BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Shinta Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Polihidroksialkanoat (PHA) Polihidroksialkanoat merupakan salah satu contoh polimer poliester, diperoleh dari hasil sintesis sumber karbon oleh berbagai macam bakteri. Polihidroksialkanoat berpotensi menggantikan polimer dari minyak bumi. Terdapat lebih dari 90 monomer berbeda dari polihidroksialkanoat yang telah ditemukan sebagai bahan dasar acuan biosintetis. Beberapa contoh polihidroksialkanoat yang sudah diproduksi secara komersial ialah homopolimer polihidroksibutirat atau PHB dan copolimer polihidroksibutirat-co-3-hidroksivalerat. (Lee, 1996) Polihidroksialkanoat diklasifikasikan berdasarkan rantai monomernya menjadi homopolimer dan copolimer. Struktur PHAs dengan monomer homopolimer ialah sebagai berikut : n = 1 R = hidrogen poli (-3-hidroksipropionat) metil poli (-3-hidroksibutirat) etil poli (-3-horoksivalerat) propil poli (-3-hidroksiheksanoat) pentil poli (-3-hidroksioktanoat) nonil poli (-3-hidroksidekanoat) n = 2 R = hidrogen poli (-4-hidroksibutirat) n = 3 R = hidrogen poli (-5-hidroksivalerat) Gambar 2. 1 Jenis Polihidroksialkanoat Sedangkan contoh polihidroksialkanoat yang rantai pembentuknya copolimer ialah sebagai berikut : PHBV (Biopol ) - CH 3 & CH 2 CH 3 PHBHx - CH 3 & - CH 2 CH 2 CH 3 PHBO - CH 3 & -(CH 2 ) 4 CH 3
2 Gambar 2.2. Proses Degredasi polihidroksibutirat-co-valerat (P(3HB-3HV)) pada. selama 0, 2, 4, 6, 8, and 10 weeks (dari kiri ke kanan) 2.2 Proses Pembuatan Polihidroksibutirat (PHB) Polihidroksibutirat (PHB) merupakan salah satu jenis polihidroksialkanoat yang paling umum ditemukan pada bakteri. PHB pertama kali ditemukan dan dipelajari oleh Lemoigne pada tahun 1920.
3 2.2.1 Alternatif Sumber Karbon dan Bakteri Berikut adalah beberapa sumber karbon dan bakteri yang digunakan dalam proses pembuatan PHB. Tabel 2.1 Beberapa jenis bakteri dan sumber karbon pada pembuatan PHB Bakteri Sumber Karbon Nutrisi Pembatas Moetode Fermentasi Waktu Fermentasi Konsentrasi Sel (g/l) Konsentrasi PHB (g/l) Kandungan PHB (%) Yield PHB (g PHB / g Substrat) Alcaligenes Eutrophus Alcaligenes Lactus Recombinant E. Coli M. Organophilum Glukosa Sukrosa Glukosa Metanol Nitrogen - Potassium - Kontrol Konsentrasi Glukosa Referensi Kim, dkk 1994 PH-stat PH-stat Kontrol Konsentrasi Methanol 50 jam jam 39 jam 70 jam Yamane,dkk 1996 Unpublished Result Kim, dkk 1996 Karakteristik yang dimiliki oleh PHB hampir sama dengan karakteristik polipropilen, sehingga PHB berpotensi menggantikan plastik sintetik misalnya Polipropilena (PP). Dimana PP diperoleh dengan bahan baku minyak bumi. Adapun perbandingan karakteristik tersebut dijabarkan dalam tabel dibawah ini:
4 Tabel 2.2 Perbandingan Sifat sifat fisika dan kimia PHB dan PP Karakteristik Polihidroksibutirat Polipropilena Titik Leleh ( 0 C) Suhu Glass-transition ( 0 C) Berat Molekul Distribusi berat molekul Densitas (g/cm 3 ) Crystallinity (%) Modulus Young (GPa) Tensile Strength (MPa) Extension to Break (%) Solvent Reistance Ultraviolet Resistnace Oxygen Permeabelity Biodegradability x x Poor Good 45 Excellent Sumber: Biotechnology Bioprocess Engineering, Choi, x Good Poor 1700 Poor Alternatif Proses Fermentasi Proses pembuatan PHA secara umum ialah dengan proses fermentasi untuk memperoleh kandungan PHA pada sel bakteri dan dilanjutkan dengan proses pemisahan PHA dari sel. Pada proses fermentasi terjadi sintesa substrat menjadi PHA. Jenis PHA yang dihasilkan dipengaruhi oleh jenis mikroba, sumber karbon dan substrat pembatas. PHA diperoleh dari hasil akumulasi karbon dengan kondisi pembatas N, P, Mg atau O 2 (Anderson dkk, 1990). Saat ini telah diketahui banyak bakteri yang dapat mengakumulasi sumber karbon menjadi PHA. Terdapat 2 alternatif fermentasi yang umum digunakan untuk memproduksi PHA yaitu : Fed-Batch Fermentor di isi dengan nutrisi secukupnya untuk pertumbuhan sel. Multi-stage Continuous Cultivation Pada proses fermentasi ini, nutrisi dimasukkan secara kontiniu pada masing masing fermentor. Fermentor yang pertama merupakan tempat pertumbuhan sel. Sedangkan fermentor yang kedua digunakan untuk proses akumulasi PHA.
5 2.2.3 Alternatif Proses Ekstraksi Pada proses pemisahan PHA dari sel bakteri diketahui beberapa metode yang intinya adalah untuk memecahkan dinding sel bakteri dan memisahkan kandungan PHA yang terdapat pada bakteri tersebut. Beberapa metode yang dapat digunakan dalam proses pemisahan ialah sebagai berikut : Metode Pemisahan Solvent Extraction Digestion Methods Mechanical Treatment Supercritical CO 2 Extraction Using cells fragility High purity recovered PHA Gambar 2.3 Metode metode pemisahan PHB dari sel bakteri Untuk memperoleh jenis PHA yang diinginkan perlu diperhatikan mikroba yang dipergunakan, sumber karbon, nutrient pembatas dan metode pemisahan sel yang digunakan. Dalam beberapa penelitian telah diklasifikasikan beberapa mikroba yang dapat mensintesa berbagai macam sumber karbon pada proses sintesa PHA. Pada table 2.3 telah diberikan beberapa contoh bakteri yang dapat menghasilkan PHA. PHA yang dihasilkan ini tergantung dari bakteri yang mensintesa dan sumber karbon yang dipergunakan dengan lama waktu fermentasi yang sesuai untuk memperoleh yield optimum.
6 Sedangkan proses pemisahan bakteri dari PHB yang sudah tersintesa didalam sel bakteri terdapat beberapa metode pemisahan. Berikut ini adalah beberapa metode yang pada umumnya dipergunakan oleh industri maupun riset : Solvent Extraction Metode ini adalah salah satu metode tertua dalam pemisahan PHA. Biasanya menggunakan pelarut seperti: kloroform, 1,2 dikloroetana dan metilene klorida. Dalam beberapa percobaan ekstraksi menggunakan pelarut, diketahui dapat menghancurkan dinding sel. Kemurnian PHA dengan menggunakan pelarut ini dapat mencapai 98%. Salah satu yang menjadi masalah pengunaan method ini ialah limbah cair yang dihasilkan. Sehingga diperlukan solvent recovery untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Digestion Method Metode ini memiliki prinsip yang sama dengan metode solvent extraction. Namun pada metode ini menggunakan pelarut seperti: surfaktan, chelate dan enzim. Mechanical Treatment Metode ini sering digunkan untuk memisahkan intraseluler protein (Timer, dkk. 1998). Contoh metode ini antara lain: Bead Mill Disruption dan High Pressure Homogenization. Supercritical CO 2 Sedangkan pada metode pemisahan dengan Supercritical CO 2 memerlukan tekanan yang tinggi untuk proses ekstraksi dan kemurnian hanya mencapai 89% Using cells fragility Pada metode Using cells fragility tidak bisa digunakan untuk setiap mikroba. Pada metode ini bakteri yang digunakan ialah E. Coli dan A. Vineandi sehingga jarang dipergunakan pada saat extraksi ( Choi, 2009) Dalam Pra-rancangan pembuatan Pabrik Polyhydroxybutyrate (PHB) ini dipilih proses fermentasi dengan menggunakan bakteri (strain) Alcaligenes Eutrophus (Ralstonia Eutrophus) dengan sumber karbon glukosa dan nutrient
7 pembatas Amoniak (N). Sedangkan proses pemisahan PHB dari sel menggunakan metode solvent extraction. Pemilihan proses dilakukan dengan memperhatikan: Pengoperasiannya mudah karena proses yang sederhana dengan control yang lebih efisien. Polyhydroxybutyrate yang diperoleh memiliki daya jual yang tinggi karena memeiliki sifat sifat yang lebih bagus. Dengan menggunakan bakteri A. Eutrophus sebagai strain dan glukosa sebagai sumber karbon diperoleh yield PHB yang cukup tinggi yaitu 0.3 gr PHB / gr substrat. Kebutuhan Utility Plant lebih sedikit. 2.3 Bahan Baku Bahan baku yang digunakan pada PHB plant terdiri dari bahan glukosa, NaOH, culture medium, chloroform dan trace element Glukosa (C 6 H 12 O 6 ) PHB plant menggunakan bahan baku utama yaitu glukosa. Sifat Fisik glukosa Berat Molekul : g/mol Densitas : 1.54 g/cm 3 Kelarutan dalam Air : 91 g/100 ml pada 25 0 C Kelarutan dalam Metanol : M Entalpi Pembakaran : kj/mol Entalpi Pembentukan : kj/mol Titik Leleh : C Culture Medium Culture medium ialah komposisi nutrisi sintetik dalam pengembangbiakan bakteri yang digunakan. Berikut adalah komposisi perbandingan yang digunkan dalam sebagai medium pengembangbiakan Alcaligenes Eutrophus. Tabel 2.3 Komposisi culture medium sintetik sebagai cultivasi Alcaligenes Eutrophus
8 Tabel 2.3 Komposisi Kultur Medium Sintetik No Komposisi Konsentrasi (g/l) 1 Na 2 HPO KH 2 PO NH 4 Cl Glukosa MgSO Trace Element* 1.0 ml * Trace Element : FeCl 3 : 9.7 ; CaCl 2 : 7.8 ; CuSO 4 : ; CoCl 2 : ; NiCl 2 : ; CrCl 2 : g/l Kalium Hidroksida (KOH) Natrium Hidroksida (KOH) digunakan untuk mengatur PH saat terjadi fermentasi berada diantara 6.8 ± 0.1. Sifat-sifat dari KOH tersebut yaitu : Berat Molekul : 56,1056 g/mol Fasa : white solid Titik didih : C Titik leleh : 420 o C Densitas : 2.1 g/cm 3 Kelarutan dalam Air : 110 g/100ml pada 25 0 C Bersifat Basa Kloroform (CHCl 3 ) Sifat sifat dari kloroform yaitu : Berat Molekul : g/mol Fasa : Cair Titik didih : 61.2 o C Titik leleh : o C Densitas : 1.48 g/cm 3 Kelarutan dalam Air : 0.8 g/100 ml pada 20 0 C
9 2.4 Deskripsi Proses Secara umum, proses produksi polihidroksibutirat (PHB) dari glukosa meliputi 2 tahap yaitu (Flickinger, 1999): 1. Fermentasi 2. Ekstraksi Proses pembuatan polihidroksibutirat adalah sebagai berikut: Fermentasi Proses produksi polihidroksibutirat (PHB) dari glukosa dengan menggunakan bakteri Alcaligenes Eutrophus dapat dilakukan secara fed-batch. Dimana bakteri A. Eutrophus dari tangki V-101 dimasukkan secara manual ke dalam fermentor (R-101) untuk proses fermentasi. Kemudian ditambahkan nutrisi pembatas (NH 4 ) 2 SO 4 dari tangki V-102 secara manual. Ke dalam fermentor tersebut diumpankan kultur medium sintetik dengan komposisi seperti pada Tabel 1. Fermentor ini dilengkapi dengan 3 buah impeller dan 4 baffle dimana kecepatan impeller sebesar 20 rpm. Pada saat inokulasi, suhu dijaga antara 32±2 0 C dengan mengalirkan air pemanas ke dalam jaket fermentor, sedangkan tekanan pada 1 atm (Robin A. Henderson, 1999). Pada fermentor ini juga dilengkapi dengan ph Control untuk menjaga ph 6.8 ± 0.1 dengan penambahan KOH 2 M dari tangki V- 103 (Henderson, 1999). Selama proses fermentasi berlangsung dilakukan proses aerasi 0.5 v/v menit -1 dengan mengalirkan udara melalui kompressor (C-101). Setelah waktu fermentasi mencapai jam bakteri yang mengandung PHB siap untuk dipanen (Henderson, 1999). Tabel 2.4 Komposisi Kultur Medium Sintetik No Komposisi Konsentrasi (g/l) 1 Na 2 HPO KH 2 PO Glukosa MgSO 4 7H 2 O Trace Element* 10 ml * Trace Element : FeCl 3, 9.7, CaCl, 7.8, CuSO 4 : ; CoCl 2 : ; NiCl 2 : ; CrCl 2 : g/l Sumber : El-Sayed, dkk 2009 Reaksi sintesis yang terjadi selama proses fermentasi berlangsung dapat digambarkan pada diagram berikut:
10 Gambar 2.4 Biosintesis PHB pada Alcaligenes eutrophus Adapun tahapan sintesis yang berlangsung pada biosintesis PHB pada bakteri A. Eutrophus ialah sebagai berikut : 2 gugus acetyl-coa diubah menjadi acetoacetyl -CoA oleh enzim ketothiolase (phaa). acetoacetyl -CoA direduksi menjadi (D)-3-hydroxybutyryl-CoA oleh acetoacetyl -CoA reductase (phab). Enzim PHB synthase (phac) menghubungkan (D)-3-hydroxybutyryl-CoA menjadi rangkaian PHB. (Lee, 1997) Ekstraksi Bakteri yang mengandung polihidroksibutirat (PHB) dipompakan bersama substrat yang bersisa dengan menggunakan pompa (E-103) ke dalam disk centrifuge (CF-101). Bakteri yang mengandung PHB ini dipisahkan dari substrat sisa dengan kecepatan disk centrifuge sebesar 24,000 rpm (Chaijamrus,.2008). Bakteri yang berbentuk slurry kemudian di bawa ke tangki pencuci (V-105) dan dicuci menggunakan air destilasi. Kemudian bakteri tersebut dipisahkan dari air pencuci dengan menggunkan disk centrifuge (CF-102) dan dimasukkan ke tangki ekstraksi (V-105). Ke dalam tangki ekstraksi ini ditambahkan kloroform (CHCl 3 ) untuk melarutkan PHB. Pada tangki ini dilengkapi dengan pengaduk dengan kecepatan 200
11 r.p.m. Proses ekstraksi berlangsung selama 1 jam pada suhu 60 0 C, dimana pada suhu tersebut dinding sel bakteri lebih mudah dihancurkan (Flickinger, 1999). Campuran antara larutan kloroform dan PHB dipisahkan dari dinding sel (sel yang tidak mengandung PHB) dimasukkan kedalam tangki pengendapan (V-107). Kemudian kedalam tangki tersebut diatas ditambahkan air panas bersuhu 90 0 C, sehingga kloroform akan larut dalam air sedangkan PHB akan membentuk slurry. Dengan menggunakan alat dekanter (DC-101), PHB dipisahkan dari kloroform dan air. Larutan kloroform dan air ini akan dipompakan ke vaporizer (VE-101) untuk memisahkan air dengan kloroform. Kloroform yang sudah dipisahkan dari air akan ditampung kedalam tangki penampung (V-108) untuk diproses di utilitas. Sedangkan PHB dimasukkan ke dalam spray dryer (SPD -101) melalui conveyor (SC-101). Dimana suhu pada pengeringan ialah C dan tekanan 0,987 atm. Media pengering yang digunakan dalam spray dryer adalah superheated steam. Produk PHB yang berupa powder dimasukkan ke dalam tangki penampung (V-109).
12 BAB III NERACA MASSA Neraca massa pada pra-rancangan pabrik pembuatan Polihidroksibutirat (PHB) pada Alcaligenes Eutrophus dihitung berdasarkan: Kapasitas produksi : ton/tahun atau 568,182 kg.jam -1 Waktu kerja per tahun : 330 hari Satuan operasi : kg.jam -1 untuk alat alat lainnya Kemurnian Produk : 98 % Peralatan peralatan yang mengalami perubahan massa adalah : - Fermentor (R-101) - Disk Centrifuge (CF-101) - Tangki Pencuci (V-105) - Disk Centrifuge (CF-102) - Tangki Ekstraksi (V-106) - Disk Centrifuge (CF-103) - Tangki Pengendapan (V-107) - Dekanter (DC-101) - Spray Dryer (SPD-101)
13 3.1 Fermentor (R-101) Tabel 3.1 Neraca Massa pada Fermentor (R-101) Komponen Masuk (kg.jam -1 ) Keluar (kg.jam -1 ) Alur 1 Alur 2 Alur 3 Alur 4 Alur 5 Alur 6 Alur 7 Udara 0,895 0,895 A. Eutrophus 662,216 Na 2 HPO 4 160,824 0,160 KH 2 PO 4 122,983 0,122 MgSO 4 7H 2 O 113,523 0,113 C 6 H 12 O , ,229 FeCl 3 9,176 0,009 CaCl 2 7,379 0,007 CuSO 4 0,147 0,0002 CoCl 2 0,112 0,0001 NiCl 2 0,111 0,0001 CrCl 2 0,023 0,00002 KOH 90,061 (NH 4 ) 2 SO 4 378,409 PHB 568,182 Non-PHB 179,426 H 2 O , ,798 Total , , Disk Centrifuge (CF-101) Tabel 3.2 Neraca Massa pada Disc Centrifuge (CF-101) Komponen Masuk (kg.jam -1 ) Keluar (kg.jam -1 ) Alur 7 Alur 8 Alur 9 Non-PHB 179, ,426 Na 2 HPO 4 0,160 KH 2 PO 4 0,122 MgSO 4 7H 2 O 0,113 C 6 H 12 O 6 189,229 3, FeCl 3 0,009 CaCl 0,007 CuSO 4 0,0002 CoCl 2 0,0001 NiCl 2 0,0001 CrCl 2 0,00002 H 2 O ,798 11, ,798 Pengotor* 0,008 3,784 Total , ,049 *) : 2% dari kultur medium sisa selain glukosa dan air
14 3.3 Tangki Pencuci (V-105) Tabel 3.3 Neraca Massa pada Tangki Pencuci (V-105) Komponen Masuk (kg.jam -1 ) Keluar (kg.jam -1 ) Alur 8 Alur 10 Alur 11 Non-PHB 179, ,426 Air Pengotor 15,257 15,257 Air , ,200 Total , , Disk Centrifuge (CF-102) Tabel 3.4 Neraca Massa pada Disc Centrifuge (CF-102) Masuk (kg.jam -1 ) Keluar (kg.jam -1 ) Komponen Alur 11 Alur 12 Alur 13 Non-PHB 179, ,426 Air , ,200 15,257 Total , , Tangki Ekstraksi (V-106) Tabel 3.5 Neraca Massa pada Tangki Ekstraksi (V-106) Komponen Masuk (kg.jam -1 ) Keluar (kg.jam -1 ) Alur 13 Alur 14 Alur 15 Alur 16 Non-PHB 179, ,426 CHCl , ,748 Air 15, , ,357 Total , , Disk Centrifuge (CF-103) Tabel 3.6 Neraca Massa pada Disc Centrifuge (CF-103) Masuk (kg.jam -1 ) Keluar (kg.jam -1 ) Komponen Alur 16 Alur 17 Alur 18 Non-PHB 179, ,830 11,595 CHCl , ,748 Air 9.360,357 3, ,782 Total , ,564
15 3.7 Tangki Pengendapan (V-107) Tabel 3.7 Neraca Massa pada Tangki Pengendapan (V-107) Komponen Masuk (kg.jam -1 ) Keluar (kg.jam -1 ) Alur 18 Alur 19 Alur 20 Non-PHB 11,595 11,595 CHCl , ,748 Air 9.363, , ,278 Total , , Dekanter (DC-101) Tabel 3.8 Neraca Massa pada Dekanter (DC-101) Masuk (kg.jam -1 ) Keluar (kg.jam -1 ) Komponen Alur 20 Alur 21 Alur 22 Non-PHB 11,595 11,595 CHCl , ,748 Air ,278 11, ,446 Total , , Spray Dryer (SPD-101) Tabel 3.10 Neraca Massa pada Spray Dryer (SPD-101) Masuk (kg.jam -1 ) Keluar (kg.jam -1 ) Komponen Alur 25 Alur Steam Alur 20 Non-PHB 11,595 11,595 Air 11,832 11,832 Total 591, ,609
PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN POLIHIDROKSIBUTIRAT (PHB) DARI GLUKOSA PADA A. EUTROPHUS DENGAN KAPASITAS PRODUKSI TON/TAHUN TUGAS AKHIR
PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN POLIHIDROKSIBUTIRAT (PHB) DARI GLUKOSA PADA A. EUTROPHUS DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 5.000 TON/TAHUN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik Kimia
Lebih terperinciLAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA
LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA Hasil perhitungan neraca massa pra rancangan pabrik pembuatan polihidroksibutirat pada bakteri Alcaligenes Eutrophus dengan substrat glukosa adalah sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ubi Kayu BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada pra rancangan pabrik ini bahan baku yang digunakan adalah ubi kayu. Ubi kayu (Manihot Esculenta Crant) termasuk dalam kelas Eupharbiaceace, dapat ditanam pada
Lebih terperinciBAB II DISKRIPSI PROSES
14 BAB II DISKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi bahan baku a. CPO (Minyak Sawit) Untuk membuat biodiesel dengan kualitas baik, maka bahan baku utama trigliserida yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Palmitat Asam palmitat adalah asam lemak jenuh rantai panjang yang terdapat dalam bentuk trigliserida pada minyak nabati maupun minyak hewani disamping juga asam lemak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Nitrometana Nitrometana merupakan senyawa organik yang memiliki rumus molekul CH 3 NO 2. Nitrometana memiliki nama lain Nitrokarbol. Nitrometana ini merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Trinatrium Fosfat Trinatrium fosfat adalah agen pembersih, makanan aditif, dan penghilang noda. Trinatrium fosfat berwarna putih berbentuk butiran atau kristal padat dan sangat
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES
II. DESKRIPSI PROSES A. JENIS JENIS PROSES Terdapat dua jenis 1,3-propandiol (PDO) menurut proses produksinya yaitu chemical PDO dan bio-pdo, dimana chemical PDO disintesis secara kimia dari bahan baku
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. JENIS JENIS PROSES Ada 2 jenis 1,3-propandiol (PDO) menurut proses produksinya yaitu chemical PDO dan bio-pdo, dimana chemical PDO disintesis secara kimia dari bahan baku yaitu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Fenil Asetat Asam fenil asetat disebut dengan nama lain asam α-toluic, asam benzen asetat, asam alfa tolylic dan asam 2-fenil asetat (Wikipedia, 2012b). Asam fenil asetat
Lebih terperinciBab III Pelaksanaan Penelitian
Bab III Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas transesterifikasi in situ pada ampas kelapa. Penelitian dilakukan 2 tahap terdiri dari penelitian pendahuluan dan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hexamine Hexamine merupakan produk dari reaksi antara amonia dan formalin dengan menghasilkan air sebagai produk samping. 6CH 2 O (l) + 4NH 3(l) (CH 2 ) 6 N 4 + 6H 2 O Gambar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magnesium klorida Salah satu kegunaan yang paling penting dari MgCl 2, selain dalam pembuatan logam magnesium, adalah pembuatan semen magnesium oksiklorida, dimana dibuat melalui
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES
BAB II DESKRIPSI PROSES II. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk II... Spesifikasi bahan baku. Epichlorohydrin Rumus Molekul : C 3 H 5 OCl Wujud : Cairan tidak berwarna Sifat : Mudah menguap Kemurnian : 99,9%
Lebih terperinciPABRIK PUPUK ZA (AMONIUM SULFAT) DARI AMONIAK DAN ASAM SULFAT DENGAN PROSES NETRALISASI
SIDANG TA 2011 PABRIK PUPUK ZA (AMONIUM SULFAT) DARI AMONIAK DAN ASAM SULFAT DENGAN PROSES NETRALISASI Disusun oleh : Renata Permatasari 2308 030 013 Friska Rachmatikawati 2308 030 014 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegunaan Produk Kuprisulfatpentahidrat Kegunaan kupri sulfat pentahidrat sangat bervariasi untuk industri. Adapun kegunaannya antara lain : - Sebagai bahan pembantu fungisida
Lebih terperinciPABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN PROSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE Disusun oleh :
SIDANG TUGAS AKHIR 2013 PABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN PROSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE Disusun oleh : Evi Dwi Ertanti 2310 030 011 Fitria
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES
II. DESKRIPSI PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara garis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dimetil Eter Dimetil Eter (DME) adalah senyawa eter yang paling sederhana dengan rumus kimia CH 3 OCH 3. Dikenal juga sebagai methyl ether atau wood ether. Jika DME dioksidasi
Lebih terperinciNAMA : CRISTOPEL L TOBING NIM : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Trinatrium Fosfat Trinatrium fosfat adalah agen pembersih, makanan aditif, dan penghilang noda. Trinatrium fosfat berwarna putih berbentuk butiran atau kristal padat dan sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan saat ini bidang industri di negara Indonesia mengalami peningkatan salah satunya yaitu industri kimia. Tetapi Indonesia masih banyak mengimpor bahan-bahan
Lebih terperinciPEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
10 II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam Pabrik Kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut Teknologi proses.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES 2.1 Sejarah dan Perkembangan Furfural pertama kali diisolasi tahun 1832 oleh ilmuwan kimia jerman bernama Johan Dobreiner dalam jumlah yang sangat sedikit dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Dewasa ini, berbagai jenis bahan kimia sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri. NaOH dan klor merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciPabrik Asam Asetat Dari Limbah Cair Pulp Kakao Dengan Proses Fermentasi
SIDANG TUGAS AKHIR Pabrik Asam Asetat Dari Limbah Cair Pulp Kakao Dengan Proses Fermentasi Oleh : BAGUS BUDIANTO 2310 030 042 FRIDYAWATI 2310 030 089 Dosen Pembimbing :Ibu Ir.Sri Murwanti,MT NIP.19530226
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Molase Molase adalah hasil samping dari proses pembuatan gula tebu. Meningkatnya produksi gula tebu Indonesia sekitar sepuluh tahun terakhir ini tentunya akan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Sodium DodekilBenzena Sulfonat Dari DodekilBenzena Dan Oleum 20% dengan Kapasitas ton/tahun.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Dengan berkembangnya teknologi saat ini dalam berbagai bidang, Indonesia dituntut agar dapat bersaing dengan negara-negara dalam bidang industri. Diperlukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014. 2. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Teknik Pengolahan
Lebih terperinciPABRIK ASAM OKSALAT DARI TONGKOL JAGUNG DENGAN PROSES PELEBURAN ALKALI
SIDANG TUGAS AKHIR 2012 PABRIK ASAM OKSALAT DARI TONGKOL JAGUNG DENGAN PROSES PELEBURAN ALKALI Disusun oleh : Lilik Ismaliyah 2309 030 053 Fahima Tsaqofatul Islamiyah 2309 030 081 Dosen Pembimbing : Ir.
Lebih terperinciPENGARUH JENIS SUMBER NITROGEN PADA PEMBUATAN POLYHYDROXYBUTYRATE DARI GLUKOSA MENGGUNAKAN BAKTERI Bacillus cereus
PENGARUH JENIS SUMBER NITROGEN PADA PEMBUATAN POLYHYDROXYBUTYRATE DARI GLUKOSA MENGGUNAKAN BAKTERI Bacillus cereus Yustinah 1,2*, Misri Gozan 1, Heri Hermansyah 1, Rizal Alamsyah 3 1 Departemen Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Laktat dari Molases dengan Proses Fermentasi Kapasitas ton/tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Di zaman yang semakin berkembang dan modern ini, Indonesia perlu lebih meningkatkan taraf hidup bangsa yaitu dengan pembangunan dalam sektor industri.
Lebih terperinciSumber:
Sifat fisik dan kimia bahan 1. NaOH NaOH (Natrium Hidroksida) berwarna putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Sangat basa, keras, rapuh dan menunjukkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alkena Alkena merupakan hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap dua C=C. Suku alkena yang paling kecil terdiri dari dua atom C, yaitu etena. Jumlah atom H pada gugus
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PROSES
BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Proses pembuatan natrium nitrat dengan menggunakan bahan baku natrium klorida dan asam nitrat telah peroleh dari dengan cara studi pustaka dan melalui pertimbangan
Lebih terperinciHubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan
STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan
Lebih terperinciWardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Kimia Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Kimia - Wardaya College
Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Kimia Tahun Ajaran 2017/2018-1. Sebuah unsur X memiliki no massa 52 dan jumlah neutron sebesar 28. Kongurasi elektron dari ion X + adalah...
Lebih terperinciBAB II PERANCANGAN PRODUK. : Sebagai bahan baku pembuatan ammonia, plastik,
BAB II PERANCANGAN PRODUK 2.1 Produk Utama 2.1.1.Gas Hidrogen (H2) : Sebagai bahan baku pembuatan ammonia, plastik, polyester, dan nylon, dipakai untuk proses desulfurisasi minyak bakar dan bensin dan
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA
PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA 1 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar natrium karbonat dan natrium hidrogen karbonat dengan titrasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui metode yang paling efisien untuk mengekstrak kandungan lipid dari mikroalga Botryococcus braunii.adapun metode yang digunakan adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES 2.1 Sejarah dan Perkembangan Furfural pertama kali diisolasi tahun 1832 oleh ilmuwan kimia jerman bernama Johan Dobreiner dalam jumlah yang sangat sedikit dari
Lebih terperinciLOGO. Oleh : Nurlaili Humaidah ( ) Pembimbing : Prof.Dr.Ir. Tri Widjaja M.Eng Dr.Ir. Tontowi Ismail, MS.
LOGO PENGARUH DILUTION RATE TERHADAP PRODUKTIVITAS ETANOL SECARA FERMENTASI KONTINYU MENGGUNAKAN TEKNIK IMMOBILISASI SEL K-KARAGINAN DALAM BIOREKTOR PACKED BED Oleh : Nurlaili Humaidah ( 2309.201.007 )
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Sawit Mentah / Crude Palm Oil (CPO) Komoditas kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya sangat penting dalam penerimaan devisa negara, penyerapan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Asetaldehida Asetaldehida atau disebut juga etanal (CH 3 CHO) merupakan suatu senyawa alifatik yang berupa cairan tidak berwarna, mudah terbakar, dan dapat bercampur dengan air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu bidang yang dapat menunjang perkembangan negara Indonesia adalah bidang industri, terutama industri kimia. Namun industri kimia dalam negeri masih
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES
BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi bahan baku Etanol Fase (30 o C, 1 atm) : Cair Komposisi : 95% Etanol dan 5% air Berat molekul : 46 g/mol Berat jenis :
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Metilen Klorida dari Metil Klorida dan Klorin Kapasitas Ton/Tahun
BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Metilen klorida adalah salah satu senyawa klorometana dengan gugus molekul CH 2 Cl 2. Senyawa klorometana ini diproduksi dari reaksi klorinasi antara metil klorida (CH
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Sampai saat ini situasi perekonomian di Indonesia belum mengalami kemajuan yang berarti akibat krisis yang berkepanjangan, hal ini berdampak pada
Lebih terperinci30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.
30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES 2.1 Sodium Stirena Sulfonat Sodium stirena sulfonat merupakan senyawa jenis polimer turunan dari stirena yang mudah larut dalam air, tidak larut dalam alkohol
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan BAB I PENGANTAR Metil salisilat merupakan turunan dari asam salisat yang paling penting secara komersial, disamping
Lebih terperinciPEMBUATAN BIOETANOL DARI LIMBAH KULIT SINGKONG MELALUI PROSES HIDROLISA ASAM DAN ENZIMATIS
PEMBUATAN BIOETANOL DARI LIMBAH KULIT SINGKONG MELALUI PROSES HIDROLISA ASAM DAN ENZIMATIS Nopita Hikmiyati dan Noviea Sandrie Yanie Jurusan Teknik Kimia, Fak. Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tandan Kosong Kelapa Sawit Komoditas kelapa sawit memiliki berbagai macam kegunaan baik untuk industri pangan maupun non pangan/oleochemical serta produk samping/limbah. Limbah
Lebih terperinciSIMULASI UJIAN NASIONAL 2
SIMULASI UJIAN NASIONAL 2. Diketahui nomor atom dan nomor massa dari atom X adalah 29 dan 63. Jumlah proton, elektron, dan neutron dalam ion X 2+ (A) 29, 27, dan 63 (B) 29, 29, dan 34 (C) 29, 27, dan 34
Lebih terperinciTEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XVIII PENGUJIAN BAHAN SECARA KIMIAWI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU
Lebih terperinciSINTESIS METIL ESTER DARI LIPID Bacillus stearothermophilus DENGAN METODE TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN BF 3. Dessy Dian Carolina NRP
SINTESIS METIL ESTER DARI LIPID Bacillus stearothermophilus DENGAN METODE TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN BF 3 Dessy Dian Carolina NRP 1406 100 024 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Surya Rosa Putra, MS Latar
Lebih terperinciOleh : PABRIK BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI (METODE FOOLPROOF)
PABRIK BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI (METODE FOOLPROOF) Oleh : Irma Ayu Ikayulita 2308 030 034 Yudit Ismalasari 2308 030 058 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Soeprijanto,
Lebih terperinciSINTESIS BUTANOL H 9. OH, merupakan
SINTESIS BUTANOL Salah satu jenis produksi industri kimia yang dibutuhkan dalam jumlah yang terus meningkat adalah industri n-butanol. n-butanol yang memiliki rumus kimia C 4 H 9 OH, merupakan produk hasil
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam dan sumber daya manusia yang meningkat saat ini, diharapkan dapat menciptakan pembangunan industri sebagai usaha dalam menciptakan struktur ekonomi
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa
II. DESKRIPSI PROSES A. Macam - Macam Proses Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses sebagai berikut: 1. Proses Calcium Chloride-Sodium Carbonate Double Decomposition
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK ASAM LAKTAT DARI MOLASES DENGAN PROSES FERMENTASI KAPASITAS TON PER TAHUN
LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRARANCANGAN PABRIK ASAM LAKTAT DARI MOLASES DENGAN PROSES FERMENTASI KAPASITAS 15.150 TON PER TAHUN Oleh : Teguh Purwanto D 500 040 033 Dosen Pembimbing : Farida Nurcahyani,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN D
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan industri di Indonesia semakin lama semakin meningkat, hal ini disebabkan karena terbukanya pasar bebas di seluruh dunia. Semakin majunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Indonesia begitu kaya dengan hasil alam. Potensi ini seharusnya dimanfaatkan dalam proses transformasi Indonesia dari negara agraris menjadi negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak dulu manusia di seluruh dunia tidak pernah lepas dari penggunaan sesuatu yang berbahan kimia dalam kehidupan sehari-hari Hal ini harus diperhatikan dan
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES. : jernih, tidak berwarna
BAB II DESKRIPSI PROSES 1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 1.1. Spesifikasi Bahan Baku a. Metanol (www.kaltimmethanol.com) Fase (25 o C, 1 atm) : cair Warna : jernih, tidak berwarna Densitas (25 o C)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini
Lebih terperincimesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit
Lampiran 1. Prosedur Penelitian 1. Sifat Kimia Tanah a. C-Organik Ditimbang g tanah kering udara telah diayak dengan ayakan 10 mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml Ditambahkan 10 ml K 2
Lebih terperinciREAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK
REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK TUJUAN : Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida dan natrium hidroksida Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen A. Pre-lab
Lebih terperinciMetodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian Pembuatan larutan buffer menggunakan metode pencampuran antara asam lemah dengan basa konjugasinya. Selanjutnya larutan buffer yang sudah dibuat diuji kemampuannya dalam mempertahankan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi
Lebih terperinci1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Sampai saat ini situasi perekonomian di Indonesia belum mengalami kemajuan yang berarti akibat krisis yang berkepanjangan, hal ini berdampak pada bidang
Lebih terperinciSeminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010
PARAMETER BIOLOGIS BADAN AIR SUNGAI NGRINGO SEBAGAI DAMPAK INDUSTRI TEKSTIL Nanik Dwi Nurhayati Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Email: nanikdn@uns.ac.id ABSTRAK Berbagai bakteri
Lebih terperinciOleh : Zainiyah Salam ( ) Anggi Candra Mufidah ( ) Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Lily Pudjiastuti, MT
PABRIK ASAM ASETAT DARI METANOL DAN KARBON MONOKSIDA DENGAN PROSES KARBONILASI MONSANTO Oleh : Zainiyah Salam (2309 030 021) Anggi Candra Mufidah (2309 030 049) Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Lily Pudjiastuti,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Hewan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Lebih terperinciAPPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA
APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA 1. Pembuatan sodium Sitrat (C 6 H 5 Na 3 O 7 2H 2 O) 0,1 M 1. Mengambil dan menimbang sodium sitrat seberat 29.4 gr. 2. Melarutkan dengan aquades hingga volume 1000
Lebih terperinciUJI KUALITATIF ETANOL YANG DIPRODUKSI SECARA ENZAMATIS MENGGUNAKAN Z. MOBILIS PERMEABEL
UJI KUALITATIF ETANOL YANG DIPRODUKSI SECARA ENZAMATIS MENGGUNAKAN Z. MOBILIS PERMEABEL Dian Pinata NRP. 1406 100 005 DOSEN PEMBIMBING Drs. Refdinal Nawfa, M.S LATAR BELAKANG Krisis Energi Sumber Energi
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES. Titik didih (1 atm) : 64,6 o C Spesifik gravity : 0,792 Kemurnian : 99,85% Titik didih (1 atm) : -24,9 o C Kemurnian : 99,5 %
BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku a. Metanol (PT. KMI, 2015) Fase : Cair Titik didih (1 atm) : 64,6 o C Spesifik gravity : 0,792 Kemurnian : 99,85%
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. Tabel 7. Data Pengamtan Hidrolisis, Fermentasi Dan Destilasi. No Perlakuan Pengamatan
LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN Tabel 7. Data Pengamtan Hidrolisis, Fermentasi Dan Destilasi. No Perlakuan Pengamatan 1 Persiapan bahan baku 2 Proses Hidrolisis Melarutkan 100 gr kulit pisang yang telah halus
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK NATRIUM DIFOSFAT HEPTAHIDRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT KAPASITAS TON / TAHUN
LAPOARAN TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM DIFOSFAT HEPTAHIDRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT KAPASITAS 85.000 TON / TAHUN Oleh : Suciati D 500 020 039 Dosen Pembimbing 1. Ir. Endang Mastuti
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Kloroform dari Sodium hidroksida, Klorin, dan Aseton dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri kimia senantiasa berkembang seiring dengan kemajuan teknologi untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan manusia. Industri bulk chemical merupakan salah satu sektor
Lebih terperinci2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik
2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik Modul 1: Reaksi-Reaksi Logam Transisi & Senyawanya TUJUAN (a) Mempelajari reaksi-reaksi logam transisi dan senyawanya, meliputi reaksi
Lebih terperinciIII. METODA PENELITIAN
III. METODA PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium Proses Balai Besar Industri Agro (BBIA), Jalan Ir. H. Juanda No 11 Bogor. Penelitian dimulai pada bulan Maret
Lebih terperinciTERMOKIMIA. Hukum Hess Perubahan entalpi reaksi tetap sama, baik berlangsung dalam satu tahap maupun beberapa tahap.
TERMOKIMIA (Teori) Entalpi adalah jumlah total energi kalor yang terkandung dalam suatu materi Reaksi Eksoterm Menghasilkan kalor Melepas energi Perubahan entalpi negatif Reaksi Endoterm Menyerap kalor
Lebih terperinciII. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara garis besar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan I- 1. I.1 Latar Belakang
I- 1 I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan zaman yang semakin maju mendorong berbagai macam industri besar dunia untuk memenuhi permintaan konsumen. Dalam hal ini, industri carbon fiber semakin
Lebih terperinciCH 3 -O-CH 3. Pabrik Dimethyl Ether (DME) dari Styrofoam bekas dengan Proses Direct Synthesis. Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Niniek Fajar Puspita, M.
Pabrik Dimethyl Ether (DME) dari Styrofoam bekas dengan Proses Direct Synthesis CH 3 -O-CH 3 Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Niniek Fajar Puspita, M.Eng 1. Agistira Regia Valakis 2310 030 009 2. Sigit Priyanto
Lebih terperinciBAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol,
7 BAB II URAIAN PROSES 2.1. Jenis-Jenis Proses Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol, atau phenyl carbinol. Benzil alkohol mempunyai rumus molekul C 6 H 5 CH 2 OH. Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) merupakan salah satu produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) merupakan salah satu produk samping berupa buangan dari pabrik pengolahan kelapa sawit yang berasal dari air kondensat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Selulosa asetat merupakan ester asam organik dari selulosa yang telah lama dikenal di dunia. Produksi selulosa asetat adalah yang terbesar dari semua turunan selulosa.
Lebih terperinci2. Konfigurasi elektron dua buah unsur tidak sebenarnya:
. Atom X memiliki elektron valensi dengan bilangan kuantum: n =, l =, m = 0, dan s =. Periode dan golongan yang mungkin untuk atom X adalah A. dan IIIB B. dan VA C. 4 dan III B D. 4 dan V B E. 5 dan III
Lebih terperinciBab IV Data dan Hasil Pembahasan
Bab IV Data dan Hasil Pembahasan IV.1. Seeding dan Aklimatisasi Pada tahap awal penelitian, dilakukan seeding mikroorganisme mix culture dengan tujuan untuk memperbanyak jumlahnya dan mengadaptasikan mikroorganisme
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asetanilida Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis
13 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, IPB, dari bulan Oktober 2011 Mei 2012. Bahan Isolasi untuk memperoleh isolat B. thuringiensis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Stearat Monoetanolamida Asam stearat monoetanolamida mempunyai rumus molekul HOCH 2 CH 2 NHCOC 17 H 35 dan struktur molekulnya Gambar 2.1 Struktur molekul Asam stearat
Lebih terperinciBAB 2. PERSAMAAN KIMIA DAN HASIL REAKSI
BAB 2. PERSAMAAN KIMIA DAN HASIL REAKSI 1. RUMUS KIMIA 2. MENULISKAN PERSAMAAN KIMIA YANG BALANS 3. HUBUNGAN MASSA DALAM REAKSI KIMIA 4. REAKTAN PEMBATAS 5. HASIL PERSENTASE Reaktan (Pereaksi) Produk (Hasil
Lebih terperinci