PELAKSANAAN PENGAJARAN PENGAYAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XI TKJ2 SMK NEGERI 3 SINGARAJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAKSANAAN PENGAJARAN PENGAYAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XI TKJ2 SMK NEGERI 3 SINGARAJA"

Transkripsi

1 PELAKSANAAN PENGAJARAN PENGAYAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XI TKJ2 SMK NEGERI 3 SINGARAJA N. K. Yuni Tri Antari 1, I. W. Wendra 2, N. M. Rai Wisudariani 3 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia {nikomangyunitriantari@ymail.com 1, wayan_wendra@yahoo.com 2, raiwisudariani85@gmail.com 3 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan pengajaran pengayaan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dilihat dari segi (1) pemahan guru terhadap pelaksanaan pengajaran pengayaan, (2) pelaksanaan pengajaran pengayaan, dan (3) masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan pengajaran pengayaan dalam pembelajaran bahasa Singaraja. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru kelas XI TKJ2 SMK Negeri 3 Singaraja. Data dikumpulkan dengan metode wawancara dan metode observasi. Prosedur analisis data dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif sebagai berikut (1) identifikasi data, (2)seleksi dan reduksi data, (3) penyajian data, dan (4) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pemahaman guru terhadap pelaksanaan pengajaran pengayaan berada pada kategori memahami yang tercermin dari jawaban yang diberikan oleh guru dari hasil wawancara. (2) pelaksanaan pengajaran pengayaan dalam pembelajaran bahasa Singaraja berjalan dengan baik. (3) masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan pengajaran pengayaan dalam pembelajaran bahasa Indonesia yaitu, (a) perbedaan motivasi dan minat siswa, (b) pengaturan waktu pembelajaran, dan (c) ketersediaan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pengajaran pengayaan. Jadi, penelitian terkait pengajaran pengayaan berjalan dengan baik walaupun terdapat beberapa masalah yang dihadapi oleh guru. Kata kunci : pengajaran pengayaan, bahasa Indonesia, siswa SMK ABSTRACT This study aims to describe the implementation of enrichment teaching in Indonesian language learning in terms of (1) teachers' understanding of the implementation of enrichment teaching, (2) implementation of enrichment teaching, and (3) problems faced by teachers in the implementation of enrichment teaching in Indonesian language learning In class XI TKJ2 of SMK Negeri 3 Singaraja. This study used descriptive qualitative research. The subject of this research was the teachers of class XI TKJ2 of SMK Negeri 3 Singaraja. The data was collected by interview method and observation method. The data were analysed by using descriptive qualitative techniques, as follow (1) data reduction, (2) data presentation, and (3) data verification. This study showed that (1) Teachers understanding abaout the impletation of enrichment teaching was in the category of understanding that was indicated from interview results given by the teachers. (2) Implementation of enrichment teaching in Indonesian language learning in class XI TKJ2 of SMK Negeri 3 Singaraja run well in accordance with enforcement teaching enforcement procedures listed in Curriculum (3) The problems faced by teachers in implementing enrichment teaching in language learning were (a) differences in motivation and student s interest, (b) time management of the study, and (c) availability of the infrastructure and facilities of the school. The rearch related to enrichment teaching works well evevn though there are some problems faced by teachers.

2 Keywords: Enrichment teaching, Indonesian language, student s of SMK PENDAHULUAN Upaya pemerintah dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia salah satunya tercermin pada perubahan kurikulum yang dibentuk, mulai dari kurikulum 1947 sampai kurikulum Upaya tersebut dibentuk demi mewujudkan sistem pendidikan nasional yang selalu relevan sesuai dengan tuntunan perkembangan zaman. Kurikulum 2013 merupakan pembaharuan dari kurikulum sebelumnya yaitu, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Perubahan kurikulum dibentuk tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan standar nasional pendidikan, akan tetapi membentuk cara berpikir manusia yang beriman, mandiri, kreatif, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2013 yang menyatakan bahwa Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Pengajaran bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 bermuara pada pengembangan kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan (KI 1), sikap sosial (KI 2), pengetahuan (KI 3), dan penerapan pengetahuan (KI 4). Semiyanto (2003) menyebutkan bahwa kompetensi inti merupakan gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor) yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Perencanaan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 diwujudkan dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru. Dalam RPP Kurikulum 2013 termuat berbagai komponen seperti (1) identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester, (2) alokasi waktu, (3) KI, KD, Indikator pencapaian kompetensi, (4) materi pelajaran, (5) kegiatan pembelajaran, (6) penilaian, pembelajaran remedial dan pengayaan, dan (7) media/alat, bahan, dan sumber belajar. Pada butir (6) terkait penilaian, pembelajaran remedial dan pengayaan sebagai salah satu komponen penting harus mendapat perhatian dari guru. Dalam Kurikulum 2013, guru mata pelajaran memegang peran penting dalam membantu dan mengupayakan tercapainya ketuntasan belajar dan tujuan pendidikan. Pengelolaan kelas perlu dilakukan oleh guru untuk mengatur pembelajaran yang akan diserap siswa. Guru merupakan sosok yang sangat penting dalam menentukan masa depan siswa. Jamal (2011:28) menyatakan bahwa salah satu tahapan seorang guru dapat dikatakan menjadi fasilitator yang baik yaitu dengan kemampuan mengakomodasikan gaya belajar pada setiap siswa. Setiap siswa memiliki pribadi yang unik dan gaya belajar yang berbeda. Guru mata pelajaran diharapkan tidak hanya asal mengajar saja tetapi juga harus memahami bagaimana perbedaan dari masing-masing siswa di kelasnya. Intensitas bertemu dan bertatap muka yang sering, tentunya semakin mempermudah guru mata pelajaran untuk memahami perbedaan dari masing-masing siswa. Siswa-siswa yang cepat dalam belajar dapat menguasai bahan-bahan pelajaran yang diberikan lebih cepat dari teman-teman sekelasnya. Sehubungan dengan hal ini, suatu pertanyaan yang sering disampaikan adalah : apakah siswa yang sangat cepat dalam belajar juga disebut sebagai siswa yang bermasalah dalam belajar? Dilihat dari segi hasil yang dicapai, siswa seperti ini memang tidak dapat digolongkan sebagai siswa yang

3 mengalami masalah dalam belajar, yang menjadi masalah adalah bagaimana agar hasil belajar yang dicapainya itu dapat lebih ditingkatkan lagi, atau setidak-tidaknya bagaimana hasil belajar yang telah dicapai itu dapat dipertahankannya terus pada masa yang akan datang, sehingga mereka benar-benar dapat mewujudkan perkembangannya secara optimal. Mengingat kecepatan tiap-tiap peserta didik dalam pencapaian KD tidak sama, dalam pembelajaran terjadi perbedaan kecepatan belajar antara peserta didik yang sangat pandai dengan yang kurang pandai dalam pencapaian kompetensi. Sementara, pembelajaran berbasis kompetensi mengharuskan pencapaian ketuntasan dalam pencapaian kompetensi untuk seluruh kompetensi dasar secara perorangan. Implikasi dari prinsip tersebut mengharuskan dilaksanakannya pengajaran pengayaan sebagai bagian tidak terpisahkan dari penerapan sistem pembelajaran tuntas. Pengajaran pengayaan menjadi satu kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan lebih dari siswa berkebutuhan khusus, seperti yang memiliki kemampuan di atas rata-rata (sesuai tes IQ), maupun kemampuan di atas rata-rata kelompoknya. Pengajaran pengayaan lahir sebagai respon (jawaban) terhadap adanya keunikan kemampuan peserta didik. Keunikan ini bisa bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Keunikan kuantitatif, yaitu keunikan berdasarkan tes IQ, sedangkan keunikan kualitatif yaitu sesuai dengan kelompok belajarnya masing-masing. Karena keunikan yang bersifat individual itulah kemudian muncul siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, maka di sinilah pengajaran pengayaan dibutuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa pengajaran remedial maupun pengayaan tidak bergantung pada status standar sekolahnya, namun lebih difokuskan pada kebutuhan anak dalam konteks individual (Nurhayati, 2010:2). Pengajaran pengayaan adalah suatu bentuk pengajaran yang khusus diberikan kepada murid-murid yang sangat cepat dalam belajar (Majid, 2009:240). Secara umum tujuan program pengayaan untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan terhadap materi yang sedang atau telah dipelajarinya serta agar siswa dapat belajar secara optimal baik dalam hal pendayagunaan kemampuannya maupun perolehan dari hasil belajar (Usman, 1993). Biasanya, murid-murid yang sangat cepat dalam belajar dapat menguasai bahanbahan pelajaran yang diberikan lebih cepat daripada teman-teman sekelasnya. Hal ini dilaksanakan berdasarkan suatu proses yang terus terjadi dan belajar sebagai suatu yang menyenangkan dan menantang. Pengajaran pengayaan dapat terselenggara dengan baik, apabila direncanakan, dilaksanakan, dan dilakukan evaluasi dengan baik, selain itu dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan. Menurut Majid (2009:241) menyatakan materi dan waktu pelaksanaan pengajaran pengayaan sebagai berikut, yaitu (1) materi pengayaan diberikan sesuai dengan kompetensi dasar yang dipelajari. (2) Waktu pelaksanaan pengajaran pengayaan yaitu, (a) setelah mengikuti tes/ujian KD tertentu, (b) setelah mengikuti tes/ujian blok atau kesatuan KD tertentu, dan (c) setelah mengikuti tes/ujian KD atau Blok terakhir pada semester tertentu. Sehingga materi dan waktu pelaksanaan pengajaran pengayaan sangat bergantung pada kompetensi dasar yang dipelajari. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam pengajaran pengayaan yaitu, peserta didik, guru, media dalam pelaksanaan, dan waktu pelaksanaan pengajaran pengayaan. Dengan diperhatikannya faktor-faktor tersebut diharapkan pelaksanaan pengajaran pengayaan berjalan dengan lancar. Namun, pada kenyataan masih banyak guru sering tidak memperoleh latihan dan tidak dipersiapkan untuk mengajar siswa. Mereka sering takut terhadap tanggung jawab dan enggan menerima tugas tambahan untuk membantu siswa dalam belajar. Padahal, tujuan pembelajaran yang dirancang untuk siswa hanya dapat dicapai jika semua orang yang telibat dalam memberikan bantuan kepada siswa tersebut berfungsi secara terintegrasi (Abdurrahman, 2010). Harus selalu diingat, setiap kegiatan evaluasi menuntut adanya tindak lanjut

4 yang konkret yang nantinya penting bagi perkembangan peserta didik serta peningkatan mutu pendidikan pada umumnya. Dari observasi yang peneliti lakukan selama melaksanakan program pengalaman lapangan (PPL) di SMK Negeri 3 Singaraja yakni sekolah tersebut merupakan sekolah kejuruan yang lebih mengutamakan keterampilan siswa agar mampu bersaing di dunia kerja dengan input dan output yang bagus tidak hanya pada mata pelajaran praktek saja tetapi juga pada mata pelajaran teori khususnya pembelajaran bahasa Indonesia. Ibu Era Yuni Prawati selaku guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI TKJ di SMK Negeri 3 Singaraja menjelaskan bahwasanya setiap selesai diadakannya evaluasi pembelajaran, sekolah tersebut selalu mengadakan pengajaran pengayaan mata pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini dilakukan tidak hanya pada ranah kognitifnya saja tetapi meliputi ranah afektif dan psikomotor. Dari keseluruhan siswa yang ada di kelas XI TKJ2 dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang mengikuti pengajaran pengayaan hanya 20% dari kesuluruhan siswa di kelas XI TKJ2. Namun tidak dipungkiri juga masih terdapat kelemahan dalam pelaksanaan pengajaran pengayaan di SMK Negeri 3 Singaraja. Sehingga dalam pelaksanaannya masih dibutuhkan saransaran sebagai bahan evaluasi agar pembelajaran menjadi lebih baik. Terkait dengan pengajaran pengayaan, terdapat beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti lain yaitu, Dwiretnowati (2012) melakukan penelitian dengan judul Pengelolaan Program Pengayaan dalam Persiapan Menghadapi Ujian Nasional di SMP Negeri 1 Donorojo Pacitan. Selain itu, penelitian sejenis juga dilakukan oleh Anna Rif atul Mahmudah tahun 2014 yang berjudul Pelaksanaan Program Remedial dan Pengayaan dalam Meningkatkan Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas VIII SMP N 5 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Kedua penelitian di atas memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaan tersebut adalah sama-sama mengkaji mengenai pengajaran pengayaan. Walaupun ada persamaan antara peneliti di atas dan penelitian ini, tampaknya lebih banyak perbedaannya. Perbedaan adalah penelitian di atas fokus penelitiannya membahas menganai pengelolaan program pengayaan dalam persiapan ujian nasional dan pelaksanaan program pengayaan dalam meningkatkan prestasi belajar. Perbedaannya juga terlihat dari subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI TKJ2 SMK Negeri 3 Singaraja. Penelitian yang peneliti lakukan berfokus pada pemahaman guru, pelaksanaan guru, dan hambatan guru dalam pelaksanaan pengajaran pengayaan khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, peneliti memandang perlu dilakukan penelitian dengan judul Pelaksanaan Pengajaran Pengayaan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas XI TKJ2 SMK Negeri 3 Singaraja. Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan pemahaman guru terhadap pengajaran pengayaan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI TKJ2 SMK Negeri 3 Singaraja, (2) Mendeskripsikan pelaksanaan pengajaran pengayaan dalam pembelajaran Bahasa Singaraja, (3) Mendeskripsikan masalahmasalah yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan pengajaran pengayaan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI TKJ2 SMK Negeri 3 Singaraja. Penelitisn ini memberikan dua manfaat, yaitu berupa manfaat teoritis dan praktis. Manfaat teoritis memberikan sumbangan yang positif bagi pengembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan khususnya berkaitan dengan penyediaan teori dan referensi mengenai pengajaran pengayaan. Manfaat praktisnya, antara lain (1) Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung kepada peneliti untuk mengetahui pelaksanaan pengajaran pengayaan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, (2) Bagi Guru Bahasa Indonesia, Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan refleksi dalam pengajaraan pengayaan sekaligus pedoman dalam melaksanakan program

5 pengayaanbidang studi Pendidikan Bahasa Indonesia, (3) Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu komponen pembelajaran di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan dan dapat dijadikam tambahan pustaka yang akan memberikan petunjuk praktis bagi sekolah tentang pelaksanaan pengajaran pengayaan, (4) Bagi Siswa, hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam rangka mengikuti pengajaran pengayaan untuk mengingkatkan prestasi atau hasil belajar siswa, (5) Bagi Praktisi Pendidikan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu cara dalam menuntaskan hasil belajar siswa, (6) Peneliti Lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian tentang pengajaran pengayaan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Sejalan dengan hal ini, Wendra (2014: 32) menyatakan bahwa rancangan penelitian adalah strategi peneliti untuk mengatur latar (setting) penelitian agar peneliti memeroleh data yang tepat (valid) sesuai dengan karakteristik variable dan tujuan penelitian.rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini, penggunaan rancangan deskriptif kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan cara pelaksanaan pengajaran pengayaan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XI TKJ2 SMK Negeri 3 Singaraja. Selain itu juga mendeskripsikan pemahaman guru dan masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan pengajaran pengayaan dalam pembelajaran bahasa Singaraja. selain itu, rancangan penelitian deskriptif juga dapat menggambarkan secara sistematis dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat. Guna mendapatkan data yang relevan, maka dalam pencarian data peneliti menggunakan dua metode pengumpulan data, yaitu metode observasi dan metode wawancara. Pengambilan data dilakukan sampai peneliti mendapatkan data yang sesuai dengan yang diperlukan atau data yang diinginkan berkecukupan. Metode Observasi digunakan untuk mencari data mengenai pelaksanaan pengajaran pengayaan dengan instrument pedoman wawancara, metode wawancara digunakan untuk mencari data mengenai pemahaman guru dan masalah-malah yang dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan pengajaran pengayaan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini mencakup (1) pemahaman guru terhadap pengajaran pengayaan dalam pembelajaran Bahasa Singaraja, (2) pelaksanaan pengajaran pengayaan dalam pembelajaran Bahasa Singaraja, dan (3) masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan pengajaran pengayaan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI TKJ2 SMK Negeri 3 Singaraja. Dalam wawancara yang dilakukan terdapat 10 pertanyaan yang berkaitan dengan pengertian, tujuan, pedoman, fungsi dan teknis dalam pengajaran pengayaan. Berdasarkan hasil wawancara yang didapatkan, dapat diketahui bahwa guru memahami mengenai pengertian pengajaran pengayaan dengan baik. Bagi guru pengertian pengajaran pengayaan merupakan salah satu bentuk pengajaran yang khusus diberikan kepada siswa yang cepat dalam belajar. Hal tersebut tampak melalui beberapa ungkapan dari guru sebagai berikut. Menurut saya, pengajaran pengayaan itu merupakan salah satu pengajaran yang sangat penting dalam membantu siswa mendalami materi yang sedang mereka pelajari. Selain itu, pengajaran pengayaan merupakan bentuk pengajaran yang khusus diberikan kepada siswa yang cepat dalam belajar dengan nilai yang bisa dikatakan baik. (Era Yuni) Menurut kurikulum 2013 pengajaran pengayaan adalah bentuk pengajaran untuk memperdalam, menambah wawasan siswa, dan nilai yang diperoleh dapat meningkat serta memperluas dan memperdalam pengetahuan dan

6 keterampilan siswa dalam bidang yang dipelajarinya. Hal ini ditegaskan oleh Usman (1993) yang menyatakan pengajaran pengayaan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan terhadap materi yang sedang atau telah dipelajarinya serta agar siswa dapat belajar secara optimal baik dalam hal pendayagunaan kemampuannya maupun perolehan hasil belajar. Pengayan dilaksanakan untuk membantu siswa dalam mendalami materi yang dipelajari siswa. Siswa yang sudah memenuhi KKM akan segera diberikan pengajaran pengayaan oleh guru. Jawaban yang diberikan guru pada saat wawancara membuktikan bahwa guru sudah memahami tujuan dari pengajaran pengayaan. Dapat dibuktikan pada kutipan di bawah ini. Menurut saya, pelaksanaan pengajaran pengayaan bertujuan untuk memperdalam materi yang telah mereka pelajari, selain itu dengan adanya pengajaran pengayaan siswa mendapatkan wawasan yang lebih luas terhadap materi yang mereka pelajari. (Era Yuni) Dalam memberikan pengajaran pengayaan terkadang tujuan pengayaan di atas tidak terpenuhi, sebab hasil penelitian menunjukkan setelah guru melaksanakan pengajaran pengayaan, terkadang ada siswa yang malah mendapatkan nilai kurang bagus dibandingkan nilai ulangan harian yang diikuti siswa. Ini menandakan bahwa tujuan pengayaan tidak bisa tercapai dengan baik. Padahal pada hakikatnya menurut Kurikulum 2013 guru melaksanakan pengayaan bertujuan untuk membantu menambah wawasan siswa yang sudah memeuhi KKM. Hasil wawancara terkait langkah awal yang dilakukan guru dalam melaksanakan pengajaran pengayaan, yaitu langkah awal yang biasanya guru lakukan dalam pengajaran pengayaan mendiagnosis seberapa berhasil siswa dalam materi yang dipelajari, sehingga guru mudah memberikan materi dalam pengajaran pengayaan. Kemudian langkah akhir yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan pengajaran pengayaan adalah mengevaluasi siswa. Langkahlangkah yang dilaksanakan dalam pengajaran pengayaan merupakan keseluruhan kegiatan bimbingan kesulitan belajar mulai dari langkah mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar sampai dengan langkah mengidentifikasi keberhasilan/tindak lanjut (Abdurrahman, 2003:20). Respons dari guru sudah menunjukkan bahwa guru sudah memahami mengenai langkah terakhir dari pengajaran pengayaan. Walaupun sebenarnya langkah paling terakhir dari kegiatan pengayaan adalah melaporkan hasil kegiatan pengayaan tersebut. Namun mengevaluasi nilai siswa juga dapat dikatakan sebagai langkah akhir, sebab setelah melaksanakan kegiatan pengayaan di kelas guru akan mengevaluasi jawaban dari siswa sehingga siswa akan menyadari letak kekurangpahamannya terhadap materi yang sedang atau telah dipelajarinya. Dari sepuluh pertanyaan yang diberikan kepada guru didapatkan hasil bahwa guru menjawab dengan benar hampir 80%. Data tersebut membuktikan bahwa guru memahami dengan baik akan pengajaran pengayaan. Hal ini disebabkan jawaban-jawaban yang diberikan oleh guru secara tidak langsung menggambarkan pemahaman guru terhadap pengajaran pengayaan. Hasil observasi peneliti yang sudah dilakukan, dalam pelaksanaan pengajaran pengayaaan guru sudah melaksanakan dengan baik walaupun masih ada beberapa kekurangan dalam pelaksanaan tersebut. Dalam pengajaran pengayaan tentunya terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu (1) faktor peserta didik, (2) faktor kegiatan pengajaran, dan (3) faktor waktu. Selain itu, pengajaran pengayaan tertuang langsung dalam rencana pelaksanaan pengajaran (RPP) kurikulum 2013 yang berbunyi peserta didik yang memperoleh nilai di atas KKM 62 diberikan pengajaran pengayaan. Dengan demikian, pengajaran pengayaan merupakan salah satu komponen yang harus dilaksanakan oleh guru dan siswa. Pengajaran pengayaan yang dilaksanakan guru setelah mengetahui hasil nilai evaluasi sub tema 1 saru seluruh

7 siswa. Gejala yang terlihat yaitu prestasi belajar siswa yang sudah memenuhi KKM. Dalam pelaksanaannya hanya 20 siswa yang ikut mengerjakan soal dalam pengajaran pengayaan. Berdasarkan hasil observasi yang menunjukkan bahwa guru memberikan layanan kepada siswa yang sudah memenuhi KKM akan diberikan layanan pengajaran pengayaan atau perbaikan. Sejalan dengan hal ini, Sugihartono (2012: 176) yang menyatakan bahwa sasaran pokok pengejaran pengayaan yaitu siswa yang cepat dalam belajar dan sudah memenuhi KKM guru memberikan bimbingan belajar pengajaran pengayaan, sedangkan siswa yang prestasi belajarnya jauh di bawah KKM dapat diberikan layanan pengajaran remedial. Berdasarkan hasil penelitian pada pelaksanaannya guru terlihat belum melaksanakan langkah-langkah pengajaran pengayaan secara ideal. Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam pengajaran pengayaan merupakan keseluruhan kegiatan bimbingan belajar tambahan yang dimulai dari langkah mengidentifikasi siswa yang sudah memenuhi KKM sampai dengan langkah menilai keberhasilan/tindak lanjut (Abdurrahman, 2003: 20). Berdasarkan hasil penelitian pada pelaksanaannya guru terlihat belum melaksanakan langkah-langkah pengajaran pengayaan secara ideal. Padahal seharusnya guru melaksanakan pengajaran pengayaan berawal dari mengidentifikasi siswa yang sudah memenuhi KKM sampai dengan menilai keberhasilan kegiatan pengajaran pengayaan. Namun, ada beberapa langkah yang dilewati oleh guru, seperti menganalisis nilai-nilai siswa dan melaporkan hasil kegiatan pengayaan. Selain itu guru juga tidak melaksanakan pre tes kepada siswa diawal pengajaran pengayaan. Menurut Kurikulum 2013 Pre tes dalam sebuah pembelajaraan khususnya pengayaan wajib dilakukan guru untuk mengukur pengetahuan awal siswa terhadap materi. Pretes adalah suatu bentuk pertanyaan, yang dilontarkan guru kepada siswanya sebelum memulai suatu pelajaran. Pertanyaan yang ditanya adalah materi yang akan diajar pada hari itu (materi baru). Pertanyaan itu biasanya dilakukan guru di awal pembukaan pelajaran. Pre test diberikan dengan maksud untuk mengetahui apakah ada diantara murid yang sudah mengetahui mengenai materi yang akan diajarkan. Pre test dalam pengajaran pengayaan juga bisa di artikan sebagai kegiatan menguji tingkatan pengetahuan siswa terhadap materi yang akan disampaikan, kegiatan pre test dilakukan sebelum kegiatan pengajaran diberikan. Hal ini diperkuat oleh Arikunto (2002: 52) pre tes digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa ini, guru akan dapat menentukan cara penyampaian pelajaran yang akan di tempuhnya nanti. Adapun manfaat dari diadakannya pre test adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai pelajaran yang disampaikan. Dalam menemukan kesulitan siswa dalam belajar, guru hanya mengandalkan pengalaman. Guru beranggapan bahwa siswa yang tidak mengikuti pengajaran pengayaan disebabkan oleh kurang belajar dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Guru tidak menganalisis dan menemukan secara mendalam penyebab siswa yang mengikuti pengajaran pengayaan hanya 20% dari kesuluruhan siswa di kelas. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Wijaya (2007: 53) bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi kesulitan siswa dalam belajar sehingga tidak mampu mengikuti pengajaran pengayaan, yaitu faktor sosial, faktor ekonomis, budaya, dan psikologis yang cara-cara penyembuhannya dilakukan melalui proses bimbingan dan penyuluhan. Dalam hal ini guru perlu melakukan refleksi dan intropeksi diri dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran. Teknis pengajaran pengayaan merupakan salah satu komponen terpenting dalam melaksanakan pengajaran pengayaan sehingga perlu adanya penentuan teknis yang tepat untuk digunakan dalam pelaksanaan pengajaran pengayaan. Menurut Depdiknas (2008) teknis-teknis yang dapat digunakan dalam melaksanakan pengajaran pengayaan yaitu, pemberian tugas, diskusi, tanya jawab, tutor sebaya, dan pengajaran individual. Teknis yang akan digunakan

8 harus ditetapkan terlebih dahulu sesuai dengan jenis, sifat, dan latar belakang kemampuan siswa dalam belajar. Selain itu juga dapat digunakan untuk mengenali kemampuan siswa dalam belajar. Berdasarkan hasil penelitian pada pelaksanaannya guru terlibat menggunakan teknis tugas individual dan tanya jawab. Menurut Tarigan (1990:58) pemberian tugas merupakan teknis yang dilakukan guru dalam memberikan tugas-tugas tertentu kepada siswa baik secara kelompok maupun secara individual, kemudian diminta pertanggung jawaban atas tugas tersebut. Penetapan jenis dan sifat tugas yang diberikan disesuaikan dengan jenis, sifat, dan latar belajar kemapuan siswa dalam belajar. Berdasarkan hasil penelitian hal tersebut tidak dilakukan oleh guru, terlihat dari pelaksanaan teknis pemberian tugas yang dilakukan guru tidak mengkhususkan tugas/soal sesuai dengan kemampuan siswa sehingga siswa mengerjakan soal yang sama, baik yang dikerjakan di sekolah maupun di rumah. Teknis tanya jawab sudah dilakukan guru dengan menanyakan kesulitan siswa dalam mengerjakan soal secara klasikal. Namun, alangkah baiknya kalau guru melakukan teknis tanya jawab itu dengan menanyakan kesulitan siswa dalam mengerjakan soal secara indidual. Dalam proses tanya-jawab itu akan meberikan sumbangan kepada guru untuk mengetahui soal mana yang menurut siswa sulit. Jika ditanyakan secara klasikal tidak akan efektif, sebab siswa akan malu mengatakan belum memahami materi. Selain itu, dalam pelaksanaan pengajaran pengayaaan tidak terlihat adanya diskusi yang dilakukan oleh siswa dengan siswa yang lain. Padahal diskusi antara teman sebaya ini bagus digunakan untuk menumbuhkan daya berpikir kritis antar siswa serta tumbuhnya rasa keterbukaan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Dalam pelaksanaan pengajaraan pengayaan guru mengalami beberapa masalah. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa masalah yang dihadapi guru yaitu berasal dari dalam diri siswa ketika mengikuti pengajaran pengayaan. Bagi guru, menyiapkan siswa agar siap mengikuti pengajaran pengayaan bukanlah hal yang mudah. Apalagi sebagian besar siswa kurang merminat mengikuti pengajaran pengayaan. Tidak jarang ada siswa yang menganggap bahwa pengajaran pengayaan tidak penting diikuti karena mereka menganggap mendapatkan nilai di atas KKM sudah sangat bagus. Hal ini dibuktikan dari ungkapan guru di bawah ini. Kendala yang saya hadapi pertama tentu saja berasal dari siswa karena menurut mereka mengikuti pengajaran pengayaan tidak terlalu penting. Terkadang mereka juga mengacuhkan pengajaran pengayaan, mereka menganggap sudah medapatkan nilai di atas KKM untuk apa mengikuti pelajaran tambahan lain. (Era Yuni) Dalam proses pembelajaran keadaan siswa menjadi hal utama yang harus diperhatikan. Hal ini menjadi masalah yang dihadapi guru karena tidak semua siswa mau mengikuti pengajaran pengayaan dengan bersungguh-sungguh, sehingga guru mempersiapkan metode agar siswa memiliki rasa senang dan gembira mengikuti pengajaran pengayaan. Sejalan dengan hal itu Djamarah (2006: 109) menyatakan bahwa anak yang menyenangi dan kurang menyenangi pelajaran itu adalah perilaku yang bermula dari sikap mereka karena minat yang berlainan dari siswa itu sendiri. Karena minat siswa yang berbeda-beda sehingga guru harus memikirkan bagaimana cara agar semua siswa yang mengikuti pengajaran pengayaan memiliki rasa senang. Apalagi pengajaran pengayaan ini adalah pengajaran tambahan yang diberikan khusus kepada siswa yang sudah medapatkan nilai di atas KKM. Selain masalah dalam diri siswa ketika mengikuti pengajaran pengayaan terdapat masalah yang lain seperti masalah dalam mengatur waktu pelaksanaan pengajaran pengayaan dan sarana prasarana penunjang keberhasilan pelaksanaan pengajaran pengayaan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Waktu melaksanakan pengayaan adalah salah satu pedoman dalam

9 melaksanakan pengayaan sesuai dengan kurikulum Kurikulum 2013 mengharuskan guru untuk melaksanakan pengayaan ketika siswa sudah terindentifikasi memenuhi KKM dan pengayaan bisa dilaksanakan ketika jam pembelajaran berlangsung dan di luar jam pembelajaran. Sejalan dengan hal ini Sukiman (2013) menyatakan bahwa guru harus memerhatikan faktor waktu yang tersedia bagi setiap peserta didik. Kenyatasan ini menuntut kemampuan dan kreativitas dalam mempersiapkan kegiatan pengayaan. Dalam melaksanakan pengajaran pengayaan guru terbentur dengan tugas-tugas lain selain tugas mengajar. Ibu Era Yuni Prawati selain menjadi guru di kelas XI TKJ2, juga menjadi ketua MGMP di SMK Negeri 3 Singaraja. Tugas-tugas selain mengajar di kelas yang dilakukan guru seperti, membuat soal untuk ulangan sekolah, menjadi panitia pelaksana ujian, dan mempersiapkan segala perlengkapan yang diperlukan pada saat ujian. Dari hasil wawancara yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa guru kurang memerhatikan waktu melaksanakan pengajaran pengayaan, maka dari itu guru harus memikirkan cara agar waktu pengajaran pengayaan yang sudah disusun dapat digunakan dengan baik. Dalam pelaksanaan pengajaran pengayaan sarana dan prasarana yang digunakan untuk menunjang pembelajaran tidak tersedia secara optimal, tetapi pada kenyataan guru jarang menggunakan media dalam pembelajaran pengayaan. Guru hanya memberikan metode ceramah dan pemberian soal dalam pengajaran pengayaan. Padahal salah satu faktor penunjang keberhasilan belajar mengajar adalah tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Sejalan dengan hal ini Majid (2009:165) menyatakan bahwa sarana dan media pembelajaran juga perlu diatur dan ditata sedemikian rupa sehingga terwujudnya lingkungan belajar yang kondusif. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam pengajaran pengayaaan salah satunya harus tersedia sarana dan prasarana yang memadai, serta guru diharapkan sesekali menggunakan media dalam pengajaran pengayaan. Dalam segala masalah yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan pengajaran pengayaan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XI TKJ2 SMK Negeri 3 Singaraja haruslah guru menjadikan keterbatasan ini sebagai landasan untuk melaksanakan inovasiinovasi dalam pengajaran pengayaan dalam pembelajaran bahasa Indonesia agar lebih baik lagi.penelitian yang peneliti lakukan ini hanya mengkaji sebatas pemahaman guru terhadap pengajaran pengayaan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, pelaksanaan pengajaran pengayaan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, dan masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan pengajaran pengayaan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal yang belum dikaji oleh peneliti mengenai upayaupaya yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan pengajaran pengayaan. Pada rancangan penelitian yang peneliti lakukan peneliti menggunakan rancangan deskriptif, penelitian mengenai pengajaran pengayaan juga bisa dilakukan dengan penggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK), seperti strategi yang digunakan guru dalam pelaksanaan pengajaran pengayaan dan metode yang digunakan sehingga hasil yang diperoleh dari pelaksanaan pengayaan terlihat lebih jelas. PENUTUP Ada beberapa hal yang menjadi simpulan dalam penelitian ini. Pertama, pemahaman guru bahasa Indonesia terhadap pengajaran pengayaan sudah baik. Hal ini terlihat dari jawaban yang memberikan gambaran bahwa guru tersebut sudah mampu memahami dengan baik tentang pengajaran pengayaan. Kedua, pelaksanaan pengajaran pengayaan dalam pembelajaran bahasa telah berjalan dengan baik sesuai dengan prosedur pelaksanaan pengajaran pengayaan dalam Kurikulum Namun, masih ada beberapa kekurangan dalam pelaksanaan pengajaran pengayaan yaitu, dalam kegiatan membuka pembelajaran guru tidak memberikan pre tes kepada

10 siswa sebagai tolak ukur pengetahuan awal siswa mengenai materi. Pada kegiatan inti pengajaran guru tidak menggunakan teknis diskusi dengan teman sebaya sebagai salah satu sarana untuk bertukar pikiran antara siswa. Di akhir pembelajaran guru mengavaluasi materi yang sudah dipelajari siswa dan dibahas secara klasikal. Ketiga, masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan pengajaran pengayaan dalam pembelajaran bahasa Singaraja, yaitu (1) masalah dalam dari siswa ketika mengikuti pengajaan pengayaan, (2) masalah sulitnya guru dalam mengatur jam pembelajaran, dan (3) masalah kurang tersedianya sarana dan prasarana dalam melaksanakan pengajaran pengayaan. Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, peneliti dapat menyampaikan beberapa saran, yaitu (1) Setidaknya guru mampu mempertahankan pelaksanaan pengajaran pengayaan atau bahkan ditingkatkan dari segi kualitas pengajarannya, bukan hanya memahami secara teori melainkan harus memahami mengenai praktek pelaksanaan pengajaran pengayaaan. Selain itu, guru sesekali menggunakan metode tutor sebaya agar tercipta suasana yang berbeda dalam belajar dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling bertukar pikiran dengan siswa yang lain terkait dengan materi dalam pengajaran pengayaan (2) Peneliti lain dapat melakukan penelitian lain mengenai pengajaran pengayaan yang lebih kompleks bisa mengkaji mengenai upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam melaksanaan pengajaran pengayaan. Selain itu, peneliti lain juga bisa melakukan penelitian terkait pengajaran pengayaan dengan menggunakan rancangan penelitian berbeda dengan yang peneliti lakukan yakni penelitian tindakan kelas (PTK) sehingga ada tindakan yang dapat meningkatkan hasil pembelajaran pengayaan. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyana Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian. Yogyakarta : PT. Rineka Cipta. Basiran, Mokh Apakah yang Dituntut GBPP Bahasa Indonesia Kurikulum 1994?.Yogyakarta: Depdikbud. Djamarah, Syaiful Bahri Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Dwiretnowati, Evi Pengelolaan Program Pengayaan dalam Persiapan Menghadapi Ujian Nasional di SMP Negeri 1 Donorojo Pacitan. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hamalik, Oemar Kurikulum dan Pembelajaran. Cetakan kedua belas. Jakarta : PT Bumi Angkasa. Priyatni, Endah Tri Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum Jakarta: PT Bumi Aksara. Suandi Pengantar Metodelogi Penelitian Bahasa. Singaraja : Undiksha. Sugihartono, dkk Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung :Alfabeta. Sukiman Pengembangan Sistem Evaluasi. Yogyakarta:Insan Madani. Usman, Moh Uzer dan Lilis S Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Wendra, I Wayan Penulisan Karya Ilmiah: Buku Ajar. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Wijaya, Cece Pendidikan Remedial: Sarana Pngembangan Mutu Sumber Daya Manusia. Bandung : PT REmaja Rosdakarya.

BAB I PENDAHULUAN. nasional.3

BAB I PENDAHULUAN. nasional.3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum, proses pembelajaran, dan evaluasi merupakan tiga dimensi dari sekian banyak dimensi yang sangat penting dalam pendidikan. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA ARTIKEL Oleh : NI NYOMAN GUNIATI 0914041089 JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGRAAAN FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Rahmatiah33makassar@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Ulfatun Rohmah 1, Suhartono 2, Ngatman 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Kepodang 67A Panjer Kebumen

Lebih terperinci

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 2, Oktober 2014 ISSN 2087-3557 PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA MATERI AJAR POWER POINT (PPt) SMP Teuku Umar Semarang Abstrak

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR K3LH MELALUI PEMBERIAN KUIS PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MARE KABUPATEN BONE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR K3LH MELALUI PEMBERIAN KUIS PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MARE KABUPATEN BONE 88 PENINGKATAN HASIL BELAJAR K3LH MELALUI PEMBERIAN KUIS PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MARE KABUPATEN BONE Improved The Result of The K3LH Learning Trhought Giving The Learning Quiz to The

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGGAMBAR DESAIN POSTER MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS XI DKV SMK NEGERI PACITAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGGAMBAR DESAIN POSTER MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS XI DKV SMK NEGERI PACITAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGGAMBAR DESAIN POSTER MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS XI DKV SMK NEGERI PACITAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Paulus Sunarno SMK NEGERI PACITAN Abstrak Penelitian tindakan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika ABSTRACK Artikel ini memberikan hasil penelitian dari Implementasi Kurikulum

Lebih terperinci

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik dan pendidik melalui sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (PERMENDIKBUD No 103 tahun 2015 pasal 1).

Lebih terperinci

PENGARUH TUTORIAL DALAM PEMBELAJARAN GAMBAR BANGUNAN DI SMK N 3 YOGYAKARTA. Oleh : Irwansyah NIM ABSTRAK

PENGARUH TUTORIAL DALAM PEMBELAJARAN GAMBAR BANGUNAN DI SMK N 3 YOGYAKARTA. Oleh : Irwansyah NIM ABSTRAK PENGARUH TUTORIAL DALAM PEMBELAJARAN GAMBAR BANGUNAN DI SMK N 3 YOGYAKARTA Oleh : Irwansyah NIM. 10505247002 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar yang menggunakan metode

Lebih terperinci

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari, PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI PRACTICE-REHEARSAL PAIRS (PRAKTIK BERPASANGAN) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KKPI SISWA KELAS X TB4 SMK NEGERI 2 TABANAN TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam mengembangkan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya ke arah

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI Oleh: DEDE KURNIA YUZA NPM. 1010013411153 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan,

Lebih terperinci

ARTIKEL. Oleh : I MADE SEPTI ASTAWAN

ARTIKEL. Oleh : I MADE SEPTI ASTAWAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS XI KRIA KAYU DAN KERAMIK SMK NEGERI 1 SUKASADA KECAMATAN SUKASADA KABUPATEN BULELENG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Imam Munandar,2013

BAB I PENDAHULUAN. Imam Munandar,2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan observasi saat melakukan Program Latihan Profesi (PLP) di SMKN 2 Cimahi pada Mata Pelajaran Teknik Pengendali, terdapat beberapa permasalahan pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 BAB II pasal 3 Undang- Undang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA

IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA IDENTIFICATION OF OBSTACLES IN LEARNING TEACHER IN CLASS III A SCHOOL INCLUSION SDN GIWANGAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INDEX CARD MATCH SD NEGERI 04 PUNGGUANG KASIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INDEX CARD MATCH SD NEGERI 04 PUNGGUANG KASIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INDEX CARD MATCH SD NEGERI 04 PUNGGUANG KASIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN Delvia Puspita Sari 1, Gusnetti 2, Syofiani 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar *) Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN

RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN APLIKASI PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif Menyenangkan) MODEL RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN 2006-2007 HASIL PENELITIAN

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Ulfatun Rohmah 1, Suhartono 2, Ngatman 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Kepodang 67A Panjer Kebumen

Lebih terperinci

Kata Kunci: Remedial teaching

Kata Kunci: Remedial teaching PELAKSANAAN REMEDIAL TEACHING MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI KABUPATEN REMBANG Joko Widodo 1 Abstrak: Permasalahan dalam penelitian ini yaitu (1) Bagaimana kemampuan guru dalam mendiagnosis kesulitan

Lebih terperinci

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2 Dinamika Vol. 4, No. 3, Januari 2014 ISSN 0854-2172 PEMBELAJARAN PROGRAM APLIKASI MICROSOFT WORD MELALUI PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 1 KARANGSARI TAHUN AJARAN 2014/2015 Masrukhin 1, Triyono 2,

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA Vol. 3, No. 3, pp. 81-86, September. 2014 PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA IMPLEMENTATION OF SNOWBALLING

Lebih terperinci

tercapainya kriteria ketuntasan minimal (KKM).

tercapainya kriteria ketuntasan minimal (KKM). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk menghasilkan suatu perubahan, menyangkut pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan

Lebih terperinci

IMPROVEMENT OF SCIENCE LEARNING OUTCOMES THROUGH GROUP INVESTIGATION IN VB

IMPROVEMENT OF SCIENCE LEARNING OUTCOMES THROUGH GROUP INVESTIGATION IN VB Peningkatan Hasil Belajar... (Heni Septia Saputri) 1.065 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION KELAS VB IMPROVEMENT OF SCIENCE LEARNING OUTCOMES THROUGH GROUP INVESTIGATION

Lebih terperinci

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 2 NAMBAHREJO Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA Oleh Bustaman Asis Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL. Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL. Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Abstrak MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris melalui

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR Oleh Ramadhani Rama_dhani62@rocketmail.com Absrak : Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya

Lebih terperinci

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir Paryitno 1 1 SMPN 1 Kalidawir, Tulungagung Email: 1 prayitno@gmail.com

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 PURWOSARI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 PURWOSARI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 PURWOSARI Samsi SD Negeri 1 Purwosari Email: samsisaba@yahoo.com

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PADA KONSEP DAUR HIDUP

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PADA KONSEP DAUR HIDUP EDUSCOPE, Vol. 1 No. 1 Juli 2015 ISSN : 2460-4844 MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PADA KONSEP DAUR HIDUP Rumini SD Negeri Tanjungrejo rumini@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya tidak pernah berhenti untuk belajar baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya tidak pernah berhenti untuk belajar baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya tidak pernah berhenti untuk belajar baik di bangku sekolah, keluarga maupun masyarakat karena sesuai ungkapan yang ada bahwa pengalaman

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS Sujianto SMP N 2 Kokap Kulonprogo, Indonesia Email: ayahzahra0101@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Di dalam sebuah proses

Lebih terperinci

Asia Muhammadiyah 1 dan Syamsu Rijal 2 1. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar 2. Alumni Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Asia Muhammadiyah 1 dan Syamsu Rijal 2 1. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar 2. Alumni Jurusan Biologi FMIPA UNM. Bionature Vol. 11 (1): Hlm: 54-60, April 2010 ISSN: 1411-4720 Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Ajangloe Kabupaten Bone Melalui Model Pembelajaran ATI The Improvement of

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018 1 PEMBELAJARAN SENI BUDAYA PADA MATERI SENI TARI DI SMA NEGERI 11 BANDARLAMPUNG (Jurnal Penelitian) oleh Sayu Made Leni Listya Yani Pembimbing Riyan Hidayatullah, S.Pd., M.Pd Agung Kurniawan, S.Sn., M.Sn

Lebih terperinci

Key words: method, activity, achivement i

Key words: method, activity, achivement i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI SMK AL-MADANI KEPIL WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Hasil dari penelitian dan pengembangan adalah modul pembelajaran biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Pada Siswa Kelas IV di SDK Jononunu Rismawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA VCD PEMBELAJARAN DALAM PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 4 BUMIREJO TAHUN 2013/2014

PENGGUNAAN MEDIA VCD PEMBELAJARAN DALAM PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 4 BUMIREJO TAHUN 2013/2014 PENGGUNAAN MEDIA VCD PEMBELAJARAN DALAM PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 4 BUMIREJO TAHUN 2013/2014 Teguh Imanto 1, Suhartono 2, Chamdani 3 1 Mahasiswa PGSD

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR Zakaria Andi, Syamsiati, Endang Uliyanti Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNTAN, Pontianak

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR Praditya Danies Kurniawan 1), Sularmi 2), Tri Budiharto

Lebih terperinci

Sabran, Kemampuan Roll Depan, Metode Tutor Sebaya

Sabran, Kemampuan Roll Depan, Metode Tutor Sebaya 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN ROLL DEPAN SISWA KELAS IV MELALUI METODE TUTOR SEBAYA DI SDN 20 BIAU KABUPATEN BUOL Sabran Hendrik Mentara Hendriana Sri Rejeki Pendidikan Olahraga FKIP Universitas Tadulako Kampus

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN T.SERI AMINAH Guru SMP Negeri 29 Medan Email : bangunsardiana@yahoo.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA ( PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Colomadu Tahun 2011/2012 ) Oleh

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DAN MEMBACA PUISI SISWA KELAS V SD

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DAN MEMBACA PUISI SISWA KELAS V SD PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DAN MEMBACA PUISI SISWA KELAS V SD Oleh: Fajar Dwi Astuti 1), Imam Suyanto 2), H. Setyo Budi 3), Abstract: The Contextual Approach

Lebih terperinci

PENERAPAN MOTODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

PENERAPAN MOTODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA Sakri 21 PENERAPAN MOTODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA Sakri SDN Gintungan I Kec. Kembangbahu Kab. Lamongan Pos-el. Sakri.cilukbah@gmail.com Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA SISWA KELAS XI IPS 2 MAN MOJOKERTO KABUPATEN MOJOKERTO Syifa ur Rokhmah Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, kondisi prestasi belajar siswa SMK Negeri 5 Bandung terus

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, kondisi prestasi belajar siswa SMK Negeri 5 Bandung terus 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, kondisi prestasi belajar siswa SMK Negeri 5 Bandung terus mengalami penurunan. Hal ini peneliti ketahui berdasarkan data rekap nilai dari berbagai

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR KARTASURA

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR KARTASURA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR KARTASURA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Guru

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK Suzana 1), Gusmaweti 2), Erwinsyah Satria 1) 1) Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENGAJARAN REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS II SD N 1 SEDAYU

PELAKSANAAN PENGAJARAN REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS II SD N 1 SEDAYU 1.362 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 14 Tahun ke-5 2016 PELAKSANAAN PENGAJARAN REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS II SD N 1 SEDAYU IMPLEMENTATION OF MATHEMATICS REMEDIAL TEACHING

Lebih terperinci

Rusmiaty Sitepu Guru SMP Negeri 8 Kota Tebing Tinggi Surel :

Rusmiaty Sitepu Guru SMP Negeri 8 Kota Tebing Tinggi Surel : UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 8 KOTA TEBING TINGGI Rusmiaty Sitepu Guru SMP Negeri 8 Kota

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. NASKAH PUBLIKASI PENGARUH INTENSITAS BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA DALAM PELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 WONOGIRI TAHUN AJARAN 2015/2016 Usulan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH Oon Rehaeni oon_rehaeni@gmail.com SMK Negeri I Majalengka ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek Mulyani, Penggunaan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan... 45 PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG RANGKAIAN LISTRIK SERI DAN PARALEL PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS VI

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima

Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima Sitti Rahmah 1 1 SMPN 6 Kota Bima Email: 1 sittirahmah@gmail.com

Lebih terperinci

RAHMAT FAUZI NIM. K

RAHMAT FAUZI NIM. K PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh : RAHMAT FAUZI NIM. K4306036 Skripsi

Lebih terperinci

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya ) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DENGAN BANTUAN MEDIA POWERPOINT PADA KONSEP EKOSISTEM (Penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF JURNAL. Oleh NYOMAN TRI YULIANTI MUNCARNO NELLY ASTUTI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF JURNAL. Oleh NYOMAN TRI YULIANTI MUNCARNO NELLY ASTUTI PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF JURNAL Oleh NYOMAN TRI YULIANTI MUNCARNO NELLY ASTUTI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS 3.606 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 38 Tahun ke-5 2016 PENGGUNAAN KARTU POSITIF NEGATIF SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BILANGAN BULAT SISWA KELAS IV THE USE OF POSITIVE NEGATIVE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan yang dirasakan saat ini kian canggih dan up to date. Dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah, kegiatan belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini masuk pada era globalisasi yang menuntut adanya perubahan di segala bidang, termasuk bidang pendidikan. Perubahan dalam bidang pendidikan dilakukan sebagai

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN Muncarno FKIP Universitas Lampung Email: muncarno@gmail.com

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI TEKNIK PRESENTASI DALAM KOMUNIKASI BISNIS PADA SISWA KELAS XI PEMASARAN SMK NEGERI I MAGETAN Ganef Budi Wicaksono SMKN 1 Magetan esribintari@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pembelajaran. Guru sangat berperan penting dalam peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pembelajaran. Guru sangat berperan penting dalam peningkatan mutu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah melalui proses pembelajaran. Guru sangat berperan penting dalam peningkatan mutu pembelajaran,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 TAWANGMANGU TAHUN 2014/2015

PENERAPAN STRATEGI NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 TAWANGMANGU TAHUN 2014/2015 PENERAPAN STRATEGI NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 TAWANGMANGU TAHUN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PENINGKATAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN BUSANA MELALUI METODE PEMBELAJARAN EKSPOSITORI DI SMK NEGERI 6 PURWOREJO JURNAL Diajukan kepada Fakultas Teknik

Lebih terperinci

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Alis Suryanti Guru SDN 1 Purwosari Kec. Padangratu E-mail: Alissurnyanti@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan serta

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU APPLICATION METHODS DEMONSTRATION TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES IN LEARNING IPA INTEGRATED Dahyana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting bagi manusia karena pendidikan terkait dengan kehidupan sehari-hari maka dari itu manusia membutuhkan pendidikan agar mampu mempertahankan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh BAB V PEMBAHASAN 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai

Lebih terperinci

Naskah Publikasi PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DEMAKIJO

Naskah Publikasi PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DEMAKIJO Naskah Publikasi PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DEMAKIJO Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING Devi Restyaningrum 1), Retno Winarni 2), Tri Budiharto 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi

Lebih terperinci

Dwi Ambarwati 1. PENDAHULUAN

Dwi Ambarwati 1.   PENDAHULUAN TERSEDIA SECARA ONLINE http://journal2.um.ac.id/index.php /jpg/ JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Tahun 22, No. 2, Juni 2017 Halaman: 76-84

Lebih terperinci

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pengurangan Bilangan Sampai Dengan 500 Kelas II SDN 2 Tinigi Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli Hasmiati,

Lebih terperinci

Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1

Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1 Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFMETODE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 BANJARNEGARA

Lebih terperinci

PENGAJARAN REMEDIAL KERJA KELOMPOK DALAM PENGUASAAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT

PENGAJARAN REMEDIAL KERJA KELOMPOK DALAM PENGUASAAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PENGAJARAN REMEDIAL KERJA KELOMPOK DALAM PENGUASAAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT Novie Asih Anggreini 1), Jenny IS Poerwanti 2), Samidi 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR SHARE (TPS) PADA POKOK BAHASAN PELUANG SISWA KELAS

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII-8 SMP NEGERI 29 MEDAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII-8 SMP NEGERI 29 MEDAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII-8 SMP NEGERI 29 MEDAN RIDHA HARNI HASIBUAN Guru SMP Negeri 29 kota Medan Email : chairini.nurdin@gmail.com

Lebih terperinci

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PENCAPAIAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) BIOLOGI SISWA KELAS VIIA DI SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN AJARAN 2008/2009

Lebih terperinci

ANALISIS AKTIVITAS GURU IPS TERPADU PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS VIII SMP 9 PONTIANAK

ANALISIS AKTIVITAS GURU IPS TERPADU PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS VIII SMP 9 PONTIANAK ANALISIS AKTIVITAS GURU IPS TERPADU PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS VIII SMP 9 PONTIANAK Eka Dewi Sartika, Sri Zulhartati, dan Husni Syahrudin Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Koperasi FKIP Untan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara manusia untuk menggunakan akal /rasional mereka untuk jawaban dalam menghadapi berbagai masalah yang timbul dimasa yang akan datang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VI SD NEGERI 01 TANJUNGSARI PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA KELAS V

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA KELAS V ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA KELAS V Ni Wyn Suaryani 1, I Md Suarjana 2, I Kdk Suartama 3 1,2 Jurusan PGSD, 3 Jurusan TP, FIP Universitas Pendidikan Ganesha

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI 203 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI 0812 689 8822 SDN 002 Bagan Besar, Kota Dumai ABSTRACT This study aimed to describe the learning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya merupakan syarat mutlak bagi pengembangan sumber daya manusia dalam menuju masa depan yang lebih baik. Melalui pendidikan dapat dibentuk

Lebih terperinci

Oleh : NUR CAHYA ADIPUTRO A

Oleh : NUR CAHYA ADIPUTRO A PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI METODE SIMULASI PADA SISWA KELAS IV SDN 03 KALISORO TAHUN AJARAN 2016/2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKAPESERTA DIDIK KELAS VIII.2 SMP NEGERI 21 PEKANBARU Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur

Lebih terperinci

Rahmayanti, Charles Kapile, dan Amiruddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Rahmayanti, Charles Kapile, dan Amiruddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Penerapan Metode Pemberian Tugas untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS Kelas IV SD Toriapes Kasimbar Rahmayanti, Charles Kapile, dan Amiruddin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

Michael Ricy Sambora Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Michael Ricy Sambora Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL BENTUK VIDEO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI X IPS 2 SMA BATIK 1 SURAKARTATAHUN PELAJARAN 2015/2016 Michael Ricy Sambora Program Studi

Lebih terperinci