BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
|
|
- Utami Ida Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA IV. Analisa Geoteknik Analisa terhadap data tanah dimaksudkan untuk mengetahui sifat fisis dan sifat teknis dari tanah guna mengevaluasi dan memberikan rekomendasi penyelesaian permasalahan pada pondasi. Data tanah untuk jembatan Krasak II diambil dari daerah sekitar sungai Krasak. VI.. Hasil Penyelidikan Tanah. Pekerjaan Uji Bor dan SPT Pada pekerjaan bor, alat yang digunakan adalah bor mesin (Kano Boring). Bor mesin dilakukan sampai dengan total kedalaman 55 m atau mencapai kedalaman tanah dengan nilai N-SPT 50 untuk ketebalan tanah 3 m. Uji bor mesin dan SPT dilakukan di dua lokasi (titk BH- yaitu pada lokasi rencana pilar dan titik BH- yaitu pada lokasi rencana Abutmen). Lokasi pengujian bor mesin dapat dilihat pada gambar berikut : BH- BH- Gambar IV. Denah Lokasi Pengujian Bor Mesin changing the content, Perencanaan translate the Struktur submission Jembatan to any Rangka medium Baja or format Kali Krasak for the II purpose of preservation. The IV- author(s) or copyright
2 Hasil pengujian bor mesin tersebut adalah sebagai berikut: KEDALAMAN Tabel IV.. Hasil Pekerjaan Pengeboran Mesin BH- JENIS TANAH N-SPT Pasir halus kerakalan Pasir kasar kerakalan Pasir sedang Andesit Pasir sedang kerakalan Andesit Pasir halus kerakalan Pasir Halus Pasir Kasar Pasir halus lanauan Pasir halus Pasir sedang Batu pasir Pasir halus Batu pasir Pasir halus changing the content, Perencanaan translate the Struktur submission Jembatan to any Rangka medium Baja or format Kali Krasak for the II purpose of preservation. The IV- author(s) or copyright
3 Tabel IV.. Hasil Pekerjaan Pengeboran Mesin BH- KEDALAMAN 0.00 JENIS TANAH Pasir halus N-SPT Pasir kasar kerakalan Pasir sedang Pasir sedang kerakalan Pasir halus Pasir halus kerakalan Batu pasir Andesit Batu pasir Pasir sedang Pasir halus Batu pasir Pasir sedang kerakalan Penyelidikan Laboratorium Penyelidikan Laboratorium yang dilaksanakan meliputi pekerjaan sifat-sifat fisis (physical properties) dan sifat-sifat mekanis tanah (mechanical properties).. Sifat fisis (physical properties) Metode yang digunakan untuk mencari sifat fisis di atas adalah dengan standar ASTM, sedangkan parameter yang dicari adalah: Specific Gravity Gs changing the content, Perencanaan translate the Struktur submission Jembatan to any Rangka medium Baja or format Kali Krasak for the II purpose of preservation. The IV- author(s) 3 or copyright
4 Bulk Density γ b (gram/cm 3 ) Dry Density γ d (gram/cm 3 ) Atterberg Limit LL,PL,IP (%) Water Content w (%) Void Ratio e Porosity n (%) Grain size accumulation curve grafik. Sifat mekanis/ mechanical properties Untuk pekerjaan ini digunakan alat Direct Shear Test. Dari tes dengan peralatan tersebut didapatkan harga-harga sifat makanis antara lain: Cohesion Cu (kg/cm ) Angle of Internal Friction Ø derajat Untuk nilainya dapat dilihat di lampiran penyelidikan tanah. IV.. Kesimpulan Hasil Penyelidikan Tanah Dari data hasil penyelidikan tanah, dapat disimpulkan Lapisan tanah dengan nilai N-SPT > 50 dijumpai dari permukaan sampai kedalaman 30 m untuk lokasi BH-, namun pada kedalaman 3,50 m 7,00 m dijumpai nilai N-SPT < 50. Berbeda dengan lokasi BH- sampai dengan kedalaman 5,00 m dijumpai nilai N-SPT < 50, namun pada kedalaman 7,00 m 0,00 m dan 9,00 m nilai N-SPT > 50 IV..3 Pemilihan Struktur Bawah Jembatan Melalui beberapa analisa yang telah dilakukan mengenai alternatif pemilihan bangunan bawah jembatan dan penyelidikan tanah di lokasi, maka dapat segera dipilih struktur bangunan bawah serta jenis pondasinya.. Abutmen (Abutment) dan Pilar (Peir) Abutmen disini dipilih tipe pangkal tembok penahan kontrafort karena selain dapat difungsikan sebagai dinding penahan tanah yang dilengkapi sayap samping, konstruksinya juga ramping dan lebih ringan, sehingga otomatis dapat mengurangi changing the content, Perencanaan translate the Struktur submission Jembatan to any Rangka medium Baja or format Kali Krasak for the II purpose of preservation. The IV- author(s) 4 or copyright
5 jumlah beban mati (dead load) yang akan diteruskan ke struktur pondasi dan secara keseluruhan perencanaannya dapat lebih ekonomis. Sedangkan pilar yang letak konstruksinya bakal berada dalam aliran muka air banjir dipilih tipe pilar pilar tembok (H p = 5-5 m), karena selain konstruksinya yang tinggi, tipe ini memiliki ujung bundar dan alinyemen tembok sesuai arah aliran yang membantu mengurangi gaya aliran dan gerusan lokal. Data tanah yang diperlukan untuk keperluan perencanaannya antara lain nilai kohesi tanah Cu, sudut geser tanah &, berat jenis tanah γ t dan data soil properties lainnya. Dalam perencanaannya nanti perlu juga ditinjau kestabilan terhadap sliding, guling, bidang runtuh tanah serta penurunan tanahnya/ settlement.. Pondasi Karena lapisan tanah pada daerah sungai Krasak terdiri atas butiran-butiran tanah yang keras maka penggunaan tiang pancang sebagai pondasi akan sulit dilakukan, hal ini disebabkan butiran tanah akan saling merapat pada saat tiang dipancang, sehingga tiang sulit masuk ke dalam tanah dan apabila diteruskan tiang dapat patah. Untuk itu dipilih pondasi tipe tiang bor atau pondasi sumuran. 3. Dinding Penahan Tanah Konstruksi dinding penahan tanah direncanakan untuk mencegah bahaya keruntuhan tanah pada bagian curam / lereng, pada belokan alur sungai ataupun pada tanah yang tidak dijamin kestabilannya. IV. Analisa Data Hidrologi Data-data hidrologi yang diperlukan dalam merencanakan suatu jembatan antara lain adalah sebagai berikut :. Peta topografi DAS. Peta situasi dimana jembatan akan dibangun 3. Data curah hujan dari stasiun pemantau terdekat Data hidrologi diperlukan untuk mencari nilai debit banjir rencana yang kemudian digunakan untuk mencari clearence jembatan dari muka air tertinggi, serta dapat pula digunakan dalam penentuan bentang ekonomis jembatan. Untuk lebih jelasnya data hidrologi akan diolah menurut cara-cara berikut ini: changing the content, Perencanaan translate the Struktur submission Jembatan to any Rangka medium Baja or format Kali Krasak for the II purpose of preservation. The IV- author(s) 5 or copyright
6 IV.. Analisa Data Curah Hujan Dari data curah hujan yang didapat, dihitung curah hujan rencana dengan distribusi Gumbell. Sebagai pendekatan analisa frekuensi curah hujan ini hanya dikhususkan pada curah hujan maksimum dalam satu tahun. Data curah hujan yang diambil dari stasiun pencatat, yaitu stasiun Tempel yang terletak pada dusun Karanggawang desa Mororejo kecamatan Tempel. Data curah hujan yang digunakan pada laporan ini didapat dari data sekunder yang diambil dari Pemerintah Kabupaten Sleman Dinas Pengairan. Data curah hujan maksimum pada Stasiun Tempel tahun dapat dlihat pada tabel berikut: Tabel IV.3. Data Curah Hujan Maksimum Sta. Tempel Tahun Jan Feb Mar Aprl Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des Jml Max Sumber Dinas Pengariran Pemerintah Kabupaten Sleman Perhitungan Curah Hujan Rencana dengan Metode Distribusi Gumbell Data yang digunakan untuk menghitung curah hujan rencana dengan Distribusi Gumbell ini adalah data hujan selama 3 tahun dari tahun Debit rencana ditentukan untuk periode ulang 50 tahun. changing the content, Perencanaan translate the Struktur submission Jembatan to any Rangka medium Baja or format Kali Krasak for the II purpose of preservation. The IV- author(s) 6 or copyright
7 Pada perhitungan curah hujan rencana, curah hujan yang digunakan adalah curah hujan maksimum yang terjadi dalam tahun, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel dibawah ini : Tabel IV.4. Perhitungan Curah Hujan Rencana No Tahun R (mm) R-ř (R-ř)² ,85 434, ,85 853, ,5 349, , , , , ,85 89, ,5 6, ,5 595, ,5 368, , , ,5 7, ,5 595, ,5 349,6 Jumlah 7,48 0, ,83 Rumus : ř = R = = 549,85 mm n S x = = (R - R)² _ n 4596,83 = 08,63 changing the content, Perencanaan translate the Struktur submission Jembatan to any Rangka medium Baja or format Kali Krasak for the II purpose of preservation. The IV- author(s) 7 or copyright
8 Faktor Frekuensi Gumbell (Rumus Subarkah 980) : K r = 0,78 * K r = 0,78 * K r = -0,43 ln - 0,45 TR ln - 0,45 50 R 50 = R + K r * S x = 549,85 0,43* 08,63 = 503,4 mm IV... Analisa Debit Banjir Analisa debit banjir diperlukan untuk mengetahui besarnya debit banjir pada periode ulang tertentu. Periode ulang debit banjir yang direncanakan adalah 50 tahunan (Q Tr =Q 50 ) karena luas DPS ( Daerah Pengaliran Sungai) 00 Ha. Data Sungai yang didapat, dihitung dari Peta Topografi yang didapat dari Dinas Bina Marga Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berikut ini adalah data sungai Krasak yang akan digunakan dalam perhitungan banjir rencana : Luas daerah Pengaliran Sungai (DPS), A = 9,5 Km Panjang Sungai (L) = 9,9 Km (panjang sungai dari hulu ke lokasi jembatan) Kemiringan dasar sungai (i) = 0,4 Selisih elevasi (H) = 990 * 0,4 = 86,6 m Perhitungan banjir rencana akan menggunakan formula Rational Mononobe: H Kecepatan aliran (V) = 7. L Time concentration (TC) 0,6 86,6 0,6 = =,3 m /dtk = V L = 990 = 45,5 dtk = 6,9 jam,3 0, 67 R Intensitas hujan (I) = x 4 4 T C changing the content, Perencanaan translate the Struktur submission Jembatan to any Rangka medium Baja or format Kali Krasak for the II purpose of preservation. The IV- author(s) 8 or copyright
9 = 503, ,67 x 6,9 = 48,3 mm/jam Debit banjir (Q Tr ) = 0,78 (C.I.A) = 0,78 (0,6 * 48,3* 9,5) = 54,057 m 3 /dt C = 0,6 (diambil koefesien run off sebesar 0,6 berdasarkan analisa secara visual pada daerah lokasi jembatan, yaitu bahwa pada daerah sungai Krasak merupakan sungai besar yang lebih dari setengah daerah pengalirannya terdiri dari dataran, sesuai dengan Tabel.6) Gambar IV. Penampang Melintang Sungai Krasak 3 Q =.R.S.A n R A = P dimana : R = jari-jari hidrolis S = kemiringan saluran (sloope) = 0,4 A = luas penampang basah P = keliling basah n = koefisien manning = 0,045 maka, n = 0,045 changing the content, Perencanaan translate the Struktur submission Jembatan to any Rangka medium Baja or format Kali Krasak for the II purpose of preservation. The IV- author(s) 9 or copyright
10 A = 7,84 ( h 9,5 ) P =, R = 7,84( h 9,5), S = 0,4 Q = 0,045 7,84( h 9,5)., / 3. 0,4. 7,84 ( h 9,5 ) n = 0,045 A = 0,5 * ((h-9,5)+(h-5,889)) * 9,9 = 4,595 * (h 5,40) P =,0 R = 4,595* (h 5,40),0 S = 0,4 Q = 0,045 4,595(h 5,40).,0 / 3. 0,4. 4,595 * (h 5,40) n 3 = 0,045 A 3 = 0,5 * ((h-5,889)+(h-8,37)) * 7,37 = 3,685 * (h 4,06) P 3 = 7,77 R 3 = 3,685(h 4,06) 7,77 S 3 = 0,4 Q 3 = 0,045 3,685(h 4,06). 7,77 / 3. 0,4. 3,685 * (h 4,06) n 4 = 0,045 A 4 = 0,5*((h-8,37)+(h-6,3))*8,65 = 4,35(h-4,44) P 4 =,04 changing the content, Perencanaan translate the Struktur submission Jembatan to any Rangka medium Baja or format Kali Krasak for the II purpose of preservation. The IV- author(s) 0 or copyright
11 R 4 = 4,35(h 4,44),04 S 4 = 0,4 Q 4 = 0,045 4,35(h 4,44).,04 / 3. 0,4. 4,35(h-4,44) n 5 = 0,045 A 5 = 0,5*((h-6,3)+(h-6,7))*5,4 =,7(h-,4) P 5 = 5,5 R 5 =,7(h,4) 5,5 S 5 = 0,4 Q 5 = 0,045,7(h,4). 5,5 / 3. 0,4.,7(h-,4) n 6 = 0,045 A 6 = 0,5*((h-6,7)+(h-0,905))*8,36 = 4,8(h-7,0) P 6 = 7,4 R 6 = 4,8(h 7,033) 7,4 S 6 = 0,4 Q 6 = 0,045 4,8(h 7,0). 7,4 / 3. 0,4. 4,8(h-7,0) n 7 = 0,045 A 7 = 0,5*((h-0,905)+h)*4,94 = 7,47(h-0,905) P 7 = 5,05 R 7 = S 7 = 0,4 7,47(h 0,905) 5,05 changing the content, Perencanaan translate the Struktur submission Jembatan to any Rangka medium Baja or format Kali Krasak for the II purpose of preservation. The IV- author(s) or copyright
12 Q 7 = 0,045 7,47(h 0,905). 5,05 / 3. 0,4. 7,47(h-0,905) n 8 = 0,045 A 8 = 0,5*(h+(h-,964))*3,67 = 6,835(h-,964) P 8 = 3,7 R 8 = 6,835(h,964) 3,7 S 8 = 0,4 Q 8 = 0,045 6,835(h,964). 3,7 / 3. 0,4. 6,835(h-,964) n 9 = 0,045 A 9 = 0,5*((h-,964)+(h-4,65))*4,57 = 7,85(h-6,64) P 9 = 8,88 R 9 = 7,84(h 6,64) 8,88 S 9 = 0,4 Q 9 = 0,045 7,84(h 6,64). 8,88 / 3. 0,4. 7,85(h-6,64) Debit total saluran (Q) = Q + Q + Q3 + Q4 + Q5 + Q6 + Q7 + Q8 + Q9 54,057 m 3 /dt = Q + Q + Q3 + Q4 + Q5 + Q6 + Q7 + Q8 + Q9 changing the content, Perencanaan translate the Struktur submission Jembatan to any Rangka medium Baja or format Kali Krasak for the II purpose of preservation. The IV- author(s) or copyright
13 Tabel IV.5. Hasil Perhitungan Debit h Q Q Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Jumlah Dengan cara coba-coba, nilai debit yang mendekati nilai debit rencana 50 tahunan, yaitu pada ketinggian,0 meter. Berdasar hasil perhitungan di atas, maka minimal tinggi jembatan dari dasar sungai adalah h + tinggi jagaan =,0 +,5 = 3,5m 4 m. IV..3 Analisa Terhadap Penggerusan Dasar Sungai Penggerusan (scouring) terjadi di dasar sungai di bawah abutment akibat aliran sungai yang mengikis lapisan tanah dasar sungai. Dalamnya penggerusan dihitung dengan menggunakan metode Lacey. Analisis penggerusan sungai diperhitungkan untuk keamanan dari adanya gerusan aliran sungai. Jenis tanah dasar adalah pasir kasar (coarse sand), maka berdasarkan tabel.7 didapatkan faktor lempung lacey ( f ) =,5 Bentang jembatan ( L ) = 99 m alur sungai ( W ) = 55 m Rumusan yang dipakai untuk menganalisis gerusan sebagai berikut : dimana : Q Untuk L > W d = 0,473 x f 0,33 d = kedalaman gerusan normal dari muka air banjir changing the content, Perencanaan translate the Struktur submission Jembatan to any Rangka medium Baja or format Kali Krasak for the II purpose of preservation. The IV- author(s) 3 or copyright
14 Q f h = debit banjir maksimum (m 3 /det) = faktor Lempung Lacey yang merupakan keadaan tanah dasar = tinggi muka air banjir Dari rumus Lacey : Q d = 0,473 x f 0, = 0,473 x,5 =,9 m 0,33 Karena kondisi aliran sungai Krasak adalah aliran lurus, maka : Kedalaman penggerusan maximum =,7 d (Tabel.8) =,7 x,9 = 3,68 m dari muka air banjir Kedalaman penggerusan yang terjadi = d h = 3,68 m,0 m =,683 m Jadi, karena tinggi muka air banjir yang sangat rendah maka disini kedalaman dari scouring tidak berpengaruh. IV.3 Analisa Jaringan Jalan Prinsip perencanaan suatu jembatan perlu ditinjau tingkat kepadatan lalu lintas yang akan melalui jembatan tersebut. Dengan didapatkannya data lalu lintas yang lewat pada suatu ruas jalan dalam kurun waktu tertentu yang dinyatakan dalam Satuan Mobil Penumpang (smp), maka akan dapat diketahui kelas jalan tersebut, sehingga kita dapat menentukan lebar perkerasan jalan. Besarnya volume lalu lintas yang melewati ruas jalan Sleman-Tempel digunakan sebagai dasar untuk perencanaan dalam menentukan lebar efektif jembatan. Di dalam pembangunan jembatan Krasak diperlukan prediksi prediksi rencana volume lalu lintas yang akan dilayaninya. Dari hasil survey di lapangan daerah yang terlayani dengan changing the content, Perencanaan translate the Struktur submission Jembatan to any Rangka medium Baja or format Kali Krasak for the II purpose of preservation. The IV- author(s) 4 or copyright
15 adanya jembatan sembir diperkirakan adalah kecamatan Sleman, Tempel, Muntilan, dan daerah sekitar lainnya. berdasarkan MKJI Perencanaan Jalan Perkotaan, untuk menilai setiap kendaraan ke dalam satuan mobil penumpang (smp) maka volume setiap kendaraan harus dikalikan dengan faktor equivalensinya (emp IV.3. Analisa Data Lalu-Lintas Besarnya volume lalu-lintas yang ada sangat mempengaruhi lebar efektif jembatan, Perbandingan banyaknya lalu lintas yang melewati jalur jalan tersebut akan menjadi dasar perancangan geometri jalan dan lebar rencana jembatan. Data sekunder lalu lintas ruas jalan Sleman-Tempel diperoleh dari tahun adalah seperti tabel di bawah ini : Tabel IV.6 LHR tiap golongan kendaraan pada Ruas Jalan Sleman-Tempel GOLONGAN KENDARAAN NO Tahun 3 4 5a 5b 6 7a 7b 7c 8 Total (smp) 0,5,5,5, , ,5 3747, , , , ,5,5 96, , Sumber : Data LHR DPU Bina Marga IV.3. Angka Pertumbuhan Lalu-Lintas Perkiraan pertumbuhan lalu lintas dapat dihitung dengan menggunakan dua macam metode yaitu :. Metode Eksponensial Perhitungan pertumbuhan lalu lintas dengan metode eksponensial dihitung berdasarkan LHRT, LHRo serta umur rencana (n). Rumus umum yang dipergunakan adalah: LHRT = LHRo (+i) n changing the content, Perencanaan translate the Struktur submission Jembatan to any Rangka medium Baja or format Kali Krasak for the II purpose of preservation. The IV- author(s) 5 or copyright
16 Dimana : LHRT = LHR akhir umur rencana LHRo = LHR awal umur rencana n = umur rencana (tahun) i = angka pertumbuhan Dengan menggunakan data sekunder maka nilai pertumbuhan (i) dapat dihitung dan hasil perhitungannnya ditampilkan dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel IV.7 Angka Pertumbuhan Lalu lintas Metode Eksponensial NO Tahun LHR LHRo LHRT n I(%) ,00% ,0% ,64% ,% ,6% Pertumbuhan (i),4% Dari hasil perhitungan dengan metode eksponensial maka didapat angka pertumbuhan lalu lintas (i) sebesar 9, %.. Metode Regresi Linier Perkiraan pertumbuhan lalu lintas menggunakan regresi linier merupakan metode penyelidikan data dan statistik. Analisis tingkat pertumbuhan lalu lintas dengan meninjau data LHR yang lalu, yaitu dari tahun 00 sampai tahun 007, untuk lebih jelas tentang pertumbuhan lalu lintas pada ruas jalan tersebut, dapat dilihat pada tabel hubungan antara tahun dan LHR. Tabel IV.8 Angka Pertumbuhan Lalu-Lintas Metode Regresi Linier Tahun Tahun ke (X) LHR (Y) XY X² Y² Jumlah changing the content, Perencanaan translate the Struktur submission Jembatan to any Rangka medium Baja or format Kali Krasak for the II purpose of preservation. The IV- author(s) 6 or copyright
17 Keterangan : Y a dan b X n Y = Data berkala (time series data) = Konstanta awal regresi = Waktu (tahun) = Jumlah data = a + b (X) b = ( n*σxy - ΣX*ΣY ) / {n*(σ X ) ( ΣX )} = { ( 5*39884) (0*5044) } / {(5*30)-0} = 037 a = ΣY (b*σx) / n = 5044 (037*0)/5 = 80 Kemiringan regresi (i) = b / a x 00% = (037 / 80) * 00 % = 3,7 % Dari hasil perhitungan dengan metode regresi linear diperoleh angka pertumbuhan sebesar 3,7 %. Berdasarkan persamaan Y = a + b (X) Y = (X) Tiap harga X di subtitusikan pada persamaan tersebut, sehingga didapat nilai-nilai LHR pada tahun yang direncanakan, yaitu 0 tahun kedepan (tahun 09) seperti tabel dibawah ini : Tabel IV.9 Perhitungan Angka Pertumbuhan Lalu-Lintas Unit Tahun LHR Tahun Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode eksponensial didapat angka pertumbuhan (i) sebesar,4 % sedangkan dengan menggunakan metode regresi linier didapat angka pertumbuhan (i) sebesar 3,7 %. Hasil kedua metode di atas angka pertumbuhan (i) pertahun yang diambil adalah angka pertumbuhan terbesar yaitu 3,7%. changing the content, Perencanaan translate the Struktur submission Jembatan to any Rangka medium Baja or format Kali Krasak for the II purpose of preservation. The IV- author(s) 7 or copyright
18 IV.3.3. Penentuan LHR Rencana Jadi pada tahun yang direncanakan, yaitu tahun 09, LHR yang melintasi ruas jalan Sleman-Tempel adalah kendaraan per hari. Dengan demikian dapat disusun desain perencanaan IV.3.4. Penentuan Kelas Jalan Untuk menentukan kelas jalan mengacu pada buku Spesifikasi Standar untuk Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (TCPGJAK), 997 sebagai berikut : Tabel IV.0 Klasifikasi Fungsi Jalan dan Kelas Jalan Fungsi DTV (PCU) Class Primer Arteri > 0,000 I Kolektor < 0,000 I < 0,000 II Sekunder Arteri > 0,000 I < 0,000 II Kolektor > 6,000 II < 8,000 III Lokal > 500 III < 500 IV Sumber :Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (TCPGJAK), 997 Berdasarkan perhitungan LHR Tahun Rencana bahwa ruas jalan tersebut digolongkan pada jalan Arteri Sekunder kelas (LHRT rencana = smp/hari smp/hari). Tabel IV. Penentuan Kecepatan Rencana Kelas Kecepatan Rencana (km/jam) Kelas 80 Kelas dan Kelas * 60 Kelas 3 50 Kelas 4 dan Kelas 3* 40 Kelas 5 dan Kelas 4* 30 Kelas 5* 0 Sumber : Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Luar Kota, 004 changing the content, Perencanaan translate the Struktur submission Jembatan to any Rangka medium Baja or format Kali Krasak for the II purpose of preservation. The IV- author(s) 8 or copyright
19 Berdasarkan tabel di atas, maka kecepatan rencana yang disarankan untuk jalan kelas adalah 60 km/jam. IV.3.5. Penentuan Jumlah Lajur Penentuan jumlah lajur kendaraan untuk jalan antar kota mengacu pada buku Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, 997 Dirjen Bina Marga. Tabel IV. Penentuan lebar jalur dan bahu jalan VLHR (smp/hari) Jalur ARTERI KOLEKTOR LOKAL Ideal Minimum Ideal Minimum Ideal Minimum Bahu Jalur Bahu Jalur Bahu Jalur Bahu Jalur Bahu Jalur Bahu <3000 6,5 4,5 6,5 4,5 6,5 4, ,5 7,5 6,5 7, ** ** >5.000 x3,5 x x3, ,5 ** ** * * * Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, DPU Bina Marga, 997 Keterangan: ** = mengacu pada persyaratan ideal * = jalur terbagi, masing-masing n x 3,5 m, dimana n = jumlah lajur per jalur = tidak ditentukan IV.3.6. Penentuan Geometri Jalan. Kapasitas Jalan Direncanakan lebar lajur 3,5 meter /UD. Rumus yang digunakan untuk menghitung kapasitas jalan perkotaan berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 997, adalah sebagai berikut : C = C o x FC w x FC SP x FC SF x FC CS = 4 x 700 x,00 x,00 x,00 x 0,95 = 6596 smp/ jam Dimana : C = kapasitas (smp/jam) = kapasitas dasar (smp/jam) C o changing the content, Perencanaan translate the Struktur submission Jembatan to any Rangka medium Baja or format Kali Krasak for the II purpose of preservation. The IV- author(s) 9 or copyright
20 FC w FC SP FC SF = faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas = faktor penyesuaian pemisah arah = faktor penyesuaian hambatan samping FC CS = faktor penyesuaian ukuran kota.. Arus Jam Rencana (QDH) QDH = k x LHRT = 0,07 x = 3049,6 smp/jam Dimana : QDH = Arus jam rencana k = 0, (MKJI 997 untuk jalan antar kota) LHRT = lalu lintas harian rata-rata tahunan 3. Derajat Kejenuhan (DS) pada Tahun Rencana QDH DS = C 3049,6 DS = = 0, Tabel IV. Perhitungan DS Tahun Unit Tahun LHR VJP C DS Keterangan ,35 Layak ,36 Layak ,37 Layak ,39 Layak ,40 Layak ,4 Layak ,4 Layak ,43 Layak ,44 Layak ,45 Layak ,46 Layak Dari hasil perhitungan nilai parameter tingkat kinerja jalan di atas, besarnya DS memenuhi persyaratan (DS ideal adalah 0,75), maka kondisi jalan dengan 4/ D layak dipergunakan sampai umur rencana hingga tahun 09. changing the content, Perencanaan translate the Struktur submission Jembatan to any Rangka medium Baja or format Kali Krasak for the II purpose of preservation. The IV- author(s) 0 or copyright
21 Klasifikasi Perencanaan Jembatan Krasak II dipergunakan jalan lajur arah dengan median (4/ D) dengan kelas jalan arteri sekunder kelas dan kecepatan rencana 60 km/jam. Lajur = x 3,50 m = 7,0 m Trotoar = x,00 m =,0 m + Jembatan = 9,00 m changing the content, Perencanaan translate the Struktur submission Jembatan to any Rangka medium Baja or format Kali Krasak for the II purpose of preservation. The IV- author(s) or copyright
BAB IV ANALISIS DATA
IV- BAB IV ANALISIS DATA 4. TINJAUAN UMUM Analisis data diperlukan untuk mendapatkan parameter-parameter yang dibutuhkan dalam perancangan jembatan. Data yang diambil adalah data yang didapat dari instansi
Lebih terperinci4.2 ANALISA TOPOGRAFI
51 BAB IV 4.1 TINJAUAN UMUM Dalam proses perencanaan jembatan, setelah dilakukan pengumpulan data primer maupun sekunder, dilanjutkan dengan evaluasi data, berikutnya dilakukan analisis untuk penentuan
Lebih terperinciNo. Klasifikasi Medan Jalan Raya Utama 1 Datar (D) 0 9,9 % 2 Perbukitan (B) 10 24,9 % 3 Pegunungan (G) >24,9 %
BAB IV ANALISA DATA Dalam proses perencanaan jembatan, setelah dilakukan pengumpulan data baik dari instansional maupun pustaka, dilanjutkan dengan evaluasi data / review study, berikutnya dilakukan analisis
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam alinyemen horizontal, diantaranya adalah sebagai berikut :
I V- 1 BAB IV ANALISA DATA 4.1. ANALISA GEOMETRIK 4.1.1. Alinyemen Horisontal Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam alinyemen horizontal, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Jembatan ditempatkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA IV - 1
BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA IV - 1 BAB IV ANALISA DATA Untuk memperoleh struktur jembatan yang efektif dan efisien maka diperlukan suatu perencanaan yang matang dengan mempertimbangkan berbagai
Lebih terperinci4.1 ANALISA ASPEK TEKNIS
IV - 1 BAB IV ANALISA DATA Dalam proses perencanaan jembatan, dilakukan proses pengumpulan data, evaluasi data, kemudian dilanjutkan dengan analisa data. Analisa data dilakukan untuk menentukan tipe, bentang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Tinjauan Umum
BAB I PENDAHULUAN I.1. Tinjauan Umum Peningkatan sarana transportasi sangat diperlukan sejalan dengan semakin pesatnya pertumbuhan sosial ekonomi pada hampir seluruh wilayah di Indonesia. Sehingga pembangunan
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA
36 BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA 4.1. PENGUMPULAN DATA Data yang diperoleh melalui pengumpulan data sekunder adalah : 1. Data Lalu Lintas Harian Rata-Rata Tahunan a. Sumber : Dinas Perhubungan Kota
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI KONDISI LOKASI
BAB II DESKRIPSI KONDISI LOKASI 2.1. Tinjauan Umum Untuk dapat merencanakan penanganan kelongsoran tebing pada suatu lokasi, terlebih dahulu harus diketahui kondisi existing dari lokasi tersebut. Beberapa
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI Halaman Judul i Pengesahan ii Persetujuan iii Motto dan Persembahan iv ABSTRAK v ABSTRACT vi KATA PENGANTAR vii DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL xiii DAFTAR GAMBAR xv DAFTAR LAMPIRAN xvi DAFTAR NOTASI
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA 4.1 PEMILIHAN LOKASI JEMBATAN
IV-1 BAB IV ANALISA DATA Dalam proses perencanaan jembatan, setelah dilakukan pengumpulan data primer maupun sekunder, dilanjutkan dengan pengolahan/analisa data untuk penentuan tipe, bentang, maupun kelas
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA Pengumpulan Data
BAB IV ANALISA DATA 4.1. Pengumpulan Data Dalam proses perencanaan jembatan, setelah dilakukan pengumpulan data primer maupun sekunder, dilanjutkan dengan evaluasi data / review study, berikutnya dilakukan
Lebih terperinciBAB 3 Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Studi Kasus Obyek studi kasus untuk penulisan Tugas Akhir ini adalah Perencanaan Jalan Tol Kertosono Mojokerto, Surabaya yang berada pada provinsi Jawa Timur
Lebih terperinci4.1. ANALISA TOPOGRAFI
68 BAB IV ANALISA DATA Dalam proses perencanaan jembatan, setelah dilakukan pengumpulan data primer maupun sekunder, dilanjutkan dengan pengolahan/analisa data untuk penentuan tipe, bentang, maupun kelas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Bab III Metodologi 3.1. PERSIAPAN
BAB III METODOLOGI 3.1. PERSIAPAN Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan
Lebih terperinciLangkah Perhitungan PERHITUNGAN KINERJA RUAS JALAN PERKOTAAN BERDASARKAN MKJI Analisa Kondisi Ruas Jalan. Materi Kuliah Teknik Lalu Lintas
Materi Kuliah Teknik Lalu Lintas Langkah Perhitungan PERHITUNGAN KINERJA RUAS JALAN PERKOTAAN BERDASARKAN MKJI 1997 Dr.Eng. M. Zudhy Irawan, S.T., M.T. 1. Masukkan data ruas jalan a. Kondisi ruas jalan
Lebih terperinciBAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI
V-1 BAB V EVALUASI V.1 TINJAUAN UMUM Dalam Bab ini, akan dievaluasi tanah dasar, lalu lintas, struktur perkerasan, dan bangunan pelengkap yang ada di sepanjang ruas jalan Semarang-Godong. Hasil evaluasi
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.2 Aspek Lalu Lintas
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Jembatan didefinisikan sebagai struktur bangunan yang menghubungkan rute atau lintasan transportasi yang terputus oleh sungai, rawa, danau, selat, saluran, jalan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Uraian Singkat Jembatan Kereta Api Lintas Semarang-Bojonegoro Pembangunan Jembatan Kereta Api Lintas Semarang-Bojonegoro, merupakan proyek pembangunan Track dan Jalur
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI KONDISI LOKASI
BAB II DESKRIPSI KONDISI LOKASI 2.. Tinjauan Umum Untuk dapat merencanakan penanganan kelongsoran tebing pada suatu lokasi terlebih dahulu harus diketahui kondisi sebenarnya dari lokasi tersebut. Beberapa
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjauan Umum Analisa yang mendalam akan menentukan perencanaan yang matang dan tepat. Dalam Perencanaan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani
Lebih terperinciBerfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah. - Membawa air dari permukaan ke pembuangan air.
4.4 Perhitungan Saluran Samping Jalan Fungsi Saluran Jalan Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah sekitarnya agar tidak merusak konstruksi jalan. Fungsi utama : - Membawa
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA 4.1 Tinjauan Umum 4.2 Data Geologi dan Mekanika Tanah
BAB IV ANALISA DATA 4.1 Tinjauan Umum Gagasan untuk mewujudkan suatu bangunan harus didahului dengan survey dan investigasi untuk mendapatkan data yang sesuai guna mendukung terealisasinya sisi pelaksanaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA
IV-1 BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA IV.1 TINJAUAN UMUM Jalan yang dievaluasi dan direncana adalah ruas Semarang - Godong sepanjang kurang lebih 3,00 km, tepatnya mulai km-50 sampai dengan km-53. Untuk
Lebih terperinciSTUDI PUSTAKA PENGUMPULAN DATA SURVEI WAKTU TEMPUH PENGOLAHAN DATA. Melakukan klasifikasi dalam bentuk tabel dan grafik ANALISIS DATA
STUDI PUSTAKA PENGUMPULAN DATA SURVEI VOLUME DAN JENIS KENDARAAN SURVEI WAKTU TEMPUH SURVEI DATA GEOMETRIK PENGOLAHAN DATA Melakukan klasifikasi dalam bentuk tabel dan grafik ANALISIS DATA Analisis perhitungan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA KALI KRASAK II
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA KALI KRASAK II ( Design of Steell Structure Krasak s River II Bridge) Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat akademis dalam menyelesaikan Pendidikan
Lebih terperinciPerencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan PENDAHULUAN
PENDAHULUAN Angkutan jalan merupakan salah satu jenis angkutan, sehingga jaringan jalan semestinya ditinjau sebagai bagian dari sistem angkutan/transportasi secara keseluruhan. Moda jalan merupakan jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Definisi dan Klasifikasi jembatan serta standar struktur jembatan I.1.1 Definisi Jembatan : Jembatan adalah suatu struktur yang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Definisi dan Klasifikasi jembatan serta standar struktur jembatan I.1.1 Definisi Jembatan : Jembatan adalah suatu struktur yang memungkinkan route jalan melintasi halangan yang berupa
Lebih terperinciSTUDI KAPASITAS, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA JALAN LEMBONG, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997
STUDI KAPASITAS, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA JALAN LEMBONG, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997 Julius Harpariadi NRP : 9821059 Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciSTUDI PARAMETER LALU LINTAS DAN KINERJA JALAN TOL RUAS MOHAMMAD TOHA BUAH BATU
STUDI PARAMETER LALU LINTAS DAN KINERJA JALAN TOL RUAS MOHAMMAD TOHA BUAH BATU IRPAN ADIGUNA NRP : 9721041 NIRM : 41077011970277 Pembimbing : Ir. V. HARTANTO, M.SC FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV.1 Menganalisa Hujan Rencana IV.1.1 Menghitung Curah Hujan Rata rata 1. Menghitung rata - rata curah hujan harian dengan metode aritmatik. Dalam studi ini dipakai data
Lebih terperinciPenyusunan laporan dari pengumpulan data sampai pengambilan kesimpulan beserta saran diwujudkan dalam bagan alir sebagai berikut :
III-1 BAB III 3.1 URAIAN UMUM Sebagai langkah awal sebelum menyusun Tugas Akhir terlebih dahulu harus disusun metodologi pelaksanaannya, untuk mengatur urutan pelaksanaan penyusunan Tugas Akhir itu sendiri.
Lebih terperinciSTUDI KINERJA JALAN SATU ARAH DI JALAN KEBON KAWUNG, BANDUNG
STUDI KINERJA JALAN SATU ARAH DI JALAN KEBON KAWUNG, BANDUNG Hendra Saputera NRP : 9921020 Pembimbing : Prof. Ir. Bambang I. S., M.Sc., Ph.D FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Kendaraan rencana dikelompokan kedalam 3 kategori, yaitu: 1. kendaraan kecil, diwakili oleh mobil penumpang,
BAB III LANDASAN TEORI 3.1.Kendaraan Rencana Menurut Dirjen Bina Marga (1997), kendaraan rencana adalah yang dimensi dan radius putarnya digunakan sebagai acuan dalam perencanaan geometric jalan. Kendaraan
Lebih terperinciNOTASI ISTILAH DEFINISI
DAFTAR DEFINISI, ISTILAH DAN SIMBOL Ukuran kinerja umum NOTASI ISTILAH DEFINISI C KAPASITAS Arus lalu-lintas maksimum (mantap) yang dapat (smp/jam) dipertahankan sepanjang potongan jalan dalam kondisi
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA TANAH 3.2 METODE PEMBUATAN TUGAS AKHIR
BAB III DATA DAN ANALISA TANAH 3.1 TINJAUAN UMUM Perencanaan suatu pekerjaan diperlukan tahapan tahapan atau metedologi yang jelas untuk menentukan hasil yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan yang ada.
Lebih terperinciANALISIS HUBUNGAN VOLUME, KECEPATAN DAN KERAPATAN LALU LINTAS PADA JALAN ASIA AFRIKA BANDUNG
ANALISIS HUBUNGAN VOLUME, KECEPATAN DAN KERAPATAN LALU LINTAS PADA JALAN ASIA AFRIKA BANDUNG Alexander Vincent NRP:0121007 Pembimbing: V.Hartanto,Ir.,M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERANCANGAN PENINGKATAN JALAN SELATAN-SELATAN CILACAP RUAS SIDAREJA - JERUKLEGI
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERANCANGAN PENINGKATAN JALAN SELATAN-SELATAN CILACAP RUAS SIDAREJA - JERUKLEGI Disusun oleh : AGUSTIAN NIM : L2A 000 014 AHMAD SAFRUDIN NIM : L2A 000 016 Disetujui
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM
III - 1 BAB III 3.1 TINJAUAN UMUM Di dalam suatu pekerjaan konstruksi diperlukan suatu rancangan yang dimaksudkan untuk menentukan fungsi struktur secara tepat dan bentuk yang sesuai serta mempunyai fungsi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI III.1 Persiapan III.2. Pengumpulan Data
BAB III METODOLOGI III.1 Persiapan Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
I I- 1 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TINJAUAN UMUM Studi pustaka adalah sebuah telaah atau pembahasan suatu materi yang didasarkan pada buku referensi yang bertujuan memperkuat materi pembahasan maupun sebagai
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Sifat Fisik Tanah 1. Kadar Air Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan sebanyak dua puluh sampel dengan jenis tanah yang sama
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN. TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN LINGKAR SELATAN SEMARANG ( Design of Semarang Southern Ringroad )
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN LINGKAR SELATAN SEMARANG ( Design of Semarang Southern Ringroad ) Disusun Oleh : MARIA PARULIAN SITANGGANG L2A3 01 027 TEGUH ANANTO UTOMO L2A3 01 037 Semarang,
Lebih terperinciBAB II KONDISI WILAYAH STUDI
Bab II Kondisi Wilayah Studi 5 BAB II KONDISI WILAYAH STUDI 2.. Tinjauan Umum DAS Bendung Boro sebagian besar berada di kawasan kabupaten Purworejo, untuk data data yang diperlukan Peta Topografi, Survey
Lebih terperinci254x. JPH = 0.278H x 80 x 2.5 +
4.3. Perhitungan Daerah Kebebasan Samping Dalam memperhitungkan daerah kebebasan samping, kita harus dapat memastikan bahwa daerah samping/bagian lereng jalan tidak menghalangi pandangan pengemudi. Dalam
Lebih terperinciPENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA SESETAN
PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA SESETAN TUGAS AKHIR Oleh : IDA BAGUS DEDY SANJAYA 0519151030 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016 PERNYATAAN Dengan ini
Lebih terperinciPERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN RUAS JALAN ARIMBET-MAJU-UJUNG-BUKIT-IWUR PROVINSI PAPUA
PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN RUAS JALAN ARIMBET-MAJU-UJUNG-BUKIT-IWUR PROVINSI PAPUA Sabar P. T. Pakpahan 3105 100 005 Dosen Pembimbing Catur Arief Prastyanto, ST, M.Eng, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Lebih terperinciSTUDI VOLUME, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN DR. JUNJUNAN, BANDUNG
STUDI VOLUME, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN DR. JUNJUNAN, BANDUNG Ronald Simatupang NRP : 9821024 Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman Ko Pembimbing : Tan Lie Ing, ST, MT. FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciGambar 4.1 Potongan Melintang Jalan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Geometrik Jalan Jalan Arif Rahman Hakim merupakan jalan kolektor primer yang merupakan salah satu jalan menuju pusat Kota Gororntalo. Segmen yang menjadi objek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum Jembatan didefinisikan sebagai struktur bangunan yang menghubungkan rute/lintasan transportasi yang terputus oleh sungai, rawa, danau, selat, saluran, jalan atu perlintasan
Lebih terperinciEVALUASI DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN DR. DJUNJUNAN, BANDUNG, AKIBAT PENGARUH LIMPASAN AIR HUJAN
EVALUASI DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN DR. DJUNJUNAN, BANDUNG, AKIBAT PENGARUH LIMPASAN AIR HUJAN Chrisnur Chandra NRP : 9721072 Pembimbing : Tan Lie Ing, ST., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN SUNGAI LEMPUYANG KABUPATEN DEMAK
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN SUNGAI LEMPUYANG KABUPATEN DEMAK Disusun untuk menempuh persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Program Sarjana (S-1) pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciPERENCANAAN UNDERPASS SIMPANG TUJUH JOGLO SURAKARTA
Lembar Pengesahan ii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN UNDERPASS SIMPANG TUJUH JOGLO SURAKARTA ( DESIGN OF SIMPANG TUJUH JOGLO SURAKARTA UNDERPASS) Disusun Oleh : FARID WIBISONO L2A0 002 059 MOCH.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Latar belakang kebutuhan akan perpindahan dalam suatu masyarakat, baik orang maupun barang menimbulkan pengangkutan. Untuk itu diperlukan alat-alat angkut, dan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
17 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Kondisi Lalu Lintas Situasi lalu lintas untuk tahun yang dianalisa ditentukan menurut arus jam rencana, atau lalu lintas harian rerata tahunan (LHRT) dengan faktor yang sesuai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pengertian Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh penulis, adalah sebagai berikut :. Hujan adalah butiran yang jatuh dari gumpalan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. Tabel 4.1. Data Lalulintas Jalur Kereta Api Lintas Selatan Jawa
BAB IV ANALISA DATA 4.1. TINJAUAN UMUM Dalam perencanaan suatu proyek diperlukan data data. Ada dua macam data yang dipergunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data tersebut selanjutnya digunakan
Lebih terperinciEVALUASI PENGARUH PASAR MRANGGEN TERHADAP LALU-LINTAS RUAS JALAN RAYA MRANGGEN
EVALUASI PENGARUH PASAR MRANGGEN TERHADAP LALU-LINTAS RUAS JALAN RAYA MRANGGEN Supoyo Universitas Semarang,Jl. Soekarno Hatta Semarang Email: spy_supoyo@yahoo.com 1. Abstrak Pasar adalah tempat sarana
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Uraian Umum Penelitian ini meninjau kestabilan sebuah lereng yang terdapat Desa Tambakmerang, Kecamatan Girimarto, DAS Keduang, Wonogiri akibat adanya beban hujan 3 harian.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI Persiapan Metode Pengumpulan Data Data Primer
BAB III METODOLOGI Persiapan Dalam analisis suatu pekerjaan diperlukan tahapan-tahapan atau metodologi yang jelas untuk menentukan hasil yang ingin dicapai agar sesuai dengan tujuan yang ada. Memasuki
Lebih terperinciEVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I
EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan Karangmenjangan Jalan Raya Nginden jika dilihat berdasarkan Dinas PU
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Sungai Sungai adalah suatu alur yang panjang diatas permukaan bumi tempat mengalirnya air yang berasal dari hujan dan senantiasa tersentuh air serta terbentuk secara alamiah (Sosrodarsono,
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA KALI CIBEREUM KABUPATEN CILACAP JAWA TENGAH
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA KALI CIBEREUM KABUPATEN CILACAP JAWA TENGAH Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 ( S-1 ) Pada Fakultas Teknik Program
Lebih terperinciPENGGANTIAN JEMBATAN KALIGUNG TUWEL DENGAN MENGGUNAKAN KONSTRUKSI RANGKA BAJA
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 392 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 392 404 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts
Lebih terperinciSTUDI KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN TOL RUAS PASTEUR BAROS
STUDI KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN TOL RUAS PASTEUR BAROS Patra Bangun Nagara NRP : 9721063 NIRM : 41077011970298 Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN BLORA - CEPU
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR Disusun oleh : ADINDA PUTRI SURYANI NIM : L2A0 02 002 AKBAR FAISAL RACHMAN NIM : L2A0 02 008 Disetujui dan disahkan pada : 1. Hari : 2. Tanggal : Juni 2007 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA CURAH HUJAN
BAB IV ANALISA DATA CURAH HUJAN 4.1 Tinjauan Umum Dalam menganalisis tinggi muka air sungai, sebagai langkah awal dilakukan pengumpulan data. Data tersebut digunakan sebagai perhitungan stabilitas maupun
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI
Contents BAB III... 48 METODOLOGI... 48 3.1 Lingkup Perencanaan... 48 3.2 Metode Pengumpulan Data... 49 3.3 Uraian Kegiatan... 50 3.4 Metode Perencanaan... 51 BAB III METODOLOGI 3.1 Lingkup Perencanaan
Lebih terperinciPENGARUH PENUTUPAN CELAH MEDIAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS DI JALAN IR.H.JUANDA BANDUNG
PENGARUH PENUTUPAN CELAH MEDIAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS DI JALAN IR.H.JUANDA BANDUNG Perry M Sihotang NRP : 9521089 NIRM : 41077011950350 Pembimbing : Wimpy Santosa, Ph.D FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciSTUDI TINGKAT KINERJA JALAN BRIGADIR JENDERAL KATAMSO BANDUNG
STUDI TINGKAT KINERJA JALAN BRIGADIR JENDERAL KATAMSO BANDUNG SUDY ANTON NRP : 9721075 NIRM : 41077011970310 Pembimbing : Silvia Sukirman, Ir. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Lebih terperinciAnalisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3.
Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3. INTISARI Kapasitas daya dukung jalan sangat penting dalam mendesain suatu ruas jalan,
Lebih terperinciPROYEK AKHIR. PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
PROYEK AKHIR FERRYA RASTRATAMA SYUHADA NRP. 3109038001 MULYADI NRP. 3109038003 Dosen Pembimbing : R. Buyung Anugraha Affandhie, ST. MT PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN SEDIMENTASI
BAB V 5.1 DATA CURAH HUJAN MAKSIMUM Tabel 5.1 Data Hujan Harian Maksimum Sta Karanganyar Wanadadi Karangrejo Tugu AR Kr.Kobar Bukateja Serang No 27b 60 23 35 64 55 23a Thn (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 JALAN Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan, jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
Lebih terperinciPENYELIDIKAN TANAH (SOIL INVESTIGATION)
LAMPIRAN I PENYELIDIKAN TANAH (SOIL INVESTIGATION) BANGUNAN PADA AREA BPPT LOKASI JALAN M H. THAMRIN NO. 8 JAKARTA 105 I. Pendahuluan Pekerjaan Penyelidikan tanah (Soil Test) dilaksanakan Pada Area Gedung
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA
IV-1 BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. TINJAUAN UMUM Jalan yang dievaluasi dan direncanakan adalah ruas jalan Rembang - Bulu (Batas Jawa Timur) sepanjang kurang lebih 6 km terletak di Kabupaten Rembang
Lebih terperinciIrvan Banuya NRP : Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK
STUDI PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA JALAN LEMBONG, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997 SEBELUM DAN SETELAH REKAYASA LALU LINTAS DI PERSIMPANGAN JALAN BRAGA JALAN SUNIARAJA Irvan Banuya NRP : 9421035 Pembimbing
Lebih terperinciBAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 3.1. Kendaraan Rencana Kendaraan rencana adalah kendaraan yang merupakan wakil dari kelompoknya. Dalam perencanaan geometrik jalan, ukuran lebar kendaraan rencana
Lebih terperincixxi DAFTAR DEFINISI, ISTILAH DAN SIMBOL Ukuran kinerja umum NOTASI ISTILAH DEFINISI
DAFTAR DEFINISI, ISTILAH DAN SIMBOL Ukuran kinerja umum NOTASI ISTILAH DEFINISI C KAPASITAS Arus lalu-lintas maksimum (mantap) yang dapat (smp/jam) dipertahankan sepanjang potongan jalan dalam kondisi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Volume Lalu Lintas Hasil penelitian yang dilaksanakan selama seminggu di ruas Jalan Mutiara Kecamatan Banggai Kabupaten Banggai Kepulauan khususnya sepanjang 18 m pada
Lebih terperinciPENGGANTIAN JEMBATAN KALIGUNG TUWEL DENGAN MENGGUNAKAN KONSTRUKSI RANGKA BAJA
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 1109 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 1109 1119 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts
Lebih terperinciSTUDI VOLUME, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN ABDULRACHMAN SALEH, BANDUNG
STUDI VOLUME, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN ABDULRACHMAN SALEH, BANDUNG Edianto NRP : 0021118 Pembimbing : Tan Lie Ing, ST, MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN
Lebih terperinciIII. PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA A. JENIS KENDARAAN
III. PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA A. JENIS KENDARAAN Jenis kendaraan berdasarkan fungsinya sebagai alat angkutan : 1. Angkutan pribadi Kendaraan untuk mengangkut individu pemilik kendaraan
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN TOL SEMARANG KENDAL
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN TOL SEMARANG KENDAL Disusun Oleh : RADITYO ARDHIAN PRATAMA L2A000142 RONNY SAGITA L2A000157 Disetujui dan disahkan pada : Hari : Tanggal : Dosen
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. titik pada jalan per satuan waktu. Arus lalu lintas dapat dikategorikan menjadi dua
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Arus Lalu Lintas Definisi arus lalu lintas adalah jumlah kendaraan bermotor yang melewati suatu titik pada jalan per satuan waktu. Arus lalu lintas dapat dikategorikan menjadi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.2 TAHAPAN PENULISAN TUGAS AKHIR Bagan Alir Penulisan Tugas Akhir START. Persiapan
METODOLOGI III - 1 BAB III METODOLOGI 3.1 TAHAP PERSIAPAN Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Pada tahap ini disusun hal-hal penting yang harus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. TINJAUAN UMUM Jembatan merupakan suatu konstruksi atau struktur bangunan yang menghubungkan rute/lintasan transportasi yang terpisah baik oleh sungai, rawa, danau, selat, saluran,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Fungsi Jalan Sesuai dengan Undang-Undang No. 22 tahun 2009 dan menurut Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 2006, sistem jaringan jalan di Indonesia dapat dibedakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. LOKASI STUDI KASUS Objek studi kasus untuk penulisan tugas akhir ini adalah ruas jalur lingkar utara Kota Semarang, Jawa Tengah. 3.2. TAHAP PERSIAPAN Tahap persiapan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Persiapan Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan di lokasi studi yaitu Jalan Raya Sekaran di depan Perumahan Taman Sentosa Gunungpati,
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Analisa Curah Hujan 4.1.1 Jumlah Kejadian Bulan Basah (BB) Bulan basah yang dimaksud disini adalah bulan yang didalamnya terdapat curah hujan lebih dari 1 mm (menurut
Lebih terperinciBAB V ANALISA DATA. Analisa Data
BAB V ANALISA DATA 5.1 UMUM Analisa data terhadap perencanaan jaringan drainase sub sistem terdiri dari beberapa tahapan untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Sebelum tahapan analisa dilakukan, terlebih
Lebih terperinciNursyamsu Hidayat, Ph.D.
Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Analisa jaringan jalan dibagi atas beberapa komponen: Segmen jalan Simpang bersinyal Simpang tidak bersinyal
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA II - 1
II - 1 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Jembatan didefinisikan sebagai struktur bangunan yang menghubungkan rute atau lintasan transportasi yang terputus oleh sungai, rawa, danau, selat, saluran,
Lebih terperinciBAB III DASAR PERENCANAAN. Martadinata perhitungan berdasarkan spesifikasi pembebanan dibawah ini. Dan data pembebanan dapat dilihat pada lampiran.
BAB III DASAR PERENCANAAN 3.1 Data-data Fisik dan Pembebanan Untuk data-data pembebanan pada struktur atas jembatan layang Jl. RE Martadinata perhitungan berdasarkan spesifikasi pembebanan dibawah ini.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada jalan tersebut akibat pembangunan jalur
BAB 3 METODOLOGI 3.1. Pendekatan Penelitian Pada tahap awal dilakukan pengamatan terhadap lokasi jalan yang akan diteliti untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada jalan tersebut akibat pembangunan jalur
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan, volume lalulintas harian
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Untuk menganalisa lalulintas pada ruas jalan Jatiwaringin diperlukan data lalulintas pada lajur jalan tersebut. Dalam bab ini dibahas hasil dari penelitian
Lebih terperinciSTUDI VOLUME, KECEPATAN, KERAPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN TERUSAN PASIRKOJA, BANDUNG
STUDI VOLUME, KECEPATAN, KERAPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN TERUSAN PASIRKOJA, BANDUNG Deri Virsandi NRP : 0121106 Pembimbing : Tan Lie Ing, ST., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciDAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR i DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN..
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN.. ii v vi ix xi BAB I PENDAHULUAN.. 1 1.1. LATAR BELAKANG. 1 1.2. IDENTIFIKASI MASALAH.. 3 1.3. RUMUSAN
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN RUAS JALAN SEMARANG GODONG DENGAN STABILISASI TANAH MENGGUNAKAN BAHAN KIMIA ASAM FOSFAT
LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN RUAS JALAN SEMARANG GODONG DENGAN STABILISASI TANAH MENGGUNAKAN BAHAN KIMIA ASAM FOSFAT Disusun oleh : HENKY ADI BERLIANO L2A 002 079 RA ASTRI WIDYANITYA L2A 002 129 Disetujui
Lebih terperinci