan pengelolaan unit rekam medis untuk menjadi pedoman bagi staf atau petugas rekam medis yang bertugas. Di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang mempunyai kebijakan secara tertulis mengenai sistem pemberian nomor rekam medis dengan menggunakan Unit Numbering System (UNS). Kebijakan yang ada di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang jadi satu dengan protap, seharusnya kebijakan dan protap dipisahkan tersendiri. 5. Protap Penomoran Standar Operating Procedure (SOP) atau prosedur tetap adalah pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi atau tata cara ataupun tahapan yang harus dilalui dalam suatu proses kerja tertentu, yang dapat diterima oleh seseorang yang berwenang atau yang bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat penampilan atau kondisi tertentu sehingga suatu kegiatan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien. (9) Protap pemberian nomor rekam medis yang digunakan sebagai pedoman yang mendasari kebijakan tersebut dengan tujuan untuk 57

75 memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pasien. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara petugas pendaftaran, pelaksanaan pemberian nomor rekam medis dengan Unit Numbering System sudah sesuai dengan protap yang ada yaitu pemberian satu nomor rekam medis (Berkas rekam medis) pada setiap pasien yang datang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan tanpa membedakan pelayanan rawat jalan, rawat inap, maupun pasien gawat darurat. (5) Seharusnya protap yang ada menjadi acuan petugas pendaftaran ketika akan melayani pasien harus sesuai prosedur karena sangat penting bagi pihak-pihak lain yang bersangkutan seperti petugas filing karena jika terjadi duplikasi nomor rekam medis sebagai akibat dari tidak patuhnya petugas pendaftaran terhadap protap yang ada. Dan protap penomoran seharusnya dijelaskan langkah atau deskripsi pemberian nomor rekam medis mulai dari pasien mendaftar, pesien dimintai identitas pribadi, petugas mencatat data pasien di KIUP elektronik, petugas membuatkan nomor rekam medis baru secara urut, petugas membuatkan KIB yang berisikan nomor rekam medis baru tersebut, kemudian petugas mencatat data pasien di buku register. Dengan adanya deskripsi pemberian nomor rekam medis pada protap penerimaan pasien diharapkan dapat menjadi pedoman bagi petugas pendaftaran untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan protap. 58

76 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Sarana Penomoran yang ada di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang meliputi Kartu Identitas Berobat (KIB), Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP) sudah berupa elektronik, buku register (RI dan Gawat Darurat) untuk rawat jalan langsung dicatat di komputer, untuk buku penggunaan nomor rekam medis tidak digunakan karena nomor rekam medis sudah tercetak secara otomatis oleh sistem informasi rumah sakit. 2. Di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang sudah ada kebijakan yang mengatur tentang sistem penomoran yaitu menggunakan Unit Numbering System (UNS). 3. Di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang sudah ada protap yang mengatur tentang sistem penomoran menggunakan Unit Numbering System (UNS) yaitu pemberian satu nomor rekam medis (Berkas rekam medis) pada setiap pasien yang datang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan tanpa membedakan pelayanan rawat jalan, rawat inap, maupun pasien gawat darurat. 4. Di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang tidak menggunakan buku penggunaan nomor rekam medis tetapi sudah secara komputerisasi lewat sistem informasi rumah sakit. 59

77 5. Sistem penomoran menggunakan Unit Numbering System (UNS) di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang yang sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ada. B. Saran 1. Sebaiknya petugas meneliti kembali data pasien di KIUP apakah benar pasien baru atau lama. 2. Seharusnya KIUP diperbarui atau diupdate sehingga mampu mendeteksi nama pasien dan tanggal lahir pasien yang sama sehingga meminimalisir duplikasi nomor rekam medis. 3. Sebaiknya buku register sudah diperbarui menggunakan register elektronik karena fungsi register sangat penting. 4. Seharusnya protap dan kebijakan tidak dijadikan satu, protap dan kebijakan sebaiknya dipisahkan. 5. Petugas harus mematuhi protap yang sudah ada yaitu, berpesan kepada pasien agar membawa KIB ketika akan berobat kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan RS Bhakti Wira Tamtama Semarang. 6. Berdasarkan hasil wawancara kepada pasien sebaiknya KIB dibikin lebih menarik atau seperti impuls card agar pasien lebih mengingat KIB tersebut. 7. Sebaiknya diadakan sosialisasi protap saat melakukan rapat Unit Rekam Medis (URM). 8. Sebaiknya ada pembaruan atau revisi protap penerimaan pasien. 9. Seharusnya ada revisi kebijakan tentang penomoran, dijelaskan definisi dari sistem penomoran Unit Numbering System (UNS). 60

78 DAFTAR PUSTAKA 1. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan RI no.269/menkes/iii/2008 tentang rekam medis atau medical record. Jakarta, Huffman K Edna. Health Information Managemen (Physicians Record Company Berwyn Illinois), Direktorat Jendral Pelayanan Medik. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia Revisi 1, Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Azwar, A. Pengantar Administrasi Kesehatan, Binarupa Aksara, Jakarta Savitri, C Budi. Manajemen Unit Kerja Rekam Medis, Yogyakarta, Depkes Republik Indonesia. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit, Jakarta : Dirjen Yanmed, Gemala R. Hatta. Rekam Medis, Penerbit Universitas Indonesia, diakses 13 Mei Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis, Jakarta, 1991 : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Standard Operating Procedure, Jakarta, diakses 13 Mei

79 10. Winarno, Budi. Teori dan Proses Kebijakan Publik, Media Pressindo, Yogyakarta, diakses 13 Mei Azwar, Saiffudin. Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, diakses 13 Mei TPPRJ.html. diakses pada 6 Agustus Lexy J, Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif : PT Remaja Rosdakarya, Bandung, Anggoro, Toha.Metode Penelitian. Universita Terbuka. Jakarta, diakses 13 Mei Peraturan Menteri Kesehatan RI. no.512/menkes/per/iv/2007 Tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran BAB I pasal 1 ayat 10. Jakarta

80 LAMPIRAN 1 63

81 PEDOMAN WAWANCARA PETUGAS PENDAFTARAN A. Sarana Penomoran 1. Apakah ada KIUP atau KIUP elektronik di bagian pendaftaran? 2. Apakah setiap pasien baru berobat di simpan di KIUP? bagaiman jika komputer mengalami error? 3. Bagaimana prosedur pemberian nomor rekam medis baru? 4. Apakah anda sudah menggunakan sarana tersebut dengan baik? 5. Apakah pasien baru diberikan KIB setiap berobat? 6. Apakah anda sudah mengingatkan pasien untuk membawa KIB setiap berobat kembali? 7. Unit Rekam Medis bagian apa yang bertanggung jawab untuk pengeluaran nomor? B. Protap 1. Apakah ada protap tentang penerimaan pasien? 2. Jika ada bagaimana prosedur penerimaan pasien baru dan lama sesuai dengan protap? 3. Apakah petugas pendaftaran disini sudah menjalankan fungsinya sesuai dengan protap? C. Fungsi Petugas Pendaftaran 1. Apa saja fungsi anda sebagai petugas pendaftaran? 2. Apakah petugas mencatat data-data pasien di buku register? 3. Bagaimana jika ada pasien baru berobat? 64

82 4. Bagaimana jika ada pasien lama yang membawa KIB? 5. Bagaimana jika ada pasien lama yang tidak membawa KIB? D. Kebijakan 1. Apakah ada kebijakan di bagian pendaftaran terkait pemberian nomor rekam medis? 2. Apakah petugas pendaftaran sudah menjalankan fungsinya sesuai dengan kebijakan? E. Pelaksanaan Sitem Penomoran 1. Sistem penomoran apa yang dipakai di RS Bhakti Wira Tamtama? 2. Apa yang menyebabkan terjadinya nomor rekam medis ganda? 3. Bagaimana cara anda agar informasi medis pasien dapat berkesinambungan jika terjadi nomor atau berkas rekam medis ganda? 65

83 PEDOMAN WAWANCARA KEPALA REKAM MEDIS 1. Apakah ada kebijakan dibagian pendaftaran khususnya mengenai penomoran rekam medis? 2. Bagaimana fungsi anda sebagai kepala rekam medis dalam memonitori peran petugas pendaftaran dalam pemberian nomor rekam medis? 3. Bagaimana dengan protap yang ada dibagian pendaftaran, apakah sudah sesuai dengan peran petugas pendaftaran saat ini? 66

84 PEDOMAN WAWANCARA KEPADA PASIEN 1. Apakah petugas sudah mengingatkan anda untuk membawa KIB setiap berobat? 2. Apakah desain atau bentuk dari KIB tersebut mudah untuk disimpan? 3. Apakah desain atau bentuk dari KIB tersebut mudah untuk diingat ketika anda ingin berobat? 4. Apakah anda tahu bahwa membawa KIB setiap kali berobat akan mempercepat anda dalam proses pelayanan? 5. Apakah anda mengetahui jika anda membawa KIB petugas akan lebih cepat dalam mengambil berkas medis anda? 6. Apakah anda sudah mengetahui prosedur pendaftaran di rumah sakit ini? 7. Apakah petugas selalu menanyakan kepada anda sudah pernah berobat atau belum? 8. Apakah anda pernah bertanya kepada petugas, jika anda tidak membawa KIB? 9. Jika anda sudah pernah berobat tapi anda lupa membawa KIB saat mendaftar, apakah anda akan mengaku belum pernah berobat atau sebagai pasien baru? 10. Apakah anda mengetahui jika anda mengaku sebagai pasien baru tetapi anda sudah pernah berobat itu akan berdampak terhadap berkas rekam medis anda informasi medisnya tidak akan berkesinambungan karena anda akan memiliki beberapa berkas dan nomor rekam medis? 67

85 LAMPIRAN 2 68

86 PEDOMAN OBSERVASI OBSERVASI ADA TIDAK ADA KETERANGAN Adakah sarana yang digunakan dalam peberian nomor rekam medis? Adakah protap untuk penerimaan pasien? Adakah kebijakan di bagian pendaftaran? 69

87 PEDOMAN CHECKLIST Peran Petugas Pendaftaran Ya Tidak 1. Menanyakan KIB pasien 2. Memberikan KIB kepada pasien Baru 3. Mengingatkan pasien untuk selalu membawa KIB ketika berobat kembali 4. Jika pasien baru apakah petugas meneliti kembali di KIUP 5. Apakah petugas mencatat data pasien di buku register 1. RJ 2. RI 3. UGD 70

88 LAMPIRAN 3 71

89 KESDAM IV/DIPONEGORO RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA (RS BWT) SEMARANG Jl. Dr. Sutomo 1 Jl. Dr. Soetomo 17 Semarang. Telp. (024) , Fax. (024) I. PENGERTIAN PROSEDUR TETAP PENERIMAAN PASIEN BARU RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG Pengertian pasien di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang adalah proses penerimaan pasien yang datang berobat ke RS Bhakti Wira Tamtama Semarang, mulai dari pendaftaran pasien dengan wawancara dan mencatat identitas pasien sampai mengantar pasien ke unit pelayanan yang dikehendaki pasien. II. TUJUAN 2. Memberikan kesan baik pada kunjungan pasien / keluaran pasien. 3. Mengarahkan pasien secara efisien sesuai kasus untuk mendapatkan pelayanan medis yang cepat dan tepat. 4. Menertibkan administrasi. III. PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN BARU 1) Pasien harus mendaftarkan diri / didaftarkan terlebih dahulu sebelum mendapatkan / pelayanan medis maupun penunjang medis. 2) Pendaftaran dilakukan di unit rekam medis bagian pendaftaran. 3) Pasien baru oleh Petugas dipersilahkan mendaftar, apabila membawa rujukan, maka surat rujukan bisa ditunjukan kepada petugas pendaftaran. 4) Petugas pendaftaran menanyakan identitas pasien dan mencatatnya dalam kartu index utama pasien ( KIUP ) serta kartu poliklinik rawat jalan sesuai dengan nomor register yang ada. 5) Data yang harus dicatat meliputi : a) Tanggal dan Jam Pendaftaran. 72

90 b) Nomor Register adalah sesuai nomor unit sehingga setiap pasien hanya memiliki satu nomor register, ini berlaku untuk pasien rawat jalan. c) Untuk pasien rawat inap, rawat jalan, dan UGD sistem penomoran yang digunakan adalah sistem nomor cara UNS (Unit numbering sistem ) yaitu setiap pasien berkunjung kerumah sakit akan diberikan satu nomor rekam medis tanpa membedakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, maupun UGD disimpan dalam satu berkas. d) Nama Pasien diisi nama pasien yang lengkap sesuai prosedur kerja tetap pemberian nama yang telah ditetapkan di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang. e) Umur pasien atau atau tanggal lahir pasien. f) Jenis kelamin g) Pangkat h) NRP / NIP i) Kesatuan j) Agama k) Alamat diisi lengkap dengan nama jalan / nama dukuh, nomor rumah RT / RW, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten / Kodyadan nomor telepon kalau ada. l) Nama Keluarga diisi dengan nama ayah / nama ibu, nama suami / istri ( bagi yang sudah menikah ) atau nama yang mengantar pasien ( umum / petugas kepolisian ). f. Pasien kemudian dibuatkan Kartu Index Berobat ( KIB ) diserahkan kepada pendaftar atau pasien dengan pesan bila berobat ulang di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang, maka KIB tersebut harap dibawa untuk mempercepat pelayanan. g. Setelah menyelesaikan biaya administrasi pendaftaran ( untuk pasien umum / swasta ) pasien / keluarga pasien dipersilahkan menuju ke poliklinik yang dituju / UGD untuk mendapatkan pelayanan. h. Setelah kartu rawat jalan diisi lengkap, petugas mengantarkan kartu poliklinik ke unit pelayanan. i. Data pendaftaran pasien dicatat dalam buku register rawat jalan dan buku sensus harian rawat jalan. 73

91 KESDAM IV/DIPONEGORO RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA (RS BWT) SEMARANG Jl. Dr. Soetomo 17 Semarang. Telp. (024) , Fax. (024) PROSEDUR TETAP PENERIMAAN PASIEN LAMA RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG I. PENGERTIAN II. III. Pengertian pasien di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang adalah proses penerimaan pasien yang datang berobat ke RS Bhakti Wira Tamtama Semarang, mulai dari pendaftaran pasien dengan wawancara dan mencatat identitas pasien sampai mencatat identitas pasien sampai mengantar pasien ke unit pelayanan yang dikehendaki pasien. TUJUAN 1. Memberikan kesan yang baik pada kunjungan pasien / keluarga pasien. 2. Mengarahkan pasien secara efisien sesuai kasus untuk mendapatkan pelayanan medis yang cepat dan tepat. 3. Menertibkan administrasi PENERIMAAN PASIEN LAMA a. Pasien harus mendaftarkan diri / didaftarkan terlebih dahulu sebelum mendapatkan pelayanan medis maupun penunjang medis. b. Pendaftaran dilakukan di unit rekam medis bagian pendaftaran. c. Pasien / pengantar pasien dipersilahkan mendaftar, apabila membawa rujukan, maka surat rujukan bisa dittunjukkan pada petugas pendaftar. d. Petugas pendaftaran menayakan Kartu Identitas berobat ( KIB ) RS Bhakti Wira Tamtama Semarang yang telah dimiliki pasien, apabila pasien lupa dan tidak membawa KIB, maka petugas harus mencarikan nomor register pasien tersebut berdasarkan nama pasien melalui KIUP. e. Berdasarkan nomor register pada KIUP pasien / KIB yang dimiliki pasien, maka kemudian petugas mencarikan dan mengambil berkas rekam medis / kartu poliklinik rawat jalan di ruang filling. 74

92 f. Pasien kemudian dibuatkan KIB berdasarkan nomor register yang terdapat KIUP dan diserahkan kepada pendaftar / pasien dengan pesan untuk menyimpannya dengan baik baik dan apabila berobat ulang ke RS Bhakti Wira Tamtama Semarang, maka KIB tersebut harap dibawa. g. Setelah menyelesaikan biaya administrasi pendaftaran ( untuk pasien umum / swasta ) pasien / keluarga dipersilahkan menuju ke poliklinik / UGD yang dituju untuk mendapatkan pelayanan. h. Petugas mengevaluasi berkas rekam medis pasien khususnya rawat jalan, apabila perlu ditambahkan lembaran rawat jalan baru dan setelah kartu rawat jalan diisi lengkap, petugas mengantar berkas rekam medis ke unit pelayanan. i. Data pendaftaran pasien dicatat secara lengkap pada buku status harian rawat jalan. j. Petugas bertanggung jawab atas kelengkapan pengisian berkas rekam medis pasien. 75

93 LAMPIRAN 4 76

94 PROSEDUR DAN KEBIJAKAN RUMAH SAKIT TK III BHAKTI WIRA TAMTAMA JL. Dr.Soetomo No.17 Semarang Telp.(024) , Fax: (024) No. Dokumen RM / Tanggal Terbit Januari 2014 No. Revisi Halaman 0 1 dari.. Ditetapkan, Kepala RS Bhakti Wira Tamtama dr. Rahayu mibawani Letnan Kolonel Ckm (K) NRP Merupakan acuan ketetapan pelaksanaan kegiatan di rekam Pengertian medis. Tujuan Untuk pedoman dalam melakukan prosedur yang telah ditetapkan. Kebijakan Kebijakan dalam pelayanan rekam medis meliputi : 1. Penomoran rekam medis menggunakan unit numbering system 2. Pencatatan dan pengumpulan data 3. Alih penguasaan & pengendalian dokumen rekam medis 4. Penyimpanan, pengambilan kembali dan pemusnahan rekam medis 5. Penerimaan pasien rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat 6. Pelayanan di URJ, UGD, URI dan IPP Prosedur 1. Pelayanan Rekam Medis dilaksanakan selama 24 jam di setiap unit pelayanan 2. Rekam medis terdiri dari : a. Rekam medis rawat inap b. Rekam medis rawat jalan c. Rekam medis bayi baru lahir 3. Pemberian nomor dengan metode unit numbering system. 4. Penyimpanan secara sentralisasi dengan metode terminal digit filling ( angka akhir ) 5. Seluruh dokumen rekam medis harus lengkap 2 x24 jam bagi pasien yang keluar, kecuali untuk tindakan otopsi 77

95 laporannya bisa 14 hari setelah pasien keluar. 6. Informasi dalam rekam medis tidak boleh hilang, rusak atau digunakan oleh orang lain. 7. Rekam medis tidak boleh dibawa keluar tanpa ijin dari Kepala. 8. Dokter, perawat dan paramedis non perawatan bertanggung jawab atas kebenaran dan ketepatan dalam pengisian rekam medis. 9. Kerahasiaan rekam medis harus dijaga. 10. Rekam medis memuat semua informasi antara lain : a. Informasi perawatan pasien. 78

96 Prosedur b. Informasi antara perawat dan pasien. c. Informasi untuk dokter lain d. Informasi pelayanan. 11. Pengisian rekam medis hanya dilakukan oleh orang orang yang berhak dan diberi catatan tanggal, jam, dan tanda tangan pemeriksa. 12. Pengisian dan perubahan rekam medis harus dapat dibaca dan tidak boleh ditipex. 13. Rekam medis mempunyai singkatan dan simbol yang sudah disyahkan untuk panitia rekam medis. 14. Rekam medis harus diisi laporan asli yang dibuat oleh dokter, perawatan, paramedis non perawatan. 15. Identifikasi pasien dalam rekam medis harus berisi : a. Nomor rekam medis perlembar. b. Nama lengkap pasien tiap lembar c. Alamat d. Jenis kelamin 16. Tanda bahaya harus ditulis di halaman depan rekam medis. 17. Rekam medis harus mencantumkan diaognose pada waktu diterima oleh dokter. 18. Rekam medis harus mencakup riwayat pasien yang berkaitan dengan : a. Riwayat perjalan penyakit. b. Keadaan sosial 20. Rekam medis harus memuat catatan bahwa pasien telah menerima penjelasan dari dokter tentang penyakitnya, izin tindakan dan resikonya. 21. Perintah pemberian obat harus tertilis oleh dokter. 22. Perintah terapi diagnosa khusus harus dibuat tertulis. 23. Catatan kemajuan hasil observasi dan konsultasi dibuat secara tertulis oleh dokter, perawat dan paramedis lainnya. 24. Dokter harus membuat diagnosa prabedah dan harus membuat laporan operasi setelah dokter melakukan pembedahan meliputi : a. Rincian keadaan yang ditemukan. b. Prosedur yang dilakukan. c. Jaringan yang dibuang. d. Diagnosa. e. Intruksi pasca bedah f. Tanda tangan dokter yang melakukan tindakan pembedahan. 79

97 Prosedur 24. Harus ada Rekam medis anesthesi yang berisi : a. Catatan penilaian prabedah oleh Perawat anesthesi b. Obat c. Darah dan dosis pemberiannya. d. Pemantauan tanda vital e. Therapi cairan f. Instruksi pasca anesthesi. g. Nama dan tanda tangan dokter anesthesi 25. Halaman depan Rekam Medis meliputi : a. Diagnosa. b. Prosedur tindakan yang dilakukan sesuai ICOPIM c. Surat rujukan pasien harus berisi kondisi pada waktu pasien keluar dan rekapitulasi kondisi pasien saat dirawat ( resume ). 26. Kebijakan dan prosedur ditinjau setiap 3 tahun. Unit Terkait 1. Unit Rekam Medis 80

98 LAMPIRAN 5 81

99 SARANA PENOMORAN (KIB, KIUP, REGISTRER) 1. Kartu Identitas Berobat (KIB) 82

100 2. Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP) Elektronik 83

101 3. Buku Register Untuk Rawat Inap dan Gawat Darurat 84

102 4. Register Rawat Jalan 85

TINJAUAN SISTEM PENOMORAN DI TPP RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG TAHUN 2015

TINJAUAN SISTEM PENOMORAN DI TPP RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG TAHUN 2015 TINJAUAN SISTEM PENOMORAN DI TPP RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG TAHUN 2015 Oki Agung Wibawa*) Retno Astuti S, SS, MM**) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro **) Pengajar Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.269 tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.269 tahun 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Rekam Medis 1. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.269 tahun 2008 adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,pemeriksaan,pengobatan,tindakan,pelayanan

Lebih terperinci

Prosedur di Bagian Rekam Medis Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP)

Prosedur di Bagian Rekam Medis Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP) Prosedur di Bagian Rekam Medis Standar Operasional Prosedur (SOP) a. Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP) Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 512/Menkes/PER/IV/2007

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di dalam membahas pengertian rekam medis terlebih dahulu akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di dalam membahas pengertian rekam medis terlebih dahulu akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. REKAM MEDIS Di dalam membahas pengertian rekam medis terlebih dahulu akan dikemukakan arti dari rekam medis itu sendiri. Rekam medis disini di artikan sebagai keterangan baik

Lebih terperinci

Standar Operasional Prosedur (SOP)

Standar Operasional Prosedur (SOP) Standar Operasional Prosedur (SOP) a. Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP) Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 512/Menkes/PER/IV/2007 Tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum RS Bhakti Wira Tamtama Semarang. 1. Sejarah Umum RST Bhakti Wira Tamtama Semarang

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum RS Bhakti Wira Tamtama Semarang. 1. Sejarah Umum RST Bhakti Wira Tamtama Semarang BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum RS Bhakti Wira Tamtama Semarang 1. Sejarah Umum RST Bhakti Wira Tamtama Semarang Pada tanggal 8 Desember 1949 telah tersusun organisasi Divisi III/Gubernur III

Lebih terperinci

JENIS FORMULIR REKAM MEDIS

JENIS FORMULIR REKAM MEDIS JENIS FORMULIR REKAM MEDIS Formulir kertas Formulir elektronik Formulir elektronik merupakan ruang yang ditayangkan dalam layar komputer yang digunakan untuk mencatat data yang akan diolah dalam pengolahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengapa dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengapa dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis Menurut Huffman E.K, 1992 menyatakan bahwa rekam medis ialah catatan atau rekaman yang berisi mengenai siapa, bilamana, apa, mengapa dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum RSUD Sunan Kalijaga Demak. RSUD Sunan Kalijaga Demak berada di Jl. Sultan Fatah Nomor

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum RSUD Sunan Kalijaga Demak. RSUD Sunan Kalijaga Demak berada di Jl. Sultan Fatah Nomor BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum RSUD Sunan Kalijaga Demak 1. Profil RSUD Sunan Kalijaga Demak RSUD Sunan Kalijaga Demak berada di Jl. Sultan Fatah Nomor 669/50 Demak dengan luas + 4 hektar. RSUD

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAYANAN REKAM MEDIS BAGIAN FILING DI PUSKESMAS BEJEN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 EVI MARLINA

TINJAUAN PELAYANAN REKAM MEDIS BAGIAN FILING DI PUSKESMAS BEJEN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 EVI MARLINA TINJAUAN PELAYANAN REKAM MEDIS BAGIAN FILING DI PUSKESMAS BEJEN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 ABSTRACT EVI MARLINA. Storage system in primary health care Bejen using decentralized system and medical

Lebih terperinci

TINJAUAN FAKTOR PENYEBAB WAKTU TUNGGU PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

TINJAUAN FAKTOR PENYEBAB WAKTU TUNGGU PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN TINJAUAN FAKTOR PENYEBAB WAKTU TUNGGU PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN Christina Sulistiyorini 1, Tri Lestari 2, Rohmadi 2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan pada pasien. (3) peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. (4)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan pada pasien. (3) peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. (4) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILLING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. SOEDJATI SOEMODIHARJO KABUPATEN GROBOGAN

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILLING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. SOEDJATI SOEMODIHARJO KABUPATEN GROBOGAN TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILLING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. SOEDJATI SOEMODIHARJO KABUPATEN GROBOGAN Rully mirna septria, Tri lestari, Sri mulyono Mahasiswa

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI FILLING PUSKESMAS GUNUNGPATI SEMARANG. Rizqi Amalia *), Arif Kurniadi**)

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI FILLING PUSKESMAS GUNUNGPATI SEMARANG. Rizqi Amalia *), Arif Kurniadi**) TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI FILLING PUSKESMAS GUNUNGPATI SEMARANG Rizqi Amalia *), Arif Kurniadi**) *)Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang **)Staf

Lebih terperinci

TINJAUAN PENGGUNAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA TAHUN 2008

TINJAUAN PENGGUNAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA TAHUN 2008 TINJAUAN PENGGUNAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA TAHUN 2008 Umi Werdikesni 1, Antik Pujihastuti 2, Rohmadi 2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar 1, Dosen

Lebih terperinci

TINJAUAN PENGGUNAAN SISTEM PENJAJARAN DRM DENGAN METODE SNF (STRAIGHT NUMERICAL FILLING) DI FILLING RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH KENDAL

TINJAUAN PENGGUNAAN SISTEM PENJAJARAN DRM DENGAN METODE SNF (STRAIGHT NUMERICAL FILLING) DI FILLING RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH KENDAL TINJAUAN PENGGUNAAN SISTEM PENJAJARAN DRM DENGAN METODE SNF (STRAIGHT NUMERICAL FILLING) DI FILLING RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH KENDAL Satriyo Hananto P *), Kriswiharsi Kun S, M.Kes **) *) Alumni Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Dokumen adalah berkas yang berisikan data-data identitas, data. dalam suatu pelayanan kesehatan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Dokumen adalah berkas yang berisikan data-data identitas, data. dalam suatu pelayanan kesehatan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dokumen Rekam Medis 1. Pengertian Dokumen a. Dokumen adalah berkas yang berisikan data-data identitas, data sosial maupun data medis yang sewaktu-waktu bisa digunakan lagi dalam

Lebih terperinci

TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT

TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT PENYUSUN : INDAH WIYANTI 201431350 UNIVERSITAS ESAUNGGUL FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2015 Buatlah prosedur pelayanan administrasi disertai langkah-demi langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat komplek dalam berbagai jenis pelayanan kesehatan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. sangat komplek dalam berbagai jenis pelayanan kesehatan dalam mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah suatu pelayanan kesehatan yang pelayanannya sangat komplek dalam berbagai jenis pelayanan kesehatan dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PERNYATAAN PERSETUJUAN 1 PERNYATAAN PERSETUJUAN Senin, 2 Maret 2015 saya, Nama NIM Judul KTI : WAHYU SOFYAN HIDAYAT : D22.2011.01128 : TINJAUAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI BKPM SEMARANG GUNA PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Definisi Rumah Sakit a. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

TinJauan PenGelOlaan rekam medis BaYi Baru lahir di rumah sakit umum daerah kabupaten karanganyar

TinJauan PenGelOlaan rekam medis BaYi Baru lahir di rumah sakit umum daerah kabupaten karanganyar TinJauan PenGelOlaan rekam medis BaYi Baru lahir di rumah sakit umum daerah kabupaten karanganyar rosita dewi kurniasari 1, rano indradi sudra 2, riyoko 3 mahasiswa apikes mitra Husada karanganyar 1, dosen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Disebutkan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah diberikan kepada pasien. Catatan merupakan tulisan tulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah diberikan kepada pasien. Catatan merupakan tulisan tulisan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis a. Permenkes no. 269 tahun 2008 Rekam medis disebutkan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Rekam medis a. Pengertian rekam medis Menurut permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Rekam medis a. Pengertian rekam medis Menurut permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Rekam medis a. Pengertian rekam medis Menurut permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dokumen tentang identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit bagian integral dari suatu organisasi sosial kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) pencegahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki derajat kesehatan yang optimal, adil dan. berkesinambungan diseluruh wilayah Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki derajat kesehatan yang optimal, adil dan. berkesinambungan diseluruh wilayah Republik Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan dari pembangunan kesehatan ditetapkan dalam suatu sistem yang kita kenal dengan sisitem kesehatan nasional, yang memuat arahan dan tujuan yang menjadi pedoman

Lebih terperinci

EVALUASI PENGELOLAAN FILING REKAM MEDIS RAWAT JALAN UNTUK PENCEGAHAN MISSFILE DI RSUD MAJENANG KABUPATEN CILACAP TAHUN 2016

EVALUASI PENGELOLAAN FILING REKAM MEDIS RAWAT JALAN UNTUK PENCEGAHAN MISSFILE DI RSUD MAJENANG KABUPATEN CILACAP TAHUN 2016 EVALUASI PENGELOLAAN FILING REKAM MEDIS RAWAT JALAN UNTUK PENCEGAHAN MISSFILE DI RSUD MAJENANG KABUPATEN CILACAP TAHUN 2016 Hera Cahyaningtias *) Jaka Prasetya **) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit merupakan institusi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit merupakan institusi pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

Evaluasi Pengelolaan Filing Dalam Rangka Meningkatkan Mutu Pelayanan di Rumah Sakit Islam Kendal Tahun 2016

Evaluasi Pengelolaan Filing Dalam Rangka Meningkatkan Mutu Pelayanan di Rumah Sakit Islam Kendal Tahun 2016 Evaluasi Pengelolaan Filing Dalam Rangka Meningkatkan Mutu Pelayanan di Rumah Sakit Islam Kendal Tahun 2016 Ganda Sakinata Amirul Uma 1, Supriyono Asfawi 2 1 Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBUTUHAN RAK FILE DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM) RAWAT INAP DI RSUD DR. H. SOEWONDO KENDAL TAHUN 2016

TINJAUAN KEBUTUHAN RAK FILE DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM) RAWAT INAP DI RSUD DR. H. SOEWONDO KENDAL TAHUN 2016 TINJAUAN KEBUTUHAN RAK FILE DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM) RAWAT INAP DI RSUD DR. H. SOEWONDO KENDAL TAHUN 2016 Yulia Indah Setyaningrum*), Maryani Setyowati **) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN MANAJEMEN ORGANISASI SUMBER DAYA MANUSIA DI UNIT KERJA REKAM MEDIK RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH PONOROGO Khasyyati Setya Wardani (STIkes Buana Husada Ponorogo) Rumpiati (STIkes Buana Husada Ponorogo)

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN RETENSI DAN PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS INAKTIF FILING RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2016

ANALISIS PELAKSANAAN RETENSI DAN PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS INAKTIF FILING RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2016 ANALISIS PELAKSANAAN RETENSI DAN PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS INAKTIF FILING RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2016 Fadhila Rizka Amalia *), Maryani Setyowati **) *)Alumni Fakultas

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM IDENTIFIKASI NUMERICAL DI RUMAH SAKIT Tk. IV SLAMET RIYADI SURAKARTA

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM IDENTIFIKASI NUMERICAL DI RUMAH SAKIT Tk. IV SLAMET RIYADI SURAKARTA TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM IDENTIFIKASI NUMERICAL DI RUMAH SAKIT Tk. IV SLAMET RIYADI SURAKARTA Bella Trisnaningrum 1, Antik Pujihastuti 2, Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar 1, Dosen APIKES Mitra

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Protap Pelayanan DRM Pengetahuan Kepala Rekam Medis Petugas Kurir dan Petugas Filing: - Umur - Masa kerja - Pendidikan - Pelatihan Keterlambatan waktu pelayanan

Lebih terperinci

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN. Nomor Dokumen SOP-RM-001 Nomor Revisi 004 Halaman 1 s/d 2 PROSEDUR TETAP. Tanggal Terbit : 1 Desember 2012

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN. Nomor Dokumen SOP-RM-001 Nomor Revisi 004 Halaman 1 s/d 2 PROSEDUR TETAP. Tanggal Terbit : 1 Desember 2012 RS Ibnu Sina PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN Nomor Dokumen SOP-RM-001 Nomor Revisi 004 Halaman 1 s/d 2 PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : 1 Desember 2012 Ditetapkan oleh : Direktur Rumah Sakit IBNU

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN DIREKTUR KOMITE RUMAH SAKIT SATUAN PENGAWASAN INTERN WAKIL DIREKTUR KEUANGAN DAN UMUM WAKIL DIREKTUR PELAYANAN MEDIK BAGIAN BAGIAN BAGIAN BIDANG BIDANG BIDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan, dan penelitian. [1] Untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan, dan penelitian. [1] Untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan yang kompleks, padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Definisi Rekam Medis Menurut Edna K.Huffman (Health information Managemen, physician Recod Co) Rekam Medis adalah kumpulan data dari faktafakta atau bukti keadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN DATA PASIEN MASUK, KELUAR DAN TRANSFER DI TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RSU JATI HUSADA KARANGANYAR

PENGELOLAAN DATA PASIEN MASUK, KELUAR DAN TRANSFER DI TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RSU JATI HUSADA KARANGANYAR PENGELOLAAN DATA PASIEN MASUK, KELUAR DAN TRANSFER DI TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RSU JATI HUSADA KARANGANYAR Wahyu Untari Aji 1, Moch. Arief TQ 2, Antik Pujihastuti 2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Rumah Sakit. Ken Saras dibangun pada tahun 2007 dengan ijin. Bupati Semarang nomor 648/049761/2009. Terletak di Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Rumah Sakit. Ken Saras dibangun pada tahun 2007 dengan ijin. Bupati Semarang nomor 648/049761/2009. Terletak di Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN A. GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT KEN SARAS Rumah Sakit. Ken Saras dibangun pada tahun 2007 dengan ijin Bupati Semarang nomor 648/049761/2009. Terletak di Kecamatan Bergas, Ungaran,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Rumah sakit adalah sebagai salah satu pelayanan kesehatan yang di harapkan dapat memberikan kepuasan pelayanan bagi pasien. Pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

EVALUASI PENGELOLAAN FILING REKAM MEDIS RAWAT JALAN UNTUK PENCEGAHAN MISSFILE DI RSUD MAJENANG KABUPATEN CILACAP TAHUN Karya Tulis Ilmiah

EVALUASI PENGELOLAAN FILING REKAM MEDIS RAWAT JALAN UNTUK PENCEGAHAN MISSFILE DI RSUD MAJENANG KABUPATEN CILACAP TAHUN Karya Tulis Ilmiah EVALUASI PENGELOLAAN FILING REKAM MEDIS RAWAT JALAN UNTUK PENCEGAHAN MISSFILE DI RSUD MAJENANG KABUPATEN CILACAP TAHUN 2016 Karya Tulis Ilmiah Disusun untuk memenuhi syarat dalam mencapai gelar diploma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. medis. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. medis. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis Berdasarkan Permenkes No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang rekam medis. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan pesatnya laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi mengakibatkan terjadinya perubahan dalam pola hidup masyarakat. Dengan adanya kemudahan

Lebih terperinci

SISTEM PENGARSIPAN REKAM MEDIS. Lily Wijaya,SKM., MM.

SISTEM PENGARSIPAN REKAM MEDIS. Lily Wijaya,SKM., MM. SISTEM PENGARSIPAN REKAM MEDIS Lily Wijaya,SKM., MM. MANAJEMEN REKAM MEDIS PEMBAHASAN 1. Pendahuluan 2. Peraturan & Kebijakan yang dibutuhkan 3. Sistem Pendaftaran: -Sistem penamaan -Sistem Penomoran /Record

Lebih terperinci

ASPEK HUKUM PELEPASAN INFORMASI MEDIS PASIEN SEHUBUNGAN DENGAN KLAIM ASURANSI BPJS DI RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG TAHUN 2014

ASPEK HUKUM PELEPASAN INFORMASI MEDIS PASIEN SEHUBUNGAN DENGAN KLAIM ASURANSI BPJS DI RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG TAHUN 2014 ASPEK HUKUM PELEPASAN INFORMASI MEDIS PASIEN SEHUBUNGAN DENGAN KLAIM ASURANSI BPJS DI RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG TAHUN 2014 Abstrack Amelia Setyo Prastiwi Given the release of medical record information

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. 1. Karakteristik Petugas. Berdasarkan teori yang ada pekerja dengan usia tahun

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. 1. Karakteristik Petugas. Berdasarkan teori yang ada pekerja dengan usia tahun BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan 1. Karakteristik Petugas Berdasarkan teori yang ada pekerja dengan usia 20-30 tahun relative memiliki motivasi kerja yang lebih rendah dibandingkan dengan pekerja yang usianya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASARKAN WISN DI BAGIAN KODING INDEKSING RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2013

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASARKAN WISN DI BAGIAN KODING INDEKSING RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2013 ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASARKAN WISN DI BAGIAN KODING INDEKSING RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2013 Putri Erisda Amalia *), Eni Mahawati, SKM, M.Kes **) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis, untuk mewujudkan peningkatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lima Semarang. Kurang lebih 500 meter dari Simpang Lima dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lima Semarang. Kurang lebih 500 meter dari Simpang Lima dan 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum BKPM Wilayah Semarang 1. Sejarah BKPM Wilayah Semarang BKPM Wilayah Semarang berkedudukan di Jl. KHA Dahlan No. 39 Semarang. Letaknya sangat strategis,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN. terwujudnya masyarakat sehat baik jasmani maupun rohani. Untuk itu

BAB IV HASIL PENGAMATAN. terwujudnya masyarakat sehat baik jasmani maupun rohani. Untuk itu BAB IV HASIL PENGAMATAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Rumah Sakit Fasilitas kesehatan / Rumah Sakit memiliki peran strategis untuk terwujudnya masyarakat sehat baik jasmani maupun rohani. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor : 240/MENKES/PER/III/2010 merupakan intitusi. rawat jalan pasien lama dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor : 240/MENKES/PER/III/2010 merupakan intitusi. rawat jalan pasien lama dan gawat darurat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 240/MENKES/PER/III/2010 merupakan intitusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS INSTALASI REKAM MEDIK

URAIAN TUGAS INSTALASI REKAM MEDIK URAIAN TUGAS INSTALASI REKAM MEDIK A. Kepala Instalasi Rekam Medik 1. Membuat dan mengevaluasi sistem registrasi (pendaftaran pasien) 2. Membuat dan mengevaluasi prosedur pencatatan rekam medis 3. Merencanakan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: SKRIPSI ANALISIS PERBEDAAN KECEPATAN WAKTU PENYEDIAAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN LAMA RAWAT JALAN PADA SISTEM PENJAJARAN TERMINAL DIGIT FILING DAN STRAIGHT NUMERICAL FILING Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan lain yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan lain yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis Definisi rekam medik menurut permenkes 269 tahun 2008 adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN DATA REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA (RSAU) LANUD ISWAHYUDI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

ANALISIS PENGELOLAAN DATA REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA (RSAU) LANUD ISWAHYUDI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS PENGELOLAAN DATA REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA (RSAU) LANUD ISWAHYUDI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 KesehatanMasyarakat Disusun Oleh : Maya

Lebih terperinci

Tinjauan Pelaksanaan Prosedur Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing di RS Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2016

Tinjauan Pelaksanaan Prosedur Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing di RS Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2016 Tinjauan Pelaksanaan Prosedur Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing di RS Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2016 HENING PUSPASARI*) Retno Astuti Setijaningsih, SS, MM**) *( Alumni Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2013

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2013 TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 23 Susi Ernawati, Tri Lestari, Harjanti APIKES Mitra Husada Karanganyar apikesmitra@yahoo.com

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH ANALISA KEBUTUHAN RAK FILE BERDASARKAN POLA PERTAMBAHAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI FILING RSU PKU MUHAMMADIYAH GUBUG PERIODE

ARTIKEL ILMIAH ANALISA KEBUTUHAN RAK FILE BERDASARKAN POLA PERTAMBAHAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI FILING RSU PKU MUHAMMADIYAH GUBUG PERIODE ARTIKEL ILMIAH ANALISA KEBUTUHAN RAK FILE BERDASARKAN POLA PERTAMBAHAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI FILING RSU PKU MUHAMMADIYAH GUBUG PERIODE 2013-2017 SITI MUNASIH NIM D22.2010.00940 PROGRAM STUDI DIII REKAM

Lebih terperinci

penyimpanan yang dipakai kurang baik, maka akan timbul masalah-masalah yang mengganggu proses ketersediaan berkas rekam medis. Menurut Budi (2011),

penyimpanan yang dipakai kurang baik, maka akan timbul masalah-masalah yang mengganggu proses ketersediaan berkas rekam medis. Menurut Budi (2011), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit umum adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

Halaman Pengesahan Artikel Ilmiah TINJAUAN PELAKSANAAN RETENSI DOKUMEN REKAM MEDIS NONAKTIF MENURUT KEBIJAKAN AKREDITASI DI RSUD AMBARAWA TAHUN 2016

Halaman Pengesahan Artikel Ilmiah TINJAUAN PELAKSANAAN RETENSI DOKUMEN REKAM MEDIS NONAKTIF MENURUT KEBIJAKAN AKREDITASI DI RSUD AMBARAWA TAHUN 2016 Halaman Pengesahan Artikel Ilmiah TINJAUAN PELAKSANAAN RETENSI DOKUMEN REKAM MEDIS NONAKTIF MENURUT KEBIJAKAN AKREDITASI DI RSUD AMBARAWA TAHUN 2016 Disusun Oleh : ITA MEIMONIESHA D22.2013.01352 Telah

Lebih terperinci

TINJAUAN PENGELOLAAN FILING RAWAT JALAN DI RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH NETI PRIMASTUTI D

TINJAUAN PENGELOLAAN FILING RAWAT JALAN DI RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH NETI PRIMASTUTI D TINJAUAN PENGELOLAAN FILING RAWAT JALAN DI RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar diploma (Amd,PK) dari program studi DIII

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Pelayanan untuk pasien di rumah sakit umumnya meliputi

Lebih terperinci

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS Landasan hukum yang mendasari penyelenggaraan rekam medis di Indonesia: a. UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 pada pasal 53, disebutkan bahwa setiap tenaga kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis. profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis. profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran,

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA Izha Sukma Rahmadhani 1, Sri Sugiarsi 2, Antik Pujihastuti

Lebih terperinci

Progdi DIII RMIK F Kes. Udinus Semarang

Progdi DIII RMIK F Kes. Udinus Semarang Progdi DIII RMIK F Kes. Udinus Semarang TEMPAT TEJADINYA KONTAK I X SARANA YANKES PASIEN PASIEN PUAS PENAMPILAN KESELURUHAN SUATU SARANA YANKES Adalah tata cara penetapan nomor rekam medis bagi pasien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

TINJAUAN TINGKAT KEJADIAN MISSFILE DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA DI FILING RSUD SUNAN KALIJAGA KABUPATEN DEMAK TRIWULAN I TAHUN 2013

TINJAUAN TINGKAT KEJADIAN MISSFILE DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA DI FILING RSUD SUNAN KALIJAGA KABUPATEN DEMAK TRIWULAN I TAHUN 2013 TINJAUAN TINGKAT KEJADIAN MISSFILE DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA DI FILING RSUD SUNAN KALIJAGA KABUPATEN DEMAK TRIWULAN I TAHUN 2013 Vita Mardityarani *), Retno Astuti S., SS, MM **) *) Alumni Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan. dengan standar pelayanan rumah sakit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan. dengan standar pelayanan rumah sakit. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. RUMAH SAKIT 2.1.1. Pengertian Rumah Sakit Menurut Undang-Undang No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PROSEDUR PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT TK IV SLAMET RIYADI SURAKARTA

TINJAUAN PROSEDUR PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT TK IV SLAMET RIYADI SURAKARTA TINJAUAN PROSEDUR PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT TK IV. 04. 04. 04 SLAMET RIYADI SURAKARTA Puji Retnowati, Antik Pujihastuti, Rohmadi, APIKES Mitra Husada Karanganyar apikesmitra@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Isfi Arichah. Abstrak

Isfi Arichah. Abstrak TINJAUAN HUBUNGAN ANTARA JUMLAH PASIEN KELUAR RAWAT INAP DENGAN KEJADIAN KETERLAMBATAN PENGEMBALIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP KE ASSEMBLING RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG Isfi Arichah*), dr.zaenal

Lebih terperinci

LAELA MIFTAHUL JANNAH

LAELA MIFTAHUL JANNAH QUANTITATIVE AND QUALITATIVE ANALYSIS INCOMPLETENESS CHARGING DOCUMENT PATIENTMEDICAL RECORD IN THE CASE OF DISEASE WARDTYPHOID IN 1 ST QUARTER 2014 HOSPITAL SUNAN KALIJAGA DEMAK ABSTRACT LAELA MIFTAHUL

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PROSEDUR PELAYANAN DRM DI TPPRJ RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK TAHUN 2013

ARTIKEL ILMIAH PROSEDUR PELAYANAN DRM DI TPPRJ RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK TAHUN 2013 ARTIKEL ILMIAH PROSEDUR PELAYANAN DRM DI TPPRJ RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Dimploma III (Amd) pada program studi

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM) DI FILING RAWAT INAP INAKTIF RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2015.

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM) DI FILING RAWAT INAP INAKTIF RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2015. TINJAUAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM) DI FILING RAWAT INAP INAKTIF RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2015 Atika Nur W*), Retno Astuti Setijaningsih, SS, MM**) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PENDISTRIBUSIAN DOKUMEN REKAM MEDISRAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEROTO NGAWI TAHUN 2009

TINJAUAN PENDISTRIBUSIAN DOKUMEN REKAM MEDISRAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEROTO NGAWI TAHUN 2009 TINJAUAN PENDISTRIBUSIAN DOKUMEN REKAM MEDISRAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEROTO NGAWI TAHUN 2009 Paramita Eka Noviany 1, Antik Pujihastuti 2, Tri Lestari 2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksananan teknik dinas kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Bhayangkara Semarang

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Bhayangkara Semarang BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit Bhayangkara Semarang 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Bhayangkara Semarang Rumah Sakit Bhayangkara merupakan salah satu pelayanan kesehatan di kota semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi kesehatan yang bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan kepada masyarakat yang membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan

Lebih terperinci

JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 1 / April 2011

JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 1 / April 2011 AKURASI KODE DIAGNOSIS UTAMA PADA RM 1 DOKUMEN REKAM MEDIS RUANG KARMEL DAN KARAKTERISTIK PETUGAS KODING RAWAT INAP RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU KUDUS PERIODE DESEMBER 2009 Hetty Rahayu*), Dyah Ernawati**),

Lebih terperinci

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang mempunyai tenaga medik, keperawatan, penunjang medik dan rujukan, pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya

Lebih terperinci

ANALISA KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN BEDAH NON ASURANSI DI RSU AISYIYAH KUDUS PADA TRIWULAN I TAHUN 2015

ANALISA KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN BEDAH NON ASURANSI DI RSU AISYIYAH KUDUS PADA TRIWULAN I TAHUN 2015 ANALISA KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN BEDAH NON ASURANSI DI RSU AISYIYAH KUDUS PADA TRIWULAN I TAHUN 2015 Dita Ningias*), Arif Kurniadi*) *) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

TINJAUAN SISTEM PELAYANAN REKAM MEDIS DI TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN PUSKESMAS KARANGAYU SEMARANG TAHUN 2014

TINJAUAN SISTEM PELAYANAN REKAM MEDIS DI TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN PUSKESMAS KARANGAYU SEMARANG TAHUN 2014 TINJAUAN SISTEM PELAYANAN REKAM MEDIS DI TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN PUSKESMAS KARANGAYU SEMARANG TAHUN 2014 PRAMUDYAH PARAS SULISTYORINI Abstract Improving the quality of health center services to the fulfillment

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS DIREKTUR RS BAPTIS BATU

SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS DIREKTUR RS BAPTIS BATU SURAT KEPUTUSAN No. 91/11/XII/SK_DIR_KEB/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS DIREKTUR RS BAPTIS BATU MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Baptis Batu, maka

Lebih terperinci

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK RSUD KOTA DEPOK 1 BAB I PENDAHULUAN Meningkatkan derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat Kota Depok melalui pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis menurut Permenkes 269 tahun 2008 Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang pasien, pemeriksaan, pengobatan

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASARKAN TEORI WISN DI BAGIAN FILING RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2013

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASARKAN TEORI WISN DI BAGIAN FILING RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2013 ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASARKAN TEORI WISN DI BAGIAN FILING RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2013 Ria Khodriani*), Eni Mahawati, SKM, M.Kes**) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu sistem/bagian dari sistem pelayanan kesehatan, mempunyai tiga pilar otoritas yang masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Menurut Undang-Undang No.44 Tahun 2009 menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Menurut Undang-Undang No.44 Tahun 2009 menyebutkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Undang-Undang No.44 Tahun 2009 menyebutkan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN PENYIMPANAN DAN PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSUD dr. MOEWARDI ABSTRAK

TINJAUAN PELAKSANAAN PENYIMPANAN DAN PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSUD dr. MOEWARDI ABSTRAK TINJAUAN PELAKSANAAN PENYIMPANAN DAN PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSUD dr. MOEWARDI Oniek Mustika Wati 1, Antik Pujihastuti 2, Riyoko 2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar 1, Dosen

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM 2 MANAJEMEN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN II (IRM 216)

MODUL PRAKTIKUM 2 MANAJEMEN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN II (IRM 216) MODUL PRAKTIKUM 2 MANAJEMEN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN II (IRM 216) Materi 2 INDEKS PASIEN Disusun Oleh Lily Widjaya, SKM, MM Deasy Rosmala Dewi, SKM, MKes UNIVERSITAS ESA UNGGUL Tahun 2017 MODUL

Lebih terperinci

ANALISA KETIDAKLENGKAPAN DATA DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA KASUS GASTROENTERITISDI RSU SINAR KASIH PURWOKERTO PERIODE TRIWULAN IV TAHUN 2012

ANALISA KETIDAKLENGKAPAN DATA DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA KASUS GASTROENTERITISDI RSU SINAR KASIH PURWOKERTO PERIODE TRIWULAN IV TAHUN 2012 ANALISA KETIDAKLENGKAPAN DATA DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA KASUS GASTROENTERITISDI RSU SINAR KASIH PURWOKERTO PERIODE TRIWULAN IV TAHUN 2012 Annindita Mentari Octaviani*) Jaka Prasetya, S.Kep**)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

Lebih terperinci

EVALUASI PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN BARANG PADA GUDANG MEDIS RUMAH SAKIT KASIH IBU SURAKARTA

EVALUASI PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN BARANG PADA GUDANG MEDIS RUMAH SAKIT KASIH IBU SURAKARTA EVALUASI PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN BARANG PADA GUDANG MEDIS RUMAH SAKIT KASIH IBU SURAKARTA TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma

Lebih terperinci

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN 1. SOP Penerimaan Pasien PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN Nomor Revisi : Halaman 1 s/d 2 Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh : PENGERTIAN Penerimaan pasien adalah kegiatan pada TP2RJ yang mempunyai

Lebih terperinci

EVALUASI PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DI TPPRJ RSUD BENDAN KOTA PEKALONGAN TAHUN Karya Tulis Ilmiah

EVALUASI PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DI TPPRJ RSUD BENDAN KOTA PEKALONGAN TAHUN Karya Tulis Ilmiah EVALUASI PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DI TPPRJ RSUD BENDAN KOTA PEKALONGAN TAHUN 2016 Karya Tulis Ilmiah Disusun untuk memenuhi syarat dalam mencapai gelar diploma III (Amd. RMIK) pada program

Lebih terperinci