Laporan RISET PARTISIPASI
|
|
- Yohanes Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Laporan RISET PARTISIPASI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BONE BOLANGO 2015
2 Chapter- 1 Pendahuluan
3 A. Rasionalitas Riset Riset pemilu merupakan salah satu elemen strategis dalam manajemen pemilu.riset tidak hanya memberikan rasionalitas akademik mengenai suatu substansi pemilu.riset lebih jauh memberikan pijakan empirik mengenai persoalan atas hal yang menjadi perdebatan. Hasil riset memastikan program dan kebijakan kepemiluan tidak dibangun atas postulat spekulatif, tetapi dikonstruksi berlandaskan pada argumen empirik dan rasional dengan proses yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam negara demokrasi, partisipasi pemilih menjadi elemen penting demokrasi perwakilan.ia adalah fondasi praktik demokrasi perwakilan.persoalannya, terdapat sejumlah masalah menyangkut partisipasi pemilih yang terus menggelayut dalam setiap pelaksanaan pemilu.sayangnya, persoalan itu tidak banyak diungkap dan sebagian menjadi ruang gelap yang terus menyisakan pertanyaan. Beberapa persoalan terkait dengan partisipasi dalam pemilu diantaranya adalah fluktuasi kehadiran pemilih ke TPS, suara tidak sah yang tinggi, gejala politik uang, misteri derajat melek politik warga, dan langkanya kesukarelaan politik. Masalah tersebut perlu didedah sedemikian rupa untuk diketahui akar masalah dan dicari jalan keluarnya.harapannya, partisipasi dalam pemilu berada pada idealitas yang diimajinasikan. Oleh karena itu, program riset menjadi aktivitas yang tidak terhindarkan dalam manajemen pemilu. B. Tujuan Tujuan dari Riset Pemilu 2014 adalah untuk mentradisikan kebijakan berbasis riset atas persoalan-persoalan yang berkaitan dengan manajemen pemilu serta menjadi Bahan penyusunan kebijakan untuk
4 meningkatkan dan memperkuat partisipasi warga dalam pemilu dan setelahnya. Secara khusus riset ini bermaksud untuk menemukan akar masalah atas persoalan-persoalan yang terkait dengan partisipasi dalam pemilu, serta terumuskannya rekomendasi kebijakan atas permasalahan yang dihadapi dalam kaitannya dengan partisipasi dalam pemilu. C. Tema Riset Terdapat sejumlah persoalan ditemukan dari setiap periode pemilu.potret persoalan itu dilihat dalam rentang waktu pemilupemilu pada masa reformasi sampai dengan saat ini. Persoalanpersoalan yang dapat dijadikan tema potensial untuk diriset menyangkut partisipasi pemilih diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Masalah Sosial Ekonomi menjadi bagian penting dari partisipasi masyarakat. Rasionalitas pemilih untuk ikut serta dalam ivent demokrasi berkorelasi dengan kondisi ekonomi dan social masyarakat, oleh karena itu gambaran kondisi social ekonomi merupakan bagian informasi riset yang mengawali pembahasan kajian kajian / tema tentang partisipasi masyarakat pada pemilu 2014 di Propinsi Gorontalo. 2. Kehadiran dan Ketidakhadiran Pemilih di TPS (Voter turn -out) Partisipasi pemilih sejak pemilu 1999 sampai dengan pemilu 2014 bergerak fluktuatif. Pada pemilu legislatif, penurunan partisipasi pemilih sekitar 10% konsisten terjadi sampai pada pemilu Sementara itu pada pemilu 2014, angka partisipasinya naik sebesar 5%. Pada kasus pilpres, tercatat dalam pemilu 2014 pertama kalinya dalam sejarah angka partisipasinya lebih rendah dibandingkan pemilu legislatif. Pertanyaannya, kenapa angka partisipasi pemilu legislatif naik dibandingkan pemilu sebelumnya? Kenapa angka partisipasi Pilpres menyimpang dari pola pada pemilu-pemilu sebelumnya? Selain
5 itu kenapa golput tetap saja hadir dalam setiap pemilu? Apa penyebabnya? 3. Perilaku memilih (Voting behaviour). Perilaku memilih adalah terkait dengan keputusan pemilih untuk memilih kandidat atau peserta pemilu tertentu. Kenapa seorang pemilih menjatuhkan pilihannya kepada kandidat atau peserta pemilu tertentu. Tentu beragam alasan yang dapat dikemukakan oleh setiap pemilih. Persoalannya adalah, sejauhmana pilihan-pilihan itu bersifat rasional? Dengan kata lain, sejauhmana pilihan politik mereka berdasarkan pertimbangan rasional menyangkut kandidat atau peserta pemilu itu. Apakah rekam jejak, program atau janji peseta pemilu menjadi bahan pertimbangan atau faktor lain. Riset ini penting untuk mengetahui tingat rasionalitas pemilih dalam pemilu. 4. Politik uang (Money politics/vote buying) Politik biaya tinggi menjadi keluhan sebagian peserta pemilu. Salah satu penyebabnya adalah fenomena politik uang. Peserta pemilu mengeluarkan sejumlah uang untuk mendapatkan dukungan pemilih, atau pemilih aktif meminta imbalan dari dukungan yang diberikannya. Fenomena ini sudah pasti menjadikan demokrasi kita tidak sehat. Pertanyaannya, bagaimana politik uang terjadi? Polanya seperti apa? Kenapa disebagian tempat terjadi politik uang, disebagian tempat kebalikannya? Faktor apa yang mempengaruhi? Kebiajakan apa yang perlu ditempuh untuk mengatasi mengatasi fenomena politik uang? 5. Tingkat melek politik warga (Political literacy). Terdapat keyakinan bahwa tingkat melek politik warga berpengaruh pada sikap dan perilaku politik warga negara. Muaranya adalah pada tingkat kedewasaan perilaku berdemokrasi. Relasi itu bersifat perbandingan lurus, yaitu semakin tinggi tingkat melek politik warga semakin matang perilaku demokrasinya, dan sebaliknya. Dengan kata lain, wajah
6 demokrasi sebuah negara sebagian ditentukan oleh tingkat melek politik warga. Pertanyaannya adalah seberapa tinggi/dalam melek politik warganegara? bagaimana melek politik warga selama ini terbentuk? faktor apa saja yang mempengaruhi terbentuknya melek politik warga? Kebijakan apa saja yang perlu dirumuskan untuk meningkatkan melek politik warga? 6. Kesukarelaan Warga dalam politik (Po litical voluntarism). Kesukarelaan warga dalam politik berpengaruh luas dalam kehidupan politik. Absennya kesukarelaan warga dapat merusak sendi-sendi demokrasi. Dalam jangka pendek, biaya politik mahal menjadi resiko yang harus ditanggung karena segalanya serba berbayar. Dalam jangka panjang, korupsi menjadi virus endemik yang pasti menyerang. Sebaliknya, tatanan demokrasi semakin kuat apabila kesukarelaan warga tumbuh dan hidup didalam masyarakat. Dari pemilu kepemilu kesukarelaan warga mengalami pasang surut. Kesukarelaan warga yang kehadirannya ditandai dengan munculnya relawan dari berbagai kalangan kuat muncul dalam pemilu Pertanyaannya, apa faktor yang mempengaruhi munculnya keskuraleaan politik warga dan faktor apa yang menghambatnya? Kebijakan apa saja yang dapat ditempuh untuk menumbuhkan dan mmperkuat kesukarelaan warga dalam politik? Potensial tema riset lain dapat ditambahkan sepanjang berkaitan dengan partisipasi pemilih dalam pemilu dan dikoordinasikan/disampaikan pilihan temanya dengan KPU pada struktur diatasnya. 7. Media Sosial menjadi tren pelaksanaan pemilu dalam lima tahun terakhir, berbagai kejutan dan efektifitas penggunaan media menjadi hal yang perlu dicermati dalam riset ini berikut efesiensi pemanfaatannya oleh Komisi pemilihan Umum
7 Chapter- 2 Kondisi Sosial Ekonomi
8 Kondisi Ekonomi Rumah tangga di Kabupaten Bone Bolango berdasarkan hasil survey ini menunjukan bahwaa lebih dari separuh responden (64 persen) menyatakan kondisi Ekonomi rumah tangga sama saja dengan tahun lalu bahkan 10 persen responden lainnya menyatakan kondisi ekonomi rumah tangganyaa lebih buruk dari tahun sebelumnya hanya 26 persen yang menyatakan perbaikan ekonomi rumah tangga dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini tentunya memberi isyarat penting bahwa kebijakan pembangunan yang dihasilkan dari pemilu 2014 belum membawa perubahan siginifikan terhadap kondisi ekonomi masyarakat. lbih buruk dari yg lalu 10% lbh baik dri thn lalu 26% sama saja dari tahun lalu 64% Kondisi Ekonomi Rumah Tangga Data Survey ini jika dibandingkan dengan Perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bone Bolango menunjukan kondisi serupa, dalam tiga tahun terakhir ( ) angka kemiskinan di Kabupaten Bone Bolango Relatif Stabil dan belum menunjukan perubahan yang signifikan bahkan tahun 2013 mengalami kenaikan 0,,53 persen dari menjadi hingga saat ini. (Lihat Grafik)
9 Oleh sebab itu Kebutuhan mendesakyang dianggap Penting dan mendesak perlu dilakukan oleh pemerintah daerah saat ini adalah Pembukaan lapangan kerja (29 persen), Perbaikan jalan (23 Persen) pelayanan kesehatan (12 Persen), Penyediaan air bersih dan pendidikan Gratis (10 persen ) dan lainnya penyediaan Rumah layak huni, penyediaan listrik dan kebutuhan lainnya. Kebutuhan terhadap pembukaan lapangan kerja ini cukup beralasan sebab mengaju pada data BPS, tingkat pengangguran terbuka di kabupaten Bone Bolango sebesar 3,88 persen atau kurang lebih angkatan kerja penduduk bone bolango usia kerja belum bekerja (penganguran terbuka)
10 Kebutuhan Mendesak pmbkaan lapngan kerja prbaikan jalan pelayanna kesehatan penyediaan air bersih pendidikan grtis Mahyani penyediaan jaringan listrik lainnya 2% 6% 12% 10% 10% 8% 23% 29% Keamanan Daerah saat dilaksanakannya survey ini sebagian besar responden menilai aman / cukup aman hanya 7 persen yang menyatakann kondisi daerah tidak aman.potensi kerawanan konflik setiap saat berubah menjadi konflik social yang besar jika semua komponen didaerah tidak sigap.tahapan Pelaksanaan Pilkada saat dilaksanakannya survey ini dapat berubah menjadi sumber konflik jika tidak diantisipasi sejak dini, penting untuk mengkoordinasikan permasalahan sekecil apapun dimasyarakat.
11 Keamanan Daerah 1% 7% tdk aman 62% 30% kurang aman cukup aman aman
12 Chapter- 3 Partisipasi Pemilu
13 Partisipasi Pemilu (Baca: politik) menurut Herbert McClosky adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari wargaa masyarakat, melalui mana mereka mengambil bagian dlm proses pemilihan penguasaa dan secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pembentukan kebijakan umum. Penggunaan hak pilih dalam pemilu termasuk kegiatan partisipasi politik karena aktivitas tersebut mempengaruhi siapa yang duduk sebagai pengambil kebijakan yang secara tidak langsung mempengaruhi kebijakan yang diambil. Hasil survey ini menunjukan bahwa tingkat partisipasi pemilih di Kabupaten Bone Bolango sebesar 87 persen sedangkan responden yang menyatakan tidak ikut pada pemilu 2014 hanya 13 persen. Hasil ini jika dibandingkan dengan hasil hitung actual KPU yakni 87, 76. Tingkat partisipasi pemilih ini jika dibandingkan dengan Pemilu Presiden 2014 mengalami penurunan 7,01 persen (Grafik), angka penurunan ini adalah realitas Nasional. Survey ini menunjukan fakta bahwa tingkat kedekatan kepentingan pemilih dengan calon yang akan dipilih berpengaruh terhadap tinggi rendahnya tingkat partisipasi pemilih. Semakin dekat / sama kepentingan pemilih dengan yang dipilih maka keikutsertaan untuk memilih akan makin tinggi, sebaliknya semakin jauh jarak kepentinganya keduanya maka makin rendah pula tingkat partisipasi pemilih. Partisipasi Pemilih tidak 13% ya 87%
14 Partisipasi Pemilu 2014 PEMILU LEGISLATIF PEMILU PRESIDEN 87,76% 7,01 % 80,75% Tingkat Partisipasi Pemilu 2014 di kabupaten Bone Bolango menurut survey ini menemukan kesadaran tinggi sebagai warga Negara, mayoritas responden 70, 1 persen menyatakan bahwa keikutsertaan dalam pemilu karena menjadi warga Negara yang baik alas an lainnya yang mengemuka menginginkan adanya perubahan 16, 5 persen dan lainna biasa memilih 8 persen dan caleg di percaya 4,6 persen. Alasan Ikut Pemilu warga yang baik 70,1% ada perubahan 16,5% biasa memilih caleg dipercaya lainnya dapat uang 8,0% 4,6% 0,5% 0,3% Sebaliknya bagi 13 persen yang menyatakan tidak ikut pemilu 2014 menyatakan beragam alasan, hamper separuh mempunyai alas an bahwa tidak ada gunanya memilih (41 persen) sebab pemilu hanya menguntungkan elitee elit saja (44 persen), alas an administrative juga mengemuka misalnya alas an tidak terdaftar sebagai pemilih (4 persen), parpol tidak bias dipercaya 4 persen dan alas an lainnya juga 4 persen.
15 Alasan Tidak Ikut Pemilu untungkan elit 44% tidak ada gunanya 41% tdk terdaftar 7% lainnya 4% parpol tdk dipercaya 4% Fakta bahwa tingkat partisipasi masyarakat Bone Bolango tahun 2014 cukup tinggi tidak saja ditunjukan oleh pemilih yang saat ini kondisi ekonomi keluarganya lebih baik dari tahun lalu (26 persen), namun responden yang merasakan kondisi ekonomi rumah tangganya sama saja bahkan lebih buruk dari tahun lalu masing-masing 64 persen dan 10 persen. Fakta ini menunjukan bahwa tingginya kesadaran masyarakat dalam memilih meskipun mereka sadar bahwa kondisi ekonomi kehidupannya tidak mengalami perubahan. Pertanyannnya apakah tingginya kesadaran ini diakibatkan oleh kesadaran atas pengetahuan yang dimiliki atau disebabkan factor lain diluar kesadaran tersebut, misalnya mobilisasi oleh calon anggota legislative atau Tim sukses dengan diiming-imingi sejumlah uang atau barang?
16 lbih buruk dari yg lalu 10% Kondisi Sosial Ekonomi (base: Ikut Pemilu) lbh baik dri thn lalu 26% sama saja dari tahun lalu 64% Tingkat Partisipasi pemilih juga secara nyata terdistribusi di semua daerah pemilihan di kabupaten Bone Bolango, tingkat partisipasi pemilih berada diatas 20 persen atau pada kisaran persen, perbedaan tingkat partisipasi antar daerah pemilihan tidak menonjol dan relativee merata di seluruh dapil di Bone Bolango. Partisipasi Pemilih (base : Dapil ) Dapil 4 22% Dapil I 21% Dapil 3 32% Dapil 2 25%
17 Kalangan Ibu Rumah tangga mendominasi Tingkat Partisipasi Pemilu 2014yakni 31 persen, demikian halnya Petani (29 persen), Buruh (16 persen) dan Nelayan (8 persen). Partisipasi Pemilu di Bone Bolango juga ditunjukan oleh Pemilih yang berbeda latar belakang pendidikan, hamper separuh 41 persen responden yang berlatar pendidikan SM/ sederajat menyatakan turut serta pada pemilu 2014, demikian halnya responden yang berlatar bekang pendidikan SD/ sederajat 24 persen, yang berlatar bekang pendidikan SLTP/sederajat 15 persen, yang berlatar bekang pendidikan Diploma 6 persen dan yang tidak sekolah hanya 2 persen ( Grafik) Partisipasi Pemilih (base: Status Pekerjaan) Ibu RumahTangga Petani 31% 29% Buruh 16% Nelayan PNS / Pensiunan Masih Sekolah/kuliah 6% 8% 8% Wiraswasta 2% Partisipasi Pemilih (base: Tingkat Pendidikan) SLTA/Sederajat 41% SD Sederajat 24% SLTP/Sederajat Sarjana/SI/S2/S3 11% 15% Diploma/Akdmk 6% Tidak Sekolah 2%
18 Apakah Pemilu 2014 sesuai harapan? 82 persen responden dalam survey ini menyatakan bahwa pemilu 2014 sesuai harapan meskipun faktanya mereka menyadari bahwa belum ada perubahan berarti silih-bergantinya pemilu ke pemilu, Pilkada ke Pilkada. Pemilu sesuai harapan tidak 18% ya 82% tahu fotonya saja 15% tidak tahu 4% Tingkat Pengenalan caleg ya 47% kenal orangnya 34%.
19 Chapter- 4 Kampanye &Media Sosial
20 Sepertiga responden menyatakan sering bahkan selalu mengikuti berita terkait informasi pemerintahan, politik dan social budaya, hanya 10 persen responden yang menyatakan tidak pernah mengikuti berita. Sumber informasi berita sebagian besar bersumber dari radio (20 persen), dialogis (24 persen), Baliho (19 persen) dan media social 10 persen), lainnya melal ui stiker dan selabaran. Survey ini menemukan bahwa Radio menjadi pilihan mayoritas Masyarakat di Kabupaten Bone Bolango mendapatkan informasi seputar permasalahan di daerah maupuninformasi terkait pemilu. Perlu dipertimbangkan untuk mengoptimalkan media Radio sebagai sarana sosialisasi dan Pendidikan Politik Warga. tidakpernah 10% Mengikuti berita selalu 10% kadangkadang 24% sering 25% jarang 31%
21 Sumber Informasi Pemilu 2014 radio 28% dialog 24% baliho 19% medsos 10% stiker lainnya 7% 8% selebaran 4% Jenis Program berita adalah Program radio yang paling diminati oleh masyarakat Bone Bolango 62 persen, selanjutnya siaran program acara keagamaan 14 persen sisanya music 9 persen, talkshow 3 persen dan acara lainnya 12 persen. Jenis Program radio talkshow 3% musik 9% keagamaan 14% lainnya 12% berita 62% Lain halnya dengan aksesibilitas terhadap informasi Partai Politik, survey ini menunjukan bahwa spanduk lebih dominan menyajikan inforamsi Partai Politik di bandingkan kegiatan lainnya. Sumber Informasi partai melalui spanduk 31 persen, Dialog 27 persen, TV 11 persen, Stiker 11 persen, radio 10 persen dan Koran 10 persen.
22 Kegiatan Dialogis yang dilakukan oleh Partai Politik dan Caleg dinilai oleh lebih sepertiga responden 37 persen paling disukai responden.acara Hiburan 14 persen, acara keagamaan 8 persen, konvoi 8 persen dan kegiatan lainnya di bawah 7 persen. (Lihat Grafik) Sumber Informasi Partai Politik spanduk 31% dialog 27% TV stiker radio koran 11% 11% 10% 10% Jenis kampanye yang disukai Dialogis Hiburan Acara Keagamaan Konvoi Pelayanan Kesehatan Pasar Murah Acara Tradisional lainnya Musik Sembako Kerja Bakti bagi-bagi Uang Olah raga Bulusukan Jalan santai Film 5% 4% 3% 3% 3% 2% 2% 1% 1% 1% 0% 8% 7% 8% 14% 37%
23 Media social yang menjadi trend Pemilu 2014 diresponden oleh 37 Responden yang menyatakan kebiasaan mereka menggunakan media social dalam kehidupan sehari-hari. Pengguna media social tersebut merata di seluruh Daerah pemiliha (DAPIL) di kabupaten Bone Bolango.Terbanyak di dapil 3 yakni 32 persen dan sedikit di dapil 2 yakni 18 persen. Pengguna Media Sosial (Base : Dapil) Dapil 4 28% Dapil I 22% Dapil 2 18% Dapil 3 32% Pengguna media social ini hamper seratus persen menyatakan ikut serta pada pemilu 2014 lalu yakni 96 persen, artinya media social ini cukup efektif memobilisasi pemilih. tidak 4% Pengguna Media Sosial (Base : Ikut Pemilu) ya 96%
24 Chapter- 5 Money Politik
25 Partisipasi politik itu sendiri digolongkan menjadi dua jenis, yaitu partisipasi autonom dan partisipasi yang dimobilisasi.mobilisasi terkoordinasi dipandang penting karena ia memberi dampak besar pada kehadiran pemilih di TPS. Namun demikian, aktivitas kampanye calon dalam berbagai pemilihan sangat sedikit diarahkan untuk tujuan mendatangkan emilih ke TPS tingkat partisipasi dalam pemilu tidak selalu berbanding lurus dengan minat dan kepedulian masyarakat terhadap urusan publik dan politik. Sangat mungkin tingkat partisipasi yang tinggi tidak didasari oleh tingkat melek politik yang baik, melainkan karena mobilisasi misalnya melalui instrument Uang atau barang untuk mempengaruhi pemilih Hasil Survey pada kali ini menunjukan bahwa 20 persen responden menyatakan toleransinya terjadap praktek Money Politik, sebaliknya yang menolak praktek Money Politik 80 persen. Ya, Wajar diterima 20% Money Politik Tidak bisa diterima 80% Profil responden yang menolak dan menerima Praktek Money politik di kabupaten Bone Bolango dapat di telusuri melalui latar belakang Pendidikan dan pekerjaan responden. Survey menunjukan bahwa penerimaan terhadap Money Politik ini tidak mengenal strata pendidikan, Praktek ini dapat terjadi dan dilakukan oleh semua kalangan, faktanya responden yang berlatar pendidikan SMA, SMP dan sarjana mentolerir praktek yang mencederai demokrasi ini(grafik)
26 Demikian halnya bagi responden yang mempunyai pekerjaan Nelayan, Wirasawsta, Petani, Buruh bahkan Ibu Rumah tangga cukup merespon paling tinggi yakni sebesar 29 persen ( Grafik)
27 Sikap Menerima Money Politik Terima - tdk pilih calon 29% Terima - Pilih Calon 47% Terima - Pilih Calon byk uang 15% Terima - Pilih saathari H 9% Lainnya 1% Jenis Money Politik Pemberian Uang 20% perbaikan Fasilitas Umum 53% Pembagian Sembako 13% Pembagian Pakaian 13%
28 Tindakan melihat Money Politik Akan membantu jika dibutuhkan 23% cukup menyaksikan saja 29% menegur & melaporkan kpd pngawas 48%
29 Chapter- 6 INTEGRITAS KPU
30 Nilai Netralitas KPU Tidak 11% TT/TJ 9% Ya 48% Ragu-Ragu 32% Integritas KPU Ya Tidak KPU Terbuka KPU Proporsional KPU Profesional KPU Akuntabilitas KPU Adil KPU Mandiri KPU Jujur 89% 88% 80% 77% 77% 77% 74% 23% 12% 20% 11% 23% 26% 23%
31 Tabel Penilaian Netralitas KPU (Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden) Ya Ragu- Tidak TT/TJ Tkt Pendidikan Ragu Tidak Sekolah 3% 2% 4% 1% SD Sederajat 20% 18% 22% 23% SLTP/Sederajat 12% 18% 13% 27% SLTA/Sederajat 41% 43% 45% 26% Diploma/Akdmk 7% 5% 4% 6% Sarjana/SI/S2/S3 12% 12% 11% 11% Tabel Penilaian Netralitas KPU (Berdasarkan Jenis Pekerjaan Responden) Jenis Pekerjaan Ya Ragu-Ragu Tidak TT/TJ PNS / Pensiunan 10% 6% 4% 5% Ibu RumahTangga 31% 28% 37% 35% Masih Sekolah/kuliah 6% 9% 7% 5% Buruh 16% 15% 15% 14% Petani 21% 31% 24% 23% Wiraswasta 2% 2% 2% 0% Nelayan 8% 7% 8% 10%
32 Penutup & Rekomendasi Kebijakan Partisipasi politik masyarakat di Kabupaten Bone Bolango cukup tinggi tertinggi dari daerah lainnya di Propinsi Gorontalo, factor penyebabnya adalah mudahnya eksesibilitas informasi sehingga ketersediaan informasi ini dapat meningkatkan melek politik warga Bone Bolango. Fakta ini ditemukan terutama untuk wilayah-wilayah yang berbatasan dengan Kota Gorontalo. Sebaliknya daerah yang akses informasinya sulit, memiliki kecenderungan untuk mengandalkan tokoh masyarakat dan tokoh adat setempat sebagai sumber informasi politik, sehingga forum-forum berbasis keagamaan & adat lebih efektif untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait dengan hal-hal yang berkaitan dengan kepemiluan.kedua fakta ini memberi informasi penting bahwa tingkat konsumsi media yang rendah tidak selamanya memberi efek bagi tingkat melek politik yang rendah pula, sebab ada sumber informasi politik alternatif lainnya yang dapat di akses oleh public. Kedua, terdapat kecenderungan bahwa perilaku pemilih di Bone Bolango dalam Pemilu 2014 beleum sepenuhnya otonom, keputusan untuk menentukan pilihan politik umumnya masih di dasari oleh kesamaan asal wilayah; arahan tokoh adat; afiliasi puri dari kandidat; dan identifikasi dengan partai politik tertentu, hanya sebagian kecil saja yang mendasari pada pilihan pilihan rasional misalnya menentukan pilihan berdasarkan pertimbangan untung rugi kolektif, bukan untung rugi pribadi/kelompok atau pertimbangan pragmatis. Media social dan media kampanye lainnya di Kabupaten Bone Bolango cukup baik kampanye via sosial media cukup efektif,
33 B. Saran/ Rekomendasi Kebijakan 1. Memperkenalkan Nilai nilai dasar pemilu dan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kepada seluruh elemen masyarakat. 2. Memberikan sosialisasi/pengertian kepada seluruh masyarakat tentang pentingnya penggunaan suara dalam pemilu/pemilihan. 3. Meningkatkan partisipasi pemilih, baik secara kualitas maupun kwantitas. - Mengurangi angka kecurangan pemilu, konfik pemilu, mobilisasi pemilih sehingga menghasilkan pemenang yang berkualitas. 4. Memperkuat sistem demokrasi. - Memberikan pendidikan pemilih kepada masyarakat untuk membentuk nilai dan kesadaran akan peran, hak, kewajiban dan tanggung jawab pemilih dalam sistem demokrasi. 5. Mengadakan pendekatan sosial baik secara perorangan, kekeluargaan, adat, suku, agama maupun organisasi organisasi kemasyarakatan. 6. Mempermudah persyaratan perekrutan badan adhoc ( PPK, PPS, KPPS ).
34 Metodologi Riset Survey dilaksanakan tanggal 01 s.d 30 Sept Survey mewawancarai responden target sebagai sampel yang tersebar di 18 kecamatan dan 53 Desa yang dipilih secara Stratifed Random Sampling pada tingkat kecamatan, kelurahan dan acak sederhana bagi kepala keluarga terpilih. Sampling error sebesar -/+ 3.0 persen dengan taraf kepercayaan 95 persen Pengumpulan data lapangan melibatkan 10 surveyor yang berintegritas dan insyaallah amanah. Selain itu 2 orang peneliti politik lokal Gorontalodilibatkan dalam Focus Group Discussion (FGD). Metode riset dapat dipilih antara kuantitatif, kualitatif, atau campuran.metode kuantitatif berusaha mencari generalisasi atas masalah yang diteliti.kerangka teori pada metode kuantitatif dimaksudkan untuk diuji kebenarannya sehingga hasil akhir dari penelitian adalah diterima atau ditolaknya sebuah teori/kerangka pemikiran dan dibangunnya kerangka pemikiran baru atas sebuah permasalahan. Sementara itu pada metode kualitatif, penelitian dimaksudkan untuk mencari pemaknaan atau kedalaman atas sebuah permasalahan.kerangka teori berfungsi sebagai pisau analisis untuk membantu peneliti merangkai dan memberi makna atas berbagai fakta yang ditemukan dalam penelitian.pada metode campuran, mengasosiasikan prosedur kerja pada metode kuantitatif dan kualitatif.data kuantitatif dilengkapi dengan data kualitatif dan sebaliknya untuk dicapai satu analisis yang lebih komprehensif. Dari berbagai pilihan metode riset tersebut, pilihan metode disesuaikan dengan kebutuhan dan fisibilitas berbagai hal yang menyangkut riset, dengan memperhatikan beberapa hal:
35 1. Sumber data Sumber data dapat berupa data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh sendiri melalui wawancara, observasi, tes, kuesioner, dsb. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua, seperti buku, dokumentasi, data dari lembaga/institusi, dsb. Sumber data pada metode kuantitatif bersifat random, sedangkan pada kualitatif bersifat purposive atau snowball. 2. Pengumpulan data Pada metode kuantitatif teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui survey, wawancara, FGD, kuesioner, observasi, dsb. Pada metode kualitatif melalui participant observation, in depth interview, dokumentasi, maupun teknik triangulasi. 3. Pengolahan data Bagaimana data diklasifikasikan atau dikumpulkan untuk kebutuhan membangun argumen, serta pemilahan data menurut relevansinya. 4. Analisis/Interpretasi data Analisis data disesuaikan dengan pilihan metode riset yang digunakan. Pada metode kuantitatif, analisis dilakukan dengan menggunakan statistic sedangkan pada kualitatif menginterpretasikan pola, model, atau pun teori yang digunakan.
36 Daftar Bacaan Almond, Gabriel dan Bingham Powell Jr Comparative Politics. Boston: Little, Brown and Company. Downs, Anthony Inside Bureaucracy. Boston: Little, Brown and Company. Goodin, Robert E. dan Hans-Dieter Kligemann A New Handbook of Political Science. New York: Oxford University Press. Koentjaraningrat Pengantar Antropologi Sosial. Jakarta: Rajawali Press. Lipton, Michel The Poor People Stay Poor: Urban Bias in World Development. Cambride: Harvard University Press. Rodee dkk Pengantar Ilmu Politik. Jakarta: Rajawali Press. Soekanto, Soerdjono Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press. Surbakti, Ramlan dkk Merancang Sistem Politik Demokratis: Menuju Pemerintahan Presidensial yang Efektif. Jakarta: Kemitraan Partnership. Syafiie, Inu Kencana Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung: PT Refika Aditama. Umar, Arif Alauddin dkk Pengaruh Kultural Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Kota Makassar dalam Pemilihan Walikota Tahun Makassar: Hasanuddin University. Regulasi & Surat Keputusan terkait lainnya Undang undang Nomor 08 tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tahun 2014 Peraturan KPU Nomor 23 Tahun 2014Tentang Perubahan Kedelapan Atas Peraturan KPU Nomor 07 Tahun 2012 tentang Tahapan, Program, dan Jadual Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Tahun 2014 Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah, Terakhir dengan Peraturan KPU Nomor 22 Tahun 2014
37 Lampiran
38 PROFIL RESPONDEN Jenis kelamin Perempuan 49% Laki-Laki 51% Tidak Sekolah 2% Sarjana/SI/S2/S 3 Diploma/Akdm 12% k 6% Tingkat Pendidikan SD Sederajat 21% SLTA/Sederajat 43% SLTP/Sederajat 16%
39 Wiraswasta 2% Nelayan 9% Jenis Pekerjaan PNS / Pensiunan 8% Petani 26% Ibu RumahTangga 32% Buruh 16% Masih Sekolah/kuliah 7% > 55 thn 9% Kelompok Usia thn 14% < 17 tahun 2% thn 18% thn 29% thn 28% Pendapatan > 5 juta 44% < % % 1 juta - 5 juta 1% juta 9%
40 Nomor Kuesioner ; RESPONDEN ADALAH WAJIB PILIH 1 Tgl wwcr : Nama Resp :.. 3 Kec. :. 4 Kel / Desa :. 1. Bagaimana keadaan ekonomi rumah tangga B/I/S saat ini.? (1) Lebih baik dari tahun lalu (2) Sama saja dari tahun lalu (3) Lebih buruk dari tahun lalu 2. Menurut B/I/S kebutuhan apa yang paling mendesak untuk ditangani oleh pemerintah daerah (sebut Daerah Kab/Kota) saat ini? (1) Pembukaan Lapangan Kerja (2) Masalah Kesehatan (3) Masalah Pendidikan (4) Listrik / PLN (5) Perbaikan Jalan (6) Penyediaan Air bersih (7) Penyediaan Rumah Layak Huni (8) Lainnya Menurut B/I/S bagaimana kondisi keamanan daerah setahun terakhir ini? (1) Cukup aman (2) Aman (3) Kurang aman (4) Tidak Aman 4. Bagaimana penilaian B/I/S tentang Kinerja Anggota Legislatif selama ini.? (1) Memuaskan (3) Tidak Memuaskan (2) Cukup Memuaskan (88) TT / TJ 5. Bagaimana penilaian B/I/S tentang Kinerja Pemerintah Daerah selama ini.? (1) Memuaskan (3) Tidak Memuaskan (2) Cukup Memuaskan (88) TT / TJ 6. Apakah B/I/S aktif menggunakan media Sosial? (1) Ya ( 2) Tidak Pert 8 7. Jika YA Seberapa sering B/I/S menggunakan Media Sosial tersebut? ( beri tanda (V) pada bagian yang dipilih No Jenis Media Sosial 1 Facebook 2 BBM 3 4 Tweeter 5 Instagram 6 Fandpage 7 Lainnya KOMISI PEMILIHAN UMUM PROPINSI GORONTALO SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014 Sering Setiap Hari /jam (1) Jarang (Setiap Minggu) (2) Kadangkadang (sebulan 1-2 kali) (3) 8. Apakah Bapak/Ibu aktif dalam kegiatan sosial-keagamaan berikut ini? (1) Arisan Sosial- Keagamaan (Mis ; NU, Muhammadiyah, SI dll) (2) Serikat pekerja/buruh, tani & nelayan (3) Perhimpunan /klub olah raga (4) Organisasi Pemuda (5) Karang Taruna (6) Kelompok seni-budaya (7) Partai Politik (8) Lainnya 9. Apakah B/I/S mengikuti berita-berita yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial kemasyarakatan atau politik di tingkat daerah ataupun nasional? 1. Selalu 2. Sering 3. Jarang 4. Kadang-kadang 5. Tidak pernah 10. Dari mana B/I/S memperoleh Informasi tersebut? (1) Dialog tatap muka sosialisasi (2) Spanduk/baliho (3) Kalender/stiker/poster (4) Radio/ Majalah / Buletin (5) Media social Internet (FB,Tw,dll) (6) Pengumuman / selebaran (7) Lainnya 11. Siaran Radio mana yang Paling Sering di dengar? 1. RRI 2. Selebes Radio 3. STAR FM 4. POLIYAMA FM 5. Lainnya 12. Apa jenis acara/program di Radio Yang paling sering B/I/S dengarkan? 1. Berita / Informasi 2. Acara keagamaan (pengajian dan kerohanian) 3. Dialog / talkshow (rumah kopi dll) 4. Musik 5. Lainnnya Apakah selama Pileg 2014 ini B/ I/S menggunakan Hak pilih secara Bebas (tanpa tekanan)? (1) Ya (2) Tidak 14. Apakah B/I/S menggunakan hak Pilih pada Pemilihan Umum tahun 2014 (Pileg) (1) Ya Pert 15 (2) Tidak Pert Jika YA apa alasan B/I/S memilih.? 1.) Menjadi warga negara yang baik 2.) Ada perubahan Kondisi Bangsa & Daerah 3.) Calon Legislatif baik dan dipercaya 4.) Sudah biasa memilih 5.) Karena diberi sejumlah Uang 6.) Lainnya. 16. Jika TIDAK Apa alasan B/I/S tidak IKUT Pemilihan Legislatif 9 April 2014? 1) Pemilu tidak ada gunanya untuk perbaikan ekonomi masyarakat 2) Pemilu hanya menguntungkan calon tertentu dan elit-elit politik 3) Partai politik tidak bisa dipercaya lagi 4) Calon Legislatif tidak ada yang dinginkan 5) Tidak terdaftar sebagai pemilih 6) Lainnya Apakah B/I/S mengenal Calon Anggota Legislatif yang dipilih tersebut? (1) Ya..sudah lama mengenal dan sangat dekat (2) Ya hanya mengenal orangnya (3) Hanya Tahu Fotonya & Tidak Mengenal Orangnya (4) Tidak Tahu /mengenal sama sekali 18. Menurut B/I/S Apakah hasil Pemilu Legislatif 2014 lalu sesuai harapan? (1) Ya (2) Tidak 19. Apakah B/I/S menggunakan hak Pilih pada Pemilihan Umum tahun 2014 (Pilpres ) (1) Ya (2) Tidak Pert 20
41 20.. Jika TIDAK Apa alasan B/I/S tidak IKUT Pemilihan Presiden 9 Juni 2014? 1) Pilpres tidak ada gunanya untuk perbaikan ekonomi masyarakat 2) Piplres hanya menguntungkan orang-orang tertentu dan elitelit politik 3) Partai politik tidak bisa dipercaya lagi 4) Calon Presiden tidak ada yang dinginkan 5) Tidak terdaftar sebagai pemilih 6) Lainnya Dari mana sumber Informasi Partai Politik & Calon Anggota Legislatif diperoleh? 1) Dialog tatap muka 2) Spanduk/baliho 3) Kalender/stiker/poster 4) Radio 5) Koran 6) Televisi 22 Pada massa kampanye jenis kegiatan mana paling B/I/S sukai? 1) Konvoi 2) Berdialog Dgn Warga 3) Panggung Hiburan 4) Acara Keagamaan 5) Jalan Santai 6) Acara Tradisonal 7) Kerja Bakti 8) Konser Musik / Band 9) Pelayanan Kesehatan 10) Pasar Murah 11) Bagi Bagi Uang 12) Bagi Bagi Sembako 13) Blusukan 14) Acara Olah Raga 15) Pemutaran Film 16) Lainnya 23 Jika ada Partai / Calon yang ingin mengadakan kegiatan berikut ini kegiatan apa yang B/I/S ingin ikuti?. 1) Kegiatan Bakti Sosial 2) Kegiatan Keagamaan 3) Kegiatan Olahraga 4) Kegiatan Pendidikan 5) Kegiatan Wirausaha 6) Kegiatan yang sesuai dengan Hobi 7) Kegiatan Budaya Daerah 8) Lainnya 24. MENURUT B/I/S, Apakah Pemberian sejumlah UANG, BARANG untuk mempengaruhi pilihan pemilih adalah hal yang WAJAR? (1) Ya, wajar di TERIMA (2) Tidak bisa di TERIMA Pert Jika YA, Apakah B/I/S akan menerima bila ada orang yang memberi UANG atau HADIAH tersebut? (1) Akan menerima dan Memilih Calon yang memberi Uang (2) Akan menerima dan memilih calon yang memberi Uang lebih Banyak (3) Akan menerima dan memilih yang memberikan Uang saat menjelang pemungutan Suara (4) Akan menerima, dan tidak memilih Calonnya (5) Lainnya (TULISKAN) 26 Jika tidak apa alasan B/I/S 1) Saya sudah memiliki pilihan (keluarga / teman dekat) 2) Sudah dari dulu mempunyai pilihan Partai tertentu 3) Saya takut dan/tangkap Panwas 4) Saya tahu bahwa Pemberian sejumlah UANG, BARANG adalah Pelanggaran 5) Lainnya (TULISKAN) 27. Apakah B/I/S pernah melihat, menyaksikan Pemberian sejumlah UANG, BARANG untuk mempengaruhi pilihan pemilih? (1) Ya (2) Tidak Pert Jika YA, bentuk pemberian tersebut berupa (1) Pemberian Uang (2) Pembagian Sembako (3) Pembagian Pakaian (4) Perbaikan Fasilitas Umum (5) Lainnya Apakah tindakan B/I/S B/I/S Jika melihat, menyaksikan Pemberian sejumlah UANG, BARANG untuk mempengaruhi pemilih? (1) Menegur dan atau Melaporkan kepada Pengawas Pemilu (2) Cukup Menyaksikan saja (3) Tak mempedulikannya (4) Akan membantu jika di butuhkan 30. Apakah B/I/S SETUJU bahwa Pengawasan Penyelenggaraan Pemilu adalah tanggungjawab bersama? (1) Ya (2) Tidak 31 Apakah B/I/S PERCAYA bahwa Penyelenggara Pemilu (KPU) TIDAK terlibat dalam kepentingan Politik? (1) Ya (2) Ragu-ragu (3) Tidak ( 88) TT/TJ 32 Bagaimana Penilaian B/I/S tentang Integritas KPU dalam Penyelenggaraan Pemilu Legislatif 9 April 2014? (beri tanda (V) pada bagian yang dipilih No Aspek Ya (1) Tidak (2) 1 Mandiri 2 Jujur 3 Adil 4 Keterbukaan 5 Profesionalitas 6 Proporsionalitas 7 Akuntabilitas 33. Dari berbagai pihak berikut ini, manakah menurut B/I/S yang melakukan kecurangan PEMILU 2014.? (1) Petugas PPS (5) Partai Politik (2) PPK dan (6) Kepala kelurahan / Desa (3) KPUD (7)Tim Sukses Partai /CALEG (4) Panwas (8) Lainnya 34 Menurut B/I/S Apakah Penyelenggara Pemilu telah bekerja sesuai Harapan? (1) Ya (2) Ragu-ragu (3) Tidak ( 88) TT/TJ 35 Apakah B/I/S YAKIN bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidak terlibat dalam kepentingan Politik Praktis? (1) Ya (2) Ragu-ragu (3) Tidak ( 88) TT/TJ PROFIL RESPONDEN 1. Jenis kelamin (1) Laki-laki (2) Perempuan 2. Pendidikan 1.) Tidak sekolah 2.) SD/Sederajat 3.) SLTP/sederajat 4.) SLTA / sederajat 5.) Diploma/Akademik 6.) Sarjana (S1, S2, S3) 3 Pekerjaan 1.) PNS/Pensiunan 2.) Ibu Rumah Tangga 3.) Sekolah / Kuliah 4.) Petani 5.) Swasta 6.) Nelayan 7.) Tak bekerja 4 Usia (1) < 17 tahun (2) tahun (3) tahun (4) tahun (5) tahun (6) > 55 tahun 5. Agama (1) Islam (2) Katholik (3) Protesta (4) Hindu (5) Budha 6. Pendapatan perbulan 1.) ) juta 3.) 1juta 5 juta 4.) 5 juta 5.) Rahasia / tidak jawab 7. Apakah B/I/S mempunyai Kartu Pemilih (1) Ya (2) Tidak 8. Apakah B/I/S mempunyai Handphone (1) Ya (2) Tidak Berkenan kami tahu? No Hp... Surveyor :.Ttd : Kuesioner ini tidak diperkenankan dimiliki dengan cara apapun oleh siapapun, KERAHASIAN RESPONDEN DIJAMIN SEPENUHNYA Terimakasih atas Kerjasama yang Baik
42 KOMISI PEMILIHAN UMUM PROPINSI GORONTALO SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014 JUMLAH SAMPEL KABUPATEN BONE BOLANGO = Sampling Error = 3 % No Nama Desa Jlh Sampel 1 OLUHUTA 27 2 PAUWO 53 3 DUTOHE 16 4 TOTO SELATAN 24 5 TALANGO 21 6 DUTOHE BARAT 26 7 BONGOIME 48 8 TOTO UTARA 39 9 LONUO BUTU BERLIAN TIMBUOLO TIMUR SUKMA HUANGOBOTU OLELE BINTALAHE BILUNGALA LEMBAH HIJAU KEMIRI 9 20 MAMUNGAA KAIDUNDU TOMBULILATO MOOPIYA BUNGA TALUDAA SOGITIA ILOHUUUWA BOLUDAWA TINELO HELUMO TULABOLO DUMBAYA BULAN PANGI MOLINTOGUPO BONEDAA PANCURAN 6 37 DUANO TAPADAA PINOGU TALULOBUTU LANGGE MERANTI BOIDU LONGALO SUKA DAMAI MONGIILO 17
43 47 PILOLAHEYA AYULA SELATAN HUNTU SELATAN TINELO AYULA HUNTU BARAT BULOTALANGI POPODU
PEDOMAN RISET TENTANG PARTISIPASI DALAM PEMILU KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA 2015
PEDOMAN RISET TENTANG PARTISIPASI DALAM PEMILU KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA 2015 PENDAHULUAN Riset pemilu merupakan salah satu elemen strategis dalam manajemen pemilu. Riset tidak hanya memberikan
Lebih terperinciLaporan Akhir Riset Partisipasi Masyarakat dalam Pemiludi Kab. Gorontalo. Survey Partisipasi Pemilih KABUPATEN GORONTALO
Laporan Akhir Riset Partisipasi Masyarakat dalam Pemiludi Kab. Survey Partisipasi Pemilih KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN GORONTALO Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Jln. Katili Dulanimo Kel. Kayumerah Kec.
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENELITIAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMETAAN PERSEPSI ATAS PENYELENGGARAAN SOSIALISASI KEPEMILUAN, PARTISIPASI DAN PERILAKU PEMILIH DI KABUPATEN BANGLI Kerjasama Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bangli dan Fakultas
Lebih terperinciMASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014.
MASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014. HASIL RISET PARTISIPASI MASYARAKAT OLEH KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI
Lebih terperinciBAB III DATA RESPONDEN
BAB III DATA RESPONDEN A. JENIS KELAMIN RESPONDEN Penelitian ini sebagian besar mengambil kelompok laki-laki sebagai responden. Dari 8 responden yang diwawancarai dan yang ikut FGD, terdapat orang responden
Lebih terperinciKPU KOTA ADM. JAKARTA BARAT HASIL RISET TENTANG
KPU KOTA ADM. JAKARTA BARAT HASIL RISET TENTANG 1. DASAR HUKUM Surat Ketua KPU RI No. 155/KPU/IV/2015 Tentang Pedoman Riset tentang Partisipasi dalam Pemilu 2.LATAR BELAKANG A. Kesukarelaan Warga dalam
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Penerbitan Buku Laporan Riset Partisipasi Pemilih dalam Pemilihan Umum. diharapkan dapat menambah hasanah naskah ilmiah akademik
KATA PENGANTAR Penerbitan Buku Laporan Riset Partisipasi Pemilih dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 diharapkan dapat menambah hasanah naskah ilmiah akademik terhadap tingkat partisipasi khususnya di Provinsi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i. KATA PENGANTAR...ii. PANITIA PENYUSUNAN LAPORAN. iv BAB I PENDAHULUAN. 1. A. Rasionalitas Riset B. Tujuan...
i Riset Partisipasi Pemilu 2014 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i KATA PENGANTAR...ii PANITIA PENYUSUNAN LAPORAN. iv BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Rasionalitas Riset...... 2 B. Tujuan... 3 C. Tema Riset.. 3
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR: 10/Kpts/KPU-Prov-010/2011 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI
Lebih terperinciS A L I N A N. Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/ /2012 Tanggal : 7 Mei 2012
Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/014.329801/2012 Tanggal : 7 Mei 2012 PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi telah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam
Lebih terperinciMEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018
MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018 Disampakain pada acara Jogja Campus Fair Keluarga Kudus Yogyakarta 28 JANUARI 2018 Oleh
Lebih terperinciLAPORAN SURVEY PERILAKU PEMILIH MENJELANG PILKADA KABUPATEN LAMONGAN
LAPORAN SURVEY PERILAKU PEMILIH MENJELANG PILKADA KABUPATEN LAMONGAN Oleh: PUSAT STUDI DEMOKRASI DAN HAM ( PuSDekHAM ) FISIP UNISDA LAMONGAN 2015 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI....2 PENGANTAR..3 METODE....5 TEMUAN.6
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Penelitian hubungan antara karakteristik pemilih, konsumsi media, interaksi peergroup dan
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian hubungan antara karakteristik pemilih, konsumsi media, interaksi peergroup dan perilaku pemilih memiliki signifikansi yang kuat. Terdapat hubungan positif antara konsumsi
Lebih terperinciKEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT. NOMOR : 21/Kpts/KPU-Prov-019/2012 TENTANG
KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR : 21/Kpts/KPU-Prov-019/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR KALIMANTAN
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM,
KOMISI PEMILIHAN UMUM PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SOSIALISASI DAN PENYAMPAIAN INFORMASI PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya masyarakat memegang peran utama dalam praktik pemilihan umum sebagai perwujudan sistem demokrasi. Demokrasi memberikan kebebasan kepada masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partisipasi politik merupakan aspek penting dalam sebuah tatanan negara demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam hubungannya
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv LATAR BELAKANG DAN TUJUAN RISET... 1 A. LATAR BELAKANG RISET... 1 B. TUJUAN RISET... 4 C. MANFAAT RISET... 4 METODOLOGI RISET... 5 A.
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG
1 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN
Lebih terperinciLAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN RISET PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU TAHUN 2015
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN RISET PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU TAHUN 2015 KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA MADIUN KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselenggaranya kegiatan
Lebih terperinciSALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 12/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG
SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR : 12/Kpts/KPU Kab 014329920/2010 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekatnya Pemilu legislatif adalah untuk memilih anggota DPR dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian juta 66,9 juta (67 juta) Golput atau suara penduduk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Partisipasi politik masyarakat merupakan syarat pokok yang harus dilakukan oleh setiap warga negara terutama pada negara yang menganut paham demokrasi. Tingginya
Lebih terperinciFlow chart penarikan sampel exit poll
19 April 217 Metodologi Exit Poll Populasi Exit Poll adalah pemilih yang datang ke TPS dalam pemilihan umum atau pilkada. Sampel dipilih dengan metode stratified two-stage random sampling. Prosedur sampling
Lebih terperinciFINAL REPORT RISET PERILAKU POLITIK PEMILIH PADA PEMILU KEPALA DAERAH, PEMILU LEGISLATIF DAN PEMILU PRESIDEN DI WILAYAH KABUPATEN MADIUN
FINAL REPORT RISET PERILAKU POLITIK PEMILIH PADA PEMILU KEPALA DAERAH, PEMILU LEGISLATIF DAN PEMILU PRESIDEN DI WILAYAH KABUPATEN MADIUN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MADIUN Alamat e-mail Website : Jl.Raya
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan
56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan
Lebih terperinciPERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KOMISI PEMILIHAN UMUM, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014
PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA INDEKS KERAWANAN PILKADA 2015
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA INDEKS KERAWANAN PILKADA 2015 Jakarta, 1 September 2015 PENGANTAR Pemilu merupakan sarana pelaksanaan demokrasi prosedural yang diatur oleh UU. Pasca pengesahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik baik di pemerintah maupun di legislatif. Pelaksanaan pemilihan
Lebih terperinciKAMPANYE DAN PERILAKU PEMILIH DALAM PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA. Temuan Survei Juli 2007
KAMPANYE DAN PERILAKU PEMILIH DALAM PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA Temuan Survei 22 25 Juli 2007 Ringkasan temuan utama Secara umum, kampanye yang sedang berlangsung tidak merubah perilaku pemilih. Kampanye
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG SOSIALISASI, PENDIDIKAN PEMILIH, DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM
RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG SOSIALISASI, PENDIDIKAN PEMILIH, DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM 1. Untuk mengakomodir asas kepentingan umum dan untuk menjamin kemudahan
Lebih terperinciC. Tujuan Penulisan. Berikut adalah tujuan penulisan makalah pemilukada (Pemilihan Umum Kepala. Daerah).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa demokrasi ini, pelaksanaan pemiliham umum secara langsung tidak hanya untuk lembaga legislatif serta presiden dan wakil presiden. Pemilihan umum kepala daerah
Lebih terperinciDrs. LUTFI TMA, M.Si. Direktur Politik Dalam Negeri Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Drs. LUTFI TMA, M.Si. Direktur Politik Dalam Negeri Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri Jakarta, Februari 2014 PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAHAN RATAS RUU PENYELENGGARAAN PEMILU SELASA, 13 SEPTEMBER 2016
BAHAN RATAS RUU PENYELENGGARAAN PEMILU SELASA, 13 SEPTEMBER 2016 NO. ISU STRATEGIS URAIAN PERMASALAHAN USULAN KPU 1. Penyelenggara - KPU dalam relasi dengan lembaga lain terkesan ditempatkan sebagai subordinat.
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 101, 2011 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat prinsipil. Karenanya dalam rangka pelaksanaan hak-hak asasi adalah suatu keharusan bagi pemerintah
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.97,2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIM:UR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. NOMOR: OS/Kpts/KPU-Prov-014/2013
i SALINAN I KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIM:UR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR: OS/Kpts/KPU-Prov-014/2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang dilaksanakan secara langsung, yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi. Bagi sebuah bangsa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat. Pada pasal 1 ayat 2 Undang-
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi, yang kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat. Pada pasal 1 ayat 2 Undang- Undang Dasar Tahun 1945 dinyatakan
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN. Akuntabilitas Anggota Legislatif Terpilih Pada Pemilu 2009.
DAFTAR PERTANYAAN I. Kata Pengantar Dengan Hormat, Sehubungan dengan penyelesaian Skripsi yang sedang saya lakukan di Departemen Ilmu Politik FISIP USU, maka saya melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN
28 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN Dalam bab tiga ini akan menjelaskan analisis sistem yang sedang berjalan dan pemecahan masalah. Analisis dan pemecahan masalah di dapat dari sumber data yang diperoleh
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar
Lebih terperinciHead to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014
Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif Mei 2014 Head to Head Jokowi-JK Vs Prabowo-Hatta dan Kampanye Negatif Geliat partai politik dan capres menggalang koalisi telah usai. Aneka
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI LOKASI. demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan
BAB II DESKRIPSI LOKASI A. Komisi Pemilihan Umum (KPU) 1. Visi Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel,
Lebih terperinciTINGKAT PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2013
TINGKAT PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2013 Yuliantika 1, Nurharmi 1, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman segala sesuatu aktifitas kerja dilakukan secara efektif dan efisien serta dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas,
Lebih terperinciD A F T A R I S I. Sampul Laporan... i. KATA PENGANTAR... ii. Daftar Isi... 1 METODE SURVEY... 2 TUJUAN SURVEY Kondisi Sosial Ekonomi
D A F T A R I S I Sampul Laporan...... i KATA PENGANTAR...... ii Daftar Isi...... 1 METODE SURVEY... 2 TUJUAN SURVEY...... 3 1. Kondisi Sosial Ekonomi... 4 2. Partisipasi Pemilih... 8 3. Media dan Jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat yang diselenggarkan secara langsung, bebas, rahasia, jujur dan adil guna menghasilkan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan masyarakat yang memiliki kebebasan berekspresi dan berkehendak, serta menyampaikan hak nya sebagai
Lebih terperinciSURVEI DASAR TERHADAP PEMAHAMAN, PERSEPSI DAN PRAKTIK PEMILIH TERKAIT DENGAN ASPEK PEMILU DI ENAM TARGET PROPINSI
LAPORAN NARATIF DAERAH KHUSUS IBUKOTA (DKI) JAKARTA SURVEI DASAR TERHADAP PEMAHAMAN, PERSEPSI DAN PRAKTIK PEMILIH TERKAIT DENGAN ASPEK PEMILU DI ENAM TARGET PROPINSI Dipersiapkan untuk The Asia Foundation
Lebih terperinciTujuan, Metodologi, dan Rekan Survei
Sejak reformasi dan era pemilihan langsung di Indonesia, aturan tentang pemilu telah beberapa kali mengalami penyesuaian. Saat ini, empat UU Pemilu yang berlaku di Indonesia kembali dirasa perlu untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran dalam kemajuan bangsa. Pentingya peran generasi muda, didasari atau tidak, pemuda sejatinya memiliki
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PILKADA KOTA PADANG PADA TAHUN Abstrak
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PILKADA KOTA PADANG PADA TAHUN 2013 Andika Dirsa 1, Nurharmi 1, Hendrizal 1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas
Lebih terperinciAMANDEMEN UUD 45 UNTUK PENGUATAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) SEBUAH EVALUASI PUBLIK. LEMBAGA SURVEI INDONESIA (LSI)
AMANDEMEN UUD 45 UNTUK PENGUATAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) SEBUAH EVALUASI PUBLIK TEMUAN SURVEI JULI 2007 LEMBAGA SURVEI INDONESIA (LSI) www.lsi.or.id IHTISAR TEMUAN Pada umumnya publik menilai bahwa
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput.
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput. - Media Elektronik : Internet, tv, dan radio. - Survei
Lebih terperinciPeraturan KPU No. 26 Tahun Tentang Pemungutan dan Penghitungan suara di TPS
Peraturan KPU No. 26 Tahun 2013 Tentang Pemungutan dan Penghitungan suara di TPS Azas Penyelenggaraan a. langsung; b. umum; c. bebas; d. rahasia Penyelenggaraan a. mandiri; b. jujur; c. adil; d. kepastian
Lebih terperinciPERANAN KPU DAERAH DALAM MENCIPTAKAN PEMILU YANG DEMOKRATIS
PERANAN KPU DAERAH DALAM MENCIPTAKAN PEMILU YANG DEMOKRATIS R. Siti Zuhro, PhD (Peneliti Utama LIPI) Materi ini disampaikan dalam acara diskusi Penguatan Organisasi Penyelenggara Pemilu, yang dilaksanakan
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN PERENCANAAN, PENGADAAN, DAN PENDISTRIBUSIAN PERLENGKAPAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan
BAB I I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.245, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5588) PERATURAN
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM,
1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN PERGERAKAN KOTAK SUARA, REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA, DAN PENETAPAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM I. UMUM Pemilihan Umum merupakan perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan yang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah
BAB I 1.1.Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Reformasi yang dimulai sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru pada bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di segala bidang,
Lebih terperinciBEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014
BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014 1 Rebutan dukungan di 5 Kantong Suara Terbesar (NU, Muhammadiyah, Petani, Buruh, dan Ibu Rumah Tangga) Empat puluh hari
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciMEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum
MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG Oleh : Nurul Huda, SH Mhum Abstrak Pemilihan Kepala Daerah secara langsung, yang tidak lagi menjadi kewenangan
Lebih terperinciPemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187);
-2- Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun 2015 tentang Pengawasan Tahapan Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta
Lebih terperinciPANDUAN AKUNTABILITAS POLITIK
PANDUAN AKUNTABILITAS POLITIK I. PENGANTAR Pemilihan Umum adalah mekanisme demokratis untuk memilih anggota legislatif (DPR, DPD, DPRD), dan Eksekutif (Presiden-Wakil Presiden, serta kepala daerah). Pemilu
Lebih terperinci2015, No tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 23 Tahun 2009 Tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan Umu
No.992, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Kampanye. Pilkada. Pengawasan. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN KAMPANYE
Lebih terperinciLembaga Survei Indonesia - IFES Indonesia. Survei Nasional Pasca Pemilihan Umum Presiden 2014 Oktober 2014
Lembaga Survei Indonesia - IFES Indonesia Survei Nasional Pasca Pemilihan Umum Presiden 2014 Oktober 2014 Temuan Utama Masyarakat Indonesia secara umum memberikan penilaian yang positif terhadap pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara yang dianggap demokratis selalu mencantumkan kata kedaulatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara yang dianggap demokratis selalu mencantumkan kata kedaulatan rakyat didalam konstitusinya. Hal ini menunjukkan bahwa kedaulatan rakyat merupakan suatu
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM I. UMUM Pemilihan Umum merupakan perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan yang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed
III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed methods). Metode penelitian kombinasi adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.906, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA. Pemilu. Penyelenggara Kode Etik. PERATURAN BERSAMA KOMISI PEMILIHAN UMUM, BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, DAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN
BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Tingkat Partisipasi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Pada Pemilu Presiden 2014 Partisipasi merupakan salah satu aspek penting dalam
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN TAHAPAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
Lebih terperinciBERITA NEGARA. BAWASLU. Perlengkapan. Pemungutan Suara. Perencanaan. Pengadaan. Pendistribusian. Pengawasan. Tata Cara.
No.396, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Perlengkapan. Pemungutan Suara. Perencanaan. Pengadaan. Pendistribusian. Pengawasan. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBlunder Politik Demokrat???? Kasus Nazaruddin dan Perubahan Dukungan Partai. Analisis Survei Nasional Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Juni 2011
Blunder Politik Demokrat???? Kasus Nazaruddin dan Perubahan Dukungan Partai Analisis Survei Nasional Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Juni 2011 1 Pengantar Blunder Politik Demokrat? Sebanyak 41% pemilih
Lebih terperinciNo.849, 2014 BAWASLU. Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.
No.849, 2014 BAWASLU. Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN TAHAPAN KAMPANYE
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN KAMPANYE PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN BERSAMA KOMISI PEMILIHAN UMUM, BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, DAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2012 NOMOR 11 TAHUN 2012 NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PENYELENGGARA
Lebih terperinciPolitik Uang dan Rekayasa Politik Ancam Transisi Demokrasi
Politik Uang dan Rekayasa Politik Ancam Transisi Demokrasi Jl Prapanca Raya 101. Kebayoran Baru. Jakarta Selatan Ph +62 21 727 86556/7256355 www.pendiribangsa.com FFH Founding Fathers House (FFH) adalah;
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan menduduki lembaga perwakilan rakyat, serta salah
Lebih terperinciKonsolidasi Demokrasi. Lembaga Survei Indonesia (LSI)
Kualitas Pelaksanaan Pemilu dan Konsolidasi Demokrasi Sebuah Evaluasi Pemilih Lembaga Survei Indonesia (LSI) Juli 2009 Latar Belakang Dalam tahun 2009 ini ada dua peristiwa politik lima tahunan paling
Lebih terperinciINDEKS DEMOKRASI INDONESIA PAPUA BARAT
ht tp :// pa pu ab ar at.b p s. go.id Katalog: 4601006.91 KATALOG Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Provinsi Papua Barat 2015 ISSN/ISBN: - No. Katalog: 4601006.91 No. Publikasi: 91520.16.13 Ukuran Booklet:
Lebih terperinciElectoral Law. Electoral Process. Electoral Governance
Gregorius Sahdan, S.IP, M.A Direktur The Indonesian Power for Democracy (IPD), Staf Pengajar Pada Program Studi Ilmu Pemerintahan STPMD APMD Yogyakarta Email: gorissahdan@yahoo.com Nohp: 085 253 368 530
Lebih terperinciPILKADA LANGSUNG SERENTAK: HARAPAN DAN TANTANGAN
PILKADA LANGSUNG SERENTAK: HARAPAN DAN TANTANGAN Oleh: Dr. Suranto Dosen Fisipol UMY ToT Bagi Guru PKN se Kabupaten Bantul Terkait Sosialisasi Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2015 29 Oktober 2015
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN
Lebih terperinciIMAGOLOGI POLITIK SKRIPSI. Oleh : WAHYUDI AULIA SIREGAR NIM : : Drs. P. Anthonius Sitepu, MSi
IMAGOLOGI POLITIK (Studi Deskriptif Tentang Opini Publik Terhadap Pencitraan Politik Dalam Meningkatkan Tingkat Elektabilitas Politik Pada Pemilu Presiden 2009 di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.23, 2015 PEMERINTAHAN DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Penetapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) UNDANG-UNDANG
Lebih terperinci