MARKET RESEARCH PRODUK FURNITURE DI YUNANI
|
|
- Devi Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 MARKET RESEARCH PRODUK FURNITURE DI YUNANI A. GAMBARAN UMUM KONSUMEN Sensus penduduk 2011 mencatat penduduk Yunani berjumlah jiwa dan terdiri dari rumah tangga. Pada 2013 average household consumption expenditure di Yunani mencapai 1.509,39 Euro per bulan, dengan pengeluaran terbesar adalah pembelian bahan pangan (20,4%). 1 Household Budget Survey yang dilaksanakan biro pusat statistik Yunani ELSTAT pada 2013, mencatat bahwa rata-rata pengeluaran untuk furniture kayu mencapai 0,50% dari total pengeluaran per bulan. Kelompok rumah tangga dengan pengeluaran bulanan untuk furniture kayu terbesar adalah golongan menengah ke atas, yaitu rumah tangga berpenghasilan Euro (sebesar 1,30%), Euro (0,73%) dan Euro (0,64%). Selain konsumen perorangan, furniture kayu impor memiliki pangsa pasar tersendiri di sektor perhotelan (hoteliers) Yunani. Sektor pariwisata merupakan sektor unggulan Yunani. Pada 2014 jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Yunani mencapai 22 juta orang, meningkat 23% dari tahun sebelumnya, dan pendapatan inbound tourism sebesar 13,14 milyar Euro. Oleh karenanya perhotelan di Yunani berkembang cukup pesat, terlepas dari situasi krisis yang terjadi sejak Data Hellenic Chamber of Hotels memperlihatkan bahwa pada tahun 2013 terdapat hotel di Yunani. Pertumbuhan jumlah hotel di Yunani selama periode mencapai 19,87%. Furniture berbahan baku kayu jati (teak wood atau tectona grandis) merupakan produk yang paling laris di Yunani. Salah satu importir, Archegono Exotique, menyampaikan bahwa furniture jati dengan finishing bergaya primitive menjadi primadona di kalangan konsumennya, yang mayoritas adalah hotel, resor, restoran dan kafe di destinasi wisata Yunani, khususnya di sekitar pantai. Furniture bergaya primitive tengah diminati konsumen hotelier 1 Household Budget Survey, ELSTAT, P a g e 1 9
3 B. PANGSA PASAR Selain mengandalkan produksi dalam negeri, pasar furniture Yunani mendapatkan suplai dari luar negeri. Data International Trade Center (ITC) mencatat impor furniture (HS Code ) mencapai 0,13% dari keseluruhan impor Yunani selama periode Eksportir furniture terbesar ke Yunani adalah Italia (41,49%), China (20,38%) dan Jerman (11,15%). Indonesia menduduki peringkat ke-7, dengan pangsa pasar sebesar 2,26% sama seperti Perancis. Grafik 1. Impor Furniture Yunani ( ) BELANDA, 2.18% PERANCIS, 2.26% ITALIA, 41.49% CHINA, 20.38% INDONESIA, 2.26% SPANYOL, 3.12% BULGARIA, 3.79% POLANDIA, 5.86% TURKI, 7.52% JERMAN, 11.15% Tabel 1 memperlihatkan bahwa secara umum pasar produk furniture impor di Yunani mencapai pertumbuhan 12,01% pada periode Hal ini memperlihatkan bahwa meski kondisi perekonomian Yunani belum pulih pasca krisis utang, namun prospek impor furniture masih terbuka lebar, termasuk bagi produk Indonesia. Pertumbuhan terbesar dicapai produk furniture asal Belanda (155,29%), diikuti Spanyol (27,62%), Bulgaria (20,20%) dan Jerman (19,87%). Impor furniture dari Indonesia juga mengalami pertumbuhan positif, yaitu 11,72%. 2 Seluruh jenis furniture, termasuk furniture berbahan baku kayu, logam maupun plastik. P a g e 2 9
4 No. Negara Eksportir Tabel 1 Impor Furniture Yunani Annual Nilai Import (Dalam Euro) Growth Italia ,08% 2 China ,25% 3 Jerman ,87% 4 Turki ,90% 5 Polandia ,11% 6 Bulgaria ,20% 7 Spanyol ,62% 8 Indonesia ,72% 9 Perancis ,37% 10 Belanda ,29% Lain-lain ,06% Total ,01% Pertumbuhan positif termasuk diakui pula oleh beberapa importir furniture Indonesia di Yunani, antara lain Archegono Exotiq Collection dan Mia Collection. Kedua importir mengakui bahwa volume penjualan furniture cenderung mengalami peningkatan dan tidak banyak terpengaruh kondisi perekonomian Yunani. Koleksi Furniture Indonesia di MIA Collection C. PELUANG PRODUK INDONESIA Pada 2014, nilai impor produk furniture kayu ke Yunani mencapai Euro. Impor furniture kayu mengalami pertumbuhan posisitf sebesar 5,45%. Pangsa pasar furniture kayu impor Yunani masih dikuasai Italia dengan pangsa pasar 30,84%. Indonesia menduduki peringkat ke-8 eksportir furniture kayu terbesar ke Yunani, dengan nilai impor 1,77 juta Euro. Ekspor furniture kayu Indonesia ke Yunani mengalami pertumbuhan yang cukup menggembirakan, yakni sebesar 20,23%. P a g e 3 9
5 Tabel 2 memperlihatkan bahwa pesaing utama furniture kayu Indonesia adalah produk impor dari Belanda (annual growth 67,11%), China (24,32%) dan Bulgaria (17,42%). Khusus untuk produk asal negara-negara Uni Eropa (UE), Indonesia kesulitan untuk bersaing terutama untuk biaya transportasi dan desain. Sementara produk dari China memiliki keunggulan kompetitif berupa harga lebih murah, yang menjadi daya pikat tersendiri bagi konsumen Yunani. Grafik 2. Pangsa Pasar Furniture Kayu Lain-lain, 18.88% Italia, 30.84% Serbia, 2.65% China, 10.88% Vietnam, 2.83% Indonesia, 3.04% Polandia, 8.03% Belanda, 3.13% Turki, 5.58% Jerman, 6.79% Bulgaria, 7.34% Negara Eksportir Tabel 2. Data Impor Furniture Kayu Periode Nilai Impor (Dalam Euro) Annual Growth No Italia ,28% 2 China ,32% 3 Polandia ,11% 4 Bulgaria ,42% 5 Jerman ,45% 6 Turki ,58% 7 Belanda ,11% 8 Indonesia ,23% 9 Vietnam ,07% 10 Serbia ,32% Lain-lain ,25% Total ,45% Meski demikian kalangan importir berkeyakinan bahwa produk Indonesia memiliki prospek menjanjikan di pasar Yunani. Kendala desain yang kurang sesuai dengan selera konsumen UE, bisa diatasi dengan penyediaan desain dan spesifikasi oleh importir. Secara umum furniture kayu Indonesia dikenal sebagai produk berkualitas tinggi di pasar Eropa dan Balkan, khususnya dari segi mutu bahan bakunya. P a g e 4 9
6 Beberapa importir mengakui produk China memiliki harga yang jauh lebih kompetitif, khususnya dengan menurunnya daya beli warga Yunani di tengah krisis. Rata-rata harga furniture China 20 persen lebih murah dari produk Indonesia. Namun mayoritas konsumen menyadari bahwa kualitas produk China jauh lebih rendah dan tidak tahan lama seperti produk Indonesia. Oleh sebab itu biasanya pembeli telah mengantisipasi untuk mengganti furniture kayu asal China yang dibelinya setelah 3 tahun, utamanya saat kondisi keuangan sang pembeli membaik. Selain furniture kayu, Indonesia juga dikenal sebagai negara pengekspor furniture bambu dan rotan utama ke Yunani. Pada 2014 pangsa pasar furniture bambu dan rotan Indonesia mencapai 41,23%, jauh melebihi negara lain. Saingan terdekat Indonesia adalah Italia (28,61%) dan Belanda (10,13%). Grafik 3. Pangsa Pasar Furniture Bambu & Rotan Indonesia, 41.23% Italia, 28.61% Lain-lain, 0.85% Belanda, 10.13% Denmark, 0.96% China, 5.43% Vietnam, 1.28% Israel, 1.46% Siprus, 1.82% Spanyol, 3.24% Jerman, 4.97% Namun perlu diwaspadai mulai menguatnya posisi produk impor dari negara lain di pasar Yunani. Pada 2014 terdapat 4 negara eksportir yang mencapai pertumbuhan nilai impor furniture fantastis, yaitu Belanda (3.142,49%), China (475,51%), Denmark (440,75%) dan Italia (97,06%). Sementara Indonesia justru mengalami pertumbuhan negatif sebesar -24,42%. Patut dicermati bahwa Belanda dan Denmark merupakan pemain baru, masingmasing memasuki pasar Yunani di 2011 dan Selain itu, di 2014 tercatat mulai masuknya produk Israel dan langsung menembus 10 besar. P a g e 5 9
7 Tabel 3. Data Impor Furniture Bambu dan Rotan Periode No. Negara Nilai Impor (Dalam Euro) Annual Growth Eksportir Indonesia ,42% 2 Italia ,06% 3 Belanda ,49% 4 China ,51% 5 Jerman ,69% 6 Spanyol ,41% 7 Siprus N/A 8 Israel N/A 9 Vietnam N/A 10 Denmark ,75% Lain-lain ,03% Total ,67% Permasalahan utama dari merosotnya nilai ekspor furniture bambu dan rotan tersebut ditengarai bukan akibat faktor harga yang kurang bersaing. Melainkan ketidakkonsistenan delivery produk Indonesia, utamanya dari sisi kualitas. Kondisi serupa juga terjadi untuk furniture kayu. Permasalahan seperti worms, cracking ataupun twisting, akibat proses pengeringan kayu yang tidak sesuai standar kerap terjadi. Kurang terjaganya kualitas produk, tidak hanya dialami eksportir baru, melainkan juga ekportir-eksportir Indonesia yang telah menjalin hubungan bisnis dengan importir Yunani sejak lama. Kondisi ini sangat disayangkan mengingat furniture Indonesia identik dengan furniture berkualitas tinggi di pasar UE maupun Balkan. Apabila masalah ini tidak segera diatasi Pemerintah maupun para eksportir, bukan tidak mungkin furniture Indonesia kehilangan pangsa pasarnya di Eropa. Selain itu Ioannis Andronikos dari Mia Collection menjelaskan bahwa berkurangnya peminat outdoor furniture berbahan baku rotan diakibatkan konsumen Yunani ebih memilih membeli furniture plastik dengan pertimbangan perawatan yang lebih mudah. D. KETENTUAN IMPOR DAN BIAYA TRANSPORTASI Berdasarkan keterangan dari beberapa importir furniture, tidak terdapat ketentuan khusus untuk impor furniture ke Yunani. Sementara biaya transportasi dari Indonesia kini relatif lebih murah dari sebelumnya. Sebelumnya biaya untuk pengiriman 1 kontainer ukuran 40 feet mencapai Euro. Kini biaya transportasi tercatat dalam kisaran Euro. Berikut adalah ringkasan tahapan, waktu dan biaya untuk pengurusan impor produk di Yunani berdasarkan data Doing Business 2015 World Bank 3. 3 Doing Business merupakan proyek tahunan World Bank berupa reviu ketentuan perdagangan dan implementasinya di 189 negara P a g e 6 9
8 Tahapan Impor Waktu (Hari) Biaya (USD) Custom Clearance and Inspection Documents Preparation Inland Transportation and Handling Ports and Terminals Handling Total E. DAFTAR IMPORTIR No. Importir Alamat 1. L.B.B. Diagonios S.A. Alamat: 16, Griva St., Halandri, Telp: Fax: Website: lbb@diagonios.gr 2. Candlelight Alamat: 50, Anthousas Ave., 15351, Pallini Telp: Website: showroom@candlelight.gr 3. Kentro Epiplou Alamat: 25, Str.Makriyanni, 14235, Alsoupolis Telp: Website: Info@kentroepiplou.gr 4. Mia Collection Alamat: 1, Delfon St., Koropi, P.O. Box7688 Telp: Fax: Website: mia@miacollections.com 5. Pallet Stores Alamat: 182, Kifisias Ave., 15231, Halandri Telp: pallet_psychico@otenet.gr 6. Nusa Dua Home Alamat: 94-96, Argyroupoleos Str., 16452, Argyroupolis Telp: Fax: Website: ndhome@otenet.gr 7. Thirea Alamat: 7, Mesochoras St., 17342, Ag. Dimitrios Telp: Fax: Website: thirea@otenet.gr 8. Maisonette Alamat 14, Kalamaki Ave., 17455, Alimos Telp: maisonette@fre .gr 9. Jkg Living Alamat: BI.PA. Markopoulou, Dorovateza Telp: Fax: Website: jkg@otenet.gr P a g e 7 9
9 No. Importir Alamat 10. Sfantos Furniture Bamboo Alamat: 70, Marathonos Ave., Pikermi Telp: Fax: Website: Epohes Alamat: 3, Argyroupoleos St., Argyroupolis Telp: Fax: Website: 4epoxes@ath.forthnet.gr 12. Bizzar Home & Deco Alamat: 4, Vouliagmenis Ave., 16673, Voula Telp: Website: info@bizzarstore.gr 13. Kyso S.A. Alamat: 25, Pentelis Ave., Marousi Telp: Fax: Website: customers@kyso.gr 14. Trapezomania Alamat: 17th km Marathonos Ave., 15351, Pallini Telp: Nemesis Enterprise S.A. Website: sales@trapezomania.gr Alamat: 2B Aegeou Pelagous St., 15341, Ag. Paraskevi Telp: Fax: k_tsouris@yahoo.gr P a g e 8 9
10 P a g e 9 9
MARKET RESEARCH PRODUK KOPI DI YUNANI
MARKET RESEARCH PRODUK KOPI DI YUNANI A. GAMBARAN UMUM KONSUMEN KOPI YUNANI Berdasarkan hasil sensus penduduk 2011, penduduk Yunani tercatat 10.816.286 jiwa dan terdiri dari 4.134.157 rumah tangga. Pada
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perkayuan mempunyai peranan yang sangat penting terhadap perolehan devisa dan pembangunan ekonomi negara. Perkembangan industri kayu di Indonesia dimulai pada
Lebih terperinciMarket Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg
Market Brief Peluang Produk Sepeda di Jerman ITPC Hamburg 2015 I DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... II I. PENDAHULUAN... 1 A. Pemilihan Produk... 1 B. Profil Geografi Jerman... 1 II. POTENSI PASAR NEGARA JERMAN...
Lebih terperinciMarket Brief. Beras di Jerman
Market Brief Beras di Jerman ITPC Hamburg 2015 Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.2 Profil Geografi Jerman... 1 2 Potensi Beras di Pasar Jerman... 2 2.1 Analisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jabodetabek, dan lain-lain. kayu diantaranya dowel, moulding, pintu, jendela, wood-flooring,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri Furniture adalah industri yang mengolah bahan baku atau bahan setengah jadi dari kayu, rotan, dan bahan baku alami lainnya menjadi produk barang jadi furniture
Lebih terperinciMARKET RESEARCH PRODUK KERTAS DI YUNANI
P a g e 1 8 MARKET RESEARCH PRODUK KERTAS DI YUNANI A. PASAR PRODUK KERTAS YUNANI DAN BALKAN Sensus penduduk 2011 mencatat penduduk Yunani berjumlah 10.816.286 jiwa dan terdiri dari 4.134.157 rumah tangga.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang sangat menarik telah secara serius memperhatikan perkembangan sektor pariwisata, dapat dilihat
Lebih terperinciMarket Brief. Peluang Pasar Produk ikan. dan Makanan Laut di Jerman
Market Brief Peluang Pasar Produk ikan dan Makanan Laut di Jerman ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK IKAN DAN MAKANAN LAUT DI JERMAN 2015 I Daftar Isi Kata Pengantar... III I. Pendahuluan...
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA ITALIA PERIODE : JANUARI DESEMBER 2013
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA ITALIA PERIODE : JANUARI DESEMBER 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Italia 1. Total perdagangan Italia dengan Dunia pada periode Januari-Desember 2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw. (2003), pendapatan nasional yang dikategorikan dalam PDB (Produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pendapatan nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw (2003), pendapatan nasional yang
Lebih terperinciREALISASI PENANAMAN MODAL PMDN PMA TRIWULAN I TAHUN 2014
Invest in remarkable indonesia indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia indonesia remarkable indonesia invest in Invest in indonesia Invest
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA ITALIA PERIODE : JANUARI APRIL 2013
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA ITALIA PERIODE : JANUARI APRIL 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Italia 1. Total perdagangan Italia dengan Dunia pada periode Januari-April 2013 sebesar
Lebih terperinciIndonesia dikenal sebagai negara yang kaya &an. hektar terdiri dari hutan permanen, yang menghasilkan pepohonan seperti teak,
1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya &an hutan tropis dan keanegaraman tumbuhan. Sekitar 60 % dari luas lahan Indonesia seluas 195 juta hektar terdiri dari hutan permanen, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pergerakan wisatawan muslim ke berbagai dunia, perlu adanya sebuah konsep baru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Global Muslim Travel Index (GMTI) tahun 2015, pada tahun 2014 pasar wisatawan muslim bernilai $ 145 juta, dengan 108 juta wisatawan yang mewakili 10%
Lebih terperinciLatar Belakang. Furnitur kayu Furnitur rotan dan bambu 220 Furnitur plastik 17 Furnitur logam 122 Furnitur lainnya 82 Sumber: Kemenperin 2012
Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan sumberdaya alam. Hutan merupakan salah satu kekayaan negara yang tak ternilai harganya dan dari hutan banyak dihasilkan hasil hutan kayu dan hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara terbesar penghasil rotan di dunia. Selain itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rotan merupakan sumber devisa yang sangat besar bagi negara karena Indonesia adalah salah satu negara terbesar penghasil rotan di dunia. Selain itu rotan dapat dimanfaatkan
Lebih terperinciMarket Brief. Cengkeh di Jerman
Market Brief Cengkeh di Jerman ITPC Hamburg 2015 ITPC HAMBURG - CENGKEH DI JERMAN 2015 Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.2 Profil Geografi Jerman... 1 2 Potensi
Lebih terperinciMarket Brief. Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I
Market Brief Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri kecil dan menengah, termasuk industri furniture merupakan hal
BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Industri kecil dan menengah, termasuk industri furniture merupakan hal yang penting bagi Indonesia. Furniture merupakan salah satu komoditi yang diproduksi dan diperdagangkan
Lebih terperinciSURVEI PASAR PRODUK BAN DI YUNANI
SURVEI PASAR PRODUK BAN DI YUNANI A. KONDISI UMUM PASAR OTOMOTIF YUNANI B. PANGSA PASAR PRODUK BAN YUNANI C. KETENTUAN IMPOR D. PELUANG PRODUK BAN INDONESIA E. DAFTAR IMPORTIR BAN YUNANI KEDUTAAN BESAR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2013
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jerman 1. Neraca perdagangan Jerman pada periode Januari-Juli 2013 tercatat surplus
Lebih terperinciMARKET BRIEF HOME DECORATION DI ITALIA
MARKET BRIEF HOME DECORATION DI ITALIA Dalam kondisi ekonomi yang buruk belakangan ini, pasar produk Dekorasi Rumah di Uni Eropa mengalami tekanan yang cukup signifikan. Konsumen lebih berhati-hati dalam
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - PERANCIS PERIODE : JANUARI - JUNI 2014
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - PERANCIS PERIODE : JANUARI - JUNI 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Perancis 1. Total perdagangan Perancis periode Januari-Juni 2014 tercatat sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi luar negeri. Apalagi bila negara tersebut semakin terbuka, keterbukaan
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERDAGANGAN. Jakarta, Mei 2010
KEMENTERIAN PERDAGANGAN KINERJA Periode: MARET 21 Jakarta, Mei 21 1 Neraca Perdagangan Indonesia Kondisi perdagangan Indonesia semakin menguat setelah mengalami kontraksi di tahun 29. Selama Triwulan I
Lebih terperinciKinerja Ekspor Nonmigas Januari-April Lampui Target *Sinyal bahwa FTA/EPA Semakin Efektif dan Pentingnya Diversifikasi Pasar
SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas Januari-April Lampui
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BULAN DESEMBER 2015
No. 04/01/94/ Th. XVIII, 15 Januari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BULAN DESEMBER 2015 EKSPOR Nilai ekspor Papua di bulan terakhir 2015 naik hampir dua kali lipat nilainya di bulan November
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membentuk
114 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membentuk perekonomian bagi masyarakat Indonesia. Salah satu sektor agroindustri yang cendrung berkembang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia
Lebih terperinciPERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2013
No. 04/5/62/Th.VII, 1 Mei 2013 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2013 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang triwulan I 2013 naik sebesar
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA
V GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA 5.1. Perdagangan Internasional Hasil Perikanan Selama lebih dari beberapa dekade ini, sektor perikanan dunia telah banyak mengalami perkembangan dan perubahan. Berdasarkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - PERANCIS PERIODE : JANUARI - PEBRUARI 2015
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - PERANCIS PERIODE : JANUARI - PEBRUARI 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Perancis 1. Total perdagangan Perancis periode Januari-Pebruari 2015 tercatat
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE
BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE 4.1. Kerjasama Ekonomi ASEAN Plus Three Kerjasama ASEAN dengan negara-negara besar di Asia Timur atau lebih dikenal dengan istilah Plus Three
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerataan pendapatan di Indonesia. Usaha kecil yang berkembang pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri Mikro dan Kecil (IMK) merupakan salah satu komponen yang mempunyai sumbangan cukup besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan pemerataan pendapatan
Lebih terperinciMateri Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional
E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 101 Materi Minggu 12 Kerjasama Ekonomi Internasional Semua negara di dunia ini tidak dapat berdiri sendiri. Perlu kerjasama dengan negara lain karena adanya saling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada prosesnya itu sendiri membutuhkan berbagai macam media pendukung agar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri tekstil merupakan salah satu industri unggulan yang banyak diminati baik oleh pasar nasional maupun internasional. Industri tekstil, dimana pada
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008
BADAN PUSAT STATISTIK No. 22/05/Th. XI, 2 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET A. Perkembangan Ekspor Nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 11,90 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 12,96
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ± 18.110 pulau yang dimilikinya dengan garis pantai sepanjang 108.000 km. (Yerik Afrianto
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia.
BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR Negara tujuan ekspor yang dibahas dalam bab ini hanya dibatasi pada 10 negara dengan tingkat konsumsi karet alam terbesar di dunia. Negara-negara tersebut
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Produk furnitur merupakan produk rumah tangga yang memiliki banyak fungsi dan kegunaan antara lain sebagai tempat menyimpan barang, tempat tidur, tempat duduk, dan lain sebagainya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pariwisata saat ini sudah menjadi salah satu primadona dunia dan menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011, United Nations World
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia, dan merupakan andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai negara. Dengan berkembangnya
Lebih terperinciSumber : Statistiques du Commerce Extérieur de la France
PASAR BONEKA DI PERANCIS I. PENDAHULUAN Perancis merupakan salah satu ekonomi terbesar dunia, menempati urutan ke 4 sesudah USA, Jepang dan Jerman. Luas wilayah adalah 543.965 km 2, hampir 1/8 dari luas
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap
Lebih terperinciSurplus Neraca Perdagangan September 2010 Melonjak 68 Persen Mencapai US$ 2,5 Miliar
SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Surplus Neraca Perdagangan September 2010 Melonjak
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder selama enam tahun pengamatan (2001-2006). Pemilihan komoditas yang akan diteliti adalah sebanyak lima komoditas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan teknologi tertentu di bidang komunikasi dan informasi telah mengakibatkan menyatunya pasar
Lebih terperinciEkspor Nonmigas 2010 Mencapai Rekor Tertinggi
SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 111 Telp: 21-386371/Fax: 21-358711 www.kemendag.go.id Ekspor Nonmigas 21 Mencapai Rekor Tertinggi Jakarta,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Ekspor Sepuluh Komoditas Rempah Unggulan Indonesia
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil rempah utama di dunia. Rempah yang dihasilkan di Indonesia diantaranya adalah lada, pala, kayu manis, vanili, dan cengkeh. Rempah-rempah
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Juli 2014, neraca perdagangan Thailand dengan Dunia
Lebih terperinciPerkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016
Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Desember 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang berpotensi untuk dijadikan objek pariwisata. Perkembangan industri pariwisata Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, dalam kata lain cadangan migas Indonesia akan semakin menipis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian masih menjadi salah satu primadona Indonesia untuk jenis ekspor non-migas. Indonesia tidak bisa menggantungkan ekspornya kepada sektor migas saja sebab
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan karena selain sebagai sumber penerimaan daerah kota Bogor serta pengembangan dan pelestarian seni
Lebih terperinciPERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV TAHUN 2014
No. 05/02/62/Th.IX, 02 Februari 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV TAHUN 2014 Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan IV tahun
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 35/05/52/Th.I, 15 Mei 2017 INDIKATOR EKONOMI MAKRO PROVINSI NTB TRIWULAN I TAHUN 2017 PDRB Adh berlaku Provinsi NTB pada triwulan I-2017 mencapai
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada prinsipnya pengertian agribisnis adalah merupakan usaha komersial (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan langsung dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya berusaha di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang besar, diharapkan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BULAN MEI 2015
No. 34/06/94/ Th. XVII, 15 Juni 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BULAN MEI 2015 EKSPOR Nilai ekspor Papua pada Mei 2015 sebesar US$208,61 juta atau naik 95,99 persen dibandingkan nilai
Lebih terperinciKinerja Ekspor Nonmigas November 2010 Memperkuat Optimisme Pencapaian Target Ekspor 2010
SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 111 Telp: 21-386371/Fax: 21-358711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas November 21 Memperkuat Optimisme
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terhadap dunia investasi di Indonesia. Di samping itu, pemerintah juga. internasional adalah Cina dan Mexico (Deperindag, 2002).
I. PENDAHULUAN A. DESKRIPSI UMUM Pertumbuhan ekonomi nasional berdasarkan proyeksi pemerintah pada tahun 2004, berada pada kisaran angka 4,5%-5% (BPS, 2003). Harapan yang optimis ini dibarengi dengan kebijakan
Lebih terperinciMarket Brief Essential Oil Di Jerman. ITPC Hamburg 2016
Market Brief Essential Oil Di Jerman ITPC Hamburg 2016 I Daftar Isi Kata Pengantar... III 1. Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.1.1 Minyak Esensial untuk Perasa Makanan dan Minuman... 1 1.1.2
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH APRIL 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/06/62/Th. IX, 1 Juni PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH APRIL Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan sebesar US$124,19 juta, turun 13,01 persen dibanding bulan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat kompleks, mencakup hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu, sudah
Lebih terperinciPERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014
No. 05/11/62/Th.VIII, 03 November 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014 Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan III
Lebih terperinciKinerja Ekspor Nonmigas Indonesia Bulan September 2011 Masih Menguat, Naik 35% Dibanding September 2010
SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 0213860371/Fax: 0213508711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas Indonesia Bulan September
Lebih terperinciPerkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016
Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Oktober 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor
Lebih terperinciMAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA
MAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA By: DR SUTRISNO IWANTONO Board Member of Indonesian Hotel and Restaurant Association Dialogue
Lebih terperinciSIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:
KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Kinerja Ekspor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan kedudukan posisi pelaku sektor ekonomi berubah. Usaha besar satu persatu mengalami kemunduran, baik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda sejak pertengahan tahun menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Krisis ekonomi yang melanda sejak pertengahan tahun 1997 menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan dan kondisi perekonomian semakin memburuk. Menurunnya
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2005
No. 53 / VIII/ 1 Nopember PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER EKSPOR Nilai ekspor Indonesia bulan mencapai US$ 7,38 milyar, lebih tinggi 4,94 persen dibanding ekspor bulan Agustus sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu industri yang memiliki pertumbuhan pembangunan yang cepat. Saat ini sektor pariwisata banyak memberikan kontribusi terhadap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN FEBRUARI 2002
PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN FEBRUARI No. 15/V/1 APRIL EKSPOR Nilai ekspor Indonesia bulan Februari mencapai US$ 4,18 milyar atau naik 4,36 persen dibanding ekspor bulan Januari sebesar
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH MEI 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/07/62/Th. IX, 1 Juli 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH MEI 2015 Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan Mei 2015 sebesar US$121,89 juta, turun 1,85 persen dibanding
Lebih terperinciB. PASAR NON TRADISIONAL Negara tujuan / mitra dagang yang ekonominya kuat atau menengah yang berpotensi menjadi mitra dagang.
Perdagangan barang saat ini sudah berkembang jauh dengan makin derasnya perdagangan antar negara. Dimana arus barang yang keluar dan masuk ke suatu negara sudah terjalin nyaris tanpa batas. Pengusaha berusaha
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas. Komoditas yang ditanami diantaranya kelapa sawit, karet, kopi, teh, kakao, dan komoditas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi dan transportasi. Globalisasi berarti menyatukan pasar domestik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas akan di tandai dengan globalisasi sebagai akibat dari Liberalisme/Revormasi ekonomi yang didukung dengan majunya teknologi dan transportasi.
Lebih terperinciI PENDAHULUAN Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah hutan yang luas, yaitu sekitar 127 juta ha. Pulau Kalimantan dan Sumatera menempati urutan kedua dan ketiga wilayah hutan
Lebih terperinciKinerja Ekspor Bulan Agustus Mencapai Rekor Tertinggi di Tengah Kekhawatiran Dampak Krisis Global
SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 0213860371/Fax: 0213508711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Bulan Agustus Mencapai Rekor Tertinggi
Lebih terperinciPERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2014
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., ember 2007 No. 07/02/16/Th.XVII, 02 Februari 2015 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekspor merupakan salah satu bagian penting dalam perdagangan internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan sebagai total penjualan barang
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JUNI 2017
48/08/51/Th. XI, 1 Agustus 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JUNI 2017 A. EKSPOR Nilai ekspor barang asal Provinsi Bali yang dikirim lewat beberapa pelabuhan di Indonesia pada bulan Juni 2017 mencapai
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BULAN SEPTEMBER 2015
No. 57/ 10 / 94 / Th. XVII, 15 Oktober 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BULAN SEPTEMBER 2015 EKSPOR Nilai ekspor Papua pada September 2015 sebesar US$226,63 juta atau naik 0,31 persen
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pendapatan pajak, bea cukai, BUMN, dan Migas, pariwisata juga menjadi andalan. Kayu olahan 3.3% Karet olahan 9.0%
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai salah satu sumber penerimaan devisa maupun penciptaan lapangan kerja serta kesempatan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH
No. 56/11/72/Th. XV, 01 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH SEPTEMBER EKSPOR SENILAI US$ 32,12 JUTA Nilai ekspor Sulawesi Tengah pada bulan ember (angka sementara) dibanding bulan us
Lebih terperinciSIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:
SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Ekspor Indonesia Tahun 2011 Melampaui Target USD 200 Miliar
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - PERANCIS PERIODE : JANUARI - MEI 2014
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - PERANCIS PERIODE : JANUARI - MEI 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Perancis 1. Total perdagangan Perancis periode Januari-Mei 2014 tercatat sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal:
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal tahun 2016, yang merupakan sebuah integrasi ekonomi yang didasarkan pada kepentingan bersama
Lebih terperinciORGANIZATION THEORY AND DESIGN
Modul ke: ORGANIZATION THEORY AND DESIGN LINGKUNGAN ORGANISASI & DESAIN Fakultas Pascasarjana Dr. Mochammad Mukti Ali, ST., MM. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Mata Kuliah OTD Daftar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka dimana lalu lintas perekonomian internasional sangat penting dalam perekonomian
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA ITALIA PERIODE : JANUARI MARET 2014
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA ITALIA PERIODE : JANUARI MARET 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Italia 1. Total perdagangan Italia dengan Dunia pada periode Januari-Maret 2014 sebesar
Lebih terperincikepada budi adi luhur masyarakat Bali sendiri. Penetapan pariwisata budaya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali sebagai Daerah Tujuan Wisata yang sudah dikenal secara luas, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, telah memberikan dampak positif terhadap perkembangan
Lebih terperinciMENCERMATI KINERJA TEKSTIL INDONESIA : ANTARA POTENSI DAN PELUANG
MENCERMATI KINERJA TEKSTIL INDONESIA : ANTARA POTENSI DAN PELUANG Oleh : Ermina Miranti 1 Meskipun tak putus didera masalah, hingga saat ini Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia masih memainkan
Lebih terperinci