BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ULTRA WIDE BAND (UWB) Teknologi Ultra Wide Band pertama kali diperkenalkan dan dipublikasikan oleh Federation Comunications Comission (FCC) pada tanggal 14 Februari UWB diklasifikasikan sebagai teknologi Close Range Wireless dengan radius kerja kurang lebih 10 meter, seperti yang ditunjukkan di dalam Gambar 2.1. Teknologi UWB di Amerika serikat bekerja pada rentang frekuensi antara 3.1 GHz hingga 10.6 GHz, sedangkan alokasi frekuensi UWB di Jepang dikisaran 3.4GHz hingga 4.8GHz dan 7.25 GHz sampai GHz, di Eropa teknologi UWB dialokasikan bekerja didaerah frekuensi 6 GHz sampai 8.5 GHz [1-3]. Gambar 2.1 Range frekuensi kerja pada beberapa Aplikasi Telekomunikasi [1]. 7

2 8 Teknologi Short Range Wireless pada saat ini telah banyak diaplikasikan pada peralatan elektronika. Beberapa perbandingan pada teknologi Short Range Wireless yaitu [2]. 1. IEEE b: Teknologi ini memiliki jangkauan frekuensi kerja pada udara bebas kurang lebih 100 meter. Pada radius 100 meter, 3 buah sistem IEEE b dapat dioperasikan secara bersamaan, kecepatan masing-masing sistem diudara terbuka adalah 11 Mbps. Sehingga total kecepatan untuk 3 buah system adalah 33 Mbps, jika dibagi dengan luas area lingkaran yang dapat dicakup maka Spatial Capacitynya adalah adalah 1 Kbps per meter kuadrat. (33 Mbps/ π (100m 2 )= 1.05 Kbps/m 2 ). 2. Bluethooth : Bluetooth pada mode low-power memiliki jangkauan kerja pada udara terbuka mencapai kurang dari 10 meter. Pada radius 10 meter,10 bluetooth dapat memberikan kecepatan melalui udara terbuka 10 Mbps. Jika dibagi dengan luas area lingkaran,maka hasik spasotal capacity mendekati 30 Kbps per meter kuadrat. (10 Mbps/ π (10m 2 ) = 31.8 Kbps/m 2 ). 3. IEEE a: Teknologi ini didesain untuk memiliki jangkauan kerja hingga 50 meter. Pada luas area lingkaran dengan radius 50 meter, 12 sistem IEEE a dapat dioperasikan secara bersama-sama. Setiap system memberikan kecepatan pada udara terbuka sebesar 54 Mbps. Sehingga total kecepatan adalah 648 Mbps, jika dibagi dengan luas area lingkaran menghasilkan Spatial Capacity sekitar 83 Kbps per meter kuadrat.(648 Mbps/ π(50m 2 )= Kbps/m 2 ).

3 9 4. UWB: UWB memiliki jangkauan kerja pada udara terbuka kurang lebih 10 meters. Pada radius lingkaran 10 meter, 6 buah system UWB dapat dioperasikan secara bersamaan, dengan kecepatan masing-masing adalah 50 Mbps.Maka total kecepatan adalah 300 Mbps, jika dibagi dengan luas area lingkaran maka akan menghasilkan Spatial Capacity mendekati 1000 Kbps per meter kuadrat.(300 Mbps/π (10m 2 )= 955 Kbps/m 2 ) Gambar 2.2 Perbandingan Spatial Capacity pada SRW [2] Filter Filter memegang peranan penting pada banyak aplikasi RF/gelombang mikro. Alplikasi penting seperti komunikasi wireless memberikan tantangan untuk kemajuan filter RF/gelombang mikro sehingga lebih baik dari sebelumnya, performa tinggi, ukuran yang lebih kecil, lebih ringan dan harga yang lebih murah. Kemajuan yang baru pada bahan dan teknologi pembuatan termasuk superkonduktor suhu tinggi (HTS), keramik kofir suhu rendah (LTCC), rangkaian

4 10 integrasi gelombang mikro monolitik (MMIC), system mikroelektromekanik (MEMS) dan teknologi mikromesin telah merangsang kemajuan pesat pada aplikasi mikrostrip dan filter lain untuk RF/gelombangmikro. Dalam pada itu kemajuan desain alat pembantu computer (CAD), seperti simulator elektromagnetik gelombang penuh (EM) telah memberikan perubahan desain filter. Banyak filter mikrostrip baru dengan kemajuan karakteristik filtering telah ditemukan. Filter mikrostrip untuk aplikasi RF/gelombang mikro menawarkan perawatan yang unik dan komprehensif berdasarkan struktur mikrostrip, menyediakan hubungan untuk aplikasi alat desain pembantu komputer dan kemajuan bahan dan tekhnologi. Banyak bahan dan filter yang bagus menggunakan desain bahan pembantu computer didiskusikan, dari konsep dasar sampai realisasi praktis Filter Gelombang Mikro Filter gelombang mikro pasif adalah rangkaian yang terdiri dari unsur-unsur bungkal (lumped element) seperti induktor, kapasitor dan resistor saja atau unsur- unsur terdistribusi ( seperti waveguide, saluran koaksial, saluran mikrostrip, dan lain- lain) atau bisa juga merupakan gabungan dari kedua-duanya. Unsur unsur ini disusun sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk meloloskan sinyal dengan frekuensi tertentu (sinyal yang diinginkan) dengan redaman yang seminimum mungkin, dan meredam frekuensi yang tidak diinginkan. Di dalam perancanaan filter, spesifikasi yang penting untuk diperlihatkan adalah cakupan frekuensi,

5 11 bandwidth, rugi-rugi penyisipan (insertion loss), redaman dan frekuensi bandstop, level impedansi masukan dan keluaran, voltage standing wave ratio (VSWR), dan group delay Filter Bandpass Sebuah jaringan penunda yang dirancang khusus untuk respon frekuensi atau fasa dikenal dengan Filter, blok diagram filter dapat dilihar seperti pada gambar 2.1. (bagian a) Gambar 2.3. (a) Blok diagram Filter (b) Grafik respon Frekuensi Dalam aplikasinya filter harus sesuai menurut respon frekuensi yang telah ditentukan dan yang tidak kalah pentingnya adalah memperkecil waktu delay dan respon fasa dan prameternya mampu mengatasi perubahan secara cepat dengan waktu. Gambar 2.4. Diagram magnitude fungsi transfer vs Frekuensi

6 12 Band Pass Filter adalah filter yang hanya melewatkan sinyal - sinyal yang frekuensinya tercantum dalam pita frekuensi atau pass band tertentu. Frekuensi dari sinyal yang berada dibawah pita frekuensi maupun diatas, tidak dapat dilewatkan atau diredam oleh rangkaian band pass filter. Gambar 2.2 memperlihatkan respon dari band pass filter. 2.3 Magnitude Response Untuk magnitude response parameter-parameter yang dilakukan pengukuran adalah sebagai berikut : VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) VSWR adalah perbandingan antara amplitudo gelombang berdiri (standing wave) maksimum ( V max ) dengan minimum ( V min). Pada saluran transmisi ada dua komponen gelombang tegangan, yaitu tegangan yang dikirimkan (V0 + ) dan tegangan yang direfleksikan (V0 - ). Perbandingan antar tegangan yang direfleksikan dengan tegangan yang dikirimkan disebut sebagai koefisien refleksi tegangan ( Γ ) : = + = (2.1) Dimana ZL adalah impedansi beban (load) dan Z0 adalah impedansi saluran lossless. Koefisien refleksi tegangan ( Γ ) memiliki nilai kompleks, yang merepresentasikan besarnya magnitude dan fasa dari refleksi. Untuk

7 13 beberapa kasus yang sederhana, ketika bagian imajiner dari Γ adalah nol, maka : Γ = 1 : refleksi negatif maksimum, ketika saluran terhubung singkat, Γ = 0 :ti:dak ada refleksi, ketika saluran dalam keadaan matched sempurna, Γ = + 1 : refleksi positif maksimum, ketika saluran dalam rangkaian terbuka. Rumus untuk mencari nilai VSWR adalah : = = (2.2) Kondisi yang paling baik adalah ketika VSWR bernilai 1 (S=1) yang berarti tidak ada refleksi ketika saluran dalam keadaan matching sempurna. Namun kondisi ini pada praktiknya sulit untuk didapatkan. Oleh karena itu pada umumnya nilai standar VSWR yang sering digunakan untuk antena adalah VSWR 2 [4] Insertion Loss Rugi-rugi sisipan adalah kehilangan daya akibat penyisipan alat/filter di antara sumber dan beban (alat ukur). Rugi-rugi ini diberikan dalam bentuk perbandingan daya rugi-rugi terhadap daya yang datang (Power Loss Ratio/PLR). PLR dinyatakan sebagai berikut, jika daya yang datang adalah Pi, maka daya yang dipantulkan adalah Pi Γ 2, dan daya yang

8 14 diserap beban Pi (1- Γ 2 ). P LR= ( = ( 2 (2.3) Dengan Γ adalah koefisien pantul, yaitu perbandingan antara tegangan yang dipantulkan dengan yang datang. Jika impedansi karakteristik saluran adalah Z 0. Sedangkan impedansi beban Z L, maka koefisien refeksi dapat dirumuskan sebagai berikut. = (2.4) Rugi-rugi sisipan (insertion loss) dinyatakan dalam desibel adalah : IL = 10 Log P LR (db) (2.5) Pada passband, PLR harus berharga 1, sedangkan pada daerah lain harus lebih dari 1. Dengan demikian pada passband tidak ada rugi-rugi daya, sedangkan pada frekuensi lain rugi-rugi daya harus ada dan besarnya sesuai dengan respon yang diinginkan. Pada rangkaian pasif, daya yang dipantulkan lebih kecil dari daya yang datang sehingga Γ 1. Jika impedansi masukan pada rangkaian adalah Z in,maka : = 1 +1 (2.6) Semetara itu, dari sisi Power Loss Ratio yang sering digunakan pada

9 15 perancangan filter berdasarkan karakteristik respon passband-nya, yaitu filter yang memiliki respon frekuensi rata (tanpa ripple) yang dikenal dengan respon butterworth atau maximally flat, dan filter yang responnya mempunyai ripple sama (equal-ripple) yang disebut respon Chebyshev. Bentuk respon frekuensi tergantung dari jumlah elemen atau orde filter. Semakin banyak jumlah elemen filter, maka bentuk respon semakin curam dan sebaliknya apabila jumlah elemen sedikit, bentuk respon menjadi landai Return Loss Return Loss adalah perbandingan antara amplitudo dari gelombang yang direfleksikan terhadap amplitudo gelombang yang dikirimkan. Return Loss digambarkan sebagai peningkatan amplitudo dari gelombang yang direfleksikan (V0 - ) dibanding dengan gelombang yang dikirim (V0 + ). Return Loss dapat terjadi akibat adanya diskontinuitas diantara saluran transmisi dengan impedansi masukan beban (antena). Pada rangkaian gelombang mikro yang memiliki diskontinuitas (mismatched), besarnya return loss bervariasi tergantung pada frekuensi. = + = (2.7) return loss = 20 Log 10 Γ Nilai return loss yang sering digunakan adalah di bawah -9,54 db untuk menentukan lebar bandwidth, sehingga dapat dikatakan nilai

10 16 gelombang yang direfleksikan tidak terlalu besar dibandingkan dengan gelombang yang dikirimkan atau dengan kata lain, saluran transmisi sudah matching [5] Group Delay Respon frekuensi atau umumnya dikenal dengan fungsi transfer dari filter dapat dirumuskan sebagai : H(jw) = H(jw) e jθ(ω) Dimana H(jw) dan θ(ω) adalah respon magnitude dan fasa dari filter. Keduanya mendefinisikan seberapa besar fasa dari sinyal sinusoidal bergeser setelah melewati filter. Fungsi group delay adalah ukuran linieritas dari respon fasa. dan didefinisikan sebagai : τ(ω) = () pada persamaan diatas, group delay yang konstan ditunjukkan dengan linieritas respon fasa [6] Parameter S Pada frekuensi tinggi parameter yang diukur adalah parameter S (scattering) yang menggunakan konsep magnitude dan phase dari gelombang berjalan (gelombang maju dan gelombang pantul). Parameter-S adalah suatu konsep yang penting dalam disain gelombang mikro karena mudah diukur dan bekerja dengan

11 17 baik pada frekuensi tinggi [7]. Walaupun suatu rangkaian bisa memiliki banyak terminal, parameter rangkaian bisa dijelaskan dengan mudah dengan menggunakan hanya dua terminal saja, yaitu terminal input dan output, seperti rangkaian di bawah ini [7]. Gambar 2.5 Jaringan 2 port [7] Beberapa parameter bisa digunakan untuk memberikan karakteristik rangkaian. Masing-masing parameter direlasikan dengan empat variabel yang berasosiasi dengan model dua terminal. Dua dari empat variabel ini mewakili eksitasi rangkaian (variabel independent) dan dua variabel lainnya mewakili respon rangkaian terhadap eksitasi yang diberikan (variabel dependent) Dalam rentang frekuensi mikro, digunakan parameter gelombang berjalan yang disebut parameter S yang merupakan parameter dalam bentuk kompleks ( magnitude dan sudut). Magnitude parameter S bisa dinyatakan dalam bentuk linear atau logarithmic. Dalam benetuk logarithmic, magnitude mempunyai unit tanpa dimensi desibel. Sudut parameter S dinyatakan dalam derajat atau radian. Parameter S bisa digambarkan dalam diagram polar sebagai suatu titik untuk satu frekuensi, atau locus untuk suatu rentang frekuensi. Keuntungan pemakaian parameter S berangkat dari kenyataan bahwa

12 18 gelombang berjalan, tidak seperti tegangan dan arus, tidak mengalami variasi magnitude di sepanjang saluran transmisi lossless ini berarti bahwa parameter S bisa diukur pada suatu jarak tertentu dengan asumsi saluran transmisi mempunyai rugi- rugi yang kecil. Parameter S menjabarkan inter-relasi dari satu set variabel (aibi). Variabel (a ib i) adalah gelombang tegangan kompleks yang ternormalisasi yang datang dan dipantulkan dari terminal ke-i dari rangkaian. Variabel ini didefinisikan dengan tegangan terminal Vi, arus terminal Ii dan suatu impedansi referensi Zi. a i = + 2 b i = Tanda asterisk (*) menyatakan konjugasi kompleks. U m u m n y a n i l a i Z i bernilai real positif dan dinyatakan dengan Z0.Fungsi gelombang yang digunakan untuk menentukan parameter S pada suatu rangkaian dua terminal ditunjukkan berikut ini: Gambar 2.6. Parameter S dalam jaringan 2-port [7] Rangkaian dua terminal menunjukkan gelombang dating/incident (a1,a 2) dan gelombang pantul (b1,b 2).

13 19 Variabel independen a1 dan a 2 adalah tegangan dating ternormalisasi sebagai berikut: a 1 = V 1 I1Z0 gelombang tegangan datang dari port 1 2 = = V i1 Z0 Z0 Z0 a 2 = V 2 I2Z0 gelombang tegangan datang dari port 2 2 = = V i2 Z0 Z0 Z0 Variabel dependent b 1 dan b 2 adalah tegangan pantul ternormalisasi : b 1 = V 1 I1Z0 gelombang tegangan datang dari port 1 2 = = V r1 Z0 Z0 Z0 b 2 = V 2 I2Z0 gelombang tegangan datang dari port 2 2 = = V r2 Z0 Z0 Z0 Persamaan linear yang menyatakan rangkaian dua terminal menjadi : b 1 = S 11 a 1 + S 12 a 2 b 2 = S 21 a 1 + S 22 a 2 Masing-masing persamaan memberi hubungan antara dua gelombang maju dan gelombang pantul pada masing-masing terminal 1 dan 2. Jika port 2 diterminasi dengan beban yang sama dengan impedansi sistem (Z 0), maka berdasar teori transfer daya maksimum, b 2 akan total diserap dan membuat a2 sama dengan nol. Oleh karena itu S11 = = S11 = Koefisien refleksi input dengan output diberi + beban yang sesuai (matched); ZL = Z0 dengan a2 = 0 (2.8)

14 20 S21 = = S21 = + Penguatan transmisi dengan terminal output diberi beban yang sesuai (matched) (2.9) Dengan cara yang serupa jika port 1 diterminasi sesuai dengan impedansi sistem Z 0, maka a1 menjadi nol dan : S 12 = = S 12 = + Penguatan transmisi balikdengan terminal output diberi beban yang sesuai (matched) (2.10) S22 = = S22 = + Koefisien refleksi output dengan input diberi beban yang sesuai (matched); ZS = Z0 dengan VS = 0 perhatikan bahwa : (2.11) S 11 = = ₀ = ₁₀ ₀ ₁₀ (2.12) dan Z 1 = Z 0 ₁₁ ₁₁ (2.13) Dimana : Z 1 = adalah impedansi input pada port-1. (2.14) 2.5. Stepped Impedance Resonator (SIR) Stepped Impedance Resonator adalah resonator TEM yang terdiri dari lebih dari dua saluran transmisi dengan impedansi karakteristik yang berbeda. Gambar 2.7 menunjukkan contoh khas variasi struktural konfigurasi stripline, di

15 21 mana gambar (a), (b), (c), berturut-turut jenis resonator, λg/4, λg/2 dan λg. Sedangkan SIR type λg/2 seperti ditunjukkan pada gambar (b) strukturnya bias open-ended juga bisa short-circuit [8] (a) Tipe λg/4 (b) Tipe λg/2 (c) Tipe λg... Short-circuit Plane Open-circuit Plane Gambar 2.7. Struktur dasar SIR [8]. (a) Tipe seperempat panjang gelombang; (b) Tipe setengah panjang gelombang; (c) Tipe satu panjang gelombang Impedansi karakteristik dan kesesuaian panjang saluran transmisi dengan ujung short-circuit dan open circuit seperti gambar 2.8. didefinisikan masing-masing sebagai Z1 dan Z2, θ1 dan θ2 seperti pada gambar,parameter listrik dari SIR adalah ratio dari dua impedansi saluran transmisi Z1 dan Z2 dengan persamaan [8] : RZ = Z2 / Z1 Kondisi Resonansi

16 22 Gambar 2.8. Parameter listrik dari SIR [8] Gambar 2.8. menunjukkan elemen dasar dari SIR dengan ujung terbuka dan Short dan sebuah step impedance. Impedansi dan Admitansi input masing-masing di definisikan sebagai Zi dan Yi (=1/Zi), Zi dapat dinyatakan dengan persamaan : Z i = jz 2 ₁ ₁ ₂ ₂ ₂₁ ₁ ₂ (2.15) Bila kondisi Y i = 0, saat kondisi resonansi dapat dicapai dengan : Sehingga tan θ1, dan tan θ2 = ₂ ₁ = Rz Z 2 Z 1 tan θ 1 tan θ 2 = 0 dari persamaan di atas menjelaskan bahwa saat kondisi resonansi dari SIR ditentukan oleh θ1,θ2 dan ratio impedansi Rz, Jika dua frekuensi resonansi dinyatakan sebagai f1 dan f2, maka rasio impedansi yang mengikuti rasio frekuensi resonansi diberikan berikut ini : f2/f1 < 2 saat Rz >1 f2/f1 = 2 saat Rz =1 f2/f1 > 2 saat Rz <1 Salah satu fitur SIR yang khas adalah panjang resonator dan frekuensi

17 23 resonansi palsu yang dapat disesuaikan dengan mengubah rasio impedansi (Rz) Saluran mikrostrip [9] Struktur saluran mikrostrip Struktur mikrostrip secara umum seperti pada gambar sebuah konduktor strip dengan lebar W dan ketebalan t di atas substrat dielektrik yang memiliki konstan dielektrik relatif εr dan ketebalan h, dan bagian bawah substrat, adalah ground plane \ Gambar 2.9. Struktur Mikrostrip secara umum[9] Konstanta dielektrik efektif dan Impedansi karakteristik Dalam pendekatan kuasi-tem, bahan dielektrik homogen dengan permitivitas dialektik efektif menggantikan media dielektrik udara yang homogen dari mikrostrip. Karakteristik transmisi dari mikrostrip dipengaruhi oleh dua

18 24 parameter, yaitu konstanta dialektik efektif ε re dan impedansi karakteristik Z c, yang diperoleh dengan analisis quasistatic. Dalam analisis quasistatic, modus dasar dari propagasi gelombang dalam mikrostrip diasumsikan TEM murni. Dua parameter mikrostrip diatas ditentukan dari nilai-nilai dua kapasitansi sebagai berikut : ε re = (2.16) Z c = (2.17) Dimana C d adalah kapasitansi per satuan panjang dengan dielektrik substrat saat ini,ca adalah kapasitansi per satuan panjang dengan substrat dialektik digantikan oleh udara, dan c adalah kecepatan gelombang elektromagnetik di ruang bebas (c 3.0 x 10 8 m/s). Untuk konduktor yang sangat tipis (yaitu, t 0). [10] Untuk W/ h 1 : ε re = ᵣ + ᵣ ² (2.18) Zc = ln + 12 (2.19) Mana η=120π ohm adalah impedansi gelombang dalam ruang bebas,. Untuk W/ h 1 : εre = ᵣ + ᵣ ⁵ (2.20) Z c = ᵣₑ ln ˡ (2.21)

19 25 Pernyataan yang tepat untuk konstanta dielektrik yang efektif adalah ε re = ᵣ + ᵣ 1 + ᵃᵇ (2.22) Dimana u =, dan a = 1 + ln + ln 1 +,,, (2.23) b = 0,564 ᵣ, ᵣ, Keakuratan model ini adalah lebih baik dari 0,2% untuk εr 128 dan 0.01 u 100. Ekspresi yang lebih baik untuk impedansi karakteristik Zc = ln (2.24) Dimana u =, = 120 π ohm, dan F = 6 + (2π 6)exp.. (2.25) Keakuratan untuk Zc = adalah lebih baik dari 0.01% untuk u 1 dan 0.03 % untuk u Panjang gelombang, konstanta propagasi, kecepatan fasa, dan panjang listrik Setelah konstanta dielektrik efektif mikrostrip ditentukan, panjang gelombang dari modus kuasi-t EM mikrostrip diberikan oleh : λg = ₒ ᵣₑ (2.26) dimana :

20 26 ₒ adalah panjang gelombang ruang bebas pada frekuensi kerja f. frekuensi dalam gigahertz (GHz), sehingga panjang gelombang dalam milimeter sebagai berikut: λg = mm (2.27) () ᵣₑ Konstanta propagasi (β) dan kecepatan fasa (v p) dapat ditentukan dengan : β = (2.28) vp = = ᵣₑ (2.29) dimana c adalah kecepatan cahaya (c 3.0 x 10 8 m/s) di dalam ruang bebas. Panjang listrik (θ) untuk panjang fisik dari mikrostrip (l) didefinisikan sebagai : θ = βl (2.30) Oleh karena itu, θ=π/2 ketika l=λg/4, dan θ=π ketika l =λg/ 2. Ini disebut saluran mikrostrip seperempat panjang gelombang dan setengah panjang gelombang untuk rancangan filter mikrostrip Perbandingan W/h Persamaan untuk w/h pada Z c dan ε r adalah : Untuk w/h 2 [10] = (2.31) dengan

21 27 A = ᵣ, + ᵣ ᵣ, 0,23 + (2.32) ᵣ Dan untuk w/h 2 = ( 1) ln(2 1) + ᵣ 1 ᵣ ln( 1) (2.33) ᵣ Dengan B = ² ᵣₑ (2.34) Pengaruh ketebalan strip Ketebalan t biasanya sangat kecil bila saluran mikrostrip menggunakan thin film,sehingga pengaruhnya sering diabaikan. Namun demikian, pengaruh ketebalan pada impedansi karakteristik dan konstanta dielektrik efektif dapat dituliskan : Untuk w/h 1 Z c (t) = Zc (t) = () ln ₑ ()/ ₑ () (2.35) () ln (2.36) Dimana () = ln (w/h 0.5π) (2.37) 1 + ln (w/h 0.5π) (2.38) ε re (t) = ε re - ᵣ. / / (2.39) Pada persamaan di atas ε re adalah konstanta dielektrik efektif untuk

22 28 t = 0. Hal ini dapat dilihat dari pengaruh ketebalan strip pada impedansi karakteristik dan konstanta dielektrik efektif nilainya tidak signifikan untuk nilai-nilai kecil dari t/h. Namun, pengaruh dari ketebalan strip signifikan untuk rugi-rugi konduktor pada saluran mikrostrip Dispersi pada Mikrostrip Secara umum, ada dispersi dalam mikrostrip, yaitu kecepatan fasa yang tidak konstan tetapi tergantung pada frekuensi. Oleh karena itu konstanta dialektik efektif εre adalah fungsi dari frekuensi dan secara umum dapat didefinisikan sebagai ketergantungan konstanta dielektrik efektif terhadap frekuensi εre(f).kembali pada persamaan sebelumnya untuk diperoleh berdasarkan kuasi-tematau pendekatan quasistatic, ε re (f) = ε r - dimana ᵣ ᵣₑ (/₅₀) (2.40) f 50 =.(.,.) / (2.41) f Tmo = (2.42) m = momc 2.32 m o = 1 + / / (2.43) m c = untuk w/h 0.7 (2.44) 1 untuk w/h 0.7 (2.45)

23 29 dimana c adalah kecepatan cahaya di ruang bebas, dan bila menghasilkan m om c lebih besar dari 2.32, parameter m dipilih sama dengan Mode dispersi menunjukkan bahwa ε re(f) meningkat dengan frekuensi, dan ε re ( f ) ε r ( f ) ; f. Akurasi ini diperkirakan berada dalam 0.6 % untuk 0,1 W/h 10, 1 ε r 128 dan untuk setiap nilai h/λ 0. Pengaruh dispersi pada impedansi karakteristik dapat dihitung dengan : Zc(f) = Zc () () (2.46) Diana Zc adalah nilai quasistatic dari impedansi karakteristik yang diperoleh sebelumnya Rugi-rugi Mikrostrip Komponen kerugian dari saluran mikrostrip tunggal diantaranya kerugian konduktor, kerugian dielektrik dan kerugian radiasi, sementara kerugian magnetik berpengaruh pada magnetik substrat seperti ferrites. Konstanta propagasi pada saluran transmisi lossy adalah kompleks, yaitu γ = + jβ, dimana bagian real dalam neper per satuan panjang adalah konstanta redaman, yang merupakan jumlah dari konstanta redaman yang timbul dari masing-masing pengaruh. Satuannya umumnya dalam desibel (db) per satuan panjang,yang berhubungan dengan :

24 30 α ( db/satuan panjang ) = (20 log 10) α (neper/satuan panjang) (2.47) α (neper/satuan panjang) Persamaan redaman yang dihasilkan oleh rugi konduktor diberikan oleh : αc =. (2.48) Dimana Zc adalah impedansi karakteristik dari microstrip dengan lebar W, dan Rs merupakan resistansi permukaan dalam ohm per persegi untuk strip konduktor dan ground plane. Untuk sebuah konduktor Rs = (2.49) Dimana σ konduktivitas, μ o adalah permeabilitas ruang bebas, dan ω merupakan frekuensi sudut, pada persmaaan 2.48 yang hanya berlaku untuk lebar strip yang besar karena diasumsikan bahwa distribusi arus di mikrostrip adalah uniform dank arena itu perkiaran dengan konduktor akan tinggi untuk mikrostrip dengan saluran yang sempit. Atenuasi karena kerugian dielekrtrik pada mikrostrip dapat ditentukan dengan : αd = π db / satuan panjang (2.50) dimana tan δ menunjukkan rugi tangen dari substrat dielektrik.

25 Pemilihan bahan Konstanta dielektrik relatif ε r, sebagian besar akan mempengaruhi bandwidth, toleransi fabrikasi, impedansi transformasi dan saluran transmisi. Ukuran setiap jalur / strip juga dipengaruhi oleh konstanta dielektrik. Untuk jalur / strip yang beroperasi pada frekuensi (f), ketebalan (h), maka substrat harus memenuhi : h. (2.51) dimana : c = kecepatan cahaya (3.0 x 10 8 m/s). 2.7 Studi Literatur Studi literatur adalah mencari referensi teori yang relefan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan. Literatur tersebut berisi tentang Judul Literatur, Masalah, Metodologi Penelitian, dan Hasil Penelitian. Hasil dari studi literatur ini adalah terkorelasinya referensi yang relefan dengan perumusan masalah. Tujuannya adalah untuk memperkuat permasalahan serta sebagai dasar teori dalam melakukan studi dan juga menjadi dasar untuk melakukan sebuah penelitian. Pada saat dilakukan studi literatur ini jurnal yang digunakan merupakan jurnal nasional maupun jurnal internasional untuk memperkuat dasar teori dan sebagai pegangan dalam melakukan penelitian. Jurnal 1 merupakan jurnal nasional sedangkan jurnal selanjutnya merupakan jurnal penelitian internasional. Keempat jurnal tersebut selajutnya dibandingkan dengan penelitian yang akan dilakukan untuk menemukan relefansi dan dasar penelitian.

26 32 Tabel 2.1 Studi Literatur Keterangan Judul Penelitian Masalah Metodologi Penelitian Hasil Penelitian I Ultra Wideband Bandpass Filter Using Multiple-Mode Resonator Oleh Lei Zhu, Sheng Sun, dan Wolfgang Menzel;2005 Bagaimana merancang dan membuat BPF UWB yang dapat bekerja pada frekuensi 3.1 GHz sampai dengan 10.6 GHz dengan menggunakan metode Multiple- Mode Resonator Melakukan perancangan dan simulasi-simulasi agar dapat mendekati nilai bandwith dan frekuensi yang diinginkan serta performansi yang baik. Mendapatkan sebuah Bandpass Filter yang menghasilkan performansi yang baik sesuai dengan spesifikasi Penelitian II Microstrip Bandpass Filters for Ultra-Wideband (UWB) Wireless Communications Oleh : Ching-Luh Hsu, Fu- Chieh Hsu dan Jen-Tsai Kuo; 2005 Bagaimana merancang dan merealisasikan Bandpass Filter UWB dengan metode menggabungkan antara strcutur High Pass dan Low Pass Filter? Merancang microstrip menggunakan perhitungan-perhitungan dasar hingga didapat bentuk yang sesuai sampai melakukan perhitungan eksperimental hingga didapat sebuah microstrip dengan performansi yang baik. Perancangan BPF dengan metode penggabungan HPF dan LPF dapat diilustrasikan dan dipresentasikan dengan baik. Penelitian III Ultra-Wideband Bandpass Filter With Improved Upper Stopband Performance Using Defected Ground Structure Oleh : Jae-Kwan Lee dan Young-Sik Kim; 2010 Bagaimana merancang dan merealisasikan sebuah Bandpass Filter dengan Improvisasi pada Upper Stopband menggunakan Defected Ground Structure yang dapat bekerja pada 3.9 GHz 10.9 GHz Melakukan analisa dan perbandingan antar hasil pengukuran dan simulasi dengan mendesain microstrip BPF UWB dan melakukan perhitungan serta pengujian-pengujian microstrip. Perancangan ini menghasilkan sebuah hasil yang baik. Dengan melakukan combining LPF dan DGS sehingga terwujudnya sebuah BPF yang bekerja pada 3.9 GHz-10.9 GHz dengan baik. Penelitian IV Tugas Akhir COMPACT ULTRA- WIDEBAND (UWB) BANDPASS FILTER USING MODIFIED STEPPED IMPEDANCE RESONATOR Oleh : S. S. Gao, X. S. Yang, J. P. Wang, S. Q. Xiao dan B. Z. Wang; 2014 Perancangan dan Realisasi Ultra Wideband Bandpass Filter Dengan Modified Multiple-Mode Resonators Bagaimama merancang dan merealisasikan sebuah Bandpass Filter UWB dengan memodifikasi Steped Impedance Resonator (SIR)? Bagaimana merancang dan membuat BPF UWB yang dapat bekerja pada frekuensi 3.1 GHz sampai dengan 10.6 GHz Melakukan analisa dan perbandingan antar hasil pengukuran dan simulasi dengan mendesain microstrip BPF UWB dan melakukan pengujian-pengujian microstrip. Melakukan perhitungan dan perancangan serta simulasi-simulasi agar mendapat nilai yang mendekati nilai frekuensi yang diinginkan serta performansi yang baik. Perancangan ini menghasilkan kinerja filter yang baik.sehingga terwujudnya sebuah BPF yang bekerja pada 3.03 GHz GHz. Mendapatkan dualband BPF yang mempunyai frekuensi dualband yang sesuai dengan spesifikasi dan performansi yang baik.

27 Literatur Pertama Judul Penelitian Ultra Wideband Bandpass Filter Using Multiple-Mode Resonator ( Lei Zhu, Sheng Sun, dan Wolfgang Menzel;2005) [11] Dalam pembahasan jurnal ini, pertama adalah lebih membahas pada pengenalan awal tentang pengembangan dari system Ultra Wideband (UWB). Dengan spesifikasi bandwith yang sangat lebar dari 3.1 GHz sampai dengan 10.6 GHz. Pada jurnal penelitian ini memberikan beberapa ulasan penelitian sebelumnya yang concern terhadap pengembangan dari teknologi UWB tersebut. Dari pembahasan jurnal penelitian sebelumnya tersebutlah, timbul gagasan untuk menciptakan sebuah bandpass filter UWB dengan menggunakan metode Multiple-Mode Resonator (MMR). Dengan tetap menempatkan spesifikasi bandwith 3.1 GHz sampai dengan 10.6 GHz, bandpass filter yang dirancang menargetkan fractional bandwith % dengan frekuensi tengah 6.85 GHz. Gambar 2.10 Skema bandpass filter UWB dengan Multiple-Mode Resonator (MMR) Pada perancangan penelitian ini filter direalisasikan dengan substrat yang memiliki nilai permitivitas εr = 10,8 dan ketebalan 1,27 mm.

28 34 Perancangan dari design filter tersebut, dengan melakukan beberapa simulasi sebagai perbandingan untuk menentukan dimensi dari filter agar dapat memiliki kinerja yang baik. Dalam ulasan jurnal literature tersebut juga menitik beratkan pada implementasi Multiple-Mode Resonator (MMR) yang menggunakan bagian line section λ/2 sebagai bagian dari low impedance. Sedangkan pada bagian tengah filter digunakan resonator line dengan panjang λ/4 sebagai bagian high impedance. Gambar 2.11 Hasil dari perbandingan percobaan perubahan dimensi pada line resonator Setelah percancangan dan proses fabrikasi, dihasilkan Bandpass filter UWB dengan frekuensi harmonisasi yang beresonansi pada 2,96 GHz dan 10,67 GHz. Dengan hasil tersebut menunjukkan adanya perubahan besaran fractional bandwith (FWB) 113% dengan frekuensi tengah 6.85 GHz. Insertion loss yang dihasilkan adalah 0,67 db dengan return loss 10 db. Sedangankan nilai group delay yang dihasilkan adalah 0,43 ns.

29 Literatur Kedua Judul Penelitian : Microstrip Bandpass Filters for Ultra-Wideband (UWB) Wireless Communications ( Ching-Luh Hsu, Fu-Chieh Hsu dan Jen-Tsai Kuo; 2005) [12] Jurnal penelitian ini memberikan pembahasan untuk merancang dan merealisasikan bandpass filter UWB dengan cara adanya composite struktur 2 (dua) elemen secara cascade antara struktur high pass filter (HPF) dan low pass filetr (LPF). Metode yang digunakan untuk mendapatkan hasil dari penggabungan 2 (dua) elemen tersebut adalah dengan stepped impedance untuk merancang bagian LPF dengan pertimbangan design yang lebih mudah dan tidak membutuhkan susbstrat yang besar. Sedangkan untuk merancang karakterisktik dari elemen HPF, peneliti menggunakan metode lowe stop-band, dan short-circuit stub. Gambar 2.12 Penggabungan antara HPF dan LPF untuk mendapatkan BPF Penelitian perancangan filter tersebut melakukan beberapa tahapan dengan mengawali pencarian dimensi yang sesuai berdasarkan metode yang

30 36 telah ditentukan untuk masing-masing elemen tersebut. Setelah perhitungan ukuran dimensi yang telah dilakukan, dilanjutkan dengan realisasi/fabrikasi dengan menjadikan 2 (dua) model tipe BPF yang diambil dari beberapa hasil simulasi dan menggunakan substrat yang sama. Spesifikasi yang dihasilkan dalam penelitian ini antara lain ; (a) (b) Gambar 2.13 Hasil Fabrikasi dua jenis BPF yang berbeda Tabel 2.2 Perbandingan model a dan b pada hasil fabrikasi jurnal literatur ketiga NO Parameter Spesifikasi Tipe Spesifikasi Tipe B A 1 Pass band 6 GHz 10GHz 3 GHz 10 GHz 2 Centre frequency 8.5 GHz 6.5 GHz 3 Insertion loss 0.5 db 0.04 db 4 Return loss 15 db 20 db Literatur Ketiga Judul Penelitian : Ultra-Wideband Bandpass Filter With Improved Upper Stopband Performance Using Defected Ground Structure (Jae- Kwan Lee dan Young-Sik Kim ; 2010 ) [13]

31 37 Pada jurnal penelitian ini, pembahasan mengenai Bandpass filter yang ingin direalisasikan mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh G. M. Yang, R. H. Jin, dan J. P. Geng. Penelitian sebelumnya tersebut menyajikan poin penting mengenai penggunaan konsep metode Defected ground structure (DGS) yang dapat dimplementasikan pada filter UWB. Perancangan yang dilakukan ini memiliki 2 (dua) struktur bagian utama yaitu pada bagian layer atas adalah dengan resonator Coupled Double Step Impedance Resonator (CDSIR) yang disertai juga bentuk dari Open Loop Ground Structure (OLGS) sebagai BPF. Sedangkan dibagian layer bawah filter tersebut terdapat Defected Ground Structure (DGS) sebagai LPF. Gambar 2.14 Gambar skema 2 (dua) layer antara CDSIR dan DGS Perancangan tersebut melalui beberapa tahap simulasi,dengan melakukan perubahan secara signifikan pada rancangan filter tersebut demi mendapatkan hasil yang baik. Spesifikasi yang diinginkan dari perancangan filter pada jurnal penelitian tersebut adalah memiliki bandwith yang bekerja dari frekuensi 3.9 GHz sampai dengan 10.9 GHz. Dengan menggunakan substrat RT Duroid 5880 yang memiliki ketebalan mm. Hasil pengukuran dari implementasi BPF tersebut, didapatkan Insertion loss 1 db, Return loss 20 db. Sedangkan group delay yang didaptakan bervariasi

32 38 dari 0.20 ns sampai dengan 0.40 ns dan fractional bandwith (FBW) sendiri didapatkan sebesar 112% pada frekuensi tengah 6.85 GHz Literatur Keempat Judul Penelitian : Compact Ultra-Wideband (UWB) Bandpass Filter Using Modified Stepped Impedance Resonator (S.S. Gao, X.S. Yang, J.P. Wang, S.Q. Xiao dan B.Z. Wang; 2014 ) [14] Jurnal penelitian ini diawali dari mengulas beberapa penelitian sebelumnya mengenai bandpass filter UWB yang telah dipublikasi secara luas. Pada ulasan utama jurnal penelitian ini menitikberatkan pada metodemetode Stepped impedance resonator (SIR) yang telah banyak dilakukan perancangan dan realisasinya. Dari acuan metode SIR ini lah peneliti mencoba merancang sebuah bandpass filter dengan metode SIR dengan mengusung modifikasi beberapa bagian coupling feed-lines. Gambar 2.15 Skema rancangan BPF Modified SIR Perancangan yang dilakukan dengan beberapa simulasi percobaan yang menghasilkan beberapa hasil, dimana tujuan utamanya untuk menentukan dimensi dari feed-lines tersebut, agar didapatkan Wideband yang diiginkan. Selain perubahan dimensi yang sudah dilakukan, faktor lain

33 39 dalam menentukan Wideband yang sesuai adalah faktor kopling antar feedlines sebagai bagian dari high impedance. Dari hasil perancangan tersebutlah dihasilkan sebuah bandpass filter UWB dengan frekuensi bandwitdh 3.03 GHz sampai dengan GHz dan group delay antara 0.32 ns dan 0.53 ns.

Perancangan Wideband Band Pass Filter (Bpf) Dengan Metamaterial Mikrostrip Frekuensi 1,78 Ghz 3,38 Ghz

Perancangan Wideband Band Pass Filter (Bpf) Dengan Metamaterial Mikrostrip Frekuensi 1,78 Ghz 3,38 Ghz Perancangan Wideband Band Pass Filter (Bpf) Dengan Metamaterial Mikrostrip Frekuensi 1,78 Ghz 3,38 Ghz Triprijooetomo 1, Toto Supriyanto 2 Politeknik Negeri Jakarta, Depok 16425 Telepon : 021-7270036,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. yang dibangkitkan dengan frekuensi yang lain[1]. Filter digunakan untuk

BAB II DASAR TEORI. yang dibangkitkan dengan frekuensi yang lain[1]. Filter digunakan untuk BAB II DASAR TEORI 2.1 Filter Filter atau tapis didefinisikan sebagai rangkaian atau jaringan listrik yang dirancang untuk melewatkan atau meloloskan arus bolak-balik yang dibangkitkan pada frekuensi tertentu

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN GAP ANTAR RESONATOR PADA PERANCANGAN COUPLED EDGE BANDPASS FILTER

PENGARUH UKURAN GAP ANTAR RESONATOR PADA PERANCANGAN COUPLED EDGE BANDPASS FILTER PENGARUH UKURAN GAP ANTAR RESONATOR PADA PERANCANGAN COUPLED EDGE BANDPASS FILTER Ayudya Tri Lestari 1), Dharu Arseno, S.T., M.T. 2), Dr. Ir. Yuyu Wahyu, M.T. 3) 1),2) Teknik Telekomunikasi, Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bandpass Filter Filter merupakan blok yang sangat penting di dalam sistem komunikasi radio, karena filter menyaring dan melewatkan sinyal yang diinginkan dan meredam sinyal yang

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER Pada bab ini akan dibahas mengenai bagaimana proses perancangan dan realisasi band pass filter square open-loop, mulai dari perhitungan matematis, perancangan ukuran,

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR PERANCANGAN COUPLER. Gambar 2.1 Skema rangkaian directional coupler S S S S. ij ji

BAB 2 DASAR PERANCANGAN COUPLER. Gambar 2.1 Skema rangkaian directional coupler S S S S. ij ji 5 BAB 2 DAAR PERANCANGAN COUPLER 2.1 DIRECTIONAL COUPLER Directional coupler memegang peranan penting dalam rangkaian microwave pasif. Divais ini di implementasikan dalam banyak cara untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Filter Secara umum, filter berfungsi untuk memisahkan atau menggabungkan sinyal informasi yang berbeda frekuensinya. Mengingat bahwa pita spektrum elektromagnetik adalah

Lebih terperinci

BAB II SALURAN TRANSMISI MIKROSTRIP

BAB II SALURAN TRANSMISI MIKROSTRIP BAB II SALURAN TRANSMISI MIKROSTRIP 2.1 Umum Suatu informasi dari suatu sumber informasi dapat diterima oleh penerima informasi dapat terwujud bila ada suatu sistem atau penghubung diantara keduanya. Sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perkembangan generasi telekomunikasi Perkembangan jaringan telekomunikasi akan dikupas secara runtut perkembangan teknologi telepon seluler: Gambar 2.1 Generasi komunikasi system

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Short Range Wireless mempercepat perkembangan tersebut. Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN. Short Range Wireless mempercepat perkembangan tersebut. Gambar 1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telekomunikasi adalah salah satu bidang yang memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan telekomunikasi orang bisa saling bertukar informasi antara

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2013

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2013 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2013 PERANCANGAN DAN REALISASI BANDPASS FILTER BERBASIS MIKROSTRIP MENGGUNAKAN METODE SQUARE LOOP RESONATOR PADA FREKUENSI 1710-1785

Lebih terperinci

Perancangan Filter Bandpass Ultra Wideband (UWB) Berbasis Metamaterial Menggunakan Teknik Stepped Impedance Resonator (SIR)

Perancangan Filter Bandpass Ultra Wideband (UWB) Berbasis Metamaterial Menggunakan Teknik Stepped Impedance Resonator (SIR) Perancangan Filter Bandpass Ultra Wideband (UWB) Berbasis Metamaterial Menggunakan Teknik Stepped Impedance Resonator (SIR) B O B Y H A R N AWA N ( 2 2 1 0 1 0 0 0 9 2 ) D O S E N P E M B I M B I N G :

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Antena adalah sebuah komponen yang dirancang untuk bisa memancarkan

BAB II DASAR TEORI. Antena adalah sebuah komponen yang dirancang untuk bisa memancarkan BAB II DASAR TEORI 2.1 Antena Antena merupakan elemen penting yang terdapat dalam sistem telekomunikasi tanpa kabel (wireless). Pemilihan antena yang tepat, perancangan yang baik dan pemasangan yang benar

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA SEGITIGA

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA SEGITIGA BAB 3 PERANCANGAN ANTENA SEGITIGA 3.1 PERANCANGAN ANTENA Pada perancangan antena ini sudah sesuai dengan standar industri 82.11 dan variasi revisinya. Termasuk didalamnya standarnya versi 82.11b dan 82.11g.

Lebih terperinci

BAB II ANTENA MIKROSTRIP. dalam sistem komunikasi tanpa kabel atau wireless. Perancangan antena yang baik

BAB II ANTENA MIKROSTRIP. dalam sistem komunikasi tanpa kabel atau wireless. Perancangan antena yang baik BAB II ANTENA MIKROSTRIP 2.1 Pengertian Antena Antena merupakan salah satu dari beberapa komponen yang paling kritis dalam sistem komunikasi tanpa kabel atau wireless. Perancangan antena yang baik akan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER Pada bab ini akan dibahas proses perancangan dan realisasi Bandstop filter dengan metode L resonator, yaitu mulai dari perhitungan matematis, perancangan ukuran,

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH STACKED DUAL-BAND PADA FREKUENSI WiMAX (3,3 GHZ DAN 5,8 GHZ)

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH STACKED DUAL-BAND PADA FREKUENSI WiMAX (3,3 GHZ DAN 5,8 GHZ) STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH STACKED DUAL-BAND PADA FREKUENSI WiMAX (3,3 GHZ DAN 5,8 GHZ) Franky, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB II ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT

BAB II ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT BAB II ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT 2.1 STRUKTUR DASAR ANTENA MIKROSTRIP Antena mikrostrip merupakan antenna yang tersusun atas 3 elemen : elemen peradiasi ( radiator ), elemen substrat ( substrate

Lebih terperinci

Perancangan Tunable Interdigital Bandpass Filter

Perancangan Tunable Interdigital Bandpass Filter Perancangan Tunable Interdigital Bandpass Filter Pada Rentang Frekuensi 680-950 MHz Bima Taufan Prasedya 1, Bambang Setia Nugroho 2, Budi Syihabbuddin 3 Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom 1 bimataufanp@gmail.com

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2.4 GHz dan 3.3 GHz)

STUDI PERANCANGAN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2.4 GHz dan 3.3 GHz) STUDI PERANCANGAN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2.4 GHz dan 3.3 GHz) Apli Nardo Sinaga, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT KOPLING APERTURE DENGAN FREKUENSI 2,45 GHz MENGGUNAKAN ANSOFT HFSS 11

PERANCANGAN DAN ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT KOPLING APERTURE DENGAN FREKUENSI 2,45 GHz MENGGUNAKAN ANSOFT HFSS 11 PERANCANGAN DAN ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT KOPLING APERTURE DENGAN FREKUENSI 2,45 GHz MENGGUNAKAN ANSOFT HFSS 11 Windu Bastian, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Telekomunikasi, Departemen

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA ANTENA MIKROSTRIP SUSUN DUA ELEMEN PATCH

PERBANDINGAN KINERJA ANTENA MIKROSTRIP SUSUN DUA ELEMEN PATCH PERBANDINGAN KINERJA ANTENA MIKROSTRIP SUSUN DUA ELEMEN PATCH SEGI EMPAT MENGGUNAKAN TEKNIK DGS (DEFECTED GROUND STRUCTURE) DAN TANPA DGS BERBENTUK SEGITIGA SAMA SISI Meinarty Sinurat, Ali Hanafiah Rambe

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGITIGA DUAL-BAND UNTUK APLIKASI WLAN (2,45 GHZ) DAN WiMAX (3,35 GHZ)

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGITIGA DUAL-BAND UNTUK APLIKASI WLAN (2,45 GHZ) DAN WiMAX (3,35 GHZ) STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGITIGA DUAL-BAND UNTUK APLIKASI WLAN (2,45 GHZ) DAN WiMAX (3,35 GHZ) Nevia Sihombing, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA. FILTER ULTRA WIDEBAND DENGAN METAMATERIAL MEMAKAI SISIPAN FILTER BANDSTOP PADA FREKUENSI 5,2 GHz 5,8 GHz TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA. FILTER ULTRA WIDEBAND DENGAN METAMATERIAL MEMAKAI SISIPAN FILTER BANDSTOP PADA FREKUENSI 5,2 GHz 5,8 GHz TESIS UNIVERSITAS INDONESIA FILTER ULTRA WIDEBAND DENGAN METAMATERIAL MEMAKAI SISIPAN FILTER BANDSTOP PADA FREKUENSI 5,2 GHz 5,8 GHz TESIS TRIPRIJOOETOMO NPM. 0906578200 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

Perancangan Antena Mikrostrip Planar Monopole dengan Pencatuan Coplanar Waveguide untuk Antena ESM

Perancangan Antena Mikrostrip Planar Monopole dengan Pencatuan Coplanar Waveguide untuk Antena ESM Perancangan Antena Mikrostrip Planar Monopole dengan Pencatuan Coplanar Waveguide untuk Antena ESM Adhie Surya Ruswanditya 1), Heroe Wijanto 2), Yuyu Wahyu 3) 1),2) Fakultas Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN JUDUL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN JUDUL BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN JUDUL Peranan filter penting dalam instrumentasi dan industri komunikasi RF dan gelombang mikro serta mampu meloloskan sinyal dengan frekuensi yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER Pada bab ini akan menjelaskan mengenai perancangan desain dan realisasi filter yang digunakan. Pada penelitian ini desain rancangan tersebut disimulasikan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II ANTENA MIKROSTRIP

BAB II ANTENA MIKROSTRIP BAB II ANTENA MIKROSTRIP 2.1. STRUKTUR DASAR ANTENA MIKROSTRIP Antena mikrostrip merupakan sebuah antena yang tersusun atas 3 elemen yaitu: elemen peradiasi (radiator), elemen substrat (substrate), dan

Lebih terperinci

BAB 4 PENERAPAN DGS PADA ANTENA SUSUN MULTIBAND

BAB 4 PENERAPAN DGS PADA ANTENA SUSUN MULTIBAND BAB 4 PENERAPAN PADA ANTENA SUSUN MULTIBAND 4.1 ANTENA SINGLE ELEMENT MULTIBAND Perancangan antena single element multiband melalui beberapa tahap penelitian. Pertama dilakukan penelitian single element

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BAND PASS FILTER MIKROSTRIP HAIRPIN DENGAN OPEN STUB DAN DEFECTED GROUND STRUCTURE (DGS) UNTUK FREKUENSI UMTS 3G ( MHz)

RANCANG BANGUN BAND PASS FILTER MIKROSTRIP HAIRPIN DENGAN OPEN STUB DAN DEFECTED GROUND STRUCTURE (DGS) UNTUK FREKUENSI UMTS 3G ( MHz) ISSN 1412 3762 http://jurnal.upi.edu/electrans ELECTRANS, VOL.13, NO.2, SEPTEMBER 214, 17-118 RANCANG BANGUN BAND PASS FILTER MIKROSTRIP HAIRPIN DENGAN OPEN STUB DAN DEFECTED GROUND STRUCTURE (DGS) UNTUK

Lebih terperinci

BAB II ANTENA MIKROSTRIP BIQUAD

BAB II ANTENA MIKROSTRIP BIQUAD BAB II ANTENA MIKROSTRIP BIQUAD 2.1. STRUKTUR DASAR ANTENA MIKROSTRIP Antena mikrostrip merupakan sebuah antena yang tersusun atas 3 elemen yaitu: elemen peradiasi (radiator), elemen substrat (substrate),

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGI EMPAT TRIPLE BAND PADA FREKUENSI 2,3, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGI EMPAT TRIPLE BAND PADA FREKUENSI 2,3, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGI EMPAT TRIPLE BAND PADA FREKUENSI 2,3, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz Ramli Qadar, Ali Hanafiah Rambe Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER DENGAN SELEKTIVITAS TINGGI PADA BAND FREKUENSI 1.27 GHZ

PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER DENGAN SELEKTIVITAS TINGGI PADA BAND FREKUENSI 1.27 GHZ ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 2490 PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER DENGAN SELEKTIVITAS TINGGI PADA BAND FREKUENSI 1.27 GHZ DESIGN AND REALIZATION HIGH SELECTIVITY

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR TE Desain Antena Log Periodik Mikrostrip untuk Aplikasi Pengukuran EMC pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz.

TUGAS AKHIR TE Desain Antena Log Periodik Mikrostrip untuk Aplikasi Pengukuran EMC pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz. TUGAS AKHIR TE 091399 Desain Antena Log Periodik Mikrostrip untuk Aplikasi Pengukuran EMC pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz. Tara Aga Puspita NRP 2207100070 Dosen Pembimbing Eko Setijadi,ST.,MT.,Ph.D Ir.Aries

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. radiasi antena tidak tetap, tetapi terarah dan mengikuti posisi pemakai (adaptive).

BAB II DASAR TEORI. radiasi antena tidak tetap, tetapi terarah dan mengikuti posisi pemakai (adaptive). BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengerian Smart Antenna Istilah smart antenna umumnya mengacu kepada antena array yang dikombinasikan dengan pengolahan sinyal yang canggih, yang mana desain fisiknya dapat dimodifikasi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY BAB 3 PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY 3.1 UMUM Pada Tesis ini akan merancang dan fabrikasi antena mikrostrip array linier 4 elemen dengan pencatu berbentuk T untuk aplikasi WiMAX yang beroperasi di

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP SLOT RECTANGULAR DUAL-BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP SLOT RECTANGULAR DUAL-BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP SLOT RECTANGULAR DUAL-BAND (2, GHz DAN, GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED Chandra Elia Agustin Tarigan, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER DENGAN SELEKTIVITAS TINGGI PADA BAND FREKUENSI 1.27 GHZ

PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER DENGAN SELEKTIVITAS TINGGI PADA BAND FREKUENSI 1.27 GHZ PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER DENGAN SELEKTIVITAS TINGGI PADA BAND FREKUENSI 1.27 GHZ DESIGN AND REALIZATION HIGH SELECTIVITY FILTER AT BAND FREQUENCY 1.27 GHZ Ernaldo Lumbantobing [1], Dr. Bambang

Lebih terperinci

Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Telur (Egg) Dengan Slot Lingkaran Pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB)

Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Telur (Egg) Dengan Slot Lingkaran Pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB) Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Telur (Egg) Dengan Slot Lingkaran Pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB) Fitria Kumala Trisna, Rudy Yuwono, ST.,MSc, Erfan Achmad Dahlan,Ir, MT Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB II ANTENA MIKROSTRIP

BAB II ANTENA MIKROSTRIP BAB II ANTENA MIKROSTRIP 2.1 Pengertian Antena Antena merupakan elemen penting yang terdapat dalam sistem telekomunikasi tanpa kabel (wireless). Pemilihan antena yang tepat, perancangan yang baik dan pemasangan

Lebih terperinci

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY Maria Natalia Silalahi, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp & Fax. (0341) 554 166 Malang-65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBILKASI HASIL PENELITIAN

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI. Gbr. 2.1 Grafik Faktor Refleksi Terhadap. Faktor Refleksi

Bab II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI. Gbr. 2.1 Grafik Faktor Refleksi Terhadap. Faktor Refleksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Antena 2.1.1 Faktor Refleksi Frekuensi kerja antena menunjukkan daerah batas frekuensi gelombang elektromagnetik yang mampu untuk ditransmisikan dan atau ditangkap oleh antena dengan

Lebih terperinci

BAB II ANTENA MIKROSTRIP. Berdasarkan asal katanya, mikrostrip terdiri atas dua kata, yaitu micro

BAB II ANTENA MIKROSTRIP. Berdasarkan asal katanya, mikrostrip terdiri atas dua kata, yaitu micro BAB II ANTENA MIKROSTRIP 2.1 Antena Mikrostrip Berdasarkan asal katanya, mikrostrip terdiri atas dua kata, yaitu micro (sangat tipis/kecil) dan strip (bilah/potongan). Antena Mikrostrip dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Secara umum, antena adalah sebuah perangkat yang mentransformasikan sinyal EM dari saluran transmisi kedalam bentuk sinyal radiasi gelombang EM dalam ruang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN METODOLOGI PENGUKURAN

BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN METODOLOGI PENGUKURAN BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN METODOLOGI PENGUKURAN 3.1. UMUM Pada bagian ini akan dirancang antena mikrostrip patch segiempat planar array 4 elemen dengan pencatuan aperture coupled, yang dapat beroperasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. (transmitting antenna) adalah sebuah transduser (pengubah) elektromagnetis,

BAB II DASAR TEORI. (transmitting antenna) adalah sebuah transduser (pengubah) elektromagnetis, BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Antena adalah elemen penting yang ada pada sistem telekomunikasi tanpa kabel (nirkabel/wireless), tidak ada sistem telekomunikasi wireless yang tidak memiliki antena. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan kebutuhan manusia untuk mendapatkan informasi tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan kebutuhan manusia untuk mendapatkan informasi tanpa mengenal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri Telekomunikasi berkembang sangat cepat. Hal itu disebabkan kebutuhan manusia untuk mendapatkan informasi tanpa mengenal batas waktu dan ruang.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN SIMULASI

BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN SIMULASI BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN SIMULASI 3.1. UMUM Antena yang akan dibuat pada penelitian adalah antena biquad dengan pencatuan aperture coupled. Ada beberapa tahapan dalam perancangan dan simulasi antena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Filter [1] Filter merupakan suatu rangkaian yang digunakan untuk melewatkan frekuensi tertentu, dengan meloloskan sinyal frekuensi yang diinginkan dan meredam frekuensi

Lebih terperinci

Broadband Metamaterial Microstrip Filter

Broadband Metamaterial Microstrip Filter Broadband Metamaterial Microstrip Filter Triprijooetomo 1, Toto Supriyanto 2 1 Teknik Telekomunikasi, Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta, Depok 16425, Telepon : 021-7270036, 021-7270044.

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI BAND PASS FILTER FREKUENSI TENGAH 2.35 GHz DENGAN METODA PSEUDO-INTERDIGITAL

PERANCANGAN DAN REALISASI BAND PASS FILTER FREKUENSI TENGAH 2.35 GHz DENGAN METODA PSEUDO-INTERDIGITAL ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 447 PERANCANGAN DAN REALISASI BAND PASS FILTER FREKUENSI TENGAH 2.35 GHz DENGAN METODA PSEUDO-INTERDIGITAL Suproborini Caturarum

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Global Positioning System (GPS) Global Positioning System (GPS) merupakan sebuah sistem navigasi satelit yang digunakan untuk menentukan lokasi yang tepat pada permukaan bumi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wireless dimana transmisi sinyal tanpa menggunakan perantara konduktor / wire.

BAB I PENDAHULUAN. wireless dimana transmisi sinyal tanpa menggunakan perantara konduktor / wire. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam komunikasi radio, pengiriman dan penerimaan data dilakukan melalui transmisi ruang udara bebas. Sistem ini disebut juga sebagai teknologi komunikasi wireless

Lebih terperinci

Desain dan Realisasi Filter Bandpass Mikrostrip dengan Struktur Hairpin Design and Realization Microstrip Bandpass Filter with Hairpin Structure

Desain dan Realisasi Filter Bandpass Mikrostrip dengan Struktur Hairpin Design and Realization Microstrip Bandpass Filter with Hairpin Structure Desain dan Realisasi Filter Bandpass Mikrostrip dengan Struktur Hairpin Design and Realization Microstrip Bandpass Filter with Hairpin Structure Teguh Praludi * dan Yaya Sulaeman Pusat Penelitian Elektronika

Lebih terperinci

: Widi Pramudito NPM :

: Widi Pramudito NPM : SIMULASI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BERBENTUK SEGIEMPAT DAN LINGKARAN PADA FREKUENSI 1800 MHZ UNTUK APLIKASI LTE MENGGUNAKAN SOFTWARE ZELAND IE3D V12 Nama : Widi Pramudito NPM : 18410009 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem perangkat pemancar saat ini membutuhkan mekanisme pembagi daya untuk merealisasikannya. Pembagi daya ini digunakan untuk membagi daya pancar yang berasal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antena Mikrostrip Antena mikrostrip terdiri dari tiga bagian, yaitu conducting patch, substrat dielektrik, dan ground plane. Bagian-bagian tersebut dapat dilihat seperti gambar1

Lebih terperinci

Rancang Bangun Band Pass Filter Frekuensi 1.27 GHz untuk Teknologi Synthetic Aperture Radar

Rancang Bangun Band Pass Filter Frekuensi 1.27 GHz untuk Teknologi Synthetic Aperture Radar Jurnal ELKOMIKA Vol. 5 No. Halaman 149-168 ISSN (p): 338-833 Juli - Desember 017 ISSN (e): 459-9638 Rancang Bangun Band Pass Filter Frekuensi 1.7 GHz untuk Teknologi Synthetic Aperture Radar RIFAN FITRIANTO

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI BANDPASS FILTER MIKROSTRIP RING SQUARE RESONATOR PADA FREKUENSI X-BAND (9.4 GHZ) UNTUK RADAR FM- CW PENGAWAS PANTAI

PERANCANGAN DAN REALISASI BANDPASS FILTER MIKROSTRIP RING SQUARE RESONATOR PADA FREKUENSI X-BAND (9.4 GHZ) UNTUK RADAR FM- CW PENGAWAS PANTAI PERANCANGAN DAN REALISASI BANDPASS FILTER MIKROSTRIP RING SQUARE RESONATOR PADA FREKUENSI X-BAND (9.4 GHZ) UNTUK RADAR FM- CW PENGAWAS PANTAI (Design And Realization Bandpass Filter Ring Square Resonator

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai metodologi yang dilakukan dalam perancangan sampai merealisasikan dual-band band pass filter untuk melewatkan sinyal pada frekuensi 3G yaitu

Lebih terperinci

DESAIN ANTENA MIKROSTRIP RECTANGULAR GERIGI UNTUK RADAR ALTIMETER

DESAIN ANTENA MIKROSTRIP RECTANGULAR GERIGI UNTUK RADAR ALTIMETER DESAIN ANTENA MIKROSTRIP RECTANGULAR GERIGI UNTUK RADAR ALTIMETER Aries Asrianto Ramadian 1) 1) Magister Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti, Jakarta 1) aries.asrianto@gmail.com

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada era saat ini perkembangan teknologi di Indonesia berkembang sangat pesat dan sangat berperan penting pada kehidupan sehari-hari. Meningkatnya kebutuhan akan

Lebih terperinci

Mahkota (Crown Antenna) Perencanaan dan Pembuatan Antena UWB (Ultra Wide Band)

Mahkota (Crown Antenna) Perencanaan dan Pembuatan Antena UWB (Ultra Wide Band) 24 Mahkota (Crown Antenna) Perencanaan dan Pembuatan Antena UWB (Ultra Wide Band) Rudy Yuwono,ST.,MSc. Abstrak -Kemajuan teknologi komunikasi menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, khususnya komunikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pembagi Daya 2.1.1 Definisi Pembagi Daya Pembagi daya merupakan komponen pasif microwave yang digunakan untuk membagi daya karena baik port input maupun port output nya match.

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Diagram blog dasar dari RF energy harvesting.

Gambar 2.1. Diagram blog dasar dari RF energy harvesting. BAB II DASAR TEORI 2.1 RF Energi Harvesting Pengertian dari energy harvesting merupakan suatu proses dimana energi dari berbagai macam sumber yang ada ditangkap dan dipanen. Sistem energy harvesting ini

Lebih terperinci

PERANCANGAN FILTER SQUARE LOOP RESONATOR PADA FREKUENSI 2350 MHZ UNTUK APLIKASI SATELIT NANO

PERANCANGAN FILTER SQUARE LOOP RESONATOR PADA FREKUENSI 2350 MHZ UNTUK APLIKASI SATELIT NANO PERANCANGAN FILTER SQUARE LOOP RESONATOR PADA FREKUENSI 2350 MHZ UNTUK APLIKASI SATELIT NANO DESIGN OF SQUARE LOOP RESONATOR FILTER IN FREQUENCY 2350MHZ FOR NANOSATELLITE M. Purwa Manggala 1, Heroe Wijanto

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BAND PASS FILTER DENGAN METODE HAIRPIN MENGGUNAKAN SALURAN MIKROSTRIP UNTUK FREKUENSI 2,4-2,5 GHZ. Oleh:

RANCANG BANGUN BAND PASS FILTER DENGAN METODE HAIRPIN MENGGUNAKAN SALURAN MIKROSTRIP UNTUK FREKUENSI 2,4-2,5 GHZ. Oleh: RANCANG BANGUN BAND PASS FILTER DENGAN METODE HAIRPIN MENGGUNAKAN SALURAN MIKROSTRIP UNTUK FREKUENSI 2,4-2,5 GHZ Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1)

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH COPLANAR DIPOLE DUAL BAND UNTUK APLIKASI WIMAX

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH COPLANAR DIPOLE DUAL BAND UNTUK APLIKASI WIMAX PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH COPLANAR DIPOLE DUAL BAND UNTUK APLIKASI WIMAX Eva Smitha Sinaga, Ali Hanafiah Rambe Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater,

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP WIDEBAND H-SHAPED PADA FREKUENSI GHz

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP WIDEBAND H-SHAPED PADA FREKUENSI GHz PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP WIDEBAND H-SHAPED PADA FREKUENSI 2.3-2.8 GHz Harry Natanael Mountana 1, Bambang Setia Nugroho 2, Yuyu Wahyu 3 Fakultas Teknik Elektro,Universitas Telkom Bandung Harrynael@yahoo.com

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BAND PASS FILTER DENGAN METODE HAIRPIN MENGGUNAKAN SALURAN MIKROSTRIP UNTUK FREKUENSI 2,4-2,5 GHZ

RANCANG BANGUN BAND PASS FILTER DENGAN METODE HAIRPIN MENGGUNAKAN SALURAN MIKROSTRIP UNTUK FREKUENSI 2,4-2,5 GHZ RANCANG BANGUN BAND PASS FILTER DENGAN METODE HAIRPIN MENGGUNAKAN SALURAN MIKROSTRIP UNTUK FREKUENSI 2,4-2,5 GHZ Frans Christian Sitompul, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen

Lebih terperinci

SAL TRANS GEL MIKRO (I) Ref : Pozar

SAL TRANS GEL MIKRO (I) Ref : Pozar SAL TRANS GEL MIKRO (I) Ref : Pozar Sal koaksial dan medan gelombang TEM Kuat medan arah z : E E t Vo ln( b / a) Sal koaksial ideal ρ' e ρ J S jkz H Rapat arus pd permukaan luar konduktor dalam : Daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.

BAB I PENDAHULUAN. Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software  For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi digital dalam paruh dekade terakhir mencuat dari pusat-pusat kekuatan teknologi modern yang merupakan revolusi teknologi dalam bidang televisi. Untuk itu bangsa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI BAB TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI.1 Pendahuluan Secara umum, antena adalah sebuah perangkat yang mentransformasikan sinyal EM dari saluran transmisi kedalam bentuk sinyal radiasi gelombang EM dalam

Lebih terperinci

BAB II ANTENA MIKROSTRIP. Antena adalah komponen pada sistem telekomunikasi nirkabel yang

BAB II ANTENA MIKROSTRIP. Antena adalah komponen pada sistem telekomunikasi nirkabel yang BAB II ANTENA MIKROSTRIP 2.1 Umum Antena adalah komponen pada sistem telekomunikasi nirkabel yang berfungsi sebagai pengirim dan penerima gelombang elektromagnetik. Antena menjadi suatu bagian yang tidak

Lebih terperinci

BAB 3 ANTENA MIKROSTRIP SLOT SATU DAN DUA ELEMEN DENGAN BENTUK RADIATOR SEGIEMPAT

BAB 3 ANTENA MIKROSTRIP SLOT SATU DAN DUA ELEMEN DENGAN BENTUK RADIATOR SEGIEMPAT BAB 3 ANTENA MIKROSTRIP SLOT SATU DAN DUA ELEMEN DENGAN BENTUK RADIATOR SEGIEMPAT 3.1. Pendahuluan Antena slot mikrostrip menggunakan slot berbentuk persegi panjang ini merupakan modifikasi dari desain-desain

Lebih terperinci

Pengaturan Impedansi Input pada Antena UWB

Pengaturan Impedansi Input pada Antena UWB Pengaturan Impedansi Input pada Antena UWB untuk Aplikasi SFCW-GPR Asep Sudrajat 13204213 Program Studi Teknik Elektro Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Abstrak Antena biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komponen yang sangat mempengaruhi perkembangan teknologi telekomunikasi pada daerah frekuensi gelombang mikro atau microwave adalah sebuah filter microwave.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN ANTENA

BAB IV PENGUKURAN ANTENA BAB IV PENGUKURAN ANTENA 4.1 METODOLOGI PENGUKURAN PARAMETER ANTENA Parameter antena yang diukur pada skripsi ini adalah return loss, VSWR, diagram pola radiasi, dan gain. Ke-empat parameter antena yang

Lebih terperinci

SKRIPSI. PERANCANGAN ANTENA BOW-TIE MIKROSTRIP PADA FREKUENSI 1.6 GHz UNTUK SISTEM GROUND PENETRATING RADAR (GPR) ALFIN HIDAYAT

SKRIPSI. PERANCANGAN ANTENA BOW-TIE MIKROSTRIP PADA FREKUENSI 1.6 GHz UNTUK SISTEM GROUND PENETRATING RADAR (GPR) ALFIN HIDAYAT SKRIPSI PERANCANGAN ANTENA BOW-TIE MIKROSTRIP PADA FREKUENSI 1.6 GHz UNTUK SISTEM GROUND PENETRATING RADAR (GPR) Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Strata Satu (S1)

Lebih terperinci

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014 ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK LINEAR ARRAY Muhammad Ihsan, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas teknik Universitas Sumatera

Lebih terperinci

DESAIN ANTENA TEKNOLOGI ULTRA WIDEBAND

DESAIN ANTENA TEKNOLOGI ULTRA WIDEBAND DESAIN ANTENA TEKNOLOGI ULTRA WIDEBAND PADA FREKUENSI 5.6 GHz Jodistya Wardhianto 1, Tito Yuwono 2 Fakultas Teknik Elektro, Universitas Islam Indonesia Jl Kaliurang KM 14.5 Yogyakarta, Indonesia 1 12524058@students.uii.ac.id

Lebih terperinci

ANTENA MIKROSTRIP PANEL BERISI 5 LARIK DIPOLE DENGAN FEEDLINE KOAKSIAL WAVEGUIDE UNTUK KOMUNIKASI 2,4 GHz

ANTENA MIKROSTRIP PANEL BERISI 5 LARIK DIPOLE DENGAN FEEDLINE KOAKSIAL WAVEGUIDE UNTUK KOMUNIKASI 2,4 GHz TESIS ANTENA MIKROSTRIP PANEL BERISI 5 LARIK DIPOLE DENGAN FEEDLINE KOAKSIAL WAVEGUIDE UNTUK KOMUNIKASI 2,4 GHz ERNA RISFAULA K. 1109201007 Dosen Pembimbing Dr. YONO HADI PRAMONO, M.Eng FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS HASIL PENGUKURAN BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS HASIL PENGUKURAN 4.1. HASIL PENGUKURAN PARAMETER ANTENA Pada proses simulasi dengan menggunakan perangkat lunak AWR Microwave Office 24, yang dibahas pada bab tiga

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TIPE POLARISASI MELINGKAR MENGGUNAKAN ANSOFT

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TIPE POLARISASI MELINGKAR MENGGUNAKAN ANSOFT STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TIPE POLARISASI MELINGKAR MENGGUNAKAN ANSOFT Denny Osmond Pelawi, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

Antena Mikrostrip Slot Double Bowtie Satu Larik Dengan Pandu Gelombang Coplanar Untuk Komunikasi Wireless Pada Frekuensi 2.4 GHz

Antena Mikrostrip Slot Double Bowtie Satu Larik Dengan Pandu Gelombang Coplanar Untuk Komunikasi Wireless Pada Frekuensi 2.4 GHz Antena Mikrostrip Slot Double Bowtie Satu Larik Dengan Pandu Gelombang Coplanar Untuk Komunikasi Wireless Pada Frekuensi.4 GHz Megastin Massang Lumembang 1), Bualkar Abdullah ) dan Bidayatul Armynah )

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai Tinjauan Umum Teknologi MetSat (Meteorological-Satellite) Service, pengertian filter, Combline Filter Bandpass Filter dengan karakteristik ideal,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTENA MIKROSTRIP. bahan substrat yang digunakan. Kemudian, menentukan bentuk patch yang

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTENA MIKROSTRIP. bahan substrat yang digunakan. Kemudian, menentukan bentuk patch yang BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTENA MIKROSTRIP 3.1 Pendahuluan Perancangan antena mikrostrip sangat bergantung pada spesifikasi antena yang di buat dan bahan atau substrat yang digunakan. Langkah awal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh personal area network untuk berkomunikasi secara wireless dalam jarak pendek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh personal area network untuk berkomunikasi secara wireless dalam jarak pendek BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ultra Wideband Ultra Wideband (UWB) adalah sistem komunikasi jarak pendek yang mempunyai bandwidth yang sangat lebar, agar dapat dikategorikan sebagai komunikasi UWB syarat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN, REALISASI DAN SIMULASI FILTER

BAB III PERANCANGAN, REALISASI DAN SIMULASI FILTER 4 BAB III PERANCANGAN, REALISASI DAN SIMULASI FILTER 3.1 Pendahuluan Dalam Tuas Akhir ini dirancan sebuah Bandpass Filter yan bisa di unakan untuk laboratorium telekomunikasi. Bandpass Filter yan akan

Lebih terperinci

Unjuk Kerja Antena UWB Egg Berdasarkan Dimensinya

Unjuk Kerja Antena UWB Egg Berdasarkan Dimensinya 1 Unjuk Kerja Antena UWB Egg Berdasarkan Dimensinya Rudy Yuwono Abstrak -Televisi-televisi swasta di Indonesia bekerja menggunakan frekuensi yang berbeda-beda. Dilakukan analisa menggunakan antena UWB

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ANTENA ARRAY FRACTAL MIKROSTRIP

BAB III PERANCANGAN ANTENA ARRAY FRACTAL MIKROSTRIP BAB III PERANCANGAN ANTENA ARRAY FRACTAL MIKROSTRIP 3.1. Pendahuluan Pada penelitian ini akan dirancang dan analisa antena mikrostrip array fractal dengan teknik pencatuan secara tidak langsung yaitu menggunakan

Lebih terperinci

Lower Frequency (MHz) Center Frequency (MHz)

Lower Frequency (MHz) Center Frequency (MHz) BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang bangun antena. Teori-teori yang digunakan dalam membuat skripsi ini adalah WLAN, teori

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN, SIMULASI DAN PERANCANGAN

BAB III PERHITUNGAN, SIMULASI DAN PERANCANGAN BAB III PERHITUNGAN, SIMULASI DAN PERANCANGAN 3.1. Pendahuluan Perancangan antena mikrostrip yang berbentuk patch circular ring dengan metode experimental. Antena tersebut akan disimulasikan dengan mengubah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pendahuluan Antena mikrostrip terdiri dari tiga elemen dasar, seperti yang ditunjukan pada gambar 1, elemen pertama adalah patch yang berfungsi untuk meradiasikan gelombang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyesuaian impedansi (matching impedance) adalah suatu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penyesuaian impedansi (matching impedance) adalah suatu upaya untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyesuaian impedansi (matching impedance) adalah suatu upaya untuk menyesuaikan impedansi antena dengan impedansi karakteristik saluran.agar transfer energi dari pemancar

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH UKURAN GROUND PLANE TERHADAP KINERJA ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT PADA FREKUENSI 2.45 GHz

ANALISIS PENGARUH UKURAN GROUND PLANE TERHADAP KINERJA ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT PADA FREKUENSI 2.45 GHz ANALISIS PENGARUH UKURAN GROUND PLANE TERHADAP KINERJA ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT PADA FREKUENSI 2.45 GHz Haditia Pramuda Hrp, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan sistem yang saat ini marak

BAB I PENDAHULUAN. Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan sistem yang saat ini marak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan sistem yang saat ini marak dikembangkan baik dari sisi teknologi maupun segi bisnis. GPR adalah sistem radar yang digunakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PEMBANGKITAN FREKUENSI GANDA ANTENA MIKROSTRIP SEGITIGA SAMA SISI MENGGUNAKAN TEKNIK SAMBATAN ELEKTROMAGNETIK

PERANCANGAN PEMBANGKITAN FREKUENSI GANDA ANTENA MIKROSTRIP SEGITIGA SAMA SISI MENGGUNAKAN TEKNIK SAMBATAN ELEKTROMAGNETIK 78 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 9, NO. 2, NOPEMBER 25: 786 PERANCANGAN PEMBANGKITAN FREKUENSI GANDA ANTENA MIKROSTRIP SEGITIGA SAMA SISI MENGGUNAKAN TEKNIK SAMBATAN ELEKTROMAGNETIK Indra Surjati 1, Eko Tjipto

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUKURAN ANTENA, HASIL dan ANALISA

BAB 4 PENGUKURAN ANTENA, HASIL dan ANALISA BAB 4 PENGUKURAN ANTENA, HASIL dan ANALISA 4.1 Alat-alat Pengukuran Berikut ini adalah peralatan utama yang digunakan pada proses pengukuran: 1. Network Analyzer Hewlett Packard 8719C (50 MHz 13,5 GHz)

Lebih terperinci