EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI PT. JAMSOSTEK (PERSERO)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI PT. JAMSOSTEK (PERSERO)"

Transkripsi

1 EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI PT. JAMSOSTEK (PERSERO) Marsha Mochran, Iswandi Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk Jakarta Barat Phone (+6221) ABSTRACT The purpose of this research is to analyze and evaluate the results of the implementation of good corporate governance or hereinafter referred to corporate governance at PT. Jamsostek (Persero). The method used in this research is descriptive qualitative method to describe the actual research object. Object of the research is PT. Jamsostek (Persero) at the Head Office of Jamsostek, which is located at Jl. General Gatot Subroto No. 79 South Jakarta. Primary data collection techniques are performed in this research were interviews and secondary data collection were obtained from the literature, books, papers and other resources related to this research. Results of analysis and evaluation is to determine the implementation of corporate governance that are in accordance with the Regulation of the Minister of State Owned Enterprises No.: PER-01/MBU/2011. According to the evaluation, it is known that the application of corporate governance is implemented has aligned with applicable regulations. Through the implementation of the results, it can be seen that the implementation of corporate governance in PT. Jamsostek (Persero) received the results of quality qualification "very good" with value assessment received a score of 94.47%, but the results of these achievements have not yet reached a perfect score. Keyword : Good Corporate Governance, Regulation of the Minister, Assessment ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa dan mengevaluasi hasil penerapan Good Corporate Governance atau yang selanjutnya disebut dengan tata kelola parusahaan di PT. Jamsostek (Persero). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif deskriptif yaitu metode yang dapat menggambarkan objek penelitian sebenarnya. Objek penelitian yang dilakukan pada PT. Jamsostek (Persero) bertempat di Kantor Pusat Jamsostek, yang beralamat di Jl. Jendral Gatot Subroto No. 79 Jakarta Selatan. Teknik pengumpulan data primer yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara dan pengumpulan data sekunder yang didapat dari literatur, buku, makalah dan sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Hasil analisis dan evaluasi adalah untuk mengetahui pelaksanaan tata kelola perusahaan yang sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No: PER-01/MBU/2011. Menurut evaluasi, diketahui bahwa penerapan tata kelola perusahaan yang diimplementasikan telah berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Melalui hasil implementasi tersebut, dapat diketahui bahwa penerapan tata kelola perusahaan di PT. Jamsostek (Persero) mendapat hasil kualifikasi kualitas sangat baik dengan nilai assessment mendapat skor sebesar 94,47%, tetapi hasil pencapaian tersebut belum mencapai nilai yang sempurna. Kata Kunci : Good Corporate Governance, Peraturan Menteri, Assessment

2 PENDAHULUAN Setelah Indonesia mengalami krisis moneter pada tahun 1997 yang lalu telah menyadarkan banyak pihak akan pentingnya tata kelola perusahaan atau yang sering disebut CG (Corporate Governance). Penerapan Corporate Governance ini belum banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar di Indonesia. Dengan begitu pemerintah mendirikan komite yang bisa menangani masalah tata kelola perusahaan ini. Tata kelola perusahaan yang baik merupakan salah satu kunci sukses perusahaan untuk tumbuh dengan sehat dan menguntungkan dalam jangka panjang, dan juga dapat memenangkan persaingan bisnis global, terutama bagi perusahaan berkembang yang telah menjadi perusahaan terbuka. Dalam penerapan tata kelola perusahaan yang mengatur hubungan antara manajemen perusahaan, komisaris, direksi, pemegang saham (shareholders) dan pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholders). Dimana perusahaan dituntut untuk memaksimalisasikan nilai perusahaan dengan prinsip yang dapat dijadikan pedoman oleh perusahaan, yaitu Transpansi (Transparency), Akuntabilitas (Accountability), Pertanggungjawaban (Responsibility), Kemandirian (Integrity), dan Keadilan (Fairness) dan sering dikenal sebagai TARIF. Dengan adanya prinsip tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan tata kelola perusahaan ini diyakini dapat menolong perusahaan dan perekonomian negara yang sedang berada dalam krisis bangkit menuju ke arah yang lebih maju, sehat, mampu bersaing, dapat dikelola secara dinamis dan professional. Dengan tumbuhnya daya saing yang tangguh dan dengan diikuti pulihnya kepercayaan investor. PT. Jamsostek (Persero) sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jaminan sosial bagi tenaga kerja sesuai dengan UU No.3 tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja disektor formal. PT. Jamsostek (Persero) memberikan program jaminan antara lain, Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya. Pengaruh tata kelola perusahaan dalam perusahaan sudah dirasakan oleh setiap lapisan Insan di PT. Jamsostek (Persero). PT. Jamsostek (persero) menyadari kualitas pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik merupakan modal utama guna mewujudkan misi perusahaan. Untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik dibutuhkan proses yang tidak sebentar untuk mengubah pola yang ada di suatu perusahaan. PT. Jamsostek (Persero) mulai menerapkan tata kelola perusahaan mulai dari tahun 2004 dan membangun infrastruktur tata kelola perusahaan, sedangkan penerapan tata kelola perusahaan mulai berjalan pada tahun 2006 dan terus berlanjut hingga saat ini. Sebagai salah satu BUMN yang menerapkan tata kelola perusahaan yang baik, dengan terus mengembangkan penerapannya. Dengan penerapannya memakai beberapa landasan hukum antara lain Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Anggaran Dasar dan Peraturan Menteri atau Keputusan Menteri. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik dan selanjutnya dirumuskan ke dalam penelitian yang berjudul Evaluasi Penerapan Good Corporate Governance di PT. Jamsostek (Persero). Penelitian Terdahulu : 1. Thomas Kaihatu (2009) berjudul Good Corporate Governance dan Penerapan di Indonesia Perkembangan manajemen yang tidak efisien sehingga membutuhkan alat baru, salah satunya dengan menerapkan Good Corporate Governance (GCG). Karena GCG dipercaya dapat memastikan manajemen berjalan dengan baik. Dengan demikian ada dua hal yang harus diperhatikan dalam konsep diatas, pertama yaitu penting hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat waktu. Kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan secara akurat, tepat waktu dan transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan dan stakeholder. Hasil dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan GCG di Indonesia masih sangat rendah, hal tersebut dikarenakan perusahaan-perusahaan di Indonesia belum sepenuhnya melakukan pembudayaan perusahaan (corporate culture) sebagai salah satu inti dari Corporate

3 Governance. Pemahaman tersebut dapat membuka wawasan bahwa perusahaan di Indonesia belum dikelola dengan benar, dengan kata lain perusahaan di Indonesia belum menjalankan tata kelola yang baik atau governansi. 2. Dyamustika Rachmawati (2012) berjudul Analisis Penerapan Good Corporate Governance pada Perum Perhutanan KBM-IK Gresik sesuai Peraturan Menteri Negara BUMN No: PER-01/MBU/2011 Masalah penerapan Good Corporate Governance (GCG) di BUMN belum menjadi budaya perusahaan. Karena dengan implementasi GCG di BUMN masih sangat rendah maka hal tersebut menunjukan bahwa GCG belum menjadi budaya perusahaan, dan tidak membudayakan buka peluang untuk terjadinya kecurangan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan GCG pada Perhutani KBM-IK Gresik belum cuku baik karena hanya memenuhi 69,23% Peraturan Menteri Negara BUMN No: PER- 01/MBU/2011 dengan beberapa aspek. Aspek tersebut adalah Pasal 5 mengenai Hak Pemegang Saham atau Pemilik Modal, Pasal 20 mengenai Rencana Jangka Panjang, Pasal 25 mengenai Manajemen Risiko, Pasal 32 mengenai Akses Informasi, Pasal 34 mengenai Keterbukaan Informasi, Pasal 36 mengenai Keselamatan Kerja dan Pelestarian Lingkungan, Pasal 37 mengenai Kesempatan Kerja yang sama, Pasal 38 mengenai Hubungan dengan Pemangku Kepentingan dan Pasal 40 mengenai Etika Berusaha, AntiKorupsi dan Donasi. 3. Galih Rachmandy (2012) berjudul Analisa Penerapan Prinsip Good Corporate Governance (GCG) pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Penerapan tata kelola perusahaan yang baik telah menjadi isu dalam menunjang pemulihan ekonomi. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi, perusahaan dituntut untuk dapat mengimbanginya. Dengan adanya tata kelola perusahaan yang baik diharapkan dapat memberikan dampak yang positif baik secara langsung maupun tidak langsung. Hasil penelitian ini menunjakan bahwa secara umum penerapan prinsip GCG yang meliputi keterbukaan, akuntanbilitas, pertanggungjawaban, kemandirian dan kewajaran pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dilaksanakan dengan cukup baik. Walaupun penerapan prinsipprinsip tersebut sudah dapat dikatakan cukup baik, informasi yang diungkapkan dalam laporan GCG belum disajikan dengan rinci dan detail. Jika tiap-tiap pos diberikan penjelasan sehingga para pengguna informasi dapat lebih mudah memahaminya. METODE PENELITIAN Metode-metode pengumpulan data yang digunakan selama penyusunan skripsi antara lain adalah : 1. Studi Literatur Data yang diperoleh dari studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku, jurnal, majalah, website, literatur dan sumber lainnya yang berhubungan dengan topik pembahasan. 2. Studi Lapangan Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan narasumber yaitu dengan Kepala Kesekretariatan Umum, Bapak Imam Santoso di Biro Sekretariat Perusahaan PT. Jamsostek (Persero) di Kantor Pusat Jamsostek, yang beralamat di Jl. Jendral Gatot Subroto No. 79 Jakarta Selatan. HASIL DAN BAHASAN Penerapan Good Corporate Governance di PT Jamsostek (Persero) Sesuai Dengan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011 Pada dasarnya PT. Jamsostek (Persero) menerapkan tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten dan berkelanjutan dengan berpedoman pada Peraturan Menteri dengan tetap memperhatikan ketentuan, dan norma yang berlaku serta Anggaran Dasar BUMN. Dalam rangka penerapan Good Corporate Governance pada BUMN, Direksi menyusun GCG manual yang memuat board manual, manajemen

4 risiko manual, sistem pengendalian intern, sistem pengawasan intern, mekanisme pelaporan atas dugaan penyimpangan, tata kelola teknologi informasi dan pedoman perilaku etika (Code of Conduct). Tabel 1 Hasil Evaluasi Kesesuaian Penerapan GCG pada PT. Jamsostek (Persero) dengan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011 Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER- 01/MBU/2011 Sesuai Tidak Sesuai Keterangan Pasal 3 & 4 : Prinsip dan Tujuan Pasal 5 sampai dengan 11 : Pemegang Saham Pasal 12 sampai dengan 18 : Dewan Komisaris Pasal 19 sampai dengan 30 : Direksi PT. Jamsostek (Persero) sudah menerapkan prinsip-prinsip dan tujuan atas prinsipprinsip tersebut, guna meningkatkan nilai perusahaan pada tahun-tahun berikutnya. Dalam pasal ini mengatur ketentuan mengenai Hak Pemegang Saham, Rapat Umum Pemegang Saham, Menteri Selaku Pemilik Modal Perum, Bentuk Keputusan Pemegang Saham, Perlakuan Setara Kepada Pemegang Saham, dan Akuntabilitas Pemegang Saham. PT. Jamsostek (Persero) selalu memperhatikan kepentingan pemegang saham dan memberikan informasi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan. Dalam ketentuan ini mengatur fungsi, komposisi, rapat dewan komisaris, penilaian dewan komisaris, informasi untuk dewan komisaris, larangan mengambil keuntungan pribadi, serta organ pendukung dewan komisaris yaitu komite audit dan sekretaris dewan komisaris. PT. Jamsostek (Persero) sangat memperhatikan ketentuan Dewan Komisaris dalam menjalani tugasnya. Serta, 20% lebih dari Dewan Komisaris PT. Jamsostek (Persero) merupakan Dewan Komisaris Independen. Tugas dan tanggung jawab Direksi diatur sesuai dengan peraturan yang berlaku agar Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan Rencana Jangka Panjang (RJP) dijalankan dengan baik, dan tidak melanggar larangan mengambil keuntungan sendiri, pengambilan keputusan dalam menjalani rapat direksi. RKAP yang dibuat juga memuat anggaran perusahaan yang dirinci atas setiap anggaran program kerja, seperti rencana pendapatan, rencana biaya dan rencana investasi. Dalam bagian ini terdapat ketentuan mengenai Manajemen Risiko, Sistem Pengendalian Intern, Pengawasan Intern, Sekretariat Perusahaan dan Tatakelola Teknologi Informasi. Pasal 31 : Auditor Eksternal Dewan Komisaris PT. Jamsostek (Persero) telah melakukan seleksi Kantor Akuntan Publik untuk audit laporan Keuangan setiap tahunnya, dan mengusulkan kepada Pemegang Saham melalui surat nomor : 104/DK/ tanggal 22 November Pasal 32 sampai dengan 35 : Keterbukaan Informasi yang dilakukan PT.

5 Informasi Pasal 36 & 37 : Keselamatan dan Kesempatan Kerja Serta Pelestarian Lingkungan Pasal 38 & 39 : Hubungan Dengan Pemangku Kepentingan Pasal 40, 41, dan 42 : Etika Berusaha, Anti Korupsi dan Donasi Pasal 43 : Program Pengenalan BUMN Pasal 44 : Pengukuran Terhadap Penerapan GCG Jamsostek (Persero) dengan cara mengungkapkan informasi penting dalam Laporan Keuangan Tahunan dan Laporan Keuangan Perusahaan secara tepat waktu, akurat, jelas dan obyektif. Serta mengungkapkan informasi dan kepemilikan intangible asset, termasuk hasil riset, teknologi dan hak atas kekayaan intelektual yang telah diperoleh perusahaan. PT. Jamsostek (Persero) melakukan penerapan Go Green dalam pelestarian lingkungan sekitar, dengan cara memberikan pelatihan ramah lingkungan kepada para karyawan dan mempunyai alat penunjang aksi ramah lingkungan. Kesempatan Kerja yang sama adalah satu kebijakan dalam penerapan tata kelola perusahaan baik. Tanpa memperhatikan latar belakang atau keadaan lainnya dari seorang karyawan ataupun calon karyawan. PT. Jamsostek (Persero) menghormati hak pemangku kepentingan yang timbul, berdasarkan peraturan perundang-undangan atau perjanjian yang dibuat dengan karyawan, konsumen dan pemangku kepentingan lainnya. Ketentuan ini juga memuat bahwa Direksi harus mempunyai izin dari RUPS untuk melakukan perjanjian tersebut. Setiap lapisan karyawan PT. Jamsostek (Persero) harus berkomitmen dengan perusahaan, dan menandatangani Piagam Pakta Integritas dan Antisuap yang dilakukan dalam dua tahun sekali atau setiap adanya perubahan pedoman perilaku (Code of Conduct). Dewan Komisaris dan Direksi baru akan diberikan program pengenalan dan pelatihan oleh Biro Sekretariat Perusahaan PT. Jamsostek (Persero). Program pengenalan yang diberikan kepada anggota Dewan Komisaris atau Direksi, akan disampaikan oleh Nara Sumber dengan materi presentasi sebagai berikut: a. Penerapan prinsip-prinsip GCG, b. Gambaran mengenai perusahaan, c. Fungsi, tugas, wewenang, hak dan kewajiban organ Perusahaan, d. Kebijakan pengendalian intern, e. Tugas dan peran Komite Audit Program pengenalan ini juga mencakup perkenalan dengan para Insan Jamsostek dan para Stakeholders, serta kunjungan ke unit kerja. PT. Jamsostek (Persero) juga wajib melakukan pengukuran atas kualitas penerapan tata kelola perusahaan yang dilaksanakan secara berkala setiap dua tahun

6 sekali dalam dua bentuk. Pertama, penilaian (assessment) atas pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik, yang dilakukan oleh penilai independen. Kedua, evaluasi (review) atas tindak lanjut atas rekomendasi perbaikan dari hasil penilaian sebelumnya dan dilakukan oleh perusahaan. Penerapan Good Corporate Governance di PT Jamsostek (Persero) Sesuai Dengan Kebijakan Perusahaan Untuk membantu melancarkan kegiatan Good Corporate Governance (GCG) di PT. Jamsostek (Persero), maka para Direksi membentuk Komite Integritas, Komite Antisuap dan Komite GCG serta menerapkan Sistem Pelaporan Pelanggaran atau sering dikenal dengan Whistleblowing System. 1. Komite Integritas Pembentukan Komite Integritas, dimulai pada saat penandatangan Komite Integritas PT. Jamsostek (Persero). Penandatanganan tersebut dilakukan di hadapan MENPAN, selaku koordinator tetap Tiga Pilar Kemitraan, pada tanggal 31 Januari Selain itu kesepakatan bersama Direksi dan Komite Integritas PT. Jamsostek (Persero) tentang Charter Komite Integritas, dilaksanakan pada tanggal 12 Juni Keputusan Direksi PT. Jamsostek (Persero) Nomor : KEP/200/ tanggal 6 Agustus 2009 tentang Penetapan Charter Komite Integritas atau pemantau Independen PT. Jamsostek (Persero). Dengan Keputusan Direksi PT. Jamsostek (Persero) Nomor : KEP/201/ tanggal 6 Agustus 2009 tentang Pengangkatan anggota Komite Integritas atau pemantau Independen PT. Jamsostek (Persero), bahwa menetapkan Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko sebagai Ketua Komite Integritas, Kepala Biro Pengawasan Intern sebagai Sekretaris Komite Integritas, serta tiga orang anggota terdiri dari Kepala Biro Kepatuhan dan Hukum, Kepala Biro SDM dan Ketua Umum Serikat Pekerja Jamsostek. 2. Komite Antisuap Dasar pembentukan Komunitas Pengusaha Antisuap (KUPAS) ikut diprakarsai oleh Direksi PT. Jamsostek (Persero), dan Direktur Utama PT. Jamsostek (Persero) ditunjuk sebagai Koordinator KUPAS BUMN pada Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang dan Industri atau lebih dikenal dengan RAPIMNAS KADIN Indonesia pada tanggal 03 Desember Dalam rangka efektivitas pelaksaan Komite Antisuap telah ditetapkan Keputusan Direksi Nomor: KEP/203/ tanggal 5 Agustus 2011 tentang Charter Komite Antisuap. Ditetapkan bahwa berdasarkan Komposisi Komite Antisuap, maka diangkat Anggota Komite Antisuap di Lingkungan PT. Jamsostek (Persero) sebagaimana Keputusan Direksi Nomor : KEP/202/ tanggal 5 Agustus 2011, dan menetapkan Ketua, Anggota dan Sekretaris Komite Antisuap PT Jamsostek (Persero) yang terdiri dari seorang Ketua, tiga orang Anggota dan seorang Sekretaris. 3. Komite Good Corporate Governance (GCG) Komite GCG yang dibentuk oleh Direksi PT. Jamsostek (Persero), untuk membantu Direksi dan Dewan Komisaris PT. Jamsostek (Persero) dalam membangun Good Corporate Governance sesuai Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011, tentang penerapan Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara. Komite ini dibentuk berdasarkan Surat Perintah Direksi PT. Jamsostek (Persero) Nomor: SPRINT/24/ tentang Komite Good Corporate Governance (GCG). Komite GCG mempunyai Tugas Pokok antara lain Menyusun dan menyempurnakan Infrastruktur GCG, Melaksanakan sosialisasi kepada Insan Jamsostek atas infrastruktur GCG, Membantu Direksi PT. Jamsostek (Persero) untuk Assessment Kepatuhan terhadap Implementasi Asas GCG, Melaksanakan Self Assessment GCG, serta Membantu Kelancaran Assessment GCG dan Perception Index GCG oleh penilai independen (Independent Assessor), dan Membantu kelancaran dan monitor terhadap penandatangan Pakta Integritas, juga Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan GCG. 4. Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) Sebagai wujud dari Implementasi tata kelola perusahaan yang baik dan menciptakan lingkungan perusahaan yang bersih, PT. Jamsostek (Persero) menerapkan sistem pelaporan pelanggaran. Sistem ini dapat mendeteksi tingkat kecurangan dengan waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan cara lain, dan proses konfirmasi terhadap kebenaran laporan dapat dilakukan di internal PT. Jamsostek (Persero). Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) mengatur budaya untuk melaporkan suatu penyimpangan yang terjadi di dalam perusahaan. Sebagai langkah untuk efektivitas pelaksanaan sistem pelaporan dan meningkatkan awareness terhadap budaya ini PT. Jamsostek (Persero) melakukan upayaupaya sosialisasi tentang pemahaman mekanisme sistem ini dan komitmen perusahaan untuk memberikan jaminan sesuai Undang-Undang Nomor: 13 tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan. Dilaksanakan juga

7 Workshop dan Pelatihan Pencegahan Tindak Pidana Korupsi dan Studi Prakarsa Anti Korupsi oleh KPK yang menjadikan PT. Jamsostek (Persero) sebagai Pilot Project. Hasil Penerapan Good Corporate Governance di PT. Jamsostek (Persero) 1. Hasil Assessment dan Self-Assessment PT. Jamsostek (Persero) Hasil dari penerapan tata kelola perusahaan yang baik juga dibuktikan dengan adanya hasil pencapaian yang telah dilakukan oleh penilai independen, hasil penilaian atau hasil assessment Good Corporate Governance (GCG) yang telah dilakukan pada tahun 2011 oleh Sodiq Purwoko & Associates Consulting dengan mendapatkan Skor 94,80% dengan kualitas penerapan GCG Sangat Baik. Tabel 2 Hasil Assessment Tahun 2011 No Indikator Bobot Capaian Skor % Capaian 1 Hak & tanggung jawab pemegang saham atau 9,00 6,82 75,80 RUPS 2 Kebijakan GCG 8,00 8,00 100,00 3 Penerapan GCG 66,00 63,53 96,26 a. Dewan Komisaris 27,00 26,58 98,44 b. Komite Dewan Komisaris 6,00 5,44 90,67 c. Direksi 27,00 25,72 95,24 d. Satuan Pengawasan Intern 3,00 2,80 93,17 e. Sekretaris Perusahaan 3,00 3,00 100,00 4 Pengungkapan Informasi 7,00 7,00 100,00 5 Komitmen 10,00 10,00 94,45 Skor Keseluruhan 100,00 94,80 94,80 Peringkat Kualitas Penerapan GCG SANGAT BAIK Dapat dilihat dari hasil assessment yang telah dilakukan oleh penilai independen, indikator pertama atau Hak dan tanggung jawab pemegang saham atau RUPS hasil pencapaiannya masih kurang, yaitu dengan skor 75,80%. Namun, indikator-indikator lainnya sudah baik dan mendekati nilai sempurna dengan ratarata nilai pencapaian sebesar 90% keatas. Penerapan kebijakan GCG dan pengungkapan informasi yang telah diterapkan oleh PT. Jamsostek (Persero) pada tahun 2011 juga sudah sangat baik, skor dari kedua indikator tersebut sudah sangat sempurna yaitu dengan skor 100%. Pada tahun 2012, PT. Jamsostek (Persero) juga telah melakukan evaluasi atau self-assessment. Evaluasi ini dilakukan oleh Komite GCG dan Badan Pengawasan Intern serta dibantu oleh Biro Sekretariat Perusahaan. Hasil dari evaluasi atau self-assessment penerapan tata kelola perusahaan yang baik dengan pencapaian skor 94,47 dengan kualitas penerapan GCG Sangat Baik. Tabel 3 Hasil Self-Assessment Tahun 2012 No Indikator Bobot Capaian Skor % Capaian 1 Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola 7,00 6,56 93,67 Perusahaan yang baik secara Berkelanjutan 2 Pemegang Saham dan RUPS atau Pemilik Modal 9,00 8,15 90,51 3 Dewan Komisaris 35,00 32,92 94,07 4 Direksi 35,00 33,12 94,64 5 Pengungkapan Informasi dan Transparansi 9,00 8,97 99,68 6 Aspek Lainnya 5,00 4,75 95,00 Skor Keseluruhan 100,00 94,47 94,47 Klasifikasi Kualitas Penerapan GCG SANGAT BAIK Dengan adanya hasil self-assessment yang dilakukan oleh perusahaan pada tahun 2012 diatas, maka dapat dilihat bahwa hasil pencapaian yang telah dicapai oleh PT. Jamsostek (Persero) sudah mencapai rata-rata lebih dari 90%. Dapat kita bandingkan dengan hasil penilaian tahun sebelumnya, bahwa ada peningkatan pada indikator pemegang saham atau RUPS. Hal ini dikarena PT. Jamsostek (Persero) telah menindak lanjuti atas rekomendasi perbaikan yang telah diberikan oleh penilai independen pada tahun sebelumnya.

8 Dapat dibandingkan pula ada beberapa indikator yang mengalami penurunan pencapaiannya. Penurunan pencapaian pada beberapa indikator tersebut disebabkan adanya perubahan Peraturan yang semula berpedoman pada Surat Sekretaris Kementerian BUMN Nomor : S-168/MBU/2008 menjadi Surat Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN Nomor : SK-16/S.MBU/2012 tentang Indikator atau Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN. Hasil Pencapaian selama lima tahun terakhir menunjukan adanya peningkatan pencapaian. Dapat diketahui pada tahun 2008 memperoleh skor 86,05 dan terus berlanjut hingga tahun 2012 dengan memperoleh skor 94,47. Tabel 4 Hasil Assessment Tahun No Indikator Bobot 2012 Bobot Komitmen terhadap 7,00 6,56 18,00 17,45 16,39 16,51 16,33 Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik secara Berkelanjutan 2 Pemegang Saham dan 9,00 8,15 9,00 6,82 6,90 6,86 6,66 RUPS atau Pemilik Modal 3 Dewan Komisaris 35,00 32,92 33,00 32,02 32,45 30,19 26,99 4 Direksi 35,00 33,12 33,00 31,52 30,92 30,35 29,14 5 Pengungkapan 9,00 8,97 7,00 7,00 7,00 7,00 6,93 Informasi dan Transparansi 6 Aspek Lainnya 5,00 4,75 Jumlah , ,80 93,66 90,91 86,05 Dari hasil penilaian selama lima tahun terakhir, terjadi secara terus menerus peningkatan atas penilaian yang telah dilakukan pada setiap tahunnya. Walaupun dapat dilihat terjadi penurunan sebesar sekitar 0,33 poin pada tahun terakhir yaitu tahun 2012, dari tahun sebelumnya yaitu tahun Penurunan skor ini disebabkan karena adanya perubahan peraturan yang mengatur mengenai Indikator atau Parameter Penilaian (Assessment) dan Evaluasi (Review) atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN. 2. Hasil Studi Prakarsa Anti Korupsi SPAK BUMN Hasil Studi Prakarsa Anti Korupsi (SPAK) yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada tahun 2011 dengan skor 7,80 dan dengan sebagai peringkat Kedua kategori BUMN. Indikator SPAK BUMN 2011 yang digunakan adalah berdasarkan instrumen yang penting dalam pencegahan korupsi di suatu perusahaan. Tabel 5 Indikator Hasil Studi Prakarsa Anti Korupsi SPAK BUMN 2011 No Indikator Nilai Total Ketersediaan Aturan Peran Pemimpin Pengawasan & Evaluasi 1 Keteladanan Pimpinan 9,56 10, ,00 2 Pedoman Etika & Perilaku 8,16 9,68 5,90 10,00 3 Penanganan Situasi Konflik 7,72 8,98 5,40 10,00 Kepentingan 4 Pengelolaan Sistem Pengaduan 9,02 10,00 7,50 10,00 5 Pengelolaan Transparansi Harta 6,64 8,19 3,69 10,00 Kekayaan 6 Pengelolaan Penerimaan & 4,08 0 5,51 10,00 Pemberian Hadiah 7 Indikator Penegakan Aturan 10, Inovasi Lain 8, Jumlah 7,80

9 Indikator penilaian evaluasi SPAK BUMN serta pembobotannya ditentukan melalui proses Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan oleh Tim dari KPK. Skor yang digunakan adalah nol sampai dengan sepuluh, jika skor makin tinggi maka makin baik pencegahan korupsi yang dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan. Dengan adanya SPAK BUMN ini, KPK memberikan saran bahwa agar melakukan sosialisasi terhadap peraturan antikorupsi yang telah ditetapkan oleh para direksi. Peraturan yang sudah ditetapkan dan memastikan bahwa diselenggarakannya fraud risk assessment yang dilakukan minimal dua tahun sekali. Karena fraud risk assessment dapat dijadikan dasar untuk menyusun fraud control plan. 3. Hasil survey integritas oleh KPK Hasil survey integritas pelayanan publik yang dilakukan oleh KPK pada tahun 2011, PT. Jamsostek (Persero) mendapatkan skor sebesar 7,52 sebagai peringkat Ketiga dari 89 peserta dan peringkat Pertama kategori BUMN. Survey ini mempunyai tujuan untuk mengetahui nilai integritas, indikator dan subindikator integritas dalam pelayanan publik. Pelaksanaannya dilakukan dengan cara pengukuran ilmiah terhadap tingkat korupsi dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya korupsi di lembaga publik, dengan mesurvey pengguna langsung layanan publik tersebut. Survey ini juga bertujuan untuk memberikan masukan bagi lembaga layanan publik atau perusahaan, agar dapat mempersiapkan upaya-upaya pencegahan korupsi yang efektif pada layanan yang rentan terhadap korupsi. 4. Hasil survey Corporate Governance Perception Index (CGPI) Hasil pencapaian selanjutnya adalah hasil survey Corporate Governance Perception Index (CGPI) oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) dengan tema Good Corporate Governance dalam perspektif Etika pada tahun 2010, yang dimana diselenggarakan pada tahun 2011 dengan skor 83,40 dengan kualifikasi Terpercaya atau Trusted Company. Tabel 6 Survey Corporate Governance Perception Index (CGPI) Indikator Skor Self Assessment 21,71 Kelengkapan Dokumen 19,09 Makalah 12,47 Observasi 30,13 Jumlah 83,40 Survey yang dilakukan CGPI dengan metode studi dokumentasi, kuesioner, wawancara dan observasi. Penilaian survey yang diselenggarakan oleh CGPI tahun 2011, menggunakan bobot yang berbeda-beda, yaitu indikator self-assessment berbobot 25%, indikator kelengkapan dokumen berbobot 23%, indikator makalah berbobot 17% dan indikator observasi berbobot 35%. Selain pencapaian yang telah disebutkan diatas, PT. Jamsostek (Persero) juga telah menyesuaikan dan menindaklanjuti beberapa parameter yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negera BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan evaluasi penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada bab sebelumnya, penulis dapat memberikan kesimpulan yaitu penerapan tata kelola perusahaan pada PT. Jamsostek (Persero) sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER- 01/MBU/2011. Kualitas GCG dapat dilihat dari hasil penilaian (assessment) maupun evaluasi (review) penerapan GCG yang telah dilakukan pada setiap tahunnya. Dengan adanya hasil penilaian penerapan GCG di PT. Jamsostek (Persero) selama lima tahun terakhir, terjadi secara terus menerus peningkatan atas nilai akhir pencapaian penilaian. Akan tetapi pada tahun terakhir terjadi penurunan sedikit yaitu pada tahun 2012 dari tahun sebelumnya, yaitu tahun Namun, penurunan nilai akhir

10 pencapain tersebut tidak mengubah kualitas penerapan GCG. Penurunan pencapaian tersebut disebabkan adanya perubahan peraturan, penurunan tersebut berpengaruh dari beberapa indikator yang mengalami perubahan. Peraturan yang semula berpedoman pada Surat Sekretaris Kementerian BUMN Nomor : S-168/MBU/2008 menjadi Surat Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN Nomor : SK-16/S.MBU/2012 tentang Indikator atau Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN. Saran Dari hasil penerapan tata kelola perusahaan tahun terakhir yang telah dilakukan oleh PT. Jamsostek (Persero), dapat diketahui hasil nilai self-assessment pada tahun 2012 menunjukan skor sebesar 94,47%. Hasil pencapaian tersebut menunjukan klasifikasi kualitas penerapan tata kelola perusahaan di PT. Jamsostek (Persero) sangat baik, akan tetapi hasil penilaian ini belum menunjukan hasil yang sempurna. Dengan ini penulis merasa perlu memberikan saran demi kesempurnaan hasil nilai assessment yang akan dilakukan oleh PT. Jamsostek (Persero) tahun berikutnya. Saran yang diberikan penulis kepada perusahaan adalah agar cepat menanggapi dalam menindak lanjut rekomendasi periode sebelumnya yang diberikan oleh penilai independen atau independent assessor yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Karena masih ada beberapa rekomendasi yang belum tuntas dan masih dalam proses. Rekomendasi yang telah diberikan menunjukan masih adanya kelemahan yang ditemukan dalam penerapan tata kelola perusahaan, sehingga hal tersebut menimbulkan kekurangan yang berakibat pada ketidaksempurnaan hasil assessment. Serta tidak lupa untuk tetap memperhatikan secara detail dari indikator-indikator yang dapat mempengaruhi penilaian hasil pencapaian atas penerapan tata kelola perusahaan tersebut. REFERENSI BPKP. (2013). Good Corporate Governance. Dari Corporate.bpkp. Diakses tanggal 4 Maret Budiati, L. (2012). Good Governance Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. BUMN. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER-01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara. Dari Diakses tanggal 12 Januari BUMN. Surat Keputusan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara Nomor : SK- 16/S.MBU/2012 Tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara. Dari Diakses tanggal 3 Mei BUMN. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP-117/M-MBU/2002 Tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Menteri Badan Usaha Milik Negara. Dari Diakses tanggal 2 Februari Hermansah. (2010). Konsep GCG Sudah Mulai Diimplementasikan Perusahaan. Dari Diakses tanggal 22 April Kaihatu, T. S. (2009). Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia. Universitas Kristen Petra Surabaya, Surabaya. KNKG. (2013). Tentang Komite Nasional Kebijakan Governance. Dari Diakses tanggal 29 April Kurniawan, W. (2012). Corporate Governance Dalam Aspek Hukum Perusahaan. Edisi Pertama. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti. Pabundu, M. (2010). Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta : Penerbit PT. Bumi Aksara. PT. Jamsostek (Persero). Dari Diakses tanggal 11 Januari PT. Jamsostek (Persero). (2011). Annual Report PT. Jamsostek (Persero) Tahun PT. Jamsostek (Persero). (2010). Good Corporate Governance (GCG) Dalam Perspektif Etika. PT. Jamsostek (Persero). (2007). Membangun Budaya Good Corporate Governance.

11 Rachmandy, G. (2012). Analisa Penerapan Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Universitas Brawijaya, Malang. Rachmawati, D. (2012). Analisis Penerapan Good Corporate Governance Pada Perum Perhutani KBM- IK Gresik Sesuai Peraturan Menteri Negara BUMN No: PER-01/MBU/2011. Universitas Negeri Surabaya, Surabaya. Robbins, S.P, and Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi, Edisi 12, Buku 1 dan 2. Jakarta : Penerbit Salemba Empat. Sudarmadi. (2012). GCG adalah Praktik, Bukan Teori. SWA, XXVIII, Sutedi, A. (2011). Good Corporate Governance. Jakarta : Penerbit Sinar Grafika. Tim Riset CGPI. (2011). Indonesia Most Trusted Companies SWA, XVI, Zarkashi, M. Wahyudin. (2008). Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya. Bandung : Penerbit Alfabeta. RIWAYAT HIDUP Marsha Mochran lahir di Jakarta pada 25 April Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2013.

Lampiran 1. Daftar Wawancara. Berikut wawancara dengan Bapak Imam Santoso selaku Kepala Kesekretariatan

Lampiran 1. Daftar Wawancara. Berikut wawancara dengan Bapak Imam Santoso selaku Kepala Kesekretariatan L1 Lampiran 1 Daftar Wawancara Berikut wawancara dengan Bapak Imam Santoso selaku Kepala Kesekretariatan Umum di Biro Sekretariat Perusahaan PT. Jamsostek (Persero) bertempat di Kantor Pusat Jamsostek,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT PJB Services meyakini bahwa penerapan GCG secara konsisten dan berkesinambungan akan meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan. Oleh karena itu PT PJB

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Sejarah Singkat Good Corporate Governance PT Jamsostek (Persero)

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Sejarah Singkat Good Corporate Governance PT Jamsostek (Persero) BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4. 1 Sejarah Singkat Good Corporate Governance PT Jamsostek (Persero) Ada beberapa landasan hukum yang terkait dalam pedoman GCG, antara lain yaitu Undang-undang, Peraturan Pemerintah,

Lebih terperinci

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 12Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCG di BCA Hasil penilaian sendiri (self assessment) pelaksanaan Good Corporate Governance pada Semester I dan Semester II tahun 2016 dikategorikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang State-owned Enterprises (SOE) di Indonesia disebut Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh negara melalui penyertaan

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

Pedoman Good Corporate Governance PT Taspen (Persero)

Pedoman Good Corporate Governance PT Taspen (Persero) t r a n s p a r a n s i ii PERATURAN BERSAMA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT DANA TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI (PERSERO) NOMOR PD 11/DIR/2013 KEP.02/DK TASPEN/2013 TENTANG PEDOMAN GOOD CORPORATE

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance BAB 5 PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance pada PT Perkebunan Nusantara XII (Persero), maka dapat disimpulkan, sebagai berikut : 1. Penerapan Good Corporate

Lebih terperinci

Pedoman Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) BPJS Ketenagakerjaan. Good Governance is Commitment and Integrity

Pedoman Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) BPJS Ketenagakerjaan. Good Governance is Commitment and Integrity Pedoman Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) BPJS Ketenagakerjaan Good Governance is Commitment and Integrity Definisi Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) BPJS Ketenagakerjaan Sistem Proses Struktur

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Usaha Milik Negara atau BUMN berdasar UU No. 19 Th 2003 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara

Lebih terperinci

PENGATURAN PENILAIAN DAN EVALUASI KUALITAS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA BADAN USAHA MILIK NEGARA

PENGATURAN PENILAIAN DAN EVALUASI KUALITAS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA BADAN USAHA MILIK NEGARA PENGATURAN PENILAIAN DAN EVALUASI KUALITAS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA BADAN USAHA MILIK NEGARA Oleh Made Ayu Mas Prima Mandasari Marwanto Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) BPJS KETENAGAKERJAAN Tahun 2015

PEDOMAN TATA KELOLA YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) BPJS KETENAGAKERJAAN Tahun 2015 PEDOMAN TATA KELOLA YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) BPJS KETENAGAKERJAAN Tahun 2015 DEFINISI TATA KELOLA YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) BPJS KETENAGAKERJAAN Sistem Proses Struktur ORGAN BPJS Ketenagakerjaan Mewujudkan

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG LAPORAN PENERAPAN

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN - Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM

Lebih terperinci

Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TRANSPARANSI AKUNTABILITAS RESPONSIBILITAS INDEPENDENSI KEWAJARAN & KESETATARAAN Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PT Nusa Raya Cipta Tbk (yang selanjutnya

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Yth. Direksi Manajer Investasi di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal... Peraturan

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK TAHUN 2017 tit a INDOFARMA PENGESAHAN CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Pada hari ini, Jakarta tanggal 15 Juni 2017, Charter Komite Audit PT

Lebih terperinci

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI Desember 2012 DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Pernyataan Komitmen... 2 I. LANDASAN HUKUM... 3 II. PENGERTIAN UMUM... 3 III. MAKSUD DAN TUJUAN... 4 IV. KLASIFIKASI INFORMASI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rendahnya penerapan corporate governance merupakan salah satu hal yang memperparah terjadinya krisis di Indonesia pada pertangahan tahun 1997. Hal ini ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang terjadi di berbagai pelosok dunia termasuk di Amerika Serikat dan khususnya di Indonesia, dipercaya merupakan akibat dari tidak diterapkannya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) DAFTAR ISI DAFTAR ISI SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) i ii I. PENDAHULUAN 1 II. PEMEGANG SAHAM 3 II.1 HAK PEMEGANG SAHAM 3 II.2 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) 3 II.3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak tuntutan publik agar terciptanya tata kelola yang baik, agar

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak tuntutan publik agar terciptanya tata kelola yang baik, agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya era demokrasi dan birokrasi pada saat ini maka semakin banyak tuntutan publik agar terciptanya tata kelola yang baik, agar kepercayaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3 DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT Halaman I Pendahuluan 1 II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1 III Kedudukan 2 IV Keanggotaan 2 V Hak dan Kewenangan 3 VI Tugas dan Tanggung Jawab 4 VII Hubungan Dengan Pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, tuntutan terhadap paradigma Good Governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakan lagi. Istilah Good Governance sendiri

Lebih terperinci

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 09Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis dan ekonomi di era globalisasi saat ini sudah berkembang semakin pesat, sehingga mengakibatkan persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

Lebih terperinci

Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham, namun juga kepada Stakeholders

Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham, namun juga kepada Stakeholders 1. Jawaban Forum Makanisme dan pelaksanaan Good Corporate Governance akan sangat bermanfaat dalam mengatur dan mengendalikan perusahaan sehingga menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua Stakeholders,

Lebih terperinci

Mewujudkan Budaya Tata Kelola Sarinah yang Baik

Mewujudkan Budaya Tata Kelola Sarinah yang Baik Mewujudkan Budaya Tata Kelola Sarinah yang Baik Kami memiliki komitmen untuk menerapkan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance/GCG) sebagai pedoman dalam pengelolaan Perseroan pada setiap aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Mangkunegara di dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai berikut Kinerja adalah hasil kerja

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA ANTARA DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS PERUSAHAAN UMUM BULOG. Nomor : PD- 16 / DU000 / 05 / 2017 Nomor : KEP- 02 / DW000 / 05 / 2017

PERATURAN BERSAMA ANTARA DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS PERUSAHAAN UMUM BULOG. Nomor : PD- 16 / DU000 / 05 / 2017 Nomor : KEP- 02 / DW000 / 05 / 2017 PERATURAN BERSAMA ANTARA DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS PERUSAHAAN UMUM BULOG Nomor : Nomor : PD- 16 / DU000 / 05 / 2017 Nomor : KEP- 02 / DW000 / 05 / 2017 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I 1.1. Pengertian Komite Audit dan Risiko Usaha adalah komite yang dibentuk oleh dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA 2 PRINSIP DAN REKOMENDASI TATA KELOLA A. Hubungan Perusahaan Terbuka Dengan Pemegang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Satuan Pengawasan Intern Satuan pengawasan intern pada hakekatnya sebagai perpanjangan rentang kendali dari tugas manajemen

Lebih terperinci

PAPARAN HASIL Studi Prakarsa Anti Korupsi SPAK-BUMN 2011

PAPARAN HASIL Studi Prakarsa Anti Korupsi SPAK-BUMN 2011 PAPARAN HASIL Studi Prakarsa Anti Korupsi SPAK-BUMN 2011 Jakarta, 1 November 2011 Direktorat Penelitian dan Pengembangan Komisi Pemberantasan Korupsi AGENDA LATAR BELAKANG INDIKATOR SPAK-BUMN 2011 PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bendanya. Agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. bendanya. Agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dengan baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha yang semakin berkembang dengan pesatnya pada setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, perdagangan, maupun manufaktur selalu berhadapan dengan

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Perseroan meyakini bahwa pembentukan dan penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahan Yang Baik ( Pedoman GCG ) secara konsisten dan berkesinambungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dunia usaha yang semakin berkembang dengan pesatnya pada setiap perusahaan baik yang bergerak dibidang jasa, perdagangan, maupun manufaktur selalu berhadapan dengan

Lebih terperinci

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Yth. Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Terbuka di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

P e d o m a n. Whistle Blowing System (WBS)

P e d o m a n. Whistle Blowing System (WBS) P e d o m a n Whistle Blowing System (WBS) A. LATAR BELAKANG Perusahaan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip tata kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) secara konsisten dan berkelanjutan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat tajam sejak negara-negara Asia dilanda krisis moneter pada tahun 1997 dan sejak kejatuhan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1. Komite Audit dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

Lebih terperinci

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Seiring dengan perkembangan industri perbankan

Lebih terperinci

Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk.

Piagam Unit Komite Audit (Committee Audit Charter ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk. Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk. Pendahuluan Pembentukan Komite Audit pada PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk. (Perseroan) merupakan bagian integral dari

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PT JAMSOSTEK (PERSERO)

EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PT JAMSOSTEK (PERSERO) EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PT JAMSOSTEK (PERSERO) Ade Ita Hapsari Universitas Bina Nusantara, ade_ita@ymail.com Rosinta Ria Panggabean Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG Self Assessment GCG Sebagai bentuk komitmen dalam memenuhi Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan SE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya mengalami krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997 dan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan 20122 Sumatera Utara, Indonesia Telp. : (-62-61) 8452244, 8453100 Fax. : (-62-61) 8455177, 8454728 Website : www.ptpn3.co.id Email :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang didirikan pasti memiliki tujuan yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang didirikan pasti memiliki tujuan yang ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan yang didirikan pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Salah satunya adalah memperoleh laba. Dalam mencapai tujuan ini, perusahaan harus memiliki

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER 01 /MBU/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER 01 /MBU/2011 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA NOMOR : PER 01 /MBU/2011 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE) PADA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA, Menimbang

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk. 1 BAB I DASAR DAN TUJUAN PEMBENTUKAN 1.1. Dasar Pembentukan 1.1.1 PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukkan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116 KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I No. COM/002/00/0116 Tanggal Efektif 4 Januari 2016 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri keuangan merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL STUDI INDEKS TRANSPARANSI BUMN 2014 (Berbasis Website)

LAPORAN HASIL STUDI INDEKS TRANSPARANSI BUMN 2014 (Berbasis Website) 1. Latar Belakang LAPORAN HASIL STUDI INDEKS TRANSPARANSI BUMN 2014 (Berbasis Website) Transparansi (transparency) merupakan suatu prinsip yang sangat penting dalam suatu badan usaha yang menjamin adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tiap jenis perusahaan menghasilkan sesuatu yang menarik konsumen untuk. dalam perusahaan yang dapat merusak kepercayaan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. Tiap jenis perusahaan menghasilkan sesuatu yang menarik konsumen untuk. dalam perusahaan yang dapat merusak kepercayaan konsumen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan tempat terjadinya kegiatan produksi. Perusahaan terdiri dari beberapa jenis yaitu perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan perusahaan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT TOBA BARA SEJAHTRA Tbk 2013 Daftar Isi Hal Daftar Isi 1 Bab I Pendahuluan 2 Bab II Pembentukan dan Organisasi 4 Bab III Tugas, Tanggung Jawab dan Prosedur

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk NOMOR : /DEKOM-BTN/ /2016 DAN DIREKSI PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk NOMOR : SKB- /DIR-BTN/ /2016 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keadaan ekonomi dunia yang sedang dilanda krisis ekonomi global menyebabkan banyak perusahaan (korporasi) di Indonesia diambang kehancuran. Krisis ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good Corpossrate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi. Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia perekonomian, pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan keadaan sekarang ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan

Lebih terperinci

PEDOMAN KEPATUHAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN)

PEDOMAN KEPATUHAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN) PEDOMAN KEPATUHAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN) DAFTAR ISI Daftar Isi 1 Pernyataan Komitmen 2 BAGIAN 1 : PENDAHULUAN 3 A. Latar Belakang 3 B. Maksud, Tujuan dan Manfaat 4 C. Landasan

Lebih terperinci

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Magisster Akuntasi www.mercubuana.ac.id The System and Structure of GCG Dosen Pengampu : Mochammad

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT JAPFA COMFEED INDONESIA TBK UNIT TANGERANG

BAB 4 EVALUASI PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT JAPFA COMFEED INDONESIA TBK UNIT TANGERANG BAB 4 EVALUASI PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT JAPFA COMFEED INDONESIA TBK UNIT TANGERANG 4.1 Analisis Penelitian Dalam bab ini, akan dilakukan evaluasi atas penerapan prinsip Good Corporate

Lebih terperinci

BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY DAFTAR ISI Hal BAB I. PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Maksud dan Tujuan... 1 3. Referensi... 2 4. Daftar Istilah... 3 BAB II. DEWAN KOMISARIS... 5

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa PT Jasa Raharja sebagai salah satu BUMN di Indonesia telah dapat menerapkan tata kelola perusahaan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PT INDOFARMA (Persero) Tbk

KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PT INDOFARMA (Persero) Tbk KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PT INDOFARMA (Persero) Tbk I. LANDASAN HUKUM 1. Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik 2. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI DESEMBER 2014

PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI DESEMBER 2014 Halaman : i PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PT Bank Windu Kentjana International Tbk PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Alamat Kantor Pusat Equity Tower Building

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi

DAFTAR ISI. Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi DAFTAR ISI I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang... 2 1.2 Maksud Penyusunan Pedoman Tata Kelola Perusahaan Yang Baik... 3 1.3 Daftar Istilah... 3 II DASAR PENYUSUNAN PEDOMAN GCG 7 2.1

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk 2 Januari 2013 Halaman DAFTAR ISI... 1 BAGIAN PERTAMA... 2 PENDAHULUAN... 2 1. LATAR BELAKANG... 2 2. VISI DAN MISI... 2 3.

Lebih terperinci

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN Dalam rangka menerapkan asas asas Tata Kelola Perseroan yang Baik ( Good Corporate Governance ), yakni: transparansi ( transparency ), akuntabilitas ( accountability

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN PERTAMA... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN KEDUA... 3 PEMBENTUKAN DAN KEANGGOTAAN KOMITE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Good Corporate Governance merupakan sistem tata kelola yang diterapkan pada suatu perusahaan sebagai langkah antisipatif untuk mengatasi permasalahan keagenan

Lebih terperinci

PERNYATAAN KOMITMEN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT JASA RAHARJA (PERSERO)

PERNYATAAN KOMITMEN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT JASA RAHARJA (PERSERO) PERNYATAAN KOMITMEN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT JASA RAHARJA (PERSERO) Dewan Komisaris dan Direksi PT Jasa Raharja (Persero), dengan ini menyatakan bahwa dalam menjalankan tugas, fungsi dan wewenang

Lebih terperinci

Tata Kelola Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan 01 Ikhtisar Data 02 Laporan 05 03 Profil 04 Analisis dan Pembahasan 05 Tata Kelola 06 Tanggung Jawab Sosial 07 Laporan Konsolidasian Tata Kelola PENDAHULUAN 1. 292 Tujuan Penerapan Tata Kelola BCA menyadari

Lebih terperinci

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017 PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017 Daftar Isi I. Pendahuluan... 3 A. Latar Belakang... 3 B. Maksud dan Tujuan... 3 II. Komposisi dan Struktur, Persyaratan Keanggotaan dan Masa kerja... 4 A.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... İ PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR BPR DANA KARUNIA SEJAHTERA TAHUN

DAFTAR ISI... İ PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR BPR DANA KARUNIA SEJAHTERA TAHUN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... İ PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR BPR DANA KARUNIA SEJAHTERA TAHUN 2016... 1 A. TRANSPARANSI PELAKSANAAN GCG (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)... 2 1. Pelaksaan Tugas dan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTEE CHARTER ) PT. BANK NTT Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan; I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. didirikan berdasarkan akta pendirian Perusahaan sebagaimana diumumkan dalam Berita negara RI No. 95 tanggal 27 Nopember 1992, tambahan Nomor

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemilikinya atau

Lebih terperinci

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) JULI 2016 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN I... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang No.349, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Tata Kelola. Terintegrasi. Konglomerasi. Penerapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5627) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi Perekonomian yang saat ini masih belum pulih akibat terjadinya krisis moneter pada tahun 1998, dimana perusahaan-perusahaan yang mendominasi dunia

Lebih terperinci

Analisis Pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Indeks Pefindo25 (SME Index) Tahun

Analisis Pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Indeks Pefindo25 (SME Index) Tahun Analisis Pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Indeks Pefindo25 (SME Index) Tahun 2011-2013 Diana Alfrita (dianaalfrita1204@gmail.com) Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri

Lebih terperinci

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT Jakarta, April 2013 PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT DAFTAR ISI Halaman 1. PENDAHULUAN 1 a. Profil Perusahaan 1 b. Latar Belakang 1-2 2. PIAGAM KOMITE

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE (COMMITTEE GOOD CORPORATE GOVERNANCE CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk BAGIAN I

PIAGAM KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE (COMMITTEE GOOD CORPORATE GOVERNANCE CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk BAGIAN I PIAGAM KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE (COMMITTEE GOOD CORPORATE GOVERNANCE CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk BAGIAN I 1. Pengertian Piagam Komite Good Corporate Governance (GCG) adalah perangkat Dewan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya

Lebih terperinci

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT (PERSERO) PENGERUKAN INDONESIA 1 Piagam SPI - PT (Persero) Pengerukan Indonesia

Lebih terperinci

KOMITE NASIONAL KEBIJAKAN GOVERNANCE (KNKG) Corporate Governance Self Assessment Checklist

KOMITE NASIONAL KEBIJAKAN GOVERNANCE (KNKG) Corporate Governance Self Assessment Checklist KOMITE NASIONAL KEBIJAKAN GOVERNANCE (KNKG) Corporate Governance Self Assessment Checklist Maksud dan Tujuan Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) menyusun kuesioner ini dengan tujuan untuk digunakan

Lebih terperinci