EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PT JAMSOSTEK (PERSERO)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PT JAMSOSTEK (PERSERO)"

Transkripsi

1 EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PT JAMSOSTEK (PERSERO) Ade Ita Hapsari Universitas Bina Nusantara, Rosinta Ria Panggabean Universitas Bina Nusantara, ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kesesuaian antara standar penerapan GCG PT Jamsostek (Persero) dengan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, serta untuk mengetahui gambaran dan kelemahan penerapan prinsip-prinsip GCG PT Jamsostek (Persero). Pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan review dokumen yang dianalisis menggunakan metode analisis koefisien jaccard (jaccard s coefficients). Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan standar penerapan GCG PT Jamsostek (Persero) 92,99% telah sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER-01 /MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, namun masih ada kekurangan dalam penerapan prinsip GCG PT Jamsostek (Persero). Kelemahan tersebut antara lain Pedoman Perilaku PT Jamsostek (Persero) belum mengatur tentang etika yang terkait dengan pemasok (rekanan), Rapat Dewan Komisaris belum berjalan secara efektif, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) belum menetapkan Key Perform Indicators (KPI) bagi Dewan Komisaris, PT Jamsostek (Persero) belum memiliki Pedoman Standar Pelaksanaan Evaluasi GCG, serta RUPS belum menetapkan Komisaris Independen. Langkah yang sebaiknya dilakukan PT Jamsostek (Persero) atas kelemahan tersebut yaitu, melakukan revisi atas Pedoman Perilaku PT Jamsostek (Persero), agar RUPS menetapkan Key Perform Indicators (KPI) bagi Dewan Komisaris dan menetapkan Komisaris Independen, serta menyusun Pedoman Standar Pelaksanaan Evaluasi GCG. Kata kunci : Good Corporate Governance (GCG), Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-01/MBU/2011, PT Jamsostek (Persero). EVALUATION ON IMPLEMENTATION OF THE PRINCIPLES OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE AT PT JAMSOSTEK (PERSERO) ABSTRACT This research aims to determine how much correspondences between the Good Corporate Governance (GCG) implementation standard of PT Jamsostek (Persero) with the Regulation of The Minister for State Owned Enterprises Number: PER-01/MBU/2011 about Implementation of Good Corporate Governance in State Owned Enterprises, and to describe the weakness of the application of the principles of GCG PT Jamsostek (Persero). Research evaluation is using interviews and document review that were analyzed using jaccard s coefficients analysis method. The results obtained in this study demonstrate the application of GCG standards PT Jamsostek

2 (Persero) 92.99% have complied with Regulation of The Minister For State Owned Enterprises Number: PER-01 / MBU/2011 about Implementation of Good Corporate Governance (Corporate Governance) in State Owned Enterprises, but there are still shortcomings in the implementation of GCG principles PT Jamsostek (Persero). Weaknesses include the Code of Conduct PT Jamsostek has not set on ethics related to suppliers (partners), the Board of Commissioners has not run effectively, the General Meeting of Shareholders (AGM) has not set the Perform Key Indicators (KPI) for BOC, PT Jamsostek has not Standard Guidelines for Implementation of Evaluation has GCG, as well as the AGM has not set an independent commissioner. Steps that should be taken by PT Jamsostek (Persero) for these weaknesses, namely, revised the Code of Conduct PT Jamsostek (Persero), in order to establish GMS Perform Key Indicators (KPI) for BOC and establish an Independent Commissioner, and to develop Evaluation Guidelines for Implementation of Corporate Governance Standards. Keyword: Good Corporate Governance (GCG), Regulation of The Minister For State Owned Enterprises Number: PER-01/MBU/2011, PT Jamsostek (Persero). PENDAHULUAN: Krisis ekonomi yang melanda Asia pada tahun merupakan mimpi buruk bagi sejarah sektor perekonomian, dimana terjadi krisis ekonomi di negara kita. Akibat peristiwa tersebut, banyak perusahaan yang jatuh karena tidak mampu bertahan. Hal tersebut disebabkan karena adanya kelemahan perusahaan dalam menjalankan tata kelola perusahaannya, dimana terjadi tindakan-tindakan yang mementingkan diri sendiri dengan mengabaikan kepentingan para investor yang kemudian menjadi faktor pendorong bagi para investor untuk menarik dana investasi yang mereka tanamkan. Sejak saat itu, pemerintah dan investor mulai menyadari pentingnya dilaksanakan tata kelola perusahaan yang sesuai dengan prinsip tata kelola perusahaan yang sehat, sehingga muncul konsep mengenai Good Corporate Governance (GCG). Pada tahun 2006, Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) mengeluarkan Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. Pedoman tersebut merupakan hal yang sangat prinsip yang menjadi landasan bagi perusahaan yang ingin mempertahankan usahanya dalam jangka panjang dalam koridor etika bisnis yang berlaku. Berbagai pelanggaran di organisasi terjadi karena pelaksanaannya tidak sesuai dengan prinsip-prinsip GCG. Disamping itu, kurangnya peraturan yang tegas dalam organisasi dalam hal hak dan kewajiban pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dinilai sebagai salah satu faktor penyebab gagalnya penerapan GCG. PT Jamsostek (Persero) merupakan institusi yang dibentuk pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan sosial bagi tenaga kerja di sektor formal. Jaminan sosial yang diberikan oleh PT Jamsostek (Persero) antara lain: Jaminan Kecelakaan Kerja (JKJ), Jaminan Kematian (JK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK), Program perlindungan untuk Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TKLHK) dan perlindungan di sektor jasa konstruksi. PT Jamsostek (Persero) menyadari kualitas pelaksanaan GCG yang baik merupakan modal utama bagi PT Jamsostek (Persero) guna mewujudkan visi sebagai perusahaan yang terus tumbuh berkesinambungan dan terpercaya. GCG pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sangat diperlukan, dimana dalam pelaksanaan umum berpedoman pada berbagai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku, terutama Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP-117/M-MBU/2002 Tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang kemudian telah dihapus dan diganti dengan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER -01 /MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara. Pada dasarnya GCG berlandaskan pada lima prinsip dasar yaitu, transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), kemandirian (independency), dan yang terakhir adalah kewajaran (fairness). Pada tahun 2011, PT Jamsostek (Persero) masih menggunakan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP-117/M-MBU/2002 Tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dengan diberlakukannya Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER -01 /MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara tersebut di Agustus 2011, maka penulis melakukan penelitian untuk mengetahui seberapa besar standar penerapan GCG dalam PT Jamsostek (Persero) telah sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER -01 /MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate

3 Governance) pada Badan Usaha Milik Negara. Disamping itu, untuk mengetahui gambaran penerapan prinsipprinsip GCG dan kekurangan atau kelemahan penerapan prinsip-prinsip GCG pada PT Jamsostek (Persero), maka diperlukan evaluasi terhadap penerapan prinsip-prinsip berdasarkan standar tertentu yang terkait dengan bentuk bisnis perusahaan. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap penerapan prinsip-prinsip GCG pada PT Jamsostek (Persero) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Penelitian yang dilakukan oleh penulis mengacu pada penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Fenny Wijaya mengenai evaluasi penerapan prinsip-prinsip GCG pada PT Astra Tbk di tahun 2007 (Wijaya, 2007). Teknik evaluasi yang digunakan untuk penelitian riset acuan tersebut menggunakan evaluasi GCG berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), Lampiran Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal, dan Code for Good Corporate Governance yang disusun oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). Yang membedakan penelitian ini dengan riset acuan adalah dimana penulis melakukan evaluasi atas kesesuaian standar penerapan GCG PT Jamsostek (Persero) dengan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomer : PER -01 /MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada PT Jamsostek (Persero). Disamping itu, penulis melakukan evaluasi prinsip-prinsip GCG berdasarkan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomer : PER -01 /MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada PT Jamsostek (Persero). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut, yaitu: 1. Seberapa besar standar penerapan GCG dalam PT Jamsostek (Persero) telah sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER -01 /MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) BUMN? 2. Bagaimana gambaran tata kelola perusahaan pada PT Jamsostek (Persero)? 3. Apakah PT Jamsostek (Persero) sudah melaksanakan tata kelola perusahaan sesuai dengan prinsip-prinsip GCG? 4. Apakah kekurangan atau kelemahan pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam PT Jamsostek (Persero)? Berdasarkan uraian yang telah penulis uraikan diatas, maka judul penelitian yang akan diambil adalah EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PT JAMSOSTEK (PERSERO) METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksploratoria, dimana dalam penelitian ini penulis mengevaluasi penerapan prinsip-prinsip GCG pada PT Jamsostek (Persero), sehingga dapat diketahui kekurangan atau kelemahan dalam penerapannya serta memberikan saran atas kekurangan atau kelemahan tersebut. Dalam penelitian ini, penulis membuat suatu daftar indikator evaluasi GCG yang mengacu pada Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER -01 /MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara. Daftar tersebut terdiri dari 27 indikator dengan 157 parameter evaluasi. Daftar tersebut digunakan untuk review dokumen dan pedoman wawancara yang dilakukan dengan Bapak Imam Santoso selaku Kepala Urusan Kesekretariatan Umum di Biro Sekretariat Perusahaan PT Jamsostek (Persero). Dokumen atau data yang digunakan dalam review dokumen adalah Akta Nomor: 25 tanggal 29 Agustus 2008 Notaris Nanda Fauz Iwan, SH,M.Kn tentang Anggara Dasar PT Jamsostek (Persero), Annual Report PT Jamsostek (Persero) tahun 2010, Laporan GCG PT Jamsostek (Persero) tahun 2011, serta data-data yang berkaitan dengan GCG PT Jamsostek (Persero) (table data yang digunakan dalam penelitian data dilihat pada tabel IV.2). Dari hasil wawancara dan review dokumen, maka dilakukan pengkodean untuk menghitung nilai yang diperoleh PT Jamsostek (Persero). Dari hasil review dokumen dan wawancara, penulis melakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa besar standar standar penerapan GCG dalam PT Jamsostek (Persero) telah sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER-01 /MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara. Evaluasi tersebut menggunakan metode Koefisien Jaccard (Jaccard s coefficients), sehingga dapat diketahui besarnya kesesuaian antara standar GCG pada PT Jamsostek (Persero) dengan PERMEN: PER-01/MBU/2011. Disamping itu, penulis juga melakukan evaluasi penerapan prinsip-prinsip GCG sehingga dapat diketahui bagaimana gambaran penerapan prinsip-prinsip GCG pada PT Jamsostek (Persero) serta kelemahan atau kekurangannya. Saran yang diberikan oleh penulis dalam penelitian ini berupa rekomendasi atas perbaikan atas kelemahan atau kekurangan dalam penerapan prinsip-prinsip GCG pada PT Jamsostek (Persero).

4 TINJAUAN PUSTAKA GOOD CORPORATE GOVERNANCE Gejolak ekonomi yang luar biasa di Amerika Serikat mengakibatkan banyak perusahaan yang melakukan resturkturisasi, sehingga menimbulkan protes keras dari masyarakat.untuk menjamin dan mengamankan hak-hak para pemegang saham, muncul konsep pemberdayaan komisaris sebagai salah satu wacana penegakan GCG.Di Indonesia, GCG mulai dikenal sejak krisis ekonomi tahun 1997 yang dinilai karena tidak dikelolanya perusahaan-perusahaan secara bertanggungjawab. Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) bertugas merumuskan dan menyusun rekomendasi kebijakan nasional mengenai GCG, serta memprakarsai dan memantau perbaikan di bidang corporate governance di Indonesia. GCG adalah sistem atau seperangkat peraturan yang mengatur, mengelola dan mengawasi hubungan antara shareholders dan stakeholders disuatu perusahaan. GCG tidak hanya sebagai alat pengatur dan pengendali saja namun juga sebagai nilai tambah bagi suatu perusahaan. Konsep GCG timbul di latar belakangi munculnya teori. Antara lain teori agensi (agency theory) yang timbul berkaitan dengan principal-agency theory, yaitu untuk menghindari konflik antara principal dan agent-nya. ( 2012). Konflik muncul karena perbedaan kepentingan. Teori agensi menekankan pentingnya pemilik perusahaan (pemegang saham) menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada tenagatenaga ahli (agent) yang lebih mengerti dalam menjalankan pengelolaan perusahaan. Teori stakeholders (stakeholders theory) yang menunjukkan adanya peran penting stakeholder dalam perusahaan.dimana perusahaan harus mampu memenuhi semua apa yang menjadi tuntutan stakeholders. Stewardship theory dibangun di atas asumsi filosofis mengenai sifat manusia yakni bahwa manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab memiliki, integritas, dan kejujuran terhadap pihak lain. Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) mengembangkan The OECD Principles of Corporate Governance yang mencakup 5 hal yaitu: the rights of shareholders, the equitable treatment of shareholders, the role of stakeholders, disclosure and transparency, the responsibilities of the board. ). Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, masing-masing negara selanjutnya mengadopsi prinsip-prinsip tersebut dalam Pedoman Good Corporate Governance. Badan penyusun standar GCG di Indonesia antara lain adalah KNKG yang menyusun Code for Good Corporate Governance sebagai pedoman GCG perusahaan di Indonesia yang memuat hal-hal yang peran pemegang saham dan hak mereka, fungsi dewan komisaris, fungsi direksi, sistem audit, sekretaris perusahaan, stakeholders, pengungkapan informasi secara terbuka, prinsip kerahasiaan, etika bisnis dan korupsi, serta tanggungjawab terhadap lingkungan hidup. Prinsip-prinsip GCG menurut KNKG adalah: transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, serta kewajaran dan kesetaraan. Keberhasilan pelaksanaan GCG pada perusahaan ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain komitmen dari organ perusahaan, penciptaan sistem pelaksanaan GCG di semua lapisan, penyesuaian peraturan dan kebijakan perusahaan dengan sistem pelaksanaan GCG, code of conduct, dukungan dari pihak stakeholders, evaluasi pelaksanaan GCG. Mengacu pada Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER-01 /MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, maka dapat diketahui tujuan dari penerapan prinsip-prinsip GCG adalah: memaksimalkan nilai BUMN, meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional, meningkatkan iklim investasi nasional. Menurut Effendi (2009), penerapan prinsip-prinsip GCG dalam BUMN memberikan manfaat, antara lain: Peningkatan kinerja perusahaan, peningkatan pelayanan kepada para stakeholder, meningkatkan nilai BUMN, efisiensi biaya operasional perusahaan, mengurangi biaya modal (cost of capital), meningkatkan minat para investor untuk menanamkan modalnya di BUMN. Organ Persero Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan sebuah forum dimana para pemegang saham memiliki kewenangan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai perusahaan, baik dari

5 direksi maupun dewan komisaris. Informasi-informasi itu merupakan landasan bagi RUPS untuk menentukan kebijakan dan langkah strategis perusahaan dalam mengambil keputusan sebagai sebuah badan hukum. Dewan Komisaris adalah organ perusahaan yang menjalankan tugas pengawasan secara umum dan/ atau khusus sesuai dengan anggaran dasar yang telah ditetapkan perusahaan serta memberikan nasihat kepeda direksi. Untuk membantu komisaris dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar yang telah ditetapkan, maka komisaris dapat meminta saran, nasihat, pendapat pihak ketiga atau membentuk komite khusus. Komite tersebut antara lain: Komite audit (membantu dewan komisaris untuk memastikan laporan keuangan perusahaan disajikan secara wajar dan transparan, dalam melaksanakan audit sesuai standar audit yang berlaku, pengendaliaan perusahaan telah maksimal, memastikan bahwa perusahaan telah melaksanakan GCG). Komite Nominasi (tanggung jawab komite nominasi mencakup pengkajian kompetensi calon anggota direksi dan komisaris, pengkajian rencana suksesi, evaluasi kinerja komisaris dan direksi, pengusulan, menilai, dan memberikan rekomendasi atas calon-calon direksi dan komisaris BUMN). Komite Remunerasi (bertugas membantu komisaris dalam menentukan jumlah kompensasi bagi direksi dan dalam mengevaluasi mekanisme dalam pelaksanaannya), dan Komite manajemen resiko (melaksanakan program manajemen resiko korporasi secara terpadu yang merupakan bagian dari pelaksanaan program GCG). Dan organ persero yang terakhir adalah Dewan Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Sekretaris Perusahaan berfungsi memastikan BUMN dalam menjalankan usahanya sesuai dengan prinsip-prinsip GCG, memberikan informasi kepada dewan komisaris dan dewan direksi Sebagai penghubung antara perusahaan dan pemangku kepentingan, menatausahakan serta menyimpan dokumen perusahaan. Satuan Pengawal Internal adalah pengendalian dalam perusahaan dapat menghindari timbulnya fraud di lingkungan perusahaan. Pengendalian intern yang efektif berguna untuk menjaga asset perusahaan dari tindakan pencurian, penyalahgunaan, maupun KKN. Pengukuran Terhadap Pelaksanaan GCG dapat dilakukan dengan penilaian (assessment) adalah program untuk mengidentifikasikan implementasi GCG pada BUMN melalui pengukuran pelaksanaan dan penerapan GCG di BUMN yang dilaksanakan secara berkala setiap 2 (dua) tahun. Dan yang kedua, evaluasi (review) adalah program untuk menggambarkan tindak lanjut pelaksanaan dan penerapan GCG di BUMN yang dilakukan pada tahun berikutnya setelah penilaian, yang mencakup evaluasi terhadap hasil penilaian dan tindak lanjut atas perbaikan. HASIL DAN BAHASAN: Berdasarkan dari hasil perhitungan koefisien jaccard, PT Jamsostek (Persero) memperoleh nilai sebesar 92,99 dengan perhitungan sebagai berikut: Sij = x 100 Sij = x 100 = 92,99 Dalam perhitungan dapat diketahui jumlah parameter standar pelaksanaan GCG pada PT Jamsostek (Persero) yang sama dengan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-01 /MBU/2011 sebanyak 146 dari 157 parameter yang ditetapkan. Sehingga hasil perhitungan koefisien jaccard, kesesuaian standar GCG pada PT Jamsostek (Persero) terhadap Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER-01 /MBU/2011 adalah 92,99 dari maksimal 100. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa PT Jamsostek telah melakukan penyesuaian atas diberlakukannya Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER- 01 /MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara. Standar-standar GCG PT Jamsostek (Persero) telah 92,99% sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER-01 /MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, namun masih ada yang perlu diperbaiki dalam standar GCG PT Jamsostek (Persero).

6 Evaluasi Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance pada PT Jamsostek (Persero) a. Transparansi (Transparency )tercermin dimana PT Jamsostek (Persero) memiliki dan melaksanakan (1)Komite Audit yang merupakan organ pendukung Dewan Komisaris yang dibentuk untuk membantu pelaksanaan tugas Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris dan melaksanakan tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris. (2)Pengawas Intern (Satuan Pengawas Intern) adalah auditor internal dan auditor eksternal yang diawasi oleh Komite Audit. Audit tersebut ditujukan untuk memastikan akuntabilitas dan kepatuhan perusahaan terhadap peraturan sesuai dengan prinsip GCG. PT Jamsostek (Persero) telah membentuk Biro Pengawasan Intern (BPI) untuk menjalankan fungsi sebagai auditor internal perusahaan. Satuan Pengawasan Intern bertanggungjawab langsung dan melaporkan hasil kegiatannya kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris melalui Direktur Utama. (3)Akuntan Perseroan dimana audit atas Laporan Keuangan PT Jamsostek (Persero) setiap tahun dilakukan oleh Auditor Independen agar dapat diperoleh pendapat atas kewajaran Laporan Keuangan yang disajikan oleh Manajemen. Sejak PT Jamsostek menjadi Perseroan terbatas sesuai Peraturan Pemerintah Nomor: 36 Tahun 1995 tentang Penetapan Badan Penyelenggara Program Jamsostek, Laporan Keuangan Tahunan PT Jamsostek (Persero) telah diaudit oleh Auditor Independen yaitu Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK-RI) dan Kantor Akuntan Publik (KAP). Pada Tahun 2011, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI melakukan 2 (dua) kali audit pada PT Jamsostek (Persero) yang meliputi audit Kinerja atas Efektifitas Penyelenggaraan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Program JHT dengan periode audit serta audit umum atas Laporan Keuangan PT Jamsostek (Persero) Tahun Buku (4)Rapat Dewan Komisaris dan Rapat Direksi dimana selama tahun 2011 Dewan komisaris PT jamsostek telah mengadakan rapat sebanyak 12 (dua belas) kali dimana 4 (empat) kali rapat adalah rapat Dewan Komisaris dan 8 (delapan) kali merupakan rapat gabungan Dewan Komisaris dengan Direksi. Dari hasil review dokumen dalam Laporan GCG PT Jamsostek (Persero) tahun 2011, ditemukan bahwa pada bulan Januari, Febuari, Juli, Agustus dan September Dewan Komisaris tidak mengadakan rapat apapun. Selain itu terdapat tingkat kehadiran Dewan Komisaris yang dibawah 50% dari jumlah Rapat Dewan Komisaris yang telah dilakukan. Selain Rapat Dewan Komisaris, Dewan Direksi PT Jamsostek (Persero) selama tahun 2011 melaksanakan Rapat Direksi sebanyak 28 (dua puluh delapan) kali dimana 20 (dua puluh) kali rapat adalah rapat Direksi dan 8 (delapan) kali rapat merupakan rapat gabungan Dewan Komisaris dengan Direksi. (5)Keterbukaan atas Informasi PT Jamsostek (Persero) dapat diperoleh melalui website Jamsostek, portal BUMN, media cetak dan media elektronik.(6)laporan Tahunan (Annual Report) dimana laporan Tahunan telah memenuhi syarat kriteria Annual Report dan Undang-Undang Nomor: 24 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik, khususnya informasi BUMN yang disajikan dalam website perusahaan. Laporan Tahunan (annual report) PT Jamsostek (Persero) berisi tentang profil PT Jamsostek (Persero), laporan pengelolaan sumber daya manusia (SDM), laporan pengembangan teknologi informasi, laporan analisis dan pembahasan manajemen, laporan pelaksanaan tata kelola, laporan tanggungjawab sosial perusahaan (CSR), serta informasi keuangan perusahaan. b. Akuntabilitas (Accountability) tercermin dimana PT Jamsostek memiliki (1)Organ Perusahaan yang terdirin dari Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi dan Dewan Komisaris. (2)Sekretaris Perusahaan yang berfungi untuk memastikan bahwa perseroan mematuhi peraturan keterbukaan sejalan dengan penerapan Prinsip-Prinsip GCG. (3)Komite Good Corporate Governance (GCG) untuk membantu Direksi dan Dewan Komisaris PT Jamsostek (Persero) dalam membangun Good Corporate Governance meliputi penyusun infrastruktur GCG, pelaksanakan rapat internal Komite GCG dan rapat koordinasi dengan Komunitas Pengusaha Anti Suap (KUPAS)-BUMN, pelaksanaan Assessment GCG tahun buku 2011, pelaksanaan Survey Perception Index GCG, melaksanakan sosialisasi GCG pada saat Rakernas di Jogjakarta dan di beberapa kegiatan daerah. (4)Komite integritas berfungsi untuk memantau dan memastikan bahwa insan Jamsostek melaksanakan Pakta Integritas yang merupajan surat pernyataan yang berisi ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN) dalam pengadaan barang dan/atau jasa. (5)Komite Antisuap untuk membantu terlaksananya Pakta Antisuap Jamsostek, memantau pelaksanaannya, secara pro aktif memantau dugaan penyimpangan Pakta Antisuap, mendorong dibentuk dan dioperasikannya Sistim Pelaporan Antisuap. mendorong dilaksanakannya analisis rencana tindak pencegahan Suap di PT Jamsostek (Persero), serta memastikan bahwa laporan pengaduan dugaan penyimpangan Pakta Antisuap telah ditindaklanjuti.

7 c. Pertanggungjawaban (Responsibility) tercermin dalam (1)Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang- Undangan dimana PT Jamsostek (Persero) mengimplementasikan dalam bentuk membuat Anggaran Dasar Perusahaan, Peraturan, Kebijakan, serta Pedoman-Pedoman dengan mengacu kepada Peraturan Perundang- Undangan yang berlaku serta melakukan pembayaran pajak kepada negara berupa pajak PPh pasal 21, PPh pasal 23, PPN. PPh pasal 25/29, Pajak Parkir, PPh pasal 4(2). (b)tanggungjawab Sosial Perusahaan (Corporate Sosial Responsibility/CSR) PT Jamsostek (Persero) mewujudkan melalui 2 (dua) bentuk sajian, yaitu: Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) serta Program Dana Peningkatan Kesejahteraan Peserta (DPKP). (3)Kesejahteraan Karyawan secara jangka panjang diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Perjanjian Kerja Bersama (PKB) adalah kesepakatan antara Perusahaan dengan Serikat Pekerja Jamsostek yang memuat hak dan kewajiban Karyawan, Serikat Pekerja dan Perusahaan, syarat-syarat kerja dan hubungan kerja antara Karyawan dan Perusahaan. d. Kemandirian (Independency) tercermin dalam (1)Pengelolaan Benturan Kepentingan ditempuh dengan mengeluarkan Keputusan Direksi PT Jamsostek (Persero) Nomor: KEP/356/ tentang Pedoman Benturan Kepentingan PT Jamsostek (Persero) yang memuat tentang kewajiban perusahaan dalam menyusun Daftar Khusus, kewajiban Dewan Komisaris, Direksi, dan Pejabat Struktural satu tingkat di bawah Direksi dalam melaporkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaraan Negara (LHKPN), melaporkan tentang Laporan Pajak- Pajak Pribadi (LP2P), larangan perangkapan jabatan, penunjukan pejabat pengganti sementara, aktivitas lain yang dilakukan karyawan PT Jamsostek (Persero), pelaporan atas pelanggaran yang dilakukan oleh insan Jamsostek. (2)Independensi Satuan Pengawas Intern (SPI) dimana SPI bertanggungjawab dan melaporkan pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Direksi dan harus patuh kepada Direksi. (3)Independensi Pemilihan Kantor Akuntan Publik (KAP) sesuai dengan Keputusan Direksi Nomor : KEP/242/ tentang Pedoman Pengadaan Jasa Kantor Akuntan Publik untuk melakukan Audit Umum atas Laporan Keuangan Konsolidasi PT Jamsostek (Persero) dan Program Kemitraan Bina Lingkungan, dimana Dewan Komisaris telah melakukan seleksi terhadap Kantor Akuntan Publik dengan memperhatikan independensi dan kualifikasi auditor, dan mengusulkan kepada Pemegang Saham untuk penetapan. (4)Pengukuran terhadap Penerapan GCG dalam PT Jamsostek (Persero) dilakukan dengan melaksanakan penilaian (assessment) terhadap penerapan GCG yang dilakukan oleh penilai independen dengan tujuan menguji dan menilai penerapan GCG serta memberikan rekomendasi perbaikan atas kekurangan dalam penerapan GCG pada PT Jamsostek (Persero). Untuk menindaklanjuti perbaikan atas hasil penilaian (assessment), PT Jamsostek (Persero) melakukan evaluasi (review) yang dilakukan setelah penelitian (assessment). Pelaksanaan evaluasi pada PT jamsostek (Persero) dilaksanakan secara self assessment serta hasil evaluasi dilaporkan kepada RUPS/Menteri. Namun Hasil atau Laporan tentang evaluasi penerapan GCG tidak dimuat dalam Annual Report, disamping itu PT Jamsostek (Persero) belum mempunyai pedoman standar dalam melakukan evaluasi. e. Kewajaran (Fairness) tercermin dalam (1)Perlindungan terhadap Pemegang Saham yang diatur dalam Anggaran Dasar PT Jamsostek (Persero) dijelaskan bahwa Negara Republik Indonesia merupakan satu-satunya pemilik dan pemegang saham tunggal pada PT Jamsostek (Persero). Bentuk perlindungan terhadap pemegang saham pada PT Jamsostek (Persero) telah dituangkan dalam sebuah Pedoman Good Corporate Governance yang mengatur secara rinci hak-hak Pemegang Saham. (2)Perlakuan Setara terhadap Peserta dimana memiliki peraturan perundang-undangan yang mengatur hak dan kewajiban peserta. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan: 1. Standar penerapan GCG PT Jamsostek (Persero) telah 92,99% sesuai dengan PERMEN-01/MBU/ Pedoman perilaku belum mengatur etika terkait dengan Pemasok (Rekanan) 3. Bulan Januari, Febuari, Juli, Agusteus dan September 2011 Rapat Dewan Komisaris tidak diselenggarakan. 4. Terdapat tingkat keadiran Dewan komisaris dibawah 50% dari jumlah rapat Dewan komisaris yang dilaksanakan. 5. PT Jamsostek (Persero) telah memiliki Petunjuk Teknis Rapat Direksi, namun belum memiliki Petunjuk teknis Rapat Dewan Komisaris. 6. Data dan informasi perusahaan dapat diperoleh melalui website Jamsostek, Portal BUMN, media cetak, dan media elektronik. 7. RUPS belum menetapkan Key Perform Indicators dan Komisaris Independen.

8 8. Review sebagai tindaklanjut atas pelaksanaan evaluasi belum dimuat dalam annual report dan belim memiliki pedoman standar pelaksanaan review. SARAN 1. Direksi menyempurnakan Pedoman Perilaku PT Jamsostek (Persero) dan menyusun standar pelaksanaan Review. 2. Dewan Komisaris meningkatkan efektifitas Rapat-Rapat Dewan Komisaris 3. RUPS menyusun Petunjuk Teknis Rapat Dewan Komisaris, Key Perform Indicators, dan menetapkan Komisaris Independen. REFERENSI Bapepam. (2010). Kajian Tentang Good Corporate Governance di Negara-Negara Anggota ACMF. Jakarta: Penerbit Tim Kajian Good Corporate Governance di Negara-negara anggota ACMF BPKP. (2012). Latar Belakang Good Corporate Governance.. Corporate.bpkp. Diakses tanggal 6 April BUMN. (2002). Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: Kep 117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara. Diakses tanggal 17 Maret BUMN. (2011). Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-01 /MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara. Jakarta: Kementerian Badan Usaha Milik Negara. 01_MBU_2011.pdf. Diakses tanggal 20 Maret Effendi, M. A. (2009). The Power Of Good Coorporate Governance, Teori dan Implikasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Jamsostek. (2010). Pedoman Good Corporate Governance PT Jamsostek (Persero). Diakses tanggal 20 Maret KNKG. (2006). Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. Jakarta: Unit Penerbit Komite Nasional Kebijakan Governance. KNKG. (2009). Pedoman Good Corporate Governance Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi Indonesia. Jakarta: Unit Penerbit Komite Nasional Kebijakan Governance. KNKG. (2012). Profil Komite Nasional Kebijakan Governance. Diakses tanggal 8 April Sarwako, H. (2003). Evaluasi Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance pada PT Aneka Tambang Tbk. Universitas Indonesia, Jakarta. Wijaya, F. (2007). Evaluasi Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance pada PT Astra Tbk. Universitas Bina Nusantara, Jakarta. RIWAYAT PENULIS Ade Ita Hapsari lahir di kota Pekalongan pada 9 November Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ekonomi pada Rosinta Ria Panggabean lahir di Jakarta pada 23 November Penulis menamatkan pendidikan S1 di jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1999 serta S1 di Universitas Terbuka program studi Penerjemahan Bahasa Inggris pada tahun Pendidikan S2 ditamatkan di Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia program kekhususan Atestasi pada tahun Saat ini bekerja sebagai Dosen Faculty Member di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Komunikasi Universitas Bina Nusantara.

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance BAB 5 PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance pada PT Perkebunan Nusantara XII (Persero), maka dapat disimpulkan, sebagai berikut : 1. Penerapan Good Corporate

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT PJB Services meyakini bahwa penerapan GCG secara konsisten dan berkesinambungan akan meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan. Oleh karena itu PT PJB

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Serikat pada tahun 1980-an yang terancam kepentingannya (Budiati, 2012). Dimana

BAB II LANDASAN TEORI. Serikat pada tahun 1980-an yang terancam kepentingannya (Budiati, 2012). Dimana BAB II LANDASAN TEORI II.1 II.1.1 Good Corporate Governance (GCG) Sejarah GCG Sejarah lahirnya GCG muncul atas reaksi para pemegang saham di Amerika Serikat pada tahun 1980-an yang terancam kepentingannya

Lebih terperinci

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 12Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan; I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. didirikan berdasarkan akta pendirian Perusahaan sebagaimana diumumkan dalam Berita negara RI No. 95 tanggal 27 Nopember 1992, tambahan Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, tuntutan terhadap paradigma Good Governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakan lagi. Istilah Good Governance sendiri

Lebih terperinci

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Magisster Akuntasi www.mercubuana.ac.id The System and Structure of GCG Dosen Pengampu : Mochammad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Good Corporate Governance merupakan sistem tata kelola yang diterapkan pada suatu perusahaan sebagai langkah antisipatif untuk mengatasi permasalahan keagenan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Mangkunegara di dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai berikut Kinerja adalah hasil kerja

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK TAHUN 2017 tit a INDOFARMA PENGESAHAN CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Pada hari ini, Jakarta tanggal 15 Juni 2017, Charter Komite Audit PT

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Yth. Direksi Manajer Investasi di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal... Peraturan

Lebih terperinci

Pedoman Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) BPJS Ketenagakerjaan. Good Governance is Commitment and Integrity

Pedoman Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) BPJS Ketenagakerjaan. Good Governance is Commitment and Integrity Pedoman Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) BPJS Ketenagakerjaan Good Governance is Commitment and Integrity Definisi Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) BPJS Ketenagakerjaan Sistem Proses Struktur

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa PT Jasa Raharja sebagai salah satu BUMN di Indonesia telah dapat menerapkan tata kelola perusahaan

Lebih terperinci

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 09Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Satuan Pengawasan Intern Satuan pengawasan intern pada hakekatnya sebagai perpanjangan rentang kendali dari tugas manajemen

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang

Lebih terperinci

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCG di BCA Hasil penilaian sendiri (self assessment) pelaksanaan Good Corporate Governance pada Semester I dan Semester II tahun 2016 dikategorikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang State-owned Enterprises (SOE) di Indonesia disebut Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh negara melalui penyertaan

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG LAPORAN PENERAPAN

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT JAPFA COMFEED INDONESIA TBK UNIT TANGERANG

BAB 4 EVALUASI PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT JAPFA COMFEED INDONESIA TBK UNIT TANGERANG BAB 4 EVALUASI PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT JAPFA COMFEED INDONESIA TBK UNIT TANGERANG 4.1 Analisis Penelitian Dalam bab ini, akan dilakukan evaluasi atas penerapan prinsip Good Corporate

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) BPJS KETENAGAKERJAAN Tahun 2015

PEDOMAN TATA KELOLA YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) BPJS KETENAGAKERJAAN Tahun 2015 PEDOMAN TATA KELOLA YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) BPJS KETENAGAKERJAAN Tahun 2015 DEFINISI TATA KELOLA YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) BPJS KETENAGAKERJAAN Sistem Proses Struktur ORGAN BPJS Ketenagakerjaan Mewujudkan

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN - Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) DAFTAR ISI DAFTAR ISI SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) i ii I. PENDAHULUAN 1 II. PEMEGANG SAHAM 3 II.1 HAK PEMEGANG SAHAM 3 II.2 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) 3 II.3

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Perseroan meyakini bahwa pembentukan dan penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahan Yang Baik ( Pedoman GCG ) secara konsisten dan berkesinambungan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Wawancara. Berikut wawancara dengan Bapak Imam Santoso selaku Kepala Kesekretariatan

Lampiran 1. Daftar Wawancara. Berikut wawancara dengan Bapak Imam Santoso selaku Kepala Kesekretariatan L1 Lampiran 1 Daftar Wawancara Berikut wawancara dengan Bapak Imam Santoso selaku Kepala Kesekretariatan Umum di Biro Sekretariat Perusahaan PT. Jamsostek (Persero) bertempat di Kantor Pusat Jamsostek,

Lebih terperinci

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah iaccountax Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Prinsipprinsip Keterbukaan (transparency) Akuntabilitas (accountability) Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN Dalam rangka menerapkan asas asas Tata Kelola Perseroan yang Baik ( Good Corporate Governance ), yakni: transparansi ( transparency ), akuntabilitas ( accountability

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis dan ekonomi di era globalisasi saat ini sudah berkembang semakin pesat, sehingga mengakibatkan persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT )

KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT ) 2016 PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT ) PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA GEDUNG GRAHA IRAMA LT. 2, 5, 7, 8, 11 & 15 JL HR.

Lebih terperinci

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Yth. Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Terbuka di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.980, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Tata Kelola. Perusahaan Perasuransian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN

Lebih terperinci

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017 PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017 Daftar Isi I. Pendahuluan... 3 A. Latar Belakang... 3 B. Maksud dan Tujuan... 3 II. Komposisi dan Struktur, Persyaratan Keanggotaan dan Masa kerja... 4 A.

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA 2 PRINSIP DAN REKOMENDASI TATA KELOLA A. Hubungan Perusahaan Terbuka Dengan Pemegang

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang No.349, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Tata Kelola. Terintegrasi. Konglomerasi. Penerapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5627) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG)

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG) PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG) PENDAHULUAN A. Latar Belakang : 1. Perusahaan asuransi bergerak dalam bidang usaha yang menjanjikan perlindungan kepada pihak tertanggung

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3 DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT Halaman I Pendahuluan 1 II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1 III Kedudukan 2 IV Keanggotaan 2 V Hak dan Kewenangan 3 VI Tugas dan Tanggung Jawab 4 VII Hubungan Dengan Pihak

Lebih terperinci

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) JULI 2016 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN I... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN

Lebih terperinci

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT Jakarta, April 2013 PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT DAFTAR ISI Halaman 1. PENDAHULUAN 1 a. Profil Perusahaan 1 b. Latar Belakang 1-2 2. PIAGAM KOMITE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rendahnya penerapan corporate governance merupakan salah satu hal yang memperparah terjadinya krisis di Indonesia pada pertangahan tahun 1997. Hal ini ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good Corpossrate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi. Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia perekonomian, pengelolaan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I 1.1. Pengertian Komite Audit dan Risiko Usaha adalah komite yang dibentuk oleh dan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3 PIAGAM KOMITE AUDIT Rincian Administratif dari Kebijakan Pemilik Kebijakan Penyimpan Kebijakan Fungsi Corporate Secretary - Fungsi Corporate Secretary - Enterprise Policy & Portfolio Management Division

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116 KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I No. COM/002/00/0116 Tanggal Efektif 4 Januari 2016 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri keuangan merupakan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Sejarah Singkat Good Corporate Governance PT Jamsostek (Persero)

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Sejarah Singkat Good Corporate Governance PT Jamsostek (Persero) BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4. 1 Sejarah Singkat Good Corporate Governance PT Jamsostek (Persero) Ada beberapa landasan hukum yang terkait dalam pedoman GCG, antara lain yaitu Undang-undang, Peraturan Pemerintah,

Lebih terperinci

BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY DAFTAR ISI Hal BAB I. PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Maksud dan Tujuan... 1 3. Referensi... 2 4. Daftar Istilah... 3 BAB II. DEWAN KOMISARIS... 5

Lebih terperinci

Menimbang. Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA,

Menimbang. Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA, SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA NOMOR: PER 10/MI3U/2012 TENTANG ORGAN PENDUKUNG DEWAN KOMISARIS/DEWAN PENGAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA, Menimbang Mengingat : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

Pedoman Good Corporate Governance PT Taspen (Persero)

Pedoman Good Corporate Governance PT Taspen (Persero) t r a n s p a r a n s i ii PERATURAN BERSAMA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT DANA TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI (PERSERO) NOMOR PD 11/DIR/2013 KEP.02/DK TASPEN/2013 TENTANG PEDOMAN GOOD CORPORATE

Lebih terperinci

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9 Tim GCG Hal : 1 of 9 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 1.1 Definisi Good Corporate Governance 3 1.2 Prinsip Good Corporate Governance 3 1.3 Pengertian dan Definisi 4 1.4 Sasaran dan Tujuan Penerapan GCG 5

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM

PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM Penyusunan Pedoman Dan Kode Etik merupakan amanat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 Tentang Direksi Dan Dewan Komisaris Emiten

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN PERTAMA... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN KEDUA... 3 PEMBENTUKAN DAN KEANGGOTAAN KOMITE

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1. Komite Audit dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

Lebih terperinci

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Seiring dengan perkembangan industri perbankan

Lebih terperinci

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) MARET 2013 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN I... 2 PENDAHULUAN.. 2 1. LATAR BELAKANG 2 2. ISI DAN MISI... 2 3. MAKSUD DAN TUJUAN 2 BAGIAN II....

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.

Lebih terperinci

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk.

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk. Halaman = 1 dari 10 PIAGAM Komite Audit PT Malindo Feedmill Tbk. Jakarta Halaman = 2 dari 10 DAFTAR ISI Halaman I. Tujuan 3 II. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit 3 III. Hak dan Kewenangan Komite Audit

Lebih terperinci

Mewujudkan Budaya Tata Kelola Sarinah yang Baik

Mewujudkan Budaya Tata Kelola Sarinah yang Baik Mewujudkan Budaya Tata Kelola Sarinah yang Baik Kami memiliki komitmen untuk menerapkan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance/GCG) sebagai pedoman dalam pengelolaan Perseroan pada setiap aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan keadaan sekarang ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan

Lebih terperinci

Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TRANSPARANSI AKUNTABILITAS RESPONSIBILITAS INDEPENDENSI KEWAJARAN & KESETATARAAN Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PT Nusa Raya Cipta Tbk (yang selanjutnya

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN REKAM JEJAK PERUBAHAN A PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Tujuan... 1 3. Ruang Lingkup... 1 4. Landasan Hukum...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang terjadi di berbagai pelosok dunia termasuk di Amerika Serikat dan khususnya di Indonesia, dipercaya merupakan akibat dari tidak diterapkannya

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) NOMOR : 13.00/KPTS/09/IV/2014 NOMOR : Dekom/SK-02/IV/2014

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) NOMOR : 13.00/KPTS/09/IV/2014 NOMOR : Dekom/SK-02/IV/2014 SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NOMOR : 13.00/KPTS/09/IV/2014 NOMOR : Dekom/SK-02/IV/2014 TENTANG PENGESAHAN DOKUMEN UNTUK IMPLEMENTASI TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE

Lebih terperinci

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) Daftar Isi Halaman I. Pendahuluan Latar belakang..... 1 II. Komite Audit - Arti dan tujuan Komite Audit...... 1 - Komposisi,

Lebih terperinci

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARISIS Tujuan Untuk menilai: kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Dewan

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT TOBA BARA SEJAHTRA Tbk 2013 Daftar Isi Hal Daftar Isi 1 Bab I Pendahuluan 2 Bab II Pembentukan dan Organisasi 4 Bab III Tugas, Tanggung Jawab dan Prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukkan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. GCG berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keadaan ekonomi dunia yang sedang dilanda krisis ekonomi global menyebabkan banyak perusahaan (korporasi) di Indonesia diambang kehancuran. Krisis ekonomi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Good Corporate Governance Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee Inggris pada tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut dalam

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KOMISARIS DAN DIREKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (Persero) NOMOR : II.0/Kpts/06/XI/2010 TENTANG

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KOMISARIS DAN DIREKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (Persero) NOMOR : II.0/Kpts/06/XI/2010 TENTANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO) Tanjung Morawa - Sumatera Utara - Indonesia SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KOMISARIS DAN DIREKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (Persero) NOMOR : II.0/Kpts/06/XI/2010 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA ANTARA DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS PERUSAHAAN UMUM BULOG. Nomor : PD- 16 / DU000 / 05 / 2017 Nomor : KEP- 02 / DW000 / 05 / 2017

PERATURAN BERSAMA ANTARA DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS PERUSAHAAN UMUM BULOG. Nomor : PD- 16 / DU000 / 05 / 2017 Nomor : KEP- 02 / DW000 / 05 / 2017 PERATURAN BERSAMA ANTARA DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS PERUSAHAAN UMUM BULOG Nomor : Nomor : PD- 16 / DU000 / 05 / 2017 Nomor : KEP- 02 / DW000 / 05 / 2017 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK

Lebih terperinci

P e d o m a n. Anti Kecurangan (Fraud )

P e d o m a n. Anti Kecurangan (Fraud ) P e d o m a n Anti Kecurangan (Fraud ) A. LATAR BELAKANG Setiap organisasi bertanggungjawab untuk berusaha mengembangkan suatu perilaku organisasi yang mencerminkan kejujuran dan etika yang dikomunikasikan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.../20...

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.../20... -1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK..../20... TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN NOMOR IX.I.6 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS EMITEN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT WIJAYA KARYA BETON Tbk

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT WIJAYA KARYA BETON Tbk PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT WIJAYA KARYA BETON Tbk Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris memuat hal-hal yang terkait dengan organisasi, tugas dan tanggungjawab, wewenang, etika

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemilikinya atau

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT. BANK MESTIKA DHARMA, Tbk Kata Pengantar Komite Audit merupakan komite yang membantu tugas Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam meningkatkan

Lebih terperinci

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI Desember 2012 DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Pernyataan Komitmen... 2 I. LANDASAN HUKUM... 3 II. PENGERTIAN UMUM... 3 III. MAKSUD DAN TUJUAN... 4 IV. KLASIFIKASI INFORMASI...

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris 1 BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan 20122 Sumatera Utara, Indonesia Telp. : (-62-61) 8452244, 8453100 Fax. : (-62-61) 8455177, 8454728 Website : www.ptpn3.co.id Email :

Lebih terperinci

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARISIS Tujuan Untuk menilai: Kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, tuntutan terhadap paradigma good governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakkan lagi. Istilah good governance sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Istilah Good Corporate Governance (GCG) kian populer dan ditempatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Istilah Good Corporate Governance (GCG) kian populer dan ditempatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Istilah Good Corporate Governance (GCG) kian populer dan ditempatkan pada posisi terhormat. Dikarenakan alasan yang pertama, GCG merupakan salah satu kunci

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Usaha Milik Negara atau BUMN berdasar UU No. 19 Th 2003 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Audit internal menurut Hiro Tugiman (2001:11) adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang ada dalam suatu organisasi dengan

Lebih terperinci

KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ( PIAGAM KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI )

KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ( PIAGAM KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ) 2016 PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ( PIAGAM KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ) PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA GEDUNG GRAHA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Good Corporate Governance Beberapa institusi Indonesia mengajukan definisi Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate Governance in IndonesialFCGl

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI PT. JAMSOSTEK (PERSERO)

EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI PT. JAMSOSTEK (PERSERO) EVALUASI PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI PT. JAMSOSTEK (PERSERO) Marsha Mochran, Iswandi Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530 Phone (+6221) 53696969

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN - 1 - PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) ATAS

Lebih terperinci