PERBANDINGAN LAJU TRANSFER MOMENTUM DALAM KONDISI TIDAK STABIL, NETRAL DAN KONDISI STABIL DI DAERAH DATARAN RENDAH
|
|
- Doddy Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERBANDINGAN LAJU TRANSFER MOMENTUM DALAM KONDISI TIDAK STABIL, NETRAL DAN KONDISI STABIL DI DAERAH DATARAN RENDAH Meity Martina Pungus, Rolles Nixon Palilingan, Hennie Mieke Tumundo Staf Jurusan Fisika FMIPA UNIMA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menentukan laju perpindahan momentum antara permukaan dan pesawat udara di atas dalam tiga jenis kondisi, stabil, netral dan tidak stabil stabilitas. Penelitian dilakukan di Staion Klimatologi Kayuwatu Manado dengan ketinggian 76 m di atas permukaan laut. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksperimental untuk mengetahui laju perpindahan momentum dalam tiga kondisi yang berbeda dari atmosfer di dekat tanah terutama di dataran rendah atau daerah panas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laju perpindahan momentum antara stabil dan netral (probabilitas (p = 0, 02168), alami dan tidak stabil (p = 0, ), dan antara kondisi stabil dan tidak stabil (p = 0, ), adalah berbeda secara signifikan dengan probabilitas p <0, 05. Ini berarti bahwa kondisi atmosfer dekat tanah sangat berpengaruh terhadap laju perpindahan momentum antara permukaan dan udara di atas. Kata kunci: Stabilitas, Netral, tidak stabil, momentum transfer, dataran rendah PENDAHULUAN Atmosphere merupakan campuran dari bermacam-macam gas yang terdiri dari nitrogen sejumlah kira-kira 75 %, Oksigen sekitar 20 %, dan sebagian kecil gas lain seperti Argon, Neon, Helium, Kripton, Xenon, Kabondioksida, Hidrogen dan Ozon (Rogers, 1979; Monteith, 1973; Monteith and Unsworth, 1990). Atmosfir senantiasa bergerak. Sifat gerakan atmosfir akan menentukan efektivitas berlangsungnya transfer momentum, panas dan massa antara permukaan dan atmosfir di atasnya. Sifat gerakan atmosfir khususnya untuk atmosfir pada permukaan menunjuk kepada apa yang disebut stabilitas atmosfir. Stabilitas atmosfir pada permukaan berkaitan dengan sifat gerakan udara sebagai fluida. Setiap permukaan yang bersentuhan dengan atmosfir mempunyai lapisan laminar dan turbulent (McIntosh and Thon 1978). Dalam lapisan batas laminar transfer momentum adalah proses molekular yang ditentukan sebagian oleh viskositas kinematik yang bergantung pada agitasi molekular dan suhu, proses-proses transfer kalor dan massa yang sesuai akibat agitasi molekular dan sebagian oleh gradien suhu (McIntosh and Thom 1978). Di atas lapisan laminar sifat aliran udara menjadi turbulent. Turbulensi udara menentukan kondisi stabilitas atmosfir dekat permukaan yang tentu saja akan berpengaruh terhadap laju 34 Perbandingan laju transfer momentum
2 transfer entitas. Oleh karena itu informasi tentang kondisi stabilitas atmosfer sangat penting sebelum dapat menentukan laju transfer. Dengan mengetahui kondisi atmosfir secara kuantitatif maka dapat ditentukan laju transfer sekaligus dapat membandingkan laju tersebut pada dua kondisi yang berbeda. Dalam penelitian ini akan dillihat perbandingan laju transfer momentum pada kondisi netral dan tidak stabil. Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah terdapat perbedaan laju transfer momentum di antara kondisi atmosfir dekat permukaan?. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1).Menentukan kondisi stabilitas atmosfer di setiap interval waktu pengukuran 30 menit, 2) Menentukan besarnya laju transfer momentum pada kondisi atmosfir tidak stabil, netral dan stabil, 3). Membandingkan besarnya laju transfer momentum antar kondisi atmosfir pada ketiga kondisi stabilitas. Definisi Operasional METODOLOGI 1) Untuk mengukur suhu udara digunakan termometer suhu udara yang dinyatakan dengan satuan derajat Kelvin, dan untuk mengukur kecepatan angin digunakan anemometer, dengan hasil pengukuran dinyatakan dalam m/det. 2) Laju transfer momentum adalah besarnya gaya massa udara yang bergerak (angin) per satuan lulas permukaan, dan dinyatakan dengan sastuan Newton m -2 atau satuan momentum per satuan luas per satuan waktu. 3) Stabilitas atmosfir adalah suatu kondisi yang ditentukan oleh perubahan kecepatan angin dan suhu udara pada lapisan-lapisan atmosfir dekat permukaan. Secara kuantitatif stabilitas atmosfir dinyatakan oleh parameter stabilitas bilangan Richardson, yang didefinisikan oleh hubungan g z Ri = u z 2 Metode dan Prosedur Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang bersifat deskriptif untuk mengetahui perbedaan laju transfer momentum pada tiga kondisi stabilitas atmosfir dekat permukaan yaitu kondisi tidak stabil netral dan stabil. Dua ketinggian di atas permukaan yang ditetapkan adalah z 1 = 0,5 m dan z 2 = 2,0 m. Hal ini disesuaikan dengan pengaturan alat di Stasiun Klimatologi Kayuwatu Manado. Pengamatan terhadap kecepatan angin dan suhu dilakukan secara serentak di tiap ketingian dimulai pada pukul Pengamatan terus dilanjutkan setiap interval waktu 5 menit, sampai pada Perbandingan laju transfer momentum 35
3 pukul Dalam analisis, data pengamatan kecepatan angin dan suhu diambil rata-rata setiap interval waktu 30 menit. Hasil pengamatan disajikan dalam tabel yang berbentuk seperti Tabel 1. Tabel 1. Format pengamatan kecepatan angin dan suhu udara pada dua ketinggian di atas permukaan. Waktu Pengamatan Ketinggian (m) Z = 0,5 m Z = 2,0 m u 1 u 2 T 1 T 2 Metode Analisis Data Langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisis data dalam penelitian ini sebagaimana tergambar dalam kerangka berpikir adalah sebagai berikut: 1) Pada langkah ini data pengamatan kecepatan angin dan suhu udara pada dua ketinggian, digunakan untuk menentukan parameter stabilitas atmosfir dengan menggunakan parameter bilangan Richardson (Ri) (persamaan 11). Pada langkah ini sekaligus akan ditentukan regim stabilitas dan regim konveksi. 2) Setelah kondisi atmosfir diketahui, kelompok data dipisahkan menurut regim stabilitas netral dan tidak stabil. 3) Selanjutnya laju transfer momentum dihitung berdasarkan persamaan (13) untuk kondisi netral dan persamaan (15) untuk kondisi tidak stabil. 4) Untuk membandingkan laju transfer momentum pada kondisi netral dan kondisi tidak stabil digunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Perbandingan Berganda dengan menggunakan perangka lunak SPSS. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan prosedur yang telah dikemukakan dalam bagian 3 maka data hasil pengamatan kecepatan angin dan suhu udara yang dilakukan di Stasiun Klimatologi Kayuwatu Manado dengan elevasi 76 m yang diukur pada ketinggian Z 1 = 0,5 meter dan Z 2 = 2 meter diberikan dalam Lampiran 1. Demikian juga hasil analisis untuk perhitungan angka 36 Perbandingan laju transfer momentum
4 Richardson (parameter stabilitas atmosfir dekat permukaan) dan laju transfer momentum diberikan dalam Lampiran 2. Hasil analisis pada Lampiran 2 menunjukkan bahwa dalam kisaran waktu pengamatan dari pukul s/d terdapat periode dengan kondisi tidak stabil, netral dan stabil. Periode pengamatan dengan kondisi tidak stabil dikelompokkan dengan kode 1, kondisi netrasl dikelompokkan dengan kode 2, dan kondisi stabil dikelompokkan dengan kode 3. Terlihat bahwa periode pengamatan didominasi oleh kondisi stabil. Hasil uji beda rata-rata dengan ANOVA (Lampiran 3) menunjukkan bahwa: 1) Terdapat perbedaan yang signifikan antara laju transfer momentum pada kondisi tidak stabil dan kondisi netral dengan nilai peluang p=0,02168 (p<0,05). 2) Terdapat perbedaan yang signifikan antara laju transfer momentum pada kondisi netral dan kondisi stabil dengan nilai peluang p=0,00014 (p<0,05). 3) Terdapat perbedaan yang signifikan antara laju transfer momentum pada kondisi tidak stabil dan kondisi stabil dengan nilai peluang p=0,00000 (p<0,05). Dari perhitungan angka Richardson (Ri) terlihat bahwa dalam kisaran waktu pengukuran dari pagi hari pukul sampai sore hari atmosfir dekat permukaan pada tempat penelitian dapat berada dalam ketiga kondisi yaitu tidak stabil, netral dan stabil. sebagaimana kajian teori kondisi atmosfir ditentukan oleh perbedaan kecepatan angin dan suhu udara pada lapisan atmosfir dekat permukaan yang dapat diindikasikan oleh angka Richardson. Kondisi tidak stabil, angka Ri berkisar dari -1,09 sampai -0,02; kondisi netral berkisar dari -0,01 sampai 0,01, sedangkan untuk kondisi stabil dari 0,02 sampai 0,04. Kondisi atmosfir dekat permukaan jelas berpengaruh terhadap laju transfer. Pengaruh tersebut dapat dilihat pada faktor koreksi pada persamaan laju transfer yaitu M -2 (Lampiran 2). Dapat dilihat bahwa pada kondisi tidak stabil M -2 <1, padakondisi netral M -2 1 dan pada kondisi stabil M -2 >1. Dengan kenyataan ini, sebagaimana yang diprediksi oleh persamaan laju transfer momentum, besarnya laju transfer momentum terkecil pada kondisi tidak stabil kemudian diikuti kondisi netral dan tidak stabil. Pada kondisi tidak stabil, laju transfer momentum berkisar dari 8,11 N/m 2 sampai 119,74 N/m. Pada kondisi netral, berkisar dari 141,51 N/m 2 sampai 219,78 N/m 2. Pada kondisi stabil, birkisar dari 240,11 N/m 2 sampai 800,47 N/m 2. Perbedaan besarnya laju transfer momentum pada ketiga kondisi atmosfir ini, secara statistik. Ternyata sangat berbeda secara signifikan dengan nilai probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05. Nilai probabilitas untuk perbandingan laju transfer pada kondisi tidak stabil-netral, netral-stabil, dan tidak stabilstabil masing-masing, p=0,02168, p=0,00014, p=0, Perbandingan laju transfer momentum 37
5 Kenyataan di atas menunjukkan bahwa kondisi atmosfir yang paling berpengaruh terhadap laju transfer momentum adalah kondisi stabil. Sedangkan kondisi tidak stabil meredam atau memperkecil laju transfer momentum. Untuk aplikasi pada bidang-bidang terkait dengan pemanfaatan transfer momentum (seperti untuk pemukiman, peternakan, atau pertanian) kondisi atmosfir dekat permukaan dapat dikondisikan dengan mengatur perbedaan kecepatan angin dan suhu lapisan atmosfir. Dalam bidang pertanian hal ini telah dimanfaatkan dengan cara modifikasi iklim mikro. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1) Rata-rata laju transfer momentum antara kondisi Tidak Stabil dan kondisi Netral berbeda secara signifikan dengan peluang p=0, Dalam hal ini rerata laju transfer momentum pada kondisi netral lebih besar dari laju transfer pada kondisi tidak stabil. 2) Rata-rata laju transfer momentum antara kondisi Netral dan kondisi Stabil berbeda secara signifikan dengan peluang p = 0, Dalam hal ini rerata laju transfer momentum pada kondisi Stabil lebih besar dari laju transfer pada kondisi netral. 3) Rata-rata laju transfer momentum antara kondisi Tidak Stabil dan kondisi Netral berbeda secara signifikan dengan peluang p=0, Dalam hal ini rerata laju transfer momentum pada kondisi Stabil lebih besar dari laju transfer pada kondisi tidak stabil. Saran Beberapa hal yang dapat disarankan dalam penelitian ini adalah: Penelitian ini dapat lebih dikembangkan, dengan membandingkan beberapa daerah yang mewakili daerah khas (terutama dilihat dari elevasi dan topografi) yang terdapat di daerah Sulawesi Utara. Sebaiknya menggunakan alat-alat yang lebih peka dengan ketelitian yang lebih tinggi. DAFTAR PUSTAKA Campbell, G. S An Introduction to Environmental Biophysics. Springer-Verlag. New York. 159p. Hatori, K Vegetational Impacts on The Monin-Obukhov Similarity Theory. ( diakses 13 Mei 2003) Kreith, F Prinsip-prinsip Perpindahan Panas. Erlangga Jakarta. 38 Perbandingan laju transfer momentum
6 Oke, T. R Boundary layer Climate. Methuen & Co LTD. London. 272p. Monteith, J. L Principles of Environmental Physics. Edward Arnold. London. 241p. McIntosh, D. H., abd A. S. Thom Essential of Meteorology. Wykehem Publications Ltd. London. 226p. Monteith, J. L and M. H. Unsworth Principles of Environmental Physics. Edward Arnold. London. 291p. Palilingan, R. N Termodinamika Udara. Diktat. Tidak dipublikasikan. Jurusan Pendidikan Fisika. FPMIPA IKIP Tondano. Palilingan, R. N Fisika Lingkungan. Cetakan I. Media Pustaka Manado. 264p. Rogers, R A Short Course in Cloud Physics. Pergamon Press. Oxford. 235p. Sutton, O. G Micrometeorology. McGraw-Hill book company Inc. New york 333p. Warland, J. S Applications And theory of Micrometeorological flux measurement. The University of Guelph. ( Diakses 5 Mei 2003). Perbandingan laju transfer momentum 39
7 Lampiran 1. Data Pengamatan dan Perhitungan Nilai Ri di Kayuwatu Manado. Elevasi 76 m. Range Z(1) = 0,5 m Z(2) = 2 meter Pengamatan u1 T1 u2 T2 T u2- T2-T1 (deg.k) (deg.k) (deg.k) (deg.k) ,33 295,60 2,17 296,22 295,91 0,84 0, ,00 297,10 3,00 297,32 297,21 1,00 0, ,20 299,31 2,50 295,00 297,16 1,30-4, ,50 301,62 4,17 301,22 301,42 0,67-0, ,00 302,45 3,33 302,40 302,43 0,33-0, ,33 303,28 3,50 303,17 303,23 0,17-0, ,00 304,02 3,33 303,75 303,89 0,33-0, ,00 304,90 3,33 304,40 304,65 0,33-0, ,33 305,35 3,00 304,83 305,09-0,33-0, ,50 305,55 3,83 305,40 305,48 0,33-0, ,17 305,00 3,67 305,07 305,04 0,50 0, ,33 304,87 2,83 302,80 303,84 0,50-2, ,50 303,83 0,33 304,88 304,36-1,17 1, ,33 303,88 1,33 304,70 304,29-1,00 0, ,50 304,65 2,67 304,00 304,33 0,17-0, ,83 305,13 4,00 305,05 305,09 0,17-0, ,67 304,35 2,33 303,70 304,03-0,34-0, ,33 304,15 2,55 303,90 304,03 0,22-0, ,00 303,83 3,45 302,12 302,98 0,45-1, ,00 303,98 1,67 301,90 302,94-0,33-2, ,50 303,83 0,50 304,18 304,01-1,00 0, ,00 303,45 1,50 301,89 302,67 0,50-1, ,67 302,58 2,01 302,00 302,29 0,34-0, ,17 301,15 2,00 301,00 301,08 0,83-0,15 40 Perbandingan laju transfer momentum
8 Lampiran 2. Hasil uji perhitungan angka Richardson dan laju trasfer momentum menurut kelompok stabilitas.. Kelompok Stabilitas T (deg.k) u2-u1 m/det T2-T1 (deg.k) Ri (kg/m 3 ) M (N/m 2 ) 1 301,42 0,67-0,40-0, ,83 0,75 94, ,43 0,33-0,05-0, ,93 0,84 119, ,23 0,17-0,11-0, ,85 0,48 38, ,89 0,33-0,27-0, ,31 0,56 52, ,65 0,33-0,50-0, ,39 0,45 33, ,09-0,33-0,52-0, ,72 0,44 32, ,48 0,33-0,15-0, ,26 0,68 75, ,09 0,17-0,08-0, ,72 0,54 48, ,16 1,30-4,31-0, ,66 0,55 52, ,84 0,50-2,07-0, ,51 0,35 20, ,33 0,17-0,65-1, ,63 0,22 8, ,03-0,34-0,65-0, ,78 0,41 28, ,03 0,22-0,25-0, ,78 0,43 30, ,98 0,45-1,71-0, ,81 0,35 20, ,94-0,33-2,08-0, ,94 0,24 9, ,67 0,50-1,56-0, ,98 0,39 25, ,29 0,34-0,58-0, ,45 0,43 31, ,21 1,00 0,22 0, ,44 1,12 212, ,04 0,50 0,07 0, ,93 1,15 219, ,08 0,83-0,15-0, ,17 0,92 141, ,91 0,84 0,62 0, ,67 2,16 800, ,36-1,17 1,05 0, ,52 1,73 500, ,29-1,00 0,82 0, ,77 1,87 581, ,01-1,00 0,35 0, ,86 1,20 240,11 Lampiran 3. Hasil uji Wilcoxon perbedaan rata-rata laju trasfer momentum. (a) Statistik deskriptif; (b) Hasil ANOVA; (c) Perbandingan berganda. (a) Stastistik Deskriptif Perbandingan laju transfer momentum 41
9 (b) Hasil ANOVA (c) Perbandingan Berganda 42 Perbandingan laju transfer momentum
10 Perbandingan laju transfer momentum 43
2. TINJAUAN PUSTAKA. Pelapisan massa air merupakan sebuah kondisi yang menggambarkan
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kestabilan Massa Air Pelapisan massa air merupakan sebuah kondisi yang menggambarkan bahwa dalam kolom air massa air terbagi secara vertikal kedalam beberapa lapisan. Pelapisan
Lebih terperinciUdara & Atmosfir. Angga Yuhistira
Udara & Atmosfir Angga Yuhistira Udara Manusia dapat bertahan sampai satu hari tanpa air di daerah gurun yang paling panas, tetapi tanpa udara manusia hanya bertahan beberapa menit saja. Betapa pentingnya
Lebih terperinciATMOSFER I. A. Pengertian, Kandungan Gas, Fungsi, dan Manfaat Penyelidikan Atmosfer 1. Pengertian Atmosfer. Tabel Kandungan Gas dalam Atmosfer
KTSP & K-13 Kelas X Geografi ATMOSFER I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian dan kandungan gas atmosfer. 2. Memahami fungsi
Lebih terperinciHIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Kelima (SUHU UDARA)
HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Kelima (SUHU UDARA) Dosen : DR. ERY SUHARTANTO, ST. MT. JADFAN SIDQI FIDARI, ST., MT 1. Perbedaan Suhu dan Panas Panas umumnya diukur dalam satuan joule (J) atau dalam satuan
Lebih terperinciSoal Teori Kinetik Gas
Soal Teori Kinetik Gas Tahun Ajaran 203-204 FISIKA KELAS XI November, 203 Oleh Ayu Surya Agustin Soal Teori Kinetik Gas Tahun Ajaran 203-204 A. SOAL PILIHAN GANDA Pilihlah salah satu jawaban yang paling
Lebih terperinciSeputar ATMOSFER Asal katanya dari atmos dan shaira (bahasa Yunani), yang artinya atmos : uap, shaira : bulatan. Jadi, atmosfer adalah lapisan gas
ATMOSFER ATMOSFER Seputar ATMOSFER Asal katanya dari atmos dan shaira (bahasa Yunani), yang artinya atmos : uap, shaira : bulatan. Jadi, atmosfer adalah lapisan gas yang menyelimuti bulatan bumi. Atmosfir
Lebih terperinciSMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.9. lithosfer. hidrosfer. atmosfer. biosfer
SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.9 1. Berdasarkan susunan kimianya komposisi permukaan bumi dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu lithosfer, hidrosfer, atmosfer, dan biosfer.
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN
PENGARUH KECEPATAN UDARA. PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN A. Walujodjati * Abstrak Penelitian menggunakan Unit Aliran Udara (duct yang
Lebih terperinciDerajat dari reaksi biokimia pada suatu organisme dipengaruhi oleh:
TERMODINAMIKA Derajat dari reaksi biokimia pada suatu organisme dipengaruhi oleh: Temperatur (organisme dan lingkungan) Penyebaran radian kalor laten Kapasitas kalor Resistansi Sifat Atmosfer dan Temperatur
Lebih terperinciAnalisis Koesien Perpindahan Panas Konveksi dan Distribusi Temperatur Aliran Fluida pada Heat Exchanger Counterow Menggunakan Solidworks
Analisis Koesien Perpindahan Panas Konveksi dan Distribusi Temperatur Aliran Fluida pada Heat Exchanger Counterow Menggunakan Solidworks Dwi Arif Santoso Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma
Lebih terperinciPilihan ganda soal dan jawaban teori kinetik gas 20 butir. 5 uraian soal dan jawaban teori kinetik gas.
Pilihan ganda soal dan jawaban teori kinetik gas 20 butir. 5 uraian soal dan jawaban teori kinetik gas. A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Partikel-partikel gas ideal memiliki sifat-sifat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempelajari karakteristik aliran udara. Wind tunnel digunakan untuk
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Wind Tunnel Wind tunnel adalah alat yang digunakan dalam penelitian aerodinamika untuk mempelajari karakteristik aliran udara. Wind tunnel digunakan untuk mensimulasikan
Lebih terperinciTABEL ISIAN FISIKA TAHUN Fokus lensa lihat dekat (cm)
TABEL ISIAN FISIKA TAHUN 2010 Kacamata Titik Dekat Mata Penderita Titik Jauh Mata Penderita Titik Dekat mata normal Titik Jauh mata normal 1 Normal 45 20 ~ 2 Normal 50 25 ~ 3 Normal 60 30 ~ 4 Normal 75
Lebih terperinciDESKRIPSI FISIKA DASAR I (FIS 501, 4 SKS) Nama Dosen : Saeful Karim Kode Dosen : 1736
DESKRIPSI FISIKA DASAR I (FIS 501, 4 SKS) Nama Dosen : Saeful Karim Kode Dosen : 1736 Status Mata Kuliah Mata Kuliah Bidang Studi (MKBS) ;wajib Jumlah Pertemuan 2 kali/minggu (Kuliah & Responsi) Tujuan
Lebih terperinciBab VIII Teori Kinetik Gas
Bab VIII Teori Kinetik Gas Sumber : Internet : www.nonemigas.com. Balon udara yang diisi dengan gas massa jenisnya lebih kecil dari massa jenis udara mengakibatkan balon udara mengapung. 249 Peta Konsep
Lebih terperinciHorizontal. Kedalaman. Laut. Lintang. Permukaan. Suhu. Temperatur. Vertikal
Temperatur Air Laut Dalam oseanografi dikenal dua istilah untuk menentukan temperatur air laut yaitu temperatur insitu (selanjutnya disebut sebagai temperatur saja) dan temperatur potensial. Temperatur
Lebih terperinci1. BESARAN 2. DIMENSI 3. ANGKA PENTING 4. NOTASI ILMIAH GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN PAMUJI WASKITO R
BESARAN DAN SATUAN 1. BESARAN 2. DIMENSI 3. ANGKA PENTING 4. NOTASI ILMIAH GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN PAMUJI WASKITO R 1. BESARAN Besaran adalah segala sesuatu yang dapat
Lebih terperinciSifat-sifat Penting Fluida
Sifat-sifat Fluida Sifat-sifat Penting Fluida Berat jenis Rapat massa (mass density) Volume spesifik (specific volume) Gravitasi spesifik (specific gravity) Kompresibilitas rata-rata Elastisitas (elasticity)
Lebih terperinciBAB 4 HASIL & ANALISIS
BAB 4 HASIL & ANALISIS 4.1 PENGUJIAN KARAKTERISTIK WATER MIST UNTUK PEMADAMAN DARI SISI SAMPING BAWAH (CO-FLOW) Untuk mengetahui kemampuan pemadaman api menggunakan sistem water mist terlebih dahulu perlu
Lebih terperinciTEORI KINETIK GAS (TKG)
YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax. 022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id MODUL
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Iklim Mikro Rumah Tanaman Daerah Tropika Basah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Iklim Mikro Rumah Tanaman Daerah Tropika Basah Iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perancangan bangunan. Sebuah bangunan seharusnya dapat mengurangi pengaruh iklim
Lebih terperinciSATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Mata Kuliah : Ilmu Dasar Sains Kode Mata Kuliah : TSP-101 SKS : 4 SKS Durasi Pertemuan : 200 Menit Pertemuan ke : 1 A. Kompetensi: a. Umum : Mahasiswa dapat menganalisis
Lebih terperinciFungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) bagi Kesetimbangan Lingkungan Atmosfer Perkotan
Fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) bagi Kesetimbangan Lingkungan Atmosfer Perkotan bagian 1 : Pendekatan perhitungan Suhu udara, Damping depth dan Diffusivitas thermal Oleh : Pendahuluan Ruang terbuka hijau
Lebih terperinciA. Definisi (pengertian)
II. CUACA DAN IKLIM A. Definisi (pengertian) Cuaca adalah keadaan fisis atmosfer pada suatu saat di suatu tempat. Keadaan fisik atmosfer ini dinyatakan dengan hasil pengukuran berbagai unsur-unsurnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pemanasan atau pendinginan fluida sering digunakan dan merupakan kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang elektronika. Sifat
Lebih terperinciStudi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-204 Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup
Lebih terperinci3. Teori Kinetika Gas
3. Teori Kinetika Gas - Partikel gas dan interaksi - Model molekular gas ideal - Energi dalam - Persamaan keadaan gas - Kecepatan partikel (rms, rata-rata, modus) 3.1. Partikel Gas dan Interaksi Padat
Lebih terperinciXpedia Fisika. Kapita Selekta Set Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan
Xpedia Fisika Kapita Selekta Set 07 Doc. Name: XPFIS0107 Doc. Version : 2011-06 halaman 1 01. Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan... (A) Panas (B) Suhu
Lebih terperinciGARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : Ilmu Dasar Sains : TSP-101 GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) SKS : 4 Deskripsi Singkat : Umum : Daftar Pustaka : Mata kuliah ini membahas mengenai fisika,kimia dan hubungannya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. parafin dengan serbuk logam sebagai heat storage materials penulis dapat
80 BAB V KESIMPULAN Dari uraian-uraian dan analisa pada bab-bab sebelumnya untuk eksperimen penyimpan kalor dengan menggunakan parafin dan variasi campuran parafin dengan logam sebagai heat storage materials
Lebih terperinciMENGENAL FISIKA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika, FMIPA, IPB
MENGENAL FISIKA Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika, FMIPA, IPB FISIKA Mempelajari alam semesta Alam semesta diciptakan dengan karateristik: Derajat Keteraturan Tinggi Derajat Kesimetrian Tinggi Aturannya
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR FISIS YANG MEMPENGARUHI AKUMULASI NITROGEN MONOKSIDA DAN NITROGEN DIOKSIDA DI UDARA PEKANBARU
FAKTOR-FAKTOR FISIS YANG MEMPENGARUHI AKUMULASI NITROGEN MONOKSIDA DAN NITROGEN DIOKSIDA DI UDARA PEKANBARU Riad Syech, Sugianto, Anthika Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5
Lebih terperinciPerpindahan Panas Konveksi. Perpindahan panas konveksi bebas pada plat tegak, datar, dimiringkan,silinder dan bola
Perpindahan Panas Konveksi Perpindahan panas konveksi bebas pada plat tegak, datar, dimiringkan,silinder dan bola Pengantar KONDUKSI PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI RADIASI Perpindahan Panas Konveksi Konveksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara merupakan unsur yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan semuanya membutuhkan udara untuk mempertahankan hidupnya. Udara
Lebih terperinciJaman dahulu Sekarang
PENGANTAR Meteorologi meteoros: benda yang ada di dalam udara logos: ilmu/kajian ilmu yang mempelajari proses fisis dan gejala cuaca yang terjadi di lapisan atmosfer (troposfer) Klimatologi klima: kemiringan
Lebih terperinciUnsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034%
Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034% Ozon (O 3 ) mempunyai fungsi melindungi bumi dari radiasi sinar Ultraviolet Ozon sekarang ini
Lebih terperinciII LANDA SAN TEO RI BAB II LANDASAN TEORI. Sulfamic acid juga dikenal sebagai asam amidosulfonic, asam amidosulfuric, asam
II LANDA SAN TEO RI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sulfamic Acid Sulfamic acid juga dikenal sebagai asam amidosulfonic, asam amidosulfuric, asam aminosulfonic, dan asam sulfamidic, serta dalam bahasa Indonesia
Lebih terperinci1. Pada gambar dibawah ini, tekanan hidrostatis yang paling besar berada pada titik. a. A b. B
Paket 1 1. Pada gambar dibawah ini, tekanan hidrostatis yang paling besar berada pada titik. a. A b. B A C c. C E d. D B e. E D 2. A 1 F 1 F 2 A 2 A 2 Perhatikan gambar, jika A1: A2 = 1: 10, dan gaya F1=
Lebih terperinciPOLUSI UDARA DI KAWASAN CEKUNGAN BANDUNG
POLUSI UDARA DI KAWASAN CEKUNGAN BANDUNG Sumaryati Peneliti Bidang Komposisi Atmosfer, LAPAN e-mail: sumary.bdg@gmail.com,maryati@bdg.lapan.go.id RINGKASAN Pengelolaan polusi udara pada prinsipnya adalah
Lebih terperinciTeknik Lingkungan S1 TERMODINAMIKA LINGKUNGAN
Teknik Lingkungan S1 TERMODINAMIKA LINGKUNGAN Uraian Singkat Silabus Definisi dan pengertian dasar, sifat-sifat unsur murni, hukum pertama termodinamika untuk sistem tertutup, hukum pertama termodinamika,
Lebih terperinciWATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian
1.1 Tujuan Pengujian WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN a) Mempelajari formulasi dasar dari heat exchanger sederhana. b) Perhitungan keseimbangan panas pada heat exchanger. c) Pengukuran
Lebih terperinciLAJU ALIRAN MASSA DAN DEBIT ALIRAN (Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mesin Fluida)
LAJU ALIRAN MASSA DAN DEBIT ALIRAN (Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mesin Fluida) Oleh: Tan Ali Al Ayubi NRP. 4216106028 Dosen Pengampu: Ede Mehta Wardhana, ST., MT. TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Lebih terperinciDATA METEOROLOGI. 1. Umum 2. Temperatur 3. Kelembaban 4. Angin 5. Tekanan Udara 6. Penyinaran matahari 7. Radiasi Matahari
DATA METEOROLOGI 1. Umum 2. Temperatur 3. Kelembaban 4. Angin 5. Tekanan Udara 6. Penyinaran matahari 7. Radiasi Matahari Umum Data meteorology sangat penting didalam analisa hidrologi pada suatu daerah
Lebih terperinciBAB 7 SUHU DAN KALOR
BB 7 SUHU DN OR 65 66 Peta onsep 67 7. PENGUURN TEMPERTUR Temperatur biasanya dinyatakan sebagai fungsi salah satu koordinat termodinamika lainnya. oordinat ini disebut sebagai sifat termodinamikannya.
Lebih terperinciLuas Luas. Luas (Ha) (Ha) Luas. (Ha) (Ha) Kalimantan Barat
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hutan Hujan Tropis Hujan hujan tropis adalah daerah yang ditandai oleh tumbuh-tumbuhan subur dan rimbun serta curah hujan dan suhu yang tinggi sepanjang tahun. Hutan hujan tropis
Lebih terperinciAtmosphere Biosphere Hydrosphere Lithosphere
Atmosphere Biosphere Hydrosphere Lithosphere Atmosfer Troposfer Lapisan ini berada pada level yang paling rendah, campuran gasgasnya adalah yang paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Di lapisan
Lebih terperinciFORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI
BAB VI FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI VI.1 Pendahuluan Sebelumnya telah dibahas pengetahuan mengenai konversi reaksi sintesis urea dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Lebih terperinciAssalamualaikum Wr. Wb.
Assalamualaikum Wr. Wb. bumi Oleh Alinatul Khusna Litosfer Litosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar yang berupa batuan padat. Litosfer tersusun atas dua lapisan yaitu kerak dan selubung yang tebalnya
Lebih terperinciPemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga
Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga Wafha Fardiah 1), Joko Sampurno 1), Irfana Diah Faryuni 1), Apriansyah 1) 1) Program Studi Fisika Fakultas Matematika
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 2 Diagram alir penelitian. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Stabilitas Atmosfer 4.1.1 Identifikasi Stabilitas Atmosfer Harian Faktor yang menyebabkan pergerakan vertikal udara antara lain
Lebih terperinciB. DASAR TEORI Konsep, konsepsi dan miskonsepsi Udara
. DSR TEORI Konsep, konsepsi dan miskonsepsi Konsep merupakan abstrak dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antara manusia dan yang memungkinkan manusia berfikir []. Pengertian atau penafsiran
Lebih terperinciSimulasi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melewati Silinder Teriris Satu Sisi (Tipe D) dengan Variasi Sudut Iris dan Sudut Serang
Simulasi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melewati Silinder Teriris Satu Sisi (Tipe D) dengan Variasi Sudut Iris dan Sudut Serang Astu Pudjanarsa Laborotorium Mekanika Fluida Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS
Lebih terperinciSTRUKTUR BUMI. Bumi, Tata Surya dan Angkasa Luar
STRUKTUR BUMI 1. Skalu 1978 Jika bumi tidak mempunyai atmosfir, maka warna langit adalah A. hitam C. kuning E. putih B. biru D. merah Jawab : A Warna biru langit terjadi karena sinar matahari yang menuju
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas
LAMPIRAN 49 Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas 1. Jumlah Air yang Harus Diuapkan = = = 180 = 72.4 Air yang harus diuapkan (w v ) = 180 72.4 = 107.6 kg Laju penguapan (Ẇ v ) = 107.6 / (32 x 3600) =
Lebih terperinciBAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang
BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS 2.1 Konsep Dasar Perpindahan Panas Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya beda temperatur antara dua bagian benda. Panas akan mengalir dari
Lebih terperinciMasalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel
Konsep Aliran Fluida Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel Hal-hal yang diperhatikan : Sifat Fisis Fluida : Tekanan, Temperatur, Masa
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN (RP) / GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) E-LEARNING MATA KULIAH FENOMENA TRANSPORT
RENCANA PEMBELAJARAN (RP) / GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) E-LEARNING MATA KULIAH FENOMENA TRANSPORT JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
Lebih terperinciSATUAN OPERASI FOOD INDUSTRY
SATUAN OPERASI RYN FOOD INDUSTRY Satu tujuan dasar industri pangan: mentransformasi bahan baku pertanian menjadi makanan yg layak dikonsumsi melalui serangkaian tahapan proses,. Tipe alat yg digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan seharihari. Misalnya, pada saat memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama
Lebih terperinciTeori Kinetik Gas Teori Kinetik Gas Sifat makroskopis Sifat mikroskopis Pengertian Gas Ideal Persamaan Umum Gas Ideal
eori Kinetik Gas eori Kinetik Gas adalah konsep yang mempelajari sifat-sifat gas berdasarkan kelakuan partikel/molekul penyusun gas yang bergerak acak. Setiap benda, baik cairan, padatan, maupun gas tersusun
Lebih terperinciRumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:
Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/l) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan
Lebih terperinciBAB III ANALISA KONDISI FLUIDA DAN PROSEDUR SIMULASI
BAB III ANALISA KONDISI FLUIDA DAN PROSEDUR SIMULASI 3.1 KONDISI ALIRAN FLUIDA Sebelum melakukan simulasi, didefinisikan terlebih dahulu kondisi aliran yang akan dipergunakan. Asumsi dasar yang dipakai
Lebih terperinci2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml
KERUGIAN JATUH TEKAN (PRESSURE DROP) PIPA MULUS ACRYLIC Ø 10MM Muhammmad Haikal Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma ABSTRAK Kerugian jatuh tekanan (pressure drop) memiliki kaitan dengan koefisien
Lebih terperinciPERPINDAHAN PANAS DAN MASSA
DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 009 DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciSOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay
SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay A. PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Grafik
Lebih terperinciSuhu, Cahaya dan Warna Laut. Materi Kuliah 6 MK Oseanografi Umum (ITK221)
Suhu, Cahaya dan Warna Laut Materi Kuliah 6 MK Oseanografi Umum (ITK221) Suhu Bersama dengan salinitas dan densitas, suhu merupakan sifat air laut yang penting dan mempengaruhi pergerakan masa air di laut
Lebih terperinciKecenderungan untuk menahan gerakan vertikal udara/turbulensi menentukan kemampuan atmosfer untuk mendispersikan pencemar yang diemisikan.
6.1.Stabilitas Atmosfer 6.1.1. Pengertian Stabilitas Atmosfer Stabilitas: Kecenderungan untuk menahan gerakan vertikal udara/turbulensi menentukan kemampuan atmosfer untuk mendispersikan pencemar yang
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelapisan Massa Air di Perairan Raja Ampat Pelapisan massa air dapat dilihat melalui sebaran vertikal dari suhu, salinitas dan densitas di laut. Gambar 4 merupakan sebaran menegak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Penelitian Kecamatan Muara Gembong merupakan daerah pesisir di Kabupaten Bekasi yang berada pada zona 48 M (5 0 59 12,8 LS ; 107 0 02 43,36 BT), dikelilingi oleh perairan
Lebih terperinciSujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48
PENGARUH SIRIP CINCIN INNER TUBE TERHADAP KINERJA PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER Sujawi Sholeh Sadiawan 1), Nova Risdiyanto Ismail 2), Agus suyatno 3) ABSTRAK Bagian terpenting dari Heat excanger
Lebih terperinciAngin Meridional. Analisis Spektrum
menyebabkan pola dinamika angin seperti itu. Proporsi nilai eigen mempresentasikan seberapa besar pengaruh dinamika angin pada komponen utama angin baik zonal maupun meridional terhadap keseluruhan pergerakan
Lebih terperinciPENDEKATAN KALKULUS VARIASIONAL PADA SISTEM KONTROL DAYA DORONG ROKET. Niken Madu Meta Jurusan Matematika, FMIPA UNS
1 PENDEKATAN KALKULUS VARIASIONAL PADA SISTEM KONTROL DAYA DORONG ROKET Niken Madu Meta Jurusan Matematika, FMIPA UNS Abstrak. Kalkulus variasional adalah cabang dari kalkulus diferensial yang digunakan
Lebih terperinciHidrometeorologi. Pertemuan ke I
Hidrometeorologi Pertemuan ke I Pengertian Pengertian HIDROMETEOROLOGI Adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara unsur unsur meteorologi dengan siklus hidrologi, tekanannya pada hubungan timbal balik
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2011 di kawasan KJA Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar di Danau Lido, Bogor, Jawa Barat (Lampiran
Lebih terperinciDitulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI ANALISIS SISTEM PENURUNAN TEMPERATUR JUS BUAH DENGAN COIL HEAT EXCHANGER Nama Disusun Oleh : : Alrasyid Muhammad Harun Npm : 20411527 Jurusan : Teknik
Lebih terperinciKarakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas
Karakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas Azridjal Aziz Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KECEPATAN UDARA (V) TERHADAP KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA PELAT DATAR. Rikhardus Ufie * Abstract
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KECEPATAN UDARA (V) TERHADAP KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA PELAT DATAR Rikhardus Ufie * Abstract Effect of air velocity on heat transfer characteristics of
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL KOEFISIEN PERPINDAHAN KALOR MODEL WATER HEATER KAPASITAS 10 LITER DENGAN INJEKSI GELEMBUNG UDARA
TUGAS AKHIR STUDI EKSPERIMENTAL KOEFISIEN PERPINDAHAN KALOR MODEL WATER HEATER KAPASITAS 10 LITER DENGAN INJEKSI GELEMBUNG UDARA Disusun: SLAMET SURYADI NIM : D 200050181 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
Lebih terperinciREYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4
REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4 P A R A M I T A V E G A A. T R I S N A W A T I Y U L I N D R A E K A D E F I A N A M U F T I R I Z K A F A D I L L A H S I T I R U K A Y A H FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU
Lebih terperinciWUJUD ZAT (GAS) Gaya tarik menarik antar partikel sangat kecil
WUJUD ZAT (GAS) SP-Pertemuan 2 Gas : Jarak antar partikel jauh > ukuran partikel Sifat Gas Gaya tarik menarik antar partikel sangat kecil Laju-nya selalu berubah-ubah karena adanya tumbukan dengan wadah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering Sebuah penelitian dilakukan oleh Pearlmutter dkk (1996) untuk mengembangkan model
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KEKASAPAN PERMUKAAN DAN
KARAKTERISTIK KEKASAPAN PERMUKAAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP TRANSFER TURBULEN MOMENTUM DAN BAHANG (Studi Kasus : Wilayah Pertanian Situ Gede, Darmaga, Bogor) FITRI SUCIATININGSIH DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN
Lebih terperinciSOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSI TINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2007
SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSI TINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2007 Tes Pilihan Ganda Petunjuk: Pilihlah salah satu opsi jawaban yang paling benar, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada
Lebih terperinciLABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012
i KONDUKTIVITAS TERMAL LAPORAN Oleh: LESTARI ANDALURI 100308066 I LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012 ii KONDUKTIVITAS
Lebih terperinciUJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR LORONG UDARA TERHADAP KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PELAT DATAR
UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR LORONG UDARA TERHADAP KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PELAT DATAR Jotho *) ABSTRAK Perpindahan panas dapat berlangsung melalui salah satu dari tiga
Lebih terperinciBAB FLUIDA A. 150 N.
1 BAB FLUIDA I. SOAL PILIHAN GANDA Jika tidak diketahui dalam soal, gunakan g = 10 m/s 2, tekanan atmosfer p 0 = 1,0 x 105 Pa, dan massa jenis air = 1.000 kg/m 3. dinyatakan dalam meter). Jika tekanan
Lebih terperinciPROFIL PERUBAHAN TEKANAN GAS TERHADAP SUHU PADA VOLUME TETAP
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 PROFIL PERUAHAN TEKANAN GAS TERHADAP SUHU PADA VOLUME TETAP Dodi Krisdianto,
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada musim kemarau yaitu bulan Mei sampai Juli 2007 berlokasi di Laboratorium Lapangan Bagian Ternak Perah, Departemen Ilmu
Lebih terperinciBAB II SISTEM VAKUM. Vakum berasal dari kata latin, Vacuus, berarti Kosong. Kata dasar dari
BAB II SISTEM VAKUM II.1 Pengertian Sistem Vakum Vakum berasal dari kata latin, Vacuus, berarti Kosong. Kata dasar dari kata vacuum tersebut merupakan Vakum yang ideal atau Vakum yang sempurna (Vacuum
Lebih terperinciAnalisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padasistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage
Analisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padasistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage Sugiyono 1, Ir Sumpena, MM 2 1. Mahasiswa Elektro, 2. Dosen
Lebih terperinciSIMULASI NUMERIK UJI EKSPERIMENTAL PROFIL ALIRAN SALURAN MULTI BELOKAN DENGAN VARIASI SUDU PENGARAH
SIMULASI NUMERIK UJI EKSPERIMENTAL PROFIL ALIRAN SALURAN MULTI BELOKAN DENGAN VARIASI SUDU PENGARAH Syukran 1* dan Muh. Haiyum 2 1,2 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh-Medan
Lebih terperinciVI. DASAR PERANCANGAN BIOREAKTOR. Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat membuat dasar rancangan bioproses skala laboratorium
VI. DASAR PERANCANGAN BIOREAKTOR Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat membuat dasar rancangan bioproses skala laboratorium A. Strategi perancangan bioreaktor Kinerja bioreaktor ditentukan
Lebih terperinciPENGARUH DIAMETER NOZEL UDARA PADA SISTEM JET
i Saat ini begitu banyak perusahaan teknologi dalam pembuatan satu barang. Salah satunya adalah alat penyemprotan nyamuk. Alat penyemprotan nyamuk ini terdiri dari beberapa komponen yang terdiri dari pompa,
Lebih terperinciI PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.Eng. MEKANIKA FLUIDA
I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.Eng. MEKANIKA FLUIDA DEFINISI Mekanika fluida gabungan antara hidraulika eksperimen dan hidrodinamika klasik Hidraulika dibagi 2 : Hidrostatika Hidrodinamika PERKEMBANGAN HIDRAULIKA
Lebih terperinciAliran Turbulen (Turbulent Flow)
Aliran Turbulen (Turbulent Flow) A. Laminer dan Turbulen Laminer adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikelpartikel fluidanya sejajar dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran laminer,
Lebih terperinciSkema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi
Besarnya radiasi yang diserap atau dipantulkan, baik oleh permukaan bumi atau awan berubah-ubah tergantung pada ketebalan awan, kandungan uap air, atau jumlah partikel debu Radiasi datang (100%) Radiasi
Lebih terperinci01. Perhatikan gambar di bawah ini!
01. Perhatikan gambar di bawah ini! Sebuah papan mainan memiliki panjang 4 meter. Panjang AC = Panjang BC. Sejauh berapakah seorang anak yang beratnya 200 N harus berada di titik tumpu C supaya papan mainan
Lebih terperinciBAB IV PRINSIP-PRINSIP KONVEKSI
BAB IV PRINSIP-PRINSIP KONVEKSI Aliran Viscous Berdasarkan gambar 1 dan, aitu aliran fluida pada pelat rata, gaa viscous dijelaskan dengan tegangan geser τ diantara lapisan fluida dengan rumus: du τ µ
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Kajian Pustaka Ristiyanto (2003) menyelidiki tentang visualisasi aliran dan penurunan tekanan setiap pola aliran dalam perbedaan variasi kecepatan cairan dan kecepatan
Lebih terperinciAliran Fluida. Konsep Dasar
Aliran Fluida Aliran fluida dapat diaktegorikan:. Aliran laminar Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan lapisan, atau lamina lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar. Dalam aliran laminar
Lebih terperinci