FINESTA Vol. 3, No. 2, (2015)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FINESTA Vol. 3, No. 2, (2015)"

Transkripsi

1 FINESTA Vol. 3, No. 2, (2015) Pengaruh Makroekonomi Terhadap Kredit Perbankan di Indonesia Periode William Lie dan Mariana Ing Malelak Program Manajemen Keuangan, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto , Surabaya Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Inflasi dengan Suku Bunga Bank Indonesia, Jumlah Uang Beredar sebagai variabel kontrol serta Kurs dengan Ekspor dan Produk Domestik Bruto terhadap Kredit Perbankan sebagai variabel kontrol. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah total Kredit Perbankan yang disalurkan ke sektor-sektor ekonomi di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan secara parsial dan bersama-sama inflasi dan kurs tidak berpengaruh signifikan terhadap Kredit Perbankan perbankan. Namun, Inflasi dan Kurs berserta variabel Kontrol secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Kredit Perbankan. Secara parsial, hanya Jumlah Uang Beredar dan Produk Domestik Bruto yang berpengaruh signifikan terhadap kredit sedangkan Inflasi, Suku Bunga Bank Indonesia, Kurs dan Ekspor tidak berpengaruh terhadap kredit perbankan. Secara bersama-sama inflasi, Suku Bunga Bank Indonesia, Jumlah Uang Beredar, Kurs, Ekspor dan Produk Domestik Bruto terhadap Kredit Perbankan berpengaruh signifikan terhadap Kredit Perbankan. Kata kunci Inflasi, Suku Bunga Bank Indonesia, Jumlah Uang Beredar, Kurs, Ekspor, Produk Domestik Bruto, Kredit Perbankan. Abstract This study aims to look at the effect of inflation with interest rate of Bank Indonesia, the Money Supply as well as the control variable exchange rate with exports and GDP against Banking Credit as control variables. Population and sample in this study is total banking credit disbursed to economic sectors in Indonesia. The method used in this study is multiple regression. The results showed partial and together the inflation and exchange rate does not significantly influence the banking Banking Credit. However, inflation and exchange rate along with control variables jointly significant effect on the Banking Loans. Partially, only the Money Supply and GDP are significant effect on credit, while inflation, Bank Indonesia interest rate, exchange rate and exports does not affect the bank credit. Together inflation, interest rate of Bank Indonesia, Money Supply, exchange rate, exports and GDP against Banking Credit significant effect on the Banking Loans. Keywords Inflation, BI rate, Money Supply, Exchange Rate, Export, Gross Domestic Product, Bank Loans 1. PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi suatu negara dipengaruhi pula oleh aktivitas perbankan. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan di Indonesia yang memberikan jasa penyediaan dana di masyarakat dalam bentuk pinjaman. Bank mempengaruhi perekonomian melalui pemberian modal dalm bentuk kredit kepada usaha-usaha masyarakat. Modal yang berasal dari kredit perbankan membuat usahausaha tersebut dapat bertumbuh (Suyatno, Sukada, Chalik, Ananda, & Marala, 1995). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi bank dalam memberikan kredit bagi perusahan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam bank, seperti pengawasan kredit dan manajemen sistem informasi pada bank, serta kebijakan kredit. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar bank seperti itikad baik dari nasabah, adanya persaingan antar bank-bank dalam pemberian kredit dan tidak stabilnya perekonomian makro (Muljono,1989, p.5). Variabel ekonomi makro meliputi inflasi, suku bunga Bank Indonesia, jumlah uang yang beredar, kurs, ekspor dan pendapatan domestik bruto (Rivai, Basir, Sudarto dan Veithzal, 2013, p.77). Inflasi merupakan keadaan dimana harga barang-barang cenderung naik dalam jangka waktu yang lama (Mankiw, 2006, p.193). Pada saat tingkat inflasi turun, suku bunga Bank Indonesia akan ikut turun. Turunnya suku bunga Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga kredit dan suku bunga deposito. Pada Februari 2015 tingkat inflasi menurun menjadi 6.29% dari 6.96% pada bulan Januari 2015 (Bank Indonesia, 2015). Turunnya angka inflasi di respon oleh bank Indonesia dengan menurunkan tingkat suku Bunga bank Indonesia dari 7.75% pada bulan Januari menjadi 7.50% pada Bulan Februari 2015 (Bank Indonesia, 2015). Turunnya suku bunga kredit berdampak pada meningkatnya jumlah uang di masyarakat karena meningkatnya pinjaman kredit perbankan yang menggerakkan aktivitas ekonomi Negara Indonesia. Bank Indonesia (2015) mencatat kenaikan jumlah uang yang beredar sebesar 16,1% dari Rp 4.174,2 triliun pada bulan Januari menjadi Rp 4.230,7 triliun pada bulan Februari. Kenaikan jumlah uang beredar sebanding dengan peningkatan jumlah permintaan kredit yang naik dari 11.4% pada Januari 2015 menjadi 12% pada Februari 2015 (Bank Indonesia, 2015). Pada penelitian ini juga menggunakan variabel kurs, ekspor dan pendapatan domestik bruto. Kurs merupakan nilai mata uang suatu negara terhadap nilai mata uang negara lain (Abel, Bernanke, Croushore, 2008, p.477). Turunnya nilai tukar (depresiasi) dan naiknya nilai tukar (apresiasi) mempengaruhi ekspor suatu negara. Semakin lemah nilai tukar mata uang suatu negara (depresiasi) terhadap mata uang lain, pendapatan ekspor akan semakin meningkat karena tingginya nilai mata uang asing yang di konversikan ke mata uang lokal. Saat nilai tukar Rupiah terhadap Dollar pada mengalami depresiasi pada bulan November 2014 dari Rp /USD menjadi Rp /USD pada bulan Desember 2014, total ekspor naik dari USD pada bulan November menjadi USD pada bulan Desember (Badan Pusat Statistik, 2015). Naiknya pendapatan eksportir sebagai dampak depresiasi nilai tukar ini akan meningkatkan pendapatan domestik bruto negara tersebut dari sisi ekspor. Periode pengamatan dalam penelitian ini adalah pada tahun Alasan peneliti melakukan pengamatan pada tahun tersebut dikarenakan pada tahun 2007 merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi sejak terjadinya

2 FINESTA Vol. 3, No. 2, (2015) krisis ekonomi tahun Pertumbuhan ekonomi tahun 2007 sebesar 6.4%, tertinggi dalam 8 tahun terakhir semenjak terjadi krisis pada tahun 1998 yang rata-rata pertumbuhan ekonominya hanya 4.35% (Kementrian Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2015). 2. TEORI PENUNJANG A. Bank Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 pasal 1 menyebutkan bahwa Bank adalah badan usaha yang bertugas untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. B. Kredit Kredit adalah penyaluran dana dari pihak pemilik dana kepada pihak yang memerlukan dana dengan kewajiban untuk mengembalikan dana yang dipinjamnya (Ismail, 2010, p. 93). C. Inflasi Inflasi adalah proses kenaikan harga harga barang secara umum dalam jangka panjang (Nanga, 2001, p.241). Kenaikan harga ini diukur menggunakan indeks harga, beberapa indeks harga yang sering digunakan untuk mengukur inflasi adalah indeks biaya hidup ( consumer price indeks ), indeks harga perdagangan besar (wholesale price index ), GNP deflator. D. Kurs Kurs (exchange rate) adalah harga mata uang suatu negara yang dinyatakan dalam mata uang negara lainnya (Siamat, 2005, p. 471). Kurs yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurs tengah. E. Suku Bunga Bank Indonesia Bunga adalah harga yang harus dibayar oleh bank dan atau nasabah sebagai balas jasa atas transaksi yang dilakukan antara bank dan nasabah (Ismail,2010, p.131). F. Jumlah Uang Beredar Jumlah uang yang beredar dimasyarakat dapat dibedakan menjadi 2 kategori yaitu uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang beredar dalam arti luas (M2). M1 terdiri dari uang kartal yang beredar dimasyarakat (tidak termasuk uang kartal yang berada di bank) di tambah dengan uang giral. M2 merupakan penjumlahan dari M1 ditambah dengan tabungan dan deposito berjangka atau biasa disebut dengan uang kuasi (Siamat, 2005, p. 93). G. Ekspor Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam ke luar wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku (Rivai, Basir, Sudarto dan Veithzal, 2013, p.321). H. Produk Domestik Bruto Produk domestik bruto adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi suatu negara pada suatu periode (Mankiw, 2006, p.6). Ada tiga pendekatan yang digunakan dalam menghitung pendapatan nasional yaitu pendekatan pengeluaran, pendekatan pendapatan, dan pendekatan produksi (Nanga, 2001). I. Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya terkait dilakukan oleh Halim (2013) membuktikan bahwa Inflasi, BI rate, Jumlah Uang Beredar, Kurs dan Ekspor berpengaruh terhadap kredit modal kerja dan kredit investasi yang disalurkan perbankan. Secara parsial setiap variabel memiliki pengaruh yang berbeda terhadap Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi. Jumlah uang beredar dan Ekspor berpengaruh secara parsial terhadap kredit modal kerja. Inflasi dan Jumlah Uang Beredar berpengaruh secara parsial terhadap Kredit Investasi. Pada penelitian yang dilakukan Astuti (2013) tentang pengaruh inflasi,bi rate, Dana Pihak Ketiga, Non performing loan (NPL), dan capital adequacy ratio (CAR) terhadap penyaluran kredit ( studi kasus pada 10 Bank terbesar Indonesia ) membuktikan bahwa inflasi dan dana pihak ketiga berpengaruh berpengaruh secara positif terhadap penyaluran kredit. Sedangkan BI rate, NPL dan CAR berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan Bahri (2013) tentang analisa pengaruh faktor-faktor variabel moneter terhadap total kredit perbankan di Indonesia menunjukan bahwa nilai tukar mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap total kredit perbankan sebesar 9,17%, dana pihak ketiga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap total kredit perbankan sebesar 44,01% dan inflasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap total kredit sebesar 0,5%. Kontribusi nilai tukar, dana pihak ketiga, dan inflasi terhadap total kredit perbankan sebesar 43,62%, sedangkan variabel lainnya yang berkontribusi sebesar 56,38%. Ditria, Vivian dan Widjaja (2008) menyimpulkan bahwa tingkat suku bunga, nilai tukar Rupiah dan jumlah ekspor secara bersama-sama berpengaruh terhadap kredit perbankan. Nilai tukar dan ekspor secara parsial berpengaruh terhadap kredit perbankan, sedangkan tingkat suku bunga secara parsial tidak berpengaruh terhadap kredit perbankan. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Susanti (2010) tentang analisis pengaruh variabel ekonomi terhadap pertumbuhan kredit pada bank umum di Indonesia periode tahun membuktikan bahwa secara bersama-sama produk domestik bruto, BI rate, inflasi, jumlah uang beredar, nilai tukar, harga minyak berpengaruh terhadap pertumbuhan kredit perbankan. Secara parsial hanya PDB dan harga minyak yang signifikan mempengaruhi kredit. J. Hubungan Antar Konsep Halim (2013) membuktikan bahwa Inflasi, BI rate, Jumlah Uang Beredar, Kurs dan Ekspor berpengaruh terhadap kredit modal kerja dan kredit investasi yang disalurkan perbankan. Secara parsial setiap variabel memiliki pengaruh yang berbeda terhadap Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi. Jumlah uang beredar dan Ekspor berpengaruh secara parsial terhadap kredit modal kerja. Inflasi dan Jumlah Uang Beredar berpengaruh secara parsial terhadap Kredit Investasi. Pada penelitan yang dilakukan oleh Halim (2013) menetapkan lag 3 bulan untuk Inflasi terhadap Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi, Lag 2 bulan untuk BI rate terhadap Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi, Lag 4 bulan untuk Kurs terhadap Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi. Sedangkan untuk Jumlah Uang Beredar dan Ekspor tidak terdapat lag karena pergerakan Jumlah Uang Beredar dan Eksopr sejalan dengan pergerakan Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi. Dalam menetapkan lag menggunakan metode observasi untuk pergerakan variabel-variabel terikat terhadap variabel bebas. Lag digunakan karena diduga terdapat jeda waktu sebelum variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Oleh karena itu pada penelitian ini juga menggunakan lag dengan metode observasi.

3 FINESTA Vol. 3, No. 2, (2015) Naiknya nilai tukar (apresiasi) dan turunnya nilai tukar (depresiasi) suatu negara mempengaruhi tingkat ekspor negara tersebut. Semakin kuat nilai mata uang suatu negara terhadap negara lain (apresiasi), pendapatan eksportir semakin menurun. Hal ini disebabkan semakin kecil pendapatan eksportir saat mata uang asing di konversikan ke mata uang lokal. Sebaliknya, disaat nilai mata uang suatu negara melemah terhadap mata uang negara lain (depresiasi), pendapatan eksportir meningkat karena tingginya nilai mata uang asing saat dikonversikan ke mata uang lokal. Ketika pendapatan eksportir meningkat, pendapatan domestik bruto juga meningkat. Ada tiga metode yang digunakan dalam menghitung pendapatan domestik bruto suatu negara yaitu pendekatan pendapatan, pendekatan pengeluaran dan pendekatan produksi. Perhitungan pendapatan domestik bruto dengan metode pengeluaran dapat dihitung dengan cara menjumlahkan nilai pasar dari permintaan sektor rumah tangga untuk barangbarang konsumsi dan jasa-jasa (C), pengeluaran sektor bisnis untuk barang-barang investasi (I), pengeluaran pemerintah untuk barang-barang dan jasa-jasa (G), dan pengeluaran sektor luar negeri untuk ekspor dan impor (X- M). Oleh karena itu semakin tinggi ekspor suatu negara maka semakin tinggi juga pendapatan domestik bruto negara tersebut. K. Kerangka Pemikiran 3. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menggunakan data numerik. Penelitian kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang bersifat obyektif, mencakup pengumpulan dan analisis data kuantitatif serta menggunakan metode pengujian statistik. (Hermawan, 2005). Penelitian ini juga merupakan historical research dimana data yang digunakan menggunakan data historikal yang telah tersedia sebelumnya. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan diteliti (Ghozali, 2009). Populasi dan sampel yang digunakan ialah total Kredit Perbankan yang diberikan kepada sembilan (9) sektor ekonomi di indonesia periode (berdasarkan data yang disortir oleh Badan Pusat Statistik). Variabel bebas yang pertama dalam penelitian ini adalah inflasi dengan persamaan: ΔInflasi = Inflasi t Inflasi t-1 (1) Variabel bebas yang kedua dalam penelitian ini adalah kurs dengan persamaan: ΔKurs = Kurs tengah t Kurs tengah t-1 (2) Variabel kontrol yang pertama dalam penelitian ini adalah Suku Bunga Bank Indonesia dengan persamaan: ΔSuku Bunga BI = Suku Bunga BI t Suku Bunga BI t-1 (3) Variabel kontrol yang kedua dalam penelitian ini adalah Jumlah Uang Beredar dengan persamaan: ΔJUB = M2 t M2 t-1 (4) Gambar 1. Kerangka Pemikiran Gambar 1. menunjukkan bahwa variabel bebas terdiri dari inflasi (X1) dan Kurs (X2). Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah Suku Bunga BI (X3), Jumlah Uang Beredar (X4), Ekspor (X5) dan Pendapatan Domestik Bruto (X6). Variabel terikat adalah total Kredit Perbankan di seluruh sektor ekonomi (Y). L. Hipotesis H a 1 : Inflasi dan Kurs secara parsial berpengaruh signifikan pada kredit perbankan di Indonesia periode H a 2 : Inflasi dengan variabel kontrol Suku Bunga Bank Indonesia dan Jumlah Uang Beredar secara bersamasama berpengaruh signifikan pada kredit perbankan di Indonesia periode H a 3 : Kurs dengan variabel kontrol Ekspor dan Produk Domestik Bruto secara bersama-sama berpengaruh signifikan pada kredit perbankan di Indonesia periode H a 4 : Inflasi dan Kurs beserta variabel kontrol secara parsial berpengaruh signifikan pada kredit perbankan di Indonesia periode H a 5: Inflasi dan Kurs beserta variabel kontrol secara bersama-sama berpengaruh signifikan pada kredit perbankan di Indonesia periode Variabel kontrol yang ketiga dalam penelitian ini adalah Ekspor dengan persamaan: ΔEkspor = (Ekspor t x kurs tengah t ) (Ekspor t-1 x kurs tengah t- 1 ) (5) Variabel kontrol yang empat dalam penelitian ini adalah Produk Domestik Bruto dengan persamaan: ΔPDB = PDB t PDB t-1 (6) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kredit perbankan dengan persamaan: ΔKP = KP t KP t-1 (7) Setelah semua data variabel hitung sesuai rumus persamaan, ditentukan lag berdasarkan grafik karena variabel makroekonomi diduga memiliki jeda waktu sebelum mempengaruhi Kredit Perbankan. Analisa regresi berganda dilakukan dua kali yang pertama untuk mendapatkan nilai residual dan yang kedua untuk pengujian asumsi klasik. Model dasar dalam penelitian ini adalah:

4 FINESTA Vol. 3, No. 2, (2015) a. Model dasar persamaan Hipotesa 1 KP = β 0 + β Inf. Inf + β Kurs. Kurs (8) b. Model dasar persamaan Hipotesa 2 KP = β 0 + β Inf. Inf + β SBBI. SBBI + β JUB. JUB (9) Tabel 2. Lag Suku Bunga Bank Indonesia terhadap Kredit Perbankan Untuk suku bunga Bank Indonesia ditetapkan lag 1 bulan (t-1) yang artinya peningkatan suku bunga Bank Indonesia pada bulan Mei 2013 ke Juni 2013 diikuti penurunan Kredit Perbankan dari bulan Juni 2013 ke Juli c. Model dasar persamaan Hipotesa 3 KP = β 0 + β Kurs. Kurs +β Eks. Eks + β PDB.PDB (10) d. Model dasar persamaan Hipotesa 4 dan Hipotesa 5 KP = β 0 + β Inf. Inf + β Kurs. Kurs + β SBBI. SBBI + β JUB. JUB + β Eks. Eks+ β PDB. PDB (11) dimana : KP = Total kredit perbankan di 9 sektor ekonomi β 0 = Konstanta β Inf = Koefisien regresi Inflasi Inf = Inflasi β Kurs = Koefisien Kurs Kurs = Kurs (nilai tukar) β SBBI = Koefisien regresi Suku Bunga Bank Indonesia SBBI = Suku Bunga Bank Indonesia β JUB = Koefisien regresi Jumlah Uang Beredar JUB = Jumlah Uang Beredar (JUB) β Eks = Koefisien regresi Ekspor Eks = Ekspor β PDB = Koefisien regresi Produk Domestik Bruto PDB = Produk Domestik Bruto 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN Tabel 3. Lag Produk Domestik Bruto terhadap Kredit Perbankan Ditetapkan lag 1 (t-1) untuk produk domestik bruto yang artinya penurunan produk domestik bruto pada bulan Mei 2013 ke Juni 2013 juga diikuti penurunan pada bulan Juni 2013 ke Juli Untuk variabel jumlah uang beredar, kurs, ekspor ditetapkan lag 0 bulan (t) yang artinya pergerakan variabel bebas tersebut sejalan dengan pergerakan variabel kredit perbankan. Dengan demikian didapatkan persamaan dengan menggunakan lag sebagai berikut : Model persamaan Hipotesa 1 KP = Inf t Kurs (12) Model persamaan Hipotesa 2 KP = Inf t SBBI t JUB (13) Model persamaan Hipotesa 3 KP = Kurs Eks PDB t-1 (14) Model persamaan Hipotesa 4 dan Hipotesa 5 Tabel 1. Lag Inflasi terhadap Kredit Perbankan Berdasarkan grafik ditetapkan lag 3 bulan (t-3) untuk inflasi yang berarti penurunan inflasi dari bulan Maret 2013 ke April 2013 diikuti oleh penurunan kredit perbankan dari Juni 2013 ke Juli KP = Inf t Kurs SBBI t JUB E-005 Eks PDB t-1 (15) Setelah mendapat nilai residual maka dilakukanlah uji asumsi klasik regresi berganda. Pada penelitian ini semua variabel lolos uji asumsi klasik. Berikut hasil uji regresi berganda:

5 FINESTA Vol. 3, No. 2, (2015) Regresi Variabel bebas Koefisien t Sig. t keterangan F, Sig. F dan Adj R-Square I II III IV konstanta Inflasi (X 1) Tidak Signifikan Kurs (X 2) Tidak Signifikan Konstanta Inflasi (X1) F = BI rate (X3) Sig. F = JUB (X4) Adj R-Square = Konstanta Kurs (X2) F = Ekspor (X5) Sig. F = PDB (X6) Adj R-Square = Konstanta Inflasi (X1) Tidak Signifikan F = BI rate (X3) Tidak Signifikan Sig. F = JUB (X4) Signifikan Adj R-Square = Kurs (X2) Tidak Signifikan Ekspor (X5) 5.94E Tidak Signifikan PDB (X6) Signifikan Tabel 4. Hasil Uji Regresi Berdasarkan hasil regresi I pada tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi uji t dari variabel Inflasi dan Kurs masing-masing sebesar dan 0.571, dimana nilai tersebut lebih besar dari 0.05 (α=5%). Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial, baik itu variabel Inflasi maupun Kurs tidak berpengaruh signifikan terhadap Kredit Perbankan. Dari hasil ini maka Ha1 ditolak yang artinya secara parsial Inflasi dan Kurs berpengaruh terhadap Kredit Perbankan. Berdasarkan hasil uji pada regresi II dapat diketahui bahwa uji F mengasilkan signifikansi sebesar 0.000, dimana nilai tersbut lebih kecil dari 0.05 (α=5%). Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa Inflasi dengan BI rate dan Jumlah Uang Beredar sebagai variabel kontrol secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kredit perbankan. Hasil ini mendukung hipotesis kedua penelitian. Berdasarkan hasil uji pada regresi III dapat diketahui bahwa uji F mengasilkan signifikansi sebesar 0.002, dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0.05 (α=5%). Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa Kurs dengan Ekspor dan PDB sebagai variabel kontrol secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kredit perbankan. Hasil ini mendukung hipotesis ketiga penelitian. Berdasarkan hasil uji t, dari keenam variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini hanya jumlah uang beredar dan produk domestik bruto yang berpengaruh signifikan terhadap kredit perbankan dengan nilai dan yang dimana nilai tersebut lebih kecil dari batas signifikansi yang ditetapkan yaitu 0.05 (α=5%). Variabel inflasi, suku bunga Bank Indonesia, kurs dan ekspor tidak berpengaruh signifikan terhadap kredit perbankan karena nilai signifikan t diatas dari batas signifikansi 0.05 (α=5%). Berdasarkan hasil uji pada regresi IV dapat diketahui bahwa uji F mengasilkan signifikansi sebesar 0.000, dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0.05 (α=5%). Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa variabel Inflasi dan Kurs dengan Suku Bunga Bank Indonesia, JUB, Ekspor dan PDB sebagai variabel kontrol secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kredit perbankan. Hasil ini mendukung hipotesis kelima penelitian. Naik dan turunnya angka Inflasi mempengaruhi suku bunga Bank Indonesia dan jumlah uang beredar. Pada saat inflasi turun dari 3.65% ke 3.56% pada Januari 2012 ke Februari 2012 berdampak pada turunnya suku bunga Bank Indonesia dari 6.00% menjadi 5.75% pada periode yang sama. Penurunan suku bunga Bank Indonesia mempengaruhi suku bunga pinjaman dan suku bunga simpanan. Disaat suku bunga simpanan turun masyarakat kurang tertarik untuk menyimpan dananya di Bank. Di lain sisi, turunnya suku bunga pinjaman menyebabkan permintaan masyarakat terhadap kredit meningkat karena bunga pinjaman yang dibayarkan lebih rendah. Badan Pusat Statistik mencatat terjadi kenaikan permintaan kredit perbankan dari Rp Miliar pada Januari 2012 menjadi Rp Miliar pada Februari Hal ini menjadi salah satu penyebab naiknya jumlah uang yang beredar sebesar Rp Miliar pada Januari 2012 menjadi Rp Miliar pada Februari Oleh karena itu hal ini menyebabkan Inflasi dengan suku bunga Bank Indonesia dan jumlah uang beredar secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap kredit perbankan. Secara parsial kurs tidak berpengaruh signifikan terhadap kredit perbankan, tetapi pada saat ditambahkan ekspor dan produk domestik bruto sebagai variabel kontrol, angka statistik menunjukkan bahwa secara bersama-sama ketiga variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap kredit perbankan. Apresiasi dan Depresiasi mata uang Rupiah terhadap Dolar mempengaruhi tingkat ekspor Negara Indonesia. Depresiasi mata uang Rupiah menyebabkan pendapatan eksportir meningkat karena semakin tinggi nya mata uang Dolar saat di konversikan ke mata uang Rupiah. Pada saat kurs tengah Rupiah terhadap Dolar mengalami Depresiasi dari Rp /USD menjadi Rp /USD pada Agustus 2014 ke September 2014, ekspor meningkat dari ,66 USD menjadi ,85 pada periode yang sama. kenaikan ini juga diikuti oleh kenaikan produk domestik bruto pada Agustus 2014 ke September 2014 yaitu sebesar Rp ,37 Miliar menjadi Rp ,22 Miliar. Dalam perhitungan produk domestik bruto dengan pendekatan pengeluaran dilakukan dengan menjumlahkan nilai pasar dari sektor rumah tangga untuk barang-barang konsumsi dan jasa (C), pengeluaran sektor bisnis untuk barang-barang investasi (I), pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa (G), dan pengeluaran sektor luar negeri untuk ekspor dan impor (X-M). Oleh karena itu pada saat ekspor meningkat, produk domestik bruto juga meningkat yang berdampak pada naiknya kredit perbankan naik dari Rp Miliar menjadi Rp Miliar pada periode Agustus 2014 ke September Kebijakan moneter ekspansif yang diambil oleh bank sentral meningkatkan jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan dengan menurunkan suku bunga Bank Indonesia yang merupakan acuan bagi bank-bank dalam menetapkan suku bunga pinjaman dan suku bunga deposito. Penurunan suku bunga Bank Indonesia juga diikuti oleh penurunan suku bunga pinjaman. Suku bunga pinjaman yang rendah menyebabkan permintaan kredit meningkat dan jumlah uang beredar bertambah. Kontribusi parsial produk domestik bruto terhadap kredit perbankan ikut dipengaruhi oleh kontribusi pertumbuhan produk domestik bruto pada sektor ekonomi bangunan atau konstruksi periode yang tiap tahun rata-rata bertumbuh 22.74/tahun dari Rp Miliar menjadi Rp Miliar. Pertumbuhan produk domestik bruto pada sektor tersebut juga diikuti pertumbuhan pada kredit perbankan pada sektor yang sama. Kredit perbankan pada sektor kontruksi mengalami pertumbuhan 28.01%/tahun yaitu dari Rp Miliar menjadi Miliar. Suku Bunga Bank Indonesia tidak berpengaruh signifikan terhadap kredit perbankan. Pada saat suku bunga Bank Indonesia naik, maka suku bunga pinjaman dan

6 FINESTA Vol. 3, No. 2, (2015) simpanan juga akan ikut naik karena suku bunga Bank Indonesia merupakan salah satu acuan dalam menetapkan suku bunga simpanan dan suku bungan pinjaman. Naiknya suku bunga simpanan manarik masyarakat untuk menyimpan dana nya di bank karena bunga yang diberikan lebih besar. Naiknya suku bunga pinjaman menyebabkan masyarakat tidak tertarik untuk meminjam dana di bank. Ekspor tidak berpengaruh signifikan terhadap kredit perbankan. Hal ini disebabkan karena fluktuasi nilai tukar yang tidak bisa diprediksi dan nilai ekspor yang tidak stabil berdampak pada tidak stabilnya pendapatan eksportir menjadi salah satu faktor penyebab ekspor tidak berpengaruh signifikan terhadap kredit perbankan. Secara bersama-sama variabel makroekonomi inflasi, suku bunga Bank Indonesia, jumlah uang beredar, kurs dan produk domestik bruto berpengaruh signifikan terhadap kredit perbankan. Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ditria,Vivian, dan Widjaja (2008) yang membuktikan bahwa tingkat suku bunga, nilai tukar Rupiah dan jumlah ekspor secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kredit perbankan. Penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2010) juga membuktikan bahwa secara bersamasama PDB, suku bunga SBI, tingkat inflasi, jumlah uang beredar, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar, dan harga minyak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan kredit bank umum. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pengujian statistik yang dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari inflasi, suku bunga Bank Indonesia, jumlah uang beredar, kurs, ekspor dan prdoduk domestik bruto terhadap kredit perbankan, maka didapat kesimpulan sebagai berikut : a. Inflasi dan kurs secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kredit perbankan. b. Inflasi dengan Suku Bunga Bank Indonesia dan Jumlah Uang Beredar sebagai variabel kontrol secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Kredit Perbankan. c. Kurs dengan Ekspor dan PDB sebagai variabel kontrol secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Kredit Perbankan. d. Secara parsial hanya jumlah uang beredar dan produk domestik bruto yang berpengaruh signifikan terhadap kredit perbankan, sedangkan inflasi, suku bunga Bank Indonesia, kurs dan ekspor tidak berpengaruh signifikan terhadap kredit perbankan. e. Inflasi dengan variabel kontrol Suku Bunga Bank Indonesia dan Jumlah Uang Beredar, serta Kurs dengan variabel kontrol Ekspor dan PDB secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Kredit Perbankan. Saran untuk penelitian selanjutnya a. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan peneliti dapat memperpanjang periode penelitian. b. Menambah variabel bebas seperti harga minyak mentah, harga emas, impor agar dapat melihat pergerakan variabel makro terhadap kredit perbankan. c. Dapat menggunakan teknik anallisa simultan pada penelitian berikutnya, karena diduga variabel bebas dapat dipengaruhi variabel bebas lainnya sebelum mempengaruhi variabel terikat DAFTAR PUSTAKA Abel, A.B, Ben S. Bernanke, Dean Croushore. (2008). Macroeconomics. United States of America: Pearson Educations,Inc. Astuti, A. (2013). pengaruh inflasi, BI rate, dana pihak ketiga, non performing loan (NPL), capita adequacy ratio (CAR) terhadap penyaluran kredit. Bahri, S. (2013). analisis pengaruh faktor-faktor variabel moneter terhadap total kredit perbankan di indonesia. Bank Indonesia. (n.d.). BI rate. Retrieved April 13, 2015, from Bank Indonesia. (n.d.). Data inflasi. Retrieved April 7, 2015, from Ditria, Y., Vivian J., & Widjaja I. (2008). pengaruh tingkat suku bunga,nilai tukar rupiah dan jumlah ekspor terhadap tingkat kredit perbankan, Journal of Applied Finance and Accounting Vol. 1 No.1 November 2008: Ghozali, I. (2009). Ekonometrika. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro. Hermawan, A. (2005). Penelitian bisnis paradigma kuantitatif. Jakarta: Gramedia Media Sarana Indonesia. Halim, L. (2013). pengaruh makroekonomi dan ekspor terhadap kredit modal kerja dan kredit investasi perbankan, FINESTA Vol. 1, No. 2, (2013) 1-6. Ismail. (2010). Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Kementrian Sekretariat Negara Republik Indonesia. (2015,Juni7). Retrieved from sk=view&id=7660 Mankiw, N. G. (2006). Principles of Economics, 3rd edition. Jakarta: Salemba Empat. Muljono, T. P. (1989). Manajemen Perkereditan Bagi Bank Komersil. Yogyakarta: BPFE - YIGYAKARTA. Nanga, M. (2001). Makroekonomi : teori, masalah dan kebijakan. edisi 1. Jakarta: PT Grafindo Persada. Rivai, Basir, Sudarto, Veithzal. (2013). Commercial Bank Management Manajemen Perbankan dari Teori ke Praktik. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Siamat, D. (2005). Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan. Edisi ke 5. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Susanti, L. R. (2010). Analisis pengaruh variabel makroekonomi terhadap pertumbuhan kredit pada bank umum di Indonesia periode tahun Suyatno, Chalik, Sukada, Ananda, Marala. (1995). Dasar-Dasar Perkreditan. Edisi keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito, Gross Domestic Product (GDP), Nilai Kurs, Tingkat Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar

Lebih terperinci

PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP PENYALURAN KREDIT PERBANKAN BANK UMUM PEMERINTAH DI INDONESIA

PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP PENYALURAN KREDIT PERBANKAN BANK UMUM PEMERINTAH DI INDONESIA PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP PENYALURAN KREDIT PERBANKAN BANK UMUM PEMERINTAH DI INDONESIA Oleh : Susi Ramelda Pembimbing : Tri Sukirno dan Darmayuda Faculty Of Economics

Lebih terperinci

e Jurnal Riset Manajemen PRODI MANAJEMEN Fakultas Ekonomi Unisma website : (

e Jurnal Riset Manajemen PRODI MANAJEMEN Fakultas Ekonomi Unisma website :  ( PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAANYANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (studi Empiris Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2015) Oleh: Firda Olivianah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian suatu negara didukung oleh adanya suntikan dana dari pihak pemerintah baik melalui Lembaga Keuangan Bank (selanjutnya disingkat menjadi LKB) ataupun Lembaga

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP PENERIMAAN PPN

PENGARUH TINGKAT INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP PENERIMAAN PPN PENGARUH TINGKAT INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP PENERIMAAN PPN Titi Warnita 1, Popi Fauziati 1, Resti Yulistia Muslim 2 Jurusan Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan uang sangat penting dalam perekonomian. Seluruh barang dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan perkembangan perekonomian atau

Lebih terperinci

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Kredit Konsumsi Bank Persero di Indonesia Tahun

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Kredit Konsumsi Bank Persero di Indonesia Tahun Prosiding Ilmu Ekonomi ISSN: 2460-6553 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Kredit Konsumsi Bank Persero di Indonesia Tahun 2001 2016 1 Raisa Awalliatu Rahmah, 2 Dr. Ima Amaliah SE., M.Si, 3 Meidy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bunga yang tinggi yang ditetapkan pemerintah selama krisis berlangsung, diperoleh bank dari hasil investasi yang dilakukannya.

BAB I PENDAHULUAN. bunga yang tinggi yang ditetapkan pemerintah selama krisis berlangsung, diperoleh bank dari hasil investasi yang dilakukannya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 telah membuat beberapa bank konvensional dilikuidaasi karena tidak mampu melaksanakan kewajiban terhadap nasabah

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN HARGA TERHADAP EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DI PROVINSI JAWA TENGAH

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN HARGA TERHADAP EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DI PROVINSI JAWA TENGAH PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN HARGA TERHADAP EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DI PROVINSI JAWA TENGAH Vera Pradani Ayuningtyas, Karnowahadi, M.Nahar Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yakni penelitian yang menganalisis data-data secara kuantitatif kemudian menginterpretasikan hasil analisis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. a. Korelasi (hubungan) antar variabel independen : signifikansi sebesar < Artinya setiap kenaikan inflasi

BAB V PENUTUP. a. Korelasi (hubungan) antar variabel independen : signifikansi sebesar < Artinya setiap kenaikan inflasi 101 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Korelasi (hubungan) antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.7 Tahun 1992 tentang bank dengan sistem bagi hasil. Kemudian. (BPR), dan Bank Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS).

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.7 Tahun 1992 tentang bank dengan sistem bagi hasil. Kemudian. (BPR), dan Bank Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan peran perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah di Indonesia di awali pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun 2010 sampai tahun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software SPSS versi

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH KREDIT KONSUMTIF PADA BANK UMUM DI BALI TAHUN

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH KREDIT KONSUMTIF PADA BANK UMUM DI BALI TAHUN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH KREDIT KONSUMTIF PADA BANK UMUM DI BALI TAHUN 2004-2012. I G A Utami Dewi Jelantik 1 Nyoman Djinar Setiawina 2 1, 2 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud),Bali

Lebih terperinci

ANALISIS DETERMINASI INFLASI DI INDONESIA TAHUN Oleh: Anggun Sundari

ANALISIS DETERMINASI INFLASI DI INDONESIA TAHUN Oleh: Anggun Sundari ANALISIS DETERMINASI INFLASI DI INDONESIA TAHUN 2005 2014 Oleh: Anggun Sundari 123401014 Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi (Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya PO BOX

Lebih terperinci

*) Dosen STIE Dharmaputra Semarang 1

*) Dosen STIE Dharmaputra Semarang 1 PENGARUH ROA TERHADAP KREDIT DENGAN KURS SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Pada Bank Umum Di Indonesia) Batista Sufa Kefi & Sutono *) Abstrak Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh ROA terhadap

Lebih terperinci

Jurnal Ekonomi Manajemen Akuntansi - ISSN No. 34 / Th. XX / April 201

Jurnal Ekonomi Manajemen Akuntansi - ISSN No. 34 / Th. XX / April 201 PENGARUH FAKTOR MAKRO EKONOMI TERHADAP PENGHIMPUNAN DANA PADA BANK UMUM DI INDONESIA Sutono & Batista Sufa Kefi * ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh faktor ekonomi yang meliputi inflasi,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI INDONESIA. Meita Nova Yanti Panjaitan 1 Wardoyo 2. Abstrak

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI INDONESIA. Meita Nova Yanti Panjaitan 1 Wardoyo 2. Abstrak FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI INDONESIA Meita Nova Yanti Panjaitan 1 Wardoyo 2 1,2 Universitas Gunadarma 1 novapudanpanjaitan@student.gunadarma.ac.id 2 wardoyo@staff.gunadarma.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iii

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iii ABSTRACT This study aims to identify and analyze the effect of the global stock indices and foreign exchange rates against the Composite Stock Price Index. The population used in this study are the factors

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak krisis keuangan yang terjadi di Indonesia beberapa waktu yang lalu,

BAB I PENDAHULUAN. dampak krisis keuangan yang terjadi di Indonesia beberapa waktu yang lalu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masih melekat dalam ingatan kita bersama bagaimana beratnya dampak krisis keuangan yang terjadi di Indonesia beberapa waktu yang lalu, dimana hampir seluruh

Lebih terperinci

Kadek Ari Sulistya Made Gede Wirakusuma

Kadek Ari Sulistya Made Gede Wirakusuma PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA TERHADAP PENYALURAN KREDIT BANK BUMN DI INDONESIA PERIODE 2006-2010 Kadek Ari Sulistya Made Gede Wirakusuma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Indeks harga saham gabungan (IHSG) merupakan suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Terdapat beberapa faktor yang bisa mempengaruhi IHSG, salah satunya faktor makroekonomi. Tujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perbankan Indonesia. kategori bank, diantaranya adalah Bank Persero, Bank Umum Swasta Nasional

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perbankan Indonesia. kategori bank, diantaranya adalah Bank Persero, Bank Umum Swasta Nasional BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum 4.1.1. Gambaran Umum Perbankan Indonesia Dilihat dari segi kepemilikannya, Bank di Indonesia dibedakan menjadi enam kategori bank, diantaranya adalah Bank

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA Leo Tumpak Pardosi 1 leopard_xl@yahoo.co.id Quinci Fransiska

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif melaksanakan pembangunan. Dalam melaksanakan pembangunan sudah tentu membutuhkan dana yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian yang lebih terbuka antara negara satu dengan negara yang lain. Perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga mengandung resiko. Besar kecilnya resiko di pasar modal sangat dipengaruhi oleh keadaan negara khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor keuangan terutama industri perbankan merupakan elemen penting dalam pembangunan suatu negara. Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pasal 1 angka 2 menyebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam negeri biasa sering dikenal sebagai kurs atau nilai tukar. Menurut Bergen, nilai tukar mata uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Permintaan uang mempunyai peranan yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Permintaan uang mempunyai peranan yang sangat penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Permintaan uang mempunyai peranan yang sangat penting bagi otoritas kebijakan moneter dalam menentukan kebijakan yang tepat untuk menjaga stabilitas ekonomi. Analisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs Beberapa pengertian kurs di kemukakan beberapa tokoh antara lain, menurut Krugman (1999) kurs atau exchange rate adalah

Lebih terperinci

Proyeksi beberapa Indikator Ekonomi Mohammad Indra Maulana Alumni FEB UGM

Proyeksi beberapa Indikator Ekonomi Mohammad Indra Maulana Alumni FEB UGM Proyeksi beberapa Indikator Ekonomi Mohammad Indra Maulana Alumni FEB UGM 12/31/ DAFTAR ISI 1 2 3 Metodologi Data Hasil 12/31/ M. Indra Maulana 2 Bagian 1 Metodologi 12/31/ M. Indra Maulana 3 1.Uji Stasionaritas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang memiliki spesialisasi yang tinggi. Hal ini berarti tidak ada seorangpun yang mampu memproduksi semua apa yang dikonsumsinya

Lebih terperinci

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Tujuan dari penelitian yang dilakukan yakni ingin mengetahui analisis pengaruh dari Inflasi, Suku Bunga BI, dan Produk Domestik Bruto terhadap Return on Assets (ROA) perusahaan sektor perbankan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki dua fungsi dalam perekonomian suatu Negara, yang pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Berikut ringkasan beberapa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral, kebijakan moneter yang dijalankan di Indonesia adalah dengan cara menetapkan kisaran BI Rate yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melebihi batas maksimum yang diindikasikan dengan tingginya debt to equity

BAB I PENDAHULUAN. melebihi batas maksimum yang diindikasikan dengan tingginya debt to equity BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pembiayaan dari sebuah perusahaan diperoleh dari dua sumber yaitu sumber dari dalam perusahaan (internal) berupa laba dan dari luar perusahaan (eksternal) berupa hutang

Lebih terperinci

: Hendriyansyah NPM : Pembimbing : Dr, Waseso Segoro, IR. MM

: Hendriyansyah NPM : Pembimbing : Dr, Waseso Segoro, IR. MM PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR PERBANKAN DI LQ45 PERIODE JANUARI 2010 JULI 2015 Nama : Hendriyansyah NPM : 18212059 Pembimbing : Dr,

Lebih terperinci

E-Jurnal EP Unud, 4 [5] : ISSN:

E-Jurnal EP Unud, 4 [5] : ISSN: E-Jurnal EP Unud, 4 [5] :367-374 ISSN: 2303-0178 PENGARUH LUAS LAHAN, JUMLAH PRODUKSI DAN KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT TERHADAP VOLUME EKSPOR JAHE INDONESIA TAHUN 1993-2012 Selvie Yuliana Dj 1 I Gusti Putu

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai tukar atau kurs merupakan indikator ekonomi yang sangat penting karena pergerakan nilai tukar berpengaruh luas terhadap aspek perekonomian suatu negara. Saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang berusaha dengan giat melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan

Lebih terperinci

Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan Kurs terhadap Perkembangan Harga Saham PT. Telkom Tbk Menggunakan Analisis Regresi

Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan Kurs terhadap Perkembangan Harga Saham PT. Telkom Tbk Menggunakan Analisis Regresi Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan Kurs terhadap Perkembangan Harga Saham PT. Telkom Tbk Menggunakan Analisis Regresi Novita Homer 1, Jantje D. Prang 2, Nelson Nainggolan 3 1 Program Studi Matematika, FMIPA,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money merupakan merupakan kewajiban sistem moneter (bank sentral)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Asumsi Klasik Untuk menghasilkan hasil penelitian yang baik, pada metode regresi diperlukan adanya uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter merupakan salah satu bagian integral dari kebijakan ekonomi makro. Kebijakan moneter ditujukan untuk mendukung tercapainya sasaran ekonomi makro, yaitu

Lebih terperinci

PENGARUH VARIABEL EKONOMI MAKRO TERHADAP PENYALURAN PEMBIAYAAN MELALUI DANA PIHAK KETIGA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

PENGARUH VARIABEL EKONOMI MAKRO TERHADAP PENYALURAN PEMBIAYAAN MELALUI DANA PIHAK KETIGA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Pengaruh Variabel Ekonomi Makro terhadap Penyaluran Pembiayaan melalui Dana Pihak Ketiga PENGARUH VARIABEL EKONOMI MAKRO TERHADAP PENYALURAN PEMBIAYAAN MELALUI DANA PIHAK KETIGA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makro ekonomi misalnya Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat inflasi, Sertifikat

BAB I PENDAHULUAN. makro ekonomi misalnya Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat inflasi, Sertifikat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di media massa seringkali kita membaca atau mendengar beberapa indikator makro ekonomi misalnya Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat inflasi, Sertifikat Bank Indonesia,

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keyword : Dollar Exchange Rate, dollar exchange rate, SBI rates, inflation, economic growth rate, income tax revenue

ABSTRACT. Keyword : Dollar Exchange Rate, dollar exchange rate, SBI rates, inflation, economic growth rate, income tax revenue ABSTRACT This study aims to determine the effect of fluctuations in the dollar exchange rate, SBI rates, inflation, economic growth rate of the income tax revenue of West Java province type I. This research

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. heteroskedastisitas, uji autokorelasi, uji normalitas dan uji multikolinearitas.

BAB V PEMBAHASAN. heteroskedastisitas, uji autokorelasi, uji normalitas dan uji multikolinearitas. BAB V PEMBAHASAN A. Uji Asumsi klasik Analisis data yang dilakukan yaitu anilisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS. Untuk mendapatkan estimasi yang terbaik terlebih dahulu harus

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI, BI RATE DAN KURS TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN M. Taufiq & Batista Sufa Kefi *)

PENGARUH INFLASI, BI RATE DAN KURS TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN M. Taufiq & Batista Sufa Kefi *) PENGARUH INFLASI, BI RATE DAN KURS TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN M. Taufiq & Batista Sufa Kefi *) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh inflasi, BI rate dan kurs terhadap Indeks

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words : Rate of deposit interest, US foreign exchange, gold price, composite index. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Key words : Rate of deposit interest, US foreign exchange, gold price, composite index. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The unstable economic condition of Indonesia which is caused by the economic global crisis affect price stocks in capital market. There are others investment alternative which investor can choose

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang, dimana adanya perubahan tingkat inflasi sangat berpengaruh terhadap stabilitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data panel dan merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Tingkat Inflasi, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Nilai Tukar Rupiah, Harga Minyak Dunia, IHSG

ABSTRAK. Tingkat Inflasi, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Nilai Tukar Rupiah, Harga Minyak Dunia, IHSG ABSTRAK Terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi IHSG yaitu faktor makro dan mikro ekonomi. Faktor makro ekonomi tersebut diantaranya adalah Tingkat Inflasi, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional semakin pesat sehingga hubungan ekonomi antar negara menjadi saling terkait dan mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang,

Lebih terperinci

Oleh: KURNIAWAN HASLAMIYANTO B / I

Oleh: KURNIAWAN HASLAMIYANTO B / I ANALISIS PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA, JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2014 2016 Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Saham Syariah

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Saham Syariah BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia Nilai tukar rupiah adalah perbandingan nilai mata uang rupiah dengan negara lain. Nilai tukar mencerminkan keseimbangan

Lebih terperinci

FLUKTUASI TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP TABUNGAN DI INDONESIA TAHUN

FLUKTUASI TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP TABUNGAN DI INDONESIA TAHUN FLUKTUASI TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP TABUNGAN DI INDONESIA TAHUN 2005-2010 Oleh: Dita Kartika Sari Mahasiswa Pascarsarjana Universitas Mulawarman E-mail/No. Hp: ditakar@yahoo.co.id/-

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT ISSN : 2302 1590 E-ISSN : 2460 190X ECONOMICA Journal of Economic and Economic Education Vol.5 No.2 (151-157 ) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT Oleh Nilmadesri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dan membuat generalisasi atas rerata. 73. pengaruh Kurs, Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate), dan Jumlah Uang

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dan membuat generalisasi atas rerata. 73. pengaruh Kurs, Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate), dan Jumlah Uang 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang didasari oleh falsafah positivisme yaitu ilmu yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan 0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Harga mata uang suatu negara dalam harga mata uang negara lain disebut kurs atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal ini dikarenakan adanya faktor keanekaragaman masyarakat. Target utama dari kegiatan perbankan adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN 1995-2014 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. ANALISIS PENGARUH INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA (BI RATE), NILAI TUKAR (KURS), DAN INDEKS DOW JONES TERHADAP INDEKS LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga SBI terhadap ISHG Di Bursa Efek Jakarta

Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga SBI terhadap ISHG Di Bursa Efek Jakarta Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga SBI terhadap ISHG Di Bursa Efek Jakarta WURI PURNAMASARI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA I.PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, hampir semua

Lebih terperinci

PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP PENYALURAN KREDIT PERBANKAN BANK UMUM DI RIAU

PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP PENYALURAN KREDIT PERBANKAN BANK UMUM DI RIAU PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP PENYALURAN KREDIT PERBANKAN BANK UMUM DI RIAU Oleh: Suci Tesa Fitria Pembimbing : Anthony Mayes dan Darmayuda Faculty of Economics

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan uang dalam peradaban manusia hingga saat ini dirasakan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Peranan uang dalam peradaban manusia hingga saat ini dirasakan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan uang dalam peradaban manusia hingga saat ini dirasakan sangat penting, sehingga dampak jumlah uang beredar dapat mempengaruhi perekonomian. Peningkatan jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan selama 3 bulan mulai bulan Januari sampai dengan Maret 2017.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan selama 3 bulan mulai bulan Januari sampai dengan Maret 2017. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS). Waktu penelitian dilakukan selama 3 bulan mulai bulan Januari sampai dengan Maret

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian 3.1.1 Hubungan Antar Variabel 3.1.1.1 Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan Melemahnya nilai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 63 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Data dari variabel-variabel yang akan digunakan dalam analisis pada penelitian ini akan penulis sajikan dalam bentuk tabelaris sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat pilihan yang menyangkut alokasi mereka.

BAB I PENDAHULUAN. membuat pilihan yang menyangkut alokasi mereka. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teori permintaan uang merupakan bagian dari pilihan alokasi sumber daya yang langka. Seluruh anggota masyarakat hanya memiliki sumber daya terbatas yang tersedia pada

Lebih terperinci

BAB III DATA & METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA & METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB III DATA & METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Pengaruh perubahan inflasi terhadap perubahan NPL adalah inflasi yang tinggi akan menyebabkan menurunnya pendapatan riil masyarakat sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang surplus

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang surplus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang terpenting yang mempengaruhi perekonomian baik secara mikro maupun secara makro. Fungsinya sebagai perantara keuangan (financial

Lebih terperinci

PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, DAN PENDAPATAN NASIONAL TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH TAHUN

PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, DAN PENDAPATAN NASIONAL TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH TAHUN PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, DAN PENDAPATAN NASIONAL TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH TAHUN 2008-2012 William Theo(scrwekz@gmail.com) Ratna Juwita(ratna_arpani@yahoo.com) Jurusan Manajemen STIE MDP Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kunci penting dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang sehat adalah sinergi antara sektor moneter, fiskal dan riil. Bila ketiganya dapat disinergikan

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI, KURS, SUKU BUNGA SBI, DAN PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH INFLASI, KURS, SUKU BUNGA SBI, DAN PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH INFLASI, KURS, SUKU BUNGA SBI, DAN PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA Kevin Adi Irawan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH EKSPOR DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP FOREIGN DIRECT INVESTMENT DI INDONESIA (Studi Pada Bank Indonesia Tahun )

PENGARUH EKSPOR DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP FOREIGN DIRECT INVESTMENT DI INDONESIA (Studi Pada Bank Indonesia Tahun ) PENGARUH EKSPOR DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP FOREIGN DIRECT INVESTMENT DI INDONESIA (Studi Pada Bank Indonesia Tahun 2005-2014) Widya Puteri Ayuningtyas Topowijono Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: interest rates, dollar exchange rate, inflation, risk, return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: interest rates, dollar exchange rate, inflation, risk, return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT In the year 2007 2009, Indonesian economy suffered significant shocks to the banking sector. Investors tug tide also causes the value of interest rate, exchange rate and inflation. This is because

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON ASSETS (Studi Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode )

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON ASSETS (Studi Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode ) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON ASSETS (Studi Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2011-2016) Rihfenti Ernayani 1, Nadi Hernadi Moorcy 2, Sukimin 3 1 Universitas Balikpapan, rihfenti@uniba-bpn.ac.id

Lebih terperinci

BAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT

BAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT BAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT A. INFLASI Adalah kecederungan tingkat perubahan harga secara terus menerus, sementara tingkat harga adalah akumulasi dari inflasi inflasi terdahulu. π =

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Moneter Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Sentral dari suatu Negara. Pada dasarnya kebijakan ini bertujuan untuk mengendalikan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank sebagai lembaga keuangan adalah bagian dari faktor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank sebagai lembaga keuangan adalah bagian dari faktor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank sebagai lembaga keuangan adalah bagian dari faktor penggerak kegiatan perekonomian. Kegiatan kegiatan lembaga sebagai penyedia dan penyalur dana akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya bagi para pelaku ekonomi. Dewasa ini pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan mengenai pengaruh faktor suku bunga kredit, dana pihak ketiga, nilai tukar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. kesimpulan. Dalam pengambilan data yang menjadi populasi untuk penelitin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. kesimpulan. Dalam pengambilan data yang menjadi populasi untuk penelitin 59 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Deskripsi variabel penelitian Menurut Sanusi (2011:87) populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kebijakan moneter merupakan kebijakan bank sentral dalam bentuk pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengawasi perbankan, serta menjalankan fungsi sebagai lender of

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengawasi perbankan, serta menjalankan fungsi sebagai lender of 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank Indonesia merupakan lembaga negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah, merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Akar Unit (Stasionaritas) Data deret waktu dikatakan stasioner jika menunjukkan pola yang konstan dari waktu kewaktu. Adapun uji akar unit

Lebih terperinci

ABSTRACT ANALYSIS OF MACRO ECONOMIC INDICATORS CONCERNING SYARIAH S STOCK VOLATILITY IN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIOD

ABSTRACT ANALYSIS OF MACRO ECONOMIC INDICATORS CONCERNING SYARIAH S STOCK VOLATILITY IN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIOD ABSTRACT ANALYSIS OF MACRO ECONOMIC INDICATORS CONCERNING SYARIAH S STOCK VOLATILITY IN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIOD 2009-2013 By ANNISA NOERLITA INDRA DEWI The purpose of this research is to analyzing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dialami sebagian besar emiten, penurunan aktivitas dan nilai transaksi, serta kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. yang dialami sebagian besar emiten, penurunan aktivitas dan nilai transaksi, serta kesulitan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi menyebabkan kondisi pasar modal menurun, karena penurunan laba yang dialami sebagian besar emiten, penurunan aktivitas dan nilai transaksi, serta

Lebih terperinci

PENGARUH IMPOR DAN NILAI TUKAR TERHADAP INVESTASI LANGSUNG ASING DI INDONESIA (Studi pada Bank Indonesia Periode Kuartal I 2006 Kuartal IV 2013)

PENGARUH IMPOR DAN NILAI TUKAR TERHADAP INVESTASI LANGSUNG ASING DI INDONESIA (Studi pada Bank Indonesia Periode Kuartal I 2006 Kuartal IV 2013) PENGARUH IMPOR DAN NILAI TUKAR TERHADAP INVESTASI LANGSUNG ASING DI INDONESIA (Studi pada Bank Indonesia Periode Kuartal I 2006 Kuartal IV 2013) Putri Sri Kasinta Purba Suhadak Raden Rustam Hidayat Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang masalah Pada tahun 2008 terjadi krisis global dan berlanjut pada krisis nilai tukar. Krisis ekonomi 2008 disebabkan karena adanya resesi ekonomi yang melanda Amerika

Lebih terperinci