BAB IV HASIL PENELITIAN. Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN. Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele."

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum ObjekPenelitian Sejarah Kereta Api di Indonesia Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA di desa Kemijen, Jum at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV.NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Kemijen - Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang - Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara tumbuh de-ngan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 Km, tahun 1870 menjadi 110 Km, tahun 1880 mencapai 405 Km, tahun 1890 menjadi Km dan pada tahun 1900 menjadi Km. Selain di Jawa, pembangunan jalan KA juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan tahun 1922 di Sulawasi juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 Km antara 52

2 53 Makasar--Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya Ujungpandang - Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak - Sambas (220 Km) sudah diselesaikan.demikian juga di pulau Bali dan Lombok, pernah dilakukan studi pembangunan jalan KA. Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai Km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi km, kurang Iebih 901 Km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA di sana. Jenis jalan rel KA di Indonesia semula dibedakan dengan lebar sepur mm; 750 mm (di Aceh) dan 600 mm di beberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang ( ) sepanjang 473 Km, sedangkan jalan KA yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah - Cikara dan 220 Km antara Muaro - Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro - Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang mempekerjakan orang, diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro- Pekanbaru.

3 54 Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamir-kan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan KA yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA) mengambil alih kekuasa-an perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada tanggal 28 September 1945.Pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada di tangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperbolehkan campur tangan lagi urusan perkeretaapi-an di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI). Kemudian melalui peraturan pemerintah No.22/1963 tanggal 25 Mei 1963 status perkretaapian berubah dari DKA menjadi PNKA (Perusahaan Negara Kerta Api) pada tanggal 21 Mei 1964, dewan direksi menetapkan Hartono Wiriodintoro, SH sebagai direktur utama yang kemudian digantikan oleh Ir. Lian Thong tanggal 2 Juli 1966 dan digantikan lagi oleh H. Imam Soebarkah. Selanjutnya dengan peraturan pemerintah No. 61/1971,PNKA berubah status menjadi PJKA(Perusahaan Jawatan Kereta Api). Berdasarkan Kepres No.44 dan 45 tahun 1974 pasal 23, PJKA merupakan Unit Organisasi dalam lingkungan departemen perhubungan dimana kedudukan, fungsi, tugas dan susunan organisasinya diatur sendiri. Pada tahun 1978, jabatan Direktur Utama PJKA diserahkan dari Ir. Soermali kapada Ir. Pantiarso dan tahun 1981 digantikan oleh Ir.Soeharsono dan tahun 1989 digantikan oleh Ir. Harbani.

4 55 Kemudian berdasarkan peraturan pemerintah No.57 tahun 1990 (Lembaran Negara tahun 1990 No.82) PJKA berubah menjadi Perumka ( Perusahaan Umum Kereta Api) dengan tujuan meningkatkan hasil guna dan daya guna perusahaan, pada tahun 1991 Jabatan Direktur Visi dan Misi PT. Kereta Api Indonesia Visi Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders Misi Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar utama : keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan dan kenyamanan Budaya Perusahaan 1. Integritas Kami insan PT.Kereta Api Indonesia (Persero) bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai kebijakan organisasi dan kode etik perusahaan. Memiliki pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan dan etika tersebut dan bertindak secara konsisten walaupun sulit untuk melakukannya.

5 56 1. Professional Kami insan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki kemampuan dan penguasaan dalam bidang pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan, mampu menguasai untuk menggunakan, mengembangkan, membagikan pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan kepada orang lain. 2. Keselamatan Kami insan PT. Kerta Api Indonesia (Persero) memiliki sifat tanpa kompromi dan konsisten dalam menjalankan atau menciptakan system atau proses kerja yang mempunyai potensi resiko yang rendah terhada terjadinya kerugian. 3. Inovasi Kami insan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) selalu menumbuh kembangkan gagasan baru, melakukan tindakan perbaikan yang berkelanjutan dan menciptakan lingkungan kondusif untuk berkreasi sehingga memberikan nilai tambah bagi stakeholder. 4. Pelayanan Prima Kami insane PT. Kereta Api Indonesia (Persero) akan memberikan pelayanan yang terbaik yang sesuai dengan standar mutu yang memuaskan dan sesuai harapan atau melebihi harapan pelanggan dengan memenuhi 6 A unsur pokok: Ability (Kemampuan), Attitude (Sikap), Appearance (Penampilan), Attention (Perhatian), dan Accountability (Tanggung Jawab).

6 Logo Baru Sebuah desain logo merupakan perwakilan sebuah perusahaan yang akan menjadi pembeda visual dengan perusahaan lain. Adalah hal yang sangat penting untuk memiliki desain logo yang tepat untuk branding dan tujuan komunikasi yang bertindak sebagai identitas PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Desain logo yang telah ditetapkan dan dikembangkan oleh Tim Kreatif, telah memperhatikan seluruh aspek yang diperlukan dalam membuat desain logo produk sehingga logo tersebut dapat digunakan di berbagai media komunikasi unutk membantu pemegang produk dalam branding. Dimana hal ini sejalan dengan komitmen PT. Kereta Api Indonesia (Persero), kini dan mendatang, menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang focus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) senantiasa mengedepankan kinerja kelas dunia, pengalaman mendalam yang diiringi dengan pendekatan menyeluruh sebagai upaya kami memberikan layanan professional dan bernilai tambah sekaligus mempertahankan posisi sebagai yang terdepan di industri ini. Perubahan logo ini bukan sekedar hanya mengganti logo lama dengan logo yang baru, namun dibalik itu adalah harus terjadi perubahan perilaku insan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan

7 58 sehingga tercipta PELAYANAN PRIMA yang tetap menjaga kualitas keamanan dan kenyamanan para pelanggan. Pelanggan yang dimaksud terdiri dari pelanggan internal dan eksternal. Artinya, peran semua insan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah hal yang mutlak dalam berkolaborasi. Kecepatan dalam penyajian data dan support antar bagian haruslah dijadiakn satu system dalam mendukung Visi Persahaan dengan selalu mengedepankan Budaya 5 Nilai Utama yaitu penerapan implementasi Integritas, Profesionalitas, Keselamatan, Inovasi dan Pelayanan Prima. Dengan budaya ini tercermin bahwa seluruh Direksi dan Insan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dalam pelaksanaan tugasnya tidak hanya bertanggung jawab kepada Pemegang Saham (Negara), tetapi juga bertanggung jawab kepada Tyhan Yang Maha Esa Makna Logo 1. 3 garis melengkung melambangkan gerakan yang dinamis PT. KAI dalam mencapai Visi dan Misi nya garis warna orange melambangkan proses Pelayanan Prima ( Kepuasan Pelanggan) yang ditunjukan kepada pelanggan internal dan eksternal. Anak panah berwarna putih melambangkan nilai integritas yang harus dimiliki insan PT. KAI dalam mewujudkan Pelayanan Prima 3. 1 garis lengkung berwarna biru melambangkan semangat inovasi yang harus dilakukan dalam memberikan nilai tambah ke stakeholders.

8 59 (Inovasi dilakukan dengan semangat sinergi di semua bidang dan dimulai dari hal yang paling kecil sehingga dapat melesat) Slogan Perusahaan Anda Adalah Prioritas Kami Makna: Anda adalah pelanggan yang terdir dari pelanggan internal di dalam lingkungan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dan pelanggan elsternal di luar lingkungan PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Pelanggan harus menjadi perioritas dalam pencapaian pelayanan. Untuk mencapai pelayanan diperlukan kerjasama antar individu dan bagian Job Description Humas PT. Kereta Api Indonesia Berfungsi sebagai pengendali kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi fungsi kehumasan baik internal maupun eksternal antara lain pengelolaan website, company profile, penerbitan annual report serta pembentukan citra perusahaan dalam menunjang pelaksanaan usaha dan pengembangan strategi perusahaan. Ruang lingkup tugas Humas meliputi pengelolan informasi yang relevan untuk dipublikasikan kepada stakeholder guna menciptakan image positif perusahaan, memilah berdasarkan criteria informasi sesuai dengan ketetapan perusahaan, yaitu informasi strategis dan umum, penetapan pejabat yang berhak menyampaikan informasi dan mempublikasikan dengan media sebagai alat penyebaran informasi. Adapun Tugas Pokok dari Humas antara lain:

9 60 a. Merencanakan dan melaksanakan media monitoring 1) Dokumentasi media massa; 2) Pengelolaan website perusahaan. b. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan publikasi dan promosi 1) Peliputan berita kegiatan rutin maupun kegiatan nasional; 2) Penanganan berita; 3) Pembuatan kalender dan agenda tahunan; 4) Pembuatan Annual Report; 5) Pembuatan Company Profile; 6) Pembuatan brosur; 7) Pengelolaan bulletin dan majalah internal dan eksternal; 8)Pelaksanaan peliputan foto dan video kegiatan internal dan eksternal perusahaan. c. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan media relations, seperti: 1) Press Release; 2) Press Tour; 3) Press Conference; 4) Wawancara dengan media massa; 5) Kunjungan ke redaksi media massa; 6) Edukasi wartawan.

10 Struktur Organisasi Divisi Humas Sukendar Mulya Senior Manager Humas Daop 1 Jakarta Heni Junior Manager Humas (Eksternal) Jamaludin Junior Manager Humas (Internal) Asmat Arlina Zaman Tini Fachry Staff Humas I Staff Humas II Staff Humas Staff Humas IV 4.2 Hasil Penelitian Bab ini merupakan isi dari uraian penulis mengenai hasil penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian diperoleh berdasarkan wawancara mendalam (Indepth Interviews) dengan beberapa narasumber terkait yaitu: 1.) Bapak Sukendar Mulya, selaku Senior Manager Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1. 2.) Bapak Asmat, selaku Staff Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1. 3.) Bapak Agus, wartawan Koran kompas, 4.) Mba Desi, wartawan Koran media Indonesia.

11 Fact Finding (Pengumpulan Data) Pada proses fact finding praktisi PR terlebih dahulu mencari data dan fakta mengenai problem atau permasalahan yang dialami oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dalam kegiatan media relations. Berdasarkan wawancara mendalam kepada Senior Manager Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero), bahwa sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa sudah cukup baik dalam melakukan pelayanan terhadap masyarakat. Sehingga PT. Kereta Api Indonesia mendapatkan citra dan reputasi yang positif dari para stakeholdernya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh dukungan para media sebagai alat pembentuk opini masyarakat. Peneliti melihat bahwa PT. Kereta Api Indonesia (Persero) menganggap media massa sangat berperan penting dalam pembentukan citra perusahaan. Melalui pendekatan yang baik yang dilakukan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) kepada media membuat media lebih sering membuat berita / publikasi yang positif tentang PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Dengan begitu masyarakat dapat melihat kinerja perusahaan, sehingga terbentuk opini positif di masyarakat. Peran media massa salah satunya ditunjukan dengan pemberitaan tentang PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang meraih penghargaan The First Rank of CEO Choice Penghargaan semacam itu dapat diartikan sebagai salah satu dukungan media massa kepada PT. Kereta Api Indonesia (Persero), dengan cara mempublikasikan pemberian penghargaan, sehingga secara tidak langsung PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memperoleh publikasi yang positif mengenai perusahan, serta mendukung reputasi perusahaan.

12 63 Melihat begitu pentingnya peran media massa terhadap perusahan, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) harus tetap menjalankann hubungan baik dengan media. Hal ini terlihat dari pernyataan Bapak Sukendar Mulya selaku Senior Manager Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero), yaitu sebagai berikut: Media massa memiliki peran penting dalam usaha kami mempublikasi perusahaan kepada masyarakat. Karena dengan jangkauan yang luas, maka khalayak sasaran yang dituju dalam usaha mengkomunikasikan perusahaan agar menjadi luas cangkupannya. Selain itu media massa juga sangat berperan dalam membentuk citra positif perusahaan karena dalam pemberitaan-pemberitaan positif yang dimuat di media massa, akan berpengaruh terhadap peningkatan citra dan reputasi yang positif bagi perusahaan. 43 Pernyataan diatas juga dibenarkan oleh Bapak Asmat selaku Staff Humas PT. Kereta Api. Berikut petikan wawancaranya: Media memiliki peran yang sangat penting dalam membangun citra dan reputasi PT. Kereta Api Indonesia (Pereso). Melalui media, kami terus melakukan sosialisasi agar masyarakat semakin mengenal PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Melalui media pula, kami bisa mempublikasikan kepada masyarakat mengenai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dan menginformasikan perkembangan terbaru perusahan. 44 Melihat pentingnya peran media dalam membangun reputasi perusahaan, maka perusahaan memandang perlu menjaga hubungan dengan media agar tercipta hubungan timbal balik yang harmonis dan selaras sesuai kepentingannya masing- masing. Wartawan membutuhkan berita terakurat, sebaliknya perusahaan pun membutuhkan peran media untuk publikasi dan pemberitaan positif guna 43 In Dept Interview, Senior Manager Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Sukendar Mulya, 3 Juli In Dept Interview, Pelaksana Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Yos, 3 Juli 2013

13 64 meningkatkan citra dan reputasi yang baik bagi PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Mba Desi, wartawan Koran Media Indonesia menambahkan: Media berperan besar dalam meningkatkan citra perusahaan. Apabila tidak ada peran media,berarti segala bentuk informasi dan publikasi perusahaan sulit diketahui khalayak luas (masyarakat). Masukan dan informasi terbaru mengenai perusahaan menjad tidak terpantau dan khalayak tidak mengetahui perkembangan perusahaan. 45 PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan yang baik dan juga pengungkapan informasi di dalam perusahaan. Transparansi dalam menemkakan informasi kepada stakeholder sangat perlu dilakukan, maka PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sangat membutuhkan media sebagai perantara penyebaran informasi dan perkembangan perusahaan untuk meningkatkan citra dan membangun reputasi perusahaan. Selain itu dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa pada periode September Agustus 2013 terdapat pergantian posisi jabatan Senior Manager Humas dan Junior Manager Humas. Tetapi hal ini tidak merubah programprogram kerja yang dilakukan Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1. Secara keseluruhan program tersebut masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya, justru Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 akan lebih 45 In Depth Interview dengan wartawan media Indonesia, Mba Desi. 20 juli 2013

14 65 meningkatkan program-program kerja Humas agar lebih baik lagi. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Sukendar Mulya: Tidak ada perubahan program kerja humas, malah saya akan lebih meningkatkan dalam program-program kerja humas yang akan dilakukan agar lebih baik lagi Dalam melakukan kegiatan media relations selama periode September 2012 Agustus 2013, perusahaan berharap terbinanya hubungan yang baik dengan media massa, dapat tercipta kondisi saling pengertian antara perusahaan dan media massa. Serta keterlibatan media massa diharapkan dapat membawa dampak positif bagi perusahaan dan dapat lebih banyak membantu dalam memperkenalkan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) kepada public, Sehingga PT. Kereta Api Indonesia memiliki citra positif dimata masyarakat. Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta perlu lebih meningkatkan kinerja dalam membangun reputasi perusahaan agar mampu bertahan sebagai jasa transportasi yang paling diminati oleh masyarakat umum. Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta adalah mencari tahu bagaimana opini media massa terhadap perusahaan. Apakah media massa memberikan dukungan positif melalui banyaknya pemberitaan mengenai perusahaan, dan apakah kecendrungan pemberitaan tersebut bersifat positif, negative atau netral. Sehubungan dengan hal tersebut maka Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) mencari tahu kuantitas dan kecendrungan pemberitaan di media massa melalui kegiatan media monitoring. Peneliti menemukan bahwa berdasarkan hasil media monitoring pada tahun 2012 dan 2013 kecendrungan pemberitaan di media

15 66 massa adalah positif. Berikut adalah pernyataan yang diberikan oleh Bapak Asmat selaku Pelaksana Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 dalam wawancara. Sampai saat ini opini media terhadap PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sangat positif. Indikatornya adalah dengan banyaknya frekuensi publikasi berita yang positif mengenai PT. Kereta Api Indonesia (Persero), dan banyaknya jumlah wartawan yang hadir dalam kegiatan- kegiatan yang diadakan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Hal ini dapat terjadi karena PT. Kereta Api Indonesia (Persero) terus menerus membina hubungan baik dengan media. 46 Kecendrungan pemberitaan yang positif ini turut diakui oleh salah satu wartawan dari lembaga media massa cetak yang memberikan penjelasannya sebagai berikut: Kecendrungan pemberitaan di media mengenai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sepanjang periode Maret Maret 2013 adalah positif, PT. Kereta Api Indonesia banyak mengalami perkembangan dari berbagai hal, salah satunya yanitu peningkatan pelayanan kepada masyarakat. 47 Walaupun secara keseluruhan usaha membina hubungan baik dengan media massa sudah cukup baik, namun ada beberapa hal yang masih kurang menurut media massa. Berikut adalah petikan wawancara dengan salah satu wartawan Koran media Indonesia. Tidak begitu banyak kendala dalam mendapatkan informasi seputar PT. Kereta Api Indonesia, hanya terkadang ada beberapa narasumber yang sulit untuk di wawancarai karena padatnya jadwal kegiatan narasumber In Depth Interview, Pelaksana Humas PT. Kereta Api Indonesia, Bapak Asmat. 3 juli In Depth Interview, Wartawan Kompas, Bapak Agus. 11 Agustus In Depth Interview, Wartawan Media Indonesia, 20 Juli 2013

16 Perencanaan ( Planning) Untuk mewujudkan kegiatan media relations, sebelumnya dibuat suatu perencanaan. Perencanaan merupakan bagian penting dalam mengelola media relations. Oleh karena itu perencanaannya harus dilakukan secara matang dengan memperhitungkan sumber daya yang dibutuhkan agar dapat memperoleh hasil akhir yang baik, sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Walaupun pada hasil penelitian diketahui bahwa reputasi PT. Kereta Api Indonesia sudah baik, namun reputasi tersebut harus tetap dibangun melalui manajemen dan strategi media relations yang baik agar media massa memberikan dukungan yang positif terhadap perusahaan dalam usahanya menjalankan visi dan misi kepada masyarakat. Peneliti menilai bahwa manajemen media relations PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dilakukan dengan baik. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) mengacu pada teori strategi media relations yang sudah ada yaitu meliputi mengelola relasi, mengembangkan strategi (kegiatan liputan wartawan) dan mengembangkan jaringan. Peneliti juga telah mendapatkan data-data yang berkaitan dengan perencanaan strategi, taktik dan implementasi media relations yang dilakukan humas PT. Kereta Api Indonesia (persero). Kegiatan perencanaan diawali dengan penetapan tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan kegiatan media relations yang dilakukan oleh humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero), dalam rangka membangun reputasi perusahaan, sesuai dengan pernyataan Bapak Yos, selaku pelaksana media relations PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dibawah ini:

17 68 tujuan media relations yang di tetepkan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) diantaranya menciptakaan keaadaan saling pengertian dan hubungan silaturahmi yang erat anatara pihak perusahhan dengan media mempromosikan dan mensosialisasikan perusahhaan dan,menjaga citra dan repontasi perusahaan Strategi yang di lakukan pada periode September Agustus 2013 dalam rangka mencapai tujuan media relations yang telah di tetapkan, adalah menjalin hubungan baik dengan cara silaturahmi dengan wartawan secara personal guna menghasikan hubungan interpersonal yang kokoh serta menjalin komunikasi yang baik dengan cara memberikan kemudahan dan ketersediaan informasi bagi media masa. Strategi ini di lakukan agar tercipta hubungan harmonis antara perusahaann dengan media, yang pada akhirnya akan membuat perusahaan mendapatkan dukungan yang positif dari media massa dalam mengkomunikasikan visi dan misi perusahhaan kepada masyarakat sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan citra positif perusahaan. Berdasarkan perumusan strategi tersebut humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) menentukan taktik sebagai bentuk: 1. Memberikan akses informasi yang mudah bagi media massa. Strategi yang dikembangkan dalam praktik Media Relations PT. Kereta Api Indonesia (Persero) ini tentunya dengan membaca keinginan public dan karakter dari media itu sendiri. Sehingga dalam merumuskan strategi yang akan diterapkan dapat diterima oleh public maupun oleh media itu sendiri.

18 69 2. Tidak berbohong kepada media massa. Tidak memberikan informasi secara berlebihan dan tidak menutup-nutupi fakta yang ada. Ungkapan saja sesuai dengan keadaan sebenarnya. 3. Membangun dan memelihara kontak dengan media massa. Membina hubungan baik dengan berbagai media (nasional dan local). Saya selalu menjaga hubungan baik tersebut dengan melakukan pertemuan rutin (informal) dan meminta contact person, agar saya mudah menghubungi mereka. Serta mengembangkan secara terus menerus materi untuk media massa. Saya selalu berkoordinasi dengan bagian- bagian lain dalam perusahaan sehingga selalu mendapatkan informasi mutakhir. 4. Memposisikan manajemen puncak sebagai narasumber yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan media massa. 5. Menjalin pendekatan yang baik dengan wartawan secara personal. Seperti mengirim kartu ucapan selamat, baik kepada individu pers maupun lembaganya (penerbit) yang sedang berulang tahun, selamat hari raya, tahun baru dan sebagainya. Sebagai tanda penuh perhatian agar hubungan terpelihara dengan baik. 6. Tidak melakukan praktik-praktik yang kurang etis dalam mencapai publikasi yang maksimal di media massa. Dimensi etis tidak boleh diabaikan. Memang tujuan bisa dicapai dengan mengabaikan etika. Tetapi, salah satu sisi penting kegiatan Public Relations adalah etika. Karena itu, pertimbangan etis selalu menjadi perhatian. Integritas seorang Public Relations sejati tidak terletak dalam kemampuannya

19 70 mengembangkan strategi atau taktik apapun dalam mencapai tujuan, melainkan justru terletak pada komitment untuk menjalankan kegiatan Public Relatons secara etis. Satu hal yang kiranya penting diperhatikan manakala mengembangkan strategi ini adalah dimensi etis. Karena inilah kita bisa melahirkan praktik yang bermartabat, menjadi relasi dan komunikasi demi keuntungan bersama. Mengenai pemilihan taktik tersebut, Staff Humas PT. Kereta Ap Indonesia (Persero) memberikan penjelasannya sebagai berikut: Taktik tersebut dipilih karena dengan menyediakan informasi yang baik kepada media massa dan menjalin silaturahmi dengan wartawan secara personal, apalagi melakukannya dengan etis diharapkan tercipta keadaan saling pengertian dan silaturahmi yang erat antara pihak perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai 49 Setelah taktik dirumuskan, maka langkah selanjutnya yang dilakukan oleh Staff Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah merencanakan suatu bentuk implementasi hubungan baik dengan media. Implementasi tersebut adalah dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan media relations baik formal maupun informal guna menjaga hubungan baik dengan media. Implementasi tersebut diaplikasikan dalam sebuah rancangan kegiatan perencanaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan media relations yang dilakukan selama periode satu tahun. Dalam implementasi, terdapat berbagai tahapan mengenai inisiatif-inisiatif apa saja yang akan dilakukan oleh Staff Humas PT. Kereta Api Indonesia dalam melaksanakan media relations, beserta dengan target waktu pelaksanaan dari kegiatan tersebut. Kemudian hasilnya akan disetujui oleh Senior Manager Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero). 49 In Depth Interview, Staff Humas PT. Kereta Api Indonesia, Bapak Asmat, 3 Juli 2013

20 71 Dalam hal implementasi strategi dan taktik media relations, peneliti menemukan bahwa Staff Humas melakukan perencanaan bagaimana kegiatan-kegiatan media relations akan dilakukan. Dalam proses perencanaan tersebut, Staff Humas melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Menentukan tujuan kegiatan Tujuan sebuah kegiatan media relations ditetapkan mengacu kepada tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Dalam hal ini adalah pembentukan citra positif. 2. Membuat konsep kegiatan, yang terdiri dari hal-hal sebagai berikut: a. Tema kegiatan b. Khalayak sasaran c. Waktu dan tempat pelaksanaan d. Pesan yang akan disampaikan e. Komunikator 3. Menentukan sumber daya manusia 4. Mengajukan ke pihak Direksi 5. Mengadakan kerjasama dengan pihak-pihak terkait 6. Melakukan persiapan pelaksanaan acara Satu hal yang menjadi bagian penting dalam menentukan konsep kegiatan dari sebuah khalayak sasaran. Peneliti menemukan bahwa khalayak sasaran dari sebuah kegiatan media relations yang dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dipilih sesuai dengan tema kegiatan yang dilakukan. Berikut penjelasan dari Bapak Asmat:

21 72 Dalam setiap kegiatan yang melibatkan liputan media, maka pemilihan khalayak (media) didasarkan pada khalayak dari kegiatan itu sendiri. Misalnya kegiatan yang dilaksanakan adalah kegiatan sosialisasi produk terbaru PT. Kereta Api Indonesia (Persero), maka media yang diundang adalah media-media yang target pembacanya berkaitan erat dengan PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Namun ada beberapa media cetak maupun media elektronik yang selalu diundang oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dalam setiap kegiatan apapun yang dilakukan. 50 Sementara itu kegiatan yang bersifat mempererat hubungan baik, misalnya acara buka puasa bersama di Bulan Ramadhan, acara halal bihalal setelah lebaran, pertandingan olahraga, dan lain-lain. PT. Kereta Api Indonesia banyak mengundang media cetak maupun media elektronik yang memiliki target khalayak yang sesuai. Pemilihan media tersebut disertai harapan agar setiap kegiatan media relations yang dilakukan akan mendapatkan publikasi yang maksimal dan akan memudahkan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dalam bekerjasama dengan media-media tersebut di massa yang akan dating. Namun menurut Staff Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero), ada beberapa media yang selalu di undang dalam setiap kegiatan apapun yang dilakukan, Bapak Asmat menjelaskan sebagai berikut: Ada beberapa media yang selalu diundang dalam setiap kegiatan apapun yang dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia, diantaranya media cetak Koran Kompas, Bisnis Indonesia, dan warta kota. Alasannya karena mereka telah memiliki hubungan baik dengan perusahaan sehingga dianggap perlu diundang dalam setiap kegiatan. 51 Dalam merencanakan waktu kegiatan acara, Staff Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sangat menyesuaikan dengan jadwal kegiatan Direksi. Hal ini 50 In Depth Interview, Staff Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero), Bapak Asmat. 3 Juli Ibid

22 73 tentu sangat wajar, karena dalam setiap kegiatan media relations yang dilakukan, Direksi menjadi komunikatornya. Namun sebagai alternatifnya ada pihak-pihak yang diperbolehkan mewakili perusahaan, sesuai dengan ketetapan manajemen, yaitu Vice President (VP), Senior Manager (SM) dan Junior Manager (JM), baik yang berada di kantor pusat maupun regional. Penetapan narasumber alternative ini dilakukan sebagai strategi antisipasi apabila Direksi sebagai narasumber utama dalam setiap kegiatan media relations yang dilakukan, tidak dapat hadir karena satu dan lain hal yang mendesak. Seperti kita ketahui pada perusahaan apapun, terkadang ada hal-hal yang bersifat mendesak dan harus lebih diutamakan oleh Direksi. Namun kondisi tersebut tidak boleh menjadi alasan tidak berjalannya kegiatan media relations yang diselenggarakan. Oleh karena itu Staff Humas mempersiapkan strategi alternative dalam penyediaan narasumber. Tentunya hal ini tetap memperhitungkan kapabalitas dari setiap pejabat yang ditunjuk, dan memberikan batas kebebasan bicara atas materi yang disampaikan, sesuai dengan kesepakatan pejabat-pejabat terkait secara internal sebelumnya Komunikasi (Communicating) Berdasarkan rencana awal yang telah ditetapkan, maka langkah selanjutnya yang perlu dilakukan Staff Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 adalah pengkomunikasian atau pelaksanaan kegiatan. Berdasarkan penelitian, peneliti menemukan bahwa selama periode September 2012-Agustus 2013, PT. Kereta Api Indonesia telah melakukan kegiatan-kegiatan media relations sebagai berikut:

23 74 No Kegiatan Frekuensi Waktu 1 Media monitoring Setiap hari Setiap hari 2 Advertorial 2 kali Januari, April 3 Kunjungan media ( Indosiar, 3 kali Februari, Mei, Juli SCTV, RCTI, dan ANTV) 4 Buka Puasa bersama rekan media 1 kali Agustus 5 Membuat Press Release 3 kali Maret. Juni, Juli 6 Press Conference 4 kali Januari, maret, mei, September 7 Liputan wartawan Setiap hari Setiap hari Dapat kita lihat dari daftar kegiatan-kegiatan media relations yang dilakukan, bahwa implementasi dari strategi media relations di PT. Kereta Api Indonesia memang lebih menitikberatkan kepada kegiatan-kegiatan yang bersifat liputan langsung dari wartawan atau media. Sementara itu untuk kegiatankegiatan yang bersifat silaturahmi tetap dilaksanakan walaupun frekuensinya tidak banyak. Maka dengan demikian, hal penting yang harus diperhatikan adalah persiapan materi publikasi dalam bentuk press release. Dalam setiap kegiatan yang diadakan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1, Staff Humas mengirimkan press release untuk berbagai media cetak. Press release ini di buat oleh Staff Humas di bawah pengawasan Senior Manager Humas dan disetujui oleh Direksi. Pembuatan press release ini dilakukan dengan mengacu kepada

24 75 kaidah jurnalistik dengan menekankan pada unsur 5W+1H (What, When, Where, Who, Why dan How). Kaidah tersebut penting untuk diperhatikan karena seringkali media massa menerima siaran pers yang layak muat karena memiliki nilai jurnalistik, namun tidak sedikit pula yang terpaksa masuk keranjang sampah karena tidak memiliki nilai berita. Hal ini pun sangat di sadari oleh Staff Humas, sehingga dalam pembuatan press release, Staff Humas mengerahkan keterampilan menulis agar apa yang dipublikasikan dapat dimuat oleh media massa. Pengiriman Press Release dilakukan dengan tujuan untuk mengarahkan pemberitaan media agar tidak melenceng dari materi kegiatan. Selain itu Press Release juga dikirimkan karena terkadang dari media yang diundang, yang hadir hanyalah wartawan foto, bukan wartawan tulis, sehingga Press Release menjadi sangat dibutuhkan guna penulisan berita, atau ketika kegiatan yang diadakan berlangsung di daerah luar kota, namun karena PT. Kereta Api Indonesia tetap membutuhkan publikasi secara nasional, maka Press Release dikirimkan kepada media-media nasional sebagai materi publikasi. Selain kegiatan yang bersifat liputan dengan wartawan, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) juga rutin melakukan pengembangan jaringan. Hal ini terlihat dari pernyataan Bapak Asmat sebagai berikut: Selain menjalin hubungan baik dengan institusi media yang terpenting adalah menjalin hubungan baik secara informal dengan pekerja media massa di lapangan, saya rutin melakukan kontak pribadi dengan pihak media terutama pers media itu sendiri, hal itu dilakukan demi menjaga hubungan baik dengan mereka, pembicaraan tidak hanya seputar profesi, akan tetapi saya sering menghubungi mereka diluar konteks tersebut, seperti menanyakan kabar,

25 76 mengucapkan selamat ulang tahun, hari raya dan sebagainya yang bersifat lebih menjalin kedekatan emosional dan kekeluargaan. 52 Selain untuk lebih meningkatkan hubungan baik dengan media massa, Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) juga mengadakan Press Gathering, yaitu kegiatan liburan ke suatu tempat bersama rekan-rekan media massa, kegiatan ini juga dapat dimanfaatkan untuk membicarakan mengenai perkembangan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dan menambah keakraban diantara PT. Kereta Api Indonesi (Persero) dengan media massa. Pada kenyataannya dalam publikasi kegiatan yang bersifat liputan dengan wartawan seperti Press Release, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sangat intens dalam membina hubungan dengan media, baik media cetak maupun elektronik local dan nasional. Karena hal ini penting dilakukan dalam mengembangkan dan mengelola hubungan dengan media untuk membangun reputasi perusahan. Pada pelaksanaan kegiatan media relations, yang menjadi penanggungjawabnya adalah Staff Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Hal ini sesuai dengan job descriptions fungsi tersebut, dimana seluruh kegiatan yang berhubungan dengan dengan media massa, menjadi tanggung jawab dari Staff Humas. Berikut ini adalah pejelasan Bapak Asmat mengenai hal ini: Seluruh kegiatan media relations dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan penanggung jawab pelaksanaan kegiatan yaitu Staff Humas, dan dibantu oleh pihak-pihak terkait. Pada saat pelaksanaan kegiatan, dilakukan pengawasan oleh Senior Manager Humas untuk menjaga agar pelaksanaan kegiatan tidak melenceng dari rencana yang telah ditetapkan In Depth Interview, Staff Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Bapak Asmat. 3 Juli In Depth Interview, Staff Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero), Bapak Asmat, Juli 2013

26 77 Dalam pelaksanaan kegiatan media relations, perlu ada pengawasan guna memastikan agar acara yang sedang dilaksanakan terorganisir dengan baik. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada beberapa kegiatan media relations yang dilakukan pada tahun 2012, peneliti menemukan bahwa proses pengawasan ini dilakukan secara internal atau tidak melibatkan pihak eksternal. Adapun yang menjadi penanggungjawab monitoring seluruh kegiatan media relations ini adalah Staff Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Berikut penjelasan Bapak Asmat mengenai proses monitoring kegiatan media relations: Hal-hal yang menjadi bagian dari proses media monitoring ini antara lain: a. Apakah undangan telah dterima dengan baik oleh media b. Mengecek apakah data-data terpublikasi yang dibutuhan sudah tersedia dengan baik c. Memonitor apakah jumlah media yang hadir sesuai dengan jumlah undangan yang disebar d. Memonitor ketepatan waktu sesuai dengan susunan acara yang telah dibuat. 54 Dari hasil penelitian, diperoleh data-data dan informasi mengenai kendalakendala yang seringkali terjadi dalam pelaksanaan kegiatan media relations. Kendala utama yang dihadapi Staff Humas adalah penyesuaian jadwal Direksi. Seperti yang telah diketahui, jadwal direksi sangat pada oleh, dan kadangkala pada waktu pelaksanaan kegiatan, ternyata perubahan jadwal Direksi disebabkan oleh sesuatu hal yang bersifat urgent. Hal ini tentu mengecewakan bagi media karena media akan lebih menghargai apabila komunikator kegiatan adalah pejabat yang memiliki kewenanangan maksimal atau berkedudukan tinggi. Kendala lain yang juga timbul adalah ketika dalam kegiatan-kegiatan yang diliput 54 In Depth Interview, Staff Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero), Bapak Asmat, Jul 2013

27 78 oleh wartawan, mereka membutuhkan data-data masih dalam kategori rahasia perusahaan, sehingga belum boleh dipublikasikan. Kendala yang ternyata juga dirasakan oleh media. Berikut adalah pernyataan wartawan Kompas, Bapak Agus mengenai hal ini: Saya kira kendalanya ada pada narasumber. Terkadang kami mengharapkan untuk mendapatkan informasi dari narasumber yang memiliki kewenangan tinggi. Namun seringkali terjadi narasumber yang bersangkutan jadwalnya sulit untuk dikompromikan. 55 Hal senada juga dirasakan oleh Mba Sari selaku wartawan dari media Indonesia. Berikut pernyataannya: Penyambutan dan penerimaan terhadap media oleh Humas sudah baik, namun alangkah lebih baik lagi jika narasumber pada kegiatan peliputan adalah orang yang memiliki kewenangan tinggi. Sehingga kami sebagai wartawan mendapatkan informasi yang lengkap dan jelas. 56 Untuk mengatasi kendala yang berkaitan dengan ketidakhadiran Direksi karena jadwal yang sangat padat, maka Staff Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) mengantisipasinya dengan cara mempersiapkan komunikator alternative, sesuai dengan criteria yang telah dijabarkan pada bagian sebelumnya. Dan langkah selanjutnya adalah dengan tetap membina hubungan baik dengan media massa melalui jalinan komunikasi yang baik dengan wartawan secara personal. Sementara itu untuk mengatasi kendala kedua, yakni terpublikasinya data-data yang masih menjadi rahasia perusahaan, PT. Kereta Api Indonesia akan menyediakan suatu berita yang baru bagi media guna mengalihkan sorotan media terhadap data tersebut. 55 In Depth Interview, Wartawan Kompas Bapak Agus, 11 Agustus In Depth Interview, Wartawan Media Indonesia Mba sari, 20 JUli 2013

28 79 Berdasarkan wawancara mendalam dengan lembaga media massa Kompas dan Media Indonesia, peneliti menemukan bahwa keseluruhan proses pelaksanaan kegiatan media relations dalam mengelola citra perusahaan ini ditanggapi cukup baik oleh lembaga media massa tersebut. Dalm penerapan kegiatan media relations, Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) selalu mengedepankan etika. Berikut penjelassannya: Kami cukup nyaman dalam menjalin hubungan dengan humas PT. Kereta Api Indonesia karena etikanya sangat baik, mulai dari ucapan sampai tindakan pun kami masih bissa melihat adanya suatu penerapan etika yang dilakukan oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Penilaian (Evaluating) Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti berhasil mendapatkan data-data dan informasi yang berkaitan dengan evaluasi atau pengukuran yang dilakukan Staff Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) terhadap kegiatankegiatan media relations yang dilakukan dalam mengelola citra perusahan selama periode September 2012-Agustus Evaluasi kegiatan media relations di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dilakukan melalui media monitoring. Media monitoring dilakukan untuk melihat seberapa banyak media massa yang memuat pemberitaan mengenai liputan kegiatan yang baru saja dilakukan oleh perusahaan, atau seberap banyak media massa yang memuat press release yang dikirim, dan bagaimana kecendrungan beritanya. Apakah kecendrungannya bersifat positif, negative atau netral. Selain itu media monitoring juga berfungsi untuk memantau apakah terdapat isu-isu yang bersifat negative dari media massa, dan apakah manajemen 57 In Depth Interview, Wartawan Media Indonesia, Mba Sari, 20 Juli 2013

29 80 perlu mengeluarkan klarifikasi terhadap berita tersebut. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa media monitoring merupakan salah satu bentuk langkah awal dalam mengidentifikasi isu yang berhubungan dengan perusahaan. Mekanisme pelaksanaan media monitoring ini dilakukan oleh Staff Humas PT. Kereta Api Indonesia, dan dibuat setiap hari dengan membuat laporan mengenai berita tentang PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang dimuat di media-media massa tersebut, dan bagaimana kecendrungannya. Media monitoring ini menjadi suatu alat evaluasi yang efektif karena dapat Menjadi indicator keberhasilan media relations yang dilakukan dilihat dari banyaknya pemberitaan yang dimuat di media massa berdasarkan banyaknya pemberitaan yang dimuat. Berdasarkan evaluasi melalui media monitoring media, peneliti menemukan bahwa selama ini yang dimuat di media massa mengenai perusahaan cendrung positif, dan apabila ada kegiatan-kegiatan dilaksanakan dengan melibatkan media massa, jumlah pemberitaan yang dimuat di media massa cukup banyak dan menunjukan kecendrungan yang positif. Berdasarkan media monitoring pada periode , Bapak Asmat mengatakan kegiatan media relations yang dilakukan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dinilai cukup berhasil karena mampu memenuhi target yang ditetapkan. Selain itu beliau juga mengatakan bahwa keberhasilan kegiatan media relations ditujukan oleh indicator lain. Berikut penjelasannya: Selama periode September 2012-Agustus 2013, kami melihat perbandingan wartawan yang diundang dan yang datang tidak pernah meleset jauh dari target. Sementara itu untuk jumlah pemberitaan di media massa meningkat dan kecendrungannya adalah positif. Berdasarkan media monitoring pada tahun

30 , kegiatan media relations yang dilakukan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dinilai cukup berhasil karena mampu memenuhi target yang ditetapkan. Hal ini membuktikan bahwa kegiatan media relations yang dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia cukup baik. 58 Kegiatan evaluasi tentu diharapkan dapat memberikan informasi mengenai Efektifitas suatu kegiatan. Dalam hal ini peneliti mencoba mencari tahu kegiatan media relations apakah yang paling efektif digunakan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Asmat, peneliti mendapatkan data-data sebagai berikut: Guna mendapatkan publikasi yang terarah, maka kegiatan media relations yang paling efektif adalah kegiatan-kegiatan liputan dengan wartawan untuk Press Release dan untuk menginformasikan mengenai perkembangan perusahaan, rutin melakukan kontak pribadi dengan media massa (informal), yakni dengan obrolanobralan tidak hanya seputar profesi, akan tetapi saya sering menghubungi mereka diluar konteks tersebut, seperti menanyakan kabar, mengucapkan selamat ulang tahun, hari raya dan sebagainya yang bersifat lebih menjalin kedekatan emosional dan kekeluargaan. Hal ini dilakukan demi menjaga hubungan baik dengan mereka. Diluar itu, kegiatan-kegiatan media relations lainnya bersifat membina atau menjaga hubungan baik agar perusahaan tetap mendapatkan dukungan yang positif dari media. 59 Evaluasi merupakan tahap akhir dari strategi media relations yang dilakukan dalam mengelola citra dan membangun reputasi perusahaan. Namun bukan berarti bahwa setelah evaluasi selesai dilaksanakan, tidak ada tindak lanjutnya. Dari penelitian, didapatkan informasi bahwa hasil dari evaluasi akan dijadikan sebagai dasar untuk membuat rencana kerja ditahun selanjutnya. 58 In Depth Inteview, Staff Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero), Bapak Asmat. 3 Juli In Depth Inteview, Staff Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero), Bapak Asmat. 3 Juli 2013

31 Pembahasan Pada sub bab ini, peneliti akan melakukan analisa berdasarkan data- data yang telah diperoleh dari hasil penelitian untuk memberikan gambaran mengenai kegiatan media relations dan strategi media relations yang dilakukan oleh humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta dalam membangun reputasi perusahaan. Berikut adalah pembahasannya: Strategi pada dasarnya merupakan kebijakan untuk mencapai tujuan yang kemudian dijabarkan ke dalam sebuah taktik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu strategi media relations merupakan sekumpulan kebijakan dan taktik yang sudah ditetapkan untuk mencapai tujuan kegiatan media relations pada khususnya, dan Humas pada khususnya dengan mengacu kepada tujuan organisasi. 60 Tujuan kegiatan humas merupakan penjabaran dari tujuan yang hendak dicapai organisasi, sehingga tujuan media relations pun akan terkait dengan tujuan organisasi tersebut. Dalam hubungannya dengan strategi media relations yang dilakukan PT. Kereta Api Indonesia (Persero), peneliti menemukan bahwa perusahan tersebut telah menetapkan suatu strategi media relations sebagai salah satu usaha untuk membangun reputasi perusahaan dimata khalayaknya. Strategi itu adalah menjalin hubungan baik dengan cara bersilaturahmi dengan wartawan secara personal guna menghasilkan hubungan interpersonal yang kokoh dan menjalin komunikasi yang baik dengan cara memberikan kemudahan dan ketersediaan informasi bagi media massa. 60 Yosal Iriantara, Op cit., hal. 89.

32 83 Strategi media relations ini menjadi suatu kebutuhan bagi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1, karena sebagai salah satu perusahaan penyedia jasa transportasi terbesar di Indonesia, PT. Kereta Api Indonesia sangat perlu untuk menjalin hubungan baik dengan media massa guna mendapatkan dukungan positif dalam mensosialisasikan visi dan misi perusahaan. Sosialisasi ini dibutuhkan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki pelayanan dan fasilitas yang terbaik untuk masyarakat. Strategi media relations ini menjadi penting untuk dilakukan karena perusahaan membutuhkan dukungan media massa sebagai pihak yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi opini public. Karena dikonsumsi oleh massa yang amat heterogen. Media massa pun mampu membentuk opini masyarakat dan membentuk citra pihak-pihak yang diberitakannya. 61 Karena media relations merupakan suatu bagian dari fungsi Humas, maka dalam pelaksanaan strategi media relations dilakukan melalui tahapan pokok pelaksanaan program kerja Humas, yakni pengumpulan data, perencanaan, komunikasi (pelaksanaan), dan evaluasi. Pengumpulan data menurut Matso dalam buku Onong Uchjana Effendy merupakan suatu kegiatan mendapatkan data dan fakta (fact finding) yang erat sangkut pautnya dengan pekerjaan yang akan dilakukan, dimana segala keterangan harus diperoleh selengkap mungkin Aceng Abdulah. Press Relations, Kiat berhubungan Dengan Media Massa. (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004 ) hal.4 62 Onong Uchjana Effendy, Human Relations dan Public Relations (Bandung: Mandar Maju, 1993), hal 124

33 84 Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan fakta bahwa di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1, Senior Manager Humas maupun Staff Humas berperan penting dalam menjalin hubungan dengan media. Segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan yang melibatkan media, menjadi tanggung jawab Senior manager Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1. Apabila dikaitkan dengan peranan Humas dalam suatu organisasi, maka Staff Humas berfungsi sebagai fasilitator komunikasi dan teknisi komunikasi. Serta bertindak sebagai mediator antara pihak manajemen dengan pihakk media massa, dan berfungsi sebagai jaornalist ini resident yang bertugas untuk menyediakan layanan transportasi. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa salah satu wewenang yang dimiliki oleh Senior Manager Humas adalah merumuskan strategi media relations guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun tujuan akhir dari perumusan strategi media relations ini adalah untuk mendapatkan dukungan dari media massa dalam mengelola citra perusahan dan membangun reputasi dimata masyarakat. Apabila dikaitkan dengan pendekatan penyusunan strategi Yang dikemukakan oleh Yosal Irianta, maka strategi media relations PT. Kerreta Api Indonesia (Persero) menggunakan pendekatan sasaranm dimana strategi disusun dengan terlebih dahulu menentukan tujuaj yang akan dicapai oleh perusahaan, lalu ditetapkan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan itu Yosal Irianta, op cit., hal. 54

34 85 Strategi media relations yang telah dirumuskan lalu diterapkan dalam bentuk taktik. Peneliti menemukan bahwa pada dasarnya pemilihan taktik ini didasarkan pada prinsip-prinsip menjalin hubungan baik dengan media massa sebagaimana yang dikemukakan oleh Frank Jefkins dan diterjemahkan oleh Daniel Yadin sebagai berikut: 1. Memahami dan melayani media 2. Membangun reputasi sebagai orang yang dapat dipercaya 3. Menyediakan salinan yang baik 4. Bekerjasama daam menyediakan materi 5. Menyediakan fasilitas verifikasi 6. Membangun hubungan personal yang kokoh 64 Untuk menyediakan media, Senior Manager Humas menyediakan kemudahan dan ketersediaan informasi bagi media massa. Satu prinsip yang dimiliki oleh Senior Manager Humas dalam melakukan taktik ini yakni tidak berbohong kepada media massa. Lebih baik mengatakan yang sejujurnya kepada media massa, namun jelaskan bahwa hal tersebut off the record. Memberikan kemudahan dan ketersediaan informasi bagi media massa ini termasuk didalamnya adalah menyediakan sainan yang baik bagi media massa, menyediakan fasilitas penyediaan informasi serta memposisikan manajemen puncak sebagai narasumber yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan media Frank Jefkins, op cit,. hal.116

BAB III PELAKSANAAN BATAS USIA PENSIUN PEGAWAI EKS DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DI PT.KAI. A. Profil Singkat PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

BAB III PELAKSANAAN BATAS USIA PENSIUN PEGAWAI EKS DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DI PT.KAI. A. Profil Singkat PT. Kereta Api Indonesia (Persero) BAB III PELAKSANAAN BATAS USIA PENSIUN PEGAWAI EKS DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DI PT.KAI A. Profil Singkat PT. Kereta Api Indonesia (Persero) 1. Sejarah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kehadiran kereta api

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAOP IV SEMARANG. 3.1 Sejarah Berdirinya PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)

BAB III GAMBARAN UMUM PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAOP IV SEMARANG. 3.1 Sejarah Berdirinya PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) BAB III GAMBARAN UMUM PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAOP IV SEMARANG 3.1 Sejarah Berdirinya PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Berdirinya PT. Kereta Api Indonesia (Persero) ditandai dengan pencangkulan

Lebih terperinci

BAB II. SEKILAS TENTANG PT. KERETA API (Persero) A. Sejarah Perkeretaapian Indonesia

BAB II. SEKILAS TENTANG PT. KERETA API (Persero) A. Sejarah Perkeretaapian Indonesia BAB II SEKILAS TENTANG PT. KERETA API (Persero) A. Sejarah Perkeretaapian Indonesia Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA didesa Kemijen Jumat tanggal

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan ( Sejarah Singkat Perusahaan) Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA di desa Kemijen, Jum'at tanggal

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. 57 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Perkeretaapian Indonesia Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama jalan KA di desa Kemijen, Jum at tanggal 17 Juni 1864

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM PT KERETA API INDONESIA

BAB III TINJAUAN UMUM PT KERETA API INDONESIA BAB III TINJAUAN UMUM PT KERETA API INDONESIA III.1 Sejarah Perusahaan Perkereta apian di Indonesia bermula dengan dibangunnya jalan rel sepanjang 26 km antara stasiun Kemijen dan Tanggung di Jawa Tengah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) organisasi, dan tugas dalam hal ini PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai

GAMBARAN UMUM PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) organisasi, dan tugas dalam hal ini PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai BAB II GAMBARAN UMUM GAMBARAN UMUM PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Bab dua berisi sejarah serta perkembangannya, visi, misi, struktur organisasi, dan tugas dalam hal ini PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah PT Kereta Api Indonesia (Persero) Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA di desa

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya PT Kereta Api Indonesia (Persero) Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. (Persero), logo organisasi, struktur organisasi PT Kereta Api Indonesia

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. (Persero), logo organisasi, struktur organisasi PT Kereta Api Indonesia BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN Pada bab II ini, peneliti mendeskripsikan mengenai konteks dari penelitian yang diteliti. Konteks penelitian pada penelitian ini adalah mengenai PT KAI (Persero).

Lebih terperinci

BAB II PROFIL OBJEK PENELITIAN

BAB II PROFIL OBJEK PENELITIAN BAB II PROFIL OBJEK PENELITIAN A. Profil PT Kereta Api Indonesia (Persero) Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA di Desa Kemijen, Jum'at tanggal 17

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Layanan Kereta Api di Stasiun Besar Tegal Viktorinus Singga Resi A

Rancang Bangun Sistem Layanan Kereta Api di Stasiun Besar Tegal Viktorinus Singga Resi A Rancang Bangun Sistem Layanan Kereta Api di Stasiun Besar Tegal Viktorinus Singga Resi A11.2008.04332 Program Studi Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro 2013 ABSTRAK Selama ini informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele.

BAB I PENDAHULUAN. Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA di desa Kemijen, Jum'at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kemajuan teknologi saat ini bisa dikatakan berkembang dengan sangat signifikan

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kemajuan teknologi saat ini bisa dikatakan berkembang dengan sangat signifikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Faktor kemajuan teknologi saat ini bisa dikatakan berkembang dengan sangat signifikan sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup manusia. Perkembangan teknologi merambah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAOP 6 YOGYAKARTA

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAOP 6 YOGYAKARTA BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAOP 6 YOGYAKARTA A. Gambaran sejarah dan Perkembangan Kereta Api Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PT. KERETA API INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM PT. KERETA API INDONESIA BAB II GAMBARAN UMUM PT. KERETA API INDONESIA (Persero) 2.1 Sejarah Singkat PT.Kereta Api Indonesia (Persero) Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA di desa Kemijen pada tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur

Lebih terperinci

BAB I PROFIL UMUM PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)

BAB I PROFIL UMUM PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) 1 BAB I PROFIL UMUM PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Kerja praktik yang telah dilaksanakan di PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) dipo tanah abang. Perusahaan ini bergerak

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PT. KAI (Persero) api atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat

BAB III DESKRIPSI PT. KAI (Persero) api atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat BAB III DESKRIPSI PT. KAI (Persero) Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kemunculan dan kehadiran Kereta Api (KA) di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan masalah pokok yang akan diteliti, yaitu Bagaimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan masalah pokok yang akan diteliti, yaitu Bagaimana 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan masalah pokok yang akan diteliti, yaitu Bagaimana Manajemen Media Relations Humas PT. Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 1 Jakarta dalam

Lebih terperinci

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN 2.1. PT. KERETA API PERSERO 2.1.1. Sejarah Perkeretaapian di Indonesia Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA di desa

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam penelitian ini, fokus penelitiannya adalah Pendekatan Media Relations Yayasan Puteri Indonesia dalam meningkatkan publisitas Puteri Indonesia. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM PT.KAI BANDUNG. Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan

BAB III TINJAUAN UMUM PT.KAI BANDUNG. Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan BAB III TINJAUAN UMUM PT.KAI BANDUNG 3.1 Profil PT.KAI Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA didesa Kemijen Jum'at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur

Lebih terperinci

BAB III DISKRIPSI PERUSAHAAN

BAB III DISKRIPSI PERUSAHAAN 22 BAB III DISKRIPSI PERUSAHAAN A. Sejarah PT Kereta Api Indonesia (Persero) Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA di desa Kemijen, Jum'at tanggal

Lebih terperinci

BAB I PROFIL UMUM PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)

BAB I PROFIL UMUM PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) BAB I PROFIL UMUM PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) 4.1 Sejarah Perkeretaapian Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA di desa Kemijen, Jum'at tanggal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang

BAB IV ANALISIS DATA. A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang 80 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang bermanfaat untuk menelaah data yang telah diperoleh dari beberapa informan yang telah dipilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi di instansi pemerintahan umumnya berisi tentang acara kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA MEDIA RELATIONS PEMERINTAH KOTA SURABAYA. berguna untuk menelaah semua data yang diperoleh peneliti.

BAB IV ANALISIS DATA MEDIA RELATIONS PEMERINTAH KOTA SURABAYA. berguna untuk menelaah semua data yang diperoleh peneliti. BAB IV ANALISIS DATA MEDIA RELATIONS PEMERINTAH KOTA SURABAYA A. Temuan Penelitian Hasil temuan penelitian adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna untuk menelaah semua data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategi komunikasi tidak hanya diartikan secara harafiah dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Strategi komunikasi tidak hanya diartikan secara harafiah dalam bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kecakapan berkomunikasi adalah hal yang wajib dimiliki oleh setiap orang. Komunikasi yang baik membawa konsekuensi pada peningkatan profesionalisme.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, mereka adalah komunitas, konsumen, pemerintah dan pers.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, mereka adalah komunitas, konsumen, pemerintah dan pers. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didalam menjalankan strategi komunikasi sangat tergantung dari faktor pendukung yang berada dibelakangnya, yaitu publik internal yang terdiri dari karyawan, pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada sebuah perusahaan bahwa tanggungjawab seorang public relations sangat diperlukan dengan tujuan membina hubungan yang baik dengan stakeholder termasuk dengan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. - Wawancara dengan pihak PT KA. - Survei lapangan serta pemotretan

BAB 2 DATA DAN ANALISA. - Wawancara dengan pihak PT KA. - Survei lapangan serta pemotretan BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Data-data yang ada diperoleh dari - Wawancara dengan pihak PT KA - Buku company-profile PT KA - Majalah REL - Arsip dan Buku Interen PT KA - Survei lapangan serta pemotretan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya transportasi sebagai salah satu disiplin ilmu pada era

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya transportasi sebagai salah satu disiplin ilmu pada era 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Munculnya transportasi sebagai salah satu disiplin ilmu pada era globalisasi disebabkan oleh keterbatasan fisik manusia dalam menjalankan segala aktivitas kehidupannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Era kompetisi yang kian ketat ini, setiap perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Era kompetisi yang kian ketat ini, setiap perusahaan dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Era kompetisi yang kian ketat ini, setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerja karyawanya dengan cara meningkatkan kualitas dan kuantitas. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU PT. KERETA API INDONESIA PERSERO. A. Tentang PT. Kereta Api Indonesia Persero

BAB III PRAKTEK PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU PT. KERETA API INDONESIA PERSERO. A. Tentang PT. Kereta Api Indonesia Persero BAB III PRAKTEK PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU PT. KERETA API INDONESIA PERSERO A. Tentang PT. Kereta Api Indonesia Persero 1. Sejarah PT. Kereta Api Indonesia Persero Laporan Tahunan PT. Kereta Api Indonesia

Lebih terperinci

Makalah Kreatif Fundamental Inovasi PT KAI

Makalah Kreatif Fundamental Inovasi PT KAI Makalah Kreatif Fundamental Inovasi PT KAI Kelompok : Infinity Muchammad Hatta Z. 44316110066 Martha Hasibuan 44316110047 Muhamad Resya 44316110093 Radhiatul Mardhiah 44316110053 Syofatila Meidi 44316110035

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Public Relations Sering masyarakat menganggap public relations identik dengan figur wanita cantik, menggambar senyum, melayani tamu dan tugasnya mempengaruhi orang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public relations atau humas merupakan suatu kebutuhan dalam masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya bergerak di dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA di desa Kemijen, Jum'at tanggal 17 Juni 1864 oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengukur kematangan ilmu yang didapat itu juga sangat perlu,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengukur kematangan ilmu yang didapat itu juga sangat perlu, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada setiap Universitas tentu tidak hanya mengandalkan kajian teori untuk ketercapaian ilmu yang diperoleh tetapi praktik juga diperlukan untuk mengukur kematangan ilmu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui Bagaimana Strategi Media Relations Humas SKK Migas Sebagai Sarana dan Komunikasi Publik, maka diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi/perusahaan. Maka dari itu perusahaan mencari SDM yang. berkualitas dan profesional untuk mendukung sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi/perusahaan. Maka dari itu perusahaan mencari SDM yang. berkualitas dan profesional untuk mendukung sebuah perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor penting dalam kegiatan perekonomian, karena SDM dipandang sebagai salah satu faktor produksi dalam usaha menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profil Tempat Kerja Praktek 2.1.1 Sejarah Instansi Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA didesa Kemijen Jum'at tanggal

Lebih terperinci

Strategi Humas Setda Kabupaten Kendal Dalam Menjalin Hubungan Baik Dengan Pers

Strategi Humas Setda Kabupaten Kendal Dalam Menjalin Hubungan Baik Dengan Pers Strategi Humas Setda Kabupaten Kendal Dalam Menjalin Hubungan Baik Dengan Pers TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Program Diploma III Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak terkait agar mendapat dukungan dari Stakeholders-nya sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak terkait agar mendapat dukungan dari Stakeholders-nya sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media internal merupakan salah satu sarana komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan berbagai informasi dari suatu organisasi kepada khalayak. Dalam berhubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Komunikasi Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan dalam Bahasa latin berasal dari kata Communicatus yang artinya berbagi atau menjadi milik bersama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi eksternal terdapat dua jalur dalam penerapannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi eksternal terdapat dua jalur dalam penerapannya, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi organisasi merupakan suatu sistem yang saling bergantung yang mencangkup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi eksternal terdapat

Lebih terperinci

11 Media Relations. Manajemen Isu dan Manajemen Krisis. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM. Public Relations. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

11 Media Relations. Manajemen Isu dan Manajemen Krisis. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM. Public Relations. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi Manajemen Isu dan Manajemen Krisis Modul ke: 11 Media Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pertemuan 11 Media Relations

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. program-program perusahaan. Dengan adanya Public Relations perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. program-program perusahaan. Dengan adanya Public Relations perusahaanperusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Public Relations saat ini sudah semakin maju, keberadaannya bagi sebuah perusahaan sangat diperlukan dalam menjalankan program-program perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi dalam kebijakan yang dirancang oleh PT Kereta Api Indonesia. membantu melancarkan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi dalam kebijakan yang dirancang oleh PT Kereta Api Indonesia. membantu melancarkan pembangunan nasional. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkereta apian Indonesia dihadapkan pada banyak masalah, seperti keterlambatan, dan adanya kecelakaan, percaloan, dan kurangnya sosialisasi dalam kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun lintas di Semarang (Kamijen), kembali perkeretaapian di Indonesia bernama Staatssporwegen/Verenigde

BAB I PENDAHULUAN. membangun lintas di Semarang (Kamijen), kembali perkeretaapian di Indonesia bernama Staatssporwegen/Verenigde BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT. Kereta Api (Persero) merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berkantor pusat di kota Bandung. PT. Kereta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media cetak dan elektronik dewasa ini sangat berkembang di dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media cetak dan elektronik dewasa ini sangat berkembang di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media cetak dan elektronik dewasa ini sangat berkembang di dunia terutama di Indonesia itu sendiri. Persaingan untuk menjadi media yang paling diminati di Indonesia

Lebih terperinci

WAWANCARA MENDALAM DENGAN MANAGER PUBLIC RELATIONS YAYASAN PUTERI INDONESIA. 1. Apa saja yang mencakup ruang lingkup pekerjaan PR YPI?

WAWANCARA MENDALAM DENGAN MANAGER PUBLIC RELATIONS YAYASAN PUTERI INDONESIA. 1. Apa saja yang mencakup ruang lingkup pekerjaan PR YPI? WAWANCARA MENDALAM DENGAN MANAGER PUBLIC RELATIONS YAYASAN PUTERI INDONESIA Public Relations 1. Apa saja yang mencakup ruang lingkup pekerjaan PR YPI? Ruang lingkup pekerjaan PR Yayasan Puteri Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sebagai lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dianggap tidak memiliki peran penting dan bisa dibilang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dianggap tidak memiliki peran penting dan bisa dibilang dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hubungan masyarakat memiliki peranan penting dalam keberlangsungan hidup suatu perusahaan, sekaligus harus mampu menjembatani dan mempertahankan citra positif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi pada dasarnya terjadi dalam setiap aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi pada dasarnya terjadi dalam setiap aspek kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi pada dasarnya terjadi dalam setiap aspek kehidupan manusia. Peristiwa komunikasi dapat terjadi tidak hanya antara manusia dengan manusia sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Sales and Marketing

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Sales and Marketing BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Wawancara 4.1.1.1 Wawancara terhadap Public Relations Executive dan Director of Sales and Marketing Ketika penulis mengajukan pertanyaan tentang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dalam perjalanan sejarahnya, angkutan kereta api di tanah air membuktikan peranannya yang berarti pada sektor perhubungan disamping menunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan melibatkan masyarakat umum atau khalayak luas, biasanya diperlukan kegiatan Media Relations ( Menjalin Hubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hal ini peranan media salah satunya ialah memenuhi informasi yang dibutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. hal ini peranan media salah satunya ialah memenuhi informasi yang dibutuhkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di zaman modern ini keterbukaan informasi publik sangat penting terutama untuk memenuhi kebutuhan informasi yang terus berkembang. Dalam hal ini peranan

Lebih terperinci

PROSES PENULISAN BERITA PROFIL PEGAWAI PADA TABLOID KONTAK DI PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)

PROSES PENULISAN BERITA PROFIL PEGAWAI PADA TABLOID KONTAK DI PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) 45 PROSES PENULISAN BERITA PROFIL PEGAWAI PADA TABLOID KONTAK DI PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) Dewi Winarni Susyanti 1) dan Lia Safitri Jurusan Administrasi Niaga- Politeknik Negeri Jakarta Email:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. eksternal yang bertujuan untuk membina hubungan harmonis. Humas dalam. mengenai perusahaan dan segala kegiatannya kepada khalayak.

BAB 1 PENDAHULUAN. eksternal yang bertujuan untuk membina hubungan harmonis. Humas dalam. mengenai perusahaan dan segala kegiatannya kepada khalayak. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan perkembangan dunia informasi sekarang ini, peranan Humas dalam sebuah organisasi sangat penting, baik dengan publik internal maupun eksternal yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media relations merupakan bagian dari public relations eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. Media relations merupakan bagian dari public relations eksternal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media relations merupakan bagian dari public relations eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Sekilas PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Sekilas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi 1.1.1 Sekilas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan Kereta Api

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele.

BAB II GAMBARAN UMUM PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. BAB II GAMBARAN UMUM PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) A. Sejarah Perkeretaapian Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA di desa Kemijen, Jum'at tanggal

Lebih terperinci

BAB III PROFIL INSTITUSI MITRA A. SEJARAH PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)

BAB III PROFIL INSTITUSI MITRA A. SEJARAH PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) BAB III PROFIL INSTITUSI MITRA A. SEJARAH PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Sejarah Perkeretaapian Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA di desa Kemijen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN III - 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sejarah Singkat Perusahaan Setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada tanggal 17 Agutus 1945, karyawan perusahaan kereta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Humas merupakan salah satu fungsi manajemen yang mengevaluasi opini, sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur suatu individu

Lebih terperinci

fleksibel dan reputasi yang baik untuk dapat bertahan dan bersaing. Karyawan

fleksibel dan reputasi yang baik untuk dapat bertahan dan bersaing. Karyawan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dunia perbankan yang semakin ketat menuntut setiap organisasi perbankan untuk memiliki keunggulan-keunggulan kompetitif, respons yang cepat, fleksibel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Sejarah PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Sejarah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 Sejarah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PT KERETA API INONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI VI YOGYAKARTA

BAB III DESKRIPSI PT KERETA API INONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI VI YOGYAKARTA BAB III DESKRIPSI PT KERETA API INONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI VI YOGYAKARTA A. Sejarah PT Kereta Api Indonesia (Persero) Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menjadi fokus dalam penelitian ini. Kesimpulan-kesimpulan ini meliputi

BAB V PENUTUP. menjadi fokus dalam penelitian ini. Kesimpulan-kesimpulan ini meliputi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari berbagai data dan fakta yang sudah diperoleh dari lapangan dan dikonfirmasikan dengan teori-teori yang menjadi acuan peneliti, dengan demikian dapat diperoleh beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagaimana kita ketahui, bahwa saat ini sebagian besar aspek kehidupan manusia tidak terlepas dari proses komunikasi dan komunikasi tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. untuk menelaah data yang telah diperoleh dari beberapa informan yang telah dipilih

BAB IV ANALISA DATA. untuk menelaah data yang telah diperoleh dari beberapa informan yang telah dipilih BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang bermanfaat untuk menelaah data yang telah diperoleh dari beberapa informan yang telah dipilih selama

Lebih terperinci

: Aji prakoso : 1B : ILMU KOMUNIKASI

: Aji prakoso : 1B : ILMU KOMUNIKASI EFEKTIVITAS PERAN HUMAS PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DALAM MENJAGA HUBUNGAN BAIK ANTAR KARYAWAN ( Studi kasus PT. Kereta Api Indonesia DAOP I Jakarta) Nama NPM PRODI : Aji prakoso : 1B815829 : ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat. Seiring dengan hal tersebut maka pemerintah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat. Seiring dengan hal tersebut maka pemerintah sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan informasi yang semakin bergerak maju pada era globalisasi saat ini menjadikan pemahaman akan pentingnya keberadaan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

Teknik Reportase dan Wawancara

Teknik Reportase dan Wawancara Modul ke: 01Fakultas FIKOM Teknik Reportase dan Wawancara Media Dan Humas (Pengantar Teknik Reportase dan Wawancara) Mintocaroko. S.Sos. Program Studi HUMAS Latar Belakang Public Relations merupakan salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan sebuah cara yang dilakukan untuk mencapai persamaan makna melalui pesan dari komunikator ke komunikan, adapun penyampaian pesan tersebut disampaikan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 PROSES PELAKSANAAN UMUM 3.1.1 KEDUDUKAN HUMAS DAN FUNGSI DALAM STRUKTUR ORGANISASI (FUNGSIONAL) Gambar 2.6 Struktur pusat informasi dan humas Sumber : www.kemenag.go.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian orang menganggap organisasi sebagai suatu objek yang menyenangkan dan menarik. Tujuan utama organisasi adalah untuk memahami organisasi dengan mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari analisa keadaan dan pembahasan yang sudah dijelaskan pada BAB III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris aktivitas Public Relation

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM HUBUNGAN MEDIA BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN UMUM HUBUNGAN MEDIA BAB I PENDAHULUAN 5 2012, No.337 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM HUBUNGAN MEDIA DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHUAN A. Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu publik eksternal public relations adalah media. Media memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu publik eksternal public relations adalah media. Media memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu publik eksternal public relations adalah media. Media memiliki peranan yang ampuh dalam menyebarkan informasi kepada khalayak. Membina hubungan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bermasyarakat atau dimana saja manusia

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bermasyarakat atau dimana saja manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Komunikasi merupakan salah satu aktivitas dasar manusia, dengan adanya proses komunikasi manusia dapat saling berhubungan saru dengan lainnya baik dalam kehidupan

Lebih terperinci

Etika Profesi Public Relations

Etika Profesi Public Relations Modul ke: Etika Profesi Public Relations KESALAHAN ETIKA Fakultas FIKOM Syerli Haryati, S.S, M.IKom Program Studi Public Relations Kesalahan Etika Modul 5 Syerli Haryati, SS. M.Ikom 0812-966 2614 Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT. KAI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT. KAI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah PT. KAI Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA didesa Kemijen Jum'at tanggal 17 Juni

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan Umum 3.1.1 Kedudukan Humas dan Fungsi Dalam Struktur Organisasi (Fungsional) Praktikan Dewi Aryanti Gambar 3.1 Struktur pusat informasi dan humas Sumber

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Profesi Humas. Edited by: Sumartono, S.Sos., MSI

Standar Kompetensi Profesi Humas. Edited by: Sumartono, S.Sos., MSI Standar Kompetensi Profesi Humas Edited by: Sumartono, S.Sos., MSI Di era globalisasi sekarang ini sebuah profesi harus memiliki muatan standar yang jelas Maka dari itu disusunlah Standar Kompetensi Public

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG DRAFT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. polytron, dan masih banyak lagi. Perusahaan - perusahaan tersebut, merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. polytron, dan masih banyak lagi. Perusahaan - perusahaan tersebut, merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sebuah perusahaan, untuk bisa mempertahankan eksistensinya dalam jangka waktu yang lama dan dapat terus dipercayai oleh konsumennya, tentulah tidak semudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Aktivitas manajemen pada setiap organisasi berhubungan dengan usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Aktivitas manajemen pada setiap organisasi berhubungan dengan usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas manajemen pada setiap organisasi berhubungan dengan usaha mengembangkan potensi dan memimpin seluruh tim (karyawan) dalam organisasi dalam satu kesatuan,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3.

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3. KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS Kuliah ke-3 1 The key words for PR Management function Planed Relationship Goodwill Understanding Acceptance Public

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Humas sebagai salah satu divisi dalam sebuah organisasi atau perusahaan sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dan informasi yang sentral. Usaha dalam bidang. serta guna memperoleh kualitas yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dan informasi yang sentral. Usaha dalam bidang. serta guna memperoleh kualitas yang baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasuki era globalisasi yang semakin berkembang pesat maka persaingan yang terjadi di dalam dunia telekomunikasi juga semakin meningkat. Hal ini membawa

Lebih terperinci