IMPLEMENTASI REKOMENDASI FINANCIAL ACTION TASK FORCE (FATF) TERHADAP KEJAHATAN PENCUCIAN UANG DI INDONESIA
|
|
- Dewi Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Journal of International Relations, Volume 1, Nomor 3, Tahun 2015, hal Online di IMPLEMENTASI REKOMENDASI FINANCIAL ACTION TASK FORCE (FATF) TERHADAP KEJAHATAN PENCUCIAN UANG DI INDONESIA Beutari Octaviani Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jalan Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, Kotak Pos 1269 Website: Abstract Money laundering is an act of crime that can destabilize the economical condition of a country. Vienna Convention in 1988, which examine about drugs, is the basis of discussion on anti-money laundering regime. International response for the fighting against money laundering is by establishing FATF. FATF has several recommendations which are admitted as the international standards. In its framework, FATF have a black list system that provides overview on the countries that do not take part in the fight against money laundering. Indonesia is not a member of FATF, but was listed in FATF s black list system in This research aims to find out the causes of FATF recommendation implementation by Indonesia. Descriptive type of research is applied in this research to describe the process that Indonesia has gone through in fighting against money laundering by implementing FATF recommendation. The result of this research shows Indonesia s serious effort in combating money laundering. Keywords: money laundering, FATF recommendation, implementation, black list 1. Pendahuluan Saat ini masyarakat dunia bergerak dan berevolusi menuju ke sebuah tatanan baru yang dikenal sebagai era informasi atau masyarakat informasi. Sebuah masyarakat informasi digambarkan sebagai sebuah bangsa di mana mayoritas tenaga kerjanya terdiri dari pekerja informasi, dan informasi merupakan unsur yang paling penting (Rogers, 1986 dalam Damanik: 12). Perkembangan dalam era informasi dapat dikaitkan dengan fenomena globalisasi. Istilah globalisasi mulai digunakan pada tahun 1980-an. Globalisasi merupakan hasil inovasi manusia yang menyebabkan kemajuan di bidang teknologi, mengacu kepada integrasi peningkatan ekonomi di seluruh dunia, terutama dalam bidang pergerakan barang, jasa, dan perdagangan lintas batas ( 2014). Globalisasi juga dapat dipahami sebagai perubahan-perubahan dalam bidang ekonomi dan sosial yang berkombinasi dengan pembentukan keterkaitan regional dan global yang unik, agar lebih ekstensif dan 30
2 intensif dibandingkan dengan periode sebelumnya, yang menantang dan membentuk kembali komunitas politik, dan secara spesifik merupakan negara modern (Held, 2000 dalam Budi Winarno: 124). Di era globalisasi, perpaduan kemajuan teknologi informasi dengan ketidakstabilan ekonomi dan politik ternyata dapat melahirkan ancaman yang sangat luas. Ancaman tidak saja bagi kedaulatan suatu negara, tapi juga masyarakat internasional (Buletin Kesaksian Edisi No. III, 2012). Salah satu ancaman yang dimaksud adalah meningkatnya kejahatan, khususnya kejahatan transnasional, di mana kejahatan pencucian uang termasuk kedalam kategori kejahatan transnasional. Kejahatan pencucian uang dapat menimbulkan dampak yang dapat mengganggu stabilitas perekonomian dan kehidupan sosial suatu negara, bahkan merusak tatanan ekonomi dunia (Stessen, 2003 dalam Condrokirono). Kegiatan pencucian uang yang terjadi di suatu negara secara makro dapat mempersulit pengendalian moneter dan mengurangi pendapatan negara sedangkan secara mikro akan menimbulkan high cost economy dan mengganggu sistem persaingan usaha yang sehat (PPATK, 2007 dalam Condrokirono). Respon dari adanya permasalahan kejahatan pencucian uang adalah dengan membentuk institusi internasional. Ketika terdapat derajat interdepedensi yang tinggi, negara-negara akan membentuk institusi-institusi internasional untuk menghadapi masalah-masalah bersama. Institusiinstitusi itu dapat berupa organisasi internasional formal atau dapat berupa serangkaian persetujuan yang agak formal yang menghadapi aktivitas-aktivitas atau isu-isu bersama (Jackson dan Sorensen, 2005: 65). Berangkat dari pendapat Jackson dan Sorensen mengenai pembentukan institusiinstitusi internasional untuk menghadapi masalah-masalah bersama, contoh konkretnya adalah terbentuknya Financial Action Task Force on Money Laundering (FATF) dan The Asia/Pacific Group on Money Laundering (APG). Keduanya merupakan badan antarpemerintah yang berfokus kepada masalah money laundering. Pada tahun 2000, FATF membentuk suatu daftar hitam yang dinamakan Non Cooperative Countries or Territories (NCCT) dengan dasar bahwa negara-negara tidak kooperatif dalam melawan kejahatan pencucian uang, dan Indonesia masuk ke dalam daftar hitam tersebut. Apabila Indonesia masih tetap berada dalam daftar NCCT maka akan diberlakukan sanksi oleh negara-negara yaitu countermeasure yang berupa pemutusan hubungan atau pembatasan transaksi perbankan oleh bank internasional dengan lembaga-lembga keuangan di Indonesia. Situasi tersebut kemudian direspon oleh Indonesia dengan membentuk Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang (UU TPPU) dan membentuk Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK). Penelitian ini mempertanyakan status Indonesia yang bukan anggota dari FATF tetapi ikut serta dalam mengimplementasi rekomendasi (membentuk UU TPPU dan PPATK) yang diberikan FATF. Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori kerjasama internasional dan organisasi internasional menurut paradigma neoliberal. Neoliberalisme berpendapat bahwa ketika terdapat derajat interdependensi yang tinggi, negara-negara akan sering membentuk institusi-institusi internasional untuk menghadapi masalah-masalah bersama. Institusi-institusi memajukan kerja sama lintas batas-batas internasional dengan menyediakan informasi dan dengan mengurangi biaya (Robert Jackson & Georg Sorensen, 2005: 65). Neoliberal institusional melihat institusi sebagai mediator dan sarana untuk mencapai kerja sama antara aktor-aktor dalam sistem internasional. Saat ini, neoliberal institusional memfokuskan penelitian pada isu-isu global governance dan pemeliharaan institusi yang terkait dengan proses globalisasi (John Baylis dkk, 2011: 121). 31
3 2. Pembahasan Pada tingkatan internasional, dikenal konsep global governance yang merujuk pada kerja sama melalui perjanjian dan rezim internasional untuk menangani permasalahan tertentu, pertama kali muncul di abad ke-19 sejak berakhirnya perang dingin. Global crime governance merupakan salah satu spesifikasi dalam konsepsi global governance, yang memiliki fokus kegiatan kerja sama di forum nasional dan internasional yang bertujuan untuk mencegah, menuntut dan memonitor kejahatan (Deflem, 2002 Anja P. Jakobi, 2014: 3). Global governance dalam melawan kejahatan melibatkan negara, organisasi internasional dan aktor-aktor non negara yang melakukan kegiatan dengan melakukan perjanjian internasional melawan kejahatan. Dasar dari perjanjian internasional tersebut adalah aktor-aktor yang terlibat harus membentuk agenda dasar anti kejahatan global (Krasner, 1983 dalam Anja P. Jakobi, 2014: 2). The Group of Seven (G7 1 ) merupakan salah satu forum perkumpulan negara-negara yang berinisiatif untuk melakukan kerja sama melawan kejahatan pencucian uang. Implementasi kerja sama tersebut direalisasikan dengan membentuk suatu task force. Hal ini kemudian memunculkan pertanyaan mengapa kejahatan yang serius seperti pencucian uang diatur dalam sistem task force yang pembentukannya hanya sementara dan bisa dibubarkan kapan saja. Ada perbedaan mendasar mengenai sistem yang dimiliki organisasi internasional dengan sistem task force yaitu sistem kaku dan sistem fleksibel. Organisasi internasional telah banyak memberlakukan aturan tetapi, hal penting dalam aturan tersebut jarang diakui. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya pemahaman negara-negara terhadap efektifitas sebuah aturan dari organisasi internasional, selain itu adanya fakta bahwa aturan yang diberlakukan organisasi internasional dibentuk berdasarkan kepentingan negara yang membentuk, sehingga menimbulkan suatu sistem yang kaku. Sementara itu, sistem dalam task force adalah fleksibel, karena tidak membedakan anggota maupun non-anggota. Fleksibilitas tersebut memungkinkan tidak hanya anggota yang memang berkomitmen untuk menerapkan kerangka kerja yang diberlakukan, tetapi juga memungkinkan pihak non-anggota dapat mengikuti kerangka kerja tersebut. Neo-liberal institusional menyadari bahwa kerja sama mungkin sulit untuk dicapai di level yang pemimpinnya tidak mempunyai kepentingan yang sama. (John Baylis dkk, 2011: 122). Kerja sama dapat dilakukan melalui berbagai macam cara. Dalam pandangan neoliberal institusional yang berfokus kepada institusi yang menjadi wadah untuk melakukan kerja sama, institusi yang dimaksud merupakan apapun yang dibentuk oleh sekumpulan negara yang kemudian mempunyai suatu aturan atau rekomendasi yang tujuannya memerangi tindak kejahatan global. Tujuan utama dari adanya institusi adalah jelas memfasilitasi aktor-aktor dalam sistem internasional untuk melakukan kerja sama. Dengan kata lain, adanyanya institusi memudahkan aktor-aktor untuk memilih langkah yang tepat dalam konteks melakukan hubungan kerja sama. Kerja sama juga bukan hanya sekedar tergabung kedalam suatu institusi, tetapi juga melihat kepada interaksi di antara aktor-aktor yang terlibat, di mana masing-masing aktor dituntut untuk aktif dalam proses kerja sama tersebut. Menurut paradigma neoliberal di atas, kerja sama sulit dicapai apabila ada perbedaan kepentingan di antara para pemimpinnya. Indonesia merupakan negara yang masih sangat baru dalam menerapkan prinsip hukum mengenai pencucian uang. Oleh karena itu, kerja sama yang dijalin dengan FATF akan membantu Indonesia menyerap prinsip-prinsip hukum pencucian uang dan menimbulkan kepentingan yang sama dalam membentuk suatu institusi di antara para pemimpinnya. 1 Anggota G7: Jerman, Perancis, Inggris, Italia, Jepang, Kanada, dan Amerika Serikat. 32
4 Paradigma neoliberal institusionalis juga menekankan kepada institusi-institusi internasional yang mempunyai asumsi optimis dari adanya kerja sama (Koehane, 1984: 7-8). Menurut pandangan di atas, kerja sama dapat dilakukan melalui institusi-institusi internasional, dan selalu optimis dengan hasil kerjasama. Institusi-institusi internasional yang dimaksud dapat berupa organisasi internasional, Non-Govermental Organization (NGO) bahkan task force yang sering dianggap sebagai lembaga yang tidak memiliki dasar hukum yang jelas. Berbicara mengenai hasil dari kerja sama yang optimis, dapat juga dikaitkan dengan keuntungan yang didapatkan dari adanya kerja sama. Salah satu keuntungan yang paling nyata adalah semakin memperluas dan mempererat hubungan di antara negara-negara yang saling melakukan kerjasama. 3. Kesimpulan FATF untuk melawan kejahatan pencucian uang menerapkan sistem rekomendasi kepada negara-negara yang kemudian menimbulkan pertanyaan mengapa non-anggota dapat dan mau menerapkan rekomendasi. Penelitian ini mempertanyakan Indonesia yang bukan anggota dari FATF tetapi melakukan implementasi rekomendasi. Analisis terhadap faktorfaktor yang mempengaruhi Indonesia, yang bukan anggota FATF, patuh dalam mengimplementasikan rekomendasi FATF yaitu: 1. Konsep kejahatan pencucian uang yang diatur dalam task force. FATF menggunakan konsep task force dalam melaksanakan kerangka kerjanya karena konsep tersebut dinilai dapat lebih efektif dalam proses implementasi kepada negara-negara dan juga menjadi prioritas rezim AML internasional. 2. Adanya konsep global governance yang berfokus kepada kerja sama dalam melawan kejahatan internasional, termasuk didalamnya kejahatan keuangan internasional. Kerja sama tersebut diwujudkan dalam pembentukan FATF sebagai institusi internasional dan APG sebagai lembaga regional yang mengikutsertakan Indonesia sebagai anggotanya. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, ditemukan pula adanya hubungan antara paradigma neoliberalisme institusionalis terhadap pemilihan sistem task force dan konsep global governance dalam melawan kejahatan pencucian uang. Korelasi yang dimaksud adalah bahwa sistem task force yang fleksibel tidak membedakan antara anggota dan nonanggota, sehingga mampu menjadi wadah yang tepat bagi negara-negara dalam berinteraksi dan bekerjasama yang akhirnya membuat konsep global governance dapat dijalankan sesuai dengan tujuan bersama. Daftar Pustaka Baylis, Steve Smith The Globalization of World Politics. Oxford: Oxford University Press. Damanik, Marudur Pandopatan Kompetensi Pengelola dalam Mengatasi Permasalahan Teknis Pada Pusat Layanan Internet Kecamatan, Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, Vol. 1. No. 1, pp. 12. Globalization: A Brief Overview. Dalam (diakses 30 November 2014). Jackson, Georg Sorensen Pengantar Studi Hubungan Internasional, terj. Dadan Suryadipura. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jakobi, Anja P Global Governance And Transnational Crime: Situating The Contact Group, diakses 19 Juni Koehane, Robert O After Hegemony: Cooperation And Discord In The World Political Economy. United Kingdom: Princeton University Press. 33
5 Stessen, Guy Money Laundering: A New Law Enforcement Model. Cambridge: Cambridge University Press, dikutip dalam Nurul Istiqomah Condrokirono, Tinjauan Kriminologi Terhadap Upaya Indonesia Agar Tetap Berada Diluar Daftar Non-cooperative Countries and Territories (NCCTs), (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Jakarta, 2009). Transnational Organized Crime. Dalam pdf (diakses 2 Desember 2014) Winarno, Budi Globalisasi dan Masa Depan Demokrasi, Jurnal Global dan Strategis, Vol. 3. No. 2, pp
BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Istilah money laundering atau pencucian uang telah dikenal sejak tahun 1930 di Amerika Serikat. Pada saat itu organisasi kejahatan mafia membeli perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciHikmahanto Juwana Guru Besar Hukum Internasional FHUI. Copyright by Hikmahanto Juwana 2011(c)
Hikmahanto Juwana Guru Besar Hukum Internasional FHUI 1 Kenyataan bahwa melawan terorisme tidak hanya sekedar tindakannya saja tetapi juga dana untuk mendukung tindakan tersebut Masyarakat internasional
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENGESAHAN UNITED NATIONS CONVENTION AGAINST TRANSNATIONAL ORGANIZED CRIME (KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA MENENTANG TINDAK PIDANA TRANSNASIONAL
Lebih terperinciBAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan
BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Akuntansi merupakan satu-satunya bahasa bisnis utama di pasar modal. Tanpa standar akuntansi yang baik, pasar modal tidak akan pernah berjalan dengan baik pula karena laporan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENGESAHAN UNITED NATIONS CONVENTION AGAINST TRANSNATIONAL ORGANIZED CRIME (KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA MENENTANG TINDAK PIDANA TRANSNASIONAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. <http://www.japantimes.co.jp/news/2013/06/01/world/the-evolution-of-ticad-since-its-inception-in-1993/>, diakses 16 Juni 2016.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak kebijakan ODA Jepang mulai dijalankan pada tahun 1954 1, ODA pertama kali diberikan kepada benua Asia (khususnya Asia Tenggara) berupa pembayaran kerusakan akibat
Lebih terperinciModul E-Learning 1. Modul bagian pertama yaitu Pengenalan Pencucian Uang bertujuan untuk menjelaskan:
Modul E-Learning 1 PENGENALAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENDANAAN TERORISME Bagian Pertama. Pengenalan Pencucian Uang Tujuan Modul bagian pertama yaitu Pengenalan Pencucian Uang bertujuan untuk menjelaskan:
Lebih terperinciBAB 7 PENUTUP. Universitas Indonesia 112
BAB 7 PENUTUP 7.1. Kesimpulan Upaya Indonesia agar tetap berada di luar daftar NCCTs merupakan suatu kajian yang sangat menarik oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti berusaha menganalisa mengenai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang kita ketahui pada zaman sekarang ini banyak sekali kejahatan dan kriminalitas yang terjadi di dunia termasuk Indonesia. Banyak kejahatan yang terjadi karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan di bidang komunikasi dan informasi dalan era globalisasi ini telah
9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan di bidang pengetahuan dan teknologi yang ditunjang dengan kemajuan di bidang komunikasi dan informasi dalan era globalisasi ini telah menyebarkan
Lebih terperinciMengatasi Sisi Gelap Dunia Kripto
Mengatasi Sisi Gelap Dunia Kripto Oleh Christine Lagarde 13 Maret 2018 Alasan sama yang membuat aset-kripto sangat menarik adalah juga yang membuatnya berbahaya (istock oleh Getty Images). Baik saat nilai
Lebih terperinciTINJAUAN KRIMINOLOGI TERHADAP UPAYA INDONESIA AGAR TETAP BERADA DI LUAR DAFTAR NON-COOPERATIVE COUNTRIES AND TERRITORIES (NCCTs) TESIS
TINJAUAN KRIMINOLOGI TERHADAP UPAYA INDONESIA AGAR TETAP BERADA DI LUAR DAFTAR NON-COOPERATIVE COUNTRIES AND TERRITORIES (NCCTs) TESIS Oleh: NURUL ISTIQOMAH CONDROKIRONO NPM 0706307664 Diajukan Sebagai
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Buku Ali, H. Zainuddin, 2009, Metode Penelitian Hukum, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Buku Ali, H. Zainuddin, 2009, Metode Penelitian Hukum, Penerbit Sinar Grafika, Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit Rineka Cipta, Arrasjid,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kejahatan dirasa sudah menjadi aktivitas yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tindak pidana kejahatan dari hari ke hari semakin beragam. Tindak pidana kejahatan dirasa sudah menjadi aktivitas yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan
Lebih terperinciPada periode keempat ini Joint Parliamentary Commission berubah menjadi Mercosur Parliament yang secara resmi meminta delegasi dari tiap parlemen di n
BAB IV KESIMPULAN Regionalisme Mercosur merupakan regionalisme yang telah mengalami proses yang panjang dan dinamis. Berbagai peristiwa dan upaya negara anggotanya terhadap organisasi ini telah menjadikannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendekatan anti-money laundering pertama kali diperkenalkan Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) sejak dengan disahkannya Konvensi Wina tentang perdagangan gelap,
Lebih terperinciOleh : Putu Kartika Sastra Gde Made Swardhana Ida Bagus Surya Darmajaya. Bagian Pidana Fakultas Hukum Universitas Udayana
MEKANISME KERJASAMA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK) DAN INSTANSI TERKAIT DALAM PENYELIDIKAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG Oleh : Putu Kartika Sastra Gde Made Swardhana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi
Lebih terperinciIndonesia, G20 dan Komitmen Anti Korupsi
Indonesia, G20 dan Komitmen Anti Korupsi 1 OLEH: MAHENDRA SIREGAR WAKIL MENTERI PERDAGANGAN PADA ROUND TABLE DISCUSSION INDONESIA, G-20 DAN KOMITMEN ANTI-KORUPSI Diselenggarakan oleh INFID. Hotel Santika
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 3 /PBI/2010 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME PADA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK I. UMUM Dengan semakin
Lebih terperinciPertama-tama, perkenanlah saya menyampaikan permohonan maaf dari Menteri Luar Negeri yang berhalangan hadir pada pertemuan ini.
PAPARAN WAKIL MENTERI LUAR NEGERI NILAI STRATEGIS DAN IMPLIKASI UNCAC BAGI INDONESIA DI TINGKAT NASIONAL DAN INTERNASIONAL PADA PERINGATAN HARI ANTI KORUPSI SEDUNIA JAKARTA, 11 DESEMBER 2017 Yang terhormat
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia
BAB 5 KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini akan disampaikan tentang kesimpulan yang berisi ringkasan dari keseluruhan uraian pada bab-bab terdahulu. Selanjutnya, dalam kesimpulan ini juga akan dipaparkan
Lebih terperinciAPBN TAHUN 2008 PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN UU NO. 1 TAHUN
APBN TAHUN 2008 PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN UU NO. 1 TAHUN UNDANG UNDANG TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2008 ABSTRAK : Bahwa Anggaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, dimana tujuan dari pembangunan nasional itu sendiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea keempat tertulis bahwa salah satu tugas dari negara adalah mensejahterakan rakyat dengan pembangunan nasional,
Lebih terperinciPengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia
Pengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia Oleh : Indah Astutik Abstrak Globalisasi ekonomi merupakan proses pengintegrasian ekonomi nasional ke dalam sistim ekonomi global yang
Lebih terperinciRANCANGAN PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
47 RANCANGAN PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG I. UMUM Pembangunan rezim anti pencucian uang di Indonesia yang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA PENGESAHAN UNITED NATIONS CONVENTION AGAINST CORRUPTION, 2003 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : a. bahwa dalam rangka mewujudkan
Lebih terperinciPara Kepala Kepolisian, Ketua Delegasi, Para Kepala National Central Bureau (NCB),
Sambutan Y. M. Muhammad Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Umum Interpol Ke-85 Dengan Tema Setting The Goals Strengthening The Foundations: A Global Roadmap for International Policing
Lebih terperinciHUKUM PIDANA TRANSNASIONAL. Transnasional Internasional Dr. Trisno Raharjo, S.H. M.Hum.
HUKUM PIDANA TRANSNASIONAL Transnasional Internasional Dr. Trisno Raharjo, S.H. M.Hum. HUKUM PIDANA INTERNASIONAL Bassiouni (1986): suatu hasil pertemuan pemikiran dua disiplin hukum yang muncul dan berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hukum pidana bertujuan mengatur ketertiban dalam masyarakat, yang diwujudkan dalam fungsinya sebagai salah satu alat pengendalian sosial. Hal ini menentukan pengaturan
Lebih terperinciPeran Kelembagaan dalam Mitigasi Bencana di Indonesia. Oleh: Rudi Saprudin Darwis
Peran Kelembagaan dalam Mitigasi Bencana di Indonesia Oleh: Rudi Saprudin Darwis Pendahuluan Secara geografis, Indonesia berada di daerah rawan bencana; negara yang memiliki risiko gempa bumi lebih dari
Lebih terperinciPengertian Dasar & Jenisnya. Mata Kuliah Studi Keamanan Internasional. By Dewi Triwahyuni
Pengertian Dasar & Jenisnya Mata Kuliah Studi Keamanan Internasional By Dewi Triwahyuni Definisi : Keamanan (security) secara umum dapat diartikan sebagai kemampuan mempertahankan diri (survival) dalam
Lebih terperinciS I L A B U S. Jurusan/Program Studi : Ilmu Administrasi Negara : Organisasi dan Administrasi Internasional Kode : SAN 224 SKS : Teori: 2 Praktek: -
S I L A B U S Fakultas : Ilmu Sosial Jurusan/Program Studi : Ilmu Administrasi Negara Mata Kuliah : dan Administrasi Kode : SAN 224 SKS : Teori: 2 Praktek: - Semester : V Mata Kuliah Prasyarat : - Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Australia begitu gencar dalam merespon Illegal, Unreported, Unregulated Fishing (IUU Fishing), salah satu aktivitas ilegal yang mengancam ketersediaan ikan
Lebih terperinciBagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL
Bagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL 1 2 BAB I Memahami Ekonomi Politik Internasional A. Pendahuluan Negara dan pasar dalam perkembangannya menjadi dua komponen yang tidak terpisahkan.
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG PENGESAHAN PROTOCOL AGAINST THE SMUGGLING OF MIGRANTS BY LAND, SEA AND AIR, SUPPLEMENTING THE UNITED NATIONS CONVENTION AGAINST TRANSNATIONAL
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENUGASAN WAKIL PRESIDEN MELAKSANAKAN TUGAS PRESIDEN
PENUGASAN PENUGASAN WAKIL PRESIDEN KEPPRES NO. 1 TAHUN KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENUGASAN WAKIL PRESIDEN MELAKSANAKAN TUGAS PRESIDEN ABSTRAK : - bahwa untuk menjaga lancarnya pelaksanaan pemerintahan
Lebih terperinciGUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 3 /PBI/2010 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME PADA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciRESOLUSI DEWAN KEAMANAN PBB 1718 (2006), Rekomendasi 7 FATF (2016), dan PERATURAN BERSAMA PEMBEKUAN ASSET (2017)
RESOLUSI DEWAN KEAMANAN PBB 1718 (2006), Rekomendasi 7 FATF (2016), dan PERATURAN BERSAMA PEMBEKUAN ASSET (2017) Oleh: Muhsin Syihab Plt. Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Agustus 2017 Senjata
Lebih terperinciBAB IV KEBIJAKAN SEKURITISASI PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGANI PERMASALAHAN IMIGRAN ILEGAL
BAB IV KEBIJAKAN SEKURITISASI PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGANI PERMASALAHAN IMIGRAN ILEGAL Isu imigran ilegal yang terus mengalami kenaikan jumlah di Indonesia yang juga turut menimbulkan dampak tersendiri
Lebih terperinciREZIM ANTI PENCUCIAN UANG DI INDONESIA
REZIM ANTI PENCUCIAN UANG DI INDONESIA PENCUCIAN UANG? PENCUCIAN UANG Upaya untuk menyembunyikan/menyamarkan harta kekayaan dari hasil tindak pidana sehingga harta kekayaan tersebut seolah-olah berasal
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
No. 5302 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PERBANKAN BI. Program. Anti Pencucian Uang. Pendanaan. Terorisme. Penyelenggaraan Jasa. Selain Bank. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Lebih terperinciPertemuan V : Perspektif Teoritis Regionalisme. Diplomasi HI di Kawasan Asia Pasifik Sylvia Octa Putri, S.IP
Pertemuan V : Perspektif Teoritis Regionalisme Diplomasi HI di Kawasan Asia Pasifik Sylvia Octa Putri, S.IP Mengapa teori menjadi penting? Teori adalah pernyataan yang dibuat untuk menjawab pertanyaan
Lebih terperinci2 lembaga keuangan mikro, dan lembaga pembiayaan ekspor sebagai Pihak Pelapor; dan 2. menyatakan advokat, notaris, pejabat pembuat akta tanah, akuntan
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI HUKUM. Pidana. Pencucian Uang. Pihak Pelapor. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 148). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I KEUANGAN. Daerah Pabean Indonesia. Uang Tunai. Instrumen Pembayaran Lain. Pembawaan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 366). PENJELASAN ATAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem keuangan dari setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem keuangan dari setiap negara. Bank adalah lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi orang perseorangan, badan-badan usaha
Lebih terperinci2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi telah menjadi fenomena yang terjadi secara global yang cukup mempengaruhi tatanan dunia hubungan internasional dewasa ini. Globalisasi merupakan proses
Lebih terperinciBAB V. Kesimpulan. Identitas ini menentukan kepentingan dan dasar dari perilaku antar aktor. Aktor tidak
BAB V Kesimpulan Identitas sebuah negara memegang peranan besar dalam proses hubungan antar negara. Identitas ini menentukan kepentingan dan dasar dari perilaku antar aktor. Aktor tidak memiliki kepentingan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DALAM BAYANG-BAYANG STANDAR INTERNASIONAL
UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DALAM BAYANG-BAYANG STANDAR INTERNASIONAL Oleh : Dr. Yunus Husein, S. H., LL. M Pendahuluan Setelah melewati review yang dilakukan oleh negara-negara yang tergabung
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI DAN/ ATAU SAKSI KORBAN TRANSNATIONAL CRIME DALAM PROSES PENEGAKAN HUKUM PIDANA
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI DAN/ ATAU SAKSI KORBAN TRANSNATIONAL CRIME DALAM PROSES PENEGAKAN HUKUM PIDANA Oleh: Ni Made Dwita Setyana Warapsari I Wayan Parsa Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciMATA KULIAH TEORI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL TEORI-TEORI AKTOR HI. Oleh : Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si
MATA KULIAH TEORI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL TEORI-TEORI AKTOR HI Oleh : Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si TEORI STATE CENTRIS TEORI TRANSNASIONAL CENTRIS TEORI GLOBAL CENTRIS TEORI STATE CENTRIS TEORI STATE
Lebih terperinci- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2...
PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11 / 28 /PBI/2009 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BAGI BANK UMUM UMUM Dengan semakin maraknya tindak pidana
Lebih terperinciI. UMUM. Perubahan dalam Undang-Undang ini antara lain meliputi:
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG I. UMUM Perkembangan dan kemajuan ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dampak negatif yang ditimbulkannya terhadap perekonomian suatu negara,
10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencucian uang sebagai suatu kejahatan yang berdimensi internasional merupakan hal baru di banyak negara termasuk Indonesia. Sebegitu besarnya dampak negatif
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Centre (INTRAC) memiliki kewenangan dalam membangun rezim pencucian
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada penjelasan bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. Dalam mencegah terjadinya tindak pidana pencucian, PPATK atau yang disebut sebagai
Lebih terperinciUPAYA PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DARI HASIL KEJAHATAN NARKOTIKA MELALUI UNDANG- UNDANG NO
.UPAYA PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DARI HASIL KEJAHATAN NARKOTIKA MELALUI UNDANG- UNDANG NO. 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN UNDANG- UNDANG NO. 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN
Lebih terperinciKERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN
LAPORAN PENELITIAN KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN Oleh: Drs. Simela Victor Muhamad, MSi.
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap orang sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa memiliki hak-hak asasi sesuai dengan
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
PPATK INTRAC RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2010-2014 Jl. Ir. H. Juanda No. 35, Telp. : 3850455, 3853922, Fax. :3856809, 3856826, Jakarta INTEGRITAS TANGGUNG JAWAB PROFESIONALISME PPATK KERAHASIAAN
Lebih terperinciDIPONEGORO LAW REVIEW Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013Online di
Kebijakan Hukum Pidana Pencucian Uang Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Anugerah Debryansyah Putera, Pujiyono*), Eko Soponyono Hukum
Lebih terperinciRealisme dan Neorealisme I. Summary
Realisme dan Neorealisme I. Summary Dalam tulisannya, Realist Thought and Neorealist Theory, Waltz mengemukakan 3 soal, yaitu: 1) pembentukan teori; 2) kaitan studi politik internasional dengan ekonomi;
Lebih terperinciEfektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang
PASAR BEBAS Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang Latar Belakang Integrasi ekonomi merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PENGESAHAN PROTOCOL TO PREVENT, SUPPRESS AND PUNISH TRAFFICKING IN PERSONS, ESPECIALLY WOMEN AND CHILDREN, SUPPLEMENTING THE UNITED NATIONS
Lebih terperinciINSTRUMEN INTERNASIONAL DI BIDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
INSTRUMEN INTERNASIONAL DI BIDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK Pada saat ini, ada beberapa organisasi internasional yang mencoba untuk mengatur teknologi informasi, diantaranya the United Nations
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENGESAHAN UNITED NATIONS CONVENTION AGAINST CORRUPTION, 2003 (KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA ANTI KORUPSI, 2003) DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PENGESAHAN PROTOCOL TO PREVENT, SUPPRESS AND PUNISH TRAFFICKING IN PERSONS, ESPECIALLY WOMEN AND CHILDREN, SUPPLEMENTING THE UNITED
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi hakikat profesinya menuntut agar bukan nafkah hidup itulah yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesi hukum termasuk didalamnya profesi Notaris, merupakan suatu profesi khusus yang sama dengan profesi luhur lainnya yakni profesi dalam bidang pelayanan kesehatan,
Lebih terperinciSTRUKTUR PEKERJAAN DAN STRUKTUR SOSIAL
UNIVERSITAS INDONESIA STRUKTUR PEKERJAAN DAN STRUKTUR SOSIAL SOSIOLOGI INDUSTRI DAN KETENAGAKERJAAN DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 AHMAD MUTSLA Z (1206240234) DETANIA SAVITRI (1206210534) FEBRYAN DWI PUTRA (1206210540)
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 20 /PBI/2010 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang melimpah membuat beberapa Negara di Eropa mempunyai niat untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Letak Asia Tenggara yang sangat strategis serta memiliki kekayaan alam yang melimpah membuat beberapa Negara di Eropa mempunyai niat untuk menguasai wilayah di Asia
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG PENGESAHAN PROTOCOL AGAINST THE SMUGGLING OF MIGRANTS BY LAND, SEA AND AIR, SUPPLEMENTING THE UNITED NATIONS CONVENTION AGAINST TRANSNATIONAL
Lebih terperinciANALISIS YURIDIS PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PPATK SEBAGAI INTELLIGENCE UNIT DALAM SISTEM PERBANKAN INDONESIA
TRANSPARENCY, Jurnal Hukum Ekonomi, Feb-Mei 2013 Volume I Nomor 2 ANALISIS YURIDIS PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PPATK SEBAGAI INTELLIGENCE UNIT DALAM SISTEM PERBANKAN INDONESIA Muammar Zia Nasution *) Bismar
Lebih terperinciPENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME
PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME I. UMUM Sejalan dengan tujuan nasional Negara Republik Indonesia sebagaimana
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA TENTANG KERANGKA KERJA SAMA KEAMANAN (AGREEMENT BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA
Lebih terperinciKEJAHATAN TRANSNASIONAL DI INDONESIA DAN UPAYA PENANGANANNYA. Penyunting Humphrey Wangke
KEJAHATAN TRANSNASIONAL DI INDONESIA DAN UPAYA PENANGANANNYA Penyunting Humphrey Wangke Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia 2011
Lebih terperinciPERSPEKTIF DAN UPAYA YANG DILAKUKAN DALAM PERJANJIAN BANTUAN TIMBAL BALIK MENGENAI TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERINGJ1
PERSPEKTIF DAN UPAYA YANG DILAKUKAN DALAM PERJANJIAN BANTUAN TIMBAL BALIK MENGENAI TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERINGJ1 0/eh: Dr. Yunus Husein 2 Pendahuluan Bagi negara seperti Indonesia yang
Lebih terperinciArsitektur Sistem Keuangan Nasional Berdasarkan UUD Oleh Dr.Ir. Fadel Muhammad Ketua Komisi XI, DPR RI
Arsitektur Sistem Keuangan Nasional Berdasarkan UUD 1945 Oleh Dr.Ir. Fadel Muhammad Ketua Komisi XI, DPR RI BIAYA PENYELESAIAN KRISIS SEKTOR PERBANKAN Diambil dari paper Anwar Nasution, Stabilitas Sistem
Lebih terperinciCut Nadia Diba Riski, Dian Ayu Victoria Septiana dan Eka Pradata FH UNS SURAKARTA ABSTRAK ABSTRACT
KORELASI KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK) DENGAN LEMBAGA PENGAWAS DAN PENGATUR (LPP) TERHADAP TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG Cut Nadia Diba Riski, Dian Ayu Victoria Septiana
Lebih terperinciPertemuan 6 ASPEK TINJAUAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI IT
Pertemuan 6 ASPEK TINJAUAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI IT Aspek Teknologi Semua teknologi adalah pedang bermata dua, ia dapat digunakan untuk tujuan baik dan jahat. Contoh teknologi nuklir dapat memberikan
Lebih terperinci1 BAB V: PENUTUP. 5.1 Kesimpulan
100 1 BAB V: PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menekankan pada proses penandatangan MoU Microsoft - RI. Proses tersebut tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui proses politisasi hak kekayaan intelektual
Lebih terperinciPENERAPAN YURISDIKSI NEGARA DALAM KASUS PEMBAJAKAN KAPAL MAERSK ALABAMA DI PERAIRAN SOMALIA. Oleh: Ida Ayu Karina Diantari
PENERAPAN YURISDIKSI NEGARA DALAM KASUS PEMBAJAKAN KAPAL MAERSK ALABAMA DI PERAIRAN SOMALIA Oleh: Ida Ayu Karina Diantari Putu Tuni Cakabawa Landra Made Maharta Yasa Program Kekhususan Hukum Internasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konteks hubungan internasional guna mengatasi berbagai masalah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peluang kerjasama dalam era globalisasi saat ini sangat diperlukan dalam konteks hubungan internasional guna mengatasi berbagai masalah dengan meningkatkan hubungan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Umum Rezim Internasional Anti Pencucian Uang. 1. Sejarah Rezim Internasional Anti Pencucian Uang
BAB II LANDASAN TEORI Guna mendukung referensi secara teoritis, dalam BAB ini selanjutnya akan disampaikan sejumlah teori-teori untuk mendukung berbagai argumentasi yang menjadi dasar dalam membangun penelitian
Lebih terperinciPERANAN HAKIM DALAM PENERAPAN PEMBALIKAN BEBAN PEMBUKTIAN DI PERSIDANGAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG. Oleh. I Gusti Ngurah Dhian Prismanatha
PERANAN HAKIM DALAM PENERAPAN PEMBALIKAN BEBAN PEMBUKTIAN DI PERSIDANGAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG Oleh I Gusti Ngurah Dhian Prismanatha Anak Agung Gede Oka Parwata Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciSILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH TEORI HUBUNGAN INTERNASIONAL. Oleh. Drs. Asep Setiawan MA
SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH TEORI HUBUNGAN INTERNASIONAL Oleh Drs. Asep Setiawan MA PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciTINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG ANDRI HELMI M, SE., MM HUKUM BISNIS
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG ANDRI HELMI M, SE., MM HUKUM BISNIS 1 DEFINISI PENCUCIAN UANG Apa? Upaya untuk menyembunyikan atau menyamarkan asul usul uang yang dihasilkan dari suatu tindakan kejahatan
Lebih terperinciCAKRAWALA HUKUM Perjalanan Panjang Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Oleh : Redaksi
CAKRAWALA HUKUM Perjalanan Panjang Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Oleh : Redaksi Diperlukan waktu yang relatif lama dalam upaya membentuk UU Informasi dan Transaksi
Lebih terperinciKETENTUAN RAHASIA BANK DAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG: SUATU ANALISIS YURIDIS
KETENTUAN RAHASIA BANK DAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG: SUATU ANALISIS YURIDIS TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciKEBIJAKAN FORMULASI HUKUM PIDANA TERHADAP JUSTICE COLLABORATOR DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA
KEBIJAKAN FORMULASI HUKUM PIDANA TERHADAP JUSTICE COLLABORATOR DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA Oly Viana Agustine, Eko Soponyono, Pujiyono*) lifeinlaaw@gmail.com Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum,
Lebih terperinciEVALUASI KERJASAMA UNODC DAN PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENGATASI PERDAGANGAN NARKOBA JENIS CRYSTALLINE METHAMPHETAMINE DI INDONESIA ( )
Journal of International Relations, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2016, hal. 44-51 Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jihi EVALUASI KERJASAMA UNODC DAN PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENGATASI PERDAGANGAN
Lebih terperinciJURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA
UPAYA JEPANG DALAM MENJAGA STABILITAS KEAMANAN KAWASAN ASIA TENGGARA RESUME SKRIPSI Marsianaa Marnitta Saga 151040008 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciBAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL
BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap persatuan dan kesatuan nasional, penegakan hukum dan penghormatan HAM
Lebih terperinciBAB 4 STRATEGI NASIONAL PEMERINTAH INDONESIA DALAM MEMBERANTAS PENCUCIAN UANG
BAB 4 STRATEGI NASIONAL PEMERINTAH INDONESIA DALAM MEMBERANTAS PENCUCIAN UANG Dalam bab ini peneliti akan memaparkan data-data yang ada dalam dokumen di PPATK mengenai rencana yang dimiliki oleh Pemerintah
Lebih terperinciTINJAUAN HUKUM PIDANA TERHADAP CARDING SEBAGAI SALAH SATU BENTUK CYBERCRIME
TINJAUAN HUKUM PIDANA TERHADAP CARDING SEBAGAI SALAH SATU BENTUK CYBERCRIME TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Ilmu Hukum Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL
BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap
Lebih terperinciDalam penerapan program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan
PRINSIP MENGENAL NASABAH BAGI PIALANG BERJANGKA P e r d a g a n g a n S e b a g a i S e k t o r Pe n g g e ra k Pe r t u m b u h a n d a n D aya Saing E ko n o mi, s erta Pencipta an Kemakmuran remarkable
Lebih terperinciPENGARUH FINANCIAL ACTION TASK FORCE ON MONEY LAUNDERING TERHADAP TERBENTUKNYA UNDANG-UNDANG PENCUCIAN UANG DI INDONESIA. Oleh: Rizky Armanda
PENGARUH FINANCIAL ACTION TASK FORCE ON MONEY LAUNDERING TERHADAP TERBENTUKNYA UNDANG-UNDANG PENCUCIAN UANG DI INDONESIA Oleh: Rizky Armanda Email: rizky_major@yahoo.co.id Pembimbing: Ahmad Jamaan, S.IP,
Lebih terperinciRESUME JURNAL ABSTRAKSI PENDAHULUAN
RESUME JURNAL Judul : Innovation, Entrepreneurship and Economic Growth Penulis : Miguel-Angel Galindo (Applied Economics, University of Castilla-La Mancha, Ciudad Real, Spain) Maria-Teresa Mendez-Picazo
Lebih terperinciUPAYA INDONESIA UNTUK KELUAR DARI DAFTAR NCCTs: KERJA KERAS YANG BERKELANJUTAN Oleh : Dr. Yunus Husein 1
UPAYA INDONESIA UNTUK KELUAR DARI DAFTAR NCCTs: KERJA KERAS YANG BERKELANJUTAN Oleh : Dr. Yunus Husein 1 Pendahuluan Tidak dapat dipungkiri bahwa inisiatif pembangunan rezim anti pencucian uang di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perorangan saja, akan tetapi juga bisa terdapat pada instansi-instansi swasta dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian dunia yang semakin menyatu dan meningkatnya interdependensi global seperti sekarang telah membuat sistem perekonomian nasional kita
Lebih terperinci