BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lempar Lembing a. Pengertian Lempar Lembing Lempar Lembing terdiri dari dua kata,yaitu lempar dan lembing.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lempar Lembing a. Pengertian Lempar Lembing Lempar Lembing terdiri dari dua kata,yaitu lempar dan lembing."

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lempar Lembing a. Pengertian Lempar Lembing Lempar Lembing terdiri dari dua kata,yaitu lempar dan lembing. Lempar yang berati usaha untuk membuang jauh-jauh, dan lembing adalah tongkat yang berujung runcing yang dibuang jauh-jauh (Munasifah, 2008: 4). Lembing terdiri dari:a) badan lembing, b) mata lembing,c) tali pegangan. Lempar lembing adalah salah satu nomor yang terdapat dalam cabang olahraga atletik yang menggunakan alat bulat panjang yang berbentuk tombak dengan cara melempar jauh-jauh (PASI 1988: 43). Selanjutnya Jerver (1996: 142) menjelaskan bahwa, lempar lembing adalah suatu gerakan antara sentuhan tangan dengan mengayunkan benda yang berbentuk panjang berusaha untuk melempar sejauh mungkin. Untuk memperoleh jauhnya lemparan diperlukan kekuatan dan keccepatan gerak serta sudut pada saat lembing meninggalkan tangan. b. Macam-macam Tehnik Lempar Lembing Tehnik dalam suatu cabang olahraga adalah merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tercapainya prestasi yang tinggi. Untuk dapat memperoleh prestasi lemparan sejauh-jauhnya diperlukan penguasaan tehniktehnik dasar yang benar. Menurut Dwi Sarjiyanto, Sujarwadi (2010 : 119) dijelaskan bahwa: Faktor-faktor tehnik yang harus dikuasai adalah cara memegang lembing, cara membawa lembing dan cara melempar lembing. Menurut Dikdik Zafar Sidik (2010: 98): bahwa lempar lembing terbagi beberapa fase: a. Fase awalan: Dalam fase awalan pelempar dan lembing dipercepat, b. Fase irama 5 langkah: Dalam fase irama 5 langkah terjadi percepatan sebagai persiapan pelempar menuju fase pelepasan lembing, c. Fase pelepasan: pada fase pelepasan dihasilkan kecepatan tambahan ditransfer ke lembing sebelum commit dilepaskan, to user 7

2 8 d. Tahap pemulihan: dalam tahap pemulihan, pelempar menahan dan menghindari kesalahan. Faktor tehnik yang terdapat dalam lempar lembing, menurut Jess Jarver (2008 : 104) bahwa, Tahap dalam melempar lembing terbagi dalam empattahap yaitu tahap memegang lembing, tahap lari, tahap melemparkan lembing dan tahap kembali keposisi biasa (setelah lembing lepas dari tangan). c. Cara Memegang Lembing Cara memegang lembing yang baik dan efektif merupakan salah satu kunci penentu hasil lemparan. Kalau dilihat pada struktur lembing, maka akan terlihat lilitan tali pada lembing sebagai tempat pegangan yang dianjurkan, karena pada sekitar itu terdapattitik berat lembing yang diprediksikan paling efektif untuk memegang lembing. Cara memegang lembing menurut Soegito (1996: 65) sebagai berikut: 1) Cara Amerika Ibu jari dan jari telunjuk saling bertemu dibelakang balutan lembing (tempat pegangan). 2) Cara Finlandia Ibu jari dan jari tengah saling bertemu di belakang pada tempat pegangan, sedangkan telunjuk lurus kebelakang dibawah lembing. 3) Cara Menjepit (Tang) Telunjuk dan jari tengah menjepit lembing tepat dibelakang pegangan Adapun cara memegang lembing menurut Muhajir (2007: 144) sebagai berikut: 1) Pegangan cara Amerika Ibu jari dan jari telunjuk saling bertemu dibelakang balutan atau lilitan lembing. Cara Amerika ini disebut juga pegangan telunjuk ibu jari, karena ibu jari dan telunjuk dibelakang lilitan sedangkan jari tengah, jari manis dan kelingking terletak tepat pada lilitan. Jadi dengan pegangan cara Amerika ini jari telunjuk dan ibu jari memegang peranan mendorong tali pegangan lembing pada saat melempar. 2) Pegangan cara Firlandia

3 9 Ibu jari dan jari tengah bertemu dibelakang balutan atau lilitan lembing sedangkan telunjuk agak lurus dengan batang lembing. Cara ini disebut juga pegangan jari tengah ibu jari,ibu jari dan jari tengah bertemu dibelakang balutan atau lilitan lembing sedangkan jari telunjuk agak lurus dengan batang lembing.jadi dengan pegangan cara Firlandia, jari tengah dan ibu jari yang memegang peranan penting untuk mendorong tali pegangan pada saat melempar lembing. 3) Pegangan cara jepit tang Pegangan dimana jari telunjuk dan jari tengah menjepit lembing tepat dibelakang tempat pegangan. lembing diantara telunjuk dan jari tengah terletak dibelakang lilitan.jadi hanya menjepitkan lembing diantara dua jari tengah dan jari telunjuk, sedangkan jari-jari lainnya memegang biasa. a. Pegangan cara Amerika b. Pegangan cara Firlandia c. Pegangan cara tang Gambar 1. Cara memegang lembing (Muhajir, 2007: 144) d. Cara Membawa Lembing Cara mengambil awalan pada lempar lembing sangat erat kaitannya dengan cara membawa lembing, menurut Hasan (2003: 260) bahwa Cara apapun bisa dilakukan untuk membawa commit lembing, to user asalkan tidak mengganggu kecepatan

4 10 berlari. Jadi dalam membawa lembing yang sering biasa dilakukan para pelempar adalah lembing diatas pundak maupun bahu dengan posisi mata lembing serong ke atas, maupunserong ke bawah dan posisi mendatar dalam posisi tersebut otototot sekitar bahu dan tangan terasa rileks. Menurut Suherman (2003: 260) Cara membawa lembing dengan posisi lembing di samping badan, tangan lurus ke belakang sehingga tidak mendapat kesulitan untuk mengambil sikap-sikap selanjutnya, namun sedikit hambatan untuk mendapat kecepatan awalan yang optimal. Menurut Suherman (2003: 260) cara membawa lembing ada tiga macam: a) Lembing dibawa di atas bahu dengan mata lembing menghadap lurus ke depan. b) Lembing dibawa di belakang badan sepanjang alur lengan dengan mata lembing menghadap ke arah depan serong ke atas. c) Lembing dibawa di atas bahu dengan mata lembing menghadap serong ke arah bawah. Gambar 2. Cara Membawa Lembing (Suherman 2003: 260) Cara membawa lembing ini merupakan tahapan yang harus diperhatikan karena atlet akan berlari melakukan awalan sambil membawa lembing. Tahap ini cukup penting untuk diperhatikan dengan benar agar menjelang tehnik melempar dapat menempatkan posisi lempar yang benar. e. Cara Melempar lembing Cara melempar lembing yang benar menurut Syaifudin (1992: 116) adalah sebagai berikut:badanmenyamping ke arahlemparan, kaki kiri depan lurus (lemas)kaki dibelakang dengan lutut dibengkokkan ke depan serong kesamping

5 11 kanan. Berat badan berada pada kaki kanan, badan agak dicondongkanke samping kanan. Kemudian pada waktu lembing akan dilemparkan secepatnya pinggul, pinggang, dan perut didorong kedepan serong atas. Bersamaan dengan itu badan diputar ke depan ke arah lemparan dengan dada terbungkukdagu di angkat, hingga seluruh badan benar-benar menghadap ke arah lemparan. Pada saat yang bersamaan badan menghadap ke arah lemparan secepat mungkin.panjang awalan harus tidak lebih dari 36,50 m dan tidak kurang dari 30 m, harus diberi tanda dengan dua garis pararel 4 m terpisah dan lebar garis 5 cm. Untuk melempar lembing ada gerakan permulaan yang disebut dengan awalan. Awalan dalam lempar lempar lembing ada dua macam yaitu awalan silang (cross-step) dan awalan jingkat (hop-step). Lempar lembing dengan mempergunakan awalan silang (cross-step) lebih dikenal dengan lempar lembing gaya silang, sedang lempar lembing yang mempergunakan awalan jingkat (hopstep) lebih dikenal dengan lempar lembing gaya jingkat. Seseorang dapat menguasai gerakan-gerakan melempar lembing yang baik dan benar sehingga lemparan yang optimal jauh, maka harus ditekuni melalui kegiatan belajar atau latihan secara terarah, terprogram dan berkesinambungan. Setelah mendapatkan sikap lempar dilanjutkan dengan gerakan lempar sebagai berikut: 1) Tangan kanan yang lurus segera ditekukdengan disertai memutar badan ke kiri sehingga sikap badan menghadap ke depan. Meskipun demikian posisi tangan tetap diangkat tinggi dan arah lembing menuju serong atas depan, serta lewat diatas bidang bahu. Pandangan tertuju kearah sasaran (serong atas). 2) Gerakan berikutnya adalah meluruskan kaki belakang (kanan) dan diteruskan meluruskan kaki kiri. Pada saat itu sikap tangan kanan sudah mulai lurus dan saat itu pula lembing segera dilepas dari genggaman disertai gerak lecutan pergelangan tangan. 3) Setelah lembing lepas dari tangan, kaki kanan dilangkahkan ke depan menggantikan posisi kaki kiri yang diayun ke belakang (untuk menjaga keseimbangan dan sebagai gerak lanjutan).

6 12 Gambar 3. Melemparkan Lembing (Hasan, 1993: 83) f. Sikap Badan Setelah Melempar Lembing Setelah melakukan gerakanmelemparkan lembing, dilanjutkan dengan gerakan lanjutanatau gerakan kembali ke posisi biasa.gerakan ini memiliki tujuan untuk menjaga keseimbangan tubuh.pelaksanaan kembali ke posisi biasa menurut Hasan (1993 : 85) adalah sebagai berikut: 1) Kaki kanan ditolakkan keatas dan ke depan mendarat, kaki diangkat ke belakang lemas lalu badan agak miring dan condong ke depan. 2) Kaki kiri ke depan lemas kemudian tangan kanan dengan siku agak dibengkokkan berada dibawah dekat ke perut. 3) Tangan kiri lemas ke belakang sehingga pandangan ke arah jalannya lembing sampai jatuh. Gambar 4. Sikap badan setelah melempar (Hasan, 1993: 8) g. Lempar Lembing Gaya Jingkat Gaya ini banyak digunakan oleh atlet pemula,sebab gerakannya adalah sangat sederhana sekali. Cukup satu kali berjingkat dengan mengayun kaki kiri ke depan dan lembing sudah dapat di lemparkan. Lempar lembingyangmenggunakan gaya jingkat (hop-step) lebih dikenal commit denganlempar to user lembing gaya jingkat.

7 13 Syaifudin (1992: 166) mengemukakan tentang pelaksanaan lempar lembing gaya jingkat, sebagai berikut: a) Awalan Awalan dapat dilakukan dengan berlari sebanyak 13 langkah,kemudian diambah lagi dengan 3 langkah untuk persiapan dan melaksanakan lemparan. Dari 13 langkah ini,terbagi menjadi 2 bagian,yaitu 7 langkah dilakukan dengan 1/3 kecepatan dan 6 langkah dengan ¾ kecepatan.pembagian ini hanya sekedar untuk pedoman saja,tetapi pada prakteknya boleh dikurangi atau ditambah lengkahnya. b) Saat langkah jingkat Setelah mengambil awalan lari,kemudian pada langkah ke-5,tangan kanan meluruskan lembing ke belakang bawah.kemudian pada saat kaki kiri melangkah,mulai dari kaki kanan melakukan jingkat dengan langkah lebar/panjang sambil menarik badan ke samping. c) Sikap melempar Pada sikap ini mulai dari tangan kanan yang membawa lembing,kemudian lembing dijulurkan langsung diatas pundak dibelakang badan.langkah dengan kaki kanan merupak langkah untuk melempar lembing ke atas serong ke depan,dengan sudut lemparan kurang lebih 40º. Lembing dilepas diatas,agak ke muka sedikit dari pundak kanan. d) Lepasnya lembing 1) Begitu kaki kiri mendarat dengan ujung kaki menjurus kearah lemparan,kaki kanan diputar dan digerakkan ke atas muka.panggul diputar ke kiri dan badan ditegakkan. 2) Lembing terangkat keatas,siku dibengkokkan sedikit,dengan gerakan ini lemparan sudah dimulai. 3) Lepaskan lembing kira-kira berbentuk parabola e) Sikap akhir lempar lembing Untuk menjaga keseimbangan,setelah melepaskan lembing yaitu kaki kanan dilangkahkan kedepan,menggantikan kaki kiri yang diayun kebelakang,kaki kanan ikut mengerem laju badan commit di dekat to user garis batas lemparan

8 14 2. Power Otot Tungkai a. Pengertian Power Otot (Daya Ledak) Daya ledak otot adalah merupakan kemampuan otot atau sekelompok otot dalam melakukan kerja secara eksplosif yaitu secara cepat dan kuat. Kemampuan daya ledak otot (power) sangat diperlukan bagi atlet olahraga yang membutuhkan gerakan secara cepat dan kuat. Daya ledak otot dapat kita ukur dengan alat yang sederhana, khusus untuk pengukuran daya ledak otot tungkai bisa dilakukan dengan loncat tegak. Siswa yang akan diukur daya ledak ototnya harus melakukan loncatan vertikal meraih angka ukuran pada tabel. Ukuran kemampuan daya ledak ototdapat diukur dengan melihat tabel yanga ada. Kemampuan otot merupakan kemampuan sekelompok otot untuk membangkitkan atau mengatasi beban yang dihadapi. Tahanan atau beban yang harus diatasi oleh seseorang dalam suatu olahraga bermacam-macam dan bervariasi. Hal tersebut juga menuntut adanya kekuatan otot yang bermacammacam pula. Berdasarkan beban yang harus dihadapi dan bentuk kekuatan yang harus dikeluarkan tersebut, maka kekuatan otot dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis seperti kekuatan maksimum, kekuatan kecepatan dan ketahanan kekuatan. Suharno HP (1993: 40) mengatakan bahwa, Kekuatan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu, kekuatan maksimal, kekuatan daya ledak, dan power endurance (kuat dan tahan lama). b. Pentingnya Kekuatan dan Faktor Yang Mempengaruhi Pentingnya kekuatan otot bagi setiap olahragawan menurut Harsono (1988: 177) hal ini disebabkan oleh tiga alasan yang mendasar yaitu: 1) Pertama, oleh karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik. 2) Kedua, oleh karena kekuatan memegang peranan yang penting dalam melindungi atlet atau orang dari kemungkinan cedera. 3) Ketiga, oleh karena dengan kekuatan, atlet akan dapat lari lebih cepat, melempar atau menendang lebih, memukul lebih keras, demikian pula dapat membantu memperkuat stabilitas commit sendi-sendi. to user

9 15 Kekuatan otot seseorang tidaklah sama, baik tidaknya kekuatan otot dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti yang dikemukakan oleh Suharno HP (1993: 39-40) sebagai berikut: Faktor-faktor penentu baik tidaknya kekuatan : 1. Besar kecilnya potongan melintang otot. 2. Jumlah fibril otot yang turut bekerja dalam melawan beban. Makin banyak fibril otot yang bekerja berarti kekuatan bertambah besar. 3. Tergantung besar kecilnya rangka tubuh, makin besar skelet makin besar kekuatannya. 4. Innervasi otot baik pusat maupun porifeer. 5. Keadaan zat kimia dalam otot (glycogeen, ATP). 6. Keadaan tonus otot saat istirahat, tonus makin rendah (relax) berarti kekuatan otot tersebut saat bekerja makin besar. 7. Umur dan jenis kelamin juga menentukan baik tidaknya kekuatan. Kekuatan otot dari setiap cabang olahraga tidak sama, seperti kebutuhan pemain bola basket tidak sama dengan kebutuhan pemain bola voli, begitu pula kekuatan seorang pelempar lembing. Para ahli olagraga berpendapat bahwa tingkat kekuatan otot yang tinggi atau baik sangat penting bagi aktivitas olahraga. Oleh karena itu kekuatan otot merupakan unsur penting guna meningkatkan kondisi fisik. c. Latihan Untuk Meningkatkan Kekuatan Latihan peningkatan kekuatan otot yang paling efektif adalah dengan menggunakan beban atau weight training. Dalam melakukan latihan kekuatan harus memperhatikan ciri-ciri dari latihan kekuatan. Menurut Suharno HP (1993:40) ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: 1) Harus melawan atau menahan beban berat badan sendiri atau tambahan beban di luar berat badan ( barbel ). 2) Isotonik dengan gerak dinamis (kerja bersifat aktif dilakukan dengan memendekkan atau memanjangkan otot). 3) Isometrik dengan gerak statis (pemendekan pemanjangan serat serat otot dalam seluruh range gerakan).

10 16 4) Mengangkat, mendorong, menarik, menahan dan menggendong beban. Cara cara atau bentuk - bentuk latihan kekuatan dengan menggunakan kekuatan dengan menggunakan weight training adalag sebagai berikut 1) Volume beban latihan 3 4 set. 2) Intensitas baban latihan % dari kemampuan maksimal. 3) Ulangan angkatan 8-12 kali per set. d. Otot Tungkai Otot di dalam tubuh dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu otot serat lintang dan otot polos. Otot serat lintang disebut juga otot sadar, karena bekerja atas kemauan kita misalnya mendorong atau mengangkat suatu benda. Otot polos dalam bekerja tanpa kehendak kita artinya gerakannya tanpa kita sadari,misal otot dalam dinding usus. Kekuatan otot merupakan unsur penting dalam tubuh manusia seperti yang dikemukakan oleh Ismaryati (2006 :111) kekuatan adalah tenaga kontraksi otot yang dicapai dalam sekali usaha maksimal. Sedangkan menurut M. Sajoto (1995:8), kekuatan otot tungkai adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu melakukan aktivitas. Fungsi otot-otot pada tulang ada tiga macam yaitu: a) Fungsi gerak terdiri dari gerak bentuk berpindah tempat, bentuk gerakan bagian tubuh, perubahan ukuran lubang, bentuk tenaga dorongan terhadap substansi melalui tabung, misalnya dorongan darah yang melalui arteri karena dorongan jantung. b) Fungsi dalam pemeliharaan postur tubuh. Kontraksi parsial beberapa otot kerangka dilanjutkan dengan serempak sehingga memungkinkan berdiri, duduk dan sebagainya. c) Fungsi srebagai penghasil panas tubuh. Perubahan kimia yang terjadi dalam kegiatan otot menghasilkan panas yang cukup untuk pemeliharaan panas tubuh. Menurut Ismaryati (2006: 111) terdapat beberapa macam tipe kekuatan yaitu: 1) Kekuatan umum adalah kekuatan commit sistem to user otot secara keseluruhan.

11 17 2) Kekuatan khusus, merupakan kekuatan otot tertentu yang berkaitan dengan gerakan tertentu pada cabang olahraga. 3) Kekuatan maksimum adalah daya tertinggi yang dapat ditampilkan oleh sistem syarat otot selama kontraksi volunter (secara sadar) yang maksimal. 4) Daya tahan kekuatan ditampilkan dalam serangkaian gerakan yang berkesinambungan dari bentuk menggerakkan beban ringan berulang-ulang. 5) Kekuatan absolut adalah kemampuan atlet untuk melakukan usaha yang maksimal tanpa menghitungkan berat bebannya. 6) Kekuatan relatif adalah kekuatan yang ditunjukkan dengan perbandingan antara kekuatan absolut (absolut strength) dengan berat badan (bodyweight). Dengan demikian kekuatan relatif bergantung pada berat badan, semakin berat badan seseorang semakin besar peluangnya untuk menampilkan kekuatannya. Adapun rangkaian otot tungkai adalah sebagai berikut: 1. Otot Tungkai Atas (Otot Pada Paha) Mempunyai selaput pembungkus yang sangat kuat dan disebutfasialata,otot abduktor terdiri dari: 1) Musculus abduktor maldanus sebelah kanan. 2) Muskulus abduktor brevis sebelah tengah. 3) Muskulus abduktor longus sebelah luar. Ketiga otot ini menjadi satu yang disebut muskulus abduktor fermoralis, fungsinya menyelenggarakan gerakan abduksi dari femur (paha). Muskulus ekstentor ( otot berkepala empat ), terdiri dari : 1) Muskulus rektus femoralis (paha) 2) Muskulus vastus lateralis eksternal 3) Muskulus vastus medialis internal 4) Muskulus vastus intermedial 5) Otot fleksor femoralis, yang terdapat dibagian belakang paha terdiri dari: a). Biseps femoralis, otot berkepala dua. Fungsinya membengkokkan paha dan meluruskan tungkai bawah.

12 18 b). Muskulus semi membranosus, otot seperti selaput. Fungsinya membengkokkan tungkai bawah. c). Muskulus semi tendinosus, otot seperti urat, fungsinya membengkokkan urat bawah serta memutarkan ke dalam. d). Muskulus sortatus, otot penjahit. 2. Otot Tungkai Bawah Yang Terdiri Dari: a. Otot tulang kering depan (muskulus tibialis anterior), fungsinya mengangkat pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokkan kaki. b. Muskulus ekstensor talangus longus, fungsi meluruskan jari telunjuk ke tengah jari, jari manis dan kelingking kaki. c. Otot kedang jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki. d. Urat akiles (tendo achilles), fungsinya meluruskan kaki disendi tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutut (muskulus popliteus), yang berpangkal pada kondilus tulang kering dan melintang dan melekat di kondilus lateralis tulang paha, fungsinya memutar tibia ke dalam. Otot ketul jari, berpangkal pada tulang kering dan uratnya menuju telapak kaki dan melekat pada ruas ibu jari, fungsinya membengkokkan jari dan menggerakkan kaki ke dalam. 3. Bentuk Latihan Power Otot Tungkai Tujuan: Untuk melatih power otot tungkai a. Hight Box Jump Gambar 5. Hight Box Jump (Pusat Kebugaran commit Jasmani to dan user Rekreasi, 1999 : 26)

13 19 b. Power Jump Gambar 6. Power jump (Pusat Kebugaran Jasmani dan Rekreasi, 1999 : 26) e. Hubungan Kekuatan Otot Tungkai Dengan Prestasi Lempar Lembing Kekuatan merupakan faktor kondisi fisik yang hampir semua cabang olahragamenggunakannya. Seperti diketahui bahwa kekuatan merupakan kemampuan dari otot-otot untuk menerima tahanan atau beban yang maksimal, sehingga dalam melakukan tehnik-tehnik dalam olahraga diperlukan kekuatan otot yang baik, demikian pula hanya dalam lempar lembing. Kekuatan otot tungkai diperlukan untuk menambah kuatnya anggota tubuh bagiann atas. Kekuatan otot tungkai diperlukan selain untuk menguatkan otot tubuh bagian atas juga berguna mengangkat tubuh dan menghasilkan kelentukan tubuh. Karena kekuatan otottungkai yang baik ini sangat membantu dalam mengangkat tubuh kedepan pada saat akan melempar lembing. 3. Power Otot Lengan a. Pengertian Power Pengertian power Suharno HP (1993: 33) sebagai, Kemampuan otot atau sekelompokotot dalam mengatasi tahananan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh,yang dilakukan secara eksplosif dengan memadukan antara kekuatan dan kontraksi otot. Sedangkan menurut M. Sajoto (1995: 17) bahwa, Daya ledak otot atau muskuler power adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum, dengan usahanya yang dikerjakan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Power menurut Willmore

14 20 dan Harsono (1988: 199) menyebutkan bahwa power adalah, Product to force and velocity. Yang artinya power merupakan hasil dari kekuatan dengan kecepatan. Dari beberapa pendapat tersebut diambil kesimpulan bahwa power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat,berarti powermerupakan gerakan kombinasi antara kekuatan dan kecepatan. b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Power Aktivitas dalam power yang dilakukan pada olahraga adalah gerakan power otot lengan. Power otot lengan dipengaruhi oleh kekuatan dan kecepatan otot. Kekuatan merupakan dasar untuk membentuk power. Menurut Suharno HP (1985: 38) faktor-faktor penentu power adalah sebagai berikut: a) Banyak sedikitnya macam fifril otot putih ( phacik ) dari atlet. b) Kekuatan otot dan kecepatan otot. c) Waktu rangsangan dibatasi secara konkrit lamanya. d) Koordinasi gerakan yang harmonis. e) Tergantung banyak sedikitnya zat kimia dalam otot. Didalam power ada 2 unsur penting yaitu kekuatan otot untuk menggerakkan tenaga maksimal dan kecepatan otot dalam menggerakkan tenaga maksimal untuk mengatasi tahanan. Bompa (1983: 231, Fox, 1988: 144) mengatakan bahwa, Daya ledak merupakan salah satu dari komponen gerak yang sangat penting untuk melakukan aktivitas yang sangat berat karena dapat menentukan seberapa orang memukul, seberapa jauh seseorang melempar, seberapa cepat seseorang dapat berlari dan lainnya. Menurut Bompa (1980: 231) power berdasar gerakan olahraga, ada dua macam yaitu Acyclic Power and Cyclic Power. 1) Acyclic Power ( Daya Acyclik ) Power ini biasa digunakan pada olahraga yang gerakannyatidak sama. Contohnya pada power lompat dan lempar dalam atletik, unsur senam,loncat indah, anggar dan tiap olahraga tersebut diatas dilakukan dengan power asiklik, karena merupakan faktoryang menonjol dalam penampilan seseorang. Walaupun kekuatan maksimal commit dalam to user power asiklikadalah unsur yang

15 21 penting untuk gerak maju, tetapi latihan ini mengutamakan penggunaanbeban lebih rendah yang dilakukan dengan cepat sekali. 2) Ciclic Power ( Daya Siklik ) Power ini biasa digunakan pada olahraga yang gerakannya sama dan berulang-ulang Contohnya pada lari cepat, berenang, bersepeda, dan olahraga yang memerlukan kecepatan tinggi. c. Latihan Meningkatkan Power Otot Untuk memiliki power otot lengan yang baik tidak dapat dicapai dengan mudah, melainkanperlu dilakukan latihan yang baik dan benar,sehingga dapat meningkatkan power otot-otot atlet yangdikehendaki. Menurut Suharno HP (1985: 38) ciri-ciri latihan power adalah sebagai berikut, (1) Melawan beban relatif ringan (berat badan atau tambahan beban luar). (2) Gerakan latihan dinamis. (3) Gerakan-gerakan merupakan satu gerak yang singkat dan selaras. Untuk meningkatkan power otot dapat dilakukan dengan: (1) Meningkatkan kekuatan tanpa mengabaikan kecepatan dan sebaliknya meningkatkan kecepatan tanpa mengabaikan kekuatan. (2) Meningkatkan kemampuan kekuatan dan kecepatan bersama atau peningkatan pelatihan kekuatan dan kecepatan dilakukan simultan. Kunci dalam latihan ini mula-mula dipusatkan pada pembentukan kekuatan kemudian setelah masa tertentu beralih menitik beratkan pada kecepatan. Hal ini dikarenakan dalam latihan power harus menggabungkan antara latihan kekuatan dan latihan kecepatan. Banyak aktivitas olahraga yang lebih memerlukan kelincahan, kelentukan, kecepatan. Keseimbangan dan koordinasi, akan tetapi faktor faktor tersebut tetap harus dikombinasikan dengan faktor kekuatan agarmemperoleh hasilyang baik. Oleh karena itu sebelum latihan untuk daya ledak, atlet harus sudah memiliki suatu tingkat kekuatan otot yang baik. Semua bentuk latihan berbeban untuk kekuatan dapat dipakai untuk melatih power. Dan latihan yang dilakukanharus memperhatikan juga prinsip-prinsip latihan dan sesuai dengan gerakan-gerakan yang dilakukan dalam cabang olahraga yang bersangkutan.

16 22 Dengan demikian untuk memperoleh power otot lengan yang besar tidak dapat dicapai dengan tiba-tiba, akan tetapi dengan latihan yang dilakukan secara sistematis, berulang-ulang kontinyu dan selalu disertai dengan peningkatan jumlah beban latihan yang diberikan setahap demi setahap. d. Otot Lengan Lengan sebagai tulang anggota gerak atas, mempunyai peran penting, namun demikian untuk dapat melakukan gerakan tersebut secara sistematis merupakan hasil dari gerakan yang dilakukan oleh adanya sistem penggerak yang meliputi: otot, tulang dan persendian. Untuk otot-otot tersebut terdiri dari: a. Brachium ( Lengan Atas ) 1) M. biceps brachii 2) M. coracobrachialis 3) M. brachialis 4) M. triceps brachii b. Antebrachium ( Lengan Bawah ) 1) Otot- otot Dilamina Superficialis a) M pronator teres b) M flexor carpi longus c) M palmaris longus d) M flexor carpi ulnaris e) M flexor digitorum superficialis 2) Otot otot Dilamina Profunda a) M flexor digitorum profunda b) M fkexor pollicis longus c) M flexor quadratus Untuk otot-otot yang terdapat pada lengan menurut Soedarminto (1991: 310) yaitu: 1) M. supraspinatus 2) M. infraspinatus 3) M. terres minor

17 23 4) M. subscapularis 5) M. subscapularis 6) M. triceps brachii 7) M. biceps brachii 8) M. brachialis 9) M. flexor carpi radialis 10) M. flexor carpi ulnaris 11) M. flexor digitorum sublimis dan profundus 12) M deltoid 13) M carpi radialis longus dan brevis 14) M. extensor digitorum commimus 15) M. extensor carpi ulnaris Otot otot lengan dengan fungsinya sebagai penggerak, dalam hal ini gerakan tehnik lempar lembing, otot-otot lengan tersebut harus memiliki power yang baik. Power otot-otot lengan yang baik akan membantu dalam melakukan gerakan yang efektif dan efisien. e. Hubungan Power Otot Lengan Dengan Lempar Lembing Otot-otot lengan dengan fungsinya sebagai penggerak, dalam hal ini gerakan tehnik melempar lembing, otot-otot lengan yang baik akan membantu dalam melakukan gerakan yang efektif dan efisien. Power otot lengan atlet diperlukan dalam melakukan lempar lembing agar dapat melempar dengan jarak yang jauh, seperti yang dikemukakanoleh Jess Jarver (2005: 103) bahwa, Melemparkan lembing dengan kecepatan maksimum, ini dapat dicapai dengancara mengerahkan tenaga tubuh (lengan) sebesar mungkin. Dari penjelasan diatas, menunjukkan bahwa dalam melakukan power dari otot-otot lengan yang baik dari atlet diharapkan akan menghasilkan lemparan yang jauh. f. Bentuk-bentuk Latihan Power Lengan Tujuan : untuk melatih power lengan 1) Dumbbel Law Swing 2) Dumbbel Hight Swing

18 24 Gambar 7. Dumbbell Low Swing (Pusat Kebugaran Jasmani dan Rekreasi, 1999 : 52) 4. Panjang Lengan Gambar 8. Dumbbel swing (Pusat Kebugaran Jasmani dan Rekreasi, 1999 : 53) a. Pengertian Panjang Lengan Menurut Yusuf dan Aip (1996: 75) panjang lengan adalah jarak dari tulang. Sedang Johnson (1979: 180) mengatakan bahwa, panjang lengan adalah jarak yang diukur dari titik acromion pada humerus sampai titik styloid pada ulna. b. Ukuran Panjang Lengan Batasan panjang lengan dalam penelitian ini adalah yang diukur dari kepala tulang lengan (Caput Os. Ocromion) sampai diujung jari tengah. Menurut Tim Anatomi UNY bila ditinjau secara anatomis panjang lengan terdiri dari tulang Os. Humerus, Os Radius, Os Ulnae, OsMethapalangea. Tulang-tulang tersebut berorigo dan insersiopada bagian atas dan bawah tulang. Bertambah usia seseorang maka akan bertambah panjang tulang dan diikuti oleh pemanjangan dan pembesaran otot.

19 25 B. Hasil Penelitian Yang Relevan 1. Penelitian yang dilakukan oleh Chadias Ary Nugroho, NIM : (2012), Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai, Panjang Lengan dan Daya Ledak Otot Lengan Bahu Terhadap Hasil Jumping Service Pada Pemain Bola Voli Ivokas Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara daya ledak otot tungkai dengan hasil jumping service sebesar 0,548. Koefisien korelasi antara panjang lengan dengan hasil jumping service sebesar 0,596. Koefisien korelasi antara daya ledak otot lengan bahu dengan hasil jumping service sebesar 0,611. Koefisien korelasi antara daya ledak otot tungkai, panjang lengan dan daya ledak otot lengan bahu dengan hasil jumping service sebesar 0,805. Uji keberartian korelasi tersebut dilakukan dengan cara mengkonsultasikan harga r hitung dengan r tabel product moment. Pada α = 5% dengan n = 20 diperoleh harga r tabel sebesar 0,444. Karena harga r hitung pada hasil analisis lebih besar darir tabel (0,444) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara daya ledak otot tungkai, panjang lengan dan daya ledak otot lengan bahu dengan hasil jumping service baik secara parsial (terpisah) maupun simultan (bersama-sama). 2. Penelitian yang dilakukan oleh Ismono Hubungan Kekuatan Otot, Panjang Lengan Dan Daya Ledak Otot Tungkai Terhadap Hasil Smash Normal Dalam Permainan Bola Voli Pada Atlet Klub IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang. Dari Hasil penelitian diperoleh, besarr hitung secara parsial (terpisah) untukkekuatan otot lengan sebesar 0,601, panjang lengan sebesar 0,610, daya ledak otottungkai sebesar 0,559. Sedangkan secara simultan (bersama-sama) diperoleh nilair hitung sebesar 0,737. Hasil tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan r tabel sebesar 0,532 sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikanantara kekuatan otot lengan, panjang lengan dan daya ledak otot tungkai denganhasil smash normal bola voli pada Tim Putra IVOKAS Kabupaten Semarangecara parsial dan simultan. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Khusnul Khotimah Hubungan Power Otot Lengan, Panjang Rentang Lengan commit to Dan user Power Otot Tungkai Terhadap

20 26 Kemampuan Tolak Peluru Pada Mahasiswa Putra Program Penjaskesrek JPOK UNS Tahun Angkatan 2005/2006. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Oktober Adapun hasil analisis data adalah sebagai berikut: (1) ada hubungan yang segnifikan antara power otot lengan dengan kemampuan tolak peluru pada mahasiswa putra program penjaskesrek JPOK UNS Tahun Angkatan 2005/2006 dengan r hitung = 0,447 > r tabel = 3,12 dengan sumbangan power otot lengan dengan kemampuan tolak peluru sebesar 22,45 %. (2) ada hubungan yang segnifikan antara panjang rentang lengan dengan kemampuan tolak peluru pada mahasiswa putra program penjaskesrek JPOK UNS Tahun Angkatan 2005/2006 dengan r hitung = 0,403 > r tabel = 3,12 dengan sumbangan panjang rentang lengan dengan kemampuan tolak peluru sebesar 47,58 %. (3) ada hubungan yang segnifikan antara power otot tungkai dengan kemampuan tolak peluru pada mahasiswa putra program penjaskesrek JPOK UNS Tahun Angkatan 2005/2006 dengan r hitung = 0,481> r tabel = 3,12 dengan sumbangan power otot tungkai dengan kemampuan tolak peluru sebesar 29,01 %. (4) ada hubungan yang segnifikan antara power otot lengan, panjang rentang lengan dan power otot tungkai secara bersama-sama dengan kemampuan tolak peluru pada mahasiswa putra program penjaskesrek JPOK UNS Tahun Angkatan 2005/2006 dengan F regresi = 1032, 954 > F tabel = 2,93 dengan besar sumbangan power otot lengan, panjang rentang lengan dan power otot tungkai secara bersama-sama dengan kemampuan tolak peluru sebesar 99,04 %. C. Kerangka Berfikir. 1. Hubungan Antara Power Otot Tungkai Terhadap Prestasi Lempar Lembing Gaya Jingkat. Kekuatan merupakan kemampuan dari otot-otot untuk menerima tahanan atau beban yang maksimal, sehingga dalam melakukan tehnik-tehnik dalam olahraga, diperlukan kekuatan otot yang baik, demikian pula hanya dalam lempar lembing.

21 27 Kekuatan otot tungkai diperlukan untuk menambah kuat anggota tubuh bagian atas. Kekuatan otot tungkai diperlukan selain untuk menguatkan otot tubuh bagian atas juga berguna menggangkat tubuh dan menghasilkan kelentukan tubuh. Kekuatan otot tungkai yang baik sangat membantu dalam mengangkat tubuh kedepan pada saat akan melempar lembing sehingga daya dorong batang lembing lebih besar dan cepat. Hal ini dapat menyebabkan jarak lemparan lembing menjadi lebih jauh. 2. Hubungan Power Otot Lengan Dengan Prestasi Lempar Lembing Gaya Jingkat. Otot-otot lengan merupakan penopang dan penggerak utama dalam tehnik melempar lembing, Otot lengan yang baik akan membantu dalam melakukan gerakan yang cepat dengan energi penuh. Melemparkan lembing dengan kecepatan maksimum dapat dicapai dengan cara mengerahkan tenaga atau kekuatan lengan sebesar mungkin.semakin kuat otot lengan maka dimungkinkan kecepatan lemparan lembing juga akan semakin tinggi sehingga akan diperoleh jarak lempar yang lebih maksimal. Sedangkan ditinjau dari biomekanika maka gerakan ayunan lengan saat lemparan lembing dipengaruhi oleh kekuatan otot lengan, sedangkan otot yang terdapat pada pangkal lengan atas dan lengan bawah peran aktif terjadi saat menggenggam batang lembing.oleh karena itu power otot lengan seseorang sangat diperlukan dalam melakukan lempar lembing agar dapat melempar dengan jarak yang jauh. Dari penjelasan diatas akan dibuktikan adanya hubungan power dari otot-otot lengan dengan hasil lemparan lembing menggunakan gaya jingkat. 3. Hubungan Panjang Lengan Dengan Prestasi Lempar Lembing Gaya Jingkat. Panjang lengan merupakan jarak dari tulang bagian atas lengan (humerus) sampai tulang hasta (ulna). Lempar lembing merupakan aktivitas olahraga yang memerlukan lengan yang panjang karena orang yang memiliki lengan yang lebih panjang maka ayunan lembing akan menjadi lebih panjang pula sehingga jangkauan jarak dari lemparan lembing akan menjadi lebih jauh. Orang yang memiliki lengan yang lebih panjang bila memiliki unsur fisik, teknik dan mental yang samamaka dimungkinkan prestasi lempar lembingnya.

22 28 Batasan panjang lengan dalam penelitian ini adalah yang diukurdari kepala tulang lengan (Caput Os. Ocromion) sampai diujung jaritengah. Secara anatomis panjanglengan terdiri dari tulang Os. Humerus, Os Radius, Os Ulnae, OsMethapalangea. Tulang-tulang tersebut berorigo dan insersio pada bagian atas dan bawah tulang. Bertambah usia seseorang maka akan bertambah panjang tulang dan diikuti oleh pemanjangan dan pembesaran otot. 4. Hubungan Antara Power Otot Tungkai, Power Otot Lengan Dan Panjang Lengan secara bersama-sama Terhadap Prestasi Lempar Lembing Gaya Jingkat. Kekuatan otot tungkai yang baik dapat membantu dalam mengangkat tubuh ke depan pada saat akan melempar lembing sehingga daya dorong batang lembing lebih besar. Kekuatan daya dorong otot tungkai ditambah dengan power otot lengan yang kuat maupun panjang lengan akan menambah kecepatan lemparan lembing sehingga jarak lemparan akan semakin maksimal. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Ada hubungan yang signifikan antara power otot tungkai terahadap prestasi lempar lembing gaya jingkat siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Karanganom Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2014/ Ada hubungan yang signifikan antara power otot lengan terhadap prestasi lempar lembing gaya jingkat siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Karanganom Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2014/ Ada hubungan yang signifikan antara panjang lengan terhadap prestasi lempar lembing gaya jingkat siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Karanganom Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2014/ Ada hubungan yang signifikan antara power otot tungkai, power otot lengan dan panjang lengan secara bersama-sama terhadap prestasi lempar lembing gaya jingkat siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Karanganom Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2014/2015.

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Lempar Lembing Lempar lembing merupakan salah satu nomor pada cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam perlombaan nasional maupun internasional, baik untuk putra

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. tubuh dalam keadaan diam atau bergerak (Harsono,1988:223). Menurut

II. TINJAUAN PUSTAKA. tubuh dalam keadaan diam atau bergerak (Harsono,1988:223). Menurut 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Keseimbangan Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan sikap atau posisi tubuh dalam keadaan diam atau bergerak (Harsono,1988:223). Menurut Oxendine dalam Harsono (1988:223)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakekat Menendang Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat lain yang menggunakan kaki atau bagian kaki. Menendang bola merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tungkai berfungsi sebagai penopang gerak anggota tubuh bagian atas, serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tungkai berfungsi sebagai penopang gerak anggota tubuh bagian atas, serta BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Panjang Tungkai Panjang tungkai sebagai salah satu anggota gerak bawah memiliki peran penting dalam unjuk kerja olahraga. Sebagai anggota gerak bawah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Perkembangan bola voli

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Perkembangan bola voli 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bola voli merupakan salah satu cabang olahraga permainanyang cukup populer di masyarakat, sehingga permainan bola voli ini banyak dimainkan oleh masyarakat, mulai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hakikat Power Otot Tungkai a. Pengertian Power otot tungkai Power otot tungkai adalah sekelompok otot tungkai dalam berkontraksi dengan beban tertentu. Salah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain. 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Permainan Sepakbola Sepakbola adalah permainan beregu yang menggunakan bola sepak dari dua kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain. Kamus Besar

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI MEDIA BOLA BEREKOR

BAB II HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI MEDIA BOLA BEREKOR BAB II HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI MEDIA BOLA BEREKOR A. Hakikat Lempar Lembing 1. Lempar Lembing Lempar lembing diikutsertakan dalam ajang Olimpiade sejak tahun 1908 sebagai nomor perorangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUTAKA. beregu, dimainkan oleh dua kelompok dan masing-masing kelompok. terdiri sebelas pemain termasuk penjaga gawang.

II. TINJAUAN PUTAKA. beregu, dimainkan oleh dua kelompok dan masing-masing kelompok. terdiri sebelas pemain termasuk penjaga gawang. 12 II. TINJAUAN PUTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Sepak Bola Sepak bola merupakan suatu permainan yang dilakukan dengan cara menyepak bola dengan mengunakan kaki, bola dperebutkan dintara para pemain, yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Skinner (1950:22), belajar ialah tingkah laku ketika subjek belajar

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Skinner (1950:22), belajar ialah tingkah laku ketika subjek belajar 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Pada dasarnya belajar mengandung arti luas. Namun, secara prinsip belajar itu adalah perubahan dalam diri seseorang. Artinya, bahwa perbuatan belajar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. masehi para biara-biara di cina kuno sudah mengenal bentuk-bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. masehi para biara-biara di cina kuno sudah mengenal bentuk-bentuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Senam lantai Senam lantai berawal dari negara tirai bambu. Sejak tahun 2700 sebelum masehi para biara-biara di cina kuno sudah mengenal bentuk-bentuk sederhana dari gerakan senam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar motorik adalah menghasilkan perubahan yang relatif permanen. Perubahan itu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar motorik adalah menghasilkan perubahan yang relatif permanen. Perubahan itu II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Motorik Belajar motorik adalah menghasilkan perubahan yang relatif permanen. Perubahan itu bertahan dalam waktu yang cukup lama, jadi semakin tekun orang belajar atau melatih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa, baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa, baik oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang cukup populer di masyarakat, sehingga permainan sepak bola banyak digemari oleh masyarakat, mulai dari

Lebih terperinci

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk meningkatkan prestasi dalam bidang olahraga, proses latihan seyogyanya berpedoman pada teori dan prinsip-prinsip serta norma-norma latihan yang benar, sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah suatu jenis olahraga permainan yang sangat populer, banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun orang tua. Permainan bulutangkis

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1. Pengertian Atletik Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan dasar yang dinamis dan harmonis yaitu jalan, lari, lompat, dan lempar.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. melakukan gerakan yang terorganisir dengan baik. Kemampuan gerak

II. TINJAUAN PUSTAKA. melakukan gerakan yang terorganisir dengan baik. Kemampuan gerak 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Keterampilan Motorik Kemampuan gerak adalah kesanggupan yang dimiliki seseorang untuk dapat melakukan gerakan yang terorganisir dengan baik. Kemampuan gerak seseorang bersifat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kosasih (1985:3) olahraga adalah bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kosasih (1985:3) olahraga adalah bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Olahraga Atletik Menurut Kosasih (1985:3) olahraga adalah bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan, perlombaan dan kegiatan jasmani yang intensif dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demi menghadapi perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat sudah semestinya manusia menyadari arti penting hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai melalui berbagai

Lebih terperinci

Sejarah Lempar Lembing

Sejarah Lempar Lembing Sejarah Lempar Lembing Lempar lembing merupakan suatu aktivitas yang menuntut kecekatan dan kekuatan dalam melempar. Medianya berupa lembing, yaitu sejenis tombak, tapi lebih ringan dan kecil. Awal mulanya,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN 2.1 Latihan Squat Trust Latihan Squat trust adalah sebuah latihan yang dimulai dengan sikap berdiri tegak, kemudian berjongkok dengan kedua tangan di lantai

Lebih terperinci

KORELASI PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

KORELASI PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK KORELASI PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SKRIPSI Diajukan dalam rangka Penyelesaian Studi Strata 1 untuk mencapai gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi fisik dalam dunia olahraga prestasi adalah suatu hal yang sangat penting, karena untuk mendapatkan prestasi yang baik maka harus memiliki kondisi fisik

Lebih terperinci

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta KETERAMPILAN DASAR ATLETIK Lempar (Throw) Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta LEMPAR (THROW) Lempar Lembing (Javelin Throw) Tolak Peluru (Shot Put) Lempar

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN, PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN, PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN, PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SKRIPSI Diajukan dalam rangka Penyelesaian Studi Strata 1 untuk mencapai gelar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk meningkatkan pendidikan jasmani di sekolah harus ada usaha ke arah perbaikan metode melatih dalam kemampuan gerak siswa. Perbaikan metode dalam proses belajar melatih

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Hakikat Kecakapan Bermain Bolabasket. Menurut peraturan PERBASI (2001:1), bolabasket ialah permainan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Hakikat Kecakapan Bermain Bolabasket. Menurut peraturan PERBASI (2001:1), bolabasket ialah permainan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Kecakapan Bermain Bolabasket a. Definisi Permainan Bolabasket Menurut peraturan PERBASI (2001:1), bolabasket ialah permainan yang dimainkan oleh dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN Bola basket adalah cabang olahraga yang diminati cukup banyak peminatnya. Cabang olahraga ini dapat dijadikan untuk tujuan pendidikan, kesehatan, rekreasi, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aditia Bahrul Ilmy, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aditia Bahrul Ilmy, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Didalam tubuh manusia terdapat bentuk-bentuk tulang yang dapat di klasifikasikan kedalam (1) tulang panjang (pipa), (2) tulang pendek, (3) tulang pipih, dan (4) tulang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang Olahraga merupakan satu rangkaian kegiatan yang bisa membawa Negara menjadi terkenal. Hal ini dapat dilihat dari faktor kebugaran jasmani dan prestasi yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sangat digemari oleh masyarakat mulai anak sampai orang dewasa, karena

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sangat digemari oleh masyarakat mulai anak sampai orang dewasa, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Olahraga sangat digemari oleh masyarakat mulai anak sampai orang dewasa, karena olahraga mempunyai beberapa tujuan seperti untuk pendidikan, rekreasi, kebugaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan olahraga pada pagi maupun sore hari, serta banyaknya club

BAB I PENDAHULUAN. melakukan olahraga pada pagi maupun sore hari, serta banyaknya club BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan masyarakat Indonesia untuk melakukan olahraga saat ini cukup mengembirakan buktinya dapat dilihat banyaknya masyarakat melakukan olahraga pada pagi

Lebih terperinci

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT 1 A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Di Indonesia gulat merupakan cabang olahraga yang sangat kurang digemari dikarenakan olahraga gulat terlihat sangat keras. Gulat merupakan salah satu cabang olahraga

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KECEPATAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK JURNAL. Oleh ANGGUN WAHYUNI SARI DEWI

KONTRIBUSI KECEPATAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK JURNAL. Oleh ANGGUN WAHYUNI SARI DEWI KONTRIBUSI KECEPATAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK JURNAL Oleh ANGGUN WAHYUNI SARI DEWI PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Permainan bola tangan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim

BAB 1 PENDAHULUAN. Permainan bola tangan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan bola tangan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim terdiri dari tujuh orang. Permainan beregu ini dimainkan disebuah lapangan dengan ukran panjang 40

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah olahraga yang sangat populer dan digemari oleh orang tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin menjadi seorang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk bermain bola voli secara

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk bermain bola voli secara BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Bola Voli Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah untuk dilakukan oleh setiap orang. Diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, baik sebagai hiburan, mulai dari latihan peningkatan kondisi tubuh atau sebagai prestasi untuk

Lebih terperinci

melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan

melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK TERHADAP LARI 100 METER

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK TERHADAP LARI 100 METER HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK TERHADAP LARI 100 METER SKRIPSI Diajukan dalam rangka Penyelesaian Studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atletik di ambil dari bahasa Yunani yaitu Athlon yang artinya bertanding atau berlomba, menurut Syarifuddin (1992: 2) berasal dari bahasa Yunani, yaitu Athlon

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. servis atas pada permainan bola voli siswa SMA Negeri 4 Gorontalo yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. servis atas pada permainan bola voli siswa SMA Negeri 4 Gorontalo yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan kumpulan fakta empiris untuk mendiskripsikan pengaruh pelatihan power otot

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Tolak Peluru Tolak peluru termasuk nomor lempar dalam olahraga atletik yang memiliki kriteria tersendiri dari alat hingga lapangan

Lebih terperinci

Hubungan Panjang Lengan dan Kekuatan Otot Lengan Dengan Hasil Shooting Free Throw Pada Atlet Putra Klub Basket Bangau Palembang

Hubungan Panjang Lengan dan Kekuatan Otot Lengan Dengan Hasil Shooting Free Throw Pada Atlet Putra Klub Basket Bangau Palembang Hubungan Panjang Lengan dan Kekuatan Otot Lengan Dengan Hasil Shooting Free Throw Pada Atlet Putra Klub Basket Bangau Palembang Sukirno, M. Rizky Kurniawan Staf Pengajar FKIP Universitas Sriwijaya Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan aktivitas fisik yang besar manfaatnya bagi manusia. Olahraga dapat berfungsi sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan, untuk prestasi dan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN PERUT, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP SIKAP LILIN. Jurnal. Oleh.

KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN PERUT, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP SIKAP LILIN. Jurnal. Oleh. 1 KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN PERUT, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP SIKAP LILIN Jurnal Oleh Rahmat Ramadhan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk

TINJAUAN PUSTAKA. melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Salah satu upaya untuk mewujudkan kualitas manusia adalah melalui pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang perlu mendapat perhatian, pembinaan, dan pengembangan serta peningkatan prestasi. Peningkatan ini perlu, karena atletik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Permainan Bola Basket. Permainan bola basket diciptakan pada Desember 1891 oleh Dr.James Naismith, seorang anggota Sekolah Pelatihan YMCA di Springfield Massachusetts yang sekarang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sepak Bola a. Pengertian Permainan Sepak Bola Sepak bola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan jalan menyepak bola kian kemari untuk diperebutkan di antara pemain-pemain

Lebih terperinci

KORELASI PANJANG LENGAN, KEKUATAN OTOT LENGAN, OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN TOLAK PELURU

KORELASI PANJANG LENGAN, KEKUATAN OTOT LENGAN, OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN TOLAK PELURU KORELASI PANJANG LENGAN, KEKUATAN OTOT LENGAN, OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN TOLAK PELURU SKRIPSI Diajukan dalam rangka Penyelesaian Studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan latihan fisik secara sistematis, dan dirangkai secara keseluruhan dengan tujuan membentuk dan mengembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan pendidikan. Hal ini secara tidak langsung menuntut para pendidik berupaya meningkatkan profesionalisme

Lebih terperinci

2015 PENGARUH LATIHAN BARBELL LUNGES D AN D UMBELL ONE-ARM SHOULD ERS PRESS TERHAD AP HASIL TOLAK PELURU

2015 PENGARUH LATIHAN BARBELL LUNGES D AN D UMBELL ONE-ARM SHOULD ERS PRESS TERHAD AP HASIL TOLAK PELURU 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atletik adalah gabungan dari beberapa nomor pertandingan yang secara garis besar dapat di kelompokan menjadi lari, lompat, dan lempar. Atletik adalah salah

Lebih terperinci

STKIP SETIA BUDHI RANGKASBITUNG ABSTRAK

STKIP SETIA BUDHI RANGKASBITUNG ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN BAHU DAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN BAHU DENGAN HASIL JUMPINGSERVICE PADA SISWA PUTERA KELAS VIII SMP NEGERI 2 LEUWIDAMAR KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN DEDI ARYADI Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH.

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH. HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH Zukrur Rahmat 1 Abstrak Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi aktivitas manusia berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi bentuk, isi, dan arah untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi (2007: 33)

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi (2007: 33) BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 KajianTeori 2.1.1 Hakikat Permainan Bola Basket Permainan bola basket adalah permainan yang banyak menuntut kesiapan dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakekat Lari Jarak Pendek (Sprint) 100 Meter a. Definisi Lari 1) Dalam bukunya Yoyo Bahagia (2000:11) menyatakan bahwa lari adalah gerakan tubuh dimana kedua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk prestasi yang menggangkat harkat martabat suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. untuk prestasi yang menggangkat harkat martabat suatu bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian dari peningkatan kualitas hidup manusia adalah pembinaan dan pengembangan olahraga, dimana kualitas olahraga yang diarahkan menuju kepada kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangkitkan rasa kebangsaan Nasional. Dalam kehidupan modern ini

BAB I PENDAHULUAN. membangkitkan rasa kebangsaan Nasional. Dalam kehidupan modern ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah salah satu dari bentuk peningkatan kualitas manusia Indonesia yang diarahkan pada pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan 1 2.1 Hakikat Permainan Bola voli BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pendidikan dasar bola voli merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga voli merupakan salah satu cabang olahraga yang memasyarakat di Indonesia. Permainan ini sudah sangat populer dan digemari oleh masyarakat, dapat dibuktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak di antara bangsa-bangsa lain di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak di antara bangsa-bangsa lain di dunia, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah bangsa dapat berdiri tegak di antara bangsa-bangsa lain di dunia, salah satunya dengan pencapaian prestasi yang tinggi di bidang olahraga. Prestasi olahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang selalu melakukan aktifitas jasmani, aktifitas itu berupa gerak yang membutuhkan keaktifan setiap anggota badan sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia olahraga yang sifatnya persaingan satu dengan lainnya, termasuk dalam olahraga permainan sepakbola untuk mencapai prestasi dibutuhkan kemampuan kondisi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata I untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : FIRMAN ANISAH

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata I untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : FIRMAN ANISAH SUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN BAHU, KEKUATAN OTOT LENGAN BAHU DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL JUMPING SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA PEMAIN KLUB IVOKAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kepada anak - anak sejak berumur tingkat Taman Kanak-kanak termasuk

BAB II LANDASAN TEORI. kepada anak - anak sejak berumur tingkat Taman Kanak-kanak termasuk BAB II LANDASAN TEORI A. Olahraga Renang Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat diajarkan kepada anak - anak sejak berumur tingkat Taman Kanak-kanak termasuk di dalamnya Play Group sampai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bolavoli merupakan permainan beregu yang bertujuan untuk memukul bola

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bolavoli merupakan permainan beregu yang bertujuan untuk memukul bola BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bolavoli Bolavoli merupakan permainan yang dimainkan oleh dua tim. Setiap tim terdiri dari enam orang dan dipisahkan oleh net (Barbara dkk,

Lebih terperinci

SKRIPSI. diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

SKRIPSI. diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN, KEKUATAN GENGGAM DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL SMASH PENUH (Survey pada anggota putra Unit Kegiatan Mahasiswa Bulutangkis UNNES tahun 2014) SKRIPSI diajukan dalam rangka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. sepak bola. Karena dengan jump heading pemain bisa melakukan tehnik bertahan

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. sepak bola. Karena dengan jump heading pemain bisa melakukan tehnik bertahan BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Jump Heading Tehnik dasar heading (jump heading) sangat penting dalam permainan sepak bola. Karena dengan jump heading

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SERVIS ATAS TANPA DAN DENGAN LATIHAN FISIK TERHADAP KEMAMPUAN FLOATING SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI SISWA PUTERA KELAS II SMP NEGERI 4 KROYA TAHUN PELAJARAN 2006/2007. SKRIPSI

Lebih terperinci

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan LAMPIRAN 7 Prosedur Pelaksanaan Tes 1. Tes Daya Tahan (Endurance) menggunakan Balke Test Prosedur tes : a. Tujuan untuk mengukur daya tahan kerja jantung dan pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan serapan kata dari bahasa Yunani, gymnos, yang berarti telanjang. zaman Yunani Kuno disebut Gymnasium.

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan serapan kata dari bahasa Yunani, gymnos, yang berarti telanjang. zaman Yunani Kuno disebut Gymnasium. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Senam Senam yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang olahraga merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics, atau Belanda Gymnastiek.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis. 2.1.1 Hakikat Permainan Kippers Pada dasarnya permaianan kippers sama dengan permainan kasti, baik dari segi teknik melempar, menangkap,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari kegiatan pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari kegiatan pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia dapat mengerti dan memahami berbagai ilmu pengetahuan dari kegiatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah senam berasal dari bahasa inggris Gymnastic dalam bahasa aslinya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah senam berasal dari bahasa inggris Gymnastic dalam bahasa aslinya II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Senam Istilah senam berasal dari bahasa inggris Gymnastic dalam bahasa aslinya merupakan kata serapan dari bahasa Yunani Gymnos yang berarti telanjang, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam melakukan gerakan meroda memerlukan berbagai aspek, seperti fisik antara lain kekuatan, keseimbangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. maupun muda semua sangat mengemari olah raga ini. diperbolehkan menggunakan anggota badan kecuali tangan dan lengan.

BAB II LANDASAN TEORI. maupun muda semua sangat mengemari olah raga ini. diperbolehkan menggunakan anggota badan kecuali tangan dan lengan. BAB II LANDASAN TEORI A. Permainan Sepak Bola 1. Pengertian sepak bola Hampir dipastikan masyarakat dunia sangat mengenal olahraga sepak bola. Sepak bola adalah olah raga yang paling populer di dunia.

Lebih terperinci

2016 PENGARUH LATIHAN POWER LENGAN MENGGUNAKAN MODEL LATIHAN PULL OVERPASS DAN PULL OVER TERHADAP HASIL LEMPARAN PADA ATLET LEMPAR LEMBING JAWA BARAT

2016 PENGARUH LATIHAN POWER LENGAN MENGGUNAKAN MODEL LATIHAN PULL OVERPASS DAN PULL OVER TERHADAP HASIL LEMPARAN PADA ATLET LEMPAR LEMBING JAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lempar lembing merupakan salah satu nomor lempar dan nomor yang diperlombakan dalam cabang atletik. Peraturan-peraturan umum perlombaan lempar lembing 1) lembing

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mensana end Corporisano merupakan suatu ungkapan yang sangat terkenal dan akrab terdengar di telinga kita, bahwa di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan, BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bolabasket Bolabasket merupakan permainan yang gerakannya kompleks yaitu gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gaya punggung menyerupai gerakan tungkai gaya crawl dengan bersumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gaya punggung menyerupai gerakan tungkai gaya crawl dengan bersumber BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Stroke Tungkai Stroke tungkai atau gerakan tungkai merupakan gerakan tungkai ke atas dan bawah secara bergantian dan terus menerus. Gerakan tungkai gaya

Lebih terperinci

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK KONTRIBUSI KELENTUKAN TOGOK, DAYA LEDAK OTOT TUNGKAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA CLUB VOLI KECAMATAN LORE TENGAH DESA LEMPE Esra Fitriyanti Kedo Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lain yang menggunakan kata atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lain yang menggunakan kata atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek 1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Atletik Menurut Mukholid, (2004:100) bahwa istilah atletik berasal dari kata athlon (bahasa Yunani) yang artinya berlomba atau

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. masalah. Tujuannya untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yanag signifikan,

III. METODOLOGI PENELITIAN. masalah. Tujuannya untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yanag signifikan, 28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada dasarnya penelitian adalah penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah. Tujuannya untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yanag

Lebih terperinci

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini Berbagai Gerakan Dasar BEBERAPA MACAM GERAKAN DASAR DAN VARIASINYA,YAITU; BERBARING, DUDUK, BERDIRI, BERJALAN, BERLARI, MENDAKI, MELONCAT DAN BERJINGKAT,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permainan Bola Voli Permainan bola voli merupakan olahraga beregu yang dimainkan oleh enam orang pemain. Permainan ini menggunakan batas berupa lapangan yang berukuran 18 x

Lebih terperinci

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat Perkembangan gerakan kasar Bulan Pencapaian Titik Pencapaian 1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan 2 Setengah miring jika dalam posisi tengkurap, selalu meletakkan pipi ke alas secara bergantian disebut titik

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE DENGAN LATIHAN DEPTH JUMP LEAP TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA PEMAIN SEPAK BOLA SSB BINTANG TIMUR MEDAN TAHUN 2009 MAHMUDIN MATONDANG Jurusan Pendidikan Jasmani,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola 2.1.1. Pengertian Passing Yang dimaksud dengan passing adalah mengoper bola dengan menggunakan kaki yang sebenarnya.pada permainan

Lebih terperinci

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli B Permainan Bola Voli Apakah kamu menyukai permainan bola voli? Sebenarnya permainan bola voli telah memasyarakat. Apakah kamu telah dapat melakukan gerak dasar permainan bola voli dengan benar? Ayo kita

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan jasmaniah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor bergengsi dalam cabang olahraga atletik khususnya dalam nomor lompat. Lompat

Lebih terperinci

Tubuh kita juga memiliki komponen yang membuatnya dapat bergerak atau beraktivitas. Apa saja yang terlibat bila kita melakukan gerak?

Tubuh kita juga memiliki komponen yang membuatnya dapat bergerak atau beraktivitas. Apa saja yang terlibat bila kita melakukan gerak? Belajar IPA itu asyik, misalnya saat mempelajari tentang astronomi dan benda-benda langit, kita bisa mengenal lebih dekat tentang planet, bintang, dan benda-benda langit lainnya. Pelajaran seperti ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode.

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penggunaan metode penelitian dalam penelitian harus tepat sasaran dan mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha memasyarakatkan olahraga sekarang ini sudah nampak hasilnya. Hal ini ditandai dengan maraknya orang melakukan olahraga untuk kesehatan dan sebagai sarana

Lebih terperinci