ا لفية ا لفية ا لفية
|
|
- Harjanti Muljana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 of 6 10/14/2014 5:00 PM ا لفية ا لفية ا لفية Assalamualaikum... Minggu, 14 April 2013 Model Banathy BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan banyak sekali masalah yang sering kita jumpai baik dalam materi ataupun prakteknya. Salah satunya yakni masalah perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran merupakan tahapan penting yang harus dilakukan guru sebelum mereka melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dan untuk mencapai tujuan akhir pembelajaran. Pembelajaran bukan sekedar aktivitas rutin pendidikan tetapi merupakan komunikasi edukatif yang penuh pesan, sistemik, prosedural, dan sarat tujuan. Karena itu, ia harus dipersiapkan secara cermat. Seorang guru selain dituntut untuk memiliki ilmu yang cukup untuk mengajar dan komunikatif, guru juga harus memiliki rancangan-rancangan perencanaan pembelajaran agar materi yang disampaikan menjadi terarah dan mudah dimengerti oleh murid-muridnya. Perencanaan pembelajaran adalah suatu proses pembuatan rencana, model, pola, bentuk, kunstruksi yang melibatkan, guru, peserta didik, serta fasilitas lain yang dibutuhkan yang tersusun secara sitematis agar terjadi proses pembelajaran yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Di dalam perencanaan pembelajaran terdapat terdapat berbagai model-model yang salah satunya akan kami jabarkan, yaitu Model Banathy. Model pengembangan sistem pembelajaran ini berorientasi pada tujuan pembelajaran. Langkah-langkah pengembangan sistem pembelajaran terdiri dari 6 jenis kegiatan. Desain model banathy ini bertitik tolak dari pendekatan sistem, yang mencakup enam komponen yang saling berinterelasi dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan serta menjadi acuan dalam menetapkan langkah-langkah pengembangan. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut: Merumuskan tujuan, Mengembangkan tes, Menganalisis kegiatan belajar, Mendesain sistem instruksional, Melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil dan Mengadakan perbaikan. Arsip Blog 2014 (6) 2013 (30) Desember (7) Juni (2) Mei (2) April (2) Strategi Pembelajaran Tarkib Model Banathy Maret (17) Mengenai Saya ا لفية Martapura, kalimantan selatan, Indonesia Mahasiswi di Perguruan Tinggi S1, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darussalam Martapura, di Jurusan PAI (Tarbiyah). Lihat pro il lengkapku B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian model perencanaan Bela H. Banathy? 2. Apa kelebihan dan kekurangan model perencanaan Bela H. Banathy? C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui Apa pengertian model perencanaan Bela H. Banathy. 2. Mengetahui apa kelebihan dan kekurangan model perencanaan Bela H. Banathy. D. Metode Penulisan Dalam penulisan karya Ilmiah yang sangat sederhana ini, kami mengambil dari berbagai literatur-literatur yang ada di perpustakaan. Dan kami juga mengambil
2 2 of 6 10/14/2014 5:00 PM sedikit banyaknya dari berbagai situs-situs internet yang berkaiatan dengan pembahasan kami. BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Perencanaan Ada beberapa definisi tentang perencanaan yang rumusannya berbeda-beda satu dengan yang lain. Cunningham[1] misalnya mengemukakan bahwa perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan dating dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian. Definisi yang kedua mengemukakan bahwa perencanaan adalah hubungan antara apa yang ada sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber.[2] Bagaimana seharusnya adalah mengacu pada masa yang akan datang. Sementara itu definisi yang lain tentang perencanaan dirumuskan sangat pendek, perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan.[3] Ketiga definisi di atas memperlihatkan rumusan dan tekanan yang berbeda-beda. Akan tetapi, pada hakikatnya ketiganya bermakna sama, yaitu sama ingin mencari dan mencapai wujud yang akan datang. Maka berdasarkan rumusan di atas, Perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan langkah-langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. B. Perencanaan Pembelajaran Pembelajaran atau perencanaan menurut Dengeng[4] adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran. Pembelajaran yang akan direncanakan memerlukan berbagai teori untuk merancangnya agar rencana pembelajaran yang disusun benar-benar dapat memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran. Untuk itu pembelajaran sebagaimana disebut oleh Dengeng (1989)[5], Reigeluth (1983) sebagai suatu disiplin ilmu menaruh perhatian pada perbaikan kualitas pembelajaran dengan menggunakan teori pembelajaran deskriptif, sedangkan rancangan pembelajaran mendekati tujuan yang sama dengan berpijak pada teori pembelajaran preskriptif.
3 3 of 6 10/14/2014 5:00 PM C. Pengertian Model Perencanaan Bela H. Banathy Model Banathy dikembangkan pada tahun 1968 oleh Bela H. Banathy. Model yang dikembangkannya ini berorientasi pada hasil pembelajaran, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sistem, yakni pendekatan yang didasarkan pada kenyataan bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu hal yang sangat kompleks, terdiri atas banyak komponen yang satu sama lain harus bekerja sama secara baik untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Model pengembangan sistem pembelajaran ini berorientasi pada tujuan pembelajaran. Langkah-langkah pengembangan sistem pembelajaran terdiri dari 6 jenis kegiatan. Model desain ini bertitik tolak dari pendekatan sistem (system approach), yang mencakup keenam komponen (langkah) yang saling berinterelasi dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pada langkah terakhir para pengembang diharapkan dapat melakukan perubahan dan perbaikan sehingga tercipta suatu desain yang diinginkan. Model ini tampaknya hanya diperuntukan bagi guru-guru di sekolah, mereka cukup dengan merumuskan tujuan pembelajaran khusus dengan mengacu pada tujuan pembelajaran umum yang telah disiapkan dalam sistem. Komponen-komponen tersebut merupakan acuan dalam menetapkan langkahlangkah pengembangan. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan Tujuan Pada langkah ini pengembang merumuskan tujuan pembelajaran, yang merupakan pernyataan tentang hal-hal yang diharapkan untuk dikerjakan, diketahui, dirasakan, dan sebagainya oleh peserta didik atau siswa sebagai hasil pengalaman belajarnya. 2. Mengembangkan test Pada langkah ini dikembangkan suatu tes sebagai alat evaluasi, yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar, atau ketercapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik/siswa. Penyusunan tes berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan pada langkah sebelumnya. 3. Menganalisis tugas belajar Pada langkah ini dirumuskan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta didik/siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, yakni perubahan tingkah laku yang diharapkan. Pada langkah ini, perilaku awal peserta didik/siswa perlu dinilai dan dianalisis. Berdasarkan gambar tentang perilaku awal tersebut dapat dirancang materi pelajaran dan tugas-tugas belajar yang sesuai, sehingga mereka tidak perlu mempelajari hal-hal yang telah diketahui atau telah dikuasai sebelumnya. 4. Mendesain Sistem Pembelajaran Pada langkah ini dikembangkan berbagai alternatif dan mengidentifikasi kegiatankegiatan pembelajaran, baik yang harus dilakukan oleh siswa/peserta didik maupun kegiatan-kegiatan guru/tenaga pengajar. Langkah ini dikembangkan sedemikian rupa yang menjamin agar peserta didik melaksanakan dan menguasai tugas-tugas yang telah dianalisis pada langkah tiga desain sistem juga meliputi penentuan siswa yang mempunyai potensi paling baik untuk mencapai tujuan pembelajaran, oleh karena itu perlu disediakan alternatif kegiatan tertentu yang cocok. Selain dari itu, dalam desain sistem supaya ditentukan waktu dan tempat melakukan kegiatan-kegiatan pembalajaran. 5. Melaksanakan Kegiatan dan mengetes hasil Sistem yang sudah di desain selanjutnya dilaksanakan dalam bentuk uji coba di lapangan (sekolah) dan di tes hasilnya. Hal-hal yang telah dilaksanakan dan dicapai oleh peserta didik merupakan output dari implementasi sistem, yang harus dinilai supaya dapat diketahui hingga mereka dapat mempertunjukan atau menguasai tingkah laku sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.
4 4 of 6 10/14/2014 5:00 PM 6. Melakukan Perubahan Untuk Perubahan Pada langkah ini ditentukan, bahwa hasil hasil yang diperoleh dari evaluasi digunakan sebagai umpan balik bagi sistem keseluruhan dan bagi kompinen-komponen sistem, yang pada gilirannya menjadi dasar untuk mengadakan perubahan untuk perbaikan sistem pembelajaran. Kendati 6 komponen tersebut tampaknya sangat sederhana, namun untuk mengembangkan rancangan sistem pembelajaran model ini memerlukan kemampuan akademik yang cukup tinggi serta pengalaman yang memadai serta wawasan yang luas. Selain dari itu, proses pengembangan suatu sistem menuntut partisipasi pihak-pihak terkait, seperti kepala sekolah, administrator, supervisor dan kelompok guru, sehingga rancangan kurikulum yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pendidikan di sekolah dan dapat diterapkan dalam sistem sekolah. D. Kelebihan dan Kelemahan Model Perencanaan Bela H. Banathy Dalam model pembelajaran Banathy ada beberapa kelebihan dan kelemahannya, yaitu sebagai berikut: 1. Kelebihan Model Bela H. Banathy ini mempunyai beberapa kelebihan antara lain: a. Menganalisis dan merumuskan tujuan dengan baik, baik tujuan umum maupun tujuan khusus yang lebih spesifik, yang merupakan sasaran dan arah yang harus dicapai peserta didik. b. Mengembangkan kriteria test yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai Hal ini dilakukan agar setiap tujuan yang dirumuskan tersedia alat untuk menilai keberhasilannya. c. Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar, yakni merumuskan apa yang harus dipelajari (kegiatan belajar yang harus dilakukan siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar). Kemampuan awal siswa harus di analisis atau dinilai agar mereka tidak perlu mempelajari apa yang telah mereka kuasai. d. Mengadakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi. Jadi model ini didasarkan pada hasil test peserta didik. e. Langkah-langkahnya yang hanya sedikit sehingga kita bisa lebih efektif untuk membuatnya. 2. Kelemahan Ada beberapa kelemahan yang dimiliki oleh model Perencanaan Bela H. Banathy ini antara lain: a. Sedikit langkah sehingga dikhawatirkan akan tidak efisien. b. Model cenderung lebih fokus pada materi yang belum dikuasai oleh anak didik sehingga mengabaikan materi yang sudah di pelajari yang bisa lupa apabila tidak pernah di kaji ulang.
5 BAB III PENUTUP Dari pemaparan pembahasan di atas, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal antara lain: 1. Model Banathy dikembangkan pada tahun 1968 oleh Bela H. Banathy. Model yang dikembangkannya ini berorientasi pada hasil pembelajaran, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sistem, yakni pendekatan yang didasarkan pada kenyataan bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu hal yang sangat kompleks, terdiri atas banyak komponen yang satu sama lain harus bekerja sama secara baik untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. 2. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan pada model perencanaan ini. Kelebihannya antara lain: Mampu menganalisis dan merumuskan tujuan instruksional dengan lebih spesifik, Mengembangkan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, Menganalisis kemampuan awal siswa, Mengadakan hasil perbaikan berdasarkan hasil evaluasi dan hanya terdiri beberapa langkah sehingga bisa melakukan perencanaan dengan efektif. Sedangkan kelemahan dari model ini adalah: Sedikit langkah sehingga di khawatirkan akan tidak effesien dan Model ini cenderung fokus pada materi yang belum dikuasai oleh peserta didik. DAFTAR PUSTAKA Hamalik, Oemar Prof. Dr. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. PT Bumi Aksara. Jakarta. Harjanto, Drs. Perencanaan Pengajaran. PT RINEKA CIPTA. Jakarta. Uno, Hamzah B. Dr. M.Pd. Perencanaan Pembelajaran. PT Bumi Aksara. Jakarta. ile-pc.blogspot.com/2011/12/model-perencanaan-bela-hbanathy.html [1] Willian G. Cunningham, Systematic Planning for Educational Change, First Edition, Mayfield Publishing Company, California, 1982, h. 4. [2] Arthur W. Steller, Curriculum Plannng, Fenwick W. English, (editor), Fundamental Curriculum Decisions, ASCD, Virginia, 1983, h. 68. [3] Stephen P. Robbins, The Administrative Process, second Edition, Prantice-Hall of India Private Limited, New Delhi, 1982, h [4] I Nyoman sudana Dengeng, Buku Pegangan Teknologi Pendidikan Pusat Antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Universitas Terbuka. Depdikbud RI, Dirjen Dikti, Jakarta, 1993, h. 1. [5] Ibid,. 1989, h of 6 10/14/2014 5:00 PM
E-LEARNING PERENCANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PERT-3. Oleh Nanang Khuzaini, S.Pd.Si
E-LEARNING PERENCANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PERT-3 Oleh Nanang Khuzaini, S.Pd.Si PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2015 KONSEP
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya
6 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Konsep Dasar Pengelolaan Pembelajaran. Pada dasarnya pengelolaan diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian semua sumber daya untuk
Lebih terperinciPENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN DALAM KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. Oleh : Asep Herry Hernawan
PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN DALAM KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Oleh : Asep Herry Hernawan A. Pendahuluan Proses pembelajaran merupakan proses yang yang ditata dan diatur sedemikian rupa menurut
Lebih terperinciKESIAPAN DOSEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
KESIAPAN DOSEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG Oleh: Dina Sri Nindiati* *Program Studi Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas PGRI Palembang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBELAJARAN
PENGEMBANGAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBELAJARAN Perencanaan pada dasarnya adalah proses menterjemahkan kurikulum yang berlaku menjadi program-program pembelajaran. Ada beberapa program yang harus direncanakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
16 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori dan Konsep 1. Perencanaan Desain Sistem Pembelajaran Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai salah satu jalur pendidikan berjenjang dan berkesinambungan yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar mempunyai peranan sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas dan peran guru sebagai pendidik profesional sesungguhnya sangatlah kompleks, tidak terbatas pada saat berlangsungnya interaksi edukatif di dalam kelas,
Lebih terperinciTELAAH KRITIS TERHADAP PERENCANAAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN
TELAAH KRITIS TERHADAP PERENCANAAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN M. Yusuf Seknun Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Kampus II: Jalan Sultan Alauddin Nomor 36 Samata-Gowa Email: muh.yusufseknun@yahoo.com
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena banyak nomor yang dipertandingkan dalam cabang ini seperti berjalan, berlari, melompat dan
Lebih terperinciBBM 6 MODEL PERENCANAAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
BBM 6 MODEL PERENCANAAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR P embelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkahlangkah tertentu agar pelaksanaannya mencapai hasil yang diharapkan. Pengaturan
Lebih terperinciDESAIN STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- DESAIN STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Tri Widiatmi Mahasiswa Program Studi S-3 Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana Universitas
Lebih terperinciDESAIN PERENCANAAN PEMBELAJARAN Oleh WENI KURNIAWATI (Dosen STAI An-Nur Lampung)
106 DESAIN PERENCANAAN PEMBELAJARAN Oleh WENI KURNIAWATI (Dosen STAI An-Nur Lampung) Abstrak Pembelajaran merupakan proses transfer ilmu yang melibatkan sistem dalam dunia pendidikan yaitu: guru/pendidik,
Lebih terperinciPERENCANAAN GURU KELAS DALAM PEMBENTUKAN KEBERANIAN KOMUNIKASI SISWA DI RA FATHUN QARIB KOTA BANDA ACEH SKRIPSI
PERENCANAAN GURU KELAS DALAM PEMBENTUKAN KEBERANIAN KOMUNIKASI SISWA DI RA FATHUN QARIB KOTA BANDA ACEH SKRIPSI FURQAN NIM. 271324738 Mahasiswa FakultasTarbiyah Dan Keguruan Program Studi Manajemen Pendidikan
Lebih terperinciKonsep Dasar Perencanaan Pembelajaran
Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran - Perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah
Lebih terperinciSUDUT PANDANG PERENCANAAN DALAM PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN
Volume V, Nomor 1, Januari - Juni 2016 65 SUDUT PANDANG PERENCANAAN DALAM PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN H. M. Jufri Dolong Dosen DPK pada Lingkungan Kementerian Agama Jakarta Abstract: An educator s or teacher
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini dirasakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini dirasakan hampir di seluruh dunia. Perkembangan tersebut melibatkan seluruh bidang kehidupan lain untuk berkembang,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN PAGUYUBAN ORANG TUA DALAM MENDUKUNG KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN DI SD MUHAMMADIYAH 01 KANDANG PANJANG PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS PERAN PAGUYUBAN ORANG TUA DALAM MENDUKUNG KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN DI SD MUHAMMADIYAH 01 KANDANG PANJANG PEKALONGAN A. Analisis Bentuk Kegiatan Paguyuban Orang Tua dalam Mendukung Kualitas
Lebih terperinciMODEL PPSI. Oleh Dr. Rusman,M.Pd.
MODEL PPSI Oleh Dr. Rusman,M.Pd. PERKEMBANGAN MODEL PPSI Model pembelajaran PPSI berkembang pada tahun 1975, terutama di Indonesia model ini pada tahun tersebut cukup dikenal dan mulai berkembang. Sehingga
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PERENCANAAN PEMBELAJARAN DALAM PELATIHAN OLAHRAGA
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PERENCANAAN PEMBELAJARAN DALAM PELATIHAN OLAHRAGA Oleh: Dr. Berliana, M.Pd. Komarudin, M.Pd Ira Purnamasari MN, M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS
Lebih terperinciKOMPONEN DESAIN INSTRUKSIONAL
KOMPONEN DESAIN INSTRUKSIONAL Drs. Asep Herry Hernawan, M.Pd. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI SISTEM INSTRUKSIONAL Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu system, yaitu menekankan
Lebih terperinciPERANAN GURU DALAM IMPLEMENTASI RENCANA PEMBELAJARAN
PERANAN GURU DALAM IMPLEMENTASI RENCANA PEMBELAJARAN Disususn Guna Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Perndidikan Bahasa dan Sastra Kelas Tinggi Dosen Pengampu : Drs. Subiyanto M.Pd Disusun Oleh : Nama
Lebih terperinciBEBERAPA MODEL EVALUASI PENDIDIKAN (Disarikan dari Seminar Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan) Oleh Sofyan Zaibaski
BEBERAPA MODEL EVALUASI PENDIDIKAN (Disarikan dari Seminar Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan) Oleh Sofyan Zaibaski Dalam sebuah proses pembelajaran komponen yang turut menentukan keberhasilan sebuah proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengawas PAI sebagai seorang supervisor harus memiliki keterampilan. meningkatkan kinerja guru PAI.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Supervisi akademik pendidikan agama Islam sangat penting dilakukan untuk menjamin berjalannya proses pembelajaran pendidikan agama Islam sesuai dengan standar
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap Prestasi Siswa di SMPN se Kabupaten Tulungagung. Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karna itu dari waktu ke waktu selalu dilakukan usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. STAI Darussalam Martapura. fleksibelitas dan kesinambungan (kontinuitas).
187 BAB V PENUTUP A. Simpulan 1. Dasar Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di STAI Darussalam Martapura Pengembangan kurikulum yang dilakukan di STAI Darussalam memiliki kesesuaian dengan landasan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh
BAB V PEMBAHASAN 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang hidupnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik sejak lahir, dan lingkungan yang mempengaruhi hingga bakat itu tumbuh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya. Secara umum dapat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah rencana dan sruktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan
Lebih terperinciBAB I TERMINOLOGI PEMBELAJARAN DAN STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA
BAB I TERMINOLOGI PEMBELAJARAN DAN STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA A. Pendahuluan Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya, adalah misi pendidikan yang menjadi
Lebih terperinciPengaruh Metode Inquiry Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Geografi
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Geografi Mulyono (08130038) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rendah, gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional BAB I pasal 1 (1) pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciEvaluasi Pembelajaran Bahasa Jerman
Evaluasi Pembelajaran Bahasa Jerman JR501 Drs. Setiawan, M.Pd. Pepen Permana, S.Pd Pertemuan 2 Deutschabteilung UPI - 2007 Hubungan antara Pembelajaran & Evaluasi to teach without testing is unthinkable
Lebih terperinciMichael Ricy Sambora Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL BENTUK VIDEO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI X IPS 2 SMA BATIK 1 SURAKARTATAHUN PELAJARAN 2015/2016 Michael Ricy Sambora Program Studi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Kajian tentang kerangka teoretis terdiri dari tinjauan tentang Strategi Cycle
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis Kajian tentang kerangka teoretis terdiri dari tinjauan tentang Strategi Cycle Learning, dan tinjauan tentang motivasi belajar siswa. 1. Tinjaun Tentang Strategi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. mengkaji mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian yang akan
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka Pada kajian pustaka di bawah ini akan dijelaskan tentang beberapa teori yang mengkaji mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian yang akan diteliti antara
Lebih terperinciMata kuliah Perencanaan Pengajaran Ekonomi. Oleh: Kiromim Baroroh
Mata kuliah Perencanaan Pengajaran Ekonomi Oleh: Kiromim Baroroh Bab 1 Pengertian dan tujuan perencanaan Pengajaran PENGERTIAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN Dari terminologi, terdiri dari 2 kata; perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga sangat pesat. Belum lagi pada tahun 2010 kita dihadapkan pada pasar bebas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangat penting di era sekarang ini, mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) juga sangat pesat. Belum
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YULISMA Guru SMP Negeri 3 Tapung yulissma880@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciMANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, Drs., M.Pd. Hakekat pembelajaran sebenarnya menunjuk pada fungsi pendidikan sebagai wahana untuk menjadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam konteks nasional, kebijakan perubahan kurikulum merupakan politik pendidikan yang berkaitan dengan kepentingan berbagai pihak, bahkan dalam pelaksanaannya seringkali
Lebih terperinciSILABUS MATA KULIAH PERENCANAAN PENGAJARAN DALAM PELATIHAN OLAHRAGA OLEH: BERLIANA
SILABUS MATA KULIAH PERENCANAAN PENGAJARAN DALAM PELATIHAN OLAHRAGA OLEH: BERLIANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah pendidikan yang menjadi perhatian saat ini adalah sebagian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pendidikan yang menjadi perhatian saat ini adalah sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pemanfaatannya
Lebih terperinciPelaksanaan Supervisi Akademik Untuk. Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015
Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh: Drs. Amiruddin. A 9 Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan sangat berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karna itu dari waktu ke waktu selalu dilakukan usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) MATERI AJAR PERBANDINGAN DAN FUNGSI TRIGONOMETRI PADA SISWA KELAS X Yudi Susilo 1, Siti Khabibah
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA TAYANGAN TALK SHOW KICK ANDY TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HASIL WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015
PENGARUH MEDIA TAYANGAN TALK SHOW KICK ANDY TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HASIL WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Syahrina Fadhilah Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd.
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh: Dwiyani Hegarwati Guru SMAN 6 Cirebon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsungnya proses pendidikan, mengembangkan kepribadian,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal dan sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan, mengembangkan kepribadian, mengembangkan motivasi dan IPTEK, sehingga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Saat ini pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Banyak yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Banyak yang mengatakan bahwa pendidikan sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok yang harus terpenuhi. Secara
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DALAM POKOK BAHASAN PARTIKEL MATERI MELALUI MEDIA POWERPOINT
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DALAM POKOK BAHASAN PARTIKEL MATERI MELALUI MEDIA POWERPOINT Sinta Puspita Sari, Eny Enawaty, Erlina Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Email: fsintapuspita@gmail.com
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Motivasi Belajar. a. Pengertian Motivasi Belajar.
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar. Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku
Lebih terperinciSUMBER-SUMBER PENGEMBANGAN KURIKULUM DALAM KTSP. Oleh: Estu Miyarso
SUMBER-SUMBER PENGEMBANGAN KURIKULUM DALAM KTSP Oleh: Estu Miyarso A. PENDAHULUAN Tidak ada sesuatu yang tidak mungkin berubah, kecuali perubahan itu sendiri. Itulah bunyi dari salah satu teori sosial
Lebih terperinciSKRIPSI DISUSUN OLEH RESTI AULIA NIM : AID109102
PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 113/IV KOTA JAMBI SKRIPSI DISUSUN OLEH RESTI AULIA NIM : AID109102 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada bagaimana peroses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar secara keseluruhan dalam proses pendidikan di sekolah, merupakan kegiatan yang paling pokok dan asas terpenting dalam belajar untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teoretis 1. Strategi Cooperative Script Dalam strategi pembelajaran kooperatif ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung kearah
Lebih terperinciKODE MK POR 585 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FPOK UPI
KODE MK POR 585 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FPOK UPI 12 Dr. Yudy Hendrayana, M.Kes. Arif Wahyudi, S.Pd. Nuryadi, S.Pd., M.Pd. 13 SILABI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. SD Kristen Paulus Bandung merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SD Kristen Paulus Bandung merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar yang ada dalam naungan Yayasan Kristen Paulus (YKP). Dikelola oleh sebuah perkumpulan umat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam menyerap materi pendidikan. Guru sebagai fasilitator, menyampaikan ilmunya melalui bentuk-bentuk ajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini memerlukan adanya reformasi berkelanjutan dalam merencanakan dan menyelenggarakan pendidikan di masa depan. Perubahan yang dimaksud
Lebih terperinciPENGEMBANGAN WEB BASED LEARNING DALAM MATAKULIAH ALGORITMA PEMROGRAMAN 1 DI STMIK PRADNYA PARAMITA MALANG
PENGEMBANGAN WEB BASED LEARNING DALAM MATAKULIAH ALGORITMA PEMROGRAMAN 1 DI STMIK PRADNYA PARAMITA MALANG Fitri Marisa, S.Kom., M.Pd Dosen STIMATA Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Web
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembelajaran. Proses Pembelajaran Evaluasi. Gambar 1.1 Hubungan ketiga komponen dalam pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam proses pendidikan, kegiatan belajar dan mengajar merupakan dua aspek utama demi tercapainya keberhasilan tujuan pembelajaran; dimana keduanya secara
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini akan dapat membawa dampak yang positif pada masyarakat Indonesia berupa usaha untuk
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL
PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL Husnah Guru SDN 001 Pasar Inuman Kecamatan Inuman husnah683@gmail.com ABSTRAK Penelitian tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Dalam
Lebih terperinciKata Kunci: Remedial teaching
PELAKSANAAN REMEDIAL TEACHING MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI KABUPATEN REMBANG Joko Widodo 1 Abstrak: Permasalahan dalam penelitian ini yaitu (1) Bagaimana kemampuan guru dalam mendiagnosis kesulitan
Lebih terperinciSKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna. MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd.) ProgamStudiPedidikanJasmani,KesehatandanRekreasi
PENGARUH MODIFIKASI BOLA TERHADAP HASIL BELAJAR LAY UP DALAM PEMBELAJARAN BOLA BASKET PADA SISWA KELAS XI SMA KATOLIK St. AUGUSTINUS KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014-2015 SKRIPSI DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di
BAB V PEMBAHASAN A. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Tingkat Tsanawiyah Sekolah Pirayanawin Klonghin Witthaya (Patani Selatan Thailand) Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng
Lebih terperinciSugianto Universitas Wiralodra Indramayu ABSTRAK
KREATIVITAS, MINAT DAN KUALITAS WIRAUSAHA MAHASISWA PADA MATA KULIAH BIOLOGI TERAPAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL: SEBUAH STUDI KASUS SEBAGAI DASAR BAGI PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN GURU BIOLOGIPENERAPAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Mata pelajaran al-qur an Hadits di Madrasah Aliyah adalah salah satu mata pelajaran pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari al- Qur an Hadits yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah- masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fikih merupakan sistem norma (aturan) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia dan dengan makhluk lainnya. Aspek fikih menekankan pada kemampuan
Lebih terperinciII. TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA DAN HIPOTESIS. pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih guru, yaitu yang
II. TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Strategi Pembelajaran Ada beberapa pendapat mengenai strategi pembelajaran, menurut Kozna strategi pembelajaran
Lebih terperinciPENINGKATAN KOMPETENSI GURU SMA/ SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA DALAM MERUMUSKAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI DASAR
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SMA/ SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA DALAM MERUMUSKAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI DASAR Dini Restiyanti Pratiwi, Fitri Puji Rahmawati, Aimanun Salim, Klara Sukma Pujiati 1 PBI
Lebih terperinciPEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI TRIGONOMETRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIFITAS SISWA KELAS X2 SMAN 1 KOTA BENGKULU
PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI TRIGONOMETRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIFITAS SISWA KELAS X2 SMAN 1 KOTA BENGKULU Rusdi, Della Maulidiya, Edi Susanto Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1435 H
KESIAPAN SMP NEGERI 3 KARANG BARU DALAM MENGHADAPI KURIKULUM 2013 SKRIPSI Diajukan Oleh : ULFATUL HASANAH Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Program Strata Satu (S-1) Jurusan/Prodi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perbedaan pada siswa-siswanya. Siswa yang pandai akan terhambat kemajuannya
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya proses pendidikan dan pengajaran dewasa ini di sekolah-sekolah masih berjalan klasikal, artinya seorang guru dalam menyampaikan materi kepada semua siswa
Lebih terperinciPENILAIAN KEMAMPUAN KERJA PEGAWAI MELALUI EVALUASI PEMBELAJARAN DALAM DIKLAT
PENILAIAN KEMAMPUAN KERJA PEGAWAI MELALUI EVALUASI PEMBELAJARAN DALAM DIKLAT Fajar Usman Wdyaiswara BKPM ABSTRAK Dalam kehidupan berorganisasi, setiap unsur sumber daya manusia dalam organisasi dituntut
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Model Pembelajaran Snowball Throwing 1. Pengertian Model Pembelajaran Snowball Throwing Menurut Arahman (2010:3) mengemukakan bahwa model pembelajaran Snowball
Lebih terperinciUPAYA KEPALA SEKOLAH MENINGKATKAN PELAKSANAAN TUGAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SMP PEMBANGUNAN LABORATORIUM UNP
UPAYA KEPALA SEKOLAH MENINGKATKAN PELAKSANAAN TUGAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SMP PEMBANGUNAN LABORATORIUM UNP Eri Murti Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Penulisan ini bertujuan untuk
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SOAL NON RUTIN untuk MENGETAHUI BERPIKIR KRITIS SISWA SMP N 18 PALEMBANG. Eka Fitri Puspa Sari, M.Pd
PENGEMBANGAN SOAL NON RUTIN untuk MENGETAHUI BERPIKIR KRITIS SISWA SMP N 18 PALEMBANG Eka Fitri Puspa Sari, M.Pd Dosen Pendidikan Matematika Universitas PGRI Palembang ABSTRAK kurikulum tingkat satuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah proses kegiatan pelaksanaan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang telah ditetapkan (Sudjana, 2001: 1). Pembelajaran
Lebih terperinciKey Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.
1 PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION DALAM MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VIII 6 SMP NEGERI 20 PEKANBARU Andita
Lebih terperinciTheresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK
PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN PECAHAN BENTUK SOAL CERITA DI KELAS V SDN 8 RINDINGALLO KABUPATEN TORAJA UTARA Theresyam Kabanga Program
Lebih terperinciKata kunci: Media pembelajaran, situs bersejarah
DESAIN PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN SITUS BERSEJARAH DALAM PAI Abd Rahman Abbas FAI - UIM Pamekasan Rahmanabbas097@gmail.com Abstract The learning activities is a series of activities and interaction
Lebih terperinciA. Latar Belakang. proses pemahaman dasar kesehatan reproduksi manusia, analisa asuhan dan
1 A. Latar Belakang Kurikulum pada pendidikan Diploma III Kebidanan disusun melalui proses pemahaman dasar kesehatan reproduksi manusia, analisa asuhan dan pelajaran kebidanan, penetapan peran, fungsi
Lebih terperinciPENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SUB POKOK BAHASAN VERTEBRATA DI SMA KELAS X DARUSSALAM INDRAMAYU
1 PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SUB POKOK BAHASAN VERTEBRATA DI SMA KELAS X DARUSSALAM INDRAMAYU ( Penelitian Tindakan Kelas ) SKRIPSI YUGIE PUJI LESTARI 58461197
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan adalah interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung pada lingkungan tertentu. 1 Pendidikan
Lebih terperinciSISTEM EVALUASI PEMBELAJARAN PAI (KE-1) PROGRAM PASCA SARJANA STAIN SALATIGA
SISTEM EVALUASI PEMBELAJARAN PAI (KE-1) PROGRAM PASCA SARJANA STAIN SALATIGA 1 Buku Wajib BUKU RUJUKAN Crocker, L, Algin, J. (!986) Intoduction to Classical dan Modern test Theory. Holt-Reinhart and Winston
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara kelompok maupun secara individual. Hal ini dimaksudkan agar prestasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam proses pembelajaran di kelas, setiap guru SD berperan sebagai pengajar dan pembimbing, wajib melakukan layanan bimbingan belajar baik secara kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik : Dasar-Dasar Ilmu Mendidik, PT Rineka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk menjamin keberlangsungan hidupnya agar lebih bermanfaat dan bermartabat. Sebab tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penilaian, dan juga merupakan tiga dari sekian dimensi yang sangat penting,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan, kurikulum merupakan proses pembelajaran dan penilaian, dan juga merupakan tiga dari sekian dimensi yang sangat penting, dimana ketiganya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi. Pada hakekatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah mata pelajaran yang menuntut kemampuan berfikir siswa dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi. Pada hakekatnya matematika merupakan salah
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN DASAR
KHAZANAH PENDIDIKAN: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. I, No. 2 (Maret 2009) PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN DASAR Muhammad Afandi ABSTRACT Learning is process which is done in a certain order to achieve
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu usaha menciptakan manusia yang mampu berinovasi dengan mengembangkan potensi dalam dirinya. Selain itu, pendidikan juga meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar, dimana kegiatan tersebut sangatlah penting, artinya akan ada. tersebut yang sudah mengalami proses pembelajaran.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar menuju kearah kedewasaan. Dalam proses pendidikan terdapat adanya kegiatan belajar mengajar,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas ( Classroom Action
30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas ( Classroom Action Research) yang berfokus pada upaya untuk mengubah kondisi nyata yang ada sekarang
Lebih terperinci