BAB II KAJIAN PUSTAKA. Raya Jurusan Tarbiyah PAI tahun, 2006) dengan judul skripsi Upaya Kepala

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Raya Jurusan Tarbiyah PAI tahun, 2006) dengan judul skripsi Upaya Kepala"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Siti Asiah (Alumni STAIN Palangka Raya Jurusan Tarbiyah PAI tahun, 2006) dengan judul skripsi Upaya Kepala Madrasah Meningkatkan Kedisiplinan Guru dalam Mengajar pada MIS Se- Kota Palangka Raya. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Kualitatif Diskriptif dengan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data, data analisis menggunakan data reduction, data display dan data conclucion drawing/verifying. Secara garis besar dalam skripsi ini hanya menguraikan bahwa Kepala Madrasah dalam aktivitas pendidikan sangat berperan dalam meningkatkan kedisiplinan guru, karena kepala madrasah mempunyai tujuan serta wewenang penuh dalam organisasi di sekolah. Adapun hasil dalam penelitian ini adalah, cara yang dilakukan oleh kepala madrasah untuk meningkatkan kedisiplinan guru yaitu : 1) Mengikutkan guruguru dalam setiap pelatihan serta mewajibkan guru-guru membuat program pengajaran. 2) Memberikan sanksi berupa teguran secara lisan kepada guru-guru yang kurang disiplin menjalankan tugasnya dan mengadakan supervisi. 8

2 9 3).Memberikan gaji kepada guru-guru dengan tepat waktu setiap bulannya, sehingga kedisiplinan guru akan meningkat. 4 Hasil penelitian yang dikaji oleh Samsudin dengan judul Skripsi yaitu Peran Kepala Sekolah Dalam Membina Kinerja Guru di SDN-3 Baamang Tengah Sampit memaparkan bahwa ada 6 (enam) unsur pembinaan yaitu : peran kepala sekolah membina guru menguasai bahan pelajaran, membina guru merencanakan program belajar mengajar, membina guru menciptakan interaksi belajar mengajar yang sesuai dengan kondisi dan program yang dibuat, membina kesejahteraan materi dan non materi guru. 5 Berdasarkan penelusuran yang dikemukakan di atas, ada perbedaan dan ada persamaan penelitian. Persamaan penelitian di atas adalah sama melakukan penelitian tehadap kepala sekolah. Sedangkan perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah mengenai hasil penelitian. Penelitian yang dilakukan Siti Asiah meneliti bagaimana cara kepala Madrasah meningkatkan kedisiplinan guru dalam mengajar dan penelitian yang dilakukan oleh Samsudin meneliti peran kepala sekolah dam membina kinerja guru. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah tentang Kinerja Kepala Madrasah sebagai Leader itu sendiri di MTS Sirajur Munir. 4 Siti Asiah, Upaya Kepala Madrasah Meningkatkan Kedisiplinan Guru dalam Mengajar Pada MIS Se-Kota Palangka Raya, Skripsi, (Palangka Raya: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri, 2006) 5 Samsudin, Skripsi, Peran Kepala Sekolah Dalam Membina Kinerja Guru di SDN-3 Baamang Tengah Sampit, Palangka Raya, t.np., 2004, h.vii.

3 10 B. Landasan Teoritik 1. Pengertian Kinerja Kepala Sekolah Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa kinerja mempunyai tiga arti yaitu: 1) Sesuatu yang dicapai, 2) Prestasi yang diperlihatkan, 3) Kemampuan kerja. Sedangkan Kepala Madrasah terdiri dari dua kata yaitu: Kepala dan Madrasah. Kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suau organisasi atau lembaga, sedangkan Madrasah adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Secara sederhana dapat didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu Madrasah, dimana dilaksanakan proses belajar mengajar atau interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid-murid yang menerima pelajaran. 6 Kinerja itu sendiri pada dasarnya merupakan perwujudan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang selaras dengan visi, misi masing-masing satuan atau jenjang pendidikan berdasarkan kompetensi dasar kepala sekolah. 7 berikut : Adapun menurut Mulyasa berpendapat tentang kinerja sebagai Kinerja atau performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja (LAN, 6 Wahjosumijo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h.83 7 Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011), Cet:3, hal.10

4 : 3). Sejalan dengan itu, Smith (1982: 393), menyatakan bahwa kinerja adalah...output drive from processes, human or otherwise, jadi kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses. 8 Kemudian Sudarwan mengemukakan tentang definisi kinerja atau performa adalah merupakan padanan dari bahasa inggris work performance atau job performance. Secara keindonesiaan performa sering disebut juga prestasi kerja. 9 Sedangkan Vroom mengemukakan bahwa Performance = f (Ability x Motivation). Menurut model ini Kinerja seseorang merupakan fungsi perkalian antara kemampuan (ability) dan motivasi. 10 Jadi, kinerja kepala sekolah adalah gabungan antara kemampuan dan motivasi yang sangat erat hubungannya dengan keberhasilan suatu sekolah. 2. Pengertian Kepala Sekolah Kepala sekolah merupakan salah satu komponen yang paling berperan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Selain dari pada itu Kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah. Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 12 ayat 1 PP bahwa Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggara kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana prasarana E, Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, ( Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), h Sudarwan Danim, Kepemimpinan pendidikan, (Bandung: Alpabeta, 2010), h E, Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional..., h Ibid. h

5 12 Wahjosumidjo menjelaskan, kepala sekolah terdiri dari 2 kata. Dua kata tersebut adalah kepala dan sekolah. Kata kepala dapat diartikan ketua atau pimpinan disatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. 12 Kepala sekolah adalah orang yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk membina suatu sekolah yang dipimpinnya dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan administrasi pendidikan. 13 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberikan tugas memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakannya proses pembelajaran atau interaksi antara guru dengan murid dimana guru memberikan pelajaran dan murid menerima pelajaran. Serta kepala Oleh sebab itu, kepala sekolah pada hakikatnya adalah pejabat formal, sebab pengangkatannya melalui suatu prosedur yang didasarkan atas peraturan yang berlaku. Secara sistem jabatan kepala sekolah sebagai pejabat atau pimpinan formal. Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa didasarkan atas pertimbangan pertimbangan serta syarat-syarat tertentu Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah,Tinjauan Teoritis dan Permasalahannya,Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada, 2002,h Ibid.h Ibid,h.85

6 13 3. Syarat Kepala Sekolah Syarat utama yang perlu dimiliki seorang pemimpin atau kepala sekolah ialah harus berlaku amanah dan adil. Pemimpin yang adil termasuk satu diantara tujuh golongan manusia yang akan mendapat perlindungan Allah SWT. Syarat-syarat kepemimpinan menurut Kartini Kartono harus berkaitan dengan 3 hal penting, yaitu : a. Ketegasan b. Kewibawaan c. Kemampuan. 15 Sebagai seorang pemimpin diharapkan memiliki kelebihan-kelebihan dari orang-orang yang dipimpinnya, serta memiliki syarat-syarat kepribadian untuk tertentu. Persyaratan tersebut antara lain : a. Memiliki kesehatan dan rohani yang baik. b. Berpegang teguh pada tujuan yang ingin dicapai. c. Bersemangat atau memiliki etos kerja yang tinggi. d. Cakap dalam memberi bimbingan. e. Cepat serta bijaksana didalam mengambil keputusan. f. Jujur. g. Cerdas. h. Cakap didalam hal mengajar dan menaruh kepercayaan yang baik dan berusaha untuk mencapainya. 16 Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus memiliki kemampuan untuk yaitu : 15 Permadi K, Pemimpin Dalam Managemen, Jakarta : CV. Rhineka Cipta, 1996, h Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Jakarta : Bina Aksara, 1988,h.13

7 14 a. Memahami administrasi sekolah lebih banyak dari pada personal yang lain. b. Memiliki pandangan yang jitu dan tinggi terhadap masa depan para guru dan berusaha membantu mereka. c. Memiliki kemampuan mengajar yang lebih baik, membantu menganalisa dan memperbaiki serta meningkatkannya. d. Memahami dan terampil memelihara moral kerja sekolah. e. Mengetahui bagaimana mendayagunakan ketrampilan para anggota staf dengan memanfaatkan orang-orang yang lebih tahu banyak tentang apa yang akan mereka lakukan. 17 Ada tiga hal penting yang perlu dilakukan oleh seorang pemimpin atau kepala sekolah, yaitu : a. Bagaimana memperoleh dukungan perbaikan dari masyarakat. b. Bagaimana memanfaatkan sumber-sumber daya yang diperoleh secara tepat. c. Dukungan yang diperoleh dan yang diperlukan meliputi : personel, dana, dukungan informasi serta sikap politis pemerintah. 18 Kepala sekolah yang berhasil adalah mereka yang mau mengikuti atasannya dan tidak melalaikan tugasnya. Karena keberhasilan sekolah tersebut dilihat dari kepemimpinan kepala sekolah tersebut. Orang yang diberi kepercayaan atau wewenang oleh atasannya dialah pemimpin yang bijaksana dan menyelamatkan generasi yang akan datang. 4. Tugas Kepala Sekolah Menurut literartur Anglo Amerika sebutkan untuk tugas dan wewenang ini digunakan istilah Authority adalah hak untuk memerintah 17 Ibid,h.14 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah,Tinjauan Teoritis dan Permasalahannya, Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada, 2002,h.459

8 15 atau hak untuk bertindak. Sedangkan responsibility ialah kewajiban untuk melaksanakan tugas yang ditentukan. 19 Menurut Arifin Abdurahman, tugas adalah kewajiban untuk melaksanakan dan wewenang adalah untuk bertindak. Tugas didahulukan dari wewenang adalah edukatif mengingatkan orang kepada tugasnya,setelah itu wewenangnya untuk bertindak. 20 Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin suatu sekolah mempunyai tugas-tugas sebagai pemimpin sebagaimana dikemukakan oleh Koontz yang dikutip oleh Wahjosumidjo dalam bukunya kepemimpinan kepala sekolah. Tinjauan Teoritis dan Permasalahannya, kepala sekolah harus mampu : a. Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dan penuh semangat serta percaya diri terhadap para guru,staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing. b. Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para siswa serta memberikan dorongan, memacu dan berdiri didepan demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan. 21 Menurut pandangan demokrasi, kegiatan kepemimpinan pendidikan diwujudkan sedemikian rupa sehingga tugas pokok terealisir yaitu : a. Membantu orang-orang di dalam masyarakat, maka sekolah merumuskan tujuan-tujuan pendidikan. b. Memperlancar proses belajar mengajar dengan mengembangkan pengajaran yang lebih efektif. 19 Wijaya A.W, Pola Kepemimpinan dan Kepemimpinan Pancasila : CV.Armico, 1985,h Ibid,h Wahjusumidjo,Kepemimpinan Kepala Sekolah,Tinjauan Teoritis dan Permasalahannya, Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada, 2002,h.104

9 16 c. Menciptakan iklim dimana kepemimpinan pendidikan dapat tumbuh dan berkembang. d. Memberi sumber-sumber yang memadai untuk pengajaran yang efektif. 22 Tugas-tugas di atas merupakan tolak ukur untuk mengefektivitaskan kepemimpinan seseorang. Jika kepemimpinan di sekolah efektif maka : a. Orang-orang yang memperoleh sumbangan yang berharga dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan. b. Berlangsung pengajaran yang efektif dan efesien c. Orang-orang mengenal diri mereka sebagai para penyumbang yang bertanggung jawab terhadap suatu organisasi yang produktif. d. Terciptanya suasana yang kondusif (berguna) untuk pertumbuhan orang-orang yang bekerja didalamnya,dan e. Bertambahnya sumber-sumber yang kaya dimanfaatkan kedalam situasi belajar mengajar. 23 Seorang pemimpin akan berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan, selaku kepala sekolah harus memperhatikan tujuh hal-hal yang tidak boleh dilupakan yaitu: a. Perundang undangan, kebijaksanaan serta peraturan yang berlaku. b. Variabel yang terjadi dalam sekolah maupun yang terjadi di luar sekolah. c. Interaksi antara sumber daya manusia (guru, staf, siswa dan orang tua siswa) dengan sistem dan berbagai macam peraturan dan halhal yang lain. d. Efektifitas e. Masalah untung dan rugi f. Kepercayaan dan berpengalaman g. Kewibawaan, status, stress dan konflik SoemantoWasti,dkk, Kepemimpinan Dalam Pendidikan, Usaha Nasional, h Ibid,h Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritis dan Permasalahannya, Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada, 2002,h.93

10 17 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peranan kepala Madarash sebagai staf sangat diperlukan dalam membantu tugas-tugas pengelolaan yang dilakukan oleh kepala Kemenag. Tugas-tugas sebagai kepala Madrasah hanya dapat berhasil efektif apabila setiap kepala sekolah dapat menyadari dan memahami peranannya sebagai staf. Serta mampu mewujudkan dalam perilaku dan perbuatan. Jadi, sebagai pendidik masyarakat, seorang kepala sekolah harus mempunyai syarat-syarat agar didalam kepemimpinan berjalan seperti yang dikehendaki. Seorang kepala sekolah harus memperhatikan nilai-nilai sebagai berikut : a. Memiliki kualitas umum kepemimpinan b. Memiliki persyaratan khusus kepemimpinan c. Menguasai teknik pengendalian d. Dapat menyesuaikan diri e. Taat pada norma etika dan hierarki organisasi f. Mampu menciptakan suasana keterbukaan g. Bersifat terbuka terhadap kritik h. Menguasai situasi dan kondisi bawahan i. Kemampuan mengendalikan diri j. Menguasai kemampuan menganalisis situasi k. Memiliki keahlian khusus l. Taat pada hubungan dan tata kerja yang berlaku m. Loyal terhadap birokrasi yang berlaku n. Kemauan bekerja keras o. Selalu memiliki optimisme. 25 Jadi, apabila sebagai kepala sekolah dapat melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin dengan baik, maka proses pembelajaran yang dipimpin dengan baik, maka semua proses pembelajaran yang dipimpin didalam tersebut akan mendapatkan hasil yang diharapkan. Pimpinan yang baik 25 Ibid,h

11 18 adalah pimpinan yang mampu mengubah-ubah perilaku sesuai dengan situasi dan memperlakukan bawahannya sesuai dengan tingkat kematangannya Kepala sekolah Sebagai Leader Peranan sebagai pemimpin mencerminkan tanggung jawab kepala sekolah untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah, sehingga lahir dan etos kerja dan produktivitas yang tinggi dalam mencapai tujuan. 27 Fungsi kepemimpinan yang ini sangat penting sebab disamping sebagai penggerak juga berperan sebagai control segala aktivitas guru, stap dan siswa dan sekaligus untuk meneliti persoalan-persoalan yang timbul dilingkungan sekolah. Wahjosumijo (1999:110) dalam buku yang dikutip oleh E.Mulyasa mengemukakan bahwa kepala madrasah sebagai Leader harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan propesional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan. 28 Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari kpribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, Ibid,h Ibid,90 28 Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung: Rosdakarya,2009), h.

12 19 visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan berkomunikasi. Kepribadian kepala sekolah sebagai Leader akan tercermin dalam sifat-sifat (1) jujur, (2) percaya diri, (3) tanggung jawab, (4) berani mengambil resiko dan keputusan, (5) berjiwa besar, (6) Emosi yang stabil, (7) teladan. 29 Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus memiliki kemampuan untuk : a. Memahami administrasi sekolah lebih banyak daripada personal yang lain. b. Memiliki pandangan yang jitu dan tinggi terhadap masa depan guru dan berusaha membantu mereka c. Memiliki kemampuan mengajar yang lebih baik, membantu menganalisa dan memperbaiki serta meningkatkannya. d. Memahami dan trampil memelihara moral kerja dan sekolah. e. Mengetahui bagaimana mendayagunakan keterampilan para anggota staf dengan memanfaatkan orang-orang yang lebih tahu banyak tentang apa yang akan mereka lakukan. 30 Seorang kepala madrasah harus mampu menarik bawahan sehingga bawahan akan menjadi pengikutnya yang setia yang bersedia dengan rela 29 Ibid 30 Hendyat Soetopo, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, ( Jakarta: Bina Aksara,1988),h. 14

13 20 melaksanakan tugasnya dengan baik, dengan cara yang telah ditetapkan oleh pimpinannya. Sebaliknya, seorang pemimpin dalam mempengaruhi dan membina sikap bawahan harus pula memperhatikan sikapnya sendiri agar selalu dapat mendukung keberhasilan usaha kepemimpinannya. Dalam hal ini Newman (1963, h ) memberikan tiga sikap yang paling pokok untuk dapat dikembangkan dan ditingkatkan oleh para pimpinan, yakni empathy, self awarness dan objectivity Empathy, menurut Newman (1963, h. 494) adalah kemampuan seorang pemimpin untuk melihat sesuatu dari kacamata orang lain. Bila seorang pemimpin harus membimbing, memberikan motivasi, dan mendapatkan informasi dari bawahannya, ia harus mampu memproyeksikan dirinya sendiri ke dalam kedudukan bawahan yang dipimpinnya. Self awareness, menurut Newman (1963, h. 495) ialah mengenal diri sendiri, seperti juga empathy merupakan persyaratan untuk menjadi leader yang baik. Kita telah mengetahui berbagai cara untuk mempengaruhi sikap dan prilaku orang lain. Seorang pimpinan haruslah menyadari pengaruh-pengaruh yang di timbulkan kepada pihak lain. Lebih jauh seorang pemimpin harus dapat menyadari dan mengetahui bagaimana penampilan dirinya di mata orang lain atau bawahannya. Seorang pemimpin mungkin merasa bahwa dirinya cukup objektif dan berlaku adil, namun bawahan sendiri mungkin melihatnya berbeda bila mereka membandingkan antara apa yang dilakukan pemimpin tersebut dengan latar

14 21 belakang pendidikan pimpinan sendiri yang diharapkannya akan dapat berbuat yang lebih baik. 31 Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas. 32 a. Bertindak sebagai Koordinator dan pengarah Adanya bernacam-macam tugas yang dilakukan oleh banyak orang, seperti tergambar dalam striktur organisasi sekolah, memerlukan koordinasi dan pengarahan yang baik dan berkelanjutan dapat menghindarkan kemungkinan terjadi persaingan yang tidak sehat antar bagian atau antar personil sekolah dan kesimpangsiuran antar bagian. b. Mampu memberikan arahan dan pengawasan Menurut Hendiyat Soetopo dalam bukunnya Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan bahwa teknik supervise dan pengawasan tersebut dibagi menjdi dua (2) yaitu: 1. Teknik yang bersifat Individu antara lain: a) Perkunjungan Kelas (Classroom Visitation) Kunjungan yang dilakukan Kepala Sekolah kedalam kelas dimana guru sedang mengajar, dengan tujuan menolong guru-guru dalam hal memecahkan kesulitan yang mereka hadapi. 31 Syarnubi, Peran Kepala Madrasah Sebagai Supervisor Dalam Mengembangkan Kompetensi Guru, (Widyaiswara Utama Balai Diklat Keagamaan Palembang Tahun 2010) 32 Ibid,h.115

15 22 Adapun jenis kunjungan kelas: 1) Kunjungan tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, maksudnya Kepala Sekolah secara tiba-tiba datang ke kelas sementara guru sedang mengajar. Adapun keuntungannya agar kepala sekolah mengetahui keadaan sesungguhnya sehingga ia dapat menentukkan sumbangan apa yang diperlukan oleh guru. Bagi guru, kunjungan tiba-tiba merupakan latihan dalam melaksanakan tugas mengajar agar guru selalu siap. 2) Kunjungan dengan memberitahukan terlebih dahulu maksudnya, Kepala Sekolah dating ke kelas berdasarkan jadwal yang telah direncanakan dan diberitahukan pada tiap kelas yang akan dikunjungi. b) Observasi Kelas Supervisi mengadakan observasi dengan jalan meneliti suasana kelas salama pelajaran berlangsung dengan tujuan untuk memperoleh data yang subjektif mungkin sehingga dengan bahan yang diperoleh dapatlah dugunakan untuk menganalisa kesulitan-kesulitan yang dihadapai guru-guru dalam usaha memperbaiki proses belajar mengajar. c) Percakapan Pribadi d) Menilai diri sendiri

16 23 2. Teknik yang bersifat Kelompok a. Pertemuan Orientasi Bagi Guru Baru b. Panitia Penyelenggara c. Rapat d. Studi Kelompok antar Guru e. Diskusi sebagai proses kelompok f. Tukar menukar pendapat g. Loka Karya h. Diskusi Panel i. Seminar. 33 c. Kemampuan Kepala Sekolah Mengambil Keputusan Pengambilan putusan merupakan kegiatan yang selalu dijumpai dalam setiap kegiatan kepemimpinan. Bahkan dapat juga dikatakan, bagaimana cara pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang pemimpin menunjukkan gaya kepemimpinannya. Mengingat pentingnya pengambilan keputusan, berikut ini diyraikan langka-langkah dan beberapa model pengambilan keputusan, yaitu: 1. Mendefinisikan/ menetapkan masalah. 2. Menetapkan pedoman pemecahan masalah. 3. Mengodentifikasi alternative 4. Mengadakan penilaian terhadap alternative yang telah didapat. 33 Ibid, hal 52

17 24 5. Memilih alternative yang baik 6. Implementasi alternative yang dipilih. 34 Kemampuan Mengambil Keputusan Indikator yang digunakan di dalam penilaian kinerja Kepala Sekolah di dalam mengambil keputusan adalah kemampuannya mengambil keputusan bersama warga sekolah, kemampuannya mengambil keputusan untuk ekstern sekolah, kemampuannya mengambil keputusan untuk urusan intern sekolah. Kinereja Kepala Sekolah di dalam kemampuan mengambil keputusan melalui acuan indikator berikut: Mampu mengambil keputusan untuk intern sekolah dengan cepat dan tepat Ada musyawarah dengan siswa, karyawan, guru, atau pihak terkait. Mampu mengambil keputusan untuk ekstern sekolah dengan cepat dan tepat Ada notulen yang menunjukkan bahwa Kepala Sekolah dapat menerima usul, saran, atau kritik dari siswa, guru, atau karyawan. 35 Kepala sekolah harus mampu melakukan proses pengambilan keputusan, dan bisa melakukan proses delegasi wewenang secara baik. Pengambilan keputusan membutuhkan ketrampilan mulai dari proses pengumpulan informasi, pencarian alternative keputusan, memilih 34 Abdul Aziz Wahab, Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidkan (telaah terhadao organisasi Pendidikan) (Bandung: Alfabeta, 2008), hal Ibid

18 25 keputusan, hingga mengelola akibat ataupun konsekuensi dari peputusan yang telah diambil. Kepala sekolah harus mempunyai ketrampilan pengambilan keputusan secara cepat dan tepat disesuaikan dengan dinamika dan perkembangan yang terjadi. Jika setiap permasalahan bisa segera diputuskan dan dicarikan jalan keluar, maka akan memudahkan organisasi untuk berjalan dengan dinamika yang cepat. Tatapi sebalik nya, jika kepala sekolah sering ragu dalam mengambil keputusan, maka organisasi di lembaga tersebut akan terganggu dengan banyaknya masalah yang masih menggantung dan membutuhkan jalan keluar. Selain pengambilan keputusan, kepala sekolah juga mempunyai keterampilan mendelegasikan tugas dan wewenangnya kepada para bawahan. Delegasi wewenang ini di satu sisi akan memudahkan tugas-tugas kepala sekolah sehingga ia bisa berkonsentrasi untuk menjalankan tugastugas yang strategis dan mendelegasikan tugas-tugas operasional sehari-hari kepada bawahannya. Di sisi lain, delegasi wewenang akan membuat bawahan merasa dihargai sekaligus menjadi proses pembelajaran kepemimpinan bagi mereka. Sehingga proses operasional organisasi bisa berjalan dengan lancar. d. Kemampuan Kepala Sekolah Berkomunikasi Kemampuan berkomunikasi Indikator yang digunakan di dalam penilaian kinerja Kepala Sekolah di dalam kemampuan berkomunikasi

19 26 adalah kemampuan berkomunikasi secara lisan dengan baik kepada guru karyawan, siswa dan stakeholders sekolah lainnya, dan mampu menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan. 36 Kepala sekolah harus mempunyai keterampilan melakukan komunikasi, menangani konflik, dan membangun iklim kerja yang yang positif di lingkungan lembaga pendidikan. Iklim kerja yang positif akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan kerja secara keseluruhan. Jika komunikasi tidak terbangun dengan baik misalnya, akan banyak terjadi kesalah pahaman baik di antara bawahan atasan maupun di antara bawahan itu sendiri. Akibatnya, lembaga pendidikan tidak lagi bisa menjadi tempat yang nyaman untuk bekerja. Masing-masing orang tidak lagi memperhatikan antara satu dengan yang lain, masing-masing bekerja secara individual sehingga membuat suasana kerja tidak nyaman. Jika hal ini terjadi, akan sulit mengharapkan mereka untuk bekerja lebih keras atau lebih produktif. Lingkungan dan suasana kerja yang baik akan mendorong guru dan karyawan bekerja lebih senang dan meningkatkan tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan secara lebih baik. e. Mampu Mendelagasikan Tugas Kepada Bawahan Gaya mendelegasikan digunakan oleh kepala sekolah jika tenaga kependidikan telah memiliki kemampuan yang tinggi dalam menghadapi suatu persoalan, demikian pula ada kemauan untuk meningkatkan 36 (Online, 29 Januari 2012)

20 27 profesionalismenya. Gaya ini disebut mendelegasikan sehingga para tenaga kependidikan dibiarkan melaksanakan kegiatan sendiri melalui pengawasan umum. Para pendidik tersebut berada pada tingkat kedewasaan yang tinggi. Dalam tingkat kematangan yang tinggi, upaya tugas hanya diperlukan sekedarnya saja, demikian pula upaya hubungan Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Sekolah. Kinerja kepala Sekolah dipengaruhi oleh faktor-faktor yang melingkupinya dan masing-masing individu berbeda satu sama lain. Secara garis besar perbedaan kinerja ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu : faktor individu dan situasi kerja. Faktor individu menentukan bagaimana ia dapat mengaktualisasikan dirinya dalam lingkungan pekerjaan, sementara faktor situasi kerja mempengaruhi bagaimana individu dapat mengaktualiasikan diri sesuai dengan lingkungan sekitarnya. Menurut Gibson, et al dalam Srimulyo, ada tiga perangkat variabel yang mempengaruhi perilaku dan prestasi kerja atau kinerja, yaitu: a. Variabel individual, terdiri dari : - Kemampuan dan ketrampilan (mental dan fisik). - Latar belakang (keluarga, tingkat sosial, penggajian) - Demografis (umur, asal-usul, jenis kelamin). b. Variabel organisasional, terdiri dari: 37 (Online, 31 Januari 2013)

21 28 - Sumberdaya - Kepemimpinan - Imbalan - Struktur - Desain pekerjaan. c. Variabel psikologis, terdiri dari: - Persepsi - Sikap - Kepribadian - Belajar - Motivasi. Ketiga variabel tersebut berhubungan satu sama lain dan saling pengaruhmempengaruhi. Gabungan variabel individu, organisasi, dan psikologis sangat menentukan bagaimana seseorang mengaktualisasikan diri. Menurut Tiffin dan Me. Cormick dalam Srimulyo, ada dua variabel yang dapat mempengaruhi kinerja, yaitu: a. Variabel individual, meliputi: sikap, karakteristik, sifat-sifat fisik, minat dan motivasi, pengalaman, umur, jenis kelamin, pcndidikan, serta faktor individual lainnya. b. Variabel situasional, meliputi:

22 29 - Faktor fisik dan pekerjaan, terdiri dari; metode kerja, kondisi dan desain perlengkapan kerja, penataan ruang dan lingkungan fisik (penyinaran, temperatur, dan fentilasi). - Faktor sosial dan organisasi, meliputi: peraturan-peraturan organisasi, sifat organisasi, jenis latihan dan pengawasan, sistem upah dan lingkungan sosial. Sutemeister dalam Srimulyo mengemukakan pendapatnya, bahwa kinerja dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: a. Faktor Kemampuan - Pengetahuan : pendidikan, pengalaman, latihan dan minat - Ketrampilan : kecakapan dan kepribadian. b. Faktor Motivasi - Kondisi social : organisasi formal dan informal, kepemimpinan - Serikat kerja kebutuhan individu : fisiologis, sosial dan egoistic - Kondisi fisik : lingkungan kerja. 38 C. Kerangka Pikir dan Pertanyaan Penelitian 1. Kerangka Pikir Kepala sekolah merupakan seseorang yang menjadi pemimpin disebuah organisai yang terdapat di sekolah. Kepemimpinan Kepala sekolah sangat berpengaruh pada kemajuan sekolah. Kepala sekolah mempunyai 38 http : / / cindoprameswari. blogspot. Com / 2008 / 10/ kinerja-kepala-sekolahdengan-indikator.html (Online, 3 Januari 2013)

23 30 peranan yang penting dalam organisasi sekolah, ini berarti bahwa apa yang dikerjakannya akan sangat berpengaruh terhadap jalannya proses pendidikan di sekolah, sehingga secara ideal kinerja kepala sekolah harus dapat menciptakan situasi organisasi pendidikan sekolah yang efektif. Kualitas kinerja kepala Madrasah sebagai pemimpin akan sangat ditentukan oleh bagaimana seorang kepala madrasah melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mengelola pendidikan di sekolah sesuai dengan kemampuan sebagai pemimpin (leader). Kepala sekolah adalah pemimpin (lieder) bagi lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Sebagai leader, kemampuan yang harus dimiliki kepala sekolah, misalnya cara atau usaha kepala sekolah dalam memberikan petunjuk serta pengawasan terhadap pendidik, mendorong atau meningkatkan kemampuan serta kemauan pendidik untuk meningkatkan profesionalitas kerja, pengambilan keputusan yang tepat, membuka komunikasi terhadap pendidik agar terhindar dari konflik yang menimbulkan kerugian serta meberikan delegasi tugas kepada pendidik. Untuk lebih jelas mengenai hal di atas, dapat dilihat pada skema sebagai berikut :

24 31 Memberikan petunjuk Kenerja Kepala Madrasah Memberikan Pengawasan Sebagai Leader Pengambilan Keputusan Meningkatkan kemampuan pendidik Komunikasi Delegasi tugas 2. Pertanyaan Penelitian Sebagai pedoman dasar untuk mengadakan penelitian, ada beberapa pertanyaan penelitian yang akan dikemukakan, yaitu : Bagaimana kinerja kepala sekolah sebagai Leader di MTS Sirajul Munir Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur : 1. Bagaimana kepala madrasah memberikan petunjuk atau arahan kepada pendidik (guru) MTs Sirajul Munir Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur. a. Bagaimanakah cara yang dilakukan kepala madrasah dalam memberikan petunjuk kepada pendidik.

25 32 b. Apa- apa saja petunjuk atau arahan yang sering diberikan oleh kepala madrasah kepada pendidik. 2. Bagaiman kepala madrasah memberikan pengawasan kepada guru sebagai pendidik MTs Sirajul Munir Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur. a. Bagaimanakah cara kepala madrasah memberikan pengawasan kepada pendidik. b. Hal apa saja yang sering diawasi oleh kepala madrasah kepada pendidik. c. Kapan kepala madrasah memberikan pengawasan terhadap pendidik. 3. Bagaimana kemampuan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala MTs Sirajul Munir Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur. a. Bagaimana cara pengambilan keputusan kepala MTs Sirajul Munir Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur. b. Pada saat apa saja keputusan tersebut diputuskan? c. Kepada siapa saja keputusan tersebut di putuskan? 4. Bagaimana kepala madrasah meningkatkan kemampuan dan kemauan para guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik

26 33 MTs Sirajul Munir Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur. a. Bagaimanakah cara kepala madrasah meningkatkan kemampuan serta kemauan para pendidik. b. Apa yang ditingkatkan oleh kepala madrasah kepada para pendidik?. 5. Bagaimana kemampuan kepala madrasah untuk membuka komunikasi terhadap pendidik MTs Sirajul Munir Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur. a. Bagaimana cara kepala madrasah berkomunikasi dengan para pendidik. b. Hal apa saja yang dikomunikasikan kepala madrasah terhadap pendidik. 6. Bagaimana kemampuan kepala madrasah untuk mendelagasi tugas terhadap pendidik MTs Sirajul Munir Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur. a. Bagaimana cara kepala madrasah mendelagasikan tugas atau wewenang terhadap pendidik. b. Apakah kepala madrasah mendelegasikan tugas tugas kepada orang-orang tertentu. c. Apa apa saja yang didelegasikan oleh kepala madrasah terhadap pendidik.

BAB V PENUTUP. Dari hasil pembahasan masalah dalam penelitian ini tentang Kinerja

BAB V PENUTUP. Dari hasil pembahasan masalah dalam penelitian ini tentang Kinerja BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan masalah dalam penelitian ini tentang Kinerja Kepala Madrasah sebagai lieder di MTs Sirajul Munir Kabupaten Kotawaringin Timur makadapat disimpulkan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah sebagai organisasi yang menjalankan proses pendidikan dengan segala fungsi dan hasilnya, mempunyai perangkat yang mewujudkan fungsi dan tugasnya melalui manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guna) akan mampu mempercepat jalannya proses pembudayaan bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. guna) akan mampu mempercepat jalannya proses pembudayaan bangsa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusai dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dalam penyelenggaraan pendidikan sangat penting. pengelolaan sumber daya manusia dapat berjalan sesuai dengan apa yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dalam penyelenggaraan pendidikan sangat penting. pengelolaan sumber daya manusia dapat berjalan sesuai dengan apa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia sangat penting bagi organisasi/lembaga dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi secara produktif untuk

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas II. KAJIAN PUSTAKA A. Supervisi Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah tenaga pendidik. Tenaga pendidik (guru) dituntut untuk mampu melaksanakan tugas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Reformasi keuangan di Indonesia ditandai dengan lahirnya tiga paket undang-undang

I. PENDAHULUAN. Reformasi keuangan di Indonesia ditandai dengan lahirnya tiga paket undang-undang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reformasi keuangan di Indonesia ditandai dengan lahirnya tiga paket undang-undang (UU) tentang keuangan negara, yaitu UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidik merupakan tenaga profesional sesuai dengan bidangnya, hal ini sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah memiliki keunggulan dan berkualitas adalah dambaan bagi guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah. Sebagai kepala sekolah sudah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan secara harfiah berasal dari kata pimpin. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Keterampilan Teknikal Pimpinan Pondok Pesantren dalam Pengelolaan. Pendidikan Pesantren di Kota Banjarbaru

BAB V PEMBAHASAN. A. Keterampilan Teknikal Pimpinan Pondok Pesantren dalam Pengelolaan. Pendidikan Pesantren di Kota Banjarbaru BAB V PEMBAHASAN A. Keterampilan Teknikal Pimpinan Pondok Pesantren dalam Pengelolaan Pendidikan Pesantren di Kota Banjarbaru Keterampilan teknikal adalah kemampuan untuk menggunakan alat-alat, prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen yang sangat penting untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Penguasaan teori pengetahuan tentang kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB II KEPALA MADRASAH DAN KINERJA GURU. madrasah. Kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu

BAB II KEPALA MADRASAH DAN KINERJA GURU. madrasah. Kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu BAB II KEPALA MADRASAH DAN KINERJA GURU A. Pengertian dan tugas-tugas Kepala Madrasah 1. Pengertian kepala madrasah Kata kepala madrasah berasal dari dua kata yaitu kepala dan madrasah. Kata kepala dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan esensial dalam kehidupan manusia, karena pendidikan, manusia dapat di bedakan dengan makhluk lain yang menempati alam ini. Kenyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan sangat penting dalam masyarakat, karena pendidikan berpengaruh terhadap kehidupan dalam masyarakat. Pendidikan yang berkualitas akan berpengaruh

Lebih terperinci

FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KESISWAAN DI SDI AL FATTAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KESISWAAN DI SDI AL FATTAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KESISWAAN DI SDI AL FATTAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan Sumber daya Manusia salah satunya dilakukan melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun informal. Pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis karena diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis karena diharapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis karena diharapkan dapat mempersiapkan generasi muda yang sadar IPTEK, kreatif, dan memiliki solidaritas sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok

Lebih terperinci

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Yulia Rachmawati (08120143) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Sebagai seorang pemimpin kepala sekolah mempunyai tugas

Lebih terperinci

Oleh : Hepy S Pasambuna, Arwildayanto*, Arifin**

Oleh : Hepy S Pasambuna, Arwildayanto*, Arifin** EVALUASI PERAN KEPALA SEKOLAH DI SMA NEGERI SE KOTA KOTAMOBAGU Oleh : Hepy S Pasambuna, Arwildayanto*, Arifin** Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG 69 BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG A. Kepemimpinan kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Kepala sekolah merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum SMA Negeri 1 Salatiga Pada 1 Juli yayasan SMA B didirikan oleh beberapa tokoh, terutama mereka yang berada di DPRD Salatiga

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL DENGAN KINERJA GURU DI KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL DENGAN KINERJA GURU DI KABUPATEN KLATEN HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL DENGAN KINERJA GURU DI KABUPATEN KLATEN Udiyono* Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kompetensi profesional dengan kinerja guru dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari segala sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari segala sarana dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah pertumbuhan peradaban manusia banyak menunjukkan bukti bahwa salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan kelangsungan organisasi adalah kuat tidaknya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang ditemui setiap individu dalam kehidupannya. Ketidakmampuan mereka sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran ilmu pengetahuan terjadi dalam lembaga pendidikan tersebut.tanpa

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran ilmu pengetahuan terjadi dalam lembaga pendidikan tersebut.tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Masalah Proses mendidik dan mengajar merupakan salah satu fungsi dari lembaga pendidikan. Dalam lingkungan masyarakat lembaga pendidikan digunakan sebagai tempat untuk menumbuhkan

Lebih terperinci

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MAN PURWODADI TAHUN AJARAN NASKAH PUBLIKASI

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MAN PURWODADI TAHUN AJARAN NASKAH PUBLIKASI PERAN KEPALA MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MAN PURWODADI TAHUN AJARAN 2014-2015 NASKAH PUBLIKASI Dibuat untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah sistem, sehingga keberhasilan dari proses pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pendidik atau guru. Guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi kompleks dan unik, yang memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Sehingga tercapainya tujuan sekolah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudakan tujuan tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek yang berperan penting dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tuntutan zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian lapangan dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru. Dimana peranan guru sangatlah besar dalam menyiapkan generasi bangsa yang unggul

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pendekatan kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalisme guru

BAB V PEMBAHASAN. A. Pendekatan kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalisme guru BAB V PEMBAHASAN A. Pendekatan kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalisme guru di MTsN Tunggangri Kalidawir dan MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung Pendekatan kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya kepemimpinan suatu organisasi merupakan salah satu faktor lingkungan intern yang sangat jelas mempunyai pengaruh terhadap perumusan kebijaksanaan dan penentuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SMP NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SMP NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SMP NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses dimana terjadinya pendewasaan dan perubahan secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam sebuah lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan faktor sentral di dalam sistem pembelajaran terutama di sekolah. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk I. PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan membahas beberapa hal mengenai: latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk memahami kebermaknaan penelitian ini, maka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG Sebagaimana yang telah tercantum dalam Bab I bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan kemajuan peradaban. Kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat dilihat dari lembaga-lembaga pendidikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Telah muncul kesadaran pada diri banyak orang, bahwa pembangunan pendidikan merupakan peristiwa yang tidak akan pernah selesai selagi peradaban manusia masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak disahkannya Rancangan Undang-Undang Desa menjadi Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Sejak disahkannya Rancangan Undang-Undang Desa menjadi Undang- 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak disahkannya Rancangan Undang-Undang Desa menjadi Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa pada tanggal 18 Desember 2013 yang telah masuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu organisasi.arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu organisasi.arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi,

Lebih terperinci

RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI

RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI A. PENTINGNYA MASALAH Pendidikan dimasa desentralisasi berbeda dengan sentralisasi. Pada masa sentralisasi segala sesuatu seperti bangunan sekolah, kurikulum, jumlah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Definisi manajemen SDM Manajemen sumber daya manusia merupakan ilmu yang mengatur unsur manusia dalam suatu organisasi agar terwujud suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan kegiatan pembelajaran, diperlukannya aktivitas organisasi sekolah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan kegiatan pembelajaran, diperlukannya aktivitas organisasi sekolah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan tujuan kegiatan pembelajaran, diperlukannya aktivitas organisasi sekolah yang bermuara pada pencapaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada unsur manusianya. Unsur manusia yang paling menentukan

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada unsur manusianya. Unsur manusia yang paling menentukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan rangkaian kompleks antara manusia yang berkaitan dengan upaya pembinaan manusia, sehingga keberhasilan pendidikan sangat tergantung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan asset dalam suatu organisasi atau perusahaan dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan

Lebih terperinci

MAKALAH KEPEMIMPINAN KONSEP KEPEMIMPINAN

MAKALAH KEPEMIMPINAN KONSEP KEPEMIMPINAN MAKALAH KEPEMIMPINAN KONSEP KEPEMIMPINAN Disusun Oleh : Kelompok 1 TRI OKTAWALDIANA (135030201111055) SHONIA RAHMA AUSRI (135030201111150) NOOR RIKA DINATA INBAR (135030201111152) TRI DEWI EINDRIAS (135030201111166)

Lebih terperinci

PROFESIONALITAS KEPALA SEKOLAH DALAM KEBERHASILAN KURIKULUM 2013

PROFESIONALITAS KEPALA SEKOLAH DALAM KEBERHASILAN KURIKULUM 2013 PROFESIONALITAS KEPALA SEKOLAH DALAM KEBERHASILAN KURIKULUM 2013 Muklisin 1 Abstrak Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. Supervisi sebagai fungsi administrasi pendidikan berarti aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan dalam berbagai bidang kehidupan demikian cepatnya, salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, khususnya di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran 2.1.1 Pengertian Peran Peran mempunyai arti yang sangat luas. Peran berarti laku, bertindak. Menurut definisi para ahli menyatakan bahwa pengertian peran adalah aspek

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Setelah diadakan penelitian mendalam tentang kepemimpinan Kepala

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Setelah diadakan penelitian mendalam tentang kepemimpinan Kepala 142 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Setelah diadakan penelitian mendalam tentang kepemimpinan Kepala Madrasah dalam memotivasi dan inovasi guru dalam pembelajaran di MTsN 1 Model Palangka

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPRIBADIAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN GURU PAI DI MTsS YASPENDI SUNGAI IYU. Skripsi.

KOMPETENSI KEPRIBADIAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN GURU PAI DI MTsS YASPENDI SUNGAI IYU. Skripsi. KOMPETENSI KEPRIBADIAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN GURU PAI DI MTsS YASPENDI SUNGAI IYU Skripsi Diajukan Oleh : JOKO RAMADHAN Nim : 1012011013 Program Studi Pendidikan Agama Islam FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak manusia dilahirkan hingga sepanjang hidupnya, manusia tidak lepas dari suatu kebutuhan untuk mendapatkan pendidikan. Dewasa ini, masyarakat sering memandang

Lebih terperinci

BAB IV PERAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN MUTU GURU DI MTs NEGERI JEKETRO GROBOGAN

BAB IV PERAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN MUTU GURU DI MTs NEGERI JEKETRO GROBOGAN BAB IV PERAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN MUTU GURU DI MTs NEGERI JEKETRO GROBOGAN Sebagaimana yang telah tertera dalam Bab I bahwa tujuan penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai suatu lembaga, sekolah memiliki struktur organisasi dalam menjalankan aktivitas lembaganya dan salah satu di antaranya adalah perpustakaan, perpustakaan merupakan

Lebih terperinci

IMPLIKASI KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DALAM PENINGKATAN KINERJA GURU Oleh: Fidya Nova Frismayanti

IMPLIKASI KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DALAM PENINGKATAN KINERJA GURU Oleh: Fidya Nova Frismayanti IMPLIKASI KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DALAM PENINGKATAN KINERJA GURU Oleh: Fidya Nova Frismayanti Abstrak Peran kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru memberikan pengaruh cukup baik.

Lebih terperinci

SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU Yoserizal Bermawi & Tati Fauziah (Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP Unsyiah) ABSTRAK Penelitian yang berjudul Supervisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan keberadaan guru merupakan salah satu faktor yang signifikan baik dalam peran maupun fungsinya. Guru merupakan bagian komponen yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian banyak sumber potensi yang mendukung keberhasilan organisasi, sumber daya manusia

Lebih terperinci

URGENSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME. Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

URGENSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME. Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Pengelolaan pendidikan terkait dengan Pemerintah secara makro sebagai pembuat kebijakan dan secara mikro Kepala Sekolah sebagai sebagai pengelola sekolah.

Lebih terperinci

KEMAMPUAN YANG PERLU DIMILIKI SUPERVISOR

KEMAMPUAN YANG PERLU DIMILIKI SUPERVISOR KEMAMPUAN YANG PERLU DIMILIKI SUPERVISOR A. PENTINGNYA MASALAH Supervisor pasti mengetahui bahwa tanpa kualitas kompetensi staf yang sesuai dengan karakter pekerjaan akan sulit untuk mencapai sebuah keunggulan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH ABSTRAK

PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH ABSTRAK Jurnal Ilmiah Mahasiswa Prodi PGSD FKIP Unsyiah Volume 1 Nomor 1, 11-20 Agustus 2016 PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH Ayu 1) Nurhaidah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu:

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepemimpinan 2.1.1 Pengertian Kepemimpinan Menurut Wukir (2013:134), kepemimpinan merupakan seni memotivasi dan mempengaruhi sekelompok orang untuk bertindak mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Komitmen Organisasi 1.1 Definisi Komitmen Organisasi Kata komitmen berasal dari kata latin yang berarti to connect. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan Pegawai 2.1.1 Pengertian Pengembangan Pegawai Pengembangan pegawai dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan pekerjaan atau jabatan akibat kemajuan ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang baik dalam lembaga secara umum terutama lembaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang baik dalam lembaga secara umum terutama lembaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi yang baik dalam lembaga secara umum terutama lembaga pendidikan tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya seorang pemimpin. Salah satu bagian dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pemanusiaan dan kemanusiaan sudah diterima sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. proses pemanusiaan dan kemanusiaan sudah diterima sepanjang sejarah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kehadiran pendidikan, apapun bentuk dan jenisnya, sebagai wahana proses pemanusiaan dan kemanusiaan sudah diterima sepanjang sejarah manusia berperadaban

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

I. PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diindentifikasikan, bekerja secara terus menerus untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF

PENINGKATAN KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF PENINGKATAN KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF Suparni Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Sekolah sebagai suatu organisasi sosial harus mampu menyesuaikan diri dan mengantisipasi setiap perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan observasi peran kepemimpinan kepala sekolah dalam memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten Batang Hari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas PAI sebagai seorang supervisor harus memiliki keterampilan. meningkatkan kinerja guru PAI.

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas PAI sebagai seorang supervisor harus memiliki keterampilan. meningkatkan kinerja guru PAI. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Supervisi akademik pendidikan agama Islam sangat penting dilakukan untuk menjamin berjalannya proses pembelajaran pendidikan agama Islam sesuai dengan standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru atau seorang pendidik, merupakan ujung tombak pendidikan, karena guru

BAB I PENDAHULUAN. Guru atau seorang pendidik, merupakan ujung tombak pendidikan, karena guru 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru atau seorang pendidik, merupakan ujung tombak pendidikan, karena guru memegang perananan yang cukup penting baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai faktor produksi dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang dikenal

BAB I PENDAHULUAN. berbagai faktor produksi dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang dikenal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya tidak dapat sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan akan membentuk suatu kelompok yang kemudian disebut organisasi, apapun bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sekolah sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sekolah sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah adalah lembaga yang bersifat komplek dan unik. Bersifat komplek karena sekolah sebagai terdapat berbagai dimensi yang satu dengan yang lain saling berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang ada berlangsung suatu proses pendidikan sesuai dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang ada berlangsung suatu proses pendidikan sesuai dengan tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan lembaga pendidikan sekolah di samping diatur oleh pemerintah, sesungguhnya sebagian besar ditentukan aktifitas kepala madrasahnya. Menurut Pidarta yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maka seorang pemimpin selain perlu memikirkan gaya kepemimpinannya, dia

BAB I PENDAHULUAN. Maka seorang pemimpin selain perlu memikirkan gaya kepemimpinannya, dia BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang paling vital dalam sebuah organisasi. Karena dalam organisasi, sumber daya manusia menjadi penentu dan tokoh utama untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. profesional. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. profesional. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya maka sangat dibutuhkan peran pendidik yang profesional.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia (MSDM) Menurut Hasibuan (2004:10) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungna dan peranan tenaga kerja agar efektif dan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai 75 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai dengan hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian yang ada sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil 1 BAB I PENDAHULUAN A. Identifikasi Masalah 1. Latar Belakang Dalam menghadapi perkembangan abad 21 semua organisasi dituntut untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu hampir

Lebih terperinci

MOTIVASI KERJA DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI FAKULTAS DAKWAH IAIN AR-RANIRY

MOTIVASI KERJA DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI FAKULTAS DAKWAH IAIN AR-RANIRY MOTIVASI KERJA DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI FAKULTAS DAKWAH IAIN AR-RANIRY Oleh: Ernawaty Nasution Jurusan Magister Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk. Syeh Abdul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PDAM Tirta Kerta Raharja merupakan Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. PDAM Tirta Kerta Raharja merupakan Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PDAM Tirta Kerta Raharja merupakan Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Tangerang yang bergerak pada bidang pengelolaan air minum untuk masyarakat sekitar wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan sumber daya manusia. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan sumber daya manusia. Oleh karena 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemberdayaan sumber daya pendidikan merupakan suatu usaha yang terencana dan terorganisir dalam membantu siswa untuk mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pengertian kinerja atau prestasi kerja diberi batasan oleh Maier (dalam

II. LANDASAN TEORI. Pengertian kinerja atau prestasi kerja diberi batasan oleh Maier (dalam II. LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Kinerja pada dasarnya adaiah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah proses atau gaya mempengaruhi orang lain atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah proses atau gaya mempengaruhi orang lain atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepemimpinan adalah proses atau gaya mempengaruhi orang lain atau sekelompok orang untuk mengerahkan usaha bersama guna mencapai sasaran atau tujuan yang telah

Lebih terperinci

DAMPAK KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) TANJUNG TUALANG KECAMATAN PEUREULAK BARAT

DAMPAK KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) TANJUNG TUALANG KECAMATAN PEUREULAK BARAT DAMPAK KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) TANJUNG TUALANG KECAMATAN PEUREULAK BARAT SKRIPSI Diajukan Oleh: ZAITUN AKMAL NIM. 211001362 Mahasiswa

Lebih terperinci

PEMBINAAN GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

PEMBINAAN GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR PEMBINAAN GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR Sri Nurhidah Abu Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Guru merupakan orang sangat berperan dalam pencapaian tujuan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan dan kegagalan suatu proses belajar mengajar secara umum dapat dinilai dari outputnya, yakni orang-orang sebagai produk pendidikan. Bila pendidikan

Lebih terperinci