Stainless and Heat-Resisting Crude Steel Production (in 000 metric tons)
|
|
- Suparman Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Karakteristik Dan Pemilihan Material Ferritic Stainless Steel Dr.-Ing. Bambang Suharno Dr. Ir. Sri Harjanto Metallurgy and Materials Engineering Department 2007 Stainless and Heat-Resisting Crude Steel Production (in 000 metric tons) Region Western Europe/Africa Central and Eastern Europe The Americas Asia World total , ,933 11,897 24, , ,689 12,498 24,320 +/- % (e) 9, ,050 14,680 27,800 +/- % Karakteristik Ferritic Stainless Steel Karakteristik Ferritic Stainless Steel Komposisi: Interval kandungan Cr : % Cr ( % Cr) C dibuat rendah untuk memperbaiki ketangguhan dan meminimalisir sensitasi Unsur tambahan: Mn, Si dan Mo, Si, Al, Ti, Nb Mo memperbaiki ketahanan korosi pitting dan crevice Nb dan/atau Ti mengikat C dan N S atau Se meningkatkan machinability Struktur kristal: umumnya BCC (Body Centered Cubic) Sifat Mekanik: Tidak termasuk high strength steel Kekuatan luluh (kondisi anil) MPa Sifat ductility dan formability nya baik. Kekuatan pd temp tinggi <<< Austenitic Stainles Steel (effect brittleness) Ketangguhannya terbatas Sifat Fisika: Bersifat Ferromagnetic
2 Ferritic Stainless Steel Tiga generasi ferritic stainless steel : Generasi I: Kandungan C tidak terlalu rendah dibutuhkan penstabil ferrite yg banyak, misal: Type 430 stainless steel (0.12% max C 17%Cr) Type 446 stainless steel (0.20% max C 25 %Cr) Ferritic Stainless Steel (Generasi I) KOMPOSISI KIMIA FERRITIC STAINLESS STEEL GENERASI I KOMPOSISI WT % UNS TYPE C Cr Mo LAIN2 S S S F P;0.15 min S S FSe min Se S S Nb+Ta = 5x%C min S S Ferritic Stainless Steel Generasi II : Kandungan C & N lebih rendah Type 409 stainless steel (0.04%C-11%Cr-0.5%Ti). Ti mengikat C dan N, sehingga tidak terbentuk Cr-Carbida Ti yg berlebih berperan sebagai penstabil ferrite paduan 409 berfasa ferrite pada semua temperatur Ferritic Stainless Steel (Generasi II) KOMPOSISI KIMIA FERRITIC STAINLESS STEEL GENERASI II KOMPOSISI WT % UNS TYPE C Cr Mo Ni LAIN2 S Al S Ti = 6xCmin to 0.75%max 409Cb Nb S Nb, 0.3 Ti AL Nb, 0.5 Si, 0.4 Cu AL Nb, 0.1 Ti AL Nb, 0.1 Ti YUS436S Ti S Ti = (C+N)min to 1.0max 12SR Al, 0.3 Ti 18SR Al, 0.4 Ti K Al, 0.6 Ti
3 Ferritic Stainless Steel (Generasi III) Generasi III : Kandungan C & N dibawah 0.02 % Ada Stabilizer Ti dan Nb Type 444 (18%Cr-2%Mo) Superferritic stainless steel - austenite-free pd semua temperatur - dapat mengalami embrittlement karena pembentukan fasa intermetallic pada temp. tinggi. - Sensitive pd C karena pengendapan ά-phase serta embrittlement oleh σ & χ pd T tinggi. Aplikasi Ferritic Stainless Steel Aplikasi SS 430 (Generasi I) Produk Flat Rolled (plate, sheet and coil) Refrigerator cabinet panels Linings for dish washers Aplikasi 409 (generasi II) Automotive exhaust systems Catalytic converters Permasalahan Ferritic SS Permasalahan Ferritic SS Kegagalan pada transisi ulet-getas Permasalahan serius pada aplikasi struktural. Jika C+N < 0.015%, temp. transisi dapat dijaga di bawah temp. kamar. Akan tetapi, jika kandungan interstisi sangat rendah dari standard, baja ini masih rentan terhadap penggetasan dengan terbentuknya fasa α dan σ. Tidak direkomendasikan digunakan pada sekitar 325oC. Laju sensitasi tinggi (khususnya di HAZ) Terjadi setelah pemanasan pada 900oC, seperti pada HAZ las-lasan. Sensitasi pada kisi bcc (ferritic) lebih cepat dibanding kisi fcc (austenitic). Sensitasi dapat diatasi dengan anil pada temp oC, memungkinkan atom Cr berdifusi ke daerah kekurangan Cr di sekitar batas butir karbida. Paduan dapat distabilkan dengan penambahan Ti dan Nb yang membentuk karbida stabil dalam matriks mencegah pembentukan Cr23C6 atau Cr7C6.
4 Karakteristik Dan Pemilihan Material Austenitic Stainless Steel Dr.-Ing. Bambang Suharno Dr. Ir. Sri Harjanto Metallurgy and Materials Engineering Department 2007 Austenitic Stainless Steels Komposisi: Chromium-nickel steel digunakan secara luas dan dikenal dengan nama 18-8 (Cr-Ni) steel. [16-25% Cr] Tipikal: 18%Cr, >8%Ni, <0.1%C Struktur kristal: FCC (face centered cubic) Sifat Mekanika: YS: ~ 240 MPa; UTS: 585 MPa Ketangguhannya baik (pada Temp tinggi dan rendah) Kekuatan rendah hingga moderat. Keuletan dan mampu bentuk baik. Mampu las baik. Harga relatif tinggi (sebab mengandung Nikel) Austenitic Stainless Steels Aplikasi Austenitic SS Sifat Fisika-kimia: Umumnya ketahan korosi sangat baik. Kecuali pada lingkungan khlorida Ketahanan panas baik ketahanan creep dan oksidasi pada temperatur tinggi yang baik. Non Magnetik Sangat luas. pipes, heat exchangers, tanks for food, chemical, pharmaceutical, offshore and paper industries. Baja dengan paduan yang lebih tinggi untuk lingkungan yang lebih agresif.
5 Penggunaan Austenitic SS Komposisi Kimia Austenitic SS Heat exchanger tubes Pipe systems within Off shore Chemical and Petrochemical Hydrometallurgy Desalination Komposisi Kimia Austenitic SS Sifat Mekanik Austenitic SS
6 Sifat Mekanik Austenitic SS Sifat Mekanik Austenitic SS Penguatan Austenitic SS Permasalahan Austenitic SS Penguatan dengan unsur dalam larutan padat N digunakan sebagai atom penguat interstisi dan bukan C. (Mengapa..?) Untuk mempertahankan kelarutan N tanpa terjadi presipitasi, perlu ditambah atom substitusi. Atom substitusi juga berperan sebagai penstabil austenit, yi: Mn. Mendoorong pada pengembangan AISI seri 200: baja Cr-Mn-Ni-N Chloride Stress corrosion cracking: Fenomena terjadi pada kombinasi tegangan (kerja atau sisa) dan ion klorida. Kegagalan terjadi melalui retakan transgranular. Jenis retakan ini, tipikal terjadi pada baja SS dengan kandungan Ni tinggi. Penanggulangannya: kurangi tegangan dan menghilangkan ion klorida dari larutan yang kontak dengan SS, meskipun hal ini sulit.
7 Permasalahan Austenitic SS Pengerjaan dingin Austenitic SS. Dapat diatasi dengan pengerjaan-hangat oC. Akan lebih efektif dengan penambahan Nb untuk menghambat rekristalisasi melalui presipitasi NbC atau NbN. Kemudian pemanasan kembali pada 850oC setelah pengerolan. Hasilnya, perbaikan struktur terhadap pelunakan pada temperatur tinggi.
Kategori unsur paduan baja. Tabel periodik unsur PENGARUH UNSUR PADUAN PADA BAJA PADUAN DAN SUPER ALLOY
PENGARUH UNSUR PADUAN PADA BAJA PADUAN DAN SUPER ALLOY Dr.-Ing. Bambang Suharno Dr. Ir. Sri Harjanto PENGARUH UNSUR PADUAN PADA BAJA PADUAN DAN SUPER ALLOY 1. DASAR BAJA 2. UNSUR PADUAN 3. STRENGTHENING
Lebih terperinciPENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S
PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S Mahasiswa Edwin Setiawan Susanto Dosen Pembimbing Ir. Rochman Rochiem, M. Sc. Hariyati Purwaningsih, S.Si, M.Si. 1 Latar
Lebih terperinciDUPLEX STAINLESS STEEL
DUPLEX STAINLESS STEEL Oleh: Mohamad Sidiqi Pendahuluan Stainless Steel (SS) adalah baja dengan sifat ketahanan korosi yang sangat tinggi di berbagai kondisi lingkungan, khususnya pada atmosfer ambient
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metalurgi merupakan ilmu yang mempelajari pengenai pemanfaatan dan pembuatan logam dari mulai bijih sampai dengan pemasaran. Begitu banyaknya proses dan alur yang harus
Lebih terperinciKERANGKA KONSEP PENELITIAN PENGARUH NITROCARBURIZING TERHADAP LAJU KOROSI, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA MATERIAL DUPLEX STAINLESS STEEL
KERANGKA KONSEP PENELITIAN PENGARUH NITROCARBURIZING TERHADAP LAJU KOROSI, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA MATERIAL DUPLEX STAINLESS STEEL A. Kerangka Konsep Baja stainless merupakan baja paduan yang
Lebih terperinciTIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik
1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik Definisi 2 Metal Alloys (logam paduan) adalah bahan campuran yang mempunyai sifat-sifat logam, terdiri dari dua atau lebih unsur-unsur, dan sebagai unsur utama
Lebih terperinciBAJA PADUAN DAN SUPER ALLOY. Dr.-Ing. Bambang Suharno Dr. Ir. Sri Harjanto 1. ALASAN PENGGUNAAN 2. KLASIFIKASI 3. PENGGUNAAN
BAJA PADUAN DAN SUPER ALLOY Dr.-Ing. Bambang Suharno Dr. Ir. Sri Harjanto 1. ALASAN PENGGUNAAN 2. KLASIFIKASI 3. PENGGUNAAN Department of Metallurgy and Materials 2008 Silabus Tujuan : Memahami berbagai
Lebih terperinciANALISIS KEKUATAN TARIK DAN KARAKTERISTIK XRD PADA MATERIAL STAINLESS STEEL DENGAN KADAR KARBON YANG BERBEDA
ANALISIS KEKUATAN TARIK DAN KARAKTERISTIK XRD PADA MATERIAL STAINLESS STEEL DENGAN KADAR KARBON YANG BERBEDA Vuri Ayu Setyowati 1 dan Eriek Wahyu Restu Widodo 2 Jurusan Teknik Mesin 1,2 e-mail: vuri@itats.ac.id
Lebih terperinciIr. Hari Subiyanto, MSc
Tugas Akhir TM091486 METALURGI Budi Prasetya Awab Putra NRP 2104 100 018 Dosen Pembimbing: Ir. Hari Subiyanto, MSc ABSTRAK Austenitic stainless steel adalah suatu logam paduan yang mempunyai sifat tahan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA PENELITIAN 1. Material Penelitian a. Tipe Baja : A 516 Grade 70 Bentuk : Plat Tabel 7. Komposisi Kimia Baja A 516 Grade 70 Komposisi Kimia Persentase (%) C 0,1895 Si
Lebih terperinciCorrosion Resistant Steel (Stainless Steel)
Corrosion Resistant Steel (Stainless Steel) Dr.Ing. Bambang Suharno Dr. Ir. Sri Harjanto Kuliah Baja Paduan & Super Alloy Metallurgy and Materials Engineering Department 2007 Stainless Steel, Why Stainless?
Lebih terperinciMATERIAL TEKNIK DIAGRAM FASE
MATERIAL TEKNIK DIAGRAM FASE Pengertian Diagram fasa Pengertian Diagram fasa Adalah diagram yang menampilkan hubungan antara temperatur dimana terjadi perubahan fasa selama proses pendinginan dan pemanasan
Lebih terperinciHEAT TREATMENT. Pembentukan struktur martensit terjadi melalui proses pendinginan cepat (quench) dari fasa austenit (struktur FCC Face Centered Cubic)
HEAT TREATMENT Perlakuan panas (heat treatment) ialah suatu perlakuan pada material yang melibatkan pemanasan dan pendinginan dalam suatu siklus tertentu. Tujuan umum perlakuan panas ini ialah untuk meningkatkan
Lebih terperinciTIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik
1 METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik Tool Steel (Baja Perkakas) 2 W Pengerasan dengan air (Water hardening) Pengerjaan Dingin (Cold Work) O Pengerasan dengan oli (Oil hardening) A Pengerasan dengan
Lebih terperinciPembahasan Materi #11
1 TIN107 Material Teknik Pembahasan 2 Tool Steel Sidat dan Jenis Stainless Steel Cast Iron Jenis, Sifat, dan Keterbatasan Non-Ferrous Alloys Logam Tahan Panas 1 Tool Steel (Baja Perkakas) 3 W Pengerasan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. BAB IV Pembahasan 69
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 ANALISA STRUKTUR MIKRO BAJA SETELAH HARDENING DAN TEMPERING Struktur mikro yang dihasilkan setelah proses hardening akan menentukan sifat-sifat mekanis baja perkakas, terutama kekerasan
Lebih terperinciBaja adalah sebuah paduan dari besi karbon dan unsur lainnya dimana kadar karbonnya jarang melebihi 2%(menurut euronom)
BAJA Baja adalah sebuah paduan dari besi karbon dan unsur lainnya dimana kadar karbonnya jarang melebihi 2%(menurut euronom) Baja merupakan paduan yang terdiri dari besi,karbon dan unsur lainnya. Baja
Lebih terperinciHeat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja
Heat Treatment Pada Logam Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma Proses Perlakuan Panas Pada Baja Proses perlakuan panas adalah suatu proses mengubah sifat logam dengan cara mengubah struktur mikro
Lebih terperinciREVIEW METALURGI LAS BAJA TAHAN KARAT
REVIEW METALURGI LAS BAJA TAHAN KARAT Rodesri Muliadi (1) (1) Staf Pengajar Politeknik Negeri Payakumbuh ABSTRACT Stainless steel, including steel blend of high resistand to corrosion, high and low temperature.
Lebih terperinciAudio/Video. Metode Evaluasi dan Penilaian. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam.skor: 0-100(PAN)
Media Ajar Pertemuan ke Tujuan Ajar/Keluaran/Indikator Topik (pokok, sub pokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Gambar Audio/Video Soal-Tugas Web Metode Evaluasi dan Penilaian Metode Ajar (STAR)
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA
Bab IV. Hasil dan Analisa 59 BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian 4.1.1.Hasil Pengujian Dengan Metoda Penetrant Retakan 1 Retakan 2 Gambar 4.1. Hasil Pemeriksaan dengan Metoda Penetrant pada Pengunci
Lebih terperinciPENGARUH PREHEAT TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIK LAS LOGAM TAK SEJENIS BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK AISI 304 DAN BAJA KARBON A36
PENGARUH PREHEAT TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIK LAS LOGAM TAK SEJENIS BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK AISI 304 DAN BAJA KARBON A36 Saifudin 1, Mochammad Noer Ilman 2 Jurusan Teknik Mesin dan Industri,
Lebih terperinci03/01/1438 KLASIFIKASI DAN KEGUNAAN BAJA KLASIFIKASI BAJA 1) BAJA PEGAS. Baja yang mempunyai kekerasan tinggi sebagai sifat utamanya
KLASIFIKASI BAJA KLASIFIKASI DAN KEGUNAAN BAJA L U K H I M U L I A S 1 Baja yang mempunyai kekerasan tinggi sebagai sifat utamanya 1) BAJA PEGAS Baja pegas adalah baja karbon yang mengandung 0,5-1,0% karbon
Lebih terperinci14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys)
14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys) Magnesium adalah logam ringan dan banyak digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan massa jenis yang ringan. Karakteristik : - Memiliki struktur HCP (Hexagonal
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Baja Baja merupakan bahan dasar vital untuk industri. Semua segmen kehidupan, mulai dari peralatan dapur, transportasi, generator, sampai kerangka gedung dan jembatan menggunakan
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU TAHAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA BAJA TAHAN KARAT MARTENSITIK 13Cr3Mo3Ni
PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU TAHAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA BAJA TAHAN KARAT MARTENSITIK 13Cr3Mo3Ni 1) Hadi Perdana, 2) Andinnie Juniarsih, ST., MT. dan 3) Dr.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat terjadi dengan berbagai cara, antara lain dengan mekanisme pengerasan regangan (strain hardening),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Biomaterial adalah substansi atau kombinasi beberapa subtansi, sintetis atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biomaterial adalah substansi atau kombinasi beberapa subtansi, sintetis atau alami, yang dapat digunakan untuk setiap periode waktu, secara keseluruhan atau sebagai
Lebih terperinciBAB V DIAGRAM FASE ISTILAH-ISTILAH
BAB V DIAGRAM FASE ISTILAH-ISTILAH Komponen : adalah logam murni atau senyawa yang menyusun suatu logam paduan. Contoh : Cu - Zn (perunggu), komponennya adalah Cu dan Zn Solid solution (larutan padat)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Baja tahan karat Austenitic stainless steel (seri 300) merupakan kelompok material teknik yang sangat penting yang telah digunakan luas dalam berbagai lingkungan industri,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1. BAJA PADUAN RENDAH KEKUATAN TINGGI (HSLA) Baja HSLA adalah baja karbon rendah dengan paduan mikro dibawah 1% yang memiliki sifat mekanis yang baik antara lain: kekuatan, ketangguhan,
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA ALAT DAN MATERIAL PENELITIAN 1. Material Penelitian Tipe Baja : AISI 1045 Bentuk : Pelat Tabel 7. Komposisi Kimia Baja AISI 1045 Pelat AISI 1045 Unsur Nilai Kandungan Unsur
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING TERHADAP STRUKTURMIKRO BAJA MANGAN HADFIELD AISI 3401 PT SEMEN GRESIK
TUGAS AKHIR MM09 1381- PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING TERHADAP STRUKTURMIKRO BAJA MANGAN HADFIELD AISI 3401 PT SEMEN GRESIK MOHAMMAD ISMANHADI S. 2708100051 Yuli Setyorini, ST, M.Phil LATAR
Lebih terperinciLOGAM DAN PADUAN LOGAM
LOGAM DAN PADUAN LOGAM SATU KOMPONEN digunakan luas, kawat, kabel, alat RT LEBIH SATU KOMPONEN, utk memperbaiki sifat PADUAN FASA TUNGGAL, MRPKAN LARUTAN PADAT, KUNINGAN (Tembaga + Seng) perunggu (paduan
Lebih terperinciPENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201
PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201 Heru Danarbroto 1*, A.P.Bayu Seno 2, Gunawan Dwi Haryadi 2, Seon Jin Kim 3 1 Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciMETODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA
METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA Ahmad Supriyadi & Sri Mulyati Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto, SH.,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK AISI 304 SEBAGAI MATERIAL FRICTION WELDING
KARAKTERISTIK AISI 304 SEBAGAI MATERIAL FRICTION WELDING Moh Fawaid 1, Rifky Ismail 2, Jamari 3, Sri Nugroho 4 1 Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro Email: fawaid80@gmail.com 2 Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciMATERIAL TEKNIK 5 IWAN PONGO,ST,MT
MATERIAL TEKNIK 5 IWAN PONGO,ST,MT STRUKTUR LOGAM DAPAT BERUBAH KARENA : KOMPOSISI KIMIA (PADUAN) REKRISTALISASI DAN PEMBESARAN BUTIRAN (GRAIN GROWTH) TRANSFORMASI FASA PERUBAHAN STRUKTUR MENIMBULKAN PERUBAHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Baja perkakas (tool steel) merupakan baja yang biasa digunakan untuk aplikasi pemotongan (cutting tools) dan pembentukan (forming). Selain itu baja perkakas juga banyak
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS
ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS Oleh: Abrianto Akuan Abstrak Nilai kekerasan tertinggi dari baja mangan austenitik hasil proses perlakuan panas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Logam Logam cor diklasifikasikan menurut kandungan karbon yang terkandung di dalamnya yaitu kelompok baja dan besi cor. Logam cor yang memiliki persentase karbon
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Pengertian Las Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Norman) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer
Lebih terperinciProses perlakuan panas diklasifikasikan menjadi 3: 1. Thermal Yaitu proses perlakuan panas yang hanya memanfaatkan kombinasi panas dalam mencapai
Heat Treatment atau proses perlakuan panas adalah proses pemanasan yang diikuti proses pendinginan selama waktu tertentu dan bila perlu dilanjutkan dengan pemanasan serta pendinginan ulang. Perlakuan panas
Lebih terperinciLAJU KOROSI DAN KEKERASAN PIPA BAJA API 5L X65 SETELAH NORMALIZING
LAJU KOROSI DAN KEKERASAN PIPA BAJA API 5L X65 SETELAH NORMALIZING Sumar Hadi Suryo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudarto, SH. Tembalang Semarang 50255 ABSTRAK Pipa
Lebih terperinciPengaruh Perlakuan Panas Austempering pada Besi Tuang Nodular FCD 600 Non Standar
Pengaruh Perlakuan Panas Austempering pada Besi Tuang Nodular FCD 600 Non Standar Indra Sidharta 1, a, *, Putu Suwarta 1,b, Moh Sofyan 1,c, Wahyu Wijanarko 1,d, Sutikno 1,e 1 Laboratorium Metalurgi, Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mekanik, listrik, kimia dan konstruksi, dan bahkan kehidupan sehari-hari dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Baut adalah salah satu komponen pengikat, banyak digunakan dalam industri mekanik, listrik, kimia dan konstruksi, dan bahkan kehidupan sehari-hari dapat ditemukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian (flow chat) Mulai Pengambilan Data Thi,Tho,Tci,Tco Pengolahan data, TLMTD Analisa Grafik Kesimpulan Selesai Gambar 3.1 Diagram alir penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Fluida : Semi Lean Benfield Solution (K 2 CO 3 ) Masalah Pompa 107-J. Produksi Tinggi. Why??
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Produksi Tinggi Masalah Pompa 107-J Fluida : Semi Lean Benfield Solution (K 2 CO 3 ) Shaft Patah Why?? Failure Analysis Perumusan Masalah 1. Mengetahui faktor faktor yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PERLAKUAN PANAS 2.1.1 Pengertian Perlakuan panas dilakukan untuk merubah karakteristik tertentu dari logam dan paduan sehingga lebih sesuai dengan penggunaannya di lapangan.
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI
Teknika : Engineering and Sains Journal Volume, Nomor, Juni 207, 67-72 ISSN 2579-5422 online ISSN 2580-446 print PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1. BAJA HSLA (HIGH STRENGTH LOW ALLOY) Baja HSLA(High Strength Low Alloy Steel) atau biasa disebut juga dengan microalloyed steel adalah baja yang di desain untuk dapat memberikan
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri ke-20 BAHAN TEKNIK MEKANIKA BAHAN
Pengaruh Kromium dan Perlakuan Panas pada Baja Fe-Ni-Cr terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Meilinda Nurbanasari 1, Dodi Mulyadi 2 1 Dosen Tetap Jurusan Teknik Mesin, FTI, Institut Teknologi Nasional,
Lebih terperinciPENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)
PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI Purnomo *) Abstrak Baja karbon rendah JIS G 4051 S 15 C banyak digunakan untuk bagian-bagian
Lebih terperinciSistem Besi-Karbon. Sistem Besi-Karbon 19/03/2015. Sistem Besi-Karbon. Nurun Nayiroh, M.Si. DIAGRAM FASA BESI BESI CARBIDA (Fe Fe 3 C)
MK: TRANSFORMASI FASA Pertemuan Ke-6 Sistem Besi-Karbon Nurun Nayiroh, M.Si Sistem Besi-Karbon Besi dengan campuran karbon adalah bahan yang paling banyak digunakan diantaranya adalah baja. Kegunaan baja
Lebih terperinciKorosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S
Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S (Agus Solehudin)* * Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK Universitas Pendidikan Indonesia Emai : asolehudin@upi.edu Abstrak
Lebih terperinciKerentanan Retak dan Kekerasan HAZ API 5l-x65 Pipe Steel Welded Joint karena Annealing Holding Time
Kerentanan Retak dan Kekerasan HAZ API 5l-x65 Pipe Steel Welded Joint karena Annealing Holding Time Padang Yanuar, *Yurianto Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudarto,
Lebih terperinciGambar 4.1 Penampang luar pipa elbow
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Latar Belakang Material Material yang digunakan pada penelitian ini merupakan material yang berasal dari pipa elbow pada pipa jalur buangan dari pompa-pompa pendingin
Lebih terperinci4.1 ANALISA STRUKTUR MIKRO
BAB IV PEMBAHASAN Percobaan perlakuan panas dan uji kekerasan paduan Fe-Ni-10%Al, Fe-Ni- 20%Al, Fe-Ni-30%Al dilakukan pada temperatur 900 o C dan 1000 o C dengan lama waktu pemanasan 24 jam dan 48 jam.
Lebih terperinciEFFECT OF HEAT TREATMENT TEMPERATURE ON THE FORMATION OF DUAL PHASE STEEL AISI 1005 HARDNESS AND FLEXURE STRENGTH CHARACTERISTICS OF MATERIALS
INFO TEKNIK Volume 16 No. 1 Juli 2015 (1-10) EFFECT OF HEAT TREATMENT TEMPERATURE ON THE FORMATION OF DUAL PHASE STEEL AISI 1005 HARDNESS AND FLEXURE STRENGTH CHARACTERISTICS OF MATERIALS Kris Witono 1,
Lebih terperinciDimas Hardjo Subowo NRP
Dimas Hardjo Subowo NRP. 2706 100 011 Dosen Pembimbing : Budi Agung K, ST, M.Sc FAKULTAS TEKNOLOHI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Abstrak Dalam proses pengelasan seringkali dijumpai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang material baja karbon sedang AISI 4140 merupakan low alloy steel
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang material baja karbon sedang AISI 4140 merupakan low alloy steel atau baja yang memiliki kandungan 0,38-0,43% C, 0,75-1,00% Mn, 0,15-0,30% Si, 0,80-1,10%
Lebih terperinci07: DIAGRAM BESI BESI KARBIDA
07: DIAGRAM BESI BESI KARBIDA 7.1. Diagram Besi Karbon Kegunaan baja sangat bergantung dari pada sifat sifat baja yang sangat bervariasi yang diperoleh dari pemaduan dan penerapan proses perlakuan panas.
Lebih terperinciPENGARUH PWHT TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS TAK SEJENIS AUSTENITIC STAINLESS STEEL DAN BAJA KARBON
PENGARUH PWHT TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS TAK SEJENIS AUSTENITIC STAINLESS STEEL DAN BAJA KARBON Agus Duniawan 1, Mochammad Noer Ilman 2 1 Jurusan Teknik Mesin Institut Sains & Teknologi AKPRIND
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti pada saat ini, banyak orang beranggapan bahwa kesehatan merupakan sesuatu hal yang sangat mahal. Kesehatan seseorang bisa terganggu akibat
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 191
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F 191 Studi Eksperimental Pengaruh Variasi Temperatur dan Waktu Penahanan Partitioning pada Proses Quenching-Partitioning Baja
Lebih terperinciBAB 1. PERLAKUAN PANAS
BAB PERLAKUAN PANAS Kompetensi Sub Kompetensi : Menguasai prosedur dan trampil dalam proses perlakuan panas pada material logam. : Menguasai cara proses pengerasan, dan pelunakan material baja karbon.
Lebih terperinciPEMBUATAN STRUKTUR DUAL PHASE BAJA AISI 3120H DARI BESI LATERIT
PEMBUATAN STRUKTUR DUAL PHASE BAJA AISI 3120H DARI BESI LATERIT Saefudin 1*, Toni B. Romijarso 2, Daniel P. Malau 3 Pusat Penelitian Metalurgi dan Material Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Kawasan PUSPIPTEK
Lebih terperinciANALISA PENGARUH TEMPERATUR TEMPERING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADA BAJA AAR-M201 GRADE E
ANALISA PENGARUH TEMPERATUR TEMPERING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADA BAJA AAR-M201 GRADE E Mochammad Ghulam Isaq Khan 2711100089 Dosen Pembimbing Ir. Rochman Rochiem, M.Sc. Wikan Jatimurti
Lebih terperinciKorosi H 2 S dan CO 2 pada Peralatan Statik di Industri Minyak dan Gas
Korosi H 2 S dan CO 2 pada Peralatan Statik di Industri Minyak dan Gas Yunita Sari, Siska Titik Dwiyati Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta e-mail : siska.td@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES NORMALIZING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S PADA PRESSURE VESSEL
PENGARUH VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES NORMALIZING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S PADA PRESSURE VESSEL Mahasiswa Febrino Ferdiansyah Dosen Pembimbing Ir. Rochman Rochiem, M.
Lebih terperinciPENGARUH ARUS PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL TYPE 304 ABSTRAK
PENGARUH ARUS PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL TYPE 304 Antonius Widyatmoko 1, Muh Amin 2 dan Solechan 3 ABSTRAK Stainless steel merupakan baja paduan tinggi karena
Lebih terperinciBAB II STUDI LITERATUR
BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Mekanisme Penguatan pada Material Logam Mekanisme penguatan pada material logam merupakan hubungan antara pergerakan dislokasi dan sifat mekanik dari logam. Kemampuan suatu material
Lebih terperinciKINERJA INHIBITOR Na 2 CrO 4 DALAM LARUTAN Nacl UNTUK MELINDUNGI BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK TERSENSITISASI DARI SERANGAN SCC Ishak `*) ABSTRAK
Jurnal Reaksi Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Vol 2 No. 3 Juni 2004 ISSN 1693-248X KINERJA INHIBITOR Na 2 CrO 4 DALAM LARUTAN Nacl UNTUK MELINDUNGI BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK TERSENSITISASI
Lebih terperinciANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS
TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS Disusun : SUDARMAN NIM : D.200.02.0196 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
Lebih terperinci11. Logam-logam Ferous Diagram fasa besi dan carbon :
11. Logam-logam Ferous Diagram fasa besi dan carbon : Material Teknik Suatu diagram yang menunjukkan fasa dari besi, besi dan paduan carbon berdasarkan hubungannya antara komposisi dan temperatur. Titik
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka
BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Pengelasan logam tak sejenis antara baja tahan karat dan baja karbon banyak diterapkan di bidang teknik, diantaranya kereta api, otomotif, kapal dan industri lain.
Lebih terperinciPENGARUH JENIS BAHAN DAN PROSES PENGERASAN TERHADAP KEKERASAN DAN KEAUSAN PISAU TEMPA MANUAL
PENGARUH JENIS BAHAN DAN PROSES PENGERASAN TERHADAP KEKERASAN DAN KEAUSAN PISAU TEMPA MANUAL Balkhaya 2114201007 Dosen Pembimbing Suwarno, ST., M.Sc., Ph.D. LATAR BELAKANG Alat potong bidang pertanian
Lebih terperinciPENGARUH TEGANGAN DAN KONSENTRASI NaCl TERHADAP KOROSI RETAK TEGANG PADA BAJA DARI SPONS BIJIH LATERIT SKRIPSI
PENGARUH TEGANGAN DAN KONSENTRASI NaCl TERHADAP KOROSI RETAK TEGANG PADA BAJA DARI SPONS BIJIH LATERIT SKRIPSI Oleh BUDI SETIAWAN 04 03 04 015 8 DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperincipendinginan). Material Teknik Universitas Darma Persada - Jakarta
BAB V DIAGRAM FASE Komponen : adalah logam murni atau senyawa yang menyusun suatu logam paduan. Contoh : Cu - Zn (perunggu) komponennya adalah Cu dan Zn Solid solution (larutan padat) : terdiri dari beberapa
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 13 No. 1 Januari 2017; 10-14 STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L Ojo Kurdi Departement Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. unsur paduan terhadap baja, proses pemanasan baja, tempering, martensit, pembentukan
I. TINJAUAN PUSTAKA Teori yang akan dibahas pada tinjauan pustaka ini adalah tentang klasifikasi baja, pengaruh unsur paduan terhadap baja, proses pemanasan baja, tempering, martensit, pembentukan martensit,
Lebih terperinciPengaruh Preheat Terhadap Struktur Mikro dan Sifat Mekanis Sambungan Las GTAW Material Baja Paduan 12Cr1MoV yang Digunakan pada Superheater Boiler
Pengaruh Preheat Terhadap Struktur Mikro dan Sifat Mekanis Sambungan Las GTAW Material Baja Paduan 12Cr1MoV yang Digunakan pada Superheater Boiler Achmad Arifin 1, Heru Santoso B.R 2, dan M. Noer Ilman
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Baja karbon Baja karbon adalah paduan antara Fe dan C dengan kadar C sampai 2,14%. Sifatsifat mekanik baja karbon tergantung dari kadar C yang dikandungnya. Setiap baja termasuk
Lebih terperinciANALISA HASIL PENGELASAN SMAW PADA BAJA TAHAN KARAT FERITIK DENGAN VARIASI ARUS DAN ELEKTRODA
ANALISA HASIL PENGELASAN SMAW PADA BAJA TAHAN KARAT FERITIK DENGAN VARIASI ARUS DAN ELEKTRODA Dimas Pratama Putra (2706 100 026) Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut
Lebih terperinciGambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)
BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Proses pengelasan semakin berkembang seiring pertumbuhan industri, khususnya di bidang konstruksi. Banyak metode pengelasan yang dikembangkan untuk mengatasi permasalahan
Lebih terperinciPENGARUH PERLAKUAN PANAS DOUBLE TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL AISI 4340
PENGARUH PERLAKUAN PANAS DOUBLE TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL AISI 4340 Cahyana Suherlan NIM : 213431006 Program Studi : Teknik Mesin dan Manufaktur Konsentrasi : Teknologi Pengecoran Logam
Lebih terperinciARI BUDIANTO N I M : D
NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PERLAKUAN PENDINGINAN PADA PROSES PENGELASAN SMAW(SHIELDED METAL ARC WELDING) STAINLESS STEEL AUSTENITE AISI 201 TERHADAP UJI KOMPOSISI KIMIA, UJI STRUKTUR MIKRO, UJI KEKERASAN
Lebih terperinciPENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO
PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO Cahya Sutowo 1.,ST.MT., Bayu Agung Susilo 2 Lecture 1,College student 2,Departement
Lebih terperinciAvailable online at Website
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi Pengaruh PWHT dan Preheat pada Kualitas Pengelasan Dissimilar Metal antara Baja Karbon (A-106) dan Baja Sri Nugroho, Wiko Sudiarso*
Lebih terperinciPengaruh Unsur-unsur Paduan Pada Proses Temper:
PROSES TEMPER Proses temper adalah proses memanaskan kembali baja yang sudah dikeraskan dengan tujuan untuk memperoleh kombinasi antara kekuatan, duktilitas dan ketangguhan yang tinggi. Proses temper terdiri
Lebih terperinciTeknik Pembuatan Baja Duplek pada Baja Karbon Rendah Sa dengan Pelapisan Elektroda
Teknik Pembuatan Baja Duplek pada Baja Karbon Rendah Sa 516-7 dengan Pelapisan Elektroda Sidiq Ruswanto Jurusan Teknik mesin Politeknik Negeri Jakarta Kampus Baru UI Depok 16422 Abtract SA 516-7 is a low
Lebih terperinciMETALURGI Available online at
Metalurgi (2017) 1: 29-36 METALURGI Available online at www.ejurnalmaterialmetalurgi.com PENGARUH PROSES TEMPERING GANDA TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL BAJA COR PADUAN Ni-Cr-Mo Beny Bandanadjaja *, Dewi
Lebih terperinciPengaruh Perlakuan Panas Terhadap Ketahanan Korosi Sumuran Baja Tahan Karat Dupleks 22Cr
Pengaruh Perlakuan Panas Terhadap Ketahanan Korosi Sumuran Baja Tahan Karat Dupleks 22Cr Rini Riastuti, Myrna Ariati, Reyningtyas Putri Perwitasari, M Akbar Barrinaya Departemen Teknik Metalurgi dan Material,
Lebih terperinciPENGARUH MANUAL FLAME HARDENING TERHADAP KEKERASAN HASIL TEMPA BAJA PEGAS
45 PENGARUH MANUAL FLAME HARDENING TERHADAP KEKERASAN HASIL TEMPA BAJA PEGAS Eko Surojo 1, Dody Ariawan 1, Muh. Nurkhozin 2 1 Staf Pengajar - Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik UNS 2 Alumni Jurusan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini merupakan eksperimen untuk mengetahui pengaruh temperatur media pendingin pasca pengelasan terhadap laju korosi dan struktur mikro.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
58 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Mulai Data awal: Spesifikasi awal Studi pustaka Persiapan benda uji: Pengelompokkan benda uji Proses Pengujian: Pengujian keausan pada proses
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2013, dilaksanakan di
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2013, dilaksanakan di Laboratorium Material Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung, Laboratorium
Lebih terperinciANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH
ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH Sumidi, Helmy Purwanto 1, S.M. Bondan Respati 2 Program StudiTeknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN ANALISA
BAB IV DATA DAN ANALISA Pengelasan plug welding pada material tak sejenis antara logam tak sejenis antara baja tahan karat 304L dan baja karbon SS400 dilakukan untuk mengetahui pengaruh arus pengelasan
Lebih terperinciPERLAKUAN PANAS MATERIAL AISI 4340 UNTUK MENGHASILKAN DUAL PHASE STEEL FERRIT- BAINIT
PERLAKUAN PANAS MATERIAL AISI 4340 UNTUK MENGHASILKAN DUAL PHASE STEEL FERRIT- BAINIT (1) Beny Bandanadjaja (1), Cecep Ruskandi (1) Indra Pramudia (2) Staf pengajar Program Studi Teknik Pengecoran Logam
Lebih terperinci