Implementasi Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN Data Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Implementasi Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN Data Penelitian"

Transkripsi

1 Implementasi Sistem Clustering FCM diimplementasikan pada program yang dikembangkan dengan perangkat lunak Matlab v.7.7. Tahap implementasi sistem mengikuti langkahlangkah melakukan clustering dengan FCM, yaitu: 1. Memilih data yang akan di-cluster 2. Menetapkan parameter-parameter untuk: Jumlah cluster (n > c 2) Pangkat pembobot (w > 1) Maksimum iterasi (i) Kriteria penghentian (ɛ) 3. Menghitung pusat cluster, fungsi objektif, dan perubahan derajat keanggotaan pada matriks U. Tahap representasi pengetahuan dengan peta diimplementasikan menggunakan perangkat lunak Quantum GIS v HASIL DAN PEMBAHASAN Data Penelitian Data sumber yang digunakan pada penelitian ini adalah data pelanggan UPJ Bogor Timur pada bulan Desember 2009 dengan jumlah record sebanyak baris dan 5 atribut. Atribut-atribut tersebut adalah nomor pelanggan, golongan, daya, lingkungan, dan KWH. Contoh sebagian data penelitian yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 1. Berikut penjelasan masing-masing atribut pada data sumber. Atribut nomor pelanggan adalah nomor unik yang dimiliki oleh setiap pelanggan. Setiap nomor pelanggan terdiri dari dua belas digit. Lima digit pertama merupakan inisialisasi daerah pelanggan. Dua digit pertama dari lima digit tersebut menunjukkan provinsi dan tiga digit selanjutnya menunjukkan pembagian daerah dari provinsi. Sebagai contoh, terdapat pelanggan yang memiliki lima digit pertama Dua digit pertama, yaitu 53 menunjukkan bahwa pelanggan berada di daerah Jawa Barat, sedangkan tiga digit selanjutnya 821 menunjukkan bahwa pelanggan berada di daerah Bogor Timur. Atribut golongan merupakan representasi dari penggolongan pelanggan berdasarkan jenis pelanggan dan tarif penggunaan per KWH. Setiap golongan memiliki tarif yang berbeda-beda untuk pembayaran listrik. Sebagai contoh, tarif penggunaan listrik per KWH golongan rumah tangga lebih murah dibandingkan dengan golongan bisnis. Golongan-golongan yang terdapat pada data pelanggan UPJ Bogor Timur adalah bisnis (B), industri (I), pemerintah (P), rumah tangga (R), dan sosial (S). Golongan pelanggan juga dibagi menjadi beberapa bagian tergantung dari daya yang digunakan. Sebagai contoh, daya pelangggan golongan bisnis ada dua, yaitu B1 dan B2, sedangkan untuk rumah tangga dibagi menjadi tiga golongan pengguna daya, yaitu R1, R2, dan R3. Penggunaan daya setiap golongan dapat dilihat pada Tabel 4. Atribut daya adalah nilai daya tetap yang dipilih oleh pelanggan. Sebagai contoh, jika dalam suatu rumah memiliki barang elektronik yang membutuhkan daya 450 Watt, rumah tersebut harus memiliki daya sekitar 450 Watt atau lebih untuk menyalakan alat tersebut. Pada data sumber didapatkan sebanyak 49 jenis daya. Kisaran daya yang digunakan dimulai dari Watt. Pada histrogram yang disajikan pada Lampiran 2 terlihat bahwa pengguna daya 450 Watt merupakan yang paling banyak jumlahnya, disusul dengan pengguna daya 770, 1.300, dan Watt. Jumlah pengguna pada empat jenis daya tersebut memiliki lebih dari pelanggan, sedangkan pengguna daya lainnya memiliki pelanggan di bawah pelanggan. Tabel 4 Tabel penggunaan daya Daya (Watt) Golongan Terendah Tertinggi B B I I P P R R R S Atribut lingkungan adalah atribut yang berisi nama-nama daerah tempat pelanggan berada. Daerah-daerah yang terdapat pada atribut ini biasanya berupa nama kelurahan, walaupun terdapat beberapa nama daerah yang bukan merupakan nama kelurahan. Atribut KWH (Kilo Watt per Hour) adalah banyaknya daya yang digunakan oleh pelanggan dalam satu jam. Pada data penelitian, atribut ini berisi nilai penggunaan listrik dalam satuan KWH selama satu bulan. 9

2 Praproses Data Hasil dari penelitian akan ditampilkan dalam bentuk peta, untuk itu dibutuhkan titik koordinat (X & Y). Namun data yang digunakan pada penelitian ini tidak memiliki data koordinat (X & Y) dari setiap pelanggan. Oleh karena itu, dilakukan integrasi data dengan menambahkan data koordinat (X dan Y) yang dibuat secara random dengan bantuan perangkat lunak Quantum GIS v Jumlah daerah (lingkungan) yang terdapat pada data sebanyak 45 daerah. Kemudian daerah-daerah tersebut dikelompokkan ke dalam kelurahan-kelurahan dengan total kelurahan yang didapat adalah sebanyak 39 kelurahan (dalam hal ini, daerah yang berada pada daerah Citeureup dijadikan satu kelurahan karena tidak dianggap sebagai daerah kota Bogor). Setelah data dikelompokkan ke dalam kelurahan, data disaring dengan memilih data pelanggan PLN UPJ Bogor Timur dengan memilih data pelanggan yang memiliki awalan 53821xxxxxxx pada kode pelanggan. Selain itu, penyaringan juga dilakukan berdasarkan kelurahan yang dimasukkan ke dalam kategori daerah kota Bogor. Sebanyak 23 kelurahan terpilih dari 39 kelurahan. Tahap penyaringan data selanjutnya adalah dengan memilih data pelanggan yang menggunakan KWH 150 jam. Setelah melalui proses integrasi dan penyaringan data, data yang digunakan pada penelitian menjadi sebanyak record dan delapan field. Field-field yang terdapat pada data penelitian adalah: Koordinat_X, Koordinat_Y, No_Pelanggan, Golongan, Daya, Lingkungan, KWH, dan Jam. Pemilihan Atribut Untuk melakukan segmentasi, dilakukan pemilihan atribut yang sesuai untuk digunakan pada proses clustering. Pemilihan atribut yang digunakan adalah atribut-atribut yang relevan dalam hal penggunaan listrik. Atribut yang terpilih dalam penelitian ini adalah sebanyak dua atribut dari delapan atribut yang ada, yaitu daya dan KWH. Kedua atribut ini dianggap sebagai atribut yang paling merepresentasikan penggunaan listrik pelanggan. Normalisasi Data Proses normalisasi terhadap data dilakukan terlebih dahulu sebelum masuk ke tahap proses clustering, karena data yang digunakan memiliki rentang nilai yang sangat besar. Rentang nilai yang sangat besar cukup mempengaruhi pada metode clustering yang berbasis jarak seperti FCM. Normalisasi pada umumnya digunakan untuk menyetarakan atribut agar atribut satu dengan lainnya memiliki ukuran yang sama. Normalisasi juga membuat rentang nilai menjadi jauh lebih kecil sehingga membantu perhitungan jarak menjadi lebih cepat dan efisien. Teknik normalisasi yang digunakan pada penelitian ini adalah z-score. Normalisasi z- score dipilih karena pada data penelitian outlier mendominasi pada daerah nilai minimum. Setelah data dinormalisasi dengan z-score, nilai rata-rata dari masing-masing atribut menjadi 0 dan standar deviasinya bernilai 1. Contoh sebagian data sebelum dan sesudah ditransformasi dengan normalisasi z- score dapat dilihat pada Lampiran 3. Segmentasi menggunakan Fuzzy C-Means Proses segmentasi yang dilakukan pada penelitian ini terdapat dua jenis, yaitu segmentasi berdasarkan pelanggan dan segmentasi berdasarkan daerah. Segmentasi berdasarkan pelanggan adalah segmentasi dengan menggunakan data pelanggan yang sebelumnya sudah mengalami tahap praproses, sedangkan untuk segmentasi berdasarkan daerah, menggunakan data yang sama namun data tersebut diperkecil dengan mengambil rata-rata daya, KWH per daerahnya. Nilai rata-rata yang diambil bukanlah nilai rata-rata data pelanggan yang sudah dinormalisasi. Karena itu data tersebut dinormalisasi setelah data rata-rata penggunaan listrik (daya dan KWH) dari setiap daerah didapatkan. Data yang digunakan untuk segmentasi berdasarkan daerah dapat dilihat pada Lampiran 4. Untuk mendapatkan hasil segmentasi penggunaan listrik, dilakukan penerapan teknik clustering pada data menggunakan algoritme Fuzzy C-Means (FCM). Proses clustering dilakukan dengan menggunakan program yang dikembangkan dengan perangkat lunak Matlab v.7.7. Sebelum melakukan clustering dengan FCM, ditentukan terlebih dahulu parameterparameter FCM yang dibutuhkan seperti yang telah dibahas pada implementasi sistem. Segmentasi yang diinginkan pada penelitian ini adalah membagi penggunaan listrik menjadi empat kelas, yaitu kelas penggunaan listrik rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Oleh karena itu, jumlah cluster 10

3 (c) yang digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak empat cluster. Pembobot (w) merupakan parameter fuzzy (fuzzifier) yang digunakan dalam FCM. Nilai w tidak boleh 1, karena ketika w = 1 maka tidak akan terjadi proses fuzzy clustering, tetapi malah menjadi proses hard clustering. Hal ini dikarenakan algoritme FCM merupakan generalisasi dari algoritme pendahulunya, yaitu algoritme Hard C- Means. Nilai w = 1 akan menyebabkan pembagian dengan 0 pada persamaan nomor 8. Jadi, nilai pembobot (w) harus lebih besar dari 1 (Höppner et al. 1999). Jika w > 2, pembobot (w) akan mengurangi bobot yang ditetapkan untuk cluster yang dekat dengan titik. Terdapat beberapa pertimbangan untuk memlih w = 2, salah satunya adalah untuk menyederhanakan fungsi derajat keanggotaan ( ik ) pada persamaan nomor 6 (Tan et al. 2006). Jadi, nilai pembobot yang digunakan pada penelitian ini adalah 2. Iterasi maksimum yang ditentukan pada penelitian ini adalah sebanyak 100 iterasi, agar proses perulangan tidak terlalu banyak. Walaupun demikian, iterasi akan dihentikan apabila nilai pada persamaan nomor 9 sudah lebih kecil dari nilai kriteria penghentian (ɛ) yang ditentukan. Nilai kriteria penghentian (ɛ) yang ditentukan pada penelitian ini adalah Nilai tersebut sudah dianggap sebagai nilai positif yang sangat kecil pada penelitian ini. Jadi, nilai-nilai parameter yang digunakan untuk melakukan clustering dengan menggunakan FCM pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Jumlah cluster (c) = 4 Pangkat pembobot (w) = 2 Maksimum iterasi (i) = 100 Kriteria penghentian/treshold (ɛ) = 10-5 Gambar 7 merupakan window dari program yang telah dibuat untuk memilih data yang akan digunakan untuk proses clustering dengan FCM. Window tersebut juga merupakan tempat memasukkan parameterparameter FCM yang akan digunakan. Tombol Cluster merupakan tombol untuk melakukan proses clustering, tentunya setelah data dipilih dan parameter-parameternya telah dimasukkan. Setelah program melakukan proses clustering dengan teknik FCM, program akan memunculkan ringkasan statistik dari hasil proses clustering seperti yang dapat dilihat pada Gambar 8. Pada window tersebut menampilkan karakteristik dari data yang digunakan, parameter-paramater yang digunakan, jumlah anggota dari masingmasing cluster, dan log nilai fungsi objektif. Pada window tersebut juga terdapat beberapa tombol yang dapat digunakan untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut dari hasil clustering seperti tombol untuk melihat tabel hasil clustering, tombol untuk melihat grafik cluster, tombol untuk melihat plot cluster dalam bentuk 2 dimensi, dan tombol untuk menyimpan hasil clustering. Gambar 7 Pengaturan parameter pada program FCM Gambar 8 Ringkasan hasil clustering pada program FCM Pengguna program FCM dapat melihat grafik hasil clustering dalam bentuk bar. Sumbu x merepresentasikan cluster, dan sumbu y merepresentasikan jumlah anggota cluster. Setiap cluster juga dibedakan dari warna bar-nya. Pada setiap bar terdapat nilai yang menunjukkan jumlah anggota cluster. 11

4 Grafik hasil clustering dari segmentasi berdasarkan pelanggan dapat dilihat pada Gambar 9 dan grafik hasil clustering dari segmentasi berdasarkan daerah dapat dilihat pada Gambar 10. Pada kedua grafik tersebut, cluster 1 merupakan pengguna listrik kelas rendah, cluster 2 merupakan pengguna listrik kelas sedang, cluster 3 merupakan penggunaan listrik kelas tinggi, dan cluster 4 merupakan pengguna listrik kelas sangat tinggi. Terlihat pada kedua grafik tersebut bahwa cluster 1 (kelas rendah) memiliki anggota paling banyak dibandingkan dengan cluster yang lain, dan yang paling sedikit adalah cluster 4 (kelas sangat tinggi). Pada clustering berdasarkan daerah, iterasi berhenti pada iterasi ke-11 dengan pusat vektor terakhir (matriks V) sebagai berikut: Grafik dari fungsi objektif yang dihasilkan dari clustering berdasarkan pelanggan dapat dilihat pada Gambar 11. Pada grafik tersebut terlihat nilai fungsi objektif sudah mulai stabil pada iterasi ke-56, artinya cluster yang terbentuk pada iterasi tersebut sudah mulai optimal walaupun belum mencapai nilai kriteria penghentian (treshold). Grafik nilai fungsi objektif dari clustering berdasarkan daerah, dapat dilihat pada Gambar 12. Pada grafik tersebut nilai fungsi objektif sudah mulai stabil pada iterasi ke-7 dan iterasi berhenti pada iterasi ke-11 karena nilai treshold sudah terpenuhi. Gambar 9 Grafik hasil clustering pada segmentasi berdasarkan pelanggan Nilai Fungsi Objektif Grafik Nilai Fungsi Objektif Clustering Pelanggan Iterasi ke- Gambar 11 Grafik nilai fungsi objektif untuk clustering berdasarkan pelanggan Gambar 10 Grafik hasil clustering pada segmentasi berdasarkan daerah Pada clustering berdasarkan pelanggan, proses clustering dengan FCM berhenti pada iterasi maksimum (iterasi ke-100) dengan pusat vektor terakhir (matriks V) sebagai berikut: Nilai Ffungsi Objektif Grafik Nilai Fungsi Objektif Clustering Wilayah Iterasi ke- Gambar 12 Grafik nilai fungsi objektif untuk clustering berdasarkan daerah Tabel hasil clustering berdasarkan pelanggan yang berisi data yang digunakan, nilai derajat keanggotaan dari setiap data, dan cluster yang ditentukan pada setiap data tidak ditampilkan seluruhnya karena ukuran dari tabel tersebut terlalu besar. Sebagian tabel 12

5 hasil clustering berdasarkan pelanggan dapat dilihat pada Lampiran 5. Hasil clustering berdasarkan pelanggan disajikan pada Lampiran 6. Persentase dan jumlah anggota masing-masing cluster disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Persentase dan jumlah anggota cluster pada clustering berdasarkan pelanggan Cluster Persentase (%) Jumlah C1 (rendah) 99, C2 (sedang) 0, C3 (tinggi) 0,11 43 C4 (sangat tinggi) 0,04 15 Hasil clustering berdasarkan daerah secara lengkap disajikan pada Lampiran 7. Persentase dan jumlah anggota masingmasing cluster disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Persentase dan jumlah anggota cluster pada clustering berdasarkan daerah Cluster Persentase (%) Jumlah C1 (rendah) 73,91 17 C2 (sedang) 17,39 4 C3 (tinggi) 4,35 1 C4 (sangat tinggi) 4,35 1 Evaluasi Cluster Berdasarkan Pelanggan Hasil clustering terhadap pelanggan, menghasilkan karakteristik penggunaan listrik dari setiap segmen sebagai berikut: 1. Pengguna listrik kelas rendah Pengguna listrik kelas rendah diwakili oleh cluster 1 dengan karakteristik pengguna yang disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Karakteristik pengguna listrik kelas rendah (cluster 1) Terendah Tertinggi Rata-rata Daya ,86 KWH ,39 Jam ,88 Golongan pelanggan yang terdapat pada pengguna listrik kelas rendah adalah bisnis (B1 dan B2), industri (I1), pemerintah (P1 dan P3), rumah tangga (R1, R2, dan R3), dan sosial (S2) dengan persebaran di seluruh daerah. Daerah yang memiliki persebaran tertinggi pada cluster ini adalah Kedung Halang dengan jumlah pelanggan sebanyak pelanggan. Pesebaran spasial pengguna listrik kelas rendah dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13 Pesebaran spasial pengguna listrik kelas rendah Gambar 14 Pesebaran spasial pengguna listrik kelas sedang 2. Pengguna listrik kelas sedang Pengguna listrik kelas sedang diwakili oleh cluster 2 dengan karakteristik pengguna yang disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Karakteristik pengguna listrik kelas sedang (cluster 2) Terendah Tertinggi Rata-rata Daya ,65 KWH ,88 Jam ,11 Golongan pelanggan yang terdapat pada pengguna listrik kelas sedang adalah bisnis (B1 dan B2), industri (I2), pemerintah (P1 dan P3), rumah tangga (R2 dan R3), dan sosial (S2) dengan persebaran di daerah Babakan, Babakan Pasar, Bantarjati, Baranang Siang, Cibuluh, Cimahpar, Ciparigi, Katulampa, Kedung Badak, Kedung Halang, Sukaraja, Sukasari, Tanah 13

6 Baru, dan Tegal Lega. Daerah yang memiliki persebaran tertinggi pada cluster ini adalah Bantarjati dengan jumlah pelanggan sebanyak 59 pelanggan. Pesebaran spasial pengguna listrik kelas sedang dapat dilihat pada Gambar Pengguna listrik kelas tinggi Pengguna listrik kelas tinggi diwakili oleh cluster 3 dengan karakteristik pengguna yang disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Karakteristik pengguna listrik kelas tinggi (cluster 3) Terendah Tertinggi Rata-rata Daya ,23 KWH ,65 Jam ,07 Golongan pelanggan yang terdapat pada pengguna listrik kelas tinggi adalah bisnis (B2), industri (I2), pemerintah (P1), dan sosial (S2) dengan penyebaran di daerah Babakan, Bantarjati, Baranang Siang, Ciparigi, Kedung Halang, Sukaraja, Tanah Baru, dan Tanah Sareal. Daerah yang memiliki jumlah persebaran tertinggi pada cluster ini adalah Babakan dengan pelanggan sebanyak 13 pelanggan. Pesebaran spasial pengguna listrik kelas tinggi dapat dilihat pada Gambar Pengguna listrik kelas sangat tinggi Pengguna listrik kelas sangat tinggi diwakili oleh cluster 4 dengan karakteristik pengguna yang disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Karakteristik pengguna listrik kelas sangat tinggi (cluster 4) Terendah Tertinggi Rata-rata Daya ,67 KWH ,63 Jam ,34 Golongan pelanggan yang terdapat pada pengguna listrik kelas sangat tinggi adalah bisnis (B2), industri (I2), pemerintah (P3), dan sosial (S2) dengan persebaran di daerah Babakan, Bantarjati, Baranang Siang, Cibuluh, Katulampa, Kedung Halang, dan Tegal Lega. Daerah yang memiliki persebaran tertinggi pada cluster ini adalah daerah Kedung Halang dengan jumlah pelanggan sebanyak 7 pelanggan. Pesebaran spasial pengguna listrik kelas sangat tinggi dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar 15 Pesebaran spasial pengguna listrik kelas tinggi Gambar 16 Pesebaran spasial pengguna listrik kelas sangat tinggi Gambar 17 Pesebaran spasial pengguna listrik semua kelas Pesebaran spasial dari keseluruhan kelas dapat dilihat pada Gambar 17. Pada gambar 14

7 tersebut terlihat pengguna listrik kelas rendah mendominasi di seluruh wilayah, bahkan ada beberapa daerah yang hanya terdapat pengguna listrik kelas rendah saja. Evaluasi Cluster Berdasarkan Daerah Segmentasi berdasarkan daerah, dilakukan berdasarkan rata-rata penggunaan listrik dari masing-masing daerah. Karakteristik penggunaan listrik dari setiap segmen pada clustering berdasarkan daerah dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Karakteristik penggunaan listrik berdasarkan segmentasi daerah Cluster Nilai Rata-rata Daya KWH Jam C1 (rendah) 227,2 920,6 258,7 C2 (sedang) 518,6 2084,8 268,3 C3 (tinggi) 6140, ,0 263,2 C4 (sangat tinggi) 3503, ,0 241,0 1. Daerah penggunan listrik kelas rendah Daerah penggunaan listrik kelas rendah diwakili oleh cluster 1. Daerah-daerah yang termasuk pada kelas ini sebanyak 17 daerah, yaitu: Cibuluh, Cilebut, Ciluar, Cimahpar, Ciparigi, Katulampa, Kebon Pedes, Kedung Badak, Kedung Halang, Pakuan, Pasir Laja, Sempur, Sukaraja, Sukaresmi, Sukasari, Sukatani, dan Tanah Baru. 2. Daerah penggunaan listrik kelas sedang Daerah penggunaan listrik kelas sedang diwakili oleh cluster 2. Daerah-daerah yang termasuk pada kelas ini sebanyak 4 daerah, yaitu: Babakan, Bantarjati, Baranang Siang, dan Tegal Lega. 3. Daerah penggunaan listrik kelas tinggi Daerah penggunaan listrik kelas tinggi diwakili oleh cluster 3. Daerah yang termasuk pada kelas ini hanya satu daerah, yaitu Babakan Pasar. 4. Daerah penggunaan listrik sangat tinggi Daerah penggunaan listrik kelas sangat tinggi diwakili oleh cluster 4. Daerah yang termasuk pada kelas ini hanya satu daerah, yaitu Tanah Sareal. Visualisasi Clustering Visualisasi hasil clustering disajikan dalam bentuk plot 2 dimensi dan juga penyebaran titik pada peta untuk mempermudah analisis. Pada program clustering FCM yang telah dibuat terdapat fasilitas untuk visualisasi dalam bentuk plot 2 dimensi dengan mengombinasikan dua variabel (x dan y) dari data yang digunakan. Setiap cluster dibedakan dengan warna yang berbeda dan pusat cluster ditampilkan berbentuk kotak dengan ukuran yang lebih besar dari anggota cluster. Visualisasi hasil clustering berdasarkan pelanggan dengan plot 2 dimensi dapat dilihat pada Gambar 18. Inisalisasi warna yang digunakan sebagai pembeda cluster pada Gambar 18 adalah: Cluster 1 (kelas rendah) warna biru Cluster 2 (kelas sedang) warna ungu Cluster 3 (kelas tinggi) warna magenta Cluster 4 (kelas sangat tinggi) warna cyan Pada Gambar 18 cluster 1 terlihat sedikit, padahal sebenarnya terjadi penumpukan titik anggota cluster yang mengumpul pada cluster tersebut. Begitu pula untuk cluster 2, terjadi penumpukan titik anggota cluster pada cluster tersebut. Gambar 18 Plot clustering berdasarkan pelanggan Visualisasi hasil clustering berdasarkan daerah dengan plot 2 dimensi dapat dilihat pada Gambar 19. Inisalisasi warna yang digunakan sebagai pembeda cluster pada Gambar 19 adalah: Cluster 1 (kelas rendah) warna biru Cluster 2 (kelas sedang) warna ungu Cluster 3 (kelas tinggi) warna magenta Cluster 4 (kelas sangat tinggi) warna cyan Sama halnya dengan hasil plot pada clustering beradasarkan pelanggan, pada Gambar 19 terjadi pengumpulan titik anggota cluster pada cluster 1 walaupun pada gambar tersebut anggota cluster terlihat sedikit. Pada 15

8 gambar tersebut juga terlihat dua titik yang berbentuk kotak dengan warna yang berbeda. Kedua titik tersebut merupakan cluster 3 dan cluster 4 dimana masing-masing anggota cluster tersebut berjumlah satu, sehingga anggota dari cluster tersebut juga merupakan pusat cluster-nya. Gambar 19 Plot clustering berdasarkan daerah KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Proses segmentasi penggunaan listrik dapat dilakukan dengan menggunakan algoritme clustering Fuzzy C-Means. Setelah clustering dilakukan, didapatkan karakteristik dari setiap segmen penggunaan listrik. Pada segmentasi berdasarkan pelanggan, segmen pengguna listrik kelas rendah merupakan segmen yang paling banyak anggotanya, sedangkan yang paling sedikit adalah segmen pengguna listrik kelas sangat tinggi. Daerah yang memiliki persebaran dari semua segmentasi adalah Babakan, Bantarjati, Baranang Siang, dan Kedung Halang. Pihak PLN dapat memberikan perhatian yang lebih terhadap pelayanan di daerah-daerah tersebut, karena pada daerah-daerah tersebut terdapat semua segmen dan juga memiliki pengguna listrik kelas tinggi dan sangat tinggi yang lebih banyak dibandingkan dengan daerah lain. Saran Program yang dikembangkan dan data yang digunakan untuk melakukan clustering pada penelitian ini masih memiliki kekurangan. Saran untuk penelitian ini adalah: 1. Mengintegrasikan hasil yang ditampilkan pada peta ke dalam program clustering 2. Selain menampilkan penyebaran pengguna listrik, juga ditampilkan penyebaran instalasi dari alat listrik. DAFTAR PUSTAKA Abonyi J, Feil B Cluster Analysis for Data Mining and System Identification. Berlin: Birkhauser Verlag AG. Cox, Earl Fuzzy Modeling and Genetic Algorithms for Data Mining and Exploration. San Francisco: Elsevier Inc. Daulay A M Segmentasi Pasar Produk Mie Cepat Saji Menggunakan Fuzzy C- Means [Skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Gulley N, Jang R Fuzzy Logic Toolbox. USA: Mathwork, Inc. Han J, Kamber M Data Mining: Concept and Techniques. Ed ke-2. San Francisco: Morgan Kaufman Publisher. Höppner F, Klawonn F, Kruse R, Runkler T Fuzzy Cluster Analysis Methods for Classification, Data Analysis and Image Recognition. Inggris: John Wiley & Sons Inc. Ross, Timothy J Fuzzy Logic with Engineering Applications. Ed ke-2. Inggris: John Wiley & Sons Inc. Tan P, Steinbach M, Kumar V Introduction to Data Mining. Boston: Pearson Education. 16

SEGMENTASI PELANGGAN PLN UPJ BOGOR TIMUR DAERAH BOGOR MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS KAMAL AFIAT

SEGMENTASI PELANGGAN PLN UPJ BOGOR TIMUR DAERAH BOGOR MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS KAMAL AFIAT SEGMENTASI PELANGGAN PLN UPJ BOGOR TIMUR DAERAH BOGOR MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS KAMAL AFIAT DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRACT

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Latar Belakang PENDHULUN Listrik merupakan sumber daya yang sangat dibutuhkan saat ini. Penggunaan listrik setiap tahun, bahkan setiap bulan terus meningkat. Hal ini dibuktikan dengan selalu bertambahnya

Lebih terperinci

Lingkungan Pengembangan Data Mining HASIL DAN PEMBAHASAN Preprocessing Data

Lingkungan Pengembangan Data Mining HASIL DAN PEMBAHASAN Preprocessing Data Setelah dilakukan analisis clustering maka algoritme tersebut akan dibandingkan berdasarkan cluster yang terbentuk dari hasil analisis cluster-nya. Hasil perbandingan diharapkan dapat membuktikan bahwa

Lebih terperinci

KLASIFIKASI SISWA KELAS UNGGULAN MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS

KLASIFIKASI SISWA KELAS UNGGULAN MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS KLASIFIKASI SISWA KELAS UNGGULAN MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS Nunik Mariastuti Wijilestari, Moch. Hariadi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 60

Lebih terperinci

Data Mining dengan Algoritma Fuzzy C-Means Clustering Dalam Kasus Penjualan di PT Sepatu Bata

Data Mining dengan Algoritma Fuzzy C-Means Clustering Dalam Kasus Penjualan di PT Sepatu Bata Data Mining dengan Algoritma Fuzzy C-Means Clustering Dalam Kasus Penjualan di PT Sepatu Bata Cakra Ramadhana 1, Yohana Dewi Lulu W 2, Kartina Diah K. W. 3 1,2 Program Studi Sistem Informasi, Politeknik

Lebih terperinci

DATA MINING CLUSTERING DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS UNTUK PENGELOMPOKAN JADWAL KEBERANGKATAN DI TRAVEL PT. XYZ TASIKMALAYA

DATA MINING CLUSTERING DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS UNTUK PENGELOMPOKAN JADWAL KEBERANGKATAN DI TRAVEL PT. XYZ TASIKMALAYA DATA MINING CLUSTERING DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS UNTUK PENGELOMPOKAN JADWAL KEBERANGKATAN DI TRAVEL PT. XYZ TASIKMALAYA Aseptian Nugraha, Acep Irham Gufroni, Rohmat Gunawan Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

(M.6) FUZZY C-MEANS CLUSTERING DENGAN ANALISIS ROBUST

(M.6) FUZZY C-MEANS CLUSTERING DENGAN ANALISIS ROBUST (M.6) FUZZY C-MEANS CLUSTERING DENGAN ANALISIS ROBUST 1Nor Indah FitriyaNingrum, 2 Suwanda, 3 Anna Chadidjah 1Mahasiswa JurusanStatistika FMIPA UniversitasPadjadjaran 2Jurusan Statistika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

Pengolahan Data. Algoritma C4.5 Menghitung entropi : Data Training (75%) = 220 data Data Testing (25%) = 73 data

Pengolahan Data. Algoritma C4.5 Menghitung entropi : Data Training (75%) = 220 data Data Testing (25%) = 73 data Algoritma C4.5 Menghitung entropi : engolahan Data Data Training (75%) = 220 data Data Testing (25%) = 73 data Entropi (y) = -p 1 log 2 p 1 p 2 log 2 p 2... p n log 2 p n Entropi IK -28/220*OG 2 (28/220)-156/220*OG

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN 5. Oleh karena itu untuk meningkatkan akurasinya, proses learning harus dihentikan lebih awal atau melakukan pemotongan tree secara umum. Untuk itu diberikan 2 (dua) buah threshold yang harus dipenuhi

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA. Pengadaan Data

HASIL DA PEMBAHASA. Pengadaan Data 1 Memilih atribut yang akan diklasifikasikan ke dalam k kelas, misal atribut yang dipilih adalah atribut x. 2 Sekumpulan k-1 nilai dibangkitkan secara acak dalam selang [min{x}, max{x}]. Selang ini digunakan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1995 TENTANG PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BOGOR DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BOGOR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Implementasi Fuzzy C-Means dan Model RFM untuk Segmentasi Pelanggan (Studi Kasus : PT. XYZ)

Implementasi Fuzzy C-Means dan Model RFM untuk Segmentasi Pelanggan (Studi Kasus : PT. XYZ) A119 Implementasi Fuzzy C-Means dan Model RFM untuk Segmentasi Pelanggan (Studi Kasus : PT. XYZ) Denny B. Saputra dan Edin Riksakomara Departemen Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 84 BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi sistem yaitu spesifikasi sistem dan cara menggunakan aplikasi segmentasi citra dengan menggunakan metode Fuzzy C- Means

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 61 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis 3.1.1 Analisis Permasalahan Proses Segmentasi citra dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan metode konvensional secara statistik maupun

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FUZZY C-MEANS DALAM MENGANALISA KEMISKINAN DESA

IMPLEMENTASI FUZZY C-MEANS DALAM MENGANALISA KEMISKINAN DESA IMPLEMENTASI FUZZY C-MEANS DALAM MENGANALISA KEMISKINAN DESA Harliana Teknik Informatika STIKOM POLTEK Cirebon Jl Brigjend Darsono Bypass No3 3, Cirebon 45153 Email : harliana.merdiharto@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

Z = HASIL DAN PEMBAHASAN

Z = HASIL DAN PEMBAHASAN 1 D adalah himpunan daerah Bogor yang terdiri dari 68 desa/kelurahan di Kota Bogor. 2 Mengonversi himpunan daerah tersebut ke dalam matriks di MATLAB. 3 Menentukan daerah R menggunakan MBR (Minimum Bounding

Lebih terperinci

Lingkungan Implementasi Clustering Menggunakan SOM HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data Perkembangan Anak Validasi Cluster Menggunakan

Lingkungan Implementasi Clustering Menggunakan SOM HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data Perkembangan Anak Validasi Cluster Menggunakan sehingga dapat diproses dengan SOM. Pada tahap seleksi data, dipilih data perkembangan anak berdasarkan kategori dan rentang usianya. Kategori perkembangan tersebut merupakan perkembangan kognitif, motorik

Lebih terperinci

Kata kunci : Analisis kelompok, Fuzzy Clustering, Fuzzy C-Means (FCM), Fuzzy C-Shell (FCS), Penginderaaan Jarak Jauh.

Kata kunci : Analisis kelompok, Fuzzy Clustering, Fuzzy C-Means (FCM), Fuzzy C-Shell (FCS), Penginderaaan Jarak Jauh. PERBANDINGAN METODE FUZZY C-MEANS (FCM) DAN FUZZY C- SHELL (FCS) MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT QUICKBIRD (STUDI KASUS DAERAH PEUKAN BADA, ACEH BESAR) Novi Reandy Sasmita 1, Hizir Sofyan 1, Muhammad Subianto

Lebih terperinci

PENGGEROMBOLAN DAERAH TERTINGGAL DI INDONESIA DENGAN FUZZY K-RATAAN (Clustering Backward Region in Indonesia Using Fuzzy C-Means Cluster)

PENGGEROMBOLAN DAERAH TERTINGGAL DI INDONESIA DENGAN FUZZY K-RATAAN (Clustering Backward Region in Indonesia Using Fuzzy C-Means Cluster) , April 2010 p : 22-27 ISSN : 0853-8115 Vol 15 No.1 PENGGEROMBOLAN DAERAH TERTINGGAL DI INDONESIA DENGAN FUZZY K-RATAAN (Clustering Backward Region in Indonesia Using Fuzzy C-Means Cluster) Titin Agustin

Lebih terperinci

PEMODELAN PENGELOMPOKKAN PRESTASI DOSEN MENGGUNAKAN METODE FUZZY C-MEANS

PEMODELAN PENGELOMPOKKAN PRESTASI DOSEN MENGGUNAKAN METODE FUZZY C-MEANS PEMODELAN PENGELOMPOKKAN PRESTASI DOSEN MENGGUNAKAN METODE FUZZY C-MEANS Sri Redjeki Teknik Informatika STMIK AKAKOM Jl. Raya Janti No 143 Yogyakarta e-mail: dzeky@akakom.ac.id ABSTRAK Sebuah perguruan

Lebih terperinci

PENGELOMPOKKAN DESA DI KABUPATEN SORONG PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2016 BERDASARKAN STATUS KETERTINGGALAN

PENGELOMPOKKAN DESA DI KABUPATEN SORONG PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2016 BERDASARKAN STATUS KETERTINGGALAN PENGELOMPOKKAN DESA DI KABUPATEN SORONG PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2016 BERDASARKAN STATUS KETERTINGGALAN Indah Ratih Anggriyani 1), Dariani Matualage 2), Esther Ria Matulessy 3) 1)2)3) Jurusan Matematika

Lebih terperinci

Fuzzy Pattern Recognition. Logika Fuzzy

Fuzzy Pattern Recognition. Logika Fuzzy Fuzzy Pattern Recognition Logika Fuzzy 1 Pengenalan pola (pattern recognition) adalah proses untuk mengidentifikasi struktur yang ada dalam data dengan cara membandingkannya dengan struktur yang telah

Lebih terperinci

oleh: M BAHARUDIN GHANIY NRP

oleh: M BAHARUDIN GHANIY NRP oleh: M BAHARUDIN GHANIY NRP. 1202 109 022 Teknologi fotografi pada era sekarang ini berkembang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan adanya kamera digital. Bentuk dari kamera digital pada umumnya kecil,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK, (2014) APLIKASI DATA MINING UNTUK MEMPREDIKSI PERFORMANSI MAHASISWA DENGAN METODE KLASIFIKASI DECISION TREE

JURNAL TEKNIK, (2014) APLIKASI DATA MINING UNTUK MEMPREDIKSI PERFORMANSI MAHASISWA DENGAN METODE KLASIFIKASI DECISION TREE JURNA TEKNIK, (2014) 1-6 1 AIKASI DATA MINING UNTUK MEMREDIKSI ERFORMANSI MAHASISWA DENGAN METODE KASIFIKASI DECISION TREE Irfan Fahmi, Budi Santosa Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

PE DAHULUA. Latar Belakang

PE DAHULUA. Latar Belakang Latar Belakang PE DAHULUA Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, atau seringkali disebut Pilkada, adalah pemilihan umum untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung di

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Algoritma Fuzzy C-Means dan K-Means

Analisis Perbandingan Algoritma Fuzzy C-Means dan K-Means Analisis Perbandingan Algoritma Fuzzy C-Means dan K-Means Yohannes Teknik Informatika STMIK GI MDD Palembang, Indonesia Abstrak Klasterisasi merupakan teknik pengelompokkan data berdasarkan kemiripan data.

Lebih terperinci

VISUALISASI K-MEANS CLUSTERING PADA DATA POTENSI PERTANIAN DESA DI BOGOR MENGGUNAKAN MAPSERVER HENRI HARIANJA

VISUALISASI K-MEANS CLUSTERING PADA DATA POTENSI PERTANIAN DESA DI BOGOR MENGGUNAKAN MAPSERVER HENRI HARIANJA VISUALISASI K-MEANS CLUSTERING PADA DATA POTENSI PERTANIAN DESA DI BOGOR MENGGUNAKAN MAPSERVER HENRI HARIANJA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Pemanfaatan Algoritma FCM Dalam Pengelompokan Kinerja Akademik Mahasiswa

Pemanfaatan Algoritma FCM Dalam Pengelompokan Kinerja Akademik Mahasiswa Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Pemanfaatan Algoritma FCM Dalam Pengelompokan Kinerja Akademik Mahasiswa Aidina Ristyawan 1), Kusrini 2), Andi Sunyoto

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MULTIDIMENSI MENGGUNAKAN K-MEANS CLUSTERING BERBASIS MAHALANOBIS DISTANCE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MULTIDIMENSI MENGGUNAKAN K-MEANS CLUSTERING BERBASIS MAHALANOBIS DISTANCE SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MULTIDIMENSI MENGGUNAKAN K-MEANS CLUSTERING BERBASIS MAHALANOBIS DISTANCE WRS Nurwidodo 1) dan Mochamad Hariadi 2) Jurusan Teknik Elektro FTI, ITS, Surabaya Kampus ITS Keputih,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CLUSTERING UNTUK MEMETAKAN POTENSI TANAMAN KEDELAI DI JAWA TENGAH DENGAN ALGORITMA FUZZY C- MEANS

PENERAPAN METODE CLUSTERING UNTUK MEMETAKAN POTENSI TANAMAN KEDELAI DI JAWA TENGAH DENGAN ALGORITMA FUZZY C- MEANS 1 PENERAPAN METODE CLUSTERING UNTUK MEMETAKAN POTENSI TANAMAN KEDELAI DI JAWA TENGAH DENGAN ALGORITMA FUZZY C- MEANS Indra Setiawan 1 1 Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro Semarang E-mail :

Lebih terperinci

ANALISIS POLA PENYEBARAN SPASIAL PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (Studi Kasus: Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kota Bogor tahun )

ANALISIS POLA PENYEBARAN SPASIAL PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (Studi Kasus: Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kota Bogor tahun ) ANALISIS POLA PENYEBARAN SPASIAL PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (Studi Kasus: Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kota Bogor tahun 27-211) WISNU PANATA PRAJA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

PP 2/1995, PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BOGOR DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BOGOR. Presiden Republik Indonesia,

PP 2/1995, PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BOGOR DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BOGOR. Presiden Republik Indonesia, PP 2/1995, PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BOGOR DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BOGOR Menimbang: Presiden Republik Indonesia, a. bahwa meningkatnya perkembangan pembangunan di Propinsi

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENGELOMPOKAN PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS MENURUT KABUPATEN/KOTA DAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

Klasterisasi Data Kesehatan Penduduk untuk Menentukan Rentang Derajat Kesehatan Daerah dengan Metode K-Means

Klasterisasi Data Kesehatan Penduduk untuk Menentukan Rentang Derajat Kesehatan Daerah dengan Metode K-Means Klasterisasi Data Kesehatan Penduduk untuk Menentukan Rentang Derajat Kesehatan Daerah dengan Metode K-Means Nielza Atthina Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 09523458@students.uii.ac.id

Lebih terperinci

Optimasi Cluster Pada Fuzzy C-Means Menggunakan Algoritma Genetika Untuk Menentukan Nilai Akhir

Optimasi Cluster Pada Fuzzy C-Means Menggunakan Algoritma Genetika Untuk Menentukan Nilai Akhir IJCCS, Vol.6, No.1, January 2012, pp. 101~110 ISSN: 1978-1520 101 Optimasi Cluster Pada Fuzzy C-Means Menggunakan Algoritma Genetika Untuk Menentukan Nilai Akhir Putri Elfa Mas`udia* 1, Retantyo Wardoyo

Lebih terperinci

Ahmad Mauliyadi M, Hizir Sofyan, dan Muhammad Subianto. Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala

Ahmad Mauliyadi M, Hizir Sofyan, dan Muhammad Subianto. Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala Tersedia di www.fmipa.unsyiah.ac.id Jurnal Matematika 00 (2013) 01 05 PERBANDINGAN METODE FUZZY C-MEANS (FCM) DAN FUZZY GUSTAFSON-KESSEL (FGK) MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT QUICKBIRD (Studi Kasus Desa

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA FUZZY C-MEANS CLUSTERING UNTUK PENGELOMPOKKAN LULUSAN

APLIKASI ALGORITMA FUZZY C-MEANS CLUSTERING UNTUK PENGELOMPOKKAN LULUSAN APLIKASI ALGORITMA FUZZY C-MEANS CLUSTERING UNTUK PENGELOMPOKKAN LULUSAN Abdul Aziz, S.Si, M.Si. Abstrak Teknik Fuzzy c-means clustering termasuk dalam salah satu keluarga clustering. Seperti teknik clustering

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul Vol. 1 No. 2 Desember 2015, Samarinda, Indonesia ISBN :

Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul Vol. 1 No. 2 Desember 2015, Samarinda, Indonesia ISBN : Clustering Data Status Tugas Belajar Dan Ijin Belajar Menggunakan Metode Fuzzy C-Means (Studi Kasus : Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur) Fevin Triyas Rantika 1, Indah Fitri Astuti, M.Cs

Lebih terperinci

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK DENGAN ALGORITME C5.0

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK DENGAN ALGORITME C5.0 PENENTUAN PENERIMA BEASISWA PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK DENGAN ALGORITME C.0 Rachma Fauzia Azhary, Isnandar Slamet, Supriyadi Wibowo Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) SEKTOR INDUSTRI DENGAN METODE FUZZY C-MEANS CLUSTERING WILAYAH KOTA CILEGON

KLASIFIKASI USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) SEKTOR INDUSTRI DENGAN METODE FUZZY C-MEANS CLUSTERING WILAYAH KOTA CILEGON Seminar Nasional IENACO 213 ISSN: 2337-39 KLASIFIKASI USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) SEKTOR INDUSTRI DENGAN METODE FUZZY C-MEANS CLUSTERING WILAYAH KOTA CILEGON Ratna Ekawati 1),Nurul Yulis 2) 1) Jurusan

Lebih terperinci

Kelas. Kelas. p q r s t u v w x y Level Transformasi.

Kelas. Kelas. p q r s t u v w x y Level Transformasi. Fitur yang digunakan untuk pelatihan pada algoritme VFI5 diperoleh dari tiap-tiap piksel pada citra tanda tangan. Fitur pada pelatihan yang semula berupa matriks berukuran 3 4 piksel disusun menjadi matriks

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Building A Data WareHouse for Decision Support Second Edition Data Mining : Concepts, Models, Methods, and Algorithms

BAB 1 PENDAHULUAN Building A Data WareHouse for Decision Support Second Edition Data Mining : Concepts, Models, Methods, and Algorithms BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Mesin hitung bernama Komputer sejak satu dekade ini telah tumbuh dan berkembang dengan pesat. Perkembangan ini meliputi sisi teknologi, kapasitas media penyimpanan, dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN Proses Dasar Sistem Proses dasar pengembangan sistem secara umum terdiri dari tahapan sebagai berikut: 1 Praproses. Pada tahap ini dilakukan persiapan yang meliputi seleksi data, transformasi

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN DECISION TREE DATA LAMA STUDI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NBTREE DAN C4.5

PEMBENTUKAN DECISION TREE DATA LAMA STUDI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NBTREE DAN C4.5 PEMBENTUKAN DECISION TREE DATA LAMA STUDI MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NBTREE DAN C4.5 Syam Gunawan 1, Pritasari Palupiningsih 2 1,2 Jurusan Sistem Informasi, STMIK Indonesia 1 syam@stmik-indonesia.ac.id,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FUZZY C-MEANS UNTUK CLUSTERING DATA PENDUDUK MISKIN DENGAN PENYAJIAN REALTIME BERBASIS WEB MOBILE

IMPLEMENTASI FUZZY C-MEANS UNTUK CLUSTERING DATA PENDUDUK MISKIN DENGAN PENYAJIAN REALTIME BERBASIS WEB MOBILE IMPLEMENTASI FUZZY C-MEANS UNTUK CLUSTERING DATA PENDUDUK MISKIN DENGAN PENYAJIAN REALTIME BERBASIS WEB MOBILE 1 Ahsan Anwar Sandiah, 2 Abdul Fadlil, 3 Rusydi Umar 1 Magister Teknik Informatika, 2 Magister

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Menggunakan Metode Fuzzy C-Means Clustering, dapat diambil kesimpulan

BAB V PENUTUP. Menggunakan Metode Fuzzy C-Means Clustering, dapat diambil kesimpulan BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari serangkaian uji coba dan analisa yang telah dilakukan pada aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pengadaan Buku Perpustakaan STIKOM Surabaya Menggunakan Metode Fuzzy C-Means

Lebih terperinci

Pembersihan Data Lingkungan Pengembangan Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembersihan Data Lingkungan Pengembangan Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN 3 Nilai fuzzy support bagi frequent sequence dengan ukuran k diperoleh dengan mengkombinasikan frequent sequence dengan ukuran k-1. Proses ini akan berhenti jika tidak memungkinkan lagi untuk membangkitkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Tahapan penelitian. Praproses Data

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Tahapan penelitian. Praproses Data daerah dalam lingkup R dan f(r) adalah fungsi yang dijalankan pada lingkup R. Mekanisme algoritme Naive adalah sebagai berikut : 1 Menentukan dataset D yang merupakan himpunan seluruh poligon / daerah

Lebih terperinci

KLASTERING INDUSTRI DI KABUPATEN KUDUS

KLASTERING INDUSTRI DI KABUPATEN KUDUS KLASTERING INDUSTRI DI KABUPATEN KUDUS Pratomo Setiaji 1*, Wiwit Agus Triyanto 1 1 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352 * Email:

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dalam penelitian ini berjudul Penentuan Wilayah Usaha Pertambangan Menggunakan Metode Fuzzy K-Mean Clustering

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PROSES BUSINESS DATA MAHASISWA UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG MENGGUNAKAN TEKNIK DATA MINING

KLASIFIKASI PROSES BUSINESS DATA MAHASISWA UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG MENGGUNAKAN TEKNIK DATA MINING KLASIFIKASI PROSES BUSINESS DATA MAHASISWA UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG MENGGUNAKAN TEKNIK DATA MINING Moh Ahsan Universitas Kanjuruhan Malang ahsan@unikama.ac.id ABSTRAK. Universitas Kanjuruhan Malang

Lebih terperinci

Penerapan Metode Fuzzy C-Means dengan Model Fuzzy RFM (Studi Kasus : Clustering Pelanggan Potensial Online Shop)

Penerapan Metode Fuzzy C-Means dengan Model Fuzzy RFM (Studi Kasus : Clustering Pelanggan Potensial Online Shop) 157 Penerapan Metode Fuzzy C-Means dengan Model Fuzzy RFM (Studi Kasus : Clustering Pelanggan Potensial Online Shop) Elly Muningsih AMIK BSI Yogyakarta E-Mail : elly.emh@bsi.ac.id Abstrak Berkembangnya

Lebih terperinci

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN PEMERINTAH KOTA BOGOR RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2016 Urusan Pemerintahan : 1. 20 Urusan Wajib Otonomi Daerah,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Praproses Data Clustering

HASIL DAN PEMBAHASAN Praproses Data Clustering Perangkat lunak: Sistem operasi: Windows XP Home Edition, WEKA versi 3.5.7, ArcView GIS 3.3, Map Server For Windows (ms4w) 2.3.1 Chameleon 2.4.1 Perangkat keras: Prosessor intel Pentium 4 ~2GHz Memory

Lebih terperinci

pendekatan dalam penelitian ini dinilai cukup beralasan.

pendekatan dalam penelitian ini dinilai cukup beralasan. Tabel Hasil pendugaan model pengaruh tetap dengan Y sebagai peubah respon dan X, X dan X sebagai C -. 00 X -5 0.50 X.05 00 X 00 R 0.6 Adjusted R 0.6 Hasil pendugaan model data panel dengan Y sebagai peubah

Lebih terperinci

CLUSTERING MENGGUNAKAN SELF ORGANIZING MAPS (STUDI KASUS: DATA PPMB IPB)

CLUSTERING MENGGUNAKAN SELF ORGANIZING MAPS (STUDI KASUS: DATA PPMB IPB) CLUSTERING MENGGUNAKAN SELF ORGANIZING MAPS (STUDI KASUS: DATA PPMB IPB) Irman Hermadi 1, Imas S. Sitanggang 1, Edward 2 1 Staf Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan IPA, Institut Pertanian

Lebih terperinci

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasia ASIA (JITIKA) Vol.9, No.2, Agustus 2015 ISSN: 0852-730X Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Nur Nafi'iyah Prodi Teknik Informatika

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Mata Kuliah Kode / SKS Program Studi Fakultas : Konsep Data Mining : IT012274 / 2 SKS : Sistem Komputer : Ilmu Komputer & Teknologi Informasi 1 Pengenalan RDBMS 2 SQL Mahasiswa dapat mnegrti dan memahami

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4. Menghitung fungsi objektif pada iterasi ke-t, 5. Meng-update derajat keanggotaan. 6. Mengecek kondisi berhenti:

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4. Menghitung fungsi objektif pada iterasi ke-t, 5. Meng-update derajat keanggotaan. 6. Mengecek kondisi berhenti: 2. v kj merupakan centroid term ke-j terhadap cluster ke-k 3. μ ik merupakan derajat keanggotaan dokumen ke-i terhadap cluster ke-k 4. i adalah indeks dokumen 5. j adalah indeks term 6. k adalah indeks

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Fuzzy C-Means untuk Pengelompokan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Berdasarkan Status Kesejahteraan Tahun 2015

Penerapan Algoritma Fuzzy C-Means untuk Pengelompokan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Berdasarkan Status Kesejahteraan Tahun 2015 Penerapan Algoritma Fuzzy C-Means untuk Pengelompokan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Berdasarkan Status Kesejahteraan Tahun 2015 Nurika Nidyashofa 1*, Deden Istiawan 22 1 Statistika, Akademi Statistika

Lebih terperinci

Analisis Pengelompokan dengan Metode K-Rataan

Analisis Pengelompokan dengan Metode K-Rataan 511 Analisis Pengelompokan dengan Metode K-Rataan Titin Agustin Nengsih Fakultas Syariah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Abstrak Analisis pengelompokkan adalah salah satu metode eksplorasi data untuk

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma K-Means dalam Data Mining untuk Peminatan Jurusan Bagi Siswa Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 29 Jakarta)

Penerapan Algoritma K-Means dalam Data Mining untuk Peminatan Jurusan Bagi Siswa Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 29 Jakarta) Penerapan Algoritma K-Means dalam Data Mining untuk Peminatan Jurusan Bagi Siswa Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 29 Jakarta) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta email: nurhayati@uinjkt.ac.id

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian Pos dan Informatika 771/AU1/P2MI-LIPI/08/ a/E/KPT/2017

Jurnal Penelitian Pos dan Informatika 771/AU1/P2MI-LIPI/08/ a/E/KPT/2017 JPPI Vol 7 No 2 (2017) 121-128 Jurnal Penelitian Pos dan Informatika 771/AU1/P2MI-LIPI/08/2017 32a/E/KPT/2017 e-issn 2476-9266 p-issn: 2088-9402 DOI: 10.17933/jppi.2017.070204 CLUSTERING TIPE BELAJAR SISWA

Lebih terperinci

KLUSTERING BERBASIS PROTOTIPE DENGAN METODE FUZZY C-MEANS

KLUSTERING BERBASIS PROTOTIPE DENGAN METODE FUZZY C-MEANS JURNAL LOGIC. VOL.15. NO.1 MARET 015 51 KLUSTERING BERBASIS PROTOTIPE DENGAN METODE FUZZY C-MEANS Putu Manik Prihatini Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bali Bukit Jimbaran, P.O.Box 1064 Tuban

Lebih terperinci

Student Clustering Based on Academic Using K-Means Algoritms

Student Clustering Based on Academic Using K-Means Algoritms Student Clustering Based on Academic Using K-Means Algoritms Hironimus Leong, Shinta Estri Wahyuningrum Faculty of Computer Science, Faculty of Computer Science Unika Soegijapranata marlon.leong@gmail.com

Lebih terperinci

PENGELOMPOKKAN ANGKA PARTISIPASI PENDIDIKAN WAJIB BELAJAR SE-INDONESIA MENGGUNAKAN METODE FUZZY C-MEANS. Abstrak

PENGELOMPOKKAN ANGKA PARTISIPASI PENDIDIKAN WAJIB BELAJAR SE-INDONESIA MENGGUNAKAN METODE FUZZY C-MEANS. Abstrak 1 PENGELOMPOKKAN ANGKA PARTISIPASI PENDIDIKAN WAJIB BELAJAR SE-INDONESIA MENGGUNAKAN METODE FUZZY C-MEANS Nila Yuliani 1) Mardhiah Fadli 2) Warnia Nengsih 3) Program Studi Sistem Informasi Politeknik Caltex

Lebih terperinci

i. Perangkat Keras Prosesor Intel Pentium(R) Dual-Core CPU 2.20 GHz

i. Perangkat Keras Prosesor Intel Pentium(R) Dual-Core CPU 2.20 GHz Data yang pada awalnya berupa chanel stereo diubah ke dalam chanel mono. Kemudian data tersebut disimpan dengan file berekstensi WAV. Praproses Pada tahap ini dilakukan ekstraksi ciri menggunakan metode

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Metodologi penelitian.

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Metodologi penelitian. 4 penelitian i, kata diasosiasikan dengan anotasi citra (kata) dan dokumen diasosiasikan dengan citra. Matriks kata-citra tersebut didekomposisi meadi : A USV T dengan A adalah matriks kata-citra, matriks

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS DENGAN BERBAGAI RUANG WARNA

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS DENGAN BERBAGAI RUANG WARNA SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS DENGAN BERBAGAI RUANG WARNA Kamil Malik Jurusan Teknik Informatika STT Nurul Jadid Paiton nomor1001@gmail.com Andi Hutami Endang Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN MODEL KLASIFIKASI DATA LAMA STUDI MAHASISWA STMIK INDONESIA MENGGUNAKAN DECISION TREE DENGAN ALGORITMA NBTREE

PEMBENTUKAN MODEL KLASIFIKASI DATA LAMA STUDI MAHASISWA STMIK INDONESIA MENGGUNAKAN DECISION TREE DENGAN ALGORITMA NBTREE PEMBENTUKAN MODEL KLASIFIKASI DATA LAMA STUDI MAHASISWA STMIK INDONESIA MENGGUNAKAN DECISION TREE DENGAN ALGORITMA NBTREE Syam Gunawan 1, Pritasari Palupiningsih 2 1,2 Program Studi Sistem Informasi, STMIK

Lebih terperinci

Enigma Journal of Infotmatic (ENJOI 2016) ISSN :

Enigma Journal of Infotmatic (ENJOI 2016) ISSN : b 1 Kombinasi Fuzzy C-Means Clustering dan MADM Model Yager Untuk Menentukan Kelompok UKT (Studi Kasus Universitas Sembilanbelas November Kolaka) Muhammad Nurtanzis Sutoyo 1 dan Andi Tenri Sumpala 2 12

Lebih terperinci

CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN

CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN Fitri Wulandari, Rinto Setiawan Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS (FCM) PADA PENENTUAN LOKASI PENDIRIAN LOKET PEMBAYARAN AIR PDAM SALATIGA

PENERAPAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS (FCM) PADA PENENTUAN LOKASI PENDIRIAN LOKET PEMBAYARAN AIR PDAM SALATIGA PENERAPAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS (FCM) PADA PENENTUAN LOKASI PENDIRIAN LOKET PEMBAYARAN AIR PDAM SALATIGA Trevi Meri Andriyani 1, Lilik Linawati 2, Adi Setiawan 3 1 Mahasiswa Program Studi Matematika

Lebih terperinci

MENENTUKAN NILAI AKHIR KULIAH DENGAN FUZZY C-MEANS

MENENTUKAN NILAI AKHIR KULIAH DENGAN FUZZY C-MEANS MENENTUKAN NILAI AKHIR KULIAH DENGAN FUZZY C-MEANS Arwan Ahmad Khoiruddin, S.Kom. Staf Pengajar Jurusan Tekn Informata, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia arwan@fti.uii.ac.id ABSTRACT

Lebih terperinci

Fuzzy C-means Clustering menggunakan Cluster Center Displacement

Fuzzy C-means Clustering menggunakan Cluster Center Displacement Fuzzy C-means Clustering menggunakan Cluster Center Displacement Fitri Hidayah Sundawati 1), Jadi Suprijadi 2), Titi Purwandari 3) 1) Mahasiswa Statistika Terapan, UniversitasPadjadjaran-Indonesia 2) Pengajar

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ALGORITMA FUZZY EVOLUSI UNTUK PENYELESAIAN KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

PEMANFAATAN ALGORITMA FUZZY EVOLUSI UNTUK PENYELESAIAN KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM PEMANFAATAN ALGORITMA FUZZY EVOLUSI UNTUK PENYELESAIAN KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Syafiul Muzid Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta E-mail:

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. * adalah operasi konvolusi x dan y, adalah fungsi yang merepresentasikan citra output,

II TINJAUAN PUSTAKA. * adalah operasi konvolusi x dan y, adalah fungsi yang merepresentasikan citra output, 5 II INJAUAN PUSAKA.1 Fitur Scale Invariant Feature ransform (SIF) Fitur lokal ditentukan berdasarkan pada kemunculan sebuah objek pada lokasi tertentu di dalam frame. Fitur yang dimaksudkan haruslah bersifat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Temu Kembali Citra Temu kembali citra adalah salah satu metodologi untuk penemuan kembali citra berdasarkan isi (content) citra. Citra memiliki informasi karakteristik visual berupa

Lebih terperinci

Crossover Probability = 0.5 Mutation Probability = 0.1 Stall Generation = 5

Crossover Probability = 0.5 Mutation Probability = 0.1 Stall Generation = 5 oleh pengguna sistem adalah node awal dan node tujuan pengguna. Lingkungan Pengembangan Sistem Implementasi Algoritme Genetika dalam bentuk web client menggunakan bahasa pemrograman PHP dan DBMS MySQL.

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (STUDI KASUS DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA) Abstrak

PENGENALAN POLA KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (STUDI KASUS DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA) Abstrak PENGENALAN POLA KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (STUDI KASUS DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA) Dini Fakta Sari Teknik Informatika STMIK AKAKOM Yogyakarta dini@akakom.ac.id Abstrak Tenaga

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Genetika pada Peringkasan Teks Dokumen Bahasa Indonesia

Penerapan Algoritma Genetika pada Peringkasan Teks Dokumen Bahasa Indonesia Penerapan Algoritma Genetika pada Peringkasan Teks Dokumen Bahasa Indonesia Aristoteles Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Universitas Lampung aristoteles@unila.ac.id Abstrak.Tujuan penelitian ini adalah meringkas

Lebih terperinci

Pembuatan Aplikasi Pendeteksi Anomali Pada Pola Konsumsi Listrik Pelanggan Kota Surabaya Menggunakan Algoritma Klasterisasi Berbasis Densitas

Pembuatan Aplikasi Pendeteksi Anomali Pada Pola Konsumsi Listrik Pelanggan Kota Surabaya Menggunakan Algoritma Klasterisasi Berbasis Densitas 1 Pembuatan Aplikasi Pendeteksi Anomali Pada Pola Konsumsi Listrik Pelanggan Kota Surabaya Menggunakan Algoritma Klasterisasi Berbasis Densitas Achmad Zainuddin Zakariya, Arif Djunaidy, Renny Pradina Kusumawardani

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE KLASTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS UNTUK PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA PADA PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA STRATA SATU

PENERAPAN METODE KLASTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS UNTUK PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA PADA PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA STRATA SATU PENERAPAN METODE KLASTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS UNTUK PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA PADA PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA STRATA SATU Gita Premashanti Trayasiwi Program Studi Teknik Informatika S1,

Lebih terperinci

Klasterisasi Wilayah Pemasaran berdasarkan Preferensi Konsumen terhadap PT. X

Klasterisasi Wilayah Pemasaran berdasarkan Preferensi Konsumen terhadap PT. X Klasterisasi berdasarkan Konsumen terhadap PT. X Prasetyo, Andhika Eko Program Studi Manajemen Rekayasa Universitas Internasional Semen Indonesia Jl. Veteran Gresik, Jawa Timur 61122 E-mail: andhika.prasetyo@uisi.ac.id

Lebih terperinci

EVALUASI PENGARUH FUNGSI AKTIFASI DAN PARAMETER KEMIRINGANNYA TERHADAP UNJUKKERJA PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

EVALUASI PENGARUH FUNGSI AKTIFASI DAN PARAMETER KEMIRINGANNYA TERHADAP UNJUKKERJA PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN EVALUASI PENGARUH FUNGSI AKTIFASI DAN PARAMETER KEMIRINGANNYA TERHADAP UNJUKKERJA PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (Studi Kasus pada Pengenalan Karakter Angka Tulisan Tangan) Iwan Suhardi Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Hardisk 80 GB Perangkat lunak Window XP Profesional MATLAB 7.0.1

Hardisk 80 GB Perangkat lunak Window XP Profesional MATLAB 7.0.1 Hardisk 8 GB Perangkat lunak Window XP Profesional MATLAB 7..1 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini terdiri atas dua macam, yaitu citra yang akan mengalami proses pengenalan

Lebih terperinci

Data Mining Menggunakan Metode K-Means Klaster untuk Mengelompokkan Pemegang Polis Asuransi Kendaraan Bermotor di Indonesia

Data Mining Menggunakan Metode K-Means Klaster untuk Mengelompokkan Pemegang Polis Asuransi Kendaraan Bermotor di Indonesia Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Data Mining Menggunakan Metode K-Means Klaster untuk Mengelompokkan Pemegang Polis Asuransi Kendaraan Bermotor di Indonesia Supiyah, 2 Aceng Komarudin Mutaqin, 3 Teti

Lebih terperinci

Pengelompokan Data Guru Untuk Pemilihan Calon Pengawas Satuan Pendidikan Menggunakan Metode Fuzzy C-Means dan Kohonen Self Organizing Maps

Pengelompokan Data Guru Untuk Pemilihan Calon Pengawas Satuan Pendidikan Menggunakan Metode Fuzzy C-Means dan Kohonen Self Organizing Maps Pengelompokan Data Guru Untuk Pemilihan Calon Pengawas Satuan Pendidikan Menggunakan Metode Fuzzy C-Means dan Kohonen Self Organizing Maps Muslem 1, Eko Mulyanto Yuniarno 2, I Ketut Eddy Purnama 3 Magister

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : D22.5411 / Healthcare Datamng Revisi 1 Satuan Kredit Semester : 2 sks Tgl revisi : 1 Agustus 2014 Jml Jam kuliah dalam seminggu

Lebih terperinci

Fuzzy Associative Memory (FAM) Logika Fuzzy

Fuzzy Associative Memory (FAM) Logika Fuzzy Fuzzy Associative Memory (FAM) Logika Fuzzy 1 Misalkan suatu sistem fuzzy dengan n input dan satu output. Setiap input X 1, X 2,, X n dipartisi menjadi k partisi fuzzy. Maka menggunakan aturan fuzzy IF

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : 56601 / Data Warehouse dan Data Mng Revisi 1 Satuan Kredit Semester : 3 sks Tgl revisi : 1 September 2014 Jml Jam kuliah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENENTUAN TINGKAT KEUNTUNGAN PADA E- COMMERCE DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS DAN APRIORI

PENGEMBANGAN APLIKASI PENENTUAN TINGKAT KEUNTUNGAN PADA E- COMMERCE DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS DAN APRIORI PENGEMBANGAN APLIKASI PENENTUAN TINGKAT KEUNTUNGAN PADA E- COMMERCE DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS DAN APRIORI Gunawan 1, Fandi Halim 2, Tony Saputra Debataraja 3, Julianus Efrata Peranginangin 4

Lebih terperinci

Percobaan 1 Percobaan 2

Percobaan 1 Percobaan 2 direpresentasikan dengan histogram. Perlakuan pertama terhadap data-data penelitian ini adalah menghitung histogramnya. Kemudian dari interval antara 0-255 akan dibagi menjadi interval-interval bagian

Lebih terperinci

Bulu mata. Generalisasi= Jumlah pola dikenali dengan benar x 100% Jumlah total pola

Bulu mata. Generalisasi= Jumlah pola dikenali dengan benar x 100% Jumlah total pola Generalisasi Hasil penelitian ini diukur menggunakan nilai konvergen dan generalisasi. Nilai konvergen adalah tingkat kecepatan jaringan untuk mempelajari pola input yang dinyatakan dalam satuan iterasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Penelitian mengenai pengenalan wajah termotivasi oleh banyaknya aplikasi praktis yang diperlukan dalam identifikasi wajah. Pengenalan wajah sebagai salah satu dari teknologi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Masalah Citra adalah gambar yang berada pada bidang dua dimensi. Agar dapat diproses lebih lanjut, sebuah citra disimpan di dalam bentuk digital. Ukuran citra digital

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sebuah aplikasi berupa Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) mulai dikembangkan pada tahun 1970. Decision Support Sistem (DSS) dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KESEHATAN BAYI DAN BALITA PADA KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KESEHATAN BAYI DAN BALITA PADA KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KESEHATAN BAYI DAN BALITA PADA KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH Erga Aprina Sari Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian

Lebih terperinci

METODE FUZZY COLOR HISTOGRAM UNTUK TEMU KEMBALI CITRA BUNGA. Oleh: DINDA PUTRI BALQIS G

METODE FUZZY COLOR HISTOGRAM UNTUK TEMU KEMBALI CITRA BUNGA. Oleh: DINDA PUTRI BALQIS G METODE FUZZY COLOR HISTOGRAM UNTUK TEMU KEMBALI CITRA BUNGA Oleh: DINDA PUTRI BALQIS G64102056 DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 METODE

Lebih terperinci

Abidah Elcholiqi, Beta Noranita, Indra Waspada

Abidah Elcholiqi, Beta Noranita, Indra Waspada Abidah Elcholiqi, Beta Noranita, Indra Waspada PENENTUAN BESAR PINJAMAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM DENGAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR (Studi Kasus di Koperasi Simpan Pinjam BMT Bina Insani Pringapus) Abidah

Lebih terperinci