POTENSI BUDIDAYA LEBAH Trigona DAN PEMANFAATAN PROPOLIS SEBAGAI ANTIBIOTIK ALAMI UNTUK SAPI PO SKRIPSI MELLISA RANI SAVITRI DJAJASAPUTRA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "POTENSI BUDIDAYA LEBAH Trigona DAN PEMANFAATAN PROPOLIS SEBAGAI ANTIBIOTIK ALAMI UNTUK SAPI PO SKRIPSI MELLISA RANI SAVITRI DJAJASAPUTRA"

Transkripsi

1 POTENSI BUDIDAYA LEBAH Trigona DAN PEMANFAATAN PROPOLIS SEBAGAI ANTIBIOTIK ALAMI UNTUK SAPI PO SKRIPSI MELLISA RANI SAVITRI DJAJASAPUTRA DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

2 POTENSI BUDIDAYA LEBAH Trigona DAN PEMANFAATAN PROPOLIS SEBAGAI ANTIBIOTIK ALAMI UNTUK SAPI PO MELLISA RANI SAVITRI DJAJASAPUTRA D Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

3 Judul : Potensi Budidaya Lebah Trigona dan Pemanfaatan Propolis Sebagai Antibiotik Alami Untuk Sapi PO Nama : Mellisa Rani Savitri Djajasaputra NIM : D Menyetujui, Pembimbing Utama, Pembimbing Anggota, (Ir.Lucia Cyrilla ENSD, M.Si) (Ir. A.E. Zainal Hasan, M.Si) NIP : NIP : Mengetahui : Ketua Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, M.Agr.Sc) NIP : Tanggal Ujian : 1 Desember 2010 Tanggal Lulus :

4 RINGKASAN Mellisa Rani Savitri Djajasaputra. D Potensi Budidaya Lebah Trigona dan Pemanfaatan Propolis Sebagai Antibiotik Alami Untuk Sapi PO. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Ir. Lucia Cyrilla ENSD, M.Si Pembimbing Anggota : Ir. A.E. Zainal Hasan, M.Si Lebah Trigona merupakan lebah madu yang tidak menyengat atau stingless bee yang berpotensi menghasilkan propolis jauh lebih banyak dibanding lebah lainnya karena propolis sebagai pertahanan utama yang dimiliki oleh Trigona. Propolis adalah sejenis resin yang dikumpulkan lebah dari berbagai tumbuhan yang bercampur dengan saliva dan enzim lebah dan digunakan untuk membangun sarang. Propolis telah diketahui memiliki khasiat antimikroba, antivirus, dan antikanker sehingga berpotensi untuk digunakan sebagai antibiotik alami pada ternak ruminansia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi ekonomi dari budidaya lebah Trigona; mengidentifikasi faktor-faktor teknis yang diperlukan untuk budidaya Trigona; menghitung efisiensi pertumbuhan sapi Peranakan Ongole (PO) yang mengonsumsi antibiotik alami dari propolis Trigona dan keuntungan ekonomis yang paling tinggi dari berbagai taraf propolis tersebut; dan menganalisis kelayakan penggunaan propolis sebagai pemacu pertumbuhan alami pada sapi PO apabila terjadi peningkatan harga input maupun penurunan harga output. Penelitian ini menggunakan dua analisis data, yaitu analisis pendapatan usaha budidaya ternak lebah Trigona dan analisis Income Over Feed Cost (IOFC). Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu kampus IPB Dramaga Bogor dan Peternakan Lebah Madu Alam Lestari di Kabupaten Pandeglang, Banten. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dan pengamatan langsung dengan cara wawancara menggunakan kuisioner terstruktur. Penelitian ini juga dilengkapi dengan data sekunder yaitu berupa data pertambahan bobot badan sapi PO yang diberikan propolis selama tiga bulan dan data harga input maupun output dalam pemeliharaannya. Berdasarkan analisis pendapatan usaha budidaya ternak lebah Trigona di Peternakan Lebah Madu Alam Lestari diketahui bahwa beternak lebah Trigona mampu menghasilkan madu, propolis, dan polen sebagai hasil produksi bernilai ekonomi tinggi. Sementara keuntungan lain yang dapat dihasilkan oleh lebah ini adalah raw propolis yang dapat langsung dimanfaatkan sebagai antibiotik alami dan mampu meningkatkan bobot badan harian sapi PO sebesar 0,44 kg dibanding dengan sapi PO tanpa diberi raw propolis hanya sebesar 0,16 kg. Disamping itu juga hasil analisis IOFC menunjukkan bahwa raw propolis merupakan sediaan antibiotik alami yang paling efisien untuk meningkatkan bobot badan dan memberikan nilai ekonomis tertinggi dibandingkan dengan mikrokapsul (MK) 4%, maupun MK 2%. Kata-kata kunci : Trigona, propolis, antibiotik alami, sapi Peranakan Ongole, Income Over Feed Cost

5 ABSTRACT The Potential of Trigona Bee Cultivation and The Utilization of Propolis as Natural Antibiotic for Ongole Crossbreed Cattle Djajasaputra, M.R.S., L. Cyrilla, and A.E.Z. Hasan Trigona is a stingless kind of honey bee which potentially produces propolis more than other honey bees because propolis is the primary defense for Trigona. Propolis is similar with resin, which is collected from many plants and which has been blended with the bee s saliva and enzyme, to build its hive. This research has applied two data analysis, i.e. income analysis of Trigona cultivation business and Income Over Feed Cost analysis to analyze the feasibility of propolis as natural growth promoter for Ongole Crossbreed cattle in case there is an increase of input prices or a decrease of output prices. Based on the analysis of bee farming income in Alam Lestari honey bee-keeping, it comes to light that Trigona breeding is capable of producing honey, propolis, and pollen, which are high economic value. Meanwhile another advantage which can be produced by Trigona is the raw propolis that can be directly used as natural antibiotic and that is able to increase the Ongole Crossbreed cattle's daily body weight of 0.44 kg. Compared with another Ongole Crossbreed cattle without being given raw propolis, the latter has only a daily rate of weight gain of 0.16 kg. Besides the results of Income Over Feed Cost analysis also show that raw propolis is the most efficient natural antibiotic forms in increasing body weight and in providing the highest economic value compared with MK 4% or MK 2%. Keywords : Trigona, propolis, natural antibiotic, Ongole Crossbreed cattle, Income Over Feed Cost

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 7 Februari 1989 di Semarang, Jawa Tengah. Penulis merupakan anak bungsu dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Wiwoho Djajasaputra dan Ibu Farida Susanto. Riwayat pendidikan dasar Penulis dimulai dari tahun 1994 hingga 2000 di SDN Gebangsari 04 Semarang. Dilanjutkan di sekolah menengah pertama pada tahun 2000 hingga 2003 di SMP Nasional Karangturi, Semarang. Jenjang pendidikan Penulis selanjutnya pada tahun 2003 diteruskan di SMU Nasional Karangturi, Semarang. Lulus pada tahun 2006 Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama mengikuti pendidikan di perguruan tinggi, Penulis memiliki pengalaman organisasi akademis dan non akademis. Penulis pernah menjadi asisten mata kuliah Teknologi Produksi Telur dan Daging Unggas, juga asisten mata kuliah Hasil Ikutan Ternak pada bulan Februari sampai Juli Penulis mengikuti organisasi non akademis dalam UKM Agriaswara periode , UKM Persekutuan Mahasiswa Kristen periode , aktif sebagai pengurus dalam Komisi Pembinaan Pemuridan periode , dan pengurus Youth of Nation Ministry (YoNM) periode Berkesempatan memiliki pengalaman magang di Peternakan Babi Obor Swastika Cisarua, Bandung selama satu bulan pada tahun Selain itu juga di Peternakan Lebah Madu Sari Bunga Sukabumi pada bulan Agustus Penulis memiliki pengalaman dibidang perlombaan bisnis sebagai salah satu tim perwakilan mahasiswa IPB dalam ajang Trust by Danone 7 th tahun 2010 dan berkesempatan sebagai finalis tingkat Nasional. Penulis juga aktif dalam kegiatan kewirausahaan dan termasuk sebagai anggota PMW tahun 2010 di bawah bimbingan DPKHA IPB.

7 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala karunia dan penyertaannya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Potensi Budidaya Lebah Trigona dan Pemanfaatan Propolis Sebagai Antibiotik Alami Untuk Sapi PO. Penelitian mengenai budidaya Trigona bertujuan agar potensi lebah ini dapat diketahui dan dioptimalkan sehingga semakin banyak masyarakat mengetahui cara budidaya dan memanfaatkan potensi lebah tersebut. Selain itu produksi propolisnya yang melimpah dapat juga dimanfaatkan sebagai antibiotik alami pada sapi PO. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat kelulusan Penulis dari Program Sarjana Teknologi Produksi Peternakan, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penyusunan skripsi ini Penulis lakukan dengan sepenuh hati, namun demikian Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Oleh sebab itu, Penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun agar skripsi ini menjadi lebih bermanfaat bagi dunia pendidikan, pengembangan masyarakat, dan semua pihak yang membacanya. Bogor, Desember 2010 Penulis

8 DAFTAR ISI RINGKASAN... Halaman ABSTRAK... ii LEMBAR PERNYATAAN... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv RIWAYAT HIDUP... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 2 TINJAUAN PUSTAKA... 3 Trigona spp Strata Koloni... 3 Sarang... 5 Karakteristik Lebah... 5 Propolis... 7 Antibiotik... 8 Sapi Peranakan Ongole (PO)... 9 Penerimaan Biaya Produksi Pendapatan Usaha Peternakan Income Over Feed Cost (IOFC) MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Rancangan dan Analisis Data Rancangan Analisis Data Analisis Pendapatan Usaha Budidaya Lebah Trigona Analisis Income Over Feed Cost KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Geografis i

9 Halaman Lokasi dan Vegetasi Sejarah dan Perkembangan Usaha HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Lebah Trigona Sarang Pakan Teknis Budidaya Lebah Trigona Kendala Potensi Peternakan Lebah Trigona Sebagai Penghasil Madu Sebagai Penghasil Polen dan Polinator Sebagai Penghasil Propolis Analisis Pendapatan Usaha Budidaya Trigona Manfaat Propolis Sebagai Antibiotik Alami Income Over Feed Cost Propolis dalam Peningkatan Bobot Badan Sapi PO KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 49

10 Nomor DAFTAR TABEL Halaman 1. Komparasi Antara Apis dengan Trigona Sebagai Polinator Waktu Lebah Pekerja dalam Mencari Pakan Perbedaan Budidaya Apis cerana dengan Trigona di Peternakan Lebah Madu Alam Lestari Potensi Lebah Trigona Sebagai Penghasil Madu, Polen, dan Propolis Total Penerimaan dari Penjualan Produk Selama Setahun Total Pengeluaran Peternakan Lebah Madu Alam Lestari Pertahun Total Pendapatan Peternakan Lebah Madu Alam Lestari Pertambahan Bobot Badan Sapi PO Selama Tiga Bulan Pemeliharaan Perbandingan Konsumsi Propolis dengan Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH) Sapi Peranakan Ongole Data Konsumsi Pakan Harian Sapi Peranakan Ongole Income Over Feed Cost per Kelompok Data... 41

11 Nomor DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Strata Koloni Lebah Madu Bagian Sarang Trigona Lebah Ratu Trigona dan Lebah Pekerja Sarang Trigona dalam Kotak Kayu dan Sarang Apis mellifera dalam Satu Sisiran Kotak Kayu Standar OATH dan Detail Ukuran Kotak Kayu Standar Pepohonan di Sekitar Kebun Tumpang Sari dan Pepohonan di Halaman Depan Rumah Atap Rumah Panggung dari Bambu dan Sarang Alami Trigona dalam Bambu Pemecahan Koloni Trigona dengan Kotak Kayu Standar OATH dan Kotak Kayu Penuh Trigona yang Siap Dipecah Koloni Madu Curah Trigona dalam Botol Kaca dan Polen Trigona Raw Propolis Trigona Kurva Pertumbuhan Rataan Bobot Badan Sapi PO Per Kelompok Data Grafik Perbandingan Kandungan Propolis Terkonsumsi dengan PBBH Sapi Peranakan Ongole... 39

12 Nomor DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Kuisioner Penelitian Potensi Budidaya Lebah Trigona dan Pemanfaatan Propolis Sebagai Antibiotik Alami untuk Sapi PO Data Produksi Trigona dan Penerimaan Peternakan Lebah Madu Alam Lestari Pandeglang Data Pengeluaran Peternakan Lebah Madu Alam Lestari Pandeglang Perhitungan Pendapatan Peternakan Lebah Madu Alam Lestari Pandeglang Selama Setahun Data Fluktuasi Harga Sapi/kg Bobot Badan Hidup dan Konsentrat/kg dalam Kurun Waktu Lima Tahun ( ) Data Biaya Pembuatan Mikrokapsul Propolis... 55

13 PENDAHULUAN Latar Belakang Pada umumnya lebah memiliki sengat sebagai alat pertahanan dirinya, namun demikian terdapat lebah yang tidak memiliki sengat, yang biasa disebut stingless bee. Salah satu lebah yang tidak memiliki sengat adalah Trigona sp. Lebah Trigona hanya menghasilkan madu kurang lebih satu kilogram setiap tahun sementara lebah madu lainnya dapat menghasilkan 75 kg madu per tahun. Menurut Singh (1962), lebah Trigona menghasilkan sedikit madu yang sulit diekstraksi, namun propolis yang dihasilkannya lebih banyak daripada jenis lebah lokal yang lain. Lebah Trigona biasanya bersarang di lubang pohon, ranting pohon atau celah batu karang. Terkadang bersarang di lubang dinding rumah dan kayu lapuk sehingga mudah dipelihara dan jarang berpindah tempat. Namun demikian, belum banyak yang memanfaatkan sifat lebah Trigona yang jinak ini untuk membudidayakannya. Potensi lebah Trigona dalam menghasilkan propolis jauh lebih tinggi dibanding lebah lainnya dan mengingat bahwa harga propolis sangat mahal di pasaran, hal ini merupakan peluang bagi masyarakat untuk dapat membudidayakannya. Propolis adalah sejenis resin yang dikumpulkan lebah dari berbagai tumbuhan yang bercampur dengan saliva dan enzim lebah dan digunakan untuk membangun sarang (Bankova et al., 2000). Studi pemanfaatan propolis dalam dunia peternakan telah banyak dilakukan. Berdasarkan penelitian sebelumnya, antibiotik buatan dapat digantikan dengan antibiotic growth promoter (AGP) alami yang memiliki dampak negatif minimal. Propolis telah diketahui memiliki khasiat antimikroba, antivirus, dan antikanker sehingga berpotensi untuk digunakan sebagai antibiotik alami pada ternak ruminansia. Berdasarkan liputan oleh Artdiyasa et al. (2010), hingga saat ini permintaan pasar terhadap propolis terus meningkat dan mencapai peningkatan 20% per tahun oleh sebab manfaatnya yang sangat baik bagi kesehatan manusia. Penelitian ini membahas potensi ekonomis dan aspek-aspek teknis budidaya lebah Trigona penghasil propolis. Sebagai pemanfaatannya, propolis digunakan sebagai antibiotik alami untuk sapi Peranakan Ongole (PO). Pertambahan bobot badan harian (PBBH) pada sapi PO setelah diberikan propolis Trigona merupakan nilai ekonomis yang diukur. Penelitian ini juga menghitung nilai Income Over Feed Cost (IOFC) dari pemberian propolis sebagai antibiotik alami untuk sapi PO pada

14 berbagai taraf perlakuan. Selain itu dianalisis juga kelayakan penggunaan propolis sebagai antibiotik alami untuk jangka panjang. Hal ini perlu dilakukan karena perubahan harga yang dapat terjadi secara fluktuatif, baik perubahan harga pakan, harga bahan baku propolis itu sendiri, maupun perubahan harga jual sapi. Tujuan Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan : 1. Menganalisis potensi ekonomis dari budidaya lebah Trigona. 2. Mengidentifikasi faktor-faktor teknis yang diperlukan untuk budidaya lebah Trigona. 3. Menghitung efisiensi pertumbuhan sapi PO yang menggunakan antibiotik alami dari propolis Trigona dan keuntungan ekonomis yang paling tinggi dari pemberian berbagai taraf propolis tersebut. 4. Menganalisis kelayakan penggunaan propolis sebagai pemacu pertumbuhan alami pada sapi PO apabila terjadi peningkatan harga input maupun penurunan harga output. 2

15 TINJAUAN PUSTAKA Trigona spp. Trigona spp. merupakan jenis lebah yang tidak menyengat atau stingless bee. Lebah Trigona ditemukan di daerah tropis dan sub tropis, seperti Australia, Afrika, Asia Tenggara dan sebagian Meksiko dan Brazil. Lebah Trigona merupakan salah satu serangga yang hidup berkelompok dan membentuk koloni (Free, 1982). Trigona diklasifikasikan dalam divisi Animalia, filum Arthopoda, kelas Insecta, ordo Hymenoptera, famili Apidae, genus Trigona, dan species Trigona spp. Sihombing (2005) menyebutkan taksonomi lebah Trigona spp. selengkapnya adalah sebagai berikut : Divisi : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Hymenoptera Subordo : Apocrita Famili : Apidae Subfamili : Apinae Tribe : Meliponini Genus : Trigona Species : T. carbonaria, T. hockingsii, T. iridipennis, T. spinipes Lebah Trigona dalam bahasa daerah dinamakan klanceng, lenceng (Jawa) atau teuweul (Sunda) (Perum Perhutani, 1986). Trigona memiliki pertahanan dengan cara menggigit musuhnya atau membakar kulit musuhnya dengan larutan basa. Organ vital (mata, hidung, dan telinga) musuh akan dikelilingi oleh lebah lain dalam satu koloninya. Lebah ini juga dilengkapi sistem kekebalan untuk menyerang serangga lainnya (Free, 1982). Strata Koloni Koloni lebah madu terdiri atas dua golongan, yaitu golongan reproduktif (lebah jantan dan ratu) dan golongan non-reproduktif (lebah pekerja). Mereka dapat dibedakan satu dengan yang lainnya dari bentuk, rupa, warna, dan tingkah laku. Satu koloni lebah hanya memiliki satu ekor ratu, ratusan ekor lebah jantan, ribuan ekor 3

16 lebah pekerja (Gambar 1), dan ditambah penghuni dalam bentuk telur, larva, dan pupa (Sumoprastowo, 1980; Sihombing, 2005). Lebah ratu berpenampilan mencolok dan berbeda dari lebah pekerja karena berukuran dua kali lebih panjang serta 2,8 kali bobot pekerja. Lebah ratu berfungsi sebagai penghasil telur dan juga sebagai pabrik penghasil senyawa kimia, yaitu feromon, adalah bahan pemersatu koloni dalam satu unit terorganisasi. Feromon merupakan senyawa kimia sebagai alat komunikasi lebah madu yang membawa informasi-informasi tentang apa yang harus dilakukan, atau tingkah laku apa yang harus diperhatikan oleh anggota-anggota koloni sesuai dengan keadaan yang sedang ataupun akan dihadapi. Setiap lebah ratu menghasilkan senyawa kimia yang berbedabeda sehingga hal tersebut digunakan sebagai tanda pengenal pada masing-masing koloni. Lebah pekerja maupun pejantan tidak mungkin tersesat atau masuk koloni yang berbeda oleh karena memiliki tanda pengenal yang berbeda (Sihombing, 2005). Fungsi lebah jantan selama hidup satu-satunya adalah mengawini lebah ratu dara. Lebah jantan tidak dapat bertanggungjawab atas dirinya sendiri sehingga pada musim paceklik atau persediaan pakan menipis, sebagian besar lebah jantan akan dibunuh atau dikeluarkan dari sarang oleh lebah pekerja karena lebah jantan dianggap sebagai hama. Lebah pekerja adalah lebah betina yang organ reproduksinya tidak berfungsi sempurna. Lebah pekerja memiliki pembagian tugas yang terstruktur rapi, baik di dalam maupun diluar sarang (Sihombing, 2005). Tugas di dalam sarang meliputi pembuatan sarang dengan komponen-komponennya yang terdiri dari tiga kompartemen, yakni kompartemen madu, polen, dan telur. (ratu) (jantan) (pekerja) Gambar 1. Strata Koloni Lebah Madu 4

17 Sarang Sarang Trigona yang sudah diambil madunya disebut raw propolis. Raw propolis terdiri dari sekitar 50% senyawa resin (flavonoid dan asam fenolat), 30% lilin lebah, 10% minyak aromatik, 5% polen lebah, dan 5% berbagai senyawa organik (Pietta et al., 2002). Sarang lebah dibuat dari campuran lilin dan resin tanaman. Sarang tersusun atas sel anakan yang dikelilingi dengan pelepah lembut yang disebut involucrum dan sel besar yang terdiri atas madu serta cadangan polen yang disimpan dalam tempat terpisah. Sel anakan berbentuk vertikal dan sel membuka pada bagian atasnya. Biasanya sel anakan disusun dalam sisir horizontal secara berurutan. Sel anakan dan tempat penyimpanan disangga oleh pilar dan bagian luarnya dilapisi oleh lapisan keras yang disebut dengan batumen (Free, 1982). Gambar 2. Bagian Sarang Trigona Karakteristik Lebah Lebah Trigona dikenal sebagai polinator yang baik di Filipina. Karakteristik lebah Trigona yang kecil dan jangkauan terbang pendek, membuatnya fokus pada pepohonan di sekitar sarang sehingga polinasi yang dilakukannya lebih intensif dibanding lebah Apis yang jangkauan terbangnya lebih jauh. Selain itu karakteristik lebah Trigona lebih ramah kepada manusia dibanding dengan Apis, sehingga lebih mudah memelihara Trigona dibandingkan Apis. Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa tingkat kepraktisan lebah Trigona lebih tinggi untuk dibudidayakan dibanding dengan lebah Apis. 5

18 Tabel 1. Komparasi Antara Apis dengan Trigona Sebagai Polinator Komparasi Apis Trigona Harga koloni Mahal (2,500-10,000 Peso Filipina) Terjangkau (1,500-2,500 Peso Filipina) Sengat Menyengat, sehingga Tidak menyengat sehingga membutuhkan penanganan siapapun dapat menanganinya yang khusus Jumlah lebah pekerja Maksimum /sarang Maksimum /sarang Masa hidup Lebih singkat Lebih panjang (60 hari/pekerja) Tingkah laku Jangkauan terbang Pakan utama (50 hari/pekerja) Kemungkinan kabur dari sarang sangat tinggi, terutama A. dorsata dan A. cerana Mencapai lebih dari 5 km, artinya polinasi menyebar Pekerja pencari pakan lebih fokus pada nektar Persediaan makanan Membutuhkan, yaitu air gula dan polen buatan selama masa paceklik Kemungkinan kabur dari sarang sangat kecil Pendek, hanya radius 500 meter sehingga polinasi lebih intensif dan merata di sekitar sarang Pekerja pencari pakan terutama pada polen karena lidah terlalu pendek untuk mendapatkan nektar Tidak membutuhkan, karena Trigona menyimpan cadangan polen sepanjang tahun Daya tahan terhadap hama Rendah Tinggi, karena ukurannya yang jauh lebih kecil, dan memiliki persediaan propolis yang tinggi dalam sarang sebagai pelindung alami. Daya tahan terhadap cuaca Sangat rendah Lebih tinggi karena memiliki propolis sebagai kanopi Kemudahan transportasi Cukup sulit karena berat satu kotak penuh A.mellifera dengan total pekerja mencapai lebih dari 30 kg Ukuran kotak Cukup besar (20 x16 x10 ) sehingga sedikit lebah yang dapat dibawa per perpindahan Peralatan Banyak peralatan, contoh : sisiran, cetakan lilin, sekat ratu, pengasap, ekstraktor madu, baju pelindung, dsb. Obat-obatan Membutuhkan obat-obatan, (antibiotik, antikutu, dll) Jadwal pemeriksaan Inspeksi teratur, minimal satu kali/minggu Sumber : Baconawa (2002) Mudah, karena berat satu kotak penuh Trigona hanya mencapai 5 kg Lebih kecil (11 x10 x8 ) sehingga lebih banyak lebah yang dapat dibawa per perpindahan Hanya membutuhkan dua buah kotak untuk digunakan saat polinasi Tidak membutuhkan obatobatan Inspeksi satu kali /3-4 bulan 6

19 Propolis Propolis merupakan nama generik dari resin sarang lebah madu. Kata propolis berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata yaitu pro (sebelum atau pertahanan), dan polis (kota atau sarang lebah), sehingga propolis dapat diterjemahkan sebagai sistem pertahanan pada sarang lebah. Propolis merupakan sejenis resin yang karena bentuknya lengket seperti lem, disebut sebagai bee glue. Propolis sebenarnya dihasilkan lebah dengan cara mengumpulkan resin-resin dari berbagai macam tumbuhan, kemudian resin ini bercampur dengan saliva dan berbagai enzim yang ada pada lebah sehingga menjadi resin yang berbeda dengan resin asalnya. Sumber utama propolis adalah kuncup bunga (Bankova et al., 2000). Lebah menggunakan propolis sebagai lapisan tipis pada dinding bagian dalam sarangnya atau lubang-lubang tempat tinggalnya. Warna dan komposisi propolis berbeda-beda, yakni mulai dari transparan, kuning, sampai coklat tua, karena sumbernya yang berbeda-beda (Woo, 2004) Propolis sudah mulai diteliti dan dipelajari sejak tahun 1960-an. Hal ini berdasar pada sifat uniknya yakni dipergunakan sejak dahulu oleh bangsa Yunani dan Romawi sebagai bahan antimikroba. Namun sejak perang dunia pertama penggunaan propolis sebagai bahan antimikroba alamiah mulai ditinggalkan dan diganti dengan bahan antibiotik sintetik, seperti amoksilin dan ampisilin. Hal itu dikarenakan kondisi menuntut untuk disediakan bahan antimikroba dalam jumlah besar dan cepat, guna mengobati luka dan pencegahan infeksi terhadap luka para korban perang. Setelah diketahui sifat resistensi bakteri terhadap antibiotik sintetik serta dampak negatif lainnya, maka propolis alamiah dari sarang lebah madu mulai kembali diminati. Propolis diketahui mempunyai khasiat aktivitas antibakteri, antifungi, antivirus dan anti aktivitas biologi lain seperti antiinflamasi, anestesi lokal, hepatoprotektif, antitumor, dan imunostimulasi (Bankova et al., 2000). Berdasarkan sifatnya sebagai bahan antimikroba alamiah, maka propolis sarang lebah madu tidak hanya digunakan sebagai bahan obat-obatan, melainkan juga untuk menyeimbangkan populasi mikroflora saluran pencernaan, yang dapat memacu pertumbuhan ternak (Tukan, 2008). Studi pemanfaatan propolis dalam dunia peternakan telah banyak dilakukan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa propolis berpotensi mengurangi diare 7

20 pada anak sapi yang terinfeksi oleh bakteri Escherichia coli. Pemberian ekstrak propolis 20% sebanyak 2-5 ml setiap pagi dan siang bersamaan dengan pemberian susu pada anak sapi, dapat mengurangi kejadian diare, dan mempercepat pertumbuhan berat badan. Selain sebagai obat untuk mengurangi kejadian diare, propolis juga dapat dipakai sebagai pemacu pertumbuhan anak sapi dengan cepat (Fearnley, 2001). Propolis yang dipadukan dengan logam tembaga dan kobalt dalam pakan yang diberikan kepada ternak sapi berkhasiat meningkatkan kekebalan tubuh sapi, mengaktifkan produksi antibodi dan fagositosis yang disebabkan oleh antigen paratyphoid. Antibiotik Masyarakat telah lama mengenal dan menggunakan antibiotik sebagai growth promoter pada ternak. Antibiotic growth promoters (AGP) meningkatkan efisiensi pencernaan pada hewan sehingga pertumbuhannya cepat dan kondisi tubuhnya sehat. Ulfah (2002) menyatakan bahwa penggunaan antibiotik pada pakan hewan sebagai pemacu pertumbuhan telah mengakibatkan pertumbuhan bakteri yang resisten terhadap antibiotik yang umum digunakan untuk terapi infeksi pada manusia. Tetapi bakteri ataupun virus tidak bisa menjadi kebal terhadap propolis. Keunggulan propolis dibanding antibiotik lainnya adalah efek sampingnya yang kecil dan keunggulan lainnya yaitu tidak menimbulkan resistensi. Selain itu, propolis sebagai antibiotik memiliki selektivitas yang tinggi yaitu hanya membunuh kuman penyebab penyakit saja sedangkan mikroba yang berguna seperti flora usus tidak terganggu oleh propolis. Zat aktif yang diketahui bersifat antibiotik pada propolis adalah asam ferulat. Zat ini efektif terhadap bakteri gram positif dan negatif (Winingsih, 2004). Pemanfaatan propolis sebagai obat sekaligus pengawet mendasari digunakannya propolis sebagai antibiotik. Telah dilakukan berbagai penelitian mengenai efek antibiotik propolis terhadap berbagai mikroba (Hasan, 2006; Tukan, 2008; Fatoni, 2008). Studi terhadap propolis lebah madu telah berkembang hingga pengungkapan fraksi-fraksi senyawa yang terkandung di dalam sampel propolis, dari berbagai daerah asal. Tukan (2008) menyebutkan penelitian tersebut diantaranya; Yaghoubi et al. (2006) melaporkan bahwa propolis di Iran mengandung pinokembrin, asam kafeat, kaemferol, phenethyl caffeate, chrysin, dan galangin. Total kandungan 8

21 flavonoid adalah 7,3% dan fenolik 36%, yang mana keduanya menghambat aktivitas mikroba secara kuat. Komposisi kimiawi propolis sangat kompleks, dan memiliki lebih dari 200 jenis senyawa. Trusheva et al. (2006) melakukan analisis komponen-komponen aktif di dalam propolis merah asal Brazil dengan menggunakan teknik kromatografi kolom silika gel dan spektrofotometri Nuclear Magnetic Resonance (NMR). Ditemukan 14 jenis senyawa yang terkandung, diantaranya adalah fenol sederhana, triterpenoid, isoflavonoid, prenilated benzophenon dan naptokuinon epoksida (merupakan suatu senyawa yang diisolasi dari sumber bahan alam). Dari komponen-komponen senyawa itu dilaporkan bahwa tiga komponen di antaranya berpengaruh kuat menghambat aktivitas bakteri dan bersifat antijamur. Analisa lanjutan terhadap komponen kimiawi yang terkandung dalam sampel propolis tersebut diperoleh bahwa propolis asal Kroasia mengandung asam kafeat, gulagin dan pinokembrin. Dari berbagai studi yang telah dilakukan, diketahui bahwa daya efektivitas kerja propolis sarang lebah madu sebagai bahan antimikroba dan jenis komponen senyawa aktif yang terkandung, berkaitan erat dengan daya dukung lingkungan flora sekitarnya yang menjadi sumber resin bagi lebah untuk membangun struktur sarangnya (Trusheva et al., 2006) Sapi Peranakan Ongole (PO) Sapi PO merupakan salah satu bangsa sapi yang banyak dipelihara peternak kecil di Pulau Jawa. Sapi ini berasal dari persilangan antara bangsa sapi Jawa maupun Madura (sapi lokal) dengan bangsa sapi Ongole (India) (Soeprapto, 2006). Sugeng (2006) menyebutkan ciri-ciri sapi Ongole yaitu berukuran tubuh besar dan panjang, berpunuk besar, leher pendek, kaki panjang, berwarna putih tetapi pada jantan berwarna putih keabuan pada leher dan punuk sampai kepala, sedangkan lututnya berwarna hitam. Sapi PO mempunyai postur tubuh maupun bobot badan lebih kecil dibandingkan dengan sapi Ongole, namun berciri fisik hampir sama. Bobot maksimal sapi PO jantan dewasa adalah 600 kg dan sapi betina 400 kg (Sarwono dan Arianto, 2001). Pertambahan bobot badan harian (PBBH) yang dimiliki oleh sapi PO cukup tinggi dibandingkan dengan ternak sapi lokal lainnya. Astuti (2004) menyebutkan bahwa angka nilai rataan PBBH yang pernah dilaporkan untuk prasapih sapi PO 9

22 adalah 0,62 kg dan pasca sapih 0,24 kg. Untuk umur 4-12 bulan, bulan, dan 2 tahun PBBH masing-masing berkisar antara 0,34-0,37 kg, 0,31-0,4 kg, dan 0,44-0,91 kg. Sementara sebagai perbandingan, PBBH sapi Bali sebesar 0,35-0,5 kg dan sapi Brahman 0,91-1,36 kg. Data tersebut menunjukkan bahwa sapi PO mempunyai laju pertumbuhan yang cukup tinggi dibandingkan dengan ternak sapi lokal lainnya. Penerimaan Penerimaan usahatani adalah hasil perkalian dari jumlah produksi total dan harga satuan produksi. Penerimaan dapat berwujud tiga hal, yaitu penjualan produk, produk yang dikonsumsi, dan kenaikan nilai inventaris ternak (Boediono, 2000; Soekartawi, 2001). Biaya Produksi Biaya adalah nilai dari semua korbanan ekonomis yang diperlukan, yang tidak dapat dihindarkan, dapat diperkirakan, dan dapat diukur untuk menghasilkan produk. Biaya ini dapat diklasifikasikan menjadi biaya tetap, yaitu biaya yang dikeluarkan dalam suatu usaha yang tidak dipengaruhi oleh jumlah output yang dikeluarkan, dan biaya variabel, yaitu biaya yang dikeluarkan karena jumlah output yang dihasilkan (Suratiyah, 2006). Pendapatan Usaha Peternakan Tingkat keuntungan dalam pertanian dapat diukur dengan pendapatan usahatani. Hal tersebut umumnya digunakan untuk mengevaluasi kegiatan usahatani dengan tujuan untuk membantu perbaikan pengelolaan usahatani (Gittinger, 1986). Analisis pendapatan bertujuan untuk menggambarkan keadaan sekarang suatu usaha dan tepat menggambarkan keadaan yang akan datang (Hernanto, 1995). Analisis pendapatan memerlukan dua komponen utama yaitu penerimaan dan pengeluaran selama jangka waktu tertentu. Income Over Feed Cost (IOFC) Income Over Feed Cost (IOFC) adalah selisih total pendapatan dengan biaya pakan yang digunakan selama usaha penggemukan ternak. IOFC ini merupakan barometer untuk mengetahui seberapa besar biaya pakan yang merupakan biaya terbesar dalam usaha penggemukan ternak. IOFC diperoleh dengan menghitung selisih pendapatan usaha peternakan dikurangi biaya pakan. Pendapatan merupakan 10

23 perkalian antara produksi peternakan atau pertambahan bobot badan akibat perlakuan dengan harga jual (Prawirokusumo, 1990). Untuk memperoleh selisih pendapatan dengan biaya yang tinggi, yaitu dengan menekan biaya ransum melalui peningkatan pengawasan terhadap pemberian ransum atau melalui pemilihan bibit yang memiliki konversi ransum yang baik (Rasyaf, 2002). 11

24 MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu kampus IPB Dramaga Bogor dan Peternakan Lebah Madu Alam Lestari di Kampung Beunying RT 01 RW 01 Kelurahan Cilaja, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang, Banten. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Mei hingga Oktober Materi Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuisioner, kamera, timbangan, dan alat tulis untuk mengumpulkan data primer di Peternakan Lebah Madu Alam Lestari. Selain itu juga digunakan data hasil penelitian pendahulu sebagai data sekunder. Prosedur Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap; pertama adalah dari sisi hulu, yaitu analisis potensi budidaya lebah Trigona sebagai penghasil propolis. Data dikumpulkan melalui proses wawancara, pengamatan, dan penelusuran pustaka. Pengamatan dan wawancara dilakukan di Peternakan Lebah Madu Alam Lestari, Pandeglang. Kegiatan wawancara dilaksanakan dengan bantuan lembar kuisioner. Pengamatan yang dilakukan meliputi aspek teknis budidaya Trigona, karakteristik dan ciri-ciri Trigona, potensi produksi serta nilai ekonomisnya. Pengamatan lapang dilakukan setelah kegiatan wawancara dan didampingi oleh pemilik peternakan. Tahap kedua adalah dari sisi hilir yaitu analisis Income Over Feed Cost (IOFC) propolis sebagai antibiotik alami untuk sapi PO. Data sekunder yang digunakan merupakan hasil penelitian Ningsih (2009) yang meliputi data konsumsi pakan yang diberi perlakuan kontrol, mikrokapsul (MK) 2%, MK 4%, dan raw propolis, serta data pertambahan bobot badan harian (PBBH) sapi PO untuk masingmasing perlakuan. Selain itu juga dilakukan pengumpulan data harga raw propolis, biaya pembuatan mikrokapsul, harga jual sapi/kg bobot hidup, harga konsentrat dan rumput. Data-data harga tersebut merupakan rataan data lima tahun terakhir ( ). Data ini dikumpulkan dengan cara survei ke lokasi peternakan dan penelusuran pustaka. 12

25 Rancangan dan Analisis Data Rancangan Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus yang dilaksanakan berdasarkan pengamatan langsung dan wawancara menggunakan kuisioner terstruktur. Data primer berupa hasil wawancara dan pengamatan langsung di Peternakan Lebah Madu Alam Lestari. Penelitian ini juga dilengkapi dengan data sekunder berupa data pertumbuhan bobot badan sapi PO yang diberikan propolis selama tiga bulan dan data harga input maupun output dalam pemeliharaan sapi PO. Faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian untuk dianalisis secara deskriptif adalah lokasi budidaya lebah (batas wilayah, vegetasi sekitar lokasi, luas areal, kepemilikan, keadaan geografis), sejarah usaha budidaya (latar belakang, pengalaman budidaya, modal awal, perkembangan usaha budidaya), usaha budidaya (total pekerja, total pendapatan, total pengeluaran, rata-rata pendapatan usaha), karakteristik lebah (strata koloni, jangkauan terbang, tingkah laku khusus, predator, sarang lebah, masa hidup), teknis budidaya lebah (jumlah koloni, pertumbuhan koloni, sumber pakan, cara pemeliharaan, peralatan yang digunakan, perlakuan khusus, permasalahan umum), dan potensi produksi hasil usaha (produksi dan pemasaran propolis, madu, polen dan polinator, serta koloni lebah). Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah pembudidaya lebah madu Trigona di Pandeglang, yaitu Peternakan Lebah Madu Alam Lestari. Pemilihan sampel dilakukan secara purposive sampling atau secara sengaja oleh karena peternak lebah madu Trigona disekitar Jawa Barat hanya terdapat di Pandeglang saja. Analisis Data Analisis Pendapatan Usaha Budidaya Lebah Trigona. Analisis pendapatan bertujuan untuk menggambarkan keadaan suatu kegiatan usaha sekarang dan secara tepat menggambarkan keadaan yang akan datang (Hernanto, 1995). Analisis pendapatan budidaya Trigona dilakukan berdasarkan informasi dari Peternakan Lebah Madu Alam Lestari dan dapat menjadi acuan bagi masyarakat yang akan membudidayakan lebah Trigona. Soekartawi (2002) menyatakan bahwa pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. 13

26 Analisis pendapatan menggunakan rumus (Downey dan Erickson, 1985; Soekartawi, 2002; dan Suratiyah, 2006) : I = Σ (Y. Py ) - Σ (Xi. Pxi ) Keterangan : I : Pendapatan (Rp) Y : Output (kg) Pxi : Harga input (Rp) Py : Harga output (Rp) Xi : Jumlah input (i = 1,2,3.n) Analisis Income Over Feed Cost. Analisis IOFC bertujuan untuk mengetahui keuntungan ekonomis yang paling tinggi dari pemberian berbagai taraf propolis sebagai antibiotik alami dibandingkan dengan kontrol. Untuk mengetahui kelayakan penggunaan propolis sebagai antibiotik alami dalam jangka panjang, perlu dilakukan analisis IOFC yang memperhitungkan perubahan pada harga input maupun harga output. Empat skenario yang dilakukan dalam analisis IOFC adalah : 1. Skenario I, yaitu perhitungan Income Over Feed Cost (IOFC) tanpa perubahan harga (aktual) Kelompok Kontrol : IOFC = TR BP = [BH * P] [R+K] Kelompok MK 2% : IOFC = TR BP = [BH * P] [R+ K+MK 2%] Kelompok MK 4% : IOFC = TR BP = [BH * P] [R+K+MK 4%] Kelompok Raw Propolis : IOFC = TR BP = [BH * P] [R+K+RP] 14

27 2. Skenario II, yaitu perhitungan sensitivitas IOFC apabila terjadi peningkatan harga konsentrat sebesar 10%. Kelompok Kontrol : IOFC = TR BP = [BH * P] [R+K +10% ] Kelompok MK 2% : IOFC = TR BP = [BH * P] [R+K +10% +MK 2%] Kelompok MK 4% : IOFC = TR BP = [BH * P] [R+K +10% +MK 4%] Kelompok Raw Propolis : IOFC = TR BP = [BH * P] [R+K +10% +RP] 3. Skenario III, yaitu perhitungan sensitivitas IOFC apabila terjadi peningkatan harga propolis sebesar 10%. Kelompok MK 2% : IOFC = TR BP = [BH*P] [R+K+MK 2% +10% ] Kelompok MK 4% : IOFC = TR BP = [BH*P] [R+K+MK 4% +10% ] Kelompok Raw Propolis : IOFC = TR BP = [BH*P] [R+K+RP +10% ] 4. Skenario IV, yaitu perhitungan sensitivitas IOFC apabila terjadi penurunan harga jual sapi hidup sebesar 3%. Kelompok Kontrol : IOFC = TR BP = [BH * P -3% ] [R + K] 15

28 Kelompok MK 2% : IOFC = TR BP = [BH * P -3% ] [R+K+MK 2%] Kelompok MK 4% : IOFC = TR BP = [BH * P -3% ] [R+K+MK 4%] Kelompok Raw Propolis : IOFC = TR BP = [BH * P -3% ] [R+K+RP] Keterangan : IOFC : Income Over Feed Cost TR : Total Revenue BP : Biaya Pakan BH : Bobot Hidup P : Harga Jual/kg R : Biaya Rumput K : Biaya Konsentrat MK 2% : Biaya Mikrokapsul 2% MK 4% : Biaya Mikrokapsul 4% RP : Biaya Raw Propolis 16

29 KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Geografis Kabupaten Pandeglang secara geografis terletak antara 6 o 21-7 o 10 LS dan 104 o o 11 BT dengan luas daerah 2747 km 2 atau sebesar 29,98% dari luas Propinsi Banten. Batas administrasi Kabupaten Pandeglang yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Serang, selatan dengan Samudera Indonesia, barat dengan Selat Sunda, dan timur dengan Kabupaten Lebak. Topografi wilayah Pandeglang di daerah tengah dan selatan umumnya merupakan dataran berbukitbukit. Suhu udara minimal dan maksimal di wilayah Kabupaten Pandeglang berkisar antara 27,00-30,65 o C dengan rataan suhu udara 27,88 o C. Peternakan Lebah Madu Alam Lestari terletak di Kampung Beunying RT 01 RW 01 Kelurahan Cilaja, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang, Banten. Lokasi ini memiliki batas-batas administrasi dengan beberapa kelurahan di sekitarnya. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Pandeglang, sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Saruni, sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Pager Batu, dan sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Karaton. Lokasi dan Vegetasi Peternakan Lebah Madu Alam Lestari merupakan peternakan lebah Trigona satu-satunya yang terdapat di sekitar Jawa Barat. Daerah Cilaja, Pandeglang merupakan lokasi yang strategis bagi peternakan lebah oleh karena suasana pedesaan yang masih begitu kental sehingga pepohonan pun melimpah disana. Lebah Trigona tidak mampu bertahan hidup lama bila lingkungannya banyak terdapat uap panas dan kebisingan suara dari pabrik. Lokasi Peternakan Lebah Madu Alam Lestari mendukung pertumbuhan Trigona dengan baik. Lokasi peternakan lebah terbagi menjadi dua yaitu halaman depan rumah dan kebun tumpang sari yang berjarak kurang lebih 25 km dari rumah peternak. Luas areal halaman depan rumah adalah sebesar 400 m 2 sementara luas areal kebun tumpang sari mencapai 25 ha. Kepemilikan lahan halaman depan rumah adalah milik pribadi peternak, namun lahan kebun tumpang sari adalah milik petani sekitar yang juga menjadi pekerja di Peternakan Lebah Madu Alam Lestari sehingga peternak 17

30 melakukan sistem kontrak penggunaan lahan per bulan dan pembayarannya berdasarkan hasil produksi. Adapun kesamaan yang terdapat diantara kedua tempat tersebut, yaitu ciri vegetasinya. Kedua lokasi peternakan lebah tersebut memiliki banyak pepohonan yang berbuah sepanjang tahun maupun pohon musiman. Pepohonan tersebut terdiri atas pohon pisang, kelapa, melinjo, bunga hutan (harendong), kopi, akasia, kaliandra, palem, aren, alpukat, rambutan, dan jagung. Dalam hal ini terjadi hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara tumbuhan dengan lebah Trigona, atau yang biasa disebut dengan simbiosis mutualisme. Lebah Trigona berfungsi sebagai polinator yang membantu penyerbukan sehingga pertumbuhan tanaman menjadi optimal dan sebaliknya Trigona pun mendapat asupan polen dan nektar yang cukup bagi persediaan makanan mereka. Terlebih penting Trigona mendapat resin yang melimpah dari getah pepohonan sebagai bahan baku pembuat propolis (Bankova et al., 2000). Sejarah dan Perkembangan Usaha Usaha Peternakan Lebah Madu Alam Lestari berdiri sejak tahun Dilatarbelakangi oleh pengalaman dari pemilik peternakan, bernama Bapak Ajid yang bekerja sebagai guru SDN Cilaja 1, yaitu beternak lebah madu secara tradisional sejak kecil bersama orangtua menjadi modal awal dalam merintis usaha ini. Peternakan Lebah Madu Alam Lestari dari sejak awal sudah memelihara dua jenis lebah yang berbeda, yaitu Apis cerana dan Trigona. Pada masa itu lebah Trigona dikenal sebagai serangga kecil yang hidup di dalam bambu, dapat menghasilkan madu, dan masyarakat Jawa Barat biasa menyebutnya teuweul. Pemilik Peternakan Lebah Madu Alam Lestari membudidayakannya oleh karena rasa madu yang dihasilkan Trigona lebih enak dan memiliki rasa asam dibanding madu dari lebah A. cerana meskipun kuantitas produksinya lebih sedikit. Seiring berjalannya waktu, baru diketahui bahwa Trigona mampu menghasilkan propolis dan produksinya jauh lebih banyak daripada Apis. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya koloni Trigona yang dibudidayakan di Peternakan Lebah Madu Alam Lestari meskipun masih banyak yang perlu dikembangkan terkait ilmu pengetahuan dalam budidaya Trigona. 18

31 Modal awal sebesar Rp ,- Peternakan Lebah Madu Alam Lestari hanya memiliki lima stup A. cerana dan 20 bambu berisi koloni Trigona yang diperoleh sebagian dari pengambilan koloni di hutan dan rumah-rumah panggung kosong, dan sebagian dibeli dari petani sekitar. Usaha ini kemudian berkembang semakin besar setelah Bapak Ajid mengikuti pelatihan teknik budidaya lebah madu yang diadakan oleh Balai Latihan Kehutanan Bogor pada tahun Berangsurangsur jumlah koloni yang dimiliki meningkat pesat hingga kini mencapai 500 stup A. cerana dan 400 stup Trigona (165 stup berada di halaman depan rumah dan 235 stup berada di kebun tumpang sari). Pada perkembangannya, Peternakan Lebah Madu Alam Lestari memiliki total pekerja tetap sebanyak 12 orang hingga saat ini. Pekerja tersebut semuanya mengelola lebah yang berlokasi di kebun tumpang sari milik mereka, sementara lebah yang dipelihara di halaman depan rumah dikelola oleh Bapak Ajid sendiri. Sebagai peternak lebah madu yang berhasil, Bapak Ajid merupakan salah satu pengurus Asosiasi Perlebahan Propinsi Banten. Adapun sebagai seorang pengurus beliau bertugas untuk merekrut peternak lebah di tingkat Kabupaten dan Propinsi untuk menyejahterakan sumber daya masyarakat sekitar. Selain itu juga Bapak Ajid sering diminta oleh Dinas Perkebunan dan Kehutanan untuk mengadakan pelatihan budidaya lebah madu tingkat Propinsi. Hal tersebut membuat Bapak Ajid semakin terampil untuk mengadakan pelatihan sehingga Bapak Ajid membuka pelatihan atas nama pribadi dan usahanya membuahkan hasil Peternakan Lebah Madu Alam Lestari semakin berkembang dan dikenal banyak orang. Peternakan Lebah Madu Alam Lestari telah diliput oleh beberapa wartawan majalah Nasional (Trubus, Tribun, Radar Banten) dan masuk dalam liputan dua stasiun televisi swasta (Trans TV dan TPI). 19

32 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Lebah Trigona Lebah Trigona memiliki strata koloni yang sama dengan lebah madu lainnya, yaitu terdiri dari ratu, jantan, dan pekerja. Secara umum tugas mereka sama dengan lebah madu lainnya, namun perbedaannya terletak pada pertahanan diri, yaitu lebah Trigona tidak menyengat. Gambar 3 menunjukkan ratu dan lebah pekerja Trigona sebagai anggota dalam satuan koloni Trigona. (a) (b) Gambar 3. Lebah Ratu Trigona (a) dan Lebah Pekerja (b) Lebah ratu bertugas untuk bertelur dan mengatur koloni agar tidak tersesat pada koloni lain. Lebah ratu berfungsi sebagai penghasil telur dan pabrik penghasil senyawa kimia, yaitu feromon, adalah bahan pemersatu koloni dalam satu unit terorganisasi (Sihombing, 2005). Pada umumnya lebah madu memiliki sifat mudah kabur atau swarming, namun lebah Trigona tidak memiliki kebiasaan tersebut. Selain itu sifat lebah ratu Trigona yang tidak mampu terbang oleh karena tubuhnya yang jauh lebih gemuk daripadaa lebah pekerja maupun jantan menyebabkan koloni ini sangat jarang berpindah tempat, hanya jika mereka merasa sangat terganggu dengan predator atau kekurangan sumber polen. Seperti pernyataan Sihombing (2005), lebah ratu berpenampilan mencolok berbeda dengan lebah pekerja karena berukuran dua kali panjang dan 2,8 kali bobot pekerja. Kemampuan reproduksi lebah ratu sangat mempengaruhi jumlah koloninya. Hal tersebut juga mempengaruhi produktivitas koloni dalam menghasilkann madu, polen, dan propolis. Lebah pekerja memiliki pembagian tugas yang terstruktur rapi, yaitu didalam dan diluar sarang (Sihombing, 2005). Tugas didalam sarang meliputi pembuatan sarang dengan komponen-komponennya yang terdiri dari tiga kompartemen, yakni 20

33 kompartemen madu, polen, dan telur. Kondisi kesehatan atau performa lebah pekerja sangat mempengaruhi produktivitasnya dalam menghasilkan madu dan polen sebagai persediaan makanan, serta propolis sebagai pertahanan mereka. Selain performa kesehatan, kondisi lingkungan juga sangat mempengaruhi produktivitasnya, seperti musim paceklik atau kemarau panjang sehingga nektar, polen, dan resin sulit mereka temukan. Hal tersebut mempengaruhi stabilitas koloni dalam sarang Trigona sehingga lebah jantan akan diusir keluar atau bahkan dibunuh oleh lebah pekerja. Dalam hal ini lebah jantan dianggap sebagai hama dalam koloni karena tidak mampu bekerja, tidak produktif, dan hanya menghabiskan persediaan makanan dalam koloni. Sarang Sarang lebah Trigona berbeda dari sarang lebah madu lainnya, yaitu tidak membentuk segi enam dan tersusun rapi dalam satu sisiran layaknya sarang Apis (Gambar 4b). Trigona bebas membentuk sarangnya di sudut-sudut kotak kayu. Sarang lebah Trigona yang terlihat pada Gambar 4a merupakan sarang yang telah dibudidayakan, yaitu telah dipindahkan dalam kotak kayu yang sebelumnya berada di lubang bambu. (a) (b) Gambar 4. Sarang Trigona dalam Kotak Kayu (a) dan Sarang Apis mellifera dalam Satu Sisiran (b) Secara naluri Trigona akan masuk dan tinggal pada celah bambu atau kayu dimana mereka dapat membuat sarang disana. Trigona dapat menghasilkan madu, polen, dan propolis, serta mengembangkan koloninya dalam celah bambu, namun secara kuantitas akan terbatas sehingga produktivitasnya kurang optimal. Penggunaan kotak kayu dilakukan setelah Bapak Ajid membeli koloni yang berumur dua sampai tiga bulan dari masyarakat sekitar. Kotak kayu tersebut dibuat dari papan 21

34 kayu, paku, dan karet, berukuran 30 x 15 x 15 cm 3. Namun demikian, Peternakan Lebah Madu Alam Lestari belum menggunakan kotak kayu yang standar, karena seorang peneliti lebah di Australia bernama Tim Heard pada tahun 1985 telah merumuskan standar kotak kayu yang disebut Original Australian Trigona Hive (OATH) seperti terlihat pada Gambar 5. (a) (b) Gambar 5. Kotak Kayu Standar OATH (a) dan Detail Ukuran Kotak Kayu Standar (b) Sumber : Heard (2008) Sarang lebah dibuat dengan campuran lilin dan resin propolis dari tanaman. Sarang lebah Trigona memiliki tiga kompartemen berbeda, yaitu madu, polen, dan telur yang masing-masing kompartemennya memiliki banyak pot. Seperti yang terlihat pada Gambar 4a bahwa terdapat perbedaan warna pada masing-masing kompartemen. Warna kuning menunjukkan kompartemen telur, sementara warna agak kecoklatan merupakan kompartemen madu dan polen yang keduanya memiliki warna yang hampir sama. Sarang Trigona yang sudah diambil madunya disebut raw propolis. Raw propolis terdiri dari sekitar 50% senyawa resin (flavonoid dan asam fenolat), 30% lilin lebah, 10% minyak aromatik, 5% polen lebah, dan 5% berbagai senyawa organik (Pietta et al., 2002). Raw propolis inilah yang diberikan kepada sapi PO sebagai antibiotik alami (Ningsih, 2009). Propolis tercampur dalam seluruh bagian sarang dan juga banyak terdapat disekeliling pintu kayu sebagai pertahanan koloni. Propolis yang bersifat lengket dan memiliki kemampuan antimikrobial merupakan 22

35 pertahanan utama bagi koloni Trigona dari serangan predator-predatornya, seperti semut, cicak, burung, kecoa, dan tokek. Pada umumnya predator-predator tersebut menunggu Trigona di depan pintu kotak kayu sehingga antisipasi yang dapat dilakukan oleh peternak adalah memberi kapur semut atau obat anti hama di tempat tersebut. Pakan Trigona mencari pakan melalui pepohonan yang ada di sekitarnya, yaitu nektar, polen, dan resin tumbuhan. Berdasarkan analisis komparatif Baconawa (2002), lebah Trigona pencari pakan terutama pada polen karena lidah mereka terlalu pendek untuk mendapatkan nektar. Hal ini sesuai dengan cara budidaya lebah Trigona di Peternakan Lebah Madu Alam Lestari, bahwa pemberian cadangan pakan berupa air gula tidak perlu dilakukan, seperti halnya dilakukan pada A. mellifera. Berdasarkan hasil pengamatan, lebah Trigona menjadi tidak produktif bahkan mengalami gangguan pencernaan saat diberikan cadangan pakan air gula. Hal ini mengakibatkan lebah Trigona hanya menghasilkan sedikit madu yang sulit diekstrak, namun sesuai dengan pernyataan Singh (1962) bahwa propolis yang dihasilkannya lebih banyak daripada jenis lebah lokal yang lain. Propolis dihasilkan lebah dengan cara mengumpulkan resin-resin dari berbagai macam tumbuhan, kemudian resin ini bercampur dengan saliva dan berbagai enzim yang ada pada lebah sehingga menjadi resin yang berbeda dengan resin asalnya. Pepohohan yang ada di sekitar Peternakan Lebah Madu Alam Lestari diantaranya adalah pohon pisang, kelapa, melinjo, kopi, akasia, kaliandra, aren, alpukat, rambutan, bunga hutan (harendong), dan tanaman palawija seperti jagung dan padi. Supadi (1986) yang mengidentifikasi tanaman pendukung lebah melalui bentuk serbuk sari dalam stup lebah madu, menemukan bahwa lebah menyukai polen yang berasal dari tanaman pangan dan tanaman hias, misalnya kembang sepatu dan kembang soka, tumbuhan hutan dan tanaman liar. Jenis tumbuhan yang disukai lebah madu pada umumnya mempunyai bunga yang polennya nampak dengan jelas atau mempunyai filamen yang panjang seperti pada kaliandra, lamtoro, kelapa, jagung, pisang, padi, kopi, dan lain-lain. Gambar 6 memperlihatkan lokasi Peternakan Lebah Madu Alam Lestari yang sangat sesuai untuk budidaya lebah madu karena vegetasinya yang cocok sebagai sumber pakan bagi mereka. 23

36 (a) (b) Gambar 6. Pepohonan di Sekitar Kebun Tumpang Sari (a) dan Pepohonan di Halaman Depan Rumah (b) Luas areal peternakan lebah di halaman depan rumah adalah sebesar 400 m 2 (Gambar 6b) sementara luas areal kebun tumpang sari mencapai 25 ha (Gambar 6a). Jangkauan terbang Trigona mencapai meter dari sarang, sehingga Trigona tidak akan kekurangan sumber pakan dari pepohonan sekitar areal peternakan. Dalam hal ini, peletakan koloni di sekitar pohon menjadi aspek teknis yang perlu diperhatikan agar Trigona tidak mengalami kesulitan dalam mencari pakan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Russell dan Janine (2009), bahwa dalam satu pohon rata-rataa terdapat dua sampai tiga koloni Trigona. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio antara pohon sebagai sumber pakan dengan jumlah koloni Trigona adalah 1 : 2. Adapun jadwal lebah pekerja dalam mencari pakan tertera dalam Tabel 2, namun dapat terjadi perubahan apabila cuaca kurang baik pada saat itu, seperti terjadi hujan deras atau angin kencang, maka lebah pekerja akan banyak menghabiskan waktu dalam sarang. Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa lebah pekerja merupakan lebah yang sangat rajin bekerja sehingga bila dihitung jam kerja dari lebah pekerja Trigona untuk mencari pakan adalah 10 jam dalam sehari. Semua pekerjaan tersebut bertujuan agar tersedia cadangan makanan bagi koloni dan selebihnya dapat dimanfaatkan oleh peternak. 24

37 Tabel 2. Waktu Lebah Pekerja dalam Mencari Pakan Waktu Kegiatan WIB Terbang keluar sarang mencari pakan WIB Berada dalam sarang WIB Terbang keluar sarang mencari pakan WIB Berada dalam sarang Sumber : Peternakan Lebah Madu Alam Lestari Teknis Budidaya Lebah Trigona Umumnya bambu sering digunakan sebagai atap rumah panggung dan masyarakat di daerah Cilaja, Pandeglang masih banyak yang menggunakan rumah panggung sebagai tempat tinggal mereka. Masyarakat setempat sering memanfaatkan atap rumahnya yang masih menggunakan bambu sebagai sarang alami bagi Trigona (Gambar 7), namun padaa umumnya berhenti sampai disana. Masyarakat belum melakukan budidaya Trigona seperti yang dilakukan oleh Bapak Ajid untuk memperoleh pendapatan yang optimal dari lebah madu ini. Masyarakat yang membiarkan atap bambunya dihuni Trigona, biasanya hanya mengambil keuntungan dari madu dan koloni itu sendiri untuk dijual. Pada umumnya koloni dibiarkan berkembang selama tiga bulan, lalu dilakukan pengecekan madu. Bila madu yang dihasilkan sudah cukup banyak, maka dapat dilakukan pemanenan, namun bila belum koloni dibiarkan berkembangbiak lebih lama. (a) (b) Gambar 7.Atap Rumah Panggung dari Bambu (a) dan Sarang Alami Trigona dalam Bambu (b) Budidaya Trigona merupakan hal yang mudah dilakukan terkait sifat-sifatnya yang sangat mandiri karena terbiasa hidup di alam. Penggunaan lahan untuk 25

38 memelihara lebah ini pun tidak dibutuhkan sebidang tanah yang luas dengan karakteristik tertentu, seperti halnya budidaya A.mellifera. Sebagai perbandingan bahwa jangkauan terbang A.mellifera mencapai lebih dari 5 km sementara jangkauan terbang Trigona hanya mencapai radius 500 meter (Baconawa, 2002). Seperti halnya di Peternakan Lebah Madu Alam Lestari yang hanya memiliki luasan lahan 400 m 2 namun mampu menampung 165 koloni di depan rumah peternak. Hal ini menunjukkan bahwa pemeliharaan Trigona tidak memerlukan luasan lahan yang terlalu besar. Peternakan Lebah Madu Alam Lestari memiliki dua genus lebah yang berbeda, juga berbeda dalam hal teknis budidayanya. Pemeliharaan Trigona di Peternakan Lebah Madu Alam Lestari berbeda dengan pemeliharaan A.cerana. Tabel 3 menunjukkan perbedaan antara budidaya Trigona yang jauh lebih sederhana dan mudah dibandingkan dengan budidaya A.cerana dalam hal frekuensi pemeriksaan koloni, tugas-tugas pekerja, frekuensi pemanenan hasil produksi (madu, polen, propolis), serta kelengkapan alat yang digunakan. Tabel 3. Perbedaan Budidaya Apis cerana dengan Trigona di Peternakan Lebah Madu Alam Lestari Perbedaan Apis cerana Trigona Pemeriksaan koloni 1 kali/ minggu 1 kali/ bulan Kegiatan pemeriksaan atau tugas pekerja Pemanenan madu, polen, atau propolis Peralatan yang digunakan Pemeriksaan ketersediaan pakan dalam koloni, pemberian pakan tambahan, pemeriksaan jumlah telur/sel anakan, kesehatan koloni, produktivitas lebah pekerja, pemberian obat anti kutu, panen madu dan polen, dan pelaporan kegiatan Produktivitas lebah pekerja, kesehatan koloni, panen madu, polen, dan propolis 1 kali/ bulan 1 kali/ 3 bulan Kotak/stup, sisiran, pelindung wajah, penyekat ratu, pengasap Kotak kayu, pisau Pemeliharaan Trigona tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak, peralatan yang lengkap, maupun jam kerja yang penuh oleh karena sifat lebah tersebut yang sangat mandiri. Namun demikian, pendapatan yang diperoleh dari Trigona lebih sedikit dibanding pendapatan dari A.cerana sehingga banyak orang menjadi malas untuk membudidayakan Trigona. Hal tersebut dikarenakan waktu 26

39 pemanenan Trigona adalah setiap tiga bulan sekali. Alasan waktu pemanenan tiga bulan sekali karena jumlah produksi madu optimal tercepat yang dapat dikumpulkan oleh peternak dan mendapatkan keuntungan ekonomis. Namun jika terjadi peningkatan permintaan secara drastis dalam waktu tertentu, maka pemanenan dapat dilakukan lebih cepat. Adapun cara panen madu Trigona jauh lebih sederhana dibanding dengan A.cerana, yaitu hanya dengan menggunakan pisau untuk memanen madu sarang. Untuk mengeluarkannya cukup dengan memeras secara manual kemudian ditampung dalam botol. Pemanenan perlu dilakukan pada waktu-waktu tertentu, yaitu pada saat lebah pekerja sedang keluar mencari pakan. Pukul WIB atau pukul WIB merupakan waktu yang baik untuk melakukan pemanenan. Hal tersebut perlu dilakukan agar koloni tidak merasa terganggu oleh proses pengambilan madu, dengan demikian pekerja atau peternak pun tidak akan diserang oleh koloni. Hal lain yang perlu diperhatikan saat pemanenan yaitu pekerja atau peternak tidak disarankan menggunakan wewangian yang berbau tajam atau saat tubuh banyak berkeringat. Lebah merupakan serangga yang penciumannya sangat sensitif sehingga bau-bauan yang tajam akan mengganggu mereka dan dapat membuat stress. Pemanenan polen juga dilakukan dengan cara yang sama. Cukup dengan memotong kompartemen polen menggunakan pisau, maka polen Trigona dapat langsung dikonsumsi atau dijual. Demikian halnya dengan pemanenan propolis, yaitu dengan mengikis propolis di sekitar pintu kayu atau mengambil sarang yang telah dipanen madu dan polennya. Dalam hal ini cara panen merupakan aspek teknis yang perlu diperhatikan. Dampak positifnya yaitu mendapatkan jumlah raw propolis yang cukup banyak setiap kali panen, namun disisi lain memiliki dampak negatif bagi kelestarian koloni karena merusak kompartemen lain yang sebagian besar berisi larva. Hal ini perlu dikaji lebih lanjut mengenai cara panen yang tepat agar dapat menjaga kelestarian koloni dan mendapat informasi yang akurat mengenai jumlah propolis yang dapat dipanen dari setiap koloni Trigona. Sumber bibit yang dimiliki oleh Bapak Ajid berasal dari rumah panggung kosong milik masyarakat sekitar yang dikontrak. Pemanfaatan rumah panggung ini adalah atapnya yang terbuat dari bambu yang sering digunakan oleh Trigona sebagai 27

40 sarang alami koloninya. Sistem kontrak yang dilakukan adalah dengan perjanjian, yaitu atap bambu yang dihuni oleh Trigona dibiarkan dalam rumah kosong tersebut sampai koloninya menjadi penuh. Setelah itu pemilik rumah tersebut akan mengantarkan bambu yang penuh dengan Trigona ke rumah Bapak Ajid. Perjanjian ini mengharuskan pemilik rumah menjual koloni Trigona dalam bambu hanya kepada Bapak Ajid, sementara Bapak Ajid bertanggungjawab untuk membeli koloni tersebut dengan uang tunai atau sembako yang diperlukan penjual. Hal ini merupakan kerjasama yang baik antara Bapak Ajid dengan masyarakat sehingga usaha Bapak Ajid lebih cepat berkembang dan dapat menolong masyarakat sekitarnya. Kerjasama dengan masyarakat sekitar juga mendatangkan keuntungan yang sangat besar bagi Peternakan Lebah Madu Alam Lestari. Hal tersebut dikarenakan permintaan koloni Trigona dari luar cukup tinggi setiap bulannya sehingga perlu adanya pasokan bibit yang pasti dan sewaktu-waktu dapat diambil tanpa mengganggu koloni yang dipeliharanya untuk dapat menghasilkan madu dan propolis. Hubungan timbal balik yang saling menguntungkan ini telah dilakukan oleh Bapak Ajid sejak awal memulai usaha Peternakan Lebah Madu Alam Lestari sehingga jumlah koloni cadangan miliknya mencapai 200 koloni yang tersebar di rumah-rumah panggung milik masyarakat sekitar. Kendala Kendala dalam budidaya Trigona di Peternakan Lebah Madu Alam Lestari yaitu masih membutuhkan pasokan bibit dari luar peternakannya oleh karena Bapak Ajid belum menemukan cara perbanyakan koloni lebah Trigona. Hal ini belum dapat dilakukan karena kurangnya pengetahuan dan riset ilmiah mengenai teknik budidaya lebah Trigona di Indonesia. Sehingga cara budidaya Trigona di Peternakan Lebah Madu Alam Lestari masih mengandalkan pengalaman dan pembelajaran secara otodidak. Gambar 8 memperlihatkan bahwa pada dasarnya pemecahan koloni dapat dilakukan apabila kotak kayu yang digunakan adalah kotak kayu yang standar, sehingga kotak atas dan kotak bawah dapat dipisahkan untuk sementara dan dipecah untuk diperoleh koloni baru (Heard, 2008) 28

41 (a) (b) Gambar 8. Pemecahan Koloni Trigona dengan Kotak Kayu Standar OATH (a) dan Kotak Kayu Penuh Trigona yang Siap Dipecah Koloni (b) Sumber : Russell dan Janine (2009) Potensi Peternakan Lebah Trigona Sama seperti lebah madu lainnya, lebah Trigona memiliki kemampuan dalam menghasilkan madu dan polen. Keunikan yang dimiliki oleh lebah ini adalah kemampuannya dalam menghasilkan propolis. Potensi lebah Trigona dalam menghasilkan madu, polen, dan propolis tertera pada Tabel 4. Tabel 4. Potensi Lebah Trigona Sebagai Penghasil Madu, Polen, dan Propolis Produksi Jumlah produksip Waktu produksi Madu 250 cc/koloni (minimum) 450 cc/koloni (maksimum) 3 bulan Polen 200 gram/koloni (berat polen+sarang) 3 bulan Propolis 400 gram/koloni (minimum) 500 gram/koloni (maksimum) 3 bulan Sebagai Penghasil Madu Produksi madu Trigona mencapai 450 cc/koloni pada saat koloni dan sumber pakan dalam kondisi prima. Maksudnya adalah pada saat lebah pekerja dalam jumlah yang optimal dan kesehatan prima sehingga mampu mencari nektar dalam jumlah yang banyak. Demikian juga dengan sumber pakan yang sangat menentukan hasil produksi, saat musim tanaman berbunga maka persediaan nektar akan melimpah sehingga lebah mampu menghasilkan madu lebih banyak. Madu yang dipanen tersebut dimanfaatkan dalam dua bentuk, yaitu madu sarang dan madu curah. Madu 29

42 sarang adalah madu yang masih berada dalam sarang dan dapat dikonsumsi langsung dengan cara mengunyah madu sarang tersebut. Madu curah adalah madu yang telah diperas dari sarangnya dann ditampung dalam botol untuk dijual maupun dikonsumsi sendiri. Harga madu sarang adalah Rp ,00/kg dan harga madu curah beragam berdasarkan ukuran botol. Ukuran 100 cc seharga Rp ; ukuran 400 cc seharga Rp ; dan ukuran 600 cc seharga Rp Harga madu Trigona lebih mahal dibandingkan madu A.cerana oleh karena jumlah produksinya yang lebih sedikit dan rasa madu Trigona yang khas dan banyak orang yang menyukainya. Madu Trigona memiliki rasa yang khas dan berbeda dengan madu Apis. Rasa madu Trigona lebih asam dan segar dibanding madu lebah lain, selain itu juga kandungan air yang dimiliki pun lebih tinggi sehingga madu Trigona lebih encer (Gambar 9a). Meskipun demikian banyak orang yang membudidayakan lebah Trigona oleh karena suka dengan rasa madu ini, bahkan hal itulah yang menjadi alasan awal Bapak Ajid membudidayakan lebah Trigona di Peternakan Lebah Madu Alam Lestari miliknya. ` (a) (b) Gambar 9. Madu Curahh Trigona dalam Botol Kaca (a) dan Polen Trigona (b) Sebagai Penghasil Polen dan Polinator Polen merupakan pakan utama lebah selain nektar karena polen merupakan sumber protein bagi lebah. Produksi polen Trigona tidak diketahui berat bersihnya karena pengambilan polen langsung dari sarang (Gambar 9b). Polen Trigona yang dipanen di Peternakan Lebah Madu Alam Lestari belum dijual bebas karena penjualan hanya dilakukan untuk beberapa konsumen yang memesan secara khusus. Pemesanan polen tidak dapat dilakukan dalam jumlah besar oleh karena polen merupakan pakan utama bagi larva lebah. Banyak manfaat dari polen atau serbuk sari 30

43 tumbuhan ini bagi kesehatan manusia. Kandungan protein polen berkisar antara 10-35%, gula pereduksi dan non pereduksi 15-50%, zat tepung 20%, lemak berkisar 1-20%, asam-asam nukleat, trace elemen K, Mg, Ca, Fe, Si, P, dan S, oligo elemen Mn, Ti, Cu, dan vitamin-vitamin seperti A, B, C, D, dan E. Selain itu juga mengandung hormon, enzim, dan antibiotik (Denavarre, 1962 dan Krell, 1996). Komposisi nutrisi yang terdapat dalam polen akan membuat setiap orang yang mengkonsumsinya mendapatkan manfaat kesehatan yang baik. Trigona juga dikenal sebagai polinator yang baik bagi tumbuh-tumbuhan. Baconawa (2002) menyatakan bahwa di Filipina Trigona merupakan polinator yang lebih baik dibandingkan A.mellifera. Banyak laporan peneliti menyatakan bahwa terdapat kenaikan produksi tanaman budidaya jika sejumlah koloni lebah diletakkan di sekitar lokasi tanaman. Hal tersebut berlaku pada tanaman budidaya di sekitar lokasi Peternakan Lebah Madu Alam Lestari, meskipun belum dilakukan penelitian secara langsung untuk menghitung kenaikan produksi. Tercatat bahwa terjadi peningkatan jumlah produksi buah alpukat yang dipanen, yaitu dari 100 buah setiap kali panen sebelum terdapat lebah sebagai polinator, sekarang menjadi sekitar 200 buah setiap kali panen setelah adanya koloni lebah sebagai polinator di sekitar pohon alpukat. Selain itu juga dapat terlihat jelas dari jumlah bunga dan buah dari tanaman budidaya yang selalu melimpah sepanjang tahun, seperti kelapa, kopi, pisang, melinjo, dan kaliandra sehingga dapat dinikmati oleh peternak dan juga pemilik kebun. Sebagai Penghasil Propolis Potensi Trigona terutama terletak pada produksi propolisnya yang melimpah. Tabel 4 menunjukkan bahwa produksi maksimum Trigona per koloni adalah 500 gram selama tiga bulan dan dari segi jumlah merupakan produksi terbanyak dibanding madu maupun polen. Lebah Trigona mengumpulkan propolis dari berbagai macam tumbuhan, kemudian resin ini bercampur dengan saliva dan berbagai enzim yang ada pada lebah sehingga menjadi resin yang berbeda dengan resin asalnya. Sumber utama propolis adalah kuncup bunga (Bankova et al., 2000). Pada dasarnya propolis merupakan pertahanan alami bagi koloni lebah Trigona oleh karena mereka tidak memiliki sengat. Sebagai pertahanan alami, tentunya propolis memiliki kemampuan untuk mengamankan koloni. Kemampuan 31

44 yang dimiliki propolis diantaranya adalah khasiat aktivitas antibakteri, antifungi, antivirus dan anti aktivitas biologi lain seperti antiinflamasi, anestesi lokal, hepatoprotektif, antitumor, dan imunostimulasi (Bankova et al., 2000). Propolis berbentuk seperti lem dan sangat lengket sehingga sering disebut sebagai bee glue. Tekstur propolis dipengaruhi oleh temperatur, pada temperatur dibawah 15 o C, propolis keras dan rapuh, tetapi kembali lengket pada temperatur yang lebih tinggi yaitu o C (Woo et al., 2005). Suhu di Peternakan Lebah Madu Alam Lestari berkisar antara 27-30,65 o C dengan rataan suhu udara 27,88 o C sehingga tekstur propolis adalah keras, rapuh, dan lengket seperti pada Gambar 10. Gambar 10. Raw Propolis Trigona Menurut liputan Duryatmo (2010) dari Majalah Trubus, PT Bee Toba di Makassar setiap bulan mampu menjual minimal 200 botol propolis Trigona. Harga satu botol bervolume 10 cc mencapai harga Rp Permintaan datang dari masyarakat Sulawesi Selatan dan berbagai kota di Kalimantan serta Jawa. Itulah peluang besar bagi peternak Trigona, lebah spesialis propolis. Dalam hal ini penjualan propolis di Peternakan Lebah Madu Alam Lestari masih dalam usaha pengembangan karena Bapak Ajid belum lama mengetahui manfaat propolis yang semakin populer belakangan ini. Selain itu produksi propolis di Peternakan Lebah Madu Alam Lestari masih dalam bentuk raw propolis artinya belum mengalami ekstraksi dan belum dapat dikonsumsi manusia secara langsung. Namun raw propolis berdasarkan penelitian Ningsih (2009) dapat dimanfaatkan secara langsung sebagai antibiotik alami untuk sapi PO. Dengan demikian potensi Trigona sebagai penghasil raw propolis dari Peternakan Lebah Madu Alam Lestari dapat dimanfaatkan dan ditingkatkan nilai ekonomisnya dengan cara bekerjasama dengan peternak sapi potong. 32

I. PENDAHULUAN. Madu merupakan bahan pangan berbentuk cairan kental yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Madu merupakan bahan pangan berbentuk cairan kental yang memiliki I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Madu merupakan bahan pangan berbentuk cairan kental yang memiliki rasa manis alami yang dihasilkan oleh lebah berbahan baku nektar bunga. Madu kaya akan kandungan nutrisi

Lebih terperinci

Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Friday, 08 February 2013 Pemutakhiran Terakhir Tuesday, 28 May 2013

Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Friday, 08 February 2013 Pemutakhiran Terakhir Tuesday, 28 May 2013 Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Friday, 08 February 2013 Pemutakhiran Terakhir Tuesday, 28 May 2013 eskalisa.sch.id Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki jenis

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH USAHA LEBAH MADU

KARYA ILMIAH USAHA LEBAH MADU KARYA ILMIAH USAHA LEBAH MADU Disusun Oleh : Muhammad Burhan Kurniawan NIM : 10.11.4556 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Meraup Untung dari Usaha Lebah Madu Abstraksi Bisnis lebah madu

Lebih terperinci

Gambar 1. Koloni Trigona sp

Gambar 1. Koloni Trigona sp BUDIDAYA LEBAH MADU TRIGONA SP Oleh : Victor Winarto *) Rusmalia *) I. PENDAHULUAN Madu adalah salah satu produk primadona HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu) di Indonesia. Banyaknya manfaat madu bagi kesehatan,

Lebih terperinci

PRODUKSI PROPOLIS MENTAH LEBAH MADU TRIGONA SPP. DI PULAU LOMBOK. Septiantina Dyah Riendriasari* dan Krisnawati

PRODUKSI PROPOLIS MENTAH LEBAH MADU TRIGONA SPP. DI PULAU LOMBOK. Septiantina Dyah Riendriasari* dan Krisnawati Ulin J Hut Trop 1(1): 71-75 pissn 2599 1205, eissn 2599 1183 Maret 2017 PRODUKSI PROPOLIS MENTAH LEBAH MADU TRIGONA SPP. DI PULAU LOMBOK Septiantina Dyah Riendriasari* dan Krisnawati Balai Penelitian Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang melakukan kontak langsung dengan insektisida kimia (Soetopo,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang melakukan kontak langsung dengan insektisida kimia (Soetopo, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian hama dengan insektisida kimia telah menimbulkan resistensi hama terhadap insektisida, tercemarnya tanah dan air, dan bahaya keracunan pada manusia yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang terletak pada posisi BT dan LS. Purbalingga

I. PENDAHULUAN. yang terletak pada posisi BT dan LS. Purbalingga I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki kekayaan alam melimpah berupa flora dan fauna. Indonesia juga memiliki potensi besar dalam pengembangan usaha peternakan lebah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lebah Madu Lebah madu termasuk hewan serangga bersayap, sebagai penghasil madu yang telah lama dikenal manusia. Tubuh lebah madu beruas-ruas dan ruas tersebut saling berhubungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lebah Trigona Lebah trigona adalah lebah yang tidak memiliki sengat atau dikenal dengan nama Stingless bee (Inggris), termasuk famili Apidae. Berikut adalah klasifikasi dari lebah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial

TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial Apis cerana merupakan serangga sosial yang termasuk dalam Ordo Hymenoptera, Famili Apidae hidup berkelompok membentuk koloni. Setiap koloni terdiri

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Unit Pendidikan, Penelitian dan Peternakan Jonggol (UP3J) merupakan areal peternakan domba milik Institut Pertanian Bogor (IPB) yang terletak di desa Singasari

Lebih terperinci

BUDIDAYA LEBAH MADU. Oleh ODJON SOLIKIN, SP. Penyuluh Kehutanan Kab. Ciamis

BUDIDAYA LEBAH MADU. Oleh ODJON SOLIKIN, SP. Penyuluh Kehutanan Kab. Ciamis BUDIDAYA LEBAH MADU Oleh ODJON SOLIKIN, SP. Penyuluh Kehutanan Kab. Ciamis Budidaya lebah ada 2 cara yaitu : 1) Budidaya Lebah Secara Menetap, dan 2) Budidaya Lebah Secara Berpindah. Pada budidaya lebah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. tingkatan kasta di dalam koloninya. Lebah pekerja yang merupakan lebah betina

II. TINJAUAN PUSTAKA. tingkatan kasta di dalam koloninya. Lebah pekerja yang merupakan lebah betina 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi dan Klasifikasi Lebah Madu Lebah madu merupakan serangga sosial yang hidup berkoloni dan memiliki tiga tingkatan kasta di dalam koloninya. Lebah pekerja yang merupakan

Lebih terperinci

PERLEBAHAN DI INDONESIA

PERLEBAHAN DI INDONESIA PERLEBAHAN DI INDONESIA Oleh : Kuntadi Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi QUIZ 1. Yang mana sarang lebah madu? 1 2 3 4 1 QUIZ 2 2 1 3 5 4 A. dorsata A. laboriosa A. dorsata binghami A. cerana A.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Budidaya lebah madu merupakan salah satu alternatif usaha peternakan yang dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap produk madu secara nasional. Beberapa

Lebih terperinci

Lampiran 12. Aspek Agronomis / Usahatani Lebah Madu. Diantara jenis lebah, ada yang produksi madunya sedikit seperti Apis Cerana,

Lampiran 12. Aspek Agronomis / Usahatani Lebah Madu. Diantara jenis lebah, ada yang produksi madunya sedikit seperti Apis Cerana, 48 Lampiran 12. Aspek Agronomis / Usahatani Lebah Madu. Pemeliharaan lebah yang bertujuan untuk mengambil madunya disebut peternakan lebah.orang yang bertenak lebah disebut peternak lebah.selain madu,

Lebih terperinci

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

BUDIDAYA LEBAH MADU TRIGONA SP MUDAH DAN MURAH

BUDIDAYA LEBAH MADU TRIGONA SP MUDAH DAN MURAH BUDIDAYA LEBAH MADU TRIGONA SP MUDAH DAN MURAH Oleh : Septiantina Dyah Riendriasari, S. Hut PENDAHULUAN Dulu, banyak masyarakat yang tidak mengetahui adanya lebah madu Trigona sp ini. Hanya jenis Apis

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS TERNAK LEBAH. Di susun oleh : Nama : Muammar Mufti NIM : Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS TERNAK LEBAH. Di susun oleh : Nama : Muammar Mufti NIM : Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS TERNAK LEBAH Di susun oleh : Nama : Muammar Mufti NIM : 07.12.2638 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AMIKOM YOGYAKARTA 2012 - Abstraksi Lebah merupakan insekta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka Sapi adalah hewan ternak terpenting dari jenis jenis hewan ternak yang dipelihara manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Propolis adalah campuran dari sejumlah lilin lebah dan resin yang

BAB I PENDAHULUAN. Propolis adalah campuran dari sejumlah lilin lebah dan resin yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Propolis adalah campuran dari sejumlah lilin lebah dan resin yang dikumpulkan oleh lebah dari tanaman, terutama dari bunga dan tunas daun (Mlagan et al, 1982 dalam

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat pedesaan pada umumnya bermatapencaharian sebagai petani, selain usaha pertaniannya, usaha peternakan pun banyak dikelola oleh masyarakat pedesaan salah satunya

Lebih terperinci

AKTIVITAS ANTIBAKTERI PROPOLIS LEBAH Trigona spp. ASAL PANDEGLANG TERHADAP Enterobacter sakazakii FITRIANNUR

AKTIVITAS ANTIBAKTERI PROPOLIS LEBAH Trigona spp. ASAL PANDEGLANG TERHADAP Enterobacter sakazakii FITRIANNUR AKTIVITAS ANTIBAKTERI PROPOLIS LEBAH Trigona spp. ASAL PANDEGLANG TERHADAP Enterobacter sakazakii FITRIANNUR PROGRAM STUDI BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah : BUDIDAYA SAPI POTONG I. Pendahuluan. Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Boer Jawa (Borja) Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan antara kambing Afrika lokal tipe kaki panjang dengan kambing yang berasal

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL PERLEBAHAN

LANGKAH-LANGKAH MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL PERLEBAHAN LANGKAH-LANGKAH MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL PERLEBAHAN Oleh : Kuntadi Pusat Litbang Konservasi Dan Rehabilitasi MANFAAT PERLEBAHAN Optimalisasi sumberdaya tumbuhan/tanaman (tanpa dimanfaatkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak Domba Garut merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak dipelihara oleh masyarakat, karena pemeliharaannya yang tidak begitu sulit, dan sudah turun temurun dipelihara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pencernaan Hewan Ruminansia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pencernaan Hewan Ruminansia BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pencernaan Hewan Ruminansia Pencernaan hewan ruminansia sangat berbeda dengan hewan monogastrik. Pada hewan ruminansia terjadi dua proses penting dalam melakukan pencernaan yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 P ENDAHULUAN. irasional dapat menyebabkan terjadinya resistensi bakteri yaitu menggunakan

BAB 1 P ENDAHULUAN. irasional dapat menyebabkan terjadinya resistensi bakteri yaitu menggunakan BAB 1 P ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Antibiotik merupakan golongan obat yang paling banyak digunakan di dunia terkait tingginya angka kejadian infeksi bakteri.penggunaan antibiotik yang irasional dapat

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PEMERIKSAAN KUALITAS MADU KOMERSIAL

KARYA ILMIAH PEMERIKSAAN KUALITAS MADU KOMERSIAL KARYA ILMIAH PEMERIKSAAN KUALITAS MADU KOMERSIAL Oleh: Sri Agung Fitri Kusuma, M.Si., Apt UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS FARMASI JANUARI 2009 LEMBAR PENGESAHAN KARYA ILMIAH PEMERIKSAAN KUALITAS MADU

Lebih terperinci

TEHNIK PRODUKSI PROPOLIS LEBAH Trigona itama DAN BEE BREAD POLLEN LEBAH Apis dorsata. I. Pendahuluan

TEHNIK PRODUKSI PROPOLIS LEBAH Trigona itama DAN BEE BREAD POLLEN LEBAH Apis dorsata. I. Pendahuluan TEHNIK PRODUKSI PROPOLIS LEBAH Trigona itama DAN BEE BREAD POLLEN LEBAH Apis dorsata Oleh/ by: Purnomo dan Avry Pribadi Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan Kuok I. Pendahuluan Perlebahan di

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PKM-M. Diusulkan Oleh :

LAPORAN AKHIR PKM-M. Diusulkan Oleh : 1 LAPORAN AKHIR PKM-M PELATIHAN MANAJEMEN INTEGRASI PERKEBUNAN PALA (Myristica fragrans) DENGAN BUDIDAYA LEBAH Trigona Laeviceps UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN YANG KONTINU BAGI MASYARAKAT DESA SUKAJADI,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan kebutuhan daging sapi lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan daging sapi. Ternak sapi,

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan hewan ternak perah lainnya. Keunggulan yang dimiliki sapi perah tersebut membuat banyak pengusaha-pengusaha

Lebih terperinci

POTENSI PENGEMBANGAN USAHATERNAK KELINCI DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI VALENT FEBRILIANY

POTENSI PENGEMBANGAN USAHATERNAK KELINCI DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI VALENT FEBRILIANY POTENSI PENGEMBANGAN USAHATERNAK KELINCI DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI VALENT FEBRILIANY PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi potong pada umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu sapi lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi potong merupakan

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Coturnix coturnix japonica yang mendapat perhatian dari para ahli. Menurut

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Coturnix coturnix japonica yang mendapat perhatian dari para ahli. Menurut II KAJIAN KEPUSTAKAAN 1.1 Puyuh Jepang dan Klasifikasinya Burung puyuh liar banyak terdapat di dunia, nampaknya hanya baru Coturnix coturnix japonica yang mendapat perhatian dari para ahli. Menurut Nugroho

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia

BAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia sering terjadi di masyarakat indonesia. Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang terkenal dengan kekayaan alamnya. Berbagai macam flora dan fauna dapat ditemui serta dapat dimanfaatkan, salah satunya

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH (Studi Kasus di Perusahaan X, Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor) SKRIPSI SHCYNTALIA HERTIKA

ANALISIS PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH (Studi Kasus di Perusahaan X, Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor) SKRIPSI SHCYNTALIA HERTIKA ANALISIS PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH (Studi Kasus di Perusahaan X, Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor) SKRIPSI SHCYNTALIA HERTIKA PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini perhatian masyarakat untuk kembali memakai bahan alam

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini perhatian masyarakat untuk kembali memakai bahan alam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini perhatian masyarakat untuk kembali memakai bahan alam (back to nature) semakin meningkat karena sejak dulu masyarakat percaya bahwa bahan alam mampu

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penggemukan domba dilakukan guna memenuhi. konsumsi, aqiqah, dan qurban. Perusahaan terletak di Kampung Dawuan Oncom,

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penggemukan domba dilakukan guna memenuhi. konsumsi, aqiqah, dan qurban. Perusahaan terletak di Kampung Dawuan Oncom, IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Perusahaan PT. Agro Jaya Mulya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penggemukan domba. Penggemukan domba dilakukan guna memenuhi permintaan pasar daging

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Lokasi CV. Jayabaya Batu Persada secara administratif terletak pada koordinat 106 O 0 51,73 BT dan -6 O 45 57,74 LS di Desa Sukatani Malingping Utara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia Sapi lokal memiliki potensi sebagai penghasil daging dalam negeri. Sapi lokal memiliki kelebihan, yaitu daya adaptasi terhadap lingkungan tinggi, mampu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Efisiensi Penggunaan Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Efisiensi Penggunaan Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Kontrol lingkungan kandang sangat penting untuk kenyamanan dan kesehatan sapi, oleh karena itu kebersihan kandang termasuk suhu lingkungan sekitar kandang sangat

Lebih terperinci

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK ANALISIS USAHA PENGGEMUKAN SAPI BETINA PERANAKAN ONGOLE (PO) AFKIR (STUDI KASUS DI KELOMPOK TANI TERNAK SUKAMAJU II DESA PURWODADI KECAMATAN TANJUNG SARI, KABUPATEN LAMPUNG SELATAN) Reny Debora Tambunan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki areal perkebunan jambu mete (Anacardium occidentale L.) seluas 560.813 ha, tersebar di propinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Jantan Tipe Medium Berdasarkan bobot maksimum yang dapat dicapai oleh ayam terdapat tiga tipe ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan (Babcock,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode Penelitian

METODE PENELITIAN. Metode Penelitian 23 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian berlangsung selama 7 bulan, yaitu penelitian in vitro bulan Januari sampai Maret 2009 di Laboratorium Biokimia Institut Pertanian Bogor (IPB)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang) 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERKEMBANGAN KOLONI LEBAH MADU, Apis cerana Fabr. (HYMENOPTERA : APIDAE)

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERKEMBANGAN KOLONI LEBAH MADU, Apis cerana Fabr. (HYMENOPTERA : APIDAE) PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERKEMBANGAN KOLONI LEBAH MADU, Apis cerana Fabr. (HYMENOPTERA : APIDAE) TESIS MAGISTER Oleh DIDA HAMIDAH 20698009 BIDANG KHUSUS ENTOMOLOGI PROGRAM STUDI MAGISTER BIOLOGI PROGRAM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Deskripsi Ayam Sentul Ayam lokal merupakan turunan panjang dari proses sejarah perkembangan genetik perunggasan di Indonesia. Ayam lokal merupakan hasil domestikasi ayam hutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan yang berasal dari hewan merupakan sumber protein dan mengandung asam amino esensial yang tidak disuplai dari bahan pangan lain, sehingga sangat berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sektor peternakan adalah sektor yang memberikan kontribusi tinggi dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Sektor peternakan adalah sektor yang memberikan kontribusi tinggi dalam 9 II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Usahaternak Sektor peternakan adalah sektor yang memberikan kontribusi tinggi dalam pembangunan pertanian. Sektor ini memiliki peluang pasar yang sangat baik, dimana pasar domestik

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan kaidah-kaidah dalam standar peternakan organik. Pemeliharaan

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan kaidah-kaidah dalam standar peternakan organik. Pemeliharaan 21 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pemeliharaan Semiorganik Pemeliharaan hewan ternak untuk produksi pangan organik merupakan bagian yang sangat penting dari unit usaha tani organik dan harus dikelola sesuai

Lebih terperinci

CARA PRAKTIS. Budidaya Lebah Madu ( Apis indica )

CARA PRAKTIS. Budidaya Lebah Madu ( Apis indica ) CARA PRAKTIS Budidaya Lebah Madu ( Apis indica ) Pelatihan Budidaya Lebah Madu ( Apis indica ) di Desa Karangmulya Kecamatan Bojong dan Desa Sesepan Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal Oleh : TIM PELATIHAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk, kebutuhan pangan semakin meningkat pula. Pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat jenisnya beragam, salah satunya pemenuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Lokal Domba pada umumnya dipelihara sebagai penghasil daging (Edey, 1983). Domba Lokal yang terdapat di Indonesia adalah Domba Ekor Tipis, Priangan dan Domba Ekor Gemuk.

Lebih terperinci

EVALUASI PERTUMBUHAN JANGKRIK KALUNG (Gryllus bimaculatus) YANG DIBERI PAKAN DENGAN CAMPURAN DEDAK HALUS SKRIPSI AMELIA L. R.

EVALUASI PERTUMBUHAN JANGKRIK KALUNG (Gryllus bimaculatus) YANG DIBERI PAKAN DENGAN CAMPURAN DEDAK HALUS SKRIPSI AMELIA L. R. EVALUASI PERTUMBUHAN JANGKRIK KALUNG (Gryllus bimaculatus) YANG DIBERI PAKAN DENGAN CAMPURAN DEDAK HALUS SKRIPSI AMELIA L. R. HUTABARAT PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT

Lebih terperinci

PRODUK LEBAH MADU PROPOLIS ROYAL JELLY POLLEN

PRODUK LEBAH MADU PROPOLIS ROYAL JELLY POLLEN PRODUK LEBAH MADU PROPOLIS ROYAL JELLY POLLEN MADU MADU ADALAH SUBSTANSI PEMANIS BUATAN ALAMI YANG DIPRODUKSI OLEH LEBAH MADU YANG BERASAL DARI BEBERAPA BUNGA ATAU SEKRESI TUMBUHAN. Kandungan Madu Gula

Lebih terperinci

THE INFLUENCE OF ADDING FEED STIMULANTS AND FRAME PARTITIONS TOWARD THE ACTIVITY OF THE WORKER BEES Apis mellifera CLOSE TO FLOWER SEASON ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ADDING FEED STIMULANTS AND FRAME PARTITIONS TOWARD THE ACTIVITY OF THE WORKER BEES Apis mellifera CLOSE TO FLOWER SEASON ABSTRACT THE INFLUENCE OF ADDING FEED STIMULANTS AND FRAME PARTITIONS TOWARD THE ACTIVITY OF THE WORKER BEES Apis mellifera CLOSE TO FLOWER SEASON Ahmad Nurohim 1), Mochammad Junus 2), Sri Minarti 2) 1) 2) Student

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. juga mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memilki daya adaptasi yang

I. PENDAHULUAN. juga mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memilki daya adaptasi yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak Itik merupakan sumber daya genetik yang tinggi keanekaragamannya, baik dalam hal jenis maupun potensi produksinya. Ternak itik juga mempunyai potensi untuk dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai dari sumber daya alam yang diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Dengan potensi tanah

Lebih terperinci

PENAMPILAN DOMBA EKOR TIPIS ( Ovis aries) JANTAN YANG DIGEMUKKAN DENGAN BEBERAPA IMBANGAN KONSENTRAT DAN RUMPUT GAJAH ( Pennisetum purpureum)

PENAMPILAN DOMBA EKOR TIPIS ( Ovis aries) JANTAN YANG DIGEMUKKAN DENGAN BEBERAPA IMBANGAN KONSENTRAT DAN RUMPUT GAJAH ( Pennisetum purpureum) PENAMPILAN DOMBA EKOR TIPIS ( Ovis aries) JANTAN YANG DIGEMUKKAN DENGAN BEBERAPA IMBANGAN KONSENTRAT DAN RUMPUT GAJAH ( Pennisetum purpureum) SKRIPSI TRI MULYANINGSIH PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BOBOT BADAN DENGAN PROPORSI ORGAN PENCERNAAN SAPI JAWA PADA BERBAGAI UMUR SKRIPSI. Oleh NUR FITRI

HUBUNGAN ANTARA BOBOT BADAN DENGAN PROPORSI ORGAN PENCERNAAN SAPI JAWA PADA BERBAGAI UMUR SKRIPSI. Oleh NUR FITRI HUBUNGAN ANTARA BOBOT BADAN DENGAN PROPORSI ORGAN PENCERNAAN SAPI JAWA PADA BERBAGAI UMUR SKRIPSI Oleh NUR FITRI FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2010 HUBUNGAN ANTARA BOBOT BADAN DENGAN

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS KOLONI LEBAH Apis mellifera dan Apis cerana YANG DIPELIHARA DI AREAL Acacia crassicarpa

TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS KOLONI LEBAH Apis mellifera dan Apis cerana YANG DIPELIHARA DI AREAL Acacia crassicarpa TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS KOLONI LEBAH Apis mellifera dan Apis cerana YANG DIPELIHARA DI AREAL Acacia crassicarpa A. Luas Hutan Tanaman khususnya HTI Nasional: Definitif : 9 juta Ha Target s/d

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Ternak Kerbau yang Digunakan Dalam Penelitian

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Ternak Kerbau yang Digunakan Dalam Penelitian MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni hingga bulan September 2011 dan bertempat di Laboratorium Lapang Blok A, Laboratorium Ruminansia Besar, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk,

HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk, IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Pameungpeuk merupakan salah satu daerah yang berada di bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk, secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman dahulu hingga sekarang ini, banyak sekali individu yang sering mengalami luka baik luka ringan maupun luka yang cukup serius akibat dari kegiatan yang dilakukannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Tipologi usaha peternakan dibagi berdasarkan skala usaha dan kontribusinya terhadap pendapatan peternak, sehingga bisa diklasifikasikan ke dalam kelompok berikut:

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Sapi Potong Sapi potong adalah jenis sapi yang khusus dipelihara untuk digemukkan karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup baik. Sapi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 35/MENHUT-II/2007 Tentang HHBK, definisi HHBK adalah hasil hutan baik

I. PENDAHULUAN. 35/MENHUT-II/2007 Tentang HHBK, definisi HHBK adalah hasil hutan baik 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil hutan dapat dikelompokkan menjadi hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu (HHBK). Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 35/MENHUT-II/2007 Tentang HHBK,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Komoditas Sejarah Ayam Petelur. Ayam liar atau ayam hutan adalah ayam yang pertama kali dipelihara oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Komoditas Sejarah Ayam Petelur. Ayam liar atau ayam hutan adalah ayam yang pertama kali dipelihara oleh 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Komoditas 2.1.1. Sejarah Ayam Petelur Ayam liar atau ayam hutan adalah ayam yang pertama kali dipelihara oleh masyarakat Indonesia. Ayam liar tersebut merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi termasuk dalam genus Bos yaitu dalam Bos taurus dan Bos indicus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi termasuk dalam genus Bos yaitu dalam Bos taurus dan Bos indicus. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi termasuk dalam genus Bos yaitu dalam Bos taurus dan Bos indicus. Sapi potong adalah sapi yang dibudidayakan untuk diambil dagingnya atau dikonsumsi. Sapi

Lebih terperinci

PEMOTONGAN EKOR, IDENTIFIKASI, KASTRASI, DAN PEMBERIAN Fe PADA ANAK BABI LOU AYY ALZAMAKHSYARI D

PEMOTONGAN EKOR, IDENTIFIKASI, KASTRASI, DAN PEMBERIAN Fe PADA ANAK BABI LOU AYY ALZAMAKHSYARI D MK : Produksi Ternak Babi dan Kuda Dosen : Dr. Ir. Salundilk, M Si Asisten : Desmawita K Barus, S Pt, M Si Jadwal : Kamis, 07.00-10.00 WIB PEMOTONGAN EKOR, IDENTIFIKASI, KASTRASI, DAN PEMBERIAN Fe PADA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki 15 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kendal, dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki populasi kambing Jawarandu yang tinggi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. lubang-lubang pohon dan tempet-tempat lain untuk diambil madunya. Lebah

II. TINJAUAN PUSTAKA. lubang-lubang pohon dan tempet-tempat lain untuk diambil madunya. Lebah 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lebah Madu Lebah madu merupakan insekta penghasil madu yang telah lama dikenal manusia. Sejak zaman dahulu, manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang-lubang pohon dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang memiliki karakteristik secara ekonomis dengan pertumbuhan yang cepat sebagai ayam penghasil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Noctuidae :

Lebih terperinci

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN AgroinovasI FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN Usaha penggemukan sapi potong semakin menarik perhatian masyarakat karena begitu besarnya pasar tersedia untuk komoditas ini. Namun demikian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Ternak babi bila diklasifikasikan termasuk ke dalam kelas Mamalia, ordo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Ternak babi bila diklasifikasikan termasuk ke dalam kelas Mamalia, ordo BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Babi Babi adalah binatang yang dipelihara dari dahulu, dibudidayakan, dan diternakkan untuk tujuan tertentu utamanya untuk memenuhi kebutuhan akan daging atau

Lebih terperinci

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan PENDAHULUAN Latar Belakang Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan strategis untuk dikembangkan di Indonesia. Populasi ternak sapi di suatu wilayah perlu diketahui untuk menjaga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Terletak LU dan LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan

TINJAUAN PUSTAKA. Terletak LU dan LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan TINJAUAN PUSTAKA Geografi Desa Celawan a. Letak dan Geografis Terletak 30677 LU dan 989477 LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan Pantai Cermin dengan ketinggian tempat 11 mdpl, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

HASIL. Tabel 2 Jumlah imago lebah pekerja A. cerana yang keluar dari sel pupa. No. Hari ke- Koloni I Koloni II. (= kohort) Warna Σ mati Warna Σ Mati

HASIL. Tabel 2 Jumlah imago lebah pekerja A. cerana yang keluar dari sel pupa. No. Hari ke- Koloni I Koloni II. (= kohort) Warna Σ mati Warna Σ Mati HASIL Jumlah Imago Lebah Pekerja A. cerana Berdasarkan hasil pembuatan peta lokasi sel pupa, dapat dihitung jumlah imago lebah pekerja yang keluar dari sel pupa. Jumlah imago lebah pekerja A. cerana (yang

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK Susy Edwina, Dany Varian Putra Fakultas Pertanian Universitas Riau susi_edwina@yahoo.com

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Indonesia masih sangat jarang. Secara umum, ada beberapa rumpun domba yang

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Indonesia masih sangat jarang. Secara umum, ada beberapa rumpun domba yang II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Rumpun Domba Rumpun adalah segolongan hewan dari suatu jenis yang mempunyai bentuk dan sifat keturunan yang sama. Jenis domba di Indonesia biasanya diarahkan sebagai domba pedaging

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Pusat Pembibitan dan Penggemukan Ternak Wonggahu pada tahun 2002 dikelola oleh Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA

RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA, 2006. Kajian Kelayakan dan Skala Ekonomi Usaha Peternakan Sapi Potong Dalam Rangka Pemberdayaan Peternak (Studi Kasus Di Kawasan Budidaya Pengembangan Sapi Potong Kabupaten

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tanaman. Tipe asosiasi biologis antara mikroorganisme endofit dengan tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. tanaman. Tipe asosiasi biologis antara mikroorganisme endofit dengan tanaman TINJAUAN PUSTAKA Mikroorganisme Endofit Endofit merupakan asosiasi antara mikroorganisme dengan jaringan tanaman. Tipe asosiasi biologis antara mikroorganisme endofit dengan tanaman inang bervariasi mulai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat 33 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada selama 12 bulan yaitu dari bulan Januari s/d Desember 2010 berlokasi di Kabupaten Kepahiang Propinsi Bengkulu. Jarak antara lokasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ternak Sapi Potong

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ternak Sapi Potong II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ternak Sapi Potong Sapi merupakan hewan ternak yang dipelihara oleh manusia sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja, dan kebutuhan manusia lainya. Ternak sapi menghasilkan 50%

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang Desa Cikarawang merupakan salah satu desa yang yang berada dalam wilayah administrasi Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Lebih terperinci

2015 LUWAK. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian

2015 LUWAK. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian 2015 LUWAK Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian LUWAK A. Biologi Luwak Luwak merupakan nama lokal dari jenis musang

Lebih terperinci

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang diakibatkan krisis moneter serta bencana alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang diakibatkan krisis moneter serta bencana alam yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang diakibatkan krisis moneter serta bencana alam yang terus menerus telah ikut mempengaruhi perekonomian Indonesia baik secara makro maupun

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci