Tabel 1 LATAR AKADEMIS RESPONDEN (GURU BI SMU DI DKI DAN JABAR)
|
|
- Widya Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Tabel 1 LATAR AKADEMIS RESPONDEN (GURU BI SMU DI DKI DAN JABAR) No. Item f % 1. Asal Perguruan Tinggi PTN LPTK PTS LPTK PTN Non-LPTK PTS Non-LPTK Jurusan Diksatrasia Non-Diksatrasia Tahun Lulus < > Jenjang Strata D-3 S-1 S Masa Kerja kurang dari 10 tahun lebih dari 10 tahun lebih dari 20 tahun lebih dari 30 tahun Kegiatan Tambahan Diklat/penataran/lokakarya tingkat nasional Diklat/penataran/lokakarya tingkat daerah
2 Tabel 2 KARYA SASTRA YANG DIBACA RESPONDEN LIMA TAHUN TERAKHIR A. Genrenya No. Genre Jumlahnya f % 1. Puisi (dalam buku kumpulan) a. < 5 judul b judul c. > 10 judul Prosa Cerpen (dalam kumpulan) a. < 5 judul b judul c. > 10 judul Prosa novel/roman a. < 5 judul b judul c. > 10 judul Naskah Drama a. < 2 judul b. >3 judul B. Mutu Buku Mutu/Kualitasnya f % Tergolong buku sastra Karya populer C. Tahun Pertama kali Terbit Tahun Terbit f % 20-an s.d 30-an 30-an s.d. 50-an 50-an s.d. 60-an 70-an 80-an 90-an
3 Tabel 3 BUKU TENTANG SASTRA YANG DIBACA DALAM LIMA TAHUN TERAKHIR No. Jenis Buku Banyaknya f % 1 Pengkajian a. < 5 judul b judul c. > 11 judul Pengajaran a. < 5 judul b. > 6 judul Tabel 4 SEKOLAH TEMPAT RESPONDEN BEKERJA No. Item f % 1 Status Sekolah Negeri Swasta 2. Lokasi Sekolah Ibukota Kecamatan Ibukota Kabupaten Ibukota Provinsi 3. Usia sekolah < dari 10 tahun > dari 10 tahun > dari 20 tahun > dari 30 tahun 4. Jumlah Guru Bahasa Indonesia Telah sesuai dengan jumlah kelas yang ada Masih belum sesuai dengan kelas yang ada 5. Kualifikasi Guru Bahasa Indonesia Semuanya telah sesuai dengan latar akademisnya Tidak semuanya sesuai dengan latar
4 akademisnya Tabel 5 KOLEKSI BUKU SASTRA YANG DIMILIKI PERPUSTAKAAN SEKOLAH A. Jumlah Judul No. Genre Jumlah f % 1. Puisi (dalam buku kumpulan) a judul a judul c. > 21 judul Prosa Cerpen (dalam kumpulan) a judul b judul c judul Prosa novel/roman a judul b judul c judul d judul e. > 101 judul 4. Naskah Drama a. < 5 judul b judul c. > 11 judul 5. Majalah sastra a. 1-2 judul b. > 3 judul
5 B. Jumlah Eksemplar No. Genre Jumlah f % 1. Puisi (dalam buku kumpulan) a. < 10 eksemplar b eksemplar c. > 21 eksemplar Prosa Cerpen (dalam kumpulan) a. < 10 eksemplar b eksemplar c eksemplar d eksemplar e eksemplar f. > 51 eksemplar Prosa novel/roman a. < 25 eksemplar b eksemplar c eksemplar d eksemplar e eksemplar f. > 126 eksemplar 4. Naskah Drama a. < 10 eksemplar b eksemplar c. > 21 eksemplar 5. Majalah sastra a. < 10 eksemplar b eksemplar c. > 25 eksemplar C. Asal Buku Asal buku f % Sumbangan pemerintah Sumbangan siswa Pembelian sekolah
6 A. Ragam Kegiatan Tabel 6 KEGIATAN EKSTRA KURIKULER SASTRA f % Jenis Kegiatan Diadakan Tidak Diadakan Tidak Lomba baca puisi Lomba menulis puisi Lomba baca cerpen Lomba menulis cerpen Pagelaran drama Majalah dunding B. Kegiatan yang Paling Banyak Digemari oleh Siswa Jenis Kegiatan f % Lomba baca puisi Lomba menulis puisi Lomba baca cerpen Lomba menulis cerpen Pagelaran drama Majalah dunding
7 A. Metode yang Digunakan Tabel 7 PELAKSANAAN PENGAJARAN SASTRA No. Metode Alasan f % 1 Ceramah Siswa lebih memahami uraian secara langsung Penuturan guru lebih dapat diingat oleh siswa Diskusi/ Tanya-Jawab 4 Demonstrasi Penugasan Membuat kelas lebih hidup/aktif/komunikatif Siswa lebih bebas mengeluarkan pendapatnya Merangsang siswa berfikir secara aktif Merangsang ekspresi siswa Menggali bakat siswa dalam bidang sastra Membuat kelas lebih hidup/aktif/komunikatif Eklektik Sesuai dengan bahan dan kebutuhan B. Model dan Langkah-langkah Praktik Pengajaran Model Rincian Langkah-Langkahnya f % A menjelaskan membaca diskusi evaluasi B membaca menjelaskan diskusi evaluasi C membaca diskusi menenjelaskan menyimpulkan evaluasi D membaca di rumah diskusi menjelaskan menyimpulkan evaluasi
8 C. Bahan Ajar Bahan Ajar Utama Bahan Ajar Utama Pertimbangan/Alasan f % Buku teks terbitan pemerintah Buku teks terbitan swasta Buku sinopsis - telah tersedia di sekolah - diwajibkan oleh Kepsek - kualitasnya lebih baik - banyak memuat latihan - siswa mendapat gambaran cerita - memudahkan pengajaran Teks karya sastra - siswa mendapat pengalaman sastra secara langsung - sesuai dengan hakekat/tujuan pengajaran sastra Bahan Ajar Penunjang Bahan Ajar Penunjang Pertimbangan/Alasan f % fotokopi karya sastra koran - tidak terlalu memberatkan murid - memberikan pengalaman sastra - karya sastra yang cukup baik tersedia di koran - mudah mendapatkannya majalah - karya sastra yang cukup baik tersedia di majalah - cukup mudah mendapatkannya majalah sastra - memuat karya sastra yang baik
9 - memuat ulasannya/cara memahaminya 7 Keterangan: Jumlah populasi responden semuanya sebanyak 250 orang. Akan tetapi responden yang menyatakan menggunakan bahan ajar penunjang berjumlah 117 orang saja (46.8%). Tabel 8 TANGGAPAN GURU TERHADAP PENGAJARAN SASTRA A. Terhadap Porsi Sastra dalam Kurikulum BI 1984 Tanggapan Alasan f % Kurang Lebih banyak membahas teori Apresaiasi kurang tampak Karya sastra yang disajikan terbatas hanya karya sastra lama (angkatan sebatas angkatan 66) Tidak secara ekspilisit disebutkan buku-buku karya sastra apa saja yang wajib dibaca oleh para siswa Cukup Semuanya aspek sastra ada dalam GBPP Sastra tidak terlalu dipentingkan dalam Ebtanas Terlalu banyak Sastra sebaiknya tidak diajarkan secara formal B. Terhadap Pemisahan Sastra dalam Kurikulum BI Tanggapan Alasan f % Setuju Dipisahkan Kedudukan pengajaran sastra akan lebih mantap dan lebih terarah, karena akan memiliki tujuan yang jelas, serta alokasi waktu yang memadai; Pengajaran sastra nantinya akan diajarkan oleh guru-guru yang memiliki kecintaan dan komitmen yang baik terhadap sastra; Nantinya pemerintah mempunyai kewajiban untuk menyediakan buku-buku paket khusus sastra maupun bukubuku penunjangnya. Pengajaran sastra di sekolah akan dapat mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan Tidak setuju Antara bahasa dan sastra memiliki keterkaitan
10 Dipisahkan Pengajaran bahasa Indonesia akan terasa gerasang dan membosankan Secara administratif akan cukup menyulitkan sekolah, khususnya dalam mencari guru sastra yang handal. C. Terhadap Spesialisasi Tanggapan Alasan f % Menjadi Guru Sastra Menjadi Guru Bahasa Menjadi Guru Bahasa dan Sastra menyenangi sastra sejak duduk di bangku kuliah; memiliki wawasan dan pengetahuan serta bekal apresiasi yang memadai terhadap sastra; mampu menyenggarakan pengajaran sastra yang apresiatif kepada para.siswa kurang begitu tertarik terhadap sastra; mengajarkan sastra lebih menyita perhatian ekstra dibandingkan dengan mengajarkan bahasa; lebih mampu mengajarkan bahasa tinimbang mengajarkan sastra. sastra memiliki keterkaitan dengan bahasa; memiliki wawasan, pengetahuan serta kemam-puan yang sama baik dalam bahasa maupun dalam sastra
11 D. Minat Siswa Terhadap Sastra Tanggapan Alasan f % a. Kurang baik Perhatian siswa terhadap pengajaran sastra umumnya masih sangat kurang Setiap kali diberikan tugas membaca serta mengapresiasi karya-karya sastra para siswa cenderung mengabaikannya. Para siswa umumnya kurang tertarik untuk mengikuti kegiatan sastra yang diselenggarakn di luar sekolah (seperti perlomabaan baca puisi atau cerpen, cipta puisi atau cerpen atau pementasan drama). b. Cukup Baik perhatian dan respon para siswa terhadap pengajaran sastra yang dilakukan oleh para guru sudah baik. Siswa umumnya senang jika diarahkan membuat aneka karya sastra, khususnya puisi. Siswa antusias mengikuti aneka lomba sastra, khususnya membaca puisi. Majalah dinding ramai dihiasi oleh karya-karya para siswa. c. Sangat Baik setiap kali dilakuakan kegiatan bulan bahasa para siswa antuasias melibati kegiatan-kegiatan sastra, baik aneka lomba (baca dan cipta puisi dan cerpen) serta menyelenggarakan pementasan drama /teater
12 E. Kendala dalam Mengajarkan Sastra Faktor Penyebab a.waktu Uraian/Penjelasan Waktu yang tersedia untuk melakukan pembelajaran sastra sangat terbatas, karena menyatu dan terintegrasi pembelajaran keterampilan berbahasa lainnya. b. Fasilitas Buku-buku karya sastra yang disarankan untuk dibaca oleh para siswa yang dimiliki oleh perpustakaan sekolah jumlahnya masih sangat sedikit serta sangat tidak sebanding dengan jumlah siswa. Buku-buku karya sastra mutakhir, termasuk majalah sastra masa kini masih merupakan barang langka. Sekolah pada umumnya belum memiliki fasilitas penunjang yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk melakukan pengajaran sastra secara lebih baik, misalnya kaset atau video yang berisi contoh pembacaan puisi atau cerpen dari para sastrawan serta pagelaran drama. c. Siswa Minat siswa terhadap sastra umumnya kurang begitu menggembirakan Siswa menganggap pelajaran Bahasa Indonesia, termasuk sastranya merupakan pelajaran yang kurang begitu penting Dalam satu kelas jumlah siswa umumnya masih sangat banyak (lebih dari 50 orang). d. Kemampuan Guru BI banyak yang kurang memiliki minat dan perhatian yang baik terhadap sastra. Akibatnya, baik wawasan, pengetahuan maupun pengalaman apresiasi sastra serta keterampilan mereka dalam mengajarkan sastra kepada para siswa menjadi kurang begitu baik. Masih banyak guru yang bukan berlatarbelakang disiplin ilmu bahasa dan sastra Indonesia karena berbagai alasan ikut mengajarkan bidang studi ini. e. Lain-lain Porsi sastra dalam evaluasi, baik pada level sumatif maupun Ebtanas masih sangat minim dan kurang menitiktekankan pada hasil apresiasi siswa.
13 Perhatian pimpinan sekolah serta staf pengajar lainnya terhadap kegiatan-kegiatan bersastra umumnya kurang begitu baik. Keterangan: Jumlah populasi responden semuanya sebanyak 250 orang. Akan tetapi responden yang menyatakan banyak menghadapi kendala dalam melakukan pengajaran sastra kepada para siswa di dalam kelas sebanyak 235 orang (94%) dan yang mengaku tidak banyak menghadapi kendala sebanyak 15 orang (6%). F. Saran dalam Memperbaaiki Pengajaran Sastra Saran a. Melengkapi Sarana Uraian/Penjelasan Melengkapi perpustakaan sekolah dengan buku-buku sastra, baik dalam hal jumlah maupun jenisnya serta hasil-hasil rekaman (kaset maupun video) pementasan sastra seperti pembacaan puisi atau cerpen yang dilakukan oleh para sastrawan atau pembaca yang baik maupun pagelaran drama; b. Memperbaiki Kurikulum Pisahkan sastra dengan bahasa dalam kurikulum Tinjau ulang soal-soal sastra dalam Ebtanas; jangan hanya berisi hal-hal yang bersifat teoretis serta berbentuk pilihan ganda belaka; Cantumkan secara tegas buku-buku sastra yang seharusnya dibaca oleh para siswa, baik berdasarkan jenjang sekolah (SD, SLTP dan SLTA) maupun jenjang kelas masing-masing; c..meningkatkan Kualitas Guru Menata kembali para guru pengajar sastra di sekolah; hanya guru-guru yang mempunyai latarbelakang disiplin ilmu bahasa dan sastra sajalah yang memiliki kewengan mengajarkan sastra Mengadakan diklat sasatra secara terencana untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan serta keterampilan guruguru pengajar sastra IKIP/FKIP perlu segera membuka secara khusus membuka Jurusan Pendidikan dan Pengajaran Sastra yang akan menyediakan guru-guru sastra d. Lain-lain Mendatanngkan sastrawan ke sekolah-sekolah Memberikan hadiah kepada para siswa yang banyak membaca karya sastra dan nilai sastranya bagus Menggalakkan kegiatan sastra, baik dalam kegiatan ekstrakurikuler maupun di masyarakat.
14 LAPORAN PENELITIAN (Sementara) POTRET PENGAJARAN SASTRA DI SMU PULAU JAWA (DKI JAKARTA DAN JAWA BARAT) Oleh Kholid A.Harras
SEJUMLAH MASALAH PENGAJARAN SASTRA
SEJUMLAH MASALAH PENGAJARAN SASTRA Oleh: Kholid A.Harras FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Pendahuluan Pengajaran sastra yang digelar di persekolahan kita hingga saat ini dianggap masih belum menyentuh
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.
PENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN UNSUR INSTRINSIK DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TAWANGSARI TAHUN AJARAN 2008/ 2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor penentu kelulusan ujian nasional. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia menjadi salah satu mata pelajaran yang saat ini cukup banyak mendapat perhatian. Hal tersebut salah satunya dikarenakan masuknya bahasa Indonesia
Lebih terperinci2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Bekalang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang akan senantiasa memerlukan interaksi dengan manusia lainnya. Oleh karena itu, manusia membutuhkan media untuk berinteraksi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan
1 BAB I PENDAHULUAN peserta didik agar dapat mengenali siapa dirinya, lingkungannya, budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan perasaannya. Penggunaan bahan ajar yang jelas, cermat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Drama merupakan karya yang memiliki dua dimensi karakter (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran atau seni pertunjukan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. karya sastra, baik karya sastra lama maupun karya sastra baru. Kondisi yang
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pada saat ini kondisi pembelajaran sastra di sekolah dasar masih mengecewakan. Kekecewaan ini dipicu oleh rendahnya apresiasi siswa terhadap karya sastra, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah satu bentuk sistem tanda karya seni yang bermediakan bahasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sastra adalah satu bentuk sistem tanda karya seni yang bermediakan bahasa. Sastra hadir untuk dibaca dan dinikmati serta selanjutnya dimanfaatkan, antara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung pada sistem pembelajaran yang dimotori oleh empat komponen utama, yaitu: siswa, guru, sistem kurikulum dan sarana-prasarana.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis merupakan suatu kegiatan di mana siswa dapat menuangkan ide atau gagasan kreatif dan imajinasinya ke dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 Tinjauan aspek sosiokultural puisi-puisi pada harian Solopos dan relevansinya sebagai materi ajar alternatif bahasa Indonesia di SMA (harian Solopos edisi oktober-desember 2008) Oleh: Erwan Kustriyono
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sastra di dunia pendidikan kita bukanlah sesuatu yang populer. Sastra dalam
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sastra di dunia pendidikan kita bukanlah sesuatu yang populer. Sastra dalam pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga
Lebih terperinci89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa
89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang Mata pelajaran Sastra Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Cerpen dapat mempengaruhi kehidupan seseorang. Jati diri atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling kompleks mengutip istilah Brown (2004: 220), mulai dari imitative
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang diajarkan secara berkesinambungan pada jenjang pendidikan formal. Mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bisa ditempuh disekolah adalah jalur pendidikan formal. Pendidikan formal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan akan diperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam pembentukan kepribadian, baik melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang berbagai genre teks bahasa Indonesia sesuai dengan jenjang pendidikan. bahasa Indonesia (Permendikbud, No 60 tahun 2014).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara umum diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi para siswa. Kemampuan berkomunikasi siswa yang dimaksud adalah menggunakan
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING SISWA KELAS X AK 1 SMK MUHAMMADIYAH 2 KARANGANYAR TAHUN DIKLAT 2008/2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dan berlangsung secara terus menerus dari generasi ke generasi. Pendidikan merupakan sesuatu yang universal, bersifat umum karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dalam karya sastra yang lazim bermediumkan bahasa (Ali. Imron, 2009:1). Karya sastra merupakan kreativitas manusia yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembelajaran diartikan sebagai suatu sistem yang di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum pembelajaran diartikan sebagai suatu sistem yang di dalamnya terdiri dari berbagai komponen, mulai dari perencanaan pembelajaran sampai pada evaluasi pembelajaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jumlahnya beratus-ratus di seluruh Indonesia. Bahasa-bahasa daerah yang menjadi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cerita rakyat merupakan salah satu bentuk ekspresi kebudayaan daerah yang jumlahnya beratus-ratus di seluruh Indonesia. Bahasa-bahasa daerah yang menjadi media pengucapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang melibatkan aktivitas siswa dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi pembelajaran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya pembelajaran bahasa harus mencakup sebanyak mungkin kegiatan pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Pengkajian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan umum pengajaran Bahasa Indonesia di SMA adalah siswa mampu menikmati, menghayati, memahami, dan memanfaatkan karya sastra, dengan tujuan untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya-akademis. Selain itu, Mahsun (2014:97) berpendapat:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 mengalami perubahan mendasar. Perubahan dimaksud terjadi pada paradigma penetapan satuan kebahasaan yang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses kegiatan mengubah perilaku individu ke arah kedewasaan dan kematangan. Salah satu bentuk pendidikan adalah pendidikan yang berupa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat pendidikan (KTSP) pada tingkat SMA diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PENERAPAN METODE AKROSTIK SISWA KELAS VI SD KARTIKA KOTA MAKASSAR. Syahrun. Kepala SD Kartika XX-1
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PENERAPAN METODE AKROSTIK SISWA KELAS VI SD KARTIKA KOTA MAKASSAR Syahrun Kepala SD Kartika XX-1 Abstrak: Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Penerapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan salah satu kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di sekolah sangat erat dengan teknik mengajar guru agar mampu memotivasi siswa
1 BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Pembelajaran sastra dalam pelajaran bahasa Indonesia pada umumnya dibagi menjadi tiga jenis yaitu: prosa fiksi, puisi dan drama. Drama dalam pembelajaran
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025
KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2017/2018 KEMAMPUAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya berlangsung dalam suatu proses yang mampu
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya berlangsung dalam suatu proses yang mampu mentransformasikan nilai-nilai, pengetahuan, teknologi, dan keterampilan. Dalam hal ini, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu program pemerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minat membaca karya sastra sama halnya dengan minat membaca, namun minat membaca karya sastra lebih diarahkan dan difokuskan dalam bidang sastra baik itu puisi
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Negeri Cilolohan 2 Tasikmalaya disusun seperti di bawah ini.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Simpulan yang diperoleh berdasarkan pembahasan hasil penelitian penggunaan model respons dalam pengajaran membaca puisi di Sekolah Dasar Negeri Cilolohan 2 Tasikmalaya
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PEMENTASAN DRAMA MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI 2 SMK NEGERI 1 BANYUDONO TAHUN 2009/ 2010
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PEMENTASAN DRAMA MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI 2 SMK NEGERI 1 BANYUDONO TAHUN 2009/ 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memjawab tantangan-tantangan yang terjadi dimasyarakat. Tantangan-tantangan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat strategis di dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan pembangunan sehingga dapat memjawab tantangan-tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. [Type text]
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia ada dua materi yang harus disampaikan oleh pengajar yaitu materi kebahasaan dan materi kesastraan. Materi kebahasaan meliputi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menjadi sebuah proses belajar bahasa yang berada pada fase paling penting bagi penguasaan bahasa siswa, karena siswa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu aspek dari keterampilan berbahasa yang perlu dimiliki oleh siswa. Melalui menulis siswa bisa mengekspresikan kekayaan ilmu, pikiran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengajaran berbahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan pengajaran keterampilan-keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang berbahasa. Keterampilan-keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya pengalaman anak sehingga menjadikan anak lebih tanggap terhadap lingkungan di sekelilingnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis. Selain itu, pembelajaran bahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa yang baik. Bentuk bahasa dapat dibagi dua macam, yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial selalu berbahasa. Bahasa senantiasa digunakan manusia dalam komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi hal yang sangat fundamental bagi kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi hal yang sangat fundamental bagi kehidupan sesorang, dengan pendidikan yang baik maka akan baik pula pola pikir dan sikap sesorang. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat terpenting yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Melalui bahasa, manusia akan dapat mengungkapkan segala pemikirannya. Selain itu,
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pertemuan Ke- : 1, 2, 3, 4 Alokasi Waktu : 4 40 menit Standar Kompetensi : Memahami pembacaan puisi Kompetensi Dasar : Menanggapi cara pembacaan puisi 1. mengungkapkan isi puisi 2. menangkap isi puisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca merupakan pencerminan dari kehidupan manusia. Karya sastra menyuguhkan potret kehidupan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan disemua jenjang pendidikan. Mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Dalam berbahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan karya sastra tidak dapat dilepaskan dari gejolak dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Karena itu, sastra merupakan gambaran kehidupan yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang melalui penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan (BNSP, 2006: 5).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dewasa ini lebih berkembang melalui penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam. memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam memelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan menulis seseorang akan mampu mengungkapkan segala pikiran dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu dari empat kompetensi dasar berbahasa, melalui kegiatan menulis seseorang akan mampu mengungkapkan segala pikiran dan perasaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Potret sosial adalah gambaran dari suatu kejadian yang telah terjadi dan terkait dengan orang banyak. Maka banyak orang yang memberikan perhatian terhadap peristiwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran sangatlah penting dalam proses pendidikan. Pembelajaran saat ini menekankan pada penanaman pendidikan karakter peserta didik. Pembelajaran berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Supaya perubahan pada peserta didik dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan dalam pembelajaran berpengaruh pada tingkat pencapaian hasil belajar. Hasil belajar yang dicapai tentu harus melalui proses pembelajaran secara
Lebih terperinci34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)
279 34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN (RP)
RENCANA PEMBELAJARAN (RP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Program : X/Umum Semester/Tahun Pel. : Ganjil/ 2005-2006 Pertemuan ke- : 31 Alokasi Waktu : 2.x 45 menit Standar Kompetensi : Mampu mengungkapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan berkomunikasi, karena untuk mencapai segala tujuanya, manusia memerlukan sebuah alat atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sistem pendidikan di Indonesia telah menetapkan kurikulum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sistem pendidikan di Indonesia telah menetapkan kurikulum 2013 pada bulan Juli 2013. Perubahan kurikulum turut mengubah manusia, yaitu guru, pembina pendidikan,
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
145 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun dapat dirinci beberapa simpulan berikut ini. Pertama, perencanaan pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia mengarahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengajaran puisi di sekolah sering menekankan pada teori-teori puisi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengajaran puisi menjadi bagian tidak terpisahkan dari pengajaran sastra, sedangkan pengajaran sastra menjadi bagian dari pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Kenyataan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN BACAAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GATAK MELALUI PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT DAN EFEKTIF
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN BACAAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GATAK MELALUI PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT DAN EFEKTIF SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarsesama manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah adalah siswa memiliki keterampilan berbahasa Indonesia, pengetahuan yang memadai mengenai penguasaan struktur bahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati dan dipahami serta dimanfaatkan oleh masyarakat pembaca. Karya sastra memberikan kesenangan dan pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia ada empat keterampilan berbahasa yang harus diperhatikan. Keterampilan tersebut meliputi kemampuan menyimak, berbicara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian siswa. Selama ini pembelajaran sastra di sekolah-sekolah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembelajaran sastra merupakan bagian dari pembelajaran bahasa yang harus dilaksanakan oleh guru. Guru harus dapat melaksanakan pembelajaran sastra dengan menarik.
Lebih terperinciSILABUS. II. Deskripsi Mata Kuliah
I. Identitas Mata Kuliah 1. Mata Kuliah : Sastra 2. Kode Mata Kuliah/SKS : INA215 / 2 sks 3. Semester : IV 4. Jurusan/Program Studi : PBSI / PBSI dan BSI 5. Sifat Mata Kuliah : T2, P-, L- II. Deskripsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
Lebih terperinci2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas menulis merupakan sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis berupa kegiatan untuk
Lebih terperinciPembelajaran Sastra yang Integratif Berbasis Kompetensi. Dra. Elfia Sukma, M.Pd. Dosen PGSD FIP UNP
Pembelajaran Sastra yang Integratif Berbasis Kompetensi Dra. Elfia Sukma, M.Pd. Dosen PGSD FIP UNP Abstrak Pembelaaran sastra adalah pembelajaran yang menarik. Di dalam karya sastra terdapat nilai-nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia SMA, tujuan pembelajaran bahasa indonesia di sekolah adalah siswa terampil berbahasa. Keterampilan
Lebih terperinciCara Membuat Proposal
Cara Membuat Proposal (Classroom Action Research) Drs. Dédé Kosasih, M.Si. 3/26/2010 1 MEMBUAT PENDAHULUAN Isinya pengantar untuk memberikan orientasi kpd pembaca mengenai inti penelitian yang akan dipaparkan,
Lebih terperinciContoh Makalah Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Mutu Pendidikan
Contoh Makalah Pendidikan selalu dicari karena memang penting dan sangat dibutuhkan, bahkan di internet ada puluhan bahkan ratusan orang yang setiap harinya mencari tentang hal-hal yang berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempelajari bahasa saja, tetapi juga mempelajari sastra. Menurut Lukens
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah termasuk salah satu mata pelajaran wajib dan selalu ada di setiap jenjang pendidikan mulai dari TK sampai Perguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mella Tania K, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran seni khususnya seni tari pada saat ini sudah banyak dipelajari diberbagai lembaga pendidikan formal maupun non formal, seperti sekolah negri atau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Negara Indonesia diajarkan pada jenjang pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menenengah atas. Bahasa Indonesia diajarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran membaca sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh pembaca untuk menemukan sesuatu pesan atau tujuan yang diinginkan pembaca guna menemukan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Jawa merupakan mata pelajaran muatan lokal yang wajib
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jawa merupakan mata pelajaran muatan lokal yang wajib diterapkan di propinsi Jawa Tengah. Keterampilan menulis aksara Jawa merupakan salah satu kompetensi dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang sastra dalam kurikulum adalah agar (1) peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang di ikuti melalui syarat-syarat yang jelas dan ketat ( Hasbullah,2003
1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sekolah merupakan suatu tempat berkumpul sejumlah siswa, dimana sekolah digunakan sebagai tempat menimba ilmu dan memperoleh segala wawasan ilmu pengetahuan. Sekolah
Lebih terperinciBagi siswa, buku ajar menjadi sumber belajar utama. Bagi guru, berfungsi sebagai salahsatu sumber pembelajaran. Menyediakan struktur dan penerapan
Kholid A.Harras Bagi siswa, buku ajar menjadi sumber belajar utama. Bagi guru, berfungsi sebagai salahsatu sumber pembelajaran. Menyediakan struktur dan penerapan silabi program pembelajaran. Menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil imajinasi yang memiliki unsur estetis dan dituangkan ke dalam bentuk tulisan dengan media bahasa. Karya sastra sendiri dapat diartikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya pengalaman anak dan menjadikannya lebih tanggap terhadap peristiwa-peristiwa di sekelilingnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis sebagai suatu kegiatan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran. Produktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra tumbuh, hidup, dan berkembang seiring dengan kemajuan peradaban
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bukanlah hal yang asing bagi kalangan masyarakat sekitar. Sastra tumbuh, hidup, dan berkembang seiring dengan kemajuan peradaban masyarakat. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Kurikulum 2013
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 memuat tentang kurikulum 2013 yang dirancang guna mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, tanpa adanya komunikasi manusia tidak dapat berinteraksi dengan yang lain. Ilmu komunikasi merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang yang memaparkan kejadian-kejadian, permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam bidang pendidikan di sekolah peranan seorang guru sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam bidang pendidikan di sekolah peranan seorang guru sangat penting. Kualitas kinerja atau mutu guru dapat mempengaruhi proses pembelajaran dan mutu pendidikan.
Lebih terperinci