HUBUNGAN ANTARA PERCEIVED SOCIAL SUPPORT DAN SELF-ESTEEM PADA MAHASISWA PSIKOLOGI JENJANG SARJANA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA PERCEIVED SOCIAL SUPPORT DAN SELF-ESTEEM PADA MAHASISWA PSIKOLOGI JENJANG SARJANA"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA PERCEIVED SOCIAL SUPPORT DAN SELF-ESTEEM PADA MAHASISWA PSIKOLOGI JENJANG SARJANA Elizabeth Trifilia dan Julia Suleeman Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia Abstrak Kesehatan mental dibutuhkan mahasiswa psikologi terkait persiapan mereka untuk berkecimpung dalam helping profession. Social support, terutama perceived social support, dan self-esteem dapat memengaruhi kesehatan mental (Taylor & Brown, 1988; Vinokur, Schul, & Caplan, 1987; Zimet, Dahlem, Zimet & Farley 1988). Berbagai penelitian menemukan bahwa semakin tinggi perceived social support seseorang, semakin tinggi pula self-esteem yang dimiliki. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perceived social support dan self-esteem pada mahasiswa psikologi jenjang sarjana. Perceived social support diukur dengan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (Zimet et al., 1988) sedangkan untuk self-esteem dengan Rosenberg Self-Esteem Scale (Rosenberg, 1965). Dari 184 mahasiswa jenjang sarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia yang menjadi partisipan, hasil yang didapatkan menunjukkan ada hubungan positif yang signifikan antara perceived social support dan self-esteem pada mahasiswa psikologi jenjang sarjana (r = 0.274; p < 0.01). Disarankan agar pendidikan psikologi dapat memerhatikan perceived social support sebagai salah satu cara meningkatkan self-esteem mahasiswa, seperti dengan melakukan intervensi psikoedukasi. Kata kunci: perceived social support, self esteem, mahasiswa psikologi jenjang sarjana Relationship between Perceived Social Support and Self-Esteem Among Psychology Undergraduate Students Abstract Psychology students need good mental health as they prepare themselves to work as helping professional. Social support, especially perceived social support, and self-esteem are found to influence mental health (Taylor & Brown, 1988; Vinokur, Schul, & Caplan, 1987; Zimet, Dahlem, Zimet & Farley 1988). Recent studies found that people with higher level of perceived social support are having higher level of self-esteem. This study was conducted to find the relation between perceived social support and self-esteem among undergraduate psychology students. Perceived social support was measured using Multidimensional Scale of Perceived Social Support (Zimet et al., 1988) and self-esteem was measured using Rosenberg Self-Esteem Scale (Rosenberg, 1965). The participants of this research are 184 undergraduate psychology students at the Universitas Indonesia from four different yearly intakes. The main result of shows that perceived social support correlated significantly with self-esteem (r = 0.274; p < 0.01). Results of this study may be taken by psychology educational institution to increase the concern of perceived social support as one of the factors to increase their students self-esteem level, for example is by applying a psychoeducational intervention. Keyword: perceived social support; self-esteem; undergraduate psychology students Pendahuluan Self-esteem merupakan salah satu topik yang paling banyak diteliti dalam ranah psikologi (Sedikides & Gregg, 2003; Swann, Chang-Schneider, & McClarty, 2007 dalam

2 Gebauer, Riketta, Broemer, & Maio, 2008). Hal ini mungkin disebabkan karena self-esteem merupakan bagian fundamental dari pengalaman dan kualitas hidup seseorang (Crocker & Wolfe, 2001 dalam Wen 2011). Self-esteem adalah sikap positif atau negatif terhadap diri (Rosenberg, 1965 dalam Mruk, 2006). Self-esteem memengaruhi aspek-aspek fundamental dalam kehidupan seseorang, seperti motivasi, perilaku fungsional, dan kepuasan terhadap hidup serta secara signifikan berhubungan dengan well-being individu sepanjang kehidupannya (Guindon, 2010). Rosenberg (1981 dalam Elliot, 2001) menemukan bahwa rendahnya self-esteem dapat menyebabkan individu menjadi depresi dan tidak bahagia. Individu dengan self-esteem rendah juga memiliki kecemasan yang tinggi, baik pada somatis maupun perilaku, lebih mudah menjadi agresif, mudah terganggu, dan marah. Mereka juga sulit memahami norma dan tidak puas pada kehidupan secara umum. Selain itu, mereka juga lemah terhadap kritik, memiliki konsep diri yang tidak stabil dan kecemasan sosial yang tinggi. Tidak hanya itu, rendahnya self-esteem dapat menyebabkan gangguan dysthymic atau depresi syaraf, depresi mayor, gangguan kecemasan, gangguan makan, disfungsi seksual, rasa malu patologis, percobaan bunuh diri dan gangguan kepribadian (Leary & MacDonald, 2003 dalam Mruk, 2006). Taylor & Brown (1988) juga menemukan bahwa memiliki self-esteem yang tinggi dapat memprediksi kesehatan mental yang tinggi pula. Self-esteem memiliki hubungan dengan berbagai faktor, salah satunya social support, terutama yang diukur melalui perceived social support, karena dianggap lebih baik dalam memprediksi status psikologis individu dibandingkan pengukuran social support secara objektif (Barrera, 1981; Brandt & Weinert, 1981; Sarason, Sarason, Potter, & Antoni, 1985; Schaefer, Coyne, & Lazarus, 1981; Wilcox, 1981 dalam Zimet, Dahlem, Zimet, & Farley, 1988). Social support adalah pertukaran sumber daya antara dua individu atau lebih, yang dipersepsi oleh penyedia atau penerimanya bahwa hal tersebut dilakukan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan penerima (Shumaker & Brownell, 1984 dalam Zimet et al., 1988). Perceived social support ditemukan memiliki hubungan positif yang signifikan dengan self-esteem pada penelitian yang dilakukan Tam et al., (2011), Tajbakhsh dan Rousta (2012), serta Teoh dan Nur Afiqah (2010), yang berarti semakin tinggi perceived social support yang dimiliki seseorang, semakin tinggi pula tingkat self-esteem yang dimilikinya. Social support ditemukan dapat meningkatkan keinginan untuk bergotong royong, serta perkembangan kognitif serta berkaitan dengan self-worth serta self-efficacy (Newcomb, 1990; Vaux, 1990 dalam Colarossi & Eccles, 2003). Social support juga memengaruhi kesehatan mental dan hasil-hasil akademis baik secara langsung maupun tidak langsung sedangkan social support secara emosional diketahui dapat meningkatkan motivasi dan keyakinan akan kesuksesan

3 sehingga meningkatkan usaha untuk mencapai suatu tujuan (Colarossi & Eccles, 2003). Perceived social support menunjukkan hubungan yang kuat dan konsisten terhadap kesehatan mental dan seringkali juga pada kesehatan fisik (Sarason, Sarason & Gurung, 2001; Uchino, 2004; Wills & Filler, 2001 dalam Lakey, 2007). Hal ini sesuai dengan penelitian lain yang menemukan bahwa perceived social support yang tinggi ditemukan berhubungan dengan rendahnya depresi dan gejala kecemasan yang merupakan indikator dari kesehatan mental yang rendah (Vinokur, Schul, & Caplan, 1987; Zimet et al., 1988). Dalam Zimet et al. (1988) perceived social support dapat bersumber dari tiga sumber spesifik, yaitu keluarga, teman, dan significant others. Baik social support, terutama yang diukur melalui perceived social support, maupun self-esteem diketahui memengaruhi kesehatan mental individu (Taylor & Brown, 1988; Vinokur, Schul, & Caplan, 1987; Zimet, et al, 1988). Kesehatan mental adalah keadaan wellbeing pada individu, yaitu ketika individu menyadari kemampuannya, dapat mengatasi stress normal pada kehidupan, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi pada masyarakat tempat ia berada. Kesehatan mental merupakan dasar dari well-being individu dan fungsi efektifnya di masyarakat (WHO, 2010). Kesehatan mental ditemukan dapat dijaga dengan memiliki self-esteem yang tinggi (Hunt & Guindon, 2010). Kesehatan mental yang tinggi merupakan hal yang penting untuk dimiliki, terutama pada individu yang berkecimpung dalam ranah psikologi, terutama karena ilmu psikologi merupakan salah satu ilmu yang berada dalam ranah helping profession, bersama dengan ranah pengobatan, hukum, keperawatan, farmasi, seminari (keagamaan), pekerja sosial, dan pengajaran (guru), yang menolong individu yang memiliki masalah, seperti masalah fisik, psikologi, emosi, dan well-being spiritual (Engs, 1980). Untuk menolong individu yang memiliki masalah, tentunya seseorang memerlukan kesehatan mental yang tinggi. Heppner, Casas, Carter, dan Stone (2000) menyatakan bahwa ilmu psikologi tidak hanya bermanfaat dalam menciptakan pengetahuan, namun juga untuk menolong orang lain menyelesaikan masalah-masalah penting, seperti masalah kesehatan mental, dan melalu hal tersebutlah ilmu psikologi dapat berkontribusi bagi masyarakat. Tanpa kesehatan mental yang tinggi, seseorang yang yang berkecimpung dalam ranah ilmu psikologi tidak dapat menolong orang lain serta berkontribusi secara efektif bagi masyarakat. Mahasiswa psikologi, sebagai individu yang memelajari ilmu psikologi, juga memerlukan kesehatan mental yang tinggi, terutama karena mereka juga dipersiapkan untuk berkecimpung dalam helping profession. Walaupun kesehatan mental merupakan hal yang penting untuk dimiliki individu yang berkecimpung dalam ranah ilmu psikologi, terutama karena nantinya akan terjun dalam

4 helping profession, namun ternyata tidak seluruh individu yang belajar psikologi memiliki kesehatan mental yang tinggi. Payne & Firtzh-Cozes, 1987; Helm, 1991; Guthrie & Black, 1997 dalam Tillet, 2003) menemukan bahwa ada peningkatan masalah psikiatris, yang dapat menyebabkan menurunnya kesehatan mental, pada helping profession, salah satunya psikolog. Masalah psikiatris lebih banyak dialami oleh individu pada helping profession dibandingkan individu yang bekerja pada profesi lain. Peningkatan masalah psikiatris tersebut antara lain berupa peningkatan kecemasan, depresi, bunuh diri, penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang. Pada mahasiswa psikologi juga diketahui bahwa tidak seluruh mahasiswa psikologi memiliki kesehatan mental yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari salah satu kasus bunuh diri oleh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dengan inisial NM pada tahun 2008 yang diduga karena ia mengalami stress (detiknews.com, 2008). Di lingkungan mahasiswa psikologi, berdasarkan percakapan peneliti dengan beberapa mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, diketahui bahwa social support memengaruhi bagaimana perasaan mereka terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar. Mereka mengakui bahwa ketika sedang merasa kurang mendapatkan social support, terutama ketika sedang menghadapi masalah, mereka merasa tidak berharga, tidak penting bagi orang lain, serta tidak mampu untuk menjalani hidup lagi, hingga terpikirkan untuk melakukan bunuh diri. Namun, ketika mereka mendapat social support, mereka merasa bahwa mereka penting bagi orang lain serta ada orang yang peduli dengan mereka sehingga mereka lebih bersemangat untuk menyelesaikan masalah dan terutama tetap berusaha menjalani kehidupan. Goedeke (2007) juga menemukan bahwa dalam lingkungan mahasiswa psikologi, pemberian social support antar mahasiswa lebih tinggi dibandingkan mahasiswa dari jurusan lain yang cenderung kompetitif dan individualis. Namun, tidak semua mahasiswa yang bercakap-cakap dengan peneliti merasa bahwa social support bagi mereka sudah cukup atau tinggi. Sebagian menyatakan bahwa social support bagi mereka cukup ketika sedang tidak ada masalah, sebagian menyatakan tetap cukup walaupun ada masalah, dan sebagian lagi menyatakan bahwa mereka tidak merasa cukup mendapatkan social support. Peneliti menemukan bahwa penelitian mengenai hubungan antara perceived social support dan self-esteem sebelumnya lebih banyak dilakukan pada remaja, seperti penelitian Tam et al., (2011) dan Tajbakhsh dan Rousta (2012) atau mahasiswa secara umum, seperti penelitian Teoh dan Nur Afiqah (2010) meski penelitian mengenai kedua variabel tersebut juga penting diteliti pada mahasiswa psikologi. Oleh karena itu. peneliti ingin meneliti mengenai bagaimana gambaran perceived social support dan self-esteem pada mahasiswa psikologi jenjang sarjana serta hubungan di antara keduanya. Penelitian dilakukan di

5 Universitas Indonesia. Peneliti melakukan perbandingan perceived social support dan selfesteem berdasarkan angkatan atau tahun masuknya mahasiswa ke universitas. Perbedaan angkatan akan membedakan pengalaman mahasiswa dalam belajar psikologi sehingga diduga akan memengaruhi kualitas perceived social support dan self-esteem mereka. Ada lima masalah pada penelitian ini, yaitu : 1. Apakah terdapat perbedaan pada perceived social support, baik secara keseluruhan maupun yang bersumber dari keluarga, teman, dan significant others, pada mahasiswa psikologi jenjang sarjana berdasarkan angkatan? 2. Apakah terdapat perbedaan pada perceived social support, baik secara keseluruhan, maupun yang bersumber dari keluarga, teman, dan significant others, pada mahasiswa psikologi jenjang sarjana berdasarkan jenis kelamin? 3. Apakah terdapat perbedaan pada self-esteem mahasiswa psikologi jenjang sarjana berdasarkan angkatan? 4. Apakah terdapat perbedaan pada self-esteem mahasiswa psikologi jenjang sarjana berdasarkan jenis kelamin? 5. Apakah terdapat hubungan positif antara perceived social support dan self-esteem pada mahasiswa psikologi jenjang sarjana? Tinjauan Teoritis Penelitian ini menggunakan definisi dari Shumaker dan Brownell (1984 dalam Zimet et al., 1988, hal. 31) yaitu an exchange of resources between at least two individuals perceived by the provider or the recipient to be intended to enhance the well-being or the recipient. Terdapat tiga kategori besar dari social support yang menentukan bagaimana pengukuran dilakukan, yaitu social connectedness, actual social support, dan perceived social support (Gottlieb, 1983; Barrera, 1986 dalam López & Cooper, 2011). Kategori yang digunakan dalam penelitian ini adalah perceived social support karena perceived social support merupakan prediktor yang lebih baik tentang status psikologis dibandingkan pengukuran social support secara objektif (Barrera, 1981; Brandt & Weinert, 1981; Sarason, Sarason, Potter, & Antoni, 1985; Schaefer, Coyne, & Lazarus, 1981; Wilcox, 1981 dalam Zimet et al., 1988). Perceived social support adalah apraisal kognitif dari individu mengenai social support yang mereka terima. Pengukuran perceived social support memfokuskan pada

6 apraisal dari seorang individu mengenai ada dan tidaknya dan/atau seberapa memadai dukungan yang diterima, terlepas dari apakah individu benar-benar menerima dukungan tersebut (López & Cooper, 2011). Usia, jenis kelamin, dan self-esteem merupakan beberapa faktor yang diketahui memiliki hubungan dengan social support. Berbagai penelitian menemukan bahwa social support, terutama yang diukur melalui perceived social support, memiliki hubungan positif yang signifikan dengan self-esteem, di antaranya adalah penelitian Teoh dan Nur Afiqah (2010) pada 200 mahasiswa pada tahap perkembangan dewasa muda, Tam, Lee, Har, dan Pok (2011) pada 460 remaja Malaysia, dan Tajbakhsh dan Rousta (2012) pada 1623 siswa SMA di Iran. Meehan, Durlak, dan Bryant (1993 dalam Moradi dan Funderbunk, 2006 dalam Tam et al., 2011) juga menemukan bahwa diketahui bahwa semakin tinggi self-esteem yang dimiliki individu, semakin tinggi pula perceived social support yang ia miliki. Definisi dari self-esteem yang digunakan dalam penelitian ini adalah definisi dari Rosenberg (1965 dalam Mruk, 2006, hal. 16) yaitu a positive or negative attitude toward a particular object, namely, the self. Terdapat dua pendekatan terhadap self-esteem yang akan membedakan bagaimana pengukuran terhadap self-esteem dilakukan, yaitu self-esteem global yang melihat evaluasi secara keseluruhan mengenai diri individu dan self-esteem yang melihat self-esteem pada domain spesifik (Heatherton, 2009). Baumeister, Campbell, Krueger, dan Vohs (2003) menyatakan bahwa intervensi pada self-esteem global lebih baik daripada selfesteem spesifik karena self-esteem global dapat lebih mengena secara afektif sedangkan intervensi yang dilakukan dengan self-esteem spesifik akan terbagi-bagi, berdasarkan aspek apa yang ingin diukur. Self-esteem diketahui memiliki hubungan dengan berbagai faktor berikut: 1) budaya, 2) usia, 3) jenis kelamin, 4) gen, 5) pola asuh orang tua. Dalam penelitian ini, faktor yang diteliti hubungannya dengan self-esteem adalah social support. Huurre (2000) menemukan bahwa pada perempuan maupun laki-laki yang mendapatkan skor lebih tinggi pada dukungan dari orangtua serta hubungan dengan teman memiliki self-esteem yang lebih tinggi. Social support juga ditemukan dapat meningkatkan keinginan untuk bergotong royong, serta perkembangan kognitif serta berkaitan dengan self-worth serta self-efficacy (Newcomb, 1990; Vaux, 1990 dalam Colarossi & Eccles, 2003). Self-worth (atau dalam Branden disebut sebagai self-respect yang berarti perasaan berharga dari seorang individu) dan self-efficacy yang merupakan dua aspek dalam self-esteem yang saling berkaitan menurut Branden (1992).

7 Metode Penelitian Tipe dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dari perceived social support dan self-esteem serta korelasi antara keduanya sehingga termasuk penelitian deskriptif dan korelasional. Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah 184 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia yang berasal dari jenjang sarjana program studi reguler dan paralel angkatan 2009 (55 orang), 2010 (39 orang), 2011 (40 orang), dan 2012 (50 orang). Range usia sampel adalah 17 sampai 22 tahun dengan modus 21 tahun. Sebanyak 155 orang sampel adalah perempuan dan 29 orang lainnya adalah laki-laki. Pemilihan dan pengambilan sampel menggunakan teknik convenience sampling yaitu pengambilan sampel didasarkan pada ketersediaan dan kesediaan sampel untuk mengisi kuesioner (Gravetter & Forzano, 2009). Alat Ukur yang Digunakan Perceived social support diukur dengan hasil adaptasi dari alat ukur Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) yang secara spesifik mengukur pandangan subjektif seseorang mengenai memadai atau tidaknya social support yang ia miliki (Zimet et al., 1988). MSPSS terdiri dari 12 item dengan tujuh skala yang kemudian dimodifikasi menjadi empat skala yaitu (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) setuju, dan (4) sangat setuju berdasarkan hasil uji keterbacaan. MSPSS memiliki tiga subskala yang merupakan kategori sumber dukungan, yaitu keluarga, teman, dan significant others. Setiap subskala memiliki empat item pertanyaan. Hasil dari uji reliabilitas dari alat ukur MSPSS secara keseluruhan mendapatkan koefisien reliabilitas 0,832 dan berbeda-beda antara subskala keluarga (0,898), teman (0,886), dan significant others (0,829). Hasil uji validitas item MPSS mendapatkan kisaran 0,266-0,617 untuk 12 item. Untuk mengukur self-esteem, digunakan hasil adaptasi alat ukur Rosenberg Self- Esteem Scale yang mengukur self-esteem global dan merupakan alat ukur unidimensional (Rosenberg, 1965). RSES terdiri dari sepuluh item dengan empat skala yaitu (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) setuju, dan (4) sangat setuju. Sepuluh item tersebut terbagi atas lima item yang menggambarkan diri secara positif dan lima item yang menggambarkan diri secara negatif. Hasil uji reliabilitas pada alat ukur RSES mendapatkan koefisien reliabilitas 0,839 sedangkan hasil uji validitas item pada sepuluh item berkisar antara 0,369 0,639.

8 Hasil Penelitian Hasil pengolahan data dari alat ukur MSPSS menhasilkan mean sebesar 37,261 (SD = 4,767) dengan range skor dari 21 sampai 48. Mean dan range skor yang didapatkan setiap subskala terangkum dalam Tabel 1 berikut. Tabel 1. Gambaran Skor Subskala Perceived Social Support Subskala Range M (Dimensi) SD (Dimensi) Jumlah Item Keluarga ,298 2,425 4 Teman ,222 2,549 4 Significant Others ,739 1,851 4 Hasil perbandingan mean perceived social support, baik secara keseluruhan maupun yang bersumber dari keluarga, teman, dan significant others berdasarkan angkatan, yang didapat melalui teknik One-Way Analysis of Variance (ANOVA) dapat dilihat pada Tabel 2. Tidak ada hasil yang signifikan dari perbandingan yang dilakukan. Hal ini menandakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada perceived social support, baik secara keseluruhan maupun yang bersumber dari keluarga, teman, dan significant others, antar tiap-tiap angkatan. Tabel 2. Perbandingan Perceived Social Support berdasarkan Angkatan Perceived Social Support Angkatan Keluarga Teman Significant Others Keseluruhan M SD M SD M SD M SD ,110 0,658 3,060 0,684 3,245 0,472 3,138 0, ,118 0,434 3,181 0,601 3,081 0,443 3,127 0, ,057 0,691 2,987 0,671 3,224 0,543 3,089 0, ,022 0,611 3,009 0,596 3,177 0,401 3,069 0,419 Signifikansi F = 0,269 p = 0,848 F = 0,763 p = 0,516 F = 1,050 p = 0,372 F = 0,319 p = 0,812 Pada Tabel 3 dapat dilihat perbandingan mean perceived social support, baik yang bersumber dari keluarga, teman, maupun significant others, antara responden perempuan dengan laki-laki sebagai satu variabel terhadap variabel yang lain. Hasil yang signifikan didapatkan pada perceived social support yang bersumber dari teman dengan t(182) = 2,049, p < 0,05. Hal tersebut menandakan bahwa terdapat perbedaan mean yang signifikan pada perceived social support yang bersumber dari teman antara responden perempuan dan lakilaki, sehingga dapat dikatakan bahwa perceived social support yang bersumber dari teman secara signifikan lebih tinggi pada responden perempuan dibandingkan laki-laki.

9 Tabel 3. Perbandingan Perceived Social Support berdasarkan Jenis Kelamin Perceived Social Support Jenis Kelamin Keluarga Teman Significant Others Keseluruhan M SD M SD M SD M SD Perempuan 12,37 2,303 12,38 37,47 4,499 1,882 37,47 4,499 Laki-laki 11,93 3,402 11,32 36,07 6,012 1,701 36,07 6,012 Signifikansi t = 0,877 p = 0,382 t = 2,049 p = 0,042* t = -0,255 p = 0,799 t = 1,438 p = 0,182 * Signifikan pada L.o.S 0,05 Gambaran self-esteem dapat dilihat dari nilai mean RSES responden, yaitu sebesar 29,168 (SD = 3,953) dengan range skor dari 15 sampai 40. Hasil ANOVA untuk mean selfesteem berdasarkan angkatan dapat dilihat pada tabel 4. Tidak ada hasil yang signifikan dari perbandingan yang dilakukan. Hal ini menandakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada self-esteem antar tiap-tiap angkatan. Tabel 4. Perbandingan Self-Esteem berdasarkan Angkatan Angkatan Self-Esteem Signifikansi M SD ,944 0,450 F = 1, ,882 0,374 p = 0, ,012 0, ,849 0,332 Pada Tabel 5 terangkum perbandingan antara self-esteem berdasarkan jenis kelamin. Dapat dilihat bahwa hasil yang didapatkan adalah signifikan dengan t(182) = -2,057, p < 0,05. Hal ini menandakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada self-esteem antara responden perempuan dan laki-laki, yaitu self-esteem secara signifikan lebih tinggi pada responden laki-laki dibandingkan pada perempuan. Tabel 5. Perbandingan Self-Esteem berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Self-Esteem Signifikansi M SD Perempuan 28,92 3,890 t = -2,057 Laki-laki 30,57 4,077 p = 0,041* * Signifikan pada L.o.S 0,05 Hasil korelasi antara perceived social support dan self-esteem adalah signifikan dengan koefisien korelasi r(182) = 0,274, p < 0,01 sehingga dapat diinterpretasikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perceived social support dan self-esteem pada

10 mahasiswa psikologi jenjang sarjana. Pada Tabel 6 dapat dilihat korelasi antara setiap subskala perceived social support dengan self-esteem. Tabel 6. Hasil Perhitungan Korelasi antara Subskala Perceived Social Support dengan Self-Esteem Variabel r Sig (p) Perceived Social Support Subskala Keluarga dengan Self-Esteem 0,256 < 0,001** Perceived Social Support Subskala Teman dengan Self-Esteem 0,151 0,021* Perceived Social Support Subskala Significant Others dengan Self-Esteem 0,162 0,014* * Signifikan pada L.o.S 0,05 ** Signifikan pada L.o.S 0,01 Pembahasan Dalam beberapa penelitian, seperti penelitian Teoh dan Nur Afiqah (2010) pada dewasa muda dan Tam et al., (2011) pada remaja, ditemukan bahwa perceived social support memiliki hubungan yang positif dengan self-esteem. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pada mahasiswa psikologi jenjang sarjana ditemukan hal yang sama. Secara umum, hasil dari penelitian ini sesuai dengan teori dan penelitian yang telah dipaparkan di tinjauan pustaka. Peneliti belum menemukan adanya studi yang membandingkan perceived social support antar angkatan pada mahasiswa. Namun, peneliti memiliki asumsi bahwa semakin lama seorang mahasiswa mempelajari ilmu psikologi, maka semakin tinggi perceived social support mereka sehingga terdapat perbedaan mean yang signifikan pada kedua variabel jika dibandingkan berdasarkan angkatan. Asumsi tersebut didasarkan pada penelitian Goedeke (2007) yang menemukan bahwa mahasiswa psikologi memberikan dukungan satu sama lain lebih tinggi dibandingkan mahasiswa dari jurusan lain yang cenderung kompetitif dan individualis. Asumsi peneliti tidak didukung hasil penelitian ini. Hasil penelitian menemukan bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada perceived social support antar angkatan. Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak adanya perbedaan tahap perkembangan antara setiap angkatan, walaupun terdapat perbedaan usia, seperti yang dapat dilihat dari mean setiap angkatan. Hal tersebut mengacu pada tahap perkembangan menurut Arnett (2000) yang menyatakan bahwa individu yang berusia 18 sampai 25 tahun berada pada tahap perkembangan emerging adulthood. Range usia responden pada penelitian ini adalah 17 sampai 22 tahun sehingga sebagian besar responden berada pada tahap perkembangan

11 emerging adulthood. Responden yang berusia 17 tahun diasumsikan tidak terlalu berpengaruh karena jumlahnya hanya 3 orang dari seluruh responden yang berpartisipasi. Selain itu, pada perceived social support secara keseluruhan tidak ditemukan perbedaan yang signifikan pada antara perempuan dan laki-laki. Hal ini tidak sesuai dengan hasil dari berbagai penelitian lain, seperti penelitian Zimet et al. (1988) dan Colarossi dan Eccles (2003), namun sesuai dengan hasil penelitian Tam et al. (2011). Hal yang mungkin memengaruhi tidak signifikannya hasil ini adalah tidak seimbangnya jumlah responden perempuan dengan laki laki. Responden perempuan mencapai 84% sedangkan responden lakilaki hanya 16%. Selain itu subjek penelitian ini yang berasal dari Indonesia dan mungkin memiliki karakteristik yang lebih mirip dengan penelitian yang dilakukan Tam et al. (2011) di Malaysia dibandingkan dengan penelitian Zimet et al. (1988) dan Colarossi dan Eccles (2003) yang dilakukan di Amerika Serikat. Jika ditinjau dari sumbernya, hanya perceived social support yang berasal dari teman yang secara signifikan berbeda antara perempuan dan laki-laki. Perceived social support yang bersumber dari teman pada perempuan lebih tinggi dibandingkan pada laki-laki. Hal ini mungkin terkait dengan temuan Colarossi (2001 dalam Tam et al., 2011) bahwa perempuan lebih berorientasi kepada teman dalam hal social support dan lebih puas dengan support yang didapatkan dari teman-teman dibandingkan dengan laki-laki. Peneliti juga memiliki asumsi bahwa akan ada perbedaan self-esteem antar tiap-tiap angkatan karena semakin tua angkatan mahasiswa, semakin tinggi pula self-esteem yang dimiliki. Hal ini didasarkan pada pernyataan Bandura (1997) serta Maddux dan Gosselin (2003 dalam Mruk, 2006) bahwa pembelajaran dapat meningkatkan self-efficacy yang akan meningkatkan self-esteem. Selain itu, penelitian Goedeke (2007) menemukan bahwa mahasiswa psikologi melihat pendidikan psikologi dapat meningkatkan kesadaran mereka akan pilihan dan kesempatan dan ini meningkatkan optimisme akan kemampuan mereka. Hal ini juga terkait dengan peningkatan self-efficacy yang kemudian akan dapat meningkatkan self-esteem mereka. Sayangnya, peneliti belum menemukan penelitian yang secara langsung membandingkan self-esteem antar angkatan pada mahasiswa. Namun, dalam penelitian ini, asumsi peneliti tidak terbukti karena tidak ditemukan perbedaan self-esteem antar angkatan. Hal ini mungkin memiliki penyebab yang sama dengan tidak ditemukannya perbedaan perceived social support antar angkatan, yaitu tidak adanya perbedaan tahap perkembangan antara setiap angkatan dengan mengacu pada tahap perkembangan menurut Arnett (2000) yang menyatakan bahwa individu yang berusia 18 sampai 25 tahun berada pada tahap perkembangan emerging adulthood.

12 Pada penelitian ini, ditemukan bahwa self-esteem secara signifikan lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan. Hal ini sesuai dengan temuan dari meta-analisis yang dilakukan oleh Major et al. (1999) pada responden dari 226 studi. Hasil dari dua metaanalisis lainnya yang dilakukan oleh Kling et al. (1999) pada responden dari 216 studi serta responden dari Amerika Serikat untuk membandingkan self-esteem pada laki-laki dan perempuan juga menemukan hasil yang sama yaitu laki-laki memiliki self-esteem yang lebih tinggi daripada perempuan. Hasil utama dari penelitian ini sesuai dan mengkonfirmasi hasil dari penelitian Teoh dan Nur Afiqah (2010) dan Tam et al. (2011) dengan menemukan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara perceived social support dan self-esteem. Hasil yang sama dapat disebabkan oleh kemiripan karakteristik subjek dari penelitian karena kedua penelitian tersebut dilakukan di Malaysia, dimana ada kemiripan nilai, yaitu nilai ketimuran dengan di Indonesia. Terlebih lagi dengan penelitian Teoh dan Nur Afiqah (2010) yang subjeknya adalah mahasiswa. Kekurangan dari penelitian ini adalah penggunaan pertanyaan pada kuesioner kualitas diri yang hanya dapat menggambarkan sosok sumber dukungan yang dimiliki responden tanpa menggali lebih jauh mengenai self-esteem ataupun aspek lain dari perceived social support. Selain itu, metode pengambilan data pada penelitian ini hanya melalui kuesioner. Pertanyaan secara kualitatif serta metode pengambilan data yang lebih bervariasi dapat membantu menggambarkan kedua variabel dengan lebih dalam dan menyeluruh. Melalui penelitian ini, self-esteem pada mahasiswa psikologi jenjang sarjana diketahui dapat ditingkatkan melalui perceived social support. Walaupun begitu, penelitian mengenai perceived social support dan self-esteem pada populasi mahasiswa masih terbatas pada beberapa fakultas dan universitas. Manning (2007), dalam studinya pada konteks siswa di sekolah, menyatakan bahwa dibandingkan dengan membuat program yang secara khusus meningkatkan self-esteem, akan lebih baik jika sekolah membantu siswa meningkatkan kekuatannya lewat lingkungan yang suportif. Hal ini juga dapat diaplikasikan dalam kurikulum perkuliahan. Selain itu, walaupun mahasiswa psikologi, seperti yang ditemukan Goedeke (2007) telah memiliki dasar untuk saling mendukung satu sama lain yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa pada jurusan lainnya, akan semakin baik jika hal tersebut difasilitasi, misalnya dengan intervensi psikoedukasi. Berdasarkan penelitian Brand, Lakey, dan Berman (1995), intervensi psikoedukasi berupa pelatihan kemampuan sosial dan cognitive reframing terkait diri dan hubungan sosial ternyata dapat meningkatkan perceived social support.

13 Kesimpulan Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan penelitian ini adalah : 1. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada perceived social support, baik secara keseluruhan maupun yang bersumber dari keluarga, teman, dan significant others, pada mahasiswa psikologi jenjang sarjana berdasarkan angkatan. 2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada perceived social support, baik secara keseluruhan, maupun yang bersumber dari keluarga dan significant others, pada mahasiswa psikologi jenjang sarjana berdasarkan jenis kelamin. Namun terdapat perbedaan antara perempuan dan laki-laki pada perceived social support yang bersumber dari teman. Pada responden perempuan ditemukan perceived social support yang bersumber dari teman lebih tinggi dibandingkan pada responden laki-laki. 3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada self-esteem mahasiswa psikologi jenjang sarjana berdasarkan angkatan. 4. Terdapat perbedaan yang signifikan pada self-esteem mahasiswa psikologi jenjang sarjana berdasarkan jenis kelamin, yaitu responden laki-laki ditemukan memiliki self-esteem yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden perempuan. 5. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara perceived social support dan selfesteem pada mahasiswa psikologi jenjang sarjana. Hal ini berarti semakin tinggi perceived social support seseorang, semakin tinggi pula self-esteem yang dimiliki. Saran Terdapat beberapa saran terkait penelitian ini, yaitu: 1. Untuk penelitian selanjutnya, metode pengambilan data dapat ditambah dengan pemberian pertanyaan kualitatif dan melakukan focus group discussion untuk memperkaya data yang didapat. 2. Penelitian selanjutnya dapat pula dilakukan dalam rangka membandingkan gambaran dan hubungan antara perceived social support dan self-esteem pada fakultas dan universitas lain. Perbandingan dapat dilakukan antar rumpun fakultas, seperti rumpun humaniora, ilmu eksakta dan kesehatan serta antara universitas swasta dan negeri. 3. Berdasarkan hasil penelitian, social support dapat bermanfaat jika dijadikan menjadi salah satu faktor yang diperhatikan dalam merancang kegiatan perkuliahan dan kegiatan-kegiatan di luar perkuliahan karena memiliki kaitan dengan tingkat self-esteem.

14 Salah satu cara adalah mengadakan pelatihan yang mengutamakan tentang kemampuan sosial dan cognitive reframing terkait diri dan hubungan sosial. Daftar Referensi Arnett, J. J. (2000). Emerging adulthood: A theory of development from the late teens through the twenties, American Psychologist, 55(5), Baumeister, R. F., Campbell, J. D., Krueger, J., & Vohs, K. (2003). Does high self-esteem cause better performance, interpersonal success, happiness, or healthier lifestyles? Psychological Science in the Public Interest, 4(1), Brand, E. F., Lakey, B., & Berman, S. (1995). A preventive, psychoeducational approach to increase perceived social support, American Journal of Community Psychology, 23(1), Colarossi, L. G., & Eccles, J. S. (2003). Differential effects of support providers on adolescents' mental health, Social Work Research, 27(1), detiknews.com. (17 Desember 2008). Nova diduga bunuh diri karena nilainya anjlok. Diunduh dari pada 19 Juni Engs, R. C. (1980). The drug-use patterns of helping-profession students in Brisbane, Australia, Drug and Alcohol Dependence, 6(4), Gebauer, J. E., Riketta, M., Broemer, P., Maio, G. R. (2008). How much do you like your name?: An implicit measure of global self-esteem, Journal of Experimental Social Psychology, 44(5). doi: /j.jesp Goedeke, S. (2007). Teaching psychology at undergraduate level: Rethinking what we teach and how we teach it, New Zealand Journal of Teacher s Work, 4(10), Gravetter, F. J. & Forzano, L.B. (2009). Research Methods for the Behavioral Sciences. USA: Wadsworth Cengage Learning. Heatherton, T. F. (2009). Self-Esteem. In Oxford Companion to the Affective Sciences. (Hal. 357). Oxford: Oxford. Heppner, P. P., Casas, J. M., Carter, J., & Stone, G. L. (2000). The maturation of counseling psychology: multifaceted perspectives, In S. D. Brown & R. W. Lent (Eds.), Handbook of counseling psychology (3rd ed.) (Hal. 3-49). New York: Wiley. Hunt, B. & Guindon, M. H. (2010). Alcohol and other drug use and self-esteem among young adults. In M. H. Guindon (Ed.), Self-esteem across the lifespan: Issues and intervention (Hal ). New York: Routledge. Huurre, T. (2000). Psychosocial development and social support among adolescents with visual impairment. Tampere: Tampere University. Kling, K. C., Hyde, J. S., Showers C. J., dan Buswell, B. N. (1999). Gender differences in self-esteem: A meta-analysis, Psychological Bulletin, 125(4), Kumar, R. (2005). Research methodology: A step by step guide for beginners. London: SAGE. Lakey, B. (2007). Social support and social integration. In M. Gerrard and K. D. McCaul (Eds.), Health Behavior Constructs and Measures. Diunduh dari cancercontrol.cancer.gov/brp/constructs/social_suppor/social_suppot.pdf pada 3 Mei López, M. L. & Cooper, L. (2011). Social support measures review: Final report. Los Angeles: National Center for Latino Children and Family Research.

15 Major, B., Barr, L., Zubek, J., & Babey, S. H. (1999). Gender and self-esteem: A metaanalysis. In W. B. Swann, J. H. Langlois, & L. A. Gilbert (Eds.), Sexism and stereotypes in modern society (Hal ). Washington, DC: American Psychological Association. Manning, M. A. (2007). Self-concept and self-esteem in adolescents, Principal Leadership (Middle School Ed.), 7(6), Tajbakhsh, G. & Rousta, M. (2012). The effect of social support on self-esteem, Journal of Basic and Applied Scientific Research, 2(11), Tam, C., Lee, T., Har, W., & Pok, W. (2011). Perceived social support and self-esteem towards gender roles: Contributing factors in adolescents, Asian Social Science, l7(8), Taylor, S. E. & Brown, J. D. (1988). Illusion and well-being: A social psychological perspective on mental health, Psychological bulletin, 103(2), 193. Teoh, H. J., & Nur Afiqah, R. (2010). Self-esteem Amongst Young Adults: The Effect of Gender, Social Support and Personality, MJP Online Early, 5(2), Tillet, R. (2003). The patient within- psychopatology in the helping professions, Journal of Continuing Professional Development, 9, Vinokur, A., Schul, Y., & Caplan, R. D. (1987). Determinants of perceived social support: Interpersonal transactions, personal outlook, and transient affective states, Journal of Personality and Social Psychology, 53(6), Wen, A.C. H. (2011). A study of self-esteem among UTAR psychology students. Selangor: Universiti Tunku Abdul Rahman. World Health Organization. (2010). Mental health: Strengthening our response. Diunduh dari pada 11 Juli Zimet, G. D., Dahlem, N. W., Zimet, S. G., & Farley, G. K. (1988). The multidimensional scale of perceived social support, Journal of Personality Assessment, 52(1),

Hubungan antara Self-Regulation dan Self-Esteem pada Mahasiswa Psikologi Jenjang Sarjana

Hubungan antara Self-Regulation dan Self-Esteem pada Mahasiswa Psikologi Jenjang Sarjana Hubungan antara Self-Regulation dan Self-Esteem pada Mahasiswa Psikologi Jenjang Sarjana Sasrya Ratri Harumi dan Julia Suleeman Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Email: sasrya.ratri@ui.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Keberhargaan diri (self esteem) asuhan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Keberhargaan diri (self esteem) asuhan 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian 1. Variabel tergantung : Keberhargaan diri (self esteem) 2. Variabel bebas : Dukungan sosial dari pengasuh panti asuhan B. Definisi

Lebih terperinci

SUBJECTIVE WELL-BEING DAN REGULASI DIRI REMAJA PELAKU TINDAK KEKERSAN (Studi pada anak pidana di Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria Tangerang)

SUBJECTIVE WELL-BEING DAN REGULASI DIRI REMAJA PELAKU TINDAK KEKERSAN (Studi pada anak pidana di Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria Tangerang) SUBJECTIVE WELL-BEING DAN REGULASI DIRI REMAJA PELAKU TINDAK KEKERSAN (Studi pada anak pidana di Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria Tangerang) Naomi Soetikno, Debora Basaria email: naomis@fpsi.untar.ac.id

Lebih terperinci

GAMBARAN PENERIMAAN DIRI DAN MANFAAT PENDIDIKAN PSIKOLOGI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI JENJANG SARJANA

GAMBARAN PENERIMAAN DIRI DAN MANFAAT PENDIDIKAN PSIKOLOGI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI JENJANG SARJANA GAMBARAN PENERIMAAN DIRI DAN MANFAAT PENDIDIKAN PSIKOLOGI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI JENJANG SARJANA Dewi Fransiska Simanjuntak, Julia Suleeman Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, 16424, Depok, Indonesia

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL Erick Wibowo Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

Lebih terperinci

ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Susi Susanti : Psikologi : Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual Pada Remaja di Tarumajaya Bekasi Utara Konsep diri penting bagi remaja karena hal tersebut

Lebih terperinci

Hubungan antara Gaya Regulasi Motivasi dengan Psychological Well Being pada Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Novita Purnamasari

Hubungan antara Gaya Regulasi Motivasi dengan Psychological Well Being pada Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Novita Purnamasari Hubungan antara Gaya Regulasi Motivasi dengan Psychological Well Being pada Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Novita Purnamasari Dibimbing Oleh : Dr.Ahmad Gimmy Prathama Siswandi, M.Si ABSTRAK

Lebih terperinci

Hubungan Dukungan Sosial dan Learning Burnout Pada Mahasiswa Kelas Karyawan di Universitas Gunadarma

Hubungan Dukungan Sosial dan Learning Burnout Pada Mahasiswa Kelas Karyawan di Universitas Gunadarma Hubungan Dukungan Sosial dan Learning Burnout Pada Mahasiswa Kelas Karyawan di Universitas Gunadarma Usulan Penelitian Disusun Oleh : Nama : Evania Olgasari NPM : 13513000 Dosen Pembimbing : Desi Susianti,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku merokok merupakan salah satu penyebab yang menimbulkan munculnya berbagai penyakit dan besarnya angka kematian. Hal ini wajar, mengingat setiap tahunnya

Lebih terperinci

SUBJECTIVE WELL-BEING PADA PENARI STUDIO SENI AMERTA LAKSITA SEMARANG

SUBJECTIVE WELL-BEING PADA PENARI STUDIO SENI AMERTA LAKSITA SEMARANG SUBJECTIVE WELL-BEING PADA PENARI STUDIO SENI AMERTA LAKSITA SEMARANG Nimas Ayu Nawangsih & Ika Febrian Kristiana* M2A 009 090 nimasayunawang@gmail.com, zuna210212@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Korban Pelecehan Seksual yang Berusia 8-12 Tahun di Sukabumi

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Korban Pelecehan Seksual yang Berusia 8-12 Tahun di Sukabumi Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Children Well-Being pada Korban Pelecehan Seksual yang Berusia 8-12 Tahun di Sukabumi 1 Farah Fauziah Ismail, dan 2 Fanni Putri Diantina 1,2 Fakultas

Lebih terperinci

Hubungan antara Self-esteem dan Self-esteem dengan Internet Addiction. May Rauli Simamora (13/359560/PPS/02841)

Hubungan antara Self-esteem dan Self-esteem dengan Internet Addiction. May Rauli Simamora (13/359560/PPS/02841) Hubungan antara Self-esteem dan Self-esteem dengan Internet Addiction May Rauli Simamora (13/359560/PPS/02841) Tujuan mini riset online ini adalah untuk mengetahui hubungan antara self-esteem dan self-control

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : self-esteem, power, significance, competence, virtue, make up. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : self-esteem, power, significance, competence, virtue, make up. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Make up dapat mempengaruhi aspek psikologis seseorang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran self-esteem pada mahasiswi yang menggunakan make up jurusan public relations di Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan metode dalam penelitian ini, yang mencakup jenis penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN EXA ALIFA BUDIYANTO ABSTRAK Ketika mahasiswa memasuki perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan, untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan, untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah Hubungan dukungan sosial dengan efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran konsep diri pada siswa kelas XII yang mengambil jurusan IPA dan IPS di SMA X Bandung beserta dimensi-dimensi konsep diri serta kaitannya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Anak-anak seharusnya memiliki kecendrungan mengembangkan self esteem yang tinggi daripada orang dewasa, karena mereka kurang begitu perduli terhadap atribusi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebijakan publik tentang masalah anak dan rencana anak, isu utama kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebijakan publik tentang masalah anak dan rencana anak, isu utama kebijakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir terdapat perkembangan yang signifikan dari kebijakan publik tentang masalah anak dan rencana anak, isu utama kebijakan publik menyangkut

Lebih terperinci

GAMBARAN KEMANDIRIAN EMOSIONAL REMAJA USIA TAHUN BERDASARKAN POLA ASUH AUTHORITATIVE NUR AFNI ANWAR LANGGERSARI ELSARI NOVIANTI S.PSI. M.

GAMBARAN KEMANDIRIAN EMOSIONAL REMAJA USIA TAHUN BERDASARKAN POLA ASUH AUTHORITATIVE NUR AFNI ANWAR LANGGERSARI ELSARI NOVIANTI S.PSI. M. GAMBARAN KEMANDIRIAN EMOSIONAL REMAJA USIA 12-15 TAHUN BERDASARKAN POLA ASUH AUTHORITATIVE NUR AFNI ANWAR LANGGERSARI ELSARI NOVIANTI S.PSI. M.PSI 1 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN ABSTRAK Kemandirian

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Korelasi Self Esteem dengan Chidren Well-Being Anak Yatim Piatu Usia 12 Tahun di Panti Asuhan Tunas Melati Bandung Correlation Study between Self Esteem and Children

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Empati didefinisikan sebagai reaksi-reaksi individu terhadap situasi yang terlihat pada orang lain. Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran derajat empati mahasiswa perokok Fakultas

Lebih terperinci

RISET TAHUN Hubungan antara subjective well-being dengan motif penggunaan kartu debit pada konsumen lanjut usia.

RISET TAHUN Hubungan antara subjective well-being dengan motif penggunaan kartu debit pada konsumen lanjut usia. RISET TAHUN 2010 Judul Penelitian Hubungan antara subjective well-being dengan motif penggunaan kartu debit pada konsumen lanjut usia Topik Penelitian Perilaku Ekonomi Hubungan antara kebutuhan menurut

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : subjective wellbeing, lansia, penyakit kronis. vii Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Kata kunci : subjective wellbeing, lansia, penyakit kronis. vii Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini berjudul studi deskriptif mengenai subjective wellbeing (SWB) pada lansia penderita penyakit kronis yang mengikuti Prolanis di Puskesmas X Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Self-Esteem 2.1.1 Pengertian Self-Esteem Menurut Rosenberg (dalam Mruk, 2006), Self-Esteem merupakan bentuk evaluasi dari sikap yang di dasarkan pada perasaan menghargai diri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Gambaran Umum Responden Penelitian Berikut ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum responden penelitian berdasarkan data demografis seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A

HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A 1 HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A Rohmatul Ummah, Anita Listiara* Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Pola asuh merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecerdasan interpersonal remaja. Penelitian ini menggunakan teori pola asuh dari Baumrind (2010) dan teori kecerdasan interpersonal dari

Lebih terperinci

HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN Andri 1 Lieke E.M. Waluyo 2 1,2 Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok 16424, Jawa Barat 2 andric@minamas.co.id

Lebih terperinci

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai derajat Psychological Well-Being pada tunanetra dewasa awal di Panti Sosial Bina Netra X Kota Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang)

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang) HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang) Imam Hidayatur Rohman, Nailul Fauziah Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto

Lebih terperinci

GAMBARAN KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP ORIENTASI MASA DEPAN ANAK TUNARUNGU DITINJAU DARI TUGAS PERKEMBANGAN MASA DEWASA AWAL

GAMBARAN KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP ORIENTASI MASA DEPAN ANAK TUNARUNGU DITINJAU DARI TUGAS PERKEMBANGAN MASA DEWASA AWAL GAMBARAN KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP ORIENTASI MASA DEPAN ANAK TUNARUNGU DITINJAU DARI TUGAS PERKEMBANGAN MASA DEWASA AWAL Oleh: HALDILA LINTANG PALUPI 802008039 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

Definisi dan Ruang Lingkup Praktek Konseling Rehabilitasi. Oleh Didi Tarsidi <a href="http://www.upi.edu">universitas Pendidikan Indonesia (UPI)</a>

Definisi dan Ruang Lingkup Praktek Konseling Rehabilitasi. Oleh Didi Tarsidi <a href=http://www.upi.edu>universitas Pendidikan Indonesia (UPI)</a> Definisi dan Ruang Lingkup Praktek Konseling Rehabilitasi Oleh Didi Tarsidi universitas Pendidikan Indonesia (UPI) 1. Definisi Istilah konseling rehabilitasi yang dipergunakan

Lebih terperinci

Perbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship

Perbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship Perbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship Sania Faradita ABSTRACT The purpose of this study, is to know the

Lebih terperinci

GAMBARAN KEBAHAGIAAN MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN LATAR BELAKANG BUDAYA BATAK, JAWA, MINANG, DAN SUNDA

GAMBARAN KEBAHAGIAAN MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN LATAR BELAKANG BUDAYA BATAK, JAWA, MINANG, DAN SUNDA GAMBARAN KEBAHAGIAAN MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN LATAR BELAKANG BUDAYA BATAK, JAWA, MINANG, DAN SUNDA INDIENA SARASWATI ABSTRAK Studi yang menggunakan teori kebahagiaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha ABSTRAK Penelitian mengenai orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung ini dilakukan dengan tujuan untuk memeroleh

Lebih terperinci

Abstrak. Berdasarkan pengolahan data secara statistik, didapatkan koefisien korelasi untuk derajat self-efficacy dan perilaku hidup sehat +0,453

Abstrak. Berdasarkan pengolahan data secara statistik, didapatkan koefisien korelasi untuk derajat self-efficacy dan perilaku hidup sehat +0,453 Abstrak Mahasiswa yang telah mengetahui pentingnya menjaga kesehatan nyatanya masih memiliki perilaku hidup yang tidak sehat. Perilaku hidup yang sehat pada mahasiswa salah satunya dapat dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR..iii. DAFTAR ISI vii. DAFTAR TABEL DAN BAGAN...xii. DAFTAR LAMPIRAN xiii Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah 10

KATA PENGANTAR..iii. DAFTAR ISI vii. DAFTAR TABEL DAN BAGAN...xii. DAFTAR LAMPIRAN xiii Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah 10 ABSTRAK Penelitian ini berjudul hubungan antara self-esteem dan prestasi akademik di SMA X Bandung, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan antara self-esteem

Lebih terperinci

Subjective Well-Being Pada Guru Sekolah Menengah. Dinda Arum Natasya Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Subjective Well-Being Pada Guru Sekolah Menengah. Dinda Arum Natasya Fakultas Psikologi Universitas Surabaya Subjective Well-Being Pada Guru Sekolah Menengah Dinda Arum Natasya Fakultas Psikologi Universitas Surabaya dindanatasyaa@yahoo.com Abstrak - Guru mengalami berbagai masalah dalam menjalankan profesinya.

Lebih terperinci

Abstrak. vii Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. vii Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran self-concept pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian Lanjutan di Universitas X Kota Bandung. Responden

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MAHASISWA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MAHASISWA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI JPPM Vol. 9 No. 2 (2016) HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MAHASISWA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI Nita Delima Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Subang nitadelima85@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran body image dari anggota Hansamo Modern Dance di Komunitas BKC Kota Bandung. Teori yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah Teori

Lebih terperinci

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI STATUS EKONOMI KELUARGA PADA MAHASISWA Oleh : Meriam Yuliana Mahasiswi jurusan Psikologi Fakultas Psikologi U

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI STATUS EKONOMI KELUARGA PADA MAHASISWA Oleh : Meriam Yuliana Mahasiswi jurusan Psikologi Fakultas Psikologi U VIEWED FROM DIFFERENT LEARNING MOTIVATION OF STUDENTS IN FAMILY ECONOMIC STATUS Meriam Yuliana Undergraduate Program, Faculty of Psychology Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Keywords: motivation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sifatnya subjektif. Kebahagiaan, kesejahteraan, dan rasa puas terhadap hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sifatnya subjektif. Kebahagiaan, kesejahteraan, dan rasa puas terhadap hidup yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Individu dapat mencapai tujuan hidup apabila merasakan kebahagian, kesejahteraan, kepuasan, dan positif terhadap kehidupannya. Kebahagiaan yang dirasakan oleh

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1. Variabel Penelitian & Definisi Operasional Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang akan diuji adalah: 1. Variable (X): Materialisme

Lebih terperinci

ABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK  Program Magister Psikologi  Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Low vision merupakan salah satu bentuk gangguan pengihatan yang tidak dapat diperbaiki meskipun telah dilakukan penanganan secara medis. Penyandang low vision hanya memiliki sisa penglihatan yang

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Mengenai Student Centered Learning yang Diterapkan. pada Siswa di SMA X Bandung

Studi Deskriptif Mengenai Student Centered Learning yang Diterapkan. pada Siswa di SMA X Bandung Studi Deskriptif Mengenai Student Centered Learning yang Diterapkan pada Siswa di SMA X Bandung Evi Ema Victoria Polii dan Apriyessi Kristie Gouw Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, Bandung

Lebih terperinci

Kumpulan Abstrak Jurnal Psikologika Nomor 6 Tahun IIII

Kumpulan Abstrak Jurnal Psikologika Nomor 6 Tahun IIII Kumpulan Abstrak Jurnal Psikologika Nomor 6 Tahun IIII - 1998 Membangun Kompetensi Manusia dalam Milenium Ketiga Djamaludin Ancok Pada milenium ketiga terjadi pergeseran dalam paradigma kehidupan manusia,

Lebih terperinci

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA NUR IKHSANIFA Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda INTISARI Penelitian

Lebih terperinci

GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK

GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK Dalam menjalani karirnya individu akan terus mengalami pertambahan usia sampai memasuki fase pensiun.

Lebih terperinci

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan dukungan sosial dan dampak stres pada pasien gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisa di Rumah Sakit X Bandung. Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG Lucky Rianatha 1, Dian Ratna Sawitri 2 1,2 Fakultas Psikologi,Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

Abstrak. iii Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. iii Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kontribusi sumber-sumber self efficacy terhadap self efficacy siswa dalam mata pelajaran matematika pada siswa kelas IX di SMP X Bandung. Subjek

Lebih terperinci

Rizki Ramadhani. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Intisari

Rizki Ramadhani. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Intisari HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA MAHASISWA KEPERAWATAN YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI DI STIKES MUHAMMADIYAH SAMARINDA Rizki Ramadhani Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti, peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara psychological well being

Lebih terperinci

Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275 KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KONFLIK PERAN PEKERJAAN-KELUARGA DAN FASE PERKEMBANGAN DEWASA PADA PERAWAT WANITA DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. SOEROYO MAGELANG Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri

Lebih terperinci

ABSTRAK. ii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. ii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Parent Involvement dan tipe Parent Involvement terhadap School Engagement pada siswa-siswi SMPN T Kota Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode

Lebih terperinci

Abstrak. v Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. v Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan pengaruh coping stress terhadap kinerja pada pilot maskapai penerbangan X. Sampel penelitian ini berjumlah 71 orang pilot. Pemilihan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: peers support, student engagement, dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informatif, dukungan penghargaan

Abstrak. Kata kunci: peers support, student engagement, dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informatif, dukungan penghargaan Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan fungsional antara peers support terhadap student engagement pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2014 Universitas X Bandung. Subjek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN III.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel I : Pet Attachment 2. Variabel II : Well-being

Lebih terperinci

vii UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

vii UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara humor styles dengan stress pada mahasiswa tahun pertama Fakultas Y Universitas X Bandung. Teori yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan bagian dari keluarga, dimana sebagian besar kelahiran disambut bahagia oleh anggota keluarganya, setiap orang tua mengharapkan anak yang sehat,

Lebih terperinci

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII Nobelina Adicondro & Alfi Purnamasari Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Jalan Kapas No. 9 Yogyakarta alfi_purnamasari@yahoo.com.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengolahan Data Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian mengenai hubungan antara cara mengajar guru dengan self-efficacy siswa pada pemerolehan

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN Dwi Hurriyati

Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN Dwi Hurriyati Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 EISSN 2303-2472 GAYA PENGASUHAN CONSTRAINING DENGAN KOMITMEN DALAM BIDANG PENDIDIKAN (STUDI KORELASI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA Terendienta Pinem 1, Siswati 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH

Lebih terperinci

IJEEM: Indonesian Journal of Environmental Education and Management, Volume 2 Nomor 1 Januari 2017

IJEEM: Indonesian Journal of Environmental Education and Management, Volume 2 Nomor 1 Januari 2017 Corelational Personality: Openness, Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness, Neuroticism) and Intention to Act With Responsibility Environmental Behaviour ZAIRIN zairin.pamuncak@gmail.com ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada Sub-bab ini, akan dipaparkan mengenai Variable penelitian yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada Sub-bab ini, akan dipaparkan mengenai Variable penelitian yang BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis Pada Sub-bab ini, akan dipaparkan mengenai Variable penelitian yang dijadikan sebagai alat ukur dan hipotesis yang digunakan peneliti sebagai

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran secara umum dan spesifik mengenai persepsi penerapan Student Centered Learning serta keduabelas prinsipnya pada mahasiswa fakultas psikologi Universitas

Lebih terperinci

3. METODE PE ELITIA. Hubungan Universitas Antara..., Edesia Indonesia Sekarwiri, F.PSI UI, 2008

3. METODE PE ELITIA. Hubungan Universitas Antara..., Edesia Indonesia Sekarwiri, F.PSI UI, 2008 32 3. METODE PE ELITIA 3.1 Variabel Penelitian Variabel adalah konsep yang dapat diukur dan memiliki variasi hasil pengukuran sehingga dapat dikatakan bahwa variabel merupakan operasionalisasi dari konsep

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012 HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012 Roy Silitonga, Sri Hartati *) Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Student Centered Learning yang Diterapkan pada Siswa di SMA X Bandung. Student centered learning (SCL) menurut Mccombs dan Whisler (1997) adalah

Lebih terperinci

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016)

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016) Perbedaan Psychological Well-being Emerging Adulthood Antara Pasangan Long Distance Relationship Dengan Pasangan Proximal Relationship Putri Delinda Wendyana Tedjo Fakultas Psikologi putridelinda_92@yahoo.co.id

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN KARIR DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 5 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN KARIR DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 5 SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN KARIR DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 5 SEMARANG Farah Nugrahaini 1, Dian Ratna Sawitri 2 * 1,2 Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Peer Attachment, Self Esteem. vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Peer Attachment, Self Esteem. vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dimensi peer-attachment terhadap self-esteem pada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2013 di Universitas X Kota Bandung. Pemilihan sampel menggunakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul hubungan learning approach dan prestasi belajar pada mahasiswa fakultas ekonomi akuntansi yang berasal dari jurusan IPA dalam menghadapi mata kuliah pengantar akuntansi

Lebih terperinci

Kata Kunci: loneliness, istri yang ditinggal meninggal suami

Kata Kunci: loneliness, istri yang ditinggal meninggal suami Abstrak Penelitian dilakukan untuk mengetahui derajat loneliness pada istri yang ditinggal meninggal suami dalam kaitannya dengan faktor-faktor yang membuat individu lebih rentan terhadap loneliness. Penarikan

Lebih terperinci

School Engagement pada Siswa SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan

School Engagement pada Siswa SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan School Engagement pada Siswa SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan Evi Ema Victoria Polii Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung Abstract This research aims to find the description and

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan bagian metode penelitian yang terdiri atas desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel dan definisi operasional, instrumen penelitian, prosedur

Lebih terperinci

4. HASIL DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN. 4. A. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4. A.1. Gambaran jenis kelamin subjek penelitian

4. HASIL DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN. 4. A. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4. A.1. Gambaran jenis kelamin subjek penelitian 39 4. HASIL DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai analisis dan interpretasi dari hasil yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Pada bagian pertama dari bab ini

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: conflict resolution style, dewasa awal, pacaran. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: conflict resolution style, dewasa awal, pacaran. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perceraian disebabkan salah satunya oleh penyelesaian konflik yang tidak konstruktif. Sebagai tindakan preventif sebelum menikah, diperlukan adanya penyelesaian konflik yang konstruktif sehingga

Lebih terperinci

ABSTRACT Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The study, entitled Effect of Attachment to God ( ATG ) on Forgiveness of Christian / Catholic s High School Students Bandung to their peers, aims to obtain an overview of the effect of ATG s

Lebih terperinci

EFIKASI DIRI DAN STRES KERJA PADA RELAWAN PMI KABUPATEN BOYOLALI

EFIKASI DIRI DAN STRES KERJA PADA RELAWAN PMI KABUPATEN BOYOLALI EFIKASI DIRI DAN STRES KERJA PADA RELAWAN PMI KABUPATEN BOYOLALI Ayu Rahmawati Permatasari, Jati Ariati Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275 sariarp93@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP CAHAYA HARAPAN BEKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP CAHAYA HARAPAN BEKASI HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP CAHAYA HARAPAN BEKASI Skripsi Oleh: Sheren Oktavia 201210515022 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA

Lebih terperinci

Reflected Appraisals dan Mathematic Academic Self-Efficacy pada Siswa SMA

Reflected Appraisals dan Mathematic Academic Self-Efficacy pada Siswa SMA Anima, Indonesian Psychological Journal 2009, Vol. 24, No. 2, 183-188 Reflected Appraisals dan Mathematic Academic Self-Efficacy pada Siswa SMA Sampurna Tansil, Anindito Aditomo, dan Evy Tjahjono Fakultas

Lebih terperinci

Kata kunci: Remaja Akhir, Sexting, Intensi

Kata kunci: Remaja Akhir, Sexting, Intensi STUDI DESKRIPTIF MENGENAI GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN SEXTING PADA REMAJA AKHIR DI KOTA BANDUNG Karya Ilmiah Pramudya Wisnu Patria (190110070051) Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Abstrak. Masa

Lebih terperinci

RELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY

RELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY 1 RELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY Brian Shendy Haryanto, Sri Hartati Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro brianlagiapa@gmail.com

Lebih terperinci

NEVER BE AFRAID HUBUNGAN ANTARA FEAR OF FAILURE

NEVER BE AFRAID HUBUNGAN ANTARA FEAR OF FAILURE NEVER BE AFRAID HUBUNGAN ANTARA FEAR OF FAILURE DAN PROKRASTINASI AKADEMIK Ivan Sebastian Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya Sebastian.ivan28@gmail.com ABSTRAK Prokrastinasi merupakan kecenderungan

Lebih terperinci

RANCANGAN INTERVENSI SELF ESTEEM DALAM RANGKA BERELASI INTIM HETEROSEKSUAL PADA ODAPUS WANITA DEWASA AWAL

RANCANGAN INTERVENSI SELF ESTEEM DALAM RANGKA BERELASI INTIM HETEROSEKSUAL PADA ODAPUS WANITA DEWASA AWAL RANCANGAN INTERVENSI SELF ESTEEM DALAM RANGKA BERELASI INTIM HETEROSEKSUAL PADA ODAPUS WANITA DEWASA AWAL TESIS Untuk memenuhi salah satu syarat ujian Guna memperoleh gelar Magister Profesi Psikologi Program

Lebih terperinci

Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet

Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet SKRIPSI Oleh : Bayhaqqi 201210515003 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. meluasnya lingkungan sosial. Anak-anak melepaskan diri dari keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. meluasnya lingkungan sosial. Anak-anak melepaskan diri dari keluarga dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan sosial dan kepribadian anak usia dini ditandai oleh meluasnya lingkungan sosial. Anak-anak melepaskan diri dari keluarga dan mendekatkan diri pada

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : Attachment to God, Psychological Well Being, Early Adulthood

Abstrak. Kata kunci : Attachment to God, Psychological Well Being, Early Adulthood Abstrak Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kontribusi dimensi Attachment to God terhadap dimensi Psychological Well Being. Adapun responden dalam penelitian tersebut adalah 200

Lebih terperinci

GAMBARAN WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI PT EG (MANUFACTURING INDUSTRY)

GAMBARAN WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI PT EG (MANUFACTURING INDUSTRY) GAMBARAN WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI PT EG (MANUFACTURING INDUSTRY) Rian Pri¹, Zamralita² ¹Fakultas Psikologi, Universitas Tarumanagara Email : rianpri13@gmail.com ²Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci : Kecerdasan Emosional, Remaja yang Tidak Bermain Musik dan Remaja yang Bermain Piano Klasik. iii. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Kata Kunci : Kecerdasan Emosional, Remaja yang Tidak Bermain Musik dan Remaja yang Bermain Piano Klasik. iii. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Remaja saat ini tidak luput dari mendengarkan musik. Penelitian ini melihat perbedaan kecerdasan emosional pada remaja yang tidak bermain musik dan remaja yang bermain piano klasik di Kota Bandung.

Lebih terperinci

Hubungan antara Kesabaran dan Academic Self-efficacy pada Mahasiswa

Hubungan antara Kesabaran dan Academic Self-efficacy pada Mahasiswa Jurnal Ilmiah Penelitian Psikologi: Kajian Empiris & Non-Empiris Vol. 2., No. 2., 2016. Hal. 15-23 Hubungan antara Kesabaran dan Academic Self-efficacy pada Mahasiswa JIPP Rizka Fitri Nugraheni 1, Subhan

Lebih terperinci

PENGARUH INTERNAL CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KETERIKATAN KARYAWAN PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK TUGAS AKHIR FIKA FAUZIATI

PENGARUH INTERNAL CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KETERIKATAN KARYAWAN PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK TUGAS AKHIR FIKA FAUZIATI PENGARUH INTERNAL CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KETERIKATAN KARYAWAN PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi

Lebih terperinci

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha Abstrak Studi deskriptif mengenai achievement goal orientation pada mahasiswa yang sedang mengontrak mata kuliah PPLK di Universitas "X" Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk memeroleh gambaran mengenai

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS TAHUN 2014

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS TAHUN 2014 PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS TAHUN 2014 KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND PRACTICE OF FACULTY MEDICINE STUDENT

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN CHILD ABUSE DENGAN PERILAKU AGRESIF ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 10 SUNGAI SAPIH KOTA PADANG TAHUN Penelitian Keperawatan Anak

SKRIPSI HUBUNGAN CHILD ABUSE DENGAN PERILAKU AGRESIF ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 10 SUNGAI SAPIH KOTA PADANG TAHUN Penelitian Keperawatan Anak TAHUN Penelitian Keperawatan Anak BP. 1311311011 DOSEN PEMBIMBING Ns. HERMALINDA, M.Kep, Sp.Kep.An Ns. RIKA SARFIKA, M.Kep BP.1311311011 SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada

Lebih terperinci