MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 3 NOPEMBER 2011

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 3 NOPEMBER 2011"

Transkripsi

1 ADAPTASI SUREALISME DALAM RANCANGAN ARSITEKTUR Disusun oleh : Anita Tiwow, Wahyudi Siswanto ABSTRAK Surealisme merupakan gerakan budaya pertama berkembang di daerah Eropa tepatnya di Prancis. Surealisme beradaptasi dari dadaisme merupakan suatu gerakan revolusioner. Dalam hal ini mengangkat hal-hal tidak rasional ke dunia nyata. Psikoanalisis dari Sigmund Freud menjadi pemikiran dasar para surealis. Dimana perilaku manusia dikendalikan oleh alam bawah sadarnya. Paham surealis mengangkat mimpi, mitos, metamorfosis serta halusinasi fantasi manusia. Keadaan seperti ini membuat suatu pengaplikasian secara otomatis membentuk suatu karya. Optimisme otomatisme merupakan dua hal penting mengangkat menerapkan alam bawah sadar. Berbagai teknik pun dilakukan untuk menerapkan. Teknik-teknik itupun dibagi menjadi dua prinsip, yakni incongruous combination metamorfosis. Kata kunci : otomatisme, optimisme, metamorfosis berbagai pelosok di muka bumi ini. Gerakan PENDAHULUAN Perkembangan seni ini ada berupa pelestarian terhadap di dunia merupakan suatu hal kompleks di mata manusia. Sifat merupakan manusia suatu tanpa seni disadari sudah dianugerahkan terhadap diri manusia sejak lahir. Tanpa kita sadari seni itu sebenarnya lahir dari diri kita masing-masing. Berbagai pemahaman menimbulkan perspektif dari segala arah memotivasi kita untuk lebih memahami suatu hal. Keinginan memahami inilah memacu pikiran bahkan perasaan seseorang memimpikan untuk hal menganalisa serta sesungguhnya menggebu-gebu dirinya. nilai-nilai sebelumnya ada pula penentangan terhadap gerakan telah ada sebelumnya. Konservatif radikal merupakan gerakan-gerakan membuat nilai seni menjadi lebih tinggi. Konservatif, merupakan jalur mengikuti arus sehingga dari pemahaman seperti ini nilainilai terkandung sebelumnya tetap ada lebih berkembang. Segkan dari sisi radikal, pemahaman telah ada sebelumnya di bantah di buatkan suatu pemahan bertolak belakang dengan nilai-nilai sebelumnya. Kedua hal ini membuat keseimbangan seni. Seni tidak hanya membutuhkan suatu pujian tapi Perspektif manusia inilah seni kag kala perlu dicemooh. Karena menimbulkan berbagai gerakan budaya di seorang seniman tidak akan mundur hanya 63

2 karena hasil karyanya tidak diterima. Seni menyebabkan tumbuh karena aya benturan antara hal pengandaian tanpa aya usaha. realistis tidak realistis. Pada mulanya seni hanya berorientasi pada kejadian-kejadian benda-benda sifatnya realistis saja sehingga hasil karya diciptakan merupakan karya rasional dapat diterima dengan akal sehat. Tapi seiring dengan waktu seni mulai berkembang dengan lahirnya pertentangan-pertentangan. dirinya hidup Berbagai pemahaman inilah melahirkan aliran-aliran dari gerakan budaya manusia. gerakan- Aliran-aliran tersebut memiliki klasifikasinya dibagi sesuai perkembangannya, yaitu : 1. Realisme Hal-hal tidak realistis rasional Berkembang pada abad ke-19 di bermunculan akibat cara pang manusia Prancis oleh Gustave Courbet. Dia sudah lebih gesit pemikirannya. percaya bahwa seorang seniman harus realistis dengan melibatkan Perspektif mulai ditarik dari satu kejadian-kejadian titik hilang berbeda yaitu dari titik terjadi sehari-hari. bertolak belakang dengan titik sudah ada sebelumnya. Namun pada intinya titik itu 2. Impresionisme tetap menuju pada objek sama yaitu seni. Titk bertolak belakang dengan Paham ini merupakan aliran dengan realita ini merupakan gejolak manusia pemberian kesan pengaruh ditumpahkan satu karya. Keinginan terhadap perasaan ketimbang hal- impian ingin digapai dituangkan hal realistis. Impresionisme karya jika dipang dengan memberiakan kaca mata dunia nyata itu tidak mungkin formalitas sentimentalistas pada terjadi. Tapi sebenarnya suatu kejadian bisa saat itu. Gerakan ini berkembang di dikatakan kejadian tanpa terjadi di dunia Prancis pada akhir abad ke-19. nyata. Suatu hal bisa dikatakan kejadian meskipun hal tersebut hanya berbentuk suatu 3. reaksi terhadap Fauvisme hasil karya seni. Karena kejadian seni Pada peralihan abad ke-19 ke abad merupakan kolaborasi beberapa kejadian ke-20, para seniman di Prancis dunia nyata. Jadi, bias dikatakan dunia maupun Jerman tertarik pada seni seni merupakan penggabungan kejadian- masyarakat kejadian dunia nyata. Orang pelukis Post-Impresionisme, Paul terlalu terpaku dengan realita hanya akan Gauguin melakukan pencarian d membuat dirinya tidak memiliki impian Laut harapan. Sebaliknya orang terlalu penelusurannya mengagungkan primitif di Brittany. Pola warna mimpi malah akan dekoratif 64 non-barat. Selatan terhadap teori Seorang setelah tradisi Gauguin

3 mempengaruhi sekelompok pelukis pada paham paling dasar. kemudian dikenal sebagai Dadaisme muncul di Zurich, Swiss Fauves pada tahun ( binatang liar ), dipimpin oleh Henri Matisse. 4. Ekspresionisme oleh Andre Breton di Prancis muncul dari pengalaman menekankan dunia mimpi tidak tidak saja diterima oleh panca indra nyata ke satu karya. Para tetapi pelukis Surealis terkemuka antara juga jiwa sesorang. berkembang di lain Ernst, Salvador Dalí and Joan Jerman tahun 1905 sampai dengan Miró, René Magritte, Jean Arp, André Masson. Kubisme Dari aliran-aliran diatas kita dapat dikembangkan oleh Georges Braque Pablo Picasso, bekerja sama dari tahun 1907 hingga Perang Dunia I pecah. Aliran ini merupakan permulaan dari seni abstrak objekobjeknya memilki siku berhimpitan. melihat bahwa seni itu berkembang dari halhal realistis kemudian hal-hal tidak realistis. Realisme impresionisme adalah aliran ekspresionisme, realistis. kubisme, Fauvisme, abstrak merupakan aliran semi-realistis. Segkan dadaisme adalah paham tidak realistis. Tumbuhnya aliran dadais merupakan awal berkembangnya paham surealis. Penentangan (radikal) dadaisme Abstrak mengembalikan seni pada nilai paling Aliran ini berkembang di Jerman, dasar. Dadais kemudian dikembangkan lagi Amerika menjadi. Serikat, Rusia, Belanda pada dasawarsa abad ke20. Aliran ini menggunakan komposisi bentuk, warna, garis untuk menciptakan satu karya berbeda. 7. diperkenalkan Aliran ini melukiskan perasaan Kubisme 6. Surealisme Surealisme Ekspresionisme Dadaisme Surealisme adalah sebuah paham mengaplikasikan suatu wujud alam mimpi pikiran bawah sadar ke satu karya visual, sastra, ataupun film. Surealisme merupakan suatu gerakan budaya awalnya tumbuh di wilayah Eropa sekarang berkembang di seluruh dunia. Paham dadais merupakan aliran Aliran ini muncul pertama kali di Prancis tidak memakai lagi nilai-nilai pada tahun 1924 ketika tradisional mengembalikan seni Andre Breton menungkapkan manifesto seorang penulis 65

4 surealis. Andre Breton memulai suatu saling memahami. Suatu seni dapat gerakan dengan aliran menguak segala diterapkan karya arsitektur meskipun ambisi-ambisi selama ini hanya bisa seni tersebut adalah seni hanya berdasar tersimpan sadar. pada alam bawah sadar. Karena alam bawah Perkembangan surealis terus menyebar di sadar dunia nyata adalah dua hal wilayah di berdampingan namun bertolak belakang. Amerika. Surealisme mengangkat suatu jiwa Meskipun memiliki dua prinsip berbeda seni baru kehidupan baru para tapi tetap saja seni arsitektur berada di seniman. dua titik berdampingan. di Eropa Suatu alam lainnya bawah begitupun perspektif titik hilangnya terletak di alam bawah sadar PEMBAHASAN manusia. Arsitektur adalah suatu karya seni Pengertian Surealisme memiliki nilai-nilai keindahan. Estetika bentuk maupun tanggapan masyarakat merupakan suatu bagian dari keindahan. Dalam makalah ini, dua hal berbeda akan coba disatukan satu kajian tematik. Paham surealis merupakan paham revolusioner dipadukan dengan asasasas arsitektural. Jika kita melihat dari kaca mata seni suatu karya itu akan memiliki nilai tambah jika karya tersebut memilki cerita terkandung di nya. Ungkapan perasaan dapat memacu suatu pembentukan hasil karya. mimpi pada umumnya dianggap sebatas hal tidak dapat diterapkan dunia mimpi. Namun kali ini penulis ingin mencoba mengadaptasikan suatu karya arsitektur. Bukan berarti suatu karya arsitektur akan menjadi suatu impian belaka tapi penulis akan berusaha sehingga penyesuaian antara arsitektur ini dapat teraplikasikan. Penulis berharap dengan makalah ini para seniman arsitek dapat lebih 66 berasal dari bahasa Prancis surréalisme. Kata ini beradaptasi dari superrealism (realisme super). Breton pernah mengatakan bahwa surréel (surreal: ketidakbiasaan, ed.) muncul karena reel (real: realitas; kebiasaan, ed.) sebagaimana surnaturel (sur+natural: alam supra, ed.) ada karena naturel (natural: alam, ed.). menyebutnya Penutur bahasa Inggris supernatural (Ind: supranatural). Yang menjadi masalah ialah awalan surr- kerapkali Dunia Secara etimologi kata bahasa Inggris dihubungkan dengan awalan bahasa Latin sub, misalnya surreptitious (Prancis: subreptice), surrogate (Prancis: subrogé), justru menyiratkan kebalikan makna dimaksud. Breton mungkin akan mengkualifikasi definisi pertama dengan mengatakan ketiadaan kesadaran moral atau sensor diri estetis atas ijinnya melalui pengembangan lebih lanjut definisi-definisi tersebut mampu mengalami perluasan. Menurut ensiklopedia, adalah filsafat didasarkan atas

5 kepercayaan pada realitas superior dari Makna kamus, Surealisme (kb) bentuk-bentuk tertentu muncul dari adalah otomatisme psikis alami asosiasi diacuhkan, kedigdayaan digunakan manusia untuk mengekspresikan mimpi, permainan pikiran objektif. fungsi sejati pikiran dengan cara verbal, Paham ini cenderung merusak mekanisme tertulis atau cara lain. Pendiktean pikiran psikis lain menggantikan fungsinya ketiadaan kontrol nalar, lepas dari menyelesaikan permasalahan utama semua permasalahan moral estetis. kehidupan. Kata kali gapaian tidak hanya bentuk digunakan oleh Guillame Apolliniare untuk realita saja. Penggapaian dapat berbentuk memperkenalkan karyanya berjudul suatu mimpi diaplikasikan satu Les Mamelles de Tiresias pada tahun karya. Meskipun hanya berdasar pada mimpi Drama ini merupakan karya kolaboratif dari alam bawah sadar tapi hal tersebut dapat Jean Cocteau, Erik Satie, Pablo Picasso direalisasikan satu karya seni. Seperti Léonide Massine. Apolliniare Parade pemikiran Apolliniare, dunia ini merupakan menjelaskan panggung di nya terdapat unsur- menjadi kesatuan di atas panggung adalah unsur melengkapi dramatisasi hidup. suatu kepura-puraan dari hal ini terjadi Dalam melahirkan suatu karya super-realisme. Manusia beserta perangkat- kita harus optimis bahwa hal itu nyata perangkatnya menjadi satu kesatuan pikiran batin kita karena hanya dengan melebihi kenyataan. Dari sinilah muncul mempercayai hal manifestasi mengatakan bahwa dunia menghasilkan satu ini tidak sebatas realisasi saja tapi di balik fantastis. Karena adalah sisi realitas rasionalisme ada hal-hal kehidupan fantastis. bahwa pertama unsur-unsur diangkat dari alam bawah sadar merupakan klimaks dari kehidupan manusia. Karena tiap manusia pasti mempunyai meskipun hal ini kag tidak disadari dikarenakan ego manusia itu sendiri. Manusia hanya berputar pada halhal dapat dia gapai saja. Padahal suatu itu bentuk Optimisme merupakan menghasilkan. dua ada hal kita seni bias otomatisme penting memahami karya Para Keganjilan metamorfosis bentuk merupakan dua unsure penting. Hal-hal ganjil 67

6 aneh menurut pangan manusia pada pahamnya kehidupan manusia karena umumnya dikolaborasikan dengan suatu manusia adalah suatu objek utama metamorfosis bentuk objek. Metamorfis sastra. Tidak ada seni sastra tidak membuat menyinggung manusia kehidupannya. para penikmat seni tercengang meyimpulkan bahwa karya itu disebabkan hal-hal ganjil terkandung di nya. berdampak sebelumnya yaitu dadaisme. Dadais merupakan jembatan antara aliran sebelum Keanehan dilahirkan oleh Surealisme diadaptasi oleh aliran besar sesudahnya. Dadaisme sendiri lahir di terhadap Swiss pada tahun 1916 saat Perang Dunia 1 berbagai gerak-gerik globalisasi dunia. berkecamuk. Pada saat itu Swiss menjadi Sehingga berdampak negara netral tidak terlibat berbagai seni seperti sastra, film, lukis, perang. Swiss menjadi tempat mengungsi bahkan desain grafis berbagai seni para korban Perang Dunia 1. Di antara lainnya. pengungsi tersebut terdapat sekelompok budayawan seperti pelukis dari Alsatia Jean Histori Surealisme (Hans) Arp, penyair filsuf penting Aliran surealis lahir di wilayah Eropa lebih tepatnya di Prancis pada tahun Surealisme berkembang diantara dua konflik besar dunia yaitu Perang Dunia 1 (1919) Perang Dunia 2 (1938). Dari segi psikologis dapat dikatakan bahwa paham surealis lahir akibat tekanan mental didapat dari keadaan disaat terjadi perang. Manusia berpikir kritis sehingga melahirkan Jerman Hugo Ball, Richard Huelsenbeck, perupa Marcel Janco, penyair Rumania Tristan Tzara. Mereka kemudian mendirikan kabaret dinamakan Cabaret Voltaire di sebuah bar bernama Meierei. Di tempat inilah berkumpul para seniman untuk unjuk karya. mempengaruhi suatu ancaman sehingga muncullah suatu aliran menampakkan hal-hal ganjil perubahan bentuk dari bentuk aslinya. Gerakan ini menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat. Namun pertentangan inilah mengangkat nilainilai terkandung. Dilihat dari peloporan surealime bermula dari seni sastra maka dapat dikatakan bahwa suatu aliran 68 merupakan menerapkan paham- perkembangan dadais aliran sesudahnya yakni. paham di luar realita. Karena realita disaat itu merupakan Irrasional Dadaisme berakhir dengan lahirnya suatu paham baru oleh André Breton dideklarasikannya kongres internasional kaum intelektual seniman pada tahun Kongres tersebut bertemakan arah spirit seni modern di hal ini adalah aliran kubisme, futurism, dadaisme. Pada tahun 1924, André Breton mendeklarasikan satu paham baru yaitu Surealime merupakan paham revolusi kesadaran.

7 Meskipun mengadaptasi alam bawah sadar. Asosiasi bebas kan diri dari dadaisme namun merupakan metode pengungkapan masalah memiliki dadaisme. manusia berupa tekanan-tekanan di Dadaisme bersifat penolakan sinis, dorong terus keluar. Segkan analisis paradistik, melepaskan diri dari otomatisme mimpi adalah cara dengan mengungkapkan kebudayaan sehingga dadaisme kerap kali perasaan manusia di alam bawah sadarnya. disebut anti-seni. Dadaisme menanamkan Perasaan penolakan berupa ejekan tanpa aya kekhawatiran, rasa malu, kemarahan, hasrat harapan terkandung di nya akibat tekanan dari pihak luar. Dengan karena aliran ini tidak bersifat sangat mencurahkan segala rasa maka penyelesaian membelakangi masalah dapat dengan mudah dilaksanakan. perbedaan dengan rasionalitas. Segkan merupakan revolusi lebih bersifat komunis anarkis lebih menekenkan penerobosan batas-batas rasio konvensi. Dalam tertanam cita-cita untuk memajukan kehidupan manusia meskipun harapan ini sulit dicapai. itu dapat berupa ketakutan, Jika Freud mengandalkan mimpi sebagai metode penyembuhan maka para Surealis menggunakan mimpi sebagai imajinasi ekspresi. Surealisme menjadi obat ampuh mengungkapkan perasaan terpendam. Surealisme Surealisme erat kaitannya dengan merupakan curahan hati pada dasarnya psikoanalisis Freud. perasaan terkandung di nya Menurut Freud kesadaran manusia terdiri merupakan perasaan muncul akibat dari tiga tingkatan kesadaran, yaitu sadar aya permasalahan tekanan dari (conscious), prasadar (preconscious), berbagai pihak. Dengan mengaplikasikan isi tak-sadar (unconscious). Sadar terdiri atas hati satu karya secara tidak langsung persepsi, ingatan, perasaan, pikiran. kita telah mencurahkan uneg-uneg Prasadar adalah memori siap semula selama ini menjadi parasit hati. disadari tapi kemudian tidak lagi dicermati Terkag alam bawah sadar tidak dapat (mimpi, lamunan, salah ucap, mekanisme diterjemahkan pertahanan diri). Tak sadar adalah bagian nyata karena sifat pesimisme manusia terpenting dari jiwa manusia berisi insting, cenderung lebih berperan. Pengungkapan dorongan, impuls dibawa sejak lahir, alam bawah sadar mimpi tidak pernah salah karena tiap manusia memiliki mimpi kajian Sigmund pengalaman-pengalaman Freud memberikan sebagian besar dikendalikan oleh traumatik. pernyataan perilaku alam bahasa kehidupan bahwa mempunyai cara untuk membuatnya manusia nyata meskipun itu hanya berbetuk sebuah bawah sadar manusia. Freud membuat suatu metode paham. Ini merupakan esensi terdapat pada tiap manusia. untuk mnyembuhkan para penderita tekanan psikologis melalui asosiasi bebas analisis mimpi. Konsep tersebut didapat dari 69

8 Otomatisme surealis menghasilkan satu gerakan tanpa didasari pertimbangan rasio moral berlaku. (automatic Otomatisme drawing) merupakan eksperimen dilakukan oleh Breton Soupalt untuk mengungkapkan alam bawah sadar. Breton ingin mencoba membuktikan bahwa Psikoanalisis tidak hanya semata pada penyembuhan tetapi dapat juga diterapkan seni terutama tentang gagasan asosiasi bebas teknik analisi mimpi. imajinasi (1938) abrégé du mengelompokkan dua jenis, yaitu : hasil karya, fotografis menanamkan teknik akademis rasional. Jadi, meskipun adalah suatu penerjemahan mimpi alam bawah sadar tetapi tidak keluar dari nilai-nilai akademik. Teknik ini disebut juga magic-realism dengan Dali Dictionaire Surréalisme Dalam pengungkapan mimpi hallucinatory Jenis Surealisme Breton 2) Surealisme fotografis adalah menggunakan fotografis. karya realism. Dalam Dali Salvador seniman teknik selalu atau menghasilkan memikirkan tingkat rasionalnya. Hasil karya Dali 1) Surealisme ekspresif disebut handmade photography karena imajinasi ide-ide ditampilkan sangat ekspresif jenis ini para fotografis. Dibawah ini dipaparkan seniman bebas berkarya beberapa contoh karya Salvador ruang sempit. Surealisme Dali. Sesuai penyebutannya ekspresif cenderung mempergunakan otomatisme terhadap karya-karyanya. A Chemist Lifting with Extreme Precaution the Cuticle of a Grand Piano 70

9 Dream Caused Flight Bumblebee around Pomegranate Second Before Awakening Persistence of Memory The Accommodation of Desire 71

10 Kedua memilki pengadaan jenis perbedaan konsep diatas diantaranya proses surealis. Surealisme alam bawah sadar namun tanpa meninggalkan nilai-nilai rasionalnya. Teknik Prinsip Surealis ekpresif melibatkan sisi kesadaran ketidak-sadaran manusia, tanpa ada batasanbatasan rasionalitas. Segkan fotografis lebih melibatkan ketidak-sadaran. Teknik digunakan menampakkan alam bawah sadar para surealis disebut Dalam hal ini, seniman akan hanyut Exquisite Corpse. Dalam teknik ini sehelai kertas menginterpretasikan kombinasi kertas dilipat menjadi empat bagian gambit tersebut. Dari teknik dapat dilihat empat bahwa seniman menggambarkan representasinya tanpa melihat kontribusi perbedaan seniman dasarnya lainnya. Seniman merupakan elemen-elemen merupakan satu suatu pada kesatuan. pertama menggambar kepala. Yang kedua Meskipun hal ini bearasal dari alam bawah menggambar bagian atas tubuh, ketiga sadar namun hasi karya tersebut tetap menggambar kedua kaki, segkan memiliki nilai akademis. keempat menggambar bagian bawah tubuh. Para seniman kemudian membuka lipatan Teknik lain digunakan adalah teknik yaitu otomatisme. Misalnya seorang pelukis kemungkinan ketidaksengajaan atau akan membiarkan tangannya bergerak di bahasa Prancisnya disebut atas kanvas tanpa ada pengaruh pikiran. fottage artinya menggosok. Ada pula Satu-satunya hal diandalkan adalah teknik paling penting alam bawah sadar. Pelukis berasal dari 72

11 Prancis Andre Mason menerapkan teknik ini Prinsip-prinsip karyanya berjudul The Kill. terbagi Adapun seniman lain menggunakan combination teknik ini, yakni pelukis Spanyol Joan Miro principle Birth of The World. metamorfosis). Miro atas dua, (paduan of incongruous yakni keganjilan) metamorphosis (prinsip Teknik-teknik menuangkan zat warna di atas kanvas digunakan incongruous combination membiarkan zat warna tersebut bergerak adalah kolase, montase, assemblage, beserta mengikuti teknik gravitasi. Karya seperti ini sejenisnya. Segkan merupakan suatu hal tidak dapat metamorphosis diprediksi bagaimana hasilnya. Ada juga automatic drawing, frotage, decalcomania, seniman-seniman fumage, kolaborasi Diantaranya dari menggunakan teknik-teknik Ernst, Yves tersebut. Tanguy dari Prancis, Roberto Matta dari Chili. cadavre menggunakan exquis, teknik teknik pengembangannya. Kedua prinsip tersebut dilakukan secara rasional namun dapat menghasilkan surealistik. Namun penggabungan ini menimbulkan kesulitan penentuan kategorinya. Unsur-Unsur Surealisme Dalam terdapat beberapa unsur dapat membantu terciptanya suatu karya surealis. Unsur-unsur tersebut adalah mimpi, mitos, metamorfosis. Menurut Freud, mimpi merupakan jalan terbaik Metamorfosis dari objek satu ke objek untuk lainnya adalah unsur populer mengungkapkan alam bawah sadarnya. Dengan bermimpi hal-hal digunakan oleh para seniman. Seorang tidak real dapat dilahirkan direalisasikan seniman dari Swiss, Meret Oppenheim satu bentuk karya. menghubungkan cangkir teh dengan sendok bulu binatang karyanya Object Mitos juga merupakanadalah (Breakfast in Fur). Karya ini membawa pengungkapan jiwa manusia. Setiap manusia penyimaknya untuk membakan sensasi memilki suatu ketakutan di dirinya membingungkan dengan meminum dia percaya. Ketakutan ini menjadikan dari cangkir serupa itu. manusia takut akan melakukan hal dia takuti tersebut. Dalam perlu Adaptasi Arsitektur Surealisme dilakukan penampakan terhadap mitos-mitos tersebut. Sebab dengan aya mitos, nilai seni dari bertambah. suatu karya surealis akan Arsitektur merupakan hasil karya memilki seni keindahan mengungkapkan fisiknya. dengan arsitektural manusia Segkan dirasakan 73

12 sebagai komunikasi indrawi atas hasil karya. krikan dari masyarakat social. Karena Arsitektur dinyatakan sutu bentuk kritikan keindahahn estetis. Dilihat dari teori menjadi lebih maju. Hanya perbedaannya, keindahan ada, yaitu subjektif seorang seniman bisa saja mempertahankan objektif arsitektur mengandung suatu nilai pangan filosofi hal ini diterapkan pada memikirkan pendapat orang lain karena karya arsitektural dapat dirasakan oleh seorang seniman bisanya mengantu suatu pemakai maupun bangunan itu sendiri. paham kag kala hanya dimengerti Dalam teori objektif dikatakan bahwa oleh dirinya sendiri. Segkan seorang keindahan atau ciri-ciri menciptakan arsitek tidak bisa jika hanya bersikap egois nilai estetis adalah sifat (kualitas) terhadap karyanya memang telah melekat pada benda (hasil dirinya paling benar. Arsitek harus mampu karya) indah bersangkutan, terlepas mentoleriri dirinya agar tetap berada dari orang mengamatinya. Pada teori kaidah-kaidah subjektif menyatakan bahwa ciri-ciri menerima menciptakan keindahan pada suatu benda menerapkannya. (hasil karya) sesungguhnya tidak ada, ada hanyalah tanggapan perasaan diri seseorang mengamati benda tersebut. ini akan membuat seseorang argumennya tanpa dengan menganggap arsitektural kritikan sosial mau serta Nilai sosial terkandung arsitektur seni dapat dikatakan sama. Suatu karya seni biasanya mengangkat nilai- Teori tersebut menjelaskan bahwa nilai sosial disekitarnya. Berbagai kejadian keindahan suatu karya arsitektural berasal objek duniawi diterjemahkan satu dari penerapan asas-asas arsitektur terhadap bahasa seni. Begitupun karya arsitektural bangunan itu sendiri pengamatan dapat dikatakan berhasil jika objek ungkapan perasaan manusia. Pangan tiap tersebut dianggap indah secara estetika manusia berbeda-beda, seorang arsitek akan bentuk ramah berdampak positif menghasilkan suatu karya menurutnya sosial. indah. Hasil karyanya tersebut akan dinilai oleh orang lain mendapat penilaianpenilaian belum tentu positif. Perbedaan cara pang Arsitektur dapat dikatakan suatu seni berbentuk gagasan dapat menjadi bentuk nyata. Bentuk gagasan arsitektur merupakan fakta terhadap seni. pemikiran manusia inilah menciptakan Bentuk berupa gagasan adalah esensi suatu seni arsitektur. Jika seni dari arsitektur. Dalam menerapkan arsitektur seorang seniman tidak akan mundur hanya perlu aya adaptasi karena karyanya ditolak begitupun arsitektur terhadap itu sendiri. arsitektur. Seorang arsitek seharusnya tidak Beberapa bahasa dapat di muduh rapuh menghasilkan karya. implementasikan ke bahasa arsitektur. Arsitek harus mampu menerima kritikan- 74

13 Di bawah ini dibahas beberapa penerapan bahasa menulis dengan cara tanpa melakukan sensor terhadap tulisan. Dalam otomatisme, imaji tidak boleh dibebankan makna tujuan. menggosok sebuah teknik menempel unsur-unsur berbeda (bisa berupa kain, kertas, kayu) ke sebuah frame sehingga menghasilkan sebuah karya seni baru. komposisi gambar dihasilkan dengan mencampurkan unsurunsur dari beberapa sumber; karya sastra, musik, seni terjadi dari bermacam- macam unsur; gambar-gambar berurutan dihasilkan film untuk melukiskan gagasan-gagasan berkaitan arsitektur. Penerapan garisgaris objek secara otomatis terbentuk tanpa aya batas titik akhir pasti. Titik awal diperpanjang tidak memiliki akhir. Diadaptasikan ke big tidak memiliki bentuk dasar. Berbagai bentuk dipakai sehingga tidak dapat terdefini bentuk dasarnya Penerapan seni gunting tempel pada fasade bangunan maupun interiornya. Akan terdapat beberapa bentuk abstrak seakan-akan menempel pada bangunan.. Pembentukan ruang seolah-olah memilki hubungan dengan ruang satunya. Ruang satu dapat berinteraksi dengan ruang lain secara tidak langsung 75

14 Berbagai komposisi arsitektur diterapkan rancangan sehingga objek terkesan menjadi kumpulan unsur-unsur arsitektur. berkumpul teknik menggores cat masih basah, kemudian ditekan diantara dua permukaankanvas/ kertas Dari penjelasan diatas didapati bahwa apapun istilah suatu paham dapat diterjemahkan bahasa arsitektur. Karena arsitektur merupakan sebuah seni mencakup segala hal. Teknik-teknik terdapat dicoba disesuaikan dengan ruang lingkup arsitektur. Pendekatan rancangan sesuai dengan pun diterapkan. Warna diterapkan berupa warnawarna seakan-akan basah tak kunjung kering jiwa dari seseorang. Seorang seniman akan mencurahkan perasaannya pada hasil karyanya. Salah satu jenis aliran ingin mengangkat dunia mimpi adalah. Sekarang muncul pertanyaan dapatkah bahasa mimpi dapat diterapkan bahasa arsitektur? Dapatkah fenomena- fenomena di alam bawah sadar diangkat dunia nyata? Manusia hidup seni seni itu sendiri merupakan bentuk ruang. Arsitek adalah seniman bentuk ruang adalah hasil karya seninya. Pendekatan Surealisme Arsitektur Ini merupakan pangan konteks seni dapat memudahkan pemikiran Kehidupan manusia sangat lekat dengan fenomena mimpi. Hal manusia terhadap seni arsitektur. ini Berikut menyebabkan manusia memiliki harapan. Perasaan terhadap pengharapan tersebut di contoh aplikasikan ke suatu karya arsitektur. disebut seni. Seni merupakan penggambaran 76 dipaparkan pendekatan beberapa

15 Arsitek Ceko Kroasia - Vlado Milunić tersebut akan diterima adalah suatu paha bekerjasama dengan arsitek Kanada Frank surealis. Secara rasional, mungkin bangunan Gehry. Bentuk bangunan tidak mungkin akan pernah menari namun menggunakan semua bentuk dasar bangunan Fred and Finger arsitek membuktikan merupakan salah satu bentuk. bahwa bukan hanya manusia dapat Optimisme bentuk menganggap objek menari, sebuah benda mati pun dapat dibuat menari. Bangunan ini merupakan hasil karya dari arsitek Polandia Szotynscy Zaleski. Objek ini terilustrasi dongeng Jan Marcin Szancer merupakan bentuk otomatisasi adalah cirri khas. PENUTUP gambar-gambar dari seniman Swedia penduduk Sopot Per Dahlberg. Bentuk dasar dibuat seakan-akan bergerak, Seiring berjalannya waktu beberapa gerakan-gerakan paham-paham mulai berkembang di berbagai penjuru dunia. 77

16 Komunisme, anarkis, optimisme dirancang suatu objek kompeten mempengaruhi terbentuknya suatu gerakan dengan aliran. Rasa percaya diri pada tiap-tiap arsitektur kiranya dapat manusia mulai bermunculan ingin menjadi suatu tema baru arsitektur. langsung Manifestasi ini selayaknya dipergunakan kehidupan. Berbagai kejadian di analisa untuk ruang lingkup seni arsitektur saja di anggap merupak suatu pemahaman karena memiliki nilai estetis sesuai dengan alirannya. Terkag terdapat dua hal tersebut. Surealisme tidak beberapa masalah muncul akibat bias gerak-gerakan tersebut apalagi aliran-aliran kehidupan manusia karena manusia mendapat penolakan oleh masyarakat. hanya bias bermimpi tanpa menerapkannya mengaplikasikannya Surealisme merupakan satu jenis gerakan budaya penolakan secara tidak real mendapat namun tingkat rasional tematik diterapkan sama saja ini. sepenuhnya dengan mendustai suatu adalah salah satu bentuk karya DAFTAR PUSTAKA kalangan masyarakat. Teori Psikoanalisis Mcneese, Tim The Great Hispanic Heritage Salvador Dali. Chelse House. New York. menggambarkan sebuah motivasi baru di Freud, Sigmund. (Terjemahan K Sigmund Freud pun menjadi pemikiran Bertens). paling mendasar. Teori Memperkenalkan menyebutkan bahwa sebagian besar Gramedia. Jakarta. perilaku manusia dikendalikan oleh alam 1991 (cet. Ke-7), Psikoanalisa. Harris, Roy The Necessity of Artspek The Language of The bawah sadarnya. Surealisme arsitektur mungkin dua hal bertolak belakang tetapi jika kita memangnya dari kaca mata seni maka dua bentuk ini dapat dijadikan satu adaptasi dapat memenuhi keinginan psikologis manusia. Karena di setiap ambisi manusia pasti tersimpan satu mimpi. Mimpi kita peroleh dari alam bawah sadar kerap kali kita anggap itu hanya hal biasa-biasa saja. Padahal di balik hal biasa terkandung suatu hal fantastis. penulisan makalah ini maka diharapkan dapat direncanakan 78 sering karya seni. Dari segi keindahan Melalui Adaptasi membodohi diri sendiri. dipertanyakan realitasnya. Manusia mulai mempertanyakan kajian Arts in The Western Tradition. Great Britain. New York.

Bab 10 Eksplorasi Aksara dan Kaligrafi pada karya seni

Bab 10 Eksplorasi Aksara dan Kaligrafi pada karya seni EKSPLORASI AKSARA DAN KALIGRAFI PADA KARYA SENI 149 Bab 10 Eksplorasi Aksara dan Kaligrafi pada karya seni Pada bab ini akan dibahas mengenai eksplorasi aksara dan kaligrafi yang tersebar di Mancanegara

Lebih terperinci

ALIRAN NEO KLASIKISME

ALIRAN NEO KLASIKISME ALIRAN NEO KLASIKISME Aliran Neo Klasikisme adalah gerakan untuk mempertegas kembali (neo) kepada aliran klasikisme. Muncul system pendidikan bersifat akademis ditambah dengan Royal Academic kian memperkokoh

Lebih terperinci

GALERI SENI DI MANADO (IMPLEMENTASI SUREALISME ARSITEKTUR) Thirsa Marlin Mantulangi 1 Surajadi Supardjo, ST., M.Si 2 Johansen C. Mandey, ST., M.

GALERI SENI DI MANADO (IMPLEMENTASI SUREALISME ARSITEKTUR) Thirsa Marlin Mantulangi 1 Surajadi Supardjo, ST., M.Si 2 Johansen C. Mandey, ST., M. GALERI SENI DI MANADO (IMPLEMENTASI SUREALISME ARSITEKTUR) Thirsa Marlin Mantulangi 1 Surajadi Supardjo, ST., M.Si 2 Johansen C. Mandey, ST., M.Ars 3 ABSTRAK Pada dasarnya, proses menciptakan karya seni,

Lebih terperinci

6.5 Fauvisme Aliran Fauvisme merupakan suatu aliran yang menyimpang dari hukum-hukum seni lukis pada era itu, kelompok ini adalah kaum pembrontak

6.5 Fauvisme Aliran Fauvisme merupakan suatu aliran yang menyimpang dari hukum-hukum seni lukis pada era itu, kelompok ini adalah kaum pembrontak 6.5 Fauvisme Aliran Fauvisme merupakan suatu aliran yang menyimpang dari hukum-hukum seni lukis pada era itu, kelompok ini adalah kaum pembrontak dalam seni lukis Julukan aliran ini adalah Binatang Jalang,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI, BAB IV. PENUTUP 4. 1. Kesimpulan Pada bab-bab terdahulu, kita ketahui bahwa dalam konteks pencerahan, di dalamnya berbicara tentang estetika dan logika, merupakan sesuatu yang saling berhubungan, estetika

Lebih terperinci

Psikologi Kepribadian I Sejarah Psikoanalisa Dasar & Teori Sigmund Freud

Psikologi Kepribadian I Sejarah Psikoanalisa Dasar & Teori Sigmund Freud Modul ke: Psikologi Kepribadian I Sejarah Psikoanalisa Dasar & Teori Sigmund Freud Fakultas Psikologi Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pandangan Dasar Manusia Pandangan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN SENI RUPA MODERN & KONTEMPORER

PERKEMBANGAN SENI RUPA MODERN & KONTEMPORER PERKEMBANGAN SENI RUPA MODERN & KONTEMPORER - Pengertian Seni Modern dan Kontemporer - Ciri-ciri Seni Modern dan Kontemporer - Corak seni Modern dan Kontemporer - Aliran-aliran yang - berkembang -- Perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Perkembangan dunia kesenirupaan saat ini sudah sangat pesat sekali dengan inovasi bahan dan media dari karya seni rupa yang sudah beragam dan kadang tidak

Lebih terperinci

HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah :

HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah : BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1 Pengertian Tema Pengertian Ekspresi, adalah : Ungkapan tentang rasa, pikiran, gagasan, cita-cita, fantasi, dan lain-lain. Ekspresi merupakan tanggapan atau rangsangan atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan refleksi atau cerminan kondisi sosial masyarakat yang terjadi di dunia sehingga karya itu menggugah perasaan orang untuk berpikir tentang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, suatu metode analisis dengan penguraian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tema mengenai parodi sebagai bentuk sindiran terhadap situasi zaman, banyak ditemukan sepanjang sejarah dunia seni, dalam hal ini khususnya seni lukis, contohnya Richard

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009 BAB I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang Berangkat dari sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa Estetika sebagai logika, mengantarkan saya untuk mencoba mendalami dan menelusuri tentang keduanya, serta

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I ( RPP I )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I ( RPP I ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I ( RPP I ) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu : SMP NEGERI 3 KALASAN : Seni Budaya (Seni Rupa) : IX (sembilan) /1 (Satu) : 3 X 40 menit A. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bebas mengungkapkan semua ide dan ktreatifitasnya agar pembaca dapat menangkap

BAB I PENDAHULUAN. yang bebas mengungkapkan semua ide dan ktreatifitasnya agar pembaca dapat menangkap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sastra adalah sebuah media bagi pengarang untuk menuangkan ide kreatif dan imajinasinya. Dalam menciptakan sebuah karya kreatif, seorang pengarang menjadi

Lebih terperinci

III. PROSES PENCIPTAAN

III. PROSES PENCIPTAAN III. PROSES PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Dunia virtual dalam media sosial memang amat menarik untuk dibahas, hal ini pulalah yang membuat penulis melakukan sebuah pengamatan, perenungan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2008:725) Konsep merupakan (1)

Lebih terperinci

SENI RUPA KONTEMPOLER. Presentation. Disusun Oleh: XII IPA 7 XII IPA 7 XII IPA 7 XII IPA 7 XII IPA 7 XII IPA 7

SENI RUPA KONTEMPOLER. Presentation. Disusun Oleh: XII IPA 7 XII IPA 7 XII IPA 7 XII IPA 7 XII IPA 7 XII IPA 7 SENI RUPA KONTEMPOLER Presentation Disusun Oleh: XII IPA 7 XII IPA 7 XII IPA 7 XII IPA 7 XII IPA 7 XII IPA 7 Start Seni Rupa Kontemporer Tujuan Pembelajaran Definisi Contoh Karya Ciri - Ciri Referensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Seni 1. Pengertian Seni Menurut Soedarso (1988: 16-17) bahwa kata seni berasal dari bahasa Sansekerta sani yang berarti pemujaan, palayanan, donasi, permintaan atau mata pencaharian

Lebih terperinci

ESTETIKA ABAD KE-20 SUSANNE K. LANGER. Oleh : Ritter Willy Putra Christina Abigail Daniz Puspita

ESTETIKA ABAD KE-20 SUSANNE K. LANGER. Oleh : Ritter Willy Putra Christina Abigail Daniz Puspita ESTETIKA ABAD KE-20 SUSANNE K. LANGER Oleh : Ritter Willy Putra 12120210157 Christina Abigail 12120210195 Daniz Puspita 12120210208 Fifiani Lugito 12120210231 Harryanto 12120210370 Fakultas Seni dan Desain,

Lebih terperinci

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI Disusun Oleh : Nama : Kelas : X Mipa 6 Pelajaran : Seni Budaya SMA TAHUN AJARAN 2016/2017 Seni Rupa Seni rupa adalah salah satu cabang seni yang membentuk sebuah karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

Pandangan Teori Perkembangan Psikoanalisis menurut Sigmund Freuds

Pandangan Teori Perkembangan Psikoanalisis menurut Sigmund Freuds Pandangan Teori Perkembangan Psikoanalisis menurut Sigmund Freuds Sigmund Freud mengemukakan bahwa kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (precon scious), dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konflik terjadi acap kali dimulai dari persoalan kejiwaan. Persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Konflik terjadi acap kali dimulai dari persoalan kejiwaan. Persoalan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konflik terjadi acap kali dimulai dari persoalan kejiwaan. Persoalan kejiwaan itu terjadi karena tidak terkendalinya emosi dan perasaan dalam diri. Tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah sebuah karya mini objek yang dicipta oleh seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah sebuah karya mini objek yang dicipta oleh seorang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah sebuah karya mini objek yang dicipta oleh seorang intelektual organik tertentu yang merupakan refleksi kehidupan yang dia alami selama hidupnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat terpenting yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Melalui bahasa, manusia akan dapat mengungkapkan segala pemikirannya. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Istilah surealisme memang masih asing terdengar di telinga masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Istilah surealisme memang masih asing terdengar di telinga masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Istilah surealisme memang masih asing terdengar di telinga masyarakat umum. Namun, lain halnya dengan mereka yang menyebut dirinya sebagai seniman. Tentunya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban manusia sesuai dengan lingkungan karena pada dasarnya, karya sastra itu merupakan unsur

Lebih terperinci

Prinsip. Oleh: S. Thya Safitri, MT

Prinsip. Oleh: S. Thya Safitri, MT Sejarah dan Prinsip Desain Grafis Oleh: S. Thya Safitri, MT Poin Kunci Desain Grafis Perubahan ide dan Orang yang melakukan desain Mempelajari Sejarah Desain Grafis relatif baru dilakukan, Namun dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah sistem yang menghubungkan suatu karya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah sistem yang menghubungkan suatu karya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah sistem yang menghubungkan suatu karya dengan pengarang sebagai penghasil imajinasi dan kreativitas sastra secara individual dan pembaca

Lebih terperinci

TUGAS TEORI ARSITEKTUR I ANALOGI DALAM BERARSITEKTUR

TUGAS TEORI ARSITEKTUR I ANALOGI DALAM BERARSITEKTUR TUGAS TEORI ARSITEKTUR I ANALOGI DALAM BERARSITEKTUR TRIANA PUJI RAHAYU I0213087 / Kelas B JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITAS SEBELAS MARET DISNEY CONCERT HALL BY FRANK GEHRY Sumber: discoverlosangeles.com

Lebih terperinci

Teori Kebudayaan Menurut E.K.M. Masinambow. Oleh. Muhammad Nida Fadlan 1

Teori Kebudayaan Menurut E.K.M. Masinambow. Oleh. Muhammad Nida Fadlan 1 Teori Kebudayaan Menurut E.K.M. Masinambow Oleh. Muhammad Nida Fadlan 1 Sebagai seorang akademisi yang sangat memperhatikan aspek-aspek pengajaran dan pengembangan kebudayaan, E.K.M. Masinambow merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Tuhan memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup kepemilikan manusia atas

Lebih terperinci

2015 PENCIPTAAN KARAKTER SUPERHERO SEBAGAI SUMBER GAGASAN BERKARYA SENI LUKIS

2015 PENCIPTAAN KARAKTER SUPERHERO SEBAGAI SUMBER GAGASAN BERKARYA SENI LUKIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Tokoh pahlawan atau superhero Indonesia sepertinya sudah lama sekali hilang di dunia perfilman dan media lainnya di tanah air. Tidak bisa dipungkiri, hal

Lebih terperinci

BEELAJAR MENCIPTAKAN RUANG MELALUI GAMBAR ANAK-ANAK Oleh: Taswadi. Abstrak

BEELAJAR MENCIPTAKAN RUANG MELALUI GAMBAR ANAK-ANAK Oleh: Taswadi. Abstrak BEELAJAR MENCIPTAKAN RUANG MELALUI GAMBAR ANAK-ANAK Oleh: Taswadi Abstrak Anak-anak memiliki dunianya sendiri yang berbeda dengan dunia orang dewasa. Usia anak-anak sering disebut dengan masa bermain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam ekspresi ungkapan pengalaman pribadi, pemikiran,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam ekspresi ungkapan pengalaman pribadi, pemikiran, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah kegiatan kreatif sebuah ciptaan karya bernilai seni mengenai kehidupan manusia dalam ekspresi ungkapan pengalaman pribadi, pemikiran, perasaan,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vii

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. PERUMUSAN MASALAH... 3 C. TUJUAN PENCIPTAAN...

Lebih terperinci

7.4 Avant Garde Avant Garde buka suatu aliran dalam seni lukis, melainkan gaya yang berkembang dalam dunia fashion serta bergerak ke desain grafis

7.4 Avant Garde Avant Garde buka suatu aliran dalam seni lukis, melainkan gaya yang berkembang dalam dunia fashion serta bergerak ke desain grafis 7.4 Avant Garde Avant Garde buka suatu aliran dalam seni lukis, melainkan gaya yang berkembang dalam dunia fashion serta bergerak ke desain grafis Avant Garde dalam bahasa Perancis berarti "garda terdepan"

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas. 68 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya, hal itu diawali dengan adanya dorongan perasaan untuk menciptakan sesuatu yang baru

Lebih terperinci

ANALITIK (1) Analitik:

ANALITIK (1) Analitik: ANALITIK (1) Analitik: Bahasa dalah alat yang paling penting dari seorang filosof serta perantara untuk menemukan ekspresi. Perhatian ini telah menyebabkan perkembangan semantik atau penyelidikan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di antaranya adalah Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater. Beberapa jenis

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN 50 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Perwujudan Karya Seni Kemajuan yang tengah dialami oleh kaum feminis (perempuan) merupakan suatu titik puncak kejenuhan atas ideologi patriarki, penulis sendiri

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator. Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn

DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator. Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2017 DESKRIPSI KARYA

Lebih terperinci

Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung

Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Manusia dalam Pandangan Carl G. Jung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Sadō merupakan salah satu kesenian yang masih menjadi tradisi dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika tradisional dalam menyajikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya suatu sejarah kebudayaan yang beragam. Keberagaman yang tercipta merupakan hasil dari adanya berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni lukis ini memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaan karyanya.

BAB I PENDAHULUAN. Seni lukis ini memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaan karyanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seni lukis merupakan bagian dari seni rupa yang objek penggambarannya bisa dilakukan pada media batu atau tembok, kertas, kanvas, dan kebanyakan pelukis memilih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1. Batasan Masalah Karya seni mempunyai pengertian sangat luas sehingga setiap individu dapat mengartikannya secara berbeda. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, karya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra (sansekerta/shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta sastra, yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar

Lebih terperinci

MEMAHAMI KONSEP KEINDAHAN

MEMAHAMI KONSEP KEINDAHAN MEMAHAMI KONSEP KEINDAHAN A. Pengertian Keindahan Keindahan adalah sifat-sifat yang merujuk pada sesuatu yang indah, dimana manusia mengekspresikan perasaan indah tersebut melalui berbagai hal yang mengandung

Lebih terperinci

10 Arsitektur Bangunan Aneh Seluruh Dunia

10 Arsitektur Bangunan Aneh Seluruh Dunia 10 Arsitektur Bangunan Aneh Seluruh Dunia Sejarah arsitektur diperkaya dengan desain yang luar biasa.catatan abadi Banyak telah ditetapkan oleh arsitektur.sebagian karya konstruksi masih menjadi alasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan mengolah benda-benda dan kekayaan alam lingkungan sekitar kita menjadi suatu benda yang mempunyai

Lebih terperinci

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain.

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain. TUHAN? Gagasan manusia tentang Tuhan memiliki sejarah, karena gagasan itu selalu mempunyai arti yang sedikit berbeda bagi setiap kelompok manusia yang menggunakannya di berbagai periode waktu. Gagasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku Konsumsi Semenjak Revolusi Industri kebutuhan energi untuk menjalankan mesin terus meningkat. Beberapa jenis energi, seperti energi yang dibutuhkan untuk membuat makanan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia hidup disertai dengan beragam masalah di dalamnya. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia hidup disertai dengan beragam masalah di dalamnya. Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia hidup disertai dengan beragam masalah di dalamnya. Masalah untuk memenuhi kebutuhan pribadi, keluarga, bahkan permasalahan sosial lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN 137 BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Konsep mimpi Sigmund Freud. Mimpi adalah produk psikis yang dianggap sebagai konflik antara daya-daya psikis. Dengan menganalisis mimpi maka dapat mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh

BAB I PENDAHULUAN. teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel merupakan salah satu jenis media dimana penyampaianya berupa teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh tertentu ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata Desain merupakan hal yang sangat lumrah dikalangan para graphic desainer. dalam bahasa Inggris desain diambil dari bahasa Latin (designare) yang artinya merencanakan

Lebih terperinci

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Mata Kuliah Persepsi Bentuk Modul ke: Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 11 Fakultas FDSK Nina Maftukha, S.Pd., M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id IDE Dalam dunia seni rupa umumnya dikenal ada dua struktur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wayang merupakan representasi kehidupan manusia yang memuat nilai, norma, etika, estetika, serta aturan-aturan dalam berbuat dan bertingkah laku yang baik. Wayang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suryohadiprojo (1982: ), rakyat Jepang pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suryohadiprojo (1982: ), rakyat Jepang pada dasarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah bangsa yang menyimpan keunikan pada hal kebudayaan. Kebudayaan Jepang dipengaruhi oleh karakteristik geografis negaranya serta mempunyai pengaruh

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan

Bab 2. Landasan Teori. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Penokohan Penokohan merupakan satu bagian penting dalam membangun sebuah cerita. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain, seorang aktor harus menampilkan atau. mempertunjukan tingkah laku yang bukan dirinya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain, seorang aktor harus menampilkan atau. mempertunjukan tingkah laku yang bukan dirinya sendiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membawakan peran atau akting dapat diartikan menampilkan atau mempertunjukan tingkah laku terutama diatas pentas. Berbuat seolaholah, berpura pura menjadi seseorang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seni budaya merupakan penjelmaan rasa seni yang sudah membudaya, yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh orang banyak dalam rentang perjalanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Musik adalah salah satu bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam elemen kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat menghipnotis, membawa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Riset Ide Kemunafikan merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan forming dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

MUSIK BAB I PENDAHULUAN

MUSIK BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Modernisme mendorong segala aspek kehidupan manusia diukur melalui angka-angka, rasionalitas, efektifitas. Pemikiran ini juga hadir dalam bidang arsitektur. Sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu karya yang lahir dari hasil perenungan pengarang terhadap realitas yang ada di masyarakat. Karya sastra dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kearifan. Tradisi Mesatua di Bali lambat laun semakin tergerus dengan roda

BAB I PENDAHULUAN. kearifan. Tradisi Mesatua di Bali lambat laun semakin tergerus dengan roda BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang kaya dengan adat dan istiadat, budaya serta suku memiliki berbagai macam tradisi. Salah satunya adalah Mesatua Bali (Mendongeng), sebagai

Lebih terperinci

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Peran bahasa asing sangatlah penting dalam menunjang eksistensi para insan pendidikan di era globalisasi ini. Tidak bisa dipungkiri, agar menjadi pribadi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang membelajarkan siswa untuk berkomunikasi dengan baik dan benar. Komunikasi ini dapat dilakukan dengan baik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu hasil karya seni yang sekaligus menjadi bagian dari kebudayaan. Sebagai salah satu hasil kesenian, karya sastra mengandung

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI KELAS I KOMPETENSI INTI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan hal-hal di luar karya sastra. Faktor sejarah dan lingkungan ikut

BAB I PENDAHULUAN. dengan hal-hal di luar karya sastra. Faktor sejarah dan lingkungan ikut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan karya imajinatif yang mempunyai hubungan erat dengan hal-hal di luar karya sastra. Faktor sejarah dan lingkungan ikut membentuk karya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan lembaga untuk peserta didik. Kurikulum pendidikan sudah beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana ia memperoleh pendidikan, perlakuan, dan. kepengasuhan pada awal-awal tahun kehidupannya (Santoso, 2002)

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana ia memperoleh pendidikan, perlakuan, dan. kepengasuhan pada awal-awal tahun kehidupannya (Santoso, 2002) BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak pendidikan mempunyai peran yang sangat penting bagi perwujudan diri individu, terutama bagi

Lebih terperinci

BAB V IDEOLOGI ARMADA RACUN

BAB V IDEOLOGI ARMADA RACUN BAB V IDEOLOGI ARMADA RACUN 5.1. Ideologi Armada Racun Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan grup band Armada Racun pada tanggal 1 Februari 2012 di Jogjakarta, penulis menemukan suatu ideologi yang

Lebih terperinci

MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 1 MEI 2011

MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 1 MEI 2011 ADAPTASI SENI FAUVISME PADA PERANCANGAN ARSITEKTUR Disusun oleh : Dian Arista Lubis 1), Alvin J. Tinangon 2) 1) 2) Mahasiswa Pro Arsitektur Unsrat Staf Pengajar Pro Arsitektur Unsrat ABSTRAK Karya tulis

Lebih terperinci

EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme:

EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme: EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme: Filsafat eksistensialisme merupakan pemberontakan terhadap beberapa sifat dari filsafat tradisional dan masyarakat modern. Eksistensialisme suatu protes terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan suatu keadaan yang mendorong atau merangsang seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

Bayanaka Canggu. tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1

Bayanaka Canggu. tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1 Bayanaka Canggu tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1 Sebuah harmoni dalam karya arsitektur tercipta ketika seluruh unsur dalam bangunan termasuk konsep arsitektur,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan. September 2011 merupakan awal mula dimana saya mendalami seni rupa

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan. September 2011 merupakan awal mula dimana saya mendalami seni rupa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan September 2011 merupakan awal mula dimana saya mendalami seni rupa di Program Pascasarjana ISI Yogyakarta. Di kampus inilah saya banyak bertemu dengan seniman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsawan serta orang kaya di Eropa pada masa itu (Haviland, 1988:228).

BAB I PENDAHULUAN. bangsawan serta orang kaya di Eropa pada masa itu (Haviland, 1988:228). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Istilah folklor pertama kali dikenal pada abad ke-19 di dalam kebudayaan masyarakat Eropa. Istilah ini digunakan untuk menggolongkan dongeng, legenda, mitos dan kebiasaan-kebiasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa kecil seniman hingga kehidupan pribadi kerap menjadi inspirasi dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa kecil seniman hingga kehidupan pribadi kerap menjadi inspirasi dalam proses BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Masa kecil seniman hingga kehidupan pribadi kerap menjadi inspirasi dalam proses penciptaan sebuah karya seni. Dan ini dialami oleh beberapa seniman dunia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL THE DEVIL S WHISPER DAN KONSEP PSIKOANALISA SIGMUND FREUD

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL THE DEVIL S WHISPER DAN KONSEP PSIKOANALISA SIGMUND FREUD BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL THE DEVIL S WHISPER DAN KONSEP PSIKOANALISA SIGMUND FREUD 2.1 Definisi Novel Sebutan novel berasal dari bahasa Itali, yaitu novella yang berarti sebuah barang baru yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Moral, kebudayaan, kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki ruang lingkup yang luas di kehidupan masyarakat, sebab sastra lahir dari kebudayaan masyarakat. Aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai seni kreatif

Lebih terperinci

LANGUAGE IS POWERFUL 1. Pendahuluan

LANGUAGE IS POWERFUL 1. Pendahuluan LANGUAGE IS POWERFUL 1. Pendahuluan Manusia yang nalurinya selalu hidup bersama menyebabkan perlunya berkomunikasi sesamanya. Alat komunikasi ini adalah bahasa. Dengan mempergunakan bahasa seseorang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Empati 2.1.1 Definisi Empati Empati merupakan suatu proses memahami perasaan orang lain dan ikut merasakan apa yang orang lain alami. Empati tidak hanya sebatas memasuki dan

Lebih terperinci

TENTANG MITOS. Oleh Nurcholish Madjid. The Compact Edition of the Oxford English Dictionary (Oxford University Press, 1971), s.v. Myth dan Mythos.

TENTANG MITOS. Oleh Nurcholish Madjid. The Compact Edition of the Oxford English Dictionary (Oxford University Press, 1971), s.v. Myth dan Mythos. c Demokrasi Lewat Bacaan d TENTANG MITOS Oleh Nurcholish Madjid Dalam percakapan sehari-hari, mitos mengandung makna kepalsuan. Penyebutan tentang sesuatu sebagai mitos akan mengisyaratkan perendahan nilainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tema yang diangkat ini sebenarnya terinspirasi dari buku karangan Lewwis

BAB I PENDAHULUAN. Tema yang diangkat ini sebenarnya terinspirasi dari buku karangan Lewwis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tema yang diangkat ini sebenarnya terinspirasi dari buku karangan Lewwis Carol: Alice in wonderland. Buku ini memiliki kesan yang mendalam dalam memori saya, sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka. analisis psikologi sastra yang sudah didokumentasikan sehingga memberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka. analisis psikologi sastra yang sudah didokumentasikan sehingga memberikan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Penelitian ini memaparkan penelitian dan analisis terdahulu tentang analisis psikologi sastra yang sudah didokumentasikan sehingga memberikan

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Sebuah karya seni dapat terlihat dari dorongan perasaan pribadi pelukis. Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya. Hal itu di awali

Lebih terperinci

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN Pada umumnya manusia dilahirkan seorang diri. Namun demikian, mengapa manusia harus hidup bermasyarakat. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Bayi misalnya,

Lebih terperinci