BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI Langkah-Langkah di dalam penerapan strategi pemasaran dibuat se efektif dan se relevan mungkin agar dapat di implementasikan. Dalam penyusunan karya tulis ini dijabarkan sebagai berikut : 1. Mendefinisikan strategi secara umum 2. Identifikasi berbagai macam input yang dimiliki oleh organisasi 3. Identifikasi lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi pada saat ini 4. Pembuatan matriks SWOT 5. Strategi Pemasaran 6. Perencanaan Pemasaran 7. Pengembangan Desain Pemasaran 8. Implementasi Pemasaran 9. Penggunaan analisa AHP 6

2 7 Langkah-langkah yang disebutkan diatas didasarkan pada asumsi bahwa tujuan yang dimiliki perusahaan telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu dalam analisa yang dilakukan didalam pembahasan masalah, perhatian lebih ditekankan pada situasi yang dihadapi perusahaan pada saat ini. Implementasi perencanaan strategik yang diperoleh selanjutnya dijabarkan dan difokuskan pada strategi pemasaran yang membahas Strategy (Segmentation, Targeting, Positioning), Tactic (Differentiation, marketing mix, Selling) dan Value (Brand, Service, Process). 2.1 Strategi Definisi Strategi Strategi adalah pola dasar dari sasaran perusahaan (masa kini dan masa depan), pemanfaatan sumber daya dan interaksi suatu organisasi dengan pasar, pesaing serta faktor-faktor lingkungan lainnya. Berdasarkan definisi tersebut maka strategi harus mencakup (1) what (sasaran yang harus dicapai), (2) where (dimana fokus industri dan pasar-produk), serta (3) how (bagaimana sumber daya dan aktifitas harus dialokasikan di tiap pasarproduk agar sesuai dengan peluang dan ancaman yang dihadapi dan dapat meningkatkan keunggulan kompetitif) Komponen strategi Terdapat lima komponen utama yang menyusun suatu strategi,

3 8 1. Cakupan Ruang lingkup (cakupan) suatu organisasi mengacu pada kedalaman strategi utamanya-jumlah dan tipe industri, lini produk, dan segmen pasar dimana organisasi tersebut berkompetisi atau berencana untuk masuk. 2. Tujuan dan Sasaran Strategi menjelaskan secara detail tingkat pencapaian satu atau lebih dimensi performa misalkan peningkatan volume, kontribusi profit, atau ROI (return of investment) dalam jangka waktu spesifik. 3. Pengembangan sumberdaya Setiap organisasi memiliki sumberdaya manusia dan finansial yang terbatas. Formulasi suatu strategi termasuk memutuskan bagaimana sumberdaya tersebut dapat diperoleh dan dialokasikan diantara berbagai bisnis, pasar-produk, departemen fungsional, dan aktifitas tiap bisnis ataupun pasar-produk. 4. Identifikasi dan keunggulan kompetitif Bagian terpenting dari suatu organisasi adalah spesifikasi bagaimana organisasi akan berkompetisi dalam tiap bisnis dan pasar-produknya. 5. Sinergi Sinergi akan terjadi apabila bisnis perusahaan, pasar-produk, pemanfaatan sumberdaya dan kompetisi saling melengkapi dan memperkuat satu dengan lainnya.

4 Hirarki Strategi Umumnya organisasi memiliki hirarki strategi yang saling terkait satu dengan lainnya. Masing-masing diformulasikan pada tingkat organisasi yang berbeda. Terdapat tiga tingkatan utama strategi : 1. Strategi korporasi (corporate strategies) 2. Strategi tingkat bisnis (business level strategies) 3. Strategi fungsional (functional strategies) Pada tingkat fungsional, strategi disusun untuk masing-masing fungsi organisasi seperti R & D, produksi, ataupun pemasaran, kali ini pembahasan akan lebih difokuskan pada strategi pemasaran. Fokus utama strategi pemasaran terletak pada pengalokasian dan koordinasi sumberdaya dan aktifitas penjualan secara efektif untuk mencapai sasaran perusahaan. 2.2 Input Bagi Perencanaan Strategis Agar perencanaan strategis dapat berfungsi secara efektif maka rencana tersebut harus memperhitungkan input yang digunakan, input yang dimaksud mencakup karyawan, modal yang dimiliki, kemampuan manajerial, keterampilan dan kemampuan teknis. Sebagai tambahan banyak pihak yang memiliki tuntutan terhadap perusahaan (stakeholders), dan seringkali tuntutan yang dimiliki tidak

5 10 sejalan satu dengan lainnya. Merupakan tugas manajer untuk mengintegrasikan berbagai tujuan dan kebutuhan yang beragam tersebut Profil Perusahaan Bagaimana perusahaan dijalankan dimasa lalu seringkali merupakan titik awal untuk menentukan kemana usaha tersebut dijalankan. Pertanyaan mendasar yang harus dijawab oleh manajemen puncak mencakup : Apa bisnis yang dijalankan perusahaan? Siapakah konsumen yang dilayani? Apa yang diinginkan oleh konsumen? Apa seharusnya bisnis yang dijalankan? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan dengan bisnis dasar perusahaan, produk dan jasa yang dihasilkan, daerah geografis, posisi kompetitif, perusahaan dan orientasi serta nilai yang dianut oleh manajemen puncak. 2.3 Lingkungan Eksternal dan Internal perusahaan Lingkungan Eksternal : Peluang dan Ancaman Dalam melakukan analisa lingkungan eksternal, banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Pada masa kini ancaman dari lingkungan eksternal dapat mencakup masalah energi, perubahan teknologi, dan tindakan pemerintah.

6 11 Beragam faktor baik itu ancaman ataupun peluang dapat dikelompokkan kedalam kategori : faktor ekonomi sosial dan politik; produk dan teknologi; faktor demografi; pasar dan persaingan; dan lainnya. 1. Faktor Ekonomi Kondisi umum perekonomian akan mempengaruhi formulasi strategi dimana faktor-faktor yang termasuk kedalam kelompok ini adalah siklus bisnis, tingkat penyerapan tenaga kerja, ketersediaan kredit dan tingkat harga. Selain itu, perusahaan secara individu terkena pengaruh yang berbeda dari faktor-faktor ekonomi. Faktor yang menjadi ancaman bagi satu perusahaan dapat saja menjadi peluang bagi perusahaan lainnya. 2. Faktor Sosial Politik Perkembangan sosial juga mempunyai pengaruh terhadap strategi bisnis misalkan, pergerakan perlindungan konsumen menuntut perhatian perusahaan untuk keamanan produk. Selain itu terdapat tuntutan publik terhadap udara, air dan lingkungan yang bersih dan seringkali dianggap suatu ancaman bagi kelangsungan bisnis. Pada saat yang sama, faktor-faktor tersebut dapat menjadi peluang, seperti yang ditunjukkan oleh kebutuhan tes emisi kendaraan dibanyak negara yang membuka peluang usaha untuk mengembangkan, memproduksi atau mengoperasikan peralatan tes yang dibutuhkan.

7 12 3. Produk dan Teknologi Produk perlu disesuaikan dengan perubahan teknologi. Tuntutan-tuntutan baru dari konsumen untuk kemudahan, keamanan, dan timbulnya persaingan, sejalan dengan teknologi baru, memberikan dorongan untuk munculnya produk baru. 4. Faktor Demografi Perubahan demografi dapat mempengaruhi bisnis secara signifikan. Faktor demografi ini mencakup pergeseran geografis ataupun perubahan komposisi umur. Penyusun strategi harus mempertimbangkan faktor-faktor ini karena pengaruhnya terhadap preferensi produk dan jasa yang diinginkan oleh konsumen. 5. Pasar dan Persaingan Kemampuan untuk mengatasi persaingan akan sangat menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Karena itu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut merupakan hal penting dalam melakukan formulasi strategi Siapa saja pesaing-pesaing kita? Bagaimana perusahaan kita dibandingkan dengan pesaing? Apa saja kekuatan dan kelemahan pesaing? Bagaimana perusahaan dapat bersaing?

8 13 6. Faktor Lainnya Banyak sekali faktor lain yang perlu dipertimbangkan seperti ketersediaan bahan baku, pemasok serta sistem transportasi. Lingkungan yang selalu mengalami perubahan menuntut adanya pengawasan secara kontinyu akan munculnya peluang dan ancaman. Suatu perusahaan yang dapat mendeteksi kebutuhan dan menyediakan produk serta jasa yang diinginkan konsumen akan memiliki peluang yang lebih besar untuk mengecap sukses dibanding perusahaan yang mengacuhkan perubahan tersebut Lingkungan Internal : Kekuatan dan Kelemahan Tuntutan lingkungan internal suatu organisasi harus diselaraskan dengan sumberdaya yang dimiliki. Kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki perusahaan-perusahaan sangat berbeda satu dengan yang lainnya, namun secara umum dapat dikelompokkan kedalam : Manajemen dan organisasi Operasional Keuangan atau finansial Faktor lainnya yang penting bagi suatu perusahaan 1. Manajemen dan Organisasi Kategori ini menyangkut tidak hanya kemampuan manajerial tetapi juga tenaga kerja secara keseluruhan. Kelompok ini juga terkait dengan hubungan antar tenaga

9 14 kerja; kebijakan personalia; penilaian, seleksi, pelatihan dan pengembangan tenaga kerja; serta sistem reward. Sistem perencanaan dan kontrol seperti halnya iklim dan struktur organisasi merupakan hal yang sama pentingnya bagi kesuksesan suatu organisasi. 2. Operasional Operasi usaha harus dianalisa secara hati-hati dalam kaitannya dengan kemampuan penelitian dan pengembangan. Kecukupan serta produktivitas produksi untuk memenuhi pertumbuhan yang diharapkan dan tujuan lainnya. Selain itu bagian pemasaran juga perlu dinilai dalam saluran distribusi produk, perlindungan merk, harga yang kompetitif, identifikasi konsumen, pelayanan dan image perusahaan. 3. Keuangan dan Finansial Evaluasi yang menyeluruh terhadap kekuatan dan kelemahan perusahaan juga harus dilakukan dalam area struktur capital, pendanaan(financing), profitabilitas, situasi perpajakan, perencanaan finansial, dan sistem akuntansi. Banyak rasio finansial yang dapat digunakan untuk melakukan analisa tersebut. 4. Faktor Lainnya Fokus pada faktor ini adalah hal-hal lain yang dapat menjadi sumber kekuatan

10 15 -kelemahan suatu organisasi yang harus dievaluasi. Faktor lainnya seperti paten, penemuan baru, dan image perusahaan dapat menjadi hal yang istimewa atau khusus bagi suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu. 2.4 Matriks SWOT Merupakan suatu konsep untuk melakukan analisis sistematik dan membantu untuk melihat kombinasi yang dihasilkan dari ancaman, peluang, kelemahan, dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. (Dyson, Robert G.Strategic Planning :Models & Analytical Techniques. John Willey & Sons.1990). Terdapat empat kombinasi strategi yang dihasilkan yaitu, Strategi WT Bertujuan untuk meminimumkan kelemahan dan ancaman. Perusahaan yang menghadapi dua kondisi tersebut berada dalam situasi yang memprihatinkan. Bahkan mungkin, perusahaan akan memilih untuk melakukan likuidasi. Tetapi tentunya terdapat pilihan lain yang dapat diterapkan. Apapun strategi yang dipilih, situasi WT merupakan situasi yang ingin dihindari oleh semua perusahaan. Strategi WO Bertujuan untuk meminimumkan kelemahan dan memaksimumkan peluang yang dimiliki perusahaan. Suatu perusahaan dapat saja mengidentifikasi suatu peluang

11 16 namun kelemahan internal yang dimiliki menghalanginya untuk meraih peluang tersebut. Strategi ST Strategi ini disusun berdasarkan kekuatan yang dimiliki perusahaan yang bertujuan untuk menghadapi ancaman yang datang dari lingkungan eksternal. Tujuannya adalah memaksimumkan kekuatan dan meminimumkan ancaman. Namun hal ini tidak berarti bahwa perusahaan yang memiliki kekuatan yang besar dapat menghadapi ancaman secara langsung (head-on). Strategi SO Setiap perusahaan ingin berada pada posisi dimana dapat memaksimumkan kekuatan dan peluang yang dimiliki. Pada posisi ini perusahaan dapat memanfaatkan kekuatannya, menggunakan sumberdaya yang dimiliki untuk mengambil keuntungan dari pasar produk dan jasa yang dihasilkannya. 2.5 Strategi Pemasaran Merancang strategi pemasaran yang kompetitif berawal dari analisis pesaing secara cermat. Secara terus-menerus perusahaan membandingkan nilai dan kepuasan pelanggan yang diberikan produk, harga, saluran dan promosinya dengan yang diberikan oleh pesaing terdekatnya. Dengan cara ini dapat diketahui

12 17 bidang-bidang yang berkeunggulan potensial dan mana yang tidak. Secara formal atau informal perusahaan harus memantau lingkungan secara kompetitif. Strategi pemasaran terutama terkait dengan pengaruh pada tiga kekuatan yang dikenal sebagai 3C strategic yaitu konsumen (customer), persaingan (competition), dan perusahaan/ korporat (corporation). Strategi pemasaran terfokus pada bagaimana perusahaan dapat membedakan dirinya secara efektif terhadap kompetitor, memanfaatkan kekuatannya untuk memberikan nilai yang lebih baik kepada konsumennya. Strategi pemasaran yang baik memiliki karakter yang ditunjukkan oleh komponen-komponen strategi yang kemudian diimplementasikan dalam sebuah formulasi bisnis.

13 18 Gambar 2-1: Elemen Kunci Formulasi Strategi Pemasaran Sumber : Subash C Jain, Marketing Planning & Strategy, Erlangga Komponen-Komponen Utama Pemasaran Komponen-komponen utama pemasaran yang dijabarkan dalam tiga siklus. Pertama adalah siklus dalam (inner cycle) yang menggambarkan situasi persaingan perusahaan dalam lingkungan bisnisnya. Kedua, siklus tengah (middle cycle) yang menggambarkan strategi, taktik dan value pemasaran. Dan ketiga adalah siklus luar (outer cycle) yang menggambarkan tiga kata tanya paling

14 19 penting yang harus dijawab dengan tepat pada waktu melaksanakan program pemasaran. Interaksi diantara strategi, taktik dan value pemasaran diperlihatkan pada siklus tengah. Ketiga faktor ini saling mempengaruhi. Pada waktu menyusun strategi dan taktik pemasaran, value pemasaran harus menjadi landasan berpikir. Namun mungkin saja setelah strategi dan taktik pemasaran ditentukan, value pemasaran kemudian disesuaikan. Akan ada interaksi serupa diantara strategi dan taktik pemasaran ketika keduanya telah ditetapkan, dengan keduanya saling mempengaruhi dan memberikan kompensasi.

15 20 Gambar 2-2: Komponen-Komponen Utama pemasaran Sumber : Hermawan kertajaya, MarkPlus on Strategy, Gramedia Didalam lingkaran strategi, taktik dan value pemasaran itu sendiri terdapat masing-masing tiga elemen yang saling berinteraksi dan mempengaruhi sebagai berikut : 1. Lingkaran Strategi Pemasaran ( S ) Segmentation,cara membagi pasar berdasarkan variabel-variabel tertentu

16 21 Targeting, memilih satu atau lebih segmen pasar yang dijadikan target market Positioning, posisi yang diinginkan di benak konsumen 2. Lingkaran Taktik Pemasaran ( T ) Differentiation, merealisasikan suatu strategi pemasaran dengan memperhatikan seluruh aspek terkait di perusahaan yang membedakannya dengan perusahaan lain. Marketing mix, menemukan kombinasi produk (product), harga (price), tempat (place) serta promosi (promotion) sesuai dengan strategi pemasaran. Selling, usaha untuk membuat konsumen membeli apa yang ditawarkan perusahaan sesuai dengan strategi pemasaran. 3. Lingkaran Value Pemasaran ( V ) Brand, mencakup prinsip-prinsip perusahaan dalam meningkatkan ekuitas merek (brand - equity) Service, prinsip prinsip perusahaan dalam meningkatkan kualitas servis yang diberikan pada pelanggan Process, prinsip prinsip perusahaan untuk melibatkan setiap karyawan dalam proses pemuasan pelanggan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

17 Mendesain Strategi Pemasaran Dengan analisa situasi dan lingkungan industri yang mengidentifikasikan peluang pasar, segmen pasar, pesaing serta kekuatan dan kelemahan perusahaan adalah merupakan sumber yang berguna untuk mendesain ulang strategi pemasaran. Selain hal tersebut, strategi pemasaran juga meliputi analisa positioning dan targeting didalam pasar, membangun hubungan pemasaran serta mengembangkan dan memperkenalkan produk. Menurut Carven (David W. Carven, Strategic Marketing, Erlangga Jakarta 2002) desain strategi pemasaran meliputi : 1. Market Targeting and Positioning Strategy Beberapa faktor faktor seperti ciri ciri industri, jenis perusahaan, diferensiasi kebutuhan pembeli dan keunggulan persaingan perusahaan yang spesifik dalam merancang strategi pemasaran adalah merupakan hal yang sangat mempengaruhi keunggulan pemasaran perusahaan. Selain itu ada hal terpenting yang harus diperhatikan seperti menentukan, bagaimana, kapan, dan dimana perusahaan akan bersaing serta memberikan gambaran lingkungan perusahaan. 2. Market Target Strategy Target market biasanya terdiri atas satu atau lebih segmen pasar produk dimana kebutuhan dan keinginan konsumen antar segmen tidak sama. Perusahaan dapat

18 23 memilih strategi targeting jika pasar produk telah diidentifikasikan dan ditentukan dengan mempertimbangkan keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan. Keputusan ini merupakan inti dari strategi pemasaran karena penetapan sasaran akan menjadi pedoman penentuan tujuan dan penentuan posisi pasar. Hal-hal yang mempengaruhi strategi targeting antara lain kematangan pasar, keragaman, kebutuhan dan preferensi pembeli. Ukuran perusahaan dibandingkan dengan pesaing, sumberdaya dan prioritas perusahaan setara dengan besarnya pasar yang diperlukan untuk mencapai kondisi keuangan yang menguntungkan bagi perusahaan. 3. Positioning Strategy Marketing relationship mencakup program adalah strategi positioning. Sedangkan strategi positioning dalam program pemasaran merupakan hasil kombinasi antara strategi produk. Distribusi, harga dan promosi yang digunakan oleh perusahaan untuk menentukan posisinya terhadap pesaing utama dalam usaha memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. Strategi positioning ini memberikan konsep yang dapat digunakan untuk memutuskan peranan dan strategi setiap komponen baru. 4. Market Relationship Strategy Strategi ini bertujuan untuk mencari kepuasan konsumen pada tingkat yang tinggi melalui kolaborasi bagian-bagian yang terlibat dalam pemasaran. Partner dari

19 24 marketing relationship mencakup end user, anggota channel distribution, pemasok, aliansi pesaing, dan tim internal. Kekuatan yang mendorong adanya relationship ini adalah keinginan untuk meningkatkan kemampuan perusahaan untuk memuaskan pelanggan dan untuk mengatasi berubahnya lingkungan bisnis yang cepat. 5. New Product Strategy Bila suatu kondisi penjualan dan profit dari suatu produk menurun secara signifikan biasanya suatu produk baru dibutuhkan untuk menggantikan produk lama yang ada dipasar. Hal ini tentunya akan melibatkan semua fungsi bisnis untuk strategi pengembangandan penentuan posisi produk untuk memasuki pasar baru. Diharapkan dengan proses perencanan produk baru yang terkoordinasi, perusahaan dapat memproduksi produk yang bermutu tinggi dengan harga bersaing sehinnga dapat memuaskan keinginan konsumen. Memperhatikan apa yang diinginkan konsumen merupakan hal penting dalam mengidentifikasi penampilan produk dan mempengaruhi kepuasan konsumen. Perbedaan antara atribut produk yang sudah ada dan keinginan dan konsuman adalah merupakan peluang untuk memperbaharui dan meningkatkan produk. 2.6 Perencanaan Pemasaran Melalui perencanaan strategik, perusahaan memutuskan apa yang hendak dibuat dengan masing-masing untuk bisnis Perencanaan pemasaran melibatkan

20 25 keputusan tentang strategi pemasaran yang membantu perusahaan mencapai sasaran strategiknya secara menyeluruh. Suatu rencana pemasaran yang terinci diperlukan untuk masing-masing bisnis, produk atau merk. Gambar 2-3: Hubungan antara analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian Sumber: Philip Kotler, Gary Amstrong, Dasar - Dasar Pemasaran, Intermedia Jakarta, Pengembangan program Pemasaran Strategi targeting dan positioning untuk produk baru dan yang sudah ada menjadi petunjuk bagi rancangan strategi setiap marketing mix. Strategi produk, distribusi, harga, dan promosi digabungkan untuk membuat strategi positioning untuk setiap pasar sasaran. Pengambilan keputusan marketing mix pada tingkat operasional

21 26 pada dasarnya mengimplikasikan strategi bisnis yang bertujuan untuk mengalokasikan dana, sumber daya manusia, produksi, konsumen dan produk secara efektif, dan efisien. Sedangkan dimensi inti dari strategi fungsional adalah menanggapi kebutuhan konsumen dan membina hubungan konsumen dalam jangka panjang. 2.8 Implementasi Program Pemasaran Perencanaan strategi yang baik hanya merupakan awal dari suatu perjalanan menuju pemasaran yang sukses. Strategi Pemasaran yang cemerlang akan kecil artinya kalau perusahaan tidak berhasil mengimplementasikannya dengan tepat. Implementasi pemasaran adalah sebuah proses yang mengubah strategi dan rencana pemasaran menjadi tindakan pemasaran untuk mencapai sasaran pemasaran strategik. Implementasi melibatkan kegiatan-kegiatan seharihari, dari bulan-kebulan secara efektif membuat bekerjanya rencana pemasaran. Implementasi yang berhasil tergantung pada beberapa unsur kunci : Program Tindakan Yang menarik semua orang dan kegiatan bersama-sama. Program tindakan menunjukkan apa yang harus dilakukan, siapa yang melakukannya, dan bagaimana keputusan dan tindakan akan dikoordinasikan guna mencapai sasaran pemasaran perusahaan.

22 27 Struktur organisasi Struktur organisasi formal perusahaan memainkan peran penting dalam pelaksanaan strategi pemasaran. Perencanaan Sumber Daya Manusia Secara cermat, perusahaan harus mengisi struktur dan sistemnya dengan orangorang yang memiliki ketrampilan, motivasi, dan karakteristik pribadi yang dibutuhkan. Dalam tahun-tahun terakhir ini, semakin banyak perusahaan yang mengakui bahwa perencanaan sumber daya jangka panjang dapat memberikan keunggulan kompetitif yang kuat pada perusahaan. 2.9 Penggunaan analisa AHP Pengertian Analytic Hierarchi Process (AHP) Analytic Hierarchy Process disingkat AHP atau dalam Bahasa Indonesia disebut Proses Hirarki Analisis atau PHA merupakan suatu metodologi yang sangat kuat dan komprehensif yang memungkinkan kelompok maupun individu dengan kemampuan untuk menghubungkan faktor kualitatif dalam proses pengambilan keputusan. AHP menggunakan model hirarki yang terdiri dari tujuan, kriteria ( dan beberapa subkriteria) serta alternatif untuk masing-masing permasalahan atau keputusan. Manusia mempunyai kemampuan untuk menetapkan relasi antar obyek atau antar pemikiran sedemikian sehingga koheren yaitu obyek-obyek atau pemikiran

23 28 itu saling terkait dengan baik dan kaitan mereka menunjukkan konsistensi (saaty,1994). AHP menyatukan antara judgement dan penilaian pribadi dalam suatu cara yang logis, yang tergantung pada pengalaman dan pengetahuan untuk menstruktur hirarki pemodelan. AHP merupakan sebuah teknik pengambilan keputusan multikriteria (berkriteria banyak), dimana faktor kuantitatif dan faktor kualitatif dikombinasikan, sehingga dapat dilakukan pengurutan prioritas, kedudukan, dan evaluasi terhadap alternatif-alternatif. Metode ini dicetuskan dan dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. AHP didasarkan pada tiga prinsip, yaitu dekomposisi, penilaian perbandingan, dan proses komposisi hirarki. Proses dekomposisi diaplikasikan agar masalah kompleks dapat distrukturkan menjadi hirarki dari cluster ( kelompok ). Prinsip dari penilaian perbandingan diaplikasikan dengan dibangunnya perbandingan pasangan ( pairwise comparison ) dari semua kombinasi elemen-elemen cluster. Penilaian perbandingan ini digunakan agar prioritas lokal dari elemen pada cluster dapat diperoleh. Prinsip dari proses komposisi hirarkis diaplikasikan dengan digandakannya ( multiply ) prioritas lokal dari elemen pada cluster dengan prioritas global dari elemen parent, sehingga prioritas global untuk keseluruhan hirarki dapat dihasilkan dan kemudian prioritas global untuk elemen level terbawah ( alternatif ) ditambahkan. Langkah pertama dalam AHP adalah dengan dibangunnya representasi (perwakilan) hirarki dari sebuah masalah. Pada puncak hirarki ditempatkan keseluruhan obyektif, sedangkan alternatif keputusan terdapat pada bagian bawah

24 29 hirarki. Diantara bagian puncak dan bawah dari hirarki, terdapat atribut-atribut yang berhubungan dengan permasalahan pengambilan keputusan sehingga alternatif-alternatif yang ada dapat dibandingkan. Jumlah level yang ada pada hirarki tergantung pada kompleksitas ( tingkat kesulitan ) dari masalah dan model hirarki dari pembuat keputusan. Setelah representasi hirarki diidentifikasi, dihasilkan data relasional sebagai perbandingan terhadap alternatif. Lalu ditentukan prioritas relatif dari tiap atribut dengan digunakannya perbandingan tersebut. Akhirnya dilakukan perhitungan terhadap prioritas atau bobot dari alternatif pada tingkat terendah yang berhubungan dengan obyektif yang paling puncak. Pada AHP perbandingan pasangan digunakan agar pemberian prioritas dapat dikembangkan. Permintaan kognitif dari pembuat keputusan dibatasi oleh pendekatan intuitif yang sederhana dari perbandingan relatif, dan dimaksudkan agar dilakukan pemeriksaan konsistensi dari perbandingan. AHP memungkinkan pengambil keputusan untuk menghadapi faktor yang nyata dan faktor yang tidak nyata. AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multiobyektif dan multi-kriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hirarki. Jadi, model ini merupakan suatu model pengambilan keputusan yang komprehensif. AHP sebagai salah satu dari metode pengambilan keputusan kriteria majemuk lebih banyak menarik minat banyak peneliti untuk terus mengembangkannya dibandingkan metode-metode lainnya. Hal ini didasari

25 30 karena AHP memiliki keunggulan dari segi proses pengambilan keputusan dan akomodasi untuk atribut-atribut baik kuantitatif maupun kualitatif. Kelebihan dari Analitycal Hierarchy Process (AHP) dibandingkan dengan metode yang lain adalah : 1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada sub-sub kriteria yang paling dalam. 2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan. 3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan Prinsip-prinsip Analisis Hirarki Proses (AHP) a. Penyusunan Struktur Hirarki Penyusunan hirarki suatu permasalahan adalah langkah pendefinisian masalah yang rumit dan kompleks sehingga menjadi lebih jelas dan detail. Hirarki keputusan disusun berdasarkan pandangan pihak-pihak yang memiliki keahlian dan pengetahuan dibidang yang bersangkutan. Keputusan yang akan diambil sebagai tujuan, dijabarkan menjadi elemen-elemen yang lebih rinci hingga mencapai suatu tahapan yang terukur. Hirarki permasalahan akan mempermudah pengambilan keputusan untuk menganalisa dan menarik kesimpulan terhadap permasalahan tersebut.

26 31 Keuntungan hirarki dalam metode ini adalah : 1) Memberikan suatu model tunggal yang mudah dimengerti dan luwes untuk aneka ragam persoalan tak terstruktur. Dan mengelompokkan struktur yang serupa dalam setiap tingkat. 2) Memberikan suatu skala untuk mengukur dan menetapkan prioritas serta untuk mengetahui konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas sebelum seseorang memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan mereka. Tabel 2.1 Skala dalam Perbandingan Berpasangan Intensitas pentingnya Definisi Penjelasan 1 Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen mengembangkan sifat besar pada sifat itu 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dibanding yang lain Pengalaman dan sedikit menyokong satu atas caranya 5 Elemen yang satu esensial atau sangat penting dibanding elemen yang lain Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen dalam praktek 7 Satu elemen yang jelas lebih penting dari elemen yang Satu elemen dengan kuat disokong dan dominannya jelas terlihat dalam

27 32 lainnya praktek 9 Satu elemen mutlak lebih penting dibanding yang lain Bukti yang menyokong elemen satu atas yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan 2,4,6,8 Nilai-nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatan Kompromi diperlukan antara dua pertimbangan Kebalikan Jika untuk aktivitas satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i. b. Penentuan Prioritas Prioritas elemen-elemen kriteria merupakan bobot kontribusi kriteria terhadap tujuan atau menentukan peningkatan elemen-elemen menurut relatif pentingnya. AHP melakukan analisis prioritas dengan metode perbandingan berpasangan (pairwise comparison ) antar dua elemen sehingga seluruh elemen yang ada tercakup. Salah satu pendekatan yang dikemukakan Saaty adalah perbandingan berpasangan yang digunakan untuk menentukan kepentingan alternatif dari alternatif dan kriteria yang ada. Dalam pendekatan ini pengambil keputusan dapat memberikan pendapatnya tentang nilai dari perbandingan tersebut. Hasil dari penilaian akan tampak lebih enak bila disajikan dalam bentuk matrik yang dinamakan pairwise comparison. Untuk membandingkan elemen-elemen digunakan skala banding berpasangan yang mendefinisikan nilai 1 (satu) sampai

28 33 dengan 9 (sembilan) sebagai bilangan pembanding antara kriteria yang digunakan. Identifikasi tingkat kepentingan tersebut adalah sebagai berikut : c. Konsistensi Logis Konsistensi jawaban para responden dalam menentukan prioritas elemen merupakan prinsip pokok yang akan menentukan validitas data dari hasil pengambilan keputusan. Konsistensi sampai kadar tertentu dalam menetapkan prioritas untuk elemen-elemen atau aktivitas yang berkenan dengan beberapa kriteria adalah perlu untuk memperoleh hasil yang benar dalam dunia nyata. AHP mengukur konsistensi menyeluruh dari berbagai pertimbangan kita melalui rasio konsistensi. Nilai konsistensi harus 10% atau kurang, jika ini lebih dari 10%, pertimbangan itu mungkin agak acak dan perlu diperbaiki. Perhitungan konsistensi didasarkan pada nilai consistency ratio (CR) yang didapat dari perbandingan antara consistency index (CI) dengan random index (RI). Nilai RI berdasar table berikut ini : Table 2.2 Random Index Untuk Beberapa Orde Matrik Orde Matrik RI Langkah-langkah dasar Analisis Hirarki Proses (AHP) Ikhtisar langkah-langkah AHP adalah sebagai berikut :

29 34 a. Isikan persoalan dengan rinci pemecahan yang diinginkan. b. Menyusun hirarki dimulai dengan tujuan (fokus) yang umum, diikuti oleh kriteria, sub-sub kriteria, dengan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkat hirarki paling bawah. Jadi, penyusunan hirarki dimulai dari tujuan keseluruhan dilanjutkan hirarki perantara hingga dicapai tingkatan dimana pada tingkatan tersebut komponen-komponen dapat dikendalikan atau mungkin dapat memecahkan masalah yang ada. c. Buatlah sebuah matrik berpasangan untuk kontribusi atau pengaruh setiap elemen yang relevan atas setiap kriteria yang berpengaruh berada setingkat diatasnya. Dalam matrik ini pasangan-pasangan elemen dibandingkan berkenaan dengan suatu kriteria ditingkat yang lebih tinggi. Perbandingan pasangan dilakukan dengan judgement dari pengambilan keputusan dengan menentukan tingkat kepentingan suatu komponen terhadap komponen lainnya. d. Melakukan perbandingan pasangan yang diperoleh judgement seluruhnya sebanyak n (n-1) 1/n ruas. Dimana n ialah banyaknya komponen terhadap komponen lainnya. e. Setelah melakukan semua data banding berpasang itu kemudian dihitung nilai eigen value dan periksa konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data dapat diulangi lagi. f. Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan pasangan diatas, dimana nilai dari eigen vector merupakan bobot setiap komponen.

30 35 g. Memeriksa konsistensi hirarki, jika nilai lebih besar dari 10% (0.1) maka kualitas data judgment dapat diperbaiki.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.

Lebih terperinci

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis memberikan beberapa teori dalam upaya pemecahan masalah yang kan diteliti. Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa konsep

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI Dwi Nurul Izzhati Fakultas Teknik, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang 50131 E-mail : dwinurul@dosen.dinus.ac.id

Lebih terperinci

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi ABSTRAK Tulisan ini memaparkan tentang penerapan Analitycal

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS Endang Widuri Asih 1 1) Jurusan Teknik Industri Institut Sains

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

AHP (Analytical Hierarchy Process)

AHP (Analytical Hierarchy Process) AHP (Analytical Hierarchy Process) Pengertian Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam penelitian mengenai strategi bauran pemasaran pertama kali peneliti akan mempelajari mengenai visi misi dan tujuan perusahaan, dimana perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran yang digunakan untuk menemukan skala rasio baik dari perbandingan berpasangan yang diskrit maupun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Strategis

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Strategis 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Strategis Strategi menurut Hamel dan Prahalad dalam Umar (2008) didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 14 LANDASAN TEORI 2.1 Proses Hierarki Analitik 2.1.1 Pengenalan Proses Hierarki Analitik Proses Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Process AHP) dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk menyajikan

Lebih terperinci

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data-data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan gabungan antara data primer dan data sekunder. Data primer mencakup hasil penggalian pendapat atau

Lebih terperinci

Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process )

Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process ) Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process ) A. Pengertian AHP ( Analitycal Hierarchy Process ) AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN Yosep Agus Pranoto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Strategi perusahaan menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK 3.1 Pengertian Proses Hierarki Analitik Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) pertama kali dikembangkan oleh Thomas Lorie Saaty dari Wharton

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT Multi-Attribute Decision Making (MADM) Permasalahan untuk pencarian terhadap solusi terbaik dari sejumlah alternatif dapat dilakukan dengan beberapa teknik,

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL

PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL Mochammad Taufiqurrochman 1) dan Buana Ma ruf 2) Manajemen Industri Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan di Dapur Geulis yang merupakan salah satu restoran di Kota Bogor. Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi bauran pemasaran

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.Kom.) Pada Progam Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

Pengertian Metode AHP

Pengertian Metode AHP Pengertian Metode AHP Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG) PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG) Hendang Setyo Rukmi Hari Adianto Dhevi Avianti Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terkait Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dita Monita seorang mahasiswa program studi teknik informatika dari STMIK Budi Darma Medan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Stanton dalam Tambajong (2013:1293), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, 98 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Tujuan analisa sistem dalam pembangunan aplikasi sistem pendukung keputusan ini adalah untuk mendapatkan semua kebutuhan pengguna dan sistem, yaitu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan).

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tingkatan Strategi Pada masa sekarang ini terminologi kata strategi sudah menjadi bagian integral dari aktivitas organisasi bisnis untuk dapat mempertahankan eksistensinya

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica Buah carica atau pepaya gunung merupakan rumpun buah pepaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara yaitu Amerika Latin,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan mengenai metode Analytic Hierarchy Process (AHP) sebagai metode yang digunakan untuk memilih obat terbaik dalam penelitian ini. Disini juga dijelaskan prosedur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut Robbins dan Coulter (2014:266) Strategi adalah rencana untuk bagaimana sebuah organisasi akan akan melakukan apa yang harus dilakukan dalam bisnisnya,

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)Pada Jurusan

Lebih terperinci

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL MEREK TOYOTA PADA UD. DUA TIGA TUJUH MOTOR. Oleh : VINA SORAYA A

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL MEREK TOYOTA PADA UD. DUA TIGA TUJUH MOTOR. Oleh : VINA SORAYA A PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL MEREK TOYOTA PADA UD. DUA TIGA TUJUH MOTOR Oleh : VINA SORAYA A21107638 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Globalisasi perdagangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dibahas beberapa teori yang mendukung terhadap studi kasus yang akan dilakukan seperti: Strategic Planning Decision Support System (DSS) Evaluasi Supplier 2.1 Strategic

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Pada dasarnya Sistem Pendukung Keputusan ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian

Lebih terperinci

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP A Yani Ranius Universitas Bina Darama, Jl. A. Yani No 12 Palembang, ay_ranius@yahoo.com ABSTRAK Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri makanan dan minuman (food and beverage) merupakan salah satu industri yang berkembang di Negara Indonesia, khususnya pada Provinsi Jawa Barat. Industri ini

Lebih terperinci

ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS Muhammad Yusuf Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Email : yusuf@akprind.ac.id ABSTRAK Pemilihan lokasi yang

Lebih terperinci

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ Mia Rusmiyanti Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Bandung

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pemasaran dipandang sebagai fungsi bisnis yang bertugas untuk mengenali kebutuhan dan keinginan pelanggan, menentukan pasar sasaran mana yang akan

Lebih terperinci

MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN WAFER COKELAT MENGGUNAKAN METODA AHP PADA PERUSAHAAN PT, XYZ TANGERANG

MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN WAFER COKELAT MENGGUNAKAN METODA AHP PADA PERUSAHAAN PT, XYZ TANGERANG MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN WAFER COKELAT MENGGUNAKAN METODA AHP PADA PERUSAHAAN PT, XYZ TANGERANG Sewaka *, Muhamad Yusuf ** *) dan **) Dosen Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara 6 BAB 3: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini menjabarkan tentang tujuan dari perancangan sistem, kriteria dan pilihan kesimpulan dalam menentukan pemilihan pegawai terbaik. Selain itu juga tahapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan adalah sebuah sistem yang efektif dalam membantu mengambil suatu keputusan yang kompleks, sistem ini menggunakan aturan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 1) Miskin sekali: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun lebih rendah 75% dari total pengeluaran 9 bahan pokok 2) Miskin: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun berkisar antara 75-125%

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 56 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai perancangan penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penulisan ini. Penelitian ini memiliki 2 (dua) tujuan,

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global Sri Subekti 1, Arni Retno Mariana 2, Andri Riswanda 3 1,2 Dosen STMIK Bina Sarana Global,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 25 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan miniatur keseluruhan dari proses penelitian. Kerangka pemikiran akan memberikan arah yang dapat dijadikan pedoman bagi para

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Mohamad Aulady 1) dan Yudha Pratama 2) 1,2) Program Studi Teknik Sipil FTSP ITATS Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan M a n a j e m e n S t r a t e g i k 77 Materi Minggu 10 Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan 10.1 Implementasi Strategi Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perkembangan teknologi yang begitu pesat, secara langsung mempengaruhi pola pikir masyarakat dan budaya hidup yang serba praktis dan modern.

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kepuasan Konsumen, Pentingnya Kepuasan Konsumen Dalam Pemasaran,

BAB II LANDASAN TEORI. Kepuasan Konsumen, Pentingnya Kepuasan Konsumen Dalam Pemasaran, 10 BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dibahas lebih mendalam mengenai Pengertian Kepuasan Konsumen, Pentingnya Kepuasan Konsumen Dalam Pemasaran, Hubungan Supply Chain Management, Kepuasan Konsumen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan memanipulasi data. Sistem ini digunakan

Lebih terperinci

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Untuk memperkenalkan AHP, lihat contoh masalah keputusan berikut: Sebuah kawasan menghadapi kemungkinan urbanisasi yang mempengaruhi lingkungan. Tindakan apa yang harus dilakukan

Lebih terperinci

4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data

4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data 19 4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Papua Barat. Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa Papua Barat sebagai wilayah yang mempunyai potensi sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah strategi pengadaan bahan baku agroindustri ubi jalar di PT Galih Estetika Indonesia Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Yang Digunakan 3.1.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah kerangka atau framework untuk mengadakan penelitian. Dalam penelitian ini, jenis desain yang digunakan

Lebih terperinci

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa Rizal Afriansyah Program Pascasarjana Universitas Brawijaya Email : rizaldi_87@yahoo.co.id Abstrak - Transportasi mempunyai

Lebih terperinci

APAKAH PEMASARAN ITU?

APAKAH PEMASARAN ITU? APAKAH PEMASARAN ITU? Pemasaran mengidentikkan penjualan dan promosi. Namun, Penjualan hanyalah the tip of marketing iceberg Penjualan hanyalah salah satu dari berbagai fungsi pemasaran, dan seringkali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

MATERI 2 KONSEP RENCANA STRATEGIS PERUSAHAAN

MATERI 2 KONSEP RENCANA STRATEGIS PERUSAHAAN MATERI 2 KONSEP RENCANA STRATEGIS PERUSAHAAN 2.1. Pendahuluan Rencana strategis perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana perusahaan akan diarahkan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analytic Hierarchy Process (AHP) Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 70 an ketika di Warston school. Metode AHP merupakan salah

Lebih terperinci

RANCANGAN STRATEGI PEMASARAN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN MARKETING MIX

RANCANGAN STRATEGI PEMASARAN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN MARKETING MIX RANCANGAN STRATEGI PEMASARAN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN MARKETING MIX (Studi Kasus PT. XXX Pekanbaru) Tengku Nurainun 1, Yanbro Avta Malva 2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX Daniar Dwi Pratiwi 1, Erwin Budi Setiawan 2, Fhira Nhita 3 1,2,3 Prodi Ilmu Komputasi

Lebih terperinci

Lampiran 1 - Analytic Hierarchy Process (AHP)

Lampiran 1 - Analytic Hierarchy Process (AHP) Lampiran 1 - Analytic Hierarchy Process (AHP) Penyusunan Hirarki Sebuah bagan alir yang dipergunakan dalam struktur pemecahan sebuah masalah terdiri dari tiga tingkatan yaitu hasil keputusan yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1.Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang Penelitian mengenai evaluasi sistem penggjian dan pengupahan sudah banyak dilakukan salah

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK

PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK Modul ke: PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK Nanang Ruhyat Program Studi Teknik Mesin www.mercubuana.ac.id PERENCANAAN PEMASARAN Oleh: Dr. Asikum Wirataatmadja, SE, MM,. Ak Konsep Pemasaran Pemasaran

Lebih terperinci

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan

Lebih terperinci

EVALUASI URUTAN FAKTOR YANG BERPENGARUH PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN PENDEKATAN AHP

EVALUASI URUTAN FAKTOR YANG BERPENGARUH PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN PENDEKATAN AHP EVALUASI URUTAN FAKTOR YANG BERPENGARUH PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN PENDEKATAN AHP Abdul Azis Syarif 1 * 1 Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Al Azhar Medan Jl. Pintu Air IV, Kwala Bekala

Lebih terperinci

BAB III ANP DAN TOPSIS

BAB III ANP DAN TOPSIS BAB III ANP DAN TOPSIS 3.1 Analytic Network Process (ANP) Analytic Network Process atau ANP adalah teori matematis yang memungkinkan seorang pengambil keputusan menghadapi faktor-faktor yang saling berhubungan

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Marketing Marketing atau pemasaran diartikan sebagai proses eksplorasi terhadap kebutuhan pelanggan melalui beragam pendekatan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperkuat dan mendukung analisis penelitian adalah:

IV METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperkuat dan mendukung analisis penelitian adalah: IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Balai Pengembangan Teknologi (BPT) Mekanisasi Pertanian Jawa Barat yang terletak di Jalan Darmaga Timur Bojongpicung, Cihea,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analytic Hierarchy Process (AHP) Sumber kerumitan masalah keputusan bukan hanya dikarenakan faktor ketidakpasatian atau ketidaksempurnaan informasi saja. Namun masih terdapat penyebab

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengintegrasikan bermacam-macam data dengan menyusun, menyimpan, 1. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja.

BAB II LANDASAN TEORI. mengintegrasikan bermacam-macam data dengan menyusun, menyimpan, 1. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mengintegrasikan bermacam-macam data dengan menyusun, menyimpan, memperbaharui atau merubah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhannya. Perkembangan ini menciptakan suatu persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhannya. Perkembangan ini menciptakan suatu persaingan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin cepat dan batas yang semakin tipis membuat masyarakat sekarang ini lebih selektif dan menuntut dalam pemenuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN 47 BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Meningkatnya aktivitas perkotaan seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi masyarakat yang kemudian diikuti dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk akan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7 BAB 2 2.1. Tinjauan Pustaka TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Tinjauan pustaka yang dipakai dalam penelitian ini didapat dari penelitian yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process) Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pendahuluan AHP

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Keuntungan melalui kepuasan pelanggan. Pemasaran yang terintegrasi. Gambar 1. Model konsep pemasaran (Kotler dan Amstrong, 2008)

TINJAUAN PUSTAKA. Keuntungan melalui kepuasan pelanggan. Pemasaran yang terintegrasi. Gambar 1. Model konsep pemasaran (Kotler dan Amstrong, 2008) 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran

Lebih terperinci

Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya

Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya Sistem informasi secara umum dapat diartikan sebagai kesatuan elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis,

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK SELEKSI TENAGA KERJA (Studi Kasus PT. GE Lighting Indonesia Sleman Yogyakarta)

ANALISIS PENERAPAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK SELEKSI TENAGA KERJA (Studi Kasus PT. GE Lighting Indonesia Sleman Yogyakarta) 1 Makalah Penelitian Tugas Akhir 2015 MAKALAH PENELITIAN TUGAS AKHIR ANALISIS PENERAPAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK SELEKSI TENAGA KERJA (Studi Kasus PT. GE Lighting Indonesia Sleman

Lebih terperinci

2.5.3 CP Matrix Matching Stage Matriks TOWS/SWOT Matriks SPACE Matriks Internal-External...

2.5.3 CP Matrix Matching Stage Matriks TOWS/SWOT Matriks SPACE Matriks Internal-External... ABSTRAK Atmosphere Café yang terletak di Jalan Lengkong Besar no. 97 menyediakan berbagai jenis masakan, mulai dari masakan Indonesia, masakan Eropa, dan juga masakan Jepang. Dalam satu tahun terakhir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1. Definisi Keputusan Keputusan (decision) yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Keputusan dapat dilihat pada kaitannya dengan proses,

Lebih terperinci

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG Fitriyani STMIK Atma Luhur Pangkalpinang Jl. Jend. Sudirman Selindung Pangkalpinang bilalzakwan12@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang dari dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang dari dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Pemasaran 2.1.1 Pengertian Strategi Pemasaran Perusahaan tidak bisa terlepas dari hambatan-hambatan dalam memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang

Lebih terperinci