MAKALAH Audio : Mendengar Dan Belajar Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Media Pembelajaran PAI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAKALAH Audio : Mendengar Dan Belajar Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Media Pembelajaran PAI"

Transkripsi

1 MAKALAH Audio : Mendengar Dan Belajar Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Media Pembelajaran PAI Disusun Oleh : Kelompok 4 Hasyim Arabiah Dewi puspitasari Slamet Ramadhani Rendi Orchida Trihani Muhammad Ibnu Rijal Dosen Pengampu : Saiful Amien, M. Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2017/2018

2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Yaitu tujuan akhi agar siswa memperoleh kedewasaan. Kedewasaan seperti apakah? Hal tersebut terkait dengan materi dan pesan yang di sampaikan oleh sang guru. Sehingga guru sangat memegang peran besar untuk mencapai keberhasilan anak didik. seorang guru dalam melaksanakan kompetensi pendidikan di tuntut untuk memiliki kemampuan secara metododlogis dalam hal peancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Termasuk di dalamnya penguasaan, pemanfaatan dan penciptaan media pembelajaran yang sesuai. Karena penggunaan media pembelajaran di sadari akan sangat membantu aktivitas pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas. Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau bahan pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa, sehingga dapat menarik perhatian, minat, fikiran, dan perasaan dalam kegiatan belajar. Peranan media di dalam proses pendidikan adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar yang berfungsi memperjelas makna pesan yang di sampaikan dehingga tujuan proses belajar mengajar dapat tercapai dengan sempurna. Media berperan sebagai alat yang sangat besar dampaknya di dalam belajar serta dapat pula menumbuhkan motivasi belajar sehingga peserta didik tidak bosan dalam meraih tujuan-tjuan belajar. Seiring bertambahnya waktu dengan perkembangan zaman. Penyampaian materi ajar dalam pembelajaran dimana guru hanya menerangkan tanpa menggunakan media telah dianggap semakin tidak efisien, karena tanpa menggunakan media, ide pokok materi akan lebih sukar untuk di tangkap oleh siswa hingga menyebabkan miscomunication antara ide atau gagasan yang di sampaikan oleh guru dengan persepsi siswa. Oleh sebab itu pada era sekarang ini, penyamapaian materi dengan media yang beragam dan yang sesuai dengan materi semakin penting untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.

3 B. Rumusan Masalah 1. Apa saja jenis-jenis media adudio untuk pembelajaran? 2. Apa saja kelebihan dan kekurangan media audio? 3. Apa saja 5 kriteria penilaian dan pemilihan audio? 4. Bagaimana penerapan media audio pada pembelajaran PAI? 5. Apa perbedaan mendengar dan menyimak? 6. Apa saja 4 area penyebab pelemahan komunikasi audio? C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui jenis-jenis media audio untuk pembelajaran 2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan media audio 3. Mengetahui 5 kriteria penilaian dan pemilihan audio 4. Mengetahui penerapan media audio pada pembelajaran PAI 5. Mengetahui perbedaan mendengar dan menyimak 6. Mengetahui 4 area penyebab pelemahan komunikasi audio

4 BAB II PEMBAHASAN A. Jenis-Jenis Media Adudio Untuk Pembelajaran Media Audio Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan di tuangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata atau bahasa lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media yang dapat kita kelompokkan dalam media audio, antara lain radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam, dan laboratorium bahasa. 1 Secara teknis, hal pokok dalam pembuatan media audio adalah mengenal perlatan audio yang akan kita pergunakan, terutama peralatan yang mampu merekam suara, diantaranya adalah phonograph (gramaphone), open reel tapes, casseltte tapes, dan compact disk. Hal lain yang akan menjadi pembahasan pada sub ini adalah peranan radio dan laboraturium bahasa sebagai media pendidikan dan pembelajaran Phonograph (Gramaphone) Pada 6 Desember 1877 Thomas A. Edison ( ) berhasil memmbuat rekaman suaranya sendiri mengucapkan Mary Had a Little Lamb yang sampai saat ini masih ada. Model fonografnya (phonograph) terbuat dari silinder yang dibungkus kertas alumunium dan ditoreh dengan jarum, silinder tersebut digerakkan dengan engkol secara manual, pada tahun berikutnya dia mendsain mesin tersebut digerakkan oleh motor listrik. Selain Edison, pada 1887, seorang Amerika kelahiran Jerman, Emil Berliner ( ) berhasil membuat alat rekam yang menggunakan cakram datar, disebut gramafon (gramaphone). Cakram datar yang kemudian dikenal dengan nama piringan hitam (record), telah berkali-kali mengalami perkembangan dalam pembuatannya. Di masa awal dibuat dari seng yang dilapisi lilin, tetapi lapisan ini diubah menjadi lak, menjadi plastik, dan akhirnya menjadi vinil. Piringan hitam pertama berputar dengan kecepatan 78 putaran per menit (rpm atau revolutions per minute) dan mempunyai satu jalur rekaman atau monaural. Stereophonic (dua jalur rekaman) diperkenalkan di Inggris oleh EMI pada 1933 dan akhir 1960-an piringan hitam strereo mulai marak dipasaran. 1 Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya, ( Jakarta : Rajawali Pers, 2010 ), Hal Yudhi Munadi, Media Pembelajaan : Sebuah Pendekatan Baru. ( Jakarta : Gaung Persada Press ), Hal. 69

5 Bila dibandingkan dengan media audio lainnya, alat rekam yng satu ini memiliki hasil yang baik. Dengan speed tinggi yang dimilikinya, yakni 78 rpm, 45 rpm, 33.1/3, 16.1/6, rpm maka frequensy respons pun tinggi sehingga mampu merekam berbagai macam suara mulai dari ucapan kata-kata hingga badai, kicau burung, musik simponi dan lain-lain. Hanya saja piringannya mudah tergores dan aus serta diameternya yang besar (7, 10, 12 inci) cukup mengambil tempat. Alat ini cocok digunakan untuk musik, drama, puisi, dongeng, tutur cerita, dan lain-lain Open Reel Tapes Kelebihan program audio yang menggunkan pita Open Reel Tape Recorder ialah kualitas suaranya lebih bagus dibanding yang mengguanakn pita kaset. Hal ini disebabkan kecapatan open reel tape recorder lebih tinggi dibandingkan kecepatan perekam kaset audio tersebut, karena unsur kecepatan tersebut berpengaruh pada frequency respons (tanggapan frekuensi). Semakin tinggi kecepatannya, semakin tinggi tanggapan frekuensinya. Wilayah frekuensi audio adalah dari 50 Hz sampai 20 Khz. Open reel tape recorder ini, ada menggunakan sistem full track (mono) dan yang menggunakan sistem stereo. Umumya program-program audio diperbanyak dalam bentuk mono. 3. Cassette Tapes Perekam kaset audio ini adalah yang paing populer di kalangan masyarakat. Berfungsi sebagai play back program dalam bentuk kaset ataupun sebagai perekam. Adapun panjang kaset (waktu putar) memiliki variansi, tergantung tipe kasetnya, yaitu: a) C-30 = waktu putar (side) persisi 15 menit. b) C-60 = waktu putar persisi 30 menit. c) C-90 = waktu putar persisi 45 menit. Untuk berbagai keperluan, maka dibuat pita kaset dalam beberapa kualitas, yaitu dari yang paling rendah, normal, FeCr, Cr02 dan Metal. Umumnya program-program audio (untuk pendidikan), dibuat diatas pita kaset jenis normal. Sehingga tape kaset (dikenal juga sebutan tape dek) yang dipergunakan tidak usah memiliki fasilitas untuk pita metal. 4. Compact Disc Sejak penemuan fonograf dan gramafon, inovasi secara revolusioner di dunia audiorekam terjadi pada 1979, yakni lahirnya compact disc (CD) sebagai hasil pencampuran komputer dan teknologi laser.sejak 1982, produk ini mulai mengambilh alih pasar yang di dominasi oleh piringan hitam vinil. Pada 1990-an, piringan hitam benar-benar hilang dari rak toko tergeser oleh kaset CD. Compact Dist (CD) atau cakram padat adalah sebuah piringan optikal yang digunakan untuk menyimpan data secara digital. Memang, pertama kali cakram padat ini dikembangkan untuk menyimpan data audio digital dan 3 Ibid, Hal 69

6 diperkenalkan pada Media ini tetap menjadi format standar dalam pemutaran rekaman audio komersial hingga pertengahan Sebuah cakram padat audio mengandung satu atau lebih lajur stereoyang disimpan dengan proses pengkodean PCM 16-bit pada sampel rasio 44,1 khz. Cakram padat berdiameter 12 cm mampu menampung sekiat 80 menit data berupa audio. Cakram padat berdiameter 8 cm, yang terkadang digunakan untuk CD demo, mampu menampung sekitar 20 menit data berupa audio. Teknologi cakram padat kemudian diadobsi untuk digunakan sebagai alat penyimpanan data yang dikenal sebagai CD-ROM serta untuk media yang dapat ditulis sekali maupun berulang-ulang. Beberapa kelebihan CD adalah sebagai berikut : Dibanding piringan hitam, CD jauh lebih kecil 12 cm. CD tidak bersinggungan dengan alat pembacanya, laser. Dengan demikian ia dapat tahan terdapat keausan dari penggunaan berulang. Teknologi CD juga memungkinkan menghilangkan suara gangguan permukaan yang sering mengganggu sebagaimana pada piringan hitam. Mutu suara dari CD dapat diperbaiki karena musik direkam secara digital artinya, suara tidak secara fisik digoreskan ke dalam atau pada permukaan seperti pada piringan hitam, tetapi disandingkan menjadi permukaan yang memantulkan cahaya, menggunakan penulisan Biner yang sama seperti yang digunakan dalam bahasa komputer, yang kemudian dibaca oleh laser. Beberapa istilah yang sering muncul di era digital ini di antaranya adalah : Digital adalah sebuah tata kerja elektronik yang menggunakan binary numbering system sebagai formula dasarnya. Pada rekaman digital, sinyal elektrik analog di ubah terlebih dahulu oleh ADC (Analog to Digital Converter) menjadi sinyal digital supaya bisa di terima, dibaca dan di proses oleh sistem digital tersebut. Binnary Digit (Bit) adalah dua buah angka, yakni 0 dan 1 yang di gunakan untuk menerapkan sistem digital. Bit terpakai dalam BNS (binary numbering system). Laser atau Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation menurut teori Albert Einstein ( ), yakni bila terdapat lebih banyak foton dari pada electron dalam suatu bentuk radiasi (seperti cahaya) perbedaan energy dapat merangsang sebuah electron Untuk melompat ketingkat energy yang lebih rendah menyebabkan emisi dari foton yang lain, oleh karena itu memperkuat (amplification). Analog adalah sistem proses sinyal (audio) yang menggunakan perangkat elektrik dan magnetik tanpa di bantu oleh chipset binary. CD-ROM atau compact disc read only memory, yakni compact disc yang dapat menyimpan informasi komputer di dalamnya. Isi CD-ROM tidak dapat di tambah atau di kurangi. (Aryo Seto, Audiopro 2003) 5. Radio

7 Gelombang radio di temukan pada 1887 di Jerman oleh Heinrich Hertz ( ) dan penemuan ini membuka jalan bagi Guglielmo Marconi ( ) untuk melakukan komunikasi nirkabel pertama di tahun Sinyal radio di pancarkan menggunakan gelombang pembawa. Gelombang radion merupakan bagian dari spektrum elektromagnetik. Gelombang radio dengan panjang gelombang paling panjang di pantulkan oleh lapisan udara yang berada tinggi dalam atmosfer bumi, disebut ionosfer. Dengan cara ini pesan lewat radio dapat di pantulkan sehingga mencapai jarak yang amat jauh. Pemancar radio mengubah, atau melakukan modulasi gelombang radio agar dapat menyampaikan informasi. Dalam radio AM ketinggian gelombang pembawa di ubah-ubah menurut suara yang di tangkap oleh mikrofon. Dalam radio FM, frekuensi, atau jarak antara puncak gelombang radio yang di ubah. Pesawat penerima radio menangkap sinyal ini, memperkuat dan kemudian mengartikannya. Bila sinyal itu lemah, radio AM dapat mengeluarkan bunyi desis (gemerisik), itulah sebabnya radio ini di gantikan oleh radio FM, yang penerimanya jauh lebuh jernih. Di dunia pendidikan, hingga saat ini radio masih di gunakan sebagai media pembelajaran, khususnya untuk pembelajaran program pendidikan jarak jauh. Sebenarnya radio termasuk dalam jenis media massa yakni media untuk komunikasi massa. Sedangkan pembelajaran termasuk komunikasi publik / kelompok. Namun, untuk beberapa konteks, program radio bisa dikhususkan untuk komunikasi publik atau kelompok. Kelebihan dari media jenis radio ini yang paling menonjol adalah kemampuannya dalam mendistribusikan pesannya secara cepat dengan jangkauan sasaran yang sangat luas. Karakteristik lain dari media ini adalah program siaran radio dapat bersifat langsung (live) dapat pula bersifat tunda (rekaman). Program radio yang sangat memungkinkan di jadikan media pembelajaran adalah program tunda, yakni bahan-bahan atau isi pesan ajarnya (program audionya) di rekam terlebih dahulu.melalui program audio rekam, para siswa yang berada di berbagai wilayah dapat di kondisikan terlebih dahulu oleh para gurunya. Apabila pembelajarn melalui radio di lakukan dengan cara siaran langsung, maka sering terjadi adalah kesulitan terintgrasikannya jadwal siaran pembelajaran di radio dengan jadwal pembelajaran di sekolah. Kelemahan yang paling menonjol dari radio ini adalah sifat komunkasinya hanya satu arah (one way communication) dan sentralistik, yakni siaran di sentralistikan sehingga guru di sekolah sulit untuk mengontrol proses penyampaian pesannya. 4 Sebagai suatu media, radio mempunyai beberapa kelebihan jika di bandingkan dengan media yang lain, yaitu : 1) Harganya relatif lebih murah dan variasi programnya lebih banyak daripada TV. 4 Ibid, Hal. 69

8 2) Sifatnya mudah dipindahkan (mobile). Radio dapat dipindah-pindahkan dari satu ruang keruang yang lain dengan mudah. 3) Jika digunakan bersama-sama dengan alat perekam radio bisa mengatasi problem jadwal karena program dapat direkam dan diputar lagi sesuka hati. 4) Radio dapat mengembangkan daya imajinasi anak. 5) Dapat merangsang partisipasi aktif pendengar. Sambil mendengarkan, siswa boleh menggambar, menulis, melihat peta, menyanyi ataupun menari. 6) Radio dapat memusatkan perhatian siswa pada kata-kata yang di gunakan pada bunyi dan artinya. (terutama ini sangat berguna bagi program sastra/puisi). 7) Siaran lewat suara terbukti amat tepat/cocok untuk mengajarkan musik dan bahasa. 8) Radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu secara lebih baik bila dibandingkan dengan jika dikerjakan oleh guru, antara lain : a) Radio dapat menampilkan kedalam kelas guru-guru yang ahli dalam bidang studi tertentu, sehingga dapat mengatasi masalah kekurangan guru yang layak untuk mengajar. b) Peralatan lewat radio bisa lebih bermutu baik dari segi ilmiah maupun metodis. Ini mengingat guru-guru kita jarang yang mempunyai waktu dan sumber-sumber untuk mengadakan penelitian dan menambah ilmu, sehingga bisa dibayangkan bagaimana mutu pelarannya. c) Radio dapat menyanjikan laporan-laporan seketika (on the spot). Pelayanan radio yang sudah maju mempunyai banyak sumber di perpustakaan arsipnya yang siap di pakai, dan d) Siaran-siaran yang aktual dapat memebrikan suasana kesegaran (immedicacy) pada sebagian besar topik. 9) radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu yang tak dapat dikerjakan oleh guru. Dia dapat menyajikan pengalaman-pengalaman dunia luar di kelas. Kisah petualang seorang pengembala bisa dituturkan ke kelas-kelas secara langsung lewat radio. 10) radio dapat mengatasi batasan ruang dan waktu karena jangkauannya yang luas. Selain kelebihan-kelebihan tersebut, sebagai mendia pendidikan radio mempunyai kelemahan kelemahan pula, antara lain : 1) Sifat komunikasinya hanya satu arah (one way communication). 2) Biasanya siaran disentralisasikan sehingga guru tak dapat mengontrolnya, dan 3) Penjadwalan pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah. Integrasi siaran radio ke dalam kegiatan belajar mengajar di kelas sering kali menyulitkan laboratorium bahasa Laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan jalan menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Media yang dipakai adalah alat perekam sebagaimana dijelaskan diatas. 5 Arief S. Sadiman, dkk, Op.Cit, Hal : 52

9 Dalam laboratorium bahasa siswa duduk sendiri-sendiri di dalam kotak bilik akustik dan kotak suara. Siswa mendengar suara guru yang duduk di ruang kontrol lewat headphone. Pada saat dia menirukan ucapan guru dia juga mendengar suaranya sendiri lewat headphonenya, sehingga dia bisa membandingkan ucapannya dengan ucapan guru. Dengan demikian dia bisa segera memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuatnya. 6 B. Kelebihan Dan Kekurangan Media Audio Audio memiliki dua format utama yaitu digital dan analog. audio digital melingkupi berbagai format dan cara-cara penyimpanan untuk mengakses streaming dan podcasting. Material pendidikan dalam format ini bisa dibeli pada cakram padat, diunduh atau diubah sebagai MP3, diunduh sebagai WAV dari Web, dibuat oleh pengajar atau siswa. perekaman digital kemudian diputar ulang dalam berbagai macam pemutar. Penyimpanan Audio Digital Berkas digital disimpan pada CD, hard drive komputer, flash drive atau perekam digital yang dipegang dengan format MP3 atau WAV. Cakram padat ( CD ) merupakan format standart dalam pendidikan. CD sebgai tempat menyimpan musik dalam bentuk bit-bit informasi digital. Informasi secara selektif bisa diakses oleh pemblajar atau diprogram oleh pengajar. Keuntungan CD adalah tahan terhadap kerusakan. Noda bisa dibersihkan dan goresan biasa tidak mempengaruhi pemutaran kembali. Jika goresan mempengaruhi sinyal audio maka resin dapat digunakan untuk memperbaiki cakram. MP3 merupakan format kompresi audio yang menjadikan berkas yang besar menjadi berkas kecil yang bisa didapatkan dengan mudah dan cepat di internet. MP3 adalah salah satu cara penikmat audio dan untuk mendapatkan informasi lagu-lagu terbaru. Sisi jeleknya tidak semua situs menyediakan musik yang legal. WAV merupakan versi digital dari audio analog yang terbuat dari kartu suara komputer dan piranti lunak untuk mengubah dan menyimpan dalam format digital. Penyimpanan ini pada perangkat CD, drive portabel USB, atau drive jaringan pemutar kembali di stasiun kerja komputer atau seluruh kelas. Keuntungan format WAV meliputi berkas yang berkualitas tinggi dan penggunaan saluran berganda untuk suara. Sedangkan kekurangannya WAV adalah berkas dengan kapasitas besar sehingga sebagian besar klip audio harus pendek durasinya serta sebelum meutarnya harus mengunduh terlebih dahulu secara keseluruhan. Mengakses audio digital Streaming audio merupakan pengiriman paket-paket pada pengguna yang memberikan kesempatan untuk menyimak bagian berkas sebari menunggu bagian tambahan lainnya dari berkas untuk diunduh. Podcasting merupakan file audio rekaman dalam forma MP3 yag disebarkan melalui internet. Dengan piranti lunak podcasting para siswa dan guru dapat membuat pertunjukan dan meminta para pelanggan mengunduhnya serta menyimaknya di komputer atau pemutar audio portabel. podcastingmemungkinkan guru dengan mudah 6 Yudhi Munadi, Loc.Cit, Hal. 69

10 merekam ceramah, foto, latihan bahasa asing, dll. Podcasting jauh lebih mudah untuk diperoleh, bisa didengar kapan saja karena salilannya terdapat dalam komputer atau audio portabel dan secara otomatis dikirimkan ke pelanggan sehingga tidak dibutuhkan pengunduhan aktif. Podcasting menawarkan kesempatan kepada guru dan siswa agar suara mereka di dengar di seluruh dunia. Radio internet Siaran internet radio menggunakan internet untuk menawarkan berbagai program musik, olahraga, sains, cuaca, dan berita setempat/ nasional/internasional. Pemutar audio digital portabel Disebut pemutar musik digital portabel karena sebagain besar masyarakat menggunakannya untuk memutar musik contohnya apple ipod. Dalam pendidikan penerapannya sama seperti audio dan CD yang meliputi presentasi audio, musik yang berkaitan dengan pelajaran, buku bicara, pidato bersejarah, simfoni, bahasa prancis seharihari. Kurikulum menjadi hidup manakala audio bagian dari pengajaran. Pemutar audio portabel membuka pilihan-pilihan yang asyik bagi pembelajar bahasa sebagai contoh para siswa bisa merekam dan merekam kembali pilihan bacaan serta menyerahkannya pada pengajar untuk dievaluasi. Para siswa juga bisa mempraktek presentasi lisan dan berbicara bahasa asing yang sedang dipelajari sementara guru menggunakan alat tersebut untuk mendiktekan rencana mapel dan catatan penelitian, atau merekam daftar pekerjaan. Format audio analog Audio analog dalam bentuk kaset pita audio, yang merukan sumber umum digukan dalam ruang kelas. Kaset pita audio digukan bagi pusat membaca, kits aktivitas, dan pengajaran personal. Menyimpan audio analog Kaset pita digukana untuk menyimpan audio analog. kaset pita diidentifikasi berdasarkan jumlah waktu rekaman yang dimiliki seperti contoh sebuah kaset C-60 bisa merekan 60 menit pake suara menggukan kedua sisi yaitu 30 menit untuk tiap sisi. Kaset tersedia dalam berbagai ukuran panjang kaset audio memberikan keluasan merekam rekaman siswa dan guru dengan mudah dan ekonomis kaset tahan lama dan mudah digunakan, kaset bisa dimasukan dan dikeluarkan dari pemutar kaset dalam beberapa detik. Rekaman tidak mudah rusak dan tersimpan dengan mudah. Terdapat kelemahan bagi kaset. Kaset yang lebih lama durasinya terkadang macet atau kusut dalam mesin pemutar karena tipisnya kaset. Jika ini terjadi, kecuali konten pada kaset unik serta berharga disarankan untuk membuangnya. Jika kaset itu sekali kusut atau macet kemungkinan akan kusut lagi dilain waktu. Respons frekuensi dan kualitas keseluruhan dari alat pemutar kaset tidaklah sebagus CD karena speaker yang kecil disebagian besar alat pemutar kaset. Tetap, bagi pemanfaatan pengajaran sudah lebi dari cukup.

11 Mengakses audio analog Pemutar kaset audio tersedia dengan mudah dan sangat mudah digunakan. Bagi para siswa sudah menggunakannya sejak kanak-kanak bahkan anak yang sangat kecil suka merekam suaranya dan memutar kembali. Penggunaan umum lainnya bagi anak kecil adalah memutar narasi yang telah direkan sebelumya dari buku cerita sambil mengikuti alur buku. Perekam kaset bersifat masukkan dan putar. Masukan saja kaset dan siap diputar dengan putaran kaset audio para siswa bisa mendengar apa yang direkam dikaset tambahkan sebuah mikrofon maka mereka dapat merekam suaranya atau suara lain. Sebagian besar pemutar kaset dicolok kecolokan untuk mendapatkan daya. Beberapa mengguakan bateray dan banyak menggukan listrik rumah tangga. Kelebihan 1. Tersedia dimana-mana dan mudah digunakan Sebagian besar siswa telah banyak menggunakan memutar CD dan pemutar kaset sejak mereka masih kecil dan banyak yang telah menggunakan pemutar MP3. 2. Tidak mahal Audio adalah perangakat yang disimpan (cakram dan kaset) dan perlengkapan sudah dibeli, tidak diperlukan biaya tambahan lagi karena perangkat simpan bisa dihapus dan digunakan kembali. Berkas MP3, banyak yang tersedia di internet secara gratis atau berbiaya murah. 3. Bisa direproduksi Bisa dengan mudah mendapatkan aplikasi atau menambahkan material audio dalam jumlah yang banyak, untuk di gunakan di ruang kelas, di pusat media, dan di rumah. 4. Menyediakan pesan lisan untuk meningkatkan pembelajaran Para siswa yang kurang memiliki kemampuan membaca yang terbatas bisa belajar dari media audio, yang menyediakan pengalaman bahasa dasar. Para siswa bisa mendengar dan mengikuti di sepanjang material visual dan teks. 5. Menyediakan informasi terbaru Audio berbasis audio sering kali merupakan penyiaran pidato, presentasi atau penampilan langsung. 6. Menyediakan akses gratis bagi berkas-berkas audio Web ini memiliki sejumlah berkas audio terarsip gratis dari sosok bersejarah terkemuka, seperti politisi, ilmuwan, penulis, dan pemimpin masyarakat. 7. Ideal untuk mengajarkan bahasa asing

12 Sumber daya audio sangat bagus untuk mengajarkan bahasa asing karena belajar bahasa asing tidak hanya memungkinkan para siswa untuk mendengar kata-kata yang dilafalkan oleh penutur asli, tetapi juga memungkinkan mereka untuk merekam pelafalan mereka sendiri sebagai perbandingan. 8. Merangsang guru membaca dan mendengar Media audio bisa menyediakan cara yang merangsang bagi yang membaca dan mendengar, audio ini bisa menyajikan pesan lisan yang lebih dramatis denga sedikit imajinasi dari pihak yang mendengar agar bisa menjadi serba guna. 9. Dapat diulag Para pengguna bisa memutar ulang bagian dari material audio sesering yang dibutuhkan untuk memahaminya. 10. Portabel Pemutar audio yang bisa digunakan di lapangan dengan daya baterai. Perangkat audio portabel ideal digunakan di rumah; banyak para siswa telah memiliki pemutar mereka sendiri. 11. Memudahkan penyiapan mapel Para pengajar bisa merekam mapel mereka sendiri dengan mudah dan ekonomis, yang menghapus dan merekam material yang telah lama dan tidak bermanfaat lagi. 12. Pilihan mudah ditempatkan CD adalah tempat yang digunakan guru dan siswa untuk menempatkan pilihan di cakram padat dan memprogram mesin untuk memutar dalam urutan yang diinginkan. 13. Tahan kerusakan Noda bisa dicuci, dan goresan biasa tidak memengaruhi pemutaran. File MP3 bisa di simpan di hard drive komputer, drive portabel, atau pemutar MP3. Kekurangan 1. Perhatian hak cipta CD yang diproduksi komersial bisa dengan mudah mengcoppy, yang mungkin mengakibatkan pelanggaran hak cipta. 2. Tidak memantau perhatian Beberapa siswa kesulitan belajar mandiri, sehingga ketika mereka menyimak audio rekaman perhatian mereka mungkin cenderung ke mana-mana, Akan tetapi tidak sepenuhnya menyimak dan memahaminya. 3. Kesulitan dalam penentuan kecepaan

13 Menentukan kecapatan yang tepat untuk menyajikan informasi bisa menjadi sulit jika siswa kurang memiliki tingkat perhatian dan latar belakang pengalaman yang beragam. 4. Kebutuhan perlengkapan digital dan piranti lunak Audio digital membutuhkan peranti lunak dan perlengkapan yang dirancang untuk memutar atau merekam format digital spesifik. Misalnya untuk merekam CD, peranti lunak untuk mengubah audio menjadi format digital. 5. Urutan yang kaku Pemutaran kaset audio menetapakan urutan sebuah presentasi meskipun susah untuk memindai material audio seperti yang ingin dilakukan pada material teks cetakan. CD tidak memiliki keterbatasan ini, dan itulah kenapa format ini memainkan peranan sangat penting dalam pengajaran. 6. Kesulitan dalam menempatkan segmen Susah untuk menempatakan segmen spesifik pada sebuah pemutar kaset audio. CD memberikan aksesibilitas yang jauh lebih mudah pada pilihan spesifik. 7. Berpotensi terjadi penghapusan tidak disengaja. Kaset audio bisa dihapus dengan mudah, yang menjadi permasalahan. Karena rekaman kaset audio ini bisa dengan mudah dan cepat dihapus ketika tidak lagi dibutuhkan, mereka bisa tanpa sengaja dihapus ketika seharusnya disimpan. 7 C. Lima Kriteria Penilaian Dan Pemilihan Audio Dalam sebuah pembelajaran diperlukan kriteria dalam memilih dan menilai audio dengan tepat. Tujuannya agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif serta pesan yang disampaiakan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. Maka dalam hal ini sangat penting kaitannya dengan pemilihan dan penilaian media audio yang tepat. Adapun 5 kriteria dalam memilih media audio tersebut ialah : 1. Media yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 2. Media yang dipilih dapat menjelaskan informasi atau materi yang akan disampaikan. 3. Ketersediaan media yang ada di sekolah atau kemampuan guru dalam merancang media. 4. Kondisi siswa, media yang dipilih diseduaikan dengan kondisi siswa. 7 Sharon E Smaldino, dkk, Instruksional Technology & Media For Learning, ( Jakarta : KENCANA, 2012 ), Hal

14 5. Biaya yang dikeluarkan sesuai dengan manfaat yang didapatkan dari penggunaan media. 8 Selain kriteria diatas terdapat juga kriteria lain yang diantaranya : 1. Memastikan bahwa seluruh siswa dapat mendengar dan menyimak Pada hakikatnya mendengar merupakan dasar dari menyimak. Oleh karena itu, hendaknya seorang guru sebelum menggunakan media audio dapat memperhatikan terlebih dahulu bahwa seluruh siswa dapat mendengar dengan normal. Pembelajaran dalam kelas tidak mungkin ideal bagi pencapaian akademik untuk siswa yang pendengarannya terganggu, hal itu akan memberikan dampak negatif kepada siswa yang pendengarannya terganggu. Maka dari itu seorang guru penting untuk mengidentifikasi hal ini. 2. Konsultasi dari dengan spesialis media di sekolah Sebelum menentukan atau memilih media yang diggunakan dalam pembelajaran, hendaknya guru mengkonfirmasi kepada pihak sekolah, apakah media yang dibutuhkan dapat dijangkau sekolah atau tidak. Hal ini agar dapat disesuakan antara kebutuhan media yang digunakan dengan kondisi sebuah instansi pendidikan. 3. Menyesuaiakan antara aplikasi spesifik untuk menyesuaiakan dengan sifat spesifik dari topik dan tujuan materi yang diajarkan Guru juga harus memperhatikan topik materi yang di ajarkan dengan penggunakan aplikasi audio. Karena hal ini sangat berpengaruh untuk menentukan materi yang diajarkan, apabila aplikasi yang digunakan spesifik maka topik atau materi yang diajarkan dapat ditransformasikan dengan baik. 4. menentukan media audio yang sesuai dengan tingkat pengalaman peserta didik Peserta didik akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan apabila media yang digunakan dalam proses pembelajaran di kelas sebelumnya sudah pernah didapati atau digunakan peserta didik. Karena hal ini akan memudahkan peserta didik dalam menangkap informasi secara masive. Karena berangkat dari pengalaman sebelumnya seseorang akan dapat dengan mudah mengingat informaasi yang pernah didapatkan. 8 Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press, 2002 ), Hal. 126

15 5. ruangan atau laboratorium khusus untuk pembelajaran audio Adanya tempat yang mendukung untuk pembelajaran menggunakan media audio sangat berpengaruh besar terhadap tercapainya suatu pembelajaran yang kondusif, jika fasilitas kurang mendukung maka pembelajaran tidak akan kondusif. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah ruangan khusus untuk melakukan pembelajaran melalui media audio. 5 kriteria menilai media audio : 1. melakukan pratinjau dan menilai material yang digunakan baik yang diproduksi secara komersil maupun tidak. Berbagai macam media audio yang diproduksi memiliki lisensi dari sumbernya, hal yang harus diperhatikan adalah mengafirmasi apakah media tersebut ilegal ataupun legal. Karena hal tersebut akan menimbulkan dampak negatif apabila tidak dilakukan pratinjau terlebih dahulu. 2. memperhatikan kualitas media audio yang digunakan Kebanyakan media elektronik yang beredar dimasyarakat memiliki berbagai macam label atau merek, tidak menuntup kemungkinan media audio mengalami hal tersebut. Karena bisa jadi hal tersebut berpengaruh pada kualitas media tersebut. 3. mempertimbangkan ekspetasi siswa dalam menggunakan media audio Tingkat pencapaian dari hasil media audio yang digunakan harus sesuai dengan ekspetasi siswa agar target maupun indikator dalam pembelajaran dapat tersampaikan. Semisal media CD bisa diputar ulang ketika siswa tidak berada dalam ruangan kelas. 4. mempertimbangkan material yang bergantung pada audio dalam membantu siswa untuk menafsirkan informasi. Media audio yang digunakan harus mudah dicerna oleh siswa sehingga memudahkan siswa dalam menangkap informasi. Hal ini apabila tidak dipertimbangkan pembelajaran tidak akan efektif sehingga ketergantungan terhadap media tidak akan menghasilkan apa-apa. 5. memastikan bahwa media audio yang digunakan mudah diakses Dari berbagai macam media audio tidak semuanya mudah dijangkau dan diakses oleh pseserta didik, penggunakan media yang mudah dijangkau akan memudahkan pula

16 pembelajaran karena siswa dapat menggunakannya dimana saja. Semisal media mp3 yang dapat direkam dan diputar kembali akan memungkinkan siswa menggunakan media tersebut. 9 Penerapan Media Audio Terhadap Pembelajaran PAI Beberapa alternatif sajian bahan program media audio antara lain : 1. Talkshow dan diskusi. Program talkshow dan diskusi dapat dibuat menjadi program audio yakni dengan cara merekamnya. 2. Drama dan sandiwara. Drama dan sandiwara audio banyak terdengar pada program radio yang biasanya berseri atau berepisode. 3. Bercerita. Program cerita audio biasanya dibuat oleh seseorang yang memiliki talenta atau kemampuan yang multisuara seperti dalang. 4. Model. Yang dimaksud dengan model adalah materi program ini diharapkan dapat ditiru oleh pendengarnya ( siswa ). 5. Musik dan lagu. Lagu-lagu yang mengandung pesan pendidikan, musik untuk mengiringi slide serta efek suara atau simbol audio non verbal lainnya. 10 Berdasarkan penjelasan diatas maka penerapan media audio pada pembelajaran PAI dengan talkshow dan diskusi adalah dengan memilih 2 sampai 3 orang sebagai narasumber dan 1 sebagai moderator yang dapat dipilih dari siswa dan guru atau orang ahli dibidang yang akan dibahas dengan durasi 15 sampai 20 menit. karena program talkshow dan diskusi audio berguna untuk memahami sebuah pengertian konsep maka cocok untuk mapel keadilan Tuhan, demokrasi menurut Islam, zakat, dan semua mapel yang membutuhkan pengertian konsep baik itu fiqh, aqidah akhlak, qur an hadis, serta SKI. Sajian drama dan sandiwara audio misalkan guru mengambil tokoh utama dan sampingan dari para siswa yang disesuaikan dengan vokal yang dibutuhkan. Durasi 15 sampai 30 menit sementara mapel yang sesuai dengan drama adalah SKI serta tema yang 9 Sharon E. Smaldino, dkk., Op.Cit, Hal Yudhi Munadi, Op.Cit, Hal

17 berhubungan dengan kehidupan mayarakat karena program drama dan sandiwara audio memberi manfaat bagi siswa pada pemahaman peristiwa-peristiwa sejarah. Program bercerita audio dapat dilakukan dengan guru mengambil tema dari karangan siwa atau sumber lain, durasi yang diperlukan 15 sampai 20 menit. Karena sifatnya yang umum maka program ini cocok pada semua mapel PAI baik itu fiqh, aqidah akhlak, qur an hadis, dan SKI. Model audio untuk latihan mengucapakan kata-kata dan membaca pelajaran bahasa arab, membaca al-qur an mulai dari pengenalan huruf hijaiyah hingga membaca al-qur an sesuai kaidah tajwid. Sedangkan musik dan lagu dapat diterapkan pada semua mapel sebagai pengiringnya. D. Perbedaan Mendengar Dan Menyimak Keterampilan mendengar (maharah al-istima/listening skill) adalah kemampuan seseorang dalam mencerna atau memahami kata atau kalimat yang diajarkan oleh mitra bicara atau media tertentu. Kemampuan ini sebenarnya dapat dicapai dengan latihan yang terus menerus untuk mendengarkan perbedaan-perbedaan bunyi unsur-unsur kata (fonem) dengan unsur-unsur lainnya menurut makraj huruf yang betul baik langsung dari penutur aslinya (al-nathiq al-ashli) maupun melalui rekaman. 11 Menurut Abdul Wahab Rosyidi mendengar merupakan kemampuan yang memungkinkan seorang pemakai bahasa untuk memahami bahasa yang digunakan secara lisan kemampuan mendengar merupakan bagian yang penting dan tidak dapat diabaikan dalam pembelajaran bahasa, terutama bila tujuan penyelenggaraannya adalah penguasaan kemampuan berbahasa secara lengkap. 12 Mendengar adalah suatu keterampilan yang hingga sekarang agak diabaikan dan belum mendapat tempat yang sewajarnya dalam pengajaran bahasa. Masih kurang sekali materi buku teks dan sarana lain, seperti rekaman yang digunakan untuk menunjang tugas guru dalam pengajaran mendengar untuk digunakan di Indonesia Asep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011 ), Hal Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, ( Malang : UIN Malang Press, 2009 ), Hal Asep Hermawan, Loc.Cit, Hal. 130

18 Menyimak berarti mendengarkan ( memperhatikan ) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang. 14 Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan. 15 Mendengar dan menyimak memiliki perbedaan meskipun keduanya saling berkaitan. Perbedaan tersebut terletak pada prosesnya yaitu mendengar merupakan proses fisiologis sedangkan menyimak adalah proses psikologis. Yang dimaksud dengan mendengar proses fisiologis adalah ketika gelombang suara memasuki telinga bagian luar kemudian dipancarkan ke gendang telinga menjadi getaran mekanis bagian tengah telinga dan di telinga bagian dalam di ubah menjadi singal yang bergerak menuju otak. Proses psikologis dari menyimak dimulai dari kesadaran dan perhatian suara pembicaraan dilanjutkan dengan identifikasi serta pengenalan sinyal audiotori spesifik yang berakhit dengan pemahaman. Mendengar dan menyimak merupakan proses komunikasi dan belajar seperti halnya belajar visual dimana pesan disampaikan oleh pengirim dan dilanjutkan dengan pemaknaan oleh penerima. Kualitas pesan dipengaruhi oleh kejelasan dan kelogisan penyampaian sementara kemampuan memahami pesan dipengaruhi oleh pemahaman penerima. 16 Melihat definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa mendengar adalah menangkap suara (bunyi) dengan telinga. Sadar atau tidak, kalau ada bunyi, alat pendengar kita akan menangkap atau mendengar bunyi-bunyi tersebut. Mendengarkan adalah mendengar akan sesuatu dengan sungguh-sungguh. menyimak bukan merupakan suatu proses yang pasif melainkan suatu proses yang aktif. Dalam mengonstruksikan suatu pesan dari suatu arus bunyi yang diketahui orang sebagai potensi-potensi fonologis, semantik, dan sintaksis suatu bahasa. Pada saat penyimak mendengar bunyi bahasa, pada saat itu pula mental seseorang aktif bekerja, mencoba memahami, menafsirkan apa yang disampaikan pembicara dan memberinya respon. Jadi, menyimak bukan merupakan keterampilan pasif karena di dalam proses menyimak tidak hanya mendengar saja namun juga ada kegiatan 14 Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke 4. Hal : Tarigan, Djago dkk, Pengembangan Keterampilan Berbicara, ( Jakarta : Depdikbud, 1991 ), Hal Sharon E Smaldino, dkk, Op.Cit, Hal. 381

19 mendengarkan dengan pemahaman atau pengertian bahkan sampai ke tingkat apresiasi. dan menyimak merupaka aktivitas yang menuntut partisipasi, keikutsertaan, keterlibatan sang penyimak terhadap hal-hal yang disimak. Agar bisa mendapatkan hasil yang lebih baik dan maksimal. Perbedaannya proses mendengar terjadi tanpa perencanaan atau secara kebetulan. Sedangkan dalam menyimak, faktor kesengajaan cukup besar, lebih besar dari mendengarkan karena dalam kegiatan menyimak ada usaha memahami apa yang disampaikan pembicara sedangkan dalam kegiatan mendengarkan tingkatan pemahaman belum dilakukan. E. 4 Area Penyebab Pelemahan Komunikasi Audio Mendengar merupakan proses fisiologis otomatik penerimaan rangsangan pendengaran (aural stimuli). Dalam tahap inilah gangguan fisik pada alat pendengaran seseorang dapat menimbulkan kesulitan dalam proses mendengarkan. Mendengar adalah sebuah proses dimana gelombang suara masuk melalui saluran telinga bagian luar yang terhubung dengan gendang telinga (eardrum) di bagian tengah telinga dan menimbulkan getaran-getaran yang kemudian merangsang implus-implus saraf sampai ke otak. Setiap saat pendengaran kita terus-menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa kita sadari. Ketika kita membuat suara sendiri dengan berbicara, beberapa area penting di otak kita menjadi aktif. Setiap cacat fisik yang mengganggu rantai normal proses ini, dapat menyebabkan kesulitan mendengar. Jika suara terlalu keras maka dapat menyebabkan kehilangan pendengaran baik untuk sementara maupun untuk selamanya. Suara yang terlalu keras itu diukur dalam decibel/db yakni satuan logaritmis untuk menyatakan level sinyal audio dalam relasinya terhadap tegangan listrik. Telinga manusia dapat mengatasi suara antara 55 db sampai 85 db. Pada umumnya, bila kita memberikan pendapat bahwa alat pendengaran kita bekerja baik, maka masalah dalam mendengarkan tidak berasal dari masalah dalam mendengar. Pendengaran kita mampu menangkap apa yang kita dengar jauh lebih cepat dari pada kemampuan pembicara untuk melisankan pemikirannya, sehingga menjadi kewajaran seorang guru menyampaikan materi ajar dengan menggunakan metode ceramah dipandang monoton dan berakibat pada siswanya yang menjadi bosan dan mudah melamun.

20 Unsur kedua dalam proses mendengarkan adalah perhatian. Memperhatikan rangsangan di lingkungan kita berarti memusatkan kesadaran kita pada rangsangan khusus tertentu. Indera penerima kita secara konstan dihujani sekian banyak rangsangan sehingga kita tidak mungkin menanggapi semuanya sekaligus pada waktu yang sama. Sel khusus dalam sistem saraf kita (saraf penghambat) berfungsi membuang sejumlah sensasi yang datang, menjauhkan sensasi-sensai tersebut dari kesadaran kita. Namun, meskipun memiliki saraf penghambat, kita masih sering kali tidak mampu memusatkan perhatian pada satu peristiwa tunggal lebih dari beberapa detik setiap kali, karena rangsangan yang lain biasanya berlomba merebut perhatian kita. Fenomena ini ketika kita memperhatikan rangsangan tertentu sambil membuang rangsangan yang lainnya yang disebut perhatian selektif. Unsur ketiga dalam proses mendengar adalah memahami. Unsur ini adalah yang paling rumit dalam mendengarkan. Memahami biasanya diartikan sebagai proses pemberian makna pada kata yang kita dengar, yang sesuai dengan makna yang dimaksudkan oleh si pengirim pesan. Karena proses memahami berdasarkan definisi mensyaratkan kita untuk menghubungkan pesan dengan pengalaman kita yang lalu, kita juga cenderung menerima atau menolak (dengan kata lain menilai) pesan pada saat kita mencoba memahaminya. Psikolog terkenal Carl Rogers menulis bahwa kendala utama terbesar bagi komunikasi antarpesona adalah kecendrungan alamiah kita untuk menghakimi, menilai, menyetujui atau menyanggah pernyataan orang lain ataupun pernyataan kelompok. Jadi, bia kita dapat lebih memusatkan pendengaran untuk memahami makna yang dimaksudkan pembicara, dan untuk sementara waktu menekan kemampuan kita untuk mendengarkan lebih efektif. Menafsirkan suatu pesan adalah memberi makna secara harfiah pada pesan itu. Ini berdasarkan pada (paling sedikit) pemahaman atas secara bahasa, pengenalan dan pemahaman atas maksud sumber (sinis, bergurau, serius) pemahaman atas implikasi situasi (mencakup lingkungan fisik,hubungan dengan orang-orang lainya, dan iklim perjumpaan), dan pemilihan asumsi bersama tentang dunia dan bagaimana bekerjanya ( apa yang realistik dan apa yang tidak realistik). Unsur keempat dalam proses mendengar adalah mengingat. Kebanyakan tes mendengarkan sampai tingkatv tertentu menguji berapa banyak kita dapat mengingat apa yang telah kita dengar dan yang kita pahami. Mengingat apa yang telah kita dengar dan

21 yang kita pahami. Mengingat adalah menyimpan informasi untuk diperoleh kembali. Bila seseorang menunjukkan kepada anda arah ke suatu tempat tertentu dan anda memahaminya tetapi melupakan arah itu sebelum anda sempat mencatatnya, maka anda mendengarkan tidak sebagaimana seharusnya Menyandikan : komunikasi berkurang disebabkan oleh kurangnya kemampuan pengirim dalam menyampaikan gagasannya. Penguraian makna pesan yang tepat tergantung pada kemampuan pengirim dalam mengelola dan menyajikan pesan. Sabagai misal, tingkat kosakata dari pesan tersebut harus sesuai dengan tingkat kosakata penerima, dan penyebab tersebut adalah volume suara terlalu besar atau terlalu kecul. 2. Mendengar : komunikasi berkurang disebabkan oleh penyamaran, kelelahan auditori, gangguan pendengaran, dsb. Pemancaran dan penerimaan mungkin saja terhambat oleh sejumlah halangan. Pertama, volume suara mungkin saja terlalu kecil atau terlalu besar. Kalau terlalu kecil, kita kesulitan menangkap makna dengan akurasi apapun. Kalau terlalu besar, kita berusaha menutupi telinga kita, yang menyingkirkan suarasuara yang menggagu. Kedua, suara yang selalu monoton, seperti suara guru yang berdengung, mungkin memicu kelelahan auditori. Anda mungkin pernah mengalaminya kala mendengar suara yang mengganggu seperti suara knalpot mobil yang lewat ketika sedang berkomunikasi. Yang ketiga, kemampuan mendengar seseorang yang mungkin secara fisik terhambat. Ketika seorang siswa menderita yang memungkinkan kemampuan mendengar mereka di ruang berisik berkurang. Bahkan perbedaan kecil dalam ketajaman pendengaran bisa menyebabkan siswa mengalami kesulitan untuk membedakan diantara kata-kata dan frasa-frasa yang berpotensi menimbulkan kebingungan. Dengan adanya kecenderungan gangguan ketajaman pendengaran yang signifikan ini dalam melibatkan dengan siswa yang mempunyai pendengaran normal di dalam kelas, maka para guru mungkin harus membuat pertimbangan khusus untuk menyediakan isyarat visual untuk menjamin siswa yang memiliki gangguan benar-benar memahami informasi. 3. Menyimak : komunikasi berkurang disebabkan oleh kurangnya kemampuan penerima. Dalam hal ini pesan juga bisa dipengaruhi oleh kemampuan menyimak penerima atau siswa yang kurang kemampuan tersebut. Para penerima harus bisa 17 Yudhi Munadi, Op.Cit, Hal

22 mengarahkan dan mempertahankan konsentrasi pada serangkaian suara (pesan). Mereka harus memiliki kemampuan untuk memikirkannya sebelumnya, saat menerima pesan (kita berpikir lebih cepat dari pada kita mendengar, seperti juga kita berpikir lebih cepat dari pada kita membaca atau menulis) dan menggunakan selisih waktu tersebut untuk mengelola dan menginternalisasikan informasi sehinnga bisa memahaminya. 4. Memahami : komunikasi berkurang disebabkan oleh kurangnya kemampuan menerima dalam memahami gagasan, maksudnya apa yang ditafsirkan penerima tidak sesai dengan maksud penyampai pesan. 18 Guru PAI pandai-pandainya mengetahui permasalahan siswa yang terkait dengan pendengaran serta diperlukan siasat-siasat untuk mengatasinya, suatu contoh menggunakan ahli terapi bicara dan mendengar untuk melaksanakan tes pendengaran audiometrik sebagai penyedia data yang dibutuhkan oleh guru atau personal lembaga yang terkait. Permasalahan lainnya ruang kelas yang tidak ideal berupa kebisingan dan pencemaran suara yang keras maka dapat diatasi dengan memindahkan siswa ke barisan depan kelas atau menambahkan tirai dan karpet sebagi penyaring suara. 18 Sharon E Smaldino, dkk, Op.Cit, Hal

23 BAB III PENUTUP Kesimpulan Media pembelajaran audio digunakan sebagai alat komunikasi antara pengajar dan peserta didik sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan efisien berjalan dengan optimal. Dengan menggunakan media audio secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap siswa yang pasif. Sehingga menimbulkan gairah belajar. Terdapat beberapa pertimbangan apabila Anda akan menggunakan media audio ini, diantaranya adalah : 1. Media hanya akan mampu melayani secara baik mereka yang sudah mempunyai kemampuan dalam berpikir abstark. 2. Media ini memerlukan pemusatan perhatian yang lebih tinggi dibanding media lainnya, oleh karena itu dibutuhkan teknik-teknik tertentu dalam belajar menggunakan media ini. 3. Karena sifatnya yang auditif, jika ingin memperoleh hasil belajar yang baik diperlukan pengalaman secara visual, sedangkan kontrol belajar bisa dilakukan melalui penguasaan pembendaharaan kata kata, bahasa dan susuanan kalimat. Setiap media pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan yang antara lain, memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis dan kelemahan pada media audio visual adalah terlalu menekankan pada penguasaan materi dari pada proses pengembangannya. Media sebenarnya akan sangat membantu dalam mewujudkan tujuan pendidikan meskipun banyak kekurangan yang ada di dalamnya.

24 Maka diharapkan kekreatifitasan guru dalam memilih media mana yang lebih cocok untuk diterapkan dalam kelas. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah materi yang akan disampaikan, situasi kelas dan sarana prasarana. Saran Dengan ucapan syukur Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga apa yang kami uraikan dapat bermanfaat bagi kita sekalian, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan untuk perbaikan. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pembaca terlebih khusus kepada dosen pengampu dan semua pihak yang membantu menyelesaikan tugas ini. Daftar pustaka Abdul Wahab Rosyidi, 2009, Media Pembelajaran Bahasa Arab, Malang : UIN Malang Press. Arief S. Sadiman, dkk, 2010, Media Pendidikan pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya, Jakarta : Rajawali Pers. Asep Hermawan, 2011, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Asnawir dan Basyiruddin Usman, 2002, Media Pembelajaran, Jakarta : Ciputat Press Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke 4. Sharon E. Smaldino, dkk., 2012, Intructional Technology and Media for Learning Tejemahan Edisi 9, Jakarta: Kencana. Tarigan, Djago dkk, 1991, Pengembangan Keterampilan Berbicara, Jakarta : Depdikbud. Yudhi Munadi, 2010, Media Pembelajaan : Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta : Gaung Persada Press.

MAKALAH KELOMPOK MEDIA AUDIO Mata Kuliah: Media Pembelajaran Dosen Pengampu: Hermawan Wahyu Setiadi, M.Pd.

MAKALAH KELOMPOK MEDIA AUDIO Mata Kuliah: Media Pembelajaran Dosen Pengampu: Hermawan Wahyu Setiadi, M.Pd. MAKALAH KELOMPOK MEDIA AUDIO Mata Kuliah: Media Pembelajaran Dosen Pengampu: Hermawan Wahyu Setiadi, M.Pd. Disusun oleh: 1) Desi Muji Hartanti (14144600178) 2) Tutut Widiyanti (14144600184) 3) Mega Ayu

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN AUDIO. Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dosen Pengampu : Saiful Amien, M.Pd

PEMBELAJARAN AUDIO. Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dosen Pengampu : Saiful Amien, M.Pd PEMBELAJARAN AUDIO Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dosen Pengampu : Saiful Amien, M.Pd Disusun oleh : Feny Hidayati (2012100103110) Ella Fathiniyah (201210010311064) M. Arief (201210010311065)

Lebih terperinci

Untuk Memenuhi Tugas Media Pembelajaran PAI Audio Mendengar dan dan Belajar Dosen Pengampu : Saiful Amien, M.Pd

Untuk Memenuhi Tugas Media Pembelajaran PAI Audio Mendengar dan dan Belajar Dosen Pengampu : Saiful Amien, M.Pd Untuk Memenuhi Tugas Media Pembelajaran PAI Audio Mendengar dan dan Belajar Dosen Pengampu : Saiful Amien, M.Pd Di Susun Oleh kelompok 4 Febri Purnamasari ( 201410010311027) Nurul Laily Rahma ( 201410010311011)

Lebih terperinci

MEDIA AUDIO, VISUAL, AUDIO-VISUAL, DAN MULTIMEDIA. Beni Asyhar Program Studi Tadris Matematika STAIN Tulungagung

MEDIA AUDIO, VISUAL, AUDIO-VISUAL, DAN MULTIMEDIA. Beni Asyhar Program Studi Tadris Matematika STAIN Tulungagung MEDIA AUDIO, VISUAL, AUDIO-VISUAL, DAN MULTIMEDIA 2013 Beni Asyhar Program Studi Tadris Matematika STAIN Tulungagung Mendengarkan merupakan suatu proses rumit yang melibatkan 4 unsur, yaitu: - Mendengar

Lebih terperinci

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Mata kuliah : Pengembangan Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Dosen Pengampu : Tabah Subekti, M.Pd Nama Kelompok : 1. Dodo Prastyoko 2. Anggi

Lebih terperinci

Metode Pembelajaran Dengan Menggunakan Audio

Metode Pembelajaran Dengan Menggunakan Audio Metode Pembelajaran Dengan Menggunakan Audio Achmad Kurniawan Subarkah/172071000068, Moch. Amirul Mu minin/172071000050 Mahasiswa Fakultas Agama Islam, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Universitas

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan BAB V PEMBAHASAN A. Keterampilan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menggunakan Media Pembelajaran Audio untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. Dalam

Lebih terperinci

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH PENGERTIAN MEDIA Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar Media

Lebih terperinci

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajian dan cara penyajian, dapat diklasifikasikan menjadi: a. Kelompok ke-satu Dalam kelompok pertama ini berisikan

Lebih terperinci

Penggunaan Media Audio Visual dalam Menunjang Pembelajaran *)

Penggunaan Media Audio Visual dalam Menunjang Pembelajaran *) Penggunaan Media Audio Visual dalam Menunjang Pembelajaran *) Oleh : Nur Hadi Waryanto Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY A. Pendahuluan Kemajuan yang sangat pesat di bidang teknologi informasi dan

Lebih terperinci

Muh Rijaludin Ramadhan

Muh Rijaludin Ramadhan Media Penyimpanan 14111070 14111074 14111068 14111017 Mukhlis Muas Muh Rijaludin Ramadhan Moh Husni Mubaraq Adrianus Nama Sada Apa Itu Media Penyimpanan? Media Penyimpanan adalah alat penyimpan data yang

Lebih terperinci

ARSITEKTUR & ORGANISASI KOMPUTER MEDIA PENYIMPANAN

ARSITEKTUR & ORGANISASI KOMPUTER MEDIA PENYIMPANAN ARSITEKTUR & ORGANISASI KOMPUTER MEDIA PENYIMPANAN ANGGOTA KELOMPOK : 11111011 WANDY PURNOMO 11111035 YUDHISTIRA ARDI NUGROHO 11111059 ALEXANDER IMANUEL PORSIANA Apa Itu Media Penyimpanan? Media yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENELITIAN TERDAHULU Sebelumnya penelitian ini di kembangkan oleh mustofa, dkk. (2010). Penelitian terdahulu dilakukan untuk mencoba membuat alat komunikasi bawah air dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan a. Landasan Teoritis 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Dalam setiap kegiatan belajar memiliki suatu tujuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah sudah menjadi sempit. Interaksi antar manusia dalam wujud tertentu sudah tidak dapat dibatasi

Lebih terperinci

._ '-"'::::..::..._-. BABI LATAR BELAKANG 1.1. Latar Belakang

._ '-'::::..::..._-. BABI LATAR BELAKANG 1.1. Latar Belakang ._-------'-"'::::..::..._-. BABI LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Dunia hiburan di Indonesia berkembang sedemikian cepat selnng dengan pesatnya perkembangan industri musik di tanah air, hal demikian menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan bahasa dipelajari dan diperoleh anak usia dini secara alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat bersosialisasi, bahasa juga merupakan

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI Ditulis oleh : Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi Pada 08 November 2015 publikasi film SMART? dalam screening mononton pada rangkaian acara Kampung Seni 2015 pukul 20.30

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendekatan pengajaran, yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendekatan pengajaran, yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlakunya kurikulum 2004 berbasis kompetensi, yang telah direvisi melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan

Lebih terperinci

MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO - VISUAL (VIDEO DAN YOUTUBE) DISUSUN OLEH :

MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO - VISUAL (VIDEO DAN YOUTUBE) DISUSUN OLEH : MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO - VISUAL (VIDEO DAN YOUTUBE) DISUSUN OLEH : Dzati Rohmatika (21401072015) Muliana (21401072020) Laily Angga Miyanti (21401072022) Kunti Farhatana T.S (21401072029)

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 A. Tujuan 1. Standar Kompetensi : Mengoperasi kan Pekerjaan Peralatan Audio 2. Kompetensi Dasar : Mengoperasi

PERTEMUAN 2 A. Tujuan 1. Standar Kompetensi : Mengoperasi kan Pekerjaan Peralatan Audio 2. Kompetensi Dasar : Mengoperasi PERTEMUAN 2 A. Tujuan 1. Standar Kompetensi : Mengoperasikan Pekerjaan Peralatan Audio 2. Kompetensi Dasar : Mengoperasikan Peralatan Elektronik Audio B. Pokok Bahasan : Pembacaan Buku Manual C. Sub Pokok

Lebih terperinci

MAKALAH KOMUNIKASI BISNIS JUDUL MAKALAH PENTINGNYA DUKUNGAN MULTIMEDIA DALAM PRESENTASI BISNIS

MAKALAH KOMUNIKASI BISNIS JUDUL MAKALAH PENTINGNYA DUKUNGAN MULTIMEDIA DALAM PRESENTASI BISNIS 1 MAKALAH KOMUNIKASI BISNIS JUDUL MAKALAH PENTINGNYA DUKUNGAN MULTIMEDIA DALAM PRESENTASI BISNIS oleh: Sahidunzuhri NIM. 14810134027 Angkatan 2014 Siti Lestari NIM. 14604224026 Angkatan 2014 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berarti tengah, perantara atau pengantar. 11. yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berarti tengah, perantara atau pengantar. 11. yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, 15 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Audio (lagu) 1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. 11

Lebih terperinci

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI* METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI* Hartono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNY e-mail: hartono-fbs@uny.ac.id Pemilihan metode pengenalan bahasa untuk anak usia dini perlu memperhatikan

Lebih terperinci

Teknologi Multimedia. Suara dan Audio

Teknologi Multimedia. Suara dan Audio Teknologi Multimedia Suara dan Audio SUARA (SOUND) Suara adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran benda getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitudo yang berubah secara kontinyu

Lebih terperinci

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa*

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa* MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa* Abstrak Selama ini, pembelajaran apresiasi puisi sering menjadi momok yang menakutkan bagi siswa.

Lebih terperinci

Pengertian dan Klasifikasi Media Pendidikan

Pengertian dan Klasifikasi Media Pendidikan Pengertian dan Klasifikasi Media Pendidikan KOMUNIKASI YANG BERHASIL F F F MEDIA F Media Kata jamak dari medium (dari bahasa latin) yang artinya perantara (between). Makna umumnya adalah apa saja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menulis merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa aktif dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendegarkan, berbicara,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendegarkan, berbicara, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa merupakan dasar pengetahuan bagi manusia. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendegarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Menurut Tarigan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran bahasa Indonesia adalah dengan cara penguasaan segala aspek keterampilan berbahasa oleh peserta didik. Keterampilan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Membaca 2.1.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berkaitan dengan pembahasan usulan skripsi yang berjudul Meningkatkan

BAB II LANDASAN TEORI. Berkaitan dengan pembahasan usulan skripsi yang berjudul Meningkatkan 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori Berkaitan dengan pembahasan usulan skripsi yang berjudul Meningkatkan Kemampuan Menyimak Cerita melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu unsur budaya yang dapat menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu unsur budaya yang dapat menunjukkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bahasa merupakan salah satu unsur budaya yang dapat menunjukkan tinggi dan rendahnya suatu bangsa, dan juga bahasa adalah alat komunikasi antar sesama manusia sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeyen Yeni Aminah, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeyen Yeni Aminah, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa perkembangan bahasa dan bicara anak yang paling intensif terletak pada lima tahun pertama dari hidupnya, yakni suatu periode dimana otak manusia berkembang

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah proses kegiatan pelaksanaan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang telah ditetapkan (Sudjana, 2001: 1). Pembelajaran

Lebih terperinci

MEDIA 2 DIMENSI. Disusun oleh: SAIFUL AMIEN

MEDIA 2 DIMENSI. Disusun oleh: SAIFUL AMIEN MEDIA 2 DIMENSI Disusun oleh: SAIFUL AMIEN sebutan umum untuk alat peraga yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar yang berada pada satu bidang datar 1. Media Grafis 2. Media bentuk papan 3. Media

Lebih terperinci

STRATEGI PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN. Wildan Nafi i Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Madiun

STRATEGI PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN. Wildan Nafi i Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Madiun Strategi Pemanfaatan Media 29 STRATEGI PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN Wildan Nafi i Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Madiun Email: nafiiwildan@gmail.com Abstrak Media pendidikan itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah suasana pembelajaran yang dianggap siswa membosankan. Selama ini guru hanya mengacu pada bagaimana materi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab 5 ini, peneliti memaparkan hasil simpulan dan saran. Simpulan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab 5 ini, peneliti memaparkan hasil simpulan dan saran. Simpulan 522 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab 5 ini, peneliti memaparkan hasil simpulan dan saran. Simpulan dan saran dipaparkan berdasarkan temuan penelitian dalam menjawab rumusan masalah yang dijabarkan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat terpenting yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Dengan bahasa, manusia akan dapat mengungkapkan segala pemikirannya. Selain itu, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam pembelajaran ke arah paradigma konstruktivisme. Sebagaimana dikemukakan oleh Rusman dan Dewi (2009 : 174) menurut

Lebih terperinci

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal dua macam sumber informasi, yaitu ide-ide yang bersumber dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu upaya yang dilakukan untuk dapat mencapai tujuan

Lebih terperinci

Modul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2

Modul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2 MATERI: 16 Modul SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2 PRODUKSI BERITA TELEVISI Tele artinya Jauh, sementara Vision artinya Gambar, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu kemajuan teknologi saat ini juga membuat musik semakin mudah untuk dinikmati.

BAB I PENDAHULUAN. itu kemajuan teknologi saat ini juga membuat musik semakin mudah untuk dinikmati. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Musik termasuk sarana hiburan yang mudah untuk dinikmati. Karena musik merupakan sarana hiburan satu arah yang menghasilkan keharmonisan suara. Selain itu kemajuan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI) MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI) Icah 08210351 Icah1964@gmail.com Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan

Lebih terperinci

Desain Akustik pada Recording Studio

Desain Akustik pada Recording Studio Desain Akustik pada Recording Studio Mengenal proses dan lingkungan studio musik Kegiatan merekam vokal, alat musik akustik, dan alat musik elektronik dalam skala industri adalah industri utama yang mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarsesama manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa

Lebih terperinci

- S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI

- S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI - S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI Dengan kemajuan teknologi, telekomunikasi menjadi lebih cepat, lebih andal dan lebih murah dibandingkan dengan metode komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi manusia. Manusia menggunakan bahasa sebagai media untuk mengungkapkan pikirannya, baik yang dilakukan secara lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial, emosional peserta didik juga merupakan penunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. sosial, emosional peserta didik juga merupakan penunjang keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, emosional peserta didik juga merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan di manapun manusia berada. Pendidikan sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakikat belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan siswa agar mampu berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang bersifat konvensional dan arbitreir.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang bersifat konvensional dan arbitreir. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang bersifat konvensional dan arbitreir. Manusia menggunakan bahasa untuk berinteraksi dengan orang lain, sehingga dapat saling

Lebih terperinci

Audio. Format Program. Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Audio. Format Program. Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Format Program Audio Karakteristik Format Program Audio Pada umumnya program non musik, tetapi bisa diselingi musik Bentuknya: uraian, dialog, diskusi, wawancara, feature, majalah udara, drama/sandiwara.

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi Informasi A. Pertemuan 6. Teknologi Penyimpanan Komputer

Pengantar Teknologi Informasi A. Pertemuan 6. Teknologi Penyimpanan Komputer Pertemuan 6. Teknologi Penyimpanan Komputer P6. Penyimpanan Komputer Missa Lamsani 1 Perangkat Penyimpanan Informasi yang telah di proses akan disimpan dalam format yang terbaca oleh mesin sehingga mungkin

Lebih terperinci

Pertemuan 10 PRINSIP KOMUNIKASI LISTRIK. Dahlan Abdullah Website :

Pertemuan 10 PRINSIP KOMUNIKASI LISTRIK. Dahlan Abdullah   Website : Pertemuan 10 PRINSIP KOMUNIKASI LISTRIK Dahlan Abdullah Email : dahlan@unimal.ac.id Website : http://www.dahlan.web.id Pendahuluan Dalam setiap komunikasi salah satunya selalu diperlukan sumber informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan lembaga untuk peserta didik. Kurikulum pendidikan sudah beberapa

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB III KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra.Andi Nurfaizah, M.Pd. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd.

Lebih terperinci

PEMANFAATAN CERITA RAKYAT KAMANDAKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 GOMBONG

PEMANFAATAN CERITA RAKYAT KAMANDAKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 GOMBONG PEMANFAATAN CERITA RAKYAT KAMANDAKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 GOMBONG Oleh: Widji Setiowati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang dapat bertutur dengan bahasa tertentu secara tiba-tiba dalam situasi penuturan baik bersifat formal maupun yang bersifat informal. Mengganti bahasa diartikan

Lebih terperinci

Communication Basics for Networking System

Communication Basics for Networking System Communication Basics for Networking System Candra Setiawan CSCO 10489136 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya Analog dan Digital Transmission Ada dua cara komunikasi data: Melalui analog transmission

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan oleh manusia pada sebagian besar aktivitasnya. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan oleh manusia pada sebagian besar aktivitasnya. Tanpa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan seharihari. Bahasa digunakan oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu meninjau penelitian sebelumnya. Peninjauan pada penelitian lain sangat penting dilakukan. Hal ini

Lebih terperinci

Tujuan : Setelah mengikuti diklat ini, diharapkan peserta dapat : - Mengetahui jenis-jenis peripheral komputer serta fungsinya

Tujuan : Setelah mengikuti diklat ini, diharapkan peserta dapat : - Mengetahui jenis-jenis peripheral komputer serta fungsinya KJ071A4 MENGOPERASIKAN PERIFERAL Tujuan : Setelah mengikuti diklat ini, diharapkan peserta dapat : - Mengetahui jenis-jenis peripheral komputer serta fungsinya Waktu : 4 jam Isi materi : Bab 1. Mengenal

Lebih terperinci

Pengaruh Menyimak Cerita terhadap Kemampuan Bercerita Fiksi pada Anak

Pengaruh Menyimak Cerita terhadap Kemampuan Bercerita Fiksi pada Anak Pengaruh Menyimak Cerita terhadap Kemampuan Bercerita Fiksi pada Anak Tri Wahyono Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Abstrak Penulisan makalah ini bertujuan untuk 1) mengetahui apakah menyimak cerita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dapat diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Penggunaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dapat diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Penggunaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa dapat diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Penggunaan bahasa perlu memiliki kemahiran dan penguasaan yang baik, agar apa yang disampaikan melalui

Lebih terperinci

INISIASI 3. Pengembangan Bahan Pembelajaran Audio. Pengembangan Bahan Pembelajaran Audio

INISIASI 3. Pengembangan Bahan Pembelajaran Audio. Pengembangan Bahan Pembelajaran Audio INISIASI 3 Pengembangan Bahan Pembelajaran Audio S audara mahasiswa, selamat berjumpa kembali yang ketiga kalinya dalam kegiatan tutorial online untuk mata kuliah pengembangan bahan pembelajaran SD. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas uraian singkat hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan topik penelitian, review aplikasi-aplikasi yang sejenis dengan aplikasi streaming yang dibangun,

Lebih terperinci

MEDIA PENYIMPANAN BERKAS

MEDIA PENYIMPANAN BERKAS MEDIA PENYIMPANAN BERKAS Media Penyimpanan Berkas Pendahuluan Internal Memory a. ROM b. RAM Eksternal Memory a. Magnetic Tape b. Magnetic Disk 2 Pendahuluan (1) 3 Media penyimpanan berkas dalam komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dandi Oktaviana Maulid, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dandi Oktaviana Maulid, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa bunyi atau suara yang dihasilkan alat indra manusia yang terdiri atas kata atau kumpulan kata yang tiap katanya mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak bisa dilepaskan oleh semua makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri berfungsi untuk berinteraksi

Lebih terperinci

Ketentuan Penggunaan. Pendahuluan

Ketentuan Penggunaan. Pendahuluan Ketentuan Penggunaan Pendahuluan Kami, pemilik Situs Web ecosway (yang termasuk situs Web ecosway) telah menetapkan ketentuan ketentuan yang selanjutnya di sini disebut ("Ketentuan Penggunaan") sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kompresi File Pada dasarnya semua data itu merupakan rangkaian bit 0 dan 1. Yang membedakan antara suatu data tertentu dengan data yang lain adalah ukuran dari rangkaian bit dan

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR 2 PERAN TEKNOLOGI DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21

KEGIATAN BELAJAR 2 PERAN TEKNOLOGI DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21 KEGIATAN BELAJAR 2 PERAN TEKNOLOGI DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21 Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Capaian Pembelajaran : Dapat memanfaatkan teknologi media pembelajaran abad 21. dalam Pokok Pokok

Lebih terperinci

A. Konsep. Dapat menarik perhatian khalayak Bisa digunakan untuk diskusi kelompok maupun pleno Bisa dipasang (berdiri sendiri)

A. Konsep. Dapat menarik perhatian khalayak Bisa digunakan untuk diskusi kelompok maupun pleno Bisa dipasang (berdiri sendiri) POSTER A. Konsep POSTER Pengertian Poster adalah media gambar yang memiliki sifat persuasif tinggi karena menampilkan suatupersoalan (tema) yang menimbulkan perasaan kuat terhadap khalayak. Yang terpenting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jihan Ade Daties, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jihan Ade Daties, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media memiliki peranan penting dalam upaya tercapainya tujuan pembelajaran. Seiring dengan terus berkembangnya teknologi dewasa ini, maka semakin beragam pula

Lebih terperinci

Rizmada Azzahra 1) 1) Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara, Indonesia. 1) ABSTRAK

Rizmada Azzahra 1) 1) Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara, Indonesia.   1) ABSTRAK ANALISIS PEMBUATAN VIDEO MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH PEMBELAJARAN MENYIMAK OLEH MAHASISWA KELAS A SEMESTER V PRODI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE Rizmada Azzahra 1) 1)

Lebih terperinci

LOGO. Perekaman narasi dengan kamera video

LOGO. Perekaman narasi dengan kamera video LOGO Perekaman narasi dengan kamera video Tujuan Pembelajaran Mengetahui Macam Macam Kebutuhan Alat Untuk Rekaman Audio Dan Fungsinya Mengidentifikasi kebutuhan alat untuk rekaman audio Mengetahui langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita setiap bangsa di dunia. Salah satu faktor pendukung utama bagi kemajuan suatu negara adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan secara luas dan umum sebagai dasar yang diajarkan oleh pendidik melalui bimbingan dan latihan untuk membantu peserta didik mengalami proses kemajuan kearah

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PILANGSARI 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

Kelompok 4. Adelita Adhim Maulana Bobby Rosario Kreatifika Julfendi Nur Laeliyah Salista Daysa Wilfa Khairina

Kelompok 4. Adelita Adhim Maulana Bobby Rosario Kreatifika Julfendi Nur Laeliyah Salista Daysa Wilfa Khairina Kelompok 4 Adelita Adhim Maulana Bobby Rosario Kreatifika Julfendi Nur Laeliyah Salista Daysa Wilfa Khairina Perangkat penyimpanan (storage device) berfungsi untuk menyimpan data yang telah dimasukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Menyimak merupakan salah satu aspek dasar dari empat keterampilan berbahasa yang dimana juga adalah aspek yang paling pertama kali dilakukan oleh seseorang

Lebih terperinci

SL. Harjanta, S.IP, M.SI

SL. Harjanta, S.IP, M.SI SL. Harjanta, S.IP, M.SI Penyiaran (broadcasting) adalah keseluruhan proses penyampaian siaran yang dimulai dari penyiapan materi produksi, proses produksi, penyiapan bahan siaran, kemudian pemancaran

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. (PTK). PTK merupakan suatu bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif

BAB 3 METODE PENELITIAN. (PTK). PTK merupakan suatu bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan suatu bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif dilakukan

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH Makalah ini disampaikan dihadapan peserta pelatihan Media Pembelajaran kerjasama antara Dinkes DIY dengan FIP UNY O L E H Drs. Mulyo Prabowo, M.Pd NIP. 131656350

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pengertian Pemahaman Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pengertian Pemahaman Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Pengertian Pemahaman Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting dalam komunikasi di Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat digunakan untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis mempunyai peran yang sangat penting dalam. kehidupan siswa. Serta menunjang kesuksesan hidup seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis mempunyai peran yang sangat penting dalam. kehidupan siswa. Serta menunjang kesuksesan hidup seseorang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keterampilan menulis mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan siswa. Serta menunjang kesuksesan hidup seseorang. Dengan ketrampilan menulis, seseorang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi oleh karena itu, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tedjo Narsoyo (2010:3), Kurikulum merupakan acuan pembelajaran dan pelatihan dalam pendidikan. Pengembangan kurikulum melibatkan pemikiran-pemikiran secara filsafati,

Lebih terperinci

2015 EFEKTIVITAS DRAMA CD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK

2015 EFEKTIVITAS DRAMA CD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan bahasa Jepang di Indonesia cukup pesat dari tahun ke tahun, hal ini bisa dilihat dari survei yang dilakukan oleh The Japan Foundation yang berpusat

Lebih terperinci