BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 22 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Proses pengolahan air umpan boiler pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Maluku Utara 2x7 MW yang diproses dalam unit Water Treatment Plant (WTP) dapat dikelompokkan dalam urutan proses, mulai dari Water Pretreatment Plant, Desalination Plant dan Demineralization Plant dimana dari masing-masing proses memiliki tahapan dan melibatkan beberapa komponen yang berbeda. Water Treatment Plant (WTP) yang digunakan di PLTU Maluku Utara 2x7 MW menggunakan sistem Reserve Osmosis (RO) pada proses desalinasi dengan pertimbangan bahwa sistem Reserve Osmosis (RO) cocok diterapkan di unit dengan kebutuhan air umpan boiler tidak terlalu besar dan biaya konstruksi yang dibutuhkan tidak terlalu mahal. Pada Kerja Praktik, praktikan diberi tugas untuk mempelajari permasalahan yang terjadi pada proses Water Pretreatment Plant, dimana pada proses ini komponen Multimedia Filter (MMF) sering tersumbat saat beroperasi sehingga selisih tekan antara input dan output ( p) melebihi nilai yang diperbolehkan yang mengakibatkan terjadi penurunan laju aliran air produk Sea Water Reserve Osmosis (SWRO) dari target yang diharapkan sehingga suplai fresh water berkurang. Untuk mempermudah dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam proses analisis, praktikan diberi kesempatan untuk meninjau langsung lokasi proyek yang sedang dikerjakan oleh PT. Rekadaya Elektrika yaitu di PLTU Maluku Utara 2x7 MW yang berada di kota Tidore Maluku Utara. Praktikan mendapatkan informasi mengenai alur proses dan sistem operasi Water Treatment Plant (WTP) secara langsung di lokasi unit beroperasi.

2 23 Dalam proses kerja praktik, praktikan membuat diagram alir yang menunjukan alir proses dalam kerja praktik. Adapun alur proses kerja praktik yang dilakukan oleh praktikan dapat ditampilkan dalam bentuk diagram alir berikut ini: Mulai Perumusan Masalah Data Primer dan Data Sekunder Identifikasi Data Pembahasan Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 4.1 Diagram Alir Proses Kerja Praktik (Sumber: Pengolahan Penulis, 2016) Penjelasan diagram alir diatas adalah sebagai berikut: Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam kerja praktik di PT. Rekadaya Elektrika didasarkan pada kejadian real di salah satu proyek yang sedang dikerjakan oleh PT. Rekadaya Elektrika

3 24 tepatnya di PLTU Maluku Utara 2x7 MW, dimana permasalahan turunnya laju aliran air produk Sea Water Reserve Osmosis (SWRO) pada saat unit beroperasi merupakan masalah yang sangat menarik untuk diketahui penyebabnya dan bagaimana mendapatkan solusi yang tepat untuk mengatasinya Data Primer Pengumpulan data primer didapatkan dari pengamatan langsung pada instalasi pengolahan air umpan boiler atau Water Treatment plant (WTP) di PLTU Maluku Utara 2x7 MW dengan tujuan untuk mendapatkan data sebenarnya. Data yang diambil meliputi: i. Kondisi Sea Water Intake Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi tempat pengambilan air baku serta kondisi operasi bar screen (penyaring). Alasan ini diperlukan untuk mengetahuai kondisi air baku yang akan masuk ke Multimedia Filter (MMF) ii. Nilai Inlet Pressure dan Outlet Pressure pada Multimedia Filter (MMF) Nilai tekanan air laut yang masuk (inlet pressure) ke Multimedia Filter (MMF) dan tekanan air laut yang keluar (outlet pressure) dari Multimedia Filter (MMF) dibutuhkan untuk mengetahui nilai selisih tekanan yang terjadi. Hal ini dibutuhkan guna mengetahui kondisi kinerja Multimedia Filter (MMF) saat beroperasi. iii. Nilai Tekanan Sebelum dan Sesudah Membran (Cartridge) Sea Water Reserve Osmosis (SWRO) Nilai selisih tekanan air laut sebelum masuk membran (catridge) dan setelah keluar dari membran (cartridge) Sea Water Reserve Osmosis (SWRO) dibutuhkan untuk mengetahui kondisi membrane (cartridge) apakah masih bekerja secara optimal atau sudah tidak optimal. Kondisi Multimedia Filter (MMF) dan membran (cantridge) Sea Water Reserve Osmosis (SWRO) sangat berpengaruh pada nilai laju aliran air produksi SWRO (Permeate Flow) sehingga data pada bagian tersebut sangat penting untuk dipelajari.

4 Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang didapatkan dari sumber-sember yang berkaitan dengan system pengolahan air umpan boiler yang meliputi: i. Kualitas air baku ii. Proses Flow Diagram (PFD) Water Treatment Plant (WTP) iii. System pengolahan yang digunakan iv. Jurnal/penelitian yang berkaitan dengan system Identifikasi Data Identifikasi data hasil pengujian karakteristik air laut dan juga kondisi dari beberapa komponen pada sistem pengolahan air umpan boiler PLTU Maluku Utara 2x7 MW digunakan untuk memperkirakan pengaruh kondisi air laut terhadap kurang optimalnya kinerja system dan timbulnya kerusakan, serta untuk menyusun operasi pengolahan air umpan boiler yang sesuai. Dari data primer dan sekunder didapatkan beberapa informasi yang meliputi: i. Kualitas Air Baku Kualitas air baku adalah hasil pengujian air yang menunjukan nilai kualitas air seperti kecerahan, bau, nilai padatan tersuspensi total (TSS), nilai zat padat terlarut (TDS), ph dan lain-lain. Dari data yang diperoleh praktikan pada saat uji sampel air baku (air laut) tahun 2015, menunjukan kualitas air baku sangatlah bagus. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasi uji padatan tersuspensi total (TSS) yang nilainya 4 dari baku mutu 80 dan nilai zat padat terlarut (TDS) adalah dari baku mutu yang tidak disebutkan. Sehingga dengan melihat data tersebut awlanya PT. Rekadaya Elektrika merasa tidak perlu menambahkan clarifier (bak sedimentasi) dalam proses pretreatment. Laporan hasil pengujian air baku pada tahun 2015 dapat dilihat pada gambar 4.1. Metode pengujian didasarkan pada parameter sampel uji dan baku mutu merupakan nilai standar yang diperbolehkan.

5 26 Gambar 4.2 Laporan Hasil Pengujian Air Laut (Sumber: Dokumen PT. Rekadaya Elektrika, 2015) ii. Proses Flow Diagram (PFD) Water Treatment Plant (WTP) Proses flow diagram water treatment plant adalah gambaran secara umum mengenai proses pengolahan air baku sebelum masuk ke boiler. Dari Proses flow diagram di peroleh informasi bahwa air laut yang akan diproses (treatment) diambil dari intake

6 27 dengan menggunakan pompa RO transfer pump yang dialirkan ke sand filter atau sering disebut Multimedia filter (MMF). Sebelum masuk ke sand filter, air laut terlebih dahulu di injeksi dengan larutan kimia seperti zat desinfektan (gas klorin, sodium hipoklorit), zat koagulan dan zat flokulan. Setelah melewati sand filter air laut masuk ke unit Sea Water Reserve Ormosis (SWRO) untuk mengalami pemfilteran lanjutan hasilnya berupa air mentah yang ditampung di Raw Water Storage Tank. Air yang yang terdapat di Raw Water Storage Tank dapat digunakan untuk keperluan domestik setelah melewati proses ultraviolet (UV) dan ditampung di potable water tank. Untuk dapat digunakan sebagai air umpan boiler, air di Raw Water Storage Tank masih harus diproses di Brackish Water Reserve Osmosis (BWRO). Air dari proses BWRO ditampung di Break Water Tank sebelum masuk unit deminerarisasi untuk proses penghilangan kadar mineral yang terkandung dalam air. Gambar 4.3 Proses Flow Diagram (Sumber: Dokumen PT. Rekadaya Elektrika, 2008) Dalam proses flow diagram tidak menunjukan adanya proses pengendapan (sedimentasi) dengan bak pengendapan (clarifier), hal ini didasarkan pada data uji kualitas air baku yang menunjukan karakteristik air baku (air laut) yang sangat baik.

7 28 iii. Sistem Pengolahan Air Umpan Boiler System pengolahan air umpan boiler adalah teknologi yang digunakan dalam proses desalinasi yaitu proses pemisahan yang digunakan untuk mengurangi padatan terlarut dari air hingga level tertentu sehingga air dapat digunakan sebagai air bersih. PLTU Maluku Utara 2X7 MW menggunakan system desalinasi osmosis balik yaitu proses desalinasi dengan menggunakan membran Reverse Osmosis (RO). Data yang diperoleh praktikan, dalam unit Wate Treatment Plant (WTP) terdapat dua proses RO yaitu pada system SWRO dengan kapasitas produksi 7 m 3 /jam dan BWRO dengan kapasitas produksi 3 m 3 /jam. 4.2 PEMBAHASAN Secara garis besar sistem Water Treatment Plant (WTP) yang berjalan dalam proses pengolahan air laut yang digunakan untuk air umpan boiler PLTU Maluku Utara 2x7 MW dapat digambarkan dalam diagram alir berikut: Sea Water Intake Water Pretreatment Unit SWRO Unit Demineralization Unit BWRO Unit Raw Water Storage Tank Demin Water Tank Deaerator Boiler Gambar 4.4 Diagram Alir Proses Pengolahan Air Umpan Boiler (Sumber: Pengolahan Penulis, 2016)

8 Sea Water Intake Sea water Intake merupakan tempat pengambilan air laut yang dilengkapi dengan bar screen (penyaring) yang bertujuan untuk menyaring benda-benda terapung (sampah) agar tidak masuk ruang intake karena bisa mengganggu kinerja pompa. Berdasarkan pengamatan langsung dilapangan terhadap kondisi Sea Water Intake PLTU Maluku Utara 2x7 MW, kanal intake atau tempat masuknya air laut ke system penuh dengan sampah. Hal ini menjadikan air laut yang akan masuk ke system menjadi terhambat dikarenakan terhalang oleh sampah yang tersaring pada bar screen (penyaring). Akibatnya terjadi beda elevasi antara air laut yang ada di kanal dengan air laut setelah bar screen (penyaring). Dampak dari beda elevasi air laut ini mengakibatkan terjadinya aliran jatuh sehingga pasir dan lumpur yang ada di area Sea water Intake akan terangkat sedangkan pada saat yang sama RO pump mengambil air laut untuk dialirkan ke Multimedia Filter (MMF). Gambar 4.5 Kondisi Kanal Intake PLTU Maluku Utara 2x7 MW Gambar 4.5 menunjukan kondisi kanal intake pada saat praktikan melakukan pengamatan di lokasi proyek PLTU Maluku Utara 2x7 MW. Dari gambar terlihat jelas sampah yang tersaring pada jaring tambahan sebelum melewati bar screen (penyaring).

9 30 Gambar 4.6 Sampah Kanal Intake PLTU Maluku Utara 2x7 MW Sampah yang lolos dari jaring yang ada dikanal intake akan tersaring di bar screen (penyaring). Ketika bar screen (penyaring) kondisinya penuh dengan sampah maka akan menghalangi aliran air laut yang mengakibatkan terjadi beda elevasi sehingga menjadikan aliran jatuh ke area Sea Water Intake. Gambar 4.7 Kondisi bar screen Intake PLTU Maluku Utara 2x7 MW

10 31 Gambar 4.8 Sampah yang tersaring bar screen Intake PLTU Maluku Utara 2x7 MW Gambar 4.9 Aliran jatuh setelah bar screen Intake PLTU Maluku Utara 2x7 MW

11 32 Aliran jatuh pada saat melewati bar screen (penyaring) mengakibatkan terjadinya pengadukan pasir serta lumpur yang ada di dasar area Sea Water Intake. Pasir dan lumpur yang timbul akan ikut tershisap oleh RO pump dan masuk ke system Multimedia Filter (MMF) sehingga akan mempengaruhi kinerja dari Multimedia Filter (MMF). Gambar 4.10 Reserve Osmosis (RO) Pump PLTU Maluku Utara 2x7 MW

12 33 Sebelum air laut dialirkan masuk ke Multimedia Filter (MMF) dengan RO pump, terlebih dahulu air laut yang ada di sea water intake mengalami proses klorinasi yang bertujuan membunuh bakteri yang mungkin ada baik di reservoir maupun pada jaringan pipa. Gambar 4.11 Chlorination Tank PLTU Maluku Utara 2x7 MW

13 Water Pretreatment Unit Proses yang terjadi pada sistem water pretreatment unit sebenarnya meliputi beberapa tahapan yang dimulai dari proses pengambilan air baku di area intake, klorinasi, koagulasi dan flokulasi serta filtrasi (penyaringan). Akan tetapi dalam system Water Treatment Palnt (WTP) PLTU Maluku Utara 2x7 MW istilah water pretreatment unit di fokuskan pada proses filtrasi (penyaringan) di unit Multimedia Filter (MMF). Gambar 4.12 Multimedia Filter (MMF)

14 35 Multimedia Filter (MMF) merupakan komponen pada Water Treatment Plant (WTP) yang berfungsi menyaring air yang berasal dari sea water intake untuk mengurangi padatan tersuspensi yang terkandung dalam air laut, menghilangkan zat-zat organic, penyerap bau yang berasal dari senyawa phenol, pengikat gas Chlor dan H2S. Media penyaringan yang digunakan dalam Multimedia Filter (MMF) adalah pasir silica dan karbon aktif yang mempunyai daya saring μ. Berdasarkan pengambilan data yang dilakukan oleh praktikan pada saat unit beroperasi, pada pressure indicator (PI) aliran masuk ke Multimedia Filter (MMF) dan pada pressure indicator (PI) aliran keluar Multimedia Filter (MMF) menunjukkan nilai selisih tekan yang melebihi batas yang diperbolehkan. Batas selisish tekan yang diperbolehkan yaitu nilainya harus kurang dari 1 bar sementara data dari pengamatan di lapangan menunjukan selisih tekan yang terjadi yaitu melebiha 1 bar. Hal ini menunjukan kinerja Multimedia Filter (MMF) terganggu yaitu mengalami penyumbatan. Gambar 4.13 Pressure Inlet Multimedia Filter (MMF)

15 36 Gambar 4.14 Pressure Outlet Multimedia Filter (MMF) Penyumbatan pada Multimedia Filter (MMF) diakibatkan karena air umpan yang masuk ke Multimedia Filter (MMF) mengandung butitan pasir dan lumpur halus yang terbawa dari Sea Water Intake oleh RO pump akibat terjadinya adukan oleh adanya aliran jatuh pada bar screen (penyaring). Menurut buku panduan operasi system Water Treatment Plant (WTP) PLTU Maluku Utara 2x7 MW ketika selisih tekan pada Multimedia Filter (MMF) tinggi maka perlu dilakukan proses backwash yaitu proses pencucian yang dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang terakumulasi di atas media dengan metode aliran terbalik (dari bawah ke atas/kebalikan system running). Air hasil backwash langsung di buang melalui drain. Backwash biasanya di lakukan setiap 1-2 hari selama menit (tergantung influent dan tingkat kekotoran media) bila tekanan air yang keluar lebih rendah dari tekanan air yang masuk filter. Proses backwash dilakukan secara manual sehingga operator harus sering melakukan pengecekan. Ketika proses backwash yang

16 37 dilakukan tidak memberi efek yang optimal bisa dipastikan Multimedia Filter (MMF) perlu untuk diganti Sea Water Reserve Osmosis (SWRO) Sea Water Reserve Osmosis (SWRO) merupakan peralatan di unit Water Treatment Plant (WTP) yang berfungsi menghasilkan air baku melalui proses desalinasi. Proses desalinasi adalah proses pemisahan yang digunakan untuk mengurangi kepadatan terlarut dari air hingga level tertentu sehingga air dapat digunakan sebagai air bersih. Proses desalinasi melibatkan tiga aliran cairan, yaitu air umpan berupa air laut yang telah mengalami proses pretreatment di Multimedia Filter (MMF), produk bersalinitas rendah dan konsentrat bersalinitas tinggi. Proses pemisahan air tawar dari air asin pada system SWRO yaitu dengan cara pemberian tekanan dan penggunaan membran (cartridge) Reverse Osmosis (RO). Gambar 4.15 Sea Water Reserve Osmosis (SWRO) Air yang mengandung larutan garam (air asin) dipisahkan dari garam terlarutnya dengan mengalirkannya melalui membran semipermeable. Air yang mengalir melalui membran semipermeable atau yang disebut permeate dapat mengalir melalui membran akibat adanya perbedaan tekanan yang diciptakan antara air asin (umpan) bertekanan

17 38 dan produk yang memiliki tekanan dekat dengan tekanan atmosfer. Sisa umpan selanjutnya akan terus mengalir melalui sisi reaktor bertekanan sebagai brine. Desalinasi air laut pada system SWRO PLTU Maluku Utara 2x7 MW memiliki tekanan operasi pada sisi tekan sebelum masuk membran (cartridge) sebesar 2-3 bar dan tekanan saat keluar dari membrane (cartridge) sebesar 1,8-2,8 bar dengan beda tekanan yang diperbolehkan 0,2 bar. Sedangkan tekana setelah HP pump sebesar bar dengan tekanan aliran kosentrat sebesar < 45 bar. Gambar 4.16 Pressure Before Cartridge

18 39 Gambar 4.16 Pressure After Cartridge Sea Water Reserve Osmosis (SWRO) PLTU Maluku Utara 2x7 MW dirancang untuk mengolah air laut dengan Total Dissolved Solid (TDS) sebesar ppm. Dengan jumlah air umpan yang masuk sebesar 20 m 3 /jam, diharapkan system SWRO mampu memproduksi aliran permeate (permeate flow) % dari air umpan yaitu sebesar 7 m 3 /jam. Untuk menghindari kerusakan pada membran (cartridge), maka ditambahkan Antiscalant pada air umpan yang akan masuk membran (cartridge) untuk menetralkan klorin bebas yang menyebabkan kerusakan pada membran (cartridge).

19 40 Gambar 4.18 Chemical Injection Pada saat praktikan melakukan pengambilan data untuk mengetahui kondisi membrane (cartridge) SWRO, selisih tekan antara tekanan sebelum masuk membran (cartridge) dan setelah keluar membran (cartridge) menunjukan nilai selisih tekan yang masih diperbolehkan yaitu 0,1 bar dengan tekanan setalah HP pump sebasar 44 bar dan tekanan konsentrat sebesar 43 bar. Namun nilai aliran permeate (permeate flow) tidak mencapai target yang diharapkan. Berdasarkan desain, SWRO diharapkan mampu menghasilkan aliran permeate sebesar 6 7 m 3 /jam akan tetapi kenyataanya aliran permeate yang dihasilkan sebesar 4 5 m 3 /jam. Hal ini diakibatkan oleh aliran suplai air baku yang keluar dari Multimedia Filter (MMF) tidak memenuhi target yang diharapkan sehingga berimbas pada menurunya aliran permeate (permeate flow) yang di produksi oleh SWRO. Selain adanya indikasi pengotaoran atau tersumbatnya Multimedia Filter (MMF), penurunan laju aliran permeate (permeate flow) dapat juga diakibatkan oleh bermasalahnya membran (cartridge) SWRO. Hal itu dapat diketahui dari tingginya selisih tekan pada tekanan sebelum masuk membrane (cartridge) dan setelah keluar membran (cartridge) yang melebihi angka 0,2 bar. Kondisi ini menunjukka bahwa membrane (cartridge) SWRO dalam keadaan kotor sedangkan jika niali permeate conduction lebih dari 670 μs/cm, menunjukan kondisi membran (cartridge) sudah tidak layak pakai dan perlu untuk diganti.

20 Raw Water Storage Tank Raw water storage tank merupaka tangki penyimpanan air mentah hasil dari proses Sea Water Reserve Osmosis (SWRO). Air yang keluar dari SWRO merupakan air bersih yang sudah tidak mengandung kadar garam. Air di dalam raw water storage tank dapat digunakan untuk keperluan domestic dan juga sudah layak minum setelah melewati proses ultraviolet (UV) akan tetapi hal itu tidak applicable (tidak diterapkan) di unit operasi. Gambar 4.19 Raw Water Storage Tank Kapasitas tangki penyimpana ini adalah 150 m 3 terdiri atas 2 unit tangki yang terbuat dari material carbon steel Brackish Water Reserve Osmosis (BWRO) Brackish Water Reserve Osmosis (BWRO) merupakan proses desalinasi lanjutan setelah proses desalinasi di unit Sea Water Reserve Osmosis (SWRO). Hanya saja system BWRO dirancang untuk mengolah air payau dengan Total Dissolved Solid

21 42 (TDS) yang lebih rendah, sekitar ppm. Dengan jumlah air umpan yang masuk sebesar 5 m 3 /jam, diharapkan system BWRO mampu memproduksi aliran permeate (permeate flow) % dari air umpan yaitu sebesar 3 m 3 /jam. Gambar 4.20 Brackish Water Reserve Osmosis (BWRO) Sistem BWRO PLTU Maluku Utara 2x7 MW memiliki tekanan operasi pada sisi tekan sebelum masuk membran (cartridge) sebesar 2-4 bar dan tekanan saat keluar dari membran (cartridge) sebesar 2-4 bar dengan beda tekanan yang diperbolehkan 0,5 bar. Sedangkan tekana setelah HP pump sebesar < 20 bar dengan tekanan aliran kosentrat sebesar < 20 bar. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh praktikan, kenerja unit ini berjalan optimal walaupun tekanan yang diberikan pada aliran sebelum masuk membran (cartridge) sebesar hanya sebesar 1,75 bar dibawah nilai yang diharapkan yaitu sebesar 2-4 bar dan tekanan saat keluar dari membran (cartridge) hanya sebesar 1,45 bar dari nilai yang diharapkan sebesar 2-4 bar. Sedangkan tekana setelah HP pump sebesar 17,5 bar dengan tekanan aliran kosentrat sebesar 15.5 bar. Walaupun tekanan pada membran (cartridge) dibawah nilai yang diharapkan, aliran produk permeate masih dapat tercapai sebesar 3 3,8 m 3 /jam.

22 Demineralization Unit Demineralization Unit adalah peralatan yang menghasilkan air murni dari air asalnya. Proses yang terjadi adalah menghilangkan kadar mineral yang terkandung di dalam air tersebut. Proses ini menggunakan sebuah demineralizer yang berfungsi menghilangkan semua mineral yang terkandung dalam air dengan cara menukar kation dan anion dengan padatan penukar ion (resin). Demineralizer adalah suatu proses pemurnian ulang air untuk menyerap kandungan mineral yang masih ada pada air distillate dengan cara mengecilkan conductivity yang terkandung didalamnya. Unit utama pada proses demineralisasi pada sistem pengolahan air umpan boiler PLTU Maluku Utara 2x7 MW adalah Mixed Bed. Mixed Bed berfungsi sebagai tempat proses pertukaran kation dan anion dengan padatan penukar ion (resin). Mixed Bed ini dioperasikan untuk menghasilkan air umpan boiler yang mempunyai kandungan Ion (mineral) rendah dengan konduktifitas sebasar 0,5 μs/cm. Gambar 4.21 Mixed Bad Air umpan yang telah mengalami proses distillasi tahap dua di unit BWRO ditampung terlebih dahulu di Break Tank sebelum dialirkan masuk kedalam tengki Mixed Bed untuk proses demineralisasi. Kemudian sesudah ditampung di Break Tank, air distillate dialirkan ke dalam Mixed Bed Polisher dengan pompa Feed Water Pump. Di dalam Mixed Bed terdapat Resin Anion dan Kation yang mana fungsinya untuk

23 44 menyerap kandungan mineral pada air distillate tersebut. Resin Anion (+) sifatnya dapat mengikat kandungan mineral yang bersifat (-), sedangakan Resin Kation (-) sifatnya dapat mengikat kandungan mineral yang bersifat (+). Resin-resin tersebut berbentuk butiran-butiran kecil yang jumlahnya jutaan. Hasil dari proses demineralisasi akan menghasilkan air murni dengan besar conductivity < 10 μs/cm yang kemudian air tersebut akan dimasukkan dan ditampung di Demin Water Tank. Gambar 4.22 Break Tank Resin yang terdapat di dalam Mixed Bed jika dioperasikan terus menerus maka akan menyebabkan kedua resin ini jenuh karena sering menyerap kandungan mineral yang ditandai dengan tingginya conductivity air murni. Akan tetapi kedua resin tersebut bisa dikembalikan lagi fungsinya dengan proses yang disebut Regenerasi. Proses regenerasi terdiri dari beberapa tahapan yang dimana tahapan-tahapan tersebut bertujuan untuk mengembalikan fungsi dari resin anion dan kation. Untuk

24 45 mengembalikan fungsi dari resin anion maka resin tersebut diinjeksikan dengan chemical NaOH dengan konsentrasi di jaga 6%, sedangkan resin kation diinjeksikan dengan chemical HCl dengan konsentrasi di jaga 4% Demin Water Tank Demin water tank merupakan tempat penampungan air bebas mineral hasil proses demineralisasi. Air demin merupakan produk akhir dari proses pengolahan air umpan boiler yang disimpat didalam tangki yang terbuat dari bahan non logam. Gambar 4.23 Demin Water Tank Kapasitas tangki penyimpana ini adalah 20 m 3 terdiri atas 2 unit tangki yang terbuat dari material HDPE.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Air merupakan kebutuhan dasar bagi sebuah unit pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Ketersediaan dan kualitas air sangat menentukan terhadap pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 INSTALASI PENGOLAHAN AIR Air merupakan salah satu komponen lingkungan yang mempunyai peranan yang cukup besar dalam kehidupan,bagi manusia air berperan dalam pertanian, industri,

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan

Lebih terperinci

REVERSE OSMOSIS (OSMOSIS BALIK)

REVERSE OSMOSIS (OSMOSIS BALIK) REVERSE OSMOSIS (OSMOSIS BALIK) Asti Sawitri (208 700 573) Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2011 A. Membran Reverse Osmosis (RO) Membran RO dibuat dari berbagai

Lebih terperinci

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Air yang digunakan meliputi : 1. Air pendingin, digunakan untuk mendinginkan alat penukar panas. 2. Air Proses,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi setiap tahun serta percepatan perkembangan pembangunan yang terjadi di propinsi DKI Jakarta menyebabkan peningkatan kebutuhan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK

PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK TUGAS 1 MATA KULIAH PERANCANGAN PABRIK PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK 1. Feriska Yuanita (105100200111012) 2. Alifian Juantono Sahwal (105100213111003) 3. Nadia Sabila

Lebih terperinci

Aquafiltro. Aquafiltro adalah merk dari produk PT Tirtakreasi Amrita untuk peralatan. pengolahan air bersih dan air limbah.

Aquafiltro. Aquafiltro adalah merk dari produk PT Tirtakreasi Amrita untuk peralatan. pengolahan air bersih dan air limbah. Aquafiltro Aquafiltro adalah merk dari produk PT Tirtakreasi Amrita untuk peralatan pengolahan air bersih dan air limbah. Untuk pengolahan air bersih (water treatment) produk kami mencakup: Sand filter

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP DAN AKTIVITAS KERJA PRAKTIK. Pelaksanaan kerja praktik di Fakultas Teknik jurusan Teknik Mesin Universitas Mercubuana bertujuan untuk :

BAB II LINGKUP DAN AKTIVITAS KERJA PRAKTIK. Pelaksanaan kerja praktik di Fakultas Teknik jurusan Teknik Mesin Universitas Mercubuana bertujuan untuk : 7 BAB II LINGKUP DAN AKTIVITAS KERJA PRAKTIK 2.1 TUJUAN 2.1.1 Tujuan Umum Pelaksanaan kerja praktik di Fakultas Teknik jurusan Teknik Mesin Universitas Mercubuana bertujuan untuk : a. Memenuhi kewajiban

Lebih terperinci

TREATMENT PLANT DI PT.TENAGA LISTRIK GORONTALO

TREATMENT PLANT DI PT.TENAGA LISTRIK GORONTALO INSTRUKSI KERJA Dokumen No. : Tanggal Berlaku : INSTRUKSI KERJA PENGOPERASIAN WATER Revisi Ke : Revisi 0 TREATMENT PLANT DI PT.TENAGA LISTRIK GORONTALO Halaman : Dibuat Oleh: Diperiksa Oleh: Disetujui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sekarang ini dunia dihadapkan pada krisis air bersih. Sumber daya air yang tersedia tidak mampu mencukupi kebutuhan air bersih di beberapa negara. Selama lebih dari

Lebih terperinci

BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS Sistem Daur Ulang

BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS Sistem Daur Ulang BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS 8.1. Sistem Daur Ulang Di BTIK Magetan mempunyai dua unit IPAL yang masingmasing berkapasitas 300 m 3 /hari, jadi kapasitas total dua IPAL 600 m 3 /hari.

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PENDAHULUAN 1. AIR Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat

Lebih terperinci

Pengolahan Air di PLTU (2)

Pengolahan Air di PLTU (2) Pengolahan Air di PLTU (2) November 23, 2011 By Onny Pada artikel sebelumnya telah saya jelaskan dengan cukup lengkap kandungan-kandungan apa yang terkandung di dalam air secara umum. Hal tersebut memberi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bagi manusia air adalah salah satu kebutuhan utama. Hal ini dikarenakan manusia tidak hanya membutuhkan air untuk kebutuhan tubuh (minum) tetapi juga membutuhkan air

Lebih terperinci

CV. BINTANG AIR SILAMPARI C O M P A N Y P R O F I L E

CV. BINTANG AIR SILAMPARI C O M P A N Y P R O F I L E CV. BINTANG AIR SILAMPARI C O M P A N Y P R O F I L E PENDAHULUAN PROFIL PERUSAHAAN VISI & MISI PRODUK UNGGULAN: WTP PRODUK UNGGULAN: RO Surat Izin Perdagangan ( SIUP ) Nomor : 503/SIUP.K/2701/KPPT/2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 18 BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang diperoleh dari berbagai sumber, tergantung pada kondisi daerah setempat. Kondisi sumber air pada setiap

Lebih terperinci

REGISTER TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN TERVERIFIKASI

REGISTER TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN TERVERIFIKASI Nomor register : 044/TRL/Reg-1/KLHK Instalasi Pengolahan Air Limbah Merk REDOX Advanced Oxydation Process () System FUNGSI ALAT REDOX adalah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Demineralisasi Proses demineralisasi adalah suatu proses penghilangan garam-garam mineral yang ada didalam air seperti kalsium (Ca) dan magnesium (Mg), sehingga air yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Air merupakan kebutuhan vital makhluk hidup. Tanpa adanya air, metabolisme dalam tubuh makhluk hidup tidak dapat berjalan dengan sempurna. Manusia membutuhkan air, terutama

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian Penelitian biofiltrasi ini targetnya adalah dapat meningkatkan kualitas air baku IPA Taman Kota Sehingga masuk baku mutu Pergub 582 tahun 1995 golongan B yakni

Lebih terperinci

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR. Ca Mg

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR. Ca Mg Air adalah salah satu bahan pokok (komoditas) yang paling melimpah di alam tetapi juga salah satu yang paling sering disalahgunakan Penjernihan air adalah proses menghilangkan/mengurangi kandungan/campuran

Lebih terperinci

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK 29 4.1 Prosedur Start-Up IPAL Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC Start-up IPAL dilakukan pada saat IPAL baru selesai dibangun atau pada saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak memerlukan berbagai macam bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya tersebut manusia melakukan

Lebih terperinci

Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Usaha dan/atau kegiatan pembangkit listrik tenaga termal adalah usaha dan/atau kegiatan

Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Usaha dan/atau kegiatan pembangkit listrik tenaga termal adalah usaha dan/atau kegiatan SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA TERMAL MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun hasil-hasil

Lebih terperinci

Pengolahan Air Produk Reverse Osmosis Sebagai Umpan Boiler Dengan Menggunakan Ion exchange. Abdul Malik Maulana, Ariyanto S.

Pengolahan Air Produk Reverse Osmosis Sebagai Umpan Boiler Dengan Menggunakan Ion exchange. Abdul Malik Maulana, Ariyanto S. Pengolahan Air Produk Reverse Osmosis Sebagai Umpan Boiler Dengan Menggunakan Ion exchange Abdul Malik Maulana, Ariyanto S. Widodo Pembimbing : Ir. Kristinah Haryani, MT Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 17 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Dalam bab ini akan di bahas alur proses pencucian membran mesin pengolahan air minum osmosis terbalik (Reverse Osmosis, R.O). Bahan yang gunakan dalam pencucian

Lebih terperinci

Stasiun Penjernihan Air (Water Treatment)

Stasiun Penjernihan Air (Water Treatment) Stasiun Penjernihan Air (Water Treatment) Pundu Learning Centre Definisi Proses pengolahan air baku menjadi air yang aman untuk dikonsumsi atau digunakan dalam proses produksi seperti ketel uap dan terbebas

Lebih terperinci

Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong

Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong MODUL 4 Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong Tahap 5: Menghitung efisiensi boiler dan rasio penguapan boiler 1 Efisiensi

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM 52 BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM Unit pendukung proses (utilitas) merupakan bagian penting penunjang proses produksi. Utilitas yang tersedia di pabrik PEA adalah unit pengadaan air, unit

Lebih terperinci

BAB III METODE PERCOBAAN. - Kuvet 20 ml. - Pipet Volume 10 ml Pyrex. - Pipet volume 0,5 ml Pyrex. - Beaker glass 500 ml Pyrex

BAB III METODE PERCOBAAN. - Kuvet 20 ml. - Pipet Volume 10 ml Pyrex. - Pipet volume 0,5 ml Pyrex. - Beaker glass 500 ml Pyrex BAB III METODE PERCOBAAN 3.1. Alat-alat - Kuvet 20 ml - Pipet Volume 10 ml Pyrex - Pipet volume 0,5 ml Pyrex - Pipet Tetes - Botol aquadest - Beaker glass 500 ml Pyrex - Colorimeter DR/890 Hach USA 3.2.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sudah banyak yang melakukan penelitian mengenai analisis kualitas air dengan alat uji model filtrasi buatan diantaranya; Eka Wahyu Andriyanto, (2010) Uji

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Sistem Water Filter Sistem water filter adalah sistem pengolahan air dengan metode penyaringan menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PENGENDALIAN KONDUKTIVITAS AIR PADA KOLOM RESIN CAMPURAN (MIX-BED) SISTEM AIR BEBAS MINERAL (GCA 01)

ANALISIS DAN PENGENDALIAN KONDUKTIVITAS AIR PADA KOLOM RESIN CAMPURAN (MIX-BED) SISTEM AIR BEBAS MINERAL (GCA 01) Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. 9 No. 2, Oktober 2012: 27-34 ANALISIS DAN PENGENDALIAN KONDUKTIVITAS AIR PADA KOLOM RESIN CAMPURAN (MIX-BED) SISTEM AIR BEBAS MINERAL (GCA 01) ABSTRAK Setyo Budi

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II STUDI LITERATUR BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Kebutuhan Air Tawar Siklus PLTU membutuhkan air tawar sebagai bahan baku. Hal ini dikarenakan peralatan PLTU sangat rentan terhadap karat. Akan tetapi, semakin besar kapasitas

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI HASI DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Pengamatan Tabel 2. Hasil analisa Kadar TDS TSS dan Organoleptik NO WAKTU KADAR TSS KADAR TDS ORGANOEPTIK (MENIT) (Mg/) (Mg/) 1 0 9000 27000 Bening, tidak berbau 2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bahan baku produk ataupun air konsumsi. Tujuan utama dari pengolahan air ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bahan baku produk ataupun air konsumsi. Tujuan utama dari pengolahan air ini BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Bahan Baku (Air) Pengolahan Air (Water Treatment) adalah Suatu proses pengolahan air dari sumur untuk di proses sedemikian rupa sehingga dapat di gunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan kebutuhan listrik, untuk mengatasi hal ini maka pemerintah Indonesia melaksanakan kegiatan percepatan

Lebih terperinci

Ion Exchange. kemampuan menyerap/ menukar kation-kation seperti Ca, Mg, Na dsb. Yang ada dalam air. Contoh: Hidrogen zeolith (H 2 Z).

Ion Exchange. kemampuan menyerap/ menukar kation-kation seperti Ca, Mg, Na dsb. Yang ada dalam air. Contoh: Hidrogen zeolith (H 2 Z). Ion Exchange A. Tujuan percobaan - Praktikan diharapkan dapat memahami prinsip kerja alat ion exchange pada proses pelunakan air dan demineralisasi air - Praktikan dapat mengetahui aplikasi alat ion exchange

Lebih terperinci

JAWABAN 1. REVERSE OSMOSIS (RO)

JAWABAN 1. REVERSE OSMOSIS (RO) PERTANYAAN 1. Suatu industri bermaksud memanfaatkan efluen pengolahan air limbah yang telah memenuhi baku mutu sebagai air baku untuk kebutuhan domestik (karyawan), proses produksi dan boiler. Industri

Lebih terperinci

SISTEM PROCES PENGOLAHAN AIR MINUM DENGAN PROSES PEMURNIAN AIR REVERSE OSMOSIS SYSTEM

SISTEM PROCES PENGOLAHAN AIR MINUM DENGAN PROSES PEMURNIAN AIR REVERSE OSMOSIS SYSTEM SISTEM PROCES PENGOLAHAN AIR MINUM DENGAN PROSES PEMURNIAN AIR REVERSE OSMOSIS SYSTEM Sistem pengbolahan air minum kemasan dengan sumber air bersih dengan skala atau standar air minum, memerlukan beberapa

Lebih terperinci

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04 Yuniati, PhD KOMPONEN SPAM Materi yang akan dibahas : 1.Komponen SPAM 2.Air baku dan bangunan intake KOMPONEN SPAM Sumber air baku Pipa transimisi IPAM Reservoar

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN LABORATORIUM UNIT PROSES WATER TREATMENT

LAPORAN PENDAHULUAN LABORATORIUM UNIT PROSES WATER TREATMENT LAPORAN PENDAHULUAN LABORATORIUM UNIT PROSES WATER TREATMENT DISUSUN OLEH: DEDE ANUGRAH PERMANA 03111003018 AHMAD RUMAIZA 03111003024 NYIMAS DAHLIA 03111003057 GUSTI SISKA HARTINI 03111003064 ENI HANDAYANI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL YANG DI CAPAI DAN POTENSI KHUSUS

BAB IV HASIL YANG DI CAPAI DAN POTENSI KHUSUS 35 BAB IV HASIL YANG DI CAPAI DAN POTENSI KHUSUS 4.1 PENDAHULUAN Secara umum, bab ini akan membahas pengaruh metode scaling terhadap fluks permeat yang dilihat dengan membandingkan fluks permeat yang dihasilkan

Lebih terperinci

The water softening proses

The water softening proses Difusi adalah pergerakan molekul dari daerah konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah. Osmosis adalah kasus khusus difusi di mana molekul air dan gradien konsentrasi terjadi melintasi membran semipermeabel.

Lebih terperinci

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL 5.1 Masalah Air Limbah Layanan Kesehatan Air limbah yang berasal dari unit layanan kesehatan misalnya air limbah rumah sakit,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motor Induksi 3 Fasa Motor induksi 3 fasa adalah mesin yang mengubah energi listrik arus bolak-balik (AC) 3 fasa menjadi energi mekanis berupa putaran. Motor induksi merupakan

Lebih terperinci

STUDI AWAL REVERSE OSMOSIS TEKANAN RENDAH UNTUK AIR PAYAU DENGAN KADAR SALINITAS DAN SUSPENDED SOLID RENDAH

STUDI AWAL REVERSE OSMOSIS TEKANAN RENDAH UNTUK AIR PAYAU DENGAN KADAR SALINITAS DAN SUSPENDED SOLID RENDAH STUDI AWAL REVERSE OSMOSIS TEKANAN RENDAH UNTUK AIR PAYAU DENGAN KADAR SALINITAS DAN SUSPENDED SOLID RENDAH RENNY AIDATUL AZFAH Dosen Pembimbing: Ir. EDDY S. SOEDJONO, Dipl.SE, M,Sc, Ph.D 1 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN

BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN VII.1 Umum Operasi dan pemeliharaan dilakukan dengan tujuan agar unit-unit pengolahan dapat berfungsi optimal dan mempunyai efisiensi pengolahan seperti yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modern ini, Indonesia sudah banyak mengembangkan kegiatan pendirian unit -

BAB I PENDAHULUAN. modern ini, Indonesia sudah banyak mengembangkan kegiatan pendirian unit - BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan kebutuhan listrik. Untuk mengatasi hal ini, maka pemerintah Indonesia melaksanakan kegiatan percepatan

Lebih terperinci

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi Metode Analisis Untuk Air Limbah Pengambilan sample air limbah meliputi beberapa aspek: 1. Lokasi sampling 2. waktu dan frekuensi sampling 3. Cara Pengambilan sample 4. Peralatan yang diperlukan 5. Penyimpanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Operasi IPAL Mojosongo Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Mojosongo di bangun untuk mengolah air buangan dari kota Surakarta bagian utara, dengan

Lebih terperinci

PENGARUH KOMBINASI PROSES PRETREATMENT (KOAGULASI-FLOKULASI) DAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS UNTUK PENGOLAHAN AIR PAYAU

PENGARUH KOMBINASI PROSES PRETREATMENT (KOAGULASI-FLOKULASI) DAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS UNTUK PENGOLAHAN AIR PAYAU PENGARUH KOMBINASI PROSES PRETREATMENT (KOAGULASI-FLOKULASI) DAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS UNTUK PENGOLAHAN AIR PAYAU Sastra Silvester Ginting 1, Jhon Armedi Pinem 2, Rozanna Sri Irianty 2 1 Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Air suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, masak, mandi, mencuci, pertanian,

Lebih terperinci

PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA

PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN PABRIK PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA Dosen Pengampu: Ir. Musthofa Lutfi, MP. Oleh: FRANCISKA TRISNAWATI 105100200111001 NUR AULYA FAUZIA 105100200111018

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desalinasi Desalinasi merupakan suatu proses menghilangkan kadar garam berlebih dalam air untuk mendapatkan air yang dapat dikonsumsi binatang, tanaman dan manusia.

Lebih terperinci

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG PERANCANGAN PABRIK PENGOLAHAN LIMBAH Oleh: KELOMPOK 2 M. Husain Kamaluddin 105100200111013 Rezal Dwi Permana Putra 105100201111015 Tri Priyo Utomo 105100201111005 Defanty Nurillamadhan 105100200111010

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses elektrokoagulasi terhadap sampel air limbah penyamakan kulit dilakukan dengan bertahap, yaitu pengukuran treatment pada sampel air limbah penyamakan kulit dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Indonesia Power UP. Suralaya merupakan perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan batubara sejak tahun 1984 sebagai bahan bakar utama pembangkitan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnya Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun hasil-hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti mencuci, dan mandi. Jenis air yang digunakan

Lebih terperinci

UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM 5

UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM 5 UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM 5 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan suatu bahan pokok yang sangat diperlukan oleh setiap mahluk hidup yang ada di bumi. Keberadaan sumber air bersih pada suatu daerah sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan meningkatnya kebutuhan listrik. Untuk mengatasi hal ini, maka pemerintah melaksanakan kegiatan percepatan pembangunan

Lebih terperinci

Teknologi Desalinasi Menggunakan Multi Stage Flash Distillation (MSF)

Teknologi Desalinasi Menggunakan Multi Stage Flash Distillation (MSF) Teknologi Desalinasi Menggunakan Multi Stage Flash Distillation (MSF) IFFATUL IZZA SIFTIANIDA (37895) Program Studi Teknik Nuklir FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA ABSTRAK Teknologi Desalinasi Menggunakan

Lebih terperinci

Klasifikasi Air FARMASI INDUSTRI 02/10/2017

Klasifikasi Air FARMASI INDUSTRI 02/10/2017 Klasifikasi Air FARMASI INDUSTRI Drinking Water a. Tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna. b. Bebas mikro-organisme patogen yang sering dijumpai dalam air, seperti : E. coli,salmonella, Mycobacteri

Lebih terperinci

adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.

adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Limbah merupakan hasil sampingan akibat proses produksi/ kegiatan manusia yang berbentuk cair, gas dan padat. Limbah domestik/ rumah tangga adalah air yang telah dipergunakan

Lebih terperinci

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

SKRIPSI / TUGAS AKHIR SKRIPSI / TUGAS AKHIR ANALISIS PEMANFAATAN GAS BUANG DARI TURBIN UAP PLTGU 143 MW UNTUK PROSES DESALINASI ALBERT BATISTA TARIGAN (20406065) JURUSAN TEKNIK MESIN PENDAHULUAN Desalinasi adalah proses pemisahan

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH DI INDUSTRI PETROKIMIA

TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH DI INDUSTRI PETROKIMIA بسم هللا الرحمن الرحيم TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH DI INDUSTRI PETROKIMIA Tugas Pengolahan Limbah dan Sampah David Aprilansyah Kurniawaty (1205015060) Siti Khodijah Fahrizal Teknik Pengolahan Limbah Cair

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Sistem Water Filter Sistem water filter adalah sistem pengolahan air dengan metode penyaringan menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber-Sumber Air Sumber-sumber air bisa dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu: 1. Air atmosfer Air atmesfer adalah air hujan. Dalam keadaan murni, sangat bersih namun keadaan

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012 Oleh : Rr. Adistya Chrisafitri 3308100038 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc. JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGOPERASIAN

PETUNJUK PENGOPERASIAN PETUNJUK PENGOPERASIAN UNIT PENGOLAHAN LIMBAH CHEMICAL WASTEWATER TREATMENT (CWWTP) FAKULTAS KEDOKTERAN PROYEK PENGEMBANGAN UNIVERSITAS GADJAH MADA OECF LOAN IP - 494 PT. BESTINDO PUTRA MANDIRI 2003 DAFTAR

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Adapun kegiatan yang dilakukan pada proses perawatan dan pemeliharaan cooling tower pada kerja praktik ini dapat diuraikan pada diagram alir berikut. Gambar

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Gambar 4.1 Proses Design 17 18 4.2 PEMBAHASAN Prosedur perencanaan water treatment didalam Pt. Tirta Teknosys melalui beberapa langkah antara lain : 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah perkebunan kelapa sawit adalah limbah yang berasal dari sisa tanaman yang tertinggal pada saat pembukaan areal perkebunan, peremajaan dan panen kelapa sawit.

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGOPERASIAN

PETUNJUK PENGOPERASIAN PETUNJUK PENGOPERASIAN UNIT PENGOLAHAN LIMBAH CHEMICAL WASTEWATER TREATMENT (CWWTP) FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI PROYEK PENGEMBANGAN UNIVERSITAS GADJAH MADA OECF LOAN IP - 494 PT. BESTINDO PUTRA MANDIRI 2003

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA IPAL INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT BTIK LIK MAGETAN

PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA IPAL INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT BTIK LIK MAGETAN BAB VII PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA IPAL INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT BTIK LIK MAGETAN 7.1. Sumber Limbah Di BTIK-LIK Magetan terdapat kurang lebih 43 unit usaha penyamak kulit, dan saat ini ada 37

Lebih terperinci

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 25 BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 4.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan membahas hasil pencucian membran reverse osmosis dengan variasi konsentrasi larutan HCl dengan pompa low pressure, proses

Lebih terperinci

ANALISA TEKNIS EKONOMIS PERENCANAAN SISTEM REVERSE OSMOSIS UNTUK KEBUTUHAN AIR TAWAR ( FRESH WATER DOMESTIC SYSTEM ) PADA KAPAL NIAGA (M.

ANALISA TEKNIS EKONOMIS PERENCANAAN SISTEM REVERSE OSMOSIS UNTUK KEBUTUHAN AIR TAWAR ( FRESH WATER DOMESTIC SYSTEM ) PADA KAPAL NIAGA (M. P3- Skripsi ANALISA TEKNIS EKONOMIS PERENCANAAN SISTEM REVERSE OSMOSIS UNTUK KEBUTUHAN AIR TAWAR ( FRESH WATER DOMESTIC SYSTEM ) PADA KAPAL NIAGA (M.T AVILA ) ( TECHNIC AND ECONOMY ANALYSIS DESIGN OF REVERSE

Lebih terperinci

VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM 75 VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM A. Unit Utilitas Seperti halnya dengan pabrik-pabrik kimia lainnya, pada pabrik pembuatan Sodium Styrene Sulfonate dari 2-bromo ethyl benzene dan sulfur triokside

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

PROSIDING ISSN: E-ISSN: PENGOLAHAN AIR TANAH ARTESIS MENJADI AIR LAYAK MINUM DI DESA BURUK BAKUL Hikmatul Amri* 1, Syaiful Amri 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bengkalis, Bengkalis e-mail: hikmatul_amri@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA Anjar P,RB Rakhmat 1) dan Karnaningroem,Nieke 2) Teknik Lingkungan, ITS e-mail: rakhmat_pratama88@yahoo.co 1),idnieke@enviro.its.ac.id

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS AIR MINUM MENGGUNAKAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS (RO)

PENINGKATAN KUALITAS AIR MINUM MENGGUNAKAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS (RO) PENINGKATAN KUALITAS AIR MINUM MENGGUNAKAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS (RO) Naniek Ratni Juliardi A.R Staf Pengajar Teknik Lingkungan FTSP-UPN Veteran Jatim ABSTRACT Intention of this research is to improve;repair

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol No. 2 Mei 214; 65-71 ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1 Anggun Sukarno 1) Bono 2), Budhi Prasetyo 2) 1)

Lebih terperinci

12a GANGGUAN AIR PENGISI BOILER

12a GANGGUAN AIR PENGISI BOILER 12a GANGGUAN AIR PENGISI BOILER Disampaikan Oleh Dr. Basyirun, S.Pd., MT Tim Instruktur PT. Times Management Consultant, dan Pertamina Coorparate University (PCU) Disampaikan Pada Pelatihan Water Management

Lebih terperinci

DAFTAR ISI OPERASI TEKNIS DAN PEMELIHARAAN INSTALASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KAMPUS UGM TAHAP I...I LEMBAR PERSYARATAN...

DAFTAR ISI OPERASI TEKNIS DAN PEMELIHARAAN INSTALASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KAMPUS UGM TAHAP I...I LEMBAR PERSYARATAN... DAFTAR ISI OPERASI TEKNIS DAN PEMELIHARAAN INSTALASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KAMPUS UGM TAHAP I...I LEMBAR PERSYARATAN... II PENGESAHAN... III PERNYATAAN KEASLIAN...IV LEMBAR HAK CIPTA DAN STATUS...

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Perubahan Kualitas Air. Segmen Inlet Segmen Segmen Segmen

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Perubahan Kualitas Air. Segmen Inlet Segmen Segmen Segmen Kekeruhan (NTU) BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Kualitas Air 1. Nilai Kekeruhan Air Setelah dilakukan pengujian nilai kekeruhan air yang dilakukan di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air 1. Pengertian air a. Pengertian air minum Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. 8) b. Pengertian air bersih Air bersih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia dan makhluk hidup lainnya sangat bergantung dengan air demi mempertahankan hidupnya. Air yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DATA

BAB III ANALISA DATA BAB III ANALISA DATA 3.1 Permasalahan 3.1.1 Penurunan Produksi Untuk memenuhi kebutuhan operasi PLTGU Blok 1 dan diperoleh suplai demin water (air demineralisasi) dari water treatment plant (WTP) PLTGU.

Lebih terperinci

BAGIAN IV: PEMILIHAN PROSES PENGOLAHAN

BAGIAN IV: PEMILIHAN PROSES PENGOLAHAN BAGIAN IV: PEMILIHAN PROSES PENGOLAHAN BAB 9 DIAGRAM ALIR PROSES BERDASAR AIR BAKU RINGKASAN Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa dapat merangkai diagram alir proses pengolahan air minum dengan air baku

Lebih terperinci

ZEOFILT WATER TREATMENT

ZEOFILT WATER TREATMENT Water Treatment System atau proses pengolahan air yang merupakan pengolahan air yang tidak layak pakai ( air kotor ) menjadi air bersih yang layak higienis dan terbebas dari unsur - unsur berlebih dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin besarnya laju perkembangan penduduk dan industrialisasi di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Padatnya pemukiman dan kondisi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA 33 BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA 4.1 PENDAHULUAN Laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi setiap tahun serta percepatan perkembangan pembangunan yang terjadi di propinsi DKI Jakarta

Lebih terperinci

ANALISIS PENURUNAN PRODUKSI AIR TAWAR HASIL MED PLANT DI PLTU SUMUR ADEM ABSTRAK

ANALISIS PENURUNAN PRODUKSI AIR TAWAR HASIL MED PLANT DI PLTU SUMUR ADEM ABSTRAK ANALISIS PENURUNAN PRODUKSI AIR TAWAR HASIL MED PLANT DI PLTU SUMUR ADEM ABSTRAK MED plant merupakan sebuah bagian dari PLTU yang berfungsi untuk mengubah air laut menjadi air tawar. Air tawar tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua makhluk hidup. Maka, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh

Lebih terperinci

-disiapkan Filter -disusun pada reaktor koagulasi (galon dan botol ukuran 1.5 Liter) -diambil 5 liter dengan gelas ukur

-disiapkan Filter -disusun pada reaktor koagulasi (galon dan botol ukuran 1.5 Liter) -diambil 5 liter dengan gelas ukur C. Alat, Bahan, dan Cara Kerja Alat dan Bahan 1. Sampel air yaitu sungai dan sumur sebagai bahan uji 2. Filter sebagai media filtrasi, batu basal, ijuk, karbon aktif, pasir silica (batu kuarsa) 3. Bak

Lebih terperinci

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN (1)Yovi Kurniawan (1)SHE spv PT. TIV. Pandaan Kabupaten Pasuruan ABSTRAK PT. Tirta Investama Pabrik Pandaan Pasuruan

Lebih terperinci