BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. murung, putus asa, merana dan tidak berharga. Depresi juga dapat berupa
|
|
- Sugiarto Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Depresi Pengertian Depresi Depresi adalah suatu penyakit jiwa dengan gejala utama sedih, murung, putus asa, merana dan tidak berharga. Depresi juga dapat berupa sekumpulan gejala atau sindroma (disertai perubahan kognitif, psikomotor dan vegetatif). gejala lainnya depresi juga mengalami gangguan dari beberapa segi antara lain segi psikis gejalanya seperti perasaan kosong, konsentrasi, ingatan, terhambat dalam berpikir dan segi somatik gejalanya seperti mengalami gangguan berat badan, gangguan tidur, gangguan libido, gangguan perut sampai obesitas, gangguan vegetatif dalam bentuk berdebar-debar, sesak nafas, tremor dan kecemasaan (Soetjiningsih, 2004). Depresi merupakan suatu gangguan alam perasaan (suasana hati atau mood) yang ditandai dengan tidak bersemangat, merasa tidak berharga, merasa hidupnya hampa, tidak ada harapan, pemikiran berpusat pada kegagalan, kesalahan atau menuduh diri, perasaan sedih yang berlebihan, murung, sering disertai iri dan pikiran bunuh diri. Depresi biasanya memerlukan pengobatan jangka panjang, meskipun demikian, banyak penderita depresi yang merasa nyaman dan bisa beraktivitas seperti biasa setelah minum obat (Jiwo, 2012). 8
2 Depresi satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan sedih gejala penyertaannya, termasuk perubahan pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya (Aspiani, 2014). Depresi suatu perasaan kesedihan, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah yang sangat nyata sesudah bekerja sedikit saja, dan berkurangnya aktivitas yang bisa jadi menandakan adanya gangguan kesehatan (Tarigan, 2003 dalam Maulidia, 2012) Tanda dan Gejala depresi Gejala depresi dapat terlihat sebagai salah satu bentuk gangguan jiwa pada alam perasaan yang ditandai dengan sulit berkonsentrasi, kata-kata monoton, suaranya pelan, memilih untuk sendiri dan berdiam diri atau tidak bisa diam, mudah lupa dan sulit menemukan solusi permasalahan ( Nasir & Muhith, 2011). Ciri-ciri orang depresi akan merasa tidak adanya harapan dan patah hati. Orang yang mengalami depresi akan mengalami ketidakberdayaan yang berlebihan, serta tidak mampu mengambil keputusan, tidak mampu memulai suatu kegiatan, atau memusatkan perhatian sesuatu yang menarik, merasa jenuh dan tidak mempunyai semangat hidup, selalu merasa tegang, resah, dan tidak dapat santai (Hidayat, 2009). Gejala lain dari depresi adalah sebagai berikut: (1) merasa sedih atau tidak berharga, (2) hal-hal kecil sudah membuat dirinya frustasi atau sangat menganggu, (3) kehilangan minat atau kesenangan terhadap kegiatan sehari-hari 9
3 yang dahulu disukainya, (4) tidak bisa tidur atau kebanyakan tidur, (5) kehilangan dorongan seksual, (6) perubahan nafsu makan, bisa berupa kehilangan nafsu makan dan menjadi kurus atau bisa menjadi bertambah nafsu makan dan mengalami kegemukan, (7) tidak tenang, sulit duduk diam ditempat, (8) mudah meledak marah atau sangat mudah tersinggung, (9) berpikir pelan, berbicara pelan dan lemah, begitu pula ketika bergerak atau menggerakkan bagian tubuhnya, (10) sulit mengambil keputusan, kurang konsentrasi, gampang terganggu konsentrasinya, sulit mengingat, (11) lemah dan kehilangan tenaga, bahkan sebuah kegiatan kecil terasa sangat berat dan menghabiskan banyak tenaga, (12) merasa tidak berharga, merasa bersalah dan selalu memikirkan kegagalan atau kesalahan masa lalu, (13) sering berpikir tentang kematian atau bunuh diri, (14) tiba-tiba menangis tanpa sebab akibat, (15) gangguan fisik yang tidak jelas penyebabnya, seperti sakit kepala atau sakit punggung (Jiwo, 2012). Menurut PPDGJ III (Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa III) gejala gejala utama yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: (1) suasana perasaan yang tertekan sepanjang hari, (2) kehilangan minat dan gairah pada hampir sepanjang segala aktifitas yang dirasakan sepanjang hari, (3) mudah lelah dan menurunya aktifitas. Gejala tambahannya antara lain: (1) konsentrasi dan perhatian berkurang, (2) harga diri dan percaya diri berkurang, (3) gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna, (4) pandangan masa depan suram dan pesimis, (5) insomnia atau hipersomnia, (6) nafsu makan berkurang, (7) 10
4 gangguan dan perbuatan membahayakan diri atau pikiran untuk bunuh diri (Soetjiningsih, 2004). Menurut Tomb (2004) tanda dan gejala depresi dibagi menjadi tiga gambaran yang harus diperhatikan antara lain: (1) gambaran emosi meliputi: Mood depresi, sedih atau murung, Iritabilitas, ansietas, Anhedonia, kehilangan minat, kehilangan semangat, ikatan emosi berkurang, menarik diri dari hubungan interpersonal, preopukasi dengan kematian. (2) gambaran kognitif meliputi: mengkritik diri sendiri, perasaan tidak berharga, rasa bersalah, pesimis, tidak ada harapan, putus asa, perhatiannya mudah teralih, konsentrasi buruk, tidak pasti dan ragu-ragu, berbagai obsesi, keluhan somatik (terutama pada orang tua), gangguan memori, waham dan halusinasi. (3) gambaran vegetatif meliputi: lesu, tidak ada tenaga, insomnia atau hipersomnia, anoreksia atau hipereksia, penurunan berat badan atau penambahan berat badan, agitasi psikomotor, retradasi psikomotor, libido terganggu. Tanda tanda depresi antara lain: berhenti dan lambat bergerak, wajah sedih dan selalu berlinang air mata, kulit dan mulut kering, konstipasi Tingkat Depresi Menurut PPDGJ-III, tingkat depresi ada tiga berdasarkan gejala-gejalanya yaitu: a. Depresi ringan meliputi: kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan menurunya aktivitas, konsentrasi dan perhatian yang kurang, harga diri dan kepercayaan diri yang kurang. 11
5 b. Depresi sedang meliputi: kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan menurunya aktivitas, konsentrasi dan perhatian yang kurang, harga diri dan kepercayaan diri yang kurang, pandangan masa depan yang suram dan pesimis. c. Depresi berat meliputi: Mood depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju meningkatkannya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja), dan menurunya aktivitas, konsentrasi dan perhatian yang kurang, gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan yang suram dan pesimis, perubahan yang membahayakan dirinya sendiri atau bunuh diri, tidur terganggu, disertai waham, halusinasi, lamanya gejala tersebut berlangsung selama 2 minggu (Prabowo, 2014) Penyebab Depresi Penyebab depresi ada beberapa faktor antara lain sebagai berikut: faktor biologis, faktor psikodinamika, faktor psikososial. (a) faktor biologis berhubungan dengan metabolit amin biogenik seperti asam 5-hidrosiindolasetat (5-HIAA), asam homovanilat (HVA), dan 3-metoksi-4-hidrosifenilglikol (MHPG) di dalam darah urine, dan cairan serebrospinalis pasien dengan gangguan Mood. Neurotransmiter yang terkait dalam depresi adalah norepinefrin dan serotonim, penurunan jumlah seretonim dan mencetuskan depresi. Selain itu aktifitas dopamin pada pasien depresi akan menurun. (b) faktor Psikodinamika, menurut 12
6 Freud memahami depresi melibatkan ekspresi agresi terhadap orang-orang yang dicintai. Depresi terjadi ketika pasien menyadari bahwa orang atau idealisme yang menjadi tujuan hidup mereka tidak akan pernah memberi respon sesuai dengan terpenuhinya keinginan mereka, sehingga banyak orang dengan depresi hidup untuk orang lain bukan untuk dirinya sendiri. (c) faktor psikososial sejumlah klinis yakin bahwa peristiwa hidup memegang peran utama dalam depresi, klinis lain mengajukan bahwa peristiwa hidup hanya memegang peran terbatas. Data meyakinkan bahwa peristiwa hidup yang paling sering menyebabkan timbulnya depresi dikemudian hari pada seseorang adalah kehilangan orang tua sebelum usia 11 tahun, kematian pasangan, pemutusan hubungan kerja (Kaplan & Sadock 2010). Ada juga faktor lain penyebab depresi seperti faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi (a) stres, stres adalah kondisi atau peristiwa yang memiliki pasangan traumatik seseorang pada masa lalu dianggap sangat bertanggung jawab terhadap sikap-sikap negatif. Kondisi menimbulkan stres adalah situasi menurun harga diri, situasi menghambat tujuan penting atau menghadapi dilema yang sulit dipecahkan, penyakit atau gangguan fisik atau abnormalitas yang menyebabkan adanya ide-ide negatif pada kemunduran fisik. (b) faktor usia dan jenis kelamin, berdasarkan penelitian remaja dan orang dewasa (usia tahun) cenderung lebih mudah terserang depresi. Data dari World Bank mengatakan bahwa sekitar 30% perempuan mengalami depresi dan 12,6% pria mengalami depresi. tingkat perbedaan 13
7 terserang depresi anatar pria dan perempuan ditentukan oleh faktor biologis dan faktor lingkungan. (c) kepribadian, seseorang yang rentan terkena depresi adalah orang yang memiliki konsep diri dan pola pikir yang negatif, pesimis dan kepribadian introvert, cara berpikir suka menyalahkan diri sendiri, mengevaluasi diri secara negatif. Faktor eksternal dapat menyebabkan depresi antara lain: (a) faktor keluarga meliputi: kedekatan, interaksi dan komunikasi antar anggota keluarga, dukungan emosional dari pasangan dan suasana rumah tangga. (b) faktor lingkungan meliputi: relasi, peran sosial, dukungan sosial, status sosial ekonomi dan latar belakang pendidikan. (c) faktor tekanan hidup, yakni berbagai peristiwa hidup yang dapat menyebabkan stres dan trauma bagi seseorang (Pieter, Janiwarti & Saragih, 2011) Terapi Depresi Terapi depresi ada empat cara antar lain sebagai berikut: a. Terapi individu yaitu dengan mengeksplorasi perasaan yang menyebabkan depresi seperti akibat kehilangan orang-orang yang dicintai klien. Kaji bagaimana distorsi kognitif pada klien yang turut mempengaruhi depresi. mendorong klien untuk mengungkapkan rasa frustasi, marah dan putus asa. Mengupayakan klien agar dapat mengubah pola berpikir negatif otomatis tentang diri sendiri, oranglain, lingkungan, dan masa depan. Mem berikan kesempatan pada klien untuk menyelesaikan masalah interpersonal.melakukan monitoring pada masalah fisiologis yang diperburuk oleh depr 14
8 esi dan mendorong klien memahami kehidupan seksualnya sehingga klien dapat memahami masalah kekhawatiran dan mengetahui bagaimana depresi menurunkan hasrat libido seksualnya. b. Terapi keluarga adalah mengkaji fungsi keluarga, pola komunikasi, peran yang diharapkan, keterampilan menyelesaikan dan stresor. Ajarkan kepada keluarga klien tentang ketrampilan komunikasi yang persuasif, penyelesaian masalah, pengelolahan (manajemen) stres, dan ekspresi perasaan yang konstruktif. Fasilitas klien agar dapat mengungkapkan ansietas, rasa bersalah, marah tidak berdaya dan rasa bermusuhan dengan prinsip pembelajaran. Mengajarkan keluarga klien dalam mengatasi secara efektif segala aspek yang mengancam diri klien. c. Terapi kelompok adalah berupaya untuk meningkatkan harga diri dan mengakui kekuatan diri setiap anggota kelompok. Mengajarkan klien tentang cara membentuk dan mempertahankan hubungan interpersonal, terutama setelah klien mengalami kehilangan. Membantu klien untuk mengembangkan startegi untuk memperoleh dukungan sosial, mengurangi rasa kesepian, mendapatkan umpan balik dari orang lain dan mengatasi stresor. Mengajarkan klien untuk memperoleh dukungan, bantuan teman sebaya, mengajarkan klien untuk menurunkan dan menghilangkan distorsi kognitifnya. d. Terapi obat-obatan adalah dengan memberikan obat-obatan yang sesuai dengan tingkat dan gejala depresi dalam fase akut, gejalanya ditangani dengan memberikan obat pada dosis tertentu yang disesuaikan untuk 15
9 mencegah efek samping yang merugikan klien. Pada fase ringan atau tidak memiliki resiko tinggi, penanganan depresi dilakukan dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan psikologis. Jenis obat yang digunakan untuk mengatasi depresi adalah selecitve serotonin reuptake inhibitors (SSRis), antipsikotik (depresi berat) dan benzodiaze pin (untuk gangguan tidur) (Pieter, Janiwarti & Saragih, 2011) Geriatric Depression Scale Pentingnya mendeteksi depresi semakin di sadari apalagi depresi yang terjadi pada lansia sulit diketahui. Untuk itu alat pendeteksi depresi dibuat untuk memudahkan profesional kesehatan mendeteksi gejala depresi. Nama instrumen pendeteksi ini adalah Geriatric Depression Scale (short form) yang terdiri dari 15 pertanyaan untuk melihat screning oleh Sherry A. Greenberg, PhD(c), MSN, GNP-BC, Harthford for Geriatric Nursing, NYU College of Nursing. Skala GDS ini awalnya sudah di uji dan digunakan secara intensiv oleh populasi sebelumnya (Yessevage et. All, 1983). 2.2 Lanjut Usia Pengertian Lanjut Usia Lansia atau lanjut usia adalah tahap akhir dari siklus kehidupan manusia dan merupakan bagian dari proses kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu. Lansia dengan berbagai perubahan-perubahan baik anatomis, biologis, fisiologis maupun psikologis yang menjadikan mereka 16
10 kelompok yang rentan terhadap berbagai permasalahan kesehatan (Juniarti, 2008 dalam Heningsih, 2014). Lansia mengalami masa penurunan berbagai hal, penurunan kemampuan fisik, penurunan aktivitas rutin, mulai berhenti bekerja, mulai ditinggal oleh anak-anak Sehingga seringkali muncul perasaan kesepian, tidak berguna dan tidak diperlukan oleh lingkungan (Hidayat, 2009). Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Undang-undang No.13 Tahun 1998 tentang kesehatan bahwa lansia adalah seseorang telah mecapai usia 60 tahun (Maryam, et.al, 2008) Pengelompokan Lanjut Usia Menurut WHO lanjut usia ada tiga tahap yaitu: a. Usia pertengahan (middle age) tahun b. Lanjut usia (elderly) tahn c. Lanjut usia tua (old) tahun d. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun Permasalahan Khusus Lanjut Usia a. Gangguan fisik, pada lanjut usia akan mengalami berbagai perubahan fisik yaitu berkurangnya ketajaman panca indra, turunya kekuatan motorik, perubahan penampilan fisik, kemunduran efisiensi intergratif susunan saraf pusat, kelemahan ingatan dan penurunan intelegensi. b. Kehilangan dalam bidang sosial, lansia kehilangan keluarga atau kedudukan sosial, uang, pekerjaan dan tempat tinggal. 17
11 c. Sex pada lansia, orang berusia lanjut dapat saja mempunyai kehidupan sex yang aktif sampe umur 60 tahun, libido dan nafsu seksual penting pada lansia, tetapi sering mengakibatkan rasa malu dan binggung pada lansia sendiri, lansia menganggap sex pada lansia sebagai hal yang tabu dan tidak wajar. d. Adaptasi terhadap lingkungan, kebanyakan lansia kehilangan sumber daya ditambahkan pada sumber daya yang memang sudah terbatas, kekurangan kemampuan adaptasi berdasarkan hambatan psikiatrik adalah rasa khawatir dan takut yang diperoleh dari masa lalu lebih muda dan yang dimodifikasi, diperkuat dan diuraikan sepanjang masa hidup individu. e. Gangguan psikiatrik, yang sering didapat adalah sindromas otak organik dan psikosis involusi, skizofrenia, psikosa naik depresi dan ketergantungan obat (Dalami, Suliswati, Rochimah, Suryati & Lestari, 2009) Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia a. Perubahan fisik, secara fisik lansia akan mengalami perubahan pendengaran seperti membran timpani atrofi, sehingga terjadi gangguan pendengaran, Tulang-tulang pendengaran mengalami kekakuan. Gangguan pengelihatan seperti respon terhadap sinar menurun, adaptasi terhadap gelap menurun, akomodasi menurun, lapang pandang menurun dan katarak. Gangguan kulit seperti keriput serta kulit kepala dan rambut menipis, rambut memutih (uban) kelenjar keringat menurun, kuku keras dan rapuh. Gangguan belajar dan memori seperti kemampuan belajar 18
12 masih ada tetapi relatif menurun, memori menurun karena proses encoding menurun. b. Perubahan sosial, lansia mengalami perubahan sosial keluarga seperti kesendirian dan kahampaan. Pensiun seperti menjadi PNS akan ada tabungan (dana pensiun, kalau tidak anak dan cucu yang akan memberi uang). Lansia yang tinggal di panti jompo merasa dibuang dan diasingkan. c. Perubahan psikologis, perubahan psikologis pada lansia meliputi frustasi, kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian, perubahan keinginan, depresi dan kecemasaan. Masalah perubahan yang dialami lansia adalah keadaan fisik lemah dan tak berdaya, sehingga bergantung pada orang lain, mencari teman baru untuk menggantikan suami atau istri yang telah meninggal, pergi jauh atau cacat (Maryam, et.al, 2008). 19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses pertukaran ide, perasaan dan pikiran antara dua orang atau lebih yang bertujuan untuk terjadinya perubahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUN PUSTAKA
BAB II TINJAUN PUSTAKA 1.1 Ruang Lingkup Lansia 2.1.1 Pengertian Lansia Lanjut usia adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan
Lebih terperinciHamilton Depression Rating Scale (HDRS)
Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) Pilihlah salah satu pilihan yang sesuai dengan keadaan anda, beri tanda silang (X) pada kolom yang tersedia untuk setiap pertanyaan. 1. Keadaan perasaan sedih (sedih,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Depresi 2.1.1 Pengertian Depresi Depresi adalah perasaan sedih, ketidakberdayaan dan pesimis yang berhubungan dengan suatu penderitaan. Dapat berupa serangan yang ditujukan kepada
Lebih terperinciPERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA
Artikel PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA Mardiya Depresi merupakan penyakit yang cukup mengganggu kehidupan. Saat ini diperkirakan ratusan juta jiwa penduduk di dunia menderita depresi. Depresi dapat terjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang maksimal. Setelah itu tubuh manusia menyusut dikarenakan berkurangnya jumlah sel-sel yang ada dalam
Lebih terperinciHAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS)
HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS) Tanggal Pemeriksaan : Pemeriksa : Nama Pasien : Umur : Jenis Kelamin : Pekerjaan : Pendidikan Terakhir : Status Perkawinan : Agama : Suku Bangsa : Lamanya di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan adalah keadaan indvidu atau kelompok mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivasi sistem saraf autonom berespons terhadap
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORI
BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 DEPRESI 2.1.1 Pengertian Depresi Depresi adalah perasaan sedih, ketidakberdayaan, dan pesimis, yang berhubungan dengan suatu penderitaan. Dapat berupa serangan yang ditujukan kepada
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Bloom (1908 dalam Notoatmodjo 2003), pengetahuan merupakan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1. Defenisi pengetahuan Menurut Bloom (1908 dalam Notoatmodjo 2003), pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi jika seseorang melakukan penginderaan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah mempunyai berbagai resiko yang lebih mengarah pada kecerdasan, moral, kawasan sosial dan emosional, fungsi kebahasaan dan adaptasi sosial.
Lebih terperinci2.1 Lampiran Kuesioner SKALA NILAI DEPRESI DARI HAMILTON HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS)
2.1 Lampiran Kuesioner SKALA NILAI DEPRESI DARI HAMILTON HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS) Tanggal Pemeriksaan : Pemeriksa : Nama Pasien : Umur : Jenis Kelamin : Pekerjaan : Pendidikan Terakhir :
Lebih terperinciRekam Medis Penghuni Panti Sosial. Nama : Tn. B Umur : 47 tahun. Jenis kelamin : Laki-laki Status pernikahan : Menikah
Rekam Medis Penghuni Panti Sosial Nama : Tn. B Umur : 47 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Status pernikahan : Menikah Pekerjaan : Tukang Bangunan Agama : Islam Alamat : Bengkulu Selatan Suku bangsa : Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Dimana pada usia lanjut tubuh akan mencapai titik perkembangan yang maksimal, setelah
Lebih terperinciEPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS
DEFINISI Gangguan Bipolar dikenal juga dengan gangguan manik depresi, yaitu gangguan pada fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana perasaan, dan proses berfikir. Disebut Bipolar
Lebih terperinciProses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas
Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas Masa nifas adalah masa 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai enam minggu berikutnya. Pengawasan dan asuhan postpartum masa nifas sangat diperlukan yang tujuannya
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian
LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian 46 47 Email: ethic_fkukmrsi@ med.maranatha. edu KOMISI ETIK PENELITIAN FAKULTAS KEDOKTERAN UK MARANATHA - R.S. IMMANUEL BANDUNG Judul: Formulir
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari
38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Lokasi Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari yang merupakan salah satu rumah sakit umum milik pemerintah Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang berjalan terus menerus dimulai dari bayi baru lahir, masa anak-anak, masa dewasa dan masa tua. Dalam pertumbuhannya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Kelurahan Pedurungan Kidul RW IV Semarang. RW IV ini terdiri dari 5 RT dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Wanita 1. Defenisi Wanita Murad (dalam Purwoastuti dan Walyani, 2005) mengatakan bahwa wanita adalah seorang manusia yang memiliki dorongan keibuan yang merupakan dorongan instinktif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Depresi 1. Definisi Depresi Depresi merupakan perasaan hilangnya energi dan minat serta timbulnya keinginan untuk mengakhiri hidup. Depresi biasanya disertai perubahan tingkat
Lebih terperinciMaramis (2005) memasukkan depresi sebagai gangguan afek dan emosi.
1 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Depresi 1. Definisi Depresi Depresi adalah satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. secara terus-menerus, dan berkesinambungan. Proses penuan ini akan. sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan adalah suatu proses alamiah yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus-menerus, dan berkesinambungan. Proses penuan ini akan menyebabkan perubahan anatomis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Lanjut usia di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun, ini disebabkan karena meningkatnya usia harapan hidup. Pada tahun 1980 usia harapan hidup di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah satu diagnosis kardiovaskular yang paling cepat meningkat jumlahnya (Schilling, 2014). Di dunia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Persalinan adalah proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan merupakan pengalaman manusia yang universal, suatu respon emosional yang tidak baik dan penuh kekhawatiran. Suatu rasa yang tidak terekspresikan
Lebih terperinciRekam Medis Penghuni Panti Sosial. Tanggal masuk panti: 25 Mei 2015 Tanggal wawancara: 29 Mei 2015
Rekam Medis Penghuni Panti Sosial Nama: Ny. SI Jenis kelamin: P Pekerjaan: Cleaning service Alamat: Kota Umur: 19 tahun Status pernikahan: Belum Menikah Agama: Islam Suku bangsa: Sunda Tanggal masuk panti:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu Pada tahun 1980
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju pertumbuhan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu 1980-2025. Pada tahun 1980 penduduk lansia di Indonesia
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lansia dan Permasalahannya Menurut Sadock (2007), dewasa akhir (late adulthood) atau lanjut usia, biasanya merujuk pada tahap siklus kehidupan yang dimulai pada usia 65 tahun.
Lebih terperinciRekam Medis Penghuni Panti Sosial
Nama : Tn JT Umur : 19 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Status pernikahan : Belum Menikah Pekerjaan : Presiden Agama : Islam Alamat : Jln Jelambar Suku bangsa : Sunda Tanggal masuk panti: 21 April 2015
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lansia di Indonesia yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,56%. Gorontalo
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data badan pusat statistik RI (2012), prevalensi jumlah penduduk lansia di Indonesia yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,56%. Gorontalo merupakan provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat, juga dapat diukur
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.
47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Hubungan Antara Faktor Demografi dengan Pada Penderita Hipertensi di Kabupaten Gunungkidul DIY telah dilakukan di Puskesmas
Lebih terperinciJeritan Jiwa dari Kursi Roda
Jeritan Jiwa dari Kursi Roda Jeritan Jiwa dari Kursi Roda "Mereka bilang aku sakit jiwa!" kata Profesor tua yang masih aktif itu. Setelah kena stroke yang membuat tangan dan kaki kanannya lumpuh dan telah
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Depresif Mayor Depresi merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan sejumlah gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing masing individu. Diagnostic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mengalami suatu tahap perkembangan dalam kehidupannya, dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa dalam tahap-tahap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mulai masuk ke dalam kelompok negara berstruktur tua (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari semakin tingginya usia rata-rata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Depresi merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera). Gangguan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1. Definisi Gangguan jiwa adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi jiwa. Gangguan jiwa adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan suatu negara adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah
Lebih terperinciMAYOR DEPRESSION DISORDER
STIKES MW-KENDARI PRODI S1-KEPERAWATAN MAYOR DEPRESSION DISORDER IRMAN DINEJAD By : Group ONE Tuesday, October 2014 GARIS BESAR MATERI 1 2 3 4 5 6 Definisi MDD Etiologi MDD Faktor Risiko MDD Manifestasi
Lebih terperinciKECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari
KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari 1. Definisi Kecemasan mengandung arti sesuatu yang tidak jelas dan berhubungan dengna perasaan yang tidak menentu dan tidak berdaya (stuart & sundeeen,1995). Kecemasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi setiap wanita. Sepanjang daur kehidupan wanita, sudah menjadi kodratnya akan mengalami proses kehamilan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran. Istilah kompulsi menunjuk pada dorongan atau impuls yang tidak dapat ditahan untuk melakukan
Lebih terperinciPROSES TERJADINYA MASALAH
PROSES TERJADINYA MASALAH ` PREDISPOSISI PRESIPITASI BIOLOGIS GABA pada sistem limbik: Neurotransmiter inhibitor Norepineprin pada locus cereleus Serotonin PERILAKU Frustasi yang disebabkan karena kegagalan
Lebih terperinciSkizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?
Skizofrenia Skizofrenia merupakan salah satu penyakit otak dan tergolong ke dalam jenis gangguan mental yang serius. Sekitar 1% dari populasi dunia menderita penyakit ini. Pasien biasanya menunjukkan gejala
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial
BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Usia lanjut atau lanjut usia merupakan kelompok usia yang mengalami peningkatan paling cepat dibanding kelompok usia lainnya. Dalam bidang kesehatan, hal ini dapat dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia. Manusia dapat menjalankan berbagai macam aktivitas hidup dengan baik bila memiliki kondisi kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan laki-laki, yaitu 10,67 juta orang (8,61 % dari seluruh penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Orang lanjut usia adalah sebutan bagi mereka yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia sejak lahir dibagi dalam beberapa masa, yaitu masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa serta masa lansia. Keberhasilan pemerintah dalam
Lebih terperinciSuryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM
Suryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM Istilah kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT ) dalam tulisan ini merujuk pada segala bentuk kekerasan berbasis gender yang terjadi dalam konteks kehidupan berkeluarga.
Lebih terperinciLAMPIRAN. Depresi. Teori Interpersonal Depresi
LAMPIRAN Depresi Teori depresi dalam ilmu psikologi, banyak aliran yang menjelaskannya secara berbeda.teori psikologi tentang depresi adalah penjelasan predisposisi depresi ditinjau dari sudut pandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian. A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan masyarakat merupakan upaya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dalam aktivitas yang biasa dilakukan (Davison et al., 2007). Depresi
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Depresi a. Pengertian Depresi Depresi merupakan kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan kesedihan yang amat sangat mendalam, perasaan tidak berarti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahterahaan lanjut
Lebih terperinciPERUBAHAN PSIKOSOSIAL DAN SEKSUALITAS PADA LANSIA
PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DAN SEKSUALITAS PADA LANSIA Pengertian Lansia Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan di alami oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi
Lebih terperinciGangguan Mental Terkait Trauma. Pusat Kajian Bencana dan Tindak Kekerasan Departemen Psikiatri FKUI/RSCM
Gangguan Mental Terkait Trauma Pusat Kajian Bencana dan Tindak Kekerasan Departemen Psikiatri FKUI/RSCM Gangguan Mental setelah Trauma Trauma 2 minggu 1 bulan 2 bulan 6 bulan Reaksi stres akut Berkabung
Lebih terperinciKESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : Yustina Permanawati F 100 050 056 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam serangkaian periode berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lansia. Semua individu mengikuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan. Terdapat beberapa siklus kehidupan menurut Erik Erikson, salah satunya adalah siklus
Lebih terperinciKISI-KISI PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN
70 Lampiran KISI-KISI PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN Variabel indikator Jumlah Soal Tingkat. Keadaan Depresi perasaansedih 2. Persaan bersalah 3. Bunuh diri 4. Gangguan pola tidur (initial insomnia) 5. Gangguan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini depresi menjadi jenis gangguan jiwa yang paling sering dialami oleh masyarakat (Lubis, 2009). Depresi adalah suatu pengalaman yang menyakitkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Lebih terperinciDiagnosis & Tatalaksana Gangguan Depresi & Anxietas di Layanan Kesehatan Primer Dr. Suryo Dharmono, SpKJ(K)
Diagnosis & Tatalaksana Gangguan Depresi & Anxietas di Layanan Kesehatan Primer Dr. Suryo Dharmono, SpKJ(K) Yogyakarta, 11 Oct 2014 1 Prevalensi Ganguan Psikiatrik yang lazim di Komunitas dan Pelayanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dahulu depresi lebih dikenal dengan istilah melankolia pada zaman
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Depresi 2.1.1 Definisi Dahulu depresi lebih dikenal dengan istilah melankolia pada zaman Hippocrates kira - kira tahun 400 S.M. Dalam karyanya De re medicina, Aulus Cornelius
Lebih terperinciGangguan Campuran Anxietas dan Depresi 2013
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kecemasan adalah suatu penyerta yang normal dari pertumbuhan, dari perubahan, dari pengalaman sesuatu yang baru dan belum dicoba, dan dari penemuan identitasnya sendiri
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Konsep Stres 2.1.1 Pengertian Menurut Hawari (2001), stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Kedaruratan Psikiatri Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang membutuhkan intervensi terapeutik
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. penutupan rumah sakit jiwa dan cepatnya pengeluaran pasien tanpa
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengasuh Skizofrenia Selama 50 tahun terakhir, munculnya perawatan berbasis komunitas, penutupan rumah sakit jiwa dan cepatnya pengeluaran pasien tanpa dukungan yang memadai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Depresi 2.1.1 Definisi Pemahaman tentang depresi telah ada sejak zaman Hippocrates (460-377 SM). Depresi pada saat itu disebut melankoli, yang digambarkan sebagai kemurungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Andropause merupakan sindrom pada pria separuh baya atau lansia dimana
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Andropause merupakan sindrom pada pria separuh baya atau lansia dimana terjadi penurunan kemampuan reproduksi. Andropause atau PADAM (Partial Androgen Deficiency
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan penarikan diri dari lingkungan (Semiun, 2006). Skizofrenia merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia termasuk penyakit psikosis dengan cirinya berupa kekacauan dalam pikiran dan kepribadian yakni adanya fantasi, regresi, halusinasi, delusi, dan penarikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecemasan Menghadapi Kematian Pada Lansia Pengertian kecemasan Menghadapi Kematian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kecemasan Menghadapi Kematian Pada Lansia 2.1.1. Pengertian kecemasan Menghadapi Kematian Kecemasan menghadapi kematian (Thanatophobia) mengacu pada rasa takut dan kekhawatiran
Lebih terperinciArifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)-STIMULASI SENSORI TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA PASURUAN BERLOKASI DI BABAT KABUPATEN LAMONGAN Arifal Aris Dosen Prodi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Chaplin,gangguan jiwa adalah ketidakmampuan menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki periode dewasa akhir atau usia tua. Periode ini merupakan periode penutup bagi rentang kehidupan seseorang,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Definisi Kehamilan adalah suatu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh, setelah bertemunya sel telur
Lebih terperinciBABI. kehidupan yang memiliki tugas perkembangan yang berbeda-beda. Tahap-tahap
BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu melewati tahap-tahap perkembangan di sepanjang rentang kehidupan yang memiliki tugas perkembangan yang berbeda-beda. Tahap-tahap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecemasan 2.1.1 Definisi Kecemasan adalah sinyal peringatan; memperingatkan akan adanya bahaya yang akan terjadi dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,
BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali kehidupan, masa pensiun dan penyesuaian diri dengan peran-peran sosial
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Lanjut Usia Menurut Santrock (2006) masa lanjut usia (lansia) merupakan periode perkembangan yang bermula pada usia 60 tahun yang berakhir dengan kematian. Masa ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang perempuan yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum perempuan menganggap kehamilan adalah
Lebih terperinciGANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG - 121001419 LATAR BELAKANG Skizoafektif Rancu, adanya gabungan gejala antara Skizofrenia dan gangguan afektif National Comorbidity Study 66 orang Skizofrenia didapati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi lansia di dunia pada. tahun 2025 berada di negara berkembang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah WHO memperkirakan tahun 2025 jumlah lansia di seluruh dunia akan mencapai 1,2 miliar orang yang akan terus bertambah hingga 2 miliar orang di tahun 2050. Data
Lebih terperinciBERDUKA DAN KEHILANGAN. Niken Andalasari
BERDUKA DAN KEHILANGAN Niken Andalasari DEFENISI KEHILANGAN adalah kenyataan/situasi yang mungkin terjadi dimana sesuatu yang dihadapi, dinilai terjadi perubahan, tidak lagi memungkinkan ada atau pergi/hilang.
Lebih terperincidan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Kecemasan Remaja yang Menjalani Perawatan (Hospitalisasi) Remaja 1. Kecemasan Kecemasan merupakan suatu sinyal yang menyadarkan dan mengingatkan adanya bahaya yang mengancam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap keterbatasannya akan dialami oleh seseorang bila berumur panjang. Di Indonesia istilah untuk
Lebih terperinciPendekatan Umum Menuju Pemulihan
Pendekatan Umum Menuju Pemulihan P roses terjadinya gangguan jiwa berlangsung secara pelan pelan dan bertahap. Prosesnya bisa berlangsung berminggu-minggu hingga bertahun-tahun. Sering gejala awal dimulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang kesehatan, pendidikan, dan pengetahuan telah membawa kemajuan salah satunya yaitu meningkatnya usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat terlihat dari peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) dan Angka
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan di bidang kesehatan merupakan cita cita suatu bangsa, hal tersebut dapat terlihat dari peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) dan Angka Harapan Hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah penduduk di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 sekitar seperlima
Lebih terperinciFAKTOR PSIKOLOGIS DAN PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN Pembimbing : dr. Dharmawan Ardi, Sp.KJ
FAKTOR PSIKOLOGIS DAN PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN Pembimbing : dr. Dharmawan Ardi, Sp.KJ GASTROINTESTINAL Maria Inez Devina Siregar 11.2013.158 Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa RS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk lansia semakin meningkat dari tahun ke tahun diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai
Lebih terperinci