(Mo, Zn, Cu, Fe, DAN Mn) PABSA BERBWGWQ KEDALAMAN

Transkripsi

1 (Mo, Zn, Cu, Fe, DAN Mn) PABSA BERBWGWQ KEDALAMAN Oleh HERMANU WIDJAJA JURUSAN TANAW PIKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANlAN BQGOR

2 RINGKASAN HERMANU WIDJAJA. Pengarlrh Residu Kapur dan Kotoran Ayam Tahun Keempat terhadap Ketersediaan Unsur Mikro Tanah (Mo, Zn, Cu, Fe, dan Mn) pada Eerbagai Kedalaman Latosol Coklat Kemerahan Cikarawang - Darmaga. (3i bawah bimbingan Ir Rykson Situmorang dan Dr Ir Supiandi Sabiham). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan Laboratorium Agronomi, Balitan Cimanggu. Tujuan penelitian adalah untuk melihat pengaruh residu berbagai taraf pengapuran dan pemberian kotoran ayam terhadap ketersediaan unsur mikro tanah (Mo, Zn, Cu, Fe, dan Mn) pada berbagai kedalaman Latosol Coklat Remerahan pada akhir tahun keempat. ~enelitian ini sebagai kelanjutan dari penelitian yang dilakukan pada tahun Rancangan percobaannya adalah petak terpisah dengan empat ulangan, sedangkan pada penelitian ini hanya menggunakan tiga ulangan. Petak utama adalah residu empat taraf pengapuran, yaitu A1 (tanpa kapur), A2 (1.5 x Al-dd setara dengan ton kapur/ha), A3 (3.0 s Al-dd setara dengan ton kapur/ha), dan A4 (4.5 x Al-dd setara dengan ton kapur/ha). Anak petak terdiri dari 5 taraf kotoran ayam, yaitu 1 (0.0 ton/ha), 2 (2.5 ton/ha), 3 (5.0 ton/hal, 4 (7.5 ton/hal, dan 5 (10.0 ton/ha). Pengambilan contoh tanah dilakukan dengan membuat profil pada setlap anak petak, yaitu pada selans kedalaman 0-20, 20-40, 40-60, 60-80, , dan cm.

3 Hasil penelitian menunjukkan bahwa residu kapur tahun keempat (tanpa kotoran ayam I meningkatkan kadar Mo tanah (dibanding tanpa residu kapur pada tahun yang samal sampai kedalaman sekitar 60 cm, kecuali pada taraf 1.5 x Al-dd. Distribusi Mo pada profil tanah cenderung meningkat pada kedalaman 0-60 cm dibanding kedalaman dibawahnya dengan semakin meningkatnya taraf residu kapur baik dengan maupun tanpa kotoran ayam. Pada kedalaman 0-20 cm, residu kotoran ayam tanpa kapur cenderung menurunkan kadar Mo (dibanding tanpa residu kotoran ayam pada tahun yang sama), sedangkan pada kedalaman cm memberikan pengaruh yang beragam terhadap kadar Mo tanah. Residu kapur tahun keempat baik dengan maupun tanpa kotoran ayam menurunkan kadar Zn (dibanding perlakuan kontrol pada tahun yang sama), terutama pada kedalaman 0-20 cm. Pada kedalaman cm, residu keduanya juga terli-. hat menurunkan kadar Zn, namun demikian besarnya penurunan kadar Zn dan kedalamannya sengat bervariasi pada masing- masing taraf residu kapur. Pada kedalaman 0-20 cm, residu kotoran ayam 2.5 dan 5.0 ton/ha terlihat meningkatkan kadar Zn (dibanding tanpa residu kotoran ayaml, sedangkan pada taraf 7.5 dan 10.0 ton/ha justru menurunkan kadar Zn. Pada kedalaman cm, residu kotoran ayam memberikan penga- ruh yang beragam terhadap kadar Zn. Pada kedalaman 0-20 ern, residu kapur (tanpa kotoran ayarnl 'ahun keempat menurunkan kadar Cu (dibanding tanpa residu kapur pada tahun yang sama), kecuali pada taraf

4 1.5 x Al-dd; sedangkan pada kedalaman cm, pengaruhnya terhadap ketersediaan Cu beragam. Pada kedalaman 0-20 cm, residu kotoran ayam (tanpa kapur) tahun keempat pada taraf 2.5 dan 5.0 ton/ha meningkatkan kadar Cu (dibanding tanpa residu kotoran ayam), sedangkan pada taraf 7.5 dan 10.0 ton/ha kurang berperan terhadap penlngkatan kadar Cu; pada kedalaman cm, pengaruhnya terhadap penlngkatan atau penurunan kadar Cu tidak jelas. Interaksi residu keduanya memberikan pengaruh yang beragam terhadap kadar Cu (dibanding perlakuan kontrol pada tahun yang sama) sampai kedalaman 120 cm. Residu kapur tahun keempat baik dengan maupun tanpa residu kotoran ayam menurunkan kadar Fe (dibanding tanpa residu kapur dan kotoran ayam pada tahun yang sama), teruta- ma pada kedalaman 0-20 cm; residu keduan3-a juga menurunkan kadar Fe pada kedalaman cm, namun demikian besarnya penurunan kadar Fe dan kedalamannya sangat bervariasi pada masing-masing taraf residu kapur. Residu kotoran ayam tahun keempat (tanpa kapur) menurunkan kadar Fe (dibanding tanpa residu kotoran ayam) pada kedalaman 0-20 em, kecuali pada taraf 10.0 ton/ha kadar Fe justru meningkat; pada kedalaman cm pengaruhnya terhadap ketersediaan Fe beragam. Residu kapur tahun keempat (tanpa kotoran ayam) untuk semua taraf pemberian cenderunq menurunkan kelarutan Mn (dibanding tanpa residu kapur) sampai kedalaman sekitar 60 cm. Pengaruh residu kapur pada setiap residu kotoran ayam terlihat menuriinlran kelarutan Mn ( dibanding tanpa residu

5 kapur dan kotoran ayam) sampai kedalaman sekitar em. Namun demikian, masing-masing tarzf residu kapur menunjukkan variasi dalam penurunan kadar Mn maupun kedalamannya pe.da setiap taraf residu kotoran ayam. Pada kedalaman 0-20 cm, residu kotoran ayam (tanpa kapur) tahun keempat kurang berperan terhadap penurunan kelarutan Mn (dibanding tanpa residu kotoran ayam), sedangkan pada kedalaman cm pengaruhnya tidak jelas meningkatkan atau menu- runkan kadar Mn.

6 PENGARUH RESIDU KAPUR DAN KOTORAN AYAM TAHUN KEEMPAT TERHADAP KETERSEDIAAN UNSUR MIKRO TANAH (Mo, Zn, Cu, Fe, DAN Mn) PADA BERBAGAI KEDALAMAN LATOSOL CQKLAT KEMERAHAN CIKARAWANG - DARMAGA oleh HERMANU WIDJAJA Laporan Masalah Khusus sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTAN1:AN BOGOR B O G O R

7 Judul Masalah Khusus : PENGARUH KESIDU KAPUR DAN KOTORAN AYAM TAHUN KEEMPAT TERRADAP KETERSE- DIAAN UNSUR MIKRO TANAH (Mo, Zn, Cu, Fe, DAN Mn) PADA BERBAGAI KEDALAMAN LATOSOL COKLAT KEMERAHAN CIKARAWANG- DARMAGA Nama Mahasiswa : HERMANU WIDJAJA Nomor Pokok Menyetujui Komisi Pembimbing - (Ir Rvkson Situmorang) (Dr Ir Supiandi Sabiham) Mengetahui rusan Tanah , Tanggal Lulus : 28 Agustus 1989

8 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 30 Agustus 1964 di Pacitan, Jawa Timur. Putra keempat dari enam bersaudara keluarga Ibnu Hadjar Soeseno dan Soesilah. Pendidikan formal yang diikuti penulis hingga SMA se- muanya diselesaikan di Pacitan. Tahun 1976 penulis lulus dari SD Negeri Baleharjo I Pacitan, lulus dari SMP Negeri I Pacitan pada tahun 1979 dan pada tahun 1983 lulus dari SMA Negeri I Pacitan. Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui Proyek Perintis I1 pada tahun 1983 dan pada tahun 1984 terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Tanah, Fakul- tas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ilmu di Jurusan Tanah, pada tahun 1985 Selama menuntut penulis menjadi asisten luar biasa praktikum mata kuliah Pengenalan Vegetasi. Pada tahun 1988 penulis aktif sebagai asisten praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Pada akhir studinya, penulis menekuni bidang Kesuburan Tanah.

9

10