STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR"

Transkripsi

1 POLRI DAERAH SUMATERA UTARA POLRESTABES MEDAN SATUAN LALU LINTAS STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG PELAYANAN PENERBITAN SIM DI SATPAS UNIT REGISTRASI DAN IDENTIFIKASI SATPAS POLRESTABES MEDAN

2 1. Tujuan A. Standar Operasional Prosedur (S.O.P) penerbitan SIM ini ditetapkan dengan maksud untuk dapat digunakan sebagai acuan dan dasar dalam pelaksanaan tugas di jajaran Seksi SIM Subdit Regident Satlantas Polrestabes Medan, sehingga para petugas pelaksana memiliki persepsi dan tindakan yang sama dalam memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat; B. Terwujudnya tertib administrasi pelayanan dalam penerbitan SIM yang transparan, efektif, efisien dan akuntabel; C. Terjaminnya legitimasi dan identifikasi terhadap kompetensi Pengemudi dalam rangka mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran berlalu lintas. 2. Pedoman A. Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia; B. Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; C. Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; D. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2010 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kepolisian Negara Republik Indonesia; E. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2012 tentang Surat Izin Mengemudi 3. Pengertian A. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Polri adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya kenyamanan dalam negeri; B. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingat Kapolri adalah pemimpin Polri dan penanggung jawab penyelengaraan fungsi Kepolsian. 2

3 C. Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat Ranmor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di atas rel; D. Surat Izin Mengemudi yang selanjutnya disingkat SIM adalah tanda bukti legitimasi kompetensi, alat kontrol dan data forensik Kepolisian bagi seseorang yang telah lulus uji pengetahuan, kemampuan dan keterampilan untuk mengemudikan Ranmor di jalan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan berdasarkan Undangundang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; E. SIM Internasional adalah SIM yang diperuntukkan bagi pengemudi Ranmor yang akan digunakan di negara lain berdasarkan perjanjian Internasional; F. Pengemudi adalah orang yang mengemudikan Ranmor di Jalan yang telah memiliki SIM; G. Registrasi dan Identifikasi Pengemudi yang selanjutnya disebut Regident Pengemudi adalah segala usaha dan kegiatan pencatatan identifikasi pemegang SIM, kualifikasi, dan kemampuan dalam mengemudikan Ranmor sesuai dengan golongannya; H. Standar pelayanan adalah suatu tolak ukur yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraaan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan kepada masyarakat; I. Satuan Penyelenggara Administrasi SIM yang selanjutnya disebut Satpas, adalah unsur pelaksana Polri di bidang lalu lintas yang berada di lingkungan kantor Kepolisian setempat atau di luar lingkungan kantor Kepolisian; J. Sepeda Motor adalah Ranmor beroda dua dengan atau tanpa rumah-rumah dan dengan atau tanpa kereta samping atau Ranmor beroda tiga tanpa rumah-rumah; K. Ranmor Umum adalah setiap Ranmor yang digunakan untuk angkutan barang dan atau orang dengan dipungut bayaran; L. Ranmor Khusus adalah Ranmor yang dirancang secara khusus yang memiliki fungsi dan rancang bangun tertentu; M. Ujian Teori adalah penilaian terhadap tingkat pengetahuan dan pemahaman mengenai peraturan perundang-undangan di bidang lalu lintas, teknis dasar Ranmor, cara mengemudikan Ranmor dan tata cara berlalu lintas bagi peserta uji; 3

4 N. Ujian Praktik adalah penilaian terhadap tingkat kemampuan dan keterampilan mengemudi Ranmor dan berlalu lintas di jalan bagi peserta uji; O. Simulator adalah alat bantu untuk menguji keterampilan, kemampuan, antisipasi, daya reaksi, daya konsentrasi dan sikap perilaku peserta uji; P. Audio Visual Integrited System yang selanjutnya disebut AVIS adalah mekanisme pembuatan SIM yang terintegrasi sejak proses pendaftaran, pengujian sampai dengan penerbitan; Q. Pemblokiran SIM adalah tindakan Kepolsian untuk memberikan tanda pada data Regident Pengemudi yang merupakan pembatasan sementara terhadap legitimasi mengemudikan Ranmor; R. Biaya pembuatan SIM adalah biaya yang dipungut sebagai penerimaan Negara atas penerbitan SIM berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2010 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kepolisian Negara Republik Indonesia. 4. Alat A. Gedung Satpas: 1. Lahan Parkir kendaraan R2 dan R4; 2. Tempat Ibadah; 3. Genset; 4. Toilet Umum; 5. Gudang Materiil. B. Ruang Informasi: 1. Meja dan Kursi Petugas; 2. Sound System; 3. Brosur; 4. Papan Mekanisme; 5. Papan Persyaratan; 6. Papan Visi, Misi, Janji dan Moto Pelayanan. 4

5 C. Ruang Pelayanan Pengaduan: 1. Furnitur; 2. Komputer Unit; 3. Buku Pengaduan; 4. Mekanisme Pengaduan dan Penyelesaian; D. Kelengkapan Administrasi: 1. Pemeriksaan Kesehatan: a. Ruang Pemeriksaan Kesehatan; b. Ruang Tunggu c. Meja dan Kursi Dokter; d. Alat Periksa Tekanan Darah; e. Alat Pengukur Tinggi dan Berat Badan; f. Alat Periksa Mata; g. Alat periksa Detak Jantung. 2. Tes Psikologi: a. Ruang Kelas tes Psikologi; b. Kursi peserta Uji Psikologi; c. Papan Tulis; d. Lembar Soal; e. Lembar jawaban; f. Lembar hasil tes Psikologi; g. Buku Register. 3. Ruang Pembayaran Administrasi BRI: a. Ruang Pelayanan; b. Ruang Tunggu; c. Teller, Mini ATM atau ATM; d. Lembar Bukti Pembayaran Administrasi SIM; e. Stempel BRI. 5

6 E. Registrasi Pendaftaran: 1. Sarana pelayanan Pendaftaran sekurang-kurangnya meliputi: a. Komputer Registrasi; b. Stempel Nomor Register; c. Buku Register Pendaftaran; d. Stempel Loket Pendaftaran; e. Sound System; f. Alat Tulis Kantor (ATK). 2. Prasarana Pelayanan Pendaftaran sekurang-kurangnya meliputi: a. Ruang / Loket Pendaftaran; b. Ruang Tunggu Peserta Uji SIM; c. Kursi Tunggu Peserta Uji SIM; d. TV: e. AC / Fan; f. Toilet. F. Ruang pencerahan: 1. Kursi Peserta Uji; 2. Komputer Unit; 3. Proyektor; 4. AC / Fan; 5. Sound System; 6. Materi Pencerahan. G. Uji Teori: 1. Uji Teori Komputerisasi: a. Ruang Uji Teori; b. Meja dan Kursi Peserta Ujian, serta Pengawas/Operator; c. Ruang Tunggu Peserta Uji; d. Nomor Peserta Ujian; e. Buku Register; 6

7 f. Perangkat Komputer untuk Ujian (AVIS); g. Headset; h. Server Bank Soal; i. Printer Hasil Ujian; j. Stempel Uji Teori AVIS; 2. Uji Teori Manual: a. Ruang Uji Teori; b. Meja dan Kursi Peserta Ujian, serta Pengawas/Operator; c. Lembar Soal Ujian Teori; d. Lembar Jawaban Ujian Teori; e. Buku Register; f. Stempel Uji Teori. 3. Korektor Hasil Uji Teori: a. Ruang Korektor; b. Meja dan Petugas Korektor; c. Lembar Kunci Jawaban; d. Komputer Input Data Hasil Uji Teori; e. Buku Register; f. Buku Ekspedisi; g. Alat Tulis Kantor (ATK). 4. Pengumuman Hasil Uji Teori: a. Ruang Pengumuman Hasil Uji Teori; b. Sound System: c. Meja dan Kursi Petugas; d. Ruang Tunggu Peserta Uji SIM. H. Simulator 1. Ruang Uji Simulator; 2. Loket Pendaftaran; 7

8 3. Ruang Tunggu Peserta Uji; 4. Alat Uji Simulator R2, R4 dan R6; 5. Ruang Pengambilan Hasil Uji Simulator; 6. Lembar Hasil Uji Simulator; 7. Sertifikat Uji Simulator; 8. Komputer Unit; 9. Stempel; 10. Buku Register; 11. Buku Ekspedisi; 12. Sound System, 13. Meja dan Kursi Petugas Penguji, 14. Papan Mekanisme Uji Simulator; 15. Papan Petunjuk Pelaksanaan Uji Simulator. I. Uji Praktik 1. Sarana yang digunakan dalam pelaksanaan Uji Praktik meliputi: a. Ranmor untuk ujian; b. Helm; c. Nomor peserta ujian; d. Buku register; e. Komputer entri data; f. Lembar Penilaian Uji Praktik; g. Lembar Hasil Uji Praktik; h. Sound system; i. Peluit; j. Patok / Kerucut lalu lintas (Traffic Cone) k. Stempel Loket. 2. Prasarana yang digunakan dalam pelaksanaan Uji Praktik meliputi a. Lapangan Ujian Praktik; b. Materi Uji pada setiap golongan; c. Ruang tunggu Ujian Praktik; d. Payung/Tenda Petugas Uji Praktik. 8

9 J. Identifikasi. 1. Sarana Indentifiasi meliputi: a. Komputer yang terkoneksi dengan server; b. Alat pengambil foto (foto capture); c. Alat pengambil tanda tangan (signature capture); d. Alat pengambil sidik jar (finger print capture); e. Kaca Hias dan Sisir; f. Buku Register; g. Stempel Loket. 2. Prasarana Identifikasi meliputi: a. Ruang Identifikasi; b. Ruang Tunggu Peserta Uji; c. Kursi Tunggu Peserta UJi; d. Meja dan Kursi Petugas Identifikasi. K. Produksi. 1. Sarana Produksi SIM: a. Komputer Produksi yang terkoneks dengan server; b. Alat cetak (ID printer); c. Kartu SIM (Pad card); d. Color Ribbon; e. Sound System; f. Buku Register penyerahan SIM. 2. Prasarana Produksi SIM: a. Ruang Produksi; b. Ruang Tunggu pengambilan SIM; c. Kursi Tunggu; d. Loket Pengambilan/Penyerahan SIM. 9

10 L. Pengarsipan. 1. Sarana: a. Komputer Arsip yang terkoneksi dengan server; b. Rak-rak penyimpanan Arsip; c. Stop Map; d. Buku Register; e. Buku Ekspedisi; f. Sound System; g. AC; h. Alat Pemadam Api Ringan (APAR); i. Alat Penyedot Debu (Vacuum Cleaner). 2. Prasarana: a. Ruang Arsip; b. Ruang Komputer Arsip; c. Ruang Tunggu Peserta Uji SIM; d. Kursi Tunggu Peserta Uji SIM. M. Server Data Base: 1. Ruang Server; 2. Perangkat Sever Data Base; 3. AC; 4. Pencatat Suhu Ruangan; 5. Alat Pemadam Api Ringan (APAR). N. Papan-papan Petunjuk: 1. Papan petunjuk lokasi Satpas; 2. Papan petunjuk loket pelayanan; 3. Papan tarif PNBP; 4. Papan Standar Waktu Pelayanan; 5. Papan Standar Waktu Penerbitan SIM; 6. Papan pengumuman hasil uji teori SIM. 10

11 O. Level Satpas: 1. Level I Produksi SIM rata-rata setiap hari = 0 s/d 40; 2. Level II Produksi SIM rata-rata setiap hari = 41 s/d 80; 3. Level III Produksi SIM rata-rata setiap hari = 81 s/d 200; 4. Level IV Produksi SIM rata-rata setiap hari = 201 s/d 400; 5. Level V Produksi SIM rata-rata setiap hari = 401 s/d 600; 6. Level VI Produksi SIM rata-rata setiap hari = 601 s/d 1500; 7. Level VII Produksi SIM rata-rata setiap hari = > 1500 P. Jumlah Petugas sesuai Level SATPAS 1. Satpas Level I jumlah petugas 9 orang: a. Registrasi: i. Pendaftaran 1 (satu) petugas; ii. Identifikasi 1 (satu) petugas. b. Ujian Teori 2 (dua) petugas; c. Ujian Praktik 2 (dua) petugas; d. Penerbitan: i. Cetak SIM 1 (satu) petugas; ii. Penyerahan 1 (satu) petugas; e. Arsip dan dokumen 1 (satu) petugas. 2. Satpas Level II jumlah petugas 17 orang: a. Registrasi: i. Pendaftaran 2 (dua) petugas; ii. Identifikasi 2 (dua) petugas. b. Ujian Teori 4 (empat) petugas; c. Ujian Praktik 4 (empat) petugas; d. Penerbitan: i. Cetak SIM 2 (dua) petugas; ii. Penyerahan 1 (satu) petugas; e. Arsip dan dokumen 2 (dua) petugas. 11

12 3. Satpas Level III jumlah petugas 24 orang: a. Registrasi: i. Pendaftaran 3 (tiga) petugas; ii. Identifikasi 4 (empat) petugas. b. Ujian Teori 4 (empat) petugas; c. Ujian Praktik 6 (enam) petugas; d. Penerbitan: i. Cetak SIM 3 (tiga) petugas; ii. Penyerahan 2 (dua) petugas; e. Arsip dan dokumen 2 (dua) petugas. 4. Satpas Level IV jumlah petugas 34 orang: a. Registrasi: i. Pendaftaran 5 (lima) petugas; ii. Identifikasi 6 (enam) petugas. b. Ujian Teori 6 (enam) petugas; c. Ujian Praktik 8 (delapan) petugas; d. Penerbitan: i. Cetak SIM 4 (empat) petugas; ii. Penyerahan 3 (tiga) petugas; e. Arsip dan dokumen 3 (tiga) petugas. 5. Satpas Level V jumlah petugas 48 orang: a. Registrasi: i. Pendaftaran 10 (sepuluh) petugas; ii. Identifikasi 8 (delapan) petugas. b. Ujian Teori 8 (delapan) petugas; c. Ujian Praktik 10 (sepuluh) petugas; d. Penerbitan: i. Cetak SIM 4 (empat) petugas; ii. Penyerahan 4 (empat) petugas; e. Arsip dan dokumen 4 (empat) petugas. 12

13 6. Satpas Level VI jumlah petugas 64 orang: a. Registrasi: i. Pendaftaran 14 (empat belas) petugas; ii. Identifikasi 10 (sepuluh) petugas. b. Ujian Teori 10 (sepuluh) petugas; c. Ujian Praktik 14 (empat belas) petugas; d. Penerbitan: i. Cetak SIM 8 (delapan) petugas; ii. Penyerahan 4 (empat) petugas; e. Arsip dan dokumen 4 (empat) petugas. 7. Satpas Level VII jumlah petugas 84 orang: a. Registrasi: i. Pendaftaran 20 (dua puluh) petugas; ii. Identifikasi 12 (dua belas) petugas. b. Ujian Teori 16 (enam belas) petugas; c. Ujian Praktik 20 (dua puluh) petugas; d. Penerbitan: i. Cetak SIM 8 (delapan) petugas; ii. Penyerahan 4 (empat) petugas; e. Arsip dan dokumen 4 (empat) petugas. Q. Standar Kompetensi Petugas Penguji SIM 1. Setiap petugas penguji SIM wajib memenuhi persyaratan: a. Sehat jasmani dan rohani; b. Bermoral dan berkelakuan baik; c. Disiplin dan bertanggung jawab; d. Ramah, sopan dan mampu berkomunikasi dengan baik; e. Menguasai bidang tugas yang akan diujikan; f. Memiliki SIM sesuai golongan yang diujikan minimal 3 (tiga) tahun; g. Dapat mengoperasikan komputer. 13

14 2. Petugas penguji wajib memiliki kompetensi: a. Kemampuan administrasi, yang meliputi: i. Manajerial di bidang pengujian SIM; ii. Tata cara pengarsipan; iii. Produk-produk tertulis. b. Pengetahuan, yang meliputi: i. Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku; ii. Teknik Ranmor; iii. Teknik mengemudi; iv. Pertolongan pertama pada kecelakaan lalu lintas. c. Keterampilan, yang meliputi: i. Dapat mengoperasikan sarana dan prasarana uji; ii. Dapat mengemudi Ranmor yang digunakan sebagai sarana uji; iii. Dapat mengoperasikan teknik Ranmor; iv. Dapat berlalu lintas dengan benar di jalan. d. Kemampuan mengajar atau melatih, yang meliputi: i. Mampu mengkomunikasikan materi uji secara baik kepada peserta uji; ii. Mampu mentransfer pemahaman materi uji kepada peserta uji; iii. Dapat menganalisa dan mengevaluasi pelaksanaan ujian. 3. Memiliki sertifikat penguji SIM dari Pusdik Lantas Polri; 4. Memiliki SKEP Penguji dari Kepala Korps Lalu Lintas Polri. R. Etika Petugas Penguji 1. Bermoral dan berkelakuan baik; 2. Disiplin dan bertanggung jawab; 3. Ramah, sopan dan santun dalam melayani masyarakat; 4. Tidak mempersuli masyarakat; 5. Berpenampilan sesuai ketentuan; 6. Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu; 7. Ikhlas dalam memberikan pelayanan; 8. Tidak melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan keluhan masyarakat; 9. Bersikap jujur dan dapat dipercaya 14

15 10. Dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat; 11. Efektif dan efisien dalam melayani masyarakat; 12. Transparan dan akuntabel dalam melayani masyarakat; 13. Tidak diskriminatif dalam melayani masyarakat 5. Prosedur A. Waktu kerja pelayanan SIM adalah 8 (delapan) jam setiap hari kerja terhitung mulai jam WIB s/d WIB: 1. Waktu pelayanan penerbitan SIM diatur sebagai berikut: a. Senin s/d Jumat : s/d WIB; b. Istirahat : s/d WIB c. Hari Sabtu, Minggu dan Hari Libur Nasional tidak beroperasi. 2. Standar dan rincian waktu Penerbitan SIM sebagai berikut: a. Baru dan Pengalihan Golongan: i. SIM A / C / C1 / C2 / D :65 Menit 1. Pendaftaran :15 Menit 2. Pelaksanaan Ujian Teori : 25 Menit a. Pembekalan : 5 Menit b. Pelaksanaan ujian : 15 Menit c. Ujian teori SIM dilaksanakan per gelombang dengan rincian waktu sbb : i. Gelombang 1 : WIB ii. Gelombang 2 : WIB iii. Gelombang 3 : WIB iv. Gelombang 4 : WIB v. Gelombang 5 : WIB vi. Gelombang 6 : WIB vii. Gelombang 7 : WIB viii. Gelombang 8 : WIB ix. Gelombang 9 : WIB x. Gelombang 10 : WIB xi. Gelombang 11 : WIB xii. Gelombang 12 : WIB 15

16 xiii. Gelombang 13 : WIB xiv. Gelombang 14 : WIB xv. Gelombang 15 : WIB xvi. Gelombang 16 : WIB d. Jumlah peserta ujian teori SIM per gelombang adalah sebanyak 25 orang (disesuaikan sarana ujian komputer Satpas sebanyak 25 pcs), sehingga dalam satu hari pelayanan Satpas dapat melayani maksimal 400 peserta uji teori SIM. e. Pengumuman hasil ujian : 5 Menit 3. Pelaksanaan Ujian Praktik : 20 Menit a. Pembekalan : 5 Menit b. Pelaksanaan ujian : 10 Menit i. Gelombang 1 : WIB ii. Gelombang 2 : WIB iii. Gelombang 3 : WIB iv. Gelombang 4 : WIB v. Gelombang 5 : WIB vi. Gelombang 6 : WIB vii. Gelombang 7 : WIB viii. Gelombang 8 : WIB c. Pelaksanaan ujian Praktik SIM untuk Roda 2 dan Roda 4, masing-masing diikuti sebanyak 12 orang per gelombang, sehingga dalam 1 jam Satpas Polrestabes Medan dapat melayani 24 peserta Ujian Praktik SIM Roda 2 dan Roda 4 dan dalam 1 hari pelayanan Satpas Polresta Medan dapat melayani maksimal 192 peserta Ujian Praktek SIM. d. Untuk mengantisipasi peserta Ujian Praktek SIM yang tidak terlayani di Satpas maka pihak Satlantas Polrestabes Medan telah bekerja-sama untuk memakai lapangan di SPN Sampali dengan menempatkan Personil Satlantas sebagai penguji di lokasi tersebut agar semua peserta ujian semua peserta Uji Praktik SIM dapat terlayani. e. Pengumuman hasil ujian : 5 Menit 16

17 4. Pengambilan SIM : 5 Menit ii. SIM AU / B1 / B1U / B2 / B2U :90 Menit 1. Ujian Klinik Pengemudi : 30 Menit a. Pembekalan : 5 Menit b. Pelaksanaan ujian : 20 Menit c. Pengumuman hasil ujian : 5 Menit 2. Pendaftaran : 15 Menit 3. Pelaksanaan Ujian Teori : 25 Menit a. Pembekalan : 5 Menit b. Pelaksanaan ujian : 15 Menit c. Pengumuman hasil ujian : 5 Menit 4. Pelaksanaan Ujian Praktik : 20 Menit a. Pembekalan : 5 Menit b. Pelaksanaan ujian : 10 Menit c. Pengumuman hasil ujian : 5 Menit b. Perpanjangan, Hilang, Rusak dan Pindah Masuk (Mutasi): i. SIM A / C / C1 / C2 / D :20 Menit; 1. Pendaftaran : 15 Menit 2. Pengambilan SIM : 5 Menit ii. SIM AU / B1 / B1U / B2 / B2U :35 Menit; 1. Ujian Klinik Pengemudi : 30 Menit a. Pembekalan : 5 Menit b. Pelaksanaan ujian : 20 Menit c. Pengumuman hasil ujian : 5 Menit 2. Pendaftaran : 15 Menit 3. Pengambilan SIM : 5 Menit B. Tarif PNBP Biaya Administrasi SIM 1. Baru dan Pengalihan Golongan: a. SIM A / BI / B2 / Umum = Rp ,- b. SIM C / C1 / C2 = Rp ,- c. SIM D = Rp ,- d. Uji Klinik Pengemudi = Rp ,- 2. Perpanjangan, Hilang, Rusak dan Pindah Masuk (Mutasi): 17

18 a. SIM A / BI / B2 / Umum = Rp ,- b. SIM C / C1 / C2 = Rp ,- c. SIM D = Rp ,- a. Uji Klinik Pengemudi = Rp ,- C. Persyaratan Usia. 1. Usia Peserta Uji SIM Perorangan paling rendah: a. 17 (tujuh belas) Tahun untuk SIM A, C dan D; b. 20 (dua puluh) Tahun untuk SIM BI; c. 21 (dua puluh satu) Tahun untuk SIM BII. 2. Perpanjangan, Hilang, Rusak dan Pindah Masuk (Mutasi): a. 20 (dua puluh) Tahun untuk SIM A Umum; b. 22 (dua puluh dua) Tahun untuk SIM BI Umum; c. 23 (dua puluh tiga) Tahun untuk SIM BII Umum. 3. Persyaratan Usia, berlaku bagi Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing. D. Persyaratan Administrasi. 1. Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli setempat yang masih berlaku; 2. Dokumen Keimigrasian bagi Warga Negara Asing meliputi: a. Paspor dan kartu izin tetap (KITAP) bagi yang berdomisili tetap di Indonesia; b. Paspor, visa diplomatik, kartu anggota diplomatik dan identitas diri lain bagi yang merupakan staf atau keluarga kedaulatan; c. Paspor dan visa dinas dan kartu izin tinggal sementara (KITAS) bagi yang bekerja sebagai tenaga ahli atau pelajar yang bersekolah di Indonesia; d. Paspor dan kartu izin kunjungan atau singgah bagi yang tidak berdomisili di Indonesia; e. Surat Izin Kerja dari Kementerian yang membidangi Ketenagakerjaan bagi Warga Negara Asing yang bekerja di Indonesia. 3. Bukti pembayaran Administrasi SIM; 4. Melaksanakan rumusan 10 sidik jari. 18

19 E. Persyaratan kesehatan. 1. Kesehatan jasmani Peserta Ujian SIM berupa kesehatan mata: a. Fisik mata; b. Buta warna; c. Penglihatan jarak dekat dan jarak jauh; d. Pemeriksaan kondisi kesehatan jasmani, dilakukan oleh dokter yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter; e. Khusus bagi penyandang cacat harus ada surat keterangan dokter yang menyatakan bahwa kecacatannya tidak menghalangi peserta Uji SIM untuk mengemudikan kendaraan bermotor khusus; f. Dokter harus mendapat rekomendasi dari Kedokteran Kepolisian. 2. Kesehatan Rohani Peserta Uji SIM dilakukan melalui pemeriksaan Psikologi yang meliputi: a. Kemampuan konsentrasi; b. Kecermatan; c. Pengendalian diri; d. Kemampuan penyesuaian diri; e. Stabilitas emosi; f. Penilaian atas kesehatan rohani dilakukan melalui penggunaan Materi Tes Psikologi; g. Materi Tes Psikologi beserta tata cara penilaiannya disusun oleh psikolog dalam pengawasan dan pembinaan psikologi kepolisian daerah atau Biro Psikologi Polri; h. Hasil tes psikologi, ditetapkan dalam Surat Lulus Tes Psikologi. F. Persyaratan SIM Baru (SIM A, C dan D): 1. Mengisi formulir pengajuan SIM Baru; 2. Peserta Uji SIM telah berusia 17 (tujuh belas) Tahun; 3. Melampirkan Kartu Tanda Penduduk asli setempat yang sah dan masih berlaku serta 2 (dua) lembar Foto Copy. 4. Melampirkan Dokumen Keimigrasian bagi Warga Negara Asing; 5. Melampirkan Surat Keterangan Dokter; 19

20 6. Melampirkan Tanda Pembayaran Permohonan Penerbitan SIM (TP3S) dari BRI; 7. Lulus Uji Teori; 8. Lulus Uji Simulator; 9. Lulus Uji Praktik I dan II. G. Persyaratan Perpanjangan SIM: 1. Mengisi formulir pengajuan Perpanjangan SIM; 2. Melampirkan Kartu Tanda Penduduk asli setempat yang sah dan masih berlaku serta 2 (dua) Lembar Foto Copy; 3. Melampirkan Dokumen keimigrasian bagi Warga Negara Asing; 4. Melampirkan SIM lama yang akan diperpanjang dan 1 (satu) lembar Foto Copy; 5. Melampirkan Surat Keterangan Dokter; 6. Melampirkan Tanda Pembayaran Permohonan Penerbitan SIM (TP3S) dari BRI; 7. Melampirkan surat lulus uji keterampilan Simulator; 8. Perpanjangan SIM dilakukan sebelum masa berlakunya berakhir; 9. Perpanjangan yang dilakukan setelah lewat masa berlakunya maksimal 1 tahun, harus diajukan SIM baru sesuai dengan golongan yang dimiliki. H. Persyaratan Pengalihan golongan SIM: 1. Mengisi formulir pengajuan pengalihan golongan SIM; 2. Peserta Uji telah memenuhi persyaratan Usia yaitu: a. Usia peserta Uji SIM perorangan paling rendah: i. 20 (dua puluh) Tahun untuk SIM BI; ii. 21 (dua puluh satu) Tahun untuk SIM BII. b. Usia peserta Uji SIM Umum paling rendah: i. 20 (dua puluh) Tahun untuk SIM A Umum; ii. 22 (dua puluh dua) Tahun untuk SIM BI Umum; iii. 23 (dua puluh tiga) Tahun untuk SIM BII Umum. 3. Melampirkan Kartu Tanda Penduduk asli setempat yang sah dan masih berlaku serta 2 (dua) lembar Foto Copy; 4. Melampirkan Dokumen keimigrasian bagi Warga Negara Asing; 5. Melampirkan SIM yang akan dialihkan golongannya dan telah dimiliki paling rendah 12 (dua belas) bulan: 20

21 a. SIM A bagi pengajuan pengalihan golongan menjadi SIM A Umum dan SIM BI; b. SIM A Umum bagi pengajuan pengalihan golongan menjadi SIM BI Umum; c. SIM BI bagi pengajuan pengalihan golongan menjadi SIM BI Umum dan SIM BII; d. SIM BI Umum atau BII bagi pengajuan pengalihan golongan menjadi SIM BII Umum; 6. Pengajuan pengalihan golongan menjadi SIM Umum dilampiri dengan: a. Surat Bukti Lulus tes Psikologi; b. Sertifikat lulus pendidikan dan pelatihan mengemudi; c. Surat izin kerja dari kementerian yang membidangi Ketenagakerjaan bagi Warga Negara Asing yang bekerja di Indonesia; d. Melampirkan Tanda Pembayaran Permohonan Penerbitan SIM (TP3S) dari BRI; e. Melampirkan Surat Keterangan Dokter; f. Lulus Uji Teori; g. Lulus Uji Simulator; h. Lulus Uji Praktik I dan II. I. Persyaratan Perubahan data mengemudi: 1. Mengisi formulir pengajuan perubahan data Pengemudi; 2. Melampirkan Kartu Tanda Penduduk asli setempat yang sah dan masih berlaku serta 2 (dua) lembar Foto Copy; 3. Melampirkan Dokumen keimigrasian bagi Warga Negara Asing; 4. Melampirkan Penetapan Pengadilan tentang perubahan nama bagi Pengemudi yang melakukan perubahan nama; 5. Melampirkan SIM yang akan dirubah nama pemiliknya; 6. Melampirkan Surat Keterangan Dokter; 7. Melampirkan Tanda Pembayaran Permohonan Penerbitan SIM (TP3S) dari BRI; 8. Perpanjangan SIM dilakukan sebelum masa berlakunya berakhir Tanpa persyaratan lulus Ujian Teori, Simulator dan Ujian Praktik; 21

22 9. Perpanjangan yang dilakukan setelah lewat masa berlakunya, harus diajukan SIM baru sesuai dengan golongan yang dimiliki. J. Persyaratan penggantian SIM Hilang: 1. Mengisi formulir pengajuan penggantian SIM karena hilang; 2. Melampirkan Kartu Tanda Penduduk asli setempat yang sah dan masih berlaku serta 2 (dua) lembar Foto Copy; 3. Melampirkan Dokumen keimigrasian bagi Warga Negara Asing; 4. Surat Keterangan kehilangan SIM dari Kepolisian; 5. Melampirkan Surat Keterangan Dokter; 6. Melampirkan Tanda Pembayaran Permohonan Penerbitan SIM (TP3S) dari BRI; 7. Perpanjangan SIM dilakukan sebelum masa berlakunya berakhir Tanpa persyaratan lulus Ujian Teori, Simulator dan Ujian Praktik; 8. Perpanjangan yang dilakukan setelah lewat masa berlakunya, harus diajukan SIM baru sesuai dengan golongan yang dimiliki. K. Persyaratan penggantian SIM Rusak: 1. Mengisi formulir pengajuan penggantian SIM karena rusak; 2. Melampirkan Kartu Tanda Penduduk asli setempat yang sah dan masih berlaku serta 2 (dua) lembar Foto Copy; 3. Melampirkan Dokumen keimigrasian bagi Warga Negara Asing; 4. Melampirkan SIM yang rusak; 5. Melampirkan Surat Keterangan Dokter; 6. Melampirkan Tanda Pembayaran Permohonan Penerbitan SIM (TP3S) dari BRI; 7. Perpanjangan SIM dilakukan sebelum masa berlakunya berakhir Tanpa persyaratan lulus Ujian Teori, Simulator dan Ujian Praktik; 8. Perpanjangan yang dilakukan setelah lewat masa berlakunya, harus diajukan SIM baru sesuai dengan golongan yang dimiliki. L. Persyaratan SIM Pindah Masuk (Mutasi): 1. Mengisi formulir pengajuan Mutasi SIM; 2. Melampirkan Kartu Tanda Penduduk asli setempat yang sah dan masih berlaku serta 2 (dua) lembar Foto Copy; 22

23 3. Melampirkan Dokumen keimigrasian bagi Warga Negara Asing; 4. SIM yang akan di Mutasi 5. Surat Pengantar Mutasi dari Satpas yang menerbitkan SIM; 6. Melampirkan Surat Keterangan Dokter; 7. Melampirkan Tanda Pembayaran Permohonan Penerbitan SIM (TP3S) dari BRI; 8. Perpanjangan SIM dilakukan sebelum masa berlakunya berakhir Tanpa persyaratan lulus Ujian Teori, Simulator dan Ujian Praktik; 9. Perpanjangan yang dilakukan setelah lewat masa berlakunya, harus diajukan SIM baru sesuai dengan golongan yang dimiliki. M. Persyaratan penerbitan SIM akibat pencabutan SIM: 1. Surat Bukti Putusan Pengadilan Negeri; 2. Surat Bukti berakhir larangan mengemudi atas dasar pencabutan dari Pengadilan Negeri; 3. Mengisi formulir pengajuan SIM; 4. Melampirkan Kartu Tanda Penduduk asli setempat yang sah dan masih berlaku serta 2 (dua) lembar Foto Copy; 5. Melampirkan Surat Keterangan Dokter; 6. Lulus Uji Teori; 7. Lulus Uji Simulator; 8. Lulus Uji Praktik I dan II. N. Persyaratan penerbitan SIM Internasional: 1. Menunjukkan Kartu Tanda Penduduk atau Kartu Izin Menetap (KITAP) dan melampirkan Foto Copy-nya; 2. Menunjukan SIM yang sah dan masih berlaku serta melampirkan Foto Copynya; 3. Menyerahkan pas foto berwarna terbaru, tampak depan, berpakaian rapi dan berkerah, ukuran 4 (empat) x 6 (enam) sebanyak 3 (tiga) lembar, berlatar belakang biru; 23

24 4. Setiap peserta Uji SIM Internasional wajib membayar Biaya Administrasi SIM Internasional yang besarnya sesuai dengan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan; 5. Biaya Administrasi SIM Internasional dapat dibayar secara tunai atau secara elektronik pada bank yang ditunjuk. 6. Tata Cara Penerbitan A. Kelompok Kerja Pendaftaran: 1. Petugas loket pendaftaran menerima dan memeriksa kelengkapan berkas permohonan penerbitan SIM; 2. Mempersilahkan peserta Uji SIM untuk duduk pada ruang tunggu yang telah disediakan; 3. Apabila bekas dinyatakan tidak lengkap petugas menyerahkan kembali kepada Peserta Uji SIM untuk dilengkapi; 4. Jika berkas permohonan sudah lengkap dan memenuhi persyaratan maka petugas membubuhkan stempel loket dan nomor register pendaftaran; 5. Mencatat data identitas lengkap peserta uji secara manual ke dalam buku register pendaftaran; 6. Petugas loket pendaftaran melakukan entry data peserta ujian SIM ke komputer registrasi; 7. Menyerahkan sobekan bukti pendaftaran kepada peserta Uji SIM; 8. Mempersilahkan Peserta Ujian untuk mengikuti ujian Teori SIM; 9. Membuat laporan pendaftaran sesuai proses dan golongan SIM kepada Kepala Seksi SIM atau Pamin SIM. B. Kelompok Kerja Uji Teori SIM: 1. Ujian dilaksanakan pada hari pengajuan persyaratan mengikut Uji SIM yang diterima oleh petugas Uji SIM; 2. Setiap peserta uji harus dapat menunjukkan tanda bukti kesertaan dalam ujian; 3. Pengecekan ulang kesesuaian data peserta ujian; 24

25 4. Setiap peserta uji yang akan mengikuti Ujian Teori, wajib mengikuti pencerahan yang disampaikan secara langsung atau melalui Media mengenai: a. Peraturan Perundang-undangan di bidang lalu lintas dan angkutan jalan; b. Etika berlalu lintas; c. Keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas; d. Berbagai bentuk pelanggaran lalu lintas; e. Kecelakaan lalu lintas; f. Prosedur pertolongan kecelakaan lalu lintas; g. Pelaporan pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas; h. Tata cara pengujian SIM; i. Tata cara pengoperasian AVIS atau penggunaan sarana lain. 5. Pelaksanaan ujian teori dilakukan deengan urutan sebagai berikut: a. Sebelum ujian teori dimulai, petugas menyiapkan ruangan ujian teori sesuai dengan kebutuhan; b. Peserta uji memasuki ruang ujian dan menempati tempat duduk sesuai dengan nomor peserta; c. Petugas membagikan lembar soal dan lembar jawaban ujian teori sesuai dengan golongan SIM peserta uji yang telah diterapkan; d. Setelah ujian berlangsung 5 (lima) menit, petugas pengawas mengedarkan daftar buku peserta ujian sebagai daftar presensi untuk dicocokkan dengan identitas peserta uji; e. Petugas pengawas memberitahukan kepada para peserta uji, pada saat waktu ujian tinggal tersisa 5 (lima) menit; f. Petugas penguji mengolah hasil ujian teori melalui sistem ujian teori yang tekoneksi secara daring mulai dari pendaftaran, ujian teori, ujian praktik samai dengan penerbitan SIM. 6. Soal Ujian Teori dikelompokkan menurut golongan SIM; 7. Soal Ujian Teori dengan AVIS dilaksanakan secara acak; 8. Materi Ujian Teori meliputi: a. Pengetahuan peraturan perundang-undangan di bidang lalu lintas dan angkutan jalan; b. Hak utama pengguna jalan; 25

26 c. Pengetahuan tentang rambu, marka jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas dan gerakan lalu lintas; d. Kedudukan hukum lalu lintas e. Peringatan sinar dan bunyi; f. Keterampilan pengemudi: i. Cara mengemudi Ranmor; ii. Cara mendahului; iii. Cara berbelok; iv. Cara melewati di persimpangan. v. Cara penggunaan lampu ranmor; vi. Cara parkir; vii. Cara berhenti; viii. Kecepatan minimal dan maksimal; ix. Cara penggunaan jalur dan lajur jalan. g. Etika berlalu lintas; h. Hak dan kewajiban pengemudi dan pengguna jalan lain: i. Tanggung jawab pengemudi; j. Pengetahuan teknik ranmor; k. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Lalu Lintas. 9. Penilaian Uji teori SIM: a. Sistem penilaian bagi Satpas yang memiliki komputer Optical Mark reader (OMR) dapat dipergunakan untuk pemeriksaan soal-soal ujian dengan cepat, tepat dan lancar; b. Setiap penilaian bagi satpas yang tidak memiliki komputer Optical Mark reader (OMR) dapat menggunakan kunci jawaban yang standar sesuai ketentuan yang ada; c. Hasil penilaian harus ditulis pada lembar hasil Ujian teori SIM dan ditandatangani pejabat yang berkompeten; d. Peserta uji dinyatakan lulus ujian teori, jika dapat menjawab secara benar paling rendah 70% (tujuh puluh persen) dari 30 soal yang diujikan dengan waktu 30 (tiga puluh) menit; 26

27 e. Hasil ujian harus diumumkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) menit sejak ujian dilaksanakan; f. Peserta uji SIM yang tidak lulus ujian dapat mengikuti ujian ulang dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari sejak dinyatakan tidak lulus, tanpa mengajukan permohonan baru. g. Peserta ujian ulang yang tidak lulus dapat mengikuti ujian ulang ke 2 setelah 60 (enam puluh) hari kerja sejak dinyatakan tidak lulus, tanpa mengajukan permohonan baru; h. Pisahkan berkas soal-soal ujian teori antara lulus dan tidak lulus; i. Susun yang tidak lulus dan lulus sesuai nomor urut, catat dalam buku register; j. Umumkan peserta ujian SIM yang lulus dan tidak lulus melalui pengeras suara atau tampilan pada layar monitor; k. Membuat laporan rekapitulasi peserta ujian SIM kepada Kasi SIM Dit Lantas Polda Metro Jaya. C. Kelompok Kerja Uji Simulator SIM: 1. Setiap peserta wajib mengikuti ujian keterampilan mengemudi melalui Simulator; 2. Sebelum pelaksanaan ujian keterampilan mengemudi melalui Simulator, petugas memberitahukan tata cara penggunaan Simulator dan tata cara penilaiannya; 3. Ujian keterampilan Simulator, meliputi: a. Reaksi: i. Alat ini gunanya untuk mengetahui atau menguji calon/pengemudi tentang respon mereka terhadap suatu aksi yang dihadapinya; ii. iii. iv. Dalam pelaksanaan pengujian memberikan aksi terhadap mata, telinga, tangan dan kaki; Dalam penilaian yang baik diharapkan pengemudi harus melakukan respon yang benar dan waktunya harus konstan/stabil; Aksi yang ditimbulkan alat ini adalah variasi dari lampu hijau, kuning, merah dan bunyi. 27

28 b. Antisipasi: i. Gunanya untuk mengetahui sejauh mana perkiraan pengemudi terhadap benda/objek yang bergerak dengan kecepatan tertentu; ii. Benda/objek yang datang dari arah berlawanan atau arah silang kirikanan, kapan dan berapa detik/menit lagi sampai dihadapan pengemudi. c. Sikap mengemudi: i. Gunanya untuk mengetahui sejauh mana kemampuan pengemudi untuk memberikan aksi-aksi yang tepat melalui panca indranya sesuai dengan tantangan yang dihadapinya; ii. Pada dasarnya alat ini merupakan gabungan dari alat uji reaksi, konstentrasi dan antisipasi; iii. MenSIMulasikan sebagai instrument pokok yang ada pada kendaraan yang dianggap penting untuk digunakan sebagai peragaan. d. Konsentrasi: i. Gunanya untuk menguji daya konsentrasi penglihatan pengemudi yang diam terhadap suatu objek yang bergerak begitu juga sebaliknya; ii. Parameter yang dihasilkan: konsentrasi penglihatannya, kelelahan penglihatannya dan kejelian kedua mata baik sisi kiri atau kanan. 4. Penilaian uji keterampilan melalui Simulator: a. Peserta uji dinyatakan lulus ujian keterampilan melalui Simulator, jika dapat mencapai nilai paling rendah 60 (enam puluh) untuk setiap jenis materi yang diujikan; b. Peserta uji yang dinyatakan lulus, diberikan Surat Keterangan Lulus Uji Keterampilan Simulator; c. Surat Keterangan Lulus Uji Keterampilan Simulator, memiliki masa berlaku 12 (dua belas) bulan; d. Peserta uji yang dinyatakan lulus Ujian Keterampilan mengemudi melalui Simulator dapat mengikuti ujian praktik; 28

29 e. Peserta uji yang dinyatakan tidak lulus Ujian Keterampilan mengemudi melalui Simulator dapat mengikuti ujian ulang paling banyak 3 (tiga) kali untuk setiap jenis materi yang diujikan D. Kelompok Kerja Uji Praktik SIM: 1. Peserta ujian praktik adalah peserta uji yang telah dinyatakan lulus ujian keterampilan mengemudi melalui Simulator; 2. Sebelum pelaksanaan Ujian Praktik, petugas memberitahukan kepada peserta uji mengenai kegiatan persiapan (drill cockpit) yang harus dilaksanakan; 3. Kegiatan persiapan bagi peserta uji SIM ranmor beroda empat meliputi: a. Pengecekan bagian luar bodi ranmor; b. Ban maupun badan cadangan (serap); c. Ruang mesin dan ruang kabin termasuk posisi tempat duduk; d. Tangan memegang kemudi; e. Posisi rem tangan; f. Transmisi netral; g. Kaca spion luar dan dalam; h. Semua pintu tertutup; i. Sabuk pengaman; j. Lampu; k. Kontak kontrol instrumen; l. Menjalankan ranmor; m. Berhenti; n. Keluar membuka pintu dengan tangan kanan memegang handel dan melihat kaca spion untuk meyakinkan keselamatan; 4. Kegiatan persiapan bagi peserta uji SIM sepeda motor meliputi: a. Pengecekan fungsi kemudi; b. Fungsi rem tangan dan kaki; c. Fungsi transmisi; d. Fungsi kopling; e. Oli mesin dan rem; f. Sistem pengapian listrik/busi; 29

30 g. Kaca spion; h. Lampu; i. Bahan bakar; j. Kondisi ban depan dan belakang; k. Tekanan angin pada ban; l. Klakson. 5. Setiap peserta uji waji mengikuti ujian prakti I dan praktik II yaitu: a. Ujian praktik I, dilaksanakan pada area ujian yang sudah ditentukan; b. Ujian praktik II, dilaksanakan dijalan umum. 6. Ujian praktik dapat dilaksanakan secara perseorangan atau kolektif terhadap komunitas tertentu; 7. Standar lapangan ujian praktik: a. Lokasi tempat ujian memenuhi persyaratan dan telah disertifikasi untuk dilaksanakan setiap materi ujian praktik; b. Permukaan lapangan tidak bergelombang; c. Tidak licin; d. Semua materi ujian dalam satu lokasi; e. Lebar lapangan ujian minimum 30 m; f. Panjang lapangan ujian minimum 75 m; g. Ruang tunggu peserta uji SIM. 8. Patok materi ujian praktik: a. Tinggi patok 40 cm; b. Diameter 15 cm; c. Warna patok hitam dan putih. 9. Materi ujian praktik I: a. Untuk peserta uji ranmor roda empat meliputi: i. Uji menjalankan ranmor maju dan mundur pada jalur sempit: a) Maju sejauh 50 m pada jalur yang sempit selebar ranmor uji ditambah 60 cm tanpa menabrak/menjatuhkan patok; b) Mundur sejauh 50 m pada jalur yang sempit selebar ranmoruji ditambah 60 cm tanpa menabrak/menjatuhkan patok. c) 30

31 ii. Uji slalom maju dan mundur: a) Menjalankan ranmor uji sejauh 50 m dengan cara merubah arah (slalom) tanpa menabrak/menjatuhkan patok; b) Jarak antara patok satu dengan yang lain 2 kali ranmoruji. iii. Uji parkir paralel dan parkir seri: a) Memarkir ranmor uji di tempat yang terbatas; b) Memarkir ranmor uji dengan posisi lurus, cara mundur sekali jadi/gerakan serta tanpa menyentuk patok, ukuran tempat parkir lebar 2.5 m dan panjang 1.5 kali ranmor uji. c) Memarkir ranmor uji dengan posisi menyamping dengan cara mundur dua kali gerakan tanpa menyentuh patok dengan ukuran tempat parkir yang panjangnya 1,5 kali panjang kendaraan bermotor uji dan lebar 2,5 m. 31

32 iv. Uji mengemudikan ranmor berhenti di tanjakan dan turunan: a) Menjalankan ranmor uji pada tanjakan dengan sudut kemiringan 15 o kemudian lakukan pengereman dengan rem tangan dan berhenti di rambu stop. Netralkan perseneling kemudian jalankan kembali; b) Pada jalan datar jembatan dengan panjang 1,5 kali panjang ranmor uji serta tinggi jalan dari permukaan 2,5 meter, dilakukan pengereman dengan rem kaki dan berhenti di rambu stop, kemudian netralkan perseneling serta jalan kembali; c) Jalan menurun, ranmor uji dihentikan di rambu stop kemudian dilakukan pengereman dengan rem tangan, netralkan persenling serta jalan kembali; d) Lebar jalan pada materi tanjakan dan turunan 1,5 kali lebar ranmor uji; e) Penempatan rambu stop ditanjakan, jalan datar serta turunan sekurang-kurangnya berada ditengah-tengah panjang jalan. b. Untuk peserta uji Sepeda Motor meliputi: i. Uji pengereman/keseimbangan: a) Menjalankan sepeda motor dengan kecepatan 30 Km/jam, berhenti sebelum garis stop dengan teknik pengereman 20% untuk rem belakang dan 80% untuk rem depan, kaki turun dan palingkan kepala ke kanan belakang; 32

33 b) Jarak dari start sampai finish adalah 20 meter sedang lebar patok yang dilintasi adaah 2 kali lebar ranmor uji. ii. iii. Uji slalom: a) Menjalankan sepeda motor dengan cara slalom melintasi patokpatok dengan kecepatan 10Km/jam, jarak antar patok 1,5 kali panjang ranmor uji dan tanpa pengereman; b) Kemudian dilanjutkan slalom dengan kecepatan 30 Km/jam jarak antar patok 4 kali panjang ranmor uji da berhenti pada garis stop, dengan teknik pengereman 20% untuk rem belakang dan 80% untuk rem depan, kaki kiri turun, kepala memalingkan ke kanan belakang. Uji membentuk angka 8 (delapan): a) Menjalankan sepeda motor di dalam lingkaran membentuk angka 8 (delapan), mengikuti petunjuk arah, tidak berhenti dan kaki tidak menginjak lapangan; b) Di atas garis angka 8 (delapan) diletakkan patok, dengan jarak antar masing-masing patok 1,5 kali panjang ranmor uji. 33

34 iv. Uji reaksi rem menghindar: Menjalankan sepeda motor dengan kecepatan 30 Km/jam, kemudian dilakukan pengereman pada garis kuning dan lepas rem pada garis hijau, lalu membelok sesuai petunjuk dari petugas, serta berhenti pada garis stop dengan teknik pengereman 20% untuk rem belakang dan 80% untuk rem depan, kaki kiri turun dan palingkan kepala ke kanan belakang. v. Uji berbalik arah membentuk huruf u (u-turn): Menjalankan sepeda motor memutar dengan membentuk huruf U di jalan sempit yang lebarnya 2 kali panjang ranmor uji, tanpa menginjakkan kaki ke lapangan. vi. Lebar dan panjang lapangan ujian praktik I untu SIM C disesuaikan dengan besaran kapasitas silinder (cylinder capacity) dan/atau dimensi sepeda motor yang akan dikendarai. 34

35 10. Materi ujian praktik II SIM : a. Mengemudikan ranmor dengan sempurna di jalan yang ramai, cara berbelok ke kanan dan ke kiri serta cara melewati persimpangan atau mix traffic; b. Tetap mengemudikan ranmor di belakang kendaraan yang sedang berjalan lambat; c. Mendahului kendaraan lain dengan cara yang benar; d. Berhenti di tempat yang telah ditentukan; e. Memarkir ranmor dengan cepat dan tepat di tempat yang benar di bagian jalan yang ramai dan parkir sejajar dengan trotoar tanpa menyentuh tepi trotoar; f. Memutar di jalan yang sepi tanpa keluar dari jalur lalu lintas; g. Taat pada peraturan, rambu, marka jalan, dan alat pemberi isyarat lalu lintas; h. Menjaga jarak aman saat mengikuti kendaraan lain; i. Menggunakan lajur yang tepat pada saat akan mendahului dan memberi kesempatan apabila didahului kendaraan lain; j. Menggunakan lajur, perpindahan lajur serta merubah arah pada jalan sesuai dengan etika dan ketentuan; k. Melakukan pengamatan umum melalui tindakan pemindaan, pengindentifikasian, prakiraan, keputusan dan pelaksanaan (scanning, identification, prediction, decision and execution) pada saat menjalankan kendaraan. 35

36 11. Penilaian ujian praktik I: a. Peserta uji dinyatakan lulus ujian praktik I, jika peserta uji tidak melakukan kesalahan pada setiap materi yang diujikan; b. Dalam hal melakukan kesalahan, peserta uji diberikan kesempatan untuk mengikuti ujian ulang praktik sebanyak 2 (dua) kali untuk setiap materi ujian yang dinyatakan gagal; c. Ujian ulang tahap pertama atau kedua, dilaksanakan dalam tenggang waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak dinyatakan tidak lulus ujian praktik I terlebih dahulu; d. Apabila tidak menempuh ujian ulang tahap pertama dan kedua, peserta uji dinyatakan mengundurkan diri; e. Peserta uji yang telah dinyatakan lulus ujian praktik I diberikan tanda bukti kelulusan; f. Peserta uji yang telah dinyatakan lulus ujian praktik I, harus mengikuti ujian praktik II. 12. Penilaian ujian praktik II: a. Peserta uji dinyatakan lulus ujian praktik II jika tidak melakukan kesalahan dan/atau pelanggaran pada setiap materi ujian; b. Peserta uji yang dinyatakan tidak lulus ujian praktik II dapat mengikuti ujian ulang tahap I dala tenggang waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak dinyatakan tidak lulus; c. Peserta uji yang tidak lulus ujian ulang tahap I, dapat mengikuti ujian ulang tahap II paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak dinyatakan tidak lulus; d. Apabila tidak menempuh ujian ulang tahap I dan II, peserta dinyatakan mengundurkan diri; e. Peserta uji yang dinyatakan lulus ujian praktik II dipersilahkan mengikuti proses identifkasi. E. Kelompok Kerja Identifikasi (Capture): 1. Petugas identifikasi menerima sobekan tanda bukti pendaftaran, bukti lulus uji teori, serta bukti lulus uji praktik dari peserta ujian SIM; 36

37 2. Petugas identifikasi mencatat identitas peserta uji SIM pada buku register; 3. Petugas identifikasi melakukan pemanggilan data peserta uji SIM sesuai nomor register; 4. Setelah data tampil pada layar monitor, petugas loket identifikasi melakukan verifikasi dengan cara membacakan kembali identitas kepada peserta uji SIM; 5. Setelah data yang telah diverifikasi disetujui oleh peserta ujian SIM, maka petugas loket foto melakukan proses identifikasi yang meliputi pengambilan sidik ibu jari kiri dan kanan, tanda tangan dan pas foto; 6. Petugas identifikasi menyerahkan sobekan tanda bukti pendaftaran, bukti lulus uji teori serta bukti lulus uji praktik kepada peserta ujian SIM; 7. Petugas identifikasi mempersilahkan peserta ujian SIM untuk menunggu pengambilan SIM di ruang tunggu yang telah disediakan. F. Kelompok Kerja Produksi dan Penyerahan SIM: 1. Menyiapkan kartu SIM dan ribbon ke dalam printer kartu; 2. Pantau urutan peserta ujian SIM yang siap diproses; 3. Lakukan pencetakan sesuai urutan; 4. Catat dalam buku produksi pengeluaran SIM; 5. Panggil nama peserta ujian SIM; 6. Menerima No Register, foto copy KTP dari peserta uji SIM; 7. Memeriksa kesesuaian data pada SIM dengan foto copy KTP dari peserta ujian SIM dan pastikan SIM diterima oleh peserta ujian SIM yang berhak; 8. Persilahkan peserta ujian SIM menandatangani buku produksi pengeluaran SIM; 9. Berikan SIM yang telah selesai di proses; 10. Buat laporan jumlah produksi setiap hari; 11. Selesai pelayanan laporkan situasi dan jumlah produksi SIM kepada pimpinan. G. Pengarsipan dokumen SIM: 1. Setiap arsip dokumen peserta uji SIM disimpan dalam map berindeks sesuai nomor register pendaftaran, golongan SIM dan nama pemilik SIM; 37

38 2. Petugas unit SIM komunitas menghitung jumlah berkas sesuai golongan SIM dicocokkan dengan jumlah produksi SIM. KEPALA SATUAN LALU LINTAS INDRA WARMAN AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PENERBITAN SIM SISTEM ONLINE

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PENERBITAN SIM SISTEM ONLINE SOP-BID REGIDENT-XXX 00 1/52 TANGGAL TERBIT : OKTOBER 2017 1. Tujuan 1.1 Standar Operasional Prosedur (S.O.P) penerbitan SIM ini ditetapkan dengan maksud untuk dapat digunakan sebagai acuan dan dasar dalam

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR DOKUMEN : SOP-SIMLING- /II/2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR DOKUMEN : SOP-SIMLING- /II/2017 NOMOR DOKUMEN : SOP-SIMLING- /II/2017 TENTANG MATARAM, FEBRUARI 2017 SOP-SIMLING-03 Dibuat oleh KANIT REGIDENT Dibuat oleh KASAT LANTAS POLRES MATARAM 1/6 Diperiksa oleh KAPOLRES MATARAM I MADE ARIYANA

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG SURAT IZIN MENGEMUDI DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG SURAT IZIN MENGEMUDI DAFTAR LAMPIRAN 2012, No.279 46 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG SURAT IZIN MENGEMUDI DAFTAR LAMPIRAN A. UJIAN PRAKTIK SIM A B. UJIAN PRAKTIK SIM B I C. UJIAN PRAKTIK

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PENERBITAN SIM SATPAS SATLANTAS POLRES LOMBOK TIMUR NO. REVISI - TANGGAL TERBIT : 10 JANUARI 2016

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PENERBITAN SIM SATPAS SATLANTAS POLRES LOMBOK TIMUR NO. REVISI - TANGGAL TERBIT : 10 JANUARI 2016 Dibuat oleh KASAT LANTAS 1/57 Disahkan oleh KAPOLRES LOMBOK TIMUR BAYU EKO PANDU WINOTO,S.I.K AKP NRP 83071352 KARSIMAN,S.I.K,M.M AKBP NRP 71040692 1. Tujuan 1.1 Standar Operasional Prosedur (S.O.P) penerbitan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN SIM NO. REVISI 00 TANGGAL TERBIT: 2016 DIPERIKSA OLEH KASAT LANTAS T T D

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN SIM NO. REVISI 00 TANGGAL TERBIT: 2016 DIPERIKSA OLEH KASAT LANTAS T T D 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH GORONTALO RESOR GORONTALO STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN SIM NO. DOKUMEN SOP/LANTAS/RES-GTO/04 NO. REVISI 00 HALAMAN 30-46 TANGGAL TERBIT: 2016 DIBUAT

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN SIM SATPAS DIT LANTAS POLDA ACEH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN SIM SATPAS DIT LANTAS POLDA ACEH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN SIM SATPAS DIT LANTAS POLDA ACEH SARANA DAN PRASARANA a. Petugas menempatkan diri di tempat / lokasi: 1) Tempat layanan Satpas di jajaran Dit Lantas Polda Aceh.

Lebih terperinci

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.187, 2012 TRANSPORTASI. Kendaraan Bermotor. Pelanggaran. Pemeriksaan. Tata Cara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5346) PERATURAN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM UNIT PELAYANAN SIM 4.1. PROSEDUR PENERBITAN SURAT IZIN MENGEMUDI ( SIM )

BAB IV GAMBARAN UMUM UNIT PELAYANAN SIM 4.1. PROSEDUR PENERBITAN SURAT IZIN MENGEMUDI ( SIM ) BAB IV GAMBARAN UMUM UNIT PELAYANAN SIM 4.1. PROSEDUR PENERBITAN SURAT IZIN MENGEMUDI ( SIM ) Untuk mendapatkan SIM baru, masyarakat harus melewati beberapa tahapan pembuatan SIM sebagai berikut : Sebelum

Lebih terperinci

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 273 (1) Setiap penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki Jalan yang rusak yang mengakibatkan Kecelakaan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan ini adalah : 1. Variabel-variabel bebas yang memiliki hubungan signifikan dengan variabel terikat perilaku safety

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR STANDAR PELAYANAN PUBLIK DI BIDANG PENERBITAN SIM

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR STANDAR PELAYANAN PUBLIK DI BIDANG PENERBITAN SIM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR STANDAR PELAYANAN PUBLIK DI BIDANG PENERBITAN SIM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM KEPUTUSAN KEPALA KEPOLISIAN RESORT MATARAM

Lebih terperinci

TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN http://images.hukumonline.com/ I. PENDAHULUAN Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan

Lebih terperinci

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1) CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1) 1. Fungsi Marka jalan adalah : a. Untuk memberi batas jalan agar jalan terlihat jelas oleh pemakai jalan Yang sedang berlalu lintas dijalan. b. Untuk menambah dan mengurangi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG PROSES PELAYANAN PENERBITAN SIM

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG PROSES PELAYANAN PENERBITAN SIM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT BIMA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG PROSES PELAYANAN PENERBITAN SIM 1. Definisi : Surat Ijin Mengemudi dimaksud sebagaimana

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN BIDANG PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK SATPAS POLRES KENDARI

STANDAR PELAYANAN BIDANG PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK SATPAS POLRES KENDARI STANDAR PELAYANAN BIDANG PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK SATPAS POLRES KENDARI Kendari, Januari 2017 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SULAWESI TENGGARA RESORT KENDARI VISI DAN MISI SATPAS

Lebih terperinci

MEKANISME PENERBITAN SIM SIM PERSEORANGAN SIM UMUM SIM BAGI WNA

MEKANISME PENERBITAN SIM SIM PERSEORANGAN SIM UMUM SIM BAGI WNA MEKANISME PENERBITAN SIM SIM PERSEORANGAN SIM UMUM SIM BAGI WNA SIM-A, C DAN D PERSEORANGAN BARU Pasal 81 UULAJ No. 22 Tahun 2009 Untuk Mendapatkan Surat Izin Mengemudi, Setiap Orang Harus Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN SATPAS SAT LANTAS POLRES MOJOKERTO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN SATPAS SAT LANTAS POLRES MOJOKERTO STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN SATPAS SAT LANTAS POLRES MOJOKERTO SARANA DAN PRASARANA a. Tempat/Lokasi 1) Tempat layanan Satpas di dalam lingkungan Polres Mojokerto. 2) Layanan Satpas terdiri

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PENERBITAN BPKB BARU (BBN I) DITLANTAS POLDA ACEH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PENERBITAN BPKB BARU (BBN I) DITLANTAS POLDA ACEH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PENERBITAN BPKB BARU (BBN I) DITLANTAS POLDA ACEH SARANA DAN PRASARANA a. Petugas menempatkan diri di tempat / lokasi : 1. Tempat pelayanan penerbitan BPKB

Lebih terperinci

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR UNTUK PEMULA JENJANG II BERBASIS

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR UNTUK PEMULA JENJANG II BERBASIS KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR UNTUK PEMULA JENJANG II BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT BIMA NO. DOKUMEN SOP-BID REGIDENT-004 NO. REVISI 00 HALAMAN

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT BIMA NO. DOKUMEN SOP-BID REGIDENT-004 NO. REVISI 00 HALAMAN SOP-BID REGIDENT-4 Dibuatoleh BAUR BPKB VICTOR HERY BRIPTU NRP 88110538 Diperiksaoleh KASAT LANTAS PUTU GDE CAKA PRATYAKSA R. S.IK IPTU NRP 91030235 Disahkanoleh KEPALA KEPOLISIAN GATUT KUNIADIN, SH, S

Lebih terperinci

TENTANG PENETAPAN STANDAR PELAYANAN PENERBITAN IZIN TINGGAL TERBATAS KEPALA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN

TENTANG PENETAPAN STANDAR PELAYANAN PENERBITAN IZIN TINGGAL TERBATAS KEPALA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN KEPUTUSAN KEPALA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN NOMOR:

Lebih terperinci

NO. REVISI 00 TANGGAL TERBIT : 01 MEI 2016 Diperiksa oleh KASAT LANTAS ARIF ABDILLAH IPTU NRP

NO. REVISI 00 TANGGAL TERBIT : 01 MEI 2016 Diperiksa oleh KASAT LANTAS ARIF ABDILLAH IPTU NRP Dibuat Oleh KANIT REGIDENT TANGGAL TERBIT : 01 MEI 2016 Diperiksa oleh KASAT LANTAS 1/9 Disahkan oleh KAPOLRES ABDUL WAHAB AIPTU NRP 60120591 ARIF ABDILLAH IPTU NRP 761204 JON WESLY ARIANTO, S.I.K. AKBP

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN KEPUTUSAN KEPALA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN NOMOR:

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR

SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Lalu Lintas

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Lalu Lintas dan Angkutan

Lebih terperinci

1. Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP) penerbitan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor untuk penggantian BPKB hilang

1. Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP) penerbitan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor untuk penggantian BPKB hilang STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE PELAYANAN PELAYANAN PENERBITAN BUKU PEMILIK KENDARAAN BERMOTOR (BPKB) UNTUK PENGGANTIAN BPKB HILANG ATAU Dibuat oleh BAUR BPKB Diperiksa oleh KASAT LANTAS 1/8 Disahkan oleh

Lebih terperinci

TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Lalu Lintas dan Angkutan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Lalu Lintas dan Angkutan

Lebih terperinci

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas Mengenal Undang Undang Lalu Lintas JAKARTA, Telusurnews Sejak Januari 2010 Undang Undang Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009 sudah efektif diberlakukan, menggantikan Undang Undang Nomor 14 Tahun 1992. Namun

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Lalu Lintas dan Angkutan

Lebih terperinci

Surat Ijin Mengemudi (SIM)

Surat Ijin Mengemudi (SIM) Surat Ijin Mengemudi (SIM) SIM (Surat Ijin Mengemudi) adalah bukti registrasi dan identifikasi yang diberikan oleh Polri kepada seseoraang yang telah memenuhi persyaratan administrasi, sehat jasmani dan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN KEPUTUSAN KEPALA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN NOMOR:

Lebih terperinci

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa salah satu upaya

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor 2 Tahun 2001 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA)

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor 2 Tahun 2001 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor 2 Tahun 2001 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 45 TAHUN 2000 (45/2000) TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN KEPUTUSAN KEPALA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN NOMOR:

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2010 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2010 TENTANG RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 108 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM TIDAK DALAM TRAYEK

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RAMBU RAMBU, MARKA JALAN DAN ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS DALAM WILAYAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK SATLANTAS POLRESTABES Bandung sebagai pihak berwajib selaku pelaksana penegakan hukum di Negara Indonesia berwenang menerbitkan SIM-C kepada pemohon SIM-C dan sebagai pihak yang melakukan pengawasan

Lebih terperinci

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang, dan hewan di jalan;

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 25

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 25 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 25 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2015

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2015 WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BALIKPAPAN,

Lebih terperinci

: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG REGISTRASI DAN IDENTIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR.

: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG REGISTRASI DAN IDENTIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG REGISTRASI DAN IDENTIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Pelayanan Pengurusan Akta Kematian 1. Sistem Mekanisme dan Prosedur Pelayanan Akta Kematian

Pelayanan Pengurusan Akta Kematian 1. Sistem Mekanisme dan Prosedur Pelayanan Akta Kematian Pelayanan Pengurusan Akta Kematian 1. Sistem Mekanisme dan Prosedur Pelayanan Akta Kematian PENANGGUNG JAWAB PROSES KETERANGAN Mulai Pendaftaran Buku agenda Buku register Verifikasi Tanda pendaftaran terima

Lebih terperinci

Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : Tanggal :

Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : Tanggal : Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : Tanggal : A. PENDAHULUAN Dinas Perijinan sebagai salah satu SKPD penyelenggara pelayanan publik pada Pemerintah Kabupaten Bantul khususnya

Lebih terperinci

Detail denda lalu lintas berserta pasal ( tilang ),

Detail denda lalu lintas berserta pasal ( tilang ), Detail denda lalu lintas berserta pasal ( tilang ), UULLAJ No 22 Thn 2009 16-05-2010 01:30:47 1. Setiap Orang Mengakibatkan gangguan pada : fungsi rambu lalu lintas, Marka Jalan, Alat pemberi isyarat lalu

Lebih terperinci

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 21 TAHUN 2004 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 21 TAHUN 2004

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 21 TAHUN 2004 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 21 TAHUN 2004 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 21 TAHUN 2004 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG : IZIN MENDIRIKAN BENGKEL UMUM KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

organisasi dan tataa kerja pada tingkat Kepolisian Daerah;

organisasi dan tataa kerja pada tingkat Kepolisian Daerah; PELAYANAN PENERBITAN BUKU PEMILIK KENDARAAN BERMOTORR () UNTUK PERUBAHAN IDENTITAS Dibuat oleh BAUR Diperiksa oleh KASAT LANTAS 1/9 Disahkan oleh KEPALA KEPOLISIAN WIYANTO BRIPKA NRP 810241 EDY SUDARMA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN ANGKUTAN DI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembinaan,

Lebih terperinci

Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul

Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : 049 TH. 2016 Tanggal : 17 November 2016 A. PENDAHULUAN Dinas Perijinan sebagai salah satu SKPD penyelenggara pelayanan publik pada Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PARKIR UNTUK UMUM DI KABUPATEN CILACAP

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PARKIR UNTUK UMUM DI KABUPATEN CILACAP BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PARKIR UNTUK UMUM DI KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang

Lebih terperinci

Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : Tanggal :

Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : Tanggal : Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : Tanggal : A. PENDAHULUAN Dinas Perijinan sebagai salah satu SKPD penyelenggara pelayanan publik pada Pemerintah Kabupaten Bantul khususnya

Lebih terperinci

Pelayanan Pengurusan Surat Keterangan Pindah dan Datang 1. Sistem Mekanisme dan Prosedur Pelayanan Surat Keterangan Pindah dan.

Pelayanan Pengurusan Surat Keterangan Pindah dan Datang 1. Sistem Mekanisme dan Prosedur Pelayanan Surat Keterangan Pindah dan. Pelayanan Pengurusan Surat Keterangan Pindah dan Datang 1. Sistem Mekanisme dan Prosedur Pelayanan Surat Keterangan Pindah dan PENANGGUNG JAWAB Datang PROSES KETERANGAN Mulai Pendaftaran Buku agenda pendaftaran

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 60 TAHUN 1993 T E N T A N G MARKA JALAN MENTERI PERHUBUNGAN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 60 TAHUN 1993 T E N T A N G MARKA JALAN MENTERI PERHUBUNGAN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 60 TAHUN 1993 T E N T A N G MARKA JALAN MENTERI PERHUBUNGAN Menimbang : a. Bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1993 T E N T A N G PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 2009/96, TLN 5025]

UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 2009/96, TLN 5025] UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 2009/96, TLN 5025] BAB XX KETENTUAN PIDANA Pasal 273 (1) Setiap penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki

Lebih terperinci

BUPATI NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BUPATI NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA BUPATI NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NUNUKAN, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pe

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pe BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 210, 2017 KEMENHUB. Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian. Sertifikasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 8 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA KEPOLISIAN RESORT LOMBOK TENGAH NOMOR : KEP /09 /II/ 2015 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA KEPOLISIAN RESORT LOMBOK TENGAH NOMOR : KEP /09 /II/ 2015 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT LOMBOK TENGAH KEPUTUSAN KEPALA KEPOLISIAN RESORT LOMBOK TENGAH NOMOR : KEP /09 /II/ 2015 TENTANG PENETAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Lebih terperinci

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II Ada banyak hal yang termasuk kategori pelanggaran lalu lintas yang diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009. Dan sudah seharusnya masyarakat mengetahui jenis

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR2TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN BONGKAR MUAT BARANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR2TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN BONGKAR MUAT BARANG SALINAN BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR2TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN BONGKAR MUAT BARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembinaan,

Lebih terperinci

Pelayanan Pengurusan Akta Kelahiran 1. Sistem Mekanisme dan Prosedur Pelayanan Akta Kelahiran

Pelayanan Pengurusan Akta Kelahiran 1. Sistem Mekanisme dan Prosedur Pelayanan Akta Kelahiran Pelayanan Pengurusan Akta Kelahiran 1. Sistem Mekanisme dan Prosedur Pelayanan Akta Kelahiran PENANGGUNG JAWAB PROSES KETERANGAN Mulai Pendaftaran Buku Agenda Buku register Tanda pendaftaran terima Verifikasi

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pe

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pe BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 211, 2017 KEMENHUB. Tenaga Pemeriksa Prasarana Perkeretaapian. Sertifikasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 9 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat - 1 - Menimbang Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PARKIR DI LUAR BADAN JALAN DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK. Dasar Hukum : Undang undang Nomor: 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undand

STANDAR PELAYANAN KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK. Dasar Hukum : Undang undang Nomor: 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undand STANDAR PELAYANAN KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK Dasar Hukum : Undang undang Nomor: 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undand Aspek Penyampaian Pelayanan undang Nomer : 23 Tahun 2006 tentang Administrasi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA KO T A P R A D J A JO J G A TA R A K LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor: 81 Tahun 2006 Seri: D PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 77 TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2010 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2010 TENTANG RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK MASYARAKAT KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN MEMILIKI MODA ANGKUTAN DAN KETAATAN TERHADAP LALU LINTAS

BAB III PRAKTIK MASYARAKAT KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN MEMILIKI MODA ANGKUTAN DAN KETAATAN TERHADAP LALU LINTAS BAB III PRAKTIK MASYARAKAT KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN MEMILIKI MODA ANGKUTAN DAN KETAATAN TERHADAP LALU LINTAS A. Gambaran Umum POLSEK Kecamatan Waru 1. Letak Lokasi Kepolisian Resort kabupaten

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG REGISTRASI DAN IDENTIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG REGISTRASI DAN IDENTIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG REGISTRASI DAN IDENTIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK

BAB II TINJAUAN OBJEK 18 BAB II TINJAUAN OBJEK 2.1. Tinjauan Umum Stasiun Kereta Api Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 dan 43 Tahun 2011, perkeretaapian terdiri dari sarana dan prasarana, sumber daya manusia, norma,

Lebih terperinci

- 2 - Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

- 2 - Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 149 TAHUN 2011 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang:a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DAFTAR ISI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM... 4 BAB II ASAS DAN TUJUAN... 6 BAB III RUANG LINGKUP KEBERLAKUAN UNDANG-UNDANG...

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 1 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

2017, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5048); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Ta

2017, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5048); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Ta BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.209, 2017 KEMENHUB. Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api. Sertifikasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2017

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2017 SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN TAKSI DAN ANGKUTAN SEWA KHUSUS MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tenta

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tenta No.516, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Kendaraan Bermotor Umum Tidak dalam Trayek. Penyelenggaraan Angkutan Orang. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1993 TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1993 TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1993 TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

MEKANISME PROSES PENERBITAN BPKB

MEKANISME PROSES PENERBITAN BPKB MEKANISME PROSES PENERBITAN BPKB Registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dimulai dari proses penerbitan BPKB karena : Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) adalah sertifikat kepemilikan atas kendaraan

Lebih terperinci

ZâuxÜÇâÜ cüéñ Çá WtxÜt{ ^{âáâá \uâ~éàt ]t~tüàt

ZâuxÜÇâÜ cüéñ Çá WtxÜt{ ^{âáâá \uâ~éàt ]t~tüàt ZâuxÜÇâÜ cüéñ Çá WtxÜt{ ^{âáâá \uâ~éàt ]t~tüàt PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN GRIYA PIJAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 21 TAHUN 2007 SERI PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 53 TAHUN 2000 TENTANG PERPOTONGAN DAN/ATAU PERSINGGUNGAN ANTARA JALUR KERETA API DENGAN BANGUNAN LAIN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 53 TAHUN 2000 TENTANG PERPOTONGAN DAN/ATAU PERSINGGUNGAN ANTARA JALUR KERETA API DENGAN BANGUNAN LAIN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 53 TAHUN 2000 TENTANG PERPOTONGAN DAN/ATAU PERSINGGUNGAN ANTARA JALUR KERETA API DENGAN BANGUNAN LAIN MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang: a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1834, 2015 KEMENKUMHAM. TPI. Masuk dan Keluar. Wilayah Indonesia. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BERITA NEGARA. No.1834, 2015 KEMENKUMHAM. TPI. Masuk dan Keluar. Wilayah Indonesia. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1834, 2015 KEMENKUMHAM. TPI. Masuk dan Keluar. Wilayah Indonesia. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN FASILITAS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN FASILITAS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN FASILITAS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan parkir

Lebih terperinci

Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : Tanggal :

Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : Tanggal : Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : Tanggal : A. PENDAHULUAN Dinas Perijinan sebagai salah satu SKPD penyelenggara pelayanan publik pada Pemerintah Kabupaten Bantul khususnya

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN BULUNGAN.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN BULUNGAN. BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : E Menimbang : a. PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1244, 2014 KEMENHUB. Jalan. Marka. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 34 TAHUN 2014 TENTANG MARKA JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci