BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui sejarah dan latar belakang munculnya minuman berenergi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui sejarah dan latar belakang munculnya minuman berenergi"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Untuk mengetahui sejarah dan latar belakang munculnya minuman berenergi non-cair Kuku Bima Ener-G, tidak terlepas dari sejarah berdirinya PT. Sido Muncul karena Kuku Bima Ener-G merupakan bagian dari perusahaan tersebut Profil PT. Sido Muncul PT. Sido Muncul bermula dari sebuah industri rumah tangga pada Tahun 1940 dikelola oleh Ibu Rahkmat Sulistio di Yogyakarta, dan dibantu oleh tiga orang karyawan. Banyaknya permintaan terhadap kemasan jamu yang lebih praktis, mendorong beliau memproduksi jamu dalam bentuk yang praktis (serbuk), seiring dengan kepindahan beliau ke Semarang, maka pada tahun 1951 didirikan perusahan sederhana dengan nama Sido Muncul yang berarti "Impian yang terwujud" dengan lokasi di Jl. Mlaten Trenggulun. Produk pertama dan andalan Jamu Tolak Angin yang dibuat Ibu Rakhmat mulai mendapat tempat di hati masyarakat sekitar dan permintaan masyarkat selalu meningkat. Dalam perkembangannya, pabrik yang terletak di Jl. Mlaten Trenggulun ternyata tidak mampu lagi memenuhi kapasitas produksi yang besar akibat permintaan pasar yang terus meningkat, dan di tahun 1984 pabrik dipindahkan ke Lingkungan Industri Kecil di Jl. Kaligawe, Semarang. 97

2 98 Guna mengakomodasi permintaan pasar yang terus bertambah maka pabrik mulai dilengkapi dengan mesin-mesin modern, Demikian pula jumlah karyawan ditambah sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan (kini jumlahnya mencapai lebih dari 2000 orang). Untuk mengantisipasi kemajuan dimasa datang, dirasa perlu untuk membangun unit pabrik yang lebih besar dan modern, maka di tahun 1997 diadakan peletakan batu pertama pembangunan pabrik baru di Klepu, Ungaran oleh Sri Sultan Hamengkubuwono ke-10 dan disaksikan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan saat itu, Drs. Wisnu Kaltim. Pabrik baru yang berlokasi di Klepu Kecamatan Bergas, Ungaran, dengan luas 29 ha diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia, Dr. Achmad Sujudi pada tanggal 11 November Saat peresmian pabrik, Sido Muncul sekaligus menerima dua sertifikat yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT. Sido Muncul sebagai satusatunya pabrik jamu berstandar farmasi. Lokasi pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas 7 hektar, lahan Agrowisata 1,5 hektar, dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik. PT. Sido Muncul bertekad untuk mengembangkan usaha di bidang jamu yang benar dan baik. Tekad ini membuat perusahaan menjadi lebih berkonsentrasi dan inovatif. Disamping itu diikuti dengan pemilihan serta penggunaan bahan baku yang benar, baik mengenai jenis, jumlah maupun kualitasnya akan menghasilkan jamu yang baik. Untuk mewujudkan tekad tersebut semua rencana pengeluaran produk

3 99 baru selalu didahului oleh studi literatur maupun penelitian yang intensif, menyangkut keamanan, khasiat maupun sampling pasar. Untuk memberikan jaminan kualitas, setiap langkah produksi mulai dari barang masuk ke pabrik, hingga produk sampai ke pasaran, dilakukan dibawah pengawasan mutu yang ketat. Seluruh karyawan juga bertekad untuk mengadakan perbaikan setiap saat, sehingga diharapkan semua yang dilakukan dapat lebih baik dari sebelumnya Visi dan Misi Perusahaan PT. Sido Muncul Visi Perusahaan PT. Sido Muncul Menjadi industri jamu yang dapat memberikan manfaat pada masyarakat dan lingkungan Misi Perusahaan PT. Sido Muncul 1) Meningkatkan mutu pelayanan di bidang herbal tradisional. 2) Mengembangkan penelitian yang berhubungan dengan pengembangan pengobatan dengan bahan-bahan alami. 3) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membina kesehatan melalui pola hidup sehat, pemakaian bahan-bahan alami dan pengobatan secara tradisional. 4) Ikut mendorong pemerintah/instansi resmi agar lebih berperan dalam pengembangan pengobatan tradisional.

4 Sejarah dan Aktivitas Bisnis Kuku Bima Ener-G Sejarah Kuku Bima Ener-G Kuku Bima Ener-G merrupakan merek minuman berenergi yang diproduksi PT. Sido Muncul, nama yang digunakan untuk merek itu adalah Pancanaka. Nama ini tak lain sebutan bagi kuku jampol sakti milik tokoh pewayangan Bima, yang bentuknya khas, besar, hitam, landep (tajam dan lancip) dan biasa menjadi senjata andalan. Tokoh Bima dipilih karena mengesankan figur yang gagah, kekar, dan perkasa sehingga pantas dijadikan simbol keperkasaan laki-laki. Namun nama Pancanaka kurang dikenal masyarakat dibanding nama Bima. Pengambilan nama merek dilakukan dengan cara tetap mengambil sosok Bima tetapi mengaitkannya dengan wujud Pancanaka itu sendiri. Kuku Bima Ener-G adalah merek dagang dari minuman energi produksi PT Sido Muncul. Produk minuman energi ini diluncurkan pada tahun 2004, dengan memunculkan para olahragawan, selebriti dan tokoh nasional, dan lain-lain. Chris John, Muhammad Rachman, Ade Rai, Donny Kusuma, Rieke Dyah Pitaloka, Vega Darwanti, Trio Macan, Mbah Maridjan, dll. Dalam peluncuran Kuku Bima Ener-G memecahkan mitos bahwa minuman energi selalu berwarna kuning, dengan rasa yang serupa. Berbagai varian Kuku Bima Ener-G terdiri dari macam-macam rasa dan warna, dengan kandungan yang tak jauh dari produk serupa, yakni kafein Aktivitas Bisnis Kuku Bima Ener-G Kuku Bima Ener-G didukung lebih dari 2000 karyawan dengan tingkat pendidikan bervariasi dan ditempatkan sesuai dengan keahlian, kemampuan dan

5 101 kapasitasnya masing-masing. Sebagai pendukung, Kuku Bima Ener-G juga memiliki tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu, seperti biologi, ekonomi, farmasi, pertanian, hukum, teknologi pangan, teknik kimia, teknik elektro, dll. Untuk mengembangkan kemampuan, pada waktu-waktu tertentu kepada karyawan diberikan kesempatan mengikuti pelatihan, kursus, maupun seminar. Untuk mendukung pengembangan, Kuku Bima Ener-G juga merekrut konsultan yang ahli di bidangnya, misalnya: apoteker, dokter umum, dokter gigi dan spesialis. Dalam melakukan aktivitas pendistribusian dan penjualan produk, baik di pasar lokal maupun Internasional, Kuku Bima Ener-G didukung oleh, PT. Sido Muncul. Selain itu, berbagai agen besar yang tersebar di berbagai propinsi di Indonesia juga ikut membantu pemerataan distribusi dan penjualan produk Kuku Bima Ener-G agar semakin cepat dapat diterima oleh konsumen. Beberapa aktivitas bisnis yang dilakukan Kuku Bima Ener-G yaitu: 1. Bekerja sama dengan TPI dalam acara gerebek pasar. 2. Memberikan bantuan kepada korban bencana alam 3. Membuat slogan citra yang kuat sehingga mudah diterima masyarakt 4. Memanfaatkan keluasan jaringan gerai jamu Sido Muncul untuk mempromosikan slogan citra Kuku Bima Ener-G. Selain itu Kuku Bima Ener-G terus-menerus mengiklankan melalui billboard, bus dengan full body painting dan membuat iklan-iklan baru yang mengangkat tema kebudayaan Indonesia.

6 Mengadakan acara kuis disejumlah program televisi seperti tinju, KDI, Stardut, Bulutangkis yang efektif mengedukasi penonton. A. Keunggulan Kuku Bima Ener-G Kuku Bima Ener-G memiliki beberapa keunggulan antara lain: a. Produk : Minuman suplemen bentuk serbuk b. Merupakan minuman suplemen baik untuk diminum pria maupun wanita. c. Rasanya lebih enak, segar dengan berbagai macam pilihan rasa (Original, Anggur Merah Bali, Jeruk Pontianak, Jambu Merah Jakart, Kopi, Susu Soda, Nanas). d. Mempunyai kandungan ginseng dan royal jelly yang lebih banyak dibanding produk sejenis. e. Ditambah dengan vitamin B12 yang berfungsi untuk penambah darah. f. Tanpa Pewarna dan Saccharine (Original). g. Produk tersebut menggunakan kemasan dus isi 6 4 gram (Original) dan isi 6 4,5 gram (Rasa Buah) B. Komposisi Kuku Bima Ener-G: a. Ekstrak Panax Radix (ginseng) setara dengan serbuk ginseng (300 mg) b. Royal Jelly (30 mg) c. Madu (100 mg) d. Taurine 1000 mg e. 1,3,7 trimethylxanthine (caffeine) (50 mg)

7 103 f. Vitamin B2 (5 mg), Vitamin B3 (20 mg), Vitamin B6 (5 mg), Vitamin B12 (5 mcg) g. Aspartame (pemanis) (120 mg) h. Natrium Bikarbonat, Asam Sitrat, Flavour C. Khasiat dan kegunaan: Sebagai suplemen yang bermanfaat untuk membantu memulihkan stamina dan menyegarkan tubuh. 4.2 Karakteristik dan Pengalaman Konsumen Kuku Bima Ener-G 1. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin Pengumpulan data dari 100 konsumen berdasarkan jenis kelamin diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.1 di bawah ini. TABEL 4.1 KARAKTERISTIK KONSUMEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) Laki-laki Perempuan TOTAL Sumber: Hasil Pengolahan Data 2010 Hasil pengolahan data dari 100 konsumen minuman berenergi non-cair Kuku Bima Ener-G di 10 Depot jamu Kebon Kawung Bandung, terdapat hampir seluruh konsumen yaitu sebesar 96% berjenis kelamin laki-laki dan sebagian kecil konsumen yaitu 4% konsumen berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa lakilaki memiliki aktivitas padat dibandingkan perempuan dan untuk menjaga stamina

8 104 supaya tidak cepat lelah dan menyegarkan tubuh sehingga tingkat konsumsi Kuku Bima Ener-G lebih tinggi dibandingkan perempuan. 2. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Usia Karakteristik konsumen dari 100 konsumen berdasarkan usia disajikan dalam Tabel 4.2 berikut ini: TABEL 4.2 KARAKTERISTIK KONSUMEN BERDASARKAN USIA Usia Frekuensi Persentase (%) <21Tahun Tahun Tahun Tahun >50 Tahun TOTAL Sumber: Hasil Pengolahan Data 2010 Tabel 4.2 yang menjelaskan tentang karakteristik konsumen berdasarkan usia, diperoleh informasi bahwa hampir setengah konsumen Kuku Bima Ener-G berusia tahun, hal ini menunjukkan bahwa konsumen Kuku Bima Ener-G banyak berada pada kategori dewasa. Karakteristik usia tahun ada indikasi lebih mengutamakan kegunaan yang dimiliki produk yaitu sebagai penambah tenaga saat melakukan aktivitas. Hal ini sesuai dengan positioning produk Kuku Bima Ener-G sebagai produk penambah stamina. Kategori usia ini menunjukkan bahwa konsumen dapat menuntukan keputusan pembelian secara objektif dan keputusannya dapat dipertanggungjawabkan.

9 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendidikan Akhir Hasil dari 100 konsumen berdasarkan pendidikan terakhir. Dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini. TABEL 4.3 KARAKTERISTIK KONSUMEN BERDASARKAN PENDIDIKAN Pendidikan Frekuensi Persentase (%) SD SMP SMA SARJANA (S1) TOTAL Sumber: Hasil Pengolahan Data 2010 Karakteristik konsumen berdasarkan pendidikan terakhir memperlihatkan bahwa konsumen minuman berenergi non-cair Kuku Bima Ener-G di 10 Depot Jamu Kebon Kawung Bandung beragam mulai dari SD sampai Sarjana (S1), hal ini disebabkan karena produk minuman berenergi ini memiliki segmen menengah, bawah dan di semua lapisan masyarakat. Sebagian besar konsumen dengan persentase 53% adalah konsumen dengan kategori pendidikan akhir SMA. Latar belakang pendidikan biasanya mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang terhadap produk yang digunakan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin selektif konsumen dalam memilih produk. Hal ini terlihat dari tingkat konsumsi Kuku Bima Ener-G lebih dapat diterima oleh konsumen yang memiliki tingkat pendidikan SMA. 4. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pekerjaan Karakteristik 100 konsumen minuman berenergi non-cair Kuku Bima Ener-G berdasarkan pekerjaannya bisa dilihat pada Tabel 4.4 pada halaman selanjutnya.

10 106 TABEL 4.4 KARAKTERISTIK KONSUMEN BERDASARKAN PEKERJAAN Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) PELAJAR GURU PNS WIRASWASTA LAINNYA TOTAL Sumber: Hasil Pengolahan Data 2010 Tabel 4.4 menjelaskan secara rinci pembagian karakteristik pembeli berdasarkan jenis pekerjaan menunjukkan bahwa konsumen minuman berenergi noncair Kuku Bima Ener-G di 10 Depot jamu Kebon Kawung Bandung lebih banyak didominasi oleh wiraswasta yakni sebagian besar konsumen yaitu 52% hal ini sesuai dengan karakter pendidikan akhir pembeli yaitu SMA dan karakter usia yaitu Tahun. Pekerjaan wiraswasta menuntut seseorang untuk memiliki stamina lebih karena aktivitas yang dimiliki berbeda dengan konsumen yang memiliki jam pekerjaan yang tetap. Tingkat pekerjaan dapat mempengaruhi konsumsi terhadap suatu produk karena pekerjaan menentukan tingkat pendapatan atau penghasilan yang diperoleh sehingga konsumen akan lebih beragam dalam memilih produk. 5. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Penghasilan Karakteristik 100 konsumen yang didasarkan pada jumlah penghasilan per bulan ditunjukkan oleh Tabel 4.5 berikut

11 107 TABEL 4.5 KARAKTERISTIK PEMBELI BERDASARKAN PENGHASILAN Penghasilan Frekuensi Persentase (%) < > TOTAL Sumber: Hasil Pengolahan Data 2010 Informasi yang diperoleh dari pembagian karakteristik konsumen pada Tabel 4.5 yang didasarkan pada pendapatan yang diperoleh per bulan dari 100 konsumen memperlihatkan bahwa hampir setengah konsumen yaitu 41% memiliki penghasilan Rp Rp hal ini umumnya terjadi pada wiraswasta. Pendapatan yang dimiliki oleh konsumen merupakan variabel yang sangat dominan dalam menentukan keputusan pembelian. Dengan mengetahui informasi bahwa konsumen Kuku Bima Ener-G berada pada kisaran pendapatan Rp Rp perusahaan bisa meramalkan perilaku pembelian. Berdasarkan pengolahan data yang diperoleh tentunya perusahaan lebih mengetahui segmen yang dimiliki Kuku Bima Ener-G sehingga dapat mempermudah pasar yang akan dimasuki dan memperluas pasar tersebut. 6. Pengalaman Konsumen Berdasarkan Alat Memperoleh Informasi Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang disebarkan kepada 100 konsumen di 10 Depot Jamu Kebon Kawung Bandung, diperoleh data mengenai pengalaman konsumen untuk mendapatkan informasi mengenai Kuku Bima Ener-G.

12 108 TABEL 4.6 PENGALAMAN KONSUMEN MEMPEROLEH INFORMASI KUKU BIMA ENER-G Media Frekuensi Persentase (%) Televisi Majalah Bilboard Keluarga/Teman TOTAL Sumber: Hasil Pengolahan Data 2010 Berdasarkan Tabel 4.6 konsumen memeperoleh informasi mengenai Kuku Bima Ener-G dari televisi sebesar 72%. Hal ini menunjukkan bahwa media dapat membantu perusahaan dalam memberikan informasi kepada konsumen. Frekuensi terendah dengan nilai 2 diperoleh dari Bilboard dan informasi Kuku Bima Ener-G diketahui dari keluarga atau teman sebesar 21% yang menunjukkan bahwa adanya rekomendasi dari seseorang yang dapat mendorong keputusan pembelian orang lain. Produk tidak dapat dipisahkan dari media yang digunakan sebagai sarana promosi bagi perusahaan sehingga perusahaan harus lebih cermat dalam menentukan media yang digunakan dalam menarik dan memberikan informasi bagi konsumen. 7. Pengalaman Konsumen Berdasarkan Lama Mengkonsumsi Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang disebarkan kepada 100 konsumen, diperoleh data mengenai pengalaman konsumen berdasarkan waktu seberapa lama konsumen mengkonsumsi Kuku Bima Ener-G. Tingkat konsumsi sangat bervariasi dan didasarkan kepada rasa ingin tahu atau mencoba produk. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.7

13 109 TABEL 4.7 PENGALAMAN KONSUMEN MENGKONSMSI KUKU BIMA ENER-G Lama Menkonsumsi Frekuensi Persentase (%) <1 BULAN BULAN BULAN >12 BULAN TOTAL Sumber: Hasil Pengolahan Data 2010 Berdasarkan hasil kuesioner yang disebar kepada 100 orang, mayoritas konsumen Kuku Bima Ener-G adalah konsumen yang baru mencoba Kuku Bima Ener-G yaitu kurang dari 1 bulan sebanyak 41% hal ini dikarenakan mayoritas konsumen Kuku Bima Ener-G adalah wiraswasta yang mencoba produk-produk baru dari Kuku Bima Ener-G yang memiliki kualitas baik tetapi harga yang murah. Keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen yang tidak hanya melakukan pembelian satu kali tapi setelah mengkonsumsi beberapa kali sehingga persepsi jawaban yang diberikan oleh konsumen memiliki jawaban yang bervariatif. Ciri-ciri kepribadian membedakan antara konsumen yang inovatif dan yang tidak (Schiffman dan Kanuk, 2000 dalam Ristiyanto Prasetijo, 2004: 47) termasuk di sini ciri kepribadian yang dogmatis. Orang dengan dogmatisme rendah lebih bisa menerima sesuatu yang baru. Mereka lebih bisa dipengaruhi dengan informasi produk yang menekankan pada perbedaan dengan produk lain secara faktual, dan juga informasi tentang kegunaan produk.

14 Pengalaman Konsumen Berdasarkan Jenis Produk yang Selalu Dikonsumsi Pengalaman dan penilaian dari 100 konsumen terhadap jenis produk yang selalu dikonsumsi dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut. TABEL 4.8 PENGALAMAN KONSUMEN BERDASARKAN RASA YANG DIKONSUMSI Rasa yang Dikonsumsi Frekuensi Persentase (%) JERUK SUSU SODA NANAS JAMBU ANGGUR ORIGINAL KOPI TOTAL Sumber: Hasil Pengolahan Data 2010 Berdasarkan Tabel 4.8 di atas diperoleh informasi bahwa jenis rasa yang dikonsumsi adalah rasa anggur dengan presentase sebesar 54% lebih besar dibandingkan dengan jenis-jenis rasa Kuku Bima Ener-G lainnya. Sebagian besar konsumen menyatakan bahwa rasa anggur merupakan jenis rasa yang lebih segar dan mudah larut. Persentase terkecil adalah 2% yang artinya sebagian kecil konsumen atau hanya ada 2 dari 100 konsumen yang selalu membeli rasa jambu. Konsumen memilih rasa sesuai dengan kesukaan terhadap rasa produk Kuku Bima Ener-G. Menurut konsumen rasa yang dipilih memiliki keunggulan dan rasa yang lebih menonjol dibanding rasa-rasa pada minuman sejenis.

15 Pengalaman Konsumen Berdasarkan Keunggulan Kuku Bima Ener-G Pengalaman dan penilaian konsumen terhadap keunggulan dari Kuku Bima Ener-G dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut. TABEL 4.9 PENGALAMAN KONSUMEN BERDASARKAN KEUNGGULAN KUKU BIMA ENER-G Keunggulan Kuku Bima Ener-G Frekuensi Persentase (%) KUALITAS RASA BANYAK PILIHAN RASA KEMASAN MENARIK HARGA MURAH TOTAL Sumber: Hasil Pengolahan Data 2010 Berdasarkan Tabel 4.9 memberikan informasi bahwa keunggulan Kuku Bima Ener-G yang dipilih oleh konsumen adalah banyaknya pilihan rasa dengan presentase sebesar 63%. Sebagian besar konsumen memberikan jawaban tersedianya pilihan rasa memberikan kemudahan bagi konsumen untuk memilih produk berdasarkan keinginan sehingga konsumen tidak merasa bosan terhadap Kuku Bima Ener-G. Pilihan rasa yang diberikan membuat konsumen semakin yakin bahwa rasa merupakan salah satu yang dapat memberikan perbedaan antara produk yang satu dengan produk yang lainnya. 10. Pengalaman Konsumen Berdasarkan Tempat Mengkonsumsi Pengalaman konsumen berdasarkan tempat mengkonsumsi Kuku Bima Ener-G dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut

16 112 TABEL 4.10 PENGALAMAN KONSUMEN BERDASARKAN TEMPAT MENGKONSUMSI KUKU BIMA ENER-G Tempat Membeli Frekuensi Persentase (%) Depot jamu Warung terdekat Minimarket TOTAL Sumber: Hasil Pengolahan Data 2010 Berdasarkan Tabel 4.10 maka dapat diketahui bahwa sebagian besar konsumen membeli Kuku Bima Ener-G di Depot Jamu atau sebesar 70% dari keseluruhan responden. Kemudian di warung terdekat sebanyak 25 responden dari keseluruhan responden, dan sebesar 5% biasa membeli di minimarket yang merupakan sebagian kecil konsumen. Depot jamu lebih banyak dipilih oleh responden sebagai tempat membeli Kuku Bima Ener-G dikarenakan bentuk kemudahan dalam mengkonsumsi, depot jamu menyediakan minuman berenergi dengan air sehingga konsumen tidak perlu mengeluarkan uang yang lebih banyak untuk membeli air. 4.3 Tanggapan Konsumen Terhadap Kinerja Product Proliferation Kuku Bima Ener-G Product proliferation atau pengembangbiakan produk merupakan salah satu strategi bersaing yang membuat produk-produk lebih beragam baik dari rasa, harga, dan tampilan (Ujang Sumarwan, 2010:197). Meringkas dari definisi tersebut maka dimensi-dimensi dari Kinerja Product Proliferation meliputi rasa, tampilan kemasan, dan harga. Penelitian ini dilakukan pada minuman berenergi non-cair Kuku Bima Ener-G.

17 Tanggapan Konsumen Terhadap Rasa Kuku Bima Ener-G Rasa adalah sesuatu yang timbul dari bau yang difungsikan oleh mulut. Rasa merupakan unsur penting dalam melakukan product proliferation, perusahaan dapat mengembangbiakan produknya dengan menawarkan rasa yang belum pernah dicoba. Melalui rasa yang bermacam-macam maka konsumen akan tertarik untuk mencoba dan melakukan pembelian. a) Tanggapan Konsumen Terhadap Kualitas Rasa Kuku Bima Ener-G Berdasarkan data yang dikumpulkan dari 100 konsumen melalui penyebaran kuesioner, maka dapat diketahui seberapa berkualitas rasa yang dimiliki kuku Bima Ener-G dibanding produk pesaing. Pada Tabel 4.11 dapat dilihat mengenai tanggapan dari 100 konsumen terhadap kualitas rasa Kuku Bima Ener-G. TABEL 4.11 TANGGAPAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS RASA KUKU BIMA ENER-G No. Frekuensi Persentase Item Pernyataan Alternatif Jawaban F % C.1 Kualitas rasa yang dimiliki Kuku Bima Ener-G lebih baik dibanding pesaing Skor Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat tidak Setuju Total Sumber: Hasil Pengolahan Data 2010 Tabel 4.11 memberikan gambaran bahwa rasa minuman berenergi yang ditawarkan oleh Kuku Bima Ener-G memiliki kualitas baik dengan skor sebesar 228 dari 57% konsumen. Sedangkan skor terendah adalah 8 dimana sebagian kecil

18 114 konsumen yaitu 4 konsumen menilai bahwa rasa minuman berenergi Kuku Bima Ener-G tidak berkualitas dan tidak ada yang memberikan jawaban sangat tidak setuju kualitas Kuku Bima Ener-G lebih baik dibanding pesaing. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh peneliti dari 100 konsumen diketahui bahwa kualitas rasa yang dimiliki Kuku Bima Ener-G baik. Dengan demikian dapat diketahui bahwa hampir seluruh konsumen atau 75,4% [377/500 x 100%] dari 100 konsumen menyatakan rasa minuman berenergi Kuku Bima Ener-G berkualitas. Berdasarkan Tabel 3.8 dapat disimpulkan bahwa rasa minuman berenergi memiliki tingkat kualitas yang baik dan memiliki pengaruh yang kuat. Kuku Bima Ener-G memiliki sekitar 7 rasa minuman berenergi (terlampir) yang keseluruhannya adalah kreasi sendiri dalam artian tidak meniru produk atau perusahaan lain yang sejenis. Proliferation dari rasa minuman berenergi tidak hanya mencangkup dari segi rasa yang dapat dirasakan oleh indera perasa manusia akan tetapi penganekaragaman rasa juga mencangkup kualitas dari rasa minuman berenergi apakah rasa minuman berenergi itu tetap segar sesuai dengan rasa buah asli. b) Tanggapan Konsumen Terhadap Kemenarikan Rasa Kuku Bima Ener-G Pada tabel 4.12 yang menggambarkan tanggapan dari 100 konsumen mengenai kemenarikan rasa yang dimiliki Kuku Bima Ener-G.

19 115 No. Item TABEL 4.12 TANGGAPAN KONSUMEN TERHADAP KEMENARIKAN RASA KUKU BIMA ENER-G Frekuensi Persentase Pernyataan Alternatif Jawaban F % Skor C.2 Rasa yang dimiliki Kuku Bima Ener-G lebih menarik dibanding pesaing Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total Sumber: Hasil Pengolahan Data 2010 Berdasarkan Tabel 4.12 mengenai hasil tanggapan konsumen dari kemenarikan rasa yang dimiliki Kuku Bima Ener-G diperoleh skor 371, yang terdiri dari sebagian besar konsumen 57% menyatakan setuju, sebanyak 4 konsumen memberikan jawaban kemenarikan rasa minuman berenergi Kuku Bima Ener-G tidak setuju dan tidak ada konsumen yang memberikan jawaban sangat tidak setuju untuk kemenarikan rasa minuman berenergi Kuku Bima Ener-G. Berdasarkan data yang dikumpulkan dan dikalkulasi diperoleh 74,2% [371/500 x 100%] dari 100 konsumen menyatakan bahwa rasa Kuku Bima Ener-G memiliki tingkat kemenarikan. Dalam Tabel 3.8 iterpretasi dapat disimpulkan bahwa kemenarikan rasa minuman berenergi Kuku Bima Ener-G memiliki pengaruh yang kuat bagi konsumen dalam melakukan pembelian. Kemenarikan rasa minuman berenergi merupakan hal penting yang dapat dilakukan oleh perusahaan minuman berenergi non-cair dan sejenisnya. Kemenarikan rasa minuman berenergi dapat dilakukan dengan cara yang berbeda-beda tergantung pada tujuan perusahaan apakah

20 116 akan memberikan penambahan rasa baru atau menggabungkan beberapa rasa menjadi satu dengan demikian konsumen akan tertarik. Kemenarikan rasa memberikan perbedaan atas sensasi rasa yang diberikan pada saat mengkonsumsi. c) Tanggapan Konsumen Terhadap Kelengkapan Rasa Kuku Bima Ener-G Kelengkapan rasa memiliki tingkat kepentingan tersendiri yang belum tentu suatu perusahaan merasakan bahwa kelengkapan rasa itu tidak penting. Menurut konsumen yang memiliki karakter berbeda-beda tentu memandang berbeda dari seberapa pentingnya kelengkapan dari sebuah minuman berenergi. Tabel 4.13 menggambarkan tanggapan pembeli mengenai kelengkapan rasa Kuku Bima Ener-G. TABEL 4.13 TANGGAPAN KONSUMEN TERHADAP KELENGKAPAN RASA KUKU BIMA ENER-G No. Frekuensi Persentase Item Pernyataan Alternatif Jawaban Skor F % C.3 Rasa yang dimiliki Kuku Bima Ener-G lebih lengkap dibanding pesaing Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total Sumber: Hasil pengolahan data 2010 Berdasarkan Tabel 4.13 hasil tanggapan konsumen mengenai kelengkapan rasa minuman berenergi Kuku Bima Ener-G memperoleh skor 409, dan sebagian besar konsumen 54% dari 100 konsumen menjawab bahwa rasa Kuku Bima Ener-G lebih lengkap dibanding pesaing, 29% konsumen menyatakan sangat setuju dan tidak

21 117 ada konsumen yang memberikan jawaban sangat tidak setuju. Dengan demikian dapat diketahui bahwa hampir seluruh konsumen yaitu 81,8% [409/500 x 100%] dari 100 konsumen menyatakan bahwa Kuku Bima Ener-G memiliki kelengkapan rasa sehingga dapat dikonsumsi berdasarkan keinginan dari konsumen. d) Tanggapan Konsumen Terhadap Kesesuaian Rasa Kuku Bima Ener-G Pada tabel 4.14 berikut ini menggambarkan tanggapan konsumen mengenai kesesuain rasa minuman berenergi non-cair Kuku Bima Ener-G. No. Item TABEL 4.14 TANGGAPAN KONSUMEN TERHADAP KESESUAIAN RASA KUKU BIMA ENER-G Alternatif Frekuensi Persentase Pernyataan Jawaban F % C.4 Kesesuaian rasa Kuku Bima Ener-G dengan kebutuhan konsumen Skor Sangat Sesuai Sesuai Biasa Tidak Sesuai Sangat Tidak Sesuai Total Sumber: Hasil pengolahan data 2010 Berdasarkan Tabel 4.14 mengenai hasil tanggapan konsumen terhadap kesesuaian rasa minuman berenergi non-cair Kuku Bima Ener-G meperoleh skor 384, dan sebagian besar konsumen, 70% dari 100 konsumen menjawab bahwa rasa minuman berenergi non-cair Kuku Bima Ener-G sesuai dengan kebutuhan. Skor terkecil diperoleh sebesar 8 yang berarti hanya ada 4 konsumen yang menjawab tidak sesuai, dan tidak ada pembeli yang memberikan jawaban sangat tidak sesuai untuk

22 118 kesesuaian rasa Kuku Bima Ener-G dengan kebutuhan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa 76,8% [384/500 x 100%] dari 100 konsumen menyatakan bahwa rasa Kuku Bima Ener-G sesuai dengan kebutuhan konsumen. Berdasarkan Tabel 3.8 disimpulkan bahwa kesesuain rasa Kuku Bima Ener-G memiliki pengaruh yang kuat. Kuku Bima Ener-G memberikan tujuh jenis rasa yang berbeda mulai dari rasa anggur, jambu, jeruk, susu soda, kopi, nanas, dan original sehingga konsumen dapat memilih rasa. Rasa dapat dikonsumsi sesuai keinginan konsumen sehingga konsumen tidak akan merasa jenuh. Rasa yang disesuaikan dengan konsumen memiliki pengaruh yang baik terhadap keputusan pembelian. Perusahaan perlu mempertimbangkan lebih lanjut untuk memberikan rasa yang baru dimasa yang akan datang. 2. Tanggapan Konsumen Terhadap Tampilan Kuku Bima Ener-G Tampilan kemasan merupakan segala sesuatu yang ditampilkan oleh produk tersebut ( Tampilan dalam sebuah produk minuman dapat diartikan sebagai sesuatu yang terlihat dengan mata dan bersifat menarik sehingga konsumen memilii keinginan untuk membeli produk tersebut. Tampilan dalam produk minuman meliputi hiasan yang terdapat dalam kemasan minuman sehingga bisa menimbulkan ketertarikan bagi konsumen untuk membeli.

23 119 a) Tanggapan Konsumen Terhadap Kemenarikan Tampilan Kemasan Kuku Bima Ener-G Berikut ini pada Tabel 4.15 menyajikan gambaran mengenai tanggapan dari 100 konsumen melalui penyebaran kuesioner untuk melihat tanggapan konsumen terhadap kemenarikan tampilan kemasan Kuku Bima Ener-G. TABEL 4.15 TANGGAPAN KONSUMEN TERHADAP KEMENARIKAN TAMPILAN KEMASAN KUKU BIMA ENER-G No. Frekuensi Persentase Item Pernyataan Alternatif Jawaban Skor F % C.5 Tampilan kemasan Kuku Bima Ener-G lebih menarik dibanding pesaing Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total Sumber: Hasil pengolahan data 2010 Berdasarkan Tabel 4.15 menyajikan informasi bahwa hampir setengah atau sebesar 46 konsumen (46%) dengan skor 184 menilai bahwa tampilan kemasan Kuku Bima Ener-G menarik dibanding pesaing, 12 konsumen (12%) yang menjawab kemasan Kuku Bima Ener-G sangat menarik, dan tidak ada konsumen yang memberikan jawaban sangat tidak menarik atau sangat tidak setuju atas tingkat kemenarikan tampilan kemasan Kuku Bima Ener-G. Demikian diperoleh persentase sebesar 71% [355/500 x 100%] dari 100 pembeli menilai tertarik untuk membeli Kuku Bima Ener-G karena tampilan kemasan, berdasarkan Tabel 3.8 dapat disimpulkan bahwa tampilan kemasan yang

24 120 menarik memiliki pengaruh yang kuat. Tampilan kemasan yang menarik baik dari segi gambar, tulisan atau penempatan huruf dan gambar akan menarik konsumen untuk melihat dan mendorong konsumen dalam melakukan pembelian sehingga ada pengaruh tampilan kemasan yang menarik dengan keputusan pembelian. b) Tanggapan Konsumen Terhadap Tampilan Warna Kemasan Berikut ini pada Tabel 4.16 mengenai tanggapan dari 100 konsumen terhadap tampilan warna kemasan Kuku Bima Ener-G yang beragam. TABEL 4.16 TANGGAPAN KONSUMEN TERHADAP TAMPILAN WARNA KEMASAN KUKU BIMA ENER-G No. Frekuensi Persentase Item Pernyataan Alternatif Jawaban Skor F % C.6 Tampilan warna kemasan Kuku Bima Ener-G lebih beranekaragam dibanding pesaing Sumber: Hasil pengolahan data 2010 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total Berdasarkan Tabel 4.16 memberikan informasi bahwa hampir setengah terseponden 43 konsumen dengan skor 129 menilai bahwa menilai bahwa tampilan warna kemasan Kuku Bima Ener-G cukup beranekaragam, skor terendah yaitu 5 konsumen (5%) yang menjawab tampilan warna kemasan Kuku Bima Ener-G sangat beranekaragam dan tidak ada pembeli yang memberikan jawaban sangat tidak setuju atas tampilan warna kemasan Kuku Bima Ener-G yang beranekaragam.

25 121 Hasil perhitungan dari Tabel 4.16 yaitu sebesar 67,2% [336/500 x 100%] dari 100 konsumen menilai Kuku Bima Ener-G memiliki tampilan warna kemasan yang beragam, hal tersebut dianggap ada pengaruh antara tampilan warna kemasan terhadap keputusan pembelian dan berdasarkan Tabel 3.8 dapat disimpulkan bahwa konsumen menilai adanya pengaruh kuat terhadap keputusan pembelian. Tampilan warna kemasan dapat menarik perhatian penglihatan konsumen, dengan warna yang segar, cerah dan sebagainya terlebih yang sesuai dengan warna favorit konsumen tentu dan warna disesuaikan dengan rasa yang terkandung didalamnya. c) Tanggapan Konsumen Terhadap Keunikan Tampilan Kemasan Kuku Bima Ener-G Berikut ini pada Tabel 4.17 mengenai tanggapan dari 100 konsumen terhadap tampilan warna kemasan Kuku Bima Ener-G. No. Item TABEL 4.17 TANGGAPAN KONSUMEN TERHADAP KEUNIKAN TAMPILAN KEMASAN KUKU BIMA ENER-G Pernyataan C.7 Tampilan kemasan Kuku Bima Ener-G memiliki keunikan dibanding pesaing Sumber: Hasil pengolahan data 2010 Alternatif Frekuensi Persentase Jawaban F % Skor Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total Berdasarkan Tabel 4.17 memberikan informasi bahwa hampir setengah terseponden 48 pembeli (48%) dengan skor 144 menilai bahwa menilai bahwa

26 122 tampilan kemasan Kuku Bima Ener-G cukup memiliki keunikan, skor terendah yaitu 7 konsumen (7%) yang menjawab tampilan kemasan Kuku Bima Ener-G sangat unik dan tidak ada pembeli yang memberikan jawaban sangat tidak setuju atas tampilan kemasan Kuku Bima Ener-G yang memiliki keunikan. Hasil perhitungan dari Tabel 4.17 yaitu sebesar 66,6% [333/500 x 100%)] dari 100 konsumen menilai Kuku Bima Ener-G memiliki tampilan kemasan yang unik, berdasarkan Tabel 3.8 dapat disimpulkan bahwa konsumen menilai adanya pengaruh kuat antara tampilan kemasan yang memiliki keunikan terhadap keputusan pembelian. Menurut konsumen tampilan kemasan Kuku Bima Ener-G dikatakan unik karena pemasangan celebrity endorse seperti Mbah Marijan yang fenomenal serta gambar gingseng dan royal jelly yang tidak umum pada kemasan minuman berenergi. 3. Tanggapan Konsumen Terhadap Harga Kuku Bima Ener-G Fandi Tjiptono (2005:465) mengatakan bahwa istilah harga dapat diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan aspek lain (non moneter) yang mengandung utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu produk. Budi Sutomo (2007:94) mengatakan bahwa Harga yang wajar, tetapkan harga yang wajar sesuai dengan target pasar. Harga yang ditetapkan Kuku Bima Ener-G sangat beragam mulai dari harga Rp 2500/pack sampai Rp 3000/pack. Penetapan harga tersebut sesuai dengan segmen pasar Kuku Bima Ener-G yaitu terutama untuk kalangan menengah-bawah dan juga untuk semua golongan.

27 123 a) Tanggapan Konsumen Terhadap Keterjangkauan Harga Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan. Tabel 4.18 berikut memberikan informasi mengenai keterjangkauan harga Kuku Bima Ener-G dari 100 konsumen. TABEL 4.18 TANGGAPAN KONSUMEN TERHADAP KETERJANGKAUAN HARGA BIMA ENER-G No. Frekuensi Persentase Item Pernyataan Alternatif Jawaban Skor F % C.8 Harga yang ditawarkan Kuku Bima Ener-G sangat terjangkau Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total Sumber: Hasil pengolahan data 2010 Berdasarkan Tabel 4.18 memberikan informasi mengenai tanggapan konsumen terhadap keterjangkauan harga Kuku Bima Ener-G dari 100 konsumen diperoleh skor sebesar 402. Sebagian besar responden yaitu 66% (66 konsumen) memilih bahwa keterjangkauan harga Kuku Bima Ener-G terjangkau, dan dari pertanyaan mengenai keterjangkauan harga Kuku Bima ener-g skor terkecil yang didapat adalah 4 dari 2 konsumen yang menjawab tidak terjangkau. Dengan demikian

28 124 dapat diketahui bahwa 80,4% [402/500 x 100%] dari 100 konsumen menyatakan bahwa harga Kuku Bima Ener-G terjangkau dan sisanya sebanyak 19,6% konsumen menjawab tidak terjangkau. Philip Kotler mengungkapkan bahwa harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari 100 konsumen mengenai keterjangkauan harga Kuku Bima Ener-G dapat disimpulkan bahwa harga Kuku Bima Ener-G terjangkau bagi konsumen, karena konsumen menganggap hal tersebut merupakan penilaian dari kualitas produk. Didalam menentukan harga perusahaan dapat mempergunakan metode penentuan harga dengan karakter dan keunggulan yang berbeda-beda. b) Tanggapan Konsumen Terhadap Kesesuaian Harga Kuku Bima Ener-G Berdasarkan data yang dikumpulkan dari 100 konsumen melalui penyebaran kuesioner, maka dapat diketahui seberapa besar kesesuaian harga yang ditawarkan oleh Kuku Bima Ener-G dengan daya beli masyarakat. Pada Tabel 4.19 berikut dapat dilihat gambaran mengenai tanggapan konsumen terhadap kesesuaian harga Kuku Bima Ener-G dengan kemudahan mendapatkan produk.

29 125 TABEL 4.19 TANGGAPAN KONSUMEN TERHADAP KESESUAIAN HARGA KUKU BIMA ENER-G No. Frekuens Persentase Item Pernyataan Alternatif Jawaban i Skor F % C.9 Harga yang sesuai dengan kemudahan mendapatkan Kuku Bima Ener-G Sumber: Hasil Pengolahan Data 2010 Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total Tabel 4.19 memberikan informasi mengenai tanggapan konsumen terhadap kesesuaian harga dengan kemudahan mendapatkan Kuku Bima Ener-G dari 100 konsumen diperoleh skor sebesar 330. Hampir setengah dari konsumen 100 yaitu 48% (48 konsumen) memilih bahwa konsumen merasa ragu-ragu terhadap harga yang disesuaikan dengan kemudahan mendapatkan Kuku Bima Ener-G, skor terkecil adalah 10 dari 2 pembeli yang menjawab sangat setuju untuk kategori kesesuaian harga dengan kemudahan mendapatkan Kuku Bima Ener-G. Dengan demikian dapat diketahui bahwa 66% [330/500 x 100%] dari 100 konsumen menyatakan bahwa kesesuaian harga dengan kemudahan mendapatkan Kuku Bima Ener-G sudah setuju karena 66% menyatakan demikian. Berdasarkan Tabel 3.8 dapat disimpulkan bahwa kesesuaian harga dengan kemudahan mendapatkan produk memiliki pengaruh yang kuat.

30 126 c) Tanggapan Konsumen Terhadap Harga Kuku Bima Ener-G Yang Lebih Rendah Berikut ini pada Tabel 4.20 berikut menyajikan gambaran mengenai tanggapan konsumen terhadap harga Kuku Bima Ener-G yang lebih rendah. TABEL 4.20 TANGGAPAN PEMBELI TERHADAP HARGA KUKU BIMA ENER-G YANG LEBIH RENDAH No. Frekuensi Persentase Item Pernyataan Alternatif Jawaban Skor C.10 Harga Kuku Bima Ener-G lebih rendah dibanding pesaing Sumber: Hasil pengolahan data 2010 F % Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total Berdasarkan Tabel 4.20 memberikan informasi bahwa sebagian besar atau 63% dengan skor 189 menilai bahwa harga Kuku Bima Ener-G masih sama atau lebih rendah belum ada kepastian karena konsumen merasa ragu-ragu dalam memberikan jawaban, sedangkan 2 pembeli (2%) menyatakan sangat setuju dengan menyatakan harga Kuku Bima Ener-G lebih murah, dari data tersebut dapat diketahui bahwa harga Kuku Bima Ener-G. Hasil yang diperoleh dari Total jawaban konsumen berbanding skor ideal adalah sebesar 60,6% [303/500 x 100%] dari 100 konsumen menilai harga Kuku Bima Ener-G bisa dikatakan lebih rendah karena jawaban yang diperoleh setuju. Berdasarkan tabel interpretasi Tabel 3.8 dapat disimpulkan bahwa harga yang lebih

31 127 rendah memiliki pengaruh kuat, hal ini sesuai dengan perolehan kalkulasi persentase yaitu 60,6% Harga Kuku Bima Ener-G juga harus memiliki ketetapan sehingga antara produk yang satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan harga. Rekapitulasi Tanggapan Konsumen Terhadap Kinerja Product Proliferation Kuku Bima Ener-G Penjelasan dari masing-masing dimensi product proliferation dirangkum dalam Tabel rekapitulasi yang tercantum pada Tabel 4.21 dapat dilihat perbandingan total skor pada masing-masing dimensi tersebut. TABEL 4.21 REKAPITULASI SKOR TANGGAPAN KONSUMEN MENGENAI VARIABEL KINERJA PRODUCT PROLIFERATION No Indikator Perolehan Skor / rata-rata 1. Rasa Kuku Bima Ener-G Kualitas rasa yang dimiliki Kuku Bima Ener-G lebih baik dibanding pesaing Skor Ideal % ,4 Rasa yang dimiliki Kuku Bima Ener-G lebih menarik dibanding pesaing ,2 Rasa yang dimiliki Kuku Bima Ener-G lebih lengkap dibanding pesaing ,8 Kesesuaian rasa yang dimiliki Kuku Bima Ener-G dengan kebutuhan konsumen ,8 Rata-rata skor 385, ,05 2. Tampilan Kemasan Tampilan kemasan yang dimiliki Kuku Bima Ener-G lebih menarik dibanding pesaing Tampilan warna Kuku Bima Ener-G lebih bervariasi dibanding pesaing ,2 Tampilan kemasan Kuku Bima Ener-G memiliki keunikan dibanding pesaing ,6 Rata-rata skor 341, ,3 3. Harga Kuku Bima Ener-G Harga yang ditawarkan Kuku Bima Ener-G sangat terjangkau ,4

32 128 No Indikator Perolehan Skor Skor % / rata-rata Ideal Harga yang disesuaikan dengan kemudahan mendapatkan produk Harga Kuku Bima Ener-G lebih murah dibanding pesaing ,6 Rata-rata skor % Total skor kinerja product proliferation % Sumber: Hasil pengolahan data 2010 Berdasarkan Tabel 4.21 skor rata-rata terbesar diperoleh dari variabel proliferation rasa dan skor rata-rata terendah diperoleh dari variabel proliferation harga Kuku Bima Ener-G. Berdasarkan tabel interpretasi Tabel 3.8 proliferation tampilan kemasan dan harga Kuku Bima Ener-G memiliki korelasi kuat. Kedua variabel ini saling berhubungan karena jika tampilan kemasan beranekargam maka bahan baku untuk membuat tampilan kemasan yang menarik akan meningkat. Skor tertinggi yang diperoleh dari ketigat variabel dari product proliferation adalah variabel proliferation rasa. Tingginya nilai rata-rata dari proliferation kemungkinan disebabkan oleh anggapan konsumen yang menyatakan rasa Kuku Bima Ener-G memiliki kualitas rasa yang baik dan keunikan yang diberikan seperti rasa buah yang tidak umum. Rasa buah yang ditonjolkan tetap tidak mengubah kualitas Kuku Bima Ener-G sebagai minuman energi yang dapat meningkatkan stamina. Product proliferation memiliki peranan penting bagi perusahaan yang akan menjalankan strategi bersaing produk. Ujang Sumarwan (2010:196) mengemukakan bahwa kesuksesan sebuah perusahaan market challenger tergantung pada pengkombinasian bebrapa strategi untuk meningkatkan posisinya sepanjang waktu.

33 129 Fandi Tjiptono (2008:318) mengungkapkan bahwa Strategi product proliferation yaitu penantang pasar dapat menandingi pemimpin pasar dengan meluncurkan sejumlah besar versi produk sehingga pembeli lebih leluasa dalam memilih. Ujang Sumarwan (2010:197) menyatakan bahwa product proliferation atau pengembangbiakan produk terdiri atas rasa, harga dan tampilan kemasan. Berdasarkan jumlah skor hasil pengumpulan data pada Tabel 4.20 dapat diperoleh informasi bahwa skor product proliferation adalah 3600 dengan demikian maka product proliferation menurut tanggapan 100 orang konsumen sebagai berikut: Nilai Indeks Maksimum = 5 x 10 x 100 = 5000 Nilai Indeks Minimum = 1 x 10 x 100 = 1000 Jarak Interval = [nilai maksimum - nilai minimum] : 5 = [ ] : 5 = 800 Persentase Skor = [(total skor) : nilai maksimum] x 100% = (3600 : 5000) x 100% = 72% (3600) Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Nilai 3600 sesuai dengan data penelitian yaitu termasuk dalam kategori tinggi, dengan demikian dapat dikatakan bahwa product proliferation Kuku Bima Ener-G masih berada dalam kategori tinggi.

34 Pertimbangan Konsumen dalam Menentukan Keputusan Pembelian Minuman Berenergi Non-Cair Kuku Bima Ener-G Variabel dependent yang diteliti pada penelitian ini adalah keputusan pembelian yang terdiri dari pembelian berdasarkan pertimbangan pemilihan produk, saluran pembelian, waktu pembelian, dan jumlah pembelian. Keputusan pembelian merupakan proses keputusan di mana konsumen benar-benar memutuskan untuk membeli salah satu produk diantara berbagai macam alternatif pilihan. 1. Pertimbangan Konsumen Berdasarkan Pemilihan Produk Pemilihan produk merupakan suatu keputusan yang dapat diambil oleh konsumen mengenai produk mana yang akan mereka beli. a) Pertimbangan Konsumen dalam Menentukan Keputusan Pembelian Berdasarkan rasa Kuku Bima Ener-G Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban konsumen atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat diperoleh hasil tanggapan konsumen mengenai pemilihan produk berdasarkan rasa dalam Tabel TABEL 4.22 PERTIMBANGAN KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN BERDASARKAN RASA KUKU BIMA ENER-G No. Frekuensi Persentase Item Pernyataan Alternatif Jawaban F % D.1 Memilih produk berdasarkan rasa Kuku Bima Ener-G Sumber: Hasil Pengolahan Data 2010 Skor Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total

35 131 Berdasarkan Tabel 4.22 hasil tanggapan konsumen mengenai pemilihan produk berdasarkan rasa Kuku Bima Ener-G memperoleh skor 392, yang terdiri dari sebagian besar yaitu 56% menyatakan Setuju, sedangkan sebagian kecil yaitu 4% menyatakan tidak setuju. Tidak ada konsumen yang menjawab sangat tidak setuju membeli Kuku Bima Ener-G berdasarkan rasa. Sebagian besar dari 100 konsumen yang menjawab minuman berenergi Kuku Bima Ener-G dikonsumsi berdasarkan rasa. Dengan demikian untuk menyimpulkan seluruh hasil yaitu 78,4% [392/500 x 100%] dari 100 konsumen menyatakan pertimbangan dalam menentukan keputusan pembelian berdasarkan rasa Kuku Bima Ener-G dalam kategori tinggi. Berdasarkan pada tabel interpretasi (Tabel 3.8) dapat disimpulkan bahwa rasa Kuku Bima Ener-G memiliki pengaruh kuat terhadap keputusan pembelian konsumen. b) Pertimbangan Konsumen dalam Menentukan Keputusan Pembelian Berdasarkan Tampilan Kemasan Kuku Bima Ener-G Keragaman tampilan kemasan sangat diperhatikan oleh konsumen, karena terkadang konsumen memiliki karakter untuk mencari sesuatu yang baru yang belum pernah ditemukan dan coba. Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban pembeli atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat diperoleh hasil tanggapan konsumen mengenai pemilihan produk berdasarkan tampilan kemasan Tabel 4.23.

36 132 TABEL 4.23 PERTIMBANGAN KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN BERDASARKAN TAMPILAN KEMASAN KUKU BIMA ENER-G No. Frekuensi Persentase Item Pernyataan Alternatif Jawaban F % D.2 Memilih produk berdasarkan tampilan kemasan Kuku Bima Ener-G Skor Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total Sumber: Hasil Pengolahan Data 2010 Berdasarkan Tabel 4.23 di atas hasil tanggapan konsumen mengenai pemilihan produk berdasarkan pada tampilan kemasan Kuku Bima Ener-G memperoleh skor 349, yang terdiri dari hampir setengahnya yaitu 45% menyatakan setuju, sedangkan sebagian kecil yaitu 6% menyatakan sangat setuju. Berdasarkan Tabel 4.23 diketahui bahwa jumlah konsumen yang menjawab beragam setuju atas memilih produk berdasarkan tampilan kemasan. Hal ini menjadi gambaran bahwa Kuku Bima Ener-G dinilai sudah memiliki tampilan kemasan beragam sehingga dapat menarik konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Hasil perhitungan sebesar 69,8% [349/500 x 100%] dari 100 konsumen menyatakan pertimbangan dalam menentukan keputusan pembelian berdasarkan tampilan kemasan Kuku Bima Ener-G berada dalam kategori tinggi. Berdasarkan pada tabel interpretasi (Tabel 3.8) dapat disimpulkan bahwa tampilan kemasan Kuku Bima Ener-G memiliki pengaruh kuat terhadap keputusan pembelian konsumen. Hal ini menjadi masukan bagi perusahaan untuk senantiasa mempertahankan tampilan

37 133 kemasan semenarik mungkin dan berbeda dengan tampilan kemasan minuman berenergi non-cair lainnya. c) Pertimbangan Konsumen dalam Menentukan Keputusan Pembelian Berdasarkan Harga Kuku Bima Ener-G Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban konsumen atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat diperoleh hasil tanggapan konsumen mengenai pemilihan produk berdasarkan harga Kuku Bima Ener-G dalam Tabel TABEL 4.24 PERTIMBANGAN KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN BERDASARKAN HARGA KUKU BIMA ENER-G No. Frekuensi Persentase Item Pernyataan Alternatif Jawaban F % D.3 Memilih produk berdasarkan harga Kuku Bima Ener-G Skor Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total Sumber: Hasil Pengolahan Data 2010 Berdasarkan Tabel 4.24 tanggapan 100 konsumen mengenai pemilihan produk berdasarkan harga Kuku Bima Ener-G skor 390, yang terdiri dari setengahnya yaitu 50% menyatakan setuju, sedangkan sebagian kecil yaitu 7% menyatakan tidak setuju dan 4 konsumen menjawab sangat setuju memilih produk Kuku Bima Ener-G berdasarkan harga. Berdasarkan pada Tabel 4.24 dapat dilihat bahwa skor untuk

38 134 kategori setuju lebih banyak sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumen memilih Kuku Bima Ener-G berdasarkan harga. Secara keseluruhan yaitu 78% [390/500 x 100%] dari 100 konsumen menyatakan pertimbangan dalam menentukan keputusan pembelian berdasarkan harga Kuku Bima Ener-G tinggi. Berdasarkan pertimbangan pada tabel interpretasi (Tabel 3.8) disimpulkan bahwa harga Kuku Bima Ener-g memiliki pengaruh yang kuat terhadap keputusan pembelian. 2. Pertimbangan Konsumen Berdasarkan Pemilihan Merek Pemilihan merek produk merupakan suatu keputusan yang dapat diambil oleh konsumen mengenai produk mana yang akan mereka beli berdasarkan merek yang konsumen kenal atau merek yang belum dikenal sekalipun. Untuk mengetahui hasil tanggapan pembeli terhadap pemilihan produk. Berikut ini adalah hasil tanggapan pembeli terhadap pemilihan merek. a) Pertimbangan Konsumen Dalam Menentukan Keputusan Pembelian Berdasarkan Rasa Minuman Berenergi Merek Kuku Bima ener-g Pada Tabel 4.25 terdapat gambaran mengenai tanggapan 100 konsumen terhadap rasa minuman berenergi merek Kuku Bima Ener-G.

39 135 TABEL 4.25 PERTIMBANGAN KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN BERDASARKAN RASA MEREK KUKU BIMA ENER-G No. Frekuensi Persentase Item Pernyataan Alternatif Jawaban F % D.4 Memilih merek berdasarkan rasa Kuku Bima Ener-G Skor Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total Sumber: Hasil Pengolahan Data 2010 Berdasarkan Tabel 4.25 di atas hasil tanggapan konsumen mengenai pemilihan merek berdasarkan pada rasa yang dimiliki merek Kuku Bima Ener-G memperoleh skor 399 dimana sebagian besar konsumen yaitu 56% dengan skor 256 menilai setuju pada merek Kuku Bima Ener-G, sedangkan 1 konsumen menilai bahwa konsumen tidak setuju pada merek Kuku Bima Ener-G hal ini mungkin disebabkan karena pembeli tersebut baru mengenal Kuku Bima Ener-G dan masih lebih loyal terhadap merek lain. Secara keseluruhan 79,8% [399/500 x 100%] dari 100 konsumen menyatakan setuju pada rasa yang diberikan merek Kuku Bima Ener-G berbeda. Dengan perolehan presntase sebesar 90,5% maka pertimbangan dalam menentukan keputusan pembelian Kuku Bima Ener-G berdasarkan rasa berada dalam kategori tinggi. Berdasarkan pada tabel interpretasi (Tabel 3.8) dapat disimpulkan bahwa ketertarikan konsumen terhadap merek Kuku Bima Ener-G memiliki pengaruh yang kuat pada keputusan pembelian.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan memperebutkan pelanggan. Menurut Barsky (1992) dalam. Suhartanto (2001) organisasi dapat meningkatkan keuntungannya dan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan memperebutkan pelanggan. Menurut Barsky (1992) dalam. Suhartanto (2001) organisasi dapat meningkatkan keuntungannya dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dunia bisnis sekarang ini sangatlah dituntut untuk berpacu dalam persaingan memperebutkan pelanggan. Menurut Barsky (1992) dalam Suhartanto (2001) organisasi

Lebih terperinci

KUNJUNGAN INDUSTRI PT.SIDOMUNCUL

KUNJUNGAN INDUSTRI PT.SIDOMUNCUL KUNJUNGAN INDUSTRI PT.SIDOMUNCUL Departement of Industrial Engineering MERCU BUANA UNIVERSITY SEMARANG,4-8 FEBRUARI 2013 (Mercu Buana 4-8/02/2013), Dalam Rangka Kegiatan Studi Ekskursi Teknik Industri

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Konsumsi Minuman Energi Serbuk

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Konsumsi Minuman Energi Serbuk 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Konsumsi Minuman Energi Serbuk KUISIONER PENELITIAN KONSUMSI MINUMAN ENERGI SERBUK PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI PT PORT RUSH SEMARANG (Pabrik Funiture)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis berkaitan dengan kemampuan masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis berkaitan dengan kemampuan masingmasing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia bisnis berkaitan dengan kemampuan masingmasing pelaku bisnis dalam mengelola manajemen pemasaran bagi produk dan merek yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, hal ini menuntut perusahaan semakin kreatif dalam

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, hal ini menuntut perusahaan semakin kreatif dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dari tahun ke tahun perkembangan dan persaingan di segala sektor industri semakin meningkat, hal ini menuntut perusahaan semakin kreatif dalam menjalakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demikian informasi tentang kualitas-kualitas produk yang ada di pasaran

BAB I PENDAHULUAN. demikian informasi tentang kualitas-kualitas produk yang ada di pasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin meningkat pula di antara para produsen. Menurut Kartajaya (2004), brand merupakan nilai utama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sekilas Mengenai Industri Jamu di Indonesia Jumlah perusahaan jamu yang bergabung dalam industri jamu sampai sekarang ini sebanyak 587 GP Jamu. Sedangkan jumlah pengrajin

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Utama Penelitian Konsumsi Minuman Energi Serbuk

Lampiran 1. Kuesioner Utama Penelitian Konsumsi Minuman Energi Serbuk 7. LAMPIRA Lampiran 1. Kuesioner Utama Penelitian Konsumsi Minuman Energi Serbuk KUISIOER PEELITIA KOSUMSI MIUMA EERGI SERBUK PADA KARYAWA BAGIA PRODUKSI DI PT GEOMED IDOESIA SEMARAG (Industri Alat Kesehatan)

Lebih terperinci

BAB VI. Chris John. Doni Kesuma

BAB VI. Chris John. Doni Kesuma 60 BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Penilaian Umum Responden Terhadap Endorser Iklan Kuku Bima Ener-G Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, Mbah Marijan memperoleh nilai yang paling tinggi dikenal oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mutakhir. Berdiri pada tahun 1940 di Yogyakarta, dan dikelola oleh Ny. Rahkmat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mutakhir. Berdiri pada tahun 1940 di Yogyakarta, dan dikelola oleh Ny. Rahkmat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum PT.Sido Muncul PT Sido Muncul 8 adalah pabrik jamu tradisional dengan menggunakan mesinmesin mutakhir. Berdiri pada

Lebih terperinci

Kepada Yth. Saudara / Saudari Responden Di tempat. Dengan hormat,

Kepada Yth. Saudara / Saudari Responden Di tempat. Dengan hormat, LAMPIRAN 74 Kepada Yth. Saudara / Saudari Responden Di tempat Dengan hormat, Dalam rangka penyusunan thesis sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi pada Fakultas Magister Manajemen Universitas Katholik

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. salah satu teknik analisis data yang digunakan untuk menggambarkan identitas

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. salah satu teknik analisis data yang digunakan untuk menggambarkan identitas V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Konsumen Warung Jamu Ginggang Deskripsi mengenai profil konsumen Warung Jamu Ginggang merupakan salah satu teknik analisis data yang digunakan untuk menggambarkan identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di era globalisasi yang semakin kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di era globalisasi yang semakin kompleks dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di era globalisasi yang semakin kompleks dan kondisi pasar yang semakin terbuka terhadap informasi yang datang dari manapun, menuntut

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK RESPONDEN

KARAKTERISTIK RESPONDEN 42 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Gambaran Umum Responden Karakteristik responden merupakan ciri atau sifat konsumen yang pernah membeli dan mengkonsumsi minuman energi dengan merek Kuku Bima Ener-G.

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI Pengunjung restoran yang mengkonsumsi menu makanan dan minuman di Restoran Khaspapi memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbedabeda. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bisnis usaha akan terdapat persaingan yang ketat antara. perusahaan sejenis, dimana perusahaan akan berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bisnis usaha akan terdapat persaingan yang ketat antara. perusahaan sejenis, dimana perusahaan akan berlomba-lomba untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan kemajuan di bidang ekonomi, maka perkembangan dunia usaha mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dunia ekonomi khususnya bisnis usaha akan terdapat

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Konsumen Responden dalam penelitian ini adalah pembeli sayuran segar di Pasar Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai. Pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembahasan masalah yang telah dirumuskan melalui fokus permasalahan serta menurut hasil yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian, dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian, dapat 256 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. (1) Faktor internal konsumen mencakup: (a) Kebiasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat mulai menyukai menggunakan ramuan-ramuan tradisional daripada

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat mulai menyukai menggunakan ramuan-ramuan tradisional daripada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trend hidup masyarakat dalam bidang pengobatan agaknya sudah mulai bergeser kembali dari pengobatan modern menuju ke pengobatan tradisional. Masyarakat mulai menyukai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tren kehidupan masyarakat saat ini semakin mengarah pada Back To

BAB I PENDAHULUAN. Tren kehidupan masyarakat saat ini semakin mengarah pada Back To 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tren kehidupan masyarakat saat ini semakin mengarah pada Back To Nature atau kembali ke alam. Kondisi ini dikarenakan obat farmasi yang sangat mahal dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan serba tidak pasti menyediakan peluang dan juga tantangan. Seperti

BAB I PENDAHULUAN. dan serba tidak pasti menyediakan peluang dan juga tantangan. Seperti 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis dalam era globalisasi ini semakin dinamis, kompleks dan serba tidak pasti menyediakan peluang dan juga tantangan. Seperti diketahui bahwa

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. informasi tentang produk minuman berenergi M-150.

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. informasi tentang produk minuman berenergi M-150. BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Pada bagian ini peneliti akan memaparkan tentang identitas produk yang akan dibahas dalam penelitian ini untuk mengetahui lebih lanjut mengenai informasi tentang produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memahami konsumen di seluruh dunia tentang pendapat mereka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memahami konsumen di seluruh dunia tentang pendapat mereka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memahami konsumen di seluruh dunia tentang pendapat mereka terhadap aktivitas pemasaran global merupakan topik penting untuk perusahaan perusahaan multinasional, namun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Data Penelitian dilakukan terhadap kualitas pelayanan pada Warung Makan Gudeg Yu Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor penentu keberhasilan program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. faktor penentu keberhasilan program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan mengembangkan strategi promosi yang merupakan salah faktor penentu keberhasilan program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen

Lebih terperinci

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS 65 BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS 5.1. Analisa SWOT 5.1.1. Strength (Kekuatan) - Mempunyai ragam variasi kegunaan yang tinggi (masak, membuat roti, minum, mengobati penyakit autisme,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu dari ujung tombak dala m menunjang keberhasilan pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu dari ujung tombak dala m menunjang keberhasilan pemasaran 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia bisnis berlangsung dalam suatu konteks pemasaran, berkembangnya dunia bisnis yang kini kian marak, membuat persaingan antar perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan BAB V ANALISA 5.1 Analisis Segmentasi Segmentasi berdasarkan variabel demografi dengan analisis klaster pada bab sebelumnya terbentuk 3 klaster, berdasarkan variabel gaya hidup juga terbentuk 3 klaster,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era modern seperti saat ini, kemajuan teknologi berkembang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era modern seperti saat ini, kemajuan teknologi berkembang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era modern seperti saat ini, kemajuan teknologi berkembang sangat pesat termasuk di dunia kedokteran dan dunia pengobatan. Hal ini terbukti dengan munculnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan untuk mengetahui

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan untuk mengetahui BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari atribut produk terhadap keputusan pembelian ulang kecap ABC pada ibu rumah tangga

Lebih terperinci

Pertemuan Pertemuan 7 3

Pertemuan Pertemuan 7 3 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA Pertemuan Pertemuan 7 3 MODUL Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani POKOK BAHASAN Merek, Citra Merek dan Loyalitas merek DESKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghasil produk melalui merek. Pesaing bisa saja menawarkan janji

BAB I PENDAHULUAN. penghasil produk melalui merek. Pesaing bisa saja menawarkan janji BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi peran merek semakin besar. Banyaknya pilihan produk membuat konsumen cenderung menjatuhkan pilihan sesuai dengan persepsi mereka terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai sukses

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai sukses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Hasil Pengujian Kuesioner Penelitian Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian ini. Pengujian ini meliputi analisis

Lebih terperinci

VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR

VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR 6.1. Karakteristik Konsumen Minute Maid Pulpy Orange Karakteristik konsumen pada penelitian

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Berdasarkan uraian latar belakang dan landasan teori pada bab sebelumnya, penelitian ini menggunakan kerangka berpikir sebagai berikut: BRAND AWARENESS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak langsung telah merubah pola hidup dan pola pikir masyarakat terhadap suatu

BAB I PENDAHULUAN. tidak langsung telah merubah pola hidup dan pola pikir masyarakat terhadap suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan jaman dan kemajuan teknologi yang sangat pesat secara tidak langsung telah merubah pola hidup dan pola pikir masyarakat terhadap suatu produk yang akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa Dirgahayu Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Di era ini perusahaan dapat memperluas pasar produk dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Di era ini perusahaan dapat memperluas pasar produk dan dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia bisnis menciptakan suatu peluang dan tantangan bagi perusahaan. Di era ini perusahaan dapat memperluas pasar produk dan dapat menimbulkan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial, ia tidak terlepas dari pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial, ia tidak terlepas dari pengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia merupakan makhluk sosial, ia tidak terlepas dari pengaruh manusia lain dalam berinteraksi sehari-hari. Terutama dalam memenuhi kebutuhannya, karena setiap manusia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa STP (Segmentasi, Target, Positioning) Dalam melakukan manajemen pemasaran diperlukan suatu analisa untuk mengetahui hal hal mengenai segmentasi konsumen, target

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mulai bergeser dari pengobatan modern menuju ke pengobatan tradisional.

I. PENDAHULUAN. mulai bergeser dari pengobatan modern menuju ke pengobatan tradisional. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecendrungan hidup masyarakat dalam bidang pengobatan sepertinya sudah mulai bergeser dari pengobatan modern menuju ke pengobatan tradisional. Masyarakat mulai menyukai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21 ini, dapat dirasakan dengan jelas bahwa persaingan bisnis kian kompetitif dan berdampak pada seluruh pelaku bisnis yang ada. Pelaku bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada era globalisasi ini, perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin ketat membuat perusahaan perlu meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetap konsisten dipasar, oleh karenanya dituntut untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. tetap konsisten dipasar, oleh karenanya dituntut untuk dapat memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era persaingan, semua pelaku bisnis yang ingin tetap konsisten dipasar, oleh karenanya dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, menuntut setiap perusahaan untuk selalu inovatif dalam mengembangkan usahanya.

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perilaku yang berbeda. Informasi yang disajikan memberi peluang bagi produsen

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perilaku yang berbeda. Informasi yang disajikan memberi peluang bagi produsen V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Keripik Buah Segmentasi pasar adalah pembagian suatu pasar menjadi kelompokkelompok pembeli yang berbeda sesuai dengan kebutuhan karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masuk angin seringkali kita dengar dalam bahasa kita sehari-hari di

BAB I PENDAHULUAN. Masuk angin seringkali kita dengar dalam bahasa kita sehari-hari di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masuk angin seringkali kita dengar dalam bahasa kita sehari-hari di Indonesia. Masuk angin untuk menyebutkan kondisi tubuh kita dalam keadaan tidak enak badan, meriang,

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan menggemanya semangat back to nature, banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan menggemanya semangat back to nature, banyak orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan menggemanya semangat back to nature, banyak orang diseluruh dunia kini makin menggandrungi produk-produk yang terbuat dari bahan alami dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minuman herbal membuat para pengusaha jamu-jamu tradisional bergairah.

BAB I PENDAHULUAN. minuman herbal membuat para pengusaha jamu-jamu tradisional bergairah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin tingginya kebutuhan konsumen Indonesia akan makanan dan minuman herbal membuat para pengusaha jamu-jamu tradisional bergairah. Jamu tradisional yang dulu hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan tidak boleh menganggap hal ini menjadi ketakutan, tetapi akan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan tidak boleh menganggap hal ini menjadi ketakutan, tetapi akan lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan merupakan suatu hal yang biasa terjadi di dalam dunia bisnis. Perusahaan tidak boleh menganggap hal ini menjadi ketakutan, tetapi akan lebih baik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii vi xi xii xiv BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan strategi pemasaran untuk mengetahui motif yang mendasari

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan strategi pemasaran untuk mengetahui motif yang mendasari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemasar perlu untuk mempelajari dan memahami perilaku konsumen guna menjamin terciptanya kepuasan konsumen. Oleh karena itu sangat penting bagi pemasar untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. empat variabel independen (produk ramah lingkungan, atribut merek hijau,

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. empat variabel independen (produk ramah lingkungan, atribut merek hijau, BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN A. Kesimpulan Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi pada empat variabel independen (produk ramah lingkungan, atribut merek hijau,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dan inovatif dalam menjalankan kegiatan usahanya. Berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dan inovatif dalam menjalankan kegiatan usahanya. Berbagai upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang semakin membaik, mendorong timbulnya laju persaingan dunia usaha. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dan inovatif

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen RM Wong Solo yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penerimaan per bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan sekarang ini yang terus mengalami perubahan dan semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus menerus

Lebih terperinci

tidak lagi sebagai seller's market tetapi lebih sebagai buyer's market yang lebih

tidak lagi sebagai seller's market tetapi lebih sebagai buyer's market yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang semakin ketat di dunia bisnis dalam era globalisasi mengharuskan perusahaan untuk dapat memanfaatkan segala peluang yang ada dalam pasar agar dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu strategi pemasaran yang efektif yaitu melalui promosi. Promosi merupakan

I. PENDAHULUAN. Salah satu strategi pemasaran yang efektif yaitu melalui promosi. Promosi merupakan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dalam menjalankan kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung. alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung. alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan atau bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat perusahaan harus bersaing untuk mendapatkan laba maksimal bagi

BAB I PENDAHULUAN. membuat perusahaan harus bersaing untuk mendapatkan laba maksimal bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dunia usaha sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya produk-produk yang dipasarkan guna memenuhi kebutuhan konsumen.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas responden yang membedakan antara satu responden dengan responden yang lain.. Karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencakup latar belakang budaya yang berbeda, perekonomian yang berbeda, dll,

BAB III METODE PENELITIAN. mencakup latar belakang budaya yang berbeda, perekonomian yang berbeda, dll, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini dipilih mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana. Pemilihan lokasi penelitian ini dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan, antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan merek suatu produk. Menurut Terence A. Shimp (2003) pemasar harus menyesuaikan endorser dengan karakter produk serta

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan merek suatu produk. Menurut Terence A. Shimp (2003) pemasar harus menyesuaikan endorser dengan karakter produk serta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh para pemasar atau pelaku iklan dalam rangka membentuk citra suatu produk adalah dengan cara menghadirkan endorser

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah menguraikan mengenai kebijakan Segmentasi Pasar terhadap Loyalitas Konsumen di Perusahaan Matahari Pagi, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada dunia industri memaksa banyak produsen bisnis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada dunia industri memaksa banyak produsen bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan pada dunia industri memaksa banyak produsen bisnis produk melakukan berbagai macam strategi dalam menarik minat konsumen. Strategi ini dilakukan

Lebih terperinci

VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE

VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE 7.1. Analisis Tingkat Kepentingan Atribut Beras Analisis tingkat kepentingan atribut berguna untuk mengetahui tingkat kecenderungan atribut yang dianggap paling

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang memiliki dua bentuk yaitu padat dan cair. Pangan merupakan istilah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Pada produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada tahun

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Pada produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perindustrian telah memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian nasional. Pada produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2004-2008, kontribusi

Lebih terperinci

REKOMENDASI ALTERNATIF KEBIJAKAN PEMASARAN. pemasaran, adapun strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan

REKOMENDASI ALTERNATIF KEBIJAKAN PEMASARAN. pemasaran, adapun strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan VII. REKOMENDASI ALTERNATIF KEBIJAKAN PEMASARAN Hasil analisis perilaku konsumen berimplikasi terhadap strategi bauran pemasaran, adapun strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana

BAB I PENDAHULUAN. Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana dan fitur-fitur yang selalu berubah setiap waktunya. Ini disebabkan karena manusia tidak pernah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar dan konsumen. Perusahaan harus memperhatikan kebutuhan-kebutuhan. lain guna memperebutkan pasar.

BAB I PENDAHULUAN. pasar dan konsumen. Perusahaan harus memperhatikan kebutuhan-kebutuhan. lain guna memperebutkan pasar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini dimana pemerintah sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang perekonomian khususnya perdagangan, pemasaran merupakan falsafah

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN Karakteristik umum responden beras organik SAE diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, jumlah anggota keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif. Selain itu, Indonesia merupakan negara dengan pasar potensial. dengan kemasan, rasa, dan harga yang bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif. Selain itu, Indonesia merupakan negara dengan pasar potensial. dengan kemasan, rasa, dan harga yang bervariasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern sekarang ini, Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dan memiliki penduduk cukup besar serta bersifat konsumtif. Selain

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. responden yang meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. responden yang meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Diskripsi responden digunakan untuk mengidentifikasi karakteristikkarakteristik responden yang meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan lama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat persaingan antar usaha bisnis yang begitu ketat. Semakin banyaknya pesaing yang bermunculan maka

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Alfamart Kecamatan Kotagajah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Alfamart Kecamatan Kotagajah 48 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Alfamart Kecamatan Kotagajah lampung tengah. Penyebaran kuesioner ke berbagai responden berbagai

Lebih terperinci

PENGARUH DEAD ENDORSER PADA KEPRIBADIAN MEREK PADA IKLAN KUKU BIMA ENER G DI TELEVISI (Survei pada Konsumen Kuku Bima Ener G di Purworejo)

PENGARUH DEAD ENDORSER PADA KEPRIBADIAN MEREK PADA IKLAN KUKU BIMA ENER G DI TELEVISI (Survei pada Konsumen Kuku Bima Ener G di Purworejo) PENGARUH DEAD ENDORSER PADA KEPRIBADIAN MEREK PADA IKLAN KUKU BIMA ENER G DI TELEVISI (Survei pada Konsumen Kuku Bima Ener G di Purworejo) Cahyo Wibowo email: c.w1bi@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. itu telah disebarkan kuesioner kepada 50 orang responden. Oleh karena itu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. itu telah disebarkan kuesioner kepada 50 orang responden. Oleh karena itu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan bauran promosi di perusahaan snack Ribut di Purwokerto, minat beli konsumen snack Ribut, dan pengaruh pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISA DATA. subyek penelitian. Subyek penelitian ini adalah konsumen yang pernah

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISA DATA. subyek penelitian. Subyek penelitian ini adalah konsumen yang pernah BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISA DATA 4.1 Gambaran Subyek Penelitian Pembahasan dalam uraian ini adalah tentang gambaran subyek penelitian, dimana subyek penelitian ini menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

Purnamaningrat, A.A.I.D. 1, Antari, N.P.U. 1, Larasanty, L.P.F. 1. Universitas Udayana

Purnamaningrat, A.A.I.D. 1, Antari, N.P.U. 1, Larasanty, L.P.F. 1. Universitas Udayana TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PENGGUNAAN OBAT METFORMIN GENERIK DAN METFORMIN GENERIK BERMEREK (BRANDED GENERIC) PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 RAWAT JALAN DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM TABANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Minum teh sudah merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia semenjak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Minum teh sudah merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia semenjak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minum teh sudah merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia semenjak jaman dahulu kala, hal itu dikarenakan Negara Indonesia merupakan salah satu penghasil teh terbaik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. diharapkan agar perusahaan mampu memperoleh pasar yang lebih luas.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. diharapkan agar perusahaan mampu memperoleh pasar yang lebih luas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia usaha, barangkali sudah menjadi hal yang wajar apabila produsen dari sebuah produk akan senantiasa berusaha untuk menghasilkan sebuah produk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk membuat konsumen cenderung menjatuhkan pilihan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. produk membuat konsumen cenderung menjatuhkan pilihan sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi peran merek semakin besar. Banyaknya pilihan produk membuat konsumen cenderung menjatuhkan pilihan sesuai dengan persepsi mereka terhadap

Lebih terperinci

Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Kopi Merk Kapal Api di Kantor Mabes Polri Jakarta Selatan. Nama : Muhammad Arif Adriansyah NPM :

Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Kopi Merk Kapal Api di Kantor Mabes Polri Jakarta Selatan. Nama : Muhammad Arif Adriansyah NPM : Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Kopi Merk Kapal Api di Kantor Mabes Polri Jakarta Selatan Nama : Muhammad Arif Adriansyah NPM : 14210639 LATAR BELAKANG Pada era globalisasi yang merupakan gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas dan globalisasi di tandai dengan semakin meluasnya produk dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi dapat memberikan suatu peluang maupun ancaman bagi merek yang kompetitif di pasar Global. Hal tersebut membuat banyak produsen saling bersaing

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 118 Lampiran 1. KUESIONER IKLAN MANULIFE TERHADAP BRAND AWARENESS NASABAH PT. ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA DI KOTA MEDAN Petunjuk Pengisian Kuesioner 1. Anda diminta untuk memberikan tanggapan atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika produksi

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika produksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika produksi dalam negeri dan produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, persaingan dunia bisnis menjadi semakin ketat karena persaingan bisnis sekarang ini bersifat mendunia sehingga hal tersebut mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA 8.1 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Sarimurni dan Sosro Pada bab ini akan dijelaskan analisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut produk

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. bantu SPSS. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah pernyataan pada

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. bantu SPSS. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah pernyataan pada IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji itas dan Reabilitas 4.1.1 Uji itas Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan analisis faktor menggunakan alat bantu SPSS. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Percetakan Sinar Pandawa Usaha percetakan Sinar Pandawa dimulai pada tahun 1995. Percetakan ini didirikan oleh Bp Nicodemus Raharja bersama istrinya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 19 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah menengah atas yaitu Sekolah Menengah Atas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, yang menuntut setiap perusahaan untuk selalu inofatif dalam mengembangkan usahanya.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang terpenting, karena untuk hidup

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang terpenting, karena untuk hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang terpenting, karena untuk hidup sehat manusia membutuhkan air bersih. Pada era modern ini sangat sulit mendapatkan

Lebih terperinci