BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
|
|
- Yohanes Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis menyajikan data hasil penelitian dan triangulasi data dari sumber lain mengenai kekerasan dalam pacaran yang dialami oleh perempuan di kota Salatiga. Analisis data dan pembahasan dilakukan terpisah antara subyek satu dengan yang lainnya karena kedua subyek memiliki latar belakang keluarga yang berbeda sehingga analisis perlu dilakukan kasus per kasus. A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 1. Persiapan Penelitian Pada tahap persiapan penelitian ini, peneliti mengacu pada konsep pra-penelitian menurut Bogdan (dalam Moleong, 2006) yaitu meliputi: a) Penyusunan rancangan penelitian Tahap ini meliputi, penyusunan bab 1 hingga bab 3 yang mencakup latar belakang, landasan teori, metode penelitian, kemudian mempersiapkan alat pengumpul data berupa penuntun wawancara (interview guide). b) Pemilihan lokasi penelitian Lokasi penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu sehingga pengambilan data yang dimaksud dilaksanakan di kota Salatiga sesuai dengan tempat domisili subyek penelitian. Dengan demikian, peneliti segera menyusun alokasi waktu serta menghubungi subyek dan informan dalam penelitian ini. c) Memilih dan memanfaatkan informan Dalam hal ini informan pertama adalah subyek penelitian yang berjumlah 2 orang. Subyek dipilih berdasarkan tujuan penelitian, yakni perempuan yang menjadi korban kekerasan dalam pacaran (KDP). Kedua subyek merupakan mahasiswi dari salah satu universitas di Jawa Tengah yang berusia 24 tahun. Pemilihan subyek
2 ditetapkan dari kesediaan subyek untuk diwawancarai terkai kekerasan yang dialaminya. d) Mengurus perijinan Perijinan dilakukan peneliti dengan cara informal, artinya tidak memerlukan surat ijin dari fakultas, dikarenakan subyek merasa tidak membutuhkan surat tersebut. e) Tahap penjajakan dan penilaian lapangan Tahap ini dilakukan melalui perbincangan santai dengan subyek tanpa alat rekam untuk membangun rapport dan kepercayaan subyek terhadap peneliti. Tahap ini dilakukan di kediaman masingmasing subyek selama 3 kali hingga subyek merasa nyaman dan siap untuk melakukan wawancara dengan peneliti. Interview awal ini tidak menggunakan alat perekam. Peneliti mengajak subyek bercerita dengan santai dan diselingi dengan percakapan-percakapan yang ringan. Berikut ini adalah tujuan dari masing-masing interview awal dengan subyek: 1. Interview awal - 1 Interview awal 1 dilakukan peneliti untuk mendapatkan gambaran umum tentang subyek saat ini. Peneliti memposisikan diri sebagai teman subyek yang dapat mendengarkan setiap cerita subyek. Pada interview awal - 1 ini, subyek menceritakan tentang kebiasaan dan rutinitas yang dijalaninya setiap hari. 2. Interview awal - 2 Interview awal - 2 dilakukan peneliti sebagai tindak lanjut dari interview awal-1. Pada tahap ini, peneliti mulai menggali informasi tentang keluarga dan tempat subyek dibesarkan, kesan yang diberikan subyek terhadap setiap anggota dalam keluarga dan lingkungan pergaulan subyek selama dibesarkan sepanjang hidup. 3. Interview awal - 3 Interview awal - 3 dilakukan peneliti sebagai tindak lanjut dari interview awal - 2. Peneliti mulai menggali informasi yang
3 lebih bersifat pribadi, yakni terkait dengan relasi pacaran subyek dengan pacar yang menjadi pelaku kekerasan. f) Persiapan perlengkapan Penelitian dilakukan dengan menyediakan alat-alat yang dibutuhkan dalam proses pengambilan data mencakup in-depth interview guide, alat perekam, alat tulis, dan notes. g) Mengetahui persoalan etika Penelitian dengan memberitahukan maksud dan tujuan penelitian secara terbuka kepada calon subyek, hal ini telah dilakukan peneliti di awal pertemuan dengan kedua subyek. 2. Pelaksanaan Penelitian Pengambilan data melalui wawancara dilakukan sebanyak dua kali terhadap subyek pertama dan subyek kedua. Pelaksanaan wawancara terhadap seluruh subyek dimulai pada bulan Maret Mei Kedua subyek merupakan teman peneliti yang diketahui telah mengalami kekerasan berulang kali baik secara fisik, psikis, verbal dan seksual selama berpacaran bertahun-tahun dengan pasangannya. Penggalian informasi dalam penelitian ini bersifat sangat pribadi dan sensitif, oleh sebab itu peneliti dengan perlahan membangun kepercayaan kedua subyek agar mempercayakan kerahasiaan informasi kepada peneliti. Selain itu, penggunaan alat rekam selama wawancara berlangsung juga sesuai dengan perijinan dan kesepakatan dengan kedua subyek. Penggalian informasi dilakukan di kediaman masing-masing subyek. Pada subyek pertama, peneliti mendatangi kos tempat subyek berdomisili di Salatiga, sedangkan untuk subyek kedua, peneliti mendatangi subyek di Solo, tempat subyek mengasingkan diri dari lingkungan yang dianggap menekannya. Untuk selanjutnya, subyek pertama akan disebut dengan Sari, sedangkan subyek kedua disebut dengan Dinda. Berikut ini ialah jadwal pelaksanaan interview dengan Sari dan Dinda:
4 SARI DINDA Interview 1 26 Maret April 2016 Interview 2 5 April April 2016 Interview 3 25 April Mei 2016 Tabel 4.1 Jadwal Interview Subyek Setelah peneliti mendapatkan informasi yang diperlukan melalui tiga kali wawancara dengan subyek, peneliti mulai membuat verbatim atau transkrip wawancara, tabel analisa transkrip wawancara, dan analisa serta pembahasan kasus secara lengkap dalam bentuk print out. Di samping itu, peneliti juga mencari data sekunder melalui orang-orang terdekat subyek sebagai berikut: B. Hasil Penelitian SARI DINDA Informan 1 Teman kos A Teman dekat Informan 2 Teman kos B Pacar Informan 3 Ibu Ayah Tabel 4.2 Sumber data sekunder Setelah peneliti mendapatkan data-data empiris melalui proses wawancara mendalam, kemudian peneliti mulai menganalisis data-data tersebut sehingga menjadi suatu pemahaman yang utuh tentang kedua subyek. Pada sub-bab ini, peneliti membahas analisis subyek satu per satu dengan rinci. 1. Analisis Deskriptif Subyek Pertama (Sari) a) Identitas Diri Sari Nama Usia Kota Asal Kota Domisili Pendidikan Terakhir Pendidikan Berjalan Jurusan Agama : Sari (bukan nama sebenarnya) : 24 tahun : Solo : Salatiga : Sekolah Menengah Atas (SMA) : Strata 1 Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga : Ekonomi Manajemen dan Bisnis : Kristen Protestan
5 Status Perkawinan Urutan Kelahiran : : Belum Menikah Anak ke-2 dari 2 bersaudara b) Hasil Observasi Peneliti melakukan observasi yang sifatnya menambah keterangan data yang diperoleh dari interview. Sepanjang proses interview, peneliti mengamati perilaku Sari yang menunjukkan rasa malu ketika membicarakan mengenai aktivitas seksual yang dilakukan bersama pacarnya. Rasa malu ini dilihat dari wajah Sari yang ditundukkan, volume suara yang mengecil, dan gestur tubuh yang menghindar saat menjelaskan tentang aktivitas seksualnya. Tidak ada perubahan lain yang signifikan ketika membahas tentang sang pacar, termasuk hal-hal yang terkait kekerasan yang dialaminya, Sari dapat menceritakannya dengan nada yang santai dan diiringi tawa sesekali. Kemudian, ekspresi marah ditunjukkan Sari ketika membahas tentang perselingkuhan yang dilakukan ayahnya. Volume suara Sari menjadi keras dan memberi penekanan pada kata-kata seperti selingkuh, wanita idaman lain, kawin lagi. c) Latar Belakang Sari Sari merupakan anak dari perkawinan darah Medan yang dilahirkan 24 tahun yang lalu. Meskipun kedua orang tua berasal dari Medan, namun Sari dan keluarga tidak tinggal menetap di Medan. Mereka memutuskan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Dari Medan, Sari melalui masa SD hingga SMP Sari di kota Bandung, Jawa Barat. Lalu, ketika ia beranjak ke bangku sekolah berikutnya, ia pindah ke Solo, Jawa Tengah hingga ia menempuh jalur pendidikan di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Salatiga dan mengambil jurusan Ekonomi dengan konsentrasi di bidang Manajemen Bisnis. Sari dan keluarga selalu tinggal dalam satu atap hingga Sari memutuskan untuk berkuliah di
6 luar kota Solo dan membuat dirinya harus berada dalam situasi berjarak dengan orang tua untuk pertama kalinya. Oleh karena jarak kota Solo dan Salatiga dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 2 jam perjalanan, Sari menyempatkan diri untuk pulang ke Solo di setiap akhir minggu. Kebiasaan ini dilakukan hingga kurang lebih ia menduduki semester 4 di perkuliahannya. Bungsu dari dua bersaudara ini selalu mendapatkan perhatian khusus dari ayah, ibu, dan kakaknya karena ia satusatunya anak perempuan dan kedua orang tua menganggap Sari perlu pengawasan yang ekstra ketat agar ia tidak terjerumus dalam pergaulan yang tidak sehat. Latar belakang kepercayaan Kristen yang begitu kuat dipegang teguh oleh sang ibu, membuat ibu justru cenderung over-protective dengan setiap tindakan dan Sari. Sari cenderung dibatasi dalam memilih pergaulan dengan teman sebaya, baju yang dikenakan, dan aktivitas rutin yang dijalani. Hal ini membuat Sari tumbuh menjadi pribadi yang sangat bergantung pada keputusan orang tua dan sulit untuk mengambil keputusan dalam situasi mendesak. Keadaan ekonomi keluarga Sari dapat dikatakan fluktuatif. Keluarga Sari pernah berada dalam situasi berlebihan dari segi materi dan finansial, yakni masa ketika Sari dan keluarganya menetap beberapa waktu di Bandung. Pada masa itu, Sari dapat bersekolah di salah satu sekolah swasta yang bergengsi dan segala kebutuhannya terpenuhi, bahkan berlebihan. Setiap permintaan Sari selalu dikabulkan dan membentuk dirinya menjadi pribadi yang suka memberi. Semasa SMP, Sari memiliki banyak sekali teman karena Sari dikenal sangat murah hati dan mudah memberi barangbarang pada teman-temannya yang membutuhkan. Namun demikian, tidak semua teman yang ditolongnya bersikap baik terhadap Sari. Beberapa diantaranya justru menyalahgunakan kebaikan dan kelebihan materi yang dimiliki Sari. Setiap uang yang dipinjam oleh teman-temannya tidak pernah dikembalikan dan Sari
7 justru disingkarkan dari pergaulan ketika keluarganya mengalami krisis ekonomi yang cukup drastis. Krisis ekonomi yang dialami keluarga Sari diakibatkan oleh kondisi ayahnya yang saat itu memiliki perempuan idaman lain dan menghasilkan keturunan dari perempuan tersebut. Sebagian besar uang dari penghasilan ayahnya dialihkan pada perempuan itu beserta anaknya. Semenjak itu, keluarga Sari menjadi tidak harmonis dan penuh dengan konflik serta kekerasan yang terjadi antara ayah dan ibu. Kekerasan di dalam rumah terus berangsur terjadi selama sang ayah menjalin hubungan dengan perempuan tersebut. Oleh sebab itu, sang ibu memaksa keluarga untuk pindah ke Jawa Tengah dan menetapkan Solo sebagai tempat tinggal berikutnya. Ibu berencana membawa kedua anak bersamanya. Hal tersebut membuat sang ayah menceraikan perempuan tersebut dan ikut bersama keluarga untuk pindah ke Solo. Sari pun melanjutkan pendidikannya di Solo semasa SMA, dan berkuliah di Salatiga sejak tahun Hingga 2016 ini, Sari belum menuntaskan pendidikan tingginya dan berungkali berencana untuk meninggalkan perkuliahannya karena merasa tidak mampu untuk mengerjakan tugas akhir. d) Analisis Kasus Sari 1. Gambaran Kekerasan dalam Relasi Pacaran Sari-Doni a) Identifikasi Jenis Kekerasan Sari berkenalan dengan Doni, pacarnya hingga saat ini, melalui game online yang sering dimainkannya. Mereka menjalin pertemanan kurang lebih satu tahun, saling melihat satu dengan yang lain melalui foto-foto yang diunggah ke jejaring sosial Facebook, bertukar pesan melalui Short Messenger Service (SMS), dan menelepon satu dengan yang lain. Keduanya merasa memiliki kecocokan dan menjalani hubungan yang semakin dekat. Selama satu tahun Sari dan Doni saling mengenal satu
8 dengan yang lain, keduanya memutuskan untuk bertemu dan bersepakat untuk menjadi pacar. Selisih usia keduanya ialah 4,5 tahun lebih tua Doni dibandingkan Sari. Pada awal masa pacaran, Doni menunjukkan sikap yang perhatian dan sangat penyayang. Hal ini membuat Sari merasa begitu nyaman menjalani hubungan pacaran dengan Doni. Sari yang berdomisili di kota Salatiga pun tidak merasa berat dijalani karena Doni yang tinggal di Semarang selalu menghampirinya setiap akhir pekan. Masa pacaran Sari dan Doni kini tengah memasuki usia 4 tahun. Namun, memasuki usia 2 tahun pacaran, Doni mulai menunjukkan sifat aslinya yang kasar dengan dirinya. Meskipun Sari pernah mengalami pengalaman yang menyenangkan pada awal pacaran, namun setelah menjalaninya beberapa waktu, Sari mulai mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan bersama Doni. Setelah beberapa waktu pacaran, Sari merasa bahwa yang ditunjukkan pada awal kenalan hingga pendekatan dengan Doni bukan merupakan sifat asli dari Doni. Sifat asli pasangannya ialah sifat yang kasar dan seringkali melukai dirinya. Wah.. saya bisa katakan masa-masa awal saya pacaran itu sangat berbanding terbalik. Jadi sangat drastis kalo ibaratnya statistik itu indah sekali... dan lalu menjadi yah.. malapetaka ya.. Mungkin emmm... parahnya aja ya.. sebenernya itu kan proses. Maksudnya sedikit demi sedikit, sedikit demi sedikit mulai ya ada satu dua satu dua yang tadinya awalnya seperti ini kok jadi kaya gini.. kok aslinya kaya gini ya.. tapi yang bener-bener saya rasakan ini saya udah nggak kenal lagi nih.. kayaknya bukan seperti yang saya pikirkan... Kekerasan baik secara verbal maupun fisik dan seksual kerap terjadi pada hubungan Sari dan Doni yang berusia 3 tahun. Kekerasan dimulai sejak usia pacaran memasuki usia 2 tahun. Kekerasan yang dialami Sari mencakup kekerasan fisik, verbal, dan seksual. Kekerasan seksual merupakan kekerasan pertama
9 yang ditunjukkan oleh Doni dengan mengajak Sari melakukan sexual intercourse dengan landasan cinta dan ingin memiliki seutuhnya. Penolakan yang dilontarkan Sari tidak dihiraukan oleh Doni dan hal tersebut membuat Sari melakukannya dengan keterpaksaan. Kekerasan fisik dialami Sari ketika Doni sedang berada dalam masalah atau terlibat pertengkaran dengan Sari. Doni seringkali menggunakan kata-kata kasar seperti anjing, bangsat, babi, dan lainnya yang melukai hati Sari. Dalam beberapa pertengkaran, Doni juga melemparkan barang-barang yang ada di kamar kos Sari, seperti buku, piring, meja laptop, dan lainnya. Perlakuan kasar tersebut terus berulang dan membuat Sari terkadang ingin mengakhiri hubungan tersebut. Namun, setiap kali Sari ingin memutuskan Doni, Doni selalu mengatakan kepada Sari bahwa tidak akan ada lagi laki-laki yang ingin bersama dirinya karena ia sudah tidak perawan lagi dan menjadi bekas Doni. Selain itu, Doni juga melunturkan konsep diri Sari dengan mengatakan bahwa Sari itu tidak cantik, berkelakuan buruk, dan hanya Doni yang dapat menerima dirinya. Perkataan-perkataan seperti itu membuat Sari takut untuk memutuskan Doni dan memilih untuk terus melanjutkan hubungan tersebut. Kata putus hanya diungkapkan Sari maupun Doni ketika mereka sedang bertengkar dan cenderung menggunakan emosi sesaat. Ketika pertengkaran telah selesai, Sari dan Doni akan saling merindukan dan kembali bersama lagi. Namun, setelah itu kekerasan tetap terjadi. Ya.. Bisa dibilang gini.. Eee saya waktu berpacaran sama dia, saya tidak hanya kata-kata, mendapatkan kata-kata yang berintonasi nada tinggi ya, tapi saya malah mendapatkan kasar atau kata-kata yang tidak pantas yang kotor gitu.. misalnya ya mbak tau lah.. kebun binatang, terus udah gitu makian misalnya kata-kata bajingan lah apa lah pokoknya makian seperti itu atau bahkan mungkin dia tidak melakukan percakapan dengan katakata yang kasar, tapi dia melakukan tindakan di depan saya yang
10 membuat saya sedikit terancam seperti membanting barang, merusak barang, atau hp-nya dibanting ya sering beberapa kali kalo emosi sama saya hp dibanting sampe rusak beberapa kali, terus dia pernah mukul pintu atau emm apa... tembok.. di depan saya.. sampe berdarah tangannya. Lalu kalo sedang di atas motor, dia sedang mengendarai motor, emm dia juga pernah istilahnya emm apa sih namanya.. kalo dia ada jengkel sama, trus dia ngendarain motornya ugal-ugalan kaya dikencengin gitu seolaholah kayak nantang bahaya gitukan seperti itu.. Itu yang pernah saya alami, saya pernah ditampar, saya pernah ditendang, saya pernah emmm... dicekik juga, ya semacam kekerasan yang apa yaa... bentuk fisik yang bener-bener itu kekerasan gitu.. nggak cuma sekedar kesenggol atau apa, memang secara sengaja.. Aduh Gimana ya.. Nggak etis lah bahasnya kan.. Pokoknya intinya ya begitu dulu awal-awalnya ya semi-semi diperkosa gitu rasanya Karena dia maksa, saya udah nggak mau.. Takut sama mama kan kalo ketauan.. Dulu aja ampe saya trauma Padahal itu kan nggak ngapai-ngapain Sangat jauh berbeda dengan masa di awal pacaran, Doni yang dikenal sangat penyayang, mulai bersikap over-protective dan posesif terhadap Sari. Doni melarang Sari untuk bergaul dan bepergian dengan teman laki-laki, meskipun untuk mengerjakan tugas kelompok dalam mata kuliah tertentu. Tidak hanya teman laki-laki, Sari juga diminta untuk membatasi pergaulan dengan teman perempuannya. Doni selalu mengingatkan Sari untuk tidak terlalu akrab dan percaya terhadap teman perempuannya dengan menggeneralisasikan pengalaman pertemanan Sari sebelumnya. Doni meyakinkan Sari untuk terus mempercayainya dan menjadikannya satu-satunya orang yang dapat dipercaya oleh Sari. Kekerasan tersebut dialami oleh Sari tanpa Sari mengetahui dengan jelas alasan atau konflik yang menyebabkan kekerasan itu dilakukan Doni terhadap dirinya. Menurut Sari, sikap Doni yang posesif adalah salah satu alasan yang sering dijadikan konflik oleh Doni. Kecemburuan, sikap posesif, dan over protective Doni yang berlebihan berimplikasi pada sempitnya pergaulan
11 Sari di lingkungan sosial. Hal ini turut membuat Sari sangat bergantung pada kehadiran Doni disisinya. Saya sendiri bingung sampe sekarang ya, maksudnya kadang halhal yang menurut saya itu tidak masalah menurut pandangan orang umum pun misalnya saya tanyain kalo saya begini tuh salah atau ngga gitu, dimata saya dan dimata orang-orang yang saya tanyakan itu sebenarnya bukan sesuatu harusnya dipermasalahkan misalnya seperti itu tapi bagi dia itu masalah begitu. Misalnya nih saya lagi kerja kelompok, saya kerja kelompok saya ga mungkin dong saya nolak misalnya kalo dosennya sudah menentukan ini ada cowoknya gitu kan.. padahal bukan saya yang milih gitu kan, misalnya dia merasa kamu ga boleh sekelompok yang ada cowonya, kamu harusnya sama cewe semua. Tapi kalo misalnya kita mau ngerjain kelompok emm yang dimana itu sudah diatur gitu kan, ya kita tidak bisa dong maksudnya ngubah sembarangan dan lagi tuhu posisinya saya mengerjakan tugas kelompok, saya bukan jalan-jalan, saya bukan hangout atau acara-acara bebas yang seperti itu.. dan dia marah misalnya, dia itu jengkel karena saya tetep pergi untuk kerja kelompok, dia bilang kerjain sendiri aja, tapi kan tetap ga mungkin saya kerjakan semua sendiri, ada kalanya saya memang membutuhkan bantuan orang lain. Sedikit posesif yang berlebihan lah seperti itu.. Kekerasan berulang yang dialami Sari terus-menerus dalam kurun waktu kurang lebih 2 tahun membuat Sari merasa terbiasa dengan rasa sakit yang dirasakannya. Sari mulai bisa beradaptasi dengan situasi yang menyakitkan tersebut. Namun demikian, Sari masih merasa dirinya terancam, takut dan tidak nyaman karena Doni bisa kumat sewaktu-waktu. Emm.. sebenernya lebih banyak itu... emm terlalu banyak mungkin ya (tertawa kecil), saya jadi tidak bisa emm apa ya gimana ya.. sepertinya segala sesuatunya jadi kasar dia, seperti jadi sesuatu yang biasa, dari ngomong pun udah udah kasar terus, dari cara ngomong nggak ada lemah lembutnya gitu.. dari intonasi dari apa, terus dari tindakan juga.. ya seperti itulah.. Jadi banyak hal-hal yang ekstrim yang dia lakukan untuk membuat kita tuh rasanya takut atau apa.. terancam gitu.. Kaya ngelemparin barang Itu membuat saya terancam juga, maksudnya emm walaupun itu tidak mengarah kepada saya, tapi saya merasa itu satu tindakan yang sudah kasar ya.
12 Melalui klasifikasi yang dikemukakan oleh Murray (2007) terkait jenis kekerasan, dapat diidentifikasi jenis-jenis kekerasan yang diterima Sari dalam relasi pacarannya dengan Doni sebagai berikut: Kekerasan Verbal Kekerasan Seksual Kekerasan Fisik Name Calling ( gendut, jelek, anjing, bangsat, babi ) Monopolizing Time (tidak ada waktu bermain dengan teman-teman) Making feel insecure (dengan menggunakan kata bekas pakai, nggak laku lagi ) Blaming (melimpahkan kesalahan, menuduh) Manipulation (meyakinkan korban bahwa sang pacar yang terbaik) Making threats (diancam akan ditinggalkan) Interrogating (pencemburu, posesif, suka mengatur) Breaking items (melempar piring, memukul tembok dan lemari, memecahkan gelas) Pemaksaan untuk melakukan sexual intercourse dengan janji akan dinikahi di kemudian hari dan sebagai bukti cinta di antara keduanya. Ditampar, ditendang, dicekik Tabel 4.3 Identifikasi Kekerasan Relasi Sari-Doni b) Jerat Lingkaran Kekerasan dalam Relasi Pacaran Sari-Doni Kekerasan yang kerap terjadi dalam relasi intim Sari dan Doni membentuk suatu pola tarik menarik dan terhubung erat seperti lingkaran. Selama kurang lebih dua tahun Sari berada dalam lingkaran kekerasan yang terus berputar seperti siklus yang rutin. Pertimbangan untuk meneruskan atau mengakhiri hubungan tersebut juga tidak jarang terlintas dalam pikiran Sari. Sari berpikir untuk mengakhiri hubungannya dengan Doni setiap kali Doni melakukan kekerasan terhadap dirinya. Tidak hanya itu, Sari bahkan degan lugas mengutarakan hal tersebut kepada Doni sebagai ultimatum agar Doni berhenti melakukan kekerasan. Keputusan untuk berpisah juga berulang kali dilontarkan baik dari Sari maupun Doni. Namun, keputusan itu disadari oleh kedua pihak hanya bentuk pelampiasan dari emosi sesaat. Sari dan Doni
13 akan saling mencari dan menghubungi satu dengan yang lain ketika ada rasa rindu yang mengingatkan keduanya akan kenangan mereka. Ketika mereka memutuskan untuk kembali, tindak kekerasan akan terulang lagi. Seperti lingkaran kekerasan yang digambarkan oleh Walker (1979), lingkaran kekerasan pun terus mengikat kedua Sari dan Doni sebagai berikut: RESPONS SARI: Menutup wajah dari lemparan barang, menangis, memberikan ultimatum, mengancam akan meninggalkan Doni. 2. BATTERING - DONI Melempar barang, mendorong, memaki, mengintimidasi, melecehkan 1. TENSION BUILDING- DONI RESPONS SARI: Membela diri, mengutarakan alasan, memberikan penjelasan yang logis Cemburu dengan teman laki-laki Sari, waktu Sari terbagi dengan tugas kuliah, Sari tidak menuruti keinginannya POWER & CONTROL DENIAL Pergi ke gereja, meyakinkan Sari bahwa Doni adalah laki-laki terbaik untuknya, mengingatkan Sari akan janji mereka tentang pernikahan 3. CONTRITION STAGE - DONI Meminta maaf, mohon ampun, Berjanji akan berubah, RESPONS SARI: Memaafkan, sepakat untuk kembali mempercayai, merasa senang dan penuh harapan. Gambar 4.1 Lingkaran Kekerasan Relasi Sari-Doni Pada kasus relasi Sari dan Doni, kekerasan terus berlanjut menjadi sebuah siklus yang tak terputus karena relasi yang terjalin diantara keduanya cenderung bersifat tertutup, dalam artian tidak ada orang lain yang dilibatkan dalam relasi tersebut. Rutinitas yang dilalui Sari dan Doni setiap kali mereka bertemu lebih banyak dihabiskan di kos Sari yang terbilang sangat sepi. Kos tempat Sari berdomisili di Salatiga hanya terdiri dari 4 kamar, satu kamar ialah milik empunya kos, 3 kamar lain disewakan ke penghuni kos, salah satunya Sari. Situasi kos Sari dari pagi hingga malam hari sangat sepi karena pemilik kos
14 bekerja setiap hari, sedangkan 2 orang teman kos lainnya lebih sering menghabiskan waktu di kampus. Situasi kos yang sepi itu tak jarang membuat Doni berani untuk melampiaskan kemarahannya jika sedang bekonflik dengan Sari. Selain itu, tidak ada teman atau kerabat Sari maupun Doni yang mengetahui tentang tindak kekerasan yang kerap terjadi dalam relasi mereka. Sikap Doni yang cenderung posesif membuat Sari terus menerus dijauhi oleh teman-temannya dan menjauhkan Sari dari pergaulan dan komunitas manapun. Doktrinasi Doni tentang pertemanan yang buruk juga meyakinkan Sari bahwa dirinya tidak memerlukan teman untuk berbagi pengalaman atau cerita. Bagi Sari, kehadiran Doni sudah cukup untuk mengisi hari-harinya. Relasi yang tertutup dan jauh dari jangkauan orang-orang di sekitar ini turut membuat lingkaran kekerasan dalam relasi pacaran Sari dan Doni terus berlanjut dan menguat dari waktu ke waktu. a) Kebertahanan Sari dalam Lingkaran Kekerasan Kekerasan yang dialami Sari dalam relasinya dengan Doni selama bertahun-tahun lamanya tidak melunturkan keinginan Sari untuk tetap mempertahankan relasi pacarannya dengan Doni. Ada beberapa hal yang ditelaah penulis terkait kehendak Sari untuk tetap bertahan dalam relasi yang menyakitkan baginya, yakni: 1. Adanya rasa mencintai dan dicintai Salah satu alasan kuat yang membuat Sari terus bertahan dalam relasi pacaran dengan Doni ialah rasa cinta yang begitu besar yang dimilikinya terhadap Doni. Ada keyakinan yang dipegang oleh Sari bahwa perasaan cinta terhadap Doni jauh lebih besar daripada perasaan sakit karena menerima perlakuan yang kasar dari Doni, sehingga Sari tidak mampu untuk memutuskan hubungan dengannya. Sari
15 beranggapan bahwa kerelaannya untuk disakiti merupakan bentuk pengorbanan yang dapat ia lakukan untuk Doni dan juga sebagai upaya mengerti keadaan Doni yang sedang mengalami konflik. Aduh gimana ya.. Saya tuh merasa saya sayang banget sama dia.. Jadi saya rasa tuh kalo saya putus dengan dia tuh saya yang nggak kuat sendiri gitu, saya yang kehilangan, saya yang kangen, saya yang sedih... gitu kan yang galau. Pernah sih mencoba untuk ya... coba break lah mungkin ya lebih ke menenangkan pikiran dan lain sebagainya, tapi rasa sayang saya sama dia lebih besar daripada rasa sakit yang apa ya... ya saya sakit waktu saya dikasarin, tapi saya lebih sakit waktu saya nggak ada dia.. Melalui pernyataan tersebut, sangat terlihat pula bahwa Sari meyakini bahwa sumber kekuatannya berasal dari Doni sehingga ia merasa tidak memiliki kekuatan untuk menjalani hari tanpa Doni. Ada indikasi ketidaknyamanan yang ditunjukkan Sari ketika berada dalam situasi terpisah dengan Doni. Hal ini membuat Sari lebih memilih untuk tetap menjaga agar relasi tersebut terus berlanjut. Selain itu, Sari mempercayai kata-kata Doni yang menyatakan bahwa ia mencintainya. Namun, tidak terlihat bahwa Sari benar-benar merasakan cinta dari Doni. Ya cinta lah mbak.. Emmm Ya dia sih bilangnya cinta.. Katanya dia nggak pernah seserius ini sama cewe.. Nggak pernah sampe mikir nikah juga. Tapi ya mungkin bener sih, soalnya kita sempet putus berkali-kali, tetep dia pasti baliknya ke saya lagi ke saya lagi.. Gatau ya tapi kenapa dia jahat sama saya, kadang saya mikir dia tuh nggak cinta sama saya. Keraguan Sari dalam merasakan cinta Doni menunjukkan bahwa Sari merasa kebingungan dalam mengidentifikasi dan memahami konsep cinta. Keyakinan Sari bahwa Doni mencintainya hanya ditegakkan dengan kehendak Doni yang terus mendekatkan diri padanya dan menginginkan relasi tersebut berlanjut ke pernikahan.
16 2. Adanya kecemasan tentang mitos keperawanan Alasan lain yang membuat Sari bertahan ialah karena Sari merasa kecemasan setiap kali ia memikirkan ancaman dari pasangan bahwa tidak akan ada pria lain yang menerimanya karena Sari telah memiliki hubungan yang jauh dengan Doni. Ada keyakinan terkait stereotip gender yang dianut Sari tentang perilaku seksual. Sari menganggap bahwa seorang perempuan yang belum menikah namun sudah tidak perawan, tidak berharga lagi di mata laki-laki karena dianggap tidak dapat menjaga kekudusan tubuhnya. Sedangkan, menurut Sari, laki-laki akan lebih mudah mendapatkan pasangan lagi meskipun ia sudah tidak perjaka karena tidak ada jejak yang membekas pada tubuh laki-laki tersebut. Oleh sebab itu, Sari merasa bahwa Doni ialah satusatunya laki-laki yang harus menjadi suaminya karena ia telah memberikan keperawanannya kepada Doni. Soalnya gini lah mbak, saya kan sudah jauh pacarannya gitu kan, saya juga ditekan sama dia.. misalnya, kamu tuh sama saya sudah sejauh ini.. siapa yang mau sama kamu kalo misalnya saya tinggal? Gitu.. Kalo yang namanya cewe kan istilahnya kan sekali seumur hidup kan ya mbak ya.. Kalo misalnya cowok kan ya nggak masalah mau berkalikali kek dia mah nggak ada bekasnya gitu kan.. Tapi kalo kita kan belum tentu. Nah itu yang saya pikirkan juga, saya sudah sejauh itu jadi saya kalo mau lepas dari dia saya merasa saya rugi juga mbak. Kecemasan ini muncul karena intimidasi dari Doni yang terus-menerus meyakini dirinya bahwa Sari tidak akan mendapatkan laki-laki lain yang mau menerimanya jika ia melepaskan Doni. Sari merasa dirinya sudah tidak berharga lagi sebagai perempuan karena ia merasa gagal menjaga kekudusan tubuhnya. Melalui pernyataan Sari, dapat dilihat bahwa ada indikasi rasa tidak aman yang dialami Sari jika ia mengakhiri hubungannya dengan Doni terkait dengan isu penerimaan oleh pasangan berikutnya terhadap dirinya yang sudah tidak perawan. Konsep diri Sari juga menjadi negatif
17 karena intimidasi yang terus dilakukan Doni. Hal ini membuat Sari tidak pernah yakin untuk meninggalkan lingkaran kekerasan yang terus berulang dalam relasinya dengan Doni. 3. Adanya rasa nyaman dalam menjalani relasi Alasan lain yang menjadi pertimbangan Sari untuk bertahan dalam relasi tersebut ialah karena Sari merasakan kenyamanan ketika bersama dengan Doni selama 4 tahun ini. Doni merupakan sosok yang dapat mengisi kekosongan dalam hati dan keseharian Sari. Hampir dalam semua kebutuhan, mulai dari kebutuhan finansial (pemberian uang untuk makan sehari-hari dan belanja), kebutuhan fisik (kebutuhan untuk disentuh), kebutuhan untuk dicintai. Susah mba cari yang lain mah.. Apa ya.. Udah nyaman banget saya sama dia.. Sekarang dia perhatian banget orangnya kan, care gitu lho sama hal-hal kecil aja care, saya makan apa, ada uang nggak, mau belanja apa.. Ya untungnya dia udah kerja juga.. Meskipun setelah dua tahun relasi tersebut berjalan dan Doni mulai menunjukkan perilaku kekerasan terhadap Sari, namun Sari masih dapat merasakan kenyamanan jika Doni berada di dekatnya. Namun demikian, ada indikasi kuat yang menunjukkan bahwa kenyamanan yang dirasakan Sari dipicu oleh rasa bergantung pada pemenuhan kebutuhan yang selama ini diberikan oleh Doni. 4. Adanya harapan akan perubahan sikap Doni Menerima perlakuan kekerasan dari Doni hamper setiap waktu, tidak mengurungkan harapan Sari untuk menunggu Doni berubah menjadi sosok laki-laki yang lebih baik. Sari memiliki keyakinan bahwa setiap manusia bisa berubah dan Sari yakin Doni cepat atau lambat akan berubah menjadi baik kembali seperti Doni yang dikenalinya ketika pertama kali
18 mereka bertemu. Sari menganggap bahwa jika di tahun-tahun pertama relasi pacaran mereka, Doni bisa memperlakukannya dengan sangat baik, maka ada kemungkinan Doni dapat menjadi baik kembali. Keyakinan ini terus member kekuatan bagi Sari untuk mempertahankan relasinya dengan Doni. Itu bukan hanya pikiran ya, itu harapan yang setiap harinya gitu.. saya berharap dia bisa kembali seperti dulu.. dimana dia tidak kasar seperti itu. Karena saya sempet merasakan dia yang baik gitu.. walaupun itu mungkin hanya sandiwara gitu untuk memenangkan hati saya. Ya.. saya nggak tau sampe kapan ya tapi saya percaya suatu saat dia akan berubah begitu. Iya, ini nih kasarannya takdir yang saya harus jalani mbak.. Sari memiliki keyakinan bahwa keadaan yang dijalani sekarang bersama pasangan adalah sebuah takdir yang harus dihadapi dengan sabar dan ikhlas. Melalui pernyataan ini, dapat dilihat pula bahwa Sari merasa tidak berdaya untuk keluar dari situasi yang mengancam dan membuatnya terluka. Sari menunjukkan sikap pasrah terhadap apapun yang dilakukan Doni terhadap dirinya dan menyerahkan seluruh kendali dalam relasi tersebut seutuhnya di tangan Doni. 2. Gambaran Kelekatan Sari dan Orang Tua Lingkaran kekerasan yang menjerat Sari dalam relasi pacaran dengan Doni yang menempatkan dirinya sebagai korban bertahuntahun lamanya membuat penulis perlu mengaji lebih dalam mengenai relasi lekat antara Sari dan kedua orangtuanya di masa lampau hingga kini. Telaah ini penting untuk mendapatkan pemahaman mengenai ikatan emosi yang terjalin antara Sari dengan orang tua sebagai figur lekat pertama dalam kehidupannya, karena aktif atau tidaknya ikatan emosi yang terjalin di awal-awal masa
19 kehidupan tersebut terekam dalam memori jangka panjang dan menghasilkan pola lekat yang serupa dengan relasi Sari dengan siapapun di rentang kehidupan berikutnya. Namun, sebelum penulis menggambarkan pola kelekatan antara Sari dengan kedua orangtuanya, penulis menggambarkan terlebih dahulu relasi yang terjalin antara ayah dan ibu Sari dalam rumah tangga dan peran keduanya sebagai suami-istri. a) Gambaran Relasi Ayah-Ibu Sari Sari tumbuh dan berkembang dalam keluarga yang tidak harmonis atau dapat dikatakan broken home sejak ia berusia kurang lebih 5 tahun atau ketika Sari masih menginjak Taman Kanak-Kanak (TK). Pada usia tersebut, Sari seringkali menyaksikan pertengkaran yang berupa adu mulut hingga kekerasan yang dilakukan oleh ayah terhadap ibunya. Sari seringkali melihat ibunya dipukul, dimaki-maki, dan diancam dengan menggunakan pisau oleh sang ayah. Bagi Sari yang ketika itu masih berusia 5 tahun, pengalaman menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga ayah dan ibunya merupakan kenangan yang menyakitkan baginya, namun ia tidak dapat melakukan apapun untuk menolong ibunya karena ia masih terlalu kecil sehingga Sari hanya menyimpan dan memendam kesedihan, kekecewaan, dan kemarahan hingga ia kini dewasa. Selain itu, sang ayah juga berselingkuh dengan perempuan lain hingga akhirnya menikah dan memiliki anak dari perempuan tersebut. Relasi ayah dan ibu semakin memburuk ketika sang ayah menikah lagi. Kekerasan yang diterima ibu semakin memburuk, namun ibu tidak melakukan pembelaan diri ataupun melaporkan kejadian tersebut ke pihak yang berwenang. Sang ibu tetap setia dan mencintai ayahnya meskipun sang ayah telah mengkhianatinya. Sang ibu meyakini bahwa ayah Sari yang ia nikahi puluhan tahun silam ialah sosok yang sangat baik, namun ia telah berubah drastis ketika bertemu dengan perempuan lain.
20 Meskipun Sari tidak pernah mengalami kekerasan langsung dari sang ayah terhadap dirinya, namun sang ayah memberikan pemahaman yang negatif tentang figur laki-laki di mata Sari karena ia telah berlaku tidak setia dan tidak bertanggung jawab pada istrinya. b) Gambaran Relasi Lekat Sari-Orang Tua Kelekatan yang terjalin antara Sari dan kedua orangtuanya dapat dilihat dari ada atau tidaknya perilaku lekat yang ditunjukkan oleh Sari maupun kedua orangtuanya. Relasi lekat ini berlaku dua arah, yakni dari Sari sebagai anak yang mencari figur lekat sebagai basis aman dirinya dan orang tua sebagai figur lekat yang berperan penting dalam pembentukan konsep aman tentang dunia dan lingkungan di sekitar Sari. Pada dasarnya, perilaku lekat memiliki tiga komponen dasar yang diungkapkan oleh Bowlby (1982). Penulis mencoba menggambarkan perilaku lekat dengan menggunakan perspektif kelekatan Bowlby, namun tidak menutup kemungkinan munculnya hal baru yang ditemukan penulis dalam proses penggalian data dengan Sari. 1. Proximity Maintenance (Mencari Kedekatan) Proximity maintenance mencakup perilaku anak yang terus mencari kedekatan dengan figur lekat dan memelihara kedekatan tersebut. Perilaku ini dapat diamati pula melalui protes yang ditunjukkan anak ketika berada dalam situasi terpisah dari orang tua. a) Sari-Ayah: Relasi Sari dengan sang ayah dapat terbilang jauh atau tidak intim secara fisik maupun emosional sejak kecil hingga Sari beranjak dewasa. Kedekatan fisik dan emosional tidak pernah terjalin dengan sang ayah, melainkan kebutuhan finansial yang mendekatkan dirinya dengan ayah. Dengan kata lain, Sari menjadi terbuka dengan ayah terkait dengan kebutuhannya akan biaya-biaya yang harus dipenuhinya,
21 bukan tentang hal-hal yang mencakup pikiran dan perasaannya terhadap sesuatu. Tidak ada upaya untuk mencari kedekatan dan membina relasi lekat dengan sang ayah karena Sari merasa ayah telah mengecewakan dirinya dengan perilaku kekerasan yang dilakukan terhadap ibunya, juga karena penelantaran yang dilakukan ayah terhadap keluarga dengan keputusannya menikah lagi dengan perempuan lain. Yah.. Kalo sama papa sih paling minta duit aja Itu juga dulu pas jaman masih kaya.. Nggak.. Nggak ada itu dipeluk apa dicium sama papa.. Dingin.. Ya nggak akrab sih sama papa mah.. Cuma ya itu urusan bayar-bayaran kuliah aja, sama uang makan baru ngehubungin papa.. Ya kalo dulu mah yaaa Pas kecil masih lumayan sering lah diajakin belanja kan ke mall, beli baju-baju baru gitu kan.. Itu juga diem-diem dari mama Itu yaa.. Apa ya.. Dulu banget lah.. Jaman bokap sehat! Hahaha Pas dia udah ada istri lagi ya ngomong aja males.. Sari menutup diri dari berbagai percakapan atau diskusi dengan sang ayah ketika ayah menikah lagi dan memiliki anak dari istri kedua. Penilaian Sari terhadap sang ayah sangat buruk dan hal itu membuat Sari juga tidak pernah melibatkan ayah dalam pengambilan keputusan yang dibuatnya. Bagi Sari, ayah adalah sosok yang tidak dapat ia percayai karena sang ayah telah mengkhianati ibunya. Penolakan dan sikap menghindar yang ditunjukkan Sari kepada ayahnya sekaligus menunjukkan kekecewaan dan luka yang amat besar dirasakan Sari sehingga kepercayaannya terhadap sang ayah pun hilang seketika saat mengetahui sang ayah berlaku kasar terhadap ibunya dan menikah serta memiliki anak lagi.
22 Nggak nggak ngomong.. Taunya kan juga dari si mama cerita kalo si papa teh kawin lagi Yah boro-boro curhat, Mbak Ngomong aja nggak pernah lagi kalo di rumah Rasanya teh sakit ati gimana gitu kalo keinget kasarnya papa ke si mama.. Ya.. Jadi kalo ketemu di rumah yaudah lewat aja gitu Ini gegara si papa sakit aja jadi saya juga jadi sering balik Solo.. Itu juga disuruh mama, ceunah kesian si papa sakit parah, terus anak perempuannya nggak pulang-pulang. Kalo dulu sih pas kecil ya kadang nanya papa ada.. Kalo misalnya tuh ya pas mau beli baju.. Pa, bagus nggak baju yang ini? Gitu.. Itu juga jarang.. Kalo sekarang kan saya udah segede gini yaa Nggak pernah sama sekali tanya-tanya lagi soal apapun yaa Mbak.. Gatau rasanya kaya asing aja.. Bener deh asing.. Ya meskipun sekarang papa udah balik sama keluarga ya cuma kok saya yang malah jadi kayak nggak kenal papa lagi.. Beda Mbak soalnya Sari mengungkapkan bahwa dirinya dan sang ayah tidak pernah bercerita tentang hal-hal yang mendalam terkait dengan pikiran dan perasaan atau rencana-rencana jangka pendek maupun panjang. Perkembangan Sari pada masa remaja hingga dewasa juga hilang dari pengamatan sang ayah karena ayah terlalu fokus pada pernikahan dan keluarga barunya. Seluruh perhatian ayah diberikan pada keluarga barunya sehingga Sari dan keluarga terbengkalai. Hal tersebut menyebabkan Sari merasa sangat jauh dengan keberadaan ayah sehingga ketika sang ayah kembali pada keluarga, Sari masih merasakan canggung dan sakit hati yang mendalam pada perlakuan ayah terhadap keluarga, terkhusus kepada ibunya. Sari berpikir bahwa ia tidak berdaya untuk menolong ibunya dari perlakuan kasar sang ayah. Ketika Sari berada dalam situasi terpisah dengan sang ayah pun Sari tidak merasakan ada sesuatu yang hilang. Hal itu membuat Sari tidak berkeinginan untuk menjalin komunikasi dengan
23 sang ayah via telepon atau Short Messenger Service (SMS) ketika mereka berada dalam situasi yang berjauhan. b) Sari-Ibu: Tentang perasaan saya gitu? Emmm Nggak ya.. Nggak bisa berkutik saya juga.. Bisa apa coba.. Anak bawang kan saya mah, Mbak. Bukannya gimana yah Mbak.. Bukannya emmm.. Bukan nggak maapin Cuman canggung aja.. Terus keinget gitu tindak tanduk dia kepada ibu saya itu jauh lebih menyakitkan.. daripada ibu saya disiksa mungkin lebih baik saya yang dipukul daripada ibu saya yang dibikin begitu.. Apa.. Pas awal kuliah? Nggak sih.. Nggak nyari.. nggak kangen juga.. Ya biasa-biasa aja lah, lah kalo ketemu aja nggak ngobrol, apalagi di telfon, Mbak.. Sari memiliki kedekatan yang lebih erat kepada ibu daripada kepada ayah karena ayah jarang pulang ke rumah dan Sari melihat ayah menyiksa ibu, membuat ibu menangis. Kedekatan yang dimiliki Sari dengan ibunya mencakup kedekatan emosional dan kedekatan fisik. Sari merasa sangat menyayangi ibunya dan ia merasa tidak bisa berada dalam situasi yang terpisah dari ibunya. Pengalaman pertama Sari berpisah dengan ibunya ialah ketika Sari memutuskan berkuliah di luar kota. Hal tersebut membuat Sari setiap malam harus tetap berkomunikasi dengan sang ibu melalui telepon atau Short Messenger Service (SMS). Bahkan, Sari kerap menangis ketika merasa rindu dengan ibunya, namun hanya bisa mendengarkan suaranya melalui telepon. Wah.. kalo sama mama sih saya baper banget deh mba.. Mama saya telfon saya tiap malem aja saya bisa nangis, saking kangennya, terus sedih kalo pas mama bilang lagi nggak ada uang atau belum bayar listrik lah apa lah, nggak bisa bayar kuliah saya lah. Rasanya saya mending berhenti kuliah aja biar langsung kerja bantuin mama saya. Kalo keadaannya mama saya yang sakit kayak papa saya, saya rela deh mba biar saya aja yang gantiin sakitnya asal jangan mama saya yang sakit.
24 Rasa sayang Sari kepada selalu diungkapkan secara terbuka dalam bentuk kata-kata, perhatian, dan pengertian. Ada keinginan untuk melindungi ibu dari hal-hal buruk yang dapat menimpanya. Sari pun mencari ibu ketika ia membutuhkan pertolongan atau sekedar berbagi cerita tentang pengalamannya sehari-hari. Namun demikian, meskipun Sari tergolong dekat dengan ibunya, Sari tidak menunjukkan keterbukaan kepada ibunya. Ia memilih untuk tidak menceritakan persoalan yang bersifat pribadi kepada ibunya agar tidak menjadi masalah. No. Nggak semua bisa diceritain mbak.. Apalagi soal pacar-pacaran.. Hehh mending diem aja deh daripada ntar diocehin males.. Paling kalo soal kuliah ya terbuka. Ini kan saya juga terhambat banget ya mbak skripsi nggak kelar-kelar. Sampe bayar orang buat ngerjain juga malah kabur orangnya, ketipu 3 juta saya. Kaya gitu-gitu saya nggak bilang sama mama saya.. Ya saya cuma mau mama taunya saya baek-baek aja lah disini Melalui pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa Sari berupaya untuk membuat sang ibu tenang dengan mengetahui dirinya baik-baik saja. Sari menampilkan diri yang baik dan patuh di hadapan ibunya. Tidak semua aturan yang diberikan oleh ibu diikutinya. Dalam hal berpacaran, ia menyembunyikannya dari kedua orangtuanya. Hal ini disebabkan karena sosok ibu dalam pandangan Sari merupakan sosok yang over-protective. Sejak kecil, ibu mengambil semua keputusan dalam hidup Sari, mulai dari hal kecil hingga hal besar. Sari tidak diijinkan untuk main bersama teman-temannya sepulang sekolah, harus memakai baju yang cantik menurut ibunya, tidak boleh datang ke acara ulang tahun teman-temannya. Kemanapun Sari pergi selalu diantar jemput oleh ibunya. Sari hanya boleh mengikuti acara gereja dengan pendampingan ibunya. Hal itu dialami hingga Sari duduk di bangku SMA.
25 Sang ibu memiliki pandangan bahwa kegiatan yang bersifat positif dan baik bagi anaknya ialah kegiatan-kegiatan yang mengandung unsur kerohanian. Sari menganggap bahwa dirinya sulit sekali mendapatkan ijin dari sang ibu jika ia menemukan hal baru yang menarik untuk dilakukan. Kekhawatiran sang ibu yang berlebihan membuat Sari membatasi ruang gerak untuk eksplorasi. Ia memilih untuk menjadi pasif dan tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan di kampus. Banyak larangan yang diberikan oleh sang ibu demi kebaikan Sari, dan Sari merasa tidak keberatan dengan hal itu karena Sari meyakini bahwa aturan tersebut dibuat untuk kebaikan Sari. Saya anak baik.. anak manis dan penurut. Ya itu sih yang diketahui sama papa mama saya.. Mereka taunya ya saya ikutin, tapi pada kenyataannya saya banyak mangkir juga (tertawa).. Ya itu tadi.. Saya kan dilarang pacaran, tapi saya bolak-balik pacaran backstreet gitu.. Itu sih yang menurut saya paling nakal Ya Misal kegiatan di gereja, ikut retreat, latihan nyanyi atau nari di gereja. Di luar itu sih bakal diinterogasi dulu kegiatannya kayak gimana, sama siapa, waktunya kapan, macem-macem lah.. 2. Safe Haven (Menjadi Tempat Perlindungan) Salah satu perilaku lekat lainnya yang dapat ditelaah dari relasi Sari dan kedua orang tua ialah perilaku safe haven. Safe haven merupakan perilaku yang ditunjukkan oleh figur lekat sebagai respons dalam menanggapi perilaku anak yang mencari kedekatan dengannya. Respons tersebut dalam berbentuk pemberian rasa nyaman, kehangatan, ketenangan, atau jaminan akan keselamatan pada waktu dibutuhkan. a) Ayah-Sari: Ayah tidak berperan dalam pemenuhan kebutuhan emosional maupun fisik bagi Sari sejak kecil. Sosok ayah
26 dikenal pekerja keras yang selalu memenuhi kebutuhan rumah tangga dan merupakan satu-satunya pencari nafkah di dalam rumah. Ada masa dalam kehidupan Sari dimana sang ayah masih memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Ayah bukan sosok yang menunda untuk menyenangkan anaknya dan ia tidak ingin melihat anaknya menginginkan sesuatu hingga memohon. Ayah Sari cenderung royal dalam memberikan sesuatu kepada anaknya. Ayah saya dari saya kecil tuh nggak bisa ngelihat saya ngerengek kalo mau sesuatu. Misal kan saya diajak jalanjalan gitu, terus ada barang yang saya mau beli, kayak baju gitu, pasti ayah langsung belikan. Dulu tapi itu jaman saya masih kaya.. Cuma ayah kadang diem-diem kasih saya jangan sampai mama saya tau. Ayah tuh kalo beliin baju saya nggak sembarangan dulu, brand bagus, mahal-mahal Jaman dulu saya SD aja dibeliin celana harganya Jaman dulu lho itu, mbak Melalui pernyataan di atas dapat dilihat bahwa kebutuhan Sari yang dipenuhi oleh sang ayah hanya kebutuhan finansial. Sari tidak mendapatkan kehangatan atau rasa nyaman dari sang ayah karena Sari sangat jarang menerima sentuhan fisik dari ayah seperti dipeluk, digendong, dicium, dan lainnya. Hal ini juga menyebabkan Sari seringkali merasa canggung dengan sang ayah dan merasa jauh dengan ayah. Selain itu, ayah menunjukkan inkonsistensi dalam hal pemenuhan kebutuhan finansial Sari setelah sang ayah menikah lagi. Hal ini kerap menimbulkan kecemasan bagi Sari untuk membiayai hidupnya sendiri. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa sosok ayah bukan tempat Sari mencari perlindungan ketika Sari berada dalam situasi yang sulit dan menekan dirinya. b) Ibu-Sari: Berbanding terbalik dengan sang ayah, ibu Sari lebih memenuhi kebutuhan fisik dan emosional Sari. Sang ibu
27 cenderung hangat dan mudah mengungkapkan rasa sayangnya melalui kata-kata maupun sentuhan fisik seperti pelukan atau ciuman. Bagi Sari, sejak kecil sang ibu merupakan sosok yang dapat diandalkan karena ibu selalu hadir dalam setiap Sari membutuhkan pertolongan. Perhatian sang ibu kepada Sari juga membuat Sari merasa disayang oleh ibunya. Ibunya selalu berusaha memperhatikan Sari mulai dari hal-hal kecil, seperti kegiatan Sari, kebutuhan makan, kebutuhan bercerita. Ya Lengket kalo sama mama sih.. Sampe dibilang tuh.. apa.. anak mamih Hahaha.. Ya emang anaknya mamih kan, cuek aja saya sih.. Romantis saya mah kalo sama mama Ya pelukan, dicium.. Mama jauh lebih hangat lah dari papa.. Namun, ibu Sari tidak dapat memenuhi kebutuhan Sari dalam hal finansial karena sang ibu tidak bekerja dan hanya mengandalkan uang dari ayah Sari yang cenderung tidak stabil penghasilannya. Terlebih, ketika sang ayah telah sakit kanker, Sari tidak lagi dibiayai oleh ayah maupun ibunya. Hal itu membuat Sari setiap harinya merasa cemas dan sangat sedih hanya kareana ia memikirkan kelanjutan hidupnya. Konsentrasi Sari terhadap perkuliahan juga menjadi terpecah dan Sari kebingungan untuk membayar uang kuliah, uang makan, uang kos atau uang fotocopy dan lainnya. Harus.. harus banget.. Mama perhatian banget, selalu nelfon, tanya udah makan belom, makan apa, kegiatannya apa Tapi ya cuma bisa tanya aja.. Kalo soal duit mama nggak bisa bantu soalnya.. Mama kan nggak kerja kaya papa, papa juga sekarang sakit udah nggak kerja.. Mama akhirnya kerja pabrikan, sekali dateng Cuma dibayar 20 rebu.. Itu buat pengobatan papa.. Jadi yah Yah Gini deh saya.. Bingung juga besok makan apaan 3. Secure Base (Menjadi Basis Aman)
28 Perilaku lekat lain yang dimunculkan oleh orang tua sebagai figur lekat sebagai tanda kelekatan yang terjalin ialah dengan tersedia atau tidak tersedianya orang tua sebagai basis aman bagi Sari untuk eksplorasi. Figur lekat yang peka melihat dunia dari sudut pandang anak dan memperlakukan anak dengan pemahaman yang mendalam, pemberian kebutuhan dan kasih sayang. Selain itu, figur lekat juga menunjukkan respons menerima anak secara utuh. a) Ayah-Sari: Melalui pengalaman bersama ayah dari kecil hingga dewasa ini, Sari menunjukkan bahwa sosok ayah tidak dapat dijadikan basis aman oleh Sari. Selain karena relasi keduanya tidak dekat, Sari juga merasa tidak aman dengan keberadaan ayah karena Sari telah menanamkan persepsi negatif tentang figur ayah yang erat dengan kekerasan terhadap perempuan. Meskipun kekerasan tersebut tidak ditujukan kepada dirinya, namun hal tersebut tetap membuat Sari merasa tidak aman karena ia dapat menyaksikan ibunya dilukai oleh sang ayah kapanpun. Iya saya ini merasa ayah saya ini negatif walau pada akhirnya dia kembali dan saya sudah berdamai, sudah memaafkan, ayah saya juga sudah baik, tapi ya sedikit banyak apa yang dialami ibu saya sangat berpengaruh dalam em.. cara saya menilai lawan jenis.. dalam saya juga dasar-dasar pertimbangan saya memilih pasangan.. Ya gatau juga ya.. Liat ntar deh sambil jalan aja.. Melalui pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa Sari menjadikan ayah sebagai tolak ukur penetapan standar dalam pemilihan pasangan di kemudian hari. Ada indikasi rasa cemas dan kebingungan yang ditunjukkan Sari tentang kriteria pasangan yang ideal karena Sari tidak dapat melihat figur laki-laki baik dari ayahnya. b) Ibu-Sari:
29 Meskipun Sari memiliki kedekatan dengan ibunya, namun Sari juga tidak nampak menjadikan ibu sebagai basis aman bagi dirinya. Ibu dianggap sebagai sosok yang over-protective. Namun sikap tersebut diinterpretasikan oleh Sari sebagai wujud rasa sayang yang berlebihan sehingga sang ibu tidak ingin anaknya mendapatkan kesulitan. Hal ini menunjukkan bahwa sang ibu sebenarnya membatasi ruang eksplorasi Sari, yang dinyatakan oleh Bowlby bahwa hal ini memicu pandangan bahwa dunia tidak aman untuk dieksplorasi. Sikap ibu yang over-protective membuat Sari tertekan, dan merasa tidak dapat menjadi diri sendiri. Sari memiliki keinginan untuk memberontak dan bebas. Hal ini juga membuat Sari menutupi atau menyembunyikan diri yang sebenarnya dan berharap agar dapat secepatnya lepas dari pengawasan ibunya. Itu mengajarkan saya untuk tidak terbuka sebenarnya. Tidak bisa menjadi diri sendiri, apa yang kita mau kita nggak bisa ya kan, kita tertekan.. Ada rasa ingin memberontak, ingin bebas, ingin seperti orang yang lain.. Kaya aduh temen aku enak banget masa-masa muda, masa-masa remaja itu kan masa yang paling happy.. ya kan bisa menikmati jalan-jalan lah sama temen, nonton sama temen, hangout gimana lah party sama temen.. itu nggak saya alami. Makanya saya sedikit merasa gimana sih caranya secepetnya saya tuh bisa lepas gitu.. Dapat disimpulkan, pola kelekatan yang terjalin antara Sari dan kedua orangtuanya tergolong dalam jenis ambivalent-insecure attachment. Hal ini dapat dilihat dari pola perilaku lekat yang tidak konsisten ditunjukkan oleh orang tua sebagai figur lekat maupun Sari. Pemenuhan kebutuhan yang inkonsisten dari kedua orang tua terhadap Sari baik dari segi emosional, fisik, maupun finansial turut memicu munculnya kecemasan yang berkelanjutan untuk menjalankan hidupnya. Selain itu, inkonsistensi emosi juga ditunjukkan oleh Sari terhadap ibunya. Di satu waktu, Sari merasa sangat menyayangi ibunya dan rela berkorban demi kebahagiaan
BAB I PENDAHULUAN. membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas bagi seorang anak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga sebagai institusi sosial terkecil, merupakan fondasi dan investasi awal untuk membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas bagi
Lebih terperinciLAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah
LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah bagi diri anda sendiri? 2. Bagaimana anda menggambarkan
Lebih terperinciTranskrip Wawancara dengan Suami Broken Home
Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home Informan 1 Nama : Bapak MH Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 39 tahun Pendidikan : SMA Hari/tanggal wawancara : Selasa, 8 April 2014 Tempat wawancara : Rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling menarik dari percepatan perkembangan seorang remaja adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan satu masa yang sangat menyulitkan, di mana terjadi percepatan perkembangan baik secara fisik, seksual, maupun sosial. Hal yang paling menarik dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam sebuah penelitian, perlu ditentukan serangkaian strategi lapangan yang sistematis dan dapat digunakan sebagai panduan peneliti dalam mengumpulkan dan menganalisa data yang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. seperti ayah, ibu, dan anak. Keluarga juga merupakan lingkungan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga terdiri dari beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah seperti ayah, ibu, dan anak. Keluarga juga merupakan lingkungan yang menyenangkan dan nyaman
Lebih terperinciPETUNJUK PENELITIAN. Nama : Usia : Pendidikan terakhir :
103 Nama : Usia : Pendidikan terakhir : Di tengah-tengah kesibukan anda saat ini, perkenankanlah saya memohon kesediaan anda untuk meluangkan waktu sejenak menjadi responden penelitian guna mengisi skala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya. Kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti dengan kehadiran
Lebih terperinciDalam sehari, dia menghancurkan semua harapanku. Dalam sehari, dia membuatku menangis. Dalam sehari, dia menjadi mimpi terburukku
Dalam sehari, dia menghancurkan semua harapanku Dalam sehari, dia membuatku menangis Dalam sehari, dia menjadi mimpi terburukku Dalam sehari Hanya dalam sehari BRRAKKK!!! Pukulan Niken nyaris menghancurkan
Lebih terperinciGURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri.
INT. CLASSROOM - DAY Suasana kelas yang bising akan obrolan murid terhenti oleh sahutan guru yang mendatangi mereka dan membawa seorang murid yang berdiri di depan pintu kelas. GURU Anak-anak, hari ini
Lebih terperinciBAB II PROFIL INFORMAN. mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal
BAB II PROFIL INFORMAN Dalam bab sebelumnya telah dikemukakan tentang alasan apa saja yang mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal pasangan mahasiswa yang hamil diluar
Lebih terperinciKECEMASAN PADA WANITA YANG HENDAK MENIKAH KEMBALI
KECEMASAN PADA WANITA YANG HENDAK MENIKAH KEMBALI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : WIDYA YULI SANTININGTYAS F100.050.270 FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciKeindahan Seni Pendatang Baru
Pendatang Baru Hari ini adalah hari pertama Fandi masuk ke kampus. Karena dia baru pulang dari Aussie, setelah tiga tahun menetap dan sekolah disana, bersama dengan keluarganya. Orangtuanya telah mendaftarkannya
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN
BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN 1.1 Gambaran R, S, dan N dampak perceraian orang tua terhadap remaja Gaya hidup dalam kehidupan anak remaja masa kini mungkin sudah tidak karuan dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saling berbagi serta menemukan kecocokan di dalamnya. untuk menjalani pernikahan, mereka akan mendambakan sebuah pernikahan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan bukan sebagai individu yang akan hidup dengan kesendirian. Mereka akan berhubungan dengan manusia lainnya dan membutuhkan hubungan yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Individu yang memasuki tahap dewasa awal memiliki berbagai tugas perkembangan. Salah satu tugas perkembangan dewasa awal adalah mencari cinta (Santrock,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai pakaian yang ketinggalan zaman, bahkan saat ini hijab sudah layak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hijab merupakan kewajiban bagi wanita umat Islam untuk menutup auratnya. Hijab sendiri kini tidak hanya digunakan oleh perempuan dewasa dan tua saja, akan tetapi sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama rentang kehidupan manusia, telah terjadi banyak pertumbuhan dan perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase perkembangan manusia
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN MASALAH
BAB V PEMBAHASAN MASALAH A. PEMBAHASAN Setiap manusia memiliki impian untuk membangun rumah tangga yang harmonis. Tetapi ketika sudah menikah banyak dari pasangan suami istri yang memilih tinggal bersama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tugas dan sumber-sumber ekonomi (Olson and defrain, 2006).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia akan mengalami peristiwa penting dalam hidupnya, salah satunya adalah momen perkawinan dimana setiap orang akan mengalaminya. Manusia diciptakan untuk
Lebih terperinciI. Arga ( tentang Dia dan Dia )
I. Arga ( tentang Dia dan Dia ) Dia indah, dia cantik. Bagiku dia penghuni taman hatiku. Namanya Andin. Buatku melihatnya tertawa, melihat dia tak terbebani itu bahagiaku. Andini Soebagio, perempuan cantik
Lebih terperinciIngatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ
Bab 1 Dina sangat bingung apa yang harus dilakukannya sekarang. Ia merasa sangat terpojok. Kenapa disaat-saat seperti ini ia bertemu lagi dengannya padahal ia sudah berhasil melupakannya. Dina kan? seorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan (Orford, 1992). Dukungan
BAB I PENDAHULUAN I. A. LATAR BELAKANG Dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, dan penghargaan yang diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan (Orford, 1992). Dukungan sosial ini terbagi atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individual yang bisa hidup sendiri tanpa menjalin hubungan apapun dengan individu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia di dunia ini dimana manusia memiliki akal, pikiran, dan perasaan. Manusia bukanlah makhluk individual yang
Lebih terperinciBAB III TEMUAN PENELITIAN. kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua.
BAB III TEMUAN PENELITIAN Dalam bab ini saya akan membahas temuan hasil penelitian terkait studi kasus kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua. Mengawali deskripsi hasil
Lebih terperinciMelihat teman-teman semua sudah punya pacar, mulailah seperti cacing kena abu, ngak bisa tenang, habis belum dapat.
Kenapa koq disebut kebiasaan jelek orang berpacaran sih? Emangnya ngak ada lagi kebiasaan baiknya ya? Ada sih, Cuma yang ini special kita soroti yang jelek. Mestinya lebih dari 10, namun karena waktu dan
Lebih terperinci"Ya ampun ini anak pikirannya makan terus. Hahahaha," jawab Ricky "Yah keliatan kali dari pipi Ki. Hahaha," timpal Cella Persahabatan yang nyaris
PROLOG "Grace, gimana tadi bisa gak?" Tanya Cella "Bisa sih, mudah-mudahan dapat nilainya bagus yah Cel," jawab Grace "Hai cewek-cewek, gimana tadi UNnya bisa gak?" Ucap Ricky "Bisa dong," jawab Cella
Lebih terperinciPersahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36
Sahabat, kata yang sering kita dengar. Apakah kalian tahu arti dari sahabat? Semua pendapat orang tentang sahabat berbeda-beda. Menurutku sahabat adalah teman yang selalu ada saat kita sedang senang maupun
Lebih terperinciTranskrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home
Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home Informan 1 Nama : AD Jenis kelamin : Perempuan Usia : 14 Tahun Pendidikan : SMP Hari/tanggal wawancara : Jum at, 4 April 2014 Tempat wawancara : Rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang perempuan sebagai suami istri untuk membentuk keluarga. Dahulu pembagian peran pasangan suami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembuahan hingga akhir kehidupan selalu terjadi perubahan, baik dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk yang tidak pernah berhenti berubah. Semenjak pembuahan hingga akhir kehidupan selalu terjadi perubahan, baik dalam kemampuan fisik maupun
Lebih terperinciLEMBAR HASIL WAWANCARA (INFORMAN)
LEMBAR HASIL WAWANCARA (INFORMAN) Inisial Nama : MA Jenis Kelamin : Laki-Laki Umur Pendidikan Pekerjaan : 45 Tahun : SMA : Tidak Ada No. Variabel / Pertanyaan Informan Kemudahan Memperoleh Narkoba 1 Apakah
Lebih terperinciIDEOLOGI GENDER DAN KEHIDUPAN WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT)
IDEOLOGI GENDER DAN KEHIDUPAN WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT) 31 Ideologi Gender Ideologi gender adalah suatu pemikiran yang dianut oleh masyarakat yang mempengaruhi WKRT (Wanita Kepala Rumah Tangga)
Lebih terperinciTranskrip Partisipan 1 (Sari) Wawancara Pertama. DS = Sari (Bukan nama sebenarnya)
LAMPIRAN Lampiran 1 Transkrip Wawancara 1 Partisipan 1 Transkrip Partisipan 1 (Sari) Wawancara Pertama Nama : Sari (DS) Usia : 24 tahun Tanggal : 19 Maret 2016 Waktu : 20.40-21.05 Tempat : Kediaman Partisipan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan antara peneliti dan partisipan, didapatkan beberapa data umum yang menggambarkan partisipan secara
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Persiapan Persiapan merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk mendukung proses penelitian agar sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciPada suatu hari saat aku duduk di bangku sudut sekolah, tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang.
SAHABAT JADI CINTA Pada suatu hari saat aku duduk di bangku sudut sekolah, tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang. Hey.!!! lagi ngapain ucap seseorang itu sambil menepuk pundakku. Saat ku menoleh
Lebih terperinciPengaruh Perceraian Pada Anak SERI BACAAN ORANG TUA
35 SERI BACAAN ORANG TUA Pengaruh Perceraian Pada Anak Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN
LAMPIRAN KUESIONER KEMANDIRIAN Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan dengan berbagai kemungkinan jawaban. Saudara diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan
Lebih terperinciNaskah Manajemen Complain dan Customer Care
Naskah Manajemen Complain dan Customer Care 1. Karakter Emosional Complain Seorang ibu yang merupakan anggota keluarga pasien datang ke customer service menanyakan perihal tidak adanya tempat tidur yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terbatas berinteraksi dengan orang-orang seusia dengannya, tetapi lebih tua,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang senantiasa memerlukan interaksi dengan orang lain. Saat berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap perkembangan yang harus dilewati. Perkembangan tersebut dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang
Lebih terperinciKalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga
Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Suami Rosa biasa memukulinya. Ia memiliki dua anak dan mereka tidak berani berdiri di hadapan ayahnya karena mereka takut akan
Lebih terperinciBagan 2. Konflik Internal Subyek. Ketidakmampuan mengelola konflik (E) Berselingkuh
Bagan 2 Kondisi keluarga : penuh tekanan, memandang agama sebagai rutinitas dan aktivitas, ada keluarga besar yang selingkuh, Relasi ayah-ibu : ibu lebih mendominasi dan selalu menyalahkan sedangkan ayah
Lebih terperinciUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah tahap yang penting bagi hampir semua orang yang memasuki masa dewasa awal. Individu yang memasuki masa dewasa awal memfokuskan relasi interpersonal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada masa kanak-kanak, relasi dengan orangtua sangat menentukan pola attachment dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa kanak-kanak, relasi dengan orangtua sangat menentukan pola attachment dan relasi antar pribadi pada masa dewasa. Hubungan attachment berkembang melalui
Lebih terperinciPERTANYAAN WAWANCARA KELUARGA HARMONIS DAN TIDAK. 1) Bagaimana pendapat anda mengenai komunikasi antara orang tua dan anak
PERTANYAAN WAWANCARA KELUARGA HARMONIS DAN TIDAK HARMONIS 1) Bagaimana pendapat anda mengenai komunikasi antara orang tua dan anak didalam keluarga? 2) Apakah anda sering berkomunikasi dengan keluarga?
Lebih terperinci'hufft, aku cape selalu disakitin sama cowo yang aku sayang.' kata icha sambil menghela nafas. tanpa dia sadari air matanya menetes.
icha duduk sendirian di sebuah cafe sambil menatap hujan 'hufft, aku cape selalu disakitin sama cowo yang aku sayang.' kata icha sambil menghela nafas. tanpa dia sadari air matanya menetes. ia teringat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan bagi beberapa individu dapat menjadi hal yang istimewa dan penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam kehidupan yang
Lebih terperinci(Elisabeth Riahta Santhany) ( )
292 LAMPIRAN 1 LEMBAR PEMBERITAHUAN AWAL FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL JAKARTA Saya mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah saudara luangkan untuk berpartisipasi dalam penelitian
Lebih terperincimembentak-bentak mereka apabila mereka tidak melakukan hal-hal yang Riani inginkan. Semua pelampiasan amarahnya kepada semua orang selalu dia tujukan
PROLOG Semua orang berhak menentukan mimpi mereka. Begitu pula dengan Riani. Setiap malam Riani selalu bermimpi memiliki kehidupan yang begitu indah dan nyaman. Kehidupan yang sangat berbeda dengan kehidupannya
Lebih terperinciDIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com
DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com MEMBILAS PILU Oleh: Dipa Tri Wistapa Copyright 2014 by Dipa Tri Wistapa Penerbit Dipa Tri Wistapa Website dipoptikitiw@gmail.com
Lebih terperinciCINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna
CINTA TELAH PERGI 1 Penyempurna Enam belas tahun yang lalu seorang ibu bernama Rosa melahirkan seorang bayi perempuan, bayi yang selama ini bu Rosa dan pak Adam (suami bu Rosa) idam-idamkan selama dua
Lebih terperinciLampiran 3. Verbatim Subjek 1. Waktu Wawancara : Sabtu, 08 Februari 2014 PENELITI (P) SUBJEK1 (YS)
131 Lampiran 3 Verbatim Subjek 1 Subjek 1 : Waktu Wawancara : Sabtu, 08 Februari 2014 ENELITI () SUBJEK1 () Kode Verbatim Koding Hallo.. gimana kerjaannya? 1 Udah. Uda beres. Oke. Anakmu gimana kabarnya?
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu tahap penting dalam siklus kehidupan
PENDAHULUAN I.A. Latar belakang Perkawinan merupakan salah satu tahap penting dalam siklus kehidupan seseorang, disamping siklus lainnya seperti kelahiran, perceraian, atau kematian (Pangkahila, 2004).
Lebih terperinciBAB II. 1. Pasangan WE dan ET (Mahasiswa perantauan asal Riau)
BAB II A. PROFIL INFORMAN 1. Pasangan WE dan ET (Mahasiswa perantauan asal Riau) WE adalah mahasiswa perempuan asal Riau. WE menempuh pendidikannya di kota Yogyakarta sejak tahun 2013. WE memilih berkuliah
Lebih terperinciSAHABAT PERTAMA. Hari Senin pagi, Lisha masih mandi. Padahal seharusnya ia sudah berangkat sekolah.
SAHABAT PERTAMA Hari Senin pagi, Lisha masih mandi. Padahal seharusnya ia sudah berangkat sekolah. Lisha ayo cepat mandinya! Nanti kamu terlambat lho! kata mama dari bawah. Akhirnya Lisha turun dari lantai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komisi Remaja adalah badan pelayanan bagi jemaat remaja berusia tahun. Komisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu gereja yang sudah berdiri sejak tahun 1950 di Indonesia adalah Gereja Kristen Indonesia atau yang biasa disebut GKI. GKI adalah sekelompok gereja
Lebih terperinciAwalnya aku biasa saja tak begitu menghiraukannya, karena aku menganggap, dia sedang melampiaskan
Pernikahan Bapakku adalah seorang guru agama dan lumayan dikenal sebagai orang yang alim di lingkungan sekitar. karena risih dan merasa khawatir, setiapku pulang ke rumah selalu ada yang mengantar (seorang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. terjadi tiga macam kekerasan, meliputi kekerasan psikis, fisik, dan. penelantaran rumah tangga namun kekerasan psikis lebih dominan.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Merujuk dari rumusan masalah pada penelitian ini, dan dari hasil serta pembahasan yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan bahwa, 1. Bentuk KDRT pada keluarga muslim
Lebih terperinciCinta memang tidak akan ada yang tahu kehadirannya, cinta bisa datang dan pergi tanpa diduga. Cinta bisa berdampak positive ataupun negative terhadap
Cinta memang tidak akan ada yang tahu kehadirannya, cinta bisa datang dan pergi tanpa diduga. Cinta bisa berdampak positive ataupun negative terhadap seseorang. Kelahiran Ranti juga karena rasa cinta yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga usia lanjut. Tahap yang paling panjang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia mengalami perkembangan seumur hidupnya. Perkembangan ini akan dilalui melalui beberapa tahap. Setiap tahap tersebut sangat penting dan kesuksesan di suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial yang disebut keluarga. Dalam keluarga yang baru terbentuk inilah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rumah tangga sudah tentu terdapat suami dan istri. Melalui proses perkawinan, maka seseorang individu membentuk sebuah miniatur dari organisasi sosial
Lebih terperinciKATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas
LAMPIRAN I KATA PENGANTAR KUESIONER Dengan hormat, Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, maka tugas yang harus dilaksanakan adalah mengadakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metodologi guna mendapatkan data-data dari berbagai sumber sebagai bahan analisa. Menurut Kristi E. Kristi Poerwandari dalam bukunya yang berjudul Pendekatan
Lebih terperinciDibalik perjuangan seorang "PAPA"
Dibalik perjuangan seorang "PAPA" Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini berada di lereng Gunung Merbabu di ketinggian 1307 meter
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di Dusun Plalar Kulon, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Dusun ini berada di lereng
Lebih terperinciLampiran 1. Data Penunjang dan Kuesioner Self Esteem dan Jealousy. Frekuensi bertemu dengan pasangan : Sering ( setiap hari )
Lampiran 1. Data Penunjang dan Kuesioner Self Esteem dan Jealousy DATA PRIBADI Nama ( inisial ) : Jenis Kelamin : Usia : Fakultas : Frekuensi bertemu dengan pasangan : Sering ( setiap hari ) Kadang-kadang
Lebih terperinciBAB VI PERSEPSI REMAJA TERHADAP UNSUR KEKERASAN DALAM SINETRON DI TELEVISI
BAB VI PERSEPSI REMAJA TERHADAP UNSUR KEKERASAN DALAM SINETRON DI TELEVISI 6.1. Persepsi Remaja terhadap Unsur Kekerasan dalam Sinetron di Televisi Remaja yang menjadi responden dalam penelitian sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan manusia terdapat berbagai bentuk hubungan sosial. Salah satunya adalah hubungan intim lawan jenis atau hubungan romantis. Hubungan ini dapat
Lebih terperinciBacaan: 1 Korintus 13:1-13
Bacaan: 1 Korintus 13:1-13 Ada orang bilang, waktu pacaran tolong buka mata lebar-lebar, setelah menikah harap tutup sebelah mata, apa artinya kalimat ini? Artinya sewaktu pacaran, masih ada kesempatan
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN HASIL WAWANCARA INFORMAN 1
DAFTAR LAMPIRAN HASIL WAWANCARA INFORMAN 1 1. Bagaimana kondisi keluarga Anda (responden)? Kondisi keluargaku sangat harmonis, walaupun bapak sudah tidak ada tapi aku punya mamak yang luar biasa dan abang-kakakku
Lebih terperinciSelesai mandi, istri keluar kamar mandi. Tubuhnya ditutupi handuk. Sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk, istri berjalan menuju meja rias.
Selesai mandi, istri keluar kamar mandi. Tubuhnya ditutupi handuk. Sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk, istri berjalan menuju meja rias. Saat berjalan, dia sempat melirik suami yang masih tertidur.
Lebih terperinci1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Akhir-akhir ini kita dibuat gempar oleh pemberitaan dari media massa atas praktek pelecehan seksual dan/atau kekerasan seksual terhadap anak dan remaja di berbagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan
5 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Ketika seorang anak menjadi remaja dan kemudian remaja berkembang menuju ke tingkat dewasa, banyak perubahan yang akan dialami (Susilowati, 2013: 103). Sebagai manusia,
Lebih terperinciGUIDE INTERVIEW No. Uraian Pertanyaan
GUIDE INTERVIEW No. 1. 2. 3. Uraian Pertanyaan Berapa usia Anda ketika menikah dengan suami? Pada saat anda hamil apakah anda masih berstatus siswa (masih aktif sekolah)? Bagaimana tanggapan orang tua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perceraian merupakan kata yang umum dan tidak asing lagi di telinga masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi trend, karena untuk menemukan informasi
Lebih terperinciBerpisah... mudah kau bilang begitu. Kau bilang ini hanya sementara, dan bukan selamanya. Tapi aku tetap tidak rela kau pergi. Di gerbang kampus itu
--o--berpisah--o-- Berpisah... mudah kau bilang begitu. Kau bilang ini hanya sementara, dan bukan selamanya. Tapi aku tetap tidak rela kau pergi. Di gerbang kampus itu aku menangis sambil melihat kepergianmu.
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda?
LAMPIRAN 59 PEDOMAN WAWANCARA 1. Bagaimana perasaaan anda ketika anda mengetahui bahwa anda sedang hamil? 2. Apa yang anda lakukan ketika anda mengetahui bahwa anda sedang hamil? 3. Pernahkah anda melakukan
Lebih terperinci#### Selamat Mengerjakan ####
Apakah Anda Mahasiswa Fak. Psikolgi Unika? Ya / Bukan (Lingkari Salah Satu) Apakah Anda tinggal di rumah kos / kontrak? Ya / Tidak (Lingkari Salah Satu) Apakah saat ini Anda memiliki pacar? Ya / Tidak
Lebih terperinciHASIL WAWANCARA INFORMAN 1
DAFTAR PERTANYAAN 1. Sudah berapa lama menikah? 2. Bisa ceritakan kembali bagaimana pertemuan awal bapak/ibu sampai menjalin hubungan? 3. Dalam keluarga bahasa apa yang digunakan sehari-hari? 4. Tradisi
Lebih terperinciDaftar pertanyaan untuk key informan : Customer service PT Galva Technologies (Sdri. Ayu)
Daftar pertanyaan untuk key informan : Customer service PT Galva Technologies (Sdri. Ayu) 1. Seberapa sering anda berkomunikasi dengan pelanggan 2. Apakah semua pelanggan yang datang diperlakukan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Papalia, 2009). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 pasal 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah salah satu tahap penting dalam siklus kehidupan individu di samping siklus kehidupan lainnya seperti kelahiran, perceraian, atau kematian
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA. Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung. (Suatu Fenomenologi Tentang Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung)
107 PEDOMAN WAWANCARA Hari, tanggal : Sabtu, 3 juli 2010 Waktu : 15.15 Tempat : Kostan, Sekeloa Nara Sumber : Diana Umur : 20 tahun pendidikan terakhir Pekerjaan : SMA : Mahasiswi Eksistensi Komunitas
Lebih terperinciLAMPIRAN II VERBATIM DAN FIELD NOTE RESPONDEN IC
LAMPIRAN II VERBATIM DAN FIELD NOTE RESPONDEN IC 106 107 VERBATIM WAWANCARA HASIL WAWANCARA SUBJEK 2 (IC) Hari : Selasa Tanggal : 13 Oktober 2015 Jam : 09.00-12.00 Tempat : Ruang tamu Kostan responden
Lebih terperinciBAB III KONDISI PSIKIS DAN BEHAVIORAL REMAJA SULUNG DENGAN STATUS SEBAGAI ANAK SULUNG DALAM KELUARGA
BAB III KONDISI PSIKIS DAN BEHAVIORAL REMAJA SULUNG DENGAN STATUS SEBAGAI ANAK SULUNG DALAM KELUARGA A. Gambaran Subjek Penelitian 1. Responden DW DW merupakan anak perempuan sulung yang lahir di Jawa
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Psikologi
Lebih terperinciTerlanjur sayang? 1. Saya tidak akan menemukan orang yang lebih baik 2. Saya tidak ingin sendiri/takut kesepian
Kak, saya tahu pacaran beda iman itu tidak benar. Saya tahu ayat Alkitab yang bilang gelap dan terang tidak bisa bersatu, tapi pacar saya yang lain agama ini orangnya baik kak, saya berat memutuskan hubungan
Lebih terperinciBAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE
BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE Komunikasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia, setiap hari manusia menghabiskan sebagian besar
Lebih terperinciApa saja itu KDP? bentuk tindakan yang mempunyai unsur pemaksaan, tekanan, perusakan, dan pelecehan fisik maupun psikologis dalam hubungan pacaran itu
Bentuk Ketidakadilan Gender: Kekerasan Dalam Pacaran (Dating Violence) Oleh: Suyatno, Ir. MKes Address: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Jl. Prof Sudarto, SH, Tembalang Semarang Selatan
Lebih terperinci5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan, diskusi dan saran. Kesimpulan dalam penelitian ini berisi gambaran sibling rivalry pada anak ADHD dan saudara kandungnya
Lebih terperinciBimo, Ra, Kenapa lagi sama calon lakimu itu duhai Syaqilaku sayang? godaku. Ojo ngenyeklah. Hahaha. Iya, iya. Bimo kenapa? Tadi aku nggak sengaja
BAB 1 Peacock Coffee, masih menjadi tempat favoritku dan sahabat untuk melepas penat dari rutinitas sekolah seharihari. Kafe ini tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil, namun terkesan mewah dan simpel.
Lebih terperinciDATA SUBJEK SUBJEK I SUBJEK II SUBJEK III
DATA SUBJEK SUBJEK I SUBJEK II SUBJEK III Inisial A D V Usia 22 tahun 27 tahun 33 tahun Tempat/Tanggal Jakarta, 24 Mei 1986 Jakarta, 19 Maret 1981 Jakarta Lahir Agama Islam Kristen Protestan Katolik Suku
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN A. Rangkuman Hasil Penelitian Ketiga subjek merupakan pasangan yang menikah remaja. Subjek 1 menikah pada usia 19 tahun dan 18 tahun. Subjek 2 dan 3 menikah di usia 21 tahun dan
Lebih terperinciBERSAMAMU KAWAN ( * )
BERSAMAMU KAWAN ( * ) Persahabatan itu sampai kapanpun tidak akan pernah saling menjatuhkan kecuali bagi mereka yang bersahabat bukan karena Allah SWT S ahabat? Pasti dibenak kita terpikir tentang sahabat
Lebih terperinciLika-liku Mencari Pasangan Hidup yang Seiman. Ditulis oleh Krismariana Senin, 30 Januari :02
Ini cerita seorang teman, sebut saja namanya Fifi. Setelah berpacaran bertahun-tahun, lima tahun lebih, akhirnya Fifi memutuskan untuk menikah. Senang? Yaaa, senang. Senang, karena akhirnya dia tiba sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. matang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga psikologis. Menurut Hurlock
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masa dewasa merupakan masa dimana setiap individu sudah mulai matang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga psikologis. Menurut Hurlock (dalam Jahja, 2011), rentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia harus melewati tahap-tahap perkembangan di dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia harus melewati tahap-tahap perkembangan di dalam kehidupannya. Salah satu tahapan yang harus dilewati adalah masa dewasa awal. Masa dewasa awal (young
Lebih terperinciAnam Rufisa. Catatan Anak Kelinci. Penerbit. Ana Monica Rufisa
Anam Rufisa Catatan Anak Kelinci Penerbit Ana Monica Rufisa Catatan Anak Kelinci Oleh: Anam Rufisa Copyright 2010 by Anam Rufisa Penerbit Ana Monica Rufisa Website: http://anamrufisa.tumblr.com/ Email:
Lebih terperinciANALISIS MARKET RESEARCH UNEJ
1. Kegiatan selama liburan Bantu orang tua:3 Ya, kalo aku sih ya diem aja dirumah soalnya dirumah juga kan ada ibu punya took jadi bisa bantu-bantu (D,P,Aktif, Jalan-jalan:5 Kalo traveling, mungkin naik
Lebih terperinci