PENGARUH LABELISASI HALAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH LABELISASI HALAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN SKRIPSI"

Transkripsi

1 PENGARUH LABELISASI HALAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN (Studi Pada Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta ) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh : MAHWIYAH NIM : K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H PROGRAM STUDI MUAMALAT ( EKONOMI ISLAM ) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1431H / 2010M

2 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN... iii LEMBAR PENYATAAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL DAN GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 8 D. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu... 9 E. Sistematika Penulisan. 11 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kerangka Teori Teori Labelisasi Halal a. Pengertian Halal b. Kriteria Halal menurut Islam... c. Pengertian Labelisasi Halal... d. Proses Labelisasi Halal Teori Keputusan Pembelian Konsumen... a. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen b. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Keputusan Pembelian..... c. Tahap-tahap Proses Pembelian Konsumen ix

3 BAB III BAB IV d. Model Perilaku Pembelian Konsumen... e. Peran Individu dalam Keputusan Pembelian Teori Hubungan Labelisasi Halal dengan Keputusan Pembelian Konsumen B. Kerangka Konseptual C. Hipotesis METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan dan Metode Penelitian Sumber data B. Populasi dan Sampel Populasi Sampel Teknik Pengambilan sampel C. Pengumpulan data Metode dan Instrumen Penelitian Teknik Uji Instrumen Penelitian Teknik Analisa Data ANALISA HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Responden B. Statistik Deskriptif Labelisasi Halal Keputusan Pembelian Konsumen C. Teknik Analisis Data Uji Normalitas Uji Heteroskedastisitas D. Uji Hipotesis Uji Goodness of Fit x

4 2. Uji F Uji t E. Analisis Hasil Perhitungan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

5 DAFTAR TABEL DAN GAMBAR Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Proses Sertifikasi Halal...29 Tahap Proses Pembelian Perilaku Pembelian Konsumen...40 Skala Labelisasi Halal. 49 Skor Skala labelisasi halal...49 Skala Keputusan Pembelian konsumen..50 Skor Skala Keputusan pembelian Konsumen.51 Kaidah Reliabilitas Guilford...52 Hasil Pengujian Validitas Variabel Labelisasi halal...53 Hasil pengujian Validitas VariabelKeputusan Pembelian Konsumen.54 Responden berdasarkan Jenis kelamin Responden Berdasarkan Usia Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan.61 Mengetahui Tentang Labelisasi Yang Dilakukan Oleh LPPOM MUI62 Produk yang Berlabel Halal Diproses Dengan Cara yang Sesuai Dengan Syariat Islam Produk Yang Berlabel Halal Dijamin Mutunya..63 Label Halal Menjamin Kehalalan Produk..63 Label Halal Memberikan Kepuasan Dalam Mengkonsumsi Produk...64 Sudah Banyak produk Yang Menggunakan Label Halal...64 Label halal Memberikan Informasi Mengenai Komposisi Dasar Produk Yang Halal dan Baik Percaya Dengan Kehalalan Produk yang Berlabel Halal...66 Keterangan di daftar Ingradiant Sangat Jauh Dari Mencukupi Untuk Memastikan Kehalalan Produk...66 Selalu Memperhatikan Kehalalan Produk yang Dikonsumsi..67 Label Halal Menjadi Motivasi Untuk Mengkonsumsi Produk..67 xii

6 Tabel 4.15 Merasa Cemas Ketika Mengkonsumsi Produk Yang Tidak Ada Label Halalnya...68 Tabel 4.16 Label Halal Menjadi Jaminan Dalam Mengkonsumsi Produk...69 Tabel 4.17 Labelisasi Halal Pada Produk Sangat Perlu...69 Tabel 4.18 Semua Produk Halal Yang Beredar di Indonesia Sebaiknya Memiliki Label Halal Tabel 4.19 Sosialisasi Labelisasi Halal harus Dilakukan Secara Berkala Melalui Berbagai Media Tabel 4.20 Merasa Lebih Aman Ketika Mengkonsumsi Produk Yang Sudah Berlabel Halal Tabel 4.21 Labelisasi Halal Bukanlah Hal Yang Penting Tabel 4.22 Label Halal Mencerminkan Produk Yang Bebas Dari Haram...72 Tabel 4.23 Produk Yang Tidak Berlabel Halal Belum Tentu Haram..72 Tabel 4.24 Produk Yang Tidak Berlabel Halal Merupakan Produk yang Haram..73 Tabel 4.25 Tidak Semua Produk Yang Beredar di Indonesia Harus Memilki Label Halal.73 Tabel 4.26 Label Halal Menjadi Pertimbangan Utama Dalam Membeli Produk.74 Tabel 4.27 Tetap Membeli Produk Yang Tidak Berlabel Halal Karena Keunikan Produk Tabel 4.28 Hanya Mengkonsumsi Produk Yang Berlabel halal..75 Tabel 4.29 Harga Turut Mempengaruhi Pembelian Tabel 4.30 Merasa Lebih Puas Jika Mengkonsumsi Produk Yang Berlabel Halal76 Tabel 4.31 Lebih Memperhatikan Kualitas Produk dari Pada Harga Produk..77 Tabel 4.32 Lebih Memilih Produk Yang Berlabel Halal Dibanding Yang Tidak Berlabel Halal Tabel 4.33 Menebak Sendiri Kehalalan Produk Dari Daftar Ingradiant..78 Tabel 4.34 Mengkonsumsi Produk Yang Berlabel Halal Atau Tidak Berlabel Halal Adalah Sama saja.. 79 Tabel 4.35 Mereka-reka Kehalalan Produk Yang Tidak Berlabel Halal..79 xiii

7 Tabel 4.36 Gambar 4.1 Tabel 4.37 Tabel 4.38 Tabel 4.39 Tabel 4.40 Tabel 4.41 One-Sampel Kolmogorov-Smirnov Test Scatterplot...82 Correlations Model Summary b Pedoman Untuk Menginterpretasikan Koefisien Korelasi..85 ANOVA b Coefficients a xiv

8 DAFTAR LAMPIRAN Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X Hasil Uji Normalitas.103 Hasil Uji Heteroskedastisitas Hasil Uji Linearitas Kuesioner..106 Hasil Perhitungan Kuesioner Surat Mohon Data ke Fakultas Syariah dan Hukum. 115 Surat Kesediaan Menjadi Pembimbing Skripsi xv

9 PENGARUH LABELISASI HALAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN (Studi Pada Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta ) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh : MAHWIYAH NIM: Di Bawah Bimbingan: Pembimbing I Pembimbing II Dr. Syahrul A dam, M.Ag. NIP Mohammad Nur Rianto Al Arif, M.Si NIP K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H PROGRAM STUDI MUAMALAT ( EKONOMI ISLAM ) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1431 H / 2010 M ii

10 PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Pada Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 24 September Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Jakarta, 24 September 2010 Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM. NIP: Panitia Ujian Munaqasyah 1. Ketua : Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM NIP: (.) 2. Sekretaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., M.H (.) NIP: Pembimbing I : Dr. Syahrul A dam, M.Ag (.) NIP: Pembimbing II : Mohammad Nur Rianto Al Arif, M.Si. (.) NIP: Penguji I : Dr. Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS., MSc., Ph.D NIP: (.) 6. Penguji II : Dr. Aziza, MA (.) NIP: iii

11 LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Ciputat, Syawal 1431 H September 2010 M MAHWIYAH iv

12 ABSTRAK MAHWIYAH. NIM Pengaruh Labelisasi Halal terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Pada Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta). Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1431 H / 2010 M. Isi: xv + 99 halaman + 9 lampiran, 42 literatur ( ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh labelisasi halal pada produk makanan dalam kemasan terhadap keputusan pembelian konsumen dalam mengkonsumsi produk makanan dalam kemasan yang berlabel halal, pada penelitian ini digunakan data primer yang diperoleh dari kuesioner yang peneliti sebar kepada para dosen tetap Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan data sekunder yang mendukung penelitian ini. Sedangkan untuk metode analisis dan uji hipotesis penelitian menggunakan regresi linear sederhana. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa labelisasi halal berpengaruh secara signifikan sebesar 54.7%, hal ini menunjukan adanya pengaruh yang sedang antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian konsumen. Berdasarkan koefisien determinasi dapat disimpulkan bahwa pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian konsumen dalam mengkonsumsi produk makanan dalam kemasan yang berlabel halal sebesar 32.7%. dan selebihnya 67.3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam penelitian ini. Kata Kunci: Labelisasi Halal, Keputusan Pembelian Konsumen Pembimbing I : Dr. Syahrul A dam, M.Ag NIP Pembimbing II : Mohammad Nur Rianto Al Arif, M.Si. NIP v

13 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan cahaya ilmu-nya, shalawat dan salam semoga selalu tercurah ke hadirat Rasul pembawa cahaya, Muhammad SAW. Di balik terselesaikannya skripsi dengan judul Pengaruh Labelisasi Halal terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Pada Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta), maka penulis ingin mengucapkan terima kasih terutama kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H.M. Amin Suma, SH, MA, MM., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu DR. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak H. Ah. Azharudin Lathif, M.Ag, MH, Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Dr. Syahrul A dam, M.Ag. dan Mohammad Nur Rianto Al Arif, M.Si, Dosen Pembimbing I dan II atas segenap waktu, arahan, motivasi, dan kesabarannya dalam membimbing penulis hingga akhir penulisan skripsi ini. 4. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. 5. Segenap pimpinan dan staf Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah atas pelayanannya dalam melengkapi literatur penelitian. vi

14 6. Segenap pimpinan dan staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum khususnya Farhan Musthofa, SEI, atas kemudahan yang penulis rasakan selama pengumpulan literatur, dan staf dari berbagai perpustakaan di beberapa universitas di Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. 7. Keluarga besar (alm) H. Abd. Khoir, terutama ibunda yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat merasakan pendidikan di Perguruan Tinggi. Kakak-kakakku tercinta: bang mbad, ka Dian, Chiko, Po Iis, Mas Jo, Nyit2 dan Bacam terimakasih atas semangat dan dorongannya. Rahmah, Nabil, Fitri dan Izzah terimakasih atas tawa dan canda kalian yang mampu menghilangkan penat di kepala. 8. Bang Jalal dan Ka Sukma terima kasih untuk komputer dan printernya. 9. Sahabat-sahabatku Iea, Nay dan Nie terima kasih untuk perhatian, motivasi dan kebersamaannya. 10. Untuk bapak Mu min Rauf, S.Ag., MA terimakasih untuk do a, arahan dan motivasinya. Kholis terimakasih untuk hadits dan kutipan bahasa Arabnya. Zaki terima kasih untuk SPSS dan Arabic pad-nya. Dan untuk Irma terima kasih untuk bantuannya selama penyebaran angket. 11. Teman-teman di Program Studi Muamalat Perbankan Syariah angkatan 2006, terutama PSC 2006, yang telah menemani penulis selama menimba ilmu di perkuliahan. 12. Dosen tetap Fakultas Syariah dan Hukum terima kasih telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. vii

15 13. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini baik moril maupun material yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Jazakumullahu Khairul Jaza. Ciputat, Syawal 1431 H September 2010 M MAHWIYAH viii

16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunitas Muslim di seluruh dunia telah membentuk segmen pasar yang potensial dikarenakan pola khusus mereka dalam mengkonsumsi suatu produk. Pola konsumsi ini diatur dalam ajaran Islam yang disebut dengan Syariat. 1 Dalam ajaran Syariat, tidak diperkenankan bagi kaum Muslim untuk mengkonsumsi produk-produk tertentu karena substansi yang dikandungnya atau proses yang menyertainya tidak sesuai dengan ajaran Syariat tersebut. 2 Dengan adanya aturan yang tegas ini maka para pemasar memiliki rintangan dan kesempatan untuk mengincar pasar khusus kaum Muslimin. Ajaran tegas Syariat Islam untuk menghindari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT dan melaksanakan apa saja yang diperintahkan membuat konsumen Muslim bukanlah konsumen yang permissive (serba membolehkan) dalam pola konsumsinya. Mereka dibatasi oleh kehalalan dan keharaman yang dimuat dalam nash Al Qur an dan Al Hadist yang menjadi panduan utama bagi mereka. 3 Populasi yang demikian besar dari kaum Muslimin membuat kaum Muslimin menjadi pasar yang demikian potensial untuk dimasuki. Untuk negara Indonesia, dengan populasi kaum Muslimin yang mencapai bilangan 90% dari 1 Rustam Efendi Sertifikasi Halal Juga Untungkan Produsen, artikel diakses pada tanggal 17 februari 2010 dari 2 Departemen Agama RI. Sistem dan Prosedur Penetapan Fatwa Produk Halal MUI (Jakarta, 2003). h. 2 3 Ibid. h. 8 1

17 2 jumlah total warga negara, maka dengan sendirinya pasar Indonesia merupakan pasar konsumen Muslim yang demikian besar. 4 Pemahaman yang semakin baik tentang agama makin membuat konsumen Muslim menjadi semakin selektif dalam pemilihan produk yang dikonsumsi. 5 Khusus di Indonesia, konsumen Muslim dilindungi oleh lembaga yang secara khusus bertugas untuk mengaudit produk-produk yang dikonsumsi oleh konsumen Muslim di Indonesia. Lembaga ini adalah Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI). Lembaga ini mengawasi produk yang beredar di masyarakat dengan cara memberikan sertifikat halal sehingga produk yang telah memiliki sertifikat halal tersebut dapat memberi label halal pada produknya. Artinya produk tersebut secara proses dan kandungannya telah lulus diperiksa dan terbebas dari unsurunsur yang dilarang oleh ajaran agama Islam, atau produk tersebut telah menjadi kategori produk halal dan tidak mengandung unsur haram dan dapat dikonsumsi secara aman oleh konsumen Muslim. 6 Produk-produk yang mendapat pertimbangan utama dalam proses pemilihannya berdasarkan ketentuan Syariat yang menjadi tolok ukur untuk konsumen Muslim adalah produk-produk makanan dan minuman. Ketidakinginan masyarakat Muslim untuk mengkonsumsi produk-produk haram akan 4 Data ini diakses dari pada tanggal 17 April Anton Apriyantono Nurbowo. Aku Ingin Yang Halal Artikel ini diakses pada tanggal 15 April 2010 dari 6 Retno Sulistyowati Labelisasi Halal artikel ini diakses pada tanggal 15 April 2010 dari

18 3 meningkatkan keterlibatan yang lebih tinggi dalam proses pemilihan produk. Dengan begitu akan ada produk yang dipilih untuk dikonsumsi dan produk yang disisihkan akibat adanya proses pemilihan tersebut. Proses pemilihannya sendiri akan menjadikan kehalalan sebagai parameter utamanya. Ketentuan ini membuat keterbatasan pada produk-produk makanan untuk memasuki pasar umat Muslim. Konsumen Muslim sendiri juga bukan tanpa kesulitan untuk memilah produk-produk yang mereka konsumsi menjadi produk dalam kategori halal dan haram. Tentunya untuk memeriksakan sendiri kondisi kehalalan suatu produk adalah kurang memungkinkan. Hal ini berkaitan dengan masalah teknis dalam memeriksa kehalalan suatu produk, seperti uji kimia, pengamatan proses serta pemeriksaan kandungan produk. Adanya LPPOM-MUI dapat membantu masyarakat memudahkan proses pemeriksaan kehalalan suatu produk. Dengan mendaftarkan produk untuk diaudit keabsahan halal-nya oleh LPPOM-MUI sehingga produknya bisa mencantumkan label halal dan hal itu berarti produk tersebut telah halal untuk dikonsumsi ummat Muslim dan hilanglah rintangan nilai yang membatasi produk dengan konsumen Muslim. Hal ini berarti peluang pasar yang sangat besar dapat terbuka. 7 Dengan adanya label halal ini konsumen Muslim dapat memastikan produk mana saja yang boleh mereka konsumsi, yaitu produk yang memiliki dan 7 Dase Hunaefi dan Refinal. Pentingnya Labelisasi Halal untuk Produk Minuman dalam Kemasan di Indonesia. artikel ini diakses pada 17 februari 2010 dari

19 4 mencantumkan label halal pada kemasannya. Secara teori, maka untuk para pemeluk agama Islam yang taat, pilihan produk makanan yang mereka pilih adalah makanan halal yang diwakili dengan label halal. Seiring dengan pesatnya perkembangan media dewasa ini, arus informasi yang dapat diperoleh konsumen akan semakin banyak dan turut pula mempengaruhi pola konsumsi mereka. Labelisasi halal yang secara prinsip adalah label yang menginformasikan kepada pengguna produk yang berlabel tersebut, bahwa produknya benar-benar halal dan nutrisi-nutrisi yang dikandungnya tidak mengandung unsur-unsur yang diharamkan secara syariah sehingga produk tersebut boleh dikonsumsi. 8 Dengan demikian produk-produk yang tidak mencantukam label halal pada kemasannya dianggap belum mendapat persetujuan lembaga berwenang (LPPOM-MUI) untuk diklasifikasikan ke dalam daftar produk halal atau dianggap masih diragukan kehalalannya. Ketidakadaan label halal itu akan membuat konsumen Muslim berhati-hati dalam memutuskan untuk mengkonsumsi atau tidak produk-produk tanpa label halal tersebut. Label halal yang ada pada kemasan produk yang beredar di Indonesia adalah sebuah logo yang tersusun dari huruf-huruf Arab yang membentuk kata halal dalam sebuah lingkaran. 9 Peraturan pelabelan yang dikeluarkan Dirjen POM (Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan) Departemen Kesehatan Republik Indonesia, mewajibkan para produsen produk makanan untuk 8 Departemen Agama RI. Petunjuk Teknis Pedoman Sistem Produksi Halal (Jakarta, 2003) h Ibid. h. 277

20 5 mencantumkan label tambahan yang memuat informasi tentang kandungan (ingradient) dari produk makanan tersebut. 10 Dengan begitu konsumen dapat memperoleh sedikit informasi yang dapat membantu mereka untuk menentukan sendiri kehalalan suatu produk. Kondisi masyarakat Muslim yang menjadi konsumen dari produk-produk makanan yang beredar di pasar, namun mereka tidak mengetahui apa yang sebenarnya mereka konsumsi selama ini. Sebagai orang Islam yang memiliki aturan yang sangat jelas tentang halal dan haram, seharusnya konsumen Muslim terlindungi dari produk-produk yang tidak halal atau tidak jelas kehalalannya (syubhat). LPPOM MUI memberikan sertifikat halal pada produk-produk yang lolos audit sehingga produk tersebut dapat dipasang label halal pada kemasannya dengan demikian masyarakat dapat mengkonsumsi produk tersebut dengan aman. Kenyataan yang berlaku pada saat ini adalah bahwa LPPOM-MUI memberikan sertifikat halal kepada produsen-produsen obat dan makanan yang secara sukarela mendaftarkan produknya untuk diaudit LPPOM-MUI. Dengan begitu produk yang beredar di kalangan konsumen Muslim bukanlah produkproduk yang secara keseluruhan memiliki label halal yang dicantumkan pada kemasannya. Artinya masih banyak produk-produk yang beredar di masyarakat belum memiliki sertifikat halal yang diwakili dengan label halal yang ada pada Anton apriyantono Nurbowo. Panduan Belanja dan Konsumsi Halal. (Jakarta, 2003) h.

21 6 kemasan produknya. 11 Berdasarkan survei yang dilakukan LPPOM MUI sedikitnya ada 40 persen produk makanan yang beredar di Indonesia belum mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). 12 Dengan demikian konsumen Muslim akan dihadapkan pada produkproduk halal yang diwakili dengan label halal yang ada pada kemasannya dan produk yang tidak memiliki label halal pada kemasannya sehingga diragukan kehalalan produk tersebut. Maka keputusan untuk membeli produk-produk yang berlabel halal atau tidak akan ada sepenuhnya di tangan konsumen sendiri. FSH UIN Jakarta yang seluruh dosennya beragama Islam dapat menjadi perwakilan dari komunitas Muslim yang menjadi konsumen produk tersebut. Dosen adalah komunitas kritis yang bila ditinjau dari sisi informasi yang mereka peroleh dan kemampuan mereka untuk mencerna informasi adalah komunitas yang bisa memilah-milah produk-produk yang mereka konsumsi berdasarkan informasi yang mereka peroleh. Agar dapat memperoleh informasi yang lebih jelas serta disertai bukti ilmiah mengenai bagaimana pengaruh label halal terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk tertentu, perlu dilakukan suatu penelitian ilmiah. Untuk itu penulis akan melakukan penelitian skripsi dengan menjadikan dosen FSH UIN Jakarta sebagai responden. Penulis memberikan batasan bahwa 11 Ahmad Haris. Halal di kemasan Belum Tentu Halal Dimakan. artikel ini diakses pada tanggal 17 februari 2010 dari 12 Majelis Ulama Indonesia. 40% Makanan Belum Bersertifikat Halal. Artikel diakses pada tanggal 17 februari 2010 dari

22 7 produk makanan dalam kemasan yang dimaksud adalah produk-produk seperti coklat, susu, mie instan, snack, dan produk-produk makanan lainnya yang diproduksi dengan menggunakan kemasan dan menyertakan label halal di dalam kemasannya. Penulis memberikan judul pada penelitian skripsi ini dengan judul: Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Pada Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Jakarta). B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Untuk menghindari melebarnya pembahasan, penulis merasa perlu untuk memberikan batasan dan rumusan masalah terhadap apa yang dikaji, maka dalam penelitian ini penulis hanya memfokuskan pada masalah pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk makanan dalam kemasan seperti coklat, susu, mie instan, snack, dan produk-produk makanan lainnya yang diproduksi dengan menggunakan kemasan dan menyertakan label halal di dalam kemasannya. Dengan studi kasus pada dosen tetap FSH UIN Jakarta. Berdasarkan batasan masalah dan batasan penelitian di atas, maka untuk mempermudah pembahasan, penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana tanggapan konsumen Muslim yaitu dosen di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta mengenai labelisasi halal?

23 8 2. Bagaimana pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian produk makanan dalam kemasan pada dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian dari penulisan skripsi ini adalah: a. Mengetahui labelisasi halal produk makanan dalam kemasan dalam benak konsumen. b. Menganalisis pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian produk makanan dalam kemasan pada dosen FSH UIN Jakarta. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini, adalah: 1. Upaya menambah khazanah pengetahuan di bidang ekonomi Islam, terutama yang berkaitan dengan labelisasi halal dan keputusan pembelian konsumen. 2. Sebagai tambahan wawasan pengetahuan, terutama bagi penulis. 3. Menambah keyakinan bagi para konsumen dalam mengkonsumsi sesuatu dengan perlindungan yang telah agama dan negara berikan. 4. Untuk mengetahui batasan-batasan pengkonsumsian yang benar dan halal.

24 9 D. Review Studi Terdahulu Sebelumnya ada beberapa penelitian skripsi yang mengangkat tema mengenai sertifikasi halal atau labelisasi halal seperti mengenai Pengaruh Sosialisasi Sertifikasi Halal Terhadap Perilaku Konsumsi Masyarakat Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan yang disusun oleh: Nur Faizah. Dalam skripsinya hanya membahas pengaruh sosialisasi sertifikasi halal terhadap perilaku konsumsi masyarakat kecamatan Mampang dan lebih menekankan pada proses sosialisasi sertifikasi halal yang dilakukan LPPOM MUI terhadap perilaku konsumsi masyarakat dan perubahan perilaku konsumsi masyarakat setelah adanya sertifikasi halal. Dalam penelitian tersebut berkesimpulan bahwa sosialisasi sertifikasi halal yang dilakukan pihak LPPOM MUI berpengaruh terhadap perilaku konsumsi masyarakat, khususnya masyarakat kecamatan Mampang Prapatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif komparasi dengan jenis data perpaduan antara data kualitatif dan kuantitatif. Dengan menggunakan uji table t dan uji dua sample berpasangan Wilcoxon dan menggunakan sampel sebanyak 100 responden. Selain itu skripsi yang disusun oleh Siti Rohmah yang berjudul Perlindungan Konsumen dalam Ekonomi Islam: Analisis Terhadap Sertifikasi Halal MUI (Studi Kasus pada Produk Papa Ron s Pizza). Dalam skripsinya membahas upaya perlindungan konsumen Muslim melalui sertifikasi halal dan pengaruh sertifikasi halal terhadap penjualan produk dan pemenuhan preferensi di kalangan konsumen Papa Ron s Pizza. Dalam penelitian tersebut

25 10 berkesimpulan bahwa sertifikasi halal MUI pada produk Papa Ron s Pizza dapat memberikan perlindungan bagi konsumen Papa Ron s Pizza untuk tetap mengkonsumsi produk yang halal. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif, analisis dan eksplanatif dengan jenis data perpaduan antara data kualitatif dan kuantitatif. Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dan menggunakan sampel sebanyak 40 responden. Dan skripsi yang disusun oleh Ismail yang berjudul Labelisasi Halal dalam Upaya Menjawab Keraguan Masyarakat. Dalam skripsinya hanya membahas peran labelisasi halal dalam menjawab keraguan masyarakat mengenai halal tidaknya makanan yang beredar di masyarakat. Dalam penelitian tersebut berkesimpulan bahwa labelisasi halal yang dilakukan oleh LPPOM MUI dapat menjawab keraguan masyarakat dalam mengkonsumsi produk yang halal. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan jenis data kualitatif. Selain itu skripsi yang disusun oleh Catur Nopianto yang berjudul Penerapan Fatwa MUI Dalam Melahirkan Produk Halal (Studi Kasus Mc Donald). Dalam skripsinya hanya membahas tentang penerapan fatwa MUI dalam melahirkan produk halal pada produk Mc Donald. Dalam penelitian tersebut berkesimpulan bahwa labelisasi halal pada produk Mc Donald merupakan salah satu upaya untuk menerapkan fatwa MUI dalam melahirkan produk halal. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan jenis data kualitatif.

26 11 Berdasarkan pemaparan studi terdahulu di atas, skripsi ini memiliki perbedaan dengan tulisan-tulisan terdahulu. Pada skripsi ini, penulis hanya fokus membahas pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk makanan dalam kemasan dengan studi kasus pada dosen FSH UIN Jakarta. Dengan mengaplikasikan model penelitian empiris dengan pendekatan survei. Dengan menggunakan analisis regresi sederhana, uji koefisien determinasi, uji F hitung dan uji t. E. Sistematika Penulisan Dalam membahas skripsi ini penulis membagi ke dalam lima bab. Pada tiaptiap bab terdapat sub-sub bab. Maka dari itu, dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I, PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan terkait latar belakang masalah, selanjutnya pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan studi terdahulu, dan sistematika penulisan. BAB II, TINJAUAN TEORITIS Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan tentang Kerangka Teori yakni: labelisasi halal yaitu pengertian halal, kriteria halal menurut Islam, pengertian labelisasi halal,

27 12 dan proses labelisasi halal. Serta teori tentang keputusan pembelian konsumen yaitu pengertian keputusan pembelian konsumen, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian, tahap-tahap proses pembelian konsumen, model perilaku pembelian konsumen dan peran individu dalm keputusan pembelian. Serta menguraikan dan menjelaskan tentang hubungan labelisasi halal dan keputusan pembelian konsumen. Dan menguraikan kerangka konseptual dan hipotesis. BAB III, METODE PENELITIAN Dalam bab ini penulis akan menjelaskan dan menguraikan tentang jenis penelitian yaitu pendekatan dan metode penelitian serta sumber data, selanjutnya populasi dan sample yaitu pengertian populasi dan sample, teknik pengambilan sample, kemudian pengumpulan data yaitu metode dan instrumen penelitian, teknik uji instrumen penelitian dan teknik analisa data. BAB IV, ANALISA HASIL PENELITIAN Dalam bab ini penulis akan menjelaskan dan menguraikan gambaran umum responden, statistik deskriptif, teknik analisis data dan uji hipotesis.

28 13 BAB V, PENUTUP Meliputi penutup dan kesimpulan. Penutup, yang didalamnya mencakup kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan skripsi ini.

29 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kerangka Teori 1. Labelisasi Halal a. Pengertian Halal Kehalalan merupakan masalah yang paling dahulu berhubungan dengan manusia. Masalah tersebut telah ada semenjak manusia belum diturunkan ke bumi dan merupakan pelajaran pertama yang diterima dari Tuhan ketika Allah menentukan kaidah tentang kehalalan, dipertimbangkan pula kemampuan manusia dalam bersabar terhadap segala sesuatu, maka dari itu Allah tidak menentukan tentang kehalalan pada udara, akan tetapi untuk makanan dan minuman serta hal-hal yang dikonsumsi selain makanan dan minuman (seperti halnya; kosmetika, obat-obatan dan lain-lain) ditentukan tentang kehalalannya. 1 Sejak dahulu umat Islam dan bangsa ini berbeda-beda dalam persoalan makanan dan minuman, apa yang boleh dimakan dan apa yang tidak boleh, khususnya berupa binatang. Sedangkan mengenai makanan dan minuman dari tumbuh-tumbuhan tidak banyak perselisihan di kalangan manusia. Islam tidak mengharamkan kecuali sesuatu yang telah berubah menjadi khamar (memabukkan), baik terbuat dari anggur, kurma, 1 Imam Al-Ghazali. Benang Tipis antara Halal dan Haram. Surabaya: Putra Pelajar, 2003, h

30 15 gandum, maupun benda-benda lain. Intinya, makanan ataupun minuman itu memabukkan. Demikian juga Islam mengharamkan sesuatu yang menyebabkan hilangnya kesadaran dan melemahkan urat, dan segala sesuatu yang membahayakan tubuh. 2 Islam menyeru manusia secara umum untuk memakan yang baikbaik, dan tidak mengikuti langkah-langkah syaitan yang memanipulasi sebagian manusia dengan menampakkan indah tindakan mengharamkan apa yang dihalalkan dan menghalalkan apa yang telah diharamkan. Makanan atau tha am dalam bahasa al-qur an adalah segala sesuatu yang dimakan atau dicicipi, karena itu minuman pun termasuk dalam pengertian tha am. Makanan merupakan objek dari suatu benda yang dimakan. Menyantap makanan diartikan dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar terpenuhi zat-zat yang dibutuhkan dalam tubuh. 3 Oleh karena itu agama Islam memerintahkan agar dalam mengkonsumsi makanan haruslah halal dan thayyib. 4 Halal adalah segala sesuatu yang boleh dikerjakan atau dimakan. Dengan pengertian bahwa orang yang melakukannya tidak mendapat sanksi dari Allah SWT. Istilah halal biasanya berhubungan dengan masalah makanan dan minuman. 5 2 Ibid. h Hoetomo M.A, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Mitra Pelajar, 2005), h Dr. Musthafa al-bugha dan Muhyiddin Misto, Pokok-pokok Ajaran Islam, (Jakarta: Robbani Press, 2005), h M. Abdul Mujieb, Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 1994), h. 97

31 16 Pengertian Halal menurut Departemen Agama yang dimuat dalam KEPMENAG RI No 518 Tahun 2001 tentang Pemeriksaan dan Penetapan Pangan Halal adalah: tidak mengandung unsur atau bahan haram atau dilarang untuk dikonsumsi umat Islam, dan pengolahannya tidak bertentangan dengan syariat Islam. 6 Dalam buku Ensiklopedia Islam Indonesia disebutkan bahwa halal artinya tidak dilarang, dan diizinkan melakukan atau memanfaatkannya. Halal itu dapat diketahui apabila ada suatu dalil yang menghalalkannya secara tegas dalam al-qur an dan apabila tidak ada satu dalil pun yang mengharamkannya atau melarangnya. 7 Sedangkan thayyib berarti baik, lezat dalam arti bahwa suatu makanan tidak kotor dari segi zatnya atau rusak (kadaluarsa) atau dicampuri benda najis. 8 b. Kriteria Halal Menurut Islam Pada prinsipnya semua bahan makanan dan minuman adalah halal, kecuali yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. 9 Bahan makanan yang diharamkan Allah adalah bangkai, darah, babi dan hewan yang Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedia Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 2002), h Dr. Musthafa al-bugha dan Muhyiddin Misto, Pokok-pokok Ajaran Islam, (Jakarta: Robbani Press, 2005), h Departemen Agama RI. Panduan Sertifikasi Halal, (Jakarta, 2003), h.2

32 17 Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Akan tetapi, barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak meginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah [2]: 173) Sedangkan minuman yang diharamkan Allah adalah semua bentuk khamar (minuman beralkohol), sebagaimana disebutkan dalam QS. Albaqarah ayat 219: Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: Yang lebih dari keperluan. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-nya kepadamu supaya kamu berfikir. (QS. Al- Baqarah [2]: 219)

33 18 Hewan yang dihalalkan akan berubah statusnya menjadi haram apabila mati karena tercekik, terbentur, jatuh, ditanduk, diterkam binatang buas dan yang disembelih untuk berhala, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Maidah ayat 3: Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu memakan hewan) yang disembelih untuk berhala... (QS. Al- Maidah [5]: 3) Jika hewan-hewan tersebut sempat disembelih dengan menyebut nama Allah sebelum mati, maka akan tetap halal kecuali diperuntukkan bagi berhala. Segala sesuatu yang ada di bumi diciptakan untuk kepentingan manusia, kalaupun ada makanan tertentu yang diharamkan, hal ini ada hikmahnya dan larangan tersebut tidak lain hanya untuk manusia. Termasuk makanan dan minuman yang halal adalah: Departemen Agama RI, Pedoman Pangan Halal bagi Konsumen, Importir dan Konsumen di Indonesia, (Jakarta, Tim Penerbit Buku Pedoman Pangan Halal, 2000/2001), h.4

34 19 1. Bukan terdiri atau mengandung bagian atau benda dari binatang yang dilarang oleh ajaran Islam untuk memakannya atau yang tidak disembelih menurut ajaran Islam. 2. Tidak mengandung sesuatu yang dihukumi sebagai najis menurut ajaran Islam. 3. Tidak mengandung bahan penolong dan/atau bahan yang diharamkan menurut ajaran Islam. 4. Dalam proses pembuatan, menyimpan dan menghidangkan tidak bersentuhan atau berdekatan dengan makanan yang tidak memenuhi persyaratan atau benda yang dihukumkan sebagai najis menurut ajaran Islam. Al-Qardhawi menegaskan bahwa masalah makanan menurut al- Qur an bukan masalah cabang (furu ), melainkan masalah pokok (ushul). Ayat-ayat tersebut diturunkan untuk menegakkan dan meneguhkan aqidah Islam serta menolak pandangan orang sesat. Penghalalan makanan yang diharamkan menandakan betapa kasih Allah kepada manusia. Makanan tersebut justru sangat baik untuk manusia. Dalam Islam memelihara jiwa dan akal adalah bagian dari prinsip dharuriyah (pokok). Oleh karena itu, segala sesuatu yang akan mencelakakan jiwa maupun akal termasuk dalam hal makanan adalah haram. c. Pengertian Labelisasi Halal

35 20 Islam adalah sebuah agama yang menjadi ideologis, sistem dan aturan hidup, kerangka berpikir, pedoman terhadap konsep dan pengembangan integritas diri, menjadi tolok ukur keabsahan suatu tindakan, serta sumber inspirasi bagi sebagian besar teori peradaban. Sebagai ideologi, Islam memiliki aturan yang lengkap dan menyeluruh, serta komprehensif dalam mengatur setiap aspek utama kehidupan manusia (syumuliatul Islam). 11 Konsep Syumuliatul Islam ini makin dipertegas oleh nash Al Qur an yang berbunyi: 12 Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu merupakan musuh yang nyata bagimu. (QS 2:168). Syumuliatul Islam ini, oleh para pemeluknya berusaha diaplikasikan dalam tataran praktis. Salah satu contoh praktis adalah yang diterapkan dalam pola konsumsi masyarakat Muslim di Indonesia. Produk-produk yang dikonsumsi oleh umat Islam terutama produk-produk makanan adalah makanan yang halal. Kehalalan produk makanan tersebut dapat 11 Sa id Hawwa, Al-Islam, (Jakarta: Al Islahy Press, 1993) h Ibid., h. 28

36 21 diketahui dari label yang tercantum di kemasan produk, yang dikenal sebagai label halal. Temuan MUI (Majelis Ulama Indonesia) tentang beredarnya produk tidak halal di masyarakat, mendapat tanggapan reaktif dari konsumen berupa pemboikotan produk tersebut dengan cara tidak mau mengkonsumsi dan mengedarkan produk-produk tidak halal tersebut. Kenyataan ini membuat produsen-produsen produk makanan dalam kemasan melakukan pemberian label halal pada produk mereka (labelisasi halal). 13 Pemberian label berkaitan erat dengan pengemasan. Label merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual. Stanton membagi label ke dalam 3 (tiga) klasifikasi yaitu: Brand Label, yaitu merek yang diberikan pada produk atau dicantumkan pada kemasan. 2. Descriptive Label, yaitu label yang memberikan informasi objektif mengenai penggunaan, konstruksi/pembuatan, perawatan/perhatian, dan kinerja produk, serta karakteristik-karakteristik lainnya yang berhubungan dengan produk. 13 Retno Sulistyowati Labelisasi Halal artikel ini diakses pada tanggal 15 April 2010 dari 14 Ibid.

37 22 3. Grade Label, yaitu label yang mengindentifikasikan penilaian kualitas produk (product s judged quality) dengan suatu huruf, angka, atau kata. Misal buah-buahan dalam kaleng diberi label kualitas A, B dan C. Pengertian Halal menurut Departemen Agama yang dimuat dalam KEPMENAG RI No 518 Tahun 2001 tentang Pemeriksaan dan Penetapan Pangan Halal adalah tidak mengandung unsur atau bahan haram atau dilarang untuk dikonsumsi umat Islam, dan pengolahannya tidak bertentangan dengan syariat Islam. 15 Proses-proses yang menyertai dalam suatu produksi makanan atau minuman, agar termasuk dalam klasifikasi halal adalah proses yang sesuai dengan standard halal yang telah ditentukan oleh agama Islam. Diantara standard-standard itu adalah: Tidak mengandung babi atau produk-produk yang berasal dari babi serta tidak menggunakan alkohol sebagai ingradient yang sengaja ditambahkan. 2. Daging yang digunakan berasal dari hewan halal yang disembelih menurut tata cara syariat Islam. 3. Semua bentuk minuman yang tidak beralkohol. 15 Ibid. 16 Departemen Agama RI, Pedoman Pangan Halal bagi Konsumen, Importir dan Konsumen di Indonesia, (Jakarta, Tim Penerbit Buku Pedoman Pangan Halal, 2000/2001), h.4

38 23 4. Semua tempat penyimpanan, tempat penjualan, tempat pengelolaan dan tempat transportasi tidak digunakan untuk babi atau barang tidak halal lainnya, tempat tersebut harus terlebih dahulu dibersihkan dengan tata cara yang diatur menurut syari at Islam. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, label didefinisikan sebagai sepotong kertas (kain, logam, kayu dan sebagainya) yang ditempelkan pada barang dan menjelaskan tentang nama barang, nama pemilik, tujuan, alamat dan sebagainya. 17 Dalam buku Petunjuk Teknis Pedoman Sistem Produksi Halal, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang diserahkan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempatkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan. 18 Labelisasi halal yang secara prinsip adalah label yang menginformasikan kepada pengguna produk yang berlabel tersebut, bahwa produknya benar-benar halal dan nutrisi-nutrisi yang dikandungnya tidak mengandung unsur-unsur yang diharamkan secara syariah sehingga produk tersebut boleh dikonsumsi Hoetomo M.A, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Mitra Pelajar, 2005), h Departemen Agama, Petunjuk Teknis Pedoman Sistem Produksi Halal, (Jakarta, 2003), h Ahmad Haris. Halal di kemasan Belum Tentu Halal Dimakan. artikel ini diakses pada tanggal 17 februari 2010 dari

39 24 Label halal yang ada pada kemasan produk yang beredar di Indonesia adalah sebuah logo yang tersusun dari huruf-huruf Arab yang membentuk kata halal dalam sebuah lingkaran. 20 Untuk memperoleh label halal dari MUI, produsen harus melalui proses sertifikasi halal terlebih dahulu. Sertifikasi halal adalah suatu proses pemeriksaan secara rinci terhadap kehalalan produk makanan, yang selanjutnya diputuskan kehalalannya dalam bentuk Fatwa MUI. 21 Sertifikasi halal secara definisi dijelaskan dalam panduan untuk memperoleh sertifikat halal yang dikeluarkan oleh LPPOM MUI yaitu, fatwa tertulis MUI yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syariat Islam. Sertifikat halal ini merupakan syarat untuk mendapatkan izin pencantuman label halal pada kemasan produk dari instansi terkait. 22 Dengan demikian Label Halal adalah label yang diberikan pada produkproduk yang telah memenuhi kriteria halal menurut agama Islam. Perusahaanperusahaan yang telah mencantumkan produknya dengan label halal merupakan perusahaan yang telah melakukan prosesi halal pada produknya. Mengacu pada klasifikasi label yang diberikan oleh Stanton, maka label halal masuk dalam klasifikasi Descriptive Label yaitu label yang menginformasikan tentang: 23 a. Konstruksi atau pembuatan produk yang sesuai dengan standard halal; 20 Ibid. 21 Departemen Agama, Panduan Sertifikasi Halal, Jakarta, 2003, h.2 22 Ibid. h.1 23 Retno Sulistyowati Labelisasi Halal artikel ini diakses pada tanggal 15 April 2010 dari

40 25 b. Ingredient atau bahan baku produk yang sesuai dengan standard halal dan; c. Efek yang ditimbulkan (other characteristic) produk yang sesuai dengan standar halal d. Proses Labelisasi Halal Sebelum mencantumkan label halal pada suatu produk, produsen harus mengajukan sertifikat halal bagi produknya. Dalam mengajukan sertifikat halal, produsen terlebih dahulu disyaratkan mempersiapkan Sistem Jaminan Halal seperti diuraikan di bawah ini: 24 a. Sistem Jaminan Halal (Halal Assurance System) harus didokumentasikan secara jelas dan rinci serta merupakan bagian dari kebijakan manajemen perusahaan. b. Dalam pelaksanaannya, Sistem Jaminan Halal ini diuraikan dalam bentuk Panduan Halal (Halal Manual) yang memberikan uraian sistem manajemen halal yang dijalankan produsen, serta berfungsi sebagai rujukan tetap dalam melaksanakan dan memelihara kehalalan produk tersebut. c. Produsen menjabarkan Panduan Halal secara teknis dalam bentuk Prosedur Baku Pelaksanaan (Standard Operating Procedure) untuk 24 Departemen Agama, Panduan Sertifikasi Halal, Jakarta, 2003, h.3

41 26 mengawasi setiap proses yang kritis agar kehalalan produknya tetap terjamin. d. Baik Panduan Halal maupun Prosedur Baku Pelaksanaan yang disiapkan harus disosialisasikan dan diuji coba di lingkungan produsen, sehingga seluruh jajaran manajemen dari tingkat direksi sampai karyawan memahami betul bagaimana memproduksi produk halal dan baik. e. Sistem Jaminan Halal dan pelaksanaannya dimonitor dan dievaluasi melalui sistem audit halal internal yang ditetapkan oleh perusahaan. f. Koordinasi pelaksanaan Sistem Jaminan Halal dilakukan oleh Tim Auditor Halal Internal yang mewakili seluruh bagian yang terkait dengan produksi halal yang ditetapkan oleh perusahaan. Koordinator Tim Auditor Halal Internal harus beragama Islam. g. Penjelasan rinci tentang Sistem Jaminan Halal dapat merujuk kepada Buku Panduan Penyusunan Sistem Jaminan Halal, yang dikeluarkan oleh LPPOM MUI. Setelah persyaratan Sistem Jaminan Halal yang produsen ajukan telah disetujui, maka produsen dapat menjalankan Prosedur Sertifikasi Halal sebagai berikut: Ibid. h.4

42 27 a. Setiap produsen mendaftarkan seluruh produknya yang diproduksi dalam satu lokasi dan mendaftarkan seluruh pabrik pada lokasi yang berbeda yang menghasilkan produk dengan merek yang sama. b. Setiap produsen yang mengajukan permohonan Sertifikat Halal bagi produknya, harus mengisi formulir yang telah disediakan. Formulir tersebut berisi informasi tentang data perusahaan, jenis dan nama produk serta bahan-bahan yang digunakan dengan melampirkan: 1. Spesifikasi dan Sertifikat halal bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong serta bagan alur proses. 2. Sertifikat Halal atau Surat Keterangan Halal dari MUI Daerah (produk lokal) atau Sertifikat Halal dari Lembaga Islam yang telah diakui oleh MUI (produk impor) untuk bahan yang berasal dari hewan dan turunannya. 3. Sistem jaminan halal yang diuraikan dalam panduan halal beserta prosedur baku pelaksanaannya. c. Tim Auditor LPPOM MUI melakukan pemeriksaan/audit ke lokasi produsen setelah formulir beserta lampiran-lampirannya dikembalikan ke LPPOM MUI dan diperiksa kelengkapannya. d. Hasil pemeriksaan/audit dan hasil laboratorium dievaluasi dalam Rapat Tenaga Ahli LPPOM MUI. Jika telah memenuhi persyaratan, maka dibuat laporan hasil audit untuk diajukan kepada Sidang Komisi Fatwa MUI untuk diputuskan status kehalalannya.

43 28 e. Sidang Komisi Fatwa MUI dapat menolak laporan hasil audit jika dianggap belum memenuhi semua persyaratan yang telah ditentukan. f. Sertifikat Halal dikeluarkan oleh MUI setelah ditetapkan status kehalalannya oleh Komisi Fatwa MUI. g. Perusahaan yang produknya telah mendapat Sertifikat halal, harus mengangkat Auditor Halal Internal sebagai bagian dari Sistem Jaminan Halal. Jika kemudian ada perubahan dalam penggunaan bahan baku, bahan tambahan atau bahan penolong pada proses produksinya, Auditor Halal Internal diwajibkan segera melaporkan untuk mendapat ketidakberatan penggunaannya. Bila ada perusahaan yang terkait dengan produk halal hasil dikonsultasikan dengan LPPOM MUI oleh Auditor Halal Internal. Tim Auditor LPPOM MUI akan melakukan pemeriksaan/audit ke lokasi produsen untuk memastikan apakah seluruh bahan yang digunakan dalam proses pembuatan produk memenuhi syarat yang sesuai syariah. Tata cara pemeriksaan (audit)nya adalah sebagai berikut: 1. Surat resmi akan dikirim oleh LPPOM MUI ke perusahaan yang akan diperiksa, yang memuat jadwal audit pemeriksaan dan persyaratan administrasi lainnya. 2. LPPOM MUI menerbitkan surat perintah pemeriksaan yang berisi: a. Nama ketua tim dan anggota tim b.penetapan hari dan tanggal pemeriksaan.

44 29 3. Pada waktu yang telah ditentukan Tim Auditor yang telah dilengkapi dengan surat tugas dan identitas diri, akan mengadakan pemeriksaan (auditing) ke perusahaan yang mengajukan permohonan sertifikat halal. Selama pemeriksaan berlangsung, produsen diminta bantuannya untuk memberikan informasi yang jujur dan jelas. 4. Pemeriksaan (audit) produk halal mencakup: a. Manajemen produsen dalam menjamin kehalalan produk. b.observasi lapangan dan Pengambilan contoh hanya untuk bahan yang dicurigai mengandung babi atau turunannya, yang mengandung alkohol dan yang dianggap perlu. Tabel Bagan Proses Sertifikasi Halal Rencana Pengajuan Sertifikat Halal Rencana Sistem Jaminan Halal Penyusunan Manual Halal dan Prosedur Baku Pelaksanaannya Pemasyarakatan dan Uji Coba Manual Halal dan Prosedur Baku Pelaksanaannya Audit Internal dan Evaluasi Revisi Produsen Pengajuan Sertifikat Halal 26 Ibid., h.11

45 30 LPPOM MUI Cek Sistem Jaminan Halal Revisi Revisi Audit di Lokasi Produksi Evaluasi Revisi Fatwa MUI Sertifikat Halal 2. Keputusan Pembelian Konsumen a. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen Proses pengambilan keputusan yang rumit sering melibatkan beberapa keputusan. Suatu keputusan (decision) melibatkan pilihan di antara dua atau lebih alternatif tindakan (atau perilaku). Keputusan selalu mensyaratkan pilihan di antara beberapa perilaku yang berbeda. Robbins menyatakan bahwa pengambilan keputusan terjadi sebagai suatu reaksi terhadap suatu masalah (problem). Masalah ini diartikan sebagai suatu penyimpangan antara keadaan saat ini dengan keadaan yang

46 31 diinginkan oleh individu sehingga menuntut individu tersebut ke arah tindakan alternatif dalam mengambil keputusan membeli. 27 Keputusan membeli juga harus dapat dibedakan dengan maksud membeli yang dilakukan oleh konsumen. Maksud membeli akan dipengaruhi oleh sikap orang lain dan faktor-faktor situasional yang tidak terduga yang mungkin dapat mengubah maksud membeli tersebut, baik itu jadi membeli atau tidak jadi membeli, sedangkan di dalam keputusan membeli yang dilakukan konsumen sudah jelas, dalam arti, konsumen sudah memutuskan untuk jadi membeli, menangguhkan atau bahkan batal membeli. 28 Akan tetapi inti dari pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses penggabungan yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Menurut Engel, Black Well and Miniard, seperti yang dikutip oleh William J. Stanton pengambilan keputusan untuk membeli sebagai suatu sikap yang merupakan hasil atau kelanjutan dari proses yang dilakukan individu ketika berhadapan pada situasi dan alternatif tertentu untuk berperilaku dalam memenuhi kebutuhannya, sedangkan perilaku 27 M. Taufiq Amir, Dinamika Pemasaran: Jelajahi dan Rasakan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), h Husein Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000), h.245

47 32 keputusan membeli untuk kebanyakan produk hanyalah suatu kegiatan rutin dalam arti kebutuhan yang terangsang akan cukup terpuaskan melalui pembelian ulang suatu produk/jasa yang sama. Namun apabila terjadi perubahan harga, produk dan pelayanannya, maka pembeli mungkin akan mengulangi kembali proses keputusan membeli dengan berbagai pertimbangan. 29 Dari berbagai pendapat dan pengertian tentang keputusan membeli di atas, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu sebagai suatu proses yang terdiri dari pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif pembelian dan hasil pembelian yang dilakukan individu dalam upaya memenuhi kebutuhan atau keinginannya atas suatu produk/jasa dengan melakukan pemilihan alternatif yang tersedia dan proses ini berlaku untuk pembelian ulangan atau kelanjutan. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Keputusan Pembelian 30 1) Faktor Budaya Faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen. Produsen harus memahami peran yang dimainkan oleh kultur dan kelas sosial pembeli. Sub 29 William J. Stanton, Fundamental of Marketing, (Toronto Canada: mc Grov Hill Book, Company, 1999), h Philip Kottler dan Gary Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran, (Jakarta: Intermedia, 1992), h.239

48 33 kultur terdiri dari kebangsaan, agama, ras dan daerah geografis. Kelas adalah pembagian masalah yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara hirarkis dan anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan perilaku yang serupa. Untuk itulah produsen yang kreatif hendaknya selalu mencoba menempatkan pergeseran budaya dalam rangka menyesuaikan atau bahkan menghayalkan produk/jasa baru yang diinginkan oleh para konsumen. 2) Faktor Sosial Faktor sosial terdiri dari adanya faktor kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial konsumen. Hal ini dikarenakan perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh kelompok-kelompok, baik itu kelompok keanggotaan yakni yang memiliki pengaruh langsung pada perilaku seseorang dan orang itu termasuk di dalamnya, kelompok referensi/acuan yaitu yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung pada sikap atau perilaku seseorang, dan kelompok aspirasional yaitu kelompok yang ingin dimasuki oleh seseorang. 3) Faktor Pribadi Merupakan pengaruh dari karakteristik pribadi pembeli seperti: usia dan tahap daur hidup, kepribadian dan konsep dari pembeli. Kebutuhan seseorang akan barang dan jasa tentu saja akan berubah

49 34 menyesuaikan dengan usia dan tahapan daur hidupnya. Masa-masa pergantian dari bayi, balita, remaja, dewasa dan tua akan menentukan perilaku pembelian seseorang akan suatu produk/jasa. 4) Faktor Psikologis Faktor psikologis yang berpengaruh antara lain: motivasi, persepsi, pembelajaran, sikap dan integrasi. Motivasi (Motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal motivasi, terdapat urutan kepentingan yang dibutuhkan seseorang yaitu: kebutuhan psikologis, keamanan, sosial, penghargaan dan aktualisasi diri. Seseorang akan berusaha memuaskan kebutuhan yang paling penting, setelah itu baru kebutuhan berikutnya. Persepsi (Perception) adalah sebuah proses yang dengan proses itu orang-orang memilih, mengorganisasi dan menginterpretasi informasi untuk membentuk gambaran dunia yang penuh arti. Persepsi merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut. Pembelajaran (Learning) merupakan proses yang menjelaskan perubahan-perubahan dalam perilaku individual yang muncul dari pengalaman. Pembelajaran terjadi melalui dorongan, rangsangan, petunjuk, tanggapan dan penguatan kembali yang saling

50 35 mempengaruhi. Pembelajan dilakukan seseorang setelah membeli produk tersebut dengan melihat apakah produk tersebut memiliki kegunaan dan akan dijadikan sebagai referensi. Sikap menggambarkan tentang suatu evaluasi, perasaan dan kecenderungan seseorang yang secara relatif konsisten terhadap suatu objek atau gagasan, karena sikap yang dimiliki seseorang tentang sesuatu. Produsen hendaknya memperhatikan kepercayaan akan meningkatkan citra produk/jasa dan orang-orang cenderung bertindak sesuai dengan kepercayaan mereka. Integrasi (Integration), merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut. 31 c. Tahap-tahap Proses Pembelian Konsumen 32 Ada lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Tabel 2.2 Model lima tahap proses pembelian 31 Ibid. h Bilson Simamora, Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel, (Jakarta: PT Gramedia Utama, 2001), h.94

51 36 Pengenalan Masalah Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Membeli Perilaku Pasca Membeli 1) Pengenalan Masalah Proses dimulai pada saat pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan pembelian. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan yang nyata dan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan oleh adanya rangsangan internal maupun eksternal dari pengalaman sebelumnya. Orang yang telah belajar bagaimana mengatasi dorongan ini dan dimotivasi ke arah produk yang diketahuinya akan memuaskan dorongan ini. Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli. 33 2) Pencarian Informasi Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin mencari atau mungkin juga tidak mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen kuat dan produk/jasa itu ada di dekatnya, mungkin konsumen akan langsung membelinya. Jika tidak, maka kebutuhan konsumen ini hanya akan menjadi ingatan saja. 33 Duncan, Tom Principles of Advertising & IMC, Second Edition. McGraw-Hill, Inc. Bab 5

52 37 Pencarian informasi digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu pencarian informasi karena perhatian yang meningkat, yang ditandai dengan pencarian informasi yang sedang-sedang saja dan pencarian informasi dari segala sumber. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan dari bertanya kepada orang lain (eksternal). 3) Evaluasi Alternatif Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternative apa yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya. Evaluasi alternatif merupakan tahapan di mana konsumen memperoleh informasi tentang suatu objek dan membuat penilaian akhir. Pada tahap ini konsumen menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih berdasarkan besarnya kesesuaian antara manfaat yang diinginkan dengan yang bisa diberikan oleh pilihan produk yang tersedia. Adapun proses evaluasi bisa dijelaskan asumsi-asumsi sebagai berikut: a. Pertama, diasumsikan bahwa konsumen melihat produk/jasa sebagai sekumpulan atribut. b. Kedua, tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing. Konsumen memilki

53 38 penekanan yang berbeda-beda dalam menilai atribut apa yang paling penting. Konsumen yang daya belinya terbatas, kemungkinan besar sekali memperhatikan atribut harga sebagai yang utama. c. Ketiga, konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak produk. Sejumlah kepercayaan mengenai merek tertentu disebut Brand Image. Misalnya, sejumlah kepercayaan mengenai susu Dancow instant adalah rasa enak, harga terjangkau dan mutu terjamin. d. Keempat, tingkat kepuasan konsumen terhadap produk/jasa akan beragam sesuai dengan perbedaan atribut. Misalnya, seseorang menginginkan besarnya gambar dari televisi. Maka, kepuasan tertinggi akan diperoleh dari televisi paling besar dan kepuasan terendah dari televisi paling kecil. Dengan kata lain, semakin besar ukuran televisi, maka kepuasannya juga semakin besar. e. Kelima, konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda melalui prosedur evaluasi. 4) Keputusan Pembelian Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Keputusan pembelian merupakan tahapan di mana konsumen telah memiliki pilihan dan siap melakukan transaksi pembelian atau pertukaran antara

54 39 uang atau janji untuk membayar dengan hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang dan jasa. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan. Setelah keputusan diambil maka pembeli akan menjumpai serangkaian keputusan menyangkut jenis produk/jasa, merek, penjual, kualitas, waktu pembelian dan cara pembayaran. 5) Perilaku Pasca Pembelian Perilaku pasca pembelian merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen yang tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Pada tahapan ini konsumen akan mengalami dua kemungkinan yaitu kepuasan dan ketidak-puasan terhadap pilihan yang diambilnya. Setelah membeli suatu produk, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan produk tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.

55 40 Semua tahap yang ada dalam proses pembelian sampai dengan tahap kelima yang bersifat operatif. Perasaan dan perilaku sesudah pembelian dapat mempengaruhi penjualan ulang dan juga mempengaruhi ucapan-ucapan pembeli kepada pihak lain tentang produk yang dibelinya. Hal ini karena ada kemungkinan bahwa pembeli mengalami ketidakpuasan tersebut. 34 d. Model Perilaku Pembelian 35 Tabel 2.3 Perilaku Pembelian Konsumen Stimuli Pemasaran Stimuli Lain Karakteristik Pembeli Proses Keputusan Pembelian Keputusan Pembelian Produk Harga Ekonomi Teknologi Budaya Sosial Pengenalan Masalah Pilihan Produk Pilihan Merek Tempat Promosi Tempat Promosi Pribadi Psikologis Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Pilihan Tempat Pilihan Waktu Pilihan Jumlah Keputusan Pembelian 34 Ibid., h Ibid., h.99 Perilaku Pasca Pembelian

56 41 e. Peran individu dalam keputusan pembelian 36 Kita dapat membedakan lima peran yang dimainkan orang dalam keputusan pembelian yang sesuai dengan pendapat yang diutamakan oleh Kottler: a. Pencetus; seseorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli suatu produk/jasa. b. Pemberi pengarah; seseorang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan. c. Pengambilan keputusan; seseorang yang mengambil keputusan untuk setiap komponen apakah membeli, tidak membeli, bagaimana membeli dan di mana akan membeli. d. Pembeli; orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya. e. Pemakai; seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk/jasa yang bersangkutan. 3. Hubungan antara Labelisai Halal dengan Keputusan Pembelian Konsumen. Komunitas Muslim di seluruh dunia telah membentuk segmen pasar yang potensial dikarenakan pola konsumsi khusus mereka dalam 36 Ibid., h.243

57 42 mengkonsumsi suatu produk. Pola konsumsi ini diatur dalam ajaran Islam yang disebut dengan syariat. 37 Dalam ajaran syariat, tidak diperkenankan bagi kaum Muslim untuk mengkonsumsi produk-produk tertentu karena substansi yang dikandungnya atau proses yang menyertainya tidak sesuai dengan ajaran syariat tersebut. 38 Ajaran tegas syariat Islam untuk menghindari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT dan melaksanakan apa saja yang diperintahkan membuat konsumen Muslim bukanlah konsumen yang permissive dalam pola konsumsinya. Mereka dibatasi oleh ke-halalan dan ke-haraman yang dimuat dalam nash Al-Qur an dan Al-Hadist yang menjadi panduan utama bagi mereka. 39 Pemahaman yang semakin baik tentang agama semakin membuat konsumen Muslim menjadi semakin selektif dalam pemilihan produk yang dikonsumsi. 40 Produk-produk yang mendapat pertimbangan utama dalam proses pemilihannya berdasarkan ketentuan syariat yang menjadi tolok ukur untuk konsumen Muslim adalah produk-produk makanan dan minuman. Ketidakinginan masyarakat Muslim untuk mengkonsumsi produk-produk haram akan meningkatkan keterlibatan yang lebih tinggi dalam proses 37 Rustam Efendi Sertifikasi Halal Juga Untungkan Produsen, artikel diakses pada tanggal 17 februari 2010 dari 38 Departemen Agama RI. Sistem dan Prosedur Penetapan Fatwa Produk Halal MUI (Jakarta, 2003). h Ibid.h Anton Apriyantono Nurbowo. Aku Ingin Yang Halal Artikel ini diakses pada tanggal 15 April 2010 dari

58 43 pemilihan produk. Dengan begitu akan ada produk yang dipilih untuk dikonsumsi dan produk yang disisihkan akibat adanya proses pemilihan tertsebut. Proses pemilihannya sendiri akan menjadikan kehalalan sebagai parameter utamanya. Khusus di Indonesia, konsumen Muslim dilindungi oleh lembaga yang secara khusus bertugas untuk mengaudit produk-produk yang dikonsumsi oleh konsumen Muslim di Indonesia. Lembaga ini adalah Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM- MUI). Lembaga ini mengawasi produk yang beredar di masyarakat dengan cara memberikan sertifikat halal sehingga produk yang telah memiliki sertifikat halal tersebut dapat memberi label halal pada produknya. 41 Adanya LPPOM MUI dapat memudahkan masyarakat Indonesia untuk mengetahui kehalalan suatu produk. Dengan memberikan sertifikat halal pada produk-produk yang telah diaudit keabsahan halal-nya sehingga produkproduk tersebut bisa mencantumkan label halal dan hal itu berarti produk tersebut telah halal untuk dikonsumsi umat Muslim. 42 Dengan adanya label halal ini konsumen Muslim dapat memastikan produk mana saja yang boleh mereka konsumsi. Secara teori maka, untuk para pemeluk agama Islam yang taat, pilihan produk makanan yang mereka pilih adalah makanan halal yang diwakili dengan label halal. 41 Retno Sulistyowati Labelisasi Halal artikel ini diakses pada tanggal 15 April 2010 dari 42 Ibid.

59 44 Namun, kenyataan yang berlaku pada saat ini adalah bahwa LPPOM MUI memberikan sertifikat halal kepada produsen-produsen obat dan makanan yang secara suka rela mendaftarkan produknya untuk diaudit LPPOM MUI. Dengan begitu produk yang beredar di kalangan konsumen Muslim bukanlah produk-produk yang secara keseluruhan memiliki label halal yang dicantumkan pada kemasannya. Artinya masih banyak produkproduk yang beredar di masyarakat belum memiliki sertifikat halal yang diwakili dengan label halal yang ada pada kemasan produk. 43 Dengan demikian konsumen Muslim akan dihadapkan pada produkproduk halal yang diwakili dengan label halal yang ada pada kemasannya dan produk yang tidak memiliki label halal pada kemasannya sehingga diragukan kehalalan produk tersebut. Maka keputusan untuk membeli produk-produk yang berlabel halal atau tidak akan ada sepenuhnya di tangan konsumen sendiri. B. Kerangka Konseptual Konsumen Muslim Produk Halal Haram Tidak Membeli 43 Ahmad Haris. Halal di kemasan Belum Tentu Halal Dimakan. artikel ini diakses pada tanggal 17 februari 2010 dari

60 45 Berlabel Halal Tidak Berlabel Halal Cenderung Membeli Membeli/Tidak C. Hipotesis Hipotesa tidak lain adalah jawaban sementara yang digunakan penulis dalam penelitian yang sebenarnya masih harus diuji kembali. Hipotesa bisa saja salah, hipotesa ini akan diuji oleh penulis sendiri sehingga akan didapat suatu kesimpulan apakah hipotesa tersebut dapat diterima atau ditolak. Penelitian ini akan menguji dan membuktikan kebenaran hipotesis tersebut sebagai berikut: Ho: Tidak ada pengaruh antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian konsumen Hα: Ada pengaruh antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian konsumen.

61 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian 1. Pendekatan dan Metode Penelitian Dalam penelitian ini diaplikasikan model penelitian empiris dengan pendekatan survei. Dilihat dari sudut pandang sifat yang dihimpunnya, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan analisa statistik. 2. Sumber Data a. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan seperti buku-buku, serta sumber lainnya yang berkaitan dengan materi penulisan ini. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karekteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. 1 h Hoetomo M.A, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Mitra Pelajar, 2005), 46

62 47 Populasi dalam penelitian ini adalah Dosen tetap Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 103 orang Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti yang dimaksudkan untuk mengeneralisasikan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian. 3 Dalam penelitian ini sampel diambil dari sebagian populasi yang telah ditentukan, yaitu sebagian Dosen tetap Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang masih aktif selama penelitian ini berlangsung, baik laki-laki maupun perempuan. 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem random sampling, setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Untuk menentukan banyaknya sampel dari suatu populasi, peneliti menggunakan rumus Slovin sebagai berikut: 4 n = N N (e) = (0,05) Data ini diperoleh dari Bagian Kepegawaian FSH UIN Jakarta pada tan ggal 21 April Hoetomo M.A, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Mitra Pelajar, 2005), h Consuelo G. Sevilla, dkk. Pengantar Metode Penelitian. (Jakarta, 1993) h. 161

63 48 = 81,91 orang responden dan digenapkan menjadi 80 orang responden. Di mana: n : ukuran sampel N : ukuran populasi e : kesalahan yang diterima 5% (0.05) C. Pengumpulan Data 1. Metode dan Instrumen penelitian Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan instrumen yang disusun berbentuk kuesioner yang diisi oleh para responden. Kuesioner diberikan kepada konsumen (dosen tetap FSH UIN Jakarta). Kemudian dianalisa dengan berpedoman pada sumber tertulis yang didapat dari perpustakaan sebagai langkah konfirmasi mengenai data yang diperoleh dari penelitian lapangan. Alat pengumpul data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan skala labelisasi halal dan skala keputusan pembelian konsumen. a. Skala labelisasi halal Skala ini tersusun dari dua puluh dua (22) butir pernyataanpernyataan yang terdiri dari tiga indikator. Adapun indikator yang digunakan adalah: pengetahuan, kepercayaan dan penilaian terhadap labelisasi halal.

64 49 Tabel 3.1 Skala Labelisasi Halal No Indikator Nomor Item Fav Unfav Jumlah 1 Pengetahuan 1, 2, 3, 5, 6, Kepercayaan 8, 11, 12, 13, 14 9, Penilaian 15, 16, 17, 19, 21 18, 20, 22 8 Jumlah Skala labelisasi halal ini menggunakan alat tes Skala Likert atau dikenal juga dengan The Method of Summated Rating, dengan variasi jawaban sebanyak lima (5) pilihan yaitu; sangat tidak setuju, tidak setuju, ragu-ragu, setuju dan sangat setuju. Adapun skor untuk masing-masing pilihan adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Skor Skala Labelisasi Halal Pilihan STS TS R S SS Fav Un Fav b. Skala keputusan pembelian konsumen Skala ini tersusun dari sepuluh (10) butir pernyataan-pernyataan yang terdiri dari lima indikator. Peneliti menggunakan indikator dari tahap-tahap proses pembelian konsumen, yaitu: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli dan perilaku pasca membeli.

65 50 Tabel 3.3 Skala Keputusan Pembelian Konsumen No Indikator Nomor Item Jumlah 1 Pengenalan masalah 1, Pencarian Informasi 3, Evaluasi Alternatif 5, Keputusan Membeli 7, Perilaku Pasca Membeli 9, 10 2 Jumlah Sedangkan instrumen keputusan pembelian konsumen yang peneliti gunakan berbentuk Self Report Inventori. 5 Self report inventori adalah laporan pribadi yang diberikan oleh subyek secara suka rela berkaitan dengan keputusan pembelian yang pernah dilakukan. Hal tersebut karena sampel adalah orang yang paling mengetahui keputusan pembelian yang pernah dilakukan. Dengan skala ini, diharapkan sampel bersedia memberikan jawaban yang jujur. Skala tersebut menggunakan rentang pada setiap itemnya, yaitu mulai dari 0 100%. Dalam skala ini responden akan diberikan 5 alternatif pilihan jawaban berupa besaran keputusan pembelian yang pernah dilakukan dengan kriteria tidak pernah jika (0 20%), kurang sering jika (21 40%), cukup sering jika (41 60%), sering jika (61 80%) dan sangat sering jika (81 100%). 5 Eky Kusnul Yakin (2005), Hubungan Antara Sikap Permisif dan Kecurangan Akademis, Depok, FPUI.

66 51 Table 3.4 Skor Skala Keputusan Pembelian Konsumen Pilihan TP KS CS S SS (0 20%) (21% 40%) (41% 60%) (61% 80%) (81% 100%) Nilai Teknik Uji Instrumen Penelitian Sebelum instrumen penelitian digunakan untuk memperoleh data-data penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba agar diperoleh instrumen yang valid dan reliabel. Salah satu ciri instrumen yang baik adalah apabila instrumen itu dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur secara valid atau shahih. Uji validitas digunakan untuk melihat sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Sedangkan suatu item kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari alat sebagai ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama di lain kesempatan. Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat konsistensi alat ukur yang akan digunakan yakni apakah alat ukur tersebut akurat, stabil dan konsisten. Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas adalah Alpha Cronbach. Adapun

67 52 reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan reliabel jika memiliki nilai Alpha Cronbach lebih besar dari , standarisasi reliabilitas ini didasarkan pada kaidah reliabilitas Guilford. a. Uji Validitas Tabel 3.5 Kaidah Reliabilitas Guilford Koefisien Kriteria < 0.2 Tidak Reliabel Kurang Reliabel Cukup Reliabel Reliabel > 0.9 Sangat Reliabel Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r table, di mana df = n 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel atau responden. Pada kasus instrumen pengukuran labelisasi halal jumlah sampel (n) =30, maka besarnya df =30 2 = 28, de ngan alpha = 0.05, maka didapat nilai r tabel = Pengambilan keputusan adalah jika r hitung positif dan lebih besar dari r tabel, maka butir tersebut valid. Sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka butir tersebut tidak valid. Hasil pengujian validitas dijelaskan sebagai berikut: 1. Variable labelisasi halal Dari 22 (dua puluh dua) butir instrumen yang telah dibuat, dalam variable X (Labelisasi Halal) semua butir pernyataan dianggap valid. Artinya butir instrumen tersebut menghasilkan hasil perhitungan di

68 53 atas taraf signifikan Dengan demikian, semua instrumen yang valid dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur labelisasi halal. Table 3.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Labelisasi Halal Item Corrected Item Total Correlaion Kriteria Valid X Valid X Valid X Valid X Valid X Valid X Valid X Valid X Valid X Valid X Valid X Valid X Valid X Valid X Valid X Valid X Valid X Valid X Valid X Valid X Valid X Valid X Valid 2. Variabel Keputusan Pembelian Konsumen Dari 10 (sepuluh) butir instrumen yang telah dibuat, dalam variabel Y (Keputusan Pembelian Konsumen) semua butir pernyataan dianggap valid. Artinya butir instrumen tersebut menghasilkan hasil perhitungan di atas taraf signifikan Dengan demikian, semua instrumen yang valid dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur keputusan pembelian konsumen.

69 54 Table 3.7 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian Konsumen Item Corrected Item Total Correlaion Kriteria Valid Y Valid Y Valid Y Valid Y Valid Y Valid Y Valid Y Valid Y Valid Y Valid Y Valid b. Uji Reliabilitas Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas adalah Alpha Cronbach. Adapun reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan reliabel jika memiliki nilai Alpha Cronbach lebih besar dari , standarisasi reliabilitas ini didasarkan pada kaidah reliabilitas Guilford. Hasil pengujian reliabilitas dijelaskan sebagai berikut: 1. Variable labelisasi halal Reliability Statistics Cronbach s Alpha N of Items Output hasil pengujian reliabilitas, dilakukan dengan melihat nilai Alpha Cronbach s. jika nilai alpha lebih besar dari 0.7 maka suatu konstruk dikatakan reliabel. Dari hasil output didapat nilai alpha > 0.7 sehingga dapat disimpulkan untuk instrumen pengukuran labelisasi halal adalah reliabel.

70 55 2. Variabel Keputusan Pembelian Konsumen Reliability Statistics Cronbach s Alpha N of Items Output hasil pengujian reliabilitas, dilakukan dengan melihat nilai Alpha Cronbach s. jika nilai alpha lebih besar dari 0.7 maka suatu konstruk dikatakan reliable. Dari hasil output didapat nilai alpha > 0.7 sehingga dapat disimpulkan untuk instrumen pengukuran keputusan pembelian konsumen adalah reliable. 3. Teknik Analisa Data a. Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Sebelum dilakukan analisis untuk pengujian hipotesis, terlebih dah ulu akan dilakukan uji asumsi, melalui uji normalitas. Uji Normalitas adalah pengujian tentang kenormalan data. Penggunaan uji norma litas dalam penelitian ini karena asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut terdistribusi normal. Maksud data terdistribusi normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal dan data memusat pada nilai rata dan median. 2. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji terjadinya perbe daan variance residual satu periode pengamatan ke periode

71 56 pengamatan yang lain. Atau merupakan gambaran hubungan antara nilai yang diprediksikan dengan studentized delete residual nilai tersebut. Metode regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki persamaan variance residual suatu periode pengamatan dengan pengamatan lain, atau adanya hubungan antara yang diprediksi dengan studentized delete residual nilai tersebut sehingga dapat dikatakan model homokedastisitas. Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa variasi variabel tidak sama untuk semua pengamatan. b. Pengujian Hipotesis 1. Analisa regresi sederhana Analisis regresi sederhana akan dilakukan bila jumlah variabel terdiri dari dua variabel saja, yaitu variabel labelisasi halal (X) dan variabel keputusan pembelian konsumen (Y) yang dirumuskan sebagai berikut: 6 Y = α + b X Dimana: Y : variabel terikat (keputusan pembelian konsumen) X : variabel bebas (labelisasi halal) 6 Prof. Dr. Sugiyono, Statistika untuk Penelitian. (Bandung, 2009) h. 261

72 57 α : konstanta b : koefisien regresi 2. Uji koefisien determinasi Setelah dilakukan analisa regresi sederhana, selanjutnya dilakukan pengujian untuk melihat goodness of fit dari model, dengan uji koefisien determinasi. Uji koefisien determinasi ditujukan untuk melihat seberapa besar variabel independen (labelisasi halal) dapat menjelaskan variable dependen (keputusan pembelian konsumen) dalam bentuk persentase. Untuk mengetahui nilai koefisien determinasi maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus: 7 2 Kd = r x 100% Keterangan: Kd : koefisien determinasi r : koefisien korelasi Kd = 0, berarti pengaruh variabel X terhadap variabel Y lemah. Kd = 1, berarti pengaruh variabel X terhadap Y kuat. 7 Ibid., h. 231

73 58 3. Uji F hitung Uji F ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian konsumen. Dengan rumus: 8 F hitung = R 2 / k (1 R 2 ) / (n k 1) keterangan: R 2 : koefisien korelasi yang ditemukan k : jumlah variabel bebas n : jumlah sampel F : F hitung yang selanjutnya diuji dengan F tabel Apabila F hitung > F tabel maka H O ditolak dan Hα diterima, artinya variabel independen berpengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Jika sig F > 0,05 maka H O diterima dan Hα ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen. Jika sig F < 0,05 maka H O ditolak dan Hα diterima, artinya ada pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen. 8 Ibid., h. 235

74 59 4. Uji t Metode pengujian ini digunakan karena menggunakan regresi sederhana yaitu hanya terdiri dari satu variabel independen saja (labelisasi halal). Dengan rumus: 9 t = r n r 2 keterangan: r : koefisien korelasi n : jumlah anggota sampel Pengujian ini ditujukan untuk mengetahui tingkat signifikansi variabel bebas. Jika H O ditolak, maka variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya. Sebaliknya, jika H O diterima berarti variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas. 9 Ibid., h. 230

75 A. Gambaran Umum Responden BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN Gambaran umum responden penelitian akan diuraikan secara deskriptif dan dibantu dengan penyajian dalam bentuk tabel dari jumlah responden dengan membagi ke dalam beberapa tabel yaitu jenis kelamin, kelompok usia, pendidikan terakhir dan uraian identitas ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang kondisi responden dan kaitannya dengan masalah-masalah dan tujuan penelitian. 1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Laki-laki 64 orang 80 % Perempuan 16 orang 20 % Total 80 orang 100 % Sumber: Data diolah Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan responden didominasi oleh laki-laki sebesar 80% (64 responden) sedangkan jumlah responden perempuan hanya 20% (16 responden). 2. Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Usia Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Tahun 14 orang 17.5 % Tahun 42 orang 52.5 % Tahun 24 orang 30 % Total 80 orang 100 % Sumber: Data diolah 60

76 61 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa usia responden terbanyak adalah mereka yang berada pada usia tahun yaitu sebanyak 42 responden (52.5%), lalu tahun sebanyak 24 responden (30%) dan tahun sebanyak 14 responden (17.5%). Data ini menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah yang berada pada usia tahun. 3. Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jenis Kelamin Frekuensi Persentase S1 3 orang 3.75 % S2 47 orang % S3 30 orang 37.5 % Total 80 orang 100 % Sumber: Data diolah Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan responden terbanyak adalah mereka yang berpendidikan terakhir S2 yaitu sebanyak 47 responden (58.75%), lalu S3 sebanyak 30 responden (37.5%) dan S1 sebanyak 3 responden (3.75%). Data ini menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah yang tingkat pendidikannya S2. B. Statistik Deskriptif Output dari hasil kuesioner yang diberikan kepada responden menyatakan pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian konsumen sebagai berikut:

77 62 1. Labelisasi Halal Tabel 4.4 Mengetahui Tentang Labelisasi Halal Yang Dilakukan Oleh LPPOM MUI Frequency Valid Cumulative Valid Sangat Tidak Setuju Sumber: Data diolah Tidak Setuju Ragu Setuju Sangat Setuju Total Dari tabel 4.4 di atas dapat dilihat, mayoritas responden menyatakan mengetahui tentang labelisasi halal yang dilakukan oleh LPPOM MUI, dengan persentase sebesar sangat setuju 10%, setuju 60%, ragu 23.7%, tidak setuju 5% dan sangat tidak setuju 1.3%. Ini berarti sebagian besar responden setuju jika mereka mengetahui tentang labelisasi halal yang dilakukan oleh LPPOM MUI. Tabel 4.5 Produk Yang Berlabel Halal Diproses Dengan Cara Yang Sesuai Dengan Syariat Islam Frequency Valid Cumulative Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber: Data diolah

78 63 Dari tabel 4.5, mayoritas responden menyatakan bahwa produk yang berlabel halal diproses dengan cara yang sesuai syariat Islam, dengan persentase sebesar sangat setuju 17.5%, setuju 53.7%, ragu 28.8%, tidak setuju 0 dan sangat tidak setuju 0. Hal ini menunjukan bahwa produk yang berlabel halal mencerminkan produk yang sesuai dengan syariat Islam. Tabel 4.6 Produk Yang Berlabel Halal Dijamin Mutunya Frequency Valid Cumulative Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel 4.6, mayoritas responden menyatakan bahwa produk yang berlabel halal dijamin mutunya, dengan persentase sebesar sangat setuju 11.3%, setuju 66.2%, ragu 17.5%, tidak setuju 5% dan sangat tidak setuju 0. Hal ini menunjukan bahwa terjaminnya mutu produk yang berlabel halal. Tabel 4.7 Label Halal Menjamin Kehalalan Produk Valid Frequency Cumulative Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu Setuju Sangat Setuju Total

79 64 Dari tabel 4.7, mayoritas responden menyatakan bahwa label halal menjamin kehalalan produk, dengan persentase sebesar sangat setuju 13.7%, setuju 47.5%, ragu 35%, tidak setuju 38% dan sangat tidak setuju 0. Hal ini menggambarkan bahwa mayoritas responden menjadikan label halal sebagai jaminan kehalalan produk yang mereka konsumsi. Tabel 4.8 Label Halal Memberikan Kepuasan Dalam Mengkonsumsi Produk Frequency Valid Cumulative Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber: Data diolah Dari tabel 4.8, mayoritas responden menyatakan bahwa label halal memberikan kepuasan dalam mengkonsumsi sebuah produk, dengan persentase sebesar sangat setuju 1.3%, setuju 38.7%, ragu 28.7%, tidak setuju 21.3% dan sangat tidak setuju 10%. Hal ini menggambarkan bahwa mayoritas responden merasa puas dalam mengkonsumsi produk yang berlabel halal. Tabel 4.9 Sudah Banyak Produk Yang Menggunakan Label Halal Frequency Valid Cumulative Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu Setuju Sangat Setuju Total

80 65 Dari tabel 4.9 dapat dilihat, mayoritas responden menyatakan bahwa sudah banyak produk yang menggunakan label halal, dengan persentase sebesar sangat setuju 0, setuju 45%, ragu 27.5%, tidak setuju 18.7% dan sangat tidak setuju 8.8%. Ini berarti sebagian besar responden setuju bahwa sudah banyak produk yang menggunakan label halal. Tabel 4.10 Label Halal Memberikan Informasi Mengenai Komposisi Dasar Produk Yang Halal dan Baik Frequency Valid Cumulative Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber: Data diolah Dari tabel 4.10 dapat dilihat, mayoritas responden menyatakan bahwa label halal memberikan informasi mengenai komposisi dasar produk yang halal dan baik, dengan persentase sebesar sangat setuju 15%, setuju 50%, ragu 30%, tidak setuju 5% dan sangat tidak setuju 0. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden setuju jika produk yang berlabel halal mencerminkan produk yang halal dan baik.

81 66 Tabel 4.11 Percaya Dengan Kehalalan Produk Yang Berlabel halal Frequency Valid Cumulative Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber: Data diolah Dari tabel 4.11 dapat dilihat, mayoritas responden menyatakan percaya dengan kehalalan produk yang berlabel halal, dengan persentase sebesar sangat setuju 16.3%, setuju 53.7%, ragu 28.7%, tidak setuju 1.3% dan sangat tidak setuju 0. Hal ini menunjukan bahwa label halal mendapat tanggapan yang positif dari responden dengan kepercayaan yang diberikan sebagian besar responden terhadap label halal. Tabel 4.12 Keterangan di Daftar Ingradient Sangat Jauh dari Mencukupi untuk Memastikan Kehalalan Produk Frequency Valid Cumulative Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber: Data diolah Dari tabel 4.12, mayoritas responden menyatakan tidak setuju jika keterangan yang tertera di daftar ingradient sangat jauh dari mencukupi untuk memastikan kehalalan produk, dengan persentase sebesar sangat setuju 0,

82 67 setuju 5%, ragu 21.2%, tidak setuju 65% dan sangat tidak setuju 8.8%. Hal ini menunjukan bahwa label halal sangat dibutuhkan untuk memastikan kehalalan sebuah produk. Tabel 4.13 Selalu Memperhatikan Kehalalan Produk yang Dikonsumsi Frequency Valid Cumulative Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber: Data diolah Dari tabel 4.13, mayoritas responden menyatakan selalu memperhatikan kehalalan produk yang dikonsumsinya, dengan persentase sebesar sangat setuju 23.7%, setuju 62.5%, ragu 12.5%, tidak setuju 1.3% dan sangat tidak setuju 0. Hal ini menunjukan bahwa kehalalan produk merupakan hal yang begitu penting bagi responden. Tabel 4.14 Label Halal Menjadi Motivasi untuk Mengkonsumsi produk Frequency Valid Cumulative Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber: Data diolah

83 68 Dari tabel 4.14 dapat dilihat, mayoritas responden menjadikan label halal sebagai motivasi untuk mengkonsumsi sebuah produk, dengan persentase sebesar sangat setuju 1.3%, setuju 36.3%, ragu 25%, tidak setuju 18.7% dan sangat tidak setuju 18.7%. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden menjadikan label halal sebagai motivasi untuk mengkonsumsi sebuah produk. Tabel 4.15 Merasa Cemas Ketika Mengkonsumsi Produk yang Tidak Ada Label Halalnya Frequency Valid Cumulative Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber: Data diolah Dari tabel 4.15 dapat dilihat, mayoritas responden merasa cemas ketika mengkonsumsi produk yang tidak ada label halalnya, dengan persentase sebesar sangat setuju 2.5%, setuju 43.7%, ragu 41.3%, tidak setuju 10% dan sangat tidak setuju 2.5%. Hal ini menunjukan bahwa tidak adanya label halal pada sebuah produk menimbulkan rasa cemas bagi sebagian responden ketika mengkonsumsinya.

84 69 Tabel 4.16 Label Halal Menjadi Jaminan Dalam Mengkonsumsi Produk Frequency Valid Cumulative Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber: Data diolah Dari tabel 4.16 dapat dilihat, mayoritas responden menjadikan label halal sebagai jaminan dalam mengkonsumsi sebuah produk, dengan persentase sebesar sangat setuju 3.8%, setuju 48.7%, ragu 37.5%, tidak setuju 10% dan sangat tidak setuju 0. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden percaya dengan labelisasi halal dengan menjadikan label halal sebagai jaminan dalam mengkonsumsi sebuah produk. Tabel 4.17 Labelisasi Halal Pada Produk Sangat Perlu Frequency Valid Cumulative Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber: Data diolah Dari tabel 4.17 dapat dilihat, mayoritas responden menyatakan labelisasi halal pada sebuah produk sangat perlu, dengan persentase sebesar sangat setuju 18.7%, setuju 63.7%, ragu 16.3%, tidak setuju 1.3% dan sangat

85 70 tidak setuju 0. Hal ini menunjukan bahwa pentingnya labelisasi halal pada setiap produk. Tabel 4.18 Semua Produk Halal yang Beredar di Indonesia Sebaiknya memiliki Label halal Frequency Valid Cumulative Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber: Data diolah Dari tabel 4.18, mayoritas responden menyatakan setuju jika semua produk halal yang beredar di Indonesia memiliki label halal, dengan persentase sebesar sangat setuju 8.7%, setuju 76.2%, ragu 10%, tidak setuju 3.8% dan sangat tidak setuju 1.3%. Hal ini menunjukan bahwa sebaiknya produk halal yang beredar di Indonesia memiliki label halal. Tabel 4.19 Sosialisasi Labelisasi Halal Harus Dilakukan Secara Berkala Melalui Berbagai Media Frequency Valid Cumulative Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber: Data diolah Dari tabel 4.19, mayoritas responden menyatakan bahwa sosialisasi labelisasi halal harus dilakukan secara berkala melalui berbagai media,

86 71 dengan persentase sebesar sangat setuju 15%, setuju 72.5%, ragu 11.2%, tidak setuju 1.3% dan sangat tidak setuju 0. Hal ini menunjukan bahwa labelisasi halal harus disosialisasikan secara berkala melalui berbagai media seperti koran, radio, televisi, internet dan lainnya. Tabel 4.20 Merasa Lebih Aman Ketika Mengkonsumsi Produk yang sudah Berlabel Halal Frequency Valid Cumulative Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber: Data diolah Dari tabel 4.20, mayoritas responden merasa lebih aman ketika mengkonsumsi produk yang sudah berlabel halal, dengan persentase sebesar sangat setuju 1.3%, setuju 71.2%, ragu 22.5%, tidak setuju 5% dan sangat tidak setuju 0. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa label halal dapat memberikan rasa aman dalam mengkonsumsi produk. Tabel 4.21 Labelisasi Halal bukanlah Hal Yang Penting Valid Frequency Cumulative Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber: Data diolah

87 72 Dari tabel 4.21, mayoritas responden menyatakan tidak setuju jika labelisasi halal bukanlah hal yang penting, dengan persentase sebesar sangat setuju 0, setuju 1.3%, ragu 36.2%, tidak setuju 58.7% dan sangat tidak setuju 3.8%. Hal ini menunjukan bahwa labelisasi halal merupakan hal yang penting. Tabel 4.22 Label Halal Mencerminkan Produk Yang Bebas Dari Haram Frequency Valid Cumulative Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber: Data diolah Dari tabel 4.22, mayoritas responden menyatakan bahwa label halal mencerminkan produk yang bebas dari haram, dengan persentase sebesar sangat setuju 26.3%, setuju 61.2%, ragu 12.5%, tidak setuju 0 dan sangat tidak setuju 0. Hal ini menunjukan bahwa label halal sudah mencerminkan produk yang halal dan bebas dari haram. Tabel 4.23 Produk Yang Tidak Berlabel Halal Belum Tentu Haram Frequency Valid Cumulative Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber: Data diolah

88 73 Dari tabel 4.23, mayoritas responden menyatakan bahwa produk yang tidak berlabel halal belum tentu haram, dengan persentase sebesar sangat setuju 1.3%, setuju 43.7%, ragu 21.2%, tidak setuju 25% dan sangat tidak setuju 8.8%. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden setuju jika produk yang tidak berlabel halal belum tentu haram. Tabel 4.24 Produk Yang Tidak Berlabel Halal Merupakan Produk Yang Haram Frequency Valid Cumulative Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber: Data diolah Dari tabel 4.24, mayoritas responden menyatakan tidak setuju jika produk yang tidak berlabel halal merupakan produk yang haram, dengan persentase sebesar sangat setuju 0, setuju 3.8%, ragu 17.5%, tidak setuju 71.2% dan sangat tidak setuju 7.5%. Hal ini menunjukan bahwa produk yang tidak berlabel halal bisa jadi merupakan produk yang halal. Tabel 4.25 Tidak Semua Produk Yang Beredar Di Indonesia Harus Memiliki Label Halal Frequency Valid Cumulative Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu Setuju Sangat Setuju Total

89 74 Dari tabel 4.25, mayoritas responden menyatakan tidak semua produk yang beredar di Indonesia harus memiliki label halal, dengan persentase sebesar sangat setuju 7.5%, setuju 52.5%, ragu 36.2%, tidak setuju 3.8% dan sangat tidak setuju 0. Hal ini menunjukan bahwa ada beberapa produk yang tidak harus menggunakan label halal. 2. Keputusan Pembelian Konsumen Tabel 4.26 Label Halal Menjadi Pertimbangan Utama Dalam Membeli Produk Frequency Valid Cumulative Valid Tidak Pernah Kurang Sering Cukup Sering Sering Sangat Sering Total Sumber: Data diolah Dari tabel 4.26 di atas dapat dilihat, mayoritas responden menyatakan bahwa label halal menjadi pertimbangan utama dalam membeli sebuah produk, dengan persentase sebesar sangat sering 12.5%, sering 62.5%, cukup sering 15%, kurang sering 8.7% dan tidak pernah 1.3%. Hal ini menggambarkan bahwa label halal merupakan hal yang begitu penting dalam keputusan pembelian konsumen.

90 75 Tabel 4.27 Tetap Membeli Produk Yang Tidak Berlabel Halal Karena Keunikan Produk Frequency Valid Cumulative Valid Tidak Pernah Kurang Sering Cukup Sering Sering Sangat Sering Total Sumber: Data diolah Dari tabel 4.27 dapat dilihat, beberapa responden menyatakan tetap membeli produk yang tidak berlabel halal karena keunikan produk, dengan persentase sebesar sangat sering 6.3%, sering 36.2%, cukup sering 35%, kurang sering 15% dan tidak pernah 7.5%. Hal ini menggambarkan bahwa keunikan produk lebih mempengaruhi keputusan pembelian bagi beberapa responden dibanding label halal yang tertera pada kemasan produk. Tabel 4.28 Hanya Mengkonsumsi Produk Yang Berlabel Halal Frequency Valid Cumulative Valid Tidak Pernah Kurang Sering Cukup Sering Sering Sangat Sering Total Sumber: Data diolah Dari tabel 4.28 dapat dilihat, mayoritas responden menyatakan hanya mengkonsumsi produk yang berlabel halal, dengan persentase sebesar sangat sering 15%, sering 47.5%, cukup sering 5%, kurang sering 20% dan tidak

91 76 pernah 12.5%. Hal ini menggambarkan bahwa hanya mengkonsumsi produk yang berlabel halal merupakan salah satu keputusan konsumen dalam keputusan pembelian. Tabel 4.29 Harga Turut Mempengaruhi Pembelian Valid Frequency Cumulative Valid Tidak Pernah Kurang Sering Cukup Sering Sering Sangat Sering Total Sumber: Data diolah Dari tabel 4.29 dapat dilihat, mayoritas responden menyatakan bahwa harga barang turut mempengaruhi pembelian, dengan persentase sebesar sangat sering 17.5%, sering 68.7%, cukup sering 11.3%, kurang sering 2.5% dan tidak pernah 0. Hal ini menunjukan bahwa harga juga turut mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Tabel 4.30 Merasa Lebih Puas Jika Mengkonsumsi Produk yang Berlabel Halal Frequency Valid Cumulative Valid Tidak Pernah Kurang Sering Cukup Sering Sering Sangat Sering Total Sumber: Data diolah

92 77 Dari tabel 4.30, mayoritas responden merasa lebih puas jika mengkonsumsi produk yang berlabel halal, dengan persentase sebesar sangat sering 6.2%, sering 77.5%, cukup sering 12.5%, kurang sering 2.5% dan tidak pernah 1.3%. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar responden yang peneliti temui merasa lebih puas jika mengkonsumsi produk yang berlabel halal, sehingga label halal berpengaruh pada keputusan pembelian selanjutnya. Tabel 4.31 Lebih Memperhatikan Kualitas Produk Dari Pada Harga Produk Frequency Valid Cumulative Valid Tidak Pernah Kurang Sering Cukup Sering Sering Sangat Sering Total Sumber: Data diolah Dari tabel 4.31, mayoritas responden lebih memperhatikan kualitas produk dari pada harga produk, dengan persentase sebesar sangat sering 17.5%, sering 36.2%, cukup sering 15%, kurang sering 20% dan tidak pernah 11.3%. Hal ini menggambarkan bahwa persoalan kualitas produk menjadi hal penting dalam keputusan pembelian konsumen.

93 78 Tabel 4.32 Lebih Memilih Produk Yang Berlabel Halal Dibanding Yang Tidak Berlabel halal Frequency Valid Cumulative Valid Tidak Pernah Kurang Sering Cukup Sering Sering Sangat Sering Total Sumber: Data diolah Dari tabel 4.32, mayoritas responden lebih memilih produk yang berlabel halal dibanding yang tidak berlabel halal, dengan persentase sebesar sangat sering 10%, sering 61.2%, cukup sering 20%, kurang sering 7.5% dan tidak pernah 1.3%. Hal ini menggambarkan bahwa produk yang berlabel halal lebih dipilih dalam keputusan pembelian konsumen. Tabel 4.33 Menebak Sendiri Kehalalan Produk Dari Daftar Ingradient Frequency Valid Cumulative Valid Tidak Pernah Kurang Sering Cukup Sering Sering Sangat Sering Total Sumber: Data diolah Dari tabel 4.33, mayoritas responden menolak menebak sendiri kehalalan produk dari daftar ingradient, dengan persentase sebesar sangat sering 2.5%, sering 0, cukup sering 23.8%, kurang sering 58.7% dan tidak pernah 15.0%. Hal ini menggambarkan bahwa tidak hanya daftar ingradient

94 79 yang dibutuhkan untuk mengetahui kehalalan produk sebelum memutuskan untuk membeli sebuah produk. Tabel 4.34 Mengkonsumsi Produk Yang berlabel Halal Atau Tidak Berlabel Halal Adalah Sama Saja Frequency Valid Cumulative Valid Tidak Pernah Kurang Sering Cukup Sering Sering Sangat Sering Total Sumber: Data diolah Dari tabel 4.34, mayoritas responden tidak menyatakan jika mengkonsumsi produk yang berlabel halal atau tidak berlabel halal adalah sama saja, dengan persentase sebesar sangat sering 0, sering 2.5%, cukup sering 35%, kurang sering 56.2% dan tidak pernah 6.3%. Hal ini menggambarkan bahwa mayoritas responden merasakan perbedaan antara mengonsumsi produk yang berlabel halal dengan produk yang tidak berlabel halal, sehingga berpengaruh pada keputusan pembelian selanjutnya. Tabel 4.35 Mereka-reka Kehalalan Produk Yang Tidak Berlabel Halal Frequency Valid Cumulative Valid Tidak Pernah Kurang Sering Cukup Sering Sering Sangat Sering Total Sumber: Data diolah

95 80 Dari tabel 4.35, mayoritas responden menolak untuk mereka-reka kehalalan produk yang tidak berlabel halal, dengan persentase sebesar sangat sering 1.3%, sering 15%, cukup sering 8.8%, kurang sering 51.2% dan tidak pernah 23.7%. Hal ini menggambarkan bahwa mereka-reka kehalalan produk yang tidak berlabel halal bukanlah hal yang dilakukan sebelum memutuskan untuk membeli sebuah produk. C. Teknik Analisis Data 1. Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov Smirnov untuk menguji sesuai Goodness of Fit. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah tingkat kesesuaian antara distribusi nilai sampel (skor yang diobservasi) dengan distribusi tertentu (Normal, Uniform, Poison), jadi hipotesis statistiknya adalah bahwa distribusi frekuensi hasil pengamatan bersesuaian dengan distribusi frekuensi harapan (teoritis). Berikut adalah hipotesisnya: H 0 = Populasi berdistribusi normal H 1 = Populasi tidak normal

96 81 Berikut ini adalah hasil uji Kolmogorov Smirnov terhadap data residual Tabel 4.36 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test LabelisasiHalal KeputusanPembelian N Normal Parameters a,,b Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0.05: Jika probabilitas > 0.05, maka H 0 diterima Jika probabilitas < 0.05, maka H 0 ditolak Hasil uji normalitas pada data residual, berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov diperoleh angka probabilitas sebesar dan dengan menggunakan taraf signifikansi α = 5% atau (0.05), maka diketahui nilai probabilitas dan lebih besar dari 0.05, maka H 0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Kesimpulan tersebut sama seperti pengujian pada Normal Probability Plot of Residual dan histogram.

97 82 2. Uji Heteroskedastisitas Gambar 4.1 Dari grafik Scatterplots terlihat bahwa titik-titik dari data menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi atau data bersifat homoskedastisitas, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi keputusan pembelian konsumen terhadap produk berlabel halal. D. Uji Hipotesis Rumusan statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini, menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson dengan Two Tail Technical. Hal itu karena data penelitian ini berupa data skala dan residual berdistribusi normal dengan menggunakan uji statistik parametrik serta teknik

98 83 penelitian korelasional. Dengan penghitungannya, menggunakan program SPSS 17 for Windows. Adapun hasil uji hipotesis diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 4.37 Correlations LabelisasiHalal KeputusanPembelian LabelisasiHalal Pearson Correlation ** Sig. (2-tailed).000 N KeputusanPembelian Pearson Correlation.577 ** 1 Sig. (2-tailed).000 N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai korelasi sebesar hal ini menunjukkan adanya korelasi/hubungan yang sedang antara keputusan pembelian konsumen (Y) dengan labelisasi halal (X). angka koefisien korelasi bertanda positif (+) menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel terebut bersifat berbanding lurus, artinya peningkatan satu variabel akan diikuti oleh peningkatan variabel lain, sehingga semakin tinggi labelisasi halal akan membuat keputusan pembelian konsumen meningkat juga. Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis: H 0 : Tidak ada korelasi dua variabel H 1 : Ada korelasi antara dua variabel Pengujian berdasarkan uji probabilitas: Jika probabilitas > 0.05, maka H 0 diterima Jika probabilitas < 0.05, maka H 0 ditolak

99 84 Berdasarkan tabel di atas pada bagian output kolom sig.(2 tailed) untuk korelasi variabel keputusan pembelian konsumen (Y) dengan labelisasi halal (X) didapat angka probabilitas sebesar atau probabilitas di bawah 0.05 (0.000<0.05). dengan demikian H 0 ditolak atau hal ini berarti memang ada hubungan antara keputusan pembelian konsumen (Y) dengan labelisasi halal (X). Nilai korelasi r hitung antara variabel independen dengan variabel dependen adalah sebesar sementara itu r table (N = 80; α = 5%) adalah sebesar oleh karena r hitung > r table (0.577 > 0.220) maka H 0 ditolak dan Hα diterima. hal ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi (hubungan) yang signifikan antara labelisasi halal dengan keputusan pembelian konsumen. 1. Uji Goodness of Fit / Koefisien Determinasi (R 2 ) Tabel 4.38 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a a. Predictors: (Constant), LabelisasiHalal b. Dependent Variable: KeputusanPembelian Berdasarkan tabel 4.9 model Summary, didapat satu model regresi dengan nilai koefisien korelasi (R) sebesar hal ini menunjukkan bahwa variabel labelisasi halal dengan keputusan pembelian konsumen mempunyai hubungan dengan korelasi sedang. Hasil perhitungan di atas dapat diketahui terdapat hubungan yang positif sebesar antara variabel labelisasi halal dengan keputusan pembelian

100 85 konsumen. Interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka dapat digunakan pedoman tabel sebagai berikut: Tabel Pedoman untuk Menginterpretasikan Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Sumber: Sugiono (2002:183) Hasil pada tabel 4.9 juga menunjukkan koefisien determinasi yang disesuaikan (R Square) sebesar artinya 32.7% variable keputusan pembelian konsumen (Y) dapat dijelaskan oleh variabel labelisasi halal. Sedangkan sisanya sebesar 67.3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam model. 2. Uji F Tabel 4.40 ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression a Residual Total a. Predictors: (Constant), LabelisasiHalal b. Dependent Variable: KeputusanPembelian Hipotesis dalam uji F adalah sebagai berikut: H 0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen (Labelisasi Halal) terhadap variabel dependen (Keputusan Pembelian).

101 86 Hα : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen (Labelisasi Halal) terhadap variabel dependen (Keputusan Pembelian). Berdasarkan pada tabel analisis varian (Anova), jika dilihat dengan menggunakan nilai signifikansi, diketahui bahwa nilai sig (0.000 < 0.05) yang artinya signifikan, sedangkan F hitung sebesar > F tabel, dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dan df 1 = 1 dan df 2 = 78 didapat nilai F tabel = 3.96 karena F hitung (22.962) > nilai F tabel (3.96), maka dapat disimpulkan bahwa variabel labelisasi halal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan pembelian konsumen. 3. Uji t Tabel 4.41 Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) LabelisasiHalal a. Dependent Variable: KeputusanPembelian a. Persamaan Regresi Sederhana Pada output ini, dikemukakan nilai koefisien dari persamaan regresi. Dalam kasus ini, persamaan regresi sederhana yang digunakan adalah: Y = β 0 + β 1 X di mana: Y = Keputusan Pembelian Konsumen X = Labelisasi Halal

102 87 β 0 = Konstanta β 1 = Koefisien regresi Dari hasil pengolahan didapat model persamaan regresi: Y = Dari model regresi di atas dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Nilai konstanta sebesar menyatakan bahwa jika tidak ada nilai labelisasi halal, maka besarnya keputusan pembelian konsumen sebesar Nilai koefisien regresi X (Labelisasi Halal) sebesar menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (karena tanda +) dari labelisasi halal, maka nilai Y (keputusan pembelian konsumen) akan bertambah sebesar Selain itu, hubungan (korelasi) dari variabel Labelisasi Halal terhadap Keputusan Pembelian Konsumen adalah sebesar b. Pengujian Signifikansi Koefisien Regresi Dari persamaan regresi yang didapatkan, akan dilakukan pengujian apakah nilai koefisien memberikan pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap nilai Y. pengujian ini bisa dilakukan dengan dua metode, yang pertama dengan uji t yaitu membandingkan nilai t hitung dengan t tabel dan yang kedua dengan uji signifikansi.

103 88 Berikut adalah hipotesis yang diajukan: H 0 : α = 0 (koefisien b (Labelisasi Halal)) Hα : α 0 (koefisien b (Labelisasi Halal)) a) Uji t Berdasarkan perbandingan nilai t hitung dengan t tabel dimana µ 1 = µ 2 Jika t hitung > t tabel, maka H 0 ditolak Jika t hitung < t tabel, maka H 0 diterima Terlihat bahwa t hitung untuk koefisien Labelisasi Halal adalah 4.792, sedang t tabel bisa dihitung pada table t-test, dengan α = 0.05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari t tabel, nilai α dibagi dua menjadi 0.025, dan df = 78 (didapat dari rumus n-2, di mana n adalah jumlah data, 80 2 = 78). Didapat t tabel adalah Oleh karena t hitung > t tabel (4.792 > 1.96), maka H 0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien Labelisasi Halal berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. b) Uji Signifikansi Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0.05: Jika probabilitas > 0.05, maka Hα diterima Jika probabilitas < 0.05, maka Hα ditolak Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom sig adalah atau probabilitas di bawah 0.05 (0.000 < 0.05). dengan demikian H 0

104 89 ditolak, sehingga mempunyai kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu koefisien Labelisasi Halal berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. E. Analisis Hasil Perhitungan Penelitian ini pada dasarnya dilakukan berdasarkan teori bahwa konsumen Muslim bukanlah konsumen yang permissive dalam pola konsumsinya. Mereka memiliki pola konsumsi khusus dalam mengkonsumsi suatu produk yang diatur dalam ajaran Islam yang disebut dengan syariat, di mana konsumen Muslim tidak diperkenankan untuk mengkonsumsi produk-produk tertentu karena substansi yang dikandungnya atau proses yang menyertainya tidak sesuai dengan ajaran syariat. Konsumen Muslim dibatasi oleh kehalalan dan keharaman yang dimuat dalam al-qur an dan al-hadist yang menjadi panduan utama bagi seorang Muslim. Dari teori di atas, peneliti beranggapan bahwa konsumen Muslim hanya akan membeli produk-poduk halal yang status kehalalannya dapat diketahui dari label halal yang ada pada kemasan produk, sehingga keputusan pembelian konsumen Muslim akan dipengaruhi oleh label halal yang ada pada kemasan produk. Ternyata asumsi peneliti tersebut adalah benar. Hasil penelitian yang peneliti lakukan pada Dosen tetap Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang merupakan perwakilan dari konsumen

105 90 Muslim, membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara label halal yang ada pada kemasan produk dengan keputusan pembelian konsumen Muslim. Hal ini disebabkan karena hasil perhitungan dengan menggunakan analisis Product Moment Pearson dengan menggunakan program SPSS versi 17 diperoleh hasil nilai korelasi (r hitung ) sebesar lebih besar (r tabel ) sebesar Dengan demikian H 0 ditolak dan Hα diterima, artinya dosen tetap Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta beranggapan bahwa ada pengaruh antara labelisasi halal dengan keputusan pembelian konsumen. Kemungkinan Hα diterima adalah karena semakin membaiknya pemahaman agama konsumen Muslim mengenai ajaran tegas syariat Islam untuk menghindari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT dan melaksanakan apa saja yang diperintahkan sehingga menjadikan konsumen Muslim lebih selektif dalam pemilihan produk yang akan dikonsumsinya, dengan menjadikan kehalalan sebagai parameter pemilihannya, mengingat pola konsumsi mereka yang dibatasi oleh kehalalan dan keharaman yang dimuat dalam nash al-qur an dan al-hadist yang menjadi panduan utama mereka. Dalam pendahuluan, penulis melihat dan mengajukan fenomena bahwa konsumen Muslim hanya akan membeli produk-produk makanan dalam kemasan yang telah terjamin kehalalannya yang dapat diketahui dari label halal yang terdapat pada kemasan produk. Hal ini menunjukan bahwa seharusnya label halal memiliki pengaruh yang kuat bahkan sangat kuat terhadap keputusan pembelian

106 91 konsumen Muslim. Tetapi dalam penelitian ini ternyata fenomena tersebut tidak sepenuhnya benar. Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan ternyata pengaruh label halal yang ada pada kemasan produk terhadap keputusan pembelian konsumen hanya 57.7% yang berarti berukuran sedang. Hal tersebut terjadi mungkin karena keputusan pembelian konsumen Muslim tidak hanya dipengaruhi oleh label halal yang ada pada kemasan produk saja tetapi juga dipengaruhi oleh kebutuhan, keinginan dan daya beli konsumen Muslim, sebagaimana penelitian yang pernah dilakukan oleh Muhammad Tufiq Amir (dalam Neng Yuliawati, 2008) dikatakan bahwa keputusan pembelian konsumen lebih banyak dipengaruhi oleh kebutuhan, keinginan dan daya beli konsumen. Selain itu keputusan pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh brand Image produk, sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Neng Yuliawati dalam skripsinya yang berjudul pengaruh brand image terhadap keputusan dalam menggunakan jasa PT. Sofyan Cikini Tbk. Dalam skripsinya dinyatakan bahwa konsumen akan membeli barang-barang dengan merek yang sudah dikenal, karena para konsumen merasa aman dengan sesuatu yang sudah dikenal. Merek yang sudah dikenal dianggap dapat diandalkan dan memiliki kemampuan dalam bisnis serta memiliki kualitas yang bisa dipertanggungjawabkan. Jadi, dalam penelitian ini memang ditemukan adanya pengaruh antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian produk makanan dalam kemasan oleh konsumen Muslim, berarti jika konsumen Muslim membeli suatu produk

107 92 makanan dalam kemasan, maka konsumen Muslim akan memperhatikan kehalalan produk melalui label halal yang tertera pada kemasan produk sebelum melakukan keputusan pembelian konsumen.

108 BAB V PENUTUP Berdasarkan dari analisis maupun pembahasan yang telah dilakukan penulis sebelumnya, maka kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik oleh penulis adalah sebagai berikut: A. Kesimpulan 1. Aspek hukum Islam mengenai segala sesuatu di bidang muamalat adalah diperbolehkan, selama tidak ada larangan syara yang mengharamkan. Demikian pula dengan pengkonsumsian makanan. Semua jenis makanan asalnya diperbolehkan, kecuali makanan yang secara tegas diharamkan baik dalam al-qur an maupun al-hadits. Tujuan hukum Islam tidak lain adalah untuk kemashlahatan manusia, makanan yang halal dan thayyib sudah barang tentu akan memberikan manfaat lahir bathin kepada manusia. Aspek halal dan thoyyib tidak saja berkaitan dengan barangnya tetapi berkaitan pula dengan proses mendapatkan dan mengolahnya. 2. Berdasarkan persepsi konsumen Muslim, mayoritas konsumen memiliki tanggapan yang positif terhadap keberadaan label halal. Maksudnya, label halal memiliki respon yang baik di mata konsumen, hal ini terbukti dari hasil jawaban yang didapat langsung dari responden melalui kuesioner. Respon tersebut terbentuk karena responden memiliki pengetahuan, pandangan, keyakinan serta perasaan dan kecenderungan bertindak mengenai hal-ihwal 93

109 94 label halal, yang mereka peroleh melalui pengalaman-pengalaman dan sosialisasi label halal. 3. Hasil uji regresi linear dengan nilai koefisien korelasi sebesar atau 57.7%, hal ini menunjukan bahwa antara variabel Labelisasi Halal dengan Keputusan Pembelian Konsumen dalam menggunakan produk berlabel mempunyai hubungan dengan korelasi sedang. Sedangkan nilai koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar atau 32.7%, artinya 32.7% variabel Keputusan Pembelian Konsumen dalam membeli produk berlabel halal dijelaskan oleh variable Label Halal, sedangkan sisanya (67.3%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian. 4. Analisis dari hasil perhitungan yang peneliti lakukan adalah bahwa adanya pengaruh antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian Dosen tetap Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta dalam pembelian produk makanan dalam kemasan, dengan pengaruh sebesar 57.7% atau berukuran sedang, pengaruh tersebut disebabkan karena semakin membaiknya pemahaman agama Dosen tetap Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta mengenai ajaran tegas syariat Islam untuk menghindari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT dan melaksanakan apa saja yang diperintahkan sehingga menjadikan konsumen Muslim lebih selektif dalam pemilihan produk yang akan dikonsumsinya, dengan menjadikan kehalalan sebagai parameter pemilihannya, mengingat pola konsumsi mereka yang dibatasi oleh kehalalan dan keharaman yang dimuat dalam nash al-qur an dan al-hadist yang

110 95 menjadi panduan utama mereka. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh kebutuhan, keinginan dan daya beli konsumen. Selain itu juga dipengaruhi oleh Brand Image produk. B. Saran 1. Dalam penyusunan skripsi ini mungkin ada banyak hal yang belum sepenuhnya terselesaikan dengan baik, mengingat keterbatasan ruang dan waktu. Untuk itu, untuk penelitian selanjutnya yang serupa diharapkan dapat menjadi lebih baik lagi. 2. Bagi akademisi, hasil penelitian ini agar dapat menjadi khazanah literatur perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya mengenai manajemen pemasaran, yaitu yang berkaitan dengan retailing, perilaku konsumen, dan komunikasi pemasaran, khususnya mengenai pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian konsumen. 3. Bagi konsumen, khususnya konsumen Muslim, harus lebih teliti lagi dalam memilih produk sebelum memutuskan untuk membelinya. Dengan kata lain, konsumen harus lebih peduli dengan makanan dan minuman yang dikonsumsinya karena ternyata masih banyak produk haram atau syubhat yang beredar di sekitar masyarakat. 4. Bagi produsen, sebaiknya memiliki sistem jaminan halal dan lebih berhati-hati lagi terhadap hal yang sangat sensitif bagi umat Islam sehingga konsumen Muslim merasa yakin dan tidak khawatir terhadap keputusan pembelian yang

111 96 dilakukannya karena mengingat konsumen Muslim bukanlah konsumen yang permissive dalam pola konsumsinya.

112 97 DAFTAR PUSTAKA Al-Qur anul Karim Al-Bugha, Mustafa dan Misto, Muhyiddin. Pokok-pokok Ajaran Islam. Jakarta: Robbani Press, Al-Ghazali, Imam. Benang Tipis antara Halal dan Haram. Surabaya: Putra Pelajar, Amir, Muhammad Taufiq. Dinamika Pemasaran: Jelajahi dan Rasakan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Departemen Agama Republik Indonesia. Dalil dan Pertimbangan Penetapan Produk Halal. Jakarta, Modul Pelatihan Auditor Internal Halal. Jakarta, Panduan Auditor Halal. Jakarta, Panduan Sertifikasi Halal. Jakarta, Panduan Sistem Jaminan Halal. Jakarta, Pedoman Pangan Halal Bagi Konsumen, Importir dan Produsen di Indonesia. Jakarta, Petunjuk Teknis Pedoman Sistem Produksi Halal. Jakarta, Sistem dan Prosedur Penetapan Fatwa Produk Halal MUI. Jakarta, Tanya Jawab Seputar Produksi Halal. Jakarta, Effendi, Rustam. Produksi dalam Islam. Yogyakarta: Megistra Insania Press, Sertifikasi Halal Juga Untungkan Produsen, artikel diakses pada tanggal 17 februari 2010 dari Faizah, Nur. Pengaruh Sosialisasi Sertifikasi Halal Terhadap Perilaku Konsumsi Masyarakat Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan Skripsi S1 Muamalat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.

113 98 Haris, ahmad. Halal di Kemasan Belum Tentu Halal Dimakan, artikel diakses pada tanggal 17 februari 2010 dari Hawwa, Sa id. Al-Islam. Jakarta: Al-Islahy Press, Heryawan, Ahmad. Produk Berlabel Halal, artikel diakses pada tanggal 17 februari 2010 dari Hoetomo. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Mitra Pelajar, Hunaefi, Dase dan Refrinal, Pentingnya Labelisasi Halal Untuk Produk Minuman dalam Kemasan di Indonesia, artikel diakses pada tanggal 17 februari 2010 dari Ismail. Labelisasi Halal dalam Upaya Menjawab Keraguan Masyarakat Skripsi S1 Muamalat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Karim, Adiwarman. Ekonomi Mikro Islami. Jakarta: The Internasional Institute of Islamic Thought Indonesia, Kottler, Philip dan Amstrong, Gary. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: Intermedia, Majelis Ulama Indonesia. 40% Makanan Belum Bersertifikat Halal, artikel diakses pada tanggal 17 februari 2010 dari Mujieb, Muhammad Abdul. Kamus Istilah Fiqh. Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, Nopianto, Catur. Penerapan Fatwa MUI dalam Melahirkan Produk Halal (Studi Kasus Mc Donald) Skripsi S1 Muamalat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rohmah, siti. Perlindungan Konsumen dalam Ekonomi Islam: Analisis Terhadap Sertifikasi Halal MUI (Studi Kasus pada Produk Papa Ron s Pizza) Skripsi S1 Muamalat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Sciffman, Leon G dan Kanuk, Leslie Lazar. Perilaku Konsumen. Jakarta: Indeks, Setiadi, J. Nugroho. Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Kencana, Sevilla, Conseulo G. Et All. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press, 1993.

114 99 Simamora, Bilson. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitable. Jakarta: PT. Gramedia Utama, Stanton, William J. Fundamental of Marketing. Toronto Canada: MC Grov Hill Book Company, Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, Supranto, J. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga, Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah. Ensiklopedia Islam Indonesia. Jakarta: Djambata, Tom, Duncan. Principles of Adverising 7 IMC. Mc Graw Hill, Inc, Umar Hussein. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, Yakin, Eky Kusnul. Hubungan Antara Sikap Permisif dan Kecurangan Akademis Skripsi S1 FPUI Depok, Yuliawati, Neng. Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Dalam Menggunakan Jasa PT. Sofyan Hotel Cikini Tbk Skripsi S1 Muamalat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

115 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y Case Processing Summary N % Cases Valid Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach s Alpha N of Items Item-Total Statistics Corrected Cronbach s Scale Mean if Scale Variance if Item-Total Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Corelation Deleted y y y y y y y y y y

116 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X Case Processing Summary N % Cases Valid Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach s Alpha N of Items

117 Item-Total Statistics Corrected Cronbach s Scale Mean if Scale Variance if Item-Total Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Corelation Deleted x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

118 Hasil Uji Normalitas

119 Hasil Uji Heteroskedastisitas ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression a Residual Total a. Predictors: (Constant), LabelisasiHalal b. Dependent Variable: KeputusanPembelian

120 Hasil Uji Linearitas Uji linearitas antara Labelisasi Halal (X) dengan Keputusan Pembelian Konsumen (Y) Dependent Variable:KeputusanPembelian Model Summary and Parameter Estimates Model Summary Parameter Estimates Equation R Square F df1 df2 Sig. Constant b1 Linear The independent variable is LabelisasiHalal.

BAB I PENDAHULUAN. informasi tentang produk yang akan digunakan, informasi dapat didefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. informasi tentang produk yang akan digunakan, informasi dapat didefenisikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam mencari dan menggali informasi tentang produk yang akan digunakan, informasi dapat didefenisikan sebagai isi dari apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan media dewasa ini, arus informasi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan media dewasa ini, arus informasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Seiring dengan pesatnya perkembangan media dewasa ini, arus informasi yang dapat diperoleh konsumen akan semakin banyak dan turut pula mempengaruhi pola

Lebih terperinci

MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR

MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR Konsep dasar halal dan haram dalam islam Halal dan Haram adalah Hak absolut Allah dan RasulNya Kejelasan halal dan haram Dalam islam sesuatu itu terbagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan. Menurut An- Nabhani sekumpulan aturan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, budaya serta teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, budaya serta teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, budaya serta teknologi saat ini, maka kebutuhan hidup manusia kian berkembang pula. Tidak hanya kebutuhan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik Oleh Mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga, Jurnal EKonomi, 2016, hal. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik Oleh Mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga, Jurnal EKonomi, 2016, hal. 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita tentu ingin selalu tampil cantik di mana pun dan kapan pun. Banyak yang dilakukan untuk mendapatkan tampilan yang diinginkan agar terlihat menawan. Hal yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunitas Muslim di seluruh dunia telah membentuk segmen pasar yang potensial dikarenakan pola khusus mereka dalam mengkonsumsi suatu produk. Pola konsumsi ini diatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, teknologi dan informasi, maka semakin luas alur keluar dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, teknologi dan informasi, maka semakin luas alur keluar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dan perdagangan bebas, dengan dukungan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi, maka semakin luas alur keluar dan masuknya barang dan jasa melintasi

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL

Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum syara yang saling berseberangan. Setiap muslim diperintahkan hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. hukum syara yang saling berseberangan. Setiap muslim diperintahkan hanya untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah muslim terbesar didunia, lebih kurang 80% penduduknya menganut agama Islam. Dalam Islam, halal dan haram adalah bagian

Lebih terperinci

III. TINJAUAN PUSTAKA

III. TINJAUAN PUSTAKA III. TINJAUAN PUSTAKA A. PANGAN HALAL Pangan di dalam UU RI No. 7 Tahun 1996 Tentang Pangan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari sumber daya hayati dan air, baik yang diolah maupun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi produk yang ditawarkan perusahaan, akan cepat sampai kepada

BAB I PENDAHULUAN. informasi produk yang ditawarkan perusahaan, akan cepat sampai kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era kemajuan teknologi dan informasi dalam dunia usaha atau bisnis, informasi produk yang ditawarkan perusahaan, akan cepat sampai kepada konsumen. Konsumen semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Populasi umat Muslim di seluruh dunia saat ini semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Populasi umat Muslim di seluruh dunia saat ini semakin meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Populasi umat Muslim di seluruh dunia saat ini semakin meningkat. Jumlah populasi muslim telah mencapai seperempat dari total populasi dunia dan diperkirakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bukan hanya umat Islam di pedesaan, tetapi lebih-lebih di perkotaan. Banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Bukan hanya umat Islam di pedesaan, tetapi lebih-lebih di perkotaan. Banyaknya 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam dekade terakhir ini kesadaran beragama umat Islam semakin kuat. Bukan hanya umat Islam di pedesaan, tetapi lebih-lebih di perkotaan. Banyaknya artis-artis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perilaku konsumen, kebijakan pemerintah, persaingan bisnis, hanya mengikuti perkembangan penduduk namun juga mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perilaku konsumen, kebijakan pemerintah, persaingan bisnis, hanya mengikuti perkembangan penduduk namun juga mengikuti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dalam segala bidang di Indonesia akan mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya perubahan perilaku konsumen, kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti "diizinkan" atau "boleh ". Istilah ini dalam kosakata sehari-hari lebih sering

BAB I PENDAHULUAN. berarti diizinkan atau boleh . Istilah ini dalam kosakata sehari-hari lebih sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Halal,حلال) halāl, halaal) adalah istilah bahasa Arab dalam agama Islam yang berarti "diizinkan" atau "boleh ". Istilah ini dalam kosakata sehari-hari lebih

Lebih terperinci

JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2013

JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2013 PENGARUH LABEL HALAL DAN PERIKLANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK WARDAH Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Agama Islam sebagai raḥmatallil ālamīn sesungguhnya telah

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Agama Islam sebagai raḥmatallil ālamīn sesungguhnya telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran Agama Islam sebagai raḥmatallil ālamīn sesungguhnya telah mengatur segala aspek kehidupan manusia, mulai dari hal-hal yang besar hingga bagian terkecil dalam

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada adanya pertambahan penduduk (Smith Adam, 1776). Dengan penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. pada adanya pertambahan penduduk (Smith Adam, 1776). Dengan penduduk BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era modern ini, perkembangan ekonomi Indonesia sangat cepat. Pada tahun 2014 Indonesia mengalami peningkatan ekonomi diatas pertumbuhan ekonomi dunia. Pertumbuhan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara

Lebih terperinci

SERTIFIKASI HALAL DALAM PRODUK KULINER UMKM

SERTIFIKASI HALAL DALAM PRODUK KULINER UMKM SERTIFIKASI HALAL DALAM PRODUK KULINER UMKM UMKM ( Usaha Mikro Kecil dan Menengah ) merupakan pelaku ekonomi nasional yang mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian. Karena. kegiatan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2014 PERINDUSTRIAN. Produk Halal. Jaminan. Bahan. Proses. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5604) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

SERTIFIKASI HALAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK OLAHAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DAERAH

SERTIFIKASI HALAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK OLAHAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DAERAH 86 SERTIFIKASI HALAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK OLAHAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DAERAH Pujiati Utami Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh PO BOX

Lebih terperinci

PENDIRIAN MINIMARKET DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG DITINJAU DARI PERDA NO. 6 TAHUN 2010 DAN ETIKA BISNIS ISLAM SKRIPSI.

PENDIRIAN MINIMARKET DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG DITINJAU DARI PERDA NO. 6 TAHUN 2010 DAN ETIKA BISNIS ISLAM SKRIPSI. PENDIRIAN MINIMARKET DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG DITINJAU DARI PERDA NO. 6 TAHUN 2010 DAN ETIKA BISNIS ISLAM SKRIPSI Oleh A N D R I A N I NIM. 3221103003 JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta dan sekitar 87%

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta dan sekitar 87% 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta dan sekitar 87% beragama Islam merupakan potensi pasar yang sangat besar bagi produk-produk halal. Apabila

Lebih terperinci

Waspadai Produk Gunaan dari Babi

Waspadai Produk Gunaan dari Babi Waspadai Produk Gunaan dari Babi 23 Februari 2015 Makalah Islam Waspadai Produk Gunaan dari Babi Siti Aminah (Kasubdit Produk Halal Direktorat Urais dan Binsyar) Babi adalah sejenis hewan ungulata yang

Lebih terperinci

Skripsi. Diajukan Oleh: SEPRIANI AYU LESTARI HARAHAP

Skripsi. Diajukan Oleh: SEPRIANI AYU LESTARI HARAHAP PENGARUH LABEL HALAL TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN PRODUK KOSMETIK (Studi Pada Mahasiswi Prodi Muamalat Jurusan Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa) Skripsi Diajukan Oleh:

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN NASABAH TERHADAP LOYALITAS NASABAH PEMBIAYAAN PADA BMT TULUNGAGUNG SKRIPSI

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN NASABAH TERHADAP LOYALITAS NASABAH PEMBIAYAAN PADA BMT TULUNGAGUNG SKRIPSI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN NASABAH TERHADAP LOYALITAS NASABAH PEMBIAYAAN PADA BMT TULUNGAGUNG SKRIPSI Oleh ANA ROCHMANIAH NIM. 3223103009 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

PENGARUH LABEL HALAL DAN TANGGAL KEDALUWARSA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MINUMAN KEMASAN PADA MAHASISWA IAIN ANTASARI BANJARMASIN

PENGARUH LABEL HALAL DAN TANGGAL KEDALUWARSA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MINUMAN KEMASAN PADA MAHASISWA IAIN ANTASARI BANJARMASIN PENGARUH LABEL HALAL DAN TANGGAL KEDALUWARSA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MINUMAN KEMASAN PADA MAHASISWA IAIN ANTASARI BANJARMASIN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam untuk

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA

PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA Dr. HM. Asrorun Ni am Sholeh,MA Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia @ans PENGERTIAN Fatwa adalah jawaban atau penjelasan dari ulama mengenai masalah keagamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. energi. Makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia haruslah makanan. dalam Al-Qur an surat Al-Baqarah ayat 172:

BAB I PENDAHULUAN. energi. Makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia haruslah makanan. dalam Al-Qur an surat Al-Baqarah ayat 172: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, makanan mempunyai peranan yang penting bagi manusia. Peran tersebut antara lain untuk mempertahankan kelangsungan hidup, melindungi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ketentuan Pasal 1 Angka (1) Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ketentuan Pasal 1 Angka (1) Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Produk Pangan 1. Pengertian Pangan Menurut ketentuan Pasal 1 Angka (1) Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang Pangan yang selanjutnya disingkat UUP, Pangan adalah segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam mencari dan menggali

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam mencari dan menggali BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam mencari dan menggali informasi tentang produk yang akan mereka gunakan. Informasi tentang produk dapat diperoleh melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup lainnya, seperti kebutuhan sandang dan papan. Secara etimologi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup lainnya, seperti kebutuhan sandang dan papan. Secara etimologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat penting disamping kebutuhan hidup lainnya, seperti kebutuhan sandang dan papan. Secara etimologi makanan adalah

Lebih terperinci

Manual SJH. Dokumen perencanaan yang menggambarkan cara perusahaan memenuhi 11 kriteria SJH Berfungsi sebagai panduan bagi perusahaan

Manual SJH. Dokumen perencanaan yang menggambarkan cara perusahaan memenuhi 11 kriteria SJH Berfungsi sebagai panduan bagi perusahaan MANUAL SJH STANDAR Manual SJH Dokumen perencanaan yang menggambarkan cara perusahaan memenuhi 11 kriteria SJH Berfungsi sebagai panduan bagi perusahaan dalam menerapkan SJH Prinsip Manual Sistem Menuliskan

Lebih terperinci

BAB I. Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai. dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan

BAB I. Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai. dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan masyarakatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan makanan itulah manusia akan dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan makanan itulah manusia akan dapat melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan makanan itulah manusia akan dapat melakukan aktivitas dengan semangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang beragama muslim, ada hal yang menjadi aturan-aturan dan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang beragama muslim, ada hal yang menjadi aturan-aturan dan A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan globalisasi yang berkembang saat ini, gaya hidup masyarakat pada umumnya mengalami banyak perubahan. Perubahan tersebut dapat

Lebih terperinci

SISTEM JAMINAN HALAL (S J H)

SISTEM JAMINAN HALAL (S J H) SISTEM JAMINAN HALAL (S J H) 2014 MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL [PERUSAHAAN ] Disiapkan oleh, Disahkan oleh, (Ketua Tim Manajemen Halal) (Perwakilan Manajemen) DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Halaman Pengesahan...

Lebih terperinci

Oleh : MUHAMAD NURIDIN NIM :

Oleh : MUHAMAD NURIDIN NIM : Analisis Pengaruh Pemberian Modal Kerja, Pelatihan, Dan Pendampingan Terhadap Peningkatan Pendapatan Mustahiq Kota Semarang (Studi Kasus Pada Program Misykat LAZ DPU DT Cabang Semarang) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) TERHADAP KEPUTUSAN PASIEN MEMILIH PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT ISLAM (RSI) KENDAL

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) TERHADAP KEPUTUSAN PASIEN MEMILIH PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT ISLAM (RSI) KENDAL PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) TERHADAP KEPUTUSAN PASIEN MEMILIH PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT ISLAM (RSI) KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat pengajuan skripsi Guna memperoleh

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 52 Tahun 2012 Tentang HUKUM HEWAN TERNAK YANG DIBERI PAKAN DARI BARANG NAJIS

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 52 Tahun 2012 Tentang HUKUM HEWAN TERNAK YANG DIBERI PAKAN DARI BARANG NAJIS FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 52 Tahun 2012 Tentang HUKUM HEWAN TERNAK YANG DIBERI PAKAN DARI BARANG NAJIS (MUI), setelah : Menimbang : 1. bahwa produk pangan ternak ada yang telah dikembangkan

Lebih terperinci

PENGARUH ETIKA BISNIS ISLAMI TERHADAP TINGKAT KUANTITAS PENJUALAN PRODUK PADA PERUSAHAAN AIR MINUM PT.BUYA BAROKAH KUDUS

PENGARUH ETIKA BISNIS ISLAMI TERHADAP TINGKAT KUANTITAS PENJUALAN PRODUK PADA PERUSAHAAN AIR MINUM PT.BUYA BAROKAH KUDUS PENGARUH ETIKA BISNIS ISLAMI TERHADAP TINGKAT KUANTITAS PENJUALAN PRODUK PADA PERUSAHAAN AIR MINUM PT.BUYA BAROKAH KUDUS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Ratna Dewi Sartika NIM

SKRIPSI. Oleh: Ratna Dewi Sartika NIM PENGARUH VARIASI PRODUK DAN PELAYANAN YANG DITAWARKAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA KOPERASI PEGAWAI REPUPLIK INDONESIA (KP-RI ) GANESHA KECAMATAN KLAKAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh: Ratna

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap orang berhak mendapat perlindungan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. penyampai informasi produk kepada konsumen. Sebuah label biasanya berupa

BAB II KERANGKA TEORI. penyampai informasi produk kepada konsumen. Sebuah label biasanya berupa BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Labelisasi Halal 2.1.1 Pengertian Label Label berhubungan erat dengan pemasaran. Label merupakan media penyampai informasi produk kepada konsumen. Sebuah label biasanya berupa

Lebih terperinci

KIAT MEMILIH PRODUK HALAL

KIAT MEMILIH PRODUK HALAL Serial artikel sosialisasi halalan toyyiban PusatHalal.com Materi 5 KIAT MEMILIH PRODUK HALAL Oleh DR. Anton Apriyantono Mengkonsumsi pangan yang halal dan thoyyib (baik, sehat, bergizi dan aman) adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang halal, karena setiap makanan yang kita konsumsi akan mendarah. daging dalam tubuh dan menjadi sumber energi yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang halal, karena setiap makanan yang kita konsumsi akan mendarah. daging dalam tubuh dan menjadi sumber energi yang penting untuk BAB I PENDAHULUAN A LATAR BELAKANG MASALAH Dalam Islam umat muslim diwajibkan mengkonsumsi makanan yang halal, karena setiap makanan yang kita konsumsi akan mendarah daging dalam tubuh dan menjadi sumber

Lebih terperinci

PENGARUH INSENTIF, PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus di PT. Pelita Cengkareng Paper)

PENGARUH INSENTIF, PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus di PT. Pelita Cengkareng Paper) i PENGARUH INSENTIF, PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus di PT. Pelita Cengkareng Paper) TESIS HAMED ALHAMID NIM: 55114110027 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PENGIRIMAN BARANG TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI PT. HERONA EXPRESS KANTOR PERWAKILAN JEMBER TAHUN 2013 SKRIPSI

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PENGIRIMAN BARANG TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI PT. HERONA EXPRESS KANTOR PERWAKILAN JEMBER TAHUN 2013 SKRIPSI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PENGIRIMAN BARANG TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI PT. HERONA EXPRESS KANTOR PERWAKILAN JEMBER TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh Petti Kartika Sari NIM 070210391133 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar dalam membantu perekonomian rakyat. UKM Menurut UU No. 20 tahun 2008 Usaha Kecil dan Menengah adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar dalam membantu perekonomian rakyat. UKM Menurut UU No. 20 tahun 2008 Usaha Kecil dan Menengah adalah usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran UKM telah teraktualisasi sejak masa krisis sampai saat sekarang ini. Selama masa krisis hingga saat ini, keberadaan UKM mampu menjadi motor penggerak utama ekonomi

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN ELEKTRONIK BANKING (E-BANKING) TERHADAP KEPUASAN NASABAH DI BNI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU TULUNGAGUNG SKRIPSI

PENGARUH LAYANAN ELEKTRONIK BANKING (E-BANKING) TERHADAP KEPUASAN NASABAH DI BNI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU TULUNGAGUNG SKRIPSI PENGARUH LAYANAN ELEKTRONIK BANKING (E-BANKING) TERHADAP KEPUASAN NASABAH DI BNI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU TULUNGAGUNG SKRIPSI Oleh MEI SADATUL CHUSNIA NIM. 3223103040 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH SOSIALISASI DAN TINGKAT RELIGIUSITAS TERHADAP MOTIVASI MASYARAKAT UNTUK MEMBAYAR ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA SEMARANG

PENGARUH SOSIALISASI DAN TINGKAT RELIGIUSITAS TERHADAP MOTIVASI MASYARAKAT UNTUK MEMBAYAR ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA SEMARANG PENGARUH SOSIALISASI DAN TINGKAT RELIGIUSITAS TERHADAP MOTIVASI MASYARAKAT UNTUK MEMBAYAR ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA SEMARANG SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA, KEPERCAYAAN DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PERDAGANGAN E-COMMERCE (Studi Kasus Pada Miulan Hijab Semarang)

PENGARUH HARGA, KEPERCAYAAN DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PERDAGANGAN E-COMMERCE (Studi Kasus Pada Miulan Hijab Semarang) PENGARUH HARGA, KEPERCAYAAN DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PERDAGANGAN E-COMMERCE (Studi Kasus Pada Miulan Hijab Semarang) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP MINAT NASABAH GRIYA ib HASANAH DI PT. BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU TULUNGAGUNG SKRIPSI

PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP MINAT NASABAH GRIYA ib HASANAH DI PT. BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU TULUNGAGUNG SKRIPSI PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP MINAT NASABAH GRIYA ib HASANAH DI PT. BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU TULUNGAGUNG SKRIPSI Oleh MUHAMMAD IBNU AZIZAN NIM. 3223103047 JURUSAN PERBANKAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PRODUK NATASHA SKIN CARE DI SOLO

ANALISIS PENGARUH HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PRODUK NATASHA SKIN CARE DI SOLO ANALISIS PENGARUH HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PRODUK NATASHA SKIN CARE DI SOLO SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. CV. Semar yang merupakan salah satu produsen pembuat bakso di Bandung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. CV. Semar yang merupakan salah satu produsen pembuat bakso di Bandung 69 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Semar yang merupakan salah satu produsen pembuat bakso di Bandung yang mempunyai sertifikasi halal dan mencantumkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas beragama Islam terbesar di dunia. Sebanyak 87,18 % dari

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas beragama Islam terbesar di dunia. Sebanyak 87,18 % dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki penduduk dengan mayoritas beragama Islam terbesar di dunia. Sebanyak 87,18 % dari 237.641.326 penduduk Indonesia

Lebih terperinci

OLEH : KHOIRUN NIKMAH NIM

OLEH : KHOIRUN NIKMAH NIM IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) PADA PELAJARAN PAI KELAS VII DI SMPN 1 KANIGORO BLITAR TAHUN AJARAN 2015-2016 SKRIPSI OLEH : KHOIRUN NIKMAH NIM 2811123119

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR ALKOHOL DALAM OBAT BATUK SIRUP YANG BEREDAR DI KOTA PEMALANG SKRIPSI

ANALISIS KADAR ALKOHOL DALAM OBAT BATUK SIRUP YANG BEREDAR DI KOTA PEMALANG SKRIPSI ANALISIS KADAR ALKOHOL DALAM OBAT BATUK SIRUP YANG BEREDAR DI KOTA PEMALANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Kimia Oleh: DEWI

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KEPUTUSAN MEMILIH KONSENTRASI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KEPUTUSAN MEMILIH KONSENTRASI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KEPUTUSAN MEMILIH KONSENTRASI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Konsentrasi Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP Universitas Jember Tahun

Lebih terperinci

MOTTO. Al Baqarah ayat 148 :

MOTTO. Al Baqarah ayat 148 : MOTTO Al Baqarah ayat 148 : Artinya : Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlombalombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah

Lebih terperinci

BAB III USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DAN SERTIFIKASI HALAL

BAB III USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DAN SERTIFIKASI HALAL BAB III USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DAN SERTIFIKASI HALAL A. UMKM Makanan dan Minuman di Surabaya Usaha mikro kecil menengah (UMKM) merupakan pelaku ekonomi nasional yang mempunyai peran yang sangat

Lebih terperinci

MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL [PERUSAHAAN ]

MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL [PERUSAHAAN ] MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL [PERUSAHAAN ] Disiapkan oleh, Disahkan oleh, (Ketua Tim Manajemen Halal) (Perwakilan Manajemen) Daftar Isi... 1 Halaman Pengesahan... 2 1. Pendahuluan...3 1.1 Informasi Umum

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN SKILL PEGAWAI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN DI KSPPS BMT AL-HIKMAH UNGARAN CABANG MIJEN

STRATEGI PENGEMBANGAN SKILL PEGAWAI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN DI KSPPS BMT AL-HIKMAH UNGARAN CABANG MIJEN STRATEGI PENGEMBANGAN SKILL PEGAWAI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN DI KSPPS BMT AL-HIKMAH UNGARAN CABANG MIJEN Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Syariah Jurusan Ekonomi Islam.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Syariah Jurusan Ekonomi Islam. ANALISIS FAKTOR BUDAYA, FAKTOR SOSIAL, FAKTOR PRIBADI DAN FAKTOR PSIKOLOGI KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BUSANA MUSLIM DI TOKO KISA KALIWUNGU, KENDAL. SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN DAN PELAKSANAAN SELF KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (STUDI KASUS : KPP PRATAMA KEBAYORAN BARU TIGA JAKARTA

PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN DAN PELAKSANAAN SELF KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (STUDI KASUS : KPP PRATAMA KEBAYORAN BARU TIGA JAKARTA PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN DAN PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP TINGKAT KESADARAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (STUDI KASUS : KPP PRATAMA KEBAYORAN BARU TIGA JAKARTA SELATAN)

Lebih terperinci

PENGARUH PROMOSI, PELAYANAN DAN PROFIT SHARING TERHADAP KEPUTUSAN NON MUSLIM MENJADI NASABAH DI BANK BTN KCPS CONDONGCATUR SLEMAN

PENGARUH PROMOSI, PELAYANAN DAN PROFIT SHARING TERHADAP KEPUTUSAN NON MUSLIM MENJADI NASABAH DI BANK BTN KCPS CONDONGCATUR SLEMAN PENGARUH PROMOSI, PELAYANAN DAN PROFIT SHARING TERHADAP KEPUTUSAN NON MUSLIM MENJADI NASABAH DI BANK BTN KCPS CONDONGCATUR SLEMAN Skripsi Disusun Untuk Memenuhi Tugasdan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI ES BALOK UNTUK KONSUMSI (Studi Kasus di Kota Semarang) SKRIPSI

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI ES BALOK UNTUK KONSUMSI (Studi Kasus di Kota Semarang) SKRIPSI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI ES BALOK UNTUK KONSUMSI (Studi Kasus di Kota Semarang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu

Lebih terperinci

SKRIPSI. Program Studi Akuntansi. Nama : NUR FALAH NIM : FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2012

SKRIPSI. Program Studi Akuntansi. Nama : NUR FALAH NIM : FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2012 PENGARUH TINGKAT KESADARAN, TINGKAT PENGETAHUAN, KUALITAS PELAYANAN, DAN PENEGAKAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MENYAMPAIKAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN BADAN SKRIPSI Program

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP MINAT NASABAH UNTUK MENABUNG (Study Kasus Pada PT. BANK MEGA SYARI AH Cabang Semarang)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP MINAT NASABAH UNTUK MENABUNG (Study Kasus Pada PT. BANK MEGA SYARI AH Cabang Semarang) PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP MINAT NASABAH UNTUK MENABUNG (Study Kasus Pada PT. BANK MEGA SYARI AH Cabang Semarang) TUGAS AKHIR Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

Sertifikasi dan Sistem Jaminan Halal

Sertifikasi dan Sistem Jaminan Halal Sertifikasi dan Sistem Jaminan Halal Apa itu Perbuatan Hukum asal perbuatan adalah terikat dengan hukum syara. (Wajib, Sunnah, Mubah, Makruh, Haram) Hukum Halal/Haram Menjadi dasar dalam proses Sertifikasi

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM (studi kasus pada mahasiswi Fakultas Syari ah Jurusan Ekonomi Islam angkatan 2009 IAIN Walisongo Semarang) SKRIPSI

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Dengan ini saya bahwa skripsi yang saya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dan diajukan pada Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh. Faisal Riza NIM

SKRIPSI. oleh. Faisal Riza NIM ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN LAPTOP MEREK ACER (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember Angkatan Tahun 2009-2011) SKRIPSI diajukan guna

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI PENGARUH PERAN KELOMPOK RUJUKAN (REFERENCE GROUP) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MINYAK RAMBUT JENIS POMADE STUDI PADA MAHASISWA

STUDI KOMPARASI PENGARUH PERAN KELOMPOK RUJUKAN (REFERENCE GROUP) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MINYAK RAMBUT JENIS POMADE STUDI PADA MAHASISWA STUDI KOMPARASI PENGARUH PERAN KELOMPOK RUJUKAN (REFERENCE GROUP) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MINYAK RAMBUT JENIS POMADE STUDI PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DENGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

Persyaratan Sertifikasi Halal. Kebijakan dan Prosedur HAS 23000:2

Persyaratan Sertifikasi Halal. Kebijakan dan Prosedur HAS 23000:2 Persyaratan Sertifikasi Halal Kebijakan dan Prosedur HAS 23000:2 Tujuan : Peserta memahami prinsip-prinsip dari Kebijakan dan Prosedur dalam Sertifikasi Halal. Peserta dapat menerapkan Prinsip-prinsip

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Biologi. Oleh: MELLA PRATIWI NIM.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Biologi. Oleh: MELLA PRATIWI NIM. PENGARUH KEAKTIFAN SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA (PMR) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI IPA DI SMA N 1 KALIWUNGU TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, KELAS SOSIAL, DAN BUDAYA TERHADAP BESARNYA PINJAMAN PRODUKTIF DI BAITUL MAAL WA TANWIL (BMT) AR-RAHMAN TULUNGAGUNG

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, KELAS SOSIAL, DAN BUDAYA TERHADAP BESARNYA PINJAMAN PRODUKTIF DI BAITUL MAAL WA TANWIL (BMT) AR-RAHMAN TULUNGAGUNG PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, KELAS SOSIAL, DAN BUDAYA TERHADAP BESARNYA PINJAMAN PRODUKTIF DI BAITUL MAAL WA TANWIL (BMT) AR-RAHMAN TULUNGAGUNG SKRIPSI Oleh Nak Imatul Laili NIM. 2823123105 JURUSAN PERBANKAN

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditawarkan bisa meliputi barang fisik (tangible) atau meliputi barang jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditawarkan bisa meliputi barang fisik (tangible) atau meliputi barang jasa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan

Lebih terperinci

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNAAN JASA KERETA API MUTIARA DI STASIUN JEMBER SKRIPSI. Oleh DESIRINI SRI RAHAYU

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNAAN JASA KERETA API MUTIARA DI STASIUN JEMBER SKRIPSI. Oleh DESIRINI SRI RAHAYU PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNAAN JASA KERETA API MUTIARA DI STASIUN JEMBER SKRIPSI Oleh DESIRINI SRI RAHAYU 070210391138 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA MINAT MEMBACA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI

KORELASI ANTARA MINAT MEMBACA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI KORELASI ANTARA MINAT MEMBACA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTsN NGANTRU TULUNGAGUNG SKRIPSI Oleh: ANIK NADIROH NIM: 3211073040 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMBELI HELM MERK KYT DI SURAKARTA (Studi Kasus Mahasiswa UMS Surakarta)

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMBELI HELM MERK KYT DI SURAKARTA (Studi Kasus Mahasiswa UMS Surakarta) ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMBELI HELM MERK KYT DI SURAKARTA (Studi Kasus Mahasiswa UMS Surakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Psikologis Yang Mempengaruhi Intensi Membeli Air Minum Dalam Kemasan Merek Aqua Pada Mahasiswa FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Faktor-Faktor Psikologis Yang Mempengaruhi Intensi Membeli Air Minum Dalam Kemasan Merek Aqua Pada Mahasiswa FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Faktor-Faktor Psikologis Yang Mempengaruhi Intensi Membeli Air Minum Dalam Kemasan Merek Aqua Pada Mahasiswa FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Di Susun Oleh: NYA SORAYA RIZKINA (106070002284) Skripsi

Lebih terperinci

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) MEA

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) MEA Konferensi Tingkat Tinggi Association of South East Asia Nations (ASEAN) ke-9 tahun 2003 menyepakati Bali Concord II yang memuat 3 pilar untuk mencapai vision 2020 yaitu ekonomi, sosial, budaya, dan politik

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, LINGKUNGAN KERJA DAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN TETAP PADA PO ROSALIA INDAH

PENGARUH GAJI, LINGKUNGAN KERJA DAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN TETAP PADA PO ROSALIA INDAH PENGARUH GAJI, LINGKUNGAN KERJA DAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN TETAP PADA PO ROSALIA INDAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan pra skripsi yang berjudul

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN MENGENAI LABELISASI HALAL PADA PRODUK MAKANAN (STUDI KASUS KOTA LANGSA)

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN MENGENAI LABELISASI HALAL PADA PRODUK MAKANAN (STUDI KASUS KOTA LANGSA) IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN MENGENAI LABELISASI HALAL PADA PRODUK MAKANAN (STUDI KASUS KOTA LANGSA) SKRIPSI Diajukan Oleh : MUTIA Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama

Lebih terperinci

PENGARUH DAYA TARIK PESAN IKLAN DAN KREDIBILITAS CELEBRITY ENDORSER

PENGARUH DAYA TARIK PESAN IKLAN DAN KREDIBILITAS CELEBRITY ENDORSER PENGARUH DAYA TARIK PESAN IKLAN DAN KREDIBILITAS CELEBRITY ENDORSER IKLAN INDOMIE GORENG DI TELEVISI TERHADAP MINAT BELI (Survei Pelajar SMAN 94 Kalideres Jakarta Barat) TESIS SUGIHANTORO 55212120044 PROGRAM

Lebih terperinci

PENERAPAN SYARIAH MARKETING DAN PENGARUHNYA TERHADAP CITRA LEMBAGA LEASING SYARIAH DANAKU SYARIAH CABANG SEMARANG

PENERAPAN SYARIAH MARKETING DAN PENGARUHNYA TERHADAP CITRA LEMBAGA LEASING SYARIAH DANAKU SYARIAH CABANG SEMARANG PENERAPAN SYARIAH MARKETING DAN PENGARUHNYA TERHADAP CITRA LEMBAGA LEASING SYARIAH DANAKU SYARIAH CABANG SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 PAKUSARI TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 PAKUSARI TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 PAKUSARI TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: Elok Dwi Pertiwi 060210391186 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS ANGGOTA PRIMKOP DHARMA PUTRA JEMBER SKRIPSI. Oleh Dwi Widia Ningsih NIM

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS ANGGOTA PRIMKOP DHARMA PUTRA JEMBER SKRIPSI. Oleh Dwi Widia Ningsih NIM PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS ANGGOTA PRIMKOP DHARMA PUTRA JEMBER SKRIPSI Oleh Dwi Widia Ningsih NIM 080210391038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK PERDANA TRI (Study Empiris Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta)

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK PERDANA TRI (Study Empiris Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta) ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK PERDANA TRI (Study Empiris Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN LOKASI TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN SKRIPSI

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN LOKASI TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN SKRIPSI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN LOKASI TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN (Studi Kasus pada Richeese Factory Cabang Daan Mogot Jakarta Barat) SKRIPSI Nama : Afif Kurniawan NIM : 43112010190 Program Studi Manajemen

Lebih terperinci

PENGARUH RETAILING MIX TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MINIMARKET INDOMARET MEJOBO KUDUS

PENGARUH RETAILING MIX TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MINIMARKET INDOMARET MEJOBO KUDUS PENGARUH RETAILING MIX TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MINIMARKET INDOMARET MEJOBO KUDUS Diajukan oleh : MUHAMMAD RIZA PAHLAWI NIM. 2008-11-132 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci