PERATURAN PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERATURAN PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 PERATURAN PERUSAHAAN

2 DAFTAR ISI Table of Contents DAFTAR ISI MUKADIMAH 1 ISTILAH 1 BAB I KETENTUAN UMUM 6 PASAL 1 LUASNYA PERATURAN PERUSAHAAN 6 PASAL 2 KEWAJIBAN PARA PIHAK 6 BAB II HUBUNGAN KERJA 7 PASAL 3 PENERIMAAN DAN PENGANGKATAN KARYAWAN BARU 7 PASAL 4 PERJANJIAN KERJA 8 PASAL 5 MUTASI, PROMOSI, DEMOSI 9 PASAL 6 GOLONGAN KARYAWAN 10 PASAL 7 JENJANG DAN TINGKATAN KARYAWAN 10 BAB III HARI KERJA DAN JAM KERJA 11 PASAL 8 HARI KERJA DAN JAM KERJA 11 BAB IV HARI LIBUR, ISTIRAHAT TAHUNAN (CUTI) DAN IJIN 12 PASAL 9 HARI LIBUR 12 PASAL 10 ISTIRAHAT TAHUNAN (CUTI) 12 PASAL 11 KETENTUAN PELAKSANAAN ISTIRAHAT TAHUNAN DAN IJIN 13 PASAL 12 SAKIT 14 PASAL 13 CUTI KHUSUS 15 PASAL 14 ISTIRAHAT MELAHIRKAN DAN KEGUGURAN 16 i i

3 BAB V PRESENSI DAN ABSENSI 17 PASAL 15 KEHADIRAN 17 PASAL 16 TERLAMBAT, PULANG LEBIH AWAL, PERGI KELUAR UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI 18 PASAL 17 KETIDAK HADIRAN 19 BAB VI PENGUPAHAN 21 PASAL 18 UPAH DAN SISTEM PENGUPAHAN 21 PASAL 19 UPAH KARYAWAN SELAMA SAKIT 22 PASAL 20 KENAIKAN UPAH TAHUNAN 23 PASAL 21 PAJAK PENGHASILAN 24 PASAL 22 TUNJANGAN HARI RAYA KEAGAMAAN 24 BAB VII JAMINAN SOSIAL / KESEJAHTERAAN KARYAWAN 25 PASAL 23 PROGRAM BPJS 25 PASAL 24 BIAYA YANG TIDAK DITANGGUNG OLEH PERUSAHAAN 26 PASAL 25 ASURANSI PERAWATAN RUMAH SAKIT, PEMBEDAHAN, TUNJANGAN KECELAKAAN DAN KEMATIAN 28 PASAL 26 PEMERIKSAAN KESEHATAN KHUSUS 28 BAB VIII KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 29 PASAL 27 PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA 29 PASAL 28 KEADAAN DARURAT 30 BAB IX FASILITAS KARYAWAN 30 PASAL 29 PAKAIAN KERJA 30 PASAL 30 MAKAN KARYAWAN 31 BAB X PERATURAN TATA TERTIB 32 PASAL 31 HAK DAN KEWAJIBAN PERUSAHAAN 32 ii

4 PASAL 32 KEWAJIBAN KARYAWAN 32 PASAL 33 LARANGAN BAGI KARYAWAN 36 PASAL 34 SURAT TEGURAN DAN SURAT PERINGATAN BESERTA SANKSI-SANKSINYA 36 PASAL 35 KETETAPAN DAN PEMBERIAN SANKSI-SANKSI 36 PASAL 36 PEMBUKTIAN PELANGGARAN 38 PASAL 37 SURAT PERINGATAN 39 PASAL 38 GAJI SELAMA MASA SKORSING 48 BAB XI KOMUNIKASI DAN KELUHAN 48 PASAL 39 KOMUNIKASI, KELUHAN DAN PENGADUAN 48 BAB XII PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA 49 PASAL 40 PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA 49 BAB XIII PERUBAHAN 50 BAB XIV PERALIHAN 50 LAMPIRAN SURAT PERINGATAN LAMPIRAN UANG PISAH KARYAWAN TETAP a j iii

5 MUKADIMAH Peraturan Perusahaan ini dibuat untuk dijadikan pegangan bagi perusahaan maupun karyawan, yang berisi ketentuan-ketentuan tentang hak-hak dan kewajiban-kewajiban masing-masing pihak serta tata tertib kerja demi terciptanya keseimbangan hak dan kewajiban di antara kedua pihak sehingga tercipta suatu hubungan kerja yang sehat, serasi dan selaras serta harmonis antara pengusaha dan karyawan bagi perkembangan perusahaan dan kesejahteraan karyawan. Sesungguhnya peraturan perusahaan ini bukanlah hal yang baru di lingkungan Igor s Pastry, karena sebagian besar dari apa yang tercantum di dalamnya merupakan ketentuan yang sudah lama berjalan dan yang telah diatur baik dalam Buku Peraturan Perusahaan maupun melalui kebijakan-kebijakan lainnya yang disampaikan kepada karyawan oleh Pengusaha Igor s Pastry. Peraturan Perusahaan ini digunakan untuk menjamin dan meningkatkan kelancaran produktifitas kerja serta disiplin kerja di Igor s Pastry dipandang perlu adanya pengertian serta pemahaman yang benar dari setiap karyawan mengenai kewajiban dan haknya. Tentunya Peraturan Perusahaan ini berpedoman pada Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. ISTILAH Untuk memperjelas arti daripada beberapa istilah yang digunakan dalam ketentuan Peraturan Perusahaan ini, maka agar interpretasi dari kedua belah pihak maupun pihak-pihak yang berkepentingan menjadi sama, perlu kiranya diuraikan arti / maksud daripada istilah-istilah tersebut, sebagai berikut: a. Perusahaan adalah Igor s Pastry 1

6 b. Lingkungan Perusahaan Adalah keseluruhan tempat yang berada di bawah penguasaan /pengawasan perusahaan yang digunakan untuk menunjang kegiatan perusahaan c. Pimpinan Perusahaan Adalah mereka yang mempunyai tugas memimpin perusahaan atau bagian mempunyai wewenang / tanggung jawab mewakili perusahaan baik ke dalam maupun ke luar d. Karyawan Adalah semua orang yang mempunyai hubungan kerja dengan Pengusaha berdasarkan Surat Perjanjian Kerja yang dibuat secara sah, dengan menerima balas jasa berupa upah dari Pengusaha Berdasarkan sifat karyawanan dan jangka waktu ikatan kerja, status karyawan dibagi sebagai berikut : KARYAWAN TETAP Adalah Karyawan yang diterima bekerja sejak awal usaha didirikan dan atau telah melewati masa kerja tertentu, dan telah dianggap layak untuk diangkat menjadi Karyawan Tetap. Karyawan setelah menjalani masa kontrak lebih dari 3 tahun dan menyatakan hasil kerja baik dapat dipertimbangkan untuk diangkat sebagai karyawan tetap. KARYAWAN TIDAK TETAP Adalah orang yang diterima bekerja oleh Pengusaha untuk Perjanjian Kerja jangka waktu tertentu setelah dinyatakan lulus dalam masa pelatihan dan pengembangan diri atas tugas dan tanggung jawab karyawanan untuk jenis karyawanan / jabatan 2

7 e. Jam Kerja tertentu dengan menerima balas jasa berupa upah dari Pengusaha. Kegagalan setelah proses penilaian kerja terus-menerus dalam masa pengembangan akan mengakibatkan putusnya hubungan kerja yang berarti tidak ada kemampuan melaksanakan tugas kerja ataupun perilaku kerja, dan Pengusaha tidak menawarkan kontrak kerja. KARYAWAN HARIAN LEPAS (CASUAL) Adalah orang yang diterima bekerja disesuaikan berdasarkan kebutuhan kegiatan usaha terikat oleh jam kerja yang ditentukan oleh Pengusaha dan bersedia mengikuti segala ketentuan peraturan perusahaan dengan menerima balas jasa berupa upah harian dari Pengusaha. Waktu yang dibutuhkan dan atau dipergunakan oleh karyawan untuk melakukan tugas karyawanannya sesuai dengan jadwal kerja yang telah ditentukan dan atau disetujui oleh atasannya dengan berpedoman pada ketentuan dalam Surat Perjanjian Kerja yang telah disepakati. f. Hari Libur Resmi / Nasional Hari libur yang diakui dan diumumkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai Hari Libur Resmi / Nasional. g. Hari Libur Mingguan Hari Minggu atau hari lain yang ditentukan dalam jadwal kerja sebagai penggantian hari Minggu. 3

8 h. Waktu Istirahat Satu jam di antara jam kerja yang termasuk dalam jam kerja, di mana karyawan tidak melakukan tugas karyawananya dan dapat mempergunakan waktu tersebut untuk istirahat makan dan beribadah. Waktu istirahat yang tidak diambil tidak dapat digantikan dengan memperpendek jadwal kehadiran kerja dan Supervisor bertanggung jawab atas pembagian waktu kerja istirahat. i. Upah Suatu jumlah pembayaran tertentu dalam bentuk uang yang diterima oleh karyawan setiap bulannya sebagai imbalan dari Pengusaha atas hasil kerjanya dan prestasinya. Upah ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja dan kesepakatan kedua pihak, yaitu Karyawan dan Pemberi Kerja (Pengusaha). j. Uang Tunjangan Jasa Kerja Sama Sejumlah pembayaran atas kebijaksanaan Pengusaha yang diberikan dari hasil pendapatan produk perusahaan kepada Karyawan atas dedikasi kerja, pelayanannya dan kerja-samanya dalam tim kerja yang diadministrasikan oleh Pengusaha dan diterimakan kepada Karyawan sesuai ketentuan dalam Perjanjian Kerja dan kebijakan yang berlaku serta sesuai dengan sifat penerimaannya termasuk sebagai upah dari Pengusaha. k. Take Home Pay (Penghasilan Dalam Bulan) Penerimaan upah atau penghasilan Karyawan setiap bulannya yang terdiri dari upah pokok serta tunjangan jasa kerja sama yang ada, yaitu tunjangan yang dipengaruhi atas kehadiran kerja. 4

9 l. Keluarga Karyawan Suami/Isteri : Seorang suami / isteri sah dari seorang karyawan Anak : Anak yang sah dan terdaftar pada perusahaan maksimum 3 (tiga) orang dan belum berumur 21 (dua puluh satu) tahun atau yang belum menikah Saudara Orang Tua Kakek Nenek : Kakak-adik, sepupu, ipar terjalin dalam ikatan keluarga dari orang tua kandung / jalinan pernikahan di dalam lingkungan hubungan keluarga : Bapak / Ibu kandung, Bapak / Ibu Tiri, Bapak / Ibu Mertua : Kakek Nenek Kandung / Mertua m. Perjanjian Kerja Adalah perjanjian antara Karyawan (Karyawan) dengan Pengusaha atau Pemberi Kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban kedua pihak. 5

10 BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 LUASNYA PERATURAN PERUSAHAAN 1. Peraturan Perusahaan ini pada dasarnya hanya mengatur tentang hal-hal pokok yang bersifat umum. 2. Pengusaha dapat mengadakan peraturan tambahan, asalkan tidak bertentangan dengan ketentuan di dalam Peraturan Perusahaan atau Ketentuan Perundangan yang berlaku. 3. Peraturan Perusahaan ini berlaku di semua cabang Igor s Pastry yang sudah dan akan dibuka di seluruh wilayah Republik Indonesia. PASAL 2 KEWAJIBAN PARA PIHAK 1. Pengusaha berkewajiban memberikan penjelasan kepada karyawan baik tentang isi, makna, pengertian, dan jiwa dari Peraturan Perusahaan ini. 2. Baik Pengusaha dan karyawan sepakat untuk bekerjasama dengan baik dan bertanggung jawab penuh dalam mengusahakan ketenangan kerja dan ketenangan berusaha guna terciptanya Hubungan Industrial Pancasila di perusahaan. 3. Baik Pengusaha dan karyawan berkewajiban untuk mencegah terjadinya peristiwa / hal-hal yang dapat mengganggu ataupun merusak ketenangan kerja dan kelancaran operasional perusahaan. 6

11 BAB II HUBUNGAN KERJA PASAL 3 PENERIMAAN DAN PENGANGKATAN KARYAWAN BARU 1. Penerimaan karyawan diadakan menurut kebutuhan perusahaan dan kriterianya ditentukan oleh 3 (tiga) hal utama : Formasi : Adanya kebutuhan perusahaan akan tenaga kerja. Pendidikan : Tenaga kerja yang memiliki pendidikan/ijasah yang diperlukan untuk persyaratan jabatan yang bersangkutan. Ketrampilan : Tenaga kerja yang bersangkutan memiliki kecakapan dan pengalaman yang dibutuhkan untuk mengisi jabatan yang bersangkutan. 2. Persyaratan umum penerimaan karyawan: Sebelum seseorang dapat diterima sebagai karyawan, seseorang harus mengajukan surat lamaran yang terdiri: Surat lamaran Salinan Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku Salinan Kartu Keluarga Daftar riwayat hidup/kerja Salinan surat keterangan dari tempat kerja terdahulu 7

12 Surat keterangan berkelakuan baik dari polisi (bila diperlukan) Surat keterangan berbadan sehat dan berjiwa sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh Perusahaan (bila diperlukan) Surat Referensi lain-lain bila dibutuhkan oleh Perusahaan Salinan Surat Keterangan Keluarga Memenuhi persyaratan jabatan Telah lulus dalam seleksi umum (Psychotest / Ketrampilan Khusus) yang diadakan sehubungan dengan tugas dan karyawanan yang diberikan PASAL 4 PERJANJIAN KERJA 1. Calon karyawan yang diterima sebagai karyawan, sebelum memulai hubungan kerja, wajib menandatangani Surat Perjanjian Kerja yang berisi antara lain: status karyawan, jenis karyawanan, besarnya upah serta menyetujui peraturan-peraturan yang berlaku di perusahaan. 2. Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tertentu Pegusaha dapat mempekerjakan karyawan untuk jangka waktu tertentu atau untuk suatu tugas / jabatan tertentu, dimana hubungan kerja akan dituangkan dalam suatu perjanjian kerja dan berakhir demi hukum pada tanggal yang telah ditetapkan, kecuali apabila kedua belah pihak sepakat untuk memperpanjang atau memperbaharui perjanjian kerja tersebut. 8

13 PASAL 5 MUTASI, PROMOSI, DEMOSI 1. Pengusaha berhak dan berwenang untuk memindahkan karyawan dari satu bagian ke bagian yang lain atas dasar pertimbangan sebagai berikut: Karyawan dimutasikan / dipindah ke bagian lain, karena di bagian tersebut memerlukan tenaga dan atau keahliannya demi efisiensi perusahaan. Karyawan dimutasikan / dipindah ke bagian lain, karena di bagian tersebut kelebihan tenaga. Karyawan dimutasikan / dipindah ke bagian lain, karena kurang mampu melaksanakan tugas yang dibebankan padanya. Karyawan dimutasikan / dipindah ke bagian lain, karena melakukan pelanggaran terhadap tata tertib / ketentuan yang ada dalam Peraturan Perusahaan. Karyawan didemosi/ diturunkan jabatannya karena kurang mampu melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dan atau melakukan pelanggaran terhadap tata tertib sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Peraturan Perusahaan. Karyawan dipromosikan / diangkat untuk suatu jabatan baru karena mempunyai prestasi kerja, kemampuan, ketekunan, disiplin, sikap mental, dedikasi, professional dan loyalitas yang tinggi. 2. Mutasi / pemindahan kerja, demosi atas diri karyawan dapat bersifat sementara waktu maupun tetap untuk seterusnya tanpa mengurangi upah pokok yang diterima sebelumnya. 3. Karyawan wajib menerima dan melaksanakan mutasi / pemindahan kerja, demosi tersebut. Penolakan terhadap perintah mutasi / pemindahan kerja, demosi tersebut merupakan kesalahan indisipliner dan dapat dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 9

14 4. Karyawan yang dipromosikan untuk suatu jabatan baru menjalani masa penyesuaian selama 3 s.d. 6 bulan. Apabila dalam masa penyesuaian tersebut karyawan yang bersangkutan ternyata tidak mampu menjalankan tugas yang dibebankan padanya, maka karyawan tersebut dapat dikembalikan ke bagian semula dan atau ke bagian lain. 5. Setelah lulus menjalani masa penyesuaian promosi maka karyawan tersebut akan mendapatkan penyesuaian terhadap gaji / upah jika ada perubahan golongan dan atau mendapatkan tunjangan untuk jabatan tertentu. 6. Karyawan yang didemosikan / diturunkan jabatannya, akan mendapatkan penyesuaian terhadap gaji / upah jika ada perubahan golongan dan atau mendapatkan penyesuaian tunjangan untuk jabatan tertentu. 7. Mutasi, promosi, demosi dari karyawan dilaksanakan dengan Surat Keputusan Perusahaan. PASAL 6 GOLONGAN KARYAWAN 1. Pembagian golongan dimaksudkan untuk memberi pentahapan bagi karyawan dalam rangka meraih jenjang karirnya. 2. Berdasarkan pendidikan, kemampuan, keahlian, prestasi serta luas tangung jawab yang dituntut untuk jabatan-jabatan yang bersangkutan, maka diadakan pembagian golongan karyawan berdasarkan keputusan pimpinan. PASAL 7 JENJANG DAN TINGKATAN KARYAWAN 1. Pada prinsipnya setiap karyawan mempunyai kesempatan yang sama untuk mencapai tingkat / golongan yang lebih tinggi dalam perusahaan. 10

15 2. Kenaikan tingkat golongan, jabatan didasarkan pada formasi yang ada, tanggung jawab, dedikasi, prestasi, kemampuan kesiapan mental, dan konduite (kejujuran, loyalitas, tingkah laku) dari kepribadian seorang karyawan. 3. Dalam rangka membuka kesempatan untuk mencapai tingkatan golongan / jabatan yang lebih tinggi atau meningkatkan kemampuan kerja, dapat diadakan mutasi karyawan / rotasi jabatan ataupun pendidikan dan latihan khusus. BAB III HARI KERJA DAN JAM KERJA PASAL 8 HARI KERJA DAN JAM KERJA 1. Dengan memperhatikan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku maka waktu hari kerja adalah 6 (enam) hari kerja dalam seminggu dimana jam kerja adalah tidak melebihi 7 (tujuh) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam seminggu tidak termasuk 1 (satu) jam Istirahat. Shift I : wib Shift II : wib Atau sesuai dengan kebutuhan operasional perusahaan yang diatur oleh Kepala Bagian. 2. Jam kerja di perusahaan disesuaikan dengan tanggung jawab kerja masing-masing, maka karyawan wajib bersedia untuk melaksanakan waktu kerja panjang dan telah disepakati oleh kedua pihak dengan imbalan uang lembur ataupun tunjangan waktu kerja panjang. 3. Sesuai dengan sifat jabatan dan tanggung jawab kerja, maka seluruh karyawan diharapkan bekerja lebih dari jam yang bersifat normatif apabila dipandang perlu demi tuntutan suatu tugas kerja yang menjadi tanggung jawabnya dengan imbalan tunjangan jasa kerja-sama tim setiap bulan dan tambahan upah waktu lembur yang diberikan oleh Pengusaha. 11

16 4. Untuk bagian tertentu pengusaha berhak mengatur waktu kerja di luar ketentuan tersebut di atas sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. BAB IV HARI LIBUR, ISTIRAHAT TAHUNAN (CUTI) DAN IJIN PASAL 9 HARI LIBUR 1. Hari libur adalah hari libur resmi yang ditetapkan oleh Pemerintah, disesuaikan dengan kegiatan industri jasa operasional, maka hari libur digantikan secara terjadwal oleh pimpinan tanpa mengurangi hari libur yang ada. 2. Pada hari libur, karyawan dibebaskan dari bekerja dengan mendapat upah pokok dan uang hasil nilai prestasi kerja serta penyesuaian tunjangan jasa kerja lain bila ada secara penuh. PASAL 10 ISTIRAHAT TAHUNAN (CUTI) 1. Karyawan yang telah bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus berhak atas cuti / istirahat tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja dengan mendapat upah penuh (Upah Pokok + Tunjangan Tetap + Tunjangan Tidak Tetap). 2. Karyawan yang mengambil cuti tahunannya, harus mengajukan permohonan cuti paling lambat 2 (Dua) minggu sebelumnya dan karyawan yang bersangkutan baru diperbolehkan menjalani cuti apabila permohonan untuk mengambil cuti telah mendapatkan persetujuan dari perusahaan, kecuali untuk keperluan yang bersifat insidentil / darurat, seperti rumah kebanjiran, keluarga meninggal dan lain sebagainya. 12

17 3. Pelaksanaan cuti tahunan diatur oleh pengusaha secara bergiliran dengan memperhatikan kepentingan karyawan dan perusahaan. 4. Perusahaan dapat mengatur hari-hari istirahat tahunan demi efisiensi dan efektifitas kerja perusahaan dan perusahaan juga dapat membagi hak cuti karyawan dalam beberapa bagian, dan salah satu bagian terdiri dari maksimum 6 (enam) hari kerja. 5. Hak atas istirahat tahunan (cuti) tidak dapat diuangkan, karena maksud istirahat (cuti) adalah untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohani karyawan. Dalam keadaan khusus demi kepentingan operasional perusahaan dapat menunda hak cuti karyawan atas kesepakatan kedua pihak. 6. Hak cuti tahunan ataupun hari-hari libur lainnya tidak dapat diakumulatifkan dengan mengurangi dari jumlah hari permohonan mengundurkan diri persyaratan 1 (satu) bulan penuh yaitu 30 (tiga puluh) hari. 7. Perusahaan akan memberitahukan kepada karyawan saat timbulnya hak atas istirahat tahunan (cuti) apabila diminta. PASAL 11 KETENTUAN PELAKSANAAN ISTIRAHAT TAHUNAN DAN IJIN Seorang karyawan yang akan mengambil hak cutinya wajib mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan perusahaan untuk tidak mengganggu operasional sebagai berikut : 1. Mengambil cuti tanpa ada persetujuan dari atasan langsung (Supervisor) ataupun dari Pimpinan dianggap sebagai pelanggaran tata tertib perusahaan. 2. Memperpanjang masa cuti tanpa persetujuan tertulis dari pimpinan melebihi 5 (lima) hari kerja dianggap mengundurkan diri dengan sendirinya. 13

18 3. Cuti tahunan harus diambil pada tahun dimana cuti tersebut mulai berlaku, kecuali disepakati kedua pihak yaitu karyawan dan pimpinan atas permintaan pimpinan dalam hal penggantian waktu cuti yang dimohonkan. 4. Bagi karyawan yang memohon mengambil dimuka cuti tahunanya yang belum menjadi haknya dengan alasan yang dapat diterima oleh Pimpinan, dalam hal ini disebut sebagai hutang cuti. Apabila karyawan mengundurkan diri atau diputuskan hubungan kerjanya, maka upah berjalan akan dipotong sesuai dengan jumlah hari cuti yang telah diambil dimuk (hutang cuti). 5. Pengambilan cuti tahunan tidak boleh digabungkan dengan hari libur istirahat lainnya yang belum diambil, kecuali atas persetujuan Pimpinan. PASAL 12 SAKIT Istirahat karena sakit dianggap sah apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Harus ada Surat Keterangan dari dokter Balai Pengobatan yang telah disetujui oleh BPJS KESEHATAN, dan wajib diserahkan pada hari pertama masuk kerja. Melalaikan disiplin ketentuan kerja, maka dianggap mangkir dan akan dikenakan pemotongan 1 (satu) hari alpha sama dengan ketidak hadiran kerja 3 (tiga) hari. 2. Karyawan sakit bukan berobat pada dokter BP / BK (Dokter Umum) maka wajib ada Surat Keterangan dokter sakit serta menyertakan Copy Resep Obat. Dan pelanggaran yang telah diperingatkan maksimum 3 (tiga) kali, maka akan dicabut dari kepersertaan BPJS KESEHATAN. 3. Karyawan berhalangan kerja untuk masa yang cukup lama dan dinyatakan dengan Surat Keterangan dokter yang merawat, maka persetujuan untuk cuti sakit. 4. Selama cuti sakit karyawan akan menerima gaji / upah pokok sesuai ketentuan yang berlaku. 14

19 PASAL 13 CUTI KHUSUS 1. Dengan ijin khusus meninggalkan karyawanan (cuti khusus) dari perusahaan minimal 14 (empat belas) hari sebelumnya, kecuali butir (d, e dan g) dibawah ini, karyawan mendapat cuti khusus dengan tetap mendapatkan gaji / upah penuh dan uang tunjangan jasa kerja tim karyawan, yaitu : a. Perkawinan karyawan (cuti menikah) : 3 hari b. Isteri karyawan melahirkan / keguguran : 2 hari c. Pernikahan anak karyawan : 2 hari d. Kematian istri, suami, anak, orang tua / mertua : 2 hari e. Kematian kakak / adik kandung, kakak / adik ipar : 1 hari f. Khitanan / Baptis anak karyawan : 2 hari g. Suami / Istri, anak opname di rumah sakit : 1 hari 2. Cuti khusus yang jatuh pada hari-hari istirahat mingguan yang sudah dijadwalkan sebelumnya tidak dapat digantikan dengan hari-hari lain. 3. Cuti Tanpa Upah a. Atas permohonan karyawan, perusahaan mengijinkan karyawan untuk meninggalkan karyawanan tanpa dibayar jika alasannya dapat diterima oleh pengusaha selama tidak mengganggu jalannya operational perusahaan. Dalam hal ini karyawan tidak mendapatkan upah dan tunjangan lainnya. 15

20 b. Batas maksimum cuti tanpa upah ditetapkan paling lama 1 (satu) bulan dalam setahun baik secara terus menerus maupun dipenggal, kecuali atas ijin dari Pimpinan perusahaan. c. Pengambilan cuti tanpa upah dengan sengaja untuk melakukan karyawanan sampingan adalah merupakan penyalah gunakan hak dan merupakan pelanggaran terhadap peraturan perusahaan. Dalam hal ini berakibat langsung pemutusan hubungan kerja (penipuan). 4. Cuti Yang Dibayar Seorang karyawan yang telah melaksanakan masa kerja kontrak terus-menerus 3 (tiga) tahun dan selama masa kerja di perusahaan menunjukkan hasil prestasi baik dan dapat bekerja dengan tanggung jawab tinggi akan ditawarkan kembali kerja bila disepakati oleh dirinya. Status karyawan akan dibebaskan dari kerja dari perusahaan selama 2 (dua) minggu dengan mendapatkan setengah (1/2) dari gaji penuh dalam bulan. 5. Karyawan perlu melamar kembali dan akan dikonfirmasikan oleh pihak pengusaha untuk masa kontrak kerja 1 (satu) tahun dan dapat berlanjut dalam masa yang sama atau ditentukan lain. PASAL 14 ISTIRAHAT MELAHIRKAN DAN KEGUGURAN 1. Istirahat melahirkan adalah hari-hari istirahat seorang karyawati hamil yang telah bekerja minimal 1 (satu) tahun selama 1 ½ (satu setengah) bulan sebelum saatnya melahirkan menurut perhitungan dokter / bidan yang melahirkan anak dan 1 ½ (satu setengah) bulan setelah melahirkan dengan upah penuh / bulan 16

21 2. Karyawati yang mengalami gugur kandungan atau karena alasan medis dibuktikan dengan keterangan dokter perusahaan mendapat istirahat selama 1 ½ (satu setengah) bulan terhitung sejak terjadinya gugur kandungan dengan mendapat hanya upah pokok penuh. 3. Permohonan istirahat melahirkan wajib diajukan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum waktu istirahat melahirkan dengan disertai Surat Keterangan Dokter / Bidan yang melahirkan anak. 4. Istirahat melahirkan / keguguran hanya diberikan kepada karyawan yang sudah diangkat 1 (satu) tahun dalam perjanjian kontrak. BAB V PRESENSI DAN ABSENSI PASAL 15 KEHADIRAN 1. Karyawan wajib mentaati jadwal kerja yang telah diatur oleh Kepala Bagian masing-masing. 2. Karyawan diharuskan untuk hadir / berada di lokasi perusahaan minimal 15 (lima belas) menit sebelum jam kerja mulai. 3. Kehadiran karyawan diawasi langsung oleh Pengusaha dengan pengawasan masing-masing atasan atas kehadiran pada setiap masuk dan pulang kerja. 4. Karyawan harus mencatatkan kehadirannya dengan tata cara yang sudah ditentukan baik pada waktu jam masuk kerja maupun jam pulang kerja, dan tidak boleh diwakilkan oleh orang lain dan atau mewakili orang lain. 5. Karyawan yang lalai / tidak mencatatkan presensinya pada alat pencatat presensi elektronik dianggap absen kerja (MANGKIR) pada hari itu. 17

22 6. Karyawan tidak diperbolehkan meninggalkan tempat kerja sebelum jam kerja selesai, kecuali ada kepentingan kantor dan atau ada keperluan yang insidentil / mendadak setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala Bagian masing-masing dan manajemen. PASAL 16 TERLAMBAT, PULANG LEBIH AWAL, PERGI KELUAR UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI 1. Karyawan harus datang minimal 10 (sepuluh) menit sebelum waktu kerja dan sudah berada di tempat kerja tepat waktu dan siap bekerja di masing-masing bagian dengan seragam yang ditentukan. 2. Karyawan yang ijin terlambat karena ada kepentingan pribadi / keluarga, harus memberi info / telepon (sms tidak berlaku) 3 (tiga) jam sebelum jam masuk kerja kepada Kepala Bagian masing-masing dan Bagian Personalia. Serta pada saat masuk kerja harus memberitahukannya kepada Kepala Bagian masing-masing terlebih dahulu dan Bagian Personalia. Keterlambatan kehadiran kerja tanpa pemberitahuan melebihi 60 menit (1 jam) dalam akumulasi 1 (satu) bulan dilakukan pemotongan dari gaji pokok. 3. Apabila ada perubahan jadwal kerja dikarenakan sesuatu hal, karyawan diwajibkan untuk melapor kepada Atasan yang ditunjuk / Supervisor selambat-lambatnya 1 (satu) hari sebelumnya atas persetujuan Kepala Bagian / Pimpinan dan dilaporkan ke Bagian Personalia. 18

23 PASAL 17 KETIDAK HADIRAN Karyawan yang tidak hadir harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Tidak masuk kerja karena sakit a. Karyawan wajib memberitahukan alasan ketidakhadirannya kepada Kepala Bagiannya masing-masing dan Bagian Personalia melalui telepon pada hari itu juga minimal 3 (tiga) jam sebelum jadwal masuk kerjanya. b. Pada saat masuk setelah sembuh karyawan yang bersangkutan wajib membawa surat keterangan yang layak diterima diantaranya : i. Surat Keterangan Sakit (ASLI) dari dokter; dan ii. Foto Copy Resep Obat c. Pada saat masuk setelah sembuh karyawan yang bersangkutan wajib melaporkan kehadirannya dan keadaan penyakitnya kepada Atasannya dan Bagian Personalia. d. Apabila dipandang perlu, maka perusahaan dapat memerintahkan agar karyawan yang bersangkutan pergi ke dokter yang ditunjuk oleh perusahaan atau Rumah Sakit untuk pemeriksaan. 2. Tidak masuk karena ada kepentingan pribadi yang bersifat mendadak : a. Karyawan wajib memberitahukan alasan ketidakhadirannya kepada Kepala Bagiannya masing-masing dan Bagian Personalia melalui telepon pada hari itu juga minimal 3 (tiga) jam sebelum jadwal masuk kerjanya 19

24 b. Pada saat masuk karyawan yang bersangkutan wajib membawa surat keterangan yang layak diterima diantaranya i. Foto copy Surat Kematian; atau ii. Foto Copy Surat Keterangan dari Rumah Sakit; atau iii. Surat bukti sah lainnya misalnya Surat Keterangan dari RT RW Kelurahan. 3. Tidak masuk karena kepentingan pribadi yang sudah direncanakan / diketahui sebelumnya, karyawan harus mengajukan Surat Permohonan Ijin tidak masuk kerja secara tertulis minimal 1 (satu) minggu sebelumnya kepada Kepala Bagian masing-masing, kemudian ke Bagian Personalia. 4. Apabila karyawan mengabaikan semua ketentuan di atas maka hal tersebut merupakan perbuatan indisipliner dan dikategorikan sebagai absen kerja (MANGKIR) serta merupakan pelanggaran Peraturan Perusahaan yang berakibat dipotongnya upah dan tunjangan jasa kerja uang nilai prestasi dalam bulan. 5. Karyawan yang mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah mendapat panggilan 2 (dua) kali secara patut dan tertulis namun mengabaikan dapat diputuskan hubungan kerjanya dan dikualifikasikan telah mengundurkan diri sesuai U.U.R.I.No.13/Thn 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal Karyawan yang tersebut pada Pasal 14 ayat 5 tersebut di atas tetap wajib menyelesaikan administrasi / pelunasan tunggakan yang ada di perusahaan. Apabila karyawan tersebut melalaikan kesepakatan hutang-piutang ini, maka karyawan dianggap mengelapkan uang perusahaan dan akan dituntut secara hukum. 20

25 BAB VI PENGUPAHAN PASAL 18 UPAH DAN SISTEM PENGUPAHAN 1. Upah atau gaji adalah pemberian dalam bentuk uang yang dibayarkan oleh perusahaan kepada karyawan sebagai jasa imbalan kerja yang dilakukan untuk perusahaan. Di dalam upah atau gaji yang diterimakan termasuk tunjangan makan. 2. Besarnya upah ditentukan berdasarkan golongan dan skala upah yang ditetapkan oleh pengusaha dan keputusan perusahaan diambil berdasarkan pertimbangan yang objektif dan bukan subjektif. 3. Sistem Pembayaran Gaji Setiap Karyawan akan menerima gaji pada tiap awal bulan berikutnya. Demi keamanan, gaji karyawan langsung dimasukkan dalam rekening Bank yang telah ditentukan oleh perusahaan. 4. Tingkat gaji disusun berdasarkan uraian jabatan (job description) evaluasi jabatan, dan tingkatan posisi yang ditentukan secara professional. 5. Gaji Selama Masa Trainee Karyawan akan menerima 100% gaji pokok, hal ini sesuai dengan kebijakan perusahaan yang disesuaikan dengan norma ketenagakerjaan. 21

26 6. Sistem Penggajian Sistem penggajian untuk karyawan diatur menurut kelompok dan status karyawan yaitu upah harian lepas dan bulanan a. Karyawan tetap didasarkan pada upah bulanan. b. Karyawan kontrak didasarkan pada upah yang telah disepakati bersama antara perusahaan dan karyawan dalam surat perjanjian kerja dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku. c. Karyawan harian lepas perhitungan menurut harian dibayarkan pada akhir waktu kerja kecuali masih dalam proses kasus atau akhir bulan dengan mengacu pada ketentuan upah minimum yang berlaku. 7. Susunan gaji adalah sebagai berikut : a. Gaji adalah terdiri dari upah pokok dan uang tunjangan Profesi atau Tunjangan Prestasi kerja atas dasar penilaian kerja. b. Pajak atas Upah pokok adalah menjadi tanggungan karyawan. PASAL 19 UPAH KARYAWAN SELAMA SAKIT 1. Seorang karyawan yang tidak dapat masuk kerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus disebabkan sakit atau dirawat dirumah sakit dan dinyatakan dengan sah oleh seorang dokter, upahnya dibayar menurut ketentuan sebagai berikut: 22

27 a. Untuk 4 (empat) bulan pertama sebesar dibayar 100 % dari upah b. Untuk 4 (empat) bulan kedua sebesar dibayar 75 % dari upah c. Untuk 4 (empat) bulan ketiga sebesar dibayar 50 % dari upah d. Untuk bulan selanjutnya dibayar 25 % dari upah Dan selama istirahat sakit (Cuti Sakit), Istirahat Melahirkan karyawan akan menerima upah. 2. Setelah melampaui batas 12 (dua belas) bulan, karyawan tersebut masih belum mampu untuk melaksanakan tugasnya kembali dan telah mendapat petunjuk dokter yang merawatnya, maka karyawan tersebut dapat diberhentikan disesuaikan prosedur Perundang-undangan Ketenagakerjaan R.I yang berlaku. PASAL 20 KENAIKAN UPAH TAHUNAN 1. Pelaksanaan Kenaikan Upah Tahunan dilakukan berdasarkan Prestasi dan Nilai Hasil Evaluasi kerja secara professional. 2. Ketentuan kenaikan upah: a. Hanya kepada karyawan tetap, tidak kepada karyawan yang sedang menjalani masa Trainee, dan karyawan yang terkena sanksi pendisiplinan. b. Besarnya prosentase kenaikan ditentukan menurut kebijakan perusahaan. 23

28 PASAL 21 PAJAK PENGHASILAN Setiap karyawan akan mendapatkan upah pokok kotor, perusahaan akan memotong pajak penghasilan dari upah yang diterima karyawan dan dibayarkan ke instansi pajak yang berwenang atas nama karyawan sesuai ketentuan yang berlaku. PASAL 22 TUNJANGAN HARI RAYA KEAGAMAAN 1. Tunjangan Hari Raya Keagamaan keagamaan dimaksud untuk membantu karyawan dalam mempersiapkan kebutuhan menjelang Hari Keagamaan, untuk itu perusahaan memberikan tunjangan sebesar 1 (satu) bulan upah bagi karyawan yang sudah bekerja selama 12 (dua belas) bulan terus-menerus atau lebih. 2. Karyawan yang sampai tanggal pembagian Tunjangan Hari Raya Keagamaan telah diangkat lebih dari 1 (satu) bulan tetapi kurang dari 1 (satu) tahun akan menerima Tunjangan Hari Raya Keagamaan secara prorata. 3. Tunjangan Hari Raya Keagamaan diberikan kepada karyawan baik yang dalam masa percobaan maupun yang telah diangkat dinyatakan lulus masa Training (Pelatihan) akan menerima Tunjangan Hari Raya Keagamaan secara prorata. 4. Pembayaran Tunjangan Hari Raya Keagamaan diberikan kepada seluruh karyawan diberikan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum Hari Raya Keagamaan. Dan hanya berlaku 1 (satu) kali dalam setahun. 5. Karyawan yang hubungan kerjanya berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu dan mengalami pemutusan hubungan kerja terhitung sejak 30(tigapuluh) hari sebelum Hari Raya Keagamaan, berhak atas THR Keagamaan. 24

29 6. Pengaturan Tunjangan Hari Raya sesuai dengan permenaker No 6 tahun 2016 pasal 7. BAB VII JAMINAN SOSIAL / KESEJAHTERAAN KARYAWAN PASAL 23 PROGRAM BPJS 1. Perusahaan menyadari sepenuhnya akan pentingnya keikutsertaan BPJS bagi setiap karyawan, hal tersebut memberi rasa keamanan, kemantapan dan ketentraman dalam bekerja sesuai dengan UU. No 24 Thn Perusahaan menyediakan fasilitas pengobatan melalui BPJS KESEHATAN untuk membantu karyawan mendapatkan perawatan kesehatan apabila dibutuhkannya: a. Kepada karyawan laki-laki maupun keluarganya termasuk seorang istri yang sah dengan maximum 3 (tiga) orang anak. b. Khusus untuk karyawan wanita tetap dianggap lajang (single). c. Pengobatan dan pelayanan perawatan kesehatan adalah bagi semua karyawan tetap / kontrak untuk pribadi atas nama dirinya dan yang telah lulus masa Trainee / Percobaan serta telah didaftarkan sebagai peserta BPJS KESEHATAN dan mendapatkan Kartu Pemeliharaan Kesehatan. d. Karyawan kontrak yang dipekerjakan untuk jangka waktu minimum 1 (satu) tahun berhak mendapatkan pengobatan dan perawatan kesehatan sebagaimana yang berlaku bagi karyawan tetap. 25

30 3. Bagi karyawan harian bantuan perawatan kesehatan diberikan hanya kepada yang bersangkutan dan meliputi pemberian obat-obat dari perusahaan selama jam kerja. 4. Perusahaan mendaftarkan setiap karyawan dalam program BPJS KETENAGAKERJAAN yang terdiri dari: a. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK); 0,89% b. Jaminan Kematian (JK); 0.30% c. Jaminan Hari Tua (JHT); 3,7% d. Jaminan Pensiun (JP}; 2% 5. Perusahaan dan Karyawan berkewajiban mentaati ketentuan yang berlaku yang menyangkut pelaksanaan program BPJS Ketenagakerjaan tersebut. 6. Apabila ada program pemeliharaan kesehatan yang dipandang lebih baik oleh perusahaan, maka program tersebut dapat melengkapi program JPK yang dikelola oleh BPJS KESEHATAN sesuai dengan peraturan UU No.24 Thn 2011 dan PP No.111 Thn PASAL 24 BIAYA YANG TIDAK DITANGGUNG OLEH PERUSAHAAN 1. Biaya rawat inap rumah sakit yang tidak ditanggung oleh asuransi di luar batas pertanggungan asuransi. 2. Kelainan bawaan sejak lahir (Genetik) yang muncul bagi karyawan yang dapat dibuktikan oleh dokter. 26

31 3. Semua pengobatan dan perawatan akibat dari kehamilan seperti keguguran, melahirkan, atau komplikasi komplikasi kehamilan / melahirkan. 4. Cidera atau penyakit akibat perang, kerusuhan, pembrontakan atau huru-hara, kecuali terjadi pada karyawan yang sedang bertugas, maka akan diberikan penggantian menurut kebijaksanaan perusahaan. 5. Perawatan penyakit jiwa atau gangguan kejiwaan. 6. Vaksinasi atau imunisasi. 7. Pengobatan / perawatan akibat obat terlarang atau alcohol, narkoba. 8. AIDS, ARC, penyakit-penyakit kelamin lainnya dan akibatnya. 9. Biaya atas percobaan bunuh diri, atau cidera yang disengaja dalam keadaan sadar ataupun tidak sadar. 10. Biaya pelayanan rumah sakit yang tidak ada ditanggung oleh asuransi kesehatan ataupun tidak ada hubungannya secara medis untuk pengobatan suatu penyakit seperti jasa telpon, makanan tambahan dan lain-lain. 11. Biaya transplantasi organ tubuh dan operasi kecantikan. 12. Pengobatan alternatif, terapi dan akupuntur kecuali atas rekomendasi dokter. 27

32 PASAL 25 ASURANSI PERAWATAN RUMAH SAKIT, PEMBEDAHAN, TUNJANGAN KECELAKAAN DAN KEMATIAN 1. Salah satu program BPJS KETENAGAKERJAAN adalah asuransi perawatan rumah sakit, pembedahan, tunjangan kecelakaan dan kematian. 2. Besarnya premi dan jumlah uang pertanggungan ditetapkan oleh perusahaan bersama sama dengan asuransi yang ditunjuk oleh perusahaan berdasarkan tingkatan jabatan karyawan. 3. Manfaat pelayanan rumah sakit dibayarkan dengan tidak melebihi batas maksimum yang ditentukan oleh BPJS KESEHATAN atau asuransi yang ditentukan perusahaan disesuaikan daftar manfaat asuransi kesehatan perawatan dan pelayanan atas kebijakan kemampuan perusahaan 4. Karyawan masuk rumah sakit untuk perawatan inap hanya dilakukan atas rujukan dokter Balai Pengobatan yang telah disetujui oleh BPJS KESEHATAN ataupun asuransi ketentuan perusahaan kecuali dalam keadaan darurat pada saat karyawan memerlukan pertolongan segera. PASAL 26 PEMERIKSAAN KESEHATAN KHUSUS 1. Perusahaan akan mewajibkan pemeriksaan kesehatan bagi karyawan yang ada indikasi berpenyakit menular atau membahayakan bagi kesehatan dalam melaksanakan tugas kerja jika diperlukan dan bersedia menunjukkan keterangan yang dinyatakan oleh dokter. 2. Karyawan wajib patuh untuk menerima perawatan dari dokter BPJS, bila menolak perusahaan berhak meminta karyawan tersebut untuk mengundurkan diri. 28

33 BAB VIII KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PASAL 27 PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA 1. Untuk mencegah suatu kecelakaan kerja yang tidak diinginkan, maka perusahaan akan menyediakan alat perlengkapan kerja. Kehilangan dan kerusakan peralatan tersebut akan menjadi tanggung jawab karyawan. 2. Pelaksanaan dan pengawasan tentang perlindungan kerja, keselamatan kerja dan kesehatan kerja akan dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 3. Karyawan wajib, mengikuti instruksi, standar dan peraturan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. 4. Perlengkapan pemadam kebakaran: a. Setiap karyawan wajib mengetahui di mana perlengkapan pemadam kebakaran. Dan setiap manager / supervisor wajib paham cara menggunakan alat pemadam kebakaran (Fire Extinguisher). b. Tanpa seijin atasan yang berwenang karyawan dilarang memindahkan perlengkapan pemadam kebakaran dari tempat semula. c. Dilarang bermain-main dengan atau menyalahgunakan pearlengkapan pemadam kebakaran. d. Dilarang meletakkan atau menimbun barang di depan hydran. 29

34 e. Perusahaan akan menyelenggarakan latihan per 6 bulan sekali yang diperlukan bagi karyawan untuk mengetahui dan mampu melakukan tugas pencegahan maupun pemadaman kebakaran serta evakuasi. Lokasi penempatan Fire Extinquisher dilarang dipindah kecuali oleh pimpinan dan wajib diberitahukan kepada semua departemen. PASAL 28 KEADAAN DARURAT Jika terjadi keadaan darurat karena kebakaran atau peristiwa lain, setiap karyawan harus bekerja sama berusaha mengamankan, mencegah dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada yang berwenang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan. BAB IX FASILITAS KARYAWAN PASAL 29 PAKAIAN KERJA 1. Karyawan yang karena jenis pekerjaannya serta demi keseragaman diharuskan memakai pakaian kerja yang disediakan oleh perusahaan selama jam kerja sesuai bagiannya masingmasing. 2. Perusahaan akan menyediakan seragam untuk para karyawan yang bertugas di bagian operasional dan diganti apabila diperlukan. 3. Karyawan dilarang memberikan seragam perusahaan sebagai fasilitas kerjanya kepada orang lain. 30

35 4. Seragam serta atribut lainnya hanya dipakai pada saat bekerja dan menjadi tanggung jawab karyawan. Mengenai kebersihan dan kerapihan seragam, kehilangan pakaian dan perlengkapan kerja lainnya yang telah disampaikan sepenuhnya menjadi tanggung jawab karyawan. 5. Aturan dan tata cara serta aturan tentang pakaian kerja akan dituangkan di dalam Perjanjian Kerja masing-masing karyawan PASAL 30 MAKAN KARYAWAN 1. Masing-masing karyawan akan diberi makan 1 (satu) kali sesuai dengan jadwal kerja dan jadwal jam istirahat. 2. Karyawan yang karena sifat pekerjaannya harus melakukan kerja panjang atau instruksi tugas kerja lain-lain dari pimpinan lebih dari 3 (tiga) jam, berhak mendapat tambahan. 3. Jika seorang karyawan karena penugasan khusus di luar perusahaan tidak dapat memperoleh pembagian makan dari perusahaan, akan menerima tunjangan uang makan sejumlah yang ditetapkan oleh perusahaan. 4. Karyawan yang tidak mengambil hak makannya di kantin karyawan tidak berhak mendapatkan penggantian uang makan. 5. Pada keadaan ada makanan atau barang lain yang disediakan oleh perusahaan ingin dibawa pulang harus dengan ijin dari pimpinan perusahaan. 6. Bagi karyawan yang beragama Islam sedang berpuasa pada bulan Ramadhan dan bekerja pada pagi hari sampai sore dapat berbuka puasa di tempat kerja dalam tugas kerjanya. 31

36 7. Karyawan tidak dibenarkan makan di tempat-tempat lain atau membawa makanan dan minuman ke dalam lingkungan perusahaan selain mendapat persetujuan dari pimpinan perusahaan. Makanan karyawan selalu disiapkan sesuai waktu yang telah ditentukan dengan menu makanan yang selalu bervariasi setiap hari. 8. Waktu makan siang / malam / tengah malam /sahur disesuaikan dengan sifat dan kondisi kerja yang ada dan diatur secara bergiliran oleh supervisor masing-masing bagian. BAB X PERATURAN TATA TERTIB PASAL 31 HAK DAN KEWAJIBAN PERUSAHAAN 1. Perusahaan berhak untuk menuntut dari karyawan prestasi hasil kerja yang merupakan standar kerja, perusahaan serta kepatuhan dalam memenuhi semua kewajibannya. Sehubungan dengan ini, perusahaan berhak mengambil tindakan terhadap karyawan yang tidak disiplin, bersikap / bertingkah laku / bertutur kata tidak sesuai dengan peraturan atau norma-norma yang umum berlaku dalam masyarakat yang tertib dan sopan. 2. Perusahaan wajib membayar upah, menyediakan fasilitas, memberikan tunjangan dan lainlain yang telah disepakati oleh kedua pihak perusahaan dan karyawan. PASAL 32 KEWAJIBAN KARYAWAN Pada garis besarnya, KEWAJIBAN KARYAWAN meliputi antara lain : 1. Sikap dan tingkah laku 32

37 a. Karyawan wajib bertingkah laku serta bertutur kata sesuai dengan norma-norma sosial dan sopan santun yang berlaku dalam masyarakat, dan selalu memelihara rasa kekeluargaan dan gotong royong, persatuan dan kesatuan diantara sesama karyawan. b. Karyawan wajib mematuhi peraturan-peraturan perusahaan beserta surat-surat keputusan dan aturan-aturan pelaksanaannya serta instruksi-instruksi atasan. c. Karyawan wajib mentaati dan menjalankan ketentuan perusahaan mengenai standar kebersihan dan kerapian. d. Karyawan wajib mengenakan setiap kelengkapan pakaian seragam kerja yang telah ditentukan oleh perusahaan. e. Karyawan masuk dan keluar tempat kerja melalui pintu masuk karyawan yang telah ditetapkan. 2. Pelaksanaan tugas a. Karyawan wajib melaksanakan pekerjaan dengan jujur, rajin, seksama, disiplin, penuh perhatian dan rasa tanggung jawab atas tugas-tugas yang dipercayakan kepadanya, termasuk memelihara, merawat, menjaga alat-alat milik perusahaan serta patuh terhadap atasan sepanjang tidak bertentangan dengan perundangundangan yang berlaku. b. Karyawan wajib melaksanakan perintah mutasi dari satu bagian ke bagian lainnya dari satu fungsi jabatan tertentu ke fungsi jabatan lainnya sesuai dengan kemampuan dan kepentingan perusahaan. c. Karyawan wajib bertanggung jawab memastikan bahwa setiap sampah yang akan dibuang keluar dari perusahaan bebas dari bahan-bahan yang masih dapat digunakan dan dimanfaatkan atau didaur ulang sebagai bagian dari kebijaksanaan perusahaan. 33

38 d. Karyawan selama jam kerja harus selalu memusatkan tenaga dan pikirannya untuk kepentingan kerja dan hasil kerjanya untuk mencapai tujuan perusahaan dan prestasi kerja dirinya. 3. Kebersihan, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3) a. Karyawan wajib ikut serta menjaga ketertiban, keamanan dan kebersihan. b. Karyawan wajib ikut serta memelihara barang milik perusahaan dan dilarang merusak, membawa, memindahkan atau dengan cara apapun mengalihkan penguasaanya kepada pihak yang tidak berhak tanpa ijin perusahaan. c. Karyawan wajib menggunakan semua alat perlengkapan yang disediakan perusahaan dengan seefisien mungkin sesuai dengan tujuan penggunaan dan kepentingan perusahaan. d. Karyawan wajib memelihara kesehatan, kebersihan locker, ruang makan karyawan, koridor dan daerah tugas masing-masing setiap hari sebelum dan sesudah kerja demi kesehatan dan kelancaran kerja serta daerah lain di lingkungan perusahaan e. Karyawan wajib melaporkan setiap barang hilang baik milik tamu, karyawan maupun perusahaan dan melaporkan setiap barang yang ditemukan ke Bagian Personalia. f. Karyawan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan para tamu dan sesama karyawan bersama-sama dengan manajemen. g. Karyawan wajib dengan sukarela menyerahkan barang-barang pribadinya untuk diperiksa oleh bagian sekuriti (Body-Check). h. Karyawan wajib melaporkan kepada atasannya atau langsung ke Pimpinan apabila menjumpai setiap jenis pelanggaran peraturan perusahaan atau sesuatu yang 34

39 dianggap tidak wajar yang dapat mengakibatkan terganggunya kelancaran kerja atau kepentingan perusahaan, dan perusahaan akan menjamin kerahasiaan dari pelapor. i. menjaga dengan sungguh-sungguh kunci-kunci milik perusahaan yang dipercayakan kepada karyawan dan menanganinya sesuai dengan ketentuan perusahaan. j. Karyawan wajib melindungi dan menjaga dengan baik semua harta benda-benda perusahaan dan segera k. Karyawan wajib melaporkan kepada atasan yang berwenang, jika mengetahui ada sesuatu yang dapat menyebabkan bahaya atau kerugian terhadap perusahaan. 4. Kerahasiaan (KODE ETIKA) Karyawan wajib menjaga segala macam data perusahaan, baik yang karyawan ketahui atau sepatutnya diketahui yang bersifat rahasia perusahaan dan tidak menyampaikannya dengan cara dan/atau dengan alasan apapun kepada pihak yang tidak berhak. Baik ketika masih bergabung dengan Igor s Pastry ataupun ketika sudah berhenti. 5. Perubahan data diri Setiap karyawan wajib melaporkan setiap perubahan mengenai urusan kepegawaian selambat-lambatnya 2 X 24 jam dalam hal-hal berikut ini: a. Perubahan alamat atau tempat tinggal baik tetap maupun sementara. b. Perkawinan, kelahiran, perceraian, agama. c. Perubahan lainya yang diperlukan sebagai dokumen data personil di perusahaan. 35

40 PASAL 33 LARANGAN BAGI KARYAWAN Segala jenis LARANGAN maupun pelanggaran kewajiban baik pelanggaran yang bersifat ringan, sedang, maupun berat yang tercantum ataupun yang belum tercantum dalam peraturan perusahaan dapat diberikan sanksi, yaitu dikenakan Surat Peringatan pelanggaran tata tertib dan disiplin kerja dan terhadap hal-hal tertentu dapat dilakukan pemutusan hubungan kerja. Penjelasan jenis Larangan akan di jabarkan pada Pasal Surat Peringatan. PASAL 34 SURAT TEGURAN DAN SURAT PERINGATAN BESERTA SANKSI- SANKSINYA Setiap perbuatan karyawan yang melanggar Peraturan Perusahaan ini, kewajiban-kewajiban, larangan-larangan dapat diberikan teguran atau Surat Peringatan dan dapat dikenakan tindakan disiplin lainnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah diatur dengan memperhatikan kepentingan operasional Pengusaha serta pedoman ketentuan ketenaga-kerjaan yang berlaku. PASAL 35 KETETAPAN DAN PEMBERIAN SANKSI-SANKSI 1. Sanksi terhadap pelanggaran disiplin dikenakan kepada karyawan yang tidak mematuhi peraturan perusahaan sebagai tindakan korektif yang bersifat pengarahan terhadap sikap / tingkah laku karyawan untuk mencegah agar tidak mengulangi atau melakukan kesalahan atau pelanggaran terhadap peraturan, tata tertib dan disiplin perusahaan serta untuk meningkatkan moral karyawan dan terhadap hal-hal tertentu dapat dilakukan pemutusan hubungan kerja. 36

41 2. Sanksi terhadap pelanggaran disiplin dapat dikenakan atas pertinbangan jenis pelanggaran, pengulangan (frekwensi) pelanggaran dan bobot dari pelanggaran yang dapat berupa: a. Teguran Lisan adalah bentuk teguran dari atasan langsung terhadap pelanggaran ringan yang dicatat dan ditanda tangani oleh atasan dan pekerja b. Teguran menulis adalah bentuk teguran yang mewajibkan seorang karyawan menulis ulang sejumlah baris kalimat yang ditentukan oleh atasan atas kesalahan yang dilanggar agar ketentuan kerja yang wajib dilakukan dilaksanakan secara standard dan prosedur kerja. Apabila kesalahan diulang kembali, maka dapat menjadikan sanksi peringatan tertulis. c. Pemberian Surat Peringatan secara tertulis terhadap karyawan, karena tindakan melakukan pelanggaran tata tertib perusahaan (indisipliner) dalam kasus yang sama 1 (satu) kali teguran lisan apabila tidak ada perbaikan, maka dilakukan: i. Surat Peringatan I ii. Surat Peringatan II iii. Surat Peringatan III Surat Peringatan tidak perlu diberikan berdasarkan urut-urutannya (bertahap), melihat kasus per kasus serta bobot dari kasus dilakukan oleh karyawan. Masing-masing surat peringatan berlaku selama maksimum 6 (enam) bulan dan apabila yang bersangkutan masih melakukan pelanggaran, setelah menerima surat peringatan ketiga / terakhir, karyawan masih melakukan pelanggaran, maka perusahaan dapat memutuskan hubungan kerjanya dan dilaksanakan sesuai prosedur Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. 3. Akibat dari Surat Peringatan: a. Penurunan nilai prestasi. 37

42 b. Penundaan kenaikan gaji selama tidak lebih dari 1 (satu) tahun. c. Penurunan pangkat (Jabatan) d. Pemindahan tugas (Mutasi) e. Pemutusan hubungan kerja () 4. Yang berhak dan berwenang untuk menjatuhkan tindakan disiplin adalah masing-masing supervisor atas persetujuan dan nasehat dari Manager atau langsung dari Pimpinan baik secara lisan maupun khususnya surat Peringatan I sampai dengan III kepada para karyawan atas dasar pelanggaran yang terbukti salah terhadap salah satu peraturan dan tata tertib perusahaan, dengan uraian mengenai pelanggaran yang dilakukan serta ditanda tangani oleh karyawan yang bersangkutan dan selanjutnya oleh Supervisor disampaikan kepada Manager untuk persetujuannya (Approval) bagian personalia dalam hal ini pimpinan. 5. Pemberian sanksi Supervisor yang disampaikan kepada Manager (Kepala Bagian) untuk ditindak lanjuti oleh bagian Personalia (Pimpinan) sesuai dengan tingkat kesalahannya selanjutnya untuk ditentukan keputusannya oleh pimpinan (Management). PASAL 36 PEMBUKTIAN PELANGGARAN 1. Dibuktikan oleh Atasan / Manager setelah meneliti kebenaran / keabsahan laporan. 2. Dibuktikan dengan suatu proses verbal yang dibuat oleh petugas keamanan atau oleh yang berwajib bila diperlukan, terutama menyangkut kriminal seperti pencurian, penggelapan uang atau penipuan dan penganiayaan. 38

43 PASAL 37 SURAT PERINGATAN 1. Pelanggaran tata tertib yang dapat diberikan Surat Peringatan I (SP I) yang berlaku selama 3 Bulan,SP I diberikan setelah peringatan lisan: a. Tidak melakukan Body Check ketika meninggalkan area Perusahan. b. Memasuki dan meninggalkan perusahaan tanpa melalui pintu masuk karyawan. c. Memakai helm memasuki dan keluar perusahaan. d. Menaiki kendaraan bermotor dengan menghidupkan mesin saat masuk dan keluar perusahaan. e. Mengunci stir motor serta memarkir motor sembarangan sehingga menjalani jalan. f. Tidak mengikuti peraturan yang dikeluarkan oleh perusahaan mengenai standard berpakaian, kebersihan dan kesehatan; mengabaikan kerapihan berpakaian, rambut dan kebersihan jasmani sewaktu bertugas. g. Memelihara rambut gondrong untuk yang pria, panjang dan tidak rapi untuk yang wanita serta kumis dan jenggot. h. Tidak memakai seragam dan perlengkapannya di waktu jam kerja. i. Tidak mematuhi peraturan keamanan kerja hygienie atau bimbingan dari Penyelia (Supervisor) atau Kepala Bagian / Pimpinan. j. Mengabaikan kebersihan dan kesehatan kerja seperti meludah di lantai / di dinding dan lain sebagainya. 39

Pada hari ini, tanggal bulan tahun. Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA ( PERUSAHAAN)

Pada hari ini, tanggal bulan tahun. Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA ( PERUSAHAAN) PERJANJIAN KERJA KARYAWAN KONTRAK Pada hari ini, tanggal bulan tahun Telah diadakan perjanjian kerja antara: 1. Nama : Alamat : Jabatan : Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA ( PERUSAHAAN) 2.

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA 31 CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA SURAT PERJANJIAN KERJA Nomer: ---------------------------------- Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : Jabatan : Alamat : Dalam hal ini bertindak atas nama direksi

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN KERJA

SURAT PERJANJIAN KERJA SURAT PERJANJIAN KERJA No. 168/SPK-01/AMARYAI/I/2017 Pada hari... tanggal... bulan... tahun... telah dibuat dan disepakati perjanjian kerja antara : Nama : PT.... Alamat : Jln.... Kemudian dalam hal ini

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/85 TENTANG PELAKSANAAN TATA CARA PEMBUATAN KESEPAKATAN KERJA BERSAMA (KKB) MENTERI TENAGA KERJA,

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/85 TENTANG PELAKSANAAN TATA CARA PEMBUATAN KESEPAKATAN KERJA BERSAMA (KKB) MENTERI TENAGA KERJA, MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/85 TENTANG PELAKSANAAN TATA CARA PEMBUATAN KESEPAKATAN KERJA BERSAMA (KKB) MENTERI TENAGA KERJA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188 / 110 / / 2013

KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188 / 110 / / 2013 KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188 / 110 / 413.032 / 2013 TENTANG PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

LeIP. Peraturan Lembaga Manajemen Kepegawaian. Peraturan LeIP Tentang Manajemen Kepegawaian. 1. Kategorisasi Pegawai

LeIP. Peraturan Lembaga Manajemen Kepegawaian. Peraturan LeIP Tentang Manajemen Kepegawaian. 1. Kategorisasi Pegawai Peraturan Tentang 1. Kategorisasi Pegawai 1.1. Pegawai dibagi dalam kategori sebagai berikut : a. Pegawai Tetap b. Pegawai Tidak Tetap 1.2. Pegawai Tetap adalah pegawai yang diangkat Lembaga untuk bekerja

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK

DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK 2. BAB I : KETENTUAN UMUM a. Pasal 1 : Pengertian b. Pasal 2 : Maksud dan tujuan c. Pasal 3 : Lingkup peraturan pokok kepegawaian di GKJW Jemaat Waru. d. Pasal 4

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ATAU UNIT KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 2003/39, TLN 4279] Pasal 184

UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 2003/39, TLN 4279] Pasal 184 UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 2003/39, TLN 4279] BAB XVI KETENTUAN PIDANA DAN SANKSI ADMINISTRATIF Bagian Pertama Ketentuan Pidana Pasal 183 74 1, dikenakan sanksi pidana

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 98 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) NON PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

Pasal 88 s.d pasal 98 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

Pasal 88 s.d pasal 98 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; DASAR HUKUM * UUD 1945, pasal 28 D ayat (2) : Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja Pasal 88 s.d pasal 98 UU No. 13 Tahun 2003

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.399, 2012 BADAN WAKAF INDONESIA. Kepegawaian. Administrasi. PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NO. 01 TH 1985

PERATURAN PEMERINTAH NO. 01 TH 1985 PERATURAN PEMERINTAH NO. 01 TH 1985 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/85 TENTANG PELAKSANAAN TATA CARA PEMBUATAN KESEPAKATAN KERJA BERSAMA (KKB) MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJA /IKL/PJ/.. /01. Pada hari ini, tanggal, bulan., tahun.. telah diadakan perjanjian kerja antara :

PERJANJIAN KERJA /IKL/PJ/.. /01. Pada hari ini, tanggal, bulan., tahun.. telah diadakan perjanjian kerja antara : PERJANJIAN KERJA /IKL/PJ/.. /01 Pada hari ini, tanggal, bulan., tahun.. telah diadakan perjanjian kerja antara : I. Direksi PT ISTANA KARANG LAUT, dalam hal ini diwakili oleh Cecilia SH, selaku Business

Lebih terperinci

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Jalan Ampera Raya No. 7, JakartaSelatan12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENEGAKAN DISIPLIN

Lebih terperinci

NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undangundang

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 95 TAHUN 2009 TENTANG PENGATURAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) KANTOR PENGELOLAAN TAMAN PINTAR

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. 1) Setiap bentuk usaha milik swasta yang memperkerjakan pekerjaan dengan tujuan mencari keuntungan atau tidak.

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. 1) Setiap bentuk usaha milik swasta yang memperkerjakan pekerjaan dengan tujuan mencari keuntungan atau tidak. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA TENTANG PENYELESAIAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DAN PENETAPAN UANG PESANGON, UANG JASA DAN GANTI KERUGIAN DI PERUSAHAAN SWASTA Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. Nomor: PER-03/MEN/1996

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.700, 2014 BAWASLU. Tata Tertib. Pegawai. Kinerja. Disiplin Pegawai. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB

Lebih terperinci

CV. WARNET FAUZAN TANGERANG

CV. WARNET FAUZAN TANGERANG CV. WARNET FAUZAN TANGERANG PERATURAN DIREKTUR NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG WAKTU KERJA, HAK CUTI DAN KERJA LEMBUR BAB I WAKTU KERJA Pasal 1 1. Hari dan/atau jam kerja karyawan berbeda satu dengan lainnya

Lebih terperinci

BUPATI TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

BUPATI TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG BUPATI TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR 09 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN DAN TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA NON PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI NON PEGAWAI

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN

CONTOH SURAT PERJANJIAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN CONTOH SURAT PERJANJIAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : Tempat dan tanggal lahir : Pendidikan terakhir : Jenis kelamin : Agama : Alamat : No. KTP / SIM : Telepon :

Lebih terperinci

-2-1. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/bu

-2-1. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/bu LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.237, 2015 TENAGA KERJA. Pengupahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5747). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 118 TAHUN TENTANG KETENTUAN POKOK KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT SUMEDANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 118 TAHUN TENTANG KETENTUAN POKOK KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT SUMEDANG 2 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 118 TAHUN 20092010 TENTANG KETENTUAN POKOK KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 19

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 19 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 19 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG TENAGA HARIAN LEPAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN BAGI TENAGA KONTRAK PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN BAGI TENAGA KONTRAK PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN BAGI TENAGA KONTRAK PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang

Lebih terperinci

RINGKASAN PERATURAN KETENAGAKERJAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 Oleh: Irham Todi Prasojo, S.H.

RINGKASAN PERATURAN KETENAGAKERJAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 Oleh: Irham Todi Prasojo, S.H. 1 2 3 4 58 Dapat diadakan paling lama 2 (dua) tahun dan PKWT Jangka Waktu 5 59 ayat 4 hanya dapat diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka Kontrak waktu paling lama 1 (satu) tahun Outsourcing hanya untuk

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 42 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBINAAN TENAGA KONTRAK KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJA BERSAMA. antara PT. BETTS INDONESIA. dengan

PERJANJIAN KERJA BERSAMA. antara PT. BETTS INDONESIA. dengan PERJANJIAN KERJA BERSAMA antara PT. BETTS INDONESIA dengan SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI dan PERTAMBANGAN SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA UNIT KERJA PT. BETTS INDONESIA Periode 2014-2016 1 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

KISI-KISI HUKUM KETENAGAKERJAAN

KISI-KISI HUKUM KETENAGAKERJAAN KISI-KISI HUKUM KETENAGAKERJAAN BAB 1 PERJANJIAN KERJA 1.1. DEFINISI Pasal 1 UU No. 13/2003 14. Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja / buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat

Lebih terperinci

PERATURAN PERUSAHAAN

PERATURAN PERUSAHAAN PERATURAN PERUSAHAAN 2017 2019 DAFTAR ISI Halaman MUKADIMAH 1 KEPUTUSAN DIREKSI TENTANG PERATURAN PERUSAHAAN 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Istilah - istilah 3 Pasal 2 Maksud dan Tujuan 4 BAB II HUBUNGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan Peraturan Kepala

Lebih terperinci

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi No.254, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. PPPK. PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan

Lebih terperinci

Employee Handbook Employee Relation Department

Employee Handbook Employee Relation Department Employee Handbook 2014 2016 Employee Relation Department ISTILAH DAN PENGERTIAN (1) ANAK : anak kandung atau anak angkat yang sah berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku, belum berusia 21 (dua puluh satu)

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN LAYANAN UMUM DAERAH AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 1997/73, TLN 3702]

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 1997/73, TLN 3702] UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 1997/73, TLN 3702] Bagian Kedua Ketentuan Pidana Pasal 171 Barangsiapa : a. tidak memberikan kesempatan yang sama kepada

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 97 Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 12 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 12 TAHUN 2013 TENTANG KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 12 TAHUN 2013 TENTANG PENEGAKAN DISIPLIN JAM KERJA DALAM KAITAN DENGAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI NEGERI DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Trading/Perdagangan dengan jenis barang adalah lukisan dari dalam dan luar negeri.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Trading/Perdagangan dengan jenis barang adalah lukisan dari dalam dan luar negeri. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1. Sejarah Umum Perusahaan PT Linda Gallery Sejahtera adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang Trading/Perdagangan dengan jenis barang adalah lukisan dari dalam

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Kinerja Karyawan BMT At-Taqwa Muhammadiyah Padang. sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya.

BAB IV PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Kinerja Karyawan BMT At-Taqwa Muhammadiyah Padang. sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya. BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kinerja Karyawan BMT At-Taqwa Muhammadiyah Padang. 1. Hak dan Kewajiban Karyawan a. Hak Karyawan 1) Setiap karyawan berhak memperoleh gaji atau penghasilan yang sah sesuai

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Tunjangan. Kinerja Pegawai.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Tunjangan. Kinerja Pegawai. No.1212, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Tunjangan. Kinerja Pegawai. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 5 TAHUN 2O17 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 5 TAHUN 2O17 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 5 TAHUN 2O17 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

2016, No Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

2016, No Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara No. 453, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Cuti. Jam Kerja. Disiplin. Pencabutan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG DISIPLIN JAM KERJA DAN CUTI PEGAWAI

Lebih terperinci

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II URAIAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II URAIAN UMUM PERUSAHAAN BAB II URAIAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Agenda 1. Sejarah perkembangan perusahaan Fase awal pendirian perusahaan Fase pengembangan I Fase pengembangan II Fase pengembangan III 2. Visi dan Misi Perusahaan 3.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2015 KEMENKO-PEREKONOMIAN. Kepegawaian. Hari. Jam Kerja. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR KEPEGAWAIAN BADAN USAHA KREDIT PEDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 9 TAHUN 2006 SERI : D NOMOR : 7 Menimbang : Mengingat PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TENAGA HONORER DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 08 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PROBOLINGGO NOMOR 10 TAHUN 1986 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 28 TAHUN 2018 TENTANG KETENTUAN JAM KERJA DAN PENGISIAN DAFTAR HADIR PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2014

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 SALINAN BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PEGAWAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA AKADEMI KEPERAWATAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003 UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003 BAB XII PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA Pasal 150 Ketentuan mengenai pemutusan hubungan kerja dalam undang-undang ini meliputi pemutusan hubungan kerja yang terjadi di badan usaha

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 35 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 35 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 35 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, DRAFT 19 MEI 2015 PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG DISIPLIN JAM KERJA DAN CUTI PEGAWAI DI LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GIANYAR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GIANYAR, BUPATI GIANYAR PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI GIANYAR NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN, PENEMPATAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SANJIWANI GIANYAR

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEPEGAWAIAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN DOKTER TAMU PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum; BERITA DAERAH KABUPATEN KULON

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 47 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 47 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 47 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA/PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN LAYANAN

Lebih terperinci

Biro Umum Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Nopember 2017

Biro Umum Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Nopember 2017 Biro Umum Institut Teknologi Sepuluh Nopember Nopember 2017 Status ITS sebagai PTN Badan Hukum, ITS memiliki otonomi dalam pengelolaan sumber daya manusia. Pelaksanaan dari ketentuan dalam Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang

Lebih terperinci

2 Di Lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara R

2 Di Lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1760, 2014 KEMEN BUMN. Disiplin. PNS. Penegakan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER- 17 /MBU/10/2014 TENTANG PENEGAKAN

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG PEGAWAI PEMERINTAH

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 41/PMK.01/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 41/PMK.01/2011 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 41/PMK.01/2011 TENTANG PENEGAKAN DISIPLIN DALAM KAITANNYA DENGAN PEMBERIAN TUNJANGAN KHUSUS PEMBINAAN KEUANGAN NEGARA KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PT. HOKLOKSIU SANJOYO (AJBS GROUP) DENGAN PT. SUKSESINDO Nomer: 638 / I / HRD.DX /L SS / IX / 2009

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PT. HOKLOKSIU SANJOYO (AJBS GROUP) DENGAN PT. SUKSESINDO Nomer: 638 / I / HRD.DX /L SS / IX / 2009 Yang bertanda tangan dibawah ini, masing-masing : I Nama : H. Faris Ardiansyah Jabatan : General Manager Alamat: Jl. Semarang 116 D-E Surabaya SURAT PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PT. HOKLOKSIU SANJOYO (AJBS

Lebih terperinci

Pemutusan Hubungan Kerja

Pemutusan Hubungan Kerja Pemutusan Hubungan Kerja Suatu langkah pengakhiran hubungan kerja antara pekerja dan pengusaha karena suatu hal tertentu. Pasal 1 angka 25 UU Ketenagakerjaan: Pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI POLITEKNIK KOTA MALANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI POLITEKNIK KOTA MALANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI POLITEKNIK KOTA MALANG I. RUANG LINGKUP KEGIATAN A. TUJUAN Program Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Politeknik Kota Malang bertujuan untuk membina mahasiswa

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN STASIUN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN STASIUN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN SYARAT UMUM SURAT PERINTAH KERJA (SPK) 1. LINGKUP PEKERJAAN Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu yang ditentukan, sesuai dengan volume, spesifikasi teknis

Lebih terperinci

2011, No tertulis, pemberian dan pemotongan Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara kepada pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan sebagai

2011, No tertulis, pemberian dan pemotongan Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara kepada pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan sebagai No.126, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Penegakan Disiplin. Tunjangan Khusus. Pembinaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/PMK.01/2011 TENTANG PENEGAKAN

Lebih terperinci

Bismillahirrohmaanirrohim

Bismillahirrohmaanirrohim SURAT KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : /MUI/VII/2016 Tentang PERATURAN ORGANISASI TENTANG KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL MAJELIS ULAMA INDONESIA Bismillahirrohmaanirrohim Dewan

Lebih terperinci

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR TIDAK MASUK BEKERJA (2014)

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR TIDAK MASUK BEKERJA (2014) 1. DASAR PEMIKIRAN 1.1. Cuti atau istirahat tahunan pada dasarnya adalah hak karyawan sesuai dengan ketentuan Undang-undang Kerja No.13 Tahun 2003 pasal 79. 1.2. Pada dasarnya istirahat tahunan (cuti)

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG TATA TERTIB KERJA PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG TATA TERTIB KERJA PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG TATA TERTIB KERJA PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEPEGAWAIAN NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.154, 2015 KESRA. Jaminan Sosial. Kecelakaan Kerja. Kematian. Program. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5714). PERATURAN

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Kep - 150 / Men / 2000 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Kep - 150 / Men / 2000 TENTANG MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Kep - 150 / Men / 2000 TENTANG PENYELESAIAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DAN PENETAPAN UANG PESANGON, UANG

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Kep / Men / 2000 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Kep / Men / 2000 TENTANG MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Kep - 150 / Men / 2000 TENTANG PENYELESAIAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DAN PENETAPAN UANG PESANGON, UANG

Lebih terperinci

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Sistem Pengendalian Intern At as Gaji dan Upah Sebelum penulis menguraikan lebih lanjut mengenai sistem pengendalian intern atas gaji dan upah, maka lebih

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1094, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. Kode Etik. Pegawai Negeri Sipil. Pembinaan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC IV.1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Tahap survei pendahuluan merupakan tahap awal yang harus dilaksanakan oleh seorang

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 05 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 05 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI BADAN SAR NASIONAL KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 05 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 19 Tahun 2014 Seri E Nomor 16 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 19 Tahun 2014 Seri E Nomor 16 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 19 Tahun 2014 Seri E Nomor 16 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KEPEGAWAIAN NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BOGOR Diundangkan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA (2)

PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA (2) HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN IX) PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA (2) copyright by Elok Hikmawati 1 PENGUPAHAN Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 43 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 43 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 43 SERI E KEPUTUSAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 511 TAHUN 2002 TENTANG KETENTUAN PEMBERIAN HAK CUTI DAN PERATURAN DISIPLIN BAGI PEGAWAI TIDAK TETAP DAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.156, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESRA. Jaminan Sosial. Hari Tua. Program. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5716). PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA No.156, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESRA. Jaminan Sosial. Hari Tua. Program. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5716). PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003 UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003 BAB X PERLINDUNGAN, PENGUPAHAN, DAN KESEJAHTERAAN Bagian Kesatu Perlindungan Paragraf 1 Penyandang Cacat Pasal 67 1. Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja penyandang cacat

Lebih terperinci