Repositori Pengetahuan Berbasis Ontologi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Repositori Pengetahuan Berbasis Ontologi"

Transkripsi

1 Repositori Pengetahuan Berbasis Ontologi Dengan Menggunakan Framework Spring Java Kamal Mahmudi 1, Inggriani Liem 2 KK Rekayasa Perangkat Lunak dan Data, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Labtek V, lantai 2, Jl. Ganesha 10 Bandung @std.stei.itb.ac.id, 2 inge@informatika.org Abstract Sudah banyak framework yang tersedia untuk membangun aplikasi web yang berbasis data, dengan teknik pembangkitan aplikasi secara otomatis, didasari oleh MVC. Salah satunya adalah Spring di lingkungan Java, yang bersifat open source. Pada penelitian ini, kami melakukan pemetaan konsep pengetahuan dalam bentuk ontologi, untuk direpresentasi sebagai basis data dilengkapi dengan kode program, kemudian mengusulkan sebuah metode kerja untuk pembangunan aplikasi repositori pengetahuan (knowledge repository) dengan menggunakan platform Spring. Untuk itu, diperlukan sejumlah utilitas dan kakas yang mentransformasi ontologi menjadi basis data agar pembangkitan dapat dilakukan secara otomatis sehingga jika ontologi berubah, aplikasi tidak perlu ditulis ulang. Sebagai kasus uji, kami membangun secara otomatis sebuah aplikasi repositori dengan memanfaatkan ontologi yang sudah ada dengan memanfaatkan metode kerja dan kakas yang dibangun. Keywords ontology, MVC, knowledge repository, application generation, spring framework I. PENDAHULUAN Platform dan framework untuk membangkitkan aplikasi berarsitektur MVC (Model, View, Controller) yang didasari dari suatu data model telah banyak tersedia, beberapa di antaranya bahkan merupakan aplikasi open source. Contohnya adalah CodeIgniter menggunakan PHP, Spring menggunakan bahasa Java, dan Ruby on Rails menggunakan bahasa Ruby. Dilatar-belakangi oleh kebutuhan akan pengembangan suatu repositori pengetahuan berbasis ontologi, kami mengkaji bagaimana jika platform yang semula berbasis data akan dipakai untuk mengembangkan aplikasi yang berbasis ontologi. Banyak ontologi sudah tersedia, misalnya dari pustaka ontologi milik Universitas Standford: Sharable Ontology Library [1] atau dengan memanfaatkan mesin pencari Swoogle: Semantic Web Search [2]. Ontologi yang didefinisikan sebagai sepesifikasi eksplisit dari konseptualisasi [3] dapat digunakan untuk merepresentasikan pengetahuan dari sebuah domain permasalahan. Ontologi yang sudah tersedia tersebut diharapkan dapat menjadi basis dalam pengembangan repository pengetahuan. Sebanyak mungkin, komponen dari repository pengetahuan tersebut dibangkitkan secara otomatis. Arsitektur knowledge repository yang akan dibangkitkan secara otomatis dikembangkan berdasarkan arsitektur empat lapis yang diajukan oleh Liem [4]. Dengan pendekatan tersebut, pembangkitan komponen kemudian dipecah menjadi beberapa tahapan penting: transformasi ontologi menjadi basis data, pembangkitan source code berdasarkan suatu template, serta perancangan dan pembuatan template agar source code yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan dari repositori pengetahuan. Persoalan yang ingin dijawab dalam penelitian ini, adalah bagaimana memanfaatkan sebuah platform yang berbasis data menjadi mampu untuk menangani ontologi, dan jika ontologi berubah, maka aplikasi yang sudah ada tidak perlu ditulis ulang. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bagian dari solusi penelitian yang dilakukan oleh Semiawan dkk [5] khususnya pada bagian pengembangan repositori penelitian dengan memanfaatkan ontologi penelitian. Makalah ini terdiri dari beberapa bagian. Bagian II diisi dengan literatur dan penelitian yang terkait. Pada bagian III, dipaparkan mengenai metode dan alur kerja yang diterapkan untuk membangun aplikasi berbasis ontologi menggunakan Spring. Pada bagian IV, dituliskan mengenai kakas yang dibangun, diikuti dengan studi kasus. Makalah ini diakhiri dengan kesimpulan dan saran. II. STUDI LITERATUR A. Ontologi Ontologi dapat didefinisikan sebagai sepesifikasi eksplisit dari konseptualisasi [3]. Ontologi dari sebuah program bisa digambarkan sebagai pendefinisian semua representasi yang ada pada program tersebut. Ontologi tidak mempunyai bentuk baku secara internasional. Ontologi mempunyai banyak variasi bentuk dan struktur tergantung pada bahasa yang digunakan yang mempunyai aturan yang berbeda-beda. Secara umum, komponen ontologi adalah [6]: a. Konsep (concept), pemahaman yang luas, juga dikenal sebagai classes, object dan categories. b. Relasi (relation), representasi sebuah tipe dari interaksi antara kelas/konsep dari sebuah ontologi. c. Fungsi (functions), salah satu jenis relasi yang dipetakan tepat satu nilai. d. Aksioma (axioms), untuk menyatakan batasan-batasan (constraint) dari suatu komponen dalam ontologi X/

2 e. Intans (Instances), untuk merepresentasikan elemen dari kelas/konsep. Komponen-komponen tersebut dapat dikode dalam bahasa ontologi berbasis XML seperti DARPA Agent Markup Language + Ontology Interchange Language (DAML+OIL), Resource Description Framework (RDF), dan Web Ontology Language (OWL). B. Sistem Berbasis Pengetahuan Sistem berbasis pengetahuan (knowledge based system, KBS) adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan dan menghasilkan pengetahuan dari data, informasi, dan pengetahuan [7]. Sistem ini dapat memahami informasi dan mengambil keputusan berdasarkan informasi atau pengetahuan yang disimpannya. KBS secara sistematis menangkap, mengelola dan mengelompokkan pengetahuan, dan terdiri dari basis pengetahuan dan mesin inferensi. KBS dapat diperbarui secara manual atau secara otomatis. Pada kondisi ideal, kerangka dasar KBS tidak perlu sering diperbarui dan dilengkapi dengan antarmuka pengguna yang memiliki fasilitas pengolahan bahasa natural untuk mengolah query pengguna [7]. Dalam penelitian ini, komponen basis pengetahuan dari KBS disebut sebagai repositori pengetahuan. Fokus dari penelitian adalah membuat kakas, yang dapat mempermudah menelusuri dan melakukan pencarian data berdasarkan kriteria tertentu. Pengetahuan yang dikembangkan direpresentasi dalam bentuk ontologi, dan proses akuisisi dilakukan oleh modul lain di luar cakupan penelitian ini. C. Spring Framework Spring Framework adalah sebuah platform Java yang menyediakan dukungan infrastruktur yang komprehensif untuk pengembangan aplikasi Java [8]. Spring menangani infrastruktur dan pengembang aplikasi dapat memusatkan perhatian pada pengembangan aplikasi. Dengan beberapa ekstensi, Spring Framework dapat dikombinasikan untuk membangun aplikasi berbasis web di atas platform Java EE. Spring Framework terdiri dari beberapa fitur yang terorganisir menjadi 20 modul. Masing-masing modul tersebut dikelompokkan lagi menjadi Core Container, Data Access/Integration, Web, AOP (Aspect Oriented Programming), Instrumentation, Messaging, dan Test sebagaimana terlihat pada Gambar 1. Spring Framework dapat diperkaya dengan mengembangkan ekstensi atau pustaka yang mengandung komponen yang siap dipasang dan digunakan ulang. Selain dapat mengembangkan ekstensi sendiri, pengembang dapat menggunakan ekstensi open source yang telah tersedia seperti Spring Roo yang juga dikembangkan oleh pengembang Spring Framework (Pivotal Software) atau ekstensi lain yang dapat ditemukan pada Apache Maven Repository. Untuk meningkatkan produktivitas dalam mengembangkan aplikasi berbasis Spring Framework secara cepat, Spring Roo dapat digunakan [9]. Aplikasi yang dihasilkan oleh Spring Roo menggunakan teknologi Java yang umum digunakan seperti Spring (tidak terbatas pada Spring Framework, tetapi juga Spring Security dan Spring Web Flow), Java Persistence API (JPA), Java Server Pages, Apache Maven, dan AspectJ. Spring Roo menghasilkan kode berdasarkan perintah yang diberikan pengguna melalui terminal Roo. Selain menyediakan infrastruktur aplikasi dalam bentuk Spring Framework, Spring Roo dapat menghasilkan kelas kontroler dan model berdasarkan rancangan kelas diagram yang disiapkan dalam notasi Spring Roo. Spring Roo menerapkan paradigma perancangan perangkat lunak Convention over Configuration yang menyebabkan setiap kelas dari kelas diagram akan diasosiasikan dengan sebuah kelas kontroler, sebuah kelas model, dan sebuah tabel pada basis data. Spring Roo dapat melakukan reverse engineering terhadap basis data relasional yang sudah ada sehingga dihasilkan aplikasi dalam Spring Framework. Namun, pemanfaatan model dalam kelas diagram hanya terbatas untuk membangkitkan kode dan skema basis data. Spring Roo tidak dapat melakukan populasi data. III. METODE DAN ALUR KERJA A. Alur Kerja Ada dua cara yang dapat digunakan untuk memanfaatkan ontologi pada repositori pengetahuan yang menggunakan Spring. Cara pertama adalah dengan melakukan transformasi pengetahuan dalam representasi ontologi menjadi representasi basis data dan data. Dengan melakukan transformasi model pengetahuan dalam representasi ontologi menjadi model dalam representasi basis data, Spring Roo dapat dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur aplikasi dan membangkitkan kode yang diperlukan untuk pengembangan aplikasi repositori pengetahuan. Gambar 1. Komponen Spring Framework [8] Cara kedua adalah dengan memanfaatkan API sehingga ontologi dapat langsung digunakan oleh repositori pengetahuan seperti OWL API dan Jena. Kremen [10] mengembangkan Java OWL Persistance API (JOPA), sehingga ontologi tidak hanya dapat dibaca oleh aplikasi Java, tetapi juga dapat ditulis oleh aplikasi. Meskipun JOPA dikembangkan dengan mengacu JPA 128

3 (JPA termasuk salah satu teknologi yang digunakan Spring Roo), JOPA tidak dapat digunakan dengan Spring Roo. Hal ini berarti fitur yang dimiliki Spring Roo untuk membangkitkan kode aplikasi tidak dapat dimanfaatkan. Dalam mengembangkan repositori pengetahuan yang menggunakan ontologi sebagai basis pengetahuan diperlukan penulisan kode yang apabila ontologi tersebut mengalami perubahan, kode harus kembali disesuaikan dengan model pengetahuan pada ontologi. Cara pertama dipilih dalam penelitian ini, karena dapat membangkitkan kode aplikasi secara otomatis. Selain itu, dengan cara ini, perubahan pada ontologi tidak menyebabkan penulisan ulang kode program, karena perubahan kode disesuaikan secara otomatis. B. Pemetaan Ontologi ke Basis Data Relasional Pemetaan ontologi ke basis data relasional dan sebaliknya sudah banyak dilakukan, dengan tujuan untuk mempertahankan metadata dan data yang sudah ada. Penelitian ini mencoba menggabungkan pemetaan yang diusulkan oleh Vysnauskas [11] dan karakteristik Spring Framework. Pemetaan komponen ontologi yang diusulkan dapat dilihat pada pada Tabel I. Pemetaan ontologi tidak menjadikan semua kelas sebagai tabel, tetapi juga dapat menjadikan beberapa subclass sebagai baris data dari tabel kelas induknya. Alasan dimungkinkannya hal ini adalah karena subclass tersebut tidak memiliki perbedaan tipe atribut (object atau data properties) dengan kelas induk dan subclass dapat dianggap sebagai instance dari kelas induk. Sebagai contoh, pada ontologi pizza [12], kelas Margherita adalah subclass dari kelas Pizza, dengan konsep pemetaan yang diusulkan, kelas Margherita akan dianggap sebagai baris data dari tabel pizza. TABEL I. PEMETAAN KOMPONEN ONTOLOGI KE BASIS DATA RELASIONAL No Ontologi Basis Data Relasional 1 Class Tabel 2 Subclass Tabel, baris data 3 Object properties Relasi tabel 4 Data type properties Kolom tabel 5 Constraint Cardinalitas, tipe data 6 Individual Baris data Selain itu, pada penelitian ini, tidak semua aksioma dapat ditransformasikan. Cardinalitas pada relasi kelas dan tipe data pada data type properties adalah bentuk aksioma yang dapat ditransformasikan. IV. SISTEM REPOSITORI PENNGETAHUAN DAN KAKAS PENDUKUNG A. Arsitektur Repositori Pengetahuan Sistem repositori pengetahuan pada penelitian ini dibangun berdasarkan arsitektur pada Gambar 2. Sistem ini menggunakan ontologi dan berkas konfigurasi sebagai input dan menghasilkan repositori pengetahuan yang menggunakan basis data relasional sebagai output. Kakas Owl2Roo berjalan di platform Java, dan SpringKR dan RooKR berjalan di atas SpringRoo Gambar 2. Arsitektur Sistem Repositori Pengetahuan B. Kakas Pendukung Untuk mendukung (pengembangan, perubahan) sistem repositori yang dijelaskan pada bagian IV.A di atas, telah dibangun kakas pendukung pengembangan repositori pengetahuan berbasis ontologi, yang disajikan pada Tabel II. Kakas yang dibangun berupa aplikasi utilitas (OWL2Roo) dan pustaka tambahan untuk aplikasi utilitas lain (SpringKR sebagai pustaka tambahan Spring, dan RooKR sebagai pustaka tambahan Spring Roo). 1) OWL2Roo OWL2Roo adalah aplikasi yang melakukan transformasi komponen ontologi menjadi model data yang dapat dipahami oleh Spring Roo. OWL2Roo dikembangkan dengan basis algoritma yang diusulkan Vysnauskas [11] dan mengembangkan algoritma tersebut sehingga sesuai dengan karakteristik Spring Framework. OWL2Roo memanfaatkan OWL API untuk dapat menelusuri ontologi. TABEL II. KAKAS YANG DIKEMBANGKAN No Nama Kakas Deskripsi Fungsional 1 OWL2Roo Konverter ontologi dalam representasi OWL menjadi script Roo yang akan digunakan Spring Roo 2 SpringKR Ekstensi Spring Framework agar aplikasi Spring dapat memiliki fungsional repositori pengetahuan 3 RooKR Add-on untuk Spring Roo sehingga SpringKR otomatis ditambahkan ke kode aplikasi yang dibangkitkan oleh Spring Roo Seperti dijelaskan pada II. C, Spring Roo hanya mendukung skema model data. Oleh karena itu tidak semua individual dan subclass pada ontologi dapat ditransformasikan menjadi baris data pada basis data relasional dalam notasi Spring Roo. Untuk menangani hal tersebut, OWL2Roo mentransformasikan individual dan subclass tersebut menjadi pernyataan SQL yang 129

4 dapat dieksekusi pada basis data relasional yang dibentuk dari ontologi. OWL2Roo menggunakan berkas konfigurasi yang selain digunakan untuk mendefinisikan aplikasi dan koneksi basis data, juga digunakan untuk membantu pemetaan ontologi ke basis data relasional. Berkas konfigurasi OWL2Roo terdiri dari beberapa elemen: akses basis data, penamaan Java Package aplikasi, dan pemetaan ontologi ke basis data relasional. Pemetaan ontologi ke basis data relasional secara umum terdiri dari dua bagian utama, yaitu pengabaian data (classignored, objectpropertiesignored) dan pemetaan kelas menjadi data tabel atau enumerasi (classasdata, classasenum). Penjelasan dari elemen konfigurasi pemetaan ontologi dapat dilihat pada Tabel III. V. STUDI KASUS Setelah memilih cara kerja dan membangun kakas yang diperlukan, dilakukan uji coba dengan membangun repositori pengetahuan berbasis ontologi. Ontologi yang digunakan dalam studi kasus ini adalah ontologi pizza milik Universitas Stanford [12]. TABEL III. KONFIGURASI OWL2ROO UNTUK PEMETAAN ONTOLOGI KE BASIS DATA RELASIONAL No Nama Elemen Konfigurasi 1 classignored 2 classasdata 3 classasenum 4 objectpropertiesi gnored Deskripsi Isi Berisi daftar kelas yang akan diabaikan pada saat transformasi ontologi menjadi model data Spring Roo. Berlaku untuk subclass dari kelas yang disebutkan. Berisi daftar kelas yang akan dianggap sebagai baris data dari tabel kelas induknya pada saat transformasi ontologi menjadi model data Spring Roo. Berlaku untuk subclass dari kelas yang disebutkan. Berisi daftar kelas yang akan dianggap enumerasi (konstanta) pada saat transformasi ontologi menjadi model data Spring Roo. Spring Roo memberlakukan enumerasi sebagai enum sehingga tidak muncul pada basis data. Relasi terhadap kelas ini akan disimbolkan sebagai integer berdasarkan urutan enumerasi (dimulai dari 0). Berisi daftar relasi antar kelas yang akan diabaikan pada saat transformasi ontologi menjadi model data Spring Roo. 2) SpringKR SpringKR adalah ekstensi dari Spring Framework agar aplikasi yang berjalan di atas Spring Framework dapat berfungsi sebagai repositori pengetahuan. Ekstensi ini berupa Java package yang memiliki beberapa kelas inti dalam bentuk kelas kontroler dan kelas model yang dapat diturunkan ke kelas kontroler dan kelas model yang ada pada aplikasi. Template yang tersedia pada Spring Roo dapat dimodifikasi sehingga kelas kontroler yang dibangkitkan oleh Spring Roo langsung menjadi turunan kelas kontroler inti dari SpringKR. Hal yang sama juga dapat dilakukan untuk template model yang dimiliki Spring Roo. 3) RooKR RooKR adalah add-on untuk Spring Roo sehingga SpringKR secara otomatis ditambahkan ke kode aplikasi yang dibangkitkan oleh Spring Roo. RooKR juga mendaftarkan template code kelas kontroler dan model sehingga kelas kontroler dan model yang dibangkitkan adalah turunan dari kelas kontroler inti dan kelas model inti dari SpringKR. Gambar 3. Contoh Isi Berkas Konfigurasi Ontologi pizza menjadi input dari kakas OWL2Roo bersama berkas konfigurasi. Nilai konfigurasi untuk pemetaan (dari Tabel III) dapat dilihat pada Gambar 3. Kelas DomainConcept dan ValuePartition diabaikan karena terlalu umum untuk domain permasalahan pizza, sementara kelas Food dan IceCream diabaikan karena tidak berhubungan. Kelas Pizza, PizzaBase, dan PizzaTopping dianggap baris data karena subclass dari kelas tersebut dapat dianggap sebagai instance dari kelas induknya. Spiciness dapat dianggap sebagai enumerasi karena kelas tersebut memiliki individual yang konstan. Object properties hasingredient dan isingredientof diabaikan karena berelasi dengan kelas Food yang termasuk pada daftar kelas yang diabaikan, sementara isbaseof adalah inverse dari hasbase dan istoppingof adalah inverse dari hastopping dapat diabaikan karena akan memiliki hasil pemetaan yang sama dengan inverse-nya. Setelah menerima berkas ontologi dan konfigurasi tersebut, OWL2Roo dapat dijalankan dan menghasilkan dua berkas yaitu pizza.roo dan pizza.sql. Berkas pizza.roo berisi pemodelan data dalam notasi yang dimengerti oleh Spring Roo, sementara pizza.sql berisi pernyataan SQL yang dapat diimpor kemudian ke basis data relasional di awal aplikasi repositori pengetahuan berjalan. Gambar 4. Skema basis data relasional pizza 130

5 Gambar 5. Antarmuka Repositori Pengetahuan tentang pizza Pada saat aplikasi pertama kali dijalankan, basis data akan dibuat berdasarkan model data yang ada pada pizza.roo. Skema basis data yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 4. Basis data tersebut masih belum memiliki baris data sehingga pizza.sql perlu diimpor ke basis data tersebut. Aplikasi memiliki antarmuka pengguna yang dapat dijalankan untuk mengelola data (Gambar 5). Selain itu, pada antarmuka ini, pengguna dapat menggunakan aplikasi untuk menelusuri, mengurutkan dan melakukan pencarian data berdasarkan query tertentu. Gambar 7. Hasil query repositori pengetahuan pizza Query pada Gambar 7 menelusuri anggota kelas SpicyPizza jika dilakukan pada ontologi pizza (melalui antarmuka protégé) ditunjukkan pada Gambar 8. Hal ini membuktikan bahwa konversi representasi pengetahuan dalam bentuk owl menjadi basis data sudah berfungsi dengan baik. Gambar 8. SpicyPizza pada ontologi pizza Gambar 6. Representasi Pengetahuan pizza yang disediakan Repostori Sebagai repositori pengetahuan, data yang tersimpan dalam repositori dapat ditelusuri oleh pengguna atau sistem lain dalam format XML dan JSON (Gambar 6). Sama seperti antarmuka pengguna, Pengguna dan sistem lain juga dapat melakukan pencarian data terhadap repositori berdasarkan query tertentu. Gambar 7 adalah hasil penelusuran repositori berdasarkan query Spiciness=Hot. Dengan memakai kakas dan rangkaian kerja yang sudah dijelaskan, perubahan ontologi yang dilakukan oleh perancang ontologi, tidak membutuhkan pemrograman ulangi. Proses pembangkitan komponen repositori pengetahuan harus diulang dari tahapan awal dengan menggunakan ontologi baru sebagai masukan. VI. KESIMPULAN Pada penelitian ini, telah dilakukan pemetaan elemen ontologi menjadi basis data relasional, dan pemanfaatannya untuk membangkitkan aplikasi secara otomatis dengan menggunakan Spring Framework. Query terhadap basis pengetahuan dengan SPARQL tetap dapat dilakukan pada repositori pengetahuan berbasis data relasional selama query tersebut dapat dimodelkan sebagai NamedQuery berbasis SQL. 131

6 Kontribusi dari penelitian ini adalah akan memudahkan pembangunan suatu repositori pengetahuan dengan menggunakan platform MVC yang sudah ada dan open source. Dengan menggunakan metode dan langkah kerja yang kami usulkan, aplikasi dapat dibangkitkan secara otomatis. Perubahan definisi ontologi tidak menyebabkan perlunya perubahan pada kode aplikasi. Apabila ada perubahan definisi ontologi yang tidak disertai perubahan individual atau properties pada individual tersebut, ketika sudah terjadi perubahan data di aplikasi repositori pengetahuan, dapat ditangani dengan mengekspor data sebagai script SQL yang kemudian digunakan untuk diimpor pada saat aplikasi yang baru, pertama kali dijalankan. Script SQL yang dihasilkan saat transformasi ontologi, dapat diabaikan. Karena ontologi dan repositori pengetahuan adalah dua sistem yang terpisah, perubahan dapat terjadi pada kedua sistem. Keterbatasan dari penelitian ini adalah bahwa sistem belum mampu menangani konsistensi perubahan ontologi dan perubahan repositori pengetahuan. Jika dilakukan perubahan individual dan nilai properties dari individual pada ontologi dan juga data pada dari repositori pengetahuan, sistem belum dilengkapi dengan mekanisme checking dan konsolidasi. Pada kasus ini diperlukan perbandingan perubahan di kedua sisi, dan penanganan konflik data apabila di kedua sisi sebuah individual yang sama mengalami perubahan yang berbeda. UCAPAN TERIMA KASIH Riset ini merupakan bagian dari riset Stranas Framework Penelitian Nasional Berbasis Ontologi, yang didanai dengan skema Stranas, Direktorat Pendidikan Tinggi, tahun REFERENSI [1] Stanford University, Sharable Ontologies Library, diakses 6 Oktober 2015, [2] University of Maryland Baltimore County, Swoogle, diakses 6 Oktober 2015, [3] T. R. Gruber, Towards Principles for the Design of Ontologies Used for Knowledge Sharing, International Journal of Human-Computer Studies, 43, pp , [4] I. Liem, T. Semiawan, dan A. Chandra, A Sofware System Family: Learning from Simple Data Processing to Knowledge Management System of Reasearch, diterima di ICITEE2015, Chiang Mai, Oktober [5] T. Semiawan, I. Liem, A. C. Nugraha, Suprihanto, Framework Penelitian Nasional Berbasis Ontologi, Penelitian Strategis Nasional, Tahun ke-2, [6] J. Bormejo, A Simplified Guide to Create an Ontology, unpublished. [7] R. Akerkar dan P. Sajja, Knowledge-Based System, Jones & Bartlett Learning, [8] Pivotal Software, Spring Framework Reference Documentation, RELEASE. [9] Pivotal Software, Spring Roo Reference Documentation, RELEASE. [10] P. Kremen, Building Ontology-Based Information System, Doctoral Thesis Faculty of Electrical Engineering Department of Cybernetics, Czech Technical University, [11] E. Vysnauskas dan L. Nemuraite, Transforming Ontology Representation from OWL to Relational Database, Information Technology and Control, Vol. 35, No. 3 A, pp , [12] Stanford University, Pizza Ontology, diakses 6 Oktober 2015, 132

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan digital merupakan aplikasi praktis yang mengelola koleksi berbagai macam dokumen dalam bentuk digital dan dapat diakses melalui komputer. Melalui aplikasi

Lebih terperinci

Perancangan Model Ontologi Pada Sistem Informasi Manajemen Skripsi

Perancangan Model Ontologi Pada Sistem Informasi Manajemen Skripsi Perancangan Model Ontologi Pada Sistem Informasi Manajemen Skripsi Fajar Saptono, Idria Maita Jurusan Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Sistem Tanya Jawab, Semantic Web, Ontology, domain terbatas. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Sistem Tanya Jawab, Semantic Web, Ontology, domain terbatas. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Informasi telah menjadi bagian yang sangat penting didalam pertumbuhan masyarakat modern. Dengan meningkatnya kebutuhan informasi ini, maka banyak orang memerlukan mesin pencari informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi bagian pendahuluan yang mencakup latar belakang, rumusan dan batasan masalah, tujuan, metodologi pengerjaan, serta sistematika pembahasan dari Tugas Akhir ini. 1.1 LATAR

Lebih terperinci

CASE TOOL UNTUK PEMODELAN SEMANTIK DATA DALAM WEB ONTOLOGY LAGUANGE (OWL)

CASE TOOL UNTUK PEMODELAN SEMANTIK DATA DALAM WEB ONTOLOGY LAGUANGE (OWL) CASE TOOL UNTUK PEMODELAN SEMANTIK DATA DALAM WEB ONTOLOGY LAGUANGE (OWL) Catur Bawa 1), Daniel Siahaan 2) Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

Universitas Gadjah Mada, Jalan Grafika No. 2 Yogyakarta 1), 2),

Universitas Gadjah Mada, Jalan Grafika No. 2 Yogyakarta 1), 2), Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Peningkatan Nilai Recall dan Precision pada Penelusuran Informasi Pustaka Berbasis Semantik (Studi Kasus : Sistem Informasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN LibraryUMS-CMS MENGGUNAKAN CODEIGNITER

PERANCANGAN LibraryUMS-CMS MENGGUNAKAN CODEIGNITER PERANCANGAN LibraryUMS-CMS MENGGUNAKAN CODEIGNITER TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

3.1 APLIKASI YANG DITANGANI OLEH CODE GENERATOR

3.1 APLIKASI YANG DITANGANI OLEH CODE GENERATOR BAB III ANALISIS Bab ini berisi analisis mengenai aplikasi web target code generator, analisis penggunaan framework CodeIgniter dan analisis perangkat lunak code generator. 3.1 APLIKASI YANG DITANGANI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat pada masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat pada masa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat pada masa sekarang ini, salah satunya alat pengolah data informasi yaitu komputer. Dan saat ini pula hampir di semua

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI III.1. Sistem Informasi Sistem presensi menggunakan QRCode dan ijin berbasis web dan mobile merupakan sistem informasi yang digunakan untuk menyelesaika masalah presensi dan ijin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006) Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media pembelajaran itu adalah e-learning. E-learning merupakan suatu teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. media pembelajaran itu adalah e-learning. E-learning merupakan suatu teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan teknologi informasi di bidang pendidikan, dapat dilihat dari banyaknya media-media pembelajaran yang digunakan di masyarakat. Salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang tugas akhir mahasiswa, permasalahan, serta tujuan pembuatan tugas akhir. Selain itu akan dibahas pula mengenai ruang lingkup tugas akhir, metodologi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan mengenai dasar teori yang digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam membuat sistem. 3.1 Pariwisata Menurut UU No 10 Tentang Kepariwisataan tahun 2009 pasal 1

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan aplikasi web yang semakin pesat seiring dengan kemajuan teknologi internet juga sangat meningkatkan kemudahan serta kecepatan pengiriman data,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL ONTOLOGY UNTUK PENCARIAN INFORMASI BERITA BERBASIS SEMANTIK TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI MODEL ONTOLOGY UNTUK PENCARIAN INFORMASI BERITA BERBASIS SEMANTIK TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI MODEL ONTOLOGY UNTUK PENCARIAN INFORMASI BERITA BERBASIS SEMANTIK TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1 Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses penyimpanan makna dan kandungan dari suatu domain pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Proses penyimpanan makna dan kandungan dari suatu domain pengetahuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses penyimpanan makna dan kandungan dari suatu domain pengetahuan dengan menggunakan basis data relasional atau dalam bentuk dokumen terstruktur memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unit Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Unit Dinas Pendidikan dan Kebudayaan adalah lembaga yang melaksanakan kebijakan Pemerintah Kabupaten / Kota dalam bidang pendidikan dan merupakan

Lebih terperinci

INTEGRASI DATA PENELITIAN, PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, DAN KINERJA DOSEN DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

INTEGRASI DATA PENELITIAN, PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, DAN KINERJA DOSEN DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA INTEGRASI DATA PENELITIAN, PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, DAN KINERJA DOSEN DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA A.A. Gede Yudhi Paramartha, Ni Ketut Kertiasih, Gede Rasben Dantes Manajemen Informatika, Universitas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: diagram kelas, xml, java, kode sumber, sinkronisasi. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: diagram kelas, xml, java, kode sumber, sinkronisasi. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Salah satu bidang kajian dalam bidang teknologi informasi adalah rekayasa perangkat lunak. Dalam rekayasa perangkat lunak, terdapat konsep yang mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur, sistem informasi produksi yang efektif merupakan suatu keharusan dan tidak lepas dari persoalan persediaan

Lebih terperinci

Framework CodeIgniter Part 1

Framework CodeIgniter Part 1 1 Framework CodeIgniter Part 1 Fajar Y. Zebua fajarzebua@gmail.com http://www.bangjar.blogspot.com Lisensi Dokumen : Copyright 2012 Fajar Y. Zebua Seluruh tulisan yang dibuat oleh Fajar Y. Zebua dapat

Lebih terperinci

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Layanan pencarian lowongan pekerjaan telah banyak diterapkan dalam portal-portal bursa kerja online yang menawarkan informasi pekerjaan kepada pencari kerja (Montuschi

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini, dengan judul Software Support for XML Schema Design Patterns and Pattern Matching of XML Schemas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori dasar yang digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam membangun aplikasi.

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori dasar yang digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam membangun aplikasi. BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori dasar yang digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam membangun aplikasi. 3.1 Sistem Secara umum arti sistem adalah suatu kesatuan atau

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI III.1. Sistem Informasi Sistem informasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profile Tempat Kerja 2.1.1 Sejarah Instansi PT. Swamedia Informatika berdiri sejak tahun 1999, berkedudukan di Bandung. Dengan moto innovative IT Solution, kepuasan klien menjadi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENCARIAN JUDUL TESIS BERBASIS TEKNOLOGI WEB SEMANTIK

RANCANG BANGUN PENCARIAN JUDUL TESIS BERBASIS TEKNOLOGI WEB SEMANTIK RANCANG BANGUN PENCARIAN JUDUL TESIS BERBASIS TEKNOLOGI WEB SEMANTIK Ahmad Chusyairi 1), Ema Utami 2) 1,2) Magister Teknik Informatika Program Pascasarjana STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ring Road Utara, Condongcatur,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Monitoring Menurut Dr. Harry Hikmat (2010), monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK Bab ini menjelaskan gambaran secara global produk tentang perangkat lunak produk yang akan dibuat, dalam hal ini ialah migrasi sistem informasi absensi dari pemrograman terstruktur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satu hal yang sangat dominan dan terjadi dengan sangat pesat. Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. satu hal yang sangat dominan dan terjadi dengan sangat pesat. Informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi informasi sudah merupakan satu hal yang sangat dominan dan terjadi dengan sangat pesat. Informasi merupakan suatu kebutuhan

Lebih terperinci

Definisi Semantic Web

Definisi Semantic Web Semantic Web 1 Definisi Semantic Web Semantic web adalah sebuah visi: ide atau pemikiran dari bagaimana memiliki data pada web yang didefinisikan dan dihubungkan dengan suatu cara dimana dapat digunakan

Lebih terperinci

RELEVANSI HASIL PENCARIAN PADA MESIN PENCARI MENGGUNAKAN SEMANTIK WEB

RELEVANSI HASIL PENCARIAN PADA MESIN PENCARI MENGGUNAKAN SEMANTIK WEB RELEVANSI HASIL PENCARIAN PADA MESIN PENCARI MENGGUNAKAN SEMANTIK WEB TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Studi Strata Satu (S1) Teknik Informatika Universitas Muhammadyah Malang Oleh:

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka 5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penerapan dari arsitektur MVC (Model View Controller) telah banyak digunakan dalam pembuatan aplikasi yang mendukung suatu sistem, salah satu diantaranya

Lebih terperinci

BAB 3 Landasan Teori

BAB 3 Landasan Teori BAB 3 Landasan Teori 3.1 Internet Internet adalah sistem global jaringan komputer yang saling berhubungan yang menggunakan standar Internet Protocol (TCP / IP) untuk menghubungkan perangkat di seluruh

Lebih terperinci

PENDEKATAN MODEL ONTOLOGI UNTUK PENCARIAN LEMBAGA PENDIDIKAN (STUDI KASUS LEMBAGA PENDIDIKAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA)

PENDEKATAN MODEL ONTOLOGI UNTUK PENCARIAN LEMBAGA PENDIDIKAN (STUDI KASUS LEMBAGA PENDIDIKAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA) PENDEKATAN MODEL ONTOLOGI UNTUK PENCARIAN LEMBAGA PENDIDIKAN (STUDI KASUS LEMBAGA PENDIDIKAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi (STITEK) Bontang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan internet yang meningkat dengan cepat berpengaruh pada semakin bertambahnya jumlah pengguna internet di dunia. Ini tentunya tak lepas dari penyebaran data

Lebih terperinci

lainnya. Android juga menggunakan sistem layar sentuh (touch screen) yang memudahkan pelanggan dalam penanganan navigasinya. Para pelaku bisnis telah

lainnya. Android juga menggunakan sistem layar sentuh (touch screen) yang memudahkan pelanggan dalam penanganan navigasinya. Para pelaku bisnis telah APLIKASI PEMESANAN MAKANAN PADA RESTORAN BERBASIS ANDROID DAN PHP MENGGUNAKAN PROTOKOL JSON Anggia Kusumawaty Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 10 November 2012

Lebih terperinci

TUGAS ANALISIS PERANCANGAN SISTEM

TUGAS ANALISIS PERANCANGAN SISTEM TUGAS ANALISIS PERANCANGAN SISTEM Anggota Kelompok: 1. Ruttanti Indah M (B12.2011.01776) 2. Fadillah Abdi W (B12.2011.01877) 3. Prasetyo Adi N (B12.2011.01905) 4. Kurnia Ramadhianti M (B12.2011.01914)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjalannya perancangan dan implementasi aplikasi. (RAM), Sistem Operasi Windows 8.

BAB III METODE PENELITIAN. berjalannya perancangan dan implementasi aplikasi. (RAM), Sistem Operasi Windows 8. 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Penelitian Dalam penelitian dibutuhkan beberapa alat dan bahan untuk mendukung berjalannya perancangan dan implementasi aplikasi. 3.1.1 Alat Alat yang digunakan

Lebih terperinci

FRAMEWORK PHP BERBASIS KOMPONEN UNTUK MEMBUAT FORMULIR DAN LAPORAN SECARA OTOMATIS ABSTRAK

FRAMEWORK PHP BERBASIS KOMPONEN UNTUK MEMBUAT FORMULIR DAN LAPORAN SECARA OTOMATIS ABSTRAK 1 FRAMEWORK PHP BERBASIS KOMPONEN UNTUK MEMBUAT FORMULIR DAN LAPORAN SECARA OTOMATIS ALI MUHTAS Program Studi Sistem Informasi S1, Fakultas Ilmu Komputer ABSTRAK Dalam pembangunan aplikasi perlu adanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut HTML (HyperText Markup Langauge). Pada perkembangan berikutnya,

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut HTML (HyperText Markup Langauge). Pada perkembangan berikutnya, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Web Pada awalnya aplikasi web dibangun dengan hanya menggunakan bahasa yang disebut HTML (HyperText Markup Langauge). Pada perkembangan berikutnya, sejumlah skrip dan

Lebih terperinci

PENERAPAN JAVA SERVER FACES UNTUK DESIGN PATTERN WEB

PENERAPAN JAVA SERVER FACES UNTUK DESIGN PATTERN WEB PENERAPAN JAVA SERVER FACES UNTUK DESIGN PATTERN WEB Yanto (1) Abstrak: J2EE Pattern adalah kumpulan pola-pola yang digunakan dalam menyelesaikan masalah yang umumnya dihadapi oleh setiap programmer Java

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Sistem informasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen - komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka 6 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Metode MVC sudah banyak diterapkan dan digunakan dalam aplikasi yang mendukung sistem, salah satu diantaranya adalah Perancangan dan Implementasi Perangkat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,

BAB III LANDASAN TEORI. adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut Jerry, dkk dalam Hartono (1999:1) menyatakan bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. teladan terutama dalam mencontoh sifat para nabi. Dalam ajaran islam

BAB 1 PENDAHULUAN. teladan terutama dalam mencontoh sifat para nabi. Dalam ajaran islam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerita kisah nabi dalam islam merupakan cerita yang bisa dijadikan teladan terutama dalam mencontoh sifat para nabi. Dalam ajaran islam diwajibkan untuk mengenal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web Aplikasi berbasis web adalah aplikasi yang dijalankan melalui browser dan diakses melalui jaringan komputer. Aplikasi berbasis web

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI ALOKASI RESOURCE MANAGEMENT DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA

RANCANG BANGUN APLIKASI ALOKASI RESOURCE MANAGEMENT DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA RANCANG BANGUN APLIKASI ALOKASI RESOURCE MANAGEMENT DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA Hendri Supryadi 1, Tursina 2, Novi Safriadi 3 Program Studi Teknik Informatika Universitas Tanjungpura 1,2,3

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer

BAB II LANDASAN TEORI. bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 World Wide Web Dunia internet semakin berkembang, terutama penggunaanya dalam bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer global, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu keinginan setiap pengguna dalam mengakses internet adalah untuk mempermudah dan mempercepat dalam mendapatkan informasi dalam bentuk teknologi jaringan internet.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini berisi tentang data dan informasi yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang akan diuji, yaitu dengan mendalami tentang klasifikasi teks. Selain itu juga membahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan pengelolaan data pada saat ini sangatlah penting, dimana data akan berada pada media-media yang berlainan platform dan perlu dikelola ketika data memiliki

Lebih terperinci

PENERAPAN SEMANTIC SEARCHING BERBASIS ONTOLOGI PADA PERPUSTAKAAN DIGITAL

PENERAPAN SEMANTIC SEARCHING BERBASIS ONTOLOGI PADA PERPUSTAKAAN DIGITAL PENERAPAN SEMANTIC SEARCHING BERBASIS ONTOLOGI PADA PERPUSTAKAAN DIGITAL i SKRIPSI S U L H A N 041401025 PROGRAM STUDI S-1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Sisttem informasi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi untuk manajemen dalam mengambil keputusan atau kebijakan dan menjalankan operasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ditentukan dengan nilai angka kredit yang dimiliki oleh seorang peneliti. Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. ditentukan dengan nilai angka kredit yang dimiliki oleh seorang peneliti. Angka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jabatan Fungsional Peneliti merupakan jabatan karir Pegawai Negeri Sipil (PNS). Jenjang karir peneliti mulai dari Peneliti Pertama sampai Peneliti Utama ditentukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang saling bekerja sama baik secara manual atau berbasis komputer yang didalamnya ada pengumpulan, pengolahan, pemprosesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laboratorium merupakan tempat berlangsungnya beragam riset ilmiah, eksperimen,

BAB I PENDAHULUAN. Laboratorium merupakan tempat berlangsungnya beragam riset ilmiah, eksperimen, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laboratorium merupakan tempat berlangsungnya beragam riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN CODE GENERATOR BERBASIS WEB UNTUK MEMBANGKITKAN KODE MODUL APLIKASI WEB

PENGEMBANGAN CODE GENERATOR BERBASIS WEB UNTUK MEMBANGKITKAN KODE MODUL APLIKASI WEB PENGEMBANGAN CODE GENERATOR BERBASIS WEB UNTUK MEMBANGKITKAN KODE MODUL APLIKASI WEB LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Syarat Kelulusan Tingkat Sarjana oleh: Primanio / 13505027 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

MODEL ONTOLOGI UNTUK INFORMASI PARIWISATA DI KABUPATEN BANYUMAS

MODEL ONTOLOGI UNTUK INFORMASI PARIWISATA DI KABUPATEN BANYUMAS MODEL ONTOLOGI UNTUK INFORMASI PARIWISATA DI KABUPATEN BANYUMAS Lasmedi Afuan 1), Azhari SN 2) 1) Mahasiswa Program Doktor Ilmu Komputer UGM 2) Dosen Program Doktor Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada

Lebih terperinci

3. BAB III METODE PENELITIAN

3. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3. BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian dibutuhkan beberapa alat dan bahan untuk mendukung berjalannya perancangan dan implementasi sistem. 3.1.1 Alat Alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Berdasarkan dengan judul penelitian oleh penulis mengenai Pengembangan Web api Pada Sistem Assesmen Dan Berbasis Tag Sebagai Pembantu Penyusunan Strategi Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III 3 LANDASAN TEORI

BAB III 3 LANDASAN TEORI BAB III 3 LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Menurut Jogiyanto HM (2003), sistem Informasi merupakan suatu sistem yang tujuannya menghasilkan informasi sebagai suatu sistem, untuk dapat memahami sistem

Lebih terperinci

MI2193 PEMROGRAMAN WEB LANJUT PHP FRAMEWORK. Created by MTA Revised by HPU

MI2193 PEMROGRAMAN WEB LANJUT PHP FRAMEWORK. Created by MTA Revised by HPU MI2193 PEMROGRAMAN WEB LANJUT PHP FRAMEWORK Created by MTA Revised by HPU SET THE FRAME, GET TO WORK Arsitektur MVC Programming-in-large Pengembangan Berbasis Komponen Framework MODEL-VIEW-CONTROLLER (MVC)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk berupa locationbased game yang diperuntukan bagi perangkat mobile dengan sistem operasi Android. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Informasi II.1.1. Sistem Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN POLA MODEL-VIEW- CONTROLLER (MVC)

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN POLA MODEL-VIEW- CONTROLLER (MVC) PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN POLA MODEL-VIEW- CONTROLLER (MVC) Rangga Sanjaya Fakultas Teknik, Universitas BSI Jalan Sekolah Internasional No. 1-6, Bandung 40282, Indonesia

Lebih terperinci

SEMANTIC WEB UNTUK PENCARIAN LEMBAGA PENDIDIKAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SEMANTIC WEB UNTUK PENCARIAN LEMBAGA PENDIDIKAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SEMANTIC WEB UNTUK PENCARIAN LEMBAGA PENDIDIKAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Daniel Alexander Octavianus Turang Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi (STITEK) Bontang JL. Ir H Juanda, No.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam pembuatan tugas akhir Sistem Informasi Administrasi Salon SN berbasis desktop ini dilakukan beberapa tinjauan sumber pustaka, dan berikut

Lebih terperinci

Pertemuan XI Database Connectivity Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika. Caca E. Supriana, S.Si.,MT.

Pertemuan XI Database Connectivity Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika. Caca E. Supriana, S.Si.,MT. Pertemuan XI Database Connectivity Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan Caca E. Supriana, S.Si.,MT. caca.e.supriana@unpas.ac.id id 2014 Database Connectivity Database Connectivity

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. Activity Diagram

DAFTAR ISTILAH. Activity Diagram DAFTAR ISTILAH Activity Diagram Actor Admin Adobe Dreamweaver AIX Analysis Apache Aplikasi ASP diagram yang digunakan untuk memodelkan aktivitas bisnis pada suatu sesuatu untuk mewakili peran yang dimiliki

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM RUMAH PINTAR BERBASIS MOBILE DAN WEB (Studi Kasus : Penjadwalan Lampu Rumah)

PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM RUMAH PINTAR BERBASIS MOBILE DAN WEB (Studi Kasus : Penjadwalan Lampu Rumah) PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM RUMAH PINTAR BERBASIS MOBILE DAN WEB (Studi Kasus : Penjadwalan Lampu Rumah) TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian, untuk memudahkan penyusun dalam melakukan penelitian, dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Bagian-bagian yang memiliki keterkaitan pengoperasian dalam mencapai suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem informasi dapat dibuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian yang berhubungan dengan topik yang penulis bahas adalah Sistem Lelang On-Line Perum Pegadaian Jatisrono.(Hidayah, 2013). Pada topik

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS NODE

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS NODE PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS NODE.JS UNTUK PEMETAAN MESIN DAN TRACKING ENGINEER DENGAN PEMANFAATAN GEOLOCATION PADA PT IBM INDONESIA Rachmat Fajrin Teknik Informatika dan Komputer/Teknik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. aplikasi pencarian judul buku terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat

BAB III PERANCANGAN. aplikasi pencarian judul buku terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat BAB III PERANCANGAN 3.1 Peralatan Pendukung Peralatan pendukung digunakan untuk menunjang keberhasilan dalam pengembangan software. Peralatan pendukung yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi pencarian

Lebih terperinci

Microsoft Data Access Components (MDAC) Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Microsoft Data Access Components (MDAC) Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Microsoft Data Access Components (MDAC) Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Apa Itu MDAC? Microsoft Data Access Component merupakan framework dari Microsoft Teknologi yang saling terkait yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan tentang beberapa konsep tentang supra desa, Sistem Informasi, web, PHP, framework, Model-View-Controller (MVC), CodeIgniter, MySQL. 3.1 Supra Desa Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ciptaningtyas, Ijtihadie, dan Lumayung (2014) bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ciptaningtyas, Ijtihadie, dan Lumayung (2014) bahwa di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menurut Setiyo (2013) bahwa Pengembangan e-learning merupakan suatu keharusan bagi seluruh perguruan tinggi agar standar mutu pendidikan dapat ditingkatkan. E-learning

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pendaftaran Siswa Baru Penerimaan siswa baru merupakan gerbang awal yang harus dilalui peserta didik dan sekolah didalam penyaringan objek-objek pendidikan. Peristiwa penting

Lebih terperinci

MATERI KULIAH ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN I (2 SKS)

MATERI KULIAH ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN I (2 SKS) MATERI KULIAH ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN I (2 SKS) DOSEN PENGAMPU: TATI HARIHAYATI M.,M.T. JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIKOM PERTEMUAN 1 PENGANTAR ALGORITMA Algoritma dan Pemrograman I Teknik Informatika

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang masalah

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang masalah Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang masalah Website merupakan suatu kebutuhan bagi masyarakat modern sekarang ini, baik itu digunakan untuk melakukan transaksi, penyebaran informasi, maupun pencarian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk kegiatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) atau yang biasa dikenal masyarakat dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai sebuah instansi pendidikan, Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) mengalami berbagai peristiwa mulai dari pembentukannya hingga kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM KEAMANAN RUMAH BERBASIS WEB

PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM KEAMANAN RUMAH BERBASIS WEB PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM KEAMANAN RUMAH BERBASIS WEB TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, di Program Studi Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Kurikulum Untuk Mendukung Manajemen Mutu Belajar Mengajar Perguruan Tinggi Studi Kasus ITS

Rancang Bangun Aplikasi Kurikulum Untuk Mendukung Manajemen Mutu Belajar Mengajar Perguruan Tinggi Studi Kasus ITS JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Rancang Bangun Aplikasi Kurikulum Untuk Mendukung Manajemen Mutu Belajar Mengajar Perguruan Tinggi Studi Kasus ITS Umar Hasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. hasil analisis ini digambarkan dan didokumentasiakan dengan metodologi

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. hasil analisis ini digambarkan dan didokumentasiakan dengan metodologi BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang berorientasi pada objek-objek yang diperlukan oleh

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Pada bab 3 ini akan dijabarkan teori mengenai pariwisata, wisatawan, sistem, sistem rekomendasi, collaborative filtering, jaccard coefisien, mysql, dan framework codeigniter, notepad++,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang xi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dewasa ini membuat perubahan perilaku dalam pencarian informasi yang berdampak bagi lembagalembaga yang bergerak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Rental Mobil Rental mobil merupakan salah satu bisnis yang menguntungkan dan sangat berhubungan dengan jasa karena dengan model kendaraan yang terlalu banyak, seorang dapat membuka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada tahap ini berisi pengertian dan penjelasan teori-teori yang digunakan penulis untuk pembangunan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. Pada tahap ini berisi pengertian dan penjelasan teori-teori yang digunakan penulis untuk pembangunan sistem. BAB II LANDASAN TEORI Pada tahap ini berisi pengertian dan penjelasan teori-teori yang digunakan penulis untuk pembangunan sistem. 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI III.1. Sistem Informasi Sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mecapai suatu tujuan, sedangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan didistribusikan kepada para pemakai.

BAB II LANDASAN TEORI. dan didistribusikan kepada para pemakai. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Didalam bukunya, Abdul Kadir (2014) mendefinisikan arti sistem informasi menurut pendapat ahli. Menurut Haal didalam buku karangan Abdul Kadir (2014), definisi

Lebih terperinci

Pemodelan Ontologi Web Semantik pada Pencarian Lowongan Pekerjaan Berdasarkan Profil Pencari Kerja

Pemodelan Ontologi Web Semantik pada Pencarian Lowongan Pekerjaan Berdasarkan Profil Pencari Kerja P-ISSN : 2087-9571, E-ISSN : 2541-335X IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 1 Pemodelan Ontologi Web Semantik pada Pencarian Lowongan Pekerjaan Berdasarkan Profil Pencari Kerja * Yunita Universitas Sriwijaya:

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Perbandingan Ruby on Rails Dengan PHP Berdasarkan Banyak. Baris Program...

DAFTAR TABEL. Perbandingan Ruby on Rails Dengan PHP Berdasarkan Banyak. Baris Program... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... i ABSTRACT... ii ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Pihak-pihak yang terkait dengan transaksi transfer: a. Remitter/Applicant, yaitu pemilik dana (pengirim) yang akan

BAB III LANDASAN TEORI. Pihak-pihak yang terkait dengan transaksi transfer: a. Remitter/Applicant, yaitu pemilik dana (pengirim) yang akan 12 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Transfer Bank Transfer adalah pemindahan dana antar rekening di suatu tempat ke tempat yang lain, baik untuk kepentingan nasabah atau untuk kepentingan bank itu sendiri. Pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian yang dilakukan pada tugas akhir, permasalahan, tujuan, ruang lingkup dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini perkembangan dunia teknologi informasi semakin meluas, baik dari segi ruang lingkup maupun tingkat perkembangan teknologi itu sendiri. Begitu pula dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN ONTOLOGI OBJEK PEMBELAJARAN UNTUK KEBUTUHAN PERSONALISASI E-LEARNING BERBASIS SEMANTIC WEB SKRIPSI

PENERAPAN ONTOLOGI OBJEK PEMBELAJARAN UNTUK KEBUTUHAN PERSONALISASI E-LEARNING BERBASIS SEMANTIC WEB SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PENERAPAN ONTOLOGI OBJEK PEMBELAJARAN UNTUK KEBUTUHAN PERSONALISASI E-LEARNING BERBASIS SEMANTIC WEB SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu

Lebih terperinci