BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 7 BAB II LANDASAN TEORI Anjungan lepas pantai atau Offshore platform umumnya didefinisikan sebagai struktur atau bangunan yang di bangun di lepas pantai untuk mendukung proses eksplorasi atau eksploitasi minyak dan gas bumi baik untuk kegiatan pengeboran maupun produksi. Kata lepas pantai sendiri memiliki arti sebagai suatu daerah bagian dari lautan yang permukaan dasarnya dibawah pasang surut terendah atau bagian lautan yang berada diluar daerah gelombang pecah (breaker zone) arah ke laut. Platform atau anjungan lepas pantai ini dipenuhi oleh sistem instrumentasi, sensor, transmitter, dan peralatan elektronik dengan spesifikasi tertentu guna menunjang proses ekplorasi, eksploitasi, pengolahan, serta pendistribusian minyak dan gas bumi. Secara elektrikal, anjungan lepas pantai atau platform dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: konvensional dan otomatisasi / cerdas. Salah satu perusahaan minyak dan gas bumi yang memiliki kedua jenis anjungan lepas pantai tersebut adalah Total E&P Indonesie yang beroperasi diwilayah lepas pantai kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, Indonesia.

2 8 2.1 Total E&P Indonesie Lokasi Perusahaan Total E&P Indonesie (TEPI) saat ini memiliki kantor pusat di World Trade Center II, Jl. Jendral Sudirman Kav , Jakarta Selatan Sementara itu, peneliti melakukan penelitian di kantor Total E&P Indonesie distrik Kalimantan Timur bertempat di Jalan Laksda Yos Sudarso, Balikpapan Peneliti juga melakukan penelitian di 2 lapangan minyak dan gas milik Total E&P Indonesie, yaitu di lapangan migas Bekapai dan Sisi-Nubi yang terletak di lepas pantai sebelah timur kabupaten Kutai Kertanegera, Kalimantan Timur Gambaran Umum Perusahaan Total Group adalah sebuah perusahaan multinasional yang telah bekerja lebih dari 130 negara dan mempunyai pekerja sekitar orang di seluruh dunia. Total merupakan salah satu perusahaan energi dan manufaktur bahan kimia terbesar di dunia. Total pula merupakan partner dari 5 LNG plant dan merupakan penghasil dari 40% LNG di dunia. Bisnis upstream Total meliputi eksplorasi, pengembangan dan produksi minyak dan gas bumi, batubara dan pembangkit listrik. Total mengeksplorasi minyak dan gas di 42 negara dan memproduksi pada 30 dari negara tersebut. Basis utama produksi dari Total adalah laut utara, afrika dan timur tengah, diikuti dengan asia tenggara dan amerika utara maupun selatan.

3 9 Gambar 2.1. Gedung Total di Perancis dan Lambang Total Sejarah dan Pengembangan Platform di Total E&P Indonesie Total E&P Indonesie adalah salah satu kontraktor bagi hasil migas (minyak dan gas bumi) terbesar di Indonesia. Total E&P Indonesie didirikan di Jakarta pada tanggal 14 Agustus 1968 dan saat ini memiliki kantor pusat di World Trade Center II, Jl. Jendral Sudirman Kav , Jakarta Selatan Sementara itu, kantor Total E&P Indonesie distrik Kalimantan Timur bertempat di Jalan Laksda Yos Sudarso, Balikpapan Gambar 2.2. Gedung Total E&P Indonesie di Balikpapan dan Jakarta

4 10 Sekitar empat dekade yang lalu, tepatnya pada tanggal 6 Juli 1968 Total menandatangani perjanjian production sharing contract yang pertama dengan pemerintah indonesia. Pada tahun 1970, Total E&P Indonesie berperan sebagai operator pada blok offshore Mahakam di Kalimantan Timur yang dimiliki oleh perusahaan jepang INPEX. Sejak ditandatangani perjanjian ini, Total mengeksplorasi, mengembangkan dan memproduksi minyak dan gas bumi, serta dengan ditemukannya lapangan Bekapai pada tahun 1972 dan Handil pada tahun 1974, disertai dengan ditemukannya lapangan lapangan gas seperti Tunu pada tahun 1977, Tambora pada tahun 1980, Peciko pada tahun 1983, dan Sisi Nubi pada tahun 1986, Total E&P Indonesie kini telah menjadi produsen gas terbesar di Indonesia sejak tahun Total saat ini memiliki fasilitas produksi berupa 2156 sumur dengan 66 buah sumur injeksi, tempat pemrosesan gas, pipeline, gas turbine, offshore platform, GTS (gathering & testing satellite), swamp platform dan loading facilities untuk kapal kapal tanker minyak. Dikarenakan produksi yang semakin menurun, maka dibutuhkan teknologi baru yang efisien termasuk jenis platform untuk diterapkan pada lapangan lapangan di Total E&P Indonesie sehingga dapat meningkatkan produksi dari reservoir - reservoir yang berada di lapangan - lapangan Total E&P Indonesie disamping mencari sumber - sumber energi baru yang menjanjikan.

5 11 Gambar 2.3. Daerah Kontrak Blok Mahakam Lapangan - lapangan Total E&P Indonesie yang berada di wilayah Kalimantan Timur dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. Area Delta Sungai Mahakam (Swarm): - Handil - Tambora - Tunu 2. Area Lepas Pantai Kalimantan Timur (Offshore): - Bekapai - Peciko - Sisi-Nubi - South Mahakam

6 12 Selama puluhan tahun, beberapa platform mengalami perubahan dan pengembangan desain di sisi elektrikalnya untuk dapat memenuhi kebutuhan spesifikasi platform lepas pantai yang dapat dihandalkan. Platform lepas pantai di lapangan Bekapai yang merupakan salah satu platform tertua masih di dominasi oleh konvensional platform yang belum mengalami banyak pengembangan. Berbeda dengan platform lepas pantai di lapangan Sisi-Nubi yang tergolong lapangan baru, saat ini disana sudah dirintis platform lepas pantai yang sudah menggunakan sistem elektrikal yang berbasis otomatisasi /smart di awal tahun 2000 hingga saat ini. Oleh sebab itu, untuk mewakili perbedaan dari tiap tiap jenis platform beserta karakteristiknya dari segi elektrikal, penulis melakukan penelitian di 2 lapangan migas milik Total E&P Indonesie sebagai berikut: - Bekapai (Konvesional Platform) - Sisi-Nubi (Smart / Otomatisasi Platform) Kedua jenis platform diatas hingga saat ini masih beroperasi dan memproduksi minyak dan gas bumi sehingga dapat dijadikan bahan oleh penulis dalam melakukan analisa efektivitas dan kehandalan otomatisasi platform secara elektrikal dalam industri perminyakan. 2.2 Konvensional Platform Gambaran Umum Konvensional Platform Konvensional platform merupakan anjungan lepas pantai dengan teknologi paling awal yang digunakan untuk menunjang operasi perminyakan. Dengan desain yang belum terlalu komplek dan relatif kecil, konvensional platform ini

7 13 umumnya digunakan pada lapangan minyak dan gas yang memiliki jarak dengan daratan / onshore tidak terlalu jauh. Selain itu, umumnya kemampuan sistem kontrol di konvensional platform yang masih terbatas juga menyebabkan daya produksi dari konvensional platform belum optimal dan terpercaya. Berikut dibawah ini desain konvensional platform pada umumnya: Gambar 2.4. Tipikal Desain Konvensional Platform di Bekapai

8 14 Platform di lapangan Bekapai di wilayah operasional Total E&P Indonesie merupakan salah satu contoh yang mewakili konvensional platform dimana sumur multi platform disana masih harus diperintah dan dimonitor dari jarak dekat dengan adanya Living Quarter sebagai tempat / akomodasi operator selama dioperasikan. Sekarang rata-rata produksi di lapangan Bekapai sekitar 4500 BOPD dan produksi air sekitar BWPD. Diperkirakan bahwa sekitar 90% minyak yang dapat dipulihkan pada Bekapai yang telah disuling. Minyak hasil produksi dari lapangan Bekapai ini merupakan salah satu minyak dengan kualitas terbaik di dunia. Gambar 2.5. Living Quarter di lapangan Bekapai

9 Karakteristik Konvensional Platform di Lapangan Bekapai Konsep konvensional dan smart / otomatisasi platform dapat dilihat dari 2 lapangan milik Total E&P Indonesie yang hingga kini masih beroperasi, yaitu: Lapangan Bekapai (Konvensional platform) dan Lapangan Sisi-Nubi (Otomatisasi platform). Kedua lapangan ini masih menjadi tumpuan untuk menghasilkan minyak dan gas dalam blok Mahakam. Untuk memahami lebih dalam mengenai konvensional platform yang hingga saat ini masih beroperasi, berikut dibawah ini topografi dan letak antar platform di lapangan Bekapai: Topografi Bekapai: Gambar 2.6. Topografi Platform di Lapangan Bekapai

10 16 Tablel 2.1 Perbandingan Jarak Antar Platform di Lapangan Bekapai Platform Jarak (km) BE - LQ 3,8 BF - LQ 2,4 BG - LQ 2 BH - LQ 3,5 BJ - LQ 2,25 BL - LQ 1,5 BL - BF 1 BB - LQ 1,5 BJ - BB 0,8 Setelah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data yang diambil dari beberapa metode studi pada Lapangan Minyak Bekapai, berikut dibawah ini beberapa analisa karakteristik Konvensional Platform di lapangan Bekapai dilihat dari berbagai hal: 1. Spesifikasi Sensor dan alat instrumentasi berbasis pneumatic dan hidrolik. Kebutuhan daya kurang dari 200 Watt dengan tegangan power supply 24 VDC. Menggunakan software Wonderware sebagai tampilan pada PC ruang kendali. Jarak ruang kendali dan well platform cukup dekat km. Menggunakan Living Quarter di sekitar well platform sebagai tempat akomodasi operator.

11 17 2. Metode Kontrol Menggunakan konsep SCADA dalam proses kontrol. Mengandalkan sistem polling dari MTU ke RTU, terdapat Master dan Slave, yang mana Slave hanya akan menjawab kalo di polling (ditanya) oleh Master. Proses monitoring satu arah, dari well platform ke ruang kontrol. 3. Komunikasi Menggunakan infrastruktur Motorolla MCS Radio UHF ( MHz) sebagai alat transmisi data dan komunikasi. Pengiriman data menggunakan koneksi Serial dengan standard protokol Modbus, kecepatan hanya dapat mencapai Kbps. Data komunikasi adalah data Komunikasi Serial. 4. Keamanan Data / Platform / Personel Pengiriman data relatif kurang aman / kurang baik karena masih menggunakan koneksi serial. Tidak memiliki sebuah server sebagai database otomatis untuk melakukan perekaman data process (historization) dengan waktu cukup lama. Tidak memiliki fasilitas Manajemen dan Monitoring Alarm. Belum memiliki fasilitas CCTV dan sensor gerak untuk memonitor keadaan di platform secara langsung dan mencegah pengunjung yang tidak diinginkan.

12 18 5. Operasional Keahlian dan kemampuan operator pada ruang kendali sangat berpengaruh. Kondisi cuaca sangat berpengaruh dalam pengiriman data. 6. Pengembangan di Masa Depan Mempunyai limitasi I/O untuk pengembangan rencana di masa yang akan datang Cara Kerja Konvensional Platform di Lapangan Bekapai Berikut dibawah ini blok diagram Konvensional Platform di lapangan Bekapai yang masih menggunakan kontrol 1 arah: UHF Radio Polling Sensor dan Instrumentasi Platform RTU Radio Room MTU Control Room HMI / Display Alarm Printer Valve dan Actuator Operator / Manual Gambar 2.7. Blok Diagram Konvensional Platform di Lapangan Bekapai

13 19 Pada konvensional platform di lapangan Bekapai masih menggunakan konsep SCADA (Supervisory Control And Data Acqusition) dimana parameter - parameter sumur dan proses dari masing masing platform dikoneksikan pada RTU (Remote Terminal Unit). Parameter dari sumur dan proses yang berupa pressure, level, flow, dan kondisi valve valve dari setiap platform akan diterima dan dikumpulkan dalam RTU, dimana masing masing platform di lapangan Bekapai memiliki RTU tersendiri. Fungsi RTU tersebut hanya menerima dan mengumpulkan data dari parameter parameter sumur saja tanpa dapat melakukan suatu proses kontrol terhadap parameter tersebut. Data parameter parameter sumur dan proses tersebut kemudian akan di transmit atau dikirim menuju ke Bekapai Control Room sebagai pusat komando melalui radio UHF (Ultra-High Frequency) pada Bekapai Radio Room. Setelah diterima melalui saluran radio UHF tersebut, data parameter parameter sumur dan proses tersebut akan diolah di MTU (Master Terminal Unit) dan dapat ditampilkan melalui sebuah layar disebuah komputer atau PC. Tampilan parameter parameter tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah software khusus yang bernama Wonderware. Selanjutnya data data parameter tersebut pada akhirnya selain diolah oleh MTU, juga akan direview secara manual melalui display komputer oleh operator di Control Room. Semua data mulai dari RTU yang ada pada setiap platform di Bekapai hingga ditransmit sampai dapat ditampilkan di PC / komputer dan dapat digunakan oleh operator, prosesnya menggunakan protokol MODBUS.

14 20 Sementara software Wonderware yang digunakan merupakan sofware keluaran Invensys, software tersebut memang sudah sering digunakan oleh berbagai industri sebagai HMI (Human Machine Interface). Untuk melihat lebih jelas arsitekur komunikasi dan pengolahan data pada konvensional platform di lapangan Bekapai dapat dilihat pada gambar berikut:

15 21 Gambar 2.8. Arsitektur Pengolahan Data dan Komunikasi pada Konvensional Platform Bekapai

16 22 Dikarenakan oleh masih rendahnya tingkat reliabilitas konsep pengolahan data dan komunikasi parameter parameter sumur pada Konvensional platform, umumnya jarak antara control room dan tiap tiap platform yang dikontrol relatif dekat dan harus mudah dicapai apabila ada kesalahan. Pada lapangan Bekapai, jarak antara Bekapai Platform dan Bekapai Control Room relatif dekat, rata-rata hanya sejauh km. Selain itu, karena masih membutuhkan banyak keterlibatan manusia sebagai operator dalam pengoperasiannya, umumnya pada konvensional platform juga harus didukung oleh sebuah LQ (Living Quarter) sebagai tempat akomodasi operator selama dilaut. Pada lapangan Bekapai, LQ tersebut dapat mengakomodasi sekitar orang. Beberapa kesalahan yang sering terjadi dan mengakibatkan rendahnya reliabikitas konvensional platform, yaitu: kontrol data proses, manajemen prioritas alarm dan kesalahan pengiriman data oleh radio UHF akibat pengaruh cuaca. Gambar 2.9. Pemasangan Antena UHF Pada Radio Room Bekapai

17 Otomatisasi Industri Otomatisasi industri merupakan teknik yang digunakan oleh industri untuk memperkecil biaya produksi dan meningkatkan kualitas serta kuantitas produksi. Ditinjau dari sisi teknologi, Otomatisasi Industri merupakan integrasi antara teknologi mekatronika, teknologi komputer, dan teknologi informasi. Atau dengan kata lain, Otomatisasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk melaksanakan proses atau prosedur kerja tanpa bantuan manusia. Penerapan teknologi sistem otomasi dapat memecahkan masalah aktual di lapangan dan merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional. Dilihat secara hardware dan software sistem otomasi banyak berhubungan dengan komponen elektronik, program komputer, pengukuran, sensor, aktuator dan sistem pengaturan Pengertian SCADA dan DCS SCADA singkatan dari Supervisory Control and Data Acquisition merupakan sebuah sistem yang mengawasi dan mengendalikan peralatan proses yang tersebar secara geografis. Definisi yang lebih formal diberikan oleh NIST (National Institute of Standart and Technology), SCADA ialah sistem terdistribusi yang digunakan untuk mengendalikan aset-aset yang tersebar secara geografis, sering terpisah beberapa puluh kilometer persegi, dimana kontrol dan akuisisi data terpusat sangat penting bagi operasi sistem. Menurut NIST, sistem SCADA banyak digunakan pada sistem terdistribusi seperti : water distribution, oil pipelines, electrical power grids, dan railway transportation system.

18 24 Sementara DCS singkatan dari Distributed Control System merupakan suatu sistem yang mendistribusikan berbagai fungsi yang diperlukan untuk mengendalikan berbagai variabel proses dan unit operasi proses menjadi suatu pengendalian yang terpusat pada suatu ruang kontrol / control room dengan berbagai fungsi pengendalian, monitoring, dan optimasi. Pada dasarnya agak sulit untuk membedakan antara SCADA dengan DCS, selain memiliki fungsi yang sama, SCADA dan DCS juga ditunjang oleh perangkat - perangkat yang memiliki yang hampir serupa. Keduanya hanya dapat dibedakan oleh tahun pembuatannya, dimana SCADA telah dikenal lebih dahulu dibandingkan DCS. Selain hal tersebut, banyak orang yang membedakan kedua sistem tersebut melalu proses koordinasi dan proses kontrolnya. SCADA pada dasarnya dikenal sebagai sebuah sistem yang mampu melakukan koordinasi dalam sebuah proses industri sedangkan DCS dinilai lebih memiliki kemampuan kontrol selain koordinasi dalam sebuah proses. Sistem komunikasi yang digunakan keduanya juga dapat menjadi pembeda diantara keduanya, dimana infrastruktur komunikasi DCS pada umumnya lebih canggih yang dapat melakukan kontrol secara real-time. Sensor, transmitter dan actuator yang dipergunakan SCADA hampir sama dengan yang dipergunakan DCS, dengan standard 4~20mA, HART, Fieldbus, dsb., sesuai dengan kompatibilitas. Suatu sistem SCADA biasanya terdiri dari: Antarmuka manusia mesin (Human-Machine Interface). Unit terminal jarak jauh yang menghubungkan beberapa sensor pengukuran dalam proses-proses yang digunakan.

19 25 Sistem pengawasan berbasis komputer untuk pengumpul data. Infrastruktur komunikasi yang menghuhungkan unit terminal jarak jauh dengan sistem pengawasan. PLC atau Programmable Logic Controller, meskipun dalam tahap yang belum terlalu canggih. Pada umumnya jarak antara RTU dengan MTU dapat cukup jauh sehingga diperlukan media komunikasi antara keduanya. Cara yang paling umum dipakai pada sistem SCADA adalah Komunikasi Radio (Radio Communication) dan Komunikasi Serat Optik (Optical Fiber Communication). Sedangkan pada DCS sudah berkembang pada komunikasi real-time dengan berkecepatan tinggi dalam pertukaran datanya. Komunikasi pada sistem SCADA pada umumnya menggunakan protokol khusus, walaupun ada juga protokol umum yang dipergunakan. Protokol yang dipergunakan pada sistem SCADA antara lain : 1. IEC Standar meliputi IEC yang berbasis serial komunikasi dan IEC yang berbasis komunikasi ethernet. 2. DNP Modbus 4. Proprietary solution, misalnya KIM LIPI, HNZ, INDACTIC, PROFIBUS dan lain-lain

20 Perkembangan SCADA dan DCS Sistem SCADA yang primitif sebenarnya telah digunakan oleh industri selama ini. Dengan hanya mengandalkan indikator-indikator sederhana seperti lampu, meter analog, alarm suara (buzzer), seorang operator sudah dapat melakukan pengawasan terhadap mesin-mesin di pabrik. Sistem SCADA primitif atau konvensional masih belum menggunakan komputer ataupun piranti pengendali berprosesor lainnya. Seiring dengan perkembangan komputer yang pesat beberapa dekade terakhir, maka komputer menjadi komponen penting dalam sistem SCADA modern. Sistem ini menggunakan komputer untuk menampilkan status dari sensor dan aktuator dalam suatu plant, menampilkan dalam bentuk grafik yang sederhana, menyimpannya dalam data base, bahkan menampilkannya dalam situs web. Umumnya komputer ini terhubung dengan sebuah pengendali (misal: Programmable Logic Controller) melalui sebuah protokol komunikasi tertentu (misal: fieldbus / Modbus). Hampir sama dengan perkembangan SCADA, DCS dari tahun ke tahun juga semakin berkembang terutama pada hal kemudahan sistem kontrol, tampilan, dan sistem komunikasi.

21 27 Berikut dibawah ini merupakan gambaran umun arsitektur DCS konvensional dan tampilannya: Gambar Konfigurasi DCS Konvensional Gambar Tampilan Kontrol DCS Konvensional

22 28 Perkembangan DCS dari waktu ke waktu: Gambar Perkembangan Sistem DCS Gambar Switch / Selector pada DCS Konvensional Gambar Perubahan Tampilan Sistem DCS pada Ruang Kontrol

23 Sensor, Transducer, dan Actuator Transducer adalah device yang mengkonversi energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Transducer terbagi menjadi 2 kelas, yaitu: transducer input dan transducer output. Transducer electric-input mengkonversi energi non listrik, seperti suara atau cahaya ke dalam energi listrik. Transducer electric-output bekerja dalam arah sebaliknya, yaitu mengkonversi energi listrik ke dalam energi non listrik, salah satu contohnya adalah pada microphone. Sensor adalah tipe transducer yang digunakan untuk mengkonversi besaran mekanik, magnetik, thermal, sinar, dan kimia menjadi tegangan atau arus listrik [Petruzella, 2008]. Pendapat lain mengatakan bahwa sensor adalah suatu device yang mengkonversi energi yang diperoleh dari gejala fisika (physical phenomenon) ke dalam bentuk arus atau tegangan listrik, untuk tujuan pengukuran, kontrol, atau informasi [Carr, 2008]. Sensor berdasarkan prinsip operasi listriknya terbagi menjadi 2, yaitu: Sensor Aktif Sensor aktif adalah sensor yang dapat menghasilkan energi sendiri dari besaran/ gejala fisika yang diukur. Contoh sensor aktif ini adalah thermocouple yang dapat menghasilkan tegangan pada ujung sambungan kedua macam logam yang berbeda.

24 30 Sensor Pasif Sensor pasif adalah sensor yang membutuhkan sumber energi listrik ac atau dc dari luar untuk memberikan power pada device. Contoh sensor pasif ini adalah sensor tekanan strain gauge resistive yang memerlukan supply dc +7.5 V untuk pengoperasiannya. Tanpa ada power atau tegangan dari luar maka tidak akan ada output yang keluar dari sensor. Jika dilihat dari transfer energi yang dideteksinya, sensor dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa bagian, antara lain: a. Sensor Thermal Sensor temperatur: thermometer, thermocouple, bi-metal thermometer, thermostat, resistansi temperatur detector (RTD), dll. Sedangkan contoh sensor panas: bolometer, calorimeter. b. Sensor Elektromagnetik Yang termasuk sensor elektromagnetik antara lain: ohmmeter, multimeter, galvonometer, voltmeter, watt-hour meter, magnetic compass, magnetometer, fluxgate compass, dll. c. Sensor Mekanikal - Sensor Tekanan: Altimeter, barometer, barograph, pressure gauge, air speed indicator, variometer, dll. - Sensor gas dan liquid flow: Flow sensor, cariolis sensor, flow meter, gas meter, water meter, mass flow meter, dll. - Sensor Mekanikal: Acceleration sensor, position meter, strain gauge, dll.

25 31 d. Sensor Kimia Sensor sensor kimia mendeteksi keberadaan kimia khusus atau kelas kelas kimia. Contoh sensor sensor oxygen, elektroda elektroda ionselective, elektroda elektroda ph, dan elektroda elektroda redox. e. Sensor Optic dan Radiasi - Sensor Ionising Radiation: Geiger counter, dosimeter, particle detector, cloud chamber, bubble chamber, dll. - Sensor Non-Ionising Radiation: Sensor sensor cahaya atau photodetector, photocell, photodioda, phototransistor, infra-red sensor, proximity sensor, dll. f. Sensor Suara Yang termasuk sensor suara antara lain: Micropohones, hydrophones, seismometers, dll. g. Tipe tipe sensor lain - Motion Sensor: Radar gun, speedometer, tachometer, oddometer, dll. - Orientation Sensor: Gyroscope, artificial horizon, dll. Industri minyak dan gas bumi memiliki banyak besaran besaran parameter yang harus diukur, dihitung, dikontrol, dan didata setiap harinya, beberapa parameter yang umumnya ditemui dalam industri minyak dan gas bumi antara lain: - Flow / Laju aliran - Temperatur - Pressure / Tekanan - Level / Ketinggian Fluida, dll.

26 32 Dari keempat parameter utama yang umumnya diukur dalam industri minyak dan gas bumi, flow/ laju aliran menjadi parameter yang mutlak harus dilakukan secara detail dan presisi. Berikut beberapa jenis flowmeter yang sering digunakan terutama oleh Total E&P Indonesie: - Coriolis Flow Meter - Magnetic Flow Meter - Vortex Flow Meter - Differensial Pressure for Flow Measurment Sensor, dll. Untuk mengetahui cara kerja dari sensor aliran ini, Coriolis flow Meter dapat digunakan sebagai sampel untuk mewakili sensor aliran yang digunakan pada industri minyak dan gas bumi. Coriolis Flow Meter Salah satu sensor aliran yang paling banyak digunakan untuk mengetahui besarnya laju aliran suatu fluida dalam bidang perminyakan termasuk di Total E&P Inodnesie adalah Coriolis Meter. Pada prinsipnya, coriolis meter ini akan membuat fluida melalui 1 atau 2 buah flow tube yang kemudian akan bergerak / berosilasi. Gerakan pada flow tube tersebut akan menimbulkan suatu gelombang sinus yang dihasilkan oleh coil. Perbedaan waktu ( T) pada gelombang sinus ini yang kemudian dapat digunakan untuk mengetahui besarnya laju aliran tersebut.

27 33 Terdapat 3 jenis coriolis meter, antara lain: - Dual Curved Tube - Slightly Curved Dual Tube - Single Straight Tube Berikut di bawah ini bagan dasar dari Coriolis Meter dan prinsip kerjanya: Gambar Bagian Coriolis Flow Meter

28 34 Prinsip Kerja: Gambar Prinsip Kerja Coriolis Flow Meter Saat tidak ada aliran fluida, maka tidak akan ada Coriolis Efek dan gelombang sinus dalam sebuah fase yang sama satu sama lain Saat fluida begerak melalui tabung sensor, Coriolis efek akan tercipta yang disebabkan kedua flow tube bergerak dalam arah yang berlawan satu sama lain. Perbedaan waktu ( T) diantara gelombang sinus diantara keduanya akan diukur dan dikorelasikan untuk memberikan nilai besarnya laju aliran fluida tersebut. Actuator Sementara itu, Actuator adalah setiap alat yang mengkonversikan besaran listrik analog menjadi besaran mekanis, seperti kecepatan putaran, daya gerakan, dan lain lain. Actuator umumnya merupakan proses lanjutan dari keluaran suatu proses pengolahan data yang dihasilkan oleh suatu sensor ataupun kontroler.

29 35 Beberapa jenis actuator yang digunakan di Total E&P Indonesie antara lain: - Sliding Stem Valve - Rotary Valve - Damper Drive - Variable Speed Drive - Block Valve - Gate Valve Gambar Jenis - Jenis Actuator 2.5 Transmitter dan Analog to Digital Converter (ADC) Transmitter Transmitter adalah alat yang digunakan untuk mengubah perubahan sensing element dari sebuah sensor menjadi sebuah sinyal yang mampu diterjemahkan oleh kontroler. Untuk mentransmisikan sinyal dari transmitter ke sebuah control room, transmitter melakukan pengkondisian sinyal terlebih dahulu agar sesuai dengan spesifikasinya (tegangan dan arusnya).

30 36 Jenis Transmitter dilihat dari sinyal outputnya dapat dibedakan menjadi: 1. Analog Transmitters Sinyal Analog Dasar 4-20 ma atau 1-5V atau 3-15 psi sinyal pneumatic 2. Smart Transmitters Komunikasi digital (sinyal diagnosa) yang diproses dari sinyal Analog (4-20 ma or 1-5V) 3. Profibus Transmitters Sinyal Digital Berkecepatan Tinggi 4. Foundation Fieldbus Transmitters Sinyal Digital Berkecepatan Tinggi yang dapat dikontrol dalam sebuah proses Analog to Digital Converter (ADC) Seperti yang kita tahu dari pembahasan diatas, sebagai bagian dari proses kontrol dan transmisi data, signal yang digunakan merupakan standar signal instrumentasi elektronik, yaitu: 4-20 ma (atau 1-5 Vdc), dengan loop process 4-20 ma dan digunakannya resistor 250 ohm, maka sinyal 4-20 ma akan terbaca sebagai 1-5 Vdc yang mana akan di ubah menjadi data via analog digital converter sebelum ditransmisikan.

31 37 Berikut dibawah ini merupakan skema ADC (Anolog to Digital Converter) yang umum digunakan: Gambar Analog to Digital Converter 2.6 Komunikasi Data Komunikasi data merupakan suatu proses pengiriman informasi berupa data sebagai energi elektromagnetik melewati udara, kabel, untaian kaca dan plastik fiber atau bahan lainnya. Tujuan dari suatu sistem komunikasi data adalah untuk menyampaikan informasi dari 1 tempat ke tempat lainnya. Dalam proses pengiriman data ini, tidak tertutup kemungkinan adanya gangguan / interferensi. Untuk mencegah interferensi, pengguna dapat menggunakan frekuensi tertentu pada pita spektrum.

32 38 Proses pengiriman informasi memerlukan suatu rentang frekuensi / bandwidth. Semakin tinggi kecepatan pada proses pengiriman informasi, maka rentang frekuensi yang dibutuhkan juga akan semakin tinggi. Diagram blok dasar suatu sistem komunikasi diperlihatkan pada gambar 2.19 dibawah ini. Sumber sinyal (Sender) Konversi ke bentuk yang sesuai Transmitter Receiver Konversi ke bentuk asal Penerima sinyal (Pengguna) Link Gambar 2.19 Diagram Blok Dasar Suatu Sistem Komunikasi Panjang Gelombang dan Frekuensi Frekuensi adalah banyaknya getaran per detik dalam arus listrik yang terus berubah. Satuan frekuensi adalah Hertz disingkat Hz. Jika arus bergerak lengkap satu getaran per detik, maka frekuensinya 1Hz. Satuan frekuensi antara lain : - Kilohertz (khz) - Megahertz (MHz) - Gigahertz (GHz) - Terahertz (THz) Panjang Gelombang atau Wavelength adalah jarak diantara kedua titik yang sama pada satu getaran. Dalam sistem wireless, biasanya diukur dalam satuan meter, sentimeter atau millimeter.

33 39 Hubungan frekuensi dan panjang gelombang dapat dituliskan dalam persamaan : dimana : λ = wavelength dalam meters C λ = f f = frequency dalam Hertz (getaran/detik) c = kecepatan cahaya (3X10 8 meter/detik) Tabel 2.2 Frekuensi Spektrum dan Panjang Gelombang Jenis Frekuensi Singkatan Frekuensi Panjang Gelombang Very Low Frequency VLF 9 khz - 30 khz 33 km - 10 km Low Frequency LF 30 khz khz 10 km - 1 km Medium Frequency MF 300 khz - 3 MHz 1 km m High Frequency HF 3 MHz - 30 MHz 100 m - 10 m Very High Frequency VHF 30 MHz MHz 10 m - 1 m Ultra High Frequency UHF 300 MHz - 3 GHz 1 m mm Super High Frequency SHF 3 GHz - 30 GHz 100 mm - 10 mm Extremely High Frequency EHF 30 GHz GHz 10 mm - 1 mm

34 Pengkodean Sinyal data direpresentasikan dalam bentuk biner, yang terdiri dari dua logika, yaitu logika rendah dan tinggi, bit-bit data ini dikelompokkan dalam bentuk byte (terdiri dari 8 bit). Untuk mempersingkat penulisan pada saat pengiriman data, biasanya bit-bit ini ditulis dalam bentuk heksadesimal atau dengan menggunakan teknik pengkodean ASCII Modulasi Modulasi merupakan proses penggabungan 2 sinyal dengan masing masing sinyal mempengaruhi lainnya. Sinyal penggabungan terdiri dari informasi keduanya tetapi dengan suatu spektrum yang berbeda. Teknik modulasi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengubah sinyal analog sehingga didapatkan data dalam bentuk sinyal digital dengan menggunakan sinyal pembawa (sinyal sinusoidal). Sinyal Sinusoidal terdiri atas : Amplitude / Amplitudo Frequency / Frekuensi Phase / Fase Teknik modulasi yang sering digunakan antara lain : Frequency Shift Keying (FSK) Amplitudo Shift Keying (ASK) Phase Shift Keying (PSK) Quadrate Phase Modulation (QPSK) Quadrate Amplitude Modulation (QAM)

35 Komunikasi Serial Asinkron dan Sinkron Komunikasi serial merupakan komunikasi dimana pengiriman data dilakukan per bit sehingga lebih lambat dibandingkan komunikasi paralel. Komunikasi serial terbagi menjadi dua jenis, yaitu sinkron dan asinkron. Pada komunikasi data asinkron, clock atau baudrate tidak dikirimkan bersama data serial, tetapi dibangkitkan secara sendiri-sendiri baik pada sisi pengirim (transmiter) maupun pada sisi penerima (receiver). Pada pengiriman data ini harus diawali dengan start dan stop bit. Sedangkan pada komunikasi data serial sinkron, clock atau baudrate dikirimkan bersama-sama data serial. Antara pengirim dan penerima harus mempunyai sinkronisasi clock yang sama. Jenis komunikasi sinkron ini tidak cocok digunakan pada transmisi jarak jauh karena timing error akan mudah terjadi pada pulsa clock. Pada komunikasi asinkron, data ditransmisikan per karakter. Setiap frame data karakter mempunyai timing sinkronisasi, karena setiap satu frame karakter terdiri dari start bit (1 bit), data karakter (ASCII 5 sampai 8 bit), parity bit (1 bit) dan stop bit (1 bit yang berdurasi 1 2 time bit). Start bit bernilai biner 0, sedangkan stop bit bernilai biner 1. Pada keadaan idle, sinyal bernilai biner 1. Oleh karena idle state sama dengan stop state, maka pengirim akan terus mengirimkan sinyal stop sampai siap untuk mengirimkan data kembali.

36 42 Gambar 2.20 di bawah ini merupakan format frame data karakter pada komunikasi asinkron : (a) (b) Gambar a. Format frame karakter pada komunikasi asinkron b. Komunikasi asinkron 8-bit Noise Noise merupakan sinyal yang tidak diinginkan yang dapat mengganggu atau menginterferensi sinyal asli, sehingga sinyal asli tersebut mengalami cacat atau distorsi. Idealnya, suatu sistem komunikasi elektronik harus bebas dari noise karena akan menyebabkan kerja sistem tidak maksimal. Tetapi pada kenyataannya sedikit atau banyaknya noise akan tetap ada dan dapat mempengaruhi kerja sistem. Setidaknya pengaruh noise dapat ditekan atau diperkecil dengan cara menaikkan level daya sinyal informasi yang dikirim terhadap daya noise.

37 43 Secara umum noise dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor, yaitu : 1. Noise yang ditimbulkan oleh gejala alam, seperti: badai listrik, radiasi sinar matahari, dan sebagainya. 2. Noise yang disebabkan oleh manusia (man made noise), seperti: kegiatan pertambangan, pembangunan konstruksi jalan, dan sebagainya. 3. Noise yang disebabkan oleh karakteristik fisik alami dan mendasar dari bahanbahan pembuat komponen elektronik, disebut juga dengan electronic noise atau internal noise. Electronic noise atau internal noise merupakan noise yang berasal dari komponen komponen elektronika seperti: IC, transistor, dioda, resistor, dan lainlain. Noise ini disebut juga fundamental noise karena noise ini multak ada pada setiap komponen elektronika dan sepenuhnya tidak dapat dihilangkan, namun level noise ini relatif kecil. Electronic noise ini dihasilkan oleh pergerakan partikel-partikel elektron secara acak yang menyebabkan aliran arus dan pada akhirnya akan menghasilkan suatu sinyal dengan level amplitudo yang bersifat acak dan tidak dapat diprediksi (random). Ditinjau dari asal penyebabnya, noise dapat pula dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. Eksternal noise, contoh : semua peralatan dan perlengkapan elektronik yang memancarkan gelombang elektromagnetik, motor, RFI (Radio- Frequency Interference), dan sebagainya.

38 44 2. Internal noise, contoh : pergerakan elektron pada sirkuit yang menghasilkan noise, komponen komponen komunikasi, dan sebagainya Komunikasi Wireless Komunikasi wireless merupakan suatu metode proses pengiriman informasi berupa data sebagai energi elektromagnetik melewati udara. Sistem komunikasi wireless ini berbeda dari sistem komunikasi yang memerlukan koneksi fisik, seperti kabel/kawat tembaga atau fiber optik. Pada sistem komunikasi wireless, pengiriman data menggunakan antena. Antena digunakan untuk meng-konversi gelombang listrik menjadi gelombang elektromagnetik. Besar energi antena dapat memperbesar sinyal terima dan kirim pada sistem komunikasi, yang disebut sebagai Antenna Gain. 2.7 Sumber Sumber Error Sensor Sensor seperti halnya device yang lain mengalami rugi rugi akibat kesalahan atau error tertentu. Error adalah perbedaan antara nilai yang terukur dengan nilai yang sebenarnya. Otomatisasi platform pada Total E&P Indonesie yang sangat mengandalkan sensor pun dihadapkan oleh error error yang mungkin saja terjadi, berikut sumber error sensor pada platform yang dapat dikelompokan menjadi 5 macam, yaitu:

39 45 a. Insertion Error Error ini terjadi ketika sensor ditempatkan ke dalam sistem maka akan mengubah parameter yang sedang diukur. Hal ini terjadi karena adanya efek pembebanan impedansi. b. Application Error Error ini disebabkan oleh kesalahan operator dalam mengoperasikan sistem, error jenis inilah yang masih sering terjadi khusunya pada pengoperasian konvensional platform. Contohnya kesalahan dalam menempatkan probe termometer digital dan keliru memberikan penyekatan pada probe dari tempat instrumentasinya. Semestinya probe tersebut harus diberi pelindung Agar pengukuran suhu tidak dipengaruhi oleh suhu dari luar. c. Characteristic Error Characteristic Error adalah kesalahan yang diakibatkan oleh sifat device itu sendiri yang berbeda diantara fungsi transfer karakteristik yang ideal dan karakteristik aktual. Bentuk error ini antara lain: dc offset, incorrect slope, atau slope yang tidak persis linier. d. Dynamic Error Banyak sensor yang dikarakteristikan dan dikaliberasi dalam kondisi statik. Banyak sensor yang tidak merespon untuk perubahan cepat dalam parameter input. Sebagai contoh, sebuah thermistor dalam kesetimbangan atau kondisi tertentu tidak akan segera berpindah ke resistansi baru dalam sebuah perubahan temperatur. Thermistor ini akan berubah secara perlahan menuju sebuah nilai baru. Dengan demikian pengaplikasian sensor ini yang dibuat untuk mengikuti perubahan kecepatan temperatur dengan sebuah sensor yang

40 46 lamban, bentuk gelombang ouput akan distorsi disebabkan oleh kesalahan yang kontinyu. Faktor yang dipertimbangkan terhadap error dinamik adalah response time, amplitude distortion, dan phase distortion. Error ini juga masih sering ditemukan pada konvensional platform di TEPI dikarenakan penggunaan dan pemilihan metode atau sensor yang kurang tepat dalam melakukan pengukuran. e. Enviromental Error Error ini disebabkan dari lingkungan dimana sensor itu ditempatkan. Beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi antara lain: suhu, vibrasi, goncangan, ketinggian permukaan, kimia, dan faktor faktor lainnya. Dimana faktor faktor tersebut akan berpengaruh terhadap karakteristik sensor. Untuk jenis error ini, kedua jenis platform baik konvensional maupun otomatisasi platform mengalami hal yang sama.

BAB III PERENCANAAN, REALISASI, DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN, REALISASI, DAN METODOLOGI PENELITIAN 47 BAB III PERENCANAAN, REALISASI, DAN METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan dan realisasi dari otomatisasi platform secara elektrikal. Selain itu, akan dibahas juga jenis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Politeknik Negeri Sriwijaya 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi SCADA SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) adalah sistem yang mengacu pada kombinasi telemetri dan akuisisi data. Ini terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri menggunakan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai sistem

BAB I PENDAHULUAN. industri menggunakan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kebutuhan manusia akan energi semakin berkembang seiring dengan semakin pesatnya perkembangnya teknologi, berbagai penemuan terbaru yang digunakan

Lebih terperinci

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Model Sistem Komunikasi Sinyal listrik digunakan dalam sistem komunikasi karena relatif gampang dikontrol. Sistem komunikasi listrik ini mempekerjakan sinyal listrik untuk membawa

Lebih terperinci

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT 4.1 Komunikasi Radio Komunikasi radio merupakan hubungan komunikasi yang mempergunakan media udara dan menggunakan gelombang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PLC (Programmable Logic Controller) suatu alat kendali yang berbasis

BAB I PENDAHULUAN. PLC (Programmable Logic Controller) suatu alat kendali yang berbasis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motor listrik adalah pilihan utama sebagai mesin penggerak dalam industri saat ini. Dari beberapa macam mesin listrik, motor induksi 3 fasa adalah salah satu yang banyak

Lebih terperinci

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi PLL (Phase Locked Loop) sebagai modul praktikum demodulator FM sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septianda mahasiswa Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun

BAB II LANDASAN TEORI. Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah PLC Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun 1969 oleh Richard E.Morley yang merupakan pendiri Modicon Coorporation. PLC pertama yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sensor RF (Radio Frekuensi) Sensor RF (Radio Frekuensi) adalah komponen yang dapat mendeteksi sinyal gelombang elektromagnetik yang digunakan oleh sistem komunikasi untuk mengirim

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENELITIAN TERDAHULU Sebelumnya penelitian ini di kembangkan oleh mustofa, dkk. (2010). Penelitian terdahulu dilakukan untuk mencoba membuat alat komunikasi bawah air dengan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA SAHARI. 5. Teknik Modulasi

KOMUNIKASI DATA SAHARI. 5. Teknik Modulasi KOMUNIKASI DATA SAHARI 5. Teknik Modulasi Dua jenis teknik modulasi 1. Teknik modulasi yang digunakan untuk merepresentasikan data digital pada saat transmisi melalui media analog. Misal : Pengiriman data

Lebih terperinci

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 2. SISTEM MODULASI DALAM PEMANCAR GELOMBANG RADIO Modulasi merupakan metode untuk menumpangkan sinyal suara pada sinyal radio. Maksudnya, informasi yang akan disampaikan kepada

Lebih terperinci

1. IED berkomunikasi dengan Gateway menggunakan protokol standard

1. IED berkomunikasi dengan Gateway menggunakan protokol standard T.Wisnu Wardhana JKT0413/JF/S1/ELE/0296 I. BENAR SALAH (15 Soal) 1. IED berkomunikasi dengan Gateway menggunakan protokol standard 2. IED berfungsi untuk melakukan remote control, telemetering, telesignal,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga atau dalam

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI KOMPONEN DASAR DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB IV KOMPONEN DASAR DCS

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI DIGITAL

SISTEM KENDALI DIGITAL SISTEM KENDALI DIGITAL Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi harus ada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau 7 BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau komponen yang digunakan, antara lain teori tentang: 1. Sistem Monitoring Ruangan 2. Modulasi Digital

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KOMUNIKASI

BAB II SISTEM KOMUNIKASI BAB II SISTEM KOMUNIKASI 2.1 Sistem Komunikasi Digital Dalam mentransmisikan data dari sumber ke tujuan, satu hal yang harus dihubungkan dengan sifat data, arti fisik yang hakiki di pergunakan untuk menyebarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. 44 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Dasar Perancangan Sistem Perangkat keras yang akan dibangun adalah suatu aplikasi mikrokontroler untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pembuatan sensor putaran berbasis serat optik dilakukan di Laboratorium Optik dan Fotonik serta Laboratorium Bengkel Jurusan

Lebih terperinci

PENGANTAR SISTEM PENGUKURAN

PENGANTAR SISTEM PENGUKURAN PENGANTAR SISTEM PENGUKURAN Teknik pengukuran telah berperan penting sejak awal peradaban manusia, ketika pertama kali digunakan untuk mengatur transfer barang dalam perdagangan barter agar terjadi pertukaran

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Oleh : Nila Feby Puspitasari Data digital, sinyal digital - Merupakan bentuk paling sederhana dari pengkodean digital - Data digital ditetapkan satu level tegangan untuk biner satu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dalam otomasi industri ini dibutuhkan adanya sistem pengawasan kendali untuk. serta manajemen informasi yang cepat dan akurat.

PENDAHULUAN. Dalam otomasi industri ini dibutuhkan adanya sistem pengawasan kendali untuk. serta manajemen informasi yang cepat dan akurat. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia industri saat ini, teknologi yang digunakan sudah beralih dari yang sebelumnya manual dan membutuhkan banyak tenaga kerja menjadi serba otomatis. Otomasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri, dituntut suatu teknologi yang mampu menghasilkan peralatan yang dapat menyelesaikan segala permasalahan industri dan mempermudah manusia dalam

Lebih terperinci

Layer ini berhubungan dengan transmisi dari aliran bit yang tidak terstruktur melalui medium fisik; berhubungan

Layer ini berhubungan dengan transmisi dari aliran bit yang tidak terstruktur melalui medium fisik; berhubungan 三日月光 OSI LAYER u/ Menentukan layanan-layanan yang ditampilkan oleh setiap lapisan Physical layer Layer ini berhubungan dengan transmisi dari aliran bit yang tidak terstruktur melalui medium fisik; berhubungan

Lebih terperinci

PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL

PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL Oleh : Zurnawita Dikky Chandra Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT Serial data transmission

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga

Lebih terperinci

LAPISAN FISIK. Pengertian Dasar. Sinyal Data

LAPISAN FISIK. Pengertian Dasar. Sinyal Data LAPISAN FISIK Pengertian Dasar Lapisan Fisik (physical layer) adalah lapisan terbawah dari model referensi OSI, lapisan ini berfungsi untuk menentukan karekteristik dari kabel yang digunakan untuk menghubungkan

Lebih terperinci

Sinyal analog. Amplitudo : ukuran tinggi rendah tegangan Frekuensi : jumlah gelombang dalam 1 detik Phase : besar sudut dari sinyal analog

Sinyal analog. Amplitudo : ukuran tinggi rendah tegangan Frekuensi : jumlah gelombang dalam 1 detik Phase : besar sudut dari sinyal analog PHYSICAL LAYER Lapisan Fisik Fungsi : untuk mentransmisikan sinyal data (analog dan digital) Pada Lapisan Transmitter : menerapkan fungsi elektris, mekanis, dan prosedur untuk membangun, memelihara, dan

Lebih terperinci

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, ,

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, , 56 Tabel 4.1 Hasil Perbandingan Antara Output LM 35 dengan Termometer No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0,25 25 0 2 0,26 26 0 3 0,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0,29 28 1 6

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 PLC (Programmable Logic Controller) Pada sub bab ini penulis membahas tentang program PLC yang digunakan dalam system ini. Secara garis besar program ini terdiri

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Oleh : Nila Feby Puspitasari 1. Source (Sumber) - Membangkitkan data untuk ditransmisikan Contoh : telepon dan PC (Personal Computer) 2. Transmitter (Pengirim) - Mengkonversi data

Lebih terperinci

Pengantar Komunikasi Data. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Lab. Telefoni Gedung D4 Lt. 1

Pengantar Komunikasi Data. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Lab. Telefoni Gedung D4 Lt. 1 Pengantar Komunikasi Data Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Lab. Telefoni Gedung D4 Lt. 1 1 Model komunikasi sederhana 2 Pengantar Komunikasi Data Elemen-elemen model 1. Source (Sumber) - Membangkitkan

Lebih terperinci

TEKNIK DAN MODEL KOMUNIKASI

TEKNIK DAN MODEL KOMUNIKASI Modul 2 TEKNIK DAN MODEL KOMUNIKASI. PENDAHULUAN Pertama kali jaringan PSTN diciptakan hanya untuk pengiriman sinyal analog dalam hal ini datanya berupa suara. Namun belakangan ini data yang dikirim tidak

Lebih terperinci

B A B III SINYAL DAN MODULASI

B A B III SINYAL DAN MODULASI B A B III SINYAL DAN MODULASI 4.1. Komponen Sinyal Untuk memperdalam komponen sinyal, maka dilihat dari fungsi waktu, sinyal elektromagnetik dapat dibedakan menjadi sinyal kontinyu dan diskrit. Sinyal

Lebih terperinci

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1 BAB I SISTEM KONTROL Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata kontrol disini dapat diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti penggunaan kata kontrol dalam teknik

Lebih terperinci

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal dua macam sumber informasi, yaitu ide-ide yang bersumber dari

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

PINTU PEMBERITAHU KEGIATAN RUANGAN MENGGUNAKAN HMI SCADA BERBASIS MODUL MIKROKONTROLER (HARDWARE SISTEM ALARM DAN KUNCI OTOMATIS)

PINTU PEMBERITAHU KEGIATAN RUANGAN MENGGUNAKAN HMI SCADA BERBASIS MODUL MIKROKONTROLER (HARDWARE SISTEM ALARM DAN KUNCI OTOMATIS) PINTU PEMBERITAHU KEGIATAN RUANGAN MENGGUNAKAN HMI SCADA BERBASIS MODUL MIKROKONTROLER (HARDWARE SISTEM ALARM DAN KUNCI OTOMATIS) Arvanida Feizal Permana 1, Sabar Pramono, BSEE., M.Eng. 2, Ir. Edi Rakhman,

Lebih terperinci

Sistem Telekomunikasi

Sistem Telekomunikasi Sistem Telekomunikasi Pertemuan ke,4 Modulasi Digital Taufal hidayat MT. email :taufal.hidayat@itp.ac.id ; blog : catatansangpendidik.wordpress.com 1 I II III IV V VI outline Konsep modulasi digital Kelebihan

Lebih terperinci

1. Adaptive Delta Modulation (ADM) Prinsip yang mendasari semua algoritma ADM adalah sebagai berikut:

1. Adaptive Delta Modulation (ADM) Prinsip yang mendasari semua algoritma ADM adalah sebagai berikut: 1. Adaptive Delta Modulation (ADM) Adaptive delta modulation (ADM) merupakan modifikasi dari DM (Delta Modulation). ADM digunakan untuk mengatasi bising kelebihan beban yang terjadi pada modulator data

Lebih terperinci

DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI

DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Pendahuluan Telekomunikasi = Tele -- komunikasi Tele = jauh Komunikasi = proses pertukaran informasi Telekomunikasi = Proses pertukaran

Lebih terperinci

Sistem Kontrol - 11 Elemen-elemen sistem instrumentasi dan kontrol. Dimas Firmanda Al Riza

Sistem Kontrol - 11 Elemen-elemen sistem instrumentasi dan kontrol. Dimas Firmanda Al Riza Sistem Kontrol - 11 Elemen-elemen sistem instrumentasi dan kontrol Dimas Firmanda Al Riza Materi sebelum UTS (BDA) Pendahuluan Sistem Kontrol Pemodelan Matematik Transformasi Laplace Fungsi Transfer Perilaku

Lebih terperinci

Sistem Pengukuran Data Akuisisi

Sistem Pengukuran Data Akuisisi Sistem Pengukuran Data Akuisisi Missa Lamsani Hal 1 Perkembangan Sistem Akuisisi Data Pada mulanya proses pengolahan data lebih banyak dilakukan secara manual oleh manusia, sehingga pada saat itu perubahan

Lebih terperinci

Telekomunikasi Radio. Syah Alam, M.T Teknik Elektro STTI Jakarta

Telekomunikasi Radio. Syah Alam, M.T Teknik Elektro STTI Jakarta Telekomunikasi Radio Syah Alam, M.T Teknik Elektro STTI Jakarta Telekomunikasi Radio Merupakan suatu bentuk komunikasi modern yang memanfaatkan gelombang radio sebagai sarana untuk membawa suatu pesan

Lebih terperinci

MENGOPERASIKAN SCADA SISTEM PENGOPERASIAN UNIT GENERATOR PEMBANGKIT. Menjelaskan operasional SCADA. Teknik Pembangkit Listrik 1 st Class Semester 2

MENGOPERASIKAN SCADA SISTEM PENGOPERASIAN UNIT GENERATOR PEMBANGKIT. Menjelaskan operasional SCADA. Teknik Pembangkit Listrik 1 st Class Semester 2 MENGOPERASIKAN SCADA SISTEM PENGOPERASIAN UNIT GENERATOR PEMBANGKIT Menjelaskan operasional SCADA Teknik Pembangkit Listrik 1 st Class Semester 2 Suatu sistem terpusat yang memonitor untuk melakukan pengendalian

Lebih terperinci

ANALOG SIGNAL PROCESSING USING OPERASIONAL AMPLIFIERS

ANALOG SIGNAL PROCESSING USING OPERASIONAL AMPLIFIERS ANALOG SIGNAL PROCESSING USING OPERASIONAL AMPLIFIERS (PEMROSESAN SINYAL ANALOG MENGGUNAKAN PENGUAT OPERASIONAL) A. PENDAHULUAN Sinyal keluaran dari sebuah tranduser atau sensor sangat kecil hampir mendekati

Lebih terperinci

Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017

Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER 52150802 (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 KONSEP AKUISISI DATA DAN KONVERSI PENGERTIAN Akuisisi data adalah pengukuran sinyal elektrik dari transduser dan peralatan

Lebih terperinci

BAB IV SINYAL DAN MODULASI

BAB IV SINYAL DAN MODULASI DIKTAT MATA KULIAH KOMUNIKASI DATA BAB IV SINYAL DAN MODULASI IF Pengertian Sinyal Untuk menyalurkan data dari satu tempat ke tempat yang lain, data akan diubah menjadi sebuah bentuk sinyal. Sinyal adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Timbangan Timbangan adalah alat yang dipakai melakukan pengukuran berat suatu benda. Timbangan dikategorikan kedalam sistem mekanik dan juga elektronik. Timbangan adalah suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Kerja Pompa Transmisi Sistem pompa transmisi merupakan salah satu proses yang terdapat dari WTP (Water Treatment Plant) yang berfungsi untuk menyalurkan air bersih ke konsumen.

Lebih terperinci

PEMANCAR&PENERIMA RADIO

PEMANCAR&PENERIMA RADIO PEMANCAR&PENERIMA RADIO Gelombang elektromagnetik gelombang yang dapat membawa pesan berupa sinyal gambar dan suara yang memiliki sifat, dapat mengarungi udara dengan kecepatan sangat tinggi sehingga gelombang

Lebih terperinci

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk.

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. BAB IV SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. 4.1 Sensor Proximiti Sensor Proximiti adalah alat pendeteksi yang bekerja berdasarkan jarak

Lebih terperinci

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung SINYAL & MODULASI Ir. Roedi Goernida, MT Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung 2012 1 Pengertian Sinyal Merupakan suatu perubahan amplitudo dari tegangan,

Lebih terperinci

Pengantar Komunikasi Data

Pengantar Komunikasi Data Pengantar Komunikasi Data MAKALAH Disusun sebagai Tugas pada Mata Kuliah Sistem Telekomunikasi Oleh : Bona Putra Sembiring 14102014 Muh. Nur Alam A. 14102029 Nancy Ria Sylvani 14102031 PROGRAM STUDI INFORMATIKA

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI DTG1E3 DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Klasifikasi Sistem Telekomunikasi By : Dwi Andi Nurmantris Dimana Kita? Dimana Kita? BLOK SISTEM TELEKOMUNIKASI Message Input Sinyal Input Sinyal Kirim Message Output

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2012/2013 JUDUL ( FSK) FREQUENCY SHIFT KEYING GRUP 1 TELKOM 3D PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI FUNGSI DAN CARA KERJA DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB III FUNGSI DAN

Lebih terperinci

Presentasi Tugas Akhir Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - ITS

Presentasi Tugas Akhir Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - ITS Presentasi Tugas Akhir Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - ITS INTEGRASI PLC SIEMENS S7 Lite300DAN DCS CENTUM CS 3000 UNTUK IMPLEMENTASI PENGATURAN CONTROL VALVE Samsul Rajab

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 10 Sensor / Transducer

Mekatronika Modul 10 Sensor / Transducer Mekatronika Modul 10 Sensor / Transducer Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari sensor atau transducer Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI i. BAB I. PENDAHULUAN Apakah instrumentasi dan Pengendalian Proses itu? Tujuan Penulisan 1

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI i. BAB I. PENDAHULUAN Apakah instrumentasi dan Pengendalian Proses itu? Tujuan Penulisan 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI i. BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1. Apakah instrumentasi dan Pengendalian Proses itu? 1 1.2. Tujuan Penulisan 1 BAB II. SEJARAH PERKEMBANGAN INSTRUMENTASI & SISTEM KONTROL 3 2.1. Mengapa

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem elektrik yang terdiri dari berbagai intrumentasi, sensor, serta transmitter

BAB I PENDAHULUAN. sistem elektrik yang terdiri dari berbagai intrumentasi, sensor, serta transmitter 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dari tahun ke tahun kebutuhan akan minyak dan gas bumi dalam menunjang kehidupan dan aktivitas manusia kian meningkat. Seiiring dengan peningkatan akan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR 1 JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dievaluasi, sistem ini menggunakan sistem komunikasi (Carden, et al,

2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dievaluasi, sistem ini menggunakan sistem komunikasi (Carden, et al, 4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telemetri Radio Telemetri merupakan sistem untuk pengumpulan data yang dilakukan disuatu tempat terpencil atau sukar dan mengerjakannya sehingga data tersebut dapat dievaluasi,

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI KONSEP DASAR SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB

Lebih terperinci

Mengetahui macam-macam derau dalam sistem telekomunikasi. Memahami persamaan derau dalam sistem telekomunikasi. Mengetahui pengaruh derau dalam

Mengetahui macam-macam derau dalam sistem telekomunikasi. Memahami persamaan derau dalam sistem telekomunikasi. Mengetahui pengaruh derau dalam Mengetahui macam-macam derau dalam sistem telekomunikasi. Memahami persamaan derau dalam sistem telekomunikasi. Mengetahui pengaruh derau dalam sistem telekomunikasi. Derau atau yang sering dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern ini, laju perkembangan teknologi semakin hari semakin bertambah maju, dengan mengedepankan digitalisasi suatu perangkat, maka akan berdampak pada kemudahan

Lebih terperinci

TUGAS PRAKTIKUM 1. proses industri: manufaktur, pabrik, produksi, generator tenaga listrik.

TUGAS PRAKTIKUM 1. proses industri: manufaktur, pabrik, produksi, generator tenaga listrik. NAMA : Rizky Ahmad Firdaus NIM :131354027 TUGAS PRAKTIKUM 1 1. Pengertian dan Prinsip Kerja SCADA SCADA (kependekan dari Supervisory Control And Data Acquisition) adalah sistem kendali industri berbasis

Lebih terperinci

APLIKASI MODUL ASK (AMPLITUDO SHIFT KEYING) SEBAGAI MEDIA TRANSMISI UNTUK MEMBUKA DAN MENUTUP PINTU BERBASIS MIKROKONTROLLER AT MEGA 8

APLIKASI MODUL ASK (AMPLITUDO SHIFT KEYING) SEBAGAI MEDIA TRANSMISI UNTUK MEMBUKA DAN MENUTUP PINTU BERBASIS MIKROKONTROLLER AT MEGA 8 APLIKASI MODUL ASK (AMPLITUDO SHIFT KEYING) SEBAGAI MEDIA TRANSMISI UNTUK MEMBUKA DAN MENUTUP PINTU BERBASIS MIKROKONTROLLER AT MEGA 8 LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA. 1. Pendahuluan

KOMUNIKASI DATA. 1. Pendahuluan KOMUNIKASI DATA SAHARI 1. Pendahuluan Definisi dasar Komunikasi adalah saling menyampaikan informasi kepada tujuan yang diinginkan Informasi bisa berupa suara percakapan (voice), musik (audio), gambar

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI KONSEP DASAR SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB

Lebih terperinci

Dasar- dasar Penyiaran

Dasar- dasar Penyiaran Modul ke: Fakultas FIKOM Dasar- dasar Penyiaran AMPLITUDO MODULATON FREQUENCY MODULATON SHORT WAVE (SW) CARA KERJA PEMANCAR RADIO Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA Teknik Pengkodean Sinyal. Fery Antony, ST Universitas IGM

KOMUNIKASI DATA Teknik Pengkodean Sinyal. Fery Antony, ST Universitas IGM KOMUNIKASI DATA Teknik Pengkodean Sinyal Fery Antony, ST Universitas IGM Gambar Teknik Pengkodean dan Modulasi a) Digital signaling: sumber data g(t), berupa digital atau analog, dikodekan menjadi sinyal

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA

UNIVERSITAS GUNADARMA MAKALAH JARINGAN KOMPUTER Physical Layer Disusun Oleh : Kelompok 7 Ahmad Qadafi (10110409) Annisa Latiefina Astwad (10110918) Chandra Wahyu Utama (11110558) Danu Permadi (11110691) Dede Hardiyan (11110738)

Lebih terperinci

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) Tri Prasetya F. Ir. Yahya C A, MT. 2 Suhariningsih, S.ST MT. 3 Mahasiswa Jurusan Elektro Industri, Dosen Pembimbing 2 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol Tujuan Instruksional Khusus (TIK): Mengerti filosopi sistem control dan aplikasinya serta memahami istilahistilah/terminology yang digunakan dalam system control

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. suatu media transmisi (Forouzan, 2007). transmitter, transmission system, receiver, dan media

BAB 2 LANDASAN TEORI. suatu media transmisi (Forouzan, 2007). transmitter, transmission system, receiver, dan media BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Data Komunikasi data merupakan pertukaran data antara dua devicemelalui suatu media transmisi (Forouzan, 2007). 2.1.1. Komponen Komunikasi Data Komunikasi data terdiri

Lebih terperinci

Teknik Telekomunikasi

Teknik Telekomunikasi Teknik Telekomunikasi Konsep Dasar Telekomunikasi Jenis-jenis Telekomunikasi Sinyal Modulasi Pengkodean Dosen Pengampu : Muhammad Riza Hilmi, ST. Email : rizahilmi@gmail.com Konsep Dasar Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM SANDI (CODING) DAN TEKNIK TRANSMISI DATA

BAB III SISTEM SANDI (CODING) DAN TEKNIK TRANSMISI DATA DIKTAT MATA KULIAH KOMUNIKASI DATA BAB III SISTEM SANDI (CODING) DAN TEKNIK TRANSMISI DATA IF Konsep Kode Karakteristik utama dari komunikasi data adalah pemakaian peralatan pintar untuk mengkonversi karakter

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

Jaringan Komputer. Transmisi Data

Jaringan Komputer. Transmisi Data Jaringan Komputer Transmisi Data Terminologi (1) Transmitter Receiver Media Transmisi Guided media Contoh; twisted pair, serat optik Unguided media Contoh; udara, air, ruang hampa Terminologi (2) Hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman mengharuskan pelaku industri mempercepat setiap pekerjaan yang dilakukan. Karena waktu merupakan salah satu aset dunia industri yang paling berharga.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 52 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Bab ini membahas pengujian alat yang dibuat, kemudian hasil pengujian tersebut dianalisa. 4.1 Pengujian Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal

BAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan tentang dasar teori dan penjelasan detail mengenai mesin bending dan peralatan yang digunakan dalam skripsi ini. Peralatan yang dibahas adalah Human Machine Interface

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Data acquisition system atau DAS adalah teknik yang dilakukan pada sistem pengukuran yang mempunyai prinsip kerja mengukur/mengambil data, menyimpan sementara

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Prinsip Kerja Sistem Yang Dirancang Pada dasarnya alat yang dibuat ini adalah untuk melakukan suatu transfer data karakter menggunakan gelombang radio serta melakukan pengecekan

Lebih terperinci

Faktor terpenting dalam jaringan komputer adalah transfer data antar dua komputer di tempat yang berbeda.

Faktor terpenting dalam jaringan komputer adalah transfer data antar dua komputer di tempat yang berbeda. Faktor terpenting dalam jaringan komputer adalah transfer data antar dua komputer di tempat yang berbeda. Transaksi sering terjadi pada suatu tempat yang berbeda dengan tempat pengolahan datanya Efisiensi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM SISTEM SCADA DALAM KOMUNIKASI RADIO

BAB III TINJAUAN UMUM SISTEM SCADA DALAM KOMUNIKASI RADIO BAB III TINJAUAN UMUM SISTEM SCADA DALAM KOMUNIKASI RADIO 3.1 Tinjauan Umum Sistem Scada Sistem integrasi adalah jaringan tenaga listrik yang terpadu yang meliputi pembangkit-pembangkit tenaga listrik,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Remote Inframerah

BAB II DASAR TEORI. Remote Inframerah BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi dasar teori yang digunakan dalam perancangan skripsi ini. Dasar teori tersebut berisi tentang mikrokontroler sebagai pembangkit frekuensi yang digunakan untuk media transmisi

Lebih terperinci

PENGERTIAN GELOMBANG RADIO

PENGERTIAN GELOMBANG RADIO PENGERTIAN GELOMBANG RADIO PENGERTIAN GELOMBANG RADIO Sebelumnya kita bahas tentang Pengertian Radio Terlebih Dahulu. Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara Radiasi dan

Lebih terperinci