BAB II TINJAUAN PUSTAKA. benua Asia, Afrika, dan Amerika. Di Indonesia, tumbuhan ini dapat tumbuh
|
|
- Yuliani Setiabudi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan Tumbuhan sereh tumbuh liar di berbagai daerah tropis dan subtropis di benua Asia, Afrika, dan Amerika. Di Indonesia, tumbuhan ini dapat tumbuh hampir di seluruh wilayah nusantara (Susetyo dan Haryati, 2004). Tanaman sereh yang menghasilkan minyak atsiri dalam perdagangan dikenal 2 jenis, yaitu minyak India Barat (cymbopogon citrates) dan minyak India Timur (cymbopogon flexuosus) (Sonawane, et al., 2008). Cymbopogon adalah genus yang asli di daerah tropis dan semi tropis Asia dan dibudidayakan di Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Afrika (Shah, et al., 2011). Cymbopogon merupakan tanaman yang sangat besar dengan keluarga yang terdiri dari 500 genus dan 8000 spesies herbal. Cymbopogon citratus dan cymbopogon flexuosus mengandung minyak atsiri dimana kadar sitralnya tinggi (70-80%) (Negrelle dan Gomes, 2007). Tanaman ini pada pertumbuhannya membutuhkan cahaya matahari dan curah hujan yang cukup, iklim tropis dan udara lembab. Rumpun ini tumbuh paling subur di atas tanah berpasir atau pasir bercampur kapur. Tanaman muda dapat dipanen untuk pertama kalinya pada saat berumur empat sampai delapan bulan tergantung pada iklim dan kondisi tanah (Guenther, 1987) Sinonim Nama lain: Cymbopogon citratus (DC.)
2 2.1.2 Nama daerah Nama daerah: Sereue (Aceh), Sere (Gayo, Jawa Tengah, Madura, Bugis), Sangge-sangge (Batak Toba), Sarae Arun (Minangkabau), Sorae (Lampung), Sereh (Sunda), See (Melayu), Patahampori (Bima), Kedoung witu (Sumba), Sare (Makasar), Garamakusu (Manado dan Ternate), Serai (Ambon) (Susetyo dan Haryati, 2004) Nama asing Nama asing: Lemongrass Morfologi tumbuhan Tumbuhan ini merupakan semak, tahunan dengan tinggi cm. Batang tidak berkayu, beruas-ruas pendek dengan warna putih kotor. Daun tunggal, berpelepah dengan pangkal pelepah memeluk batang, ujung runcing, tepi rata dengan panjang cm, lebar 0,5-1,5 cm, pertulangan sejajar, warna hijau, akar serabut (Depkes, 2000) Sistematika tumbuhan Menurut Depkes (2000), sistematika tumbuhan sereh (Andropogon citratus DC.) adalah sebagai berikut. Divisi Sub divisi Kelas Bangsa Suku Marga Jenis : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledoneae : Poales : Gramineae : Andropogon : Andropogon citratus (DC.)
3 2.1.6 Penggunaan tumbuhan Daun Andropogon citratus berkhasiat sebagai obat demam, obat gatalgatal, obat gosok, obat masuk angin (Depkes, 2000) Kandungan kimia Daun Andropogon citratus mengandung alkaloida, saponin, flavonoida, polifenol dan minyak atsiri (Depkes, 2000). 2.2 Minyak Atsiri Minyak atsiri adalah zat beraroma yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut minyak menguap, minyak eteris atau minyak esensial (essential oil, volatile oil) karena pada suhu kamar mudah menguap di udara terbuka, mempunyai rasa getir (pungent taste). Istilah essensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya. Minyak ini umumnya larut dalam pelarut organik, tidak larut dalam air dan minyak atsiri dalam keadaan segar dan murni umumnya tidak berwarna (Gunawan dan Mulyani, 2010) Keberadaan minyak atsiri dalam tanaman Minyak atsiri dalam tumbuhan terdapat dalam berbagai jaringan, seperti didalam rambut kelenjar (pada suku Labiatae), di dalam sel-sel parenkim (pada suku Zingiberaceae dan Piperaceae), di dalam rongga-rongga skizogen dan lisigen (pada suku Myrtaceae, Rutaceae dan Pinaceae) dan terkandung di dalam semua jaringan (pada suku Lauraceae, Poaceae) (Gunawan dan Mulyani, 2010).
4 Minyak atsiri dalam tumbuhan berperan sebagai pengusir serangga pemakan daun dan sebaliknya minyak ini dapat juga berfungsi sebagai penarik serangga guna membantu proses penyerbukan dan sebagai cadangan makanan (Gunawan dan Mulyani, 2010). Minyak atsiri terdapat pada bagian tanaman seperti daun, bunga, biji, batang atau kulit dan akar atau rimpang (Agusta, 2000) Komposisi kimia minyak atsiri Minyak astiri umumnya terdiri dari unsur karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O) dan kadang-kadang mengandung unsur nitrogen (N) dan belerang (S). Variasi komposisi minyak atsiri disebabkan oleh perbedaan jenis tanaman penghasil, kondisi iklim, tanah tempat tumbuh, metode ekstaksi yang dipergunakan dan cara penyimpanan minyak (Gunawan dan Mulyani, 2010). Pada umumnya komponen kimia minyak astiri dibagi menjadi dua golongan: a. Golongan hidrokarbon Persenyawaan yang termasuk hidrokarbon terbentuk dari unsur hidrogen (H) dan karbon (C). Jenis hidrokarbon yang terdapat dalam alam dan minyak astiri sebagian besar terdiri dari monoterpen (2 unit isoprene), sesquiterpen (3 unit isoprene), diterpene (4 unit isoprene) dan politerpen (Gunawan dan Mulyani, 2010). b. Golongan hidrokarbon teroksigenasi Persenyawaan yang termasuk hidrokarbon terdiri dari unsur hidrogen (H), karbon (C), dan oksigen (O). Persenyawaan yang termasuk dalam
5 golongan ini adalah persenyawaan alkohol, aldehida, keton, ester dan eter. Ikatan karbon yang terdapat dalam molekulnya dapat terdiri dari ikatan tunggal, ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga. Terpen mengandung ikatan tunggal dan ikatan rangkap dua. Secara kimia, terpena minyak atsiri dapat dipilih menjadi dua golongan, yaitu monoterpena (C 10 ) dan seskuiterpena (C 15 ) yang titik didihnya berbeda, dimana titik didih monoterpena C dan titik didih seskuiterpena >200 C (Harborne, 1984) Sifat Fisikokimia Minyak Astiri Analisis fisikokimia dilakukan untuk mendeteksi pemalsuan, mengevaluasi mutu dan kemurnian minyak serta mengidentifikasi jenis dan kegunaannya (Gunawan dan Mulyani, 2010) Sifat fisik minyak atsiri Menurut Koensoemardiyah (2010), minyak atsiri mempunyai konstituen kimia yang berbeda, tetapi dari segi fisikanya banyak yang sama. Minyak atsiri yang baru diekstraksi (masih segar) umumnya tidak berwarna atau berwarna kekuning-kuningan. Sifat-sifat fisika minyak atsiri, yaitu: - analisis berat jenis - mempunyai indeks bias yang tinggi - rotasi optik Parameter yang dapat digunakan untuk tetapan fisik minyak atsiri antara lain:
6 a) Berat jenis Penentuan bobot jenis menggunakan alat piknometer, Bobot jenis minyak atsiri merupakan perbandingan antara bobot minyak dengan bobot air pada volume air yang sama dengan volume minyak. Bobot jenis merupakan salah satu kriteria paling penting dalam menentukan mutu dan kemurnian minyak atsiri (Guenther, 1987). b) Indeks bias Penentuan indeks bias menggunakan alat refraktometer. Indeks bias merupakan perbandingan antara kecepatan cahaya di dalam udara dengan kecepatan cahaya di dalam zat tersebut pada suhu tertentu. Indeks bias berguna untuk identifikasi kemurnian (Armando, 2009). Nilai indeks bias suatu jenis minyak dipengaruhi oleh suhu, yaitu pada suhu yang lebih tinggi indeks bias semakin kecil (Ketaren, 1986). c) Putaran optik Penentuan putaran optik menggunakan alat polarimeter. Setiap jenis minyak atsiri mempunyai kemampuan memutar bidang polarisasi cahaya ke arah kanan atau kiri. Besarnya perputaran bidang polarisasi ditentukan oleh jenis minyak atsiri, suhu, panjang kolom yang berisi minyak atsiri dan panjang gelombang cahaya yang digunakan (Guenther, 1987) Cara isolasi minyak atsiri Menurut Koensoemardiyah (2010) ada beberapa cara untuk memproduksi minyak atsiri, antara lain:
7 1. Penyarian dengan lemak dingin (enfleurage) Metode enfleurage disebut dengan penyarian secara maserasi dingin dengan lemak padat. Suatu pelat kaca diberi bingkai kemudian ditutup dengan lemak hewan yang telah dimurnikan sehingga tidak berbau, setelah itu, mahkota bunga yang akan diambil minyak atsirinya ditebarkan di atasnya dengan sedikit ditekan. Bunga-bunga tersebut dalam keadaan segar atau baru dipetik, mahkota bunga itu dibiarkan di atas lempengan lemak tersebut selama beberapa hari supaya minyak merembes dari bunga ke dalam lemak. Mahkota bunga yang ditekan di atas lempengan tersebut diambil dan diganti dengan mahkota bunga yang baru. Hal ini dilakukan berulang kali sampai lempengan lemak jenuh oleh minyak atsiri, setelah itu lemak yang jenuh dengan minyak atsiri dicuci dengan alkohol, lalu alkohol tersebut diuapkan sehingga diperoleh minyak atsiri yang diinginkan. 2. Penyarian dengan pelarut yang mudah menguap Metode ini kurang umum dilakukan karena pelarut yang memenuhi syarat agak terlalu mahal untuk digunakan, yang dapat mengakibatkan harga minyak atsiri menjadi mahal. Cara ini dilakukan untuk memisahkan minyak atsiri yang berharga mahal, misalnya minyak melati. 3. Penyarian dengan lemak panas Metode ini juga kurang umum dilakukan karena pemanasan dapat merusak komposisi minyak atsiri, serta membutuhkan metode tertentu untuk memisahkan minyak atsiri dengan pelarutnya.
8 4. Penyulingan Penyulingan dapat dibagi menjadi 3 bagian, antara lain: a. Penyulingan air (water distillation) Metode penyulingan air merupakan metode yang paling sederhana diantara proses penyulingan lainnya. Metode ini lebih mirip dengan merebus, yaitu bahan yang akan disuling dimasukkan ke dalam ketel suling berisi air mendidih hingga terendam seluruhnya ke dalam air. Uap yang keluar dialirkan melalui pipa menuju kondensor sehingga didapatkan air dan minyak, lalu dipisahkan minyak dengan air (Susetyo dan Haryati, 2004). b. Penyulingan air dan uap (water and steam distillation) Metode penyulingan ini disebut juga dengan sistem kukus. Prinsipnya, metode ini menggunakan uap bertekanan rendah, dibandingkan dengan penyulingan air perbedaannya terletak pada pemisahan bahan dan air. Penempatan keduanya masih dalam satu ketel suling dimana air dimasukkan ke dalam dasar ketel hingga 1/3 bagian ketel dan selanjutnya bahan dimasukkan kedalam ketel suling dan ketel ditutup rapat. Saat air direbus dan mendidih, uap yang terbentuk akan melalui sarangan lewat lubang-lubang kecil dan melewati celah-celah bahan. Minyak atsiri dalam bahan pun akan ikut bersama uap panas melalui pipa menuju kondensor, selanjutnya uap air dan minyak akan mengembun dan ditampung dalam tangki pemisah. Pemisahan air dan minyak dilakukan berdasarkan berat jenis (Armando, 2009).
9 c. Penyulingan uap (steam distillation) Metode penyulingan ini, air sebagai sumber uap panas terdapat dalam boiler yang letaknya terpisah dari ketel penyulingan. Uap yang dihasilkan mempunyai tekanan lebih tinggi dari tekanan udara luar. Proses penyulingan dengan uap ini baik jika digunakan untuk menyuling bahan baku minyak atsiri berupa kayu, kulit batang, maupun biji-bijian yang keras. Penyulingan dengan uap sebaiknya dimulai dengan tekanan uap yang rendah (kurang lebih 1 atm), kemudian perlahan-lahan tekanan uap dinaikkan menjadi kurang lebih 3 atm (Armando, 2009). 2.4 Analisis Komponen Minyak Atsiri dengan GC-MS Analisis komponen minyak atsiri merupakan masalah yang cukup rumit karena minyak atsiri mengandung campuran senyawa dan sifatnya yang mudah menguap pada suhu kamar. Kendala dalam analisis komponen minyak atsiri mulai dapat diatasi setelah ditemukannya kromatografi gas (GC). Efek penguapan dapat dihindari bahkan dapat dihilangkan sama sekali pada penggunaan GC. Perkembangan teknologi instrumentasi yang pesat akhirnya dapat menghasilkan suatu alat yang merupakan dua sistem dengan prinsip dasar yang berbeda satu sama lain tetapi saling melengkapi, yaitu gabungan antara kromatografi gas dengan spektrometer massa. Kromatografi gas berfungsi sebagai alat pemisah berbagai campuran komponen dalam sampel sedangkan spektrometer massa berfungsi untuk mendeteksi masing-masing komponen yang telah dipisahkan pada kromatrografi gas (Agusta, 2000).
10 2.4.1 Kromatografi gas Kromatografi gas digunakan untuk memisahkan komponen campuran kimia dalam suatu bahan berdasarkan perbedaan polaritas campuran. Fase gerak akan membawa campuran sampel menuju kolom. Campuran dalam fase gerak akan berinteraksi dengan fase diam. Setiap komponen yang terdapat dalam campuran berinteraksi dengan kecepatan yang berbeda dimana interaksi komponen dengan fase diam dengan waktu yang paling cepat akan keluar pertama dari kolom dan yang paling lambat akan keluar paling akhir (Eaton, 1989). Waktu yang menunjukkan berapa lama suatu senyawa dapat tertahan di kolom disebut waktu tambat (waktu retensi) yang diukur mulai saat penyuntikan sampai saat elusi terjadi (Gritter, dkk., 1991). Menurut Eaton (1989) hal yang mempengaruhi harga waktu retensi yaitu: 1. Sifat senyawa, semakin sama tingkat kepolaran dengan kolom dan makin kurang keatsiriannya maka akan tertahan lebih lama di kolom dan sebaliknya. 2. Sifat adsorben, semakin sama kepolaran dengan senyawa maka senyawa akan semakin lama tertahan dan sebaliknya. 3. Konsentrasi adsorben, semakin banyak adsorben maka senyawa semakin lama tertahan dan sebaliknya. 4. Temperatur kolom, semakin rendah temperatur maka senyawa semakin lama tertahan dan sebaliknya.
11 5. Aliran gas pembawa, semakin kecil aliran gas pembawa maka senyawa semakin lama tertahan dan sebaliknya. 6. Panjang kolom, semakin panjang kolom maka senyawa akan semakin lama tertahan dan sebaliknya. Komponen kromatografi gas adalah gas pembawa, sistem injeksi, kolom, fase diam, suhu, detektor Gas pembawa Gas pembawa harus memenuhi persyaratan antara lain: harus inert, murni dan mudah diperoleh, pemilihan gas pembawa tergantung pada detektor yang dipakai. Gas pembawa yang sering dipakai adalah helium (He), argon (Ar), nitrogen (N 2 ), hidrogen (H 2) dan karbon dioksida (CO 2) (Agusta, 2000). Gas pembawa bervariasi untuk packed column dalam rentang antara 25 dan 150 ml/menit, sedangkan untuk kolom kapiler antara 1 dan 25 ml/menit (De Lux Putra, 2012) Sistem injeksi Cuplikan dimasukkan kedalam ruang suntik melalui gerbang suntik, biasanya berupa lubang yang ditutupi dengan septum atau pemisah karet. Ruang suntik harus dipanaskan tersendiri, terpisah dari kolom dan biasanya pada suhu º C lebih tinggi dari suhu kolom maksimum, jadi seluruh cuplikan diuapkan segera setelah disuntikkan dan dibawa ke kolom (Gritter, dkk., 1991) Kolom Ada dua macam kolom, yaitu kolom kemas dan kolom kapiler. Kolom
12 kemas terbuat dari gelas atau logam yang tahan karat atau dari tembaga dan aluminium. Panjang kolom kemas 1-5 m dengan diameter dalam 1-4 mm, sedangkan kolom kapiler terbuat dari silika dengan kandungan logam <1ppm. Diameter dalam kolom kapiler 0,02-0,2 mm (Gandjar dan Rohman, 2008) Fase diam Cairan yang digunakan sebagai fase diam dalam kromatografi gas harus stabil terhadap panas dan kimia (De Lux Putra, 2012). Berdasarkan kepolaran minyak atsiri yang nonpolar sampai sedikit polar, maka untuk keperluan analisis sebaiknya digunakan kolom fase diam yang bersifat sedikit polar, misalnya SE-52 dan SE-54 (Agusta, 2000) Suhu Tekanan uap sangat tergantung pada suhu, maka suhu merupakan faktor utama dalam GC. Pada GC-MS terdapat tiga pengendali suhu yang berbeda, yaitu: suhu injektor, suhu kolom dan suhu detektor (Agusta, 2000) Detektor Detektor yang populer yaitu detektor hantar-termal(thermalconductivity detector) dan detektor pengion nyala (flameionization detector) (Mc Nair dan Bonelli, 1988). 2.5 Spektrometri Massa Prinsip spektrometri massa (MS) ialah molekul senyawa organik (sampel) ditembak dengan berkas elektron dan menghasilkan ion bermuatan positif yang mempunyai energi yang tinggi karena lepasnya elektron dari
13 molekul yang dapat pecah menjadi ion positif yang lebih kecil (ion fragmen). Spektrum massa merupakan grafik antara limpahan relatif lawan perbandingan massa/muatan (m/z) (Sastrohamidjojo, 2004). Keuntungan utama spektrometri massa sebagai metode analisis yaitu metode ini lebih sensitif dan spesifik, untuk identifikasi senyawa yang tidak diketahui atau untuk menetapkan keberadaan senyawa tertentu, hal ini disebabkan adanya pola fragmentasi yang khas sehingga dapat memberikan informasi mengenai bobot molekul dan rumus molekul. Puncak ion molekul penting dikenali karena memberikan bobot molekul senyawa yang diperiksa. Puncak tertinggi pada spektrum disebut puncak dasar (base peak), dinyatakan dengan nilai 100% dan kekuatan puncak lain, termasuk puncak ion molekulnya dinyatakan sebagai persentase puncak dasar tersebut (Silverstein, dkk., 1984).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suhu kamar mudah menguap. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak atsiri Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial karena pada suhu kamar mudah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kemangi (Ocimum americanum L.) 2.1.1. Sistematika Tanaman Menurut Pitojo (1996) sistematika tumbuhan kemangi adalah sebagai berikut: Divisio Sub divisio Kelas Ordo Famili Genus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan temu kunci, yakni genus Kaemferia. Kunci pepet (Kaemferia rotunda L.)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Tanaman Kunci pepet termasuk kerabat temu-temuan, tanaman ini masih satu genus dengan temu kunci, yakni genus Kaemferia. Kunci pepet (Kaemferia rotunda L.) di Jawa Tengah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Uraian Tanaman Kapulaga ( Ammomum compactum Sol.ex Maton ) Tanaman kapulaga atau kapol dibudidayakan orang, tanaman ini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tanaman Kapulaga ( Ammomum compactum Sol.ex Maton ) 2.1.1 Habitat Tanaman kapulaga atau kapol dibudidayakan orang, tanaman ini merupakan tanaman hutan. Sesuai dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sekitar spesies di antaranya tersebar di daerah tropis. Dari jumlah
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Tumbuhan Lada 2.1.1. Lada secara Umum Genus Piper ditemukan oleh Linnaeus dan memiliki banyak spesies. Sekitar 600 2.000 spesies di antaranya tersebar di daerah tropis. Dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, kandungan senyawa kimia, serta manfaat tumbuhan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan Uraian tumbuhan meliputi sistematika tumbuhan, nama lain, morfologi tumbuhan, kandungan senyawa kimia, serta manfaat tumbuhan. 2.1.1 Sistematika tumbuhan Menurut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan Jintan putih merupakan tanaman tahunan yang berbentuk ramping dan indah, dengan tinggi satu kaki atau kurang dan berdaun halus. Buah matang yang kering berbentuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, kandungan kimia dan efek farmakologi daun sirih hutan.daun sirih
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Sirih Uraian tumbuhan sirih meliputi morfologi tumbuhan, sistematika tumbuhan, kandungan kimia dan efek farmakologi daun sirih hutan.daun sirih banyak digemari dan digunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman kemukus dalam sistem tumbuhan diklasifikasikan sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Kemukus (Cubebae fructus) 2.1.1. Sistematika Tumbuhan Kedudukan tanaman kemukus dalam sistem tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut : Divisio Sub divisio Kelas Ordo
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jeruk-jerukan, suku Rutaceae, banyak dibudidayakan orang dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Jeruk secara umum Tanaman jeruk-jerukan, suku Rutaceae, banyak dibudidayakan orang dan beranggotakan tidak kurang dari 1300 jenis tanaman. Suku Rutaceae
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Uraian tumbuhan meliputi habitat dan daerah tumbuh, sistematika
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Tumbuhan Uraian tumbuhan meliputi habitat dan daerah tumbuh, sistematika tumbuhan, nama asing, morfologi tumbuhan, kandungan senyawa kimia, serta penggunaan tumbuhan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tumbuhan kayu putih (Melaleuca leucadendra (L). L), merupakan salah satu tumbuhan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Minyak kayu Putih Secara Umum Tumbuhan kayu putih (Melaleuca leucadendra (L). L), merupakan salah satu tumbuhan penghasil minyak atsiri yang mana daun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Nilam Gambar 1. Daun Nilam (Irawan, 2010) Tanaman nilam (Pogostemon patchouli atau Pogostemon cablin Benth) merupakan tanaman perdu wangi berdaun halus dan berbatang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lempuyang gajah berasal dari Asia tropis dan ditemukan tumbuh tersebar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan Lempuyang gajah berasal dari Asia tropis dan ditemukan tumbuh tersebar di India, Sri Lanka Malaysia sampai Pulau Jawa (Depkes RI, 1978). Lempuyang gajah tumbuh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Uraian tumbuhan meliputi klasifikasi tanaman kunyit, nama daerah dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan Uraian tumbuhan meliputi klasifikasi tanaman kunyit, nama daerah dan nama asing, morfologi tanaman kunyit, kandungan senyawa kimia dan manfaat tanaman kunyit.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbang (essential oil, volatile oil) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Minyak atsiri yang juga dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (essential oil, volatile oil) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut mudah menguap pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan Kayu sintok digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan sakit encok dan digigit serangga, mengobati tusukan dan gigitan binatang beracun, disentri, sariawan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. daerah, morfologi tumbuhan, kandungan senyawa kimia, serta penggunaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan Uraian tumbuhan meliputi daerah tumbuh, sistematika tumbuhan, nama daerah, morfologi tumbuhan, kandungan senyawa kimia, serta penggunaan tumbuhan. 2.1.1 Daerah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pada masa yang akan datang akan mampu memberikan peran yang nyata dalam
TINJAUAN PUSTAKA Upaya pengembangan produksi minyak atsiri memang masih harus dipicu sebab komoditas ini memiliki peluang yang cukup potensial, tidak hanya di pasar luar negeri tetapi juga pasar dalam
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Perlakuan Terhadap Sifat Fisik Buah Pala Di Indonesia buah pala pada umumnya diolah menjadi manisan dan minyak pala. Dalam perkembangannya, penanganan pascapanen diarahkan
Lebih terperinciKromatografi Gas-Cair (Gas-Liquid Chromatography)
Kromatografi Gas-Cair (Gas-Liquid Chromatography) Kromatografi DEFINISI Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 5. Reaksi Transesterifikasi Minyak Jelantah Persentase konversi metil ester dari minyak jelantah pada sampel MEJ 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia. Tanaman sereh banyak dibudidayakan pada ketinggian dpl.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sereh adalah tanaman rempah yang keberadaannya sangat melimpah di Indonesia. Tanaman sereh banyak dibudidayakan pada ketinggian 200 800 dpl. Sereh memiliki nama familiar
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tumbuhan Jeruk Besar dan Jenis Jenisnya Jeruk besar (C. maxima (Burm.) Merr) adalah salah satu jenis jeruk yang sudah cukup dikenal masyarakat. Tanaman jeruk ini merupakan jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Rumus Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara kita termasuk negara penghasil minyak atsiri dan minyak ini juga merupakan komoditi yang menghasilkan devisa negara. Oleh karena itu pada tahun-tahun terakhir
Lebih terperincirambut kelenjar dari daun nilam dengan menggunakan enzim yang terdapat dalam mikroorganisme. Hancurnya dinding sel dan rambut kelenjar mengakibatkan
PENDAHULUAN Tanaman-tanaman yang mengandung minyak atsiri ± 150 200 spesies tanaman yang termasuk ke dalam suku Pinaceae, Labiateae, Compositeae, Lauraceae, Myrtaceae, dan Umbelliferae. Minyak nilam (patchouli)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na +
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bentonit Bentonit merupakan salah satu jenis lempung yang mempunyai kandungan utama mineral smektit (montmorillonit) dengan kadar 85-95% bersifat plastis dan koloidal tinggi.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan dan Peralatan 3.1.1 Bahan yang digunakan Pada proses distilasi fraksionasi kali ini bahan utama yang digunakan adalah Minyak Nilam yang berasal dari hasil penyulingan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan kekayaan alamnya. Tanahnya yang subur dan iklimnya yang tropis memungkinkan berbagai jenis tumbuhan dapat dibudidayakan
Lebih terperinciBAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif
BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Departemen Farmasi FMIPA UI, dalam kurun waktu Februari 2008 hingga Mei 2008. A. ALAT 1. Kromatografi
Lebih terperinciatsiri dengan nilai indeks bias yang kecil. Selain itu, semakin tinggi kadar patchouli alcohol maka semakin tinggi pula indeks bias yang dihasilkan.
1. Warna Sesuai dengan SNI 06-2385-2006, minyak atsiri berwarna kuning muda hingga coklat kemerahan, namun setelah dilakukan penyimpanan minyak berubah warna menjadi kuning tua hingga coklat muda. Guenther
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Temulawak Temulawak merupakan tumbuhan tahunan yang tumbuh tegak dengan tinggi hingga lebih dari 1 m tetapi kurang dari 2 m, berwarna hijau atau coklat gelap. Akar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos Nucifera Linn.) merupakan tanaman yang tumbuh di negara yang beriklim tropis. Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia. Menurut Kementerian
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bentonit diperoleh dari bentonit alam komersiil. Aktivasi bentonit kimia. Aktivasi secara kimia dilakukan dengan merendam bentonit dengan menggunakan larutan HCl 0,5 M yang bertujuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di gedung Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Bogor (BALITTRO) untuk penyulingan minyak atsiri sampel dan determinasi sampel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diutamakan. Sedangkan hasil hutan non kayu secara umum kurang begitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam hutan. Hasil hutan dapat berupa hasil hutan kayu dan hasil hutan non kayu. Hasil hutan kayu sudah
Lebih terperinciNama : Nur Arifin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : DR. C. Prapti Mahandari, ST.
KESEIMBANGAN ENERGI KALOR PADA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR DAN UAP KAPASITAS 1 Kg Nama : Nur Arifin NPM : 25411289 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Atsiri Minyak atsiri awalnya dikenal sebagai minyak esensial. Minyak ini sudah lama dikenal sejak tahun 3.000 SM oleh penduduk Mesir kuno dan digunakan untuk tujuan
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN 1-1. Bab I-Pendahuluan
Bab I-Pendahuluan 1-1 BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jeruk adalah salah satu jenis buah yang mudah diperoleh dan disukai oleh masyarakat. Biasanya jeruk dikonsumsi sebagai buah segar atau dibuat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Palmitat Asam palmitat adalah asam lemak jenuh rantai panjang yang terdapat dalam bentuk trigliserida pada minyak nabati maupun minyak hewani disamping juga asam lemak
Lebih terperinciBAB 2 TI NJAUAN PUSTAKA. Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa yaitu bahan bakar fosil
xiv BAB 2 TI NJAUAN PUSTAKA 2.1. Gas Alam Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa yaitu bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana (CH 4 ). Komponen utama dalam
Lebih terperinciBABm METODOLOGI PENELITIAN
BABm METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan Alat-alat yang digunakan adalah seperangkat destilasi sederhana (Elektromantel MX), neraca analitik, ultrasonik Kery Puisatron,
Lebih terperinciPENDAHULUAN PENGOLAHAN NILAM 1
PENDAHULUAN Minyak nilam berasal dari tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan salah satu komoditi non migas yang belum dikenal secara meluas di Indonesia, tapi cukup popular di pasaran Internasional.
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-93
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-93 Pengambilan Minyak Atsiri dari Daun dan Batang Serai Wangi (Cymbopogon winterianus) Menggunakan Metode Distilasi Uap dan
Lebih terperinciPENYULINGAN MINYAK ATSIRI SEREH DAPUR
PENYULINGAN MINYAK ATSIRI SEREH DAPUR (Cymbopogon citratus) DENGAN METODE PENYULINGAN AIR-UAP (The Destillation of Lemongrass Essential Oil by Using the Water-steam Method ) Zaituni 1, Rita Khathir 1,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemudian mengenalnya sebagai tanaman beraroma. Bau khas dari tanaman
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Atsiri Sejak dahulu orang telah mengenal berbagai jenis tanaman yang memiliki bau spesifik.bau tersebut bukan ditimbulkan oleh bunganya, tetapi oleh tanaman, baik dari
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan sifat tumbuhnya, tanaman nilam adalah tanaman tahunan (parenial).
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Nilam Tanaman nilam merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia. Berdasarkan sifat tumbuhnya, tanaman nilam adalah tanaman tahunan (parenial). Tanaman ini merupakan
Lebih terperinciapakah memenuhi syarat SNI atau tidak - Untuk dapat mengetahui mutu minyak sereh yang di uji. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1.2.2 Manfaat - Untuk dapat mengetahui bobot jenis dan indeks bias pada minyak sereh apakah memenuhi syarat SNI atau tidak - Untuk dapat mengetahui mutu minyak sereh yang di uji. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Tanaman ini termasuk jenis tumbuhan dari
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini digunakan bahan baku minyak atsiri daun sebagai bahan aktif gel antiseptik. Minyak atsiri daun ini berasal dari Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia.
Lebih terperinciMemiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.
Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau trigliserol, dimana berarti lemak dan minyak merupakan triester dari gliserol. Dari pernyataan tersebut, jelas menunjukkan bahwa lemak dan minyak merupakan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung.
Lebih terperinciLampiran 1 Hasil Identifikasi Tumbuhan
Lampiran 1 Hasil Identifikasi Tumbuhan Lampiran 2 Morfologi Tanaman dan Simplisia Rimpang dan Daun Kunyit Gambar 15. Rimpang kunyit Gambar 16. Simplisia rimpang kunyit Lampiran 2 (lanjutan) Gambar 17.
Lebih terperinciPRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS (GLC)
PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS (GLC) LAPORAN disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Instrumentasi Analitik Dosen Pembimbing : Dra. Dewi Widyabudiningsih, MT Tanggal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Minyak Atsiri Minyak atsiri atau yang dikenal sebagai minyak eteris (aetheric oil), minyak esensial, minyak terbang serta minyak aromatic adalah kelompok besar minyak
Lebih terperinciMETODE EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI
MINYAK ATSIRI (2) TEKNOLOGI PROSESING 1 Oleh : Dr.Ir. Susinggih Wijana, MS. Jurusan Teknologi Industri Pertanian FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA METODE EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI A. Expression
Lebih terperinciPROSES EKSTRAKSI MINYAK BUNGA MELATI (JASMINUM SAMBAC) DENGAN METODE ENFLEURASI. Elwina, Irwan, Ummi Habibah *) ABSTRAK
PROSES EKSTRAKSI MINYAK BUNGA MELATI (JASMINUM SAMBAC) DENGAN METODE ENFLEURASI Elwina, Irwan, Ummi Habibah *) ABSTRAK Minyak melati merupakan salah satu produk minyak atsiri yang paling mahal dan banyak
Lebih terperinciMINYAK ATSIRI (2) Karakteristik Bahan dan Teknologi Proses
MINYAK ATSIRI (2) Karakteristik Bahan dan Teknologi Proses O L E H : D R. I R. S U S I N G G I H W I J A N A, M S. J U R U SA N T E K N O L O G I I N D U S T R I P E RTA N I A N FA KU LTA S T E K N O L
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENELITIAN PENDAHULUAN Dari hasil penelitian pendahuluan diperoleh bunga kenanga dengan kadar air 82 %, kadar protein 17,30% dan kadar minyak 1,6 %. Masing-masing penyulingan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bintaro dikenal dengan nama mangga laut atau dalam bahasa latin disebut
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bintaro (Cerbera odalam G.) Bintaro dikenal dengan nama mangga laut atau dalam bahasa latin disebut Cerbera odalam G. (Gambar 2.1). Bintaro merupakan tanaman yang banyak digunakan
Lebih terperinci:!,1G():5kr'W:5. JURnAl EKOlOGI DAn SAlns ISSN : ISSN : VOLUME 01, No: 01. Agustus 2012
ISSN : 2337-5329 :!,1G():5kr'W:5 JURnAl EKOlOGI DAn SAlns PUSAT PENELITIAN LlNGKUNGAN HIDUP a SUMBERDAYA ALAM (PPLH SDA) UNIVERSITAS PATTIMURA VOLUME 01, No: 01. Agustus 2012 ISSN : 2337-5329 APLIKASI
Lebih terperinciOPTIMASI TEKANAN DAN RASIO REFLUKS PADA DISTILASI FRAKSINASI VAKUM TERHADAP MUTU EUGENOL DARI MINYAK DAUN CENGKEH (Eugenia caryophyllata)
Optimasi Tekanan dan pada Distilasi Fraksinasi Vakum terhadap Mutu Eugenol dari Minyak OPTIMASI TEKANAN DAN RASIO REFLUKS PADA DISTILASI FRAKSINASI VAKUM TERHADAP MUTU EUGENOL DARI MINYAK DAUN CENGKEH
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSTRASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSTRASI EKTRAKSI Ekstraksi tanaman obat merupakan suatu proses pemisahan bahan obat dari campurannya dengan menggunakan pelarut. Ekstrak adalah sediaan yang diperoleh dengan
Lebih terperinciHigh Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah
High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah HPLC Merupakan teknik pemisahan senyawa dengan cara melewatkan senyawa melalui fase diam (stationary phase) Senyawa dalam kolom tersebut akan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)
IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat) Abstrak Kulit buah langsat diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut yang berbeda
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-234
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-234 Perbandingan Metode Steam Distillation dan Steam-Hydro Distillation dengan Microwave Terhadap Jumlah Rendemen serta Mutu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok, pada
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan Kualitas minyak dapat diketahui dengan melakukan beberapa analisis kimia yang nantinya dibandingkan dengan standar mutu yang dikeluarkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI).
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris (Essential oil volatile) yang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak atsiri merupakan zat yang memberikan aroma pada tumbuhan. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris (Essential oil volatile) yang merupakan salah satu hasil
Lebih terperinciIDENTIFIKASI GC- MS EKSTRAK MINYAK ATSIRI DARI SEREH WANGI (Cymbopogon winterianus) MENGGUNAKAN PELARUT METANOL
Techno, ISSN 1410-8607 Volume 18 No. 1, April 2017 Hal. 023 027 IDENTIFIKASI GC- MS EKSTRAK MINYAK ATSIRI DARI SEREH WANGI (Cymbopogon winterianus) MENGGUNAKAN PELARUT METANOL Identification of GC-MS Essential
Lebih terperinciKROMATOGRAFI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.
KROMATOGRAFI Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa memahami pengertian dari kromatografi dan prinsip kerjanya 2. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis kromatografi dan pemanfaatannya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ibuprofen 2.1.1 Sifat Fisikokimia Menurut Ditjen POM (1995), sifat fisikokimia dari Ibuprofen adalah sebagai berikut : Rumus Struktur : Gambar 1. Struktur Ibuprofen Nama Kimia
Lebih terperinciI. Judul: Isolasi Minyak Jahe Dari Rimpang Jahe (Zinger Officinale) II. Tanggal Percobaan: 6 Maret 2013 III. Tanggal selesai Percobaan: 6 Maret 2013
I. Judul: Isolasi Minyak Jahe Dari Rimpang Jahe (Zinger Officinale) II. Tanggal Percobaan: 6 Maret 2013 III. Tanggal selesai Percobaan: 6 Maret 2013 IV. Tujuan Percobaan: 1. Memilih peralatan yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Sampel. Sampel yang digunakan adalah tanaman nilam yang berasal dari Dusun
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Sampel Sampel yang digunakan adalah tanaman nilam yang berasal dari Dusun Kembangan, Kecamatan Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Bagian tanaman yang digunakan adalah daun dan batang
Lebih terperinciHigh Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah
High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah HPLC Merupakan teknik pemisahan senyawa dengan cara melewatkan senyawa melalui fase diam (stationary phase) Senyawa dalam kolom tersebut akan
Lebih terperinciBAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA
BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA 3.1 Proses Perpindahan Kalor 3.1.1 Sumber Kalor Untuk melakukan perpindahan kalor dengan metode uap dan air diperlukan sumber destilasi untuk mendidihkan
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Materi 2.2 Sifat-sifat Materi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Materi dan perubahannya merupakan objek kajian dari ilmu kimia. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang materi dan perubahannya. Ilmu kimia juga merupakan ilmu
Lebih terperinciIII. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM
III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM Penanganan dan Pengelolaan Saat Panen Mengingat produk tanaman obat dapat berasal dari hasil budidaya dan dari hasil eksplorasi alam maka penanganan
Lebih terperinciISOLASI MINYAK ATSIRI TEMU HITAM (Curcuma aeruginosa Roxb.) DENGAN METODE DESTILASI AIR DAN DESTILASI UAP SERTA ANALISIS KOMPONEN SECARA GC-MS
ISOLASI MINYAK ATSIRI TEMU HITAM (Curcuma aeruginosa Roxb.) DENGAN METODE DESTILASI AIR DAN DESTILASI UAP SERTA ANALISIS KOMPONEN SECARA GC-MS SKRIPSI OLEH: Ratna Mandasari NIM 081524043 PROGRAM EKSTENSI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minyak dan Lemak Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang artinya lemak). Lipida larut dalam pelarut nonpolar dan tidak larut dalam air.
Lebih terperinciSMP VIIa. Unsur, Senyawa, dan Campuran. Devi Diyas Sari SMP VIIa
SMP VIIa Unsur, Senyawa, dan Campuran Devi Diyas Sari 08312244013 SMP VIIa PETA KONSEP Materi Zat murni Campuran Unsur Senyawa Homogen Heterogen Pendapat Jons Jacob Berzelius Lambang unsur yang sekarang
Lebih terperinciPenetapan Kadar Sari
I. Tujuan Percobaan 1. Mengetahui cara penetapan kadar sari larut air dari simplisia. 2. Mengetahui cara penetapan kadar sari larut etanol dari simplisia. II. Prinsip Percobaan Penentuan kadar sari berdasarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cengkeh dengan nama ilmiah Eugenia caryophyllata berasal dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Cengkeh Cengkeh dengan nama ilmiah Eugenia caryophyllata berasal dari kepulauan Maluku. Diselundupkan untuk dibudidayakan di Malagasi dan Tanzania oleh para pedagang Arab,
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri minyak atsiri memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan di Indonesia, karena Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam penyediaan bahan bakunya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Nabati Minyak nabati adalah senyawa minyak yang terbuat dari tumbuhan yang diperoleh melaui proses ekstraksi dan pengepressan mekanik. digunakan dalam makanan dan untuk
Lebih terperinciIsolasi dan Identifikasi Komponen Kimia Minyak Atsiri dari Daun, Batang dan Bunga Tumbuhan Salembangu (Melissa sp.)
Isolasi dan Identifikasi Komponen Kimia Minyak Atsiri dari Daun, Batang dan Bunga (Isolation and identification of chemical components of essential oils from leaves, stems, and flowers of Salembangu plants
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Atsiri Minyak atsiri, minyak mudah menguap, atau minyak terbang merupakan campuran senyawa yang berwujud cairan atau padatan yang memiliki komposisi maupun titik didih
Lebih terperinciHigh Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah
High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Indah Solihah HPLC Merupakan teknik pemisahan senyawa dengan cara melewatkan senyawa melalui fase diam (stationary phase) Senyawa dalam kolom tersebut akan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Biji Kemiri Sumber : Wikipedia, Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu tanaman tahunan yang
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kemiri Gambar 1. Biji Kemiri Sumber : Wikipedia, 2016 Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu tanaman tahunan yang termasuk dalam famili Euphorbiaceae (jarak-jarakan).
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Jeringau Berbicara mengenai minyak atsiri, kita tidak dapat lepas dari membahas masalah bau dan aroma, karena fungsi minyak atsiri yang paling luas dan umum diminati
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Determinasi tanaman dilakukan di Herbarium Bandungense, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung, menyatakan bahwa tanaman ini adalah Pogostemon
Lebih terperinciTitik Leleh dan Titik Didih
Titik Leleh dan Titik Didih I. Tujuan Percobaan Menentukan titik leleh beberapa zat ( senyawa) Menentukan titik didih beberapa zat (senyawa) II. Dasar Teori 1. Titik Leleh Titik leleh adalah temperatur
Lebih terperinciLampiran 1: Hasil identifikasi tumbuhan
Lampiran 1: Hasil identifikasi tumbuhan Sampel yang digunakan adalah daun I yaitu: jenis Melaleuca leucadendra (L). L Dari Bab III halaman 21 pada identifikasi sampel Lampiran 2. Gambar pohon kayu putih
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tanaman Kayu Putih 2.1.1 Karakteristik Tanaman Kayu Putih Secara Umum Gelam atau kayu putih (Melaleuca leucandendra sinonim dengan M. leucadendron). Mempunyai banyak nama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kayu Manis Gambar 1. Kulit Batang Kayu Manis (Dwijayanti, 2011) 1. Sistematika Tumbuhan Sistematika tumbuhan kayu manis menurut Soepomo, 1994 adalah: Kingdom Divisi Kelas Ordo
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Sistematika dan Morfologi Tanaman Nilam Syarat Tumbuh Nilam
4 TINJAUAN PUSTAKA Sistematika dan Morfologi Tanaman Nilam Tanaman nilam termasuk famili Labiatae (Santoso 1990). Ada tiga jenis tanaman nilam yaitu Pogostemon cablin Benth atau Nilam Aceh, Pogostemon
Lebih terperinciISOLASI DAN ANALISIS KOMPONEN MINYAK ATSIRI DARI DAUN KAYU PUTIH (Melaleucae folium) SEGAR DAN KERING SECARA GC - MS SKRIPSI
ISOLASI DAN ANALISIS KOMPONEN MINYAK ATSIRI DARI DAUN KAYU PUTIH (Melaleucae folium) SEGAR DAN KERING SECARA GC - MS SKRIPSI OLEH: IRMA NOPELENA SIREGAR NIM: 071524030 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciSTANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN PASCA PANEN KUNYIT. Feri Manoi
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN PASCA PANEN KUNYIT Feri Manoi PENDAHULUAN Untuk memperoleh produk yang bermutu tinggi, maka disusun SPO penanganan pasca panen tanaman kunyit meliputi, waktu panen,
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Karakteristik Minyak Atsiri Wangi Hasil penelitian menunjukkan minyak sereh wangi yang didapat desa Ciptasari Pamulihan, Kabupaten Sumedang dengan pengujian meliputi bentuk,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minyak atsiri merupakan minyak dari tanaman yang komponennya secara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Atsiri Minyak atsiri merupakan minyak dari tanaman yang komponennya secara umum mudah menguap sehingga banyak yang menyebut minyak terbang. Minyak atsiri disebut juga
Lebih terperinci