BAB II KAJIAN PUSTAKA. (a body of knowledge), cara atau jalan berpikir (a way of thinking),dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. (a body of knowledge), cara atau jalan berpikir (a way of thinking),dan"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat IPA Sains berawal dari rasa ingin tahu manusia tentang gelaja alam yang diamati. Sains pada hakikatnya merupakan sebuah kumpulan pengetahuan (a body of knowledge), cara atau jalan berpikir (a way of thinking),dan cara untuk penyelidikan (a way of investigating). Hakikat IPA atau sains dipandang sebagai ilmu yang komprehensif (Collette dan Chiappetta, 1994: 30). Hakikat IPA menurut Trianto (2010: 37), bahwa hakikat IPA semata-mata tidaklah hanya dimensi pengetahuan (keilmuan), namun juga dimensi nilai. Sehingga hakikat IPA adalah serangkaian cara berpikir serta cara penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan dengan melalui nilai-nilai (sikap ilmiah). Menurut Trianto (2010: 137), IPA sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun menemukan pengetahuan baru. Dalam mencari tahu pengetahuan peneliti menggunakan cara berpikir ilmiah dan langkah-langkah ilmiah. Langkahlangkah ilmiah dilakukan untuk memperoleh pengetahuan yang tidak hanya dapat diakuioleh orang lain tetapi juga dapat dipertanggung jawabkan hasil penelitiannya atau pengetahuannya. Selain menggunakan langkah-langkah ilmiah, seorang peneliti juga wajib bersikap ilmiah. Sikap ilmiah merupakan pondasi dasar seorang peneliti, sebab tanpa 9

2 dilandasi sikap ilmiah maka tidak akan ilmu yang diperolehnya itu benar dan ilmu itu hanya tulisan atau produk yang tidak dapat dipertanggung jawabkan. Produk berupa pengetahuan, hukum, teori, dan yang lainnya apabiladilakukan dengan melalui langkah-langkah atau proses ilmiah serta dilandasi sikap ilmiah maka produk tersebut akan diterima dan digunakan karena produk tersebut dapat dipertanggung jawabkan. Berdasarkan definisi tersebut peneliti menyimpulkan bahwa hakikat IPA adalah sekumpulan pengetahuan, cara berpikir dan proses pengetahuan yang digunakan untuk mengetahui gejala alam. Dalam proses mencari pengetahuan peneliti berfikir ilmiah menggunakan langkah ilmiah dan bersikap ilmiah. IPA memiliki tiga ilmu dasar yaitu, fisika, kimia dan biologi. 2. Pembelajaran IPA Gagne dalam Ratna (2011: 2), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Sehingga belajar dapat diartikan sebagai pengalaman proses dimana siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar guna mencapai tujuan untuk membentuk siswa ke arah yang lebih baik. Belajar merupakan suatu proses yang diarahkan kepada sebuah tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Dalam belajar siswa tidak berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran (Nana Sudjana, 2005: 28). 10

3 Proses pembelajaran IPA di kelas harus dapat memberikan pengalaman ilmiah kepada siswa, memberikan kesempatan bekerjasama, mengembangkan keterampilan berpikir untuk memecahkan masalah, sehingga mencapai hasil belajar yang baik Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek yaitu belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswadan mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pembelajaran (Jihas, Haris, 2008: 11). Dari paparan di atas maka pembelajaran IPA merupakan suatu proses yang diarahkan kepada tujuan sehingga berubah perilakunya akibat pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya melalui model pembelajaran. Pembelajaran IPA yang dilakukan juga harus beorientasi terhadap lingkungan sebab tidak hanya guru saja yang digunakan sebagai sumber belajar tetapi lingkungan juga dapat digunakan sebagai sumber belajar. Sumber belajar yang digunakan dan proses pembelajaran siswa harus mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 3. Model pembelajaran Cooperative Learning Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran (Slavin, 2010:4). Menurut Agus Suprijono (2010:54-65) menjelaskan pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua 11

4 jenis kelompok termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen (Rusman, 2012: 202). Kelompok-kelompok kecil membuat siswa berinteraksi dengan siswa dalam satu kelompok. Siswa belajar tentang kerja sama, bertukar pendapat dan menolong siswa lain. Pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan dalam beberapa perspektif. Perspektif pertama yaitu motivasi artinya penghargaan diberikan kepada kelompok yang dalam kegiatannya saling membantu untuk memperjuangkan keberhasilan kelompok. Perspektif kedua yaitu sosial artinya melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar karena anggota kelompok menginginkan semua anggotanya memperoleh keberhasilan. Perspektif ketiga yaitu pengembangan kognitif artinya melalui interaksi antar anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai informasi (Wina Sanjaya, 2006: 242). Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe seperti jigsaw, STAD, TGT, Make a Match dan lainnya. Jigsaw adalah salah satu dari metode-metode kooperatif yang paling fleksibel. Para siswa bekerja dalam tim yang heterogen. Siswa diberi tugas membaca bab atau topik 12

5 dengan fokus yang berbeda pada masing-masing kelompok asal. Siswa yang telah membaca berkelompok dengan kelompok yang lain membahas topik yang sama sebagai kelompok ahli. Para siswa yang berasal dari kelompok ahli bergantian mengajari teman satu timnya mengenai topik mereka. Kunci metode Jigsaw ini adalah interdependensi. Setiap siswa bergantung pada teman satu timnya untuk memberikan informasi yang diperlukan supaya dapat berkinerja baik pada saat penilainan (Slavin, 2005: ). Student Team-Achievement Divisions (STAD) merupakah salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk guru baru menggunakan pendekatan kooperatif (Slavin, 2005: 143). Model pembelajaran ini terdiri lima komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim. Menurut Slavin (2005: ) Team-Game-Turnamen (TGT) hampir sama dengan STAD hanya saja pada TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu. Sistem skor kemajuan individu pada TGT yaitu para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan tim lain yang kinerja akademiknya setara dengan mereka. Make a Match merupakan model pembelajaran kooperatif yang beranggotakan dua kelompok besar yaitu kelompok pertanyaan dan jawaban. Para siswa yang sudah belajar tentang materi diberi kartu 13

6 pertanyaan dan jawaban. Siswa mencari pasangan mereka sesuai kartu yang mereka dapatkan. Berdasarkan beberapa tipe-tipe model kooperatif ini peneliti mengambil tipe Make a Match sebagai variabel bebas penelitian. Tipe Make a Match paling sesuai dengan materi yang digunakan pada penelitian yaitu Getaran dan Gelombang. Model kooperatif tipe Make a Match pada penelitian ini digunakan pada akhir pembelajaran yang berfungsi sebagai evaluasi pembelajaran. 4. Ma ke a Match Make a Match merupakan salah satu bagian dari struktural yang menekankan pada struktur yang dirancang yang digunakan untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur tersebut memiliki tujuan umum diantaranya untuk meningkatkan penguasaan isi akademik dan mengajarkan keterampilan sosial (Sugiyanto, 2010: 44-48). Tabel 2.1.Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Fase-fase Perilaku Guru Fase 1: Present goals and set Menjelaskan tujuan pembelajaran Menyampaikan tujuan dan dan mempersiapkan siswa menyiapkan siswa Fase 2: Present information Mempresentasikan informasi Menyajikan informasi kepada siswa secara verbal Fase 3: Organize students into learning teams Mengorganisir siswa ke dalam tim-tim belajar Fase 4: Assist team work and study Membantu kerja tim dan belajar Memberikan penjelasan kepada siswa tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien Membantu tim-tim belajar selama siswa mengerjakan tugasnya 14

7 Fase 5: Test on the materials Mengevaluasi Fase 6: Provide recognition Memberikan penghargaan Sumber : (Sugiyanto, 2010: 44-48). Menguji pengetahuan siswa mengenai materi pembelajaran atau kelompok- kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok Metode Make a Match (mencari pasangan) pertama kali dikembangkan oleh Lorna Curran (Miftahul Huda, 2011: 113) mencari variasi mode berpasangan. Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia. Metode ini cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan metode ini. Langkah- langkah pembelajaran Make a Match: a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep atau topik yang cocok untuk sesi review (persiapan menjelang tes atau ujian). b. Setiap siswa mendapatkan satu buah kartu. c. Mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. d. Siswa dapat bergabung dengan 2 atau 3 siswa lain yang memegang kartu yang berhubungan. Miftahul Huda (2013: ) mengatakan bahwa kelebihan dan kelemahan model Cooperative Learning tipe Make a Match adalah : 15

8 a. Kelebihan model pembelajaran tipe Make a Match antara lain. 1) Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik 2) Karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan 3) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa 4) Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi 5) Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar. b. Kelemahan model pembelajaran tipe Make a Match antara lain: 1) Jika strategi ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak waktu yang terbuang. 2) Pada awal-awal penerapan metode, banyak siswa yang akan malu berpasangan dengan lawan jenisnya. 3) Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak siswa yang kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan. 4) Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa yang tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu. 5) Menggunakan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan kebosanan. Berdasarkan paparan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran Cooperative Learning tipe Make a Match merupakan model pembelajaran konstrukstivisme yang membagi siswa menjadi dua 16

9 kelompok besar. Model pembelajaran ini membuat siswa lebih berinteraksi dengan siswa yang lain. Model pembelajaran ini menggunaka media kartu untuk pertanyaan dan jawaban. 5. Keterampilan Sosial Keterampilan sosial adalah kemampuan individu untuk berkomunikasi efektif dengan orang lain baik secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat itu, di mana keterampilan ini merupakan perilaku yang dipelajari. Remaja dengan keterampilan sosial akan mampu mengungkapkan perasaan baik positif maupun negatif dalam hubungan interpersonal, tanpa harus melukai orang lain (Hargie, Saunders, & Dickson dalam Gimpel & Merrell, 1998). Keterampilan sosial yang dimaksudkan oleh Departemen Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum (2007) mencakup kecakapan berkomunikasi (communication skill), kecakapan bekerjasama (collaboration skill) dan kecakapan bertanggung jawab (accountability skill). Jarolimek dalam Jakiatin Nisa (2010: 62) mengemukakan bahwa keterampilan sosial dapat meliputi: living and working together;taking turns; respecting the right of others; being socially sensitive (hidup dan bekerjasama, bergiliran, respek dan sensitif terhadap hak orang lain). Learning self-control and self-direction (belajar mengontrol diri dan tahu diri). Sharing ideas and experience with others (berbagi ide dan pengalaman dengan orang lain). 17

10 Sub indikator dalam keterampilan sosial menurut Jarolimek dalam Jakiatin Nisa (2010: 62) yaitu: 1. Bekerja Sama meliputi membantu/menolong orang lain, menghargai orang lain, dan bergiliran 2. Mengontrol diri dan orang lain meliputi mengucapkan kata-kata baik, mengontrol emosi, dan mengikuti petunjuk/aturan 3. Menyampaikan pendapat yaitu menyampaikan pendapat dan menerima pendapat Berdasarkan rujukan maka keterampilan sosial adalah keterampilan seseorang kemampuan individu untuk berkomunikasi efektif sesuai dengan situasi dan kondisi dan mampu mengungkapkan perasaan baik positif maupun negatif dalam hubungan interpersonal, tanpa harus melukai orang lain. Keterampilan sosial mencakup kecakapan berkomunikasi, kecakapan bekerjasama dan kecakapan bertanggung jawab. Keterampilan sosial yang digunakan pada penelitian ini adalah keterampilan bekerja sama, mengontrol diri dan orang lain, dan menyampaikan pendapat. 6. Hasil Belajar Hasil belajar siswa merupakan salah satu indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran. Hasil belajar menurut Sugandi (2007:63) hasil belajar merefleksikan keleluasaan, kedalaman, dan kompleksitas (secara bergradasi) dan digambarkan secara jelas serta dapat diukur dengan teknik-teknik penilaian tertentu. Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Aspek 18

11 perubahan perilaku tersebut tergantung yang dipelajari oleh siswa (Achmad Rifa i, 2009:85). Menurut Bloom (dalam Agus Suprijono: 2010:5-7) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam perkembangannya taksonomi Bloom dimulai sejak tahun 1948 oleh Bloom di bawah bimbingan Ralph Tyler, dan baru diselesaikan dan dipublikasikan resmi tahun Bloom dan kawan-kawan mengembangkan ranah koognitif menjadi enam klompok, yang tersusun secara hierarki mulai dari kemampuan yang paling rendah (lower order thinking) sampai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking), yaitu: 1) knowledge, 2) comprehension, 3) application-ketiganya termasuk lower order thinking, dan 4) analysis, 5) syinthesis, dan evaluation yang termasuk dalam higher order thinking. Taksonomi Bloom yang lama direvisi menurut Anderson dan Krathwohl ada enam proses kognitif yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan. Hasil revisi yang dilakukan oleh Anderson dan Krathwohl menjadikan enam kategori proses kognitif menurut tingkat kompleksistas (Wowo Sunaryo Kuswana, 2012: ). Mengingat artinya mendapatkan kembali pengetahuan yang tersimpan pada memori jangka panjang. Memahami artinya mendeskripsikan isi pembelajaran mencakup tulisan dan komunikasi grafik. Menerapkan artinya menggunakan prosedur dalam situasi yang diharapkan. Menganalisis artinya memecah materi menjadi bagian-bagian 19

12 pokok dan menggambarkan bagian-bagian tersebut. Mengevaluasi artinya menilai yang didasarkan pada standar kriteria. Menciptakan artinya menempatkan bagian secara bersama pada suatu ide untuk memperoleh hasil yang baik. Tabel 2.2. Hubungan dan Dimensi Proses Kognitif Kategori proses kognitif Contoh 1. Mengingat: Mendapatkan pengetahuan dari memori jangka panjang 1.1 Mengenal Tanggal-tanggal penting sejarah negara 1.2 Mengingat Mengingat kembali tanggal-tanggal penting sejarah negara 2. Memahami: Membangun pengertian dari pesan pembelajaran, diantaranya oral, tulisan dan komunikasi grafik 2.1 Mengartikan Menguraikan dengan kata-kata sendiri dalam pidato 2.2 Memberikan contoh Memberikan contoh macam-macam gaya lukisan artistik 2.3 Mengklasifikasi Mengamati atau menggambarkan kasus kekacauan mental 2.4 Menyimpulkan Menulis kesimpulan pendek dari kejadian yang ditayangkan video 2.5 Menduga Mengambil kesimpulan dasar-dasar contoh dari pembelajaran bahasa asing 2.6 Membandingkan Membandingkan peristiwaperistiwa sejarah dengan situasi sekarang 2.7 Menjelaskan Menjelaskan penyebab peristiwa penting Perancis abad ke Menerapkan: Menggunakan prosedur dalam situasi yang diberikan 3.1 Menjalankan Membagi sau angka dengan seluruh angka dengan perkalian 3.2 Melaksanakan Menetapkan situasi tepatnya hukum Newton yang kedua 20

13 Kategori proses kognitif Contoh 4. Menganalisis: Memecah materi menjadi bagian-bagian pokok dan mendeskripsikan bagaimana bagian-bagian tersebut dihubungkan satu sama lain maupun menjadi sebuah struktur keseluruhan atau tujuan 4.1 Membedakan Membedakan angka yang relevan dan tidak relevan dalam satu soal matematika 4.2 Mengorganisasi Bukti-bukti struktur dalam deskripsi sejarah menjadi sesuatu atau melawan sesuatu penjelasan sejarah 4.3 Mendekonstruksi Menetapkan pandangan para ahli dalam pandangan politiknya 5. Menilai: Membuat penilaian yang didasarkan pada kriteria standar 5.1 Memeriksa Menetapkan apakah kesimpulan para ilmuan sesuai dengan data yang diteliti 5.2 Menilai Menilai antara dua metode mana yang terbaik yang dapat menyelesaikan masalah 6. Menciptakan: Menempatkan bagian-bagian secara bersama-sama kedalam suatu ide semuanya saling berhubungan untuk membuat hasil yang baik 6.1 Menghasilkan Menghasilkan hipotesis untuk menghitung fenomena yang sudah diteliti 6.2 Merencanakan Merencanakan penelitian mengenai masalah sejarah 6.3 Membangun Membangun sebuah habitat baru untuk menyakinkan tujuan yang baru Sumber: Wowo Sunaryo Kuswana, (2012: ) Berdasarkan paparan di atas bahwa hasil belajar kognitif adalah perubahan tingkah laku dalam proses pembelajaran. Hasil belajar kognitif digunakan sebagai salah satu indikator keberhasilan proses pembelajaran. 21

14 Dalam penelitian ini peneliti mengambil 4 tingkatan kognitif yaitu mengingat, memahami, menerapkan dan menganalisis. 22

15 7. Kajian Keilmuan a. Getaran Getaran adalah salah satu bentuk gerak yang khusus (Mirza Satriawan, 2007: 1). Getaran adalah gerak bolak-balik suatu benda melalui titik kesetimbangan. Satu getaran didefinisikan sebagai satu kali bergetar penuh, yaitu dari titik awal kembali ke titik tersebut. Gerakan yang dilakukan dari titik awal kembali ke titik tersebut disebut getaran harmonis. Getaran-getaran harmonis ini banyak dijumpai sehari-hari misalnya sebatang per yang disimpangkan kemudian dilepaskan, getarangetaran senar, dan kolom udara pada alat musik dan lain sebagainya. Gambar 2.1. Gerak Bolak-Balik Benda Sumber: (Saeful Karim, 2008: 238) Satu kali getaran yang dialami bandul pada gambar di atas adalah ketika bandul bergerak dari titik A1 kembali ke titik A ( A-B-C-B-A ) atau dari titik B kembali ke titik B ( B-C-B-A-B) (Saeful Karim, 2008: 238).. Getaran juga dapat dilihat pada pegas yang diberi beban, kemudian diberi simpangan dan dibiarkan bergerak bolak-balik di sekitar titik 23

16 kesetimbangannya. Mistar plastik yang salah satu ujungnya ditahan tetap dan ujung yang lain diberi simpangan akan bergetar pula setiap benda yang melakukan gerak bolak balik di sekitar titik kesetimbangannya dikatakan bergetar Parameter-parameter getaran 1) Amplitudo Getaran Gambar 2.2 Gerak Amplitudo Benda Sumber: (Saeful Karim, 2008: 328) Pada gambar di atas, misalkan kita anggap titik B adalah titik kesetimbangan. Simpangan terbesar getaran pada gambar di atas adalah jarak BA atau BC. Simpangan terbesar disebut amplitudo. 2) Periode Getaran Periode getaran adalah waktu yang ditempuh benda dalam melakukan satu kali getaran. Periode dilambangkan dengan T. Untuk menghitung periode getaran, digunakan persamaan berikut (Saeful Karim, 2008: 239) 24

17 T =... (1) (Saeful Karim, 2008: 239) dimana : T = periode getaran ( sekon atau detik ) t = Waktu ( sekon atau detik ) N = banyaknya getaran 3) Frekuensi Getaran Frekuensi getaran adalah banyaknya getaran yang dilakukan dalam satu detik. Frekuensi dilambangkan dengan f. Untuk menghitung frekuensi getaran, digunakan persamaan berikut (Saeful Karim, 2008: 239). f =... (2) (Saeful Karim, 2008: 239) dimana : f = frekuensi getaran ( Hertz atau Hz ) t = Waktu ( sekon atau detik ) N = banyaknya getaran b. Gelombang Gelombang adalah getaran yang merambat. Setiap titik yang dilalui gelombang terjadi getaran, dan getaran tersebut berubah fasenya sehingga tambak sebagai getaran yang merambat (Mirza Satriawan, 2007: 14). Gelombang adalah getaran yang merambat dalam suatu medium. Dalam peristiwa perambatan gelombang yang merambat hanyalah 25

18 getarannya/usikannya, sedang mediumnya/zat perantaranya tetap (Saeful Karim, 2008: 239). 1) Berdasarkan medium perantaranya gelombang dibedakan menjadi 2 macam yaitu gelombang mekanik dan gelombang elektromagnet (Sutrisno, 1979: 5). a) Gelombang mekanik adalah gelombang yang merambat memerlukan zat perantara. Gelombang mekanis dicirikan oleh pengangkutan tenaga melalui materi oleh gerak suatu gangguan di dalam materi tersebut tanpa suatu gerak yang bersangkutan dari materi itu sendiri (Halliday,R.1985: ).Contoh : gelombang laut, gelombang bunyi, gelombang pada tali, gelombang pada slinki. b) Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang ditimbulkan oleh getaran medan listrik dan medan magnet dan dapat merambat tanpa medium zat perantara. Contohnya : gelombang radio, gelombang cahaya, gelombang radar, sinar x, sinar alfa, sinar beta, dan sinar gama. 2) Jenis-jenis Gelombang Ada dua jenis gelombang yang dapat di lihat dari arah ramabatan gelombangnya, yaitu gelombang transversal dan gelombang longitudinal. a) Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatannya tegak lurus dengar arah getarannya.misalnya, sebuah tali vertikal di 26

19 bawah tegangan dibuat berosilasi bolak-balik di sebuah ujung maka sebuah gelombang transversal akan berjalan sepanjang tali tersebut. Gangguan atau usikkan bergerak sepanjang tali tetapi partikelpartikel tali bergetar di dalam arah yang tegak lurus kepada arah penjalaran gangguan (Halliday,R.1985: 610). b) Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar (berimpit) dengan arah getarnya. Misalnya, bila sebuah pegas vertikal di bawah tegangan dibuat berisolasi ke atas dan ke bawah di suatu ujung maka sebuah gelombang longitudinal berjalan sepanjang pegas tersebut. Tali-tali akan bergetar bolakbalik di dalam arah dimana gangguan berjalan sepanjang pegas atau sejajar. Contoh lain pada gelombang longitudinal yaitu gelombang bunyi di dalam gas (Halliday,R.1985: 612). 3) Parameter-parameter gelombang a) Periode Periode gelombang adalah waktu yang diperlukan gelombang untuk melakukan satu panjang gelombang (Saeful Karim, 2008: 240). b) Frekuensi 27

20 Frekuensi gelombang adalah jumlah gelombang yang lewat satu titik selama satu detik (Saeful Karim, 2008: 240). Hubungan antara periode dan frekuensi dapat dituliskan sebagai berikut : T = atau f =... (3) (Saeful Karim, 2008: 240) dimana : T = periode gelombang ( sekon atau detik ) f = frekuensi gelombang ( Hertz atau Hz ) c) Panjang gelombang Panjang gelombang adalah jarak yang ditempuh gelombang dalam satu periode. Panjang satu gelombang sama dengan jarak yang ditempuh dalam waktu satu periode. Panjang gelombang dari gelombang transversal Gambar 2.3. Gelombang Transversal Sumber: (Saeful Karim 2008: 241) Pada gelombang transversal, satu gelombang terdiri atas 1 puncak dan 1lembah. Jarak antara dua puncak atau dua lembah yang berurutan disebut setengah panjang gelombang atau ½ λ (lambda) 28

21 Panjang gelombang dari gelombang longitudinal Gambar 2.4 Gelombang Longitudinal Sumber: (Saeful karim, 2008: 246) Pada gelombang longitudinal, satu gelombang (1 λ) terdiri dari 1 rapatan dan 1 renggangan. d) Cepat rambat gelombang Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh gelombang tiap detik (Saeful Karim, 2008: 247). Hubungan antara v, λ, dan f dituliskan dalam persamaan sebagai berikut. v= atau v = f λ... (4) (Saeful Karim, 2008: 247) dimana : v = cepat rambat gelombang ( m/s ) λ = panjang gelombang ( m ) T = per iode gelombang ( s ) f = frekuensi gelombang ( Hz) 4) Pemantulan Gelombang Pada saat berteriak di lereng sebuah bukit, maka akan terdengar suara kembali setelah beberapa saat. Hal ini membuktikan bahwa bunyi dapat dipantulkan. Bunyi merupakan salah satu contoh gelombang mekanik. Berdasarkan uraian sebelumnya dan dari hasil 29

22 diskusi, dapat disimpulkan bahwa salah satu sifat gelombang adalah dapat dipantulkan. Dalam kehidupan sehari-hari, sering melihat pemantulan gelombang air kolam oleh dinding kolam, ataupun gelombang ombak laut oleh pinggir pantai. Dapat diterimanya gelombang radio dari stasiun pemancar yang sedemikian jauh juga menunjukkan bahwa gelombang radio dapat dipantulkan atmosfer bumi (Saeful Karim, 2008: 248) Gambar 2.5 Pemantulan Tali Ujung Terikat Sumber: (Saeful Karim, 2008: 249) Sebuah gelombang merambat pada tali, jika ujung tali diikat pada suatu penopang, gelombang yang mencapai ujung tetap tersebut memberikan gaya keatas pada penopang. Penopang memberikan gaya yang sama tetapi berlawanan arah ke bawah pada tali. Gaya ke bawah pada tali inilah yang membangkitkan gelombang pantulan yang terbalik (Saeful Karim, 2008: 249). 30

23 Gambar 2.6. Pemantulan Tali Ujung Bebas Sumber: (Saeful Karim, 2008: 249) Pada Gambar ujung yang bebas tidak ditahan oleh sebuh penopang. Gelombang cenderung melampaui batas. Ujung yang melampaui batas memberikan tarikan ke atas pada tali dan inilah yang membangkitan gelombang pantulan yang tidak terbalik (Saeful Karim, 2008: 249). B. Hasil Penelitian Relevan 1. Pada tahun 2012, penelitian Ita Ulansari dan Bertha Yonanta mengenai keterampilan sosial siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi pokok larutan penyangga di SMAN 1 Sumberrejo Bojonegoro, hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa keterampilan sosial yang meliputi keterampilan komunikasi, keterampilan kerjasama dan keterampilan tanggung jawab pada pelaksanaan kegiatan 31

24 belajar mengajar dapat dikategorikan memberikan hasil yang positif, karena rata-rata pada tiap aspek keterampilan sosial yang diamati sebanyak 60% siswa memperoleh nilai memuaskan. Berdasarkan kegiatan belajar mengajar I, II dan III keterampilan sosial siswa yang diamati semakin menunjukkan peningkatan terhadap kategori penilaian. 2. Tahun 2014, penelitian Anita Ekantini pengembangan LKPD IPA dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berpadu eksperimen untuk meningkatkan keterampilan sosial dan hasil belajar kognitif siswa SMP berdasarkan hasil uji-t terhadap keterampilan sosial H0 ditolak dengan taraf signifikansi 0,000. Variabel keterampilan sosial memberikan sumbangan efektif terhadap hasil belajar kognitif lebih besar (9,76%) jika dibandingkan kemampuan awal (8,24%) 32

25 C. Kerangka Pikir Penelitian IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai objek, fenomena dan gejala alam. Pembelajaran IPA hendaknya menerapkan tentang hakikat IPA yaitu, produk,proses dan nilai. Proses pembelajaran IPA harusnya mengaktifkan siswa (student centered). Keterampilan sosial ini memiliki peran penting dalam belajar di kelas. Karena dengan keterampilan sosial tersebut maka siswa akan mudah bersosialisasi dengan siswa lain maupun guru. Pembelajaran aktif akan membuat siswa semangat siswa untuk belajar IPA. Model pembelajaran memiliki peran yang sangat penting, sehingga perlu disesuaikan antara model pembelajaran dan tujuan dalam pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan sosial dan hasil belajar kognitif adalah Cooperative Learning. Model ini dapat membuat siswa lebih aktif sehingga keterampilan sosial dan hasil belajar kognitif siswa akan meningkat. Model Cooperative Learning terdapat beberapa tipe, tipe yang digunakan adalah Make a Match yaitu berpasangan dengan sebuah kartu pertanyaan dan jawaban. Siswa yang telah belajar tentang materi getaran dan gelombang diberi kartu pertanyaan dan jawaban. Kartu yang dibagikan berisi materi sesuai meteri yang telah dipelajari. Siswa tidak hanya bermain dengan permainan kartu tetapi sekaligus belajar tentang 33

26 meteri tersebut. Pada saat siswa mencari pasangan kartu yang mereka dapatkan keterampilan sosial siswa diasah. Keterampilan sosial siswa diasah dari pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga. Keterampilan sosial yang diasah terus menerus maka keterampilan sosial yang dimiliki siswa akan meningkat. Hasil belajar siswa akan meningkat dengan penggunaan materi sebagai bahan permainan. Proses pembelajaran akan menarik, diimbangi dengan keterampilan sosial dan hasil belajar yang meningkat. 34

27 Fakta : 1. Sistem pembelajaran masih menggunakan teacher centered, padahal untuk mengembangkan keterampilan siswa harus berorientasi pada student centered. 2. Siswa masih belajar dengan pasif, keterampilan sosial siswa belum muncul. 3. Hasil belajar kognitif siswa masih rendah. Teori : 1. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar kompetensi akademik, selain untuk mencapai hasil belajar kompetensi akademik juga efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa (Rusman, 2010: 209). 2. Struktur tersebut memiliki tujuan umum diantaranya untuk meningkatkan penguasaan isi akademik dan mengajarkan keterampilan sosial (Sugiyanto, 2010: 44-48). Dilakukan pengujian untuk meningkatkan keterampilan sosial dan hasil belajar siswa Keterampilan sosial: a. Living and Working Together (Bekerja sama) b. Learning Self Control and Self Direction (Mengontrol diri dan orang lain) c. Sharing Ideas and Experiences (Menyampaikan pendapat) dapat mempengaruhi Sintak model Cooperative Learning tipe Make a Match: a. Menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa b. Menyajikan informasi c. Mengorganisir siswa ke dalam tim-tim belajar d. Membantu kerja tim dan belajar e. Mengevaluasi f. Memberi penghargaan Hasil belajar kognitif a. Mengingat b. Memahami c. Menerapkan d. Menganalisis dapat mempengaruhi Ada/tidak pengaruh model Cooperative Learning tipe Make a Match terhadap keterampilan sosial dan hasil belajar kognitif Gambar 2.7. Alur Kerangka Berpikir Penelitian D. Hipotesis Penelitian 35

28 1. Model pembelajaran Cooperative Learning tipe Make a Match dalam pembelajaran IPA berpengaruh positif terhadap keterampilan sosial siswa SMP. 2. Model pembelajaran Cooperative Learning tipe Make a Match dalam pembelajaran IPA berpengaruh positif terhadap hasil belajar kognitif siswa SMP. 36

BAB 11 GETARAN DAN GELOMBANG

BAB 11 GETARAN DAN GELOMBANG BAB 11 GETARAN DAN GELOMBANG A. Getaran Benda Getaran adalah gerakan bolak balik terhadap titik keseimbangan. - Penggaris melakukan getaran dari posisi 1 2 1 3 1 - Bandul melakukan gerak bolak balik dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. terminologi tentang mengajar, pembelajaran dan belajar. Oleh karena itu, untuk mendalami

BAB II KAJIAN TEORITIS. terminologi tentang mengajar, pembelajaran dan belajar. Oleh karena itu, untuk mendalami BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Hakikat Belajar Ada beberapa terminologi yang terkait dengan belajar yang sering kali menimbulkan keraguan dalam penggunaannya terutama dikalangan siswa atau mahasiswa, yakni

Lebih terperinci

GELOMBANG. Lampiran I.2

GELOMBANG. Lampiran I.2 GELOMBANG 1. Pengertian Gelombang Pernahkah kamu pergi ke pantai? Tentu sangat menyenangkan, bukan? Demikian indahnya ciptaan Tuhan. Di pantai kamu bisa melihat ombak. Ombak tersebut terlihat bergelombang

Lebih terperinci

memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. Bab 12 Sumber: woodencreations.us Getaran dan Gelombang Hasil yang harus kamu capai: memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. Setelah mempelajari

Lebih terperinci

5. Satu periode adalah waktu yang diperlukan bandul untuk bergerak dari titik. a. A O B O A b. A O B O c. O A O B d. A O (C3)

5. Satu periode adalah waktu yang diperlukan bandul untuk bergerak dari titik. a. A O B O A b. A O B O c. O A O B d. A O (C3) 1. Simpangan terjauh pada suatu benda bergetar disebut. a. Amplitudo c. Periode b. Frekuensi d. Keseimbangan 2. Berikut ini adalah sebuah contoh getaran. a. Roda yang berputar pada sumbunya b. Gerak buah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan akan menunjang kehidupan yang lebih baik di masa depan. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan akan menunjang kehidupan yang lebih baik di masa depan. Oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting dan wajib bagi setiap orang. Pendidikan akan menunjang kehidupan yang lebih baik di masa depan. Oleh karena itu pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajarnya dan dapat membangun pengetahuannya sendiri (student centered. digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran masih kurang.

BAB I PENDAHULUAN. belajarnya dan dapat membangun pengetahuannya sendiri (student centered. digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran masih kurang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk mewujudkan hal itu, maka sekolah sebagai komponen utama

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GELOMBANG

KARAKTERISTIK GELOMBANG KARAKTERISTIK GELOMBANG Pemahaman tentang Gelombang 4/17/2017 SMA NEGERI 1 PANGKAJENE AHSAN WAHYUDIN Pada subbab ini Anda harus mampu: Memformulasikan masalah perambatan gelombang melalui suatu medium

Lebih terperinci

Gelombang Transversal Dan Longitudinal

Gelombang Transversal Dan Longitudinal Gelombang Transversal Dan Longitudinal Pada gelombang yang merambat di atas permukaan air, air bergerak naik dan turun pada saat gelombang merambat, tetapi partikel air pada umumnya tidak bergerak maju

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI GETARAN DAN GELOMBANG MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA

RANGKUMAN MATERI GETARAN DAN GELOMBANG MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA RANGKUMAN MATERI GETARAN DAN GELOMBANG MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA Getaran A. Pengertian getaran Getraran adalah : gerak bolak-balik benda secara teratur melalui titik keseimbangan.salah

Lebih terperinci

GETARAN DAN GELOMBANG. Gelombang. dibedakan berdasarkan. Gel. mekanik. contoh contoh contoh. Gel. air Gel. pada tali Gel. bunyi Gel.

GETARAN DAN GELOMBANG. Gelombang. dibedakan berdasarkan. Gel. mekanik. contoh contoh contoh. Gel. air Gel. pada tali Gel. bunyi Gel. n Getaran dan Gelombang Bab XXI GETARAN DAN GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Kamu dapat mendeskripsikan konsep getaran dan gelombang serta parameter-parameternya. Peta Konsep Getaran terdiri atas - Frekuensi

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - FISIKA BAB 6. GETARAN, GELOMBANG, DAN BUNYILATIHAN SOAL BAB 6

SMP kelas 8 - FISIKA BAB 6. GETARAN, GELOMBANG, DAN BUNYILATIHAN SOAL BAB 6 1. Perhatikan bandul pada gambar berikut! SMP kelas 8 - FISIKA BAB 6. GETARAN, GELOMBANG, DAN BUNYILATIHAN SOAL BAB 6 http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/fis8-6-01.png Jika bandul bergerak

Lebih terperinci

BAB V GETARAN DAN GELOMBANG

BAB V GETARAN DAN GELOMBANG 38 FISIKA KELAS VIII BAB V GETARAN DAN GELOMBANG Pembelajaran ini bertujuan agar Anda dapat : Mengidentifikasi getaran pada kehidupan sehari-hari Mengukur periode dan frekuensi suatu getaran Menyelidiki

Lebih terperinci

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber:

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber: Gejala Gelombang B a b B a b 1 gejala gelombang Sumber: www.alam-leoniko.or.id Jika kalian pergi ke pantai maka akan melihat ombak air laut. Ombak itu berupa puncak dan lembah dari getaran air laut yang

Lebih terperinci

INTERFERENSI GELOMBANG

INTERFERENSI GELOMBANG INERFERENSI GELOMBANG Gelombang merupakan perambatan dari getaran. Perambatan gelombang tidak disertai dengan perpindahan materi-materi medium perantaranya. Gelombang dalam perambatannya memindahkan energi.

Lebih terperinci

GELOMBANG BERJALAN DAN GELOMBANG STATIONER

GELOMBANG BERJALAN DAN GELOMBANG STATIONER GELOMBANG BERJALAN DAN GELOMBANG STATIONER Bahan Ajar Fisika SMA Kelas XI Semester II Nama : Kelas : Gelombang Berjalan dan Gelombang Stationer Page 1 Satuan Pendidikan : SMA N 9 PADANG Kelas : XI MIA

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I Siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan pendidikan : SMP Kelas VIII

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I Siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan pendidikan : SMP Kelas VIII Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I Siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan pendidikan : SMP Kelas VIII Mata pelajaran : Fisika Pokok bahasan : Getaran dan Gelombang Sub

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Cooperative Learning Tipe Make A Match 2.1.1 Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan yang digunakan oleh guru untuk mencapai keberhasilan dalam

Lebih terperinci

GETARAN MEKANIK P R E S E N T A T I O N B Y M U C H A M M A D C H U S N A N A P R I A N T O

GETARAN MEKANIK P R E S E N T A T I O N B Y M U C H A M M A D C H U S N A N A P R I A N T O GETARAN MEKANIK P R E S E N T A T I O N B Y M U C H A M M A D C H U S N A N A P R I A N T O MODAL IQ? EQ? Curiosity? Buku? Komputer? Internet? EQ Curiosity KONSEP DASAT GETARAN DAN GELOMBANG Standar Kompetensi:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Materi Pokok : Gelombang Mekanik Alokasi Waktu : 1 x 4 JP (1 x pertemuan)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Materi Pokok : Gelombang Mekanik Alokasi Waktu : 1 x 4 JP (1 x pertemuan) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pembelajaran : SMA N 3 Martapura Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : X / II (dua) Program : IPA Materi Pokok : Gelombang Mekanik Alokasi Waktu : 1 x

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam proses pembelajaran adalah teori belajar konstruktivisme.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan melalui metode ilmiah. Fisika merupakan salah satu dari

Lebih terperinci

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui II. KAJIAN TEORI 2.1 Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 5. Tes uji coba soal Nama : Sekolah : Kelas : Hari/tanggal :

LAMPIRAN 5. Tes uji coba soal Nama : Sekolah : Kelas : Hari/tanggal : LAMPIRAN 5 Tes uji coba soal Nama : Sekolah : Kelas : Hari/tanggal : Assalamu alaikum ananda, sekarang kalian adalah asisten tuan Heinrich Rudolf Hertz untuk melakukan penelitian terhadap getaran gelombang,

Lebih terperinci

materi fisika GETARAN,GELOMBANG dan BUNYI

materi fisika GETARAN,GELOMBANG dan BUNYI materi fisika GETRN,GELOMBNG dan BUNYI GETRN, GELOMBNG DN BUNYI. Gelombang Gelombang adalah getaran yang merambat. Di dalam perambatannya tidak diikuti oleh berpindahnya partikel-partikel perantaranya.

Lebih terperinci

- - GETARAN DAN GELOMBANG

- - GETARAN DAN GELOMBANG - - GETARAN DAN GELOMBANG - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian dlp4getaran Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara downloadnya.

Lebih terperinci

: 1. KARAKTERISTIK GELOMBANG 2. PERSAMAAN GELOMBANG BERJALAN DAN GELOMBANG TEGAK

: 1. KARAKTERISTIK GELOMBANG 2. PERSAMAAN GELOMBANG BERJALAN DAN GELOMBANG TEGAK LAMPIRAN XV SATUAN PENDIDIKAN MATA PELAJARAN MATERI POKOK KELAS/ SEMESTER PENELITI LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN TES : MAN 1 PADANG : FISIKA : 1. KARAKTERISTIK GELOMBANG 2. PERSAMAAN GELOMBANG BERJALAN DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti akan menunjukkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Beberapa ahli merumuskan tentang pengertian belajar. Slameto (1995) merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPA

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPA Juhji 9 MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPA Oleh: Juhji 1 Abstrak. Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dalam

Lebih terperinci

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS VIIB SMP PGRI KASIHAN Exa Jati Purwani Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran dan Gelombang Getaran/Osilasi Gerak Harmonik Sederhana Gelombang Gelombang : Gangguan yang merambat Jika seutas tali yang diregangkan

Lebih terperinci

ALAT YANG DIPERLUKAN TALI SLINKI PEGAS

ALAT YANG DIPERLUKAN TALI SLINKI PEGAS Getaran dan Gelombang ALAT YANG DIPERLUKAN TALI SLINKI PEGAS BANDUL Amplitudo Amplitudo (A) Amplitudo adalah posisi maksimum benda relatif terhadap posisi kesetimbangan Ketika tidak ada gaya gesekan, sebuah

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 8 Fisika

Antiremed Kelas 8 Fisika Antiremed Kelas 8 Fisika Getaran dan Gelombang Doc. Name: K3AR08FIS030 Version : 204-09 halaman 0. Gambar berikut merupakan diagram sebuah bandul yang sedang berosilasi (bergetar). Definisi satu getaran,

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA MATERI LOGIKA MATEMATIKA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA MATERI LOGIKA MATEMATIKA PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PADA MATERI LOGIKA MATEMATIKA Luqman Nizar Aditya 1, Siti Khabibah 2 Pendidikan Matematika 1, FMIPA 1, UNESA 1 Just.lies26@gmail.com 1, khabibah_khabibah@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya metode ini yaitu quassi exsprimen (Sugiyono, 2010: 3).

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya metode ini yaitu quassi exsprimen (Sugiyono, 2010: 3). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian eksperimen, namun karena variabel kontrolnya sulit untuk dikontrol semua sehingga dilakukannya metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa

Lebih terperinci

DEFINISI Gelombang adalah suatu usikan (gangguan) pada sebuah benda, sehingga benda bergetar dan merambatkan energi.

DEFINISI Gelombang adalah suatu usikan (gangguan) pada sebuah benda, sehingga benda bergetar dan merambatkan energi. DEFINISI Gelombang adalah suatu usikan (gangguan) pada sebuah benda, sehingga benda bergetar dan merambatkan energi. MACAM GELOMBANG Gelombang dibedakan menjadi : Gelombang Mekanis : Gelombang yang memerlukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Metode STAD Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok serta di dalamnya menekankan kerjasama.

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kajian Tentang Model Pembelajaran Cooperative Learning a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Agus Suprijono (2009: 46) mengatakan bahwa model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar Aunurrahman ( 2012 : 35 ) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan, kemauan, minat, sikap, kemampuan untuk berpikir logis, praktis,

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dapat

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dapat Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dapat terselesaikannya modul IPA terpadu untuk SMP. Modul ini bertujuan untuk membantu siswa SMP dalam memahami penggunaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kontekstual dengan sistem pengajaran pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karena itu, pendidikan sangat perlu untuk dikembangkan

Lebih terperinci

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu. 1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu. 2. Sebuah gelombang transversal frekuensinya 400 Hz. Berapa jumlah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN MELDE

LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN MELDE LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN MELDE ANGGOTA KELOMPOK : ANDHIKA PRASETYO ELISA FREDERICA SIBURIAN FAHRANI WIDYA M. FATTAH ROMDHONI NABILA ADIDAYA NURITA DWI NURUL HAFSHAH KELAS XII IPA 1 SMAN 1 TAMBUN SELATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Keberhasilan proses pembelajaran biologi dapat diukur dari

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Keberhasilan proses pembelajaran biologi dapat diukur dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan biologi menjadi bagian dari pendidikan sains dan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional

Lebih terperinci

Ditanya : v =? Jawab : v =

Ditanya : v =? Jawab : v = 1. Telinga manusia mampu menanggapi gelombang longitudinal pada jangkaun frekuensi ± 20 Hz-20.000 Hz. Hitunglah panjang gelombang di udara dengan perambatan v = 344 m/s! Diket : v = 344 m/s f 1 = 20 Hz

Lebih terperinci

Tri Muah ABSTRAK. SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang

Tri Muah ABSTRAK. SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 138-143 PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH BAGI SISWA KELAS VIIIG SMP NEGERI 2 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

Lebih terperinci

sepanjang lintasan: i) A-B adalah 1/4 getaran ii) A-B-C-B-A adalah 4/4 atau 1 getaran iii) A-B-C-B-A-B adalah 5/4 atau 1,25 getaran

sepanjang lintasan: i) A-B adalah 1/4 getaran ii) A-B-C-B-A adalah 4/4 atau 1 getaran iii) A-B-C-B-A-B adalah 5/4 atau 1,25 getaran contoh soal dan pembahasan jawaban getaran dan gelombang, materi fisika SMP Kelas 8 (VIII), tercakup amplitudo, frekuensi, periode dari getaran dan gelombang, panjang gelombang, cepat rambat suatu gelombang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran yang digunakan oleh guru demi tercapainya keberhasilan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 8 Fisika

Antiremed Kelas 8 Fisika Antiremed Kelas 8 Fisika Getaran dan Gelombang - Latihan Soal Pilihan Ganda Doc. Name: AR08FIS0499 Version : 20-07 halaman 0. Gambar berikut merupakan diagram sebuah bandul yang sedang berosilasi (bergetar).

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat membantu pencapaian keberhasialn pembelajaran. Ditegaskan oleh

Lebih terperinci

tingkatan yakni C1, C2, C3 yang termasuk dalam Lower Order Thinking dan C4, C5, C6 termasuk dalam Higher Order Thinking Skills.

tingkatan yakni C1, C2, C3 yang termasuk dalam Lower Order Thinking dan C4, C5, C6 termasuk dalam Higher Order Thinking Skills. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses yang harus dilalui manusia untuk mengembangkan potensinya menjadi individu yang berkualitas. Pengembangan potensi tersebut harus dilalui

Lebih terperinci

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari FISIKA 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari MATERI Satuan besaran Fisika Gerak dalam satu dimensi Gerak dalam dua dan tiga dimensi Gelombang berdasarkan medium (gelombang mekanik dan elektromagnetik) Gelombang

Lebih terperinci

Laporan Praktikum IPA Modul 6. Gelombang

Laporan Praktikum IPA Modul 6. Gelombang Laporan Praktikum IPA Modul 6. Gelombang Kegiatan Praktikum 1: Jenis dan Bentuk Gelombang 1.Percobaan jenis-jenis gelombang a. Hasil Pengamatan Pada saat slinki diusik dengan cara menggerak-gerakkan ujung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas praktikum fisika kami. Tujuan dari praktikum ini adalah membuat alat sederhana berdasarkan konsep fisika untuk kehidupan

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI COBA. Menurut medium perambatannya, gelombang

KISI-KISI SOAL UJI COBA. Menurut medium perambatannya, gelombang LAMPIRAN IV KISI-KISI SOAL UJI COBA No Indikator soal Teknik Bentuk Instrumen 1 Peserta didik menjelaskan karakteristik mekanik dan elektromagnetik Contoh Soal Menurut medium perambatannya, diklasifiikasikan

Lebih terperinci

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam pandangan tradisional selama beberapa dekade dipahami sebagai bentuk pelayanan sosial yang harus diberikan kepada masyarakat. Namun demikian pendidikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gelombang Gelombang adalah gejala dari perambatan usikan (gangguan) di dalam suatu medium. Pada peristiwa rambatan tersebut tidak disertai dengan perpindahan tempat yang permanen

Lebih terperinci

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah sebuah mata pelajaran di tingkat sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI Kompetensi dasar : Memahami Konsep Dan Prinsip-Prinsip Gejala Gelombang Secara Umum Indikator : 1. Arti fisis getaran diformulasikan 2. Arti fisis gelombang dideskripsikan

Lebih terperinci

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI Kompetensi dasar : Memahami Konsep Dan Prinsip Prinsip Gejala Gelombang Secara Umum Indikator Tujuan 1. : 1. Arti fisis getaran diformulasikan

Lebih terperinci

Petunjuk Penggunaan Modul

Petunjuk Penggunaan Modul Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dapat terselesaikannya modul IPA terpadu untuk SMP. Modul ini bertujuan untuk membantu siswa SMP dalam memahami penggunaan

Lebih terperinci

HANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG MEKANIS

HANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG MEKANIS YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. Bandung 0. 7 Fa. 0. 587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id HANDOUT FISIKA KELAS XII

Lebih terperinci

Soal dan Pembahasan : Getaran dan Gelombang

Soal dan Pembahasan : Getaran dan Gelombang Soal dan : Getaran dan Gelombang IPA Fisika Kelas 8 Semester 2 Soal 1 Perhatikan grafik simpangan gelombang terhadap waktu pada gambar di atas! Jika jarak AB = 250 cm, tentukan cepat rambat gelombang tersebut!

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan jalan melengkapi sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas tenaga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata Pelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Mata Pelajaran Matematika Matematika berasal dari bahasa Latin manthanein atau mathema yang artinya belajar atau

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. KAJIAN TEORI 1. Belajar Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, tetapi belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga

Lebih terperinci

Fembriani Universitas Widya Dharma Klaten ABSTRAK

Fembriani Universitas Widya Dharma Klaten ABSTRAK MODEL PEMBELAJARAN AIR (AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION) BERBANTUAN MAKE A MATCH SEBAGAI INOVASI PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Fembriani Universitas Widya Dharma

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat IPA SD Perkembangan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dimulai dari adanya dorongan rasa ingin tahu yang tinggi. Adanya rasa keingintahuan yang tinggi membawa

Lebih terperinci

LAMPIRAN 8 RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

LAMPIRAN 8 RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) LAMPIRAN 8 RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Identitas Mata Pelajaran Sekolah : MTsN Tiku mata Pelajaran : IPA Terpadu Semester : 2/ Genap Kelas : VIII (Delapan) Topik : Getaran, gelombang, dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kelestarian dan kemajuan bangsa. Pada konteks ini, pendidikan bukan hanya sekedar media dalam menyampaikan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Gagne dalam Agus Suprijono (2011: 5-6) bahwa hasil belajar itu berupa: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang II. KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran TGT Ismail (2002:12) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran mengutamakan adanya kerja sama, yakni

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS TUTOR SEBAYA PADA MATERI HIMPUNAN DI KELAS VII-G SMPN 1 SEMANDING KAB. TUBAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS TUTOR SEBAYA PADA MATERI HIMPUNAN DI KELAS VII-G SMPN 1 SEMANDING KAB. TUBAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS TUTOR SEBAYA PADA MATERI HIMPUNAN DI KELAS VII-G SMPN 1 SEMANDING KAB. TUBAN Dwi Setia Rini 1, Siti Maghfirotun Amin 2 Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas

Lebih terperinci

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELANGKAAN DIKELAS X SMA NEGERI 2 BIREUEN Noventi, Nurul Mahasiswa Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa. BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pada sub bab ini, peneliti akan membahas mengenai teori - teori yang berkaitan dengan variabel yang sudah ditentukan. Adapaun teori yang berkaitan dengan variabel

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Aktivitas Belajar Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya di lingkungan itu" (Piaget dalam

Lebih terperinci

PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA 2014

PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA 2014 http://materi4fisika.blogspot.co.id/2015/05/laporan-praktikum-percobaanmelde.html LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II PERCOBAAN MELDE Dosen Pengampu : A. Latar Belakang PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak didukung dengan aktivitas belajar. Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

Jenis dan Sifat Gelombang

Jenis dan Sifat Gelombang Jenis dan Sifat Gelombang Gelombang Transversal, Gelombang Longitudinal, Gelombang Permukaan Gelombang Transversal Gelombang transversal merupakan gelombang yang arah pergerakan partikel pada medium (arah

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Gelombang Mekanik - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0198 Version: 2012-09 halaman 1 01. t = 0.4s Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D)

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari

Lebih terperinci

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan sekarang ini sangat pesat. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat ilmu pengetahuan yang berkembang

Lebih terperinci

GELOMBANG MEKANIK. Gambar anak yang sedang menggetarkan tali. Gambar 1

GELOMBANG MEKANIK. Gambar anak yang sedang menggetarkan tali. Gambar 1 GELOMBANG MEKANIK Pada pembelajaran ini kita akan mem pelajari gelombang mekanik Gelombang mekanik dapat dipelajari gejala gelombang pada tali melalui Pernahkah kalian melihat sekumpulan anak anak yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Pengertian prestasi belajar menurut Slameto (2003: 10) yaitu sebagai suatu perubahan yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses belajar. Perubahan ini meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, pendidikan di Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, pendidikan di Indonesia masih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses dengan metode tertentu sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar Teori 1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bertukar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pendidikan yang diterapkan di negara ini.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pendidikan yang diterapkan di negara ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia selalu mempunyai potensi untuk berkembang. Potensi tersebut dapat muncul melalui proses pendidikan. Secara umum pendidikan menjadi salah satu

Lebih terperinci