HASIL. Tabel 1 Komposisi media tanam dan formula yang dengan dan tanpa bakteri X. campestris pv. acaciae pada masing-masing perlakuan.

Transkripsi

1 12 Tabel 1 Komposisi media tanam dan formula yang dengan dan tanpa bakteri. campestris pv. acaciae pada masingmasing perlakuan. Perlakuan Tanah (gam) Pasir Kompos Formula MtsF MtsF MsF MsF MtsF MtsF MsF MsF MtsF MtsF MsF MsF MtsF MtsF MsF MsF Keterangan: Ms : media steril Mts : media tidak steril F : konsentrasi formula % (kontrol) F1 : Konsentrasi formula 1% F2 : Konsentrasi formula 2% F3 : Konsentrasi formula 3% : Introduksi bakteri. campestris pv. acaciae : Tidak ada Introduksi bakteri. campestris pv. acaciae Uji in vitro Formula BioLC4 Pengujian ekstrak BioLC4 terhadap. campestris pv. acaciae secara in vitro dilakukan pada media PSA dengan konsentrasi agar.75 %. Bakteri. campestris pv. acaciae yang digunakan adalah bakteri hasil isolasi dari media tanam pada percobaan sebelumnya. Dua lup bakeri. campestris pv. acaciae yang tumbuh pada media PSA dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang berisi 2 ml media PSB, kemudian dikocok dengan shaker selama 2 hari pada suhu ruang sehingga diperoleh suspensi bakterinya. Lima ml suspensi tersebut diinokulasikan ke dalam 1 ml media PSA.75%, kemudian media ini dikocok agar bakteri tercampur merata dan dituangkan ke dalam cawan Petri sebanyak 1 ml. Ekstrak BioLC4 sebanyak 1 µl diteteskan pada cakram kertas berdiameter 13 mm, kemudian dikeringkan dengan pengering rambut. Setelah kering, kertas cakram kertas itu disinari dengan UV (λ = 254 nm) selama 15 menit dan diletakkan di permukaan media yang telah diinokulasi bakteri. campestris pv. acaciae pada cawan Petri. Cawan diinkubasi pada suhu 1 o C selama 2 jam. Setelah itu diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam. Diameter zona bening diukur dan dinyatakan sebagai zona hambatan pertumbuhan setelah dikoreksi dengan diameter cakram kertas. HASIL Hasil Penghitungan Jumlah Koloni Bakteri. campestris pv. acaciae Koloni anthomonas sp. berbentuk bulat, permukaan cembung, bertepi utuh dan berwarna kuning (Aini et.al. 22) (Gambar 1). Warna kuning ini merupakan karakteristik dari anthomonas sp. (Dowson 1939). Gambar 1. Koloni. campestris pv. acaciae pada media PSA Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa. campestris pv. acaciae dapat diisolasi dari Mts (media tidak steril yang diintroduksi. campestris pv. acaciae) dan Ms (media tidak steril yang diintroduksi. campestris pv. acaciae), sedangkan pada Mts dan Ms yang tidak diintroduksi anthomonas tidak ditemukan bakteri tersebut, kecuali pada MtsF1, MtsF2 dan MtsF3 pada minggu ke4 dan ke5 yang jumlahnya berkisar antara,3.8 x 1 6 cfu/ml. Introduksi anthomonas juga dapat menambah jumlah total koloni semua bakteri pada Mts dan Ms (lampiran 3). Pada minggu ke jumlah total koloni semua bakteri pada Mts selalu lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan jumlah total koloni semua bakteri pada Mts yang tidak diintroduksi anthomonas pada semua perlakuan. Hal yang sama juga terjadi pada Ms. Pada minggu ke jumlah total koloni semua bakterinya selalu lebih banyak dibandingkan dengan jumlah total koloni semua bakteri pada Ms yang tidak diintroduksi anthomonas. Contohnya jumlah total koloni semua bakteri pada MsF pada minggu ke jumlahnya 42 x 1 6 cfu/ml. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan dengan jumlah total koloni semua bakteri pada MsF yang berjumlah 24 x 1 6 cfu/ml pada minggu ke (Tabel 3).

2 13 Jumlah koloni. campestris pv. acaciae pada perlakuan Mts mengalami penurunan dari minggu ke sampai minggu ke 5 (Gambar 2). Koloni. campestris pv. acaciae pada MtsF (media tidak steril yang diintroduksi. campestris pv. acaciae tanpa formula) pada minggu pertama jumlahnya sama dengan MtsF2 (media tidak steril diintroduksi. campestris pv. acaciae dengan formula 2%) dan MtsF3 (media tidak steril diintroduksi. campestris pv. acaciae dengan formula 3%) yaitu berkisar 89 x 1 6 cfu/ml. Jumlah koloni anthomonas pada ketiga perlakuan tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah anthomonas pada MtsF1 (media tidak steril yang diintroduksi. campestris pv. acaciae dengan formula 1%) yaitu sebesar 19 x 1 6 cfu/ml pada minggu pertama. Hal yang sama juga terjadi pada minggu ke2 dan ke 3, jumlah. campestris pv. acaciae pada media MtsF1 berkisar 911 x 1 6 cfu/ml. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan jumlah bakteri anthomonas pada MtsF, MtsF2 dan MtsF3 yang berkisar 6 x 1 6 cfu/ml pada minggu ke2 sampai ke3. Jumlah bakteri yang diisolasi semakin berkurang untuk semua perlakuan Mts seiring dengan lamanya bakteri tersebut di dalam tanah, dengan kisaran.4 x 1 6 cfu/ml pada minggu ke5 (Tabel 2) , ,7,2,4,3 MtsFi MtsF1i MtsF2i MtsF3i Ga mbar 2. Jumlah koloni. campestris pv. acaciae pada media tidak steril yang diintroduksi. campestris pv. acaciae (Mts) pada minggu ke sampai Jadi jumlah anthomonas pada MtsF1 jauh lebih besar dibandingkan ketiga perlakuan lainnya. Hal ini berbeda pada perlakuan Ms. Pada minggu pertama jumlah anthomonas pada MsF2 (media steril yang diintroduksi. campestris pv. acaciae dengan formula BioLC4 2%) dan MsF3 (media steril yang diintroduksi. campestris pv. acaciae dengan formula Bio LC4 3%) yaitu masingmasing 15 x 1 6 cfu/ml dan 48 x 1 6 cfu/ml. Jumlah tersebut jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah anthomonas pada MsF (media steril yang diintroduksi. campestris pv. acaciae tanpa formula ) dan MsF1 (media steril yang diintroduksi anthomonas dengan konsentrasi formula BioLC4 1%) yang berjumlah masingmasing 5 x 1 6 cfu/ml dan 3 x 1 6 cfu/ml pada minggu pertama. Pada minggu ke2 sampai ke5 jumlah anthomonas pada MsF2 dan MsF3 turun drastis menjadi,7 x 1 6 cfu/ml. Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah anthomonas pada MsF dan MsF1 yang berkisar.35 x 1 6 cfu/ml pada minggu ke2 sampai ke5 (Gambar 3) ,6,5,3,7 MsFi MsF1i MsF2i MsF3i Gambar 3. Jumlah koloni. campestris pv. acaciae pada Ms yang diintroduksi. campestris pv. acaciae pada minggu ke sampai Apabila jumlah bakteri. campestris pv. acaciae pada Mts dibandingkan dengan jumlah anthomonas pada Ms, maka jumlah anthomonas paling banyak diisolasi dari Ms, yaitu dari MsF3 sebesar 48 x 1 6 cfu/ml pada minggu pertama. Pada minggu ke2 sampai ke5 jumlah bakteri. campestris pv. acaciae mengalami penurunan pada semua perlakuan Mts dan Ms. Koloni anthomonas bahkan tidak ditemukan pada MsF2 saat minggu ke2 sampai ke5 dan pada MsF3 pada minggu ke2 sampai ke 4, tetapi pengaruh formula tidak terlihat pada perlakuan diatas. Hal tersebut disebabkan jumlah anthomonas pada kontrol juga mengalami penurunan, tetapi penambahan formula pada media tanam dapat mempercepat waktu kematian anthomonas. Pada Mts, waktu kematian anthomonas paling cepat terjadi pada MtsF3 yaitu pada minggu ke3, kemudian pada MtsF2 pada Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi formula, semakin cepat waktu kematian anthomonas. Hal yang sama terjadi pada Ms. Waktu kematian pada Ms

3 14 paling cepat terjadi pada MsF2 dan MsF3 yaitu pada minggu ke2 (Tabel 2) ,5 6,7 8,2 7,9,34,98 1,75 1,2 MtsF MtsF1 MtsF2 MtsF3 Gambar 4. Jumlah total koloni semua bakteri pada Mts yang diintroduksi. campestris pv. acaciae pada minggu ke sampai Tabel 2. Hasil ratarata jumlah koloni. campestris pv. acaciae (x 1 6 ) Hasil Penghitungan Jumlah Koloni Semua Bakteri Hasil penghitungan jumlah total koloni semua bakteri pada media Mts (media tidak steril yang diintroduksi. campestris pv. acaciae) dapat dilihat pada Gambar 4. Grafik diatas menunjukkan jumlah total koloni semua bakteri mengalami penurunan dari minggu ke sampai Pada minggu ke jumlah total koloni semua bakteri paling banyak terdapat pada MtsF3 yaitu 37 x 1 6 cfu/ml. Hal yang sama juga terjadi pada minggu ke2, jumlah total koloni semua bakteri paling banyak pada MtsF3 yaitu 9 x 1 6 cfu/ml (Lampiran 3). Sementara itu, jumlah total koloni semua bakteri pada kontrol (MtsF) selalu lebih sedikit dibandingkan perlakuan lainnya pada minggu ke1 sampai ke5 (Tabel 3). Hal ini menunjukkan bahwa dengan penambahan formula dapat menambah jumlah bakteri yang diisolasi. Pada perlakuan dengan media steril yang diintroduksi. campestris pv. acaciae (Ms) jumlah total koloni semua bakterinya mengalami penurunan dari minggu ke1 sampai ke 5 pada semua perlakuan Ms (Gambar 5). Tidak steril (Mts) (Ms) Introduksi bakteri Waktu Konsentrasi formula (minggu) F F1 F2 F3 32, 32, 32, 32, 1 8, 19, 9, 8, 2 3, 11, 6, 2, 3 2, 9, 5,, 4 3,9 3,,2,7 5,3,3,,4,,,, 1,,,, 2,,,, 3,,,, 4,,8,3,8 5,,3,6,8 32, 32, 32, 32, 1 5, 3, 15, 48, 2 5, 2,,, 3 2, 1,,, 4,6,5,, 5,3,,,7,,,, 1,,,, 2,,,, 3,,,, 4,,,, 5,,,, Keterangan Mts, Ms, F, F1, F2, F3, dan merujuk ke Tabel 1.

4 ,8 2,2 5,1,49,3,88,47 MsF MsF1 MsF2 MsF3 Berbeda dengan Mts pada minggu ke2 sampai ke 5 bahwa jumlah koloni semua bakteri pada kontrol selalu lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah total koloni semua bakteri untuk semua perlakuan, sedangkan pada Ms pola tersebut tidak ditemukan. Jumlah total koloni semua bakteri pada media tidak steril (Mts) dan tanpa introduksi. campestris pv. acaciae mengalami penurunan dari minggu ke sampai ke5 pada semua perlakuan (Gambar 6). Gambar 5. Jumlah total koloni semua bakteri pada Ms yang diintroduksi. campestris pv. acaciae pada minggu ke sampai Pada pada minggu ke jumlah total koloni semua bakteri paling banyak pada MsF (42 x1 6 ) dibandingkan dengan jumlah total koloni pada MsF1, MsF2 dan MsF3. Hal yang berbeda terjadi pada minggu ke1, jumlah total koloni semua bakteri pada MsF yaitu 18 x 1 6. Jumlah ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah total koloni semua bakteri pada MsF1, MsF1 dan MsF3 yang berkisar x 1 6 cfu/ml. Jumlah bakteri yang diisolasi paling banyak pada MsF2 yaitu 187 x 1 6 cfu/ml pada minggu pertama. Tabel 3. Hasil rata jumlah total koloni semua bakteri (x 1 6 ) ,6 7,5 53,2,26,81,4,3 MtsF MtsF1 MtsF2 MtsF3 Gambar 6. Jumlah total koloni semua bakteri pada Mts tanpa introduksi. campestris pv. acaciae pada minggu ke sampai Tidak steril (Mts) Steril (Ms) Introduksi bakteri Waktu Konsentrasi formula (minggu) F F1 F2 F3 16, 14, 22, 37, 1 24, 72, 76, 9, 2 8, 47, 53, 24, 3 3, 26, 19, 13, 4 1,5 6,7 8,2 7,9 5,34,98 1,75 1,2 3, 9, 15, 5, 1 11, 1, 6, 2, 2 18, 15, 232, 131, 3 61, 76, 7, 64, 4 3,2 5, 7,5 7,6 5,3,4,81,26 42, 25, 27, 17, 1 18, 61, 187, 15, 2 22, 25, 28, 24, 3 4, 18, 6, 4, 4 1,8 1, 2,2 5,1 5,49,3,88,47 24, 23, 6, 5, 1 23, 49, 16, 2, 2 11, 45, 162, 68, 3 58, 32, 54, 58, 4 1,1 1,6 6,2 7,3 5,26,7,5,5 Keterangan Mts, Ms, F, F1, F2,F3 dan merujuk ke di Tabel 1

5 16 Pada minggu ke jumlah total koloni semua bakteri pada Mts paling banyak pada MtsF2 yang berjumlah 15 x 1 6 cfu/ml. Jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah total koloni semua bakteri pada kontrol (MtsF), MtsF1 dan MtsF3 yang berkisar 39 x 1 6 cfu/ml. Hal yang sama juga terjadi pada minggu ke1 sampai ke2, jumlah total koloni semua bakteri pada MtsF2 lebih banyak dibandingkan jumlah total koloni semua bakteri pada tiga perlakuan lainnya. Hal yang berbeda terjadi pada minggu ke3 sampai ke 5, MtsF2 tidak lebih banyak dari perlakuan lainnya (Lampiran 3). Pada media steril tanpa introduksi bakteri. campestris pv. acaciae, jumlah total koloni semua bakteri pada minggu ke sampai ke 5 mengalami penurunan (Gambar 7). pada MsF1 (media steril yang tidak diintroduksi. campestris pv. acacia dengan formula BioLC4 1%) yaitu sebesar 49 x 1 6 cfu/ml pada minggu pertama. Hasil Uji in vitro Ekstrak Formula BioLC4 Uji ekstrak BioLC4 terhadap anthomonas yang diisolasi dari media perlakuan pada penelitian ini menunjukkan adanya aktivitas hambatan pertumbuhan. Hal ini dapat dilihat dari adanya daerah hambatan pertumbuhan berupa zona bening disekitar cakram kertas. Besarnya zona hambatan tersebut yaitu 17 mm, 11,3 mm dan 17,6 mm. Jadi ratarata zona hambatannya 15,3 mm (Gambar 8) ,3 6,2 1,6 1,1,5,7,26 MsF MsF1 MsF2 MsF3 Gambar 7. Jumlah total koloni semua bakteri pada Ms tanpa introduksi. campestris pv. acaciae pada minggu ke sampai Grafik diatas menunjukkan bahwa pada minggu ke jumlah total koloni semua bakteri paling banyak pada MsF yaitu 24 x 1 6 cfu/ml. Pada minggu pertama jumlah total koloni semua bakteri paling banyak pada MsF1 yaitu 49 x 1 6 cfu/ml, sedangkan yang paling sedikit pada MsF2 yaitu 16 x 1 6. Hal yang berbeda terjadi pada minggu ke2 dan ke3, jumlah total koloni semua bakteri pada MsF1 yang pada awalnya paling banyak menjadi paling sedikit yaitu berkisar 3245 x 1 6 cfu/ml dibandingkan jumlah total koloni semua bakteri pada kontrol (MsF), MsF2 dan MsF3 yang jumlahnya berkisar x 1 6 cfu/ml pada minggu ke2 dan ke3. Jumlah total koloni semua bakteri mengalami penurunan pada semua perlakuan sehingga berjumlah Jadi apabila jumlah total koloni semua bakteri pada Mts dibandingkan dengan jumlah total koloni semua bakteri pada Ms, maka jumlah total koloni semua bakteri paling banyak terdapat Gambar 8. Zona hambatan pertumbuhan. campestris pv. acaciae oleh ekstrak BioLC4 (tanda panah). PEMBAHASAN. campestris pv. acaciae dapat diisolasi dari Mts dan Ms, sedangkan pada Mts dan Ms yang tidak diintroduksi. campestris pv. acaciae bakteri tersebut tidak ditemukan, kecuali pada minggu ke4 dan ke5 anthomonas terisolasi pada MtsF1, MtsF2 dan MtsF3 dengan kisaran,3,8 x 1 6 cfu/ml. Hal ini kemungkinan besar karena media tersebut terkontaminasi dari media tanam yang diintroduksi bakteri anthomonas. Ernawati (28) mengatakan sumber inokulum bakteri. campestris pv. acaciae selalu ada di pembibitan A. crassicarpa. Hal tersebut terbukti dari terdeteksinya bakteri tersebut dari benih, media tanam (tanah gambut, sekam padi, serbuk kelapa dan komp os kelapa sawit), maupun sumber air penyiramannya dengan populasi yang cukup tinggi yaitu 2.9 x 1 2 sampai 9.9 x 1 6 cfu/ml. Hal ini memberi peluang terjadinya epidemi penyakit jika faktor lingkungan seperti angin, air dan curah hujan lebih mendukung perkembangan dan penyebaran inokulum (Koesmaryono 1999). Curah hujan yang tinggi dapat meningkatkan kelembaban