BAB IV ANALISA PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISA PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISA PERANCANGAN IV. ANALISA PERILAKU PELAKU FUNGSI TUGAS / KEGIATAN PENGELOLA. Direktur. Sekretaris Penanggung jawab yayasan. Menerima laporan dari staf dalam organisasi. Memantau perkembangan yayasan Bertanggung jawab terhadap kelangsungan seluruh kegiatan di yayasan. Mendamping direktur dalam pekerjaanya. Menulis dan mencatat tugas yang diberikan dari direktur.. Bendahara Mengawasi dan memantau keluar masuk dana yayasan, bertanggung jawab dalam memberikan laporan keuangan. Turut membantu dalam mencari dana untuk yayasan.. Administrasi Memberikan laporan kegiatan dan datadata pengguna yayasan. Bertanggung jawab dalam pencapaian informasi tertulis. 5. Staf Profesional Memberikan konseling kepada pengunjung yang membutuhkan informasi. Bertanggung jawab terhadap kerahasiaan identitas pengunjung.. Koordinator Proyek 7. Fild manager 8. Staf pendaftaran. Ahli Medis 0. Psikolog Mengontrol seluruh kegiatan ODHA Memberikan konsultasi di luar yayasan Melakukan kunjungan ke tempattempat yang telah ditentukan dalam program kunjungan kegiatan yayasan. Bertanggung jawab terhadap kesuksesan pelaksanaan kegiatan di yayasan. Turut berperan serta dalam melakukan kegiatan didalam ataupun di luar yayasan. Mengurus pendaftaran ODHA yang ingin singgah di yayasan. Melakukan pendataan (identitas) tentang ODHA yang ingin singgah di yayasan. Memberikan konsultasi dan pengobatan khususnya di bidang medis. Mengontrol kesehatan ODHA. Memberikan konsultasi khususnya di bidang psikis. Memberikan dukungan psikis, support kepada ODHA.. Ahli Spiritual Memberikan konsultasi khususnya di bidang kebatinan. Memberikan bimbingan spiritual kepada ODHA. Dewi Purbo Retno (0000) 8

2 . Staf pembinaan. Pengelola Rumah singgah. Kosumsi Membina ODHA dalam melakukan kegiatan pelatihan dan ketrampilan selama di rumah singgah. Mengontrol kelancaran tugas dalam rumah singgah. Meliputi kebersihan, konsumsi dan keamanan rumah singgah. Menyediakan minuman dan makanan untuk pengunjung, ODHA dan OHIDHA. 5. Security. Cleaning Service Menjaga keamanan, ketertiban dan mengawasi pengunjung yang tidak diinginkan. Bertanggung jawab terhadap kebersihan seluruh ruangan di Yayasan. ODHA Berkosultasi Melakukan kegiatan terapi, seperti terapi medis, terapi alam, terapi spiritual, terapi informasi & konseling, terapi kelompok dukungan. Mengikuti pelatihan dan ketrampilan yang sudah disediakan oleh yayasan. Ikut serta dalam kegiatan yayasan. OHIDHA Membantu orang HIVpositif agar tidak merasa dikucilkan atau sendirian dalam menghadapi masalahnya. Memberikan jalan untuk bertemu dengan orang lain dan mendapatkan teman. Membantu menumbuhkan rasa percaya diri dan mengenali kekuatan pribadi. Meningkatkan sikap penerimaan dan pengertian, karena dalam kelompok dukungan kita bertemu dengan orang dari berbagai latar belakang. Menjadi Tempat untuk bertukar informasi, ide dan sumber daya. Misalnya mengenai layanan kesehatan yang ada bagi orangorang HIVpositif atau tentang obatobatan terbaru. PENGUNJUNG Mencari Informasi Bertanya ke staf ahli tentang HIV AIDS. Melihat galery tentang HIV AIDS dan ODHA. Melihat galery karya ODHA. Mendapat masukan dari staf yayasan. Dewi Purbo Retno (0000)

3 IV. ANALISA KEGIATAN Bekerja Internet DATANG Mencari Informasi Galeri PULANG Perpustakaan Berkonsultasi Terapi Ikut mengawasi kegiatan ODHA Melakukan kegiatan Keterampilan dan pelatihan Memberi dukungan dan perhatian ke para ODHA Melakukan Kegiatan Bersama Keterangan : : Publik : Semi Publik : Private Keterangan garis : : Aktifitas Pengelola. : Pengunjung yang hanya mencari informasi. : ODHA dari rekomendasi dokter atau kemauan sendiri. : Keluarga ODHA. : ODHA yang singgah. : Kelompok dukungan (OHIDHA). Dewi Purbo Retno (0000) 0

4 IV. ANALISA KEBUTUHAN FUNGSI PENGELOLA KELOMPOK STANDAR M /ORG ORANG LUAS M SUMBER PIMPINAN YAYASAN R. Direktur R. Sekretaris PENGELOLA R. Bendahara R. Administrasi R. Staff pengelola PENUNJANG R. Arsip Toilet R. Rapat TOTAL M FUNGSI PELAYANAN KELOMPOK STANDAR M /ORG ORANG LUAS M SUMBER INFORMASI Lobby Reseptionist R. Tamu R. Tunggu R. Audiotorium Perpustakaan Cafe Internet Galery Umum Galery hasil karya ODHA TERAPI MEDIS KLINIK KELUARGA R. Tunggu dan lobby R. Konsultasi Dokter dan nutrisi R. Periksa R. poli gigi R. Poli jiwa R. Dokter spesialis penyakit dalam R. Periksa & cek darah WC / Toilet Dewi Purbo Retno (0000)

5 KLINIK REMAJA R. Tunggu dan lobby R. Konsultasi Dokter dan nutrisi R. Periksa R. poli gigi R. Poli jiwa R. Dokter spesialis penyakit dalam R. Periksa & cek darah WC/ toilet DMF TERAPI SPIRITUAL R. bersama R. Psikolog Spiritual R. Tamu TERAPI KELOMPOK DUKUNGAN R. Diskusi R. Bersama Amphitheater TERAPI INFORMASI R. Tamu R. Konsultasi.5 TERAPI FISIK R. Refleksi R. Massage R. Fitness R. Senam R.yoga R. Ganti Toilet PENUNJANG Toilet wanita Kantin Toko Apotik ASM ASM TOTAL M FUNGSI PENDIDIKAN DAN PEMBINAAN KELOMPOK STANDAR M /ORG ORANG LUAS M SUMBER PENDIDIKAN Kelas Pelatihan Public.5 0 Dewi Purbo Retno (0000)

6 Speaking R. Buku PEMBINAAN R. Staf Pembinaan ODHA 0 0 KEROHANIAN Musholah PENDIDIKAN DAN LATIHAN KETERAMPILAN R. Keterampilan Menjahit R. Keterampilan salon R. kerajinan tangan R. Studio musik Sanggar lukis PENUNJANG Gudang Toilet TOTAL 50 M FUNGSI SERVICE KELOMPOK STANDAR M /ORG ORANG LUAS SUMBER INSTALASI Gudang Kering Depkes GIZI Gudang Basah Depkes Toilet/WC Tempat sampah Depkes R. Cuci 0 Depkes R. masak 0 0 R. Saji Loading dock.. Dewi Purbo Retno (0000)

7 PERAWATAN R. Staff Perawatan ASM GEDUNG gedung Gudang alat 0 0 ASM KM/WC Pantry TOTAL 5. M Kebutuhan Luasan Ruang Luar STANDARD M ORG/ORG LUAS SUMBER Kolam ikan Gudang Pelatihan berkebun 00 L. Bulutangkis L. Tennis.x. x Gazebo Taman bermain TSS LUAS SUB TOTAL 50.7 m Taman 0% 0. m Sirkulasi 0% 0.5 m TOTAL 0. m Kebutuhan luas lahan parkir yang disediakan (pengunjung) mobil = 5 orang Untuk mobil = 0 mobil x.5 = 50 m Dewi Purbo Retno (0000)

8 Untuk motor = 75 motor x.5 = 87.5m + Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA = 7.5 m Parkir staff 0 mobil : 0 x.5 = 5 m Keterangan : Depkes : Neufert Architect s Data : Departemen Kesehatan : Study Ruang Jumlah total keseluruhan : 5.8 m Sirkulasi : 0% x 5.8 =. m Total seluruh : 75.m Jumlah luas total parkiran : 5.5 m Luas lahan : m KDB : 0% KLB :. Dewi Purbo Retno (0000) 5

9 IV. ANALISA ORGANISASI R.Kepala Yayasan R. Pengelola R. Administrasi R. Staf Pengelola R. Rapat R. Terapi R. Galeri umum R. Informasi R. Galeri R. Galeri Hasil Karya R. Pendidikan Dan Pelatihan Entrance Lobby R. Internet R. Perpustakaan R. kunjungan Amphitheater R. Bersama R. Service R. Dapur Keterangan : : Publik : Semipublik : Private R. Genset Dewi Purbo Retno (0000)

10 IV.5 ANALISA MACAM MACAM TERAPI Dalam kamus Bahasa Indonesia, definisi terapi adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit tidak disebut usaha medis dan juga tidak disebut menyembuhkan penyakit. Berdasarkan wawancara penulis dengan ahli kesehatan (dokter), psikolog, ODHA dan OHIDHA, maka jenis jenis terapi yang disediakan untuk ODHA di bangunan ini, yaitu:. Terapi Informasi ( Terapi Pertama, Utama) Terapi informasi bukan sekedar pengetahuan. Contoh seseorang yang baru di tes HIV dan hasilnya ternyata positif. Setelah lewat masa terkejut (shock) banyak pertanyaan yang muncul. Informasi akan mengobati ketidak pahaman itu, bukan obat, bukan pula pengobatan medis yang akan menolongnya. Dari informasi dapat mengurangi depresi, memulihkan dan menyelamatkan jiwa. Ketakutan yang buruk adanya virus HIV ditubuh akan menimbulkan stres, dari stres itu dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuhnya, bila kekebalan tubuh turun maka penyakit akan mudah datang. Untuk itu pertolongan pertama yaitu informasi yang jelas dan tepat untuk ODHA adalah jawabannya.. Terapi Spiritual Merupakan perbaikan kekebalan tubuh akibat keadaan psikis yang baik melalui jalur syaraf, hal ini merupakan keberhasilan dari salah satu keberhasilan pengobatan spiritual. Pendekatan ini menempatkan kembali pengobatan spiritual sebagai salah satu cara pengobatan dalam upaya penyembuhan penderita HIV. Dalam agama juga terdapat kegiatan spiritual untuk penyembuhan baik yang dibimbing oleh rohaniawan maupun di lakukan sendiri. ODHA dapat memilih untuk menjalankan pengobatan spiritual yang sesuai dengan agamanya. Dewi Purbo Retno (0000) 7

11 . Terapi Alam Sehat alami yaitu sehat rohani dan jasmani yang diupayakan sendiri secara alami. Potensi alam dan potensi manusia yang dapat dimanfaatkan antara lain : Udara segar Bunyi Istirahat Air bersih Warna Doa Sinar matahari Makanan & minuman Pijat Tumbuhtumbuhan Gerak fisik Semangat hidup Baubauan Berpuasa Kasih sayang Terapi alam merupakan terapi yang paling murah, sebab semuanya dapat kita dapati secara cumacuma dari alam.. Terapi Medis Merupakan sebuah tindakan cepat dalam mengatasi penyakit yang disebabkan oleh semakin lemahnya daya kekuatan tubuh yang diakibatkan oleh virus. Hal ini dapat diatasi dengan beberapa pemeriksaan diantaranya yaitu pemeriksaan urine serta kondisi tubuh yang kurang baik. Jika keadaan tubuh semakin menurun maka segera diterapkan terapi obat ARV yang berfungsi sebagai pengembalian daya tahan tubuh ODHA. Bila penyakit semakin parah maka ODHA akan di bawa segera ke rumah sakit yang mempunyai rujukan untuk ODHA. 5. Terapi Fisik Upaya yang bisa dijadikan alternatif pelengkap dalam upaya memperbaiki disfungsi yang berkaitan dengan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV. Jenis terapi pada terapi fisik ini yaitu terapi makanan ( memperhatikan makanan yang dimakan dan memperhatikan pola makan) dan terapi fisik (misalnya olahraga yang diyakini dapat meningkatkan kadar kortisol yang berperan sebagai produksi sel kekebalan tubuh.. Terapi Kelompok Dukungan HIV AIDS memunculkan berbagai masalah pribadi dan pertanyaan yang sulit terjawab, seperti soal kesehatan, keuangan, kematian, perkawinan, seks, anak dan lainlain. Prasangka buruk dan diskriminasi dari orang lain dapat menimbulkan tekanan. Dari berbagai alasan itu, banyak ODHA yang berkeinginan untuk kenal orang lain yang juga HIVpositif. Ada keinginan untuk berbagi pengalaman, mengurangi rasa terkucil dan mencari dukungan emosial. Dewi Purbo Retno (0000) 8

12 Peranan kelompok dukungan adalah menciptakan suasana nyaman dan terjaga kerahasiaannya, sehingga orang HIVpositif berkesempatan untuk berkenalan, berbicara secara terbuka, didengarkan dan mendapatkan dukungan. Dalam kelompok dukungan tidak ada benar dan salah, lebih tinggi dan rendah kedudukannya, para anggota didorong untuk saling menerima kekurangan dan kelebihan orang lain. Kegiatan pada terapi kelompok dukungan ini adalah berdiskusi, sharing, merenung, berkampanye, olahraga bersama, dan lainlain. IV. ANALISA LOKASI TAPAK Lokasi Tapak Analisa n Berdasarkan ketentuan dari Dinas Tata Kota DKI Jakarta maka lokasi tersebut memiliki aturan sebagai berikut : Lokasi tapak : Jalan Fajar Baru Utara, Cengkareng, JakartaBarat. Peruntukan lahan : Fasilitas umum Luas lahan : + ha KDB : 0% KLB :, GSB : 8 Tinggi max : lantai Analisa Lingkungan Sekitar Batas batas Tapak : Selatan : Lahan Kosong Timur : RSUD Cengkareng Utara : Delta Spa n Health Club Barat : Rukan Taman Palem 5 7 n Image Jalan ini sepi kendaraan, hanya beberapa saja kendaraan yang berlalu lalang. Dan jalan ini berbatasan lahan kosong dekat Uiversitas Satyagama. Lebar jalan 8 meter dan cukup penghijauan. Image Di bagian selatan tapak masih terdapat lahan kosong yang hjau Image Banyak tanaman dan pepohonan yang ditanam disepanjang bahu jalan sehingga kondisi jalan terlihat hijau dan sejuk. Dan juga intensitas kendaraan yang berlalu lalang sedikit. Image Image RSUD Cengkareng yang bersebelahan dengan tapak. Kondisi rumah sakit ini cukup bersih dan hijau. Image 5 Merupakan kondisi jalan di utara RSUD Cengkareng, jalanan ini memiliki lebar 8 meter, dengan sirkulasi kendaraan arah. Disepanjang jalan ini sudah ada penghijauan namun kurang rindang. Dewi Purbo Retno (0000)

13 Image Merupakan bangunan Delta Health and Spa Club, bangunan ini terletak didepan site. Image 7 Terdapat mal Taman Palem didekat lokasi. IV.. Analisa Orientasi Matahari Pada Tapak Orientasi Matahari Analisa Area tapak dilalui sinar matahari dari jam.00 am sampai jam.00 pm. Area Barat dan Timur akan lebih banyak terkena sinar matahari. Namun di sebelah timur terhalang oleh gedung RSUD Cengkareng Matahari berorientasi dari barat ke timur dengan melitasi tapak. n Orientasi Matahari Tanggapan n Pagi hari dengan suhu udara yang rendah menuju siang, suhu udara yang tinggi akan dinetralkan dengan perletakan pepohonan yang banyak yang berfungsi untuk menetralisasikan suhu sekitar tapak. Arah bangunan sebaiknya menghindarkan menghadap langsung ke arah barat dan timur hal ini agar tidak terkena sinar matahari langsung. Untuk area Barat dan Timur tapak akan diletakkan banyak penyaring sinar matahari yaitu dengan pepohonan dan massa bangunan yang akan diterapkan dengan penggunaan sun screen yang akan membiaskan matahari. Dewi Purbo Retno (0000) 0

14 IV.. Analisa Orientasi Bangunan Pada Tapak ANALISA ORIENTASI BANGUNAN Analisa Bentuk bangunan mengikuti bentukbentuk bangunan sekitar. Bentuk massa bangunan akan menyesuaikan dengan bentuk tapak tetapi bentuk massa bangunan akan dipecah menjadi massa bangunan majemuk agar semua area mendapatkan view yang baik, sirkulasi udara dan sinar matahari yang merata hingga ke seluruh ruangan. Arah bangunan menghadap jalan yang banyak di lalui kendaraan, hal ini dikarena bangunan merupakan bangunan informasi, sehingga membutuhkan arah yang mudah dilihat oleh masyarakat. IV.. Analisa Kebisingan Pada Tapak Kebisingan Analisa : Kebisingan tinggi : Kebisingan sedang : Kebisingan rendah n Kebisingan tinggi pada area utara dan barat, karena banyak kendaraan yang berlalu lalang. Area selatan tapak cukup tenang karena terdapat lahan kosong, namun terdapat jalan yang dilalui kendaraan tetapi tingkat kebisingannya rendah sebab jarang dilalui kendaraan. Bagian timur merupakan area yang tingkat kebisingannya sangat rendah sebab tidak dilalui kendaraan. Tanggapan : Pada bagian utara dan barat tapak akan dizoningkan untuk entrance dengan pemanfaatan taman dan pohonpohon sebagai pengurang kebisingan dan polusi yang diakibatkan oleh kendaraan dari jalur kendaraan didepannya. Pada bagian selatan tapak keadaan jalan cukup hijau sehingga tidak usah ditanam terlalu banyak pohon. Bagian timur tapak merupakan area dibelakang RSUD. Area ini tenang sehingga cocok untuk area private. Dewi Purbo Retno (0000)

15 IV.7. Analisa Sirkulasi Kendaraan Pada Tapak SIRKULASI KENDARAAN Analisa n Dari arah barat sirkulasi kendaraan mempunyai dua jalur kendaraan dengan lebar jalan masingmasing meter dan dipisahkan oleh kali. dari arah utara tapak sirkulasi kendaraan juga mempunyai dua jalur kendaraan namun ditengahnya terdapat taman dan sungai. Lebar jalan yaitu meter. Dengan intensitas kendaraan tinggi. Kondisi jalan disekitar tapak menggunakan aspal dengan kondisi baik. Kurangnya penunjuk arah pada area site. Tanggapan Intensitas kendaraan tinggi menimbulkan polusi yang tinggi pula untuk itu perlu tanaman dan pohon sebagai buffer pada tapak. Kondisi jalan sudah cukup baik karena jalannya sudah menggunakan aspal. Penunjuk jalan akan dilengkapi sehingga pengunjung tidak akan berputar putar untuk menuju tempat tujuan. IV.7.5 Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki Pada Tapak Sirkulasi Pejalan Kaki Analisa Sirkulasi area nomor : Sudah tersedia trotoar selebar meter untuk pejalan kaki. Penghijauan kurang Sirkulasi area nomor : n Sudah tersedia trotoar untuk pejalan kaki selebar meter. Penghijauan cukup TANGGAPAN Pada area no. kurang adanya penghijauan sehingga perlu ditambahkan area hijau (pohon) untuk pejalan kaki. Pada no. fasilitas pejalan kaki sudah cukup baik karena kondisi area hijau banyak sehingga dapat memberi kenyamanan pejalan kaki. Dewi Purbo Retno (0000)

16 IV.7. Analisa Potensi Tapak SITE PLAN U n Potensi bagian selatan tapak masih hijau dan bersih dan juga kendaraan yang berlalu lalang sedikit. Sehingga bagian ini cocok untuk penzoningan area private atau semi private. Tapak bersebelahan dengan rumah sakit, sehingga bila ODHA sakit dan butuh pertolongan yang lebih lanjut dapat langsung dibawa ke rumah sakit. Tapak selalu dilintasi oleh matahari sehingga sinar matahari dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk sumber energi pada bangunan. Lokasi tapak tidak berada di pinggir jalan raya, sehingga tapak tidak terlalu berisik dan polusi udara tidak banyak. Terdapat banyak angkutan kota (B., B.0, mikrolet M, dan kendaraaan umum plat hitam) yang melintasi jalan raya Kamal (depan Universitas Satyagama) sehingga mudah dalam pencapaian ke tapak. Lokasi tapak strategis, dapat dilalui dari mal Taman Palem dan dari Universitas Satyagama. IV.8 SISTEM STRUKTUR BANGUNAN FAKTOR PENENTU PERTIMBANGAN KETERANGAN Kondisi Fisik Tapak Ketinggian Bangunan Faktor Teknis Faktor Ekonomis Struktur atas Daya dukung tanah Kedalaman tanah keras Ketinggian muka air tanah Beban dari struktur atas Kekakuan dan kekuatan bangunan dari gaya lateral Kekuatan, kekakuan dan kestabilan. Menentukan sistem struktur bawah Menentukan struktur bawah dan atas Menentukan sistem struktur bawah dan atas Pemeliharaan bangunan Menentukan sistem struktur Kemudahan pelaksanaan bawah dan atas Faktor Penentuan Sistem Struktur Bagian dari struktur yang berfungsi menyalurkan beban / gaya dari atasnya dan disalurkan ke pondasi. NO JENIS ATAP KEUNTUNGAN KERUGIAN Kayu Baja Alami, estetika baik Mudah dan murah didapat Struktur ringan Pengerjaan mudah Daya pikul besar Pelaksanaannya cepat Dapat dipesan sesuai kebutuhan Mampu menahan beban vertikal dan horizontal Beton bertulang Kuat dan tahan lama Mampu memikul gaya tarik dan tekan Dapat diterapkan dalam semua kondisi Bentangan maksimal Tahan terhadap api Daya pikul terbatas Perlu perawatan intensif untuk menjaga keutuhannya Bentangan terbatas Mudah terbakar Sulit didapat Bahannya relatif mahal Membutuhkan tenaga ahli dan alat berat dalam pengerjaannya Pemakaian besar Tidak tahan lama Lebih berat Pengerjaannya relatiflama Nilai estetik kurang Dewi Purbo Retno (0000)

17 Struktur bawah Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA Bagian struktur yang langsung berhubungan dengan tanah, berfungsi sebagai pemikul beban bangunan, meneruskan dan membagi rata ke atas lapisan tanah keras. NO JENIS PONDASI KEUNTUNGAN KERUGIAN Batu Kali Pengerjaan mudah Bahan relatif murah Dampak pemasangannya tidak merusak lingkungan Tiang Pancang Daya pikul besar Pelaksanaannya cepat Dapat dipesan sesuai kebutuhan Mampu menahan beban vertikal dan horizontal Setempat/Tapak Daya pikul besar Bahan relatif murah dan mudah didapat Pelaksanaan tidak memerlukan alat berat Dapat diterapkan di semua kondisi tanah Daya pikul relatif kecil Tidak baik untuk tanah lunak Pemasangannya dapat menggangu lingkungan Bahannya relatif mahal Perlu alat berat Memerlukan ruang yang luas Lebih ringan daya pikulnya dibanding dengan tiang pancang Daya dukung tanahnya harus kuat. ) Air hujan Air hujan masuk ke pipa talang yang ada pada atap kemudian disalurkan lewat pipa vertikal untuk masuk ke bak kontrol. Dari bak kontrol disalurkan ke saluran kota atau saluran air hujan. IV. PENANGGULANGAN SAMPAH SISTEM KELEBIHAN KEKURANGAN Shaft sampah Ditampung Lebih praktis karena dibuang langsung dari setiap lantai dan ditampung di bak penampungan sampah Tidak memerlukan pekerja ekstra Tidak membutuhkan saluran atau shaft sampah Dapat dibedakan sesuai jenis sampah kering atau sampah basah Membutuhkan saluran khusus yang dilalui sampah dari lantai hunian ke penampungan di bawah. Menggunakan tenaga kerja ekstra untuk mengambil sampah pada setiap unitnya. Dapat menimbulkan bau karena sampah sempat tertahan dilantai hunian. () () Gambar.7 ()BarcodeTrashscan ()Jenis Tempat Sampah Basah dan Kering Dewi Purbo Retno (0000)

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar perancangan pada Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA ini terlahir dari pendekatan Arsitektur Perilaku. Dengan menganalisa

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 TEMA PENGEMBANGAN DESAIN Proses merancang bangunan untuk mengurangi dampak lingkungan yang kurang baik, meningkatkan kenyamanan manusia dengan peningkatan efisiensi, mengurangi

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar ini tidak digunakan untuk masing-masing ruang, tetapi hanya pada ruang-ruang tertentu. 1. Memperkenalkan identitas suatu tempat Karena

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN IV.1. Analisa Tapak dan Lingkungan IV.1.1 Data Fisik Tapak PETA LOKASI / SITE Utara - 19 - Data fisik tapak / kondisi tapak saat ini tidak banyak berbeda dengan apa yang akan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB III DATA DAN ANALISA BAB III DATA DAN ANALISA 3.1 Data Fisik dan Non Fisik Gambar 3. Peta Lokasi Lahan LKPP Data Tapak Lokasi : Lot/Kavling 11B, CBD Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan Luas lahan : 4709 m² Koefisien Dasar Bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1.Konsep Dasar Konsep dasar pada bangunan baru ini adalah dengan pendekatan arsitektur kontekstual, dimana desain perancangannya tidak lepas dari bangunan eksisting yang ada.

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut : BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang digunakan pada Pasar Modern adalah mengutamakan konsep ruang dan sirkulasi dalam bangunannya,

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Data Proyek Gambar 5.1 RUTRK Tapak Luas Lahan : 10.150 m 2 KDB : 20% x 10.150 m 2 = 2.030 m 2 KLB : 2,5 x 10.150 m 2

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN Dalam analisa perencanaan dan perancangan arsitektur, terdapat beberapa hal yang harus di pertimbangkan antara lain: Aspek manusia/pengguna Aspek bangunan/fisik Aspek lingkungan/lokasi

Lebih terperinci

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI 1 Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI Membuat analisa pada tapak, mencakup orientasi matahari, lingkungan, sirkulasi dan entrance, kontur. Analisa Zoning, mencakup zona public, semi public dan private serta

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 28 Pusat Rehabilitasi Bagi Pengguna Narkoba Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Pelaku dan Kegiatan. Konsep Pelaku Pelaku kegiatan yang beraktivitas

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID BAB V PROGRAMMING 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Kelompok Kapasitaiber Perhitungan Un- Sum- Luas No (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID Masjid 1000 Jumlah

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Heri Priana / Rusunawa di Otista

BAB IV ANALISA. Heri Priana / Rusunawa di Otista BAB IV ANALISA 4.1 Analisa Fisik Analisa Fisik merupakan analisa terhadap penempatan bangunan untuk mendapatkan data yang dapat dijadikan pedoman dalam perancangan sehingga bangunan menjadi tepat sasaran

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan - Luas lahan : 30.400,28 m² - KDB 20% : 20% x 30.400,28 m² = 6.080,06 m² - KLB 0,8 : 0,8 x 30.400,28 m² = 24.320,22 m² -

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan V.1.1. Luas Total Perancangan Total luas bangunan adalah 6400 m 2 Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG 6.1. Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Dari analisa yang dilakukan dalam Bab V, berikut adalah perhitungan perkiraan kebutuhan besaran

Lebih terperinci

Fasilitas Utama. Ruang Perawatan Wajah Ruang Perawatan Tubuh Ruang Perawatan Tangan

Fasilitas Utama. Ruang Perawatan Wajah Ruang Perawatan Tubuh Ruang Perawatan Tangan LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG SEMAKIN BERKEMBANGNYA ZAMAN, PERAN SEORANG WANITA PUN SEMAKIN MENINGKAT, SEHINGGA KEINGINAN UNTUK MERILEKSKAN TUBUHNYA ATAU MEMPERHATIKAN KECANTIKAN DIRINYA SANGAT BESAR.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN. Utara : Jl. Kebon Bibit, Pasar Balubur. Selatan : Jl. Kebon Kembang, pemukiman penduduk.

BAB V ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN. Utara : Jl. Kebon Bibit, Pasar Balubur. Selatan : Jl. Kebon Kembang, pemukiman penduduk. BAB V ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN 5. Lokasi Lokasi Luas lahan : Jalan Tamansari, Bandung : ± 2.5 Ha Batas Batas : Utara : Jl. Kebon Bibit, Pasar Balubur. Selatan : Jl. Kebon Kembang, pemukiman penduduk.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Dasar dari perencanaan dan perancangan Kostel (kos-kosan hotel) dengan penerapan arsitektur berkelanjutan hemat energi: Rancangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang di gunakan pada Sekolah Tinggi Musik di Jakarta ini adalah perjalanan dari sebuah lagu, dimana

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN 5.1. Program Dasar perencanaan Program dasar perencanaan pada kampus II Pondok Pesantren Futuhiyyah terdiri

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Kantor sewa merupakan sebuah area untuk bekerja, dimana banyak orang selalu disuguhkan dengan konsep yang kaku dan cenderung membosankan sehingga

Lebih terperinci

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi ZDhoppinq Arcade Mahendrata - 015 12131 X BAB IV LAPORAN PERANCANGAN 4.1 Perkembangan desain 4.1.1 Kriteria Desain Shopping Arcade Desain Shopping Arcade yang dirancang di kota Sampit ini merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan 5.1.1 Aspek Fungsional Pengelompokan berdasarkan area aktivitas besar : Pelatihan pelatihan kerja (teori&praktek) uji sertifikasi,informasi

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Dasar Penyakit merupakan salah satu penyebab stres, jika penyakit itu terus-menerus menempel pada tubuh seseorang, dengan kata lain penyakit itu sulit

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan BAB V KONSEP V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan Gambar 34. Zoning dan Pola Sirkulasi Main entrance berada pada bagian selatan bangunan. Warna biru menunjukan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Hasil rancangan pada Perancangan Kompleks Gedung Bisnis Multimedia di Malang ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 Gambaran Umum Proyek Judul Proyek Tema Lokasi Sifat Luas Tapak : Pusat Kebugaran dan Spa : Arsitektur Tropis : Jl. Gandul Raya, Krukut, Depok : Fiktif : ± 15.000 m² (1,5

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN 5.1 Program Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Tabel 5.1 Program ruang Sumber : Analisa Jenis Ruang Luas Kegiatan Administrasi Kepala Dinas 42,00 Sekretariat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis. PRODUCED BY AN AUTODESK EDUCATIONALPRODUCT PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis. Berangkat Dari Ide Ban Kendaraan yang Bersifat

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema,

BAB VI HASIL PERANCANGAN. digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema, BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Zoning Ruang Perancangan sekolah kejuruan desain grafis ini merupakan, konsep yang digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema, integrasi keislaman,

Lebih terperinci

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar.  Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir BAB IV : KONSEP 4.1 Konsep Dasar Table 5. Konsep Dasar Perancangan Permasalahan & Kebutuhan Konsep Selama ini banyak bangunan atau gedung kantor pemerintah dibangun dengan hanya mempertimbangkan fungsi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BEAUTY CLINIC DAN WELLNESS CENTER. Penggabungan 2 fungsi dalam 1 bangunan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BEAUTY CLINIC DAN WELLNESS CENTER. Penggabungan 2 fungsi dalam 1 bangunan BAB IV KONSEP PERANCANGAN DAN WELLNESS CENTER 4.1 Konsep Umum Beauty Clinic (aesthetic) Wellness Center (health) Penggabungan 2 fungsi dalam 1 bangunan Gambar 4.1 Diagram Konsep Umum Sumber : analisa penulis

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian BAB VI HASIL RANCANGAN Hasil perancangan yang menggunakan konsep dasar dari prinsip teritorial yaitu privasi, kebutuhan, kepemilikan, pertahanan, dan identitas diaplikasikan dalam perancangan tapak dan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Binus University merupakan bangunan hunian yang bersifat sosial, edukatif dan tidak komersial.

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan Konsep desain kawasan menggunakan konsep combined methapor ikan koi, yaitu konsep perancangan bentukan bangunan yang mengambil bentukan maupun sifat dari ikan koi.

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep perencanaan 6.1.1. Pelaku dan kategori kebutuhan ruang, dan Besaran Ruang. 6.1.1.1. Pelaku Dan Kategori Kebutuhan Ruang Dari analisis yang telah dilakukan

Lebih terperinci

DESKRIPSI OBJEK STUDI

DESKRIPSI OBJEK STUDI BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI 3.1 Deskripsi Objek Studi Objek yang akan penulis redesain adalah sebuah Lembaga Pemasyaratan Sukamiskin Bandung. Lembaga Pemasyarakatan yang akan dirancang adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan

Lebih terperinci

shelter of emosion BAB III ANALISA

shelter of emosion BAB III ANALISA BAB III ANALISA III.1. Analisa Tapak III.1.1 Analisa kondisi dan lingkungan site existing Site berada dilokasi dengan kepadatan lalu lintas dan aktifitas yang tinggi dengan luas kesuruhan site 2.3 hektar.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun bersubsidi kriteria utama yang diterapkan adalah : Dapat mencapai kenyamanan di dalam ruang bangunan yang berada pada iklim

Lebih terperinci

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012) BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar mengambil dari prinsip tema yang telah dipertajam sehingga mendapatkan sebuah konsep dasar yaitu save the land surface. Save the land surface mempunyai

Lebih terperinci

BAB V HASIL. Tabel 5.1 Program Ruang Unit Pengelola No Nama Ruang Jumlah Luas Kegiatan Utama (Administrasi) A. Pengelola Yayasan 1.

BAB V HASIL. Tabel 5.1 Program Ruang Unit Pengelola No Nama Ruang Jumlah Luas Kegiatan Utama (Administrasi) A. Pengelola Yayasan 1. BAB V HASIL 5.1. Program Ruang Tabel 5.1 Program Ruang Unit Pengelola No Nama Ruang Jumlah Luas Kegiatan Utama (Administrasi) A. Pengelola Yayasan 1. Hall 1 50 m². R. Direktur Yayasan 1 3 m² 3. R. Sekretaris

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Umum Proyek ini merupakan proyek fiktif yang diirencanakan pada lahan kosong yang berada di Jalan Soekarno-hatta dan diperuntukan untuk pertandingan renang internasional dan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Penentuan konsep perencanaan dan perancangan di dasar kepada:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Penentuan konsep perencanaan dan perancangan di dasar kepada: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Penentuan konsep perencanaan dan perancangan di dasar kepada: Kesesuaian dengan topik yang akan di angkat Analisa dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Tapak dan Ruang Luar BAB V KONSEP PERANCANGAN mengaplikasikan konsep rumah panggung pada bangunan pengembangan, agar bagian bawah bangunan dapat dimanfaatkan untuk aktifitas mahasiswa, selain

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Cafe and Chocolate Factory di Semarang dibagi menjadi 2 bagian yaitu program ruang dan tapak terpilih.

Lebih terperinci

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Rumah Sakit Orthopaedi (RSO) di Kota Malang yang terletak di jalan Panji Suroso menerapkan konsep analogi kerangka tangan. aspek yang diterapkan dalam perancangan ini

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. Langkah-langkah untuk menerapkan Konsep Green Hospital, yaitu :

BAB IV KONSEP. Langkah-langkah untuk menerapkan Konsep Green Hospital, yaitu : BAB IV KONSEP IV.1. Konsep Dasar Green Hospital merupakan rumah sakit yang berwawasan lingkungan dan jawaban atas tuntutan kebutuhan pelayanan dari pelanggan rumah sakit yang telah bergeser ke arah pelayanan

Lebih terperinci

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan. Hasil ini berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan dan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik. BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tapak Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan ruang publik dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan

Lebih terperinci