BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu men yang berarti

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu men yang berarti"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Menopause Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu men yang berarti bulan dan peuseis yang berarti penghentian sementara. Secara lingustik yang lebih tepat adalah menocease yang artinya berhentinya masa menstruasi (Smart, 2010). Banyak definisi tentang menopause yang dikemukan oleh para ahli, diantaranya mereka mengatakan menopause adalah : Burger (2007), mendefinisikan menopause adalah berhentinya menstruasi secara permanen yang diakibatkan hilangnya folikel ovarium yang diperantai oleh transisi menopause, suatu penanda awal munculnya ketidakteraturan menstruasi. Mckinlay (1996), mengatakan secara klinis menopause alami dapat didiagnosa setelah 12 bulan berturut-turut tidak menstruasi tampa sebab yang jelas (seperti kehamilan, menyusui) sejak menstruasi terakhir. Sutanto (2005), mendefinisikan menopause sebagai proses alami dari penuaan, yaitu ketika wanita tidak lagi mendapat haid selama 1 tahun. Berhentinya haid karena ovarium tidak lagi memproduksi hormon estrogen dan progesteron, dan rata-rata terjadinya menopause pada usia 50 tahun. Menopause adalah berhentinya siklus haid terutama karena ketidakmampuan sistem neurohumoral untuk mempertahankan stimulasi periodiknya pada sistem endokrin (Potter & Perry, 2005). Baziad dalam Kasdu (2004), menyebutkan

2 menopause sebagai perdarahan rahim terakhir yang masih diatur oleh hormon ovarium. Istilah menopause digunakan untuk menyatakan suatu perubahan hidup dan pada saat itulah seorang wanita mengalami periode terakhir masa haid. Shimp & Smith (2000), mendefenisikan menopause sebagai akhir periode menstruasi, tetapi seorang wanita tidak memperhitungkan post menopause sampai wanita tersebut telah 1 tahun mengalami amenorrhea. Menopause membuat berakhirnya fase reproduksi pada kehidupan wanita. Gebbie (2005), mengatakan menopause sebagai periode menstruasi spontan yang berakhir pada seorang wanita dan merupakan diagnosa yang ditegakkan secara retrospektif setelah amenorrhea selama 12 bulan. Menopause terjadi pada usia ratarata 51 tahun. Menopause adalah masa kehidupan wanita ketika kemampuan reproduksinya berhenti. Ovary (kelenjar reproduksi wanita) berhenti fungsinya dan menghasilkan hormon yang lebih sedikit (WHO, 1996). Pengertian lain dari menopause adalah berhentinya menstruasi secara permanen yang disebabkan hilangnya fungsi folikelfolikel sel telur (Greendale, 1999). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menopause adalah masa setelah satu tahun berhentinya menstruasi/haid yang disebabkan oleh menurunnya produksi hormon estrogen dan progesteron di ovarium dan berakhirnya masa reproduksi seorang wanita.

3 Fisiologi Menopause Kasdu (2000), mengatakan sejak lahir bayi wanita sudah mempunyai an sel telur yang belum berkembang. Pada fase prapubertas, yaitu usia 8 12 tahun, mulai timbul aktifitas ringan dari fungsi endokrin reproduksi. Selanjutnya, sekitar tahun, umumnya seorang wanita akan mendapatkan menarche (haid pertama kali). Masa ini disebut sebagai pubertas dimana organ reproduksi wanita mulai berfungsi optimal secara bertahap. Pada masa ini ovarium mulai mengeluarkan sel-sel telur yang siap untuk dibuahi. Masa ini disebut fase reproduksi atau periode fertil (subur) yang berlangsung sampai usia sekitar 45 tahunan. Pada masa ini wanita mengalami kehamilan dan melahirkan. Fase terakhir kehidupan wanita atau setelah masa reproduksi berakhir disebut klimakterium, yaitu masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke periode non produktif. Periode ini berlangsung antara 5 10 tahun sekitar menopause yaitu 5 tahun sesudah menopause Tahap-Tahap Menopause Menopause terbagi dalam beberapa fase, menurut Manuaba (1999), perubahan wanita menuju masa menopause antara usia tahun yaitu : a. Fase pra-menopause (klimakterium), pada fase ini seorang wanita akan mengalami kekacauan pola menstruasi, terjadi perubahan psikologis/kejiwaan dan perubahan fisik. Berlangsung sekitar 4-5 tahun, ini terjadi pada usia antar tahun. b. Fase menopause, berhentinya menstruasi. Perubahan dan keluhan psikologis fisik makin menonjol, berlangsung sekitar 3-4 tahun, pada usia antara tahun

4 c. Fase pasca-menopause (senium), terjadi pada usia di atas tahun. Wanita beradaptasi terhadap perubahan psikologis dan fisik, keluhan makin berkurang. Menurut Midasmart (2009), tahapan menopause bermula dari tahap reproduksi sampai berakhir pada awal senium, saat wanita usia tahun: a. Pra-menopause, merupakan masa 4-5 tahun sebelum menopause, fungsi reproduksinya mulai menurun, timbul keluhan tanda-tanda menopause, perdarahan tidak teratur. b. Menopause, terjadi pada usia sekitar 50 tahun, perdarahan uterus terakhir yang masih dikendalikan oleh ovarium, masa wanita mengalami akhir datangnya haid sampai berhenti, periode dengan keluhan memuncak, rentangan 1-2 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah menopause. c. Pasca menopause, masa 3-5 tahun setelah menopause, munculnya perubahanperubahan patologi secara permanen disertai memburuknya kondisi fisik pada usia lanjut (senium). d. Ooforopause, saat ovarium kehilangan fungsi hormonalnya sama sekali. Kasdu (2004), mengatakan pada masa premenopause, hormon estrogen dan progesteron masih tinggi, tetapi semakin rendah ketika memasuki masa perimenopause dan postmenopause. Keadaan ini berhubungan dengan fungsi ovarium yang terus menurun. Semakin meningkat usia seorang wanita, semakin menurun jumlah sel-sel telur pada kedua indung telur. Hal ini disebabkan adanya ovulasi pada setiap siklus haid, dimana pada setiap siklus, antara 20 hingga sel telur tumbuh dan berkembang, tetapi hanya satu atau kadang-kadang lebih yang berkembang

5 sampai matang akan juga mati, juga karena proses atresia, yaitu proses awal pertumbuhan sel telur yang segera berhenti dalam beberapa hari atau tidak berkembang. Proses ini terus menurun selama kehidupan wanita hingga sekitar 50 tahun karena produksi ovarium menjadi sangat berkurang dan berakhir berhenti bekerja. Sarwono (2002), menyebutkan penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurang kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin, keadaan ini akan mengakibatkan terganggunya interaksi antara hipotalamus-hipofisis. Pertama terjadi kegagalan fungsi korpus luteum. Kemudian, turunnya produksi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan produksi Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH). Dari kedua gonadotropin itu yang paling tinggi peningkatannya adalah FSH. Kadar FSH pada masa menopause adalah 30-40mIu/ml Gejala dan Keluhan pada Wanita Menopause Ketika akan menopause, terjadi perubahan-perubahan pada tubuh yang dapat menimbulkan keluhan-keluhan pada wanita menopause. Gejala awal yang terjadi pada masa menopause adalah menstruasi menjadi tidak teratur, cairan haid menjadi semakin sedikit atau semakin banyak, hot flushes yang kadang-kadang menyebabkan insomnia, palpitasi, pening, dan rasa lemah. Gangguan seksual (perubahan libido dan disparenia). Gejala-gejala saluran kemih seperti urgensi, frekwensi, nyeri saat berkemih, infeksi saluran kemih, dan inkontinensia (Shimp & Smith, 2004).

6 Hanafiah (2000), mengatakan turunya fungsi ovarium mengakibatkan hormon estrogen dan progesteron sangat berkurang di dalam tubuh wanita. Penurunan sampai hilangnya hormon estrogen dari ovarium ini yang terjadinya pada awal masa klimakterium sampai hilangnya fungsi ovarium (ooforase) menimbulkan keluhankeluhan tertentu (sindrom defesiensi estrogen) yang kadang-kadang sangat mengganggu dan memerlukan pengobatan. Dalam jangka pendek pada masa pra dan pascamenopause, turunnya kadar estrogen menyebabkan timbulnya suatu gejala yang merupakan sindromma klimakterium dan dalam jangka panjang dapat menimbulkan penyakit kardiovaskuler, osteoporosis dan demensia tipe Alzheimer. Adapun gejala dan keluhan yang umum muncul pada wanita menopause (Hanafiah, 2000) yaitu : 1. Gangguan vasomotor, yaitu hot flushes (gejolak panas) dan keringat banyak pada malam hari (night sweats) 2. Gangguan psikis, yaitu irritabilitas (mudah tersinggung), ansietas (cemas), depresi, susah tidur, libido menurun dan pelupa 3. Gangguan urogenital, yaitu incontinence urine (berkemih tidak tertahan), frequency (sering berkemih), dysuria (nyeri berkemih) dan nocturia (berkemih malam hari) serta dyspareunia (nyeri bersetubuh) 4. Perubahan pada alat-alat non genetalia, yaitu rambut rontok, kulit mengalami atropi dan kering serta tampak keriput.

7 Hot flush Manuaba (1998), mengatakan hot flush adalah rasa panas yang luar biasa pada wajah dan tubuh bagian atas seperti leher dan dada. Hot flushes terjadi pada malam hari, dan menyebabkan keluarnya keringat, terjadi selama beberapa detik atau menit, tetapi ada juga yang berlangsung sampai 1 jam. Hot flushes berlangsung selama 2-5 tahun ketika wanita akan memasuki usia menopause atau saat menopause dan akan menghilang sekitar 4-5 tahun pasca menopause. Wanita yang mengalami hot flushes ini sekitar 75%-80%. Gejala ini terjadi karena pada saat menopause, seiring dengan terhentinya menstruasi akan terjadi peningkatan hormon FSH dan LH serta rendahnya estrogen. Salah satu efek samping dari FSH adalah terjadinya vasodilatasi dibawah kulit yang dapat menimbulkan perubahan yaitu pelebaran pada pembuluh darah, sehingga meningkatkan aliran darah dibawah kulit. Melebarnya pembuluh darah pada wajah, leher, dan tengkuk menimbulkan semburan rasa panas. Rasa panas ini muncul tibatiba dan akan hilang setelah beberapa menit berikutnya (Guyton, 1999). Mashshak (2000), mengatakan bahwa gejolak panas merupakan hasil dari suatu perubahan tibatiba dalam pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Hingga saat ini etiologi yang pasti dari gejolak panas tidak diketahui, namun diduga mekanisme termoregulator pada inti hipotalamus mengalami malfungsi. Gejolak panas muncul tiba-tiba menyebar ke berbagai bagian tubuh, terutama dada, wajah dan kepala. Biasanya terjadi kemerahan dan banyak keringat disertai berdebardebar, cemas dan diikuti rasa dingin. Seluruh episode berlangsung beberapa detik

8 hingga beberapa menit. Gejolak panas dapat timbul beberapa kali dalam sehari, tapi berbeda-beda pada tiap wanita, rata-rata terjadi 5-10x/hari (Hanafiah, 2000) Sulit Tidur Bender (1998) dalam Lasmini (2000), mengatakan bahwa sulit tidur merupakan gejala yang sering dialami oleh wanita menopause, sehingga dengan alasan tersebut mereka mencari pertolongan ke tenaga medis. Beberapa hal dari sulit tidur ini, merupakan suatu dampak dari rasa semburan panas hot flusth, dan banyak keringat diwaktu malam sehingga merasa terganggu pada saat tidurnya. Gangguan tidur dapat juga ada hubungannya dengan penurunan hormon estrogen pada wanita yang mempengaruhi produksi dari serotonim, yaitu zat kimia yang ada diotak yang memiliki peranan penting dalam mengatur pola tidur. Dengan menurunnya kadar serotonim dalam otak mengakibatkan gangguan tidur pada wanita yang sedang dalam menopause. Kesulitan dalam tidur tidak hanya menimbulkan rasa keletihan fisik, namun juga gangguan emosi. Gangguan tidur adalah suatu masalah yang sering dihubungkan dengan gejolak panas, masalah ini dapat memiliki efek domino pada seluruh kehidupan penderita Vagina Kering Menurut Kasdu (2004), gangguan seksual terjadi karena penurunan kadar estrogen yang menyebabkan vagina menjadi atropi, kering, gatal. Panas, dan nyeri saat aktifitas seksual (disparenia) karena setelah menopause sekresi vagina berkurang. Disamping itu dinding vagina menjadi tipis, elastisitasnya berkurang dan

9 menjadi lebih pendek serta lebih rendah, akibatnya terasa tidak nyaman dan nyeri selama aktifitas seksual. Atropi vagina terjadi 3-6 bulan setelah menopause dan gejalanya dirasakan dalam 5 tahun menopause Tidak Dapat Menahan Air Seni Atropi juga dapat terjadi pada saluran kemih bagian bawah, sehingga otot penyangga uretra dan kandung kemih menjadi lemah. Hilangnya onus otot utetra karena menurunnya kadar estrogen, akibat terjadinya gangguan penutupan uretra dan perubahan pola aliran urine menjadi tidak normal sehingga fungsi kandung kemih tidak dapat dikendalikan (inkontinensia urine) dan mudah terjadi infeksi pada saluran kemih bagian bawah (Shimp & Smith, 2000) Perubahan Kulit Selain itu turunnya kadar estrogen juga berpengaruh pada jaringan kolagen yang berfungsi sebagai jaringan penunjang pada tubuh. Hilangnya kolagen menyebabkan kulit menjadi kering dan keriput, rambut terbelah-belah, rontok, gigi mudah goyang dan gusi berdarah, sariawan, kuku rusak, serta timbulnya rasa sakit dan ngilu pada persendiaan (Kasdu, 2004) Berat Badan Dengan bertambahnya usia, aktifitas tubuh juga berkurang. Hal ini menyebabkan gerak tubuh berkurang, sehingga lemak semakin banyak tersimpan. Berdasarkan penelitian yang di kutip oleh Kasdu ditemukan bahwa setiap kurun waktu 10 tahun berat badan akan bertambah atau melebar ke samping, ditemukan 29% wanita pada masa menopause memperlihatkan kenaikan berat badan dan 205

10 diantaranya memperlihatkan kenaikan yang mencolok. Hal ini diduga ada hubungannya dengan turunnya estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak ( Kasdu, 2004) Osteoporosis Osteoporosis merupakan suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan menurunnya massa tulang dan mikroarsitektur dari jaringan tulang akibat berkurangnya hormon estrogen (Proverawati, 2009) Estrogen juga membantu penyerapan kalsium ke dalam tulang, sehingga wanita yang telah mengalami menopause mempunyai resiko lebih mudah terkena osteoporosisi. Kehilangan massa tulang merupakan fenomena universal yang dimulai sekitar usia 40 tahun, dan meningkat pada wanita postmenopause, yaitu rata-rata kehilangan massa tulang 2% tiap tahun. Pada tahun-tahun awal setelah menopause, kehilangan massa tulang berlangsung sangat cepat dan resiko jangka panjang untuk terjadinya patah tulang meningkat (Kasdu, 2004). Lebih dari 90% pasien pasien osteoporosis adalah wanita postmenopause. Diperkirakan antara 25% dan 44% wanita postmenopause mengalami fraktur karena osteoporosis, terlebih pada tulang belakang, sendi paha, dan lengan bawah. Pada wanita kulit putih, kira-kira 8 dari 1000 mengalami fraktur oeteoporosis, dan pada wanita kulit hitam 3 dari Walaupun wanita kulit putih dan wanita Asia mempunyai resiko yang meningkat untuk menjadi fraktur tulang karena osteoporosisi, wanita kulit hitam mempunyai angka kematian lebih tinggi pada 6

11 bulan pertama setelah fraktur tulang paha dibanding wanita kulit putih, yaitu 20% dan 11% (Shimp dan Smith, 2000). Pramono dalam Kasdu (2004 ), mengatakan bahwa, pada lansia berusia tahun sering ditemukan osteoporosisi, dan pada golongan ini wanita dua kali lebih banyak dibandingkan pria. Secara kumulatif, selama hidupnya wanita akan mengalami kehilangan 40%-50% massa tulangnya, sedangkan pria hanya kehilangan sebanyak 20%-30%. Dengan demikian, wanita lebih beresiko menderita osteoporosis dan patah tulang pada masa postmenopause. American Society for Reproductive Medicine menyebutkan pada wanita di atas 50 tahun, terdapat 13-18% yang mengalami osteoporosis. Meningkatnya kemungkinan terjadi fraktur sebesar 15-20%. Patah tulang pangkal paha akibat osteoporosis diperkirakan akan meningkat tiap tahunnya menjadi 6,26 juta sampai tahun Di Amerika Serikat didapatkan 24 juta penderita osteoporosis yang memerlukan pengobatan, 80% adalah wanita. Sepuluh juta sudah jelas mengalami osteoporosis, dan 14 juta mengalami massa tulang yang rendah yang merupakan risiko tinggi terjadinya osteoporosis berat. Dari yang tenderita osteoporosis kurang lebih 1,5 juta mengalami patah tulang, dan diperkirakan orang meninggal tiap tahunnya akibat komplikasinya (Proverawati, 2009) Penyakit Jantung Koroner Penurunan kadar estrogen juga mengakibatkan penurunan HDL (High Density Lipoprotein) dan meningkatkan LDL (Low Density Lipoprotein), trigliserida, dan kolesterol total, yang dapat meningkatkan resiko penyakit jantung koroner.

12 Penimbunan lemak tubuh juga merupakan faktor resiko penyakit jantung koroner. Penelitian yang dilakukan oleh Gallup (1995), ditemukan bahwa wanita berpeluang dua kali lebih besar terkena penyakit jantung koroner daripada kanker payudara, dan terjadinya penyakit jantung koroner pada wanita menopause menjadi dua kali lipat dibanding pria pada usia yang sama (Kasdu, 2004) Kanker Penyakit lain yang dapat terjadi pada masa menopause adalah kanker, seperti kanker endometrium, kanker indung telur, kanker mulut rahim, kanker payudara, dan kanker vagina, selain pengaruh hormon tubuh juga berhubungan dengan gangguan tubuh lainnya akibat penyakit degeneratif, seperti diabetes dan penyakit jantung. Faktor genetik dan gaya hidup juga berpengarruh. Hipertensi juga sering terjadi, demensia tipe Alzheimer juga kadang ditemukan pada periode pramenopause dan pasca menopause, dimana terjadi penurunan kadar hormon seks steroid yang menyebabkan beberapa perubahan neuroendrokrin sistem susunan saraf pusat, maupun kondisi biokimiawi otak. Pada keadaan ini terjadi proses degeneratif sel neuro di hampir semua bagian otak terutama yang berkaitan dengan fungsi ingatan. Kelainan tersebut seperti sulit berkonsentrasi, hilang fungsi memori jangka pendek, dan beberapa kondisi yang berhubungan dengan kelainan psikologis (Kasdu, 2004) Perubahan Psikologis Wanita Menopause Selain perubahan fisik, perubahan-perubahan psikologis juga sangat mempengaruhi kualitas hidup seorang wanita dalam menjalani masa menopause. Perubahan yang terjadi pada wanita menopause adalah perubahan mood, irritabilitas,

13 kecemasan, labilitas emosi, merasa tidak berdaya, gangguan daya ingat, konsentrasi berkurang, sulit mengambil keputusan, dan merasa tidak berharga (Glasier dan Gebbie, 2005). Stress kehidupan setengah baya dapat memperburuk menopause. Menghadapi anak remaja, emptynest syndrome, perpisahan atau ketidak harmonisan perkawinan, sakit atau kematian teman atau keluarga, kurangnya kepuasan pada pekerjaan, penambahan berat badan atau kegemukan adalah beberapa bentuk stress yang mengakibatkan resiko masalah emosional yang serius (Bobak, 2005). Emptynest syndrome adalah suatu keadaan yang terjadi pada saat anak-anak meninggalkan rumah untuk menjalani kehidupan masing-masing. Anggapan bahwa tugas sebagai orang tua berakhir sesaat setelah anak-anak meninggalkan rumah sering membuat orang tua menjadi stress terutama bagi para ibu yang merasa kehilangan arti atau makna hidup bagi dirinya (Mackenzie,1996). Selain itu latar belakang masing-masing wanita sangat berpengaruh terhadap kondisi wanita dalam mengalami masa menopause, misalnya apakah wanita tersebut menikah atau tidak, apakah wanita tersebut mempunyai suami, anak, cucu, atau kehidupan keluarga yang membahagiakannya, serta pekerjaan yang mengisi aktifitas sehari-harinya (Kasdu, 2004). Peran budaya juga dapat mempengaruhi status emosi selama perimenopause. Banyak wanita mempersepsikan ketidakmampuan untuk mengandung sebagai suatu kehilangan yang bermakna. Kebanyakan orang melihat menopause sebagai langkah pertama untuk masuk ke usia tua dan menghubungkannya dengan hilangnya

14 kecantikan. Budaya barat menghargai masa muda dan kecantikan fisik, sementara orang tua menderita akibat kehilangan status, fungsi serta peran (Bobak, 2005). Aspek psikologis yang terjadi pada lansia atau wanita menopause amatlah penting peranannya dalam kehidupan sosial lansia terutama dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan pensiun, hilangnya jabatan atau pekerjaan yang sebelumnya sangat menjadi kebanggaan sang lansia tersebut. Berbicara tentang aspek psikologis lansia dalam pendekatan eklektik holistik, sebenarnya tidak dapat dipisahkan antara aspek organ biologis, psikologis, sosial, budaya dan spiritual dalam kehidupan lansia (Varney, 2007). Varney (2007), mengatakan beberapa gejala psikologis yang menonjol pada saat menopause terjadi adalah mudah tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang (tension), cemas dan depresi. Ada juga lansia yang kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual, mereka merasa kehilangan femininitas karena fungsi reproduksi yang hilang saat mereka menopause. Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala menopause yaitu : ingatan menurun, kecemasan, mudah tersinggung, stress bahkan ada yang sampai menjadi depresi. Ingatan menurun merupakan gejala yang terlihat sebelum menopause, wanita dapat mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan sering lupa pada hal-hal yang sederhana, padahal sebelunnya secara otomatis langsung ingat (Varney, 2007).

15 Kecemasan merupakan keluhan yang dirasakan wanita setelah menopause. Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Kecemasan pada wanita yang telah menopause umumnya bersifat relatif, artinya ada wanita yang cemas dan dapat tenang kembali setelah mendapatkan dukungan dari orang sekitar, namun ada juga yang terus menerus cemas, meskipun orang-orang sekitar telah memberi dukungan. Akan tetapi ada juga wanita yang telah mengalami menopause tidak mengalami perubahan yang berarti dalam kehidupannya saat melewati masa menopausenya (Varney, 2007). Mudah tersinggung merupakan gejala yang lebih mudah dilihat dibandingkan dengan kecemasan. Wanita lebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak mengganggu. Ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang berlangsung dalam dirinya. Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap sikap dan perilaku orang-orang disekitarnya, terutama jika sikap dan perilaku tersebut dipersepsikan sebagai menyinggung proses penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya (Varney, 2007). Ketegangan perasaan atau stress pada saat berada dalam lingkungan pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga bahkan menyusup ke dalam tidur. Kalau tidak ditanggulangi stress dapat menyita energi, mengurangi produktifitas kerja dan menurunkan kekebalan terhadap penyakit, yang artinya kalau dibiarkan dapat menggerogoti tubuh secara diam-diam. Stress tidak hanya

16 memberikan dampak negatif, tetapi dapat juga memberikan dampak yang positif. Dampak negatif dan positif itu tergantung pada bagaimana individu memandangnya dan mengendalikannya. Stress adalah suatu keadaan atau tantangan yang kapasitasnya diluar kemampuan seseorang, oleh karena itu stress sangat individual sifatnya (Varney, 2007). Depresi yang dialami oleh wanita menopause sering disebabkan karena mereka merasa sedih karena kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan punya anak, sedih karena kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa tuanya (Varney, 2007). Teori Blackburn dan Davidson (1990) dalam Mansur (2009), mengatakan gejala-gejala kecemasan dalam menghadapi menopause: (1) Suasana hati, yaitu keadaaan yang menunjukkan ketidaktenangan psikis, seperti mudah marah, perasaan sangat tegang; (2) Pikiran, yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti khawatir, sukar berkonsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai pribadi yang sangat sensitif dan merasa tidak berdaya; (3) Motivasi, yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti menghindar situasi tertentu, ketergantungan yang tinggi atau ingin melarikan diri dari kenyataan; (4) Perilaku gelisah, yaitu keadaan diri yang tidak terkendali, seperti gugup, kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi (5) Reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali, seperti berkeringat, gemetar, pusing, berdebar-debar, mual dan mulut kering.

17 2.2. Kesiapan Menghadapi Keluhan Menopause. Menurut Chaplin (1989) dalam Dewi (2006), kesiapan adalah tingkat perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktekkan sesuatu. Sementara itu, Corsini (2002) dalam Dewi (2006) menyatakan bahwa kesiapan adalah berkembang atau mempersiapkan diri dalam belajar dan memperoleh beberapa tugas perkembangan atau keahlian khusus berdasarkan fisik, sosial dan intelektual. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), kesiapan merupakan kesanggupan untuk berbuat sesuatu. Jadi dapat disimpulkan kesiapan adalah kemampuan atau kesanggupan seseorang untuk berbuat sesuatu untuk menolong dirinya sendiri, dengan kata lain upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk berbuat sesuatu untuk menolong dirinya. Menurut Manuaba (2004), wanita yang tidak siap menghadapi menopause akan mengalami: menurunnya kemampuan berfikir dan ingatan, gangguan emosi berupa rasa takut bila disebut tua, rasa takut menjadi tua dan tidak menarik, sukar tidur atau cepat bangun, mudah tersinggung dan mudah marah, sangat emosional dan spontan, merasa tertekan dan sedih tampa diketahui sebabnya. Rasa takut kehilangan suami, anak, dan ditinggalkan sendiri. Keinginan seks menurun dan sulit untuk dirangsang. Mengacu beberapa pendapat diatas, kesiapan wanita mengatasi keluhan menopause adalah suatu upaya yang dilakukan oleh wanita menopause untuk mengatasi keluhan menopause yang sedang dihadapinya sehingga wanita menopause

18 tersebut dapat menjalani masa menopause dengan nyaman tampa merasa keluhan menopause tersebut sebagai sesuatu yang mengganggu. Wanita yang mengalami menopause yang sebelumnya telah mengetahui informasi tentang menopause dari tenaga kesehatan, teman ataupun melalui masmedia akan lebih mudah (lebih siap) menerima kedatangan menopause, karena sudah diantisipasi sebelumnya Peran Tenaga Kesehatan Peran adalah tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat (Depdikbud, 2001). Peran adalah suatu pola tingkah laku, kepercayaan, nilai, sikap yang diharapkan oleh masyarakat muncul dan menandai sifat dan tindakan si pemegang kedudukan. Sarwono (2007), mengatakan peran menggambarkan perilaku yang seharusnya diperlihatkan oleh individu pemegang peran tersebut dalam situasi yang umum. Muzaham (2007), mengatakan ahli sosiologi menemukan sesuatu yang bermanfaat untuk mempelajari interaksi antara individu sebagai pelaku (actors) yang menjalankan berbagai peranan. Suatu peranan, apakah dokter, perawat, bidan atau tenaga kesehatan lain mempunyai kewajiban atau paling tidak diharapkan untuk menjalankan suatu tugas atau kegiatan yang sesuai dengan peranannya. Tenaga kesehatan adalah seseorang yang bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga dan masyarakat (Azwar, 1996). Tenaga kesehatan berdasarkan pekerjaannya adalah tenaga medis dan tenaga

19 paramedis seperti: tenaga keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga penunjang medis lainnya. Ada dua aspek mutu pelayanan kesehatan yang perlu dilakukan di puskesmas yaitu quality of care dan quality of service. Quality of care antara lain menyangkut ketrampilan tehnis tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat dan paramedis lain) dalam menegakkan diagnosis dan memberikan perawatan kepada pasien (Muninjaya, 2004). Hal senada juga dikatakan oleh Wijono (1999), tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenagan untuk melakukan upaya kesehatan. Tenaga kesehatan terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi dan tenaga ketehnisian medis. Wijono (1999), menyebutkan sebagai tenaga kesehatan harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1. Tenaga kesehatan wajib memiliki pengetahuan dan ketrampilan di bidang kesehatan yang dinyatakan dengan ijazah dari lembaga pendidikan. 2. Tenaga kesehatan dapat melakukan upaya kesehatan setelah tenaga kesehatan yang bersangkutan memiliki izin dari menteri. 3. Dikecualikan dari pemilikan izin sebagaimana dimaksud, bagi tenaga kesehatan masyarakat. Ketentuan lebih lanjut mengenai perizinan diatur oleh menteri.

20 4. Selain izin sebagaimana yang dimaksud, tenaga medis dan tenaga kefarmasian lulusan dari lembaga pendidikan di luar negeri hanya dapat melakukan upaya kesehatan setelah yang bersangkutan melakukan adaptasi. Ketentuan lebih lanjut mengenai adaptasi diatur oleh mentri. Peran tenaga kesehatan dalam memelihara dan melindungi kesehatan masyarakat adalah sebagai fasilitator, motivator, konselor (Notoatmodjo, 2007; Azwar, 1996; Herawati, 2006) Adapun peran tenaga kesehatan adalah sebagai berikut: Motivator Motivator berasal dari kata motif (motive) yang artinya adalah rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang hingga orang tersebut memperhatikan perilaku tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan motivasi adalah upaya untuk menimbulkan rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga pada seseorang maupun sekelompok masyarakat tersebut sehingga mau berbuat dan bekerja sama secara optimal, melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Azwar, 1996). Widayatun (1999), menjelaskan bahwa motivasi sebagai kekuatan dari dalam individu yang mempengaruhi kekuatan atau petunjuk perilaku, motivasi itu mempunyai arti mendorong/menggerakkan seseorang untuk berperilaku, beraktivitas dalam mencapai tujuan. Sementara itu Santoso (2005) mengatakan motivasi adalah perasaan atau pikiran yang mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau

21 menjalankan kekuasaan terutama dalam berprilaku. Motivator adalah orang yang memberikan motivasi atau dorongan kepada seseorang untuk berprilaku. Menurut Chair dkk (2005) sebagai motivator, tenaga kesehatan dalam menangani wanita menopause dapat berupa penawaran dukungan berupa mengidentifikasi masalah kardiovaskuler, masalah kontinensia, masalah makanan, masalah gaya hidup, masalah osteoporosis dan lain-lain Fasilitator Fasilator adalah orang atau badan yang memberikan kemudahan atau menyediakan fasilitas (Santoso, 2005). Tenaga kesehatan harus dapat berperan sebagai fasilator bagi klien untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Sebagai fasilitator tenaga kesehatan harus mampu menentukan kelompok sasaran sehingga dapat melakukan pemantauan dan evaluasi (Depkes RI, 1999). Menurut Notoatmodjo (2007), tenaga kesehatan harus memfasilitasi masyarakat terhadap kegiatan-kegiatan atau program-program kesehatan. Sebagai seorang fasilitator, menurut Chair dkk (2005) tenaga kesehatan yang menangani wanita menopause harus mampu memfasilitasi dan menyediakan informasi tentang menopause serta keluhan yang menyertainya, terapi pilihan, dimana wanita menopause tersebut dapat mengakses terapi, skrining servik, pemeriksaan payudara, pemeriksaan kardiovaskuler, pemeriksaan osteoporosis dan lain-lain.

22 Konselor Konselor adalah orang yang memberikan bantuan kepada orang lain dalam membuat keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien (Depkes RI, 2002). Mandriwati (2008), mengatakan tujuan umum pelaksanaan konseling adalah membantu wanita menopause mencapai perkembangan yang optimal dalam batasbatas potensi yang dimiliki dan secara khusus bertujuan untuk mengarahkan perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku sehat, membimbing wanita menopause belajar membuat keputusan dan membimbing wanita menopause untuk dapat mencegah timbulnya masalah. Pada umumnya jasa konseling diperlukan apabila ada pihak yang mempunyai kesulitan tentang sesuatu dan berharap dengan konsultasi kesulitan tersebut dapat teratasi. Konseling adalah bagian dari peran dan tanggung jawab tenaga kesehatan kepada klien dalam memberikan pelayanan yang optimal (Mundakir, 2006). Mandriwati (2008), mengatakan konseling berbeda dengan komunikasi informasi edukasi karena konseling merupakan upaya untuk menciptakan perubahan perilaku yang dilaksanakan secara individu atau kelompok dengan menggunakan komunikasi efektif, untuk mengutarakan permasalahan sesuai dengan kondisi sasaran sampai sasaran merasakan permasalahannya dan membimbing dalam pelaksanaannya. Proses konseling terdiri dari 4 unsur kegiatan yaitu pembinaan hubungan baik, penggalian informasi (identifikasi masalah, kebutuhan, perasaan, kekuatan diri, dan

23 sebagainya) dan pemberian informasi dan menindaklanjuti pertemuan (Depkes RI, 2002). Langkah-langkah pelaksanaan konseling menurut Mandriwati (2008) adalah tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapan yaitu menyiapkan ruangan yang kondusif, menyiapkan alat-alat peraga sesuai dengan kebutuhan dan menyiapkan alat tulis, catatan dan kartu wanita menopause dengan kebutuhan. Mandriwati (2008), mengatakan tahap pelaksanaan konseling disingkat dengan GANTHER yaitu greet (menyapa wanita menopause untuk memulai percakapan dan menciptakan suasana yang akrab), tell (memberi informasi tentang cara atau metode yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah), help (yaitu membantu wanita menopause memilih cara yang tepat untuk mengatasi permasalahannya sesuai dengan kemampuan ibu), explain (menjelaskan secara rinci tehnik pelaksanaan cara-cara yang dipilih) dan return (membuat kesepakatan dengan wanita menopause untuk pertemuan berikutnya untuk mengevaluasi keberhasilan cara-cara pemecahan masalah yang telah dilaksanakan. Simatupang (2008), menyebutkan bahwa sebagai tenaga kesehatan harus mampu menjadi konselor untuk menjalankan peran dan fungsinya sebagai pelaksana pelayanan kesehatan ditengah-tengah masyarakat. Sebagai konselor tenaga harus mampu menyakinkan wanita menopause bahwa ia berada dalm asuhan orang yang tepat sehingga mau berbagi cerita seputar permasalahan kesehatan yang dialaminya dan mau menerima asuhan yang diberikan. Sifat konselor yang baik adalah mau mengajar dari dan melalui pengalaman, mampu menerima orang lain, mau mendengarkan dan sabar, optimis, respek, terbuka

24 terhadap pandangan dan interaksi yang berbeda, tidak menghakimi, dapat menyimpan rahasia, mendorong pengambilan keputusan, memberi dukungan, membentuk dukungan atas dasar kepercayaan, mampu berkomunikasi, mengerti perasaan dan kekhawatiran orang lain dan mengerti keterbatasan mereka (Simatupang, 2008). Muninjaya (2004), mengatakan sikap empati (sikap peduli) yang ditunjukkan oleh tenaga kesehatan akan menyentuh emosi pasien. Faktor ini akan berpengaruh pada tingkat kepatuhan pasien (compliance). Chair dkk (2005), mengatakan tenaga kesehatan harus mampu membahas dengan wanita menopause tentang risiko dan manfaat berbagai pilihan terapi untuk wanita menopause, mampu mengarahkan wanita menopause untuk menerima saran dari tenaga kesehatan seputar keluhan yang dialami oleh wanita menopause. Chair dkk (2005), juga mengatakan tenaga kesehatan harus dapat membantu wanita menopause dalam membuat keputusan tentang pengobatan, memantau terapi, memeriksa efek samping dari pengobatan Landasan Teori Menurut Manuaba (2004), wanita yang tidak siap menghadapi menopause akan mengalami: menurunnya kemampuan berfikir dan ingatan, gangguan emosi berupa rasa takut bila disebut tua, rasa takut menjadi tua dan tidak menarik, sukar tidur atau cepat bangun, mudah tersinggung dan mudah marah, sangat emosional dan spontan, merasa tertekan dan sedih tampa diketahui sebabnya. Rasa takut kehilangan

25 suami, anak, dan ditinggalkan sendiri. Keinginan seks menurun dan sulit untuk dirangsang. Peran tenaga kesehatan dalam memelihara dan melindungi kesehatan masyarakat adalah sebagai fasilitator, motivator, konselor (Notoatmodjo, 2007; Azwar, 1996; Herawati, 2006). Menurut Hawari (2004), kualitas hidup seorang wanita dalam menjalani masa menopause sangat tergantung pada pandangan masing-masing wanita terhadap menopause, termasuk pengetahuannya tentang menopause tersebut. Ibrahim (1992), menjelaskan bahwa pada wanita yang mengalami menopause yang sebelumnya telah mengetahui informasi tentang menopause dari teman, dokter ataupun melalui masmedia akan lebih mudah (lebih siap) menerima kedatangan menopause, karena sudah diantisipasi sebelumnya. Kurangnya pengetahuan yang benar tentang menopause juga akan menimbulkan efek negatif berupa gangguan psikologis seperti kecemasan pada ibu yang menghadapi menopause (Rostiana, 2002). Pengetahuan yang berupa informasi serta dukungan sangat mempengaruhi ibu dalam menghadapi masa menopause (Kuntjoro, 2002) Kerangka Konsep Berdasarkan tujuan penelitian dan landasan teori yang telah dikemukan diatas, maka kerangka konsep penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

26 Variabel Independen Variabel Dependen Peran tenaga kesehatan: - Motivator - Fasilator - Konselor KesiapanWanita Dalam Menghadapi Keluhan Menopause Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Menarche a. Pengertian menarche Menarche adalah pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebabkan oleh pertumbuhan folikel primodial ovarium yang mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita pasti akan mengalami masa menopause. Seiring dengan bertambahnya umur,

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita pasti akan mengalami masa menopause. Seiring dengan bertambahnya umur, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menopause merupakan kejadian yang normal pada seorang wanita dan setiap wanita pasti akan mengalami masa menopause. Seiring dengan bertambahnya umur, semua fungsi

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI GEJALA MENOPAUSE ABSTRAK

DESAIN SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI GEJALA MENOPAUSE ABSTRAK DESAIN SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI GEJALA MENOPAUSE Prawidya Destarianto 1, Riska Fitriani 2 1,2 Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Jember 1email: prawidyadestarianto@yahoo.com 2email: riskafitri53@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami. wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami. wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi menjelang usia 50 tahun. Menopause adalah fase terakhir

Lebih terperinci

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre

BAB I PENDAHULUAN. Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre menopause. Perubahan tersebut paling banyak terjadi pada wanita karena pada proses menua terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjadi tua merupakan suatu proses bagian dari kehidupan seseorang, dan sudah terjadi sejak konsepsi dalam kandungan hingga berlangsung terus sepanjang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perimenopause adalah suatu fase dalam proses menua (aging) yaitu ketika seorang wanita mengalami peralihan dari masa reproduktif ke masa nonreproduktif. Pada fase ini,

Lebih terperinci

Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur tahun

Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur tahun KLIMAKTERIUM Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur 40-65 tahun SENIUM Saat ovarium kehilangan sama sekali fungsi hormonalnya MASA KLIMAKTERIUM PRAMENOPAUSE MEN0PAUSE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa diprediksi yang cenderung ovulatoar menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus

BAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause merupakan masa yang pasti dihadapi dalam perjalanan hidup seorang perempuan dan suatu proses alamiah sejalan dengan bertambahnya usia. Menopause bukanlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tahap kehidupan yang pasti dialami oleh setiap wanita adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang wajar yang ditandai dengan berhentinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umur. Pada saat terjadi menopause, indung telur (ovarium) tidak berespon

BAB I PENDAHULUAN. umur. Pada saat terjadi menopause, indung telur (ovarium) tidak berespon BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menopause merupakan suatu proses alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita. Menopause adalah berhentinya menstruasi secara permanen dan dianggap sebagai suatu bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mengalami suatu tahap perkembangan dalam kehidupannya, dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa dalam tahap-tahap

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. wanita yang biasanya terjadi di atas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu akhir proses

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. wanita yang biasanya terjadi di atas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu akhir proses BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause 2.1.1. Definisi Menopause Menopause merupakan suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi di atas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan yaitu hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap suatu objek tertentu (Sunaryo, 2004). Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi pada perempuan dengan rentang usia 48 sampai 55 tahun. Masa ini sangat kompleks bagi perempuan karena berkaitan

Lebih terperinci

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia, menopause merupakan masa yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal seorang wanita dan suatu proses alamiah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia sekitar 40 tahun sampai 50 tahun (Rostiana, 2009 dalam

BAB I PENDAHULUAN. usia sekitar 40 tahun sampai 50 tahun (Rostiana, 2009 dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause adalah masa berakhirnya menstruasi atau haid dan sering dianggap menjadi momok dalam kehidupan wanita. Sebagian besar wanita mengalami gejala menopause pada

Lebih terperinci

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun)

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun) KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA Windhu Purnomo FKM Unair, 2011 Fase Penuaan Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun) 1 2 Fase penuaan manusia 1. Fase subklinis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihasilkan indung telur. Berhentinya haid akan membawa dampak pada konsekuensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihasilkan indung telur. Berhentinya haid akan membawa dampak pada konsekuensi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Menopause Menopause adalah suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu akhir proses biologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cantik, tidak lagi bugar dan tidak lagi produktif. Padahal masa tua

BAB I PENDAHULUAN. cantik, tidak lagi bugar dan tidak lagi produktif. Padahal masa tua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakan Menjadi tua merupakan hal yang menakutkan bagi manusia, terutama kaum wanita.hal-hal yang biasanya dikhawatirkan adalah menjadi tidak lagi cantik, tidak lagi bugar dan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, dan Usia Harapan Hidup. (1) Penyakit degeneratif adalah salah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita

BAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Wanita 1. Defenisi Wanita Murad (dalam Purwoastuti dan Walyani, 2005) mengatakan bahwa wanita adalah seorang manusia yang memiliki dorongan keibuan yang merupakan dorongan instinktif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Wanita Menopause 1. pengertian a. Menopause merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan persalinan, namun lebih luas lagi yaitu menarche sampai

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan persalinan, namun lebih luas lagi yaitu menarche sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era Globalisasi sekarang ini kesehatan menjadi hal yang sangat berharga. Terutama pada kesehatan reproduksi yang sekarang ini menjadi perhatian dunia. Masalah kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi 1. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa dengan cara apa kepada siapa dengan efek apa (Laswell, 2010). Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I. Masa madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan. manusia. Gallagher, Lachman, Lewkowictz, & Peng (2001), menyatakan bahwa

BAB I. Masa madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan. manusia. Gallagher, Lachman, Lewkowictz, & Peng (2001), menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan manusia. Gallagher, Lachman, Lewkowictz, & Peng (2001), menyatakan bahwa dewasa madya ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar

BAB I PENDAHULUAN. pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siklus perkembangan reproduksi wanita berlangsung secara alamiah mulai dari menarche sampai menopause. Menopause didefinisikan sebagai menstruasi terakhir. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada pertemuan International Conference on Population and Development (ICPD) di Kairo, 1994, yang diadakan oleh WHO dan lembaga dunia lainnya, diperoleh kesepakatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang berjalan terus menerus dimulai dari bayi baru lahir, masa anak-anak, masa dewasa dan masa tua. Dalam pertumbuhannya

Lebih terperinci

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi. Nama : Hernawati NIM : 09027 Saya mengkritisi makalah kelompok 9 No 5 tentang siklus menstruasi. Menurut saya makalah mereka sudah cukup baik dan ketikannya juga sudah cukup rapih. Saya di sini akan sedikit

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause Seiring dengan bertambahnya usia, banyak hal yang terjadi dengan proses perkembangan dan pertumbuhan pada manusia. Namun, pada suatu saat perkembangan dan pertumbuhan

Lebih terperinci

`BAB I PENDAHULUAN. akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan bukan sekedar

`BAB I PENDAHULUAN. akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan bukan sekedar `BAB I PENDAHULUAN F. Latar Belakang Perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb) KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN WANITA PRE MENOPAUSE TENTANG MENOPAUSE DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE DI DUSUN WONOLOPO RW 6 KECAMATAN MIJEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada permulaan hidup perubahan itu kearah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada permulaan hidup perubahan itu kearah pertumbuhan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia, mulai dalam kandungan sampai mati, tampaklah manusia itu akan mengalami suatu proses yang sama, yaitu semuanya adalah selalu dalam perubahan. Pada

Lebih terperinci

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007 KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007 A. Data Demografi No. Responden : Umur : Alamat : Berikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan mencapai 70 tahun meningkat terus seiring dengan perbaikan taraf ekonomi dan derajat kesehatan. Harapan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. karena itu jumlah wanita lebih banyak daripada pria, dan wanita akan

BAB I PENGANTAR. karena itu jumlah wanita lebih banyak daripada pria, dan wanita akan BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Upaya harapan hidup wanita lebih tinggi dibandingkan dengan pria, karena itu jumlah wanita lebih banyak daripada pria, dan wanita akan mengalami menopause dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah penduduk di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 sekitar seperlima

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menopause berasal dari bahasa latin yaitu mensis yang berarti bulan dan bahasa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menopause berasal dari bahasa latin yaitu mensis yang berarti bulan dan bahasa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Menopause 2.1.1.Defenisi Menopause Menopause berasal dari bahasa latin yaitu mensis yang berarti bulan dan bahasa Yunani pausis yang artinya berhenti. Jadi, menopause hanya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menopause (Kuncara, 2007).

TINJAUAN PUSTAKA. menopause (Kuncara, 2007). II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause 2.1.1 Definisi Menopause Menoupase didefinisikan oleh WHO sebagai penghentian menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikular ovarium. Setelah 12 bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wanita karir didefinisikan sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Wanita karir didefinisikan sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Wanita karir didefinisikan sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan profesi (usaha dan perusahaan) (Peter & Yeni, 1991). Saat ini, peran wanita telah bergeser

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fase pre menopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterik. Fase ini ditandai dengan perubahan fisik berupa siklus haid yang tidak teratur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudah menjadi kodrat alam bahwa dengan bertambahnya usia, setiap wanita dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi dalam beberapa fase,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. usia harapan hidup penduduk. Semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk,

BAB 1 PENDAHULUAN. usia harapan hidup penduduk. Semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008).

I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menoupase didefinisikan oleh WHO sebagai penghentian menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikular ovarium. Setelah 12 bulan amenorea berturut-turut,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Menopause a. Definisi Menurut Potter dan Perry (2005) perubahan fisiologis mayor pada manusia terjadi antara usia 40-65 tahun dan perubahan itu adalah masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekhawatiran ini berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat,

BAB I PENDAHULUAN. Kekhawatiran ini berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa wanita menganggap masa tua sebagai momok yang menakutkan. Kekhawatiran ini berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Dalam pembahasan tentang status gizi, ada tiga konsep yang harus dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang remaja akan tumbuh dan berkembang menuju tahap dewasa. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga tahap antara lain masa remaja awal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi pada perempuan dengan rentang usia antara 48 sampai 55 tahun. Masa ini sangat kompleks bagi perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit pada wanita lebih banyak dihubungkan dengan fungsi dan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit pada wanita lebih banyak dihubungkan dengan fungsi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan komponen penting kesehatan bagi pria maupun wanita, tetapi lebih dititikberatkan pada wanita. Keadaan penyakit pada wanita lebih banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Definisi Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan masa dewasa. Dalam masa ini, remaja itu berkembang kearah kematangan seksual, memantapkan identitas

Lebih terperinci

Ditandai dg penurunan kekuatan fisik & daya ingat Dibagi dlm 2 bagian :

Ditandai dg penurunan kekuatan fisik & daya ingat Dibagi dlm 2 bagian : MASA DEWASA MADYA masa dewasa tengah/usia tengah baya Ditandai dg penurunan kekuatan fisik & daya ingat Dibagi dlm 2 bagian : Usia madya dini 40 50 th Usia madya lanjut 50 60 th Karakteristik Usia Madya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan usia banyak terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan usia banyak terjadi proses pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan pertambahan usia banyak terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan pada manusia, namun pada suatu saat pertumbuhan dan perkembangan tersebut berhenti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rentang kehidupannya, manusia akan selalu mengalami perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan periode, dimana setiap periode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan ini dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause. Ada 3 periode menopause,

BAB 1 PENDAHULUAN. dan ini dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause. Ada 3 periode menopause, BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Seorang wanita yang telah menginjak usia diatas 45 tahun akan mengalami proses penuaan yang dimulai dari indung telur yang selama ini menghasilkan hormon-hormon menjadi

Lebih terperinci

Gangguan Hormon Pada wanita

Gangguan Hormon Pada wanita Gangguan Hormon Pada wanita Kehidupan reproduksi dan tubuh wanita dipengaruhi hormon. Hormon ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Ada tiga hormon panting yang dimiliki wanita, yaitu estrogen, progesteron,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi perhatian individu (Moustafa, 2015). Kualitas hidup yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi perhatian individu (Moustafa, 2015). Kualitas hidup yang di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai posisi mereka didalam konteks bidang kehidupan. Lebih spesifiknya adalah penilaian individu terhadap posisinya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan masalah kesehatan global dan telah muncul sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor risiko untuk kanker, hipertensi, hiperkolesterolemia,

Lebih terperinci

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan tentang kesehatan reproduksi merupakan masalah penting yang perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Pada masa remaja, pertumbuhan fisik dan seksualnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan 0 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya berkembang dalam sisi psikologis tetapi juga fisik. Bahkan perubahanperubahan fisik

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur The 7 th University Research Colloqium 08 Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur Nur Hidayah, Suci Tri Cahyani Prodi DIII Kebidanan STIKES PKU MUHAMMADIYAH Surakarta

Lebih terperinci

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY Pendahuluan Sampai saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang kurangnya satu

BAB I PENDAHULUAN. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang kurangnya satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause adalah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang kurangnya satu tahun. Berhentinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan adalah jenjang Indonesia yang diselenggarakan secara terstruktur dan menjadi tanggung jawab Kemendiknas. Tingkat pendidikan dibagi kedalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasca Menopause Wanita mempunyai masa kehidupan seksual dimana banyak folikel primodial tumbuh menjadi folikel vesicular setiap siklus seksual, dan akhirnya hampir semua ovum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menopause. Jumlah populasi wanita usia 50 tahun ke atas diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. menopause. Jumlah populasi wanita usia 50 tahun ke atas diperkirakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahunnya sekitar 25 juta wanita di seluruh dunia mengalami menopause. Jumlah populasi wanita usia 50 tahun ke atas diperkirakan meningkat dari 500 juta pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan berhentinya haid. Biasanya sekitar umur tahun (Dorlan, menurun dan berakhir (Smeltzer & Bare,, 2001).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan berhentinya haid. Biasanya sekitar umur tahun (Dorlan, menurun dan berakhir (Smeltzer & Bare,, 2001). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menopause 1. Pengertian Menopause Menopause adalah suatu masa berakhirnya reproduksi wanita yang disebabkan berkurangnya hormon estrogen dan progesterone yang ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum dan pola hidup. Penelitian Agoestina, (1982) di Bandung (dalam

BAB I PENDAHULUAN. umum dan pola hidup. Penelitian Agoestina, (1982) di Bandung (dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangannya wanita tidak mungkin lepas dari menopause, karena menopause merupakan peristiwa yang pasti akan dialami oleh setiap wanita dan tidak bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai oleh perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemahaman Menopause 1. Pengertian menopause Menopause merupakan kata yang berasal dari yunani yang artinya bulan dan penghentian sementara yang secara medis istilah menopause

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang menakutkan. Hal ini mungkin berasal dari suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang menakutkan. Hal ini mungkin berasal dari suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Menopause merupakan hal yang terjadi secara alami dalam fase kehidupan seorang wanita. Namun banyak wanita yang menganggap bahwa menopause merupakan suatu hal yang menakutkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan mudah retak atau patah. Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menstruasi A. Pengertian Menstruasi Menstruasi merupakan keadaan fisiologis, yaitu peristiwa keluarnya darah, lendir ataupun sisa-sisa sel secara berkala. Sisa sel tersebut

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi LAPORAN PENDAHULUAN I. Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America BAB 1 PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Penyakit Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah yang terus menerus dan bervariasi, penyakit metabolik yang dicirikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama usia reproduktif.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama usia reproduktif. 17 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Walaupun perempuan, umumnya, memiliki umur harapan hidup (UHH) lebih tinggi daripada pria, mereka menghadapi masalah kesehatan yang lebih rumit. Secara kodrati, perempuan mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah di dunia yang sedang berkembang sudah terbukti dengan jelas, kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap mortalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause adalah suatu masa peralihan dalam kehidupan wanita yang menunjukan bahwa ovarium telah berhenti menghasilkan sel telur, aktivitas menstruasi berkurang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan program kesehatan pada umumnya dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan program kesehatan pada umumnya dapat dilihat dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan program kesehatan pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari suatu negara. Terpenuhinya kebutuhan gizi merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Kata Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu men yang. untuk menggambarkan berhentinya haid. Sebenarnya secara linguistik

BAB II TINJAUAN TEORI. Kata Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu men yang. untuk menggambarkan berhentinya haid. Sebenarnya secara linguistik BAB II TINJAUAN TEORI A. Menopause 1. Pengertian Kata Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu men yang berati bulan dan peusis artinya penghentian sementara yang digunakan untuk menggambarkan berhentinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. progresteron berkurang (Siswono, 2004). menyikapi perubahan itu secara negatif karena mereka tidak terima dengan

BAB I PENDAHULUAN. progresteron berkurang (Siswono, 2004). menyikapi perubahan itu secara negatif karena mereka tidak terima dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause merupakan suatu masa peralihan dalam kehidupan wanita, dimana ovarium berhenti menhasilkan sel telur, aktivitas menstruasi berkurang dan akhirnya berhenti,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Masalah gizi di Indonesia dan di Negara berkembang pada

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Masalah gizi di Indonesia dan di Negara berkembang pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini menghadapi masalah kesehatan yang kompleks dan beragam. Masalah gizi di Indonesia dan di Negara berkembang pada umumnya masih didominasi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan mencapai 70 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan mencapai 70 tahun BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian sebagai berikut : A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-perlahan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-perlahan 12 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perempuan Lanjut Usia Lansia adalah periode penutup dalam rentang kehidupan seseorang dan merupakan tahap perkembangan psikososial yang terakhir (ke delapan) menurut Erikson.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami masa menopause yang salah satu dampaknya adalah menurunnya. yang belum siap dalam menghadapi masa menopause.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami masa menopause yang salah satu dampaknya adalah menurunnya. yang belum siap dalam menghadapi masa menopause. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan seksualitas merupakan kebutuhan fisiologis manusia atau kebutuhan manusia yang pertama yang harus terpenuhi. Hubungan seksual pada manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang pada tahap awal belum

BAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang pada tahap awal belum BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang pada tahap awal belum memberikan gejala-gejala yang diketahui (asymtomatic disease). Osteoporosis baru diketahui ada apabila

Lebih terperinci

Hubungan Gambaran Diri dengan Timgkat Kecemasan Ibu Masa Menopause di Kelurahan Lhok Keutapang Tapaktuan Praju Susiana Marga

Hubungan Gambaran Diri dengan Timgkat Kecemasan Ibu Masa Menopause di Kelurahan Lhok Keutapang Tapaktuan Praju Susiana Marga Hubungan Gambaran Diri dengan Timgkat Kecemasan Ibu Masa Menopause di Kelurahan Lhok Keutapang Tapaktuan Praju Susiana Marga Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun, tepatnya umur antara 40-55. Kondisi ini merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap suatu objek tertentu yaitu melalui penginderaan yaitu : penglihatan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap suatu objek tertentu yaitu melalui penginderaan yaitu : penglihatan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yaitu melalui penginderaan yaitu :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menggambarkan haid. Menopause adalah periode berakhirnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menggambarkan haid. Menopause adalah periode berakhirnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menopause 1. Definisi Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti, Men dan pauseis adalah kata yunani yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan haid. Menopause

Lebih terperinci

KUISIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU PEREMPUAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI KELURAHAN LEDENG RW 01 KOTAMADYA BANDUNG TAHUN 2009

KUISIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU PEREMPUAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI KELURAHAN LEDENG RW 01 KOTAMADYA BANDUNG TAHUN 2009 Lampiran 1 KUISIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU PEREMPUAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI KELURAHAN LEDENG RW 01 KOTAMADYA BANDUNG TAHUN 2009 Identitas responden : 1. Nama : 2. Alamat : 3.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi adalah suatu proses yang normal, yang terjadi setiap bulannya pada hampir semua wanita. Menstruasi terjadinya pengeluaran darah, dalam jangka waktu 3-5 hari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pre Menopause 1. Pengertian Pre Menopause Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti. Men dan pauses adalah kata Yunani yang pertama kali digunakan untuk

Lebih terperinci

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12 Nama : Kristina vearni oni samin Nim: 09031 Semester 1 Angkatan 12 Saya mengkritisi tugas biologi reproduksi kelompok 7 tentang siklus menstruasi yang dikerjakan oleh saudari Nela Soraja gusti. Tugas mereka

Lebih terperinci