DISEMINASI TEKNOLOGI CABAI MERAH MELALUI DEMPLOT GAP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DISEMINASI TEKNOLOGI CABAI MERAH MELALUI DEMPLOT GAP"

Transkripsi

1 DISEMINASI TEKNOLOGI CABAI MERAH MELALUI DEMPLOT GAP Noor Amali Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan Jl. P. Batur Barat No.4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan ABSTRAK Demonstrasi plot (demplot) adalah salah satu metode penyuluhan yang sifatnya langsung bisa dilihat petani. Usahatani cabai merah dilakukan oleh petani semata-mata untuk tujuan produksi dan perbaikan ekonomi, tanpa memperhatikan prinsip atau teknik budidaya yang benar. Budidaya tanaman cabai merah secara benar atau Good Agricultural Practices (GAP) merupakan penerapan budidaya yang memberikan hasil selaras dengan komponenkomponen pendukungnya. Prinsip GAP adalah (i) bersifat umum, (ii) merupakan proses pembelajaran bagi petani dan pelaku usaha, dan (iii) dinamis sesuai perkembangan teknologi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendiseminasikan teknologi budidaya cabai merah melalui penerapan GAP secara langsung kepada petani. Kegiatan dilakukan langsung di lahan petani (on farm) pada lahan seluas 300 m2. Varietas yang digunakan yaitu Hot Chili. Teknik budidaya yang diterapkan yaitu dengan menerapkan beberapa aspek yang menjadi ruang lingkup GAP yang terdiri atas : perencanaan, lokasi budidaya, penyiapan lahan, media tanam, penggunaan pupuk dan pestisida, pengairan, panen dan pencatatan. Hasil yang diperoleh melalui demplot GAP cabai merah tersebut adalah meningkatnya hasil yang diperoleh petani hingga mencapai 418,5 kg dengan R/C sama dengan 2. Kata kunci : diseminasi, cabai, demplot, GAP Pendahuluan Diseminasi diartikan sebagai suatu kegiatan yang ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mendapatkan informasi sehingga timbul kesadaran, menerima dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut. Penyebaran informasi yang dimaksud dapat dilakukan melalui berbagai jenis media seperti buku, majalah, surat kabar, film, televisi, radio, musik, game dan sebagainya. Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan kepada pelaku utama dan pelaku usaha beserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka lebih mudah memahami dan dapat mempermudah penerapan suatu inovasi. Dalam penggunaan metode penyuluhan dapat dibedakan menjadi beberapa golongan berdasarkan: teknik komunikasi, jumlah sasaran dan indera penerima dari sasaran. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa metode penyuluhan merupakan salah satu bagian dari kegiatan diseminasi informasi. Demonstrasi merupakan suatu metode penyuluhan di lapangan untuk memperlihatkan secara nyata tentang Cara dan/atau Hasil penerapan teknologi pertanian yang telah terbukti menguntungkan bagi petani-nelayan. Salah satu jenis demonstrasi yang Banjarbaru 6-7 Agustus

2 dilaksanakan oleh petani secara perorangan adalah demonstrasi plot (demplot). Tujuan pelaksanaan demplot adalah untuk memberikan contoh bagi petani nelayan di sekitarnya untuk menerapkan teknologi baru yang diitroduksikan dan petani dapat melihat secara langsung proses inovasi teknologi introduksi. Dengan terlaksananya demplot diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku sehingga petani mau dan mampu menggunakan inovasi baru. Cabai Merah merupakan komoditas sayuran yang sangat laku dipasaran. Usaha agribisnis cabai merah menuntut dipenuhinya berbagai persyaratan agar diperoleh efisiensi usaha produksi yang tinggi, mutu produk yang baik, keuntungan yang optimal dan produksi berkelanjutan serta sumber daya alam yang lestari. Pada era perdagangan global saat ini, persyaratan mutu, keamanan pangan, sanitary dan phytosanitri lebih diutamakan. Untuk memenuhi persyaratan tersebut perlu diketahui pedoman cara budidaya cabai merah yang baik atau dikenal dengan Good Agricultural Practices (GAP). Tanaman cabai merah (Capsicum annum L) merupakan komoditas hortikultura yang dapat dibudidayakan pada berbagai jenis tanah dan ketinggian dari permukaan laut. Di Indonesia cabai merah memepunyai arti penting dan menduduki tempat kedua setelah sayuran kacang-kacangan (Samsudin, 1980). Usahatani tanaman cabai merah (Capsicum annum L.) di Kalimantan Selatan masih berada dalam skala usaha kecil dan belum menerapkan pola tanam dan pola produksi secara optimal. Pada umumnya petani cabai merah di Kalimantan Selatan belum menerapkan teknologi maju sehingga kualitas produknya belum memenuhi standar. Luas tanam cabai merah pada tahun 2006 mencapai 733 ha yang tersebar di hampir seluruh kabupaten di Kalimantan Selatan kecuali kota Banjarmasin. Jumlah produksi yang diperoleh 34,572 kuintal. Masih rendah dibandingkan dengan rata-rata produksi nasional yang mencapai 6,7 t/ha (Amali dan Susi, 2008). Berdasarkan data dari BPS untuk tahun 2009 luas panen tanaman cabai merah adalah sebesar 854 ha, produksi mencapai 4047 ton, sedangkan rata-rata produksi mencapai 4,74 ton/ha (Kalimantan Selatan dalam Angka, 2010). Selanjutnya beberapa permasalahan yang dihadapi dalam usahatani cabai merah di Provinsi Kalimantan Selatan adalah kurangnya informasi teknologi, adanya serangan hama/penyakit, kurangnya informasi tentang pasca panen dan pengolahan. Sedangkan permasalahan non teknis seperti posisi tawar petani rendah dikarenakan manajemen usahatani belum diterapkan secara optimal sehingga pengaturan suplai dan distribusi produk belum berjalan baik. Untuk menghindari timbulnya berbagai masalah dalam budidaya tanaman cabai merah, terutama terhadap keamanan produk dan lingkungan, perlu dilakukan usaha budidaya cabai merah secara benar. Dengan upaya-upaya yang dilakukan secara benar ini diharapkan usaha budidaya tanaman cabai merah dapat dilakukan secara berkelanjutan dan produknya aman untuk konsumsi (Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, 2010). Upaya yang dapat dilakukan untuk dapat melakukan budidaya tanaman cabai merah secara benar adalah dengan mengacu pada standar operasional prosedur (SOP). Standar Operasional Prosedur dalam pelaksananaan budidaya tanaman cabai merah memuat alur proses budidaya dari on farm sampai penanganan pasca panen sesuai dengan good agricultural practices. Oleh karena itu kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendiseminasikan teknologi budidaya cabai merah melalui penerapan GAP secara langsung kepada petani. Noor Amali : Diseminasi teknologi cabai merah melalui demplot GAP 420

3 Metodologi Demplot Good Agricultural Practices (GAP) Cabai Merah ini dilaksanakan di Desa Sungai Hanyar Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dilakukan pada lahan petani dan petani sebagai pelaksana (on farm research). Luas areal yang digunakan dalam uji coba ini adalah 300 m 2, dengan Varietas cabai yang digunakan adalah Hot Chili. Teknik budidaya yang diterapkan yaitu dengan menerapkan beberapa aspek yang menjadi ruang lingkup GAP yang terdiri atas : perencanaan, lokasi budidaya, penyiapan lahan, media tanam, penggunaan pupuk dan pestisida, pengairan, panen dan pencatatan. Pelaksanaan kegiatan dalam uji coba GAP tanaman cabai ini mengacu pada SOP dari Direktorat Tanaman Sayuran dan Biofarmaka Kementerian Pertanian Republik Indonesia, meliputi : 1. Pemilihan benih cabai merah, Untuk pemilihan benih yaitu dengan kriteria : varietas yang dianjurkan dan tersedia di pasaran, bermutu (daya kecambah diartas 80%), memiliki nilai komersial, benih tidak kadaluarsa. 2. Persemaian Beberapa tahapan yang dilaksanakan dalam membuat persemaian yaitu : membuat media tanam yang merupakan campuran dari tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1dan steril dengan cara pengukusan media. Selanjutnya benih direndam dalam air hangat (50 derajat Celsius) selama 1 jam, kemudian disebar merata pada bedengan lalu ditutup dengan lapisan tanah halus dan kemudian ditutup lagi dengan daun pisang. Benih siap dilakukan pembubunan setelah mempunyai 4-5 helai daun dengan tinggi antara 5-10 cm. 3 Persiapan lahan a. Pengolahan lahan, dengan cara lahan dicangkul sedalam cm sampai gembur, kemudian dibuat bedengan dengan lebar 1-1,2m dan tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 30 cm b. Pemberian kapur dolomit sebanyak 2 ton/ha bersamaa dengan pengolahan tanah c. Pemberian agens hayati d. Pemupukan, pupuk dasar diberikan berupa pupuk organic diberikan 2 minggu sebelum tanam dengan dosis 10 ton/ha. Kemudian pupuk susulan berupa pupuk organic cair e. Pemasangan mulsa plastic perak hitam dengan lebar cm, merupakan salah satu usaha untuk memberikan kondisi lingkungan pertumbuhan tanaman yang lebih baik, sehingga tanaman dapat tumbuh dan berproduksi optimal. Pemasangan mulsa dilakukan saat matahari panas terik agar mulsa memuai sehingga memudahkan pulsa ditarik menutup rapat bedengan. Bagian plastic berwarna perak menghadap ke atas dan yang berwarna hitam menghadap ke bawah/tanah. f. Pembuatan lubang tanam pada mulsa menggunakan alat pelubang mulsa berdiameter 10 cm yang sudah dipanaskan. Lubang tanam dibuat 2 baris berhadapan, sesuai dengan jarak tanam yaitu (50-60cm) x (50-70cm) 4 Penanaman dan Pemeliharaan a. Penanaman, dilakukan pada sore hari agar benih tidak layu akibat terik matahari.benih ditanam pada mulsa yang telah dilubangi. Banjarbaru 6-7 Agustus

4 b. Pemasangan ajir/turus, berfungsi untuk membantu tanaman tumbuh tegak, mengurangi kerusakan fisik tanaman yang disebabkan beban buah, memperbaiki pertumbuhan daun dan tunas serta memudahkan pemeliharaan. Ajir dipasang pada 7 hari setelah tanam dan ditancapkan 10 cm dari tanaman. Tanaman diikat pada ajir dengan tali raffia setelah tanaman berumur hari setelah tanam. c. Perempelan, yaitu pembuangan tunas air, daun, bunga dan bagian tanaman lain yang rusak atau terkena serangan OPT. Dilakukan saat pagi hari. Perempelan tunas di ketiak daun dimulai pada umur HST dan perempelan bunga dilakukan pada bunga cabang utama untuk menunda pembentukan bunga dan buah karena kondisi tanaman belum kuat, perempelan daun di cabang utama dilakukan pada saat tajuk tanaman telah optimal, yaitu pada saat tanaman berumur HST d. Pengendalian OPT, dilakukan dengan melakukan pengamatan OPT secara berkala serta pencegahan serangan OPT dengan cara menjaga kebersihan lahan dan menggunakan perangkap lekat warna biru/putih dan perangkap lekat warna kuning. Perangkap ini dipasang segera setelah tanaman cabai merah tumbuh. Jumlah perangkap yang dibutuhkan masing-masing sebanyak 40 buah/ha. Disamping cara tersebut di atas, juga digunakan Trichoderma untuk mencegah layu cendawan, diberikan sebanyak 3 kali yaitu pada saat di persemaian, menjelang tanam dan saat tanaman memasuki fase generative. Pemberian larutan bakteri Pseudomonas fluorecense, untuk mencegah penyakit layu bakteri, diaplikasikan berselang 3 hari dari pemberian tricho cair. Hasil dan Pembahasan Dalam pelaksanaan demplot GAP Cabai merah ini mengacu pada Pedoman Budidaya Sayur yang Baik (Good Agricultural Practices for Vegetables) atau yang biasa disingkat GAP, yaitu panduan budidaya sayur yang baik untuk menghasilkan produk bermutu yang mencakup penerapan teknologi yang ramah lingkungan, pencegahan penularan organisme pengganggu tanaman, penjagaan kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan pekerja serta prinsip penelusuran balik (traceability). Dalam melakukan budidaya sayur yang baik meliputi beberapa aspek yang menjadi ruang lingkup GAP yang terdiri atas : 1. Penetapan lokasi lahan demplot Sesuai dengan pedoman GAP, beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam penetapan lahan untuk lokasi pertanaman adalah kesuburan tanah, pengairan, kemiringan lahan harus di bawah 30% dan riwayat penggunaan lahan. Selain itu lahan yang dipilih tidak bertentangan dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dan Rencana Detail Tata Ruang Daerah (RDTRD) dari pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Kemiringan lokasi budidaya di desa Sungai Hanyar adalah 0%. Riwayat penggunaan lahan tersebut adalah bebas dari cemaran bahan beracun dan berbahaya dan sebelumnya tidak dilakukan budidaya tanaman dari keluarga solanaceae. Budidaya tanaman yang sama atau satu famili pada lahan yang sama dapat menyebabkan endemis organisme pengganggu tanaman karena organisme pengganggu tanaman tersebut mendapatkan makanan secara berkelanjutan. 2. Penyiapan Lahan Kegiatan persiapan lahan merupakan kegiatan mempersiapkan lahan yang sesuai untuk pertumbuhan. Penyiapan lahan/media tanam dilakukan dengan cara yang dapat memperbaiki atau memelihara struktur tanah dan dapat menghindarkan erosi. Untuk Noor Amali : Diseminasi teknologi cabai merah melalui demplot GAP 422

5 mendapatkan media tanam yang baik bagi tanaman cabai perlu dilakukan pengolahan tanah sempurna dan penambahan bahan organik dan kapur (dolomit). Pemberian bahan organik dimaksudkan untuk memperbaiki agregat tanah sedangkan pemberian dolomit 2 ton/ha dimaksudkan untuk meningkatkan ph tanah. Bahan organik yang diberikan berasal dari kotoran sapi yang telah mengalami dekomposisi. Dosis pupuk yang diberikan sesuai dengan anjuran yaitu 5 ton/ha.. Untuk keperluan tersebut diperlukan tindakan-tindakan pengolahan tanah yang terdiri atas pembajakan (pencangkulan tanah), pembersihan gulma dan sisa-sisa tanaman, perataan permukaan tanah, serta pembuatan bedengan dan garitan-garitan. Disampaikan juga pada petani tentang pelarangan penggunaan kotoran manusia sebagai pupuk organik. 3. Media Tanam Media tanam yang digunakan dalam persemaian maupun areal pertanaman tidak tercemar bahan beracun dan berbahaya 4. Penggunaan pupuk dan pestisida Selain menggunakan pupuk organik juga digunakan pupuk anorganik untuk merangsang pembungaan. Pupuk yang digunakan adalah pupuk yang terdaftar dan diijinkan. Dosis yang digunakan sesuai anjuran. Penyimpanan pupuk dilakukan ditempat yang aman dan terpisah dengan penyimpanan pestisida. Pestisida yang digunakan adalah pestisida organik meliputi : a. ekstrak daun tembakau dan sirsak yang digunakan untuk mengendalikan serangan hama. b. agen hayati (bakteri) metarhizium untuk mengendalikan serangan jangkerik dan bakteri c. agen hayati (bakteri) Pseudomonas fluorecense untuk mengendalikan layu bakteri d. agen hayati tricho cair untuk mencegah serangan jamur tanah Semua pestisida hayati tersebut diproduksi oleh Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan. Sesuai dengan prosedur GAP tentang pestisida, sangat dianjurkan agar pestisida disimpan di lokasi yang layak, aman, berventilasi baik, memiliki pencahayaan baik dan terpisah dari materi lainnya dan terpisah dari produk pertanian. Petani kooperator mempunyai gubuk yang berada ditempat yang cukup teduh dan dekat dengan areal pertanaman yang digunakan untuk tempat penyimpanan pestisida dan mampu untuk menahan tumpahan. Selama penyimpanan pestisida tetap berada dalam kemasan asli dimana pestisida cair diletakkan terpisah dari pestisida bubuk. Dalam penanganan wadah pestisida wadah bekas pestisida ditangani dengan benar agar tidak mencemari lingkungan. Diberikan arahan ke petani kooperator supaya wadah bekas pestisida dirusakkan agar tidak digunakan untuk keperluan lain. Kelebihan pestisida dalam tabung penyemprotan digunakan untuk pengendalian ditempat lain. Selain itu juga dianjurkan supaya peralatan aplikasi pestisida dirawat secara teratur agar selalu berfungsi dengan baik. Sangat dianjurkan agar tersedia peralatan yang memadai untuk menakar dan mencampur pestisida dan agar peralatan aplikasi pestisida dikalibrasi secara berkala untuk menjaga keakurasiannya. Sebelum diserahkan ke petani telah disediakan panduan penggunaan peralatan dan aplikasi pestisida. 5. Pengairan Sesuai prosedur GAP bahwa dalam pengairan terhadap tanaman salah satu komponennya yaitu sangat dianjurkan agar air yang digunakan untuk tanaman tidak Banjarbaru 6-7 Agustus

6 mengandung limbah berbahaya dan beracun. Areal demplot budidaya cabai ini terletak di sebelah sungai sehingga memudahkan petani dalam memberikan pengairan bagi tanaman, dimana air tersebut tidak mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun serta penggunaan airnya tidak bertentangan dengan kepentingan umum. 6. Pemanenan dilakukan dengan cara yang dapat mempertahankan mutu produk. Diwajibkan pada petani kooperator agar wadah hasil panen yang akan digunakan dalam keadaan baik, bersih dan tidak terkontaminasi. Hasil panen diletakkan pada tempat yang ternaungi dan diperlakukan secara hati-hati dan dibersihkan dari cemaran. Pencucian hasil panen menggunakan air bersih 7. Pencatatan Petani kooperator telah diberikan buku untuk mencatat semua kegiatan yang dilakukan mulai dari persiapan lahan sampai pemanenan. 8. Hasil tanaman Hasil tanaman cabe pada kegiatan demplot seperti pada Tabel 1 berikut : Tabel 1. Hasil panen Uraian Hasil (kg) I II III IV V VI VII VIII IX-XV Jml hasil panen 43, ,9 43, ,7 38,2 37, ,5 Panjang buah (cm) Diamter buah (cm) 11,4 (Mutu I) 11,58 II) 12,33 I) 11,4 I) 11,58 II) 12,33 I) 6,1 4,48 5, ,1 4,48 5,1 Mutu III 9. Hama dan Penyakit Selama budidaya berlangsung organisme pengganggu tanaman yang muncul adalah jangkerik, ulat, trips, bakter, jamur dan virus penyebab keriting. Jangkerik menyerang tanaman pada saat tanaman masih dalam pembumbunan dan umur 1 minggu setelah tanam. Untuk penanggulangannya dilakukan penyemprotan larutan daun sirsak dan tembakau. Untuk mengatasi kematian tanaman akibat serangan jangkrik dilakukan penyulaman tanaman. Serangan ulat tidak mengakibatkan fatal pada tanaman. Kerusakan yang ditimbulkan adalah daun tanaman menjadi berlubang. Untuk penanggulangannya dilakukan penyemprotan larutan daun sirsak dan tembakau. Selain serangan hama, juga terdapat serangan penyakit layu bakteri dan layu jamur, dengan jumlah tanaman yang terserang sekitar 1% dari total tanaman yang ada. Untuk penanggulangannya dilakukan penyemprotan larutan agen hayati (bakteri) Pseudomonas fluorescense. metarhizium dan tricho cair. Sebanyak 77 tanaman mengalami keriting daun (2%). Vektor pembawanya adalah kutu daun dari golongan trips. Kutu ini sangat menyukai cairan daun cabai. Pada saat Noor Amali : Diseminasi teknologi cabai merah melalui demplot GAP 424

7 stilet kutu ini menghisap cairan daun cabai dalam air liurnya mengandung virus penyebab daun keriting. 10. Analisa usaha tani Pada saat demplot dilaksanakan, petani melakukan panen muda. Alasan dilakukannya panen muda karena, menghindari serangan antraknose dan mengurangi biaya pemeliharaan. Apabila dilakukan panen pada usia masak optimum maka perlu waktu 40 hari untuk pematangan buah cabai. Pada masa tersebut rawan terserang busuk buah. Disamping itu biaya pemeliharaan cukup mahal karena perlu pemeliharaan yang intensif. Oleh karena itu petani melakukan panen muda walaupun harga jualnya lebih rendah. Harga jual cabai hijau berkisar Rp /kg sedangkan harga jual cabai merah berkisar Rp /kg. Perhitungan kelayakan ekonomi usaha tani seperti pada tabel 2 berikut. Tabel 2. Kelayakan Ekonomi Usaha Tani Uraian Jumlah Nilai Input a). Benih cabai 1 pak b). Polibag 2 pak c) Pestisida hayati 1 paket d) Pupuk organik 1 paket e) Turus 2000 batang f) Mulsa plastik perak hitam 1 roll g). Furadan 1 kg h). Dolomit 50 kg i). Tali 1 roll Output 418,5 kg Keuntungan R/C 2 Dari perhitungan ekonomi usahatani, demplot GAP Cabai Merah yang telah dilaksanakan ini cukup layak untuk diusahakan (R/C = 2). Demonstrasi plot (demplot) pada dasarnya adalah demonstrasi teknologi yang dilaksanakan bersama-sama dengan petani di lahan mereka. Pada dasarnya kegiatan demonstrasi teknologi yang dilaksanakan bersama dengan petani ini bersifat partisipatif yang menggambarkan suatu proses yang didasarkan pada dialog antara petani dengan sumber teknologi dalam rangka mengembangkan teknologi yang praktis, efektif, menguntungkan dan akan memecahkan kendala usahatani yang ada. Proses diseminasi oleh petani langsung tersebut diharapkan dapat meningkatkan peluang adopsi teknologi/inovasi oleh petani sekitarnya. Banjarbaru 6-7 Agustus

8 Dalam proses adopsi dapat dibedakan lima tahap sebagai berikut : Tahu, pertama kali mendapat suatu ide, praktek baru, kekurangan rincian informasi Minat, mencari rincian informasi Evaluasi, menilai manfaat inovasi, dapatkah saya mengerjakannya? Mencoba, mencoba menerapkan inovasi pada skala kecil Adopsi, menerapkan inovasi pada skala besar pada usahataninya. Penelitian menunjukkan diperlukannya waktu yang lama antara saat pertama kali petani mendengar suatu inovasi dengan saat melakukan adopsi. Disebutkan juga bahwa factor-faktor yang mempengaruhi kecepatan adopsi yaitu klasifikasi pengadopsi seperti cirri-ciri pribadi, social, budaya dan lingkungan dan sumber informasi. Untuk dapat memperkirakan sejauhmana suatu inovasi dapat didifusikan kepada penggunanya, perlu diperhatikan lima ciri inovasi sebagai berikut : 1. Keuntungan relatif Apakah suatu inovasi memungkinkan petani meraih tujuannya dengan lebih baik, atau dengan biaya yang lebih rendah daripada yang telah dilakukannya sekarang? Kriteria lainnya bisa berupa keuntungan social, misalnya meningkatnya status social, tingkat kemudahan pemakaiannya, maupun tingkat kepuasan yang diperoleh. 2. Kompatibilitas/Keselarasan Kompatibilitas berkaitan dengan nilai social budaya dan kepercayaan, dengan inovasi yang diperkenalkan sebelumnya, atau dengan keperluan yang dirasakan oleh petani. Sebagai contoh, beternak babi akan ditolak di wilayah umat Islam, walaupun usaha tersebut memberikan keuntungan yang tinggi. 3. Kompleksitas Inovasi sering gagal karena tidak diterapkan secara benar. Beberapa diantaranya memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus. Adakalanya lebih baik memperkenalkan sekumpulan paket inovasi yang relative sederhana tetapi sering berkaitan, walaupun kaitannya mungkin sulit dipahami. Sapi perah unggul misalnya, hanya akan memproduksi banyak susu jika diberi pakan berprotein dan berenergi tinggi dan untuk perlakuan demikian diperlukan tim peternakan yang canggih karena jika tidak maka hasilnya bahkan lebih sedikit dari sapi lokal. 4. Dapat dicoba Kemudahan inovasi untuk dapat dicoba oleh pengguna berkaitan dengan keterbatasan sumberdaya yang ada. Inovasi yang dapat dicoba sedikit demi sedikit akan lebih cepat dipakai oleh pengguna daripada inovasi yang tidak dapat dicoba sedikit demi sedikit. Sebagai contoh ekstrim, inovasi berupa penggunaan perangkat computer yang harus terdiri atas CPU, monitor, perangkat lunak, printer serta adanya aliran listrik, akan lebih lambat penerapannya dibandingkan dengan inovasi kalkulator tangan yang tidak memerlukan alatalat bantu lainnya. 5. Dapat diamati Petani dapat melihat dari jauh rekannya yang telah beralih memberi jagung untuk pakan ternaknya, tetapi mungkin tidak tahu tentang system tata buku yang digunakan tetangganya. Karena takut tersaingi petani mungkin tidak menunjukkan ternak unggul miliknya kepada tetangganya. Para petani belajar dengan cara mengamati dan diskusi Noor Amali : Diseminasi teknologi cabai merah melalui demplot GAP 426

9 mengenai pengalaman rekannya. Pengamatan mereka sering menjadi sebab untuk memulai suatu diskusi. Proses adopsi merupakan proses mental bagi petani yang memerlukan waktu relatif lama. Oleh sebab itu diperlukan upaya yang terus menerus dalam proses adopsi dengan memanfaatkan wadah diseminasi berbagai bentuk. Untuk materi yang sifatnya teknis, metode yang ideal dan memungkinkan adalah melalui praktek langsung di tingkat petani sehingga petani dapat berpikir secara realistis untuk menerapkan suatu teknologi. Petani cenderung untuk mengadopsi inovasi jika telah dicoba dalam skala kecil di lahannya sendiri. Metode penyuluhan yang sifatnya langsung bisa dilihat petani salah satunya adalah demonstrasi teknologi. Kesimpulan 1. Demplot GAP Cabai Merah dapat memberikan pembelajaran kepada petani tentang budidaya cabai merah yang baik 2. Dari perhitungan kelayakan usaha tani, budidaya cabai merah cukup menguntungkan sehingga melalui demplot dapat diharapkan petani sekitar dapat menerapkan budidaya cabai merah sesuai dengan yang dilaksanakan pada demplot. Daftar Pustaka Anonim, Penyuluhan Pertanian. Yayasan Pengembangan Sinar Tani. Jakarta Amali, Noor dan Susi Lesmayati Budidaya dan Pengolahan Cabai Merah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Kalimantan Selatan Bahar, Yul, dkk Standar Operasional Prosedur Cabai Merah. Direktorat Tanaman Sayuran dan Biofarmaka. Direktorat Jendral Hortikultura. Kementerian Pertanian.Jakarta Setiawati, Wiwin., Bagus K Udiarto, Agus Muharam Pengenalan dan Pengendalian Hama-Hama Penting pada Tanaman Cabai Merah. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Badan Penelitian dan Penegmbangan Pertanian.Bandung Sumarni, Nani dan Agus Muharam Budidaya Tanaman Cabai Merah. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Badan Penelitian dan Penegmbangan Pertanian. Bandung Wulandari, Astri W., Neni Gunaeni, Ati Srie Duriat Penyakit-penyakit Penting Tanaman Cabai dan Pengendaliannya. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Badan Penelitian dan Penegmbangan Pertanian.Bandung Banjarbaru 6-7 Agustus

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

TUMPANGSARI TANAMAN CABAI MERAH DENGAN BAWANG DAUN MENUJU PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN

TUMPANGSARI TANAMAN CABAI MERAH DENGAN BAWANG DAUN MENUJU PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN TUMPANGSARI TANAMAN CABAI MERAH DENGAN BAWANG DAUN MENUJU PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN Lelya Pramudyani, R Qomariah dan M Yassin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan Jalan Panglima

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annum L) ORGANIK DALAM POLYBAG DENGAN KONSEP KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL)

ANALISIS USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annum L) ORGANIK DALAM POLYBAG DENGAN KONSEP KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) ANALISIS USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annum L) ORGANIK DALAM POLYBAG DENGAN KONSEP KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Retna Qomariah dan Lelya Pramudyani Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 48/Permentan/OT.140/2009 TANGGAL : 19 Oktober 2009

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 48/Permentan/OT.140/2009 TANGGAL : 19 Oktober 2009 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 48/Permentan/OT.140/2009 TANGGAL : 19 Oktober 2009 PEDOMAN BUDIDAYA BUAH DAN SAYUR YANG BAIK (GOOD AGRICULTURE PRACTICES FOR FRUIT AND VEGETABLES) A. Latar

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Pedoman. Budi Daya. Buah dan Sayur.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Pedoman. Budi Daya. Buah dan Sayur. No.402, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Pedoman. Budi Daya. Buah dan Sayur. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 48 Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG PEDOMAN BUDIDAYA BUAH DAN

Lebih terperinci

PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK (Good Agricultural Practices) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK (Good Agricultural Practices) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK (Good Agricultural Practices) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Good Agricultural Practices (GAP) GAP menjamin keamanan dan kualitas pangan viabilitas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NO 48/ Permentan/OT.140/10/2009

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NO 48/ Permentan/OT.140/10/2009 PERATURAN MENTERI PERTANIAN NO 48/ Permentan/OT.140/10/2009 Tentang Pedoman Budidaya Buah dan Sayur Yang Baik (Good Agriculture Practices For Fruit and Vegetables) Menimbang : a. bahwa dengan Peraturan

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 48 Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 48 Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 48 Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG PEDOMAN BUDIDAYA BUAH DAN SAYUR YANG BAIK (GOOD AGRICULTURE PRACTICES FOR FRUIT AND VEGETABLES)

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Desa Sidoharjo Rt 5 Rw 10 Kelurahan Banaran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara BAWANG MERAH Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman hortikultura musiman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Bawang merah tumbuh optimal di daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0-400

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015 BAB III METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015 di Desa Tegalluar Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam.

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam. Petunjuk Pengisian : Lingkari dan isi sesuai dengan kegiatan yang dilakukan PENCATATAN ATAS DASAR SOP DAN GAP A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. Pencatatan dan Dokumentasi pada : Buku Kerja Jahe PENILAIAN ATAS

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area, Jalan Kolam No.1 Medan Estate kecamatan Percut Sei

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT Ir.. SISWANI DWI DALIANI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2012 PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR : 26/1801.18/011/A/JUKLAK/2012 1. JUDUL RDHP :

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum annum) dalam klasifikasi tumbuhan termasuk ke dalam family Solanaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN

LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya Pertanian Di Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN PENGARUH DOSIS PUPUK AGROPHOS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capsicum Annum L.) VARIETAS HORISON Pamuji Setyo Utomo Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri (UNISKA)

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

Pengembangan Pertanian Dengan Berbisnis. Tanaman Cabe untuk di Pasarkan dan meningkatkan Kualitas

Pengembangan Pertanian Dengan Berbisnis. Tanaman Cabe untuk di Pasarkan dan meningkatkan Kualitas Lingkungan Bisnis Peluang Usaha Pengembangan Pertanian Dengan Berbisnis Tanaman Cabe untuk di Pasarkan dan meningkatkan Kualitas Nama : Januareza Satria Nim : 10.11.3800 Kelas Study : S1 - TI 2 D : Lingkungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH Pusat Kajian Hortikultura Tropika INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROLOG SOP PEPAYA PEMBIBITAN TIPE BUAH PENYIAPAN LAHAN PENANAMAN PEMELIHARAAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan kebun Desa Pujon (1200 meter di atas permukaan laut) Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun 16 BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun Kwojo Wetan Rt 15 Rw 3 Desa Jembungan Kecamatan Banyudono

Lebih terperinci

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGENDALIAN OPT CABAI Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) atau hama dan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan analisis permasalahan prosedur budidaya kumis kucing di Klaster Biofarmaka

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI BERASTAGI MELALUI BERTANAM BAWANG DAUN

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI BERASTAGI MELALUI BERTANAM BAWANG DAUN No. 011, Juli 2016 (Tanggal diunggah 20 Juli 2016) Penyunting : Tonny K. Moekasan, Laksminiwati Prabaningrum, Nikardi Gunadi, dan Asih K. Karjadi Redaksi Pelaksana : Abdi Hudayya, Fauzi Haidar PENINGKATAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabe Merah

Peluang Usaha Budidaya Cabe Merah KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS Peluang Usaha Budidaya Cabe Merah NAMA : HERRY WICOYO NIM : 11.12.5939 KELAS : 11-SI-SI-08 STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan kepada Allah SWT

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 5 Khasiat Buah Khasiat Cabai Merah.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 5 Khasiat Buah Khasiat Cabai Merah. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Cabai Merah Keriting Cabai merah keriting atau lombok merah (Capsicum annum, L) merupakan tanaman hortikultura sayur sayuran semusim untuk rempah-rempah yang diperlukan

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian 11 BAHAN DAN METODE Bahan Bahan tanaman yang digunakan adalah benih jagung hibrida varietas BISI 816 produksi PT. BISI International Tbk (Lampiran 1) dan benih cabai merah hibrida varietas Wibawa F1 cap

Lebih terperinci

Good Agricultural Practices

Good Agricultural Practices Good Agricultural Practices 1. Pengertian Good Agriculture Practice Standar pekerjaan dalam setiap usaha pertanian agar produksi yang dihaslikan memenuhi standar internasional. Standar ini harus dibuat

Lebih terperinci

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Abstrak Sumanto 1) dan Suwardi 2) 1)BPTP Kalimantan Selatan, Jl. Panglima Batur Barat No. 4, Banjarbaru 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

Created By Pesan bibit cabe kopay. Hub SEKILAS TENTANG CARA BERTANAM CABE KOPAY

Created By  Pesan bibit cabe kopay. Hub SEKILAS TENTANG CARA BERTANAM CABE KOPAY Created By www.penyuluhthl.wordpress.com Pesan bibit cabe kopay. Hub. 081274664892 SEKILAS TENTANG CARA BERTANAM CABE KOPAY I. PENGOLAHAN LAHAN Pengolahan lahan Pengolahan lahan yang sempurna merupakan

Lebih terperinci

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,

Lebih terperinci

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT Penerapan Padi Hibrida Pada Pelaksanaan SL - PTT Tahun 2009 Di Kecamatan Cijati Kabupaten Cianjur Jawa Barat Sekolah Lapang (SL) merupakan salah satu metode

Lebih terperinci

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : Usaha tani Padi dan Jagung Manis pada Lahan Tadah Hujan untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Selatan ( Kasus di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru ) Rismarini Zuraida Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

KELAYAKAN USAHATANI POLA TANAM ROTASI CABAI MERAH DAN TOMAT Feasibility of Cropping Pattern of Red Chili and Tomato

KELAYAKAN USAHATANI POLA TANAM ROTASI CABAI MERAH DAN TOMAT Feasibility of Cropping Pattern of Red Chili and Tomato KELAYAKAN USAHATANI POLA TANAM ROTASI CABAI MERAH DAN TOMAT Feasibility of Cropping Pattern of Red Chili and Tomato 1. Ema Husnul Chotimah 2. Suyudi 3. Hj. Tenten Tedjaningsih 1. Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO RuangTani.Com Cengkeh adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang dimulai pada bulan November 2014 sampai April

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM 0 PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM 10712017 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H.R. Soebrantas No.

Lebih terperinci

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 PUPUK ORGANIK POWDER 135 adalah Pupuk untuk segala jenis tanaman yang dibuat dari bahan

Lebih terperinci

PERSEMAIAN CABAI. Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai. Djoko Sumianto, SP, M.Agr

PERSEMAIAN CABAI. Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai. Djoko Sumianto, SP, M.Agr PERSEMAIAN CABAI Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai Djoko Sumianto, SP, M.Agr BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN (BBPP) KETINDAN 2017 Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)/ Kompetensi Dasar :

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. 21 PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap, pertama pertumbuhan dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. Tahap I. Pengujian Karakter Pertumbuhan

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA) Penggunaan pupuk kimia atau bahan kimia pada tanaman, tanpa kita sadari dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti terlihat pada gambar di atas. Oleh karena itu beralihlah ke penggunaan pupuk organik

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI 10712027 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Rajabasa dari bulan Januari 2011 sampai dengan Juni Permata yang diproduksi PT East West Seed Indonesia, gula aren, dedak

III. BAHAN DAN METODE. Rajabasa dari bulan Januari 2011 sampai dengan Juni Permata yang diproduksi PT East West Seed Indonesia, gula aren, dedak III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Sukamarga Rajabasa Induk Kecamatan Rajabasa dari bulan Januari 2011 sampai dengan Juni 2011. 3.2. Bahan dan Alat

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Jagung University Farm IPB Jonggol, Bogor. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Tanah, Departemen Tanah, IPB. Penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang dibudidayakan secara komersial di daerah tropis. Hampir setiap hari produk ini

Lebih terperinci

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny TEKNIK PENANAMAN RUMPUT RAJA (KING GRASS) BERDASARKAN PRINSIP PENANAMAN TEBU Bambang Kushartono Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Prospek rumput raja sebagai komoditas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2010. Penelitian dilakukan di lahan percobaan NOSC (Nagrak Organic S.R.I. Center) Desa Cijujung,

Lebih terperinci

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGENDALIAN OPT BAWANG MERAH Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT)

Lebih terperinci

PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU

PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU 1. Pemilihan Lokasi Tanah gembur, rata dan subur. Bukan endemik hama atau penyakit. Aman dari gangguan ternak dan pencurian. Bukan merupakan lahan bekas pertanaman ubi kayu.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau Desa Simpang Barn Kecamatan Tampan Kotamadya Pekanbaru Propinsi Riau dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya

Lebih terperinci

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Menanam tomat dalam pot atau polybag dapat menjadi salah satu solusi pemanfaatan lahan sempit

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA

PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA Amirudin Pohan dan Yohanes Leki Seran Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT ABSTRAK Pengembangan

Lebih terperinci

Teknologi Budidaya Kedelai

Teknologi Budidaya Kedelai Teknologi Budidaya Kedelai Dikirim oleh admin 22/02/2010 Versi cetak Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi manfaat tidak saja digunakan sebagai bahan pangan tetapi

Lebih terperinci

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9 PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9 Benih Inovasi IPB Teknik Penanaman Benih Pepaya - Sebelum benih disemai, rendam dahulu benih selama 24 jam mengunakan air hangat. - Media tanam untuk pembibitan adalah

Lebih terperinci

Usahatani Tumpang Sari Tanaman Tomat dan Cabai di Dataran Tinggi Kabupaten Garut

Usahatani Tumpang Sari Tanaman Tomat dan Cabai di Dataran Tinggi Kabupaten Garut Usahatani Tumpang Sari Tanaman Tomat dan Cabai di Dataran Tinggi Kabupaten Garut Endjang Sujitno 1), Taemi Fahmi 1), dan I Djatnika 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, Jln. Kayuambon

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH Nurbaiti Pendahuluan Produktifitas cabai di Aceh masih rendah 10.3 ton/ha (BPS, 2014) apabila dibandingkan dengan potensi produksi yang

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan I. BAHAN DAN METODE 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran pada bulan Mei sampai September 2011. 1.2 Bahan dan Alat

Lebih terperinci

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PTT menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan. Bergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan dapat digunakan sebagai komponen teknologi : Varietas

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempatdan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, JalanH.R. Soebrantas No.155

Lebih terperinci