KEEFEKTIFAN MODEL MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN PEMAHAMAN PANTUN PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KARANGJATI KABUPATEN BAJARNEGARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEEFEKTIFAN MODEL MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN PEMAHAMAN PANTUN PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KARANGJATI KABUPATEN BAJARNEGARA"

Transkripsi

1 KEEFEKTIFAN MODEL MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN PEMAHAMAN PANTUN PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KARANGJATI KABUPATEN BAJARNEGARA SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar oleh Dwi Prasetia Ningrum JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

2 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau keseluruhannya. Pendapat/temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Tegal, 1 Juli 2013 Dwi Prasetia Ningrum ii

3 PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini disetujui oleh pembimbing untuk diajukan kesidang panitia ujian skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Di : Tegal Tanggal : 1 Juli 2013 Penguji/Pembimbing I Penguji/Pembimbing II Drs. H.YPoniyo, M. Pd. Dra. Sri Sami Asih, M. Kes Mengesahkan, Koordinator PGSD UPP Tegal Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd iii

4 PENGESAHAN Skripsi dengan judul Keefektifan Model Make A Match dalam Pembelajaran Pemahaman Pantun pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Karangjati Kabupaten Banjarnegara, oleh Dwi Prasetia Ningrum , telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada tanggal 15 Juli PANITIA UJIAN Ketua Sekretaris Drs. Hardjono, M. Pd. Drs. Akhmad Junaedi, M. Pd Penguji Utama Drs. Suwandi, M. Pd Penguji Anggota 1 Penguji Anggota 2 Dra. Sri Sami Asih, M. Kes. Drs. HY. Poniyo, M. Pd iv

5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto Balasan kebaikan adalah kebaikan. (Q.S. Ar-Rahman: 60) Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah. Jangan pernah berkata menyerah. dan berjuanglah sampai akhir. Kapanpun seseorang menjatuhkanmu, sesegeralah untuk bangkit. (Peneliti) Persembahan Bapak dan ibu yang telah memberikan segalanya; Kakakku yang selalu memberikan motivasi. v

6 PRAKATA Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan karunia-nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Keefektifan Model Make A Match dalam Pembelajaran Pemahaman Pantun pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Karangjati Kabupaten Banjarnegara. Banyak pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk belajar di perguruan tinggi. 2. Drs. Hardjono, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan skripsi. 3. Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES yang telah memberikan kelancaran dalam melaksanakan penelitian. 4. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal yang telah memberikan ijin dalam melaksanakan penelitian. 5. Drs. H.Y Poniyo, M. Pd., Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, saran, dan motivasi kepada peneliti. 6. Dra. Sri Sami Asih, M. Kes., Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, saran, danmotivasi kepada peneliti. vi

7 7. Bapak dan Ibu dosen jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPP Tegal yang telah banyak membekali peneliti dengan ilmu pengetahuan. 8. Eko Yuwono, S. Pd., sebagai Kepala Sekolah Dasar Negeri 2 Karangjati Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian. 9. Evi Supriyati, S. Pd. SD. dan Trisia Radiana Puspita, S. Pd. SD., sebagai Guru Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Karangjati Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian. 10. Teman-teman seperjuangan, mahasiswa PGSD UPP Tegal angkatan Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia pada umumnya dan bermanfaat bagi para pembaca pada khususnya. Tegal, 1 Juli 2013 Penulis vii

8 ABSTRAK Ningrum, Dwi Prasetia Keefektifan Model Make A Match dalam Pembelajaran Pemahaman Pantun Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Karangjati Kabupaten Banjarnegara. Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I Drs. H.YPoniyo, M. Pd., II Dra. Sri Sami Asih, M. Kes. Kata Kunci: model pembelajaran make a match, hasil belajar Berdasarkan data hasil belajar Ulangan Tengah Semester (UTS) semester 2 siswa kelas IV SD Negeri 2 Karangjati masih banyak yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Hasil belajar siswa masih banyak yang belum mencapai KKM diduga karena selama pembelajaran Bahasa Indonesia guru masih menggunakan model konvensional. Model pembelajaran tersebut membuat siswa merasa bosan, pasif, dan pembelajaran tidak bermakna. Model pembelajaran make a match dapat dijadikan model alternatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran model make a match melibatkan siswa sepenuhnya karena guru di sini berlaku sebagai pembimbing jalannya diskusi dalam mencocokkan jawaban siswa. Permasalahan yang di rumuskan peneliti adalah Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa pada materi pemahaman pantun yang proses belajarnya menerapkan model make a match dengan model pembelajaran konvensional dan apakah hasil belajar siswa materi pemahaman pantun yang proses belajarnya menerapkan model make a match lebih baik daripada model pembelajaran konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan penerapan model make a match dibandingkan dengan penerapan model konvensional pada materi pemahaman pantun. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD Negeri 2 Karangjati tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 38 siswa. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik sampel jenuh, yaitu siswa kelas IVA sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas IVB sebagai kelompok kontrol. Pengumpulan data dengan mengunakan teknik wawancara tidak terstruktur, observasi, dokumentasi dan tes. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen quasi experimental design bentuk nonequivalent control group design. Analisis data menggunakan uji Lilliefors untuk menguji normalitas data, uji Levene untuk uji homogenitas dan uji independent sample t-test untuk uji hipotesis karena sampel berdistribusi normal dan homogen. Semua penghitungan tersebut diolah dengan menggunakan program SPSS versi 16. Berdasarkan uji independent sample t-test menggunakan SPSS versi 16 nilai t hitung t tabel yaitu 2,740 >2,101serta nilai signifikan yang kurang dari 0,05 yaitu 0,010. Hasil tersebut membuktikan adanya perbedaan yang signifikan danpembelajaran yang lebih baik antara pembelajaran yang menerapkan model makea match dibandingkan dengan yang pembelajaran yang menerapkan model konvensional. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan model make a match terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dibandingkan dengan penerapan model konvensional pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi pemahaman pantun di kelas IV SD. Guru diharapkan menerapkan model kooperatif teknik make a match sebagai alternatif model pembelajaran yang efektif. viii

9 DAFTAR ISI Halaman JUDUL... i PERNYATAAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Manfaat Praktis Bagi Siswa Bagi Guru Bagi Sekolah KAJIAN PUSTAKA ix

10 2.1 Penelitian yang Relevan Landasan Teoritis Hakikat Belajar Hakikat Pembelajaran Hasil Belajar Karakteristik Perkembangan Siswa SD Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Model Pembelajaran Model Pembelajaran Konvensional Model Pembelajaran Kooperatif Perbandingan Model Pembelajaran Konvensional dengan Model Pembelajaran Kooperatif Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match Kerangka Berpikir Hipotesis METODOLOGI PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi Sampel Desain Penelitian Variabel Variabel Terikat Variabel Bebas Data dan Teknik Pengumpulan Data Jenis Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Instrumen Penelitian Uji Validitas Uji Reliabilitas x

11 3.5.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Analisis Daya Pembeda Soal Analisis Data Deskripsi Data Uji Kesamaan Rata-rata Uji Prasyarat Analisis Analisis Akhir HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Prasyarat Instrumen Uji Validitas Uji Reliabilitas Analisis Tingkat Kesukaran Soal Analisis Daya Pembeda Soal Pelaksanaan Pembelajaran Deskripsi Data Hasil Penelitian Data Praeksperimen Data Pre Test Data Post Test Uji Prasyarat Analisis Analisis Data Praeksperimen Analisis Data Pre Test Analisis Data Post Test Analisis Akhir (Uji Hipotesis) PENUTUP Simpulan Saran LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA xi

12 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2.1 Tabel Perbandingan Model Pembelajaran Konvensional dengan Model Pembelajaran Kooperatif Hasil Uji Validitas Item Soal Hasil Uji Reliabilitas Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Soal yang Terpilih Berdasarkan Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Soal yang Terpilih Berdasarkan Analisis Daya Pembeda Soal Deskripsi Data Pre Test Deskripsi Data Post Test Data Nilai UTS Kelas Eksperimen (IV A) Data Nilai UTS Kelas Kontrol (IV B) Data Nilai Pre test Kelas Eksperimen Data Nilai Pre test Kelas Kontrol Data Nilai Post test Kelas Eksperimen Data Nilai Post test Kelas Kontrol Hasil Analisis Uji Normalitas Data Praeksperimen Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Hasil Analisis Uji Homogenitas Data Pra eksperimen Hasil Analisis Uji Normalitas Data Pre test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Hasil Analisis Uji Homogenitas Data Pre test Hasil Analisis Uji Normalitas Data Post test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Hasil Analisis Uji Homogenitas Data Post test Hasil Analisis Uji-t Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa xii

13 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Kerangka Berfikir Nonequivalent Control Group Design xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen (IV A) Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol (IV B) Nilai UTS Semester 2 Kelas Ekperimen (IV A) Nilai UTS Semester 2 Kelas Kontrol (IV B) Silabus Pembelajaran Silabus Pengembangan Kelas Ekperimen (IV A) Pertemuan Ke Silabus Pengembangan Kelas Eksperimen (IV A) Pertemuan Ke Silabus Pengembangan Kelas Kontrol (IV B) Pertemuan Ke Silabus Pengembangan Kelas Kontrol (IV B) Pertemuan Ke Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen Pertemuan Ke Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen Pertemuan Ke Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol Pertemuan Ke Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol Pertemuan Ke Lembar Pengamatan Pelaksanaan Model Make A Match di Kelompok Eksperimen SD Negeri 2 Karangjati Hasil Wawancara Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan Soal Uji Coba Hasil Belajar Siswa Telaah Soal Bentuk Pilihan Ganda Penilai Ahli Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba Hasil Uji Coba Siswa Kelas V SD Negeri 2 Karangjati Hasil Penghitungan Uji Validitas Hasil Penghitungan Uji Reliabilitas Hasil Penghitungan Tingkat Kesukaran Soal Hasil Penghitungan Daya Pembeda Soal Soal Hasil Belajar Siswa xiv

15 25. Daftar Kelompok Kelas Ekperimen (IV A) Daftar Kelompok Kelas Kontrol (IV B) Daftar Nilai Pre Test Bahasa Indonesia Materi Pemahaman Pantun Siswa Kelas IV A (Kelas Ekperimen) Daftar Nilai Pre Test Bahasa Indonesia Materi Pemahaman Pantun Siswa Kelas IV B (Kelas Kontrol) Nilai Evaluasi Akhir IV A (Kelompok Eksperimen) Nilai Evaluasi Akhir IV B (Kelompok Kontrol) Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen (IV A) Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol (IV B) Lembar Pengamatan Pelaksanaan Model Make A Match Kelompok Eksperimen SD Negeri 2 Karangjati Output SPSS Uji Normalitas Data UTS Output SPSS Uji Homogenitas Data UTS Output SPSS Uji Normalitas Data Pre Test Output SPSS Uji Homogenitas Data Pre Test Output SPSS Uji Normalitas Data Post Test Output SPSS Uji Homogenitas Data dan Uji-t Tabel r t Tabel Foto Kegiatan Pembelajaran di Kelas Eksperimen (IV A) Foto Kegiatan Pembelajaran di Kelas Kontrol (IV B) Surat Ijin Penelitian Surat Keterangan Telah Melaksanakan Uji Coba Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Eksperimen xv

16 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan membahas tentang hal-hal yang mendasari peneliti melakukan penelitian. Bab ini terdiri dari: (1) Latar Belakang Masalah; (2) Identifikasi Masalah; (3) Pembatasan Masalah; (4) Rumusan Masalah; (5) Tujuan Penelitian; dan (6) Manfaat penelitian. Uraian selengkapnya sebagai berikut: 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pendidikan nasional yang termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea IV yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, pemerintah dan masyarakat diharuskan menyelenggarakan pendidikan. Pendidikan menurut Thompson (1957) dalam Mikarsa (2007: 1.3) adalah pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap di dalam kebiasan-kebiasaan, pemikiran, sikap-sikap, dan tingkah laku. Sementara berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Riduwan 2009:153). Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan 1

17 2 memiliki peranan yang penting bagi perkembangan suatu bangsa. Oleh sebab itu, pelaksanaan pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, termasuk pendidikan di Sekolah Dasar (SD). Sekolah Dasar menurut Rasyidi (1993) dalam Mikarsa (2007: 1.7) pada hakikatnya merupakan satuan atau unit lembaga sosial (social institution) yang diberi amanah atau tugas khusus (specific task) oleh masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan dasar secara sistematis. Pendidikan di SD dapat pula didefinisikan sebagai proses membimbing, mengajar, dan melatih peserta didik yang berusia antara 6-13 tahun untuk memiliki kemampuan dasar dalam aspek intelektual, sosial dan personal yang terintegrasi dan sesuai dengan karakteristik perkembangannya (Mikarsa, 2007: 1.7). Tujuan pendidikan di SD harus mengacu pada tujuan nasional dan tujuan pendidikan dasar. Selain itu tujuan pendidikan di SD perlu memperhatikan tahap dan karakteristik perkembangan siswa, kesesuaian dengan lingkungan dan kebutuhan pembangunan daerah. Pendidikan di SD juga harus memperhatikan ilmu pengetahuan dan teknologi dan kehidupan umat manusia secara global. Tujuan pendidikan di SD menurut Mikarsa (2007: 1.13) mencakup pembentukan dasar kepribadian siswa sebagai manusia seutuhnya sesuai dengan tingkat perkembangan dirinya, pembinaan pemahaman dasar dan seluk beluk ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan untuk belajar pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan hidup dalam masyarakat. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar menyatakan bahwa kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri (Permendiknas, 2006: 9). Salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD yaitu Bahasa Indonesia. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan

18 3 Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar SD/MI menyatakan bahwa bahasa memiliki peran sentral dalam perkembagan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi (Permendiknas, 2006: 105). Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Selain hal tersebut pembelajaran Bahasa Indonesia juga diarahkan untuk menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Dalam khasanah sastra Indonesia terdapat jenis puisi berbentuk pantun. Pantun adalah salah satu bentuk kesastraan hasil budaya bangsa Indonesia yang telah diciptakan, dan tumbuh kembangkan sejak zaman dahulu (Berdianti, 2008: 1). Pantun berkembang di masyarakat lama yang kebanyakan masih menggunakan bahasa Melayu (Berdianti, 2008: 5). Pantun juga memiliki nilai-nilai keindahan dan pendidikan. Sebagai generasi muda bertanggung jawab untuk menjaga kelestarian budaya bangsa tersebut. Oleh karena itu, salah satu standar kompetensi dari mata pelajaran Bahasa Indonesia yang harus dikembangkan melalui pembelajaran di SD menyangkut materi pantun adalah subaspek pemahaman terhadap pantun. Keberhasilan pembelajaran tak lepas dari peran guru. Guru yang profesional harus mampu mendesain pembelajaran, menyampaikan materi pembelajaran yang menarik serta memotivasi siswa menerapkan berbagai model pembelajaran dan mengelola kelas. Guru harus melakukan evaluasi untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Dalam hal melakukan evaluasi, guru menyusun instrumen evaluasi, melaksanakan ujian secara tertib, menganalisis data

19 4 hasil ujian, menafsirkan data hasil ujian, dan menentukan ketuntasan siswa secara objektif. Pemberlakuan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pasal 40 ayat 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional menuntut para pendidik berkewajiban meningkatkan kualitas mengajarnya. Untuk itu guru harus menerapkan berbagai model pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pengertian model pembelajaran menurut Joyce (1992) dalam Trianto (2007: 5) model pembelajaran adalah suatu perencanaan yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (pembelajaran) tertentu harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Ketepatan memilih model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Oleh karena itu, bagi guru merupakan hal yang sangat penting mempelajari dan menambah wawasan tentang model pembelajaran yang telah diketahui. Guru yang menguasai beberapa model pembelajaran, maka akan merasakan adanya kemudahan di dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan tuntas sesuai yang diharapkan. Pada kenyataan siswa kelas IV di SD Negeri 2 Karangjati tahun ajaran 2012/2013 banyak yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada pembelajaran Bahasa Indonesia. KKM pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV yaitu 62. Hal tersebut karena, sampai saat ini di SD Negeri 2 Karangjati masih menerapkan model pembelajaran konvensional. Model

20 5 pembelajaran konvensional yaitu siswa mengandalkan dirinya sendiri dalam menyelesaikan semua tugasnya dan pada proses belajar hanya sedikit terjadi proses diskusi antar siswa (Hamdani, 2011: 166). Jadi, pembelajaran yang berlangsung selama ini masih sering menekankan siswa pada pembelajaran individual. Guru hanya sesekali membentuk kelompok belajar untuk menyelesaikan tugas akademik. Pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi pantun sebagian besar berupa teori. Seringkali guru hanya berceramah kemudian memberikan tugas kepada siswa yang dikerjakan secara individu. Guru jarang memberi kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dengan siswa yang berbeda latar belakangnya. Interaksi dengan siswa yang berbeda latar belakangnya sangat penting bagi siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Para guru seharusnya menerapkan model pembelajaran yang tidak hanya membuat proses pembelajaran menarik tetapi juga memberikan ruang bagi siswa untuk terlibat secara aktif sepanjang proses pembelajaran. Kurnia (2007: 1-21) berpendapat bahwa anak usia SD senang bermain dalam kelompoknya dengan melakukan permainan yang konstruktif dan olahraga. Oleh karena itu, dalam membelajarkan siswa diperlukan model pembelajaran yang baik, tepat, bervariasi dan menyenangkan agar materi pembelajaran yang diajarkan dapat dipahami oleh siswa. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak usia SD dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi pemahaman pantun yaitu model pembelajaran kooperatif. Eggen dan Kauchak (1996) dalam Trianto (2007: 42) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang

21 6 melibatkan siswa bekerja secara kolaborasi untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama. Pembelajaran kooperatif melibatkan para siswa secara aktif untuk saling berinteraksi dalam kelompok-kelompok kecil dalam mengerjakan tugas akademik. Setiap siswa bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota lain dalam kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif memandang bahwa keberhasilan dalam belajar bukan semata-mata diperoleh dari guru, melainkan juga dari pihak lain yang terlibat dalam pembelajaran itu, yaitu teman sebaya. Pada pembelajaran kooperatif, setidaknya terdapat 14 teknik yang sering diterapkan di Indonesia (Huda, 2011: 134). Salah satu teknik model pembelajaran kooperatif adalah teknik make a match, dalam bahasa Indonesia make a match berarti mencari pasangan. Model make a match merupakan model yang terdiri dari kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan, sedangkan kartu lainnya berisi jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan. Kartu-kartu inilah yang menjadi media dalam model make a match. Pembelajaran model make a match melibatkan siswa sepenuhnya karena guru di sini berlaku sebagai pembimbing jalannya diskusi dalam mencocokkan jawaban siswa. Salah satu keunggulan model make a match adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan (Isjoni, 2010: 77). Keterlibatan siswa jelas terlihat dari bagaimana usaha siswa dalam mencari jawaban yang sesuai dengan pertanyaan. Keterlibatan siswa dalam model make a match dapat dikatakan sebagai pengalaman belajar siswa itu sendiri. Pengalaman belajar merupakan salah satu upaya siswa untuk terus berkembang dan memperluas pengetahuan siswa.

22 7 Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian eksperimen dengan judul Keefektifan Model Make A Match dalam Pembelajaran Pemahaman Pantun pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Karangjati Kabupaten Banjarnegara 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara peneliti dengan guru kelas IV SD Negeri 2 Karangjati dan siswa kelas IV, peneliti menemukan beberapa penyebab rendahnya hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penyebab tersebut antara lain: (1) Guru lebih sering berceramah mengakibatkan siswa cenderung pasif, bosan, dan pembelajarannya berpusat pada guru; (2) Siswa lebih sering belajar secara individu sehingga kurang kerjasama antar siswa; (3) Hasil belajar kurang maksimal; (4) Penerapan model pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kurang bervariasi; (5) Guru masih sering menerapkan model pembelajaran konvensional; (6) Guru belum menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a match. 1.3 Pembatasan Masalah Peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini dikarenakan keterbatasan waktu dan keterbatasan kemampuan peneliti. Peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut: (1) Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV semester II di Sekolah Dasar Negeri 2 Karangjati; (2) Penelitian ini memfokuskan pada penerapan model pembelajaran make a match untuk meningkatkan hasil belajar

23 8 siswa materi pemahaman pantun. Penelitian difokuskan pada model pembelajaran make match karena peneliti ingin menguji keefektifan model pembelajaran make a match terhadap materi pemahaman pantun. 1.4 Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah. Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu apakah ada perbedaan hasil belajar siswa pada materi pemahaman pantun yang proses belajarnya menerapkan model make a match dengan model pembelajaran konvensional? 1.5 Tujuan Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan mengenai tujuan dilaksanakannya penelitian di SD Negeri 2 Karangjati. Ada dua jenis tujuan dalam penelitian ini. Kedua tujuan penelitian tersebut yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum memiliki skala yang lebih besar dibandingkan dengan tujuan khusus. Tujuan khusus adalah tujuan yang bersifat khusus atau fokus tujuan yang ingin dicapai. Tujuan umum dan tujuan khusus dalam penelitian ini selengkapnya dijelaskan sebagai berikut: Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk menerapkan model pembelajaran inovatif di SD. Penelitian ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. Selain itu untuk menguji keefektifan model

24 9 make a match dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi pemahaman pantun di SD Tujuan Khusus Tujuan khusus adalah fokus tujuan yang ingin dicapai. Tujuan khusus dilaksanakannya penelitian ini yaitu: (1) Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar siswa materi pemahaman pantun yang proses belajarnya menerapkan model make a match dengan model pembelajaran konvensional; (2) Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa materi pemahaman pantun yang menerapkan model make a match lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis. Manfaat teoritis adalah manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yang bersifat teori. Secara teori penelitian ini diharapkan memberikan manfaat di bidang pendidikan. Manfaat praktis adalah manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yang bersifat praktik dalam pembelajaran. Penjelasan tentang manfaat tersebut dijelaskan sebagai berikut: Manfaat Teoritis Secara teori, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat di bidang pendidikan, terutama dalam pembelajaran materi pemahaman pantun. Manfaat teoritis yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu: (1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam penentuan kebijakan sekolah;

25 10 (2) Dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan model pembelajaran inovatif yang dapat dilakukan guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Manfaat Praktis Manfaat praktis yang diperoleh dari penelitian ini meliputi manfaat bagi siswa, bagi guru, dan bagi sekolah. Ketiga manfaat praktis tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: Bagi Siswa Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu: (1) Memotivasi siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia; (2) Membuat siswa merasa senang dalam kegiatan pembelajaran, sehingga menumbuhkan semangat belajarnya; (3) Mempermudah siswa memperoleh pengetahuannya sendiri; (4) Melatih kemampuan siswa dalam bekerja sama dan berkomunikasi dengan temannya melalui penerapan model make a match; (5) Meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa materi pemahaman pantun Bagi Guru Manfaat penelitian bagi guru yaitu: (1) Membantu guru dalam menciptakan situasi belajar yang menyenangkan bagi siswa; (2) Memberikan alternatif model pembelajaran Bahasa Indonesia yang dapat diterapkan guru dalam proses pembelajaran; (3) Hasil penelitian dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru dalam menerapkan model make a match dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolahnya Bagi Sekolah Manfaat penelitian ini bagi sekolah yaitu hasil penelitian ini dapat memperkaya dan melengkapi hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan

26 11 sebelumnya. Selain itu penelitian ini memberikan kontribusi kepada sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

27 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA Pada kajian pustaka membahas tentang landasan teoritis yang relevan dengan penelitian ini. Landasan teoritis berupa kajian yang memuat hasil penelitian yang relevan, teori yang digunakan ahli, dan teori yang disusun sendiri. Bab ini terdiri dari: (1) Penelitian yang Relevan; (2) Landasan Teori; (3) Kerangka Berpikir; dan (4) Hipotesis. Pembahasan lebih mendalam mengenai bab kajian pustaka akan diuraikan dalam penjelasan dibawah ini. 2.1 Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian yang relevan tentang penerapan model pembelajaran make a match di SD baik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia maupun mata pelajaran lainnya telah banyak dipublikasikan. Banyak hasil yang menunjukkan bahwa model pembelajaran make a match merupakan model pembelajaran yang efektif diterapkan dalam pembelajaran di SD. Penelitian eksperimen yang menguji keefektifan penerapan model make a match salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Arbangatun Fitria Ningrum (2012). Penelitian yang dilakukan oleh Arbangatun Fitria Ningrum berjudul Pengaruh Model Cooperative Learning Teknik Make A Match terhadap Hasil Belajar IPS Kelas IV SD Negeri Limbasari Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah Tahun Ajaran 2011/2012. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Limbasari sebanyak 40 siswa, yang terdiri dari dua 12

28 13 kelas paralel, kelas IV A sebagai kelas kontrol dan kelas IV B sebagai kelas eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas eksperimen mempunyai nilai rata-rata sebesar 78,4992 dan kelas kontrol menunjukkan nilai rata-rata sebesar 69,4993. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada hasil post test mata pelajaran IPS siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol. Untuk mengetahui perbedaan yang nyata maka dilakukan analisis statistik dengan uji-t yang didapatkan harga t sebesar 2,209. Dengan demikian penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh model Cooperative Learning teknik make a match terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV. Penelitian yang dilakukan oleh Wendi Nugraha (2012) dengan judul penelitian Keefektifan Penerapan Model Make A Match pada Pembelajaran Matematika Kelas V Materi Geometri di Sekolah Dasar Negeri 1 Purbalingga Kidul Kabupaten Purbalingga. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Purbalingga Kidul sebanyak 54 siswa, yang terdiri dari dua kelas paralel, kelas V A sebagai kelas eksperimen dan kelas V B sebagai kelas kontrol. Hasil belajar siswa yang pembelajarannya menerapkan model make a match lebih baik daripada hasil belajar siswa yang proses belajarnya menerapkan model konvensional. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar siswa di kelas eksperimen sebesar 79,07, sedangkan di kelas kontrol sebesar 68,89. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh model Cooperative Learning teknik make a match terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas V. Penelitian tindakan kelas yang menguji penerapan model make a match dilakukan oleh Sri Agrayanti (2011). Judul penelitian tersebut yaitu Penerapan

29 14 Model Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Pantun Siswa Kelas IV dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Negeri Cimurid Warungkondang Cianjur Tahun Pelajaran Penelitian ini diadakan perbaikan pada siklus 2 dan 3 untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap ciri-ciri pantun. Pelaksanaannya pada siklus 1 belum terlihat adanya pemahaman tentang pembelajaran menulis pantun. Terlihat dari 38 siswa, hanya 10 siswa yang berkonsentrasi dan mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Pada siklus 2 ada peningkatan menjadi 16 siswa yang berkosentrasi, 12 orang yang mencapai nilai yang maksimal, dan 10 orang belum mencapai KKM. Pada siklus 3 sudah hampir semua memahami dan menyukai pembelajaran menulis pantun dengan menerapkan model make a match. Hasil penelitian menunjukan persentase ketuntasan belajar menulis pantun siswa rata-rata siklus 1 sebesar 53,94, siklus 2 sebesar 64,47 dan siklus 3 sebesar 74,73. Siswa juga antusias dan aktif saat pelaksanaan srategi model kooperatif. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran make a match efektif diterapkan pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi pantun di SD Negeri Cimurid Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur. Terbukti dengan adanya perbedaan hasil belajar yang cukup signifikan antara siswa yang pembelajarannya menerapkan model pembelajaran make a match dengan siswa yang pembelajarannya menerapkan model konvensional. Penelitian-penelitian terdahulu peneliti jadikan sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian ini. Dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan, terdapat persamaan pada penelitian ini yaitu penerapan model pembelajaran make a match. Namun, terdapat perbedaan yaitu sebagai berikut:

30 15 (1) Penelitian yang dilakukan oleh Arbangatun Fitria Ningrum meneliti hasil belajar IPS dan Wendi Nugraha meneliti hasil belajar Matematika, sedangkan penelitian ini meneliti hasil belajar Bahasa Indonesia. (2) Penelitian yang dilakukan oleh Sri Agrayanti merupakan Penelitian Tindakan Kelas, sedangkan penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. (3) Tempat penelitian yang dilakukan oleh Arbangatun Fitria Ningrum, Wendi Nugraha, dan Sri Agrayanti berbeda dengan tempat penelitian yang dilakukan oleh peneliti. 2.2 Landasan Teoritis Landasan teori merupakan berbagai dasar-dasar teori yang melandasi suatu penelitian. Landasan teori yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini antara lain: hakikat belajar, hakikat pembelajaran, hasil belajar, karakteristik perkembangan siswa SD, hakikat pembelajaran Bahasa Indonesia di SD, model pembelajaran, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran kooperatif teknik make a match. Landasan teori tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: Hakikat Belajar Slameto (1995) dalam Kurnia dkk (2007: 1-3), menyatakan bahwa belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Sementara Gagne (1984) dalam Sagala (2010: 13), berpendapat bahwa belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu

31 16 organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Pendapat lain dari Morgan (1978) dalam Thabroni dan Mustofa (2011: 20), menyatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Slavin (1994) dalam Rifa i dan Anni (2009: 82) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Sementara Anni (2006: 2) menyatakan bahwa belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Palincsar (1998) dalam Arnold dkk (2012) menyatakan bahwa Learning is viewed as a dialogic process where lerners pool their knowledge and experience to create new meanings. Maksud pernyataan tersebut belajar dipandang sebagai proses dialogis dimana pebelajar mempunyai pengetahuan dan pengalaman untuk menciptakan makna baru. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku akibat adanya pengalaman dan latihan. Seseorang yang telah mengalami kegiatan belajar akan memiliki pengetahuan, kebiasaan, dan sikap, misalnya tidak tahu menjadi tahu, belum terampil menjadi terampil, dan tidak bisa menjadi bisa. Menurut peneliti belajar adalah usaha seseorang untuk memperoleh pengetahuan untuk merubah tingkah laku yang berasal dari latihan dan pengalaman. Perubahan tersebut mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik tetapi ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Perubahan tingkah laku akibat belajar relatif menetap Hakikat Pembelajaran Sugandi (2007: 9) menyebutkan bahwa pembelajaran terjemahan dari kata instruction yang berarti self instruction (dari internal) dan external instruction

32 (dari eksternal). Pembelajaran yang bersifat eksternal antara lain datang dari guru yang disebut teaching atau pengajaran. Terjemahan konsep dasar pembelajaran juga dirumuskan dalam Pasal 1 butir 20 UU nomor 20 tahun 2003 (2009: 170) tentang Sistem Pendidikan Nasional yakni pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Winataputra dkk (2007: 1.18), menyatakan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memfasilitasi, meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri siswa. Pendapat lain Briggs (1992) dalam Sugandi (2007: 9) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi si belajar itu memperoleh kemudahan dalam berinteraksi berikutnya dengan lingkungan. Sementara Rombepajung (1988) dalam Thabroni dan Mustofa (2011: 18), berpendapat bahwa pembelajaran adalah pemerolehan suatu mata pelajaran atau pemerolehan suatu keterampilan melalui pelajaran, pengalaman, atau pengajaran. Corey (1986) dalam Sagala (2010: 61) menyatakan pengertian konsep pembelajaran sebagai berikut: Konsep pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan. Jadi, pembelajaran merupakan proses meningkatkan pengetahuan dan bersifat individual. Pembelajaran mengubah stimuli dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada sipebelajar untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari. Selanjutnya sejumlah informasi tersebut menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. 17

33 Hasil Belajar Rifa i dan Anni (2009: 85) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Anni (2006: 5) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Gagne (1958) dalam Suprijono (2011: 5), menjelaskan bahwa hasil belajar berupa hal-hal berikut: Hasil-hasil belajar meliputi: (1) Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis; (2) Keterampian intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang; (3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri; (4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi; (5) Sikap adalah kemampun menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku. Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kemampuan kognitif adalah kemampuan yang berkaitan dengan mental (otak). Kemampuan afektif adalah kemampuan yang berkaitan dengan sikap (nilai). Kemampuan psikomotor adalah kemampuan yang berkaitan dengan keterampilan. Sementara hasil belajar menurut Bloom (1956) dalam Thabroni dan Mustofa (2011: 23) sebagai berikut: Hasil belajar meliputi: (1) Domain Kognitif mencakup: (a) Pengetahuan, ingatan; (b) Pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh; (c) Menerapkan; (d) Menguraikan, menentukan hubungan; (e) Mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru; (f) Menilai. (2) Domain Afektif mencakup: (a) Sikap menerima; (b) Memberikan respon; (c) Nilai; (d) Organisasi; (d) Karakterisasi. (3) Domain Psikomotor mencakup: (a) Initiatory; (b) Pre routine; (c) Rountinized; (d) Keterampilan produktif, teknik, sosial, manajerial, dan intelektual.

34 19 Jadi, hasil belajar adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat telah melakukan kegiatan-kegiatan belajar. Perubahan tersebut dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotorik Karakteristik Perkembangan Siswa SD Karakteristik siswa SD berada pada periode atau masa anak akhir dengan rentangan usia 6-12 tahun. Perkembangan siswa SD meliputi perkembangan berbagai aspek baik fisik maupun psikis. Pertumbuhan fisik pada siswa SD berjalan lambat dan relatif seragam. Santrock (1999) dalam Mikarsa (2007: 5.3) menyatakan bahwa pada masa usia SD pertumbuhan fisik cenderung lambat, tidak seperti pada masa-masa bayi dan masa kanak-kanak, bahkan pada masa remaja. Perkembangan bahasa anak usia SD terutama berbicara dan penguasaan kosakata mengalami peningkatan yang pesat. Sejalan dengan perkembangan bahasa, terjadi pula kemajuan berpikir. Dengan demikian, pada periode ini mulai dikembangkan keterampilan dan kemampuan bersekolah (skolastik) seperti kemampuan dalam membaca, menulis dan menghitung, serta pengetahuan dan keterampilan hidup yang diperlukan sesuai dengan usia dan lingkungan anak SD. Mikarsa (2007: 4.17) menyatakan bahwa perkembangan sosial adalah kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan harapan-harapan kelompok sosialnya. Perkembangan sosial anak usia SD mulai meluas dari lingkungan sosial di sekitar rumah menjadi lingkungan teman-teman sekolah. Kelompok anak usia SD biasanya merupakan kelompok bermain yang terdiri atas anggota dari jenis kelamin yang sama. Selain itu ada aturan dan pemimpinnya yang mempunyai

35 20 keunggulan dibandingkan anggota kelompok lainnya. Status sosial anak yang diperoleh dari sosiometri mengenai kedudukan anak dalam kelompoknya dapat dimanfaatkan untuk kelompok belajar. Perkembangan moral anak usia SD untuk berperilaku baik atau buruk tidak hanya berdasarkan respon senang atau tidak senang dari orang lain. Anak usia SD mulai berkembang konsep-konsep moral yang umum dan berkembangnya suara hati yang mulai mengendalikan perilakunya. Anak mulai mencari konsep diri yang ideal dengan cara mengagumi tokoh-tokoh yang memiliki sifat keunggulan yang dibanggakan sebagai gambaran jati diri yang ikut menentukan perilakunya. Kurnia (2007: 1-21) berpendapat bahwa anak usia SD senang bermain dalam kelompoknya dengan melakukan permainan yang konstruktif dan olahraga. Siswa yang menguasai keterampilan bermain berkarakteristik gemar bermain. Guru dapat memanfaatkan karakteristik ini untuk menerapkan pembelajaran yang ada di SD. Guru dapat mengajak anak untuk turut aktif bermain dalam pembelajaran di kelas sehingga siswa turut terlibat secara penuh dalam pembelajaran yang bermakna. Berdasarkan beberapa karakteristik dan ciri khas anak SD dapat disimpulkan bahwa anak usia SD senang bermain dengan teman sekelompoknya. Pembelajaran menjadi efektif apabila guru memperhatikan karakteristik siswa. Tepat jika dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi pemahaman pantun guru menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a match. Model pembelajaran kooperatif teknik make a match siswa diajak untuk bermain mencari pasangan dari kartu-kartu yang telah disediakan. Penerapan model pembelajaran make a match dimaksudkan agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran dan

36 21 guru tetap memperhatikan karakteristik siswa SD. Sehingga di samping siswa memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan, siswa juga dapat mengoptimalkan perkembangannya Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Landasan teori yang akan peneliti gunakan untuk mendukung teori hakikat pembelajaran Bahasa Indonesia di SD antara lain: pengertian bahasa, pembelajaran Bahasa Indonesia di SD, tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di SD, hakikat keterampilan berbahasa, materi pemahaman pantun di kelas IV. Landasan teori tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: Pengertian Bahasa Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi di dalam lingkungan masyarakat. Interaksi terasa semakin penting pada saat manusia membutuhkan eksistensinya diakui. Kegiatan interaksi yang manusia lakukan memerlukan alat, sarana atau media yang disebut dengan bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran. Bahasa yang dalam bahasa Inggris disebut language berasal dari bahasa latin yang berarti lidah. Lidah merupakan alat ucap yang yang paling sering digunakan daripada alat ucap yang lain. Secara universal pengertian bahasa ialah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran (Santosa, 2008: 1.2). Melalui ujaran manusia mengungkapkan hal yang nyata atau tidak, yang berwujud maupun yang kasat mata, situasi dan kondisi yang lampau, kini, maupun yang akan datang. Ujaran manusia dapat dikatakan sebagai bahasa apabila ujaran tersebut mengandung makna.

37 22 Santosa (2008: 1.2) menyatakan bahwa bahasa alat komunikasi yang mengandung beberapa sifat yakni, sistematik, mana suka, ujar, manusiawi dan komunikatif. Setiap bahasa terdiri dari sistem bunyi dan sistem makna. Bahasa disebut mana suka karena unsur-unsur bahasa dipilih secara acak tanpa dasar. Bahasa disebut juga ujaran karena media bahasa yang terpenting adalah bunyi. Bahasa bersifat manusiawi karena bahasa menjadi berfungsi selama manusia yang memanfaatkannya, bukan makhluk lainnya. Bahasa disebut alat komunikasi karena bahasa berfungsi sebagai penyatu keluarga, masyarakat, dan bangsa dalam segala kegiatannya. Berdasarkan beberapa pengertian bahasa bahasa yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia untuk saling berhubungan (komunikasi) yang dihasilkan oleh alat ucap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Bahasa Indonesia SD terdapat serangkaian kompetensi yang dipahami, diketahui, dilakukan siswa sebagai hasil pembelajaran. Santosa (2008: 5. 19) menyatakan bahwa pembelajaran bahasa adalah proses memberi rangsangan belajar berbahasa kepada siswa dalam upaya siswa mencapai kemampuan berbahasa. Pembelajaran Bahasa Indonesia SD direncanakan dan dipolakan untuk menggali potensi kebahasaan siswa dan pengalaman berbahasa siswa. Semuanya ini bertujuan agar siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pembelajaran Bahasa Indonesia harus memberikan berbagai kecakapan berbahasa, baik mendengar, berbicara, membaca, menulis. Guru harus terampil mengemas dan menyajikan kegiatan dan materi Bahasa Indonesia yang membumi.

38 Artinya suatu kegiatan pembelajaran yang memberikan makna sehingga siswa dapat menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Pembelajaran Bahasa Indonesia menurut Permendiknas nomor 22 (2006: 105) diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Berikut merupakan tujuan umum dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sebagaimana dikemukakan oleh Santosa (2008: 3.7): Tujuan umum pembelajaran Bahasa Indonesia di SD meliputi hal-hal berikut: (1) Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. (2) Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif dalam bermacam-macam tujuan. (3) Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan sosial. (4) Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa. (5) Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, wawasan kehidupan, meningkatkan kemampuan berbahasa. (6) Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya intelektual. Dari rumusan tujuan di atas jelas, bahwa lulusan SD diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Selain itu lulusan SD juga diharapkan memiliki pengetahuan yang memadai tentang kebahasaan sehingga dapat menunjang keterampilan berbahasa. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD membuat lulusannya memiliki sikap positif terhadap Bahasa Indonesia serta menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian dan khasanah budaya/intelektual bangsa Indonesia. 23

39 Materi Pemahaman Pantun di Kelas IV Materi pemahaman pantun merupakan salah satu materi pada mata pelajaran Bahasa di kelas IV semester 2. Pada silabus pembelajaran SD Negeri 2 Karangjati (2012: 30) materi pemahaman pantun termasuk ke dalam standar kompetensi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak. Materi pemahaman pantun termasuk pada kompetensi dasar membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dan lain-lain). Materi pemahaman pantun menggunakan 4 jam pelajaran di semester 2. Materi pemahaman pantun di kelas IV semester 2 meliputi: (1) Pengertian Pantun; (2) Ciri-ciri Pantun; (3) Jenis-jenis Pantun. Berikut uraian selengkapnya. Puisi merupakan hasil karya sastra yang harus dilestarikan keberadaannya. Sebagai hasil dari karya sastra puisi telah mengalami perkembangan dari masa ke masa. Hal ini ditandai dengan digolongkannya puisi ke dalam dua golongan yaitu puisi lama dan puisi baru. Pantun merupakan salah-satu jenis puisi lama asli Indonesia. Eti (2008: 5) menyatakan bahwa puisi lama adalah puisi yang terikat oleh syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat itu berkaitan dengan jumlah larik pada setiap bait, jumlah kata atau suku kata pada setiap larik, susunan sajak pada akhir larik tiap satu bait, iramanya menurut pola tertentu. Di SD pantun masih diajarkan dalam pembelajaran terutama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Pantun merupakan salah satu materi pelajaran di kelas IV semester 2. Berdianti (2008: 3) menyatakan bahwa pantun adalah karya sastra yang berbentuk puisi yang memiliki ciri khas dalam penyusunannya. Dari segi bentuk pantun terdiri atas bait dan baris. Sedangkan dari segi isi, pantun terdiri atas sampiran dan isi. Sementara menurut Umar Yunus (1981) dalam

40 Berdianti (2008: 14) menjelaskan bahwa parikan merupakan bentuk pantun, bentuk puisi yang terutama digunakan sebagai alat dalam tanya jawab antara dua orang misalnya antara seorang teruna (pemuda) dengan seorang dara (pemudi), atau bagian dari ratapan yang dinyanyikan seperti pada nyanyian-nyanyian. Berdianti (2008: 4) menjelaskan bahwa pantun mempunyai ciri-ciri baik dari segi bentuk maupun isinya. Ciri-ciri pantun sebagai berikut: (1) Satu bait pantun terdiri dari empat baris; (2) Baris pertama dan kedua merupakan sampiran atau bukan maksud yang sebenarnya. Biasanya berupa kiasan-kiasan; (3) Baris ketiga dan keempat merupakan isi. Apa yang akan disampaikan oleh pembuat pantun dituangkan di baris ini; Sajak atau bunyi pada pantun harus beraturan; (4) Sajak atau bunyi terakhir baris pertama sama dengan baris ketiga. Baris ke dua sama bunyi akhirnya dengan baris keempat. Maka pantun bersajak a-b-a-b. Pada kelas IV SD semester 2 terdapat materi pemahaman pantun. Salah satunya memahami jenis-jenis pantun. Pantun terdiri dari banyak jenis. Jenis-jenis pantun yang dipelajari pada siswa kelas IV SD adalah sebagai berikut: (1) Pantun bersuka cita. Pantun Bersuka cita adalah pantun yang diucapkan saat merasa senang atau gembira; (2) Pantun nasihat. Pantun nasihat adalah pantun yang berisi nasihat agar seseorang mudah mengingat nasihat yang diberikan; (3) Pantun agama. Pantun agama adalah pantun yang beisi nilai-nilai agama; (4) Pantun jenaka. Pantun jenaka adalah pantun yang berisi lelucon. Pantun jenaka bertujuan untuk menghibur orang yang mendengar dan membuat suasana semakin riang; (5) Pantun teka-teki. Pantun teka-teki adalah pantun yang berisi pertanyaan yang bisa dijawab. Berdasarkan penjelasan pada bagian hakikat pembelajaran Bahasa Indonesia SD direncanakan untuk menggali potensi kebahasaan siswa serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Puisi merupakan hasil karya sastra yang harus dilestarikan. Pantun merupakan salahsatu jenis puisi lama asli Indonesia. Materi pemahaman pantun masih 25

41 26 dikembangkan di SD dalam pembelajaran terutama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu pada kelas IV semester Model Pembelajaran Menurut Arends dalam Suprijono (2011: 46) model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuantujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Joyce (1992) dalam Trianto (2007: 5) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu siswa mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu dalam memilih suatu model pembelajaran harus memiliki pertimbangan-pertimbangan. Misalnya materi pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, dan sarana atau fasilitas yang tersedia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Jadi, model pembelajaran merupakan kerangka yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar. Guru sangat penting untuk menambah wawasan tentang model pembelajaran. Wawasan guru

42 tentang model pembelajaran sangat bermanfaat dalam penerapan model pembelajaran di kelas. Tujuan pembelajaran dapat tercapai dan tuntas sesuai yang diharapkan jika guru dapat menerapkan model pembelajaran yang tepat sesuai materi Model Pembelajaran Konvensional Salah satu model pembelajaran yang masih berlaku dan banyak digunakan oleh guru adalah model pembelajaran konvensional. Pada model pembelajaran konvensional pembelajaran didominasi guru. Selain itu, model pembelajaran konvensional tidak memberikan akses bagi siswa untuk berkembang secara mandiri melalui proses penemuan dan proses berpikirnya (Trianto, 2007: 1). Pembelajaran konvensional menurut Departemen Pendidikan Nasional dalam Yasa (2008) dalam Riyanti (2012) yaitu: Pembelajaran konvensional cenderung pada belajar hapalan yang mentolerir respon-respon yang bersifat konvergen, menekankan informasi konsep, latihan soal dalam teks, serta penilaian masih bersifat tradisional dengan paper dan pencil test yang hanya menuntut pada satu jawaban benar. Belajar hapalan mengacu pada penghapalan fakta-fakta, hubungan-hubungan, prinsip, dan konsep. 27 Model pembelajaran konvensional dimana seorang siswa akan mengomandani dirinya sendiri dalam menyelesaikan semua tugasnya dan pada proses belajar hanya sedikit terjadi proses diskusi antar siswa (Hamdani, 2011: 166). Pada pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran konvensional pembentukan kelompok tidak diperhatikan. Siswa lebih sering menyelesaikan tugas akademik secara individu. Diskusi antar siswa jarang dilakukan dalam proses pembelajaran. Jadi, model pembelajaran konvensional adalah model

43 pembelajaran yang menekankan pada pembelajaran klasikal dan pembelajarannya masih terpusat pada guru Kelebihan Model Pembelajaran Konvensional Model pembelajaran konvensional memiliki beberapa kelebihan. Berikut merupakan kelebihan model pembelajaran konvensional menurut Astuti (2010) dalam Riyanti (2012): Kelebihan model pembelajaran konvensional yaitu: (1) Berbagi informasi yang tidak mudah ditemukan di tempat lain; (2) Menyampaikan informasi kepada siswa dengan cepat; (3) Membangkitkan minat akan informasi; (4) Mengajari siswa yang cara belajar terbaiknya dengan mendengarkan; (5) Mudah diterapkan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan model pembelajaran konvensional sangat mudah diterapkan dalam pembelajaran. Selain hal tersebut model pembelajaran konvensional mempersingkat waktu ketika menyampaikan materi yang banyak Kekurangan Model Pembelajaran Konvensional Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran konvensional juga memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan dari model pembelajaran konvensional menurut Astuti (2010) dalam Riyanti (2012) antara lain yaitu: Kekurangan dari model pembelajaran konvensional yaitu: (1) Tidak semua siswa paham terhadap materi dengan cara mendengarkan penjelasan guru saja; (2) Guru sering merasa kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan apa yang dipelajari; (3) Pembelajaran tersebut cenderung tidak memerlukan pemikiran yang kritis; (4) Pembelajaran tersebut mengasumsikan bahwa cara belajar siswa itu sama; (5) Kurang menekankan pada pemberian keterampilan proses; (6) Para siswa tidak mengetahui apa tujuan mereka belajar pada hari itu; (7) Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh guru pada saat belajar 28

44 29 kelompok sedang berlangsung; (8) Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas; (9) Daya serap siswa rendah dan bersifat sementara. Berdasarkan pendapat di atas, model pembelajaran konvensional mempunyai kekurangan. Pada model pembelajaran konvensional guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok. Pembelajaran dengan model konvensional kurang membekas pada diri siswa karena siswa tidak terlibat aktif sepanjang proses pembelajaran. Oleh karena itu, daya serap siswa terhadap materi yang telah diajarkan rendah dan cepat hilang Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka berdiskusi dengan temannya (Trianto, 2007: 41). Siswa bekerja dalam kelompok untuk saling berdiskusi dengan temannya. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar. Nurhadi (2004) dalam Thobroni dan Mustofa (2011: 287) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh (saling tenggang rasa) untuk menghindari ketersinggungan dan kesalah-pahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Sementara Felder (1994) dalam Matin (2013) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai berikut: Cooperative learning is instruction that involves students working in teams to accomplish and assigned task and produce a final product

45 30 under conditions that include the following five elements, among others:(1) Positive interdependence; (2) Individiual accountability; (3) Face to face interaction; (4) Appropriate use of teamwork skills; (5). Regular selft - assessment of team functioning. Maksud dari pernyataan di atas yaitu Pembelajaran kooperatif adalah instruksi yang melibatkan siswa bekerja dalam tim untuk menyelesaikan dan diberi tugas dan menghasilkan produk akhir dalam kondisi yang mencakup lima elemen berikut: (1) Saling ketergantungan positif; (2) Adanya tanggung jawab perseorangan; (3) Interaksi tatap muka; (4) Sesuai penggunaan keterampilan kerjasama tim; (5) Penilaian fungsi tim. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif sebagaimana dikemukakan Slavin yaitu penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil (Alma, 2009: 82). Jika kelompok memperoleh nilai yang sama di atas kriteria yang ditentukan dalam hal hasil yang dicapai, proses pencapaian hasil dengan kerjasama yang baik dalam kelompok, maka kelompok tersebut akan diberikan penghargaan. Model pembelajaran kooperatif membuka peluang bagi upaya untuk mencapai tujuan meningkatkan keterampilan sosial siswa. Berikut merupakan lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif sebagaimana dikemukakan Roger dan Johnson (1992) dalam Suprijono (2011: 58): Lima unsur pembelajaran kooperatif yaitu: (1) Saling ketergantungan positif. Setiap anggota dalam kelompok saling bekerjasama untuk paham terhadap bahan yang menjadi tugas mereka; (2) Pembelajaran kooperatif adalah tanggung jawab individual, artinya setelah mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama; (3) Pembelajaran kooperatif adalah

46 31 interaksi promotif dimana unsur ini menghasilkan saling ketergantungan positif; (4) Pembelajaran kooperatif adalah keterampilan sosial dimana menuntut siswa untuk saling mengenal, mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius, saling menerima dan mendukung, dan mampu menyelesaikan konflik bersama; (5) Pembelajaran kooperatif adalah pemprosesan kelompok, siswa dituntut untuk memberikan kontribusi kegiatan di dalam kelompok. Kelima unsur di atas, jika dilaksanakan dengan baik, maka akan menghasilkan hasil belajar yang maksimal. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Pembelajaran kooperatif melibatkan siswa secara aktif untuk bekerjasama dalam kelompok. Penerapan model pembelajaran kooperatif lebih diarahkan oleh guru namun bukan berarti pembelajaran kooperatif hanya berpusat pada guru. Pada pembelajaran kooperatif guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan dan informasi yang dirancang. Hal itu untuk membantu siswa menyelesaikan kesulitan dan masalah dalam pembelajaran. Penerapannya model pembelajaran kooperatif yang baik harus memiliki ciri-ciri dan memenuhi lima unsur yang dijelaskan di atas. Jadi, model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengaktifkan siswa sepanjang proses pembelajaran Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa kelebihan. Berikut merupakan kelebihan model pembelajaran kooperatif menurut Thabroni dan Mustofa (2011: 291): Kelebihan model pembelajaran kooperatif antara lain: (1) Memberi peluang kepada siswa agar mengemukakan dan membahas suatu pandangan, pengalaman, yang diperoleh siswa belajar secara bekerja sama dalam merumuskan ke arah satu pandangan kelompok; (2)

47 32 Siswa dimungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar; (3) Siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar karena didorong dan didukung dari rekan sebaya; (4) Siswa menghasilkan peningkatan kemampuan akademi, kemampuan berpikir kritis dan membentuk hubungan persahabatan; (5) Siswa yang bersama-sama bekerja dalam kelompok akan menimbulkan persahabatan yang akrab yang terbentuk di kalangan siswa; (6) Saling ketergantungan yang positif. Penerapan model pembelajaran kooperatif jika dilihat dari aspek siswa memberikan peluang agar siswa mengemukakan dan membahas suatu pandangan, pengalaman, yang diperoleh. Siswa belajar secara bekerja sama dalam merumuskan ke arah satu pandangan kelompok, sehingga siswa dimungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar. Berdasarkan pendapat di atas, model pembelajaran kooperatif mempunyai kelebihan dibandingkan dengan pembelajaran yang didasarkan dengan pembelajaran klasikal. Dampak dari pembelajaran yang aktif, menyenangkan, dan menarik dapat meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran klasikal. Siswa tidak hanya diam, tetapi siswa terlibat secara aktif sepanjang proses pembelajaran Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa kekurangan. Lie (2008) dalam Thabroni dan Mustofa (2011: 293) menyatakan bahwa banyak pengajar (guru) masih enggan menerapkan pembelajaran kooperatif dengan berbagai alasan. Alasan utamanya adalah adanya kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika mereka ditempatkan dalam kelompok. Bagi siswa yang kurang pandai dikhawatirkan akan merasa rendah diri

48 33 ditempatkan satu kelompok dengan temannya yang pandai. Bagi beberapa siswa, terutama siswa yang pandai dan rajin, belajar kelompok akan merugikan mereka. Siswa yang pandai dan rajin tersebut akan merasa temannya yang kurang pandai atau pemalas akan menumpang jerih payahnya. Kekurangan dari pihak guru adalah banyak dari pengajar hanya membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok dan memberi tugas untuk diselesaikan tanpa ada pedoman mengenai pembagian tugas. Pembelajaran menggunakan model kooperatif tidak dapat dilakukan secara mandiri oleh siswa. Guru harus membimbing siswa untuk memahami langkah-langkah model kooperatif. Pada penerapan model pembelajan kooperatif guru harus mempersiapkan pembelajaran yang matang. Guru juga harus memahami langkah model kooperatif, sehingga dapat menentukan waktu dan mempersiapkan alat dan bahan yang memadai. Pada penerapan model pembelajaran kooperatif biasanya banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan. Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang. Hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif. Oleh sebab itu, guru perlu selalu mengawasi proses pelaksanaan model kooperatif. Kekurangan model pembelajaran kooperatif dapat diantisipasi dengan mempersiapkan secara matang sebelum menerapkan model kooperatif. Persiapan yang matang dapat mengurangi kendala atau kesulitan dalam penerapan model kooperatif. Guru perlu memahami penerapan model pembelajaran kooperatif sebelum diterapkan dalam pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai secara optimal.

49 Perbandingan Model Pembelajaran Konvensional dengan Model Pembelajaran Kooperatif Pada model pembelajaran konvensional dan model pembelajaran kooperatif jika dibandingkan terdapat banyak perbedaan. Perbandingan model pembelajaran konvensional dengan model pembelajaran kooperatif menurut Hamdani (2011: 166) dapat dibaca pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Perbandingan Model Pembelajaran Konvensional dengan Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Konvensional 1. Memfokuskan pada prestasi individu. 2. Setiap siswa akan saling berkompetisi dan berprinsip, jika aku tidak sukses, aku akan kalah dan kehilangan. 3. Penghargaan berupa prestasi individu. 4. Dalam belajar hanya sedikit terjadi proses diskusi antar siswa. Pembelajaran Kooperatif 1. Memfokuskan pada prestasi kelompok. 2. Setiap anggota kelompok percaya bahwa kesuksesan tidak dapat diraih tanpa kesuksesan kelompok, Jika kamu menang, aku menang. 3. Penghargaan kelompok sebagai prestasi masing-masing anggota kelompok. 4. Sesama anggota kelompok akan saling membantu, mendorong, dan saling memotivasi dalam proses belajar. 5. Tanggung jawab yang ada berupa tanggung jawab individu. tang- gung jawab individu dan 5. Tanggung jawab yang ada berupa tanggung jawab kelompok. 6. Setiap anggota kelompok akan saling bertanggung jawab. 6. Kemampuan sosial diabaikan. 7. Kemampuan teamwork adalah suatu 7. Seorang siswa akan mengomandani dirinya sendiri dalam menyelesaikan semua tugasnya. 8. Tidak ada proses tentang cara untuk meningkatkan kualitas kerja. 9. Pembentukan kelompok tidak diperhatikan (tidak ada), yang ada berupa kelompok besar yaitu kelas. tuntutan. 8. Sikap anggota akan mengharapkan ada-nya suatu kolaboratif. 9. Kepemimpinan menjadi tanggung ja-wab semua anggota kelompok. 10. Setiap siswa memberikan prosedur untuk menganalisis cara terbaik. 11. Guru membentuk kelompok-kelompok yang heterogen. 12. Setiap kelompok, terdiri atas 4-5 anggota (kelompok kecil). 13. Guru mengobservasi dan intervensi.

50 Model Pembelajaran Koperatif Teknik Make A Match Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak teknik salah satunya teknik make a match digunakan untuk mengatasi keterbatasan sarana dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran ini dapat digunakan oleh para guru sebagai dasar melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, dan sebagai suatu alternatif dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa. Model make a match merupakan model pembelajaran yang dikembangkan Loma Curran. Ciri utama model make a match adalah siswa diminta mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau pertanyaan materi tertentu dalam pembelajaran. Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia (Isjoni, 2010: 78). Karakteristik model make a match memiliki hubungan yang erat dengan karakteristik siswa yang gemar bermain. Pelaksanaan model make a match harus didukung dengan keaktifan siswa untuk bergerak mencari pasangan dengan kartu yang sesuai dengan jawaban atau pertanyaan dalam kartu tersebut. Siswa yang pembelajarannya dengan model make a match aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga siswa dapat mempunyai pengalaman belajar yang bermakna.

51 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Make A Match Beberapa hal yang perlu dipersiapkan jika pembelajaran dikembangkan dengan model make a match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu lainnya berisi jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut. Berikut merupakan langkah model make a match menurut Suprijono (2011: 94): Langkah model make a match yaitu: (1) Guru membagi kelas menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok pembawa kartu pertanyaan. Kelompok kedua merupakan kelompok yang membawa jawaban dari pertanyaan yang ada di kartu pertanyaan. Kelompok tiga sebagai kelompok penilai; (2) Atur posisi kelompok tersebut berbentuk huruf U. Kelompok pertama dan kedua berjajar saling berhadapan; (3) Guru memberikan tanda, misal dengan menggunakan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama dan kedua saling bergerak mereka bertemu dan mencari pasangan jawaban yang cocok. (4) Berikan waktu pada kelompok pertama dan kedua untuk saling berdiskusi; (5) Hasil diskusi ditandai oleh pasangan-pasangan antara anggota kelompok pembawa kartu pertanyaan dengan anggota kelompok pembawa kartu jawaban; (6) Pasangan-pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan pertanyaan dan jawaban kepada kelompok penilai. (7) Penilai menilai jawaban pasangan-pasangan yang terbentuk; (8) Pelaksanaan make a match dapat diulangi hingga semua anak dalam kelas mengalami menjadi berada dalam ketiga kelompok di atas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match pada Materi Pemahaman Pantun Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match pada materi pemahaman pantun di kelas IV A semester 2 di SD Negeri 2 Karangjati sesuai dengan langkah-langkah menurut Suprijono. Berikut merupakan uraian penerapan langkah model make a match dalam pembelajaran pemahaman pantun. (1) Guru memberikan materi pemahaman pantun kepada siswa. (2) Guru menyiapkan kartu-kartu, diantaranya kartu yang berisi soal materi pemahaman pantun dan kartu jawaban soal tersebut.

52 37 (3) Guru membagi siswa dalam satu kelas yang berjumlah dua puluh siswa menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama beranggotakan lima siswa merupakan kelompok pembawa kartu berisi pertanyaan. Kelompok kedua beranggotakan lima siswa merupakan kelompok pembawa kartu berisi jawaban. Kelompok ketiga beranggotakan sepuluh siswa merupakan kelompok penilai. (4) Guru mengatur posisi kelompok-kelompok tersebut membentuk huruf U. Kelompok pertama dan kedua berjajar saling berhadapan. (5) Guru memberikan tanda dengan menggunakan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama maupun kelompok kedua saling bergerak mereka bertemu, mencari pasangan jawaban-jawaban yang cocok. (6) Guru memberikan kesempatan mereka untuk berdiskusi. (7) Hasil diskusi ditandai oleh pasangan-pasangan antara anggota kelompok pembawa kartu jawaban. Pasangan-pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan jawaban kepada kelompok penilai. (8) Setelah penilaian dilakukan, kelompok pertama dan kelompok kedua bersatu kemudian memosisikan diriya menjadi kelompok penilai. (9) Kelompok penilai pada sesi pertama dipecah menjadi dua, sebagian memegang kartu pertanyaan dan sebagian lainnya memegang kartu jawaban. (10) Guru kembali memposisikan mereka dalam bentuk huruf U. Kelompok pertama dan kedua berjajar saling berhadapan. Sedangkan kelompok ketiga berjajar diantara kelompok pertama dan kelompok kedua, sehingga membentuk huruf U.

53 38 (11) Guru kembali membunyikan peluitnya menandai kelompok pemegang kartu pertanyaan dan jawaban bergerak untuk mencari, mencocokkan, dan mendiskusikan pertanyaan-jawaban. (12) Masing-masing pasangan pertanyaan-jawaban menunjukkan hasil kerjanya kepada kelompok ketiga sebagai penilai. (13) Kelompok ketiga sebagai penilai memeriksa jawaban masing-masing pasangan. Jadi, penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match pada materi pantun menuntut siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa terlibat aktif mencari penyelesaian dari kartu soal dan kartu jawaban materi pantun yang ada di hadapannya dan menilai hasil jawaban temannya sehingga siswa mengalami pembelajaran yang bermakna. 2.3 Kerangka Berpikir Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran non eksak pada pembelajaran di SD. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Demikian pula halnya dengan hasil belajar Bahasa Indonesia. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yaitu penerapan model pembelajaran. Proses pembelajaran dikatakan sulit mencapai tujuan manakala guru tidak menerapkan model yang tepat sesuai karakteristik masing-masing pelajaran. Model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah, penugasan, dan diskusi kelompok dalam pembelajaran Bahasa Indonesia seringkali digunakan

54 39 guru. Model pembelajaran konvensional tidak mengaktifkan siswa dan akan membuat siswa jenuh dan pasif saat pembelajaran berlangsung. Model pembelajaran konvensional juga mengakibatkan siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya dan interaksi antarsiswa kurang terbangun. Siswa juga tidak mengalami pembelajaran yang bermakna. Hal tersebut mengakibatkan siswa merasa sulit dalam menerima pelajaran Bahasa Indonesia dan daya serap terhadap materi cepat hilang. Untuk itu, guru perlu memilih dan menerapkan model pembelajaran yang lebih inovatif agar dapat membuat suasana belajar menjadi menyenangkan bagi siswa. Materi yang dibahas dalam penelitian ini, adalah materi pemahaman pantun. Pembelajaran materi pemahaman pantun menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a match. Model pembelajaran make a match telah dipertimbangkan dan tepat untuk pembelajaran materi pemahaman pantun. Pada model pembelajaran make a match siswa mengalami pembelajaran yang bermakna. Model pembelajaran make a match mengajak siswa untuk turun langsung dalam mencari pasangan kartu yang berisi pertanyaan dan jawaban. Kegiatan yang dilakukan siswa ini melatih siswa untuk menemukan pengetahuan yang sedang diberikan oleh guru. Sehingga hasil belajar materi pemahaman pantun, yang pembelajarannya menerapkan model make a match diperkirakan lebih baik daripada yang pembelajarannya menerapkan model konvensional. Berdasarkan uraian di atas, maka diduga ada perbedaan hasil belajar materi pemahaman pantun yang pembelajarannya menerapkan model make a match dan yang menerapkan model konvensional di kelas IV SD Negeri 2 Karangjati Kabupaten Banjarnegara.

55 40 Sampel Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Model Make A Match Model Konvensional Hasil Belajar Siswa Hasil Belajar Siswa Dibandingkan Ada atau tidak ada perbedaan hasil belajar siswa yang pembelajarannya menerapkan model make a match dan yang menerapkan model konvensional. Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 3. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis dikatakan jawaban sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada faktafakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2011: 64). Jadi, hipotesis dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum berupa jawaban empirik. Mengacu pada landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

56 41 H 0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada materi pemahaman pantun antara pembelajaran yang menerapkan model make a match dan pembelajaran yang menerapkan model konvensional. Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada materi pemahaman pantun antara pembelajaran yang menerapkan model make a match dan pembelajaran yang menerapkan model konvensional.

57 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Hal-hal tersebut antara lain: (1) Populasi dan Sampel; (2) Desain Penelitian; (3) Variabel Penelitian; (4) Data dan Teknik Pengumpulan Data; (5) Instrumen penelitian; dan (6) Analisis Data. Uraian selengkapnya sebagai berikut: 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dapat diartikan sebagai kelompok besar yang menjadi lingkup penelitian. Sampel dapat diartikan sebagai sebagai kelompok kecil yang mewakili kelompok besar. Populasi dan sampel ditentukan sebelum penelitian eksperimen dilaksanakan. Populasi dan sampel dalam penelitian ini selanjutnya akan dijelaskan sebagai berikut: Populasi Arikunto (2003) dalam Riduwan (2009: 70) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sementara Nawawi (1985) dalam Alma (2010: 54) menyebutkan bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap. Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga 42

58 43 objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu (Sugiyono, 2011: 119). Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD Negeri 2 Karangjati Banjarnegara. Jumlah seluruh populasi sebanyak 38 siswa yang terdiri atas 20 siswa dari kelas IV A dan 18 siswa dari kelas IV B. Alasan penentuan populasi tersebut karena SD Negeri 2 Karangjati memiliki kelas paralel dengan karakteristik pembelajaran dan kemampuan awal siswa yang sebanding serta tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Selain hal tersebut, siswa kelas IV SD Negeri 2 Karangjati mengalami kesulitan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal itu terbukti pada nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) semester 2 kelas IV A yang berjumlah 20 siswa 7 siswa belum mencapai KKM. Kelas IV B yang berjumlah 18 siswa 8 siswa belum mencapai KKM Sampel Arikunto (1998) dalam Riduwan (2008: 56) menyebutkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Karangjati. Kelas IV A terdiri dari 20 siswa dan kelas IV B terdiri dari 18 siswa. 3.2 Desain Penelitian Bentuk desain eksperimen yang digunakan pada penelitian ini yaitu quasi experimental design. Quasi experimental design merupakan pengembangan true

59 44 eksperimental design (eksperimen yang betul-betul), yang sulit dilaksanakan. Quasi experimental design mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2011: 77). Eksperimen semu ini diterapkan karena dalam penelitian pembelajaran peneliti tidak dapat sepenuhnya mengontrol seluruh variabel yang ada. Desain eksperimen semu bentuk nonequivalent control group design menurut Sugiyono (2011: 118) dapat digambarkan dengan rumus sebagai berikut: O 1 X O 2 O 3 O 4 Gambar 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design Keterangan: X : perlakuan yang diberikan. O 1 -O 3 : pre test pada tiap kelompok. O 2 -O 4 : post test pada tiap kelompok. Desain nonequivalent control group design hampir sama dengan desain eksperimen murni bentuk pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok kontrol maupun eksperimen tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2011: 118). Kelompok O 1 (kelompok eksperimen) diberi perlakuan (X) yaitu dengan menggunakan model pembelajaran make a match. Kelompok O 3 (kelompok kontrol) tidak diberi perlakuan yaitu dengan menggunakan model konvensional. Kedua kelompok diberi pre test untuk mengetahui keadaan awal

60 45 dari kedua kelompok tersebut. Kelompok eksperimen dan kontrol yang memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai subjek penelitian yakni bila hasil pre test antara kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan (O 1 =O 3 ) (Sugiyono, 2011: 76). Setelah kelompok eksperimen diberi perlakuan, kemudian kelompok eksperimen tersebut diberi post test untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan. Post test juga diberikan kepada kelompok kontrol. Hasil post test pada kelompok kontrol digunakan sebagai pembanding bagi dampak perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen. 3.3 Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik simpulannya (Sugiyono, 2011: 38). Variabel yang terdapat dalam penelitian ini meliputi variabel terikat dan variabel bebas. Kedua variabel tersebut selengkapnya akan dijelaskan sebagai berikut: Variabel Terikat (Y) Variabel terikat (dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011: 39). Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar Bahasa Indonesia materi pemahaman pantun kelas IV A Sekolah Dasar Negeri 2 Karangjati setelah diterapkan model pembelajaran make a match Variabel Bebas Variabel bebas (independen) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono,

61 : 39). Varibel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran Bahasa Indonesia materi pemahaman pantun dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Model make a match digunakan dalam pembelajaran pada kelompok eksperimen, yaitu kelas IV A untuk mengetahui dampaknya terhadap variabel terikat, yaitu hasil belajar Bahasa Indonesia. Penelitian dilakukan dengan dua kelompok. Kelompok eksperimen (kelas IV A) pembelajaran dengan menerapkan model make a match, sedangkan kelompok kontrol (kelas IV B) pembelajarannya menerapkan model konvensional Data dan Teknik Pengumpulan Data Data adalah keterangan mengenai sesuatu hal yang berupa himpunan fakta, angka, kata, huruf-huruf, gambar, dan sebagainya. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam metode ilmiah untuk menguji hipotesis. Pada penelitian eksperimen diperlukan teknik pengumpulan data yang paling tepat, sehingga didapat data yang valid dan reliabel. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2011: 224). Oleh karena itu, diperlukan berbagai teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang lengkap dan objektif. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai jenis data, sumber data, dan teknik pengumpulan data Jenis Data Data yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata,

62 47 kalimat, dan gambar. Data kualitatif dalam penelitian ini berupa data hasil pengamatan model pembelajaran make a match. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa hasil pre test dan post test kelas kontrol dan kelas eksperimen Sumber Data Sumber data adalah subjek dari mana data yang diperoleh (Arikunto, 2002: 107). Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari siswa kelas IV dan kelas V SD Negeri 2 Karangjati, guru SD Negeri 2 Karangjati, dan dokumen data. Sumber data di atas, akan dijelaskan sebagai berikut: Siswa Kelas IV dan Kelas V SD Negeri 2 Karangjati Siswa kelas IV dan kelas V SD Negeri 2 Karangjati merupakan sumber data utama dalam penelitian ini. Siswa kelas IV merupakan sampel dalam penelitian eksperimen. Kelas IV A berjumlah 20 siswa, sedangkan kelas IV B berjumlah 18 siswa. Data yang diperoleh dari siswa kelas V berupa hasil tes uji coba butir soal instrumen dengan jumlah 30 siswa. Data yang diperoleh dari siswa kelas IV berupa hasil pre test dan post test. Data hasil pre test diperoleh dari hasil tes siswa sebelum memperoleh pembelajaran. Sedangkan data hasil post test diperoleh dari hasil tes siswa setelah memperoleh pembelajaran Guru SD Negeri 2 Karangjati Guru kelas IV SD Negeri 2 Karangjati yaitu Evi Supriyati, S. Pd. SD. dan Trisia Radiana Puspita, S. Pd. SD. Guru kelas IV tersebut memberikan informasi

63 48 mengenai data-data yang diperlukan peneliti. Informasi tersebut meliputi: jumlah siswa kelas IV, KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV, dan model pembelajaran yang biasa diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Dokumen Data Dokumen data berupa daftar nilai UTS Semester 2 siswa kelas IV SD Negeri 2 Karangjati tahun ajaran 2012/2013 merupakan salah satu sumber data yang diperoleh peneliti. Daftar nilai UTS diperlukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Dilakukan dengan membandingkan rata-rata nilai hasil belajar UTS semester 2 pada tes tertulis di kedua kelas Teknik Pengumpulan Data Setiap teknik pengumpulan data akan menghasilkan data yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan berbagai teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang lengkap dan objektif. Berikut merupakan beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini Wawancara Tidak Terstruktur Wawancara menurut Riduwan (2010: 74) adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi secara langsung dari sumbernya. Dari berbagai macam wawancara, peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas, peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2011: 233).

64 49 Wawancara tidak terstruktur dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui jumlah siswa pada kelas IV dan untuk mengetahui antusiasme siswa kelas IV pada saat mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia. Wawancara juga dibutuhkan untuk mengetahui KKM pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Selain hal tersebut untuk mengetahui model pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada kelas IV SD Negeri 2 Karangjati Tahun ajaran 2012/ Observasi Riduwan (2010: 76) menjelaskan bahwa observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Hadi (1986) dalam Sugiyono (2011: 196) berpendapat bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi ini digunakan apabila penelitian yang diamati tidak terlalu besar. Pada penelitian ini observasi digunakan untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran. Observasi berguna untuk mengukur apakah pembelajaran yang dilaksanakan memenuhi persyaratan pembelajaran dengan model pembelajaran make a match atau tidak. Selain itu, pengamatan juga digunakan untuk menilai apakah pembelajaran terlaksana dengan baik atau tidak Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian lainnya (Susanti, 2010: 21).

65 50 Pada penelitian ini, dokumentasi digunakan untuk memperoleh data jumlah siswa dan nilai UTS siswa kelas IV SD Negeri 2 Karangjati Tahun Ajaran 2012/2013 selengkapnya tercantum pada lampiran 1 dan lampiran 2. Selain itu untuk memperoleh data jumlah siswa kelas V SD Negeri 2 Karangjati Tahun Ajaran 2012/2013 dapat dibaca pada lampiran Tes Alma (2010: 76) menyatakan bahwa tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pernyataan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam penelitian ini, tes berfungsi untuk mengukur hasil belajar siswa pada materi pantun dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Bentuk tes yang digunakan dalam pre test dan post test yaitu tes pilihan ganda (multiple choice). Peneliti menggunakan jenis tes pilihan ganda karena materi yang diujikan dapat mencakup sebagian besar dari bahan pengajaran yang telah diberikan. Selain itu jawaban siswa dapat dikoreksi dengan mudah, dan penilaiannya bersifat objektif. Soal yang digunakan untuk tes berjumlah 20 butir dengan empat alternatif jawaban. Bobot tiap soal yaitu 1 jika jawaban benar, sehingga bobot maksimal yang didapat yaitu 20 jika semua jawaban siswa benar, selengkapnya tercantum pada lampiran Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat ukur dalam penelitian (Sugiyono, 2011: 102). Pada sebuah penelitian, dibutuhkan instrumen penelitian sebagai alat untuk

66 51 memperoleh data penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu soal yang berbentuk pilihan ganda untuk menilai hasil belajar siswa, dan lembar pengamatan pelaksanaan model make a match untuk menilai pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas guru. Selain menyiapkan instrumen, peneliti juga menyusun kelengkapan pembelajaran yaitu: (1) Silabus sekolah dapat dibaca pada lampiran 5; (2) Silabus pengembangan kelas eksperimen dapat dibaca pada lampiran 6; (3) Silabus pengembangan kelas kontrol dapat dibaca pada lampiran 7; (4) Recana Pelaksanaan Pembelajaran kelas eksperimen pertemuan ke 1 dapat dibaca pada lampiran 10; (5) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen Pertemuan Ke 2 dapat dibaca pada lampiran 11; (6) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol Pertemuan Ke 1 dapat dibaca pada lampiran 12; (7) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol Pertemuan Ke 2 dapat dibaca pada lampiran 13; (8) Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD); (9) Kisi-kisi soal; (10) Soal-soal tes. Sebelum soal-soal tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, terlebih dahulu soal tersebut diujicobakan kepada siswa di luar sampel yaitu siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Karangjati. Alasan kelas V sebagai sampel uji coba soal tes, karena mereka sudah memperoleh materi pantun di kelas IV. Uji coba (try out) ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesulitan, dan daya pembeda soal, sehingga nantinya diperoleh hasil penelitian yang valid dan reliabel. Untuk kepentingan uji coba soal, soal dibuat paralel yang setara baik cakupan materi maupun tingkat kesulitannya, sehingga jumlah butir soal untuk uji

67 52 coba sebanyak 40 butir soal sesuai dengan kisi-kisi soal. Soal uji coba selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 16. Setelah soal diujicobakan, soal kemudian diuji melalui uji validitas, uji reliabilitas, analisis tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda soal. Langkah-langkah dalam pengujian instrumen soal dijelaskan sebagai berikut: Uji Validitas Menurut Arikunto (1995) dalam Alma (2010: 97) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Validitas untuk instsrumen penelitian dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: (1) Validitas Logis; (2) Validitas Empirik. Uraian selengkapnya sebagai berikut: Uji Validitas Logis Validitas logis adalah validitas yang dinyatakan berdasarkan hasil penalaran. Untuk pengujian validitas logis dilakukan dengan cara menilai kesesuaian butir-butir soal dengan kisi-kisi soal yang telah dibuat sebelumnya. Proses pengujian validitas logis melibatkan 3 penilai ahli dibidangnya yaitu Drs. H. Y Poniyo, M. Pd. (pembimbing 1), Dra. Sri Sami Asih (pembimbing 2), M. Kes. dan Evi Supriyati, S. Pd. SD (guru kelas IV) Uji Validitas Empirik Validitas empirik adalah validitas yang dinyatakan berdasarkan hasil pengalaman. Sebuah instrumen penelitian dikatakan memiliki validitas, apabila sudah teruji dari pengalaman. Untuk mengetahui validitasnya peneliti kemudian menyebarkan instrumen tersebut kepada responden yang bukan responden sesungguhnya, yaitu siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Karangjati. Untuk uji

68 53 validitas empirik instrumen penelitian ini, menggunakan rumus korelasi Item- Total Statistics dengan bantuan program SPSS versi Uji Reliabilitas Setelah instrumen diuji validitasnya, kemudian diuji reliabilitasnya. Reliabilitas mengandung pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Suatu tes dikatakan reliabel apabila beberapa kali pengujian menunjukkan hasil yang relatif sama. Pengujian reliabilitas perangkat tes soal bentuk pilihan ganda untuk tiaptiap soal pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Cronbach s Alpha pada program SPSS versi 16 dengan menetapkan taraf signifikan 5%. Menurut Sekaran (1992) dalam Priyatno (98: 2010) menyatakan bahwa reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik Analisis Tingkat Kesukaran Soal Selain uji validitas dan reliabilitas, untuk memperoleh soal yang baik juga perlu adanya keseimbangan tingkat kesukaran soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksud yakni antara soal mudah, sedang, dan sukar jumlahnya proporsional. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar (Arikunto, 2007: 207). Oleh karena itu, diperlukan analisis tingkat kesukaran soal setelah soal diujicobakan. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal pilihan ganda menurut Arikunto (2007: 208) digunakan rumus:

69 54 Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul Js = jumlah seluruh siswa peserta tes Adapun tingkat kesukaran soal dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 0,00-0,30 berarti sukar 0,31-0,70 berarti sedang 0,71-1,00 berarti mudah Analisis Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal menurut Arikunto (2007: 211) adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Suatu butir soal yang dapat dijawab benar oleh siswa pandai maupun siswa yang kurang pandai, maka soal itu tidak baik karena tidak mempunyai daya pembeda. Demikian pula jika semua siswa baik pandai maupun bodoh tidak dapat menjawab benar. Soal tersebut tidak baik juga karena tidak mempunyai daya pembeda. Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar oleh siswa-siswa yang pandai saja. Daya pembeda butir soal untuk soal pilihan ganda menurut Arikunto (2007: 213) dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

70 55 Keterangan: J = jumlah peserta tes J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar P A = = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda butir soal menurut Arikunto (2007: 218) adalah sebagai berikut yaitu: D = 0,00 0,20 = jelek (poor) D = 0,21 0,40 = cukup (satifactory) D = 0,41 0,70 = baik (good) D = 0,71 1,00 = baik sekali (excellent) D = negatif, semuanya tidak baik. 3.6 Analisis Data Analisis data merupakan upaya mengolah data menjadi informasi sehingga data tersebut menjadi lebih mudah dipahami. Selain itu data dapat bermanfaat untuk menjawab masalah yang berkaitan dengan penelitian. Analisis data yang

71 56 akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: deskripsi data, uji kesamaan ratarata, dan uji prasyarat analisis. Metode analisis data tersebut dijelaskan sebagai berikut: Deskripsi Data Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang berupa kalimat atau pernyataan bukan berupa angka. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka (Purwanto dan Dyah, 2007: 20). Data kualitatif pada penelitian ini berbentuk aktivitas observasi pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran make a match, sedangkan data kuantitatifnya yaitu nilai hasil belajar Uji Kesamaan Rata-rata Uji kesamaan rata-rata digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa yang dilakukan dengan membandingkan rata-rata nilai hasil belajar UTS semester 2 pada tes tertulis di kedua kelas. Jika ada perbedaan rata-rata nilai yang terpaut jauh, maka penelitian tidak dapat dilaksanakan. Jika rata-rata nilai kedua kelas sama atau sedikit berbeda, penelitian dapat dilaksanakan karena perbedaan nilai rata-rata hasil belajar tidak terpaut jauh Uji Prasyarat Analisis Uji prasyarat analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan program SPSS versi 16. Uji prasyarat analisis yang dipakai dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji analisis akhir (pengujian hipotesis). Setelah penghitungan data menggunakan SPSS versi 16

72 57 dikatakan normal, langkah berikutnya yaitu uji homogenitas dilakukan terhadap data yang telah dikatakan normal. Uji prasyarat analisis akan dijelaskan sebagai berikut: Uji Normalitas Statistik parametris bekerja berdasarkan asumsi bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis berdistribusi normal (Sugiyono, 2011: 150). Bila data yang akan dianalisis tidak normal, maka statistik parametris tidak dapat digunakan, namun analisis data dapat menggunakan statistik nonparametris. Statistik nonparametris tidak menuntut terpenuhinya banyak asumsi, misalnya data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi normal (Sugiyono, 2011: 150). Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan terhadap skor prestasi belajar yang dicapai oleh seluruh anggota sampel dengan menggunakan uji Liliefors pada taraf signifikan 5%. Pengolahan data diolah menggunakan program SPSS versi 16 dengan menggunakan uji Liliefors dilakukan dengan cara membaca kolom nilai pada Kolmogorof-Smirnov. Data hasil belajar peserta didik dapat dikatakan normal apabila nilai yang ditunjukkan pada kolom nilai Kolmogorof-Smirnov lebih besar dari 0,05 dan data hasil belajar peserta didik dikatakan tidak normal jika kolom nilai Kolmogorof-Smirnov lebih kecil dari 0, Uji Homogenitas Uji homogenitas diperlukan terutama pada pengujian beda rata-rata yang saling independen (Triton, 2005: 83). Pada dasarnya uji homogenitas dilakukan untuk menyelidiki terpenuhi tidaknya sifat homogen pada varians antar kelompok. Uji homogenitas varian dilakukan dengan uji Independent Sample t-test,

73 58 menggunakan SPSS versi 16 dengan taraf signifikan 5%. Apabila signifikansinya lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variannya sama (homogen), namun apabila nilai signifikansinya kurang dari 0,05 maka variannya berbeda (tidak homogen). 3.7 Analisis Akhir Analisis data akhir ekperimen yaitu untuk menguji hasil belajar Bahasa Indonesia materi pantun dari kedua kelompok setelah masing-masing memperoleh perlakuan yang berbeda. Apabila data yang diuji ternyata berdistribusi normal, maka analisis akhir menggunakan analisis perbedaan uji-t. Persyaratan yang harus dipenuhi pada analisis data ini menggunakan uji-t yang menunjukkan adanya perbedaan persentase antara kedua kelompok yang akan dibandingkan. Kelas yang dibandingkan yaitu kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Penghitungan terhadap analisis akhir dihitung dengan menggunakan program SPSS versi 16. Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini menurut Sugiyono (2011: 197) yaitu sebagai berikut: Keterangan: : rata-rata kelompok kontrol : rata-rata kelompok eksperimen

74 59 : varians kelompok kontrol : varians kelompok eksperimen 1 : jumlah sampel kelas kontrol n 2 : jumlah sampel kelas eksperimen Jika data yang diuji ternyata berdistribusi tidak normal maka analisis akhir cukup menggunakan uji nonparametris yaitu dengan uji U Mann Whitney. Uji U Mann Whitney terdapat dua rumus yang digunakan untuk pengujian. Kedua rumus tersebut digunakan dalam perhitungan karena akan diperlukan untuk mengetahui harga U mana yang lebih kecil. Harga U yang lebih kecil tersebut yang digunakan untuk pengujian dan dibandingkan dengan U tabel. Kedua rumus tersebut menurut Sugiyono (2011: 61) adalah sebagai berikut: Rumus 1 : U 1 = n 1 n 2 + Rumus 2 : U 2 = n 1 n 2 + Keterangan : n 1 : jumlah sampel 1 n 2 : jumlah sampel 2 U 1 : jumlah peringkat 1 U 2 : jumlah peringkat 2 R 1 : jumlah rangking pada sampel n 1 R 1 : jumlah rangking pada sampel n 2

75 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini merupakan bagian inti yang berisi tentang hasil penelitian yang telah diperoleh peneliti beserta penjelasannya. Hasil dan pembahasan ini mencakup tentang: (1) Uji Prasyarat Instrumen; (2) Pelaksanaan Pembelajaran; (3) Deskripsi Data; (4) Hasil Penelitian; (5) Uji Prasyarat Analisis, (6) Analisis Akhir (Uji Hipotesis); dan (7) Pembahasan Hasil Penelitian. Pembahasan lebih mendalam mengenai bab hasil dan pembahasan akan diuraikan dalam penjelasan dibawah ini. 4.1 Uji Prasyarat Instrumen Setiap penelitian memerlukan instrumen-instrumen penelitian yang akan digunakan sebagai alat penghimpun data. Sebelum instrumen layak untuk dijadikan instrumen penelitian harus dilakukan uji prasyarat instrumen. Uji prasyarat instrumen dalam penelitian ini meliputi uji validitas, uji reliabilitas, taraf kesukaran, daya pembeda butir soal, dan uji kesamaan rata-rata. Uji prasyarat instrumen dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut: Uji Validitas Instrumen yang akan digunakan untuk mengambil data kuantitatif berupa hasil belajar siswa dalam penelitian ini yaitu soal pilihan ganda berjumlah 20 butir soal. Sebelum 20 butir soal terpilih sebagai soal yang valid dan reliabel untuk 60

76 61 dijadikan instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap 20 butir soal. Soal-soal yang akan digunakan saat tes formatif pada akhir pembelajaran, terlebih dahulu dilakukan uji coba. Uji coba dilaksanakan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Karangjati yang berjumlah 30 siswa. Soal yang akan diujicobakan dalam bentuk pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban. Soal berjumlah 40 butir soal dan akan dikerjkan dalam waktu 60 menit. Seluruh butir soal sebelum diujicobakan, telah dinilai validitas isinya oleh tiga orang ahli dibidangnya. Setelah soal dinilai oleh ketiga penilai tersebut dan dinyatakan layak diujicobakan, maka dilakukan uji coba soal kepada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Karangjati pada tanggal 20 Maret Hasil penilaian validitas logis oleh penilai ahli selengkapnya ada pada lampiran 17, sedangkan hasil uji coba soal selengkapnya ada pada lampiran 19. Setelah soal diujicobakan kemudian dilakukan uji validitas dengan menggunakan program SPSS versi 16. Hasil uji validitas menunjukkan terdapat 25 butir soal valid dan 15 butir soal tidak valid. Hasil penghitungan selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 20. Soal uji coba yang memenuhi syarat valid dapat dibaca pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Item Soal Keterangan Soal Valid Soal Tidak Valid 1, 3, 4, 5, 8, 9, 11, 13, 14, 2, 6, 7, 10,12, 15, 17, 18, 19, 21, 23, Nomor Soal 16, 20, 22, 24, 25, 27, 28, 26, 31, 33, , 30, 32,35, 36, 37, 38, 39, 40. Jumlah 25 butir soal 15 butir soal

77 62 Berdasarkan tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa 25 butir soal dinyatakan valid yaitu butir soal nomor 1, 3, 4, 5, 8, 9, 11, 13, 14, 16, 20, 22, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 32, 35, 36, 37, 38, 39, 40. Butir soal 2, 6, 7, 10,12, 15, 17, 18, 19, 21, 23, 26, 31, 33, 34 dinyatakan tidak valid. Berdasarkan uji validitas butir soal dari 25 butir soal yang valid akan dipilih 20 butir soal merupakan butir soal soal yang tidak valid. Soal yang terpilih berdasarkan pertimbangan analisis daya pembeda soal dan tingkat kesukaran soal Uji Reliabilitas Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas instrumen. Pengujian reliabilitas tidak dilakukan pada semua butir soal yang telah dibuat. Uji reliabilitas ini dilakukan hanya pada soal yang sudah dinyatakan valid. Berdasarkan uji validitas, ada 25 soal yang dinyatakan valid maka hanya 25 soal tersebut yang akan diuji reliabilitasnya. Pengujian reliabilitas instrumen ini menggunakan teknik konsistensi internal dengan uji Cronbach s Alpha. Penghitungannya secara lengkap menggunakan SPSS versi 16. Berdasarkan uji reliabilitas dengan rumus Cronbach s Alpha dengan menggunakan program SPSS versi 16 dapat disimpulkan nilai reliabilitas dengan rumus Cronbach s Alpha dari 25 butir soal yang diujikan yakni sebesar 0,893. Hasil uji reliabilitas tiap butir soal selengkapnya ada pada lampiran 21, sedangkan kesimpulan hasil penghitungan dapat dibaca pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

78 63 Berdasarkan tabel 4.2 diketahui Cronbach s Alpha menunjukkan nilai 0,893. Hal tersebut berarti instrumen soal sudah terbukti reliabel. Untuk pengujian reliabilitas menggunakan batasan tertentu seperti 0,8. Menurut Sekaran dalam Priyatno (2010: 98) reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan di atas 0,8 adalah baik Analisis Tingkat Kesukaran Soal Analisis tingkat kesukaran dilakukan untuk memperoleh soal yang baik yakni soal dengan kriteria mudah, sedang, dan sukar jumlahnya proporsional. Jumlah taraf kesukaran 20 soal harus sesuai dengan persentase yang dibutuhkan. Persentase yang dibutuhkan yaitu 25% soal (5 butir soal) dengan taraf kesukaran mudah, 50% soal (10 butir soal) dengan taraf kesukaran sedang, dan 25% soal (5 butir soal) dengan taraf kesukaran sukar. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal, soal diujicobakan terlebih dahulu, kemudian dianalisis lalu dihitung menggunakan rumus tingkat kesukaran soal. Soal yang dianalisis merupakan soal yang telah terbukti valid. Berdasarkan penghitungan, diperoleh 6 soal kriteria mudah, 14 soal kriteria sedang, dan 5 soal kriteria sukar. Hasil analisis selengkapnya ada pada lampiran 22, sedangkan kesimpulan hasil penghitungan dapat dibaca pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Keterangan Kategori Mudah Sedang Sukar Nomor Soal 4, 8, 13, 24, 27, 30. 5, 9, 14, 22, 25, 28, 1, 3, 11, 16, , 32, 34, 35, 36, 37, 39, 40. Jumlah 6 butir soal 14 butir soal 5 butir soal

79 64 Berdasarkan tabel 4.3 di atas, diperoleh hasil analisis tingkat kesukaran soal. Dari hasil tersebut diketahui bahwa 6 butir soal berkategori mudah, 14 butir soal berkategori sedang, dan 5 butir soal berkategori sukar. Selanjutnya dipilih 5 butir soal mudah, 10 butir soal sedang, dan 5 butir soal sukar sehingga memenuhi perbandingan 25% mudah, 50% sedang, dan 25% sukar. Soal yang terpilih dapat dibaca pada tabel 4.4 Tabel 4.4 Soal yang Terpilih Berdasarkan Analisis Tingkat Kesukaran Soal Keterangan Kategori Mudah Sedang Sukar Nomor Soal 8, 13, 24, 27, 30. 5, 9, 14, 22, 25, 29, 1, 3, 11, 16, , 35, 36, 37. Jumlah 5 butir soal 10 butir soal 5 butir soal Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diketahui kategori tingkat kesukaran soal dari 20 butir soal yang sudah valid dan reliabel. Analisis tersebut menunjukkan bahwa terdapat 5 butir soal sulit, 10 butir soal sedang, dan 5 butir soal sukar. Jumlah klasifikasi tingkat kesukaran soal tersebut sudah memenuhi syarat untuk persentase taraf kesukaran soal yang dibutuhkan Analisis Daya Pembeda Soal Analisis daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan soal membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Soal yang memiliki daya pembeda, bila diujikan pada siswa akan menghasilkan gambaran yang sesuai dengan kemampuan siswa yang sebenarnya. Untuk menganalisis daya pembeda soal, soal diujicobakan terlebih dahulu kemudian dianalisis dan dihitung menggunakan rumus daya pembeda soal.

80 Hasil penghitungan selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 23, sedangkan kesimpulan hasil penghitungan daya pembeda soal dapat dibaca pada tabel Tabel 4.5 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Keterangan Nomor Soal Kategori Baik Cukup Jelek 1, 3, 4, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 16, 18, 21, 23, 24, 27, 30, 32, 33, 39. 5, 20, 22, 25, 29, 35, 36, 37, 38, 40. 2, 6, 12, 15, 17, 19, 26, 28, 31, 34 Jumlah 10 butir soal 20 butir soal 10 butir soal Berdasarkan analisis daya pembeda 40 butir soal di atas, diperoleh hasil klasifikasi daya pembeda tiap butir soal. Hasil klasifikasi daya pembeda tiap butir soal yaitu 10 butir soal dengan kriteria baik, 20 butir soal dengan kriteria cukup, dan 10 butir soal dengan kriteria jelek. Dari hasil penghitungan tersebut maka 10 butir soal dengan kriteria jelek tidak dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Soal yang terpilih dapat dibaca pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Soal yang Terpilih Berdasarkan Analisis Daya Pembeda Soal Keterangan Kategori Baik Cukup Nomor Soal 5, 20, 25, 29, 35, 36, 37. 1, 3, 8, 9, 11, 13, 14, 16, 23, 24, 27, 32, 30. Jumlah 7 butir soal 13 butir soal Berdasarkan tabel 4.6 di atas, diketahui klasifikasi analisis daya pembeda soal dari 20 butir soal yang sudah valid dan reliabel. Hasil klasifikasi daya pembeda tiap butir soal memiliki klasifikasi baik dan cukup. Analisis tersebut menunjukkan bahwa terdapat 7 butir soal baik dan 13 butir soal cukup. Jadi, dapat disimpulkan 20 butir soal tersebut layak dijadikan instrumen.

81 66 Setelah dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, analisis tingkat kesukaran soal, dan analisis daya pembeda soal pada soal uji coba, maka peneliti memilih 20 soal yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian. Soal yang terpilih merupakan soal yang sudah valid, reliabel, jumlah antara soal dengan kriteria sukar, sedang, dan mudah seimbang, serta memiliki daya beda. Pola soal menggunakan urutan yang tercetak. Tidak terlihat pola yang mengelompok pada tingkat kesukaran soal akan tetapi menyebar. Butir soal yang dipakai adalah butir soal 1, 3, 5, 8, 9, 11, 13, 14, 16, 20, 22, 24, 25, 27, 29, 30, 32, 35, 36, 37. Butir soal tersebut berubah urutan menjadi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20. Butir soal 1, 3, 11, 16, 20 merupakan kategori butir soal sukar. Butir soal 5, 9, 14, 22, 25, 29, 32, 35, 36, 37 merupakan kategori butir soal sedang. Butir soal 8, 13, 24, 27, 30 merupakan kategori butir soal mudah. Instrumen 20 butir soal yang akan dijadikan soal pre test dan post test dapat dibaca pada lampiran Pelaksanaan Pembelajaran Pembelajaran Bahasa Indonesia materi pantun baik pada kelompok kontrol maupun eksperimen dilaksanakan selama dua kali pertemuan atau 4 jam pelajaran. Pre test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilaksanakan diluar jam pelajaran yaitu pada hari Jumat, 29 Maret Post test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol juga dilaksanakan diluar jam pelajaran yaitu hari Kamis, 11 April Berikut akan dijelaskan secara lengkap pembelajaran yang berlangsung pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

82 Pembelajaran di Kelas Ekperimen Pembelajaran pada kelas eksperimen dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 Maret 2013 untuk pertemuan pertama dan Rabu, 10 April 2013 untuk pertemuan kedua. Pembelajaran dilaksanakan selama dua jam pelajaran pada masing-masing pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran make a match. Berikut akan diuraikan mengenai pembelajaran di kelas eksperimen pada dua pertemuan Pertemuan Pertama Pembelajaran Bahasa Indonesia materi pantun pada kelompok eksperimen pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 Maret Pembelajaran pada kelompok eksperimen menerapkan model pembelajaran make a match. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Kegiatan awal terdiri atas kegiatan pendahuluan dan penjelasan tujuan pembelajaran oleh guru. Setelah itu, guru memulai kegiatan inti. Kegiatan inti siswa maju membedakan jenis-jenis pantun di depan teman sekelasnya. Setelah itu siswa melakukan kegiatan mencari pasangan sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran make a match. Siswa dikelompokkan menjadi tiga kelompok untuk membuat make a match. Siswa dikelompokan secara heterogen berdasarkan tingkat kemampuannya dan jenis kelamin. Daftar kelompok siswa dapat dibaca pada lampiran 25. Kelompok pertama sebagai pembawa kartu pertanyaan berjumlah 5 siswa, kelompok kedua sebagai pembawa kartu jawaban berjumlah 5 siswa, kelompok ketiga sebagai penilai berjumlah 10 siswa.

83 68 Guru menjelaskan cara membuat make a match. Setelah itu guru mengatur posisi kelompok-kelompok tersebut membentuk huruf U. Kelompok pertama dan kedua berjajar saling berhadapan. Ketika guru memberikan tanda dengan menggunakan peluit, kelompok pertama maupun kelompok kedua saling bergerak mereka bertemu, mencari pasangan jawaban-jawaban yang cocok. Guru memberikan kesempatan mereka untuk berdiskusi. Hasil diskusi ditandai oleh pasangan-pasangan antara anggota kelompok pembawa kartu jawaban. Pasanganpasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan jawaban kepada kelompok penilai. Setelah penilaian dilakukan, kelompok pertama dan kelompok kedua bersatu kemudian memosisikan diriya menjadi kelompok penilai. Kelompok penilai pada sesi pertama dipecah menjadi dua, sebagian memegang kartu pertanyaan dan sebagian lainnya memegang kartu jawaban. Guru kembali memposisikan mereka dalam bentuk huruf U. Guru kembali membunyikan peluitnya menandai kelompok pemegang kartu pertanyaan dan jawaban bergerak untuk mencari, mencocokkan, dan mendiskusikan pertanyaan-jawaban. Masingmasing pasangan pertanyaan-jawaban menunjukkan hasil kerjanya kepada penilai. Pada akhir pembelajaran dilaksanakan evaluasi menggunakan tes pilihan ganda sebanyak 10 soal untuk mengetahui daya tangkap siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Setelah itu guru membahas soal evaluasi tersebut. Guru menutup pembelajaran dan mengucapkan salam Pertemuan Kedua Pertemuan kedua pada kelompok eksperimen dilaksanakan pada hari Rabu, 10 April 2013 selama dua jam pelajaran. Pembelajaran pada kelompok

84 69 eksperimen menerapkan model pembelajaran make a match. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Kegiatan awal terdiri atas kegiatan pendahuluan dan penjelasan tujuan pembelajaran oleh guru. Setelah itu, guru memulai kegiatan inti. Kegiatan inti siswa maju mengurutkan pantun yang masih acak di depan teman sekelasnya. Siswa secara individu mengerjakan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang telah dibagikan guru. LKPD ada dalam RPP yang dilampirkan dalam lampiran 11. Setelah selesai mengerjakan LKPD, siswa maju memaparkan hasil pekerjaannya di depan teman sekelasnya. Selanjutnya siswa melakukan mencari pasangan sesuai dengan langkahlangkah model make a match. Langkah penerapan model make a match dalam pembelajaran sama dengan pertemuan pertama. Pada akhir pembelajaran dilaksanakan evaluasi menggunakan tes pilihan ganda sebanyak 15 soal untuk mengetahui daya tangkap siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Setelah itu guru membahas soal evaluasi tersebut. Guru menutup pembelajaran dan mengucapkan salam Pembelajaran di Kelas Kontrol Pembelajaran pada kelas kontrol dilaksanakan pada hari Senin, 8 April 2013 untuk pertemuan pertama dan Selasa, 9 April 2013 untuk pertemuan kedua. Pembelajaran dilaksanakan selama dua jam pelajaran pada masing-masing pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu model pembelajaran yang biasa digunakan guru dalam sehari-hari. Berikut akan diuraikan mengenai pembelajaran di kelas kontrol pada dua pertemuan.

85 Pertemuan Pertama Pertemuan pertama pada kelompok kontrol dilaksanakan pada hari Senin, 8 April 2013 selama dua jam pelajaran. Pembelajaran pada kelompok kontrol menerapkan model pembelajaran yang biasa digunakan guru kelas yaitu model konvensional. Model pembelajaran konvensional tersebut mencakup metode ceramah, tanya jawab, penugasan dan diskusi kelompok. Selama pembelajaran guru juga menggunakan media berupa media audio dan teks pantun. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Kegiatan awal terdiri atas kegiatan pendahuluan dan penjelasan tujuan pembelajaran oleh guru. Setelah itu, guru memulai kegiatan inti. Guru berceramah untuk menyampaikan materi pembelajaran. Setelah itu siswa berkelompok untuk berdiskusi mengerjakan LKPD. LKPD tercantum pada RPP yang dilampirkan pada lampiran 12. Pengelompokan siswa dibagi secara acak. Daftar kelompok siswa dapat dibaca pada lampiran 26. Kemudian setiap kelompok mewakilkan 1 orang anggota kelompoknya untuk membacakan hasil diskusinya. Pada akhir pembelajaran dilaksanakan evaluasi menggunakan tes pilihan ganda sebanyak 10 soal. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui daya tangkap siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Setelah itu guru membahas soal evaluasi tersebut. Guru menutup pembelajaran dan mengucapkan salam Pertemuan Kedua Pertemuan kedua pada kelompok kontrol dilaksanakan pada hari Selasa, 9 April 2013 selama dua jam pelajaran. Pembelajaran pada kelompok kontrol

86 71 menerapkan model pembelajaran yang biasa digunakan guru kelas yaitu model konvensional dengan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Kegiatan awal terdiri atas kegiatan pendahuluan dan penjelasan tujuan pembelajaran oleh guru. Setelah itu, guru memulai kegiatan inti. Guru berceramah untuk menyampaikan materi pembelajaran. Setelah itu siswa secara individu mengerjakan LKPD. LKPD tercantum pada RPP yang dilampirkan pada lampiran 13. Pada akhir pembelajaran dilaksanakan evaluasi menggunakan tes pilihan ganda sebanyak 15 soal. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui daya tangkap siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Setelah itu guru membahas soal evaluasi tersebut. Guru menutup pembelajaran dan mengucapkan salam. 4.3 Deskripsi Data Deskripsi data yang disajikan berguna untuk memberikan gambaran secara umum mengenai penyebaran data yang diperoleh di lapangan. Data dalam penelitian ini yakni data pre test dan data post test mata pelajaran Bahasa Indonesia materi pemahaman pantun siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Karangjati. Data yang disajikan meliputi: rata-rata (mean), nilai tengah (median), nilai yang sering muncul (modus), simpangan baku, jangkauan, nilai terendah, dan nilai tertinggi. Berikut akan diuraikan mengenai deskripsi data pre test dan post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

87 Deskripsi Data Pre Test Deskripsi data yang disajikan meliputi: rata-rata, nilai tengah (median), nilai yang sering muncul (modus), simpangan baku, jangkauan, nilai terendah, dan nilai tertinggi. Deskripsi data pre test dapat dibaca pada tabel 4.7, sedangkan data selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 27 dan 28. Tabel 4.7 Deskripsi Data Pre test No. Ukuran Kelompok Kontrol (IV B) Eksperimen (IV A) 1 Rata-rata (mean) 50,83 52,5 2 Nilai tengah (median) Nilai yang sering muncul (modus) Simpangan Baku 13,53 12,82 5 Jangkauan Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata pre test siswa pada kelompok kontrol sebesar 50,83 dengan nilai tengah (median) 55 dan nilai yang sering muncul (modus) yaitu 55. Simpangan baku dari nilai pre test siswa kelompok kontrol adalah sebesar 13,83. Nilai ini menunjukkan penyimpangan nilai pre test kelompok kontrol dari rata-rata tinggi. Nilai tertinggi dari nilai pre test kelompok kontrol yaitu 70 dan nilai terendahnya yaitu 20. Nilai tertinggi dikurangi dengan nilai terendah maka akan menghasilkan jangkauan. Jangkauan berguna pada saat pembuatan distribusi frekuensi nilai pre test. Jangkauan dari nilai pre test kelompok kontrol sebesar 50. Sementara, rata-rata pre test belajar siswa pada kelompok eksperimen sebesar 82 dengan nilai tengah (median) 82,5 dan nilai yang sering muncul (modus) yaitu 85 dan 95. Simpangan baku dari nilai pre test siswa kelompok

88 73 eksperimen adalah sebesar 10,930. Nilai ini menunjukkan penyimpangan nilai pre test kelompok eksperimen dari rata-rata tinggi. Nilai tertinggi dari pre test kelompok eksperimen yaitu 100 dan nilai terendahnya yaitu 65. Jangkauan dari nilai pre test kelompok kontrol sebesar Deskripsi Data Post Test Deskripsi data yang disajikan meliputi: rata-rata, nilai tengah (median), nilai yang sering muncul (modus), simpangan baku, jangkauan, nilai terendah, dan nilai tertinggi. Deskripsi data post test dapat dibaca pada tabel 4.8, sedangkan data selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 30 dan 31. Tabel 4.8 Deskripsi Data Post Test No. Ukuran Kelompok Kontrol Eksperimen 1 Rata-rata (mean) 70, Nilai tengah (median) 72,5 82,5 3 Nilai yang sering muncul (modus) dan 95 4 Simpangan Baku 15,289 10,930 5 Jangkauan Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata post test siswa pada kelompok kontrol sebesar 70,27 dengan nilai tengah (median) 72,5 dan nilai yang sering muncul (modus) yaitu 75. Simpangan baku dari nilai post test siswa kelompok kontrol adalah sebesar 15, 289. Nilai ini menunjukkan penyimpangan nilai post test kelompok kontrol dari rata-rata tinggi. Nilai tertinggi dari nilai post test kelompok kontrol yaitu 100 dan nilai terendahnya yaitu 40. Nilai tertinggi dikurangi dengan nilai terendah maka akan menghasilkan jangkauan. Jangkauan berguna pada saat pembuatan distribusi

89 74 frekuensi nilai post test. Jangkauan dari nilai post test kelompok kontrol sebesar 60. Sementara, rata-rata nilai post test siswa pada kelompok eksperimen sebesar 82 dengan nilai tengah (median) 82,5 dan nilai yang sering muncul (modus) yaitu 85 dan 95. Simpangan baku dari nilai hasil belajar siswa kelompok eksperimen adalah sebesar 10,930. Nilai ini menunjukkan penyimpangan nilai post test kelompok eksperimen dari rata-rata tinggi. Nilai tertinggi dari nilai post test kelompok eksperimen yaitu 100 dan nilai terendahnya yaitu 65. Jangkauan dari post test belajar kelompok kontrol sebesar Hasil Penelitian Hasil penelitian yang telah dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 2 Karangjati Kabupaten Banjarnegara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi pemahaman pantun, meliputi data praeksperimen, data pre test dan data post test. Hasil penelitian dari praeksperimen dan setelah eksperimen akan di jelaskan sebagai berikut: Data Praeksperimen Data praeksperimen digunakan untuk menganalisis data sebelum melaksanakan penelitian. Data yang dikumpulkan sebelum pelaksanaan eksperimen, yaitu data hasil belajar siswa kelas IV yang diperoleh dari nilai Ujian Tengah Semester (UTS) mata pelajaran Bahasa Indonesia semester 2. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan tujuan untuk mengetahui kedua sampel yang digunakan memiliki kemampuan awal yang sama. Data nilai UTS siswa

90 kelas IV A dan IV B di SD Negeri 2 Karangjati dapat dibaca pada tabel 4.9 dan Data nilai UTS selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 3 dan Tabel 4.9 Data Nilai UTS Kelas Eksperimen (IV A) No. Nilai f i f i Xi Jumlah total Rata-rata 70,25 Tabel 4.9 merupakan tabel data nilai UTS kelas eksperimen (IV A). Data nilai UTS kelas eksperimen diperoleh dari 20 siswa di kelas IV A. Berdasarkan tabel 4.9, dapat disebutkan bahwa nilai UTS tertinggi di kelas eksperimen = 92 dan nilai terendah = 53. Nilai tertinggi yaitu 92 diraih oleh dua siswa. Nilai terendah diraih oleh satu siswa. Jumlah nilai UTS di kelas eksperimen sebanyak Rata-rata nilai UTS yang diperoleh di kelas ekperimen = 70,25. Jumlah data nilai UTS kelas kontrol sebanyak Rata-rata nilai UTS kelas kontrol sebesar 69,33. Rata-rata nilai UTS tersebut diperoleh dari kelas kontrol yang berjumlah 18 siswa. Berikut data nilai UTS dapat dibaca pada tabel 4.10, sedangkan data nilai UTS kelas kontrol selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 4.

91 76 Tabel 4.10 Data Nilai UTS Kelas Kontrol (IV B) No. Nilai f i f i Xi Jumlah total Rata-rata 69,33 Tabel 4.10 merupakan tabel data nilai UTS kelas kontrol (IV B). Berdasarkan tabel 4.10, dapat disebutkan jumlah nilai UTS = Rata-rata nilai UTS yang diperoleh di kelas kontrol = 69,33. Data nilai UTS yang diperoleh kelas kontrol diantaranya yaitu nilai tertinggi = 88 dan nilai terendah = 40. Nilai tertinggi yaitu 88 diraih oleh dua siswa. Nilai terendah yaitu 40 diraih oleh satu siswa Data Pre Test Pre test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilaksanakan pada hari Jumat, 29 Maret Data nilai pre test diperoleh sebelum kelas eksperimen dan kelas kontrol memperoleh pembelajaran materi pembelajaran pantun. Data pre test siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol dibaca pada tabel 4.11 dan tabel Data nilai pre test selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 27 dan 28.

92 77 Tabel 4.11 Data Nilai Pre Test Kelas Eksperimen (IV A) No. Nilai f i f i Xi Jumlah total Rata-rata 52,5 Tabel 4.11 merupakan tabel data nilai pre test kelas eksperimen (IV A) yang berjumlah 20 siswa. Berdasarkan tabel 4.11, dapat disebutkan bahwa nilai tertinggi di kelas eksperimen = 70 dan skor terendah = 20. Rata-rata nilai pre test yang diperoleh di kelas ekperimen = 52,5. Rata-rata nilai pre test kelas kontrol sebesar 50,82. Rata-rata nilai pre test tersebut diperoleh dari kelas kontrol yang berjumlah 18 siswa. Berikut data nilai pre test dapat dibaca pada tabel 4.12, sedangkan data nilai pre test kelas kontrol selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 28. Tabel 4.12 Data Nilai Pre Test Kelas Kontrol (IV B) No. Nilai f i f i Xi Jumlah total Rata-rata 50,83

93 78 Tabel 4.12 merupakan tabel data nilai pre test pada kelas kontrol. Berdasarkan tabel 4.12 dapat disebutkan nilai pre test tertinggi = 70 dan nilai pre test terendah = 40. Jumlah nilai pre test di kelas kontrol = 915. Rata-rata nilai pre test di kelas kontrol = 50, Data Post Test Data penelitian ini berupa data hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Karangjati pada materi pemahaman pantun. Data hasil belajar akan dianalisis untuk pengujian hipotesis mengenai hasil belajar siswa. Data diperoleh setelah kelas eksperimen mendapatkan perlakuan. Data post test siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dibaca pada tabel 4.13 dan tabel Data hasil belajar siswa yang merupakan data post test selengkapnya pada lampiran 29 dan 30. Tabel 4.13 Data Nilai Post Test Kelas Eksperimen No. Nilai f i f i Xi Jumlah total Rata-rata 82 Tabel 4.13 merupakan tabel data nilai post test kelas eksperimen (IV A) yang berjumlah 20 siswa. Berdasarkan tabel 4.13, dapat disebutkan bahwa nilai post test tertinggi di kelas eksperimen = 100 dan nilai terendah = 65. Rata-rata nilai post test yang diperoleh di kelas ekperimen = 82.

94 79 Rata-rata nilai post test kelas kontrol sebesar 70,27. Rata-rata nilai post test tersebut diperoleh dari kelas kontrol yang berjumlah 18 siswa. Berikut data nilai post test dapat dibaca pada tabel 4.14, sedangkan data nilai post test di kelas kontrol selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 30. Tabel 4.14 Data Nilai Post Test Kelas Kontrol No. Nilai f i f i Xi Jumlah total Rata-rata 70,27 Tabel 4.14 merupakan tabel nilai data post test kelompok kontrol. Berdasarkan tabel 4.14, dapat disimpulkan bahwa nilai tertinggi di kelas kontrol = 100 dan nilai terendah = 40. Jumlah nilai post test di kelas kontrol = Ratarata nilai post test di kelas kontrol = 70, Uji Prasyarat Analisis Data hasil penelitian yang dianalisis merupakan data yang diperoleh sebelum eksperimen dan data yang diperoleh setelah eksperimen yang berupa data post test. Data sebelum eksperimen untuk mengetahui keadaan awal dari kedua kelompok tersebut. Data yang dianalisis meliputi data berupa hasil belajar siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen baik sebelum eksperimen dan setelah eksperimen. Analisis data hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut:

95 Analisis Data Praeksperimen Data praeksperimen digunakan untuk menganalisis data sebelum melaksanakan penelitian. Data yang dikumpulkan sebelum pelaksanaan eksperimen, yaitu data hasil belajar siswa kelas IV yang diperoleh dari nilai Ujian Tengah Semester (UTS) mata pelajaran Bahasa Indonesia semester 2. Ada beberapa analisis untuk data pra eksperimen. Analisis data sebelum eksperimen yaitu analisis uji normalitas dan analisis uji homogenitas. Hasil analisis data pra eksperimen dijelaskan sebagai berikut: Uji Normalitas Uji normalitas pada sampel digunakan untuk mengetahui kondisi data pra eksperimen apakah berdistribusi normal atau tidak. Uji statistik yang digunakan yaitu menggunakan bantuan aplikasi program SPSS versi 16 melalui uji Liliefors. Untuk mengetahui normal atau tidaknya data tersebut, kita dapat melihat nilai signifikansi pada kolom kolmogorov smirnov. Hipotesis yang digunakan dalam uji normalitas data pra eksperimen sebagai berikut: (1) H 0 = data berdistribusi normal; (2) H a = data berdistribusi tidak normal. Taraf signifikansi yang akan digunakan dalam uji hipotesis di atas yaitu α = 0,05. Dalam membuat keputusan Uji Statistik normalitas memiliki kriteria, kriterianya yaitu: (1) H 0 diterima jika kolom Significance Kolmogorof-Smirnov α = 0,05; (2) H 0 ditolak jika kolom Significance Kolmogorof-Smirnov = 0,05.

96 81 Hitungan uji normalitas data praeksperimen pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dibaca pada tabel Tabel 4.15 Hasil Analisis Uji Normalitas Data Praeksperimen Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Kelas Statistic Df Sig. Statistic Df Sig. Nilai Eksperimen * Kontrol a. Lilliefors Significance Correction Berdasarkan perhitungan ternyata Significance Kolomogorof-Semirnov pada kelas eksperimen = 0,200 dan kelas kontrol = 0,085. Signifikansi 0,200 > α = 0,05 dan 0,085 > α = 0,05, maka H 0 diterima. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa data tersebut berdistribusi normal. Hasil uji normalitas lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui bahwa kedua kelas tersebut berada pada populasi yang sama (homogen) atau tidak. Sehingga penelitian dapat dilakukan pada kedua kelas tersebut. Jika data hasil belajar siswa berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas data. Uji statistik homogenitas variansi dilakukan dengan uji Independent Sampel t-test, menggunakan program aplikasi SPSS versi 16. Hipotesis dalam uji homogenitas yaitu sebagai berikut: (1) H o = Varians kedua kelas sampel homogen; (2) H a = Varians kedua kelas tidak homogen. Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah α = 0,05.

97 Kriterianya dalam membuat keputusan statistika yaitu: (1) H 0 diterima jika 82 kolom Significance Levene s Test for Equality of Variances α = 0,05; (2) H 0 ditolak jika kolom Significance Levene s Test for Equality of Variances α = 0,05. Berikut merupakan hitungan uji statistik homogenitas dengan menggunakan program aplikasi SPSS versi 16. Tabel 4.16 Hasil Analisis Uji Homogenitas Data Praeksperimen Levene's Test for Equality of Variances Independent Samples Test Equal variances assumed F Sig..189 Nilai Equal variances not assumed Berdasarkan perhitungan menggunakan independent sample t-test ternyata nilai Significance Levene s Test for Equality of Variances = 0,189 > α = 0,05, maka memutuskan H 0 diterima. Berdasarkan H 0 yang diterima dapat disimpulkan bahwa dengan taraf signifikansi 5% telah teruji bahwa variansi antar kelompok bersifat homogen Analisis Data Pre test Data pre test merupakan data yang diperoleh sebelum siswa memperoleh pembelajaran materi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan tujuan kedua sampel yang digunakan memiliki kemampuan awal yang sama. Analisis yang digunakan meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui bahwa kedua sampel tersebut

98 83 berada pada populasi yang sama (homogen) atau tidak. Hasil analisis data pre test selengkapnya akan dijelaskan sebagai berikut: Hasil Analisis Uji Normalitas Uji normalitas pada data pre test digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah data berdistribusi normal atau data tidak berdistribusi normal. Untuk mengetahui normal atau tidaknya data tersebut, kita dapat melihat nilai signifikansi pada kolom kolmogorov smirnov. Hipotesis dalam uji normalitas data pre test yaitu sebagai berikut: (1) H 0 = data berdistribusi normal; (2) H a = data tidak berdistribusi normal. Taraf signifikansi yang akan digunakan dalam uji hipotesis ini adalah α = 0,05. Uji statistik yang digunakan untuk menguji kenormalan hasil belajar data pre test yaitu menggunakan bantuan program SPSS versi 16 melalui uji Liliefors. Dalam membuat keputusan Uji Statistik normalitas memiliki kriteria, kriterianya yaitu: (1) H 0 diterima jika kolom Significance Kolmogorof-Smirnov α = 0,05; (2) H 0 ditolak jika kolom Significance Kolmogorof-Smirnov α = 0,05. Berikut merupakan hitungan uji statistik normalitas dengan menggunakan program aplikasi SPSS versi 16. Tabel 4.17 Hasil Analisis Uji Normalitas Data Pre Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic Df Sig. Pretes_A Pretes_B a. Lilliefors Significance Correction

99 84 Berdasarkan tabel 4.17 penghitungan pada kolom Kolmogorof-Smirnov nilai signifikansi di kelas eksperimen yang diperoleh yaitu 0,87 dan di kelas kontrol 0,143. Nilai signifikansi 0,87 > α = 0,05 dan 0,143 > α = 0,05, menyebabkan H 0 diterima. Hal ini menandakan bahwa sampel pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistibusi normal Hasil Analisis Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui bahwa kedua kelas tersebut memiliki kemampuan awal yang sama atau tidak, sehingga penelitian dapat dilakukan pada kedua kelas tersebut. Hipotesis dalam uji homogenitas yaitu sebagai berikut: (1) H 0 = Kemampuan awal kedua kelas sampel sama; (2) H a = Kemampuan awal kedua sampel tidak sama. Taraf signifikansi yang akan digunakan dalam uji hipotesis ini adalah α = 0,05. Uji statistika homogenitas variansi dilakukan dengan uji Independent Sampel t-test, menggunakan program aplikasi SPSS versi 16. Dalam membuat keputusan statistika, kriterianya yaitu: (1) H 0 diterima jika kolom Significance Levene s Test for Equality of Variances α = 0,05; (2) H 0 ditolak jika kolom Significance Levene s Test for Equality of Variances α = 0,05. Berikut merupakan hitungan uji statistik homogenitas dengan menggunakan program aplikasi SPSS versi 16. Tabel 4.18 Hasil Analisis Uji Homogenitas Data Pre Tes Independent Samples Test NILAI

100 85 Levene's Test for Equality of Variances Equal variances assumed F.081 Sig..777 Equal variances not assumed Berdasarkan tabel 4.18 perhitungan menggunakan independent sample t- test ternyata nilai Significance Levene s Test for Equality of Variances = 0,777 > α = 0,05, maka memutuskan H 0 diterima. Berdasarkan H 0 yang diterima dapat disimpulkan bahwa dengan taraf signifikansi 5% telah teruji kedua sampel memiliki kemampuan awal yang sama Analisis Data Post Test Data post test merupakan data yang diperoleh setelah eksperimen dilakukan. Data post test berupa data hasil belajar siswa di kelas kontrol dan di kelas eksperimen. Post test dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menerima pembelajaran. Data hasil belajar tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis uji normalitas, analisis uji homogenitas, dan analisis akhir. Berikut akan dejelaskan secara lengkap analisis data post test Hasil Analisis Uji Normalitas Uji normalitas pada sampel digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah data berdistribusi normal atau data tidak berdistribusi normal. Uji normalitas data hasil belajar (post test) kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dalam penelitian ini menggunakan uji Lilliefors dengan bantuan program SPSS versi 16.

101 86 Hipotesis dalam uji normalitas data post test yaitu sebagai berikut: (1) H 0 = data berasal dari populasi yang berdistribusi normal; (2) H a = data tidak berdistribusi normal. Taraf signifikansi yang akan digunakan dalam uji hipotesis ini adalah α = 0,05. Dalam membuat keputusan uji statistik normalitas memiliki kriteria, kriterianya yaitu: (1) H 0 diterima jika kolom Significance Kolmogorof- Smirnov α = 0,05; (2) H 0 ditolak jika kolom Significance Kolmogorof-Smirnov α = 0,05. Berikut merupakan hitungan Uji Statistik normalitas data post test dengan menggunakan program aplikasi SPSS versi 16. Tabel 4.19 Hasil Analisis Uji Normalitas Data Post test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic Df Sig. Nilai Eksperimen * Kontrol * a. Lilliefors Significance Correction Berdasarkan tabel 4.19 penghitungan pada kolom Kolmogorof-Smirnov nilai signifikansi di kelas eksperimen yang diperoleh yaitu 0,200 dan di kelas kontrol 0,200. Nilai signifikansi yang bernilai 0,200 > α = 0,05, menyebabkan H 0 diterima. Hal ini menandakan bahwa sampel pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistibusi normal Hasil Analisis Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui bahwa kedua kelas tersebut berada pada populasi yang sama (homogen) atau tidak, sehingga penelitian dapat dilakukan pada kedua kelas tersebut. Hipotesis dalam uji homogenitas yaitu

102 87 sebagai berikut: (1) H 0 = Varians kedua kelas sampel homogen; (2) H a = Varians kedua kelas tidak homogen. Taraf signifikansi yang akan digunakan dalam uji hipotesis ini adalah = 0,05. Uji statistika homogenitas variansi dilakukan dengan uji Independent Sampel t-test, menggunakan program aplikasi SPSS versi 16. Dalam membuat keputusan statistika, kriterianya yaitu: (1) H 0 diterima jika kolom Significance Levene s Test for Equality of Variances α = 0,05; (2) H 0 ditolak jika kolom Significance Levene s Test for Equality of Variances α = 0,05. Berikut merupakan hitungan Uji Statistik homogenitas dengan menggunakan program aplikasi SPSS versi 16. Tabel 4.20 Hasil Analisis Uji Homogenitas Data Post Test Levene's Test for Equality of Variances Independent Samples Test Equal variances assumed F.071 Sig..238 NILAI Equal variances not assumed Berdasarkan perhitungan menggunakan independent sample t-test ternyata nilai Significance Levene s Test for Equality of Variances = 0,238 > α = 0,05, maka memutuskan H 0 diterima. Berdasarkan H 0 yang diterima dapat disimpulkan bahwa dengan taraf signifikansi 5% telah teruji variansi antar kelompok bersifat homogen.

103 Analisis Akhir (Uji Hipotesis) Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk menerima atau menolak hipotesis yang diajukan. Data yang dianalisis untuk mememenuhi hipotesis yang diajukan, yaitu data mengenai hasil belajar siswa. Analisis uji hipotesis hasil belajar yang dianalisis merupakan hasil belajar siswa yang menerapkan model make a match dalam pembelajaran dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang tidak menerapkan model make a match melainkan hanya dengan menerapkan model konvensional. Analisis yang digunakan untuk menguji mengenai hasil belajar siswa yaitu menggunakan uji independent sample t-test. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 16. Hipotesis yang digunakan dalam uji hipotesis untuk hasil belajar siswa ini yaitu: H 0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada materi pemahaman pantun antara pembelajaran yang menerapkan model make a match dan pembelajaran yang menerapkan model konvensional. Ha: Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada materi pemahaman pantun antara pembelajaran yang menerapkan model make a match dan pembelajaran yang menerapkan model konvensional. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel sebanyak 20 siswa dari kelas IV A dan 18 siswa dari kelas IV B. Sugiyono (2011: 196) menyatakan bahwa bila n 1 n 2 dan varians tidak homogen (σ 1 ² σ 1 ²), dapat digunakan rumus Rumus Sparated Varians:

104 89 Harga t sebagai pengganti harga t tabel, dihitung dari selisih harga t tabel dengan dk = (n 1-1) dan dk = (n 2-1), dibagi dua, kemudian ditambah dengan hargat t yang terkecil. Jadi, perhitungannya adalah sebagai berikut: n 1 = 18 dengan dk =17 maka harga t tabel = 2, 110 (taraf kesalahan 5%). n 2 = 2 0 dengan dk = 19 maka harga t tabel = 2, 093 (taraf kesalahan 5%). Jadi, harga t tabel yang digunakan yaitu 2,110-2,093 = 0,017:2 = 0,0085. Selanjutnya, harga ini ditambah dengan harga t yang terkecil. Jadi, 0, , 093 = 2,101. Harga t inilah pengganti harga t tabel. Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah α = 0,05. Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis mengenai hasil belajar yaitu dengan independent sample t-test. Penghitungan dengan menggunakan SPSS versi 16. Kriteria keputusan yang digunakan didasarkan pada hasil penghitungan melalui program SPSS versi 16 yaitu: (1) Jika t hitung t tabel dan signifikansi 0,05, maka H 0 diterima; (2) Jika t hitung t tabel dan signifukansi 0,05, maka H 0 ditolak. Berikut hitungan uji statistik hipotesis hasil belajar siswa dengan menggunakan independent samples t-test pada program aplikasi SPSS versi 16. Tabel 4.21 Hasil Analisis Uji-t Independent Samples Test NILAI Equal variances assumed Equal variances not assumed t-test for Equality of T

105 90 Means Df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Difference Error % Confidence Lower Interval of the Upper Difference Data dalam penelitian ini sudah diketahui homogen, maka untuk mengetahui hasil uji hipotesis dapat dibaca pada kolom Equal variances assumed. Sebaliknya jika data tidak homogen, untuk mengetahui hasil uji hipotesis dapat dibaca pada kolom Equal variances not assumed. Berdasarkan tabel 4.21, pada kolom Equal variances assumed dapat diketahui bahwa nilai t hitung = 2,740 dan signifikansinya sebesar 0,010. Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa 2,740 > 2,101 atau t hitung t tabel dan 0,010 < 0,05 atau nilai signifikansi < 0,05. Berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk pengujian hipotesis yang telah peneliti paparkan di atas, maka H 0 ditolak. Jadi, kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa pada kelas yang menerapkan model pembelajaran make a match dan yang menerapkan model konvensional. Peningkatan hasil belajar siswa yang pembelajarannya menerapkan model make a match dapat dibaca dari hasil belajar siswa. Hasil belajar di kelas eksperimen yang semula dari 20 siswa 7 siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), menjadi semua siswa mencapai KKM. Hal ini menandakan bahwa dengan menerapkan model make a match hasil belajar siswa dapat meningkat ke arah yang lebih baik.

106 Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya kecenderungan yang lebih baik dari hasil belajar siswa antara kelas eksperiman dengan kelas kontrol pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV materi pemahaman pantun di SD Negeri 2 Karangjati. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas IV A dan kelas IV B. Kelas IV A dijadikan sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas IV B dijadikan kelas kontrol. Perbedaan dari treatment (perlakuan) yang diberikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terletak pada penerapan model pembelajaran dalam pembelajaran materi pemahaman pantun. Model pembelajaran make a match diberikan pada kelas eksperimen dan tidak diberikannya model pembelajaran make a match pada kelas kontrol. Adapun hal-hal yang diteliti dalam penelitian ini yaitu mengenai hasil belajar siswa. Bentuk instrumen yang digunakan dalam menguji prestasi belajar siswa berupa soal tes pilihan ganda. Instrumen ini terlebih dahulu soal diuji dengan analisis butir soal. Beberapa uji statistik yang digunakan yaitu uji validitas, reliabilitas, daya beda butir soal, dan tingkat kesukaran soal. Soal yang memenuhi kriteria tersebut, dapat dijadikan instrumen dalam penelitian. Dari pengujian analisis butir soal, diperoleh 25 soal memenuhi kriteria sebagai instrumen yang valid dan reliabel. Instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpulan data prestasi belajar siswa yaitu menggunakan soal. Soal tersebut sebanyak 20 butir soal, yaitu diambil dari 25 soal yang terbukti valid dan reliabel.

107 92 Dilakukannya penelitian dengan menggunakan model pembelajaran make a match, maka dapat diketahui hasil penelitian. Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa pada pembelajaran materi pantun yang menerapkan model make a match dengan siswa yang menerapkan model konvensional. Model konvensional pada kelas kontrol menerapkan metode ceramah, tanya jawab, penugasan dan diskusi kelompok yang merupakan metode yang sudah biasa diterapkan. Pada model pembelajaran make a match siswa terlibat secara aktif mencari pasangan dari kartu-kartu yang dipegangnya, sehingga siswa mengalami pembelajaran yang bermakna. Berbeda dengan model pembelajaran konvensional dimana siswa cenderung pasif dan hanya sedikit terjadi proses diskusi antar siswa. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui juga rata-rata hasil belajar siswa materi pemahaman pantun yang pembelajarannya menerapkan model make a mach lebih baik dari pada yang pembelajarannya menerapkan model konvensional. Rata-rata hasil belajar pada kelas eksperimen 82, sedangkan di kelas kontrol 70,27. Rata-rata hasil belajar materi pemahaman pantun pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dibaca perbandingannya pada tabel No. Tabel 4.22 Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Nilai Hasil Belajar Kelas Eksperimen f i f i Xi No. Nilai Hasil Belajar Kelas Eksperimen f i f i Xi

108 Jumlah total Jumlah total Rata-rata 82 Rata-rata 70,27 93 Tabel 4.22 di atas, menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar materi pemahaman pantun pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hal tersebut, menunjukkan bahwa nilai hasil belajar kelas yang menerapkan model make a match lebih tinggi daripada kelas yang menggunakan model konvensional. Setelah dilakukan analisis secara statistik dengan uji-t yang dihitung dengan menggunakan program SPSS versi 16, diperoleh hasil t hitung t tabel yaitu nilai t hitung = 2,740 dan nilai t tabel = 2,101, maka 2,740 > 2,101. Nilai signifikansi bernilai < 0,05 yaitu sebesar 0,010. Hal ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan nilai hasil belajar siswa antara kelas yang menerapkan model make a match dan yang hanya menerapkan model konvensional. Jadi, model pembelajaran make a match berpengaruh efektif dan signifikan terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia materi pemahaman pantun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran make a match berpengaruh efektif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi pemahaman pantun. Model pembelajaran make a match digunakan oleh para guru sebagai dasar melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, dan sebagai suatu alternatif dalam usaha meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dalam pembelajaran yang menerapkanmodel make a match siswa mengalami pembelajaran yang bermakna. Setiap model pembelajaran memiliki kekurangan dan kelebihan, begitu juga

109 94 dengan model pembelajaran make a match. Kelebihan dan kekurangan ini mengharuskan guru untuk menguasai model pembelajaran make a match sebelum melaksanakannya di kelas. Guru yang sudah memahami model make a match nantinya dapat meminimalisir kekurangan model make a match ini.

110 BAB 5 PENUTUP Bab penutup merupakan bab terakhir dalam skripsi ini. Bab ini terdiri dari: (1) Simpulan; dan (2) Saran. Bab ini menjelaskan simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Selain itu juga berisi saran penulis terhadap pihak-pihak yang terkait dalam penelitian. Uraian selengkapnya sebagai berikut: 5.1 SIMPULAN Penelitian telah dilaksanakan di SD Negeri 2 Karangjati Kabupaten Banjarnegara dengan menggunakan kelas IV A dan kelas IV B. Penelitian yang telah dilaksanakan mendapatkan hasil penelitian. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan peneliti di kelas IV A dan IV B SD Negeri 2 Karangjati menunjukkan bahwa: (1) Ada perbedaan hasil belajar siswa materi pemahaman pantun yang pembelajarannya menerapkan model make a match dan yang proses belajarnya menerapkan model konvensional. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata nilai post test materi pemahaman pantun di kelas eksperimen (IV A) sebesar 82, sedangkan di kelas kontrol (IV B) sebesar 70,27. Selain itu dilakukan analisis secara statistik dengan uji-t yang dihitung dengan menggunakan program SPSS versi 16. Diperoleh hasil t hitung t tabel yaitu nilai t hitung = 2,740 dan nilai t tabel = 2,101, maka 2,740 > 2,101. Nilai signifikansi bernilai < 0,05 yaitu sebesar 0,010. Hal ini berarti, terdapat 94

111 95 perbedaan yang signifikan nilai hasil belajar siswa antara kelas yang menerapkan model make a match dan yang menerapkan model konvensional. (2) Model pembelajaran make a match berpengaruh efektif terhadap hasil belajar siswa materi pemahaman pantun daripada model pembelajaran konvensional. Hal ini terbukti dari hasil post test siswa di kelas eksperimen (IV A) seluruh siswa telah mencapai KKM, sementara siswa kelas kontrol (IV B) terdapat lima siswa belum mencapai KKM. 5.2 SARAN Peneliti memberikan saran untuk peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah dasar dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Berdasarkan temuan data penelitian yang diperoleh, maka peneliti dapat mengemukakankan saran-saran sebagai berikut: (1) Guru dan sekolah hendaknya menjadikan model pembelajaran make a match sebagai alternatif model pembelajaran di SD. (2) Guru hendaknya mampu merencanakan pembelajaran dengan baik sebelum menerapkan model pembelajaran make a match. Hal tersebut agar pelaksanaan pembelajaran berlangsung sesuai dengan yang diharapkan. (3) Siswa hendaknya memahami langkah-langkah model pembelajaran make a match terlebih dahulu sebelum melakukan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran make a match.

112 LAMPIRAN-LAMPIRAN 96

113 Lampiran 1 PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA UP T DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KEC. SUSUKAN SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KARANGJATI Alamat: Desa Karangjati Kec. Susukan, Kab. Banjarnegara. Kode Pos DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN (IV A) TAHUN AJARAN 2012/2013 No. NIS L/P Nama Siswa L Agung Prayoga L Aziz Nur Putra H P Eva Tri Winarsih P Afrenda Aprilia L Alfin P Anisa Qotrunnada K P Anju Alvianita D L Desta Sakti Pandu K P Dila Nafisa Puspita R L Malfin Rheza F P Meisya Alina Nugraha P Teresylia Prilandiana A P Tri Nuari Amel Anindya P P Tutu Agustrifitria A P Wahyu Indah Suci N L Wally Aushaf Tomas D P Zalsa Aulia Putri N L Edo Basgus Susilo P Hilda Nis Ul Khoiriyah P Agrista Alfiana W. Kepala Sekolah SD Negeri 2 Karangjati Eko Yuwono, S. Pd. NIP

114 Lampiran 2 PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA UP T DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KEC. SUSUKAN SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KARANGJATI Alamat: Desa Karangjati Kec. Susukan, Kab. Banjarnegara. Kode Pos DAFTAR NAMA SISWA KELAS KONTROL (IV B) TAHUN AJARAN 2012/2013 No. NIS L/P Nama Siswa P Rima Rahmawati L Dadang Wahyu Saputra L Nur Roif Tri Anwar L Daryanto P Ana Trianti P Annisa Khofifah M P Asita Putri Rianti P Eka Jeny Lisnawatun K.H P Eni Nurun Nadifah P Jihan Fauziyah P Mei Safitri P Ratna Rohmaniati L Restu aji Setiandanu.P P Suci Nurliza H P Sinta Rahayu P.R P Tiana Galih Anggita.P L Nur Rojanah L Kukuh Aji Saputra Kepala Sekolah SD Negeri 2 Karangjati Eko Yuwono, S. Pd. NIP

115 Lampiran 3 PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA UP T DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KEC. SUSUKAN SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KARANGJATI Alamat: Desa Karangjati Kec. Susukan, Kab. Banjarnegara. Kode Pos NILAI UTS SEMESTER 2 KELAS EKSPERIMEN (IV A) TAHUN AJARAN 2012/2013 No. NIS Nama Siswa Nilai Agung Prayoga Aziz Nur Putra H Eva Tri Winarsih Afrenda Aprilia Alfin Anisa Qotrunnada K Anju Alvianita D Desta Sakti Pandu K Dila Nafisa Puspita R Malfin Rheza F Meisya Alina Nugraha Teresylia Prilandiana A Tri Nuari Amel Anindya P Tutu Agustrifitria A Wahyu Indah Suci N Wally Aushaf Tomas D Zalsa Aulia Putri N Edo Basgus Susilo Hilda Nis Ul Khoiriyah Agrista Alfiana W. 72 Kepala Sekolah SD Negeri 2 Karangjati Guru kelas IV A Eko Yuwono, S. Pd. Evi Supriyati, S. Pd.SD. NIP NIP

116 Lampiran PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA UP T DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KEC. SUSUKAN SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KARANGJATI Alamat: Desa Karangjati Kec. Susukan, Kab. Banjarnegara. Kode Pos NILAI UTS SEMESTER 2 KELAS KONTROL (IV B) TAHUN AJARAN 2012/2013 No. NIS Nama Siswa Nilai Rima Rahmawati Dadang Wahyu Saputra Nur Roif Tri Anwar Daryanto Ana Trianti Annisa Khofifah M Asita Putri Rianti Eka Jeny Lisnawatun K.H Eni Nurun Nadifah Jihan Fauziyah Mei Safitri Ratna Rohmaniati Restu aji Setiandanu.P Suci Nurliza H Sinta Rahayu P.R Tiana Galih Anggita.P Nur Rojanah Kukuh Aji Saputra 81 Kepala Sekolah SD Negeri 2 Karangjati Guru kelas IV B Eko Yuwono, S. Pd. NIP Trisia Radiana Puspita, S. Pd. SD

117 Lampiran Nama Sekolah Mata Pelajaran SILABUS PEMBELAJARAN : Sekolah Dasar Negeri 2 Karangjati : Bahasa Indonesia Kelas : IV (empat) Semester : II (dua) Standar Kompetensi : 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman, dan pantun anak. Kompetensi Dasar : 8.3 Membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dan lainlain) sesuai dengan ciri-ciri pantun. Materi Kegiatan Teknik Penilaian Alokasi Pokok/ Pembelajaran Indikator Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Pembelajaran Instrumen Pantun 1. Disajikan Mampu mendeskripsikan Tes Tes 2 35 beberapa jenis-jenis tulis. uraian. menit pantun. pantun. 2. Mendeskripsikan jenis-jenis 1. eskripsikanlah/ sebutkan jenisjenis pantun. Sumber Belajar Buku Bahasa Indonesia yang relevan. 101

118 pantun. 3. Menyusun beberapa baris/ kalimat acak menjadi sebuah pantun Mampu menyusun beberapa baris/kalimat acak menjadi sebuah pantun. Tes unjuk kerja. Uji petik kerja prosedur. 2. usunlah barisbaris di bawah ini menjadi sebuah pantun! Buah semangka buah ketimun Hai temanku mari berpantun Buah nangka tumbuh di ladang Pantun tidak menyinggung orang Mampu membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dan lain-lain) sesuai dengan ciriciri pantun Mampu membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dan lain-lain) sesuai dengan ciriciri pantun. 3. Buatlah pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dan lain-lain) sesuai dengan ciri-ciri pantun! 102

119 Lampiran 6 Nama Sekolah Mata Pelajaran SILABUS PENGEMBANGAN KELAS EKSPERIMEN (IV A) PERTEMUAN KE 1 : Sekolah Dasar Negeri 2 Karangjati : Bahasa Indonesia 103 Kelas : IV (empat) Semester : II (dua) Standar Kompetensi : 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman, dan pantun anak. Kompetensi Dasar : 8.3 Membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dan lainlain) sesuai dengan ciri-ciri pantun. Materi Pokok/ Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar Instrumen Pantun. Kegiatan Awal 1. Menyiapkan kondisi siswa, kelas, media dll Mampu mendeskripsikan jenis-jenis pantun. Tes tertulis. Pilihan Ganda. 1. Pantun yang berisi pertanyaan adalah pantun menit. 1. Bahasa Indonesia untuk SD dan MI 2. Memberikan a- a. nasihat Kelas IV. persepsi b. jenaka berkaitan c. teka-teki dengan materi. 2. Bahasa 103

120 Kegiatan Inti 1. Eksplorasi a. Guru menjelaskan jenis-jenis pantun. b. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang jenis-jenis pantun. 2. Elaborasi a. Siswa maju mengambil kartu pantun, menuliskan di papan tulis dan menyebutkan jenis pantun tersebut. b. Siswa melakukan make a match. 4. Konfirmasi Guru dan siswa d. agama 2. Pantun yang berisi ungkapan kegembiraan adalah pantun... a. jenaka b. agama c. nasihat d. bersukacita 104 Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas IV. 3. Bahasa Indonesia untuk SD/MI Kelas IV. 104

121 melakukan klarifikasi. Kegiatan Akhir 1. Menyimpulkan materi pembelajaran. 2. Siswa mengerjakan soal evaluasi. 3. Guru mengoreksi hasil evaluasi. 4. Memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif

122 Lampiran 7 Nama Sekolah Mata Pelajaran SILABUS PENGEMBANGAN KELAS EKSPERIMEN (IV A) PERTEMUAN KE 2 : Sekolah Dasar Negeri 2 Karangjati : Bahasa Indonesia 106 Kelas : IV (empat) Semester : II (dua) Standar Kompetensi : 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman, dan pantun anak. Kompetensi Dasar : 8.3 Membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dan lainlain) sesuai dengan ciri-ciri pantun. Materi Kegiatan Penilaian Alokasi Pokok/ Pembelajaran Indikator Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Pembelajaran Instrumen Pantun. Kegiatan Awal Mampu menyusun Tes Pilihan 1. (1) Pakai baju Menyiapkan be- tertulis. Ganda. apa pun pantas menit. kondisi siswa, berapa baris/ (2) Jika kamu kelas, media dll. kalimat acak ingin selamat 2. Memberikan menjadi sebuah (3) Sungguh apersepsi ber- pantun. cantik anak Pak 2. Bahasa Sumber Belajar 1. Membuat Pantun Masa Kini. 106

123 kaitan dengan materi. Kegiatan Inti 1. Eksplorasi a. Guru menjelaskan ciriciri pantun, pantun yang bertema persahabatan dan ketekunan, serta menjelaskan isi dan pesan pantun. b. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang isi dan amanat pantun. c. Guru menyuruh siswa mencatat di buku tulis masing-masing. 2. Elaborasi a. Siswa mengerjakan Lembar Kegiatan Mampu membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dan lain-lain) sesuai dengan ciri-ciri pantun.. Camat (4) Patuhilah rambu-rambu lalu lintas Baris pantun tersebut akan menjadi pantun yang baik bila disusun dengan urutan... a b c d Baris pertama dan kedua pada pantun disebut... a. sampiran b. makna c. arti d. isi 107 Indonesia untuk SD dan MI Kelas IV. 3. Bahasa Indonesia Membuatk u Cerdas. 4. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas IV. 107

124 Peserta Didik. b. Siswa melakukan make a match. 3. Konfirmasi Guru dan siswa melakukan klarifikasi. Kegiatan Akhir 1. Menyimpulkan materi pembelajaran. 2. Siswa mengerjakan soal evaluasi. 3. Guru mengoreksi hasil evaluasi. 4. Memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif. 3. Perhatikan pantun berikut! Pergi ke kota naik delman Bersama ayah membeli... Tiada rugi banyak teman Berusaha jadi teman sejati Kata yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah. a. roti b. nampan c. baju d. gula 108

125 Lampiran 8 Nama Sekolah Mata Pelajaran SILABUS PENGEMBANGAN KELAS KONTROL (IV B) PERTEMUAN KE 1 : Sekolah Dasar Negeri 2 Karangjati : Bahasa Indonesia 109 Kelas : IV (empat) Semester : II (dua) Standar Kompetensi : 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman, dan pantun anak. Kompetensi Dasar : 8.3 Membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dan lainlain) sesuai dengan ciri-ciri pantun. Materi Penilaian Kegiatan Alokasi Pokok/ Indikator Bentuk Pembelajaran Teknik Contoh Instrumen Waktu Pembelajaran Instrumen Pantun. Kegiatan Awal Mampu mendeskripsikan Tes Pilihan 1. Pantun yang ber Menyiapkan tertulis. Ganda. isi pertanyaan menit. kondisi siswa, jenis-jenis adalah pantun... kelas, media dll. pantun. a. nasihat 2. Memberikan b. jenaka apersepsi c. teka-teki Sumber Belajar 1. Bina Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Sekolah 109

126 berkaitan dengan materi. Kegiatan Inti 1. Eksplorasi a. Guru menjelaskan jenis-jenis pantun. b. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang jenis-jenis pantun. c. Guru menyuruh siswa mencatat di buku tulis masing-masing. 2. Elaborasi a. Siswa maju mengambil kartu pantun, menuliskan di papan tulis dan menyebutkan jenis pantun tersebut. b. Siswa berdiskusi d. agama 2. Pantun yang berisi ungkapan kegembiraan adalah pantun... a. jenaka b. agama c. nasihat d. bersukacita Dasar Kelas Saya senang Berbahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas IV. 3. Bahasa Indonesia untuk SD/MI Kelas IV Bahasa Indonesia Membuatk u Cerdas. 110

127 secara kelompok mengerjakan LKPD yang telah dibagikan 3. Konfirmasi Guru dan siswa melakukan klarifikasi. 111 Kegiatan Akhir 1. Menyimpulkan materi pembelajaran. 2. Siswa mengerjakan soal evaluasi. 3. Guru mengoreksi hasil evaluasi. 4. Memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif. 111

128 Lampiran Nama Sekolah Mata Pelajaran SILABUS PENGEMBANGAN KELAS KONTROL (IV B) PERTEMUAN KE 2 : Sekolah Dasar Negeri 2 Karangjati : Bahasa Indonesia Kelas : IV (empat) Semester : II (dua) Standar Kompetensi : 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman, dan pantun anak. Kompetensi Dasar : 8.3 Membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dan lainlain) sesuai dengan ciri-ciri pantun. Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Pokok/ Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen Waktu Pantun Kegiatan Awal Mampu menyusun Tes Pilihan 1. (1) Pakai baju Menyiapkan be- tertulis Ganda apa pun pantas menit kondisi siswa, berapa baris/ (2) Jika kamu kelas, media dll. kalimat acak 2. Memberikan menjadi se- ingin selamat Sumber Belajar 1. Membuat Pantun Masa Kini 112

129 apersepsi berkaitan dengan materi. Kegiatan Inti 1. Eksplorasi a. Guru menjelaskan ciriciri pantun, pantun yang bertema persahabatan dan ketekunan, serta menjelaskan isi dan pesan pantun. b. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang isi dan amanat pantun. c. Guru menyuruh siswa mencatat di buku tulis masing-masing. 2. Elaborasi Siswa mengerjakan Lembar Kegiatan Peserta buah pantun Mampu membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dan lain-lain) sesuai dengan ciri-ciri pantun.. (3) Sungguh cantik anak Pak Camat (4) Patuhilah rambu-rambu lalu lintas Baris pantun tersebut akan menjadi pantun yang baik bila disusun dengan urutan... a b c d Baris pertama dan kedua pada pantun disebut... a. sampiran b. makna c. arti d. isi Bahasa Indonesia untuk SD dan MI Kelas IV 3. Bahasa Indonesia Membuat ku Cerdas 4. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas IV 113

130 Didik. 3. Konfirmasi Guru dan siswa melakukan klarifikasi. Kegiatan Akhir 1. Menyimpulkan materi. pembelajaran. 2. Siswa mengerjakan soal evaluasi. 3. Guru mengoreksi hasil evaluasi. 4. Memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif. 3. Perhatikan pantun berikut! Pergi ke kota naik delman Bersama ayah membeli... Tiada rugi banyak teman Berusaha jadi teman sejati Kata yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah. a. roti b. nampan c. baju d. Gula

131 115 Lampiran 10 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pokok Bahasan Pantun Kelas IV A (Kelas eksperimen) Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match Pertemuan ke 1 Oleh Dwi Prasetia Ningrum PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

132 116 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : Sekolah Dasar Negeri 2 Karangjati Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Pokok Bahasan : Pantun Kelas / Semester : IVA (Kelas eksperimen)/ 2 Waktu : 2 x 35 menit (Pertemuan ke 1) A. Standar Kompetensi 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak. B. Kompetensi Dasar 8.3 Membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dan lain-lain) sesuai dengan ciri-ciri pantun. C. Indikator Mampu mendeskripsikan jenis-jenis pantun. D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui penjelasan dari guru, siswa dapat menyebutkan lima jenis pantun. 2. Melalui tanya jawab, siswa dapat mendeskripsikan lima jenis pantun. 3. Melalui model Make A Match, siswa dapat menentukan lima jenis pantun. Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya (trustworthines), rasa hormat dan perhatian (respect), tekun (diligence), tanggung jawab (responsibility), berani (courage) dan ketulusan (honesty).

133 117 E. Materi Belajar Jenis-jenis pantun berdasarkan isi dan maksudnya yaitu: 1. Pantun bersukacita pantun bersukacita diucapkan saat merasa senang atau gembira. Contoh: Dibawa itik pulang petang Dapat di rumput bilang-bilang Melihat ibu sudah datang Hati cemas jadi hilang 2. Pantun jenaka Pantun jenaka adalah pantun yang sering diucapkan saat sedang bersenda gurau. Contoh: Di sini kosong di sana kosong Tak ada batang tembakau Bukan saya berkata bohong Ada katak memikul kerbau 3. Pantun teka-teki Pantun teka-teki adalah pantun yang dapat digunakan untuk bermain tebak-tebakan. Contoh: Kalau puan, puan cerana Ambil gelas di dalam peti Kalau tuan bijak laksana Binatang apa tanduk di kaki 4. Pantun nasihat Pantun nasehat adalah pantun yang berisi petuah atau nasehat. Contoh: Ke mana kancil akan dikejar Ke dalam pasar cobalah cari Ketika kecil rajin belajar Sesudah besar senanglah nanti

134 Pantun agama Setiap anak harus dibekali dengan pondasi agama yang kuat. Para orang tua sering menanamkan nilai-nilai agama kepada anaknya lewat sebuah pantun. Contoh: Asam kandis asam gelugur Ketiga asam riang-riang Menangis di pintu kubur Teringat badan tidak sembahyang F. Metode dan Model Pembelajaran Metode : Ceramah, tanya jawab, penugasan, diskusi kelompok. Model : Make A Match. G. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal / Pendahuluan (5 menit). a. Guru mengatur tempat duduk siswa. b. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa bersama. c. Guru menyiapkan kegiatan pembelajaran. d. Guru melakukan presensi. e. Guru melakukan apersepsi dengan mengajak siswa bernyanyi Rasa Sayange. f. Guru menyebutkan tujuan pembelajaran. g. Guru mengajak siswa bersemangat mengikuti pelajaran. 2. Kegiatan Inti (45 menit). a. Eksplorasi 1) Guru menjelaskan jenis-jenis pantun. 2) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang jenis-jenis pantun. 3) Guru menyuruh siswa mencatat materi di buku tulis masing-masing.

135 119 4) Guru menyiapkan kartu-kartu, diantaranya kartu yang berisi soal materi pantun dan kartu jawaban dari soal tersebut. b. Elaborasi (1) Guru menyuruh siswa maju mengambil kartu pantun, menuliskan di papan tulis dan menyebutkan jenis pantun tersebut. (2) Guru membagi siswa dalam satu kelas menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama beranggotakan lima siswa merupakan kelompok pembawa kartu berisi pertanyaan. Kelompok kedua beranggotakan lima siswa merupakan kelompok pembawa kartu berisi jawaban. Kelompok ketiga beranggotakan sepuluh siswa merupakan kelompok penilai. (3) Guru mengatur posisi kelompok-kelompok tersebut membentuk huruf U. Kelompok pertama dan kedua berjajar saling berhadapan. (4) Guru memberikan tanda dengan menggunakan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama maupun kelompok kedua saling bergerak mereka bertemu, mencari pasangan jawaban-jawaban yang cocok. (5) Guru memberikan kesempatan mereka untuk berdiskusi. (6) Hasil diskusi ditandai oleh pasangan-pasangan antara anggota kelompok pembawa kartu jawaban. Pasangan-pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan jawaban kepada kelompok penilai. (7) Setelah penilaian dilakukan, kelompok pertama dan kelompok kedua bersatu kemudian memosisikan diriya menjadi kelompok penilai. (8) Kelompok penilai pada sesi pertama dipecah menjadi dua, sebagian memegang kartu pertanyaan dan sebagian lainnya memegang kartu jawaban. (9) Guru kembali memposisikan mereka dalam bentuk huruf U. (10) Guru kembali membunyikan peluitnya menandai kelompok pemegang kartu pertanyaan dan jawaban bergerak untuk mencari, mencocokkan, dan mendiskusikan pertanyaan-jawaban.

136 120 (11) Masing-masing pasangan pertanyaan-jawaban menunjukkan hasil kerjanya kepada penilai. (12) Siswa yang telah selesai melaksanakan tugas, menuliskan hasil diskusi pada lembar yang telah disediakan (terlampir). c. Konfirmasi 1) Guru meluruskan hasil diskusi siswa. 2) Guru menanyakan apakah ada materi yang belum dipahami siswa. 3. Kegiatan Penutup (20 menit) a. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pelajaran. b. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan. c. Guru mengoreksi hasil evaluasi. d. Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. H. Alat dan Sumber Bahan. 1. Alat / Media. a. Teks Lagu Rasa Sayange. b. Laptop. c. Speaker. d. Kartu pantun. e. Kartu soal dan kartu jawaban. f. Peluit. 2. Sumber Bahan. a. Silabus KTSP Kelas IV mata pelajaran Bahasa Indonesia. b. Aswan, dkk Bina Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas 4. Jakarta: Erlangga.

137 121 c. Nurcholis, Hanif dan Mafrukhi Saya senang Berbahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Erlangga d. Samidi dan Tripuspitasari Bahasa Indonesia untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional e. Warsidi, Edi dan Farika Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional I. Penilaian 1. Prosedur : penilaian hasil. 2. Jenis penilaian : tes tertulis. 3. Bentuk Tes : pilihan ganda. 4. Alat Tes : lembar evaluasi. 5. Instrumen Penilaian : kisi-kisi soal (terlampir). soal evaluasi (terlampir). kunci jawaban (terlampir). J. Pedoman Penilaian Penilaian tes tertulis Setiap jawaban benar memiliki skor 1 0 Keterangan : NA= Nilai Akhir SP = Skor Perolehan SM = Skor Maksimal

138 Karangjati, 30 Maret 2013 Mengetahui, 122 Guru kelas Peneliti, Evi Supriyati, S.Pd.SD. NIP Dwi Prasetia Ningrum NIM Mengetahui Kepala Sekolah Eko Yuwono, S.Pd. NIP

139 123 Lampiran RPP Lampiran RPP 1 Media Teks lagu: Rasa Sayange Rasa sayang e rasa sayang sayang e Eee lia Ambon jau rasa sayang sayang e Rasa sayang e rasa sayang sayang e Eee lia Ambon jau rasa sayang sayang e Kalau ada sumur di ladang Boleh kita menumpang mandi Kalau ada umur panjang Boleh kita berjumpa lagi Kartu pantun: Rasa sayang e rasa sayang sayang e Eee lia Ambon jau rasa sayang sayang e Rasa sayang e rasa sayang sayang e Eee lia Ambon jau rasa sayang sayang e Dibawa itik pulang petang Dapat dirumput bilang-bilang Melihat ibu sudah datang Hati cemas menjadi hilang Pergi ke pasar membeli bebek Jangan lupa membeli kacu Terpingkal-pingkal tawa si kakek Melihat nenek memakai gincu

140 124 Tuan Puteri belajar menari Tari diajar oleh Pak Harun Kalau Tuan bijak bestari Apa yang naik tak pernah turun? Siang terang karena matahari Kalau malam menjadi pekat Berbuatlah baik setiap hari Tetapi janganlah berbuat jahat Buah duku jatuh ke semak Semak dibuka duku dimana Apalah gunanya ilmu banyak Tidak sembahyang tiada berguna Kartu make a match: KARTU SOAL Hitam-hitam si buah manggis Biar hitam manis rasanya Sang adik berhenti menangis Melihat kakak membawa srikaya KARTU JAWABAN Pantun Bersukacita

141 125 KARTU SOAL Di sini kosong di sana kosong Tak ada pohon tembakau Bukannya saya berkata bohong Ada katak memikul kerbau KARTU JAWABAN Pantun Jenaka KARTU SOAL Jika tuan membeli tikar Tikar anyaman dari mengkuang Kalau Tuan bijak pintar Ular apa membelit pinggang? KARTU JAWABAN Pantun Teka-teki

142 126 KARTU SOAL Siang terang karena matahari Kalau malam menjadi pekat Berbuatlah baik setiap hari Tetapi janganlah berbuat jahat KARTU JAWABAN Pantun Nasehat KARTU SOAL Pergi ke toko membeli obat Obat diminum di dalam rumah Dunia akhirat takkan selamat Jika kamu tidak ibadah KARTU JAWABAN Pantun Agama

143 Lampiran RPP 2 Hasil Diskusi Kelompok dengan Model Make A Match Kelompok pembawa kartu pertanyaan Kelompok pembawa kartu jawaban Kelompok penilai Catatah hasil diskusimu pada lembar berikut! Kartu Soal Kartu Jawaban Benar/ Salah

144 128 Kartu Soal Kartu Jawaban Benar/ Salah

145 Lampiran RPP Kisi-Kisi Tes Evaluasi Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Kelas/Semester: IV/2 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Materi Pokok : Pantun Standar Kompetensi : 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak. Kompetensi Dasar : 8.3 Membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dan lain-lain) sesuai dengan ciri-ciri pantun. Indikator : Mampu mendeskripsikan jenis-jenis pantun. No Indikator Soal Jenis Soal Ranah Tingkat Kesukaran Soal Nomor Kunci Kognitif Mudah Sedang Sukar Soal Jawaban 1. Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis pantun. Pilihan Ganda C1 1, 2, 3 C, D, B 2. Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis pantun. Pilihan Ganda C1 4, 5 B, B 2. Disajikan sebuah pantun, siswa dapat menentukan jenis pantun berdasarkan isi dan maksud pantun tersebut. Pilihan Ganda C3 6, 7, 8 D, C, A 3. Disajikan sebuah pantun, siswa dapat menyimpulkan isi dari jenis pantun. 9, 10 C, A Pilihan Ganda C2 Jumlah Soal Persentase Tingkat Kesukaran Soal 25 % 50 % 25 % 100%

146 130 Lampiran RPP 4 Kelas/Semester : IV A /2 Alokasi Waktu : 10 menit Nama : Nomor Absen : Tes Evaluasi Bahasa Indonesia Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d pada jawaban yang benar! 1. Pantun yang berisi pertanyaan adalah pantun... a. nasihat b. jenaka c. teka-teki d. agama 2. Pantun yang berisi ungkapan kegembiraan adalah pantun... a. jenaka b. agama c. nasihat d. bersukacita 3. Pantun berisi ajaran untuk taat kepada agama yang dianut adalah pantun... a. nasihat b. agama c. bersukacita d. teka-teki 4. Pantun nasihat adalah pantun yang berisi... a. anjuran melakukan sesuatu b. nasihat agar selalu diingat c. pengajaran taat kepada agama yang dianut d. pernyataan membuat orang lain tertawa 5. Pantun jenaka adalah pantun yang berisi... a. ungkapan kegembiraan b. pernyataan membuat orang lain tertawa c. nasihat agar selalu diingat d. anjuran melakukan sesuatu 6. Pilihlah salak yang besar-besar Salak dibau harum kulitnya Jadilah anak yang rajin belajar Kelak engkau banyak ilmunya

147 131 Pantun di atas adalah jenis pantun... a. agama b. bersukacita c. jenaka d. nasihat 7. Perhatikan pantun berikut! Pohon manggis di tepi rawa Tempat kakek tidur beradu Sedang menangis nenek tertawa Melihat kakek bermain gundu Pantun tersebut merupakan jenis pantun... a. teka-teki b. bersukacita c. jenaka d. nasihat 8. Asam kandis asam gelugur Ketiga asam riang-riang Menangis di pintu kubur Teringat badan tidak sembahyang Pantun tersebut merupakan jenis pantun... a. agama b. nasihat c. teka-teki d. jenaka 9. Elok rupanya si kumbang janti Dibawa itik pulang petang Tidak terkata besar hati Melihat ibu sudah datang Pantun di atas berisi tentang... a. teka-teki b. nasihat c. kegembiraan d. lelucon 10. Tuan Puteri belajar menari, Tari diajar oleh Pak Harun;

148 132 Kalau Tuan bijak bestari Apa yang naik tak pernah turun? Pantun di atas berisi tentang... a. teka-teki b. nasihat c. kegembiraan d. lelucon Kunci Jawaban 1. C 2. D 3. B 4. B 5. B 6. D 7. C 8. A 9. C 10. A

149 133 Lampiran 11 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pokok Bahasan Pantun Kelas IV A (Kelas eksperimen) Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match Pertemuan ke 2 Oleh Dwi Prasetia Ningrum PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

150 134 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : Sekolah Dasar Negeri 2 Karangjati Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Pokok Bahasan : Pantun Kelas / Semester : IVA (Kelas eksperimen)/ 2 Waktu : 2 x 35 menit (Pertemuan ke 2) A. Standar Kompetensi 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak. B. Kompetensi Dasar 8.3 Membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dan lain-lain) sesuai dengan ciri-ciri pantun. C. Indikator Mampu menyusun beberapa baris/kalimat acak menjadi sebuah pantun Mampu membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dan lain-lain) sesuai dengan ciriciri pantun. D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui penjelasan dari guru, siswa dapat menyebutkan lima ciri-ciri pantun. 2. Melalui penugasan, siswa dapat membuat sebuah pantun bertema ketekunan. 3. Melalui tanya jawab, siswa dapat menyebutkan isi sedikitnya pada lima buah pantun.

151 Melalui tanya jawab, siswa dapat menyebutkan amanat sedikitnya pada lima buah pantun. 5. Melalui model Make A Match, siswa dapat menyusun kalimat acak menjadi sebuah pantun. Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya (trustworthines), rasa hormat dan perhatian (respect), tekun (diligence), tanggung jawab (responsibility), berani (courage) dan ketulusan (honesty). E. Materi Belajar a. Ciri-ciri pantun (terlampir). b. Menulis pantun (terlampir). c. Isi dan pesan pantun (terlampir). F. Metode dan Model Pembelajaran Metode Model : Ceramah, tanya jawab, penugasan, diskusi kelompok. : Make A Match. G. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal / Pendahuluan (5 menit). a. Guru mengatur tempat duduk siswa. b. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa bersama-sama. c. Guru menyiapkan kegiatan pembelajaran. d. Guru melakukan presensi. e. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan materi pelajaran yang telah lalu. f. Guru menyebutkan tujuan pembelajaran.

152 136 g. Guru mengajak siswa bersemangat mengikuti pelajaran. 2. Kegiatan Inti (45 menit). a. Eksplorasi 1) Guru menjelaskan ciri-ciri pantun. 2) Guru memberikan contoh pantun. 3) Guru menyuruh siswa mencatat materi di buku tulis masingmasing. 4) Guru menyiapkan kartu-kartu, diantaranya kartu yang berisi soal materi pantun dan kartu jawaban dari soal tersebut. b. Elaborasi 1) Guru menyuruh siswa membuat pantun bertema ketekunan pada Lembar Kegiatan Peserta Didik yang telah disediakan (terlampir). 2) Guru memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengerjakan. 3) Perwakilan siswa maju membacakan pantun yang telah dibuatnya. 4) Guru menyuruh perwakilan siswa maju untuk menyusun kalimat acak menjadi pantun. 5) Guru membagi siswa dalam satu kelas menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama beranggotakan lima siswa merupakan kelompok pembawa kartu berisi pertanyaan. Kelompok kedua beranggotakan lima siswa merupakan kelompok pembawa kartu berisi jawaban. Kelompok ketiga beranggotakan sepuluh siswa merupakan kelompok penilai. 6) Guru mengatur posisi kelompok-kelompok tersebut membentuk huruf U. Kelompok pertama dan kedua berjajar saling berhadapan. 7) Guru memberikan tanda dengan menggunakan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama maupun kelompok kedua saling bergerak mereka bertemu, mencari pasangan jawaban-jawaban yang cocok. 8) Guru memberikan kesempatan mereka untuk berdiskusi.

153 137 9) Hasil diskusi ditandai oleh pasangan-pasangan antara anggota kelompok pembawa kartu jawaban. Pasangan-pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan jawaban kepada kelompok penilai. 10) Setelah penilaian dilakukan, kelompok pertama dan kelompok kedua bersatu kemudian memosisikan diriya menjadi kelompok penilai. 11) Kelompok penilai pada sesi pertama dipecah menjadi dua, sebagian memegang kartu pertanyaan dan sebagian lainnya memegang kartu jawaban. 12) Guru kembali memposisikan mereka dalam bentuk huruf U. 13) Guru kembali membunyikan peluitnya menandai kelompok pemegang kartu pertanyaan dan jawaban bergerak untuk mencari, mencocokkan, dan mendiskusikan pertanyaan-jawaban. 14) Masing-masing pasangan pertanyaan-jawaban menunjukkan hasil kerjanya kepada penilai. 15) Siswa yang telah selesai melaksanakan tugas, menuliskan hasil diskusi pada lembar yang telah disediakan (terlampir). c. Konfirmasi 1) Guru meluruskan hasil diskusi siswa. 2) Guru menanyakan apakah ada materi yang belum dipahami siswa. 3. Kegiatan Penutup (20 menit) a. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pelajaran. b. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan. c. Guru mengoreksi hasil evaluasi. d. Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. H. Alat dan Sumber Bahan. 1. Alat / Media. a. Teks Pantun

154 138 b. Kartu kalimat c. Kartu soal dan kartu jawaban d. Peluit e. Pins d. Styrofoam 2. Sumber Bahan. a. Silabus KTSP Kelas IV mata pelajaran Bahasa Indonesia. b. Berdianti, Ika Membuat Pantun Masa Kini. Semarang: PT. Sindur Press. c. Darmadi, Kaswan dan Rita Nirbaya Bahasa Indonesia untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. d. Samidi dan Tripuspitasari Bahasa Indonesia untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. e. Nur aini, Umri dan Indriyani Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. I. Penilaian 1. Prosedur : penilaian hasil. 2. Jenis penilaian : tes tertulis. 3. Bentuk Tes : pilihan ganda. 4. Alat Tes : lembar evaluasi. 5. Instrumen Penilaian : kisi-kisi soal (terlampir). soal evaluasi (terlampir). kunci jawaban (terlampir). J. Pedoman Penilaian Penilaian tes tertulis

155 139 Setiap jawaban benar memiliki skor 1 0 Keterangan : NA= Nilai Akhir SP = Skor Perolehan SM = Skor Maksimal Karangjati, 10 April 2013 Mengetahui, Guru kelas Peneliti, Evi Supriyati, S.Pd.SD. NIP Dwi Prasetia Ningrum NIM Mengetahui Kepala Sekolah Eko Yuwono, S.Pd. NIP

156 140 Lampiran RPP Lampiran RPP 1 Materi Ciri-ciri Pantun. Sebelum siswa menyusun kalimat acak menjadi sebuah pantun, siswa tersebut harus memahami pantun terlebih dahulu. Menurut Berdianti (2008: 4) ciri-ciri pantun adalah sebagai berikut: 1. Setiap bait pantun terdiri dari empat baris. Contoh pantun: Kalau ada kembang yang baru Bunga kenanga dikupas jangan Kalau ada sahabat baru Sahabat lama ditinggalkan jangan 2. Dua baris pertama (baris pertama dan kedua) merupakan sampiran atau bukan maksud yang sesungguhnya. Biasanya berupa kiasan-kiasan. Contoh sampiran: Kalau ada kembang yang baru Bunga kenanga dikupas jangan 3. Dua baris terakhir (baris ketiga dan keempat) merupakan isi. Apa yang akan disampaikan oleh pembuat pantun dituangkan di baris ini. Contoh isi: Kalau ada sahabat baru Sahabat lama ditinggalkan jangan 4. Sajak (bunyi) pada pantun harus beraturan. Sajak atau bunyi terakhir baris pertama sama dengan baris ketiga. Sedangkan baris ke dua sama bunyi akhirnya dengan baris keempat. Maka pantun bersajak a-b-a-b. Contoh: Kalau ada kembang yang baru a Bunga kenanga di kupas jangan b Kalau ada sahabat baru a

157 141 Sahabat lama ditinggalkan jangan b Menulis Pantun. Perasaan dapat diungkapkan melalui pantun. Pantun dapat berisi tentang persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dan lain-lain. Contoh: Pantun nasihat (tema: ketekunan) Ke mana kancil akan dikejar Ke dalam pasar cobalah cari Ketika kecil rajin belajar Setelah besar senanglah nanti Pantun nasihat (tema: ketuhanan) Rumput ilalang bergoyang-goyang Tertiup angin kesana-sini Mari kita tunaikan sembahyang Bekal kita di akhirat nanti Isi dan Amanat/Pesan Pantun Isi dan amanat/pesan sebuah pantun dapat dilihat pada baris ketiga dan keempatnya. Contoh: Kalau ada kembang yang baru Sampiran Bunga kenanga dikupas jangan Kalau ada sahabat baru Isi Sahabat lama ditinggalkan jangan Berdasarkan baris ketiga dan keempaat kita dapat mengetahui isi dan amanat pantun di atas. Isi pantun : Kalau ada sahabat baru, sahabat lama jangan ditinggalkan. Amanat/pesan : Jangan pernah meninggalkan sahabat lama kalau kita mempunyai sahabat baru.

158 142 Lampiran RPP 2 Teks Pantun: Pantun nasihat (tema: ketuhanan) Rumput ilalang bergoyang-goyang Tertiup angin kesana-sini Mari kita tunaikan sembahyang Bekal kita di akhirat nanti Media Pantun nasihat (tema: ketekunan) Ke mana kancil akan dikejar Ke dalam pasar cobalah cari Ketika kecil rajin belajar Setelah besar senanglah nanti Kartu Kalimat: 1) Ayo kita pergi ke pasar Membeli buku dan pensil Jika kamu rajin belajar Pasti nanti akan berhasil 2) Dibawa itik pulang petang Dapat di rumput bilang-bilang Melihat ibu sudah datang

159 143 Hati cemas menjadi hilang 3) Ada ikan di meja makan Kucing mengintip di bawah bangku Kalau memang kita berteman Bolehkah kupinjam buku 4) Jalan-jalan ke Cianjur Jangan lupa membeli nampan Kalau kamu jadi orang jujur Pasti disukai semua teman Kartu Soal dan Kartu Jawaban: KARTU SOAL Pergi ke toko membeli obat Obat diminum di dalam rumah Baris yang tepat untuk melengkapi pantun di atas adalah...

160 144 KARTU JAWABAN Dunia akhirat takkan selamat Jika kamu tidak ibadah KARTU SOAL Anak ayam turun sepuluh Anak itik jumlahnya lima Baris yang tepat untuk melengkapi pantun di atas adalah... KARTU JAWABAN Daripada kita jadi musuh Lebih baik kita berteman saja

161 145 KARTU SOAL Ikan tuna bukan di tambak Ikan dimasak potong siripnya Baris yang tepat untuk melengkapi pantun di atas adalah... KARTU JAWABAN Kami tertawa terbahak-bahak Lihat adik ompong giginya KARTU SOAL Hitam- hitam si buah manggis Biar hitam manis rasanya Baris yang tepat untuk melengkapi pantun di atas adalah...

162 146 KARTU JAWABAN Cup cup jangan menangis Ini kakak membawa srikaya KARTU SOAL Burung Nuri Burung Dara Terbang ke sisi taman kayangan Baris yang tepat untuk melengkapi pantun di atas adalah... KARTU JAWABAN Cobalah terka wahai saudara? Semakin diisi makin ringan

163 147 Lampiran RPP 3 Nama : Kelas : Nomor Absen : Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Soal! Buatlah sebuah pantun bertema ketekunan, tentukan isi dan amanat pantun tersebut! Jawab: Isi Pantun :... Pesan :...

164 Lampiran RPP 4 Hasil Diskusi Kelompok dengan Model Make A Match Kelompok pembawa kartu pertanyaan Kelompok pembawa kartu jawaban Kelompok penilai Catatah hasil diskusimu pada lembar berikut! Kartu Soal Kartu Jawaban Benar/ Salah

165 149 Kartu Soal Kartu Jawaban Benar/ Salah

166 Lampiran RPP 5 Kisi-Kisi Tes Evaluasi Bahasa Indonesia 150 Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Kelas/Semester : IV/2 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Materi Pokok : Pantun Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator : 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak. : 8.3 Membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dan lain-lain) sesuai dengan ciri-ciri pantun. : Mampu menyusun beberapa baris/kalimat acak menjadi sebuah pantun Mampu membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dan lain-lain) sesuai dengan ciri-ciri pantun. No Indikator Soal 1. Siswa dapat siswa dapat menyebutkan ciri-ciri pantun. 2. Disajikan empat baris pantun yang masih acak, siswa dapat menyusun Jenis Soal Pilihan Ganda Pilihan Ganda Ranah Kognitif Taraf Kesukaran Soal Mudah Sedang Sukar Nomor Soal Kunci Jawaban C1 1, 2 A, C C3 3, 4, 5 C, A, B

167 menjadi sebuah pantun yang benar. 3. Disajikan sebuah pantun yang masih rumpang pada salah-satu baris, siswa dapat menentukan kata yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut. 4. Disajikan sebuah pantun yang masih rumpang pada bagian isinya, siswa dapat menentukan baris yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut. 5. Disajikan sebuah pantun, siswa dapat menyebutkan isi pantun tersebut. 6. Disajikan sebuah pantun, siswa dapat siswa dapat menyimpulkan pesan atau amanat yang terkandung dari sebuah pantun Pilihan Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda C3 6, 7 B, A C3 8, 9 D, D C1 10, 11, 12 B, D, C C2 13, 14, 15 B, A, C Jumlah Soal Persentase Tingkat Kesukaran Soal 25 % 50 % 25 % 100% 151

168 152 Lampiran RPP 6 Tes Evaluasi Bahasa Indonesia Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : IV A /2 Alokasi Waktu : 15 menit Nama : Nomor Absen : Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d pada jawaban yang benar! 1. Baris pertama dan kedua pada pantun disebut... a. sampiran b. makna c. arti d. isi 2. Sajak atau rima pantun adalah... a. a-a-a-a b. b-b-b-b c. a-b-a-b d. b-a-b-a 3. (1) Pakai baju apa pun pantas (2) Jika kamu ingin selamat (3) Sungguh cantik anak Pak Camat (4) Patuhilah rambu-rambu lalu lintas Baris pantun tersebut akan menjadi pantun yang baik bila disusun dengan urutan... a b c d (1) Pilihlah salak yang besar-besar

169 153 (2) Kelak engkau banyak ilmunya (3) Salak dibau harum kulitnya (4) Jadilah anak yang rajin belajar Baris pantun tersebut akan menjadi pantun yang baik bila disusun dengan urutan... a b c d (1) Burung camar di tepi pantai (2) Jadilah kamu anak yang pandai (3) Pantai indah banyak ombaknya (4) Sudah pasti banyak temannya Baris yang benar dari pantun di atas adalah... a b c d Cermatilah pantun berikut! Jika ke kota membeli... Beli juga pita dua seuntai Rajin menulis rajin membaca Itu pertanda anak yang pandai Kata yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah. a. petai b. kaca c. buku d. cabai 7. Perhatikan pantun berikut! Pergi ke kota naik delman Bersama ayah membeli...

170 154 Tiada rugi banyak teman Berusaha jadi teman sejati Kata yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah. a. roti b. nampan c. baju d. gula 8. Perhatikan pantun berikut! Katak datang beramai-ramai Kupu-kupu hinggap di daun waru.. (1). (2) Baris yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah. a. (1) Ayo kawan rajin belajar (2) Agar disayang oleh guru b. (1) Supaya tidak sesal kemudian (2) Mari kita giat belajar c. (1) Mari kita belajar bersama (2) Untuk mempererat persaudaraan d. (1) Semua anak yang pandai (2) Tentu disayang oleh guru 9. Perhatikan pantun berikut! Burung dara burung merpati Melambung tinggi ke kota tua. (1). (2) Baris yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah. a. (1) Jadi anak harus baik (2) Berbakti dan suka menolong

171 155 b. (1) Anak yang berbakti pada orangtua (2) Pasti mereka banyak temannya c. (1) Jadilah anak yang soleh (2) Berbakti juga pada orangtua d. (1) Anak yang sangat berbakti (2) Pasti senang membantu orangtua 10. Kalau kamu pergi ke pasar Jangan lupa membeli cabai Kalau kamu rajin belajar Cita-cita pasti tercapai Berdasarkan pantun di atas, isi pantun tersebut adalah... a. Kalau kamu pergi ke pasar Jangan lupa membeli cabai b. Kalau kamu rajin belajar Cita-cita pasti tercapai c. Kalau kamu pergi ke pasar Cita-cita pasti tercapai d. Jangan lupa membeli cabai Kalau kamu rajin belajar 11. Perhatikan pantun di bawah ini! Kering sudah air mataku Karena menangis tersedu-sedu Sekarang kupinjam buku Besok belajar bersamamu Isi pantun tersebut adalah... a. Kering sudah air mataku Besok belajar bersamamu

172 156 b. Karena menangis tersedu-sedu Kering sudah air mataku c. Karena menangis tersedu-sedu Sekarang ku pinjam buku d. Sekarang kupinjam buku Besok belajar bersamamu 12. Jika kamu membeli sukun Beli saja di kota Blitar Kalau kamu rajin dan tekun Pasti jadi anak yang pintar Berdasarkan pantun di atas, isi pantun tersebut adalah... a. Jika kamu membeli sukun Pasti jadi anak yang pintar b. Jika kamu membeli sukun Beli saja di kota Blitar c. Kalau kamu rajin dan tekun Pasti jadi anak yang pintar d. Beli saja di kota Blitar Pasti jadi anak yang pintar 13. Perhatikan pantun di bawah ini! Kalau mau makan sukun Jangan lupa makan kedondong Kalau mau hidup rukun Jangan lupa tolong-menolong Pesan atau amanat pantun di atas adalah... a. Kalau makan sukun, harus makan kedondong juga b. Seseorang yang ingin hidupnya rukun, dia harus suka tolong-menolong c. Untuk bisa makan sukun, harus hidup rukun terlebih dahulu d. Kita jangan lupa makan kedondong dan tolong-menolong

173 Perhatikan pantun di bawah ini! Beli kerupuk di pabrik kulit Beli terasi di padang raya Bila hidupmu terasa sulit Bersabarlah dan tetap berusaha Pesan atau amanat pantun di atas adalah... a. Bila merasa sulit dalam menjalani hidup, bersabarlah dan tetap berusaha b. Membeli kerupuk di pabrik kulit, sedangkan membeli terasi di padang raya c. Belillah terasi di padang raya, bila hidup terasa sulit d. Bersabarlah dan tetap berusaha apabila membeli kerupuk di pabrik kulit 15. Cermatilah pantun berikut! Pergi berlibur ke pantai Pulangnya naik odong-odong Jadilah anak yang pandai Perangai baik dan tidak sombong Pesan atau amanat pantun di atas adalah... a. Kalau berlibur ke pantai, pulangnya naik odong-odong b. Pergi berliburlah ke pantai dan janganlah sombong c. Jadilah anak yang pandai, baik dan tidak sombong d. Sering-seringlah pergi berlibur ke pntai bersama keluarga

174 158 Lampiran RPP 7 Kunci Jawaban 1. A 2. C 3. C 4. A 5. D 6. B 7. A 8. D 9. D 10. B 11. D 12. C 13. B 14. A 15. C

175 159 Lampiran 12 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pokok Bahasan Pantun Kelas IV B (Kelas kontrol) Model Pembelajaran Konvensional Pertemuan ke 1 Oleh Dwi Prasetia Ningrum PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

176 160 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : Sekolah Dasar Negeri 2 Karangjati Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Pokok Bahasan : Pantun Kelas / Semester : IV B (Kelas kontrol) / 2 Waktu : 2 x 35 menit (Pertemuan ke 1) A. Standar Kompetensi 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak. B. Kompetensi Dasar 8.3 Membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dan lain-lain) sesuai dengan ciri-ciri pantun. C. Indikator Mampu mendeskripsikan jenis-jenis pantun. D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui penjelasan dari guru, siswa dapat menyebutkan lima jenis pantun. 2. Melalui tanya jawab, siswa dapat mendeskripsikan lima jenis-jenis pantun. 3. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menentukan lima jenis pantun. Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya (trustworthines), rasa hormat dan perhatian (respect), tekun (diligence), tanggung jawab (responsibility), berani (courage) dan ketulusan (honesty).

177 161 E. Materi Belajar Jenis-jenis pantun berdasarkan isi dan maksudnya yaitu: 1. Pantun bersukacita pantun bersukacita diucapkan saat merasa senang atau gembira. Contoh: Dibawa itik pulang petang Dapat di rumput bilang-bilang Melihat ibu sudah datang Hati cemas jadi hilang 2. Pantun jenaka Pantun jenaka adalah pantun yang sering diucapkan saat sedang bersenda gurau. Contoh: Di sini kosong di sana kosong Tak ada batang tembakau Bukan saya berkata bohong Ada katak memikul kerbau 3. Pantun teka-teki Pantun teka-teki adalah pantun yang dapat digunakan untuk bermain tebak-tebakan. Contoh: Kalau puan, puan cerana Ambil gelas di dalam peti Kalau tuan bijak laksana Binatang apa tanduk di kaki 4. Pantun nasihat

178 162 Pantun nasehat adalah pantun yang berisi petuah atau nasehat. Contoh: Ke mana kancil akan dikejar Ke dalam pasar cobalah cari Ketika kecil rajin belajar Sesudah besar senanglah nanti 5. Pantun agama Setiap anak harus dibekali dengan pondasi agama yang kuat. Para orang tua sering menanamkan nilai-nilai agama kepada anaknya lewat sebuah pantun. Contoh: Asam kandis asam gelugur Kedua masam siang riang Menangis mayat di dalam kubur Teringat badan tidak sembahyang F. Metode dan Model Pembelajaran Metode Model : Ceramah, tanya jawab, penugasan, kerja kelompok. : Model konvensional. G. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal / Pendahuluan (5 menit). a. Guru mengatur tempat duduk siswa. b. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa bersama-sama. c. Guru menyiapkan kegiatan pembelajaran. d. Guru melakukan presensi. e. Guru melakukan apersepsi dengan mengajak siswa bernyanyi Rasa Sayange. f. Guru menyebutkan tujuan pembelajaran.

179 163 g. Guru mengajak siswa bersemangat mengikuti pelajaran. 2. Kegiatan Inti (45 menit). a. Eksplorasi 1) Guru menjelaskan jenis-jenis pantun. 2) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang jenis-jenis pantun. 3) Guru menyuruh siswa mencatat materi di buku tulis masing-masing. b. Elaborasi 1) Guru menyuruh siswa maju mengambil kartu pantun, menuliskan di papan tulis dan menyebutkan jenis pantun tersebut. 2) Guru membentuk lima kelompok dalam satu kelas, setiap kelompok terdiri dari tiga sampai empat siswa. 3) Guru membagikan Lembar Kegiatan Peserta Didik (terlampir) kepada setiap kelompok. 4) Guru memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk berdikusi. 5) Setiap kelompok berdiskusi menyelesaikan soal tersebut. 6) Melalui perwakilan setiap kelompok, siswa menyampaikan hasil diskusi. 7) Siswa mengumpulkan hasil kerja kelompok. 8) Guru memberikan kesempatan bertanya jawab tentang hal-hal yang masih tidak diketahui oleh siswa. c. Konfirmasi 1) Guru meluruskan hasil diskusi siswa. 2) Guru menanyakan apakah ada materi yang belum dipahami siswa. 3. Kegiatan Penutup (20 menit). a. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pelajaran. b. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan. c. Guru mengoreksi hasil evaluasi. d. Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

180 164 H. Alat dan Sumber Bahan. 1. Alat / Media. a. Teks lagu Rasa Sayange. b. Kartu pantun. c. Laptop. d. Speaker. 2. Sumber Bahan. a. Silabus KTSP Kelas IV mata pelajaran Bahasa Indonesia. b. Aswan, dkk Bina Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas 4. Jakarta: Erlangga c. Nurcholis, Hanif dan Mafrukhi Saya senang Berbahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Erlangga d. Samidi dan Tripuspitasari Bahasa Indonesia untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional e. Warsidi, Edi dan Farika Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional I. Penilaian 1. Prosedur : penilaian hasil. 2. Jenis penilaian : tes tertulis. 3. Bentuk Tes : pilihan ganda. 4. Alat Tes : lembar evaluasi. 5. Instrumen Penilaian : kisi-kisi soal (terlampir). soal evaluasi (terlampir). kunci jawaban (terlampir).

181 165 J. Pedoman Penilaian Penilaian tes tertulis Setiap jawaban benar memiliki skor 1 Keterangan: NA SP SM = Nilai Akhir = Skor Perolehan = Skor Maksimal Karangjati, 8 April 2013 Mengetahui, Guru kelas Peneliti, Trisia Radiana Puspita, S. Pd. SD. Mengetahui Kepala Sekolah Dwi Prasetia Ningrum NIM Eko Yuwono, S.Pd. NIP

182 166 Lampiran RPP Lampiran RPP 1 Media Teks Lagu: Rasa Sayange Rasa sayang e rasa sayang sayang e Eee lia Ambon jau rasa sayang sayang e Rasa sayang e rasa sayang sayang e Eee lia Ambon jau rasa sayang sayang e Kalau ada sumur di ladang Boleh kita menumpang mandi Kalau ada umur panjang Boleh kita berjumpa lagi Rasa sayang e rasa sayang sayang e Eee lia Ambon jau rasa sayang sayang e Rasa sayang e rasa sayang sayang e Eee lia Ambon jau rasa sayang sayang e Kartu Pantun: Dibawa itik pulang petang Dapat dirumput bilang-bilang Melihat ibu sudah datang Hati cemas menjadi hilang Pergi ke pasar membeli bebek Jangan lupa membeli kacu Terpingkal-pingkal tawa si kakek Melihat nenek memakai gincu

183 167 Tuan Puteri belajar menari Tari diajar oleh Pak Harun Kalau Tuan bijak bestari Apa yang naik tak pernah turun? Siang terang karena matahari Kalau malam menjadi pekat Berbuatlah baik setiap hari Tetapi janganlah berbuat jahat Buah duku jatuh ke semak Semak dibuka duku dimana Apalah gunanya ilmu banyak Tidak sembahyang tiada berguna

184 168 Lampiran RPP 2 Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Kelompok :... Anggota : Diskusikan soal-soal berikut dengan teman sekelompokmu jenis pantun di bawah ini! 1. Siang terang karena matahari Kalau malam menjadi pekat Berbuatlah baik setiap hari Tetapi janganlah berbuat jahat Jawab: Pergi ke toko membeli obat Obat diminum di dalam rumah Dunia akhirat takkan selamat Jika kamu tidak ibadah Jawab: Di sini kosong di sana kosong Tak ada pohon tembakau Bukannya saya berkata bohong Ada katak memikul kerbau

185 169 Jawab: Jika tuan membeli tikar, Tikar anyaman dari mengkuang Kalau Tuan bijak pintar Ular apa membelit pinggang? Jawab: Menyimpan buah di dalam peti Peti dibawa di depan muka Janganlah teman bersedih hati Jika bersedih hilanglah suka Jawab:...

186 Lampiran RPP 3 Kisi-Kisi Tes Evaluasi Bahasa Indonesia 170 Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Kelas/Semester: IV/2 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Materi Pokok : Pantun Standar Kompetensi : 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak. Kompetensi Dasar : 8.3 Membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dan lain-lain) sesuai dengan ciri-ciri pantun. Indikator : Mampu mendeskripsikan jenis-jenis pantun. No Indikator Soal Jenis Soal Ranah Tingkat Kesukaran Soal Nomor Kunci Kognitif Mudah Sedang Sukar Soal Jawaban 1. Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis pantun. Pilihan Ganda C1 1, 2, 3 C, D, B 2. Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis pantun. Pilihan Ganda C1 4, 5 B, B 2. Disajikan sebuah pantun, siswa dapat menentukan jenis pantun berdasarkan isi dan Pilihan Ganda C3 6, 7, 8 D, C, A maksud pantun tersebut. 3. Disajikan sebuah pantun, siswa dapat me- Pilihan Ganda C2 9, 10 C, A nyimpulkan isi dari jenis pantun. Jumlah Soal Persentase Tingkat Kesukaran Soal 25 % 50 % 25 % 100%

187 171 Lampiran RPP 4 Kelas/Semester : IV B/ 2 Tes Evaluasi Bahasa Indonesia Alokasi Waktu : 10 menit Nama : Nomor Absen : Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d pada jawaban yang benar! 1. Pantun yang berisi pertanyaan adalah pantun... a. nasihat b. jenaka c. teka-teki d. agama 2. Pantun yang berisi ungkapan kegembiraan adalah pantun... a. jenaka b. agama c. nasihat d. bersukacita 3. Pantun berisi ajaran untuk taat kepada agama yang dianut adalah pantun... a. nasihat b. agama c. bersukacita d. teka-teki 4. Pantun nasihat adalah pantun yang berisi... a. anjuran melakukan sesuatu b. nasihat agar selalu diingat c. pengajaran taat kepada agama yang dianut d. pernyataan membuat orang lain tertawa 5. Pantun jenaka adalah pantun yang berisi... a. ungkapan kegembiraan b. pernyataan membuat orang lain tertawa c. nasihat agar selalu diingat d. anjuran melakukan sesuatu 6. Pilihlah salak yang besar-besar Salak dibau harum kulitnya

188 172 Jadilah anak yang rajin belajar Kelak engkau banyak ilmunya Pantun di atas adalah jenis pantun... a. agama b. bersukacita c. jenaka d. nasihat 7. Perhatikan pantun berikut! Pohon manggis di tepi rawa Tempat kakek tidur beradu Sedang menangis nenek tertawa Melihat kakek bermain gundu Pantun tersebut merupakan jenis pantun... a. teka-teki b. bersukacita c. jenaka d. nasihat 8. Asam kandis asam gelugur Ketiga asam riang-riang Menangis di pintu kubur Teringat badan tidak sembahyang Pantun tersebut merupakan jenis pantun... a. agama b. nasihat c. teka-teki d. jenaka 9. Elok rupanya si kumbang janti Dibawa itik pulang petang Tidak terkata besar hati Melihat ibu sudah datang Pantun di atas berisi tentang...

189 173 a. teka-teki b. nasihat c. kegembiraan d. lelucon 10. Tuan Puteri belajar menari, Tari diajar oleh Pak Harun; Kalau Tuan bijak bestari Apa yang naik tak pernah turun? Pantun di atas berisi tentang... a. teka-teki b. nasihat c. kegembiraan d. lelucon Kunci Jawaban 1. C 2. D 3. B 4. B 5. B 6. D 7. C 8. A 9. C 10. A

190 174 Lampiran 13 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pokok Bahasan Pantun Kelas IV B (Kelas Eksperimen) Model Pembelajaran Konvensional Pertemuan ke 2 Oleh Dwi Prasetia Ningrum PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

191 175 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : Sekolah Dasar Negeri 2 Karangjati Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Pokok Bahasan : Pantun Kelas / Semester : IVB (Kelas kontrol)/ 2 Waktu : 2 x 35 menit (Pertemuan ke 2) A. Standar Kompetensi 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak. B. Kompetensi Dasar 8.3 Membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dan lain-lain) sesuai dengan ciri-ciri pantun. C. Indikator Mampu menyusun beberapa baris/kalimat acak menjadi sebuah pantun Mampu membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dan lain-lain) sesuai dengan ciriciri pantun. D. Tujuan Pembelajaran. 1. Melalui penjelasan dari guru, siswa dapat menyebutkan lima ciri-ciri pantun. 2. Melalui penugasan, siswa dapat membuat sebuah pantun bertema ketekunan. 3. Melalui tanya jawab, siswa dapat menyebutkan isi sedikitnya pada lima buah pantun.

192 Melalui tanya jawab, siswa dapat menyebutkan amanat sedikitnya pada lima buah pantun. 5. Melalui penugasan, siswa dapat menyusun kalimat acak menjadi sebuah pantun. Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya (trustworthines), rasa hormat dan perhatian (respect), tekun (diligence), tanggung jawab (responsibility), berani (courage) dan ketulusan (honesty). E. Materi Belajar a. Ciri-ciri pantun (terlampir). b. Menulis pantun (terlampir). c. Isi dan pesan pantun (terlampir). F. Metode dan Model Pembelajaran Metode Model : Ceramah, tanya jawab, penugasan. : Model konvensional. G. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal / Pendahuluan (5 menit). a. Guru mengatur tempat duduk siswa. b. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa bersama-sama. c. Guru menyiapkan kegiatan pembelajaran. d. Guru melakukan presensi.

193 177 e. Guru melakukan apersepsi dengan mengingatkan materi sebelumnya. f. Guru menyebutkan tujuan pembelajaran. g. Guru mengajak siswa bersemangat mengikuti pelajaran. 2. Kegiatan Inti (45 menit). a. Eksplorasi 1) Guru menjelaskan ciri-ciri pantun. 2) Guru memberikan contoh pantun. 3) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang isi dan amanat pantun. 4) Guru menyuruh siswa mencatat materi di buku tulis masing-masing. b. Elaborasi 1) Perwakilan siswa maju menyusun beberapa kalimat acak menjadi sebuah pantun. 2) Guru menyuruh siswa membuat pantun bertema ketekunan pada Lembar Kegiatan Peserta Didik yang telah disediakan (terlampir). 3) Guru memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengerjakan. 4) Perwakilan siswa maju membacakan pantun yang telah dibuatnya. 5) Guru membagikan Lembar Kegiatan Peserta Didik (terlampir) kepada setiap siswa. 6) Guru memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengerjakan. 7) Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya. 8) Guru memberikan kesempatan bertanya jawab tentang hal-hal yang masih tidak diketahui oleh siswa. c. Konfirmasi 1) Guru meluruskan hasil pekerjaan siswa. 2) Guru bersama siswa mengoreksi hasil kerja kelompok. 3. Kegiatan Penutup (20 menit). a. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pelajaran.

194 178 b. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan. c. Guru mengoreksi hasil evaluasi. d. Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. H. Alat dan Sumber Bahan. 1. Alat / Media. a. Teks pantun. b. Kartu kalimat. c. Pins. d. Styrofoam. 2. Sumber Bahan. a. Silabus KTSP Kelas IV mata pelajaran Bahasa Indonesia. b. Berdianti, Ika Membuat Pantun Masa Kini. Semarang: PT. Sindur Press. c. Darmadi, Kaswan dan Rita Nirbaya Bahasa Indonesia untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. d. Samidi dan Tripuspitasari Bahasa Indonesia untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. e. Nur aini, Umri dan Indriyani Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. I. Penilaian 1. Prosedur : penilaian hasil. 2. Jenis penilaian : tes tertulis. 3. Bentuk Tes : pilihan ganda. 4. Alat Tes : lembar evaluasi. 5. Instrumen Penilaian : kisi-kisi soal (terlampir). soal evaluasi (terlampir). kunci jawaban (terlampir).

195 179 J. Pedoman Penilaian Penilaian tes tertulis Setiap jawaban benar memiliki skor 1. Keterangan: NA= Nilai Akhir SP = Skor Perolehan SM = Skor Maksimal Karangjati, 9 April 2013 Mengetahui, Guru kelas Peneliti, Trisia Radiana Puspita, S.Pd. SD. Dwi Prasetia Ningrum NIM Mengetahui Kepala Sekolah Eko Yuwono, S.Pd. NIP

196 180 Lampiran RPP Lampiran RPP 1 MATERI Ciri-ciri Pantun. Sebelum siswa menyusun kalimat acak menjadi sebuah pantun, siswa tersebut harus memahami pantun terlebih dahulu. Menurut Berdianti (2008: 4) ciri-ciri pantun adalah sebagai berikut: 1. Setiap bait pantun terdiri dari empat baris. Contoh pantun: Kalau ada kembang yang baru Bunga kenanga dikupas jangan Kalau ada sahabat baru Sahabat lama ditinggalkan jangan 2. Dua baris pertama (baris pertama dan kedua) merupakan sampiran atau bukan maksud yang sesungguhnya. Biasanya berupa kiasan-kiasan. Contoh sampiran: Kalau ada kembang yang baru Bunga kenanga dikupas jangan 3. Dua baris terakhir (baris ketiga dan keempat) merupakan isi. Apa yang akan disampaikan oleh pembuat pantun dituangkan di baris ini. Contoh isi: Kalau ada sahabat baru Sahabat lama ditinggalkan jangan 4. Sajak (bunyi) pada pantun harus beraturan. Sajak atau bunyi terakhir baris pertama sama dengan baris ketiga. Sedangkan baris ke dua sama bunyi akhirnya dengan baris keempat. Maka pantun bersajak a-b-a-b. Contoh: Kalau ada kembang yang baru a Bunga kenanga di kupas jangan b Kalau ada sahabat baru a

197 181 Sahabat lama ditinggalkan jangan b Menulis Pantun. Perasaan dapat diungkapkan melalui pantun. Pantun dapat berisi tentang persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dan lain-lain. Contoh: Pantun nasihat (tema: ketekunan) Ke mana kancil kita kejar Ke dalam pasar kita menari Ketika kecil rajin belajar Setelah besar senanglah diri Pantun nasihat (tema: ketuhanan) Rumput ilalang bergoyang-goyang Tertiup angin kesana-sini Mari kita tunaikan sembahyang Bekal kita di akhirat nanti Isi dan Amanat/Pesan Pantun Isi dan amanat/pesan sebuah pantun dapat dilihat pada baris ketiga dan keempatnya. Contoh: Kalau ada kembang yang baru Sampiran Bunga kenanga dikupas jangan Kalau ada sahabat baru Isi Sahabat lama ditinggalkan jangan Berdasarkan baris ketiga dan keempaat kita dapat mengetahui isi dan amanat pantun di atas. Isi pantun : Kalau ada sahabat baru, sahabat lama jangan ditinggalkan. Amanat/pesan : Jangan pernah meninggalkan sahabat lama kalau kita mempunyai sahabat baru.

198 182 Lampiran RPP 2 Teks Pantun: Pantun nasihat (tema: ketuhanan) Rumput ilalang bergoyang-goyang Tertiup angin kesana-sini Mari kita tunaikan sembahyang Bekal kita di akhirat nanti Media Pantun nasihat (tema: ketekunan) Ke mana kancil akan dikejar Ke dalam pasar cobalah cari Ketika kecil rajin belajar Setelah besar senanglah nanti Kartu Kalimat: 1) Ayo kita pergi ke pasar Membeli buku dan pensil Jika kamu rajin belajar Pasti nanti akan berhasil 2) Dibawa itik pulang petang Dapat di rumput bilang-bilang

199 183 Melihat ibu sudah datang Hati cemas menjadi hilang 3) Ada ikan di meja makan Kucing mengintip di bawah bangku Kalau memang kita berteman Bolehkah kupinjam buku 4) Jalan-jalan ke Cianjur Jangan lupa membeli nampan Kalau kamu jadi orang jujur Pasti disukai semua teman

200 184 Lampiran RPP 3 Nama : Kelas : Nomor Absen : Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Soal! Buatlah sebuah pantun bertema ketekunan tentukan isi dan amanat pantun tersebut! Jawab: Isi Pantun :... Pesan :...

201 185 Lampiran RPP 4 Nama : Kelas : Nomor Absen : Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Susunlah kalimat-kalimat acak di bawah ini menjadi sebuah pantun! 1. Obat diminum di dalam rumah Pergi ke toko membeli obat Jika kamu tidak ibadah Dunia akherat takkan selamat Jawab: Daripada kita jadi musuh Lebih baik kita berteman saja Anak ayam turun sepuluh Anak itik jumlahnya lima Jawab: Kami tertawa terbahak-bahak Ikan dimasak potong siripnya Ikan tuna bukan di tambak Lihat adik ompong giginya Jawab:......

202 Hitam- hitam si buah manggis Cup cup jangan menangis Ini kakak membawa srikaya Biar hitam manis rasanya Jawab: Semakin diisi makin ringan Terbang ke sisi taman kayangan Cobalah terka wahai saudara? Burung Nuri Burung Dara Jawab:

203 Lampiran RPP 5 Kisi-Kisi Tes Evaluasi Bahasa Indonesia 187 Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Kelas/Semester : IV/2 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Materi Pokok : Pantun Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator : 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak. : 8.3 Membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dan lain-lain) sesuai dengan ciri-ciri pantun. : Mampu menyusun beberapa baris/kalimat acak menjadi sebuah pantun Mampu membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dan lain-lain) sesuai dengan ciri-ciri pantun. No Indikator Soal 1. Siswa dapat siswa dapat menyebutkan ciri-ciri pantun. 2. Disajikan empat baris pantun yang masih acak, siswa dapat menyusun Jenis Soal Pilihan Ganda Pilihan Ganda Ranah Taraf Kesukaran Soal Nomor Kunci Jawaban Kognitif Mudah Sedang Sukar Soal C1 1, 2 A, C C3 3, 4, 5 C, A, B

204 menjadi sebuah pantun yang benar. 3. Disajikan sebuah pantun yang masih rumpang pada salah-satu baris, siswa dapat menentukan kata yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut. 4. Disajikan sebuah pantun yang masih rumpang pada bagian isinya, siswa dapat menentukan baris yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut. 5. Disajikan sebuah pantun, siswa dapat menyebutkan isi pantun tersebut. 6. Disajikan sebuah pantun, siswa dapat siswa dapat menyimpulkan pesan atau amanat yang terkandung dari sebuah pantun Pilihan Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda C3 6, 7 B, A C3 8, 9 D, D C1 10, 11, 12 B, D, C C2 13, 14, 15 B, A, C Jumlah Soal Persentase Tingkat Kesukaran Soal 25 % 50 % 25 % 100% 188

205 189 Lampiran RPP 6 Kelas/Semester : IV B /2 Tes Evaluasi Bahasa Indonesia Alokasi Waktu : 15 menit Nama : Nomor Absen : Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d pada jawaban yang benar! 1. Baris pertama dan kedua pada pantun disebut... a. sampiran b. makna c. arti d. isi 2. Sajak atau rima pantun adalah... a. a-a-a-a b. b-b-b-b c. a-b-a-b d. b-a-b-a 3. (1) Pakai baju apa pun pantas (2) Jika kamu ingin selamat (3) Sungguh cantik anak Pak Camat (4) Patuhilah rambu-rambu lalu lintas Baris pantun tersebut akan menjadi pantun yang baik bila disusun dengan urutan... a b c d (1) Pilihlah salak yang besar-besar (2) Kelak engkau banyak ilmunya (3) Salak dibau harum kulitnya

206 190 (4) Jadilah anak yang rajin belajar Baris pantun tersebut akan menjadi pantun yang baik bila disusun dengan urutan... a b c d (1) Burung camar di tepi pantai (2) Jadilah kamu anak yang pandai (3) Pantai indah banyak ombaknya (4) Sudah pasti banyak temannya Baris yang benar dari pantun di atas adalah... a b c d Cermatilah pantun berikut! Jika ke kota membeli... Beli juga pita dua seuntai Rajin menulis rajin membaca Itu pertanda anak yang pandai Kata yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah. a. petai b. kaca c. buku d. cabai 7. Perhatikan pantun berikut! Pergi ke kota naik delman Bersama ayah membeli... Tiada rugi banyak teman Berusaha jadi teman sejati

207 191 Kata yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah. a. roti b. nampan c. baju d. gula 8. Perhatikan pantun berikut! Katak datang beramai-ramai Kupu-kupu hinggap di daun waru.. (1). (2) Baris yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah. a. (1) Ayo kawan rajin belajar (2) Agar disayang oleh guru b. (1) Supaya tidak sesal kemudian (2) Mari kita giat belajar c. (1) Mari kita belajar bersama (2) Untuk mempererat persaudaraan d. (1) Semua anak yang pandai (2) Tentu disayang oleh guru 9. Perhatikan pantun berikut! Burung dara burung merpati Melambung tinggi ke kota tua. (1). (2) Baris yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah. a. (1) Jadi anak harus baik (2) Berbakti dan suka menolong b. (1) Anak yang berbakti pada orangtua (2) Pasti mereka banyak temannya

208 192 c. (1) Jadilah anak yang soleh (2) Berbakti juga pada orangtua d. (1) Anak yang sangat berbakti (2) Pasti senang membantu orangtua 10. Kalau kamu pergi ke pasar Jangan lupa membeli cabai Kalau kamu rajin belajar Cita-cita pasti tercapai Berdasarkan pantun di atas, isi pantun tersebut adalah... a. Kalau kamu pergi ke pasar Jangan lupa membeli cabai b. Kalau kamu rajin belajar Cita-cita pasti tercapai c. Kalau kamu pergi ke pasar Cita-cita pasti tercapai d. Jangan lupa membeli cabai Kalau kamu rajin belajar 11. Perhatikan pantun di bawah ini! Kering sudah air mataku Karena menangis tersedu-sedu Sekarang kupinjam buku Besok belajar bersamamu Isi pantun tersebut adalah... a. Kering sudah air mataku Besok belajar bersamamu b. Karena menangis tersedu-sedu Kering sudah air mataku c. Karena menangis tersedu-sedu Sekarang ku pinjam buku

209 193 d. Sekarang kupinjam buku Besok belajar bersamamu 12. Jika kamu membeli sukun Beli saja di kota Blitar Kalau kamu rajin dan tekun Pasti jadi anak yang pintar Berdasarkan pantun di atas, isi pantun tersebut adalah... a. Jika kamu membeli sukun Pasti jadi anak yang pintar b. Jika kamu membeli sukun Beli saja di kota Blitar c. Kalau kamu rajin dan tekun Pasti jadi anak yang pintar d. Beli saja di kota Blitar Pasti jadi anak yang pintar 13. Perhatikan pantun di bawah ini! Kalau mau makan sukun Jangan lupa makan kedondong Kalau mau hidup rukun Jangan lupa tolong-menolong Pesan atau amanat pantun di atas adalah... a. Kalau makan sukun, harus makan kedondong juga b. Seseorang yang ingin hidupnya rukun, dia harus suka tolong-menolong c. Untuk bisa makan sukun, harus hidup rukun terlebih dahulu d. Kita jangan lupa makan kedondong dan tolong-menolong 14. Perhatikan pantun di bawah ini! Beli kerupuk di pabrik kulit Beli terasi di padang raya Bila hidupmu terasa sulit

210 194 Bersabarlah dan tetap berusaha Pesan atau amanat pantun di atas adalah... a. Bila merasa sulit dalam menjalani hidup, bersabarlah dan tetap berusaha b. Membeli kerupuk di pabrik kulit, sedangkan membeli terasi di padang raya c. Belillah terasi di padang raya, bila hidup terasa sulit d. Bersabarlah dan tetap berusaha apabila membeli kerupuk di pabrik kulit 15. Cermatilah pantun berikut! Pergi berlibur ke pantai Pulangnya naik odong-odong Jadilah anak yang pandai Perangai baik dan tidak sombong Pesan atau amanat pantun di atas adalah... a. Kalau berlibur ke pantai, pulangnya naik odong-odong b. Pergi berliburlah ke pantai dan janganlah sombong c. Jadilah anak yang pandai, baik dan tidak sombong d. Sering-seringlah pergi berlibur ke pntai bersama keluarga Kunci Jawaban 1. A 11. D 2. C 12. C 3. C 13. B 4. A 14. A 5. D 15. C 6. B 7. A 8. D 9. D 10. B

211 195 Lampiran 14 Lembar Pengamatan Pelaksanaan Model Make A Match di Kelompok Eksperimen SD Negeri 2 Karangjati Petunjuk Berilah tanda cek ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan hasil pengamatan. No. Aspek yang Diamati Ada Skor Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran 2. Guru membagi kelompok dan menjelaskan tugas kelompok 3. Guru menjelaskan cara mencari pasangan (make a match) 4. Siswa memperhatikan penjelas-an dari guru. 5. Siswa mendiskusikan materi dengan teman sekelompoknya. 6. Siswa mengerjakan tugas secara berkelompok. 7. Guru mengamati kerja kelompok siswa 8. Guru memberikan bimbingan kepada siswa 9. Perwakilan dari setiap kelompok melaporkan hasil diskusi kelompoknya. 10. Kelompok lain memberikan tanggapan. 11. Guru bersama siswa membuat kesimpulan. 12. Guru memberikan penguatan. 13. Guru memberikan tindak lanjut. Jumlah Skor Skor maksimal = 52 jumlah skor perolehan Persentase pelaksanaan model Make a match= 100% skor maksimal Karangjati, 2013 Observer, Evi Supriyati, S.Pd.SD. NIP

212 196 DESKRIPTOR PEDOMAN OBSERVASI PELAKSANAAN MODEL MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN 1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan indikator yang ingin dicapai Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan skor penilaian berikut: a. tujuan dan manfaat pembelajaran disampaikan dengan jelas b. penjelasan runtut/sistematis c. penjelasan lengkap d. penyampaian dilakukan secara efisien Skor Penilaian Keterangan 1 Satu deskriptor tampak 2 Dua deskriptor tampak 3 Tiga deskriptor tampak 4 Empat deskriptor tampak 2. Pembagian kelompok dan menjelaskan tugas tiap kelompok Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan skor penilaian berikut: Skor Penilaian Penjelasan Sebagian besar siswa kebingungan dengan pembagian 1 kelompok dan tugas kelompoknya Beberapa siswa kebingungan dengan pembagian 2 kelompok dan tugas kelompoknya Sebagian kecil siswa kebingungan dengan pembagian 3 kelompok dan tugas kelompoknya 4 Seluruh siswa tidak kebingungan dengan pembagian kelompok dan tugas kelompoknya 3. Guru menjelaskan cara mencari pasangan (Make A Match) Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan skor penilaian berikut: a. penjelasan jelas b. penjelasan runtut/sistematis c. menggunakan bahasa yang dipahami oleh siswa d. penjelasan lengkap

213 197 Skor Penilaian 1 Satu deskriptor tampak 2 Dua deskriptor tampak 3 Tiga deskriptor tampak 4 Empat deskriptor tampak Keterangan 4. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru. Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan skor penilaian berikut: Skor Penilaian Penjelasan 1 Siswa kurang memperhatikan 2 Siswa hanya memperhatikan sebentar 3 Siswa memperhatikan dengan baik dari awal sampai akhir pelajaran 4 Siswa memperhatikan dengan baik, dan membuat catatan 5. Siswa mendiskusikan materi dengan teman sekelompoknya Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan skor penilaian berikut: a. seluruh siswa aktif diskusi b. diskusi dilakukan secara santun c. diskusi menghasilkan sebuah kesimpulan d. diskusi yang dilakukan multiarah/intensif Skor Penilaian Keterangan 1 Satu deskriptor tampak 2 Dua deskriptor tampak 3 Tiga deskriptor tampak 4 Empat deskriptor tampak 6. Siswa mengerjakan tugas secara berkelompok Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan skor penilaian berikut: a. tugas kelompok dibuat secara sistematis

214 198 b. tugas kelompok terselesaikan c. tugas kelompok diselesaikan sesuai alokasi waktu d. minimal sebagian besar siswa terlibat aktif dalam tugas kelompok Skor Penilaian Keterangan 1 Satu deskriptor tampak 2 Dua deskriptor tampak 3 Tiga deskriptor tampak 4 Empat deskriptor tampak 7. Guru mengamati kerja kelompok siswa Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan skor penilaian berikut: Skor Penilaian Penjelasan Guru hanya dapat mengamati separuh kelompok tetapi kurang intensif Guru hanya dapat mengamati separuh kelompok dan pengamatan dilakukan secara intensif Guru dapat mengamati sebagian besar kelompok secaara intensif Guru dapat mengamati seluruh kelompok secara intensif 8. Guru memberikan bimbingan kepada siswa Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan skor penilaian berikut: Skor Penilaian Penjelasan Bimbingan hanya diberikan kepada sebagian kecil kelompok dan berjalan secara efektif Bimbingan hanya diberikan kepada beberapa kelompok dan berjalan secara efektif Bimbingan diberikan kepada sebagian besar kelompok dan berjalan secara efektif Bimbingan diberikan kepada seluruh kelompok dan berjalan secara efektif 9. Perwakilan dari setiap kelompok melaporkan hasil diskusi kelompoknya Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan skor penilaian berikut:

215 199 a. penjelasan hasil diskusi efektif sehingga tidak menimbulkan kebingungan b. penjelasan hasil diskusi sistematis c. penjelasan hasil diskusi lengkap d. penjelasan hasil diskusi lancar dan tepat waktu Skor Penilaian Keterangan 1 Satu deskriptor tampak 2 Dua deskriptor tampak 3 Tiga deskriptor tampak 4 Empat deskriptor tampak 10. Kelompok lain memberikan tanggapan Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan skor penilaian berikut: Skor Penilaian Penjelasan Ada 1 perwakilan dari kelompok lain tetapi tanggapan yang diberikan tidak tepat Ada lebih dari satu perwakilan dari kelompok lain tetapi tanggapan yang diberikan tidak tepat Ada lebih dari satu perwakilan dari kelompok lain tetapi hanya sebagian tanggapan yang tepat Ada lebih dari satu perwakilan dari kelompok lain dan tanggapan yang diberikan tepat 11. Guru bersama siswa membuat kesimpulan Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan skor penilaian berikut: a. simpulan lengkap b. minimal melibatkan sebagian besar siswa c. simpulan sistematis d. simpulan padat, ringkas, dan jelas Skor Penilaian Keterangan 1 Satu deskriptor tampak 2 Dua deskriptor tampak 3 Tiga deskriptor tampak 4 Empat deskriptor tampak

216 Guru memberikan penguatan Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan skor penilaian berikut: Skor Penilaian Penjelasan Setiap kali siswa melakukan hal positif, guru hanya sesekali memberikan penguatan tetapi tidak tepat Setiap kali siswa melakukan hal positif, guru hanya beberapa kali memberikan penguatan yang tepat Setiap kali siswa melakukan hal positif, guru selalu memberikan penguatan tetapi tidak tepat Setiap kali siswa melakukan hal positif, guru selalu memberikan penguatan yang tepat 13. Guru memberikan tindak lanjut Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan skor penilaian berikut: a. Guru menjelaskan kembali materi yang dianggap sulit oleh siswa b. Guru memberi tugas atau latihan untuk dikerjakan di rumah c. Guru memberi tugas kepada siswa untuk membaca materi untuk pertemuan selanjutnya d. Guru memberikan motivasi belajar Skor Penilaian Keterangan 1 Satu deskriptor tampak 2 Dua deskriptor tampak 3 Tiga deskriptor tampak 4 Empat deskriptor tampak

217 201 Lampiran 15 HASIL WAWANCARA Peneliti : Ada berapa jumlah siswa kelas IV A? Narasumber : Ada 20 siswa, 6 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Peneliti : Bagaimana antusiasme siswa saat mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia? Narasumber : Berbeda-beda, ada yang antusias ada yang biasa saja. Anak yang aktif bertanya dan menjawab pertanyaan hanya anak-anak yang pintar-pintar saja. Peneliti : Pada pembelajaran Bahasa Indonesia model pembelajaran dan media pembelajaran apa saja yang ibu gunakan? Narasumber : Saya lebih sering menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah apalagi materi Bahasa Indonesia banyak. Diskusi kelompok hanya sesekali saja, tidak disetiap pertemuan. Media pembelajaran hanya menggunakan yang sudah disediakan di sekolah. Kalau tidak ada yang tepat dengan materi yang akan diajarkan, saya menggunakan gambar yang ada di buku paket siswa. Peneliti : Bagaimana hasil belajar Bahasa Indonesia siswa? Narasumber : Siswa kemampuannya beragam, masih ada beberapa anak yang belum mencapai KKM. Peneliti : Berapa KKM pada mata pelajaran Bahasa Indonesia? Narasumber : KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia itu 62 tapi ada beberapa siswa yang nilainya di bawah 62. Narasumber : Evi Supriyati, S.Pd. SD.

218 Lampiran 16 Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 202 Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Kelas/Semester : IV/ II Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Materi Pokok : Pantun Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator : 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak. : 8.3 Membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dan lain-lain) sesuai dengan ciri-ciri pantun. : Mampu mendeskripsikan jenis-jenis pantun Mampu menyusun beberapa baris/kalimat acak menjadi sebuah pantun Mampu membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dan lain-lain) sesuai dengan ciri-ciri pantun. No. Indikator Soal 1. Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis pantun. Jenis Soal Pilihan Ganda Ranah Kognitif Tingkat Kesukaran Soal Mudah Sedang Sukar Nomor Soal Kunci Jawaban C1 1, 2, 3, 4 B, D, A, B 2. Siswa dapat siswa dapat menyebutkan ciri- Pilihan C1 5, 6, 7 B, D, A

219 ciri pantun. 3. Disajikan sebuah pantun, siswa dapat menentukan jenis pantun tersebut. 4. Disajikan sebuah pantun, siswa dapat menyimpulkan isi dari berbagai jenis pantun. 5. Disajikan empat baris pantun yang masih acak, siswa dapat menyusun menjadi sebuah pantun. 6. Disajikan sebuah pantun yang masih rumpang pada salah-satu baris, siswa dapat memilih kata yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut. 7. Disajikan sebuah pantun yang masih rumpang, siswa dapat memilih baris yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut. 8. Disajikan sebuah pantun, siswa dapat menyebutkan isi pantun tersebut. 9. Disajikan sebuah pantun, siswa dapat siswa dapat menyimpulkan pesan atau amanat yang terkandung dari sebuah pantun Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda C3 C2 C3 8, 9, 10, 11, 12 13, 14, 15, 16, 17 18, 19, 20, 21, 22 B, C, A, B, C D, D, B, A, B D, C, C, D, A C1 23, 24, 25 C, D, B C1 C1 C2 26, 27, 28, 29, 30 31, 32, 33, 34, 35 36, 37, 38, 39, 40 Jumlah soal Persentase Tingkat Kesukaran Soal 25 % 50 % 25 % 100 % Keterangan: C1 = ingatan, C2 = pemahaman, C3 = penerapan C, D, D, C, A B, C, A, C, A A, A, B, C, D 203

220 204 SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR SISWA Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Alokasi Waktu : 60 menit Nama : Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar! 1. Pantun yang digunakan untuk menghibur hati adalah pantun... a. bersukacita b. jenaka c. nasihat d. teka-teki 2. Pantun yang berisi pertanyaan adalah... a. bersukacita b. jenaka c. nasihat d. teka-teki 3. Pantun yang berisi ungkapan yang menyatakan kegembiraan adalah... a. bersukacita b. jenaka c. nasihat d. teka-teki 4. Pantun yang berisi nasihat untuk selalu diingat yaitu pantun... a. jenaka b. nasihat c. anjuran d. bersukacita 5. Baris ketiga dan keempat pada pantun disebut... a. sampiran b. isi c. makna d. arti 6. Tiap bait pantun terdiri dari... baris a. satu b. dua c. tiga

221 205 d. empat 7. Berikut ini bukan merupakan ciri-ciri pantun adalah. a. setiap bait terdiri dari dua baris b. bersajak a-b-a-b c. baris pertama dan kedua berupa sampiran d. baris ketiga dan keempat berupa isi 8. Kalau puan, puan cerana Ambil gelas di dalam peti Kalau tuan bijak laksana Binatang apa tanduk di kaki Pantun di atas adalah jenis pantun... a. jenaka b. teka-teki c. nasihat d. bersukacita 9. Perhatikan pantun berikut! Daripada main layang-layang Lebih baik main di kali Daripada pikiran melayang Lebih baik tidur bermimpi Pantun di atas adalah jenis pantun... a. jenaka b. teka-teki c. nasihat d. bersukacita 10. Asam kandis asam gelugur Ketiga asam riang-riang Menangis di pintu kubur Teringat badan tidak sembahyang Pantun di atas adalah jenis pantun...

222 206 a. agama b. teka-teki c. jenaka d. nasihat 11. Hitam-hitam si buah manggis Biar hitam manis rasanya Sang adik berhenti menangis Ini kakak membawa srikaya Pantun di atas adalah jenis pantun... a. agama b. bersukacita c. jenaka d. nasihat 12. Di sini kosong di sana kosong Tak ada batang pohon tembakau Bukannya aku berkata bohong Ada katak memikul kerbau Pantun di atas adalah jenis pantun... a. teka-teki b. nasihat c. jenaka d. bersukacita 13. Perhatikan pantun berikut! Jika mau membeli sukun Beli saja di kota Blitar Kalau kamu rajin dan tekun Pasti jadi anak yang pintar Pantun di atas berisi tentang...

223 207 a. teka-teki b. lelucon c. kegembiraan d. nasihat 14. Perhatikan pantun berikut! Buah nangka buah duku Buah jeruk asam rasanya Binatang apakah gerangan aku Tidur siang hari malam berkelana Pantun tersebut berisi tentang... a. nasihat b. kegembiraan c. lelucon d. teka-teki 15. Jalan-jalan ke Pasar Minggu Jalan hingga ke Pasar Raya Rajin-rajinlah menuntut ilmu Ilmu itu banyak gunanya Pantun tersebut berisi tentang... a. kegembiraan b. nasihat c. lelucon d. teka-teki 16. Pegunungan jalan berliku Udara pegunungan sungguh enak Senyuman tampak di wajah kakekku Melihat cucu sedang berbedak Pantun tersebut berisi tentang... a. lelucon b. nasihat c. teka-teki d. kegembiraan 17. Ke mana kancil akan dikejar

224 208 Ke dalam pasar cobalah cari Ketika kecil rajinlah belajar Sesudah besar senanglah nanti Pantun tersebut berisi tentang... a. teka-teki b. nasihat c. lelucon d. kegembiraan 18. (1) Rasanya manis seperti gula. (2) Perjalanan jauh semakin dekat. (3) Berkat transportasi pesawat udara. (4) Buah duku dari pasar kramat. Baris yang benar dari pantun di atas adalah... a b c d (1) Cepat cepatlah pergi makan (2) Banyak juga menjual ikan (3) Kalau kamu sudah lapar (4) Banyak sayur dijual di pasar Baris yang benar pantun diatas adalah... a b c d (1) Pakai baju apa pun pantas (2) Jika kamu ingin selamat (3) Sungguh cantik anak Pak Camat (4) Patuhilah rambu-rambu lalu lintas

225 209 Baris pantun tersebut akan menjadi pantun yang baik bila disusun dengan urutan... a b c d Perhatikan pantun yang susunannya telah diacak berikut! (1) Jangan suka menyebut budi. (2) Jangan suka mencabut padi. (3) Bila disebut hilang tuahnya. (4) Bila dicabut hilang buahnya. Baris di atas dapat disusun menjadi pantun yang baik dengan urutan... a b c d (1) Duduk di depan dekat pentas. (2) pergi menonton adu silat. (3) Patuhi rambu-rambu lalu lintas. (4) Jika ingin di jalan selamat. Urutan yang benar dari pantun di atas adalah... a b c d Bawang merah bawang putih Kalau dimakan sama... Dialah orang berhati bersih Banyak orang suka padanya Kata yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah. a. rasa b. sirih c. baunya

226 210 d. saja 24. Masukkan duku ke dalam peti Peti disimpan dekat... Amal apa yang dibawa mati Kalau hidup tidak sembahyang Kata yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah. a. lemari b. api c. kardus d. keranjang 25. Buah duku dari Palembang Buah anggur dari bosnia Baca buku janganlah... Sebab buku jendela dunia Kata yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah. a. bosan b. jarang c. malas d. terpaksa 26. Anak ayam turun sepuluh Mati satu tinggal Sembilan... (1)... (2) Baris yang tepat untuk melengkapi bagian isi pantun di atas adalah. a. (1) Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh (2) Supaya hidupmu bahagia b. (1) Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh (2) Supaya kamu tidak sengsara c. (1) Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh (2) Supaya kamu tidak ketinggalan d. (1) Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh

227 211 (2) Supaya selamat dunia akherat 27. Perhatikan pantun berikut! Katak datang beramai-ramai Kupu-kupu hinggap di daun waru.. (1). (2) Baris yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah. a. (1) Ayo kawan rajin belajar (2) Agar disayang oleh guru b. (1) Supaya tidak sesal kemudian (2) Mari kita giat belajar c. (1) Mari kita belajar bersama (2) Untuk mempererat persaudaraan d. (1) Semua anak yang pandai (2) Tentu disayang oleh guru 28. Perhatikan pantun berikut! Bunga mawar bunga melati Semua mekar indah di taman. (1). (2) Baris yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah. a. (1) Jangan ragu berbuat baik (2) Senyum saja sudah ibadah b. (1) Pikir dulu sebelum bertindak (2) Menyesal kemudian tiada guna c. (1) Supaya tidak sesal kemudian (2) Diperlukan selalu sikap waspada d. (1) Jadi orang yang baik hati (2) Agar dapat banyak teman

228 Kalau ada sumur di ladang... (1)... (2) Bolehlah kita berjumpa lagi Baris yang tepat untuk melengkapi Baris kedua dan ketiga pantun di atas adalah. a. (1) Kita boleh mandi sambil berlari (2) Kalau sedang bermain di ladang b. (1) Bolehlah kita menimbanya (2) kalau ada uang banyak c. (1) Boleh kita menumpang mandi (2) Kalau ada umur panjang d. (1) Kita akan mandi bersama (2) Kalau kita mempunyai umur yang panjang 30. Si Janu suka menabung... (1)...(2) Semoga persahabatan bisa selamanya Baris yang tepat untuk melengkapi Baris kedua dan ketiga pantun di atas adalah. a. (1) Tapi uangnya hilang di celananya (2) Walaupun kita baru bergabung b. (1) Pergi ke Bali beli kaun katun (2) Apa kabar teman semua c. (1) Jangan lupa berikan kaldu (2) Senang punya sahabat macam kamu d. (1) Dia selalu mendapat untung (2) Sekarang kita sahabat 31. Anak merpati terbang tinggi

229 213 Mencari induknya di atas batu Jadilah anak yang berbakti Pasti kamu disayang ibu Berdasarkan pantun di atas, isi pantun tersebut adalah... a. Anak merpati terbang tinggi Mencari induknya di atas batu b. Jadilah anak yang berbakti Pasti kamu disayang ibu c. Anak merpati terbang tinggi Jadilah anak yang berbakti d. Mencari induknya di atas batu Pasti kamu disayang ibu 32. Karimunjawa Pulau Keramat Pulau Ombilin jauh terpencil Meskipun jiwa penuh semangat Tanpa disiplin takkan berhasil Berdasarkan pantun di atas, isi pantun tersebut adalah... a. Karimunjawa Pulau Keramat Pulau Ombilin jauh terpencil b. Pulau Ombilin jauh terpencil Meskipun jiwa penuh semangat c. Meskipun jiwa penuh semangat Tanpa disiplin takkan berhasil d. Karimunjawa Pulau Keramat Tanpa disiplin takkan berhasil 33. Pergi belanja ke Pasar Waru Jangan lupa beli mainan Kalau kalian punya teman baru Teman lama jangan ditinggalkan

230 214 Berdasarkan pantun di atas, isi pantun tersebut adalah... a. Kalau kalian punya teman baru Teman lama jangan ditinggalkan b. Jangan lupa beli mainan Kalau kalian punya teman baru c. Pergi belanja ke Pasar Waru Kalau kalian punya teman baru d. Pergi belanja ke Pasar Waru Jangan lupa beli mainan 34. Jangan suka makan mentimun Mentimun itu banyak getahnya Jangan suka duduk melamun Melamun itu tak ada gunanya Berdasarkan pantun di atas, isi pantun tersebut adalah... a. Jangan suka makan mentimun Mentimun itu banyak getahnya b. Mentimun itu banyak getahnya Melamun itu tak ada gunanya c. Jangan suka duduk melamun Melamun itu tak ada gunanya d. Jangan suka makan mentimun Jangan suka duduk melamun 35. Perhatikan pantun berikut... Jalan-jalan ke atas bukit Sambil membawa pisang emas Kalau adik jatuh sakit Segera pergi ke Puskesmas Berdasarkan pantun di atas, isi pantun tersebut adalah...

231 215 a. Kalau adik jatuh sakit Segera pergi ke Puskesmas b. Jalan-jalan ke atas bukit Sambil membawa pisang emas c. Sambil membawa pisang emas Kalau adik jatuh sakit d. Jalan-jalan ke atas bukit Segera pergi ke Puskesmas 36. Karimunjawa Pulau Keramat Pulau Ombilin jauh terpencil Meskipun jiwa penuh semangat Tanpa disiplin takkan berhasil Amanat pantun tersebut adalah... a. keberhasilan akan diraih apabila kita semangat dan disiplin b. pergilah ke pulau Ombilin dan Karimunjawa c. kalau pergi ke pulau Karimunjawa jangan lupa pergi ke pulau Ombilin d. hanya dengan semangat kita akan berhasil 37. Jalan-jalan ke tepi pantai Jangan lupa membawa tikar Jika ingin jadi pandai Maka harus rajin belajar Amanat pantun tersebut adalah... a. jika ingin menjadi pandai, maka harus rajin belajar b. jangan lupa membawa tikar, kalau jalan-jalan ke tepi pantai c. belajar di tepi pantai, jangan lupa membawa tikar d. jalan-jalan ke tepi pantai, maka harus belajar 38. Kalau kita pergi ke pasar Jangan lupa membeli cabai Kalau kita rajin belajar

232 216 Cita-cita pasti tercapai Amanat pantun tersebut adalah... a. kalau kita pergi ke pasar, jangan lupa membeli cabai b. cita-cita pasti tercapai, kalau kita rajin belajar c. kalau kita pergi ke pasar, cita-cita pasi tercapai d. cita-cita pasti tercapai, kalau kita membeli cabai 39. Bunga melati bunga mawar Buah kelapa dimakan tupai Sejak kecil rajin belajar Jika besar menjadi pandai Amanat pantun tersebut adalah... a. jangan memberi makan tupai bunga tetapi berilah buah kelapa b. sejak kecil rajin belajar, jika besar tidak usah terlalu rajin c. rajinlah belajar sejak kecil, supaya besarnya menjadi pandai d. menanam bunga mawar dan bunga melati menjadi pandai 40. Jalan-jalan ke tepi pantai Jangan lupa beli pisang Kalau ingin cepat sampai Naik saja kapal terbang Amanat pantun tersebut adalah... a. jika jalan-jalan ke tepi pantai, jangan lupa beli pisang b. jangan lupa beli pisang, kalau mau naik pesawat terbang c. jangan lupa membeli pisang, kalau ingin jalan-jalan ke pantai d. kalau ingin cepat sampai, lebih baik naik pesawat terbang

233 217 Kunci Jawaban: 1. B 11. B 21. D 31. B 2. D 12. C 22. A 32. C 3. A 13. D 23. C 33. A 4. B 14. D 24. D 34. C 5. B 15. B 25. B 35. A 6. D 16. A 26. C 36. A 7. A 17. B 27. D 37. A 8. B 18. D 28. D 38. B 9. C 19. C 39. C 39. C 10. A 20. C 30. A 40. D

234 Lampiran 17 TELAAH SOAL BENTUK PILIHAN GANDA PENILAI AHLI 218 Petunjuk Berdasarkan pendapat Bapak setelah membaca dan memeriksa butir-butir soal evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Negeri 2 Karangjati, berilah tanda cek ( ) atau tanda silang (x) pada kolom yang tersedia. Jika butir soal sesuai dengan kriteria telaah, maka berilah tanda cek ( ). Jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah, maka berilah tanda silang (x). No. A. Materi Aspek 1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal dalam kisikisi. 2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan. Nomor Soal Pilihan jawaban homogen dan logis. 4. Hanya ada satu kunci jawaban. B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas 6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja 7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban

235 8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda 9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi 10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi x x x x x x x X x x x x x x x x x X 11. Panjang pilihan jawaban relatif sama 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya 13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya 14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan siswa. 16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku. 17. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. 18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian. 219

236 No. A. Materi Aspek 1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal dalam kisikisi. 2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan. Nomor Soal Pilihan jawaban homogen dan logis. 4. Hanya ada satu kunci jawaban. B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas 6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja 7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban 8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda 9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi 10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi x x x x x x x x X x x x x x x x x x x X 11. Panjang pilihan jawaban relatif sama 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya 13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu 220

237 disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya 14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan siswa. 16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku. 17. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. 18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian. 221 Tegal, 4 Maret 2013 Penilai Ahli Drs. H.Y Poniyo, M. Pd. NIP

238 TELAAH SOAL BENTUK PILIHAN GANDA PENILAI AHLI 222 Petunjuk Berdasarkan pendapat Bapak setelah membaca dan memeriksa butir-butir soal evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Negeri 2 Karangjati, berilah tanda cek ( ) atau tanda silang (x) pada kolom yang tersedia. Jika butir soal sesuai dengan kriteria telaah, maka berilah tanda cek ( ). Jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah, maka berilah tanda silang (x). No. A. Materi Aspek 1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal dalam kisikisi. 2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan. Nomor Soal Pilihan jawaban homogen dan logis. 4. Hanya ada satu kunci jawaban. B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas 6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja 7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban

239 8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda 9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi 10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi x x 11. Panjang pilihan jawaban relatif sama 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya 13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya 14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan siswa. 16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku. 17. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. 18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian. 223

240 No. A. Materi Aspek 1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal dalam kisikisi. 2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan. Nomor Soal Pilihan jawaban homogen dan logis. 4. Hanya ada satu kunci jawaban. B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas 6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja 7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban 8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda 9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi 10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi x x x X x x x x X x x x x x X x x x x X 11. Panjang pilihan jawaban relatif sama 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya 13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu 224

241 disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya 14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan siswa. 16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku. 17. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. 18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian. 225 Tegal, 5 Maret 2013 Penilai Ahli Dra. Sri Sami Asih, M. Kes. NIP

242 226 TELAAH SOAL BENTUK PILIHAN GANDA PENILAI AHLI Petunjuk Berdasarkan pendapat Bapak setelah membaca dan memeriksa butir-butir soal evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Negeri 2 Karangjati, berilah tanda cek ( ) atau tanda silang (x) pada kolom yang tersedia. Jika butir soal sesuai dengan kriteria telaah, maka berilah tanda cek ( ). Jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah, maka berilah tanda silang (x). No. A. Materi Aspek 1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal dalam kisikisi. 2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan. Nomor Soal Pilihan jawaban homogen dan logis. 4. Hanya ada satu kunci jawaban. B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas 6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja

243 Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban 8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda 9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi 10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi x x x x X x x X x x x x X x x x x X 11. Panjang pilihan jawaban relatif sama 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya 13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya 14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan siswa. 16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku. 17. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. 18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.

244 No. A. Materi Aspek 1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal dalam kisikisi. 2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan. Nomor Soal Pilihan jawaban homogen dan logis. 4. Hanya ada satu kunci jawaban. B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas 6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja 7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban 8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda 9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi 10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi x x x X x x x x X x x x x x x x x x x X 11. Panjang pilihan jawaban relatif sama 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya 13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu 228

245 disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya 14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan siswa. 16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku. 17. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. 18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian. 229 Tegal, 8 Maret 2013 Penilai Ahli Evi Supriyati, S. Pd. SD. NIP

246 230 Lampiran 18 PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA UP T DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KEC. SUSUKAN SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KARANGJATI Alamat: Desa Karangjati Kec. Susukan, Kab. Banjarnegara. Kode Pos DAFTAR NAMA SISWA KELAS UJI COBA KELAS V SD NEGERI KARANGJATI No NIS Nama Siswa L/P No NIS Nama Siswa L/P Danu Candra A. L Rico Nugroho L Ade Nurokman L Rizal Bagus P. L Kartika Puji Astuti P Roifah Nur Z. P Nurmaningsih P Sevina Putri R. P Retno Okta Dwi N. P Sri Wahyuni P Selviana Damayanti P Syifa Nur Muthia P Ziyan Nur Azizah P Tefana K. M. P Anggraeni Nur K.H. P Teresa Inahaya P Cholifah Nuriyatun P Tika Erlin Diarti P Indah Dwi Astuti P Windi Septiani P Kendar Deli Alfarizi L Wisnu Febri S. L Mei Sutriasih P Didi Saputra L Nabila Nurul A. P Tarno L Panca Nurul Afandi P Rifa Khoerunita P Regita Nurul A P Wendi Febrianto L Kepala Sekolah SD Negeri 2 Karangjati Eko Yuwono, S. Pd. NIP

247 Lampiran siswa Hasil Uji Coba Siswa Kelas V SD Negeri 2 Karangjati Nomor Soal Skor Total s s s s s s s s s s s s s s s s s s

248 siswa Nomor Soal Skor Total s s s s s s s s s s s s

249 233 Lampiran 20 HASIL PENGHITUNGAN UJI VALIDITAS Scale Mean if Item Deleted Item-Total Statistics Scale Variance if Item Deleted Corrected Item- Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal

250 234 TABEL PERBANDINGAN r hitung dengan r tabel Jika nilai r hitung > nilai r tabel, maka item tersebut adalah valid dengan menggunakan distribusi (Tabel r) untuk α =0,005 dengan derajat kebebasan (dk=n-1=40-1=39) sehingga di dapat r tabel =0,316. ITEM r hitung r tabel= 0, 367 Keputusan n=40 α =0,05; dk=n-1 No > 0,316 Valid No > 0,316 Tidak Valid No >0,316 Valid No >0,316 Valid No >0,316 Valid No > 0,316 Tidak Valid No >0,316 Tidak Valid No > 0,316 Valid No >0,316 Valid No >0,316 Tidak Valid No >0,316 Valid No > 0,316 Tidak Valid No > 0,316 Valid No > 0,316 Valid No > 0,316 Tidak Valid No > 0,316 Valid No > 0,316 Tidak Valid No > 0,316 Tidak Valid No > 0,316 Tidak Valid No > 0,316 Valid No > 0,316 Tidak Valid No > 0,316 Valid No > 0,316 Tidak Valid No > 0,316 Valid No > 0,316 Valid No > 0,316 Tidak Valid No > 0,316 Valid No > 0,316 Valid No > 0,316 Valid No > 0,316 Valid No > 0,316 Tidak Valid No > 0,316 Valid No > 0,316 Tidak Valid No > 0,316 Tidak Valid No > 0,316 Valid No > 0,316 Valid No > 0,316 Valid No > 0,316 Valid No > 0,316 Valid No \ > 0,316 Valid

251 235 Lampiran 21 HASIL PENGHITUNGAN UJI RELIABILITAS Reliability Statistics Cronbach's N of Alpha Items Scale Mean if Item Deleted Item-Total Statistics Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal soal

252 236 Lampiran 22 HASIL PENGHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN SOAL No. Tingkat No. Tingkat Kategori Soal Kesukaran Soal Kesukaran Kategori 1 0,300 Sukar 21 0,267 Sukar 2 1,000 Mudah 22 0,633 Sedang 3 0,300 Sukar 23 0,467 Sedang 4 0,867 Mudah 24 0,733 Mudah 5 0,667 Sedang 25 0,700 Sedang 6 0,933 Mudah 26 0,667 Sedang 7 0,867 Mudah 27 0,867 Mudah 8 0,800 Mudah 28 0,933 Mudah 9 0,700 Sedang 29 0,667 Sedang 10 0,467 Sedang 30 0,867 Mudah 11 0,267 Sukar 31 0,700 Sedang 12 0,533 Sedang 32 0,700 Sedang 13 0,800 Mudah 33 0,733 Mudah 14 0,533 Sedang 34 0,867 Mudah 15 0,833 Mudah 35 0,667 Sedang 16 0,300 Sukar 36 0,600 Sedang 17 0,833 Mudah 37 0,633 Sedang 18 0,667 Sedang 38 0,767 Mudah 19 0,567 Sedang 39 0,667 Sedang 20 0,300 Sukar 40 0,700 Sedang

253 237 Lampiran 23 HASIL PENGHITUNGAN DAYA PEMBEDA SOAL No. Nilai Daya No. Nilai Daya Kategori Soal Pembeda Soal Pembeda Kategori 1 0,333 Cukup 21 0,200 Cukup 2 0,000 Jelek 22 0,467 Baik 3 0,333 Cukup 23 0,267 Cukup 4 0,267 Cukup 24 0,267 Cukup 5 0,667 Baik 25 0,600 Baik 6 0,200 Jelek 26 0,133 Jelek 7 0,267 Cukup 27 0,267 Cukup 8 0,333 Cukup 28 0,133 Jelek 9 0,333 Cukup 29 0,667 Baik 10 0,267 Cukup 30 0,267 Cukup 11 0,267 Cukup 31 0,200 Jelek 12 0,133 Jelek 32 0,333 Cukup 13 0,267 Cukup 33 0,267 Cukup 14 0,267 Cukup 34 0,133 Jelek 15 0,200 Jelek 35 0,600 Baik 16 0,333 Cukup 36 0,600 Baik 17 0,267 Jelek 37 0,467 Baik 18 0,267 Cukup 38 0,467 Baik 19 0,200 Jelek 39 0,267 Cukup 20 0,600 Baik 40 0,467 Baik

254 238 Lampiran 24 Mata pelajaran : Bahasa Indonesia SOAL HASIL BELAJAR SISWA Materi Waktu : Pantun : 45 menit Nama : Kelas : Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar! 1. Pantun yang digunakan untuk menghibur hati adalah pantun... a. bersukacita c. nasihat b. jenaka d. teka-teki 2. Pantun yang berisi ungkapan yang menyatakan kegembiraan adalah... a. bersukacita b. jenaka c. nasihat d. teka-teki 3. Baris ketiga dan keempat pada pantun disebut... a. sampiran b. isi c. makna d. arti 4. Kalau puan, puan cerana Ambil gelas di dalam peti Kalau tuan bijak laksana Binatang apa tanduk di kaki Pantun di atas adalah jenis pantun... a. jenaka b. teka-teki c. nasihat d. bersukacita 5. Perhatikan pantun berikut! Daripada main layang-layang Lebih baik main di kali Daripada pikiran melayang

255 239 Lebih baik tidur bermimpi Pantun di atas adalah jenis pantun... a. jenaka b. teka-teki c. nasihat d. bersukacita 6. Hitam-hitam si buah manggis Biar hitam manis rasanya Sang adik berhenti menangis Melihat kakak membawa srikaya Pantun di atas adalah jenis pantun... a. agama b. bersukacita c. jenaka d. nasihat 7. Perhatikan pantun berikut! Jika mau membeli sukun Beli saja di kota Blitar Kalau kamu rajin dan tekun Pasti jadi anak yang pintar Pantun di atas berisi tentang... a. teka-teki b. lelucon c. kegembiraan d. nasihat 8. Perhatikan pantun berikut! Buah nangka buah duku Buah jeruk asam rasanya Binatang apakah gerangan aku Tidur siang hari malam berkelana Pantun tersebut berisi tentang...

256 240 a. nasihat b. kegembiraan c. lelucon d. teka-teki 9. Pegunungan jalan berliku Udara pegunungan sungguh enak Senyuman tampak di wajah kakekku Melihat cucu sedang berbedak Pantun tersebut berisi tentang... a. lelucon b. nasihat c. teka-teki d. kegembiraan 10. (1) Pakai baju apa pun pantas (2) Jika kamu ingin selamat (3) Sungguh cantik anak Pak Camat (4) Patuhilah rambu-rambu lalu lintas Baris pantun tersebut akan menjadi pantun yang baik bila disusun dengan urutan... a b c d (1) Duduk di depan dekat pentas. (2) pergi menonton adu silat. (3) Patuhi rambu-rambu lalu lintas. (4) Jika ingin di jalan selamat. Urutan yang benar dari pantun di atas adalah... a b c d Masukkan duku ke dalam peti Peti disimpan dekat...

257 241 Amal apa yang dibawa mati Kalau hidup tidak sembahyang Kata yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah. a. lemari b. api c. kardus d. keranjang 13. Buah duku dari Palembang Buah anggur dari bosnia Baca buku janganlah... Sebab buku jendela dunia Kata yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah. a. bosan b. jarang c. malas d. terpaksa 14. Perhatikan pantun berikut! Katak datang beramai-ramai Kupu-kupu hinggap di daun waru.. (1). (2) Baris yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah. a. (1) Ayo kawan rajin belajar (2) Agar disayang oleh guru b. (1) Supaya tidak sesal kemudian (2) Mari kita giat belajar c. (1) Mari kita belajar bersama (2) Untuk mempererat persaudaraan d. (1) Semua anak yang pandai (2) Tentu disayang oleh guru 15. Kalau ada sumur di ladang... (1)... (2) Bolehlah kita berjumpa lagi

258 242 Baris yang tepat untuk melengkapi Baris kedua dan ketiga pantun di atas adalah. a. (1) Kita boleh mandi sambil berlari (2) Kalau sedang bermain di ladang b. (1) Bolehlah kita menimbanya (2) kalau ada uang banyak c. (1) Boleh kita menumpang mandi (2) Kalau ada umur panjang d. (1) Kita akan mandi bersama (2) Kalau kita mempunyai umur yang panjang 16. Si Janu suka menabung... (1)...(2) Semoga persahabatan bisa selamanya Baris yang tepat untuk melengkapi Baris kedua dan ketiga pantun di atas adalah. a. (1) Tapi uangnya hilang di celananya (2) Walaupun kita baru bergabung b. (1) Pergi ke Bali beli kaun katun (2) Apa kabar teman semua c. (1) Jangan lupa berikan kaldu (2) Senang punya sahabat macam kamu d. (1) Dia selalu mendapat untung (2) Sekarang kita sahabat 17. Karimunjawa Pulau Keramat Pulau Ombilin jauh terpencil Meskipun jiwa penuh semangat Tanpa disiplin takkan berhasil

259 243 Berdasarkan pantun di atas, isi pantun tersebut adalah... a. Karimunjawa Pulau Keramat Pulau Ombilin jauh terpencil b. Pulau Ombilin jauh terpencil Meskipun jiwa penuh semangat c. Meskipun jiwa penuh semangat Tanpa disiplin takkan berhasil d. Karimunjawa Pulau Keramat Tanpa disiplin takkan berhasil 18. Perhatikan pantun berikut... Jalan-jalan ke atas bukit Sambil membawa pisang emas Kalau adik jatuh sakit Segera pergi ke Puskesmas Berdasarkan pantun di atas, isi pantun tersebut adalah... a. Kalau adik jatuh sakit Segera pergi ke Puskesmas b. Jalan-jalan ke atas bukit Sambil membawa pisang emas c. Sambil membawa pisang emas Kalau adik jatuh sakit d. Jalan-jalan ke atas bukit Segera pergi ke Puskesmas 19. Karimunjawa Pulau Keramat Pulau Ombilin jauh terpencil Meskipun jiwa penuh semangat Tanpa disiplin takkan berhasil Amanat pantun tersebut adalah... a. keberhasilan akan diraih apabila kita semangat dan disiplin

260 244 b. pergilah ke pulau Ombilin dan Karimunjawa c. kalau pergi ke pulau Karimunjawa jangan lupa pergi ke pulau Ombilin d. hanya dengan semangat kita akan berhasil 20. Jalan-jalan ke tepi pantai Jangan lupa membawa tikar Jika ingin jadi pandai Maka harus rajin belajar Amanat pantun tersebut adalah... a. jika ingin menjadi pandai, maka harus rajin belajar b. jangan lupa membawa tikar, kalau jalan-jalan ke tepi pantai c. belajar di tepi pantai, jangan lupa membawa tikar d. jalan-jalan ke tepi pantai, maka harus belajar Kunci Jawaban Pretes Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Pemahaman Pantun 1. A 11. A 2. A 12. D 3. B 13. B 4. B 14. D 5. C 15. C 6. B 16. A 7. D 17. C 8. D 18. A 9. A 19. A 10. C 20. A

261 245 Lampiran 25 DAFTAR KELOMPOK KELAS EKSPERIMEN (IV A) Pertemuan ke 1 Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 1. Edo Bagus Susilo 1. Afrenda A. P. 1. Annisa Q. N. K 2. Alfin 2. Eva Tri W. 2. Wahyu Indah S. N. 3. Tutu Agstri F. 3. Hilda N. U. K 3. Anju A. D. 4. Aziz Nur Putra 4. Tresylia A. P. 4. Dila N. P. 5. Meisya Alina N. 5. Desta Sakti Pandu 5. Malfin R. F 6. Tri Nuari 7. Agung P. 8. Wally A. T. D. Pertemuan ke 2 Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 1. Afrenda Aprilia P. 1. Zalza Aulia P. N. 1. Annisa Q. N. K 2. Edo Bagus S. 2. Desta Sakti P. 2. Wahyu Indah S. N. 3. Agrista Alviana W. 3. Meisya Alina P. 3. Anju A. D. 4. Hilda Nisa U. K. 4. Tresylia A. P. 4. Dila N. P. 5. Tutu A. 5. Alfin 5. Malfin R. F 6. Tri Nuari 7. Agung P. 8. Wally A. T. D. 9. Eva Tri W.

262 246 Lampiran 26 DAFTAR KELOMPOK KELAS KONTROL (IV B) Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 1. Jihan Fauziyah 1. Nur Rojannah 1. Eni Nurun Nadifah 2. Ratna Rohmaniati 2. Eka Jeni L. 2. Daryanto 3. Anatriyanti 3. Annisa Khofifah 3. Kukuh Aji S. 4. Dadang W. S. Kelompok 4 Kelompok 5 1. Sinta Rahayu P. R 1. Mei Safitri 2. Rima Rahmawati 2. Suci Nurliza H. 3. Tiana Galih A. P. 3. Asita Putri R. 4. Nur Roif T. A

263 247 Lampiran 27 Daftar Nilai Pre Test Bahasa Indonesia Materi Pemahaman Pantun Siswa Kelas IV A (Kelas Eksperimen) No. Nama Siswa Nilai 1 Agung Prayoga 35 2 Aziz Nur Putra H Eva Tri Winarsih 55 4 Afrenda Aprilia 40 5 Alfin 20 6 Anisa Qotrunnada K Anju Alvianita D Desta Sakti Pandu K Dila Nafisa Puspita R Malfin Rheza F Meisya Alina Nugraha Teresylia Prilandiana A Tri Nuari Amel Anindya P Tutu Agustrifitria A Wahyu Indah Suci N Wally Aushaf Tomas D Zalsa Aulia Putri N Edo Bagus Susilo Hilda Nis Ul Khoiriyah Agrista Alfiana W. 65 Jumlah 1045 Rata-rata 52,5

264 248 Lampiran 28 Daftar Nilai Pre Test Bahasa Indonesia Materi Pemahaman Pantun Siswa Kelas IV B (Kelas Kontrol) No. Nama Siswa Nilai 1 Rima Rahmawati 20 2 Kukuh Aji Saputra 65 3 Dadang Wahyu Saputra 35 4 Nur Roif Tri Anwar 50 5 Daryanto 65 6 Ana Trianti 40 7 Annisa Khofifah M Asita Putri Rianti 40 9 Eka Jeny Lisnawatun K.H Eni Nurun Nadifah Jihan Fauziyah Mei Safitri Ratna Rohmaniati Restu aji Setiandanu.P Suci Nurliza H Sinta Rahayu P.R Tiana Galih Anggita.P Nur Rojanah 55 Jumlah 915 Rata-rata 50,83

265 249 Lampiran 29 Nilai Evaluasi Akhir IV A (Kelompok Eksperimen) No. Nama Evaluasi 1 Evaluasi 2 1 Agung Prayoga 70-2 Aziz Nur Putra H Eva Tri Winarsih Afrenda Aprilia Alfin Anisa Qotrunnada K Anju Alvianita D Desta Sakti Pandu K Dila Nafisa Puspita R Malfin Rheza F Meisya Alina Nugraha Teresylia Prilandiana A Tri Nuari Amel Anindya P Tutu Agustrifitria A Wahyu Indah Suci N Wally Aushaf Tomas D Zalsa Aulia Putri N Edo Bagus Susilo Hilda Nis Ul Khoiriyah Agrista Alfiana W Jumlah Rata-rata Keterangan: KKM Bahasa Indonesia : 62 : nilai di bawah KKM

266 250 Lampiran 30 Nilai Evaluasi Akhir IV B (Kelompok Kontrol) No. Nama Evaluasi 1 Evaluasi 2 1 Rima Rahmawati Kukuh Aji Saputra Dadang Wahyu Saputra Nur Roif Tri Anwar Daryanto Ana Trianti Annisa Khofifah M Asita Putri Rianti Eka Jeny Lisnawatun K.H Eni Nurun Nadifah Jihan Fauziyah Mei Safitri Ratna Rohmaniati Restu aji Setiandanu.P Suci Nurliza H Sinta Rahayu P.R Tiana Galih Anggita.P Nur Rojanah Jumlah Rata-rata 70 70,05 Keterangan: KKM Bahasa Indonesia : 62 : nilai di bawah KKM

267 251 Lampiran 31 DATA HASIL BELAJAR SISWA KELAS EKSPERIMEN (IV A) No. NIS Nama Nilai Post Tes Agung Prayoga Aziz Nur Putra H Eva Tri Winarsih Afrenda Aprilia Alfin Anisa Qotrunnada K Anju Alvianita D Desta Sakti Pandu K Dila Nafisa Puspita R Malfin Rheza F Meisya Alina Nugraha Teresylia Prilandiana A Tri Nuari Amel Anindya P Tutu Agustrifitria A Wahyu Indah Suci N Wally Aushaf Tomas D Zalsa Aulia Putri N Edo Bagus Susilo Hilda Nis Ul Khoiriyah Agrista Alfiana W. 85 Jumlah 1640 Rata-rata 82

268 252 Lampiran 32 DATA HASIL BELAJAR SISWA KELAS KONTROL (IV B) No. NIS Nama Nilai Post Tes Rima Rahmawati Dadang Wahyu Saputra Nur Roif Tri Anwar Daryanto Ana Trianti Annisa Khofifah M Asita Putri Rianti Eka Jeny Lisnawatun K.H Eni Nurun Nadifah Jihan Fauziyah Mei Safitri Ratna Rohmaniati Restu aji Setiandanu.P Suci Nurliza H Sinta Rahayu P.R Tiana Galih Anggita.P Nur Rojanah Kukuh Aji Saputra 90 Jumlah 1265 Rata-rata 70,27

269 253 Lampiran 33 Lembar Pengamatan Pelaksanaan Model Make A Match di Kelompok Eksperimen SD Negeri 2 Karangjati Petunjuk Berilah tanda cek ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan hasil pengamatan. No. Aspek yang Diamati Ada Skor Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran 2. Guru membagi kelompok dan menjelaskan tugas kelompok 3. Guru menjelaskan cara mencari pasangan (make a match) 4. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru. 5. Siswa mendiskusikan materi dengan teman sekelompoknya 6. Siswa mengerjakan tugas secara berkelompok 7. Guru mengamati kerja kelompok siswa 8. Guru memberikan bimbingan kepada siswa Perwakilan dari setiap kelompok 9. melaporkan kelompoknya hasil diskusi 10. Kelompok lain memberikan tanggapan 11. Guru bersama siswa membuat kesimpulan 12. Guru memberikan penguatan 13. Guru memberikan tindak lanjut Jumlah Skor Skor maksimal = 52 Persentase pelaksanaan model Make a match = 100 % = 81 % Karangjati, 20 Maret 2013 Observer, Evi Supriyati, S.Pd.SD. NIP

270 Lembar Pengamatan Pelaksanaan Model Make A Match di Kelompok Eksperimen SD Negeri 2 Karangjati Petunjuk Berilah tanda cek ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan hasil pengamatan. No. Aspek yang Diamati Ada Skor Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran 2. Guru membagi kelompok dan menjelaskan tugas kelompok 3. Guru menjelaskan cara mencari pasangan (make a match) 4. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru. 5. Siswa mendiskusikan materi dengan teman sekelompoknya 6. Siswa mengerjakan tugas secara berkelompok 7. Guru mengamati kerja kelompok siswa 8. Guru memberikan bimbingan kepada siswa Perwakilan dari setiap kelompok 9. melaporkan kelompoknya hasil diskusi 10. Kelompok lain memberikan tanggapan 11. Guru bersama siswa membuat kesimpulan 12. Guru memberikan penguatan 13. Guru memberikan tindak lanjut Jumlah Skor Skor maksimal = 52 Persentase pelaksanaan model Make a match = 100 % = 88 % 254 Karangjati, 10 April 2013 Observer, Evi Supriyati, S.Pd.SD. NIP

271 255 Lampiran 34 OUTPUT SPSS UJI NORMALITAS DATA UTS Hasil Uji Normalitas Kelas IV A (Kelas Eksperimen) Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic Df Sig. UTS_A * a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Hasil Uji Normalitas Kelas IV B (Kelas Kontrol) Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic Df Sig. UTS_B a. Lilliefors Significance Correction

272 Lampiran OUTPUT SPSS UJI HOMOGENITAS DATA UTS Group Statistics Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Nilai kelas a kelas b Nilai Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for Equality of Variances F Sig. t df Independent Samples Test Sig. (2- tailed) t-test for Equality of Means Mean Differe nce Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper

273 257 Lampiran 36 OUTPUT SPSS UJI NORMALITAS DATA PRE TEST Hasil Uji Normalitas Data Kelas IV A (Kelas Eksperimen) Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig. Pretes_A a. Lilliefors Significance Correction Hasil Uji Normalitas Data Kelas IV B (Kelas Kontrol) Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig. Pretes_B a. Lilliefors Significance Correction

274 Lampiran OUTPUT SPSS UJI HOMOGENITAS DATA PRE TEST Group Statistics kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Nilai kelas a kelas b Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means nilai Equal variances assumed Equal variances not assumed F Sig. T df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper

275 259 Lampiran 38 OUTPUT SPSS UJI NORMALITAS DATA POST TEST Hasil Uji Normalitas Data Kelas IV A (Kelas Eksperimen) Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig. Postes_A * a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Hasil Uji Normalitas Data Kelas IV B (Kelas Kontrol) Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig. Postes_B * a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.

276 Lampiran OUTPUT SPSS UJI HOMOGENITAS DATA DAN UJI-t Group Statistics Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Nilai kelas a kelas b Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. T Df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Nilai Equal variances assumed Lower Upper Equal variances not assumed

277 261 Lampiran 40 Tabel r (Korelasi Item-Total Statistics) Uji 1 sisi dan 2 sisi taraf signifikasi 0,05

278 262 Lampiran 41 t Tabel (Pada taraf Signifikasi 0,05) 2 sisi df Signifikasi 0,05 Df Signifikasi 0, Z 1.960

279 263 Lampiran 42 Foto Kegiatan Pembelajaran di Kelas Eksperimen (IV A) Siswa mengerjakan pre test Guru menjelaskan materi pantun Siswa melaksanakan langkah pertama model make a match. Siswa berdiskusi untuk mencari pasangan yang tepat dari kartu yang dipegangnya.

280 264 Kelompok pembawa kartu soal dan kelompok pembawa kartu jawaban bertemu dengan kelompok penilai. Siswa mengerjakan post test.

281 265 Lampiran 43 Foto Kegiatan Pembelajaran di Kelas Kontrol (IV B) Siswa mengerjakan pre test. Guru menjelaskan materi pantun. Siswa mengerjakan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD). Siswa megerjakan post test.

282 Lampiran

283 267 Lampiran 45 PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA UP T DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KEC. SUSUKAN SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KARANGJATI Alamat: Desa Karangjati Kec. Susukan, Kab. Banjarnegara. Kode Pos SURAT KETERANGAN Nomor : 423.4/01/2013 Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Eko Yuwono, S. Pd. NIP : Jabatan : Kepala Sekolah Satuan Kerja : SD Negeri 2 Karangjati Kec. Susukan Kab. Banjarnegara Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa : Nama : Dwi Prasetia Ningrum NIM : Prodi/ Jurusan : S1/ PSGD Telah melaksanakan uji coba soal pada tanggal 20 Maret Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Banjarnegara, 21 Maret 2013 Kepala Sekolah Eko Yuwono, S. Pd. NIP

284 268 Lampiran 46 PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA UP T DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KEC. SUSUKAN SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KARANGJATI Alamat: Desa Karangjati Kec. Susukan, Kab. Banjarnegara. Kode Pos SURAT KETERANGAN Nomor : 423.4/02/2013 Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Eko Yuwono, S. Pd. NIP : Jabatan : Kepala Sekolah Satuan Kerja : SD Negeri 2 Karangjati Kec. Susukan Kab. Banjarnegara Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa : Nama : Dwi Prasetia Ningrum NIM : Prodi/ Jurusan : S1/ PSGD Telah melaksanakan Penelitian Eksperimen sebagai bahan skripsi pada tanggal 29 Maret-11 April 2013 di kelas IV SD Negeri 2 Karangjati Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara. Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Banjarnegara, 12 April 2013 Kepala Sekolah Eko Yuwono, S. Pd. NIP

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Safitri

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS IV SDN RANDUGUNTING 4 KOTA TEGAL SKRIPSI

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS IV SDN RANDUGUNTING 4 KOTA TEGAL SKRIPSI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS IV SDN RANDUGUNTING 4 KOTA TEGAL SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MODEL SCRAMBLE DALAM PEMBELAJARAN MATERI UANG PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 02 MOJO KABUPATEN PEMALANG

KEEFEKTIFAN MODEL SCRAMBLE DALAM PEMBELAJARAN MATERI UANG PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 02 MOJO KABUPATEN PEMALANG KEEFEKTIFAN MODEL SCRAMBLE DALAM PEMBELAJARAN MATERI UANG PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 02 MOJO KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda

BAB I PENDAHULUAN. guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara faktual adalah aktivitas sekelompok orang dan guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda secara perspektif member

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Tema-tema pada pembelajaran tematik integratif Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Tema-tema pada pembelajaran tematik integratif Kurikulum 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pendidikan nasional yang termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea IV yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENDENGARKAN PENGUMUMAN MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KARANGPUCUNG PURBALINGGA SKRIPSI disajikan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu berfikir dan mencari hal-hal yang baru. Pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu berfikir dan mencari hal-hal yang baru. Pendidikan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia sangatlah penting. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang telah menuntut manusia untuk selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek yang mendasar bagi pembangunan suatu bangsa. Dalam penyelenggaraan pendidikan, dikembangkan bibit-bibit sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang individu di muka bumi ini, tanpa pendidikan berarti seseorang tidak berilmu, padahal kita tidak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Sudjana (2011: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015 PERBEDAAN RERATA HASIL BELAJAR BASIS DATA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPLICIT INSTRUCTION DAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA JURUSAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN KELAS XII SMK PGRI 4 NGAWI Khusnul

Lebih terperinci

SD NTEGERI LIMBASARI KECAMATAI\I BOBOTSARI KABUPATEN

SD NTEGERI LIMBASARI KECAMATAI\I BOBOTSARI KABUPATEN PNNGARUH MODEL COOPERATIW LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH TERIIADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IY SD NEGERI LIMBASARI KECAMATAIY BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH TAHUN AJARAN 2OIII2OI2 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. Dari tidak tahu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. Dari tidak tahu menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mengandung pengertian suatu perbuatan yang di sengaja untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. Dari tidak tahu menjadi tahu, dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Make a Match 2.1.1 Pengertian Model pembelajaran Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran sebagai hasil penurunan teori psikologi pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

SKRIPSI. disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Disusun oleh : Farid Al Baladi ( )

SKRIPSI. disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Disusun oleh : Farid Al Baladi ( ) PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS IV SD DI-GUGUS DIPONEGORO KECAMATAN MEJOBO KABUPATEN KUDUS SKRIPSI disusun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Cooperative Learning Tipe Make A Match 2.1.1 Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan yang digunakan oleh guru untuk mencapai keberhasilan dalam

Lebih terperinci

LAJARAN (TGT) Skripsi FAKULTAS. oleh

LAJARAN (TGT) Skripsi FAKULTAS. oleh ` KEEFEKTIFAN MODEL PEMBEL LAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVI ITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI PAGERBARANG 03 KABUPATEN TEGAL Skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5) 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan yang dimaksud antara lain seperti tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Gagne dalam Agus Suprijono (2011: 5-6) bahwa hasil belajar itu berupa: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Vivi Nida Azizah

SKRIPSI. Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Vivi Nida Azizah PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM (PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF, MENYENANGKAN) DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SIWARAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SIWARAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SIWARAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan utama manusia, karena dengan pendidikan manusia akan berdaya dan berkarya sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar, yang di dalamnya meliputi beberapa komponen yang saling terkait, antara lain; guru (pendidik),

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 3 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Arum Rahma Shofiya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkomunikasi merupakan proses seseorang memberi dan menerima informasi yang terjadi setiap waktu. Kesehariannya manusia selalu berinteraksi dengan manusia lain

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas dan daya saing dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa adalah efektivitas pembelajaran melalui kurikulum. Pengembangan

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV SD NEGERI 5 PUTATSARI GROBOGAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kemampuan Menulis. menghasilkan sebuah tulisan. memberdayakan pengetahuan dan perasaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kemampuan Menulis. menghasilkan sebuah tulisan. memberdayakan pengetahuan dan perasaan. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Kemampuan Menulis a. Pengertian Kemampuan Menulis Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Koentjaraningrat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri,

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MODEL TALKING STICK DALAM PEMBELAJARAN UANG DAN KEGUNAANNYA PADA SISWA KELAS III SDN RANDUGUNTING 2 KOTA TEGAL

KEEFEKTIFAN MODEL TALKING STICK DALAM PEMBELAJARAN UANG DAN KEGUNAANNYA PADA SISWA KELAS III SDN RANDUGUNTING 2 KOTA TEGAL KEEFEKTIFAN MODEL TALKING STICK DALAM PEMBELAJARAN UANG DAN KEGUNAANNYA PADA SISWA KELAS III SDN RANDUGUNTING 2 KOTA TEGAL Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PERBEDAAN PEMBENTUKAN KARAKTER MANDIRI DAN TANGGUNG JAWAB SISWA SMP PADA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PERBEDAAN PEMBENTUKAN KARAKTER MANDIRI DAN TANGGUNG JAWAB SISWA SMP PADA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PERBEDAAN PEMBENTUKAN KARAKTER MANDIRI DAN TANGGUNG JAWAB SISWA SMP PADA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN PKn RINGKASAN SKRIPSI Oleh : ENDAH KUSUMASTUTI

Lebih terperinci

2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Model pembelajaran merupakan salah satu komponen penting yang menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Ketepatan pemilihan model pembelajaran akan berdampak pada

Lebih terperinci

PANTUNN TERHADAP SD NEGERI. Skripsi

PANTUNN TERHADAP SD NEGERI. Skripsi KEEFEKTIFAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN MATERI PANTUNN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 CANDINEGARA KABUPAT TEN BANYUMAS Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Dalam pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Dalam pasal 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mengandung pengertian suatu perbuatan yang disengaja untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. Dari tidak tahu menjadi tahu, dari

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI KAUMAN LOR 03 KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari pendidikannya. Semakin baik tingkat pendidikan suatu negara, semakin baik juga sumber daya manusianya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak lahir manusia mulai melakukan kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan sekaligus mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Belajar merupakan suatu

Lebih terperinci

MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS VIII SMPN 7 JEMBER

MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS VIII SMPN 7 JEMBER MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS VIII SMPN 7 JEMBER SKRIPSI Oleh : Yova Agustian Prahara Ema Putra ( 080210102037 ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG SKRIPSI diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan kegiatan pembangunan nasional. Dalam pembangunan nasional, pendidikan diartikan sebagai upaya meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hal yang sangat penting di era globalisasi ini. Melalui pendidikan diharapkan manusia menjadi sumber daya yang berkualitas sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa. Suatu bangsa dapat dikatakan maju apabila pendidikan di negara tersebut dapat mengelola sumber

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH

PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI MANGKUKUSUMAN 04 KOTA TEGAL Skripsi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG

PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG Artikel Skripsi PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Pada dasarnya, pendidikan bertujuan untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia.

Lebih terperinci

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karena itu, pendidikan sangat perlu untuk dikembangkan

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh

PENERAPAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh PENERAPAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN LANGSUNG MENGGUNAKAN KALKULATOR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SD NEGERI 1 PURBALINGGA WETAN

PENGARUH PEMBELAJARAN LANGSUNG MENGGUNAKAN KALKULATOR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SD NEGERI 1 PURBALINGGA WETAN PENGARUH PEMBELAJARAN LANGSUNG MENGGUNAKAN KALKULATOR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SD NEGERI 1 PURBALINGGA WETAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Landasan teoretis yang dipakai dalam penelitian ini meliputi, (1). Bahasa Indonesia, (2). Metode Talking Stick, (3). Hasil belajar. 2.1.1. Bahasa Indonesia Pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut

Lebih terperinci

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN METODE DRILL PADA MATERI KERTAS KERJA (WORKSHEET) MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS X 5 SMA NEGERI 2 GORONTALO ROSITA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan perilaku seseorang yang bertujuan untuk mendewasakan anak didik agar dapat hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat

Lebih terperinci

Tri Muah ABSTRAK. SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang

Tri Muah ABSTRAK. SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 138-143 PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH BAGI SISWA KELAS VIIIG SMP NEGERI 2 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa depan bangsa, baik buruknya peradaban

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Astri Risdiana NIM

SKRIPSI. Oleh Astri Risdiana NIM PENGARUH PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI GERAK BENDA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD NEGERI 1 MIRENG TRUCUK KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS Ani Rosidah anirosidah.cjr@gmail.com Universitas Majalengka ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sekolah sebagai tempat pembentuk generasi bangsa yang berkualitas mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu pendidikan di sekolah

Lebih terperinci

PEMANFAATAN OBJEK WISATA LINGGO ASRI (KALI PAINGAN) SEBAGAI SUMBER BELAJAR OUTDOOR STUDY

PEMANFAATAN OBJEK WISATA LINGGO ASRI (KALI PAINGAN) SEBAGAI SUMBER BELAJAR OUTDOOR STUDY AMPUL PEMANFAATAN OBJEK WISATA LINGGO ASRI (KALI PAINGAN) SEBAGAI SUMBER BELAJAR OUTDOOR STUDY PADA POKOK BAHASAN MATERI LITOSFER KELAS X DI SMA NEGERI 1 KESESI TAHUN 2014/2015 SKRIPSI Untuk memperoleh

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR PEMANDANGAN ALAM UNTUK SISWA KELAS V SDN KARANGREJO 05 JEMBER SKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR PEMANDANGAN ALAM UNTUK SISWA KELAS V SDN KARANGREJO 05 JEMBER SKRIPSI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR PEMANDANGAN ALAM UNTUK SISWA KELAS V SDN KARANGREJO 05 JEMBER SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Yupensius

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Yupensius PENGARUH PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD NEGERI SALATIGA 03 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Oleh: RETNO AMBARWATI A

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Oleh: RETNO AMBARWATI A STUDI KOMPARASI STRATEGI PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING COMPOSITION) DAN SCRAMBLE TERHADAP HASIL BELAJAR PADA TEMA 5 SUBTEMA 2 SISWA KELAS IV SD NEGERI NGADIREJO 1 KECAMATAN KARTASURA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Benni Hartati NIM

SKRIPSI. Oleh Benni Hartati NIM KEEFEKTIFAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL... PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN...

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL... PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN... DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung. SD ini adalah hasil penggabungan dari SD Negeri Tlahap 2 yang merupakan SD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Terkadang orang yang pendidikannya rendah memiliki kehidupan yang rendah juga jika tidak didukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting yang diperlukan bagi setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting yang diperlukan bagi setiap manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting yang diperlukan bagi setiap manusia untuk memperoleh pengetahuan, wawasan serta meningkatkan martabat dalam kehidupan. Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Prayitno (2009:37) menyatakan bahwa Sekolah adalah lembaga yang memberikan pengajaran kepada peserta didiknya. Lembaga pendidikan ini memberikan pengajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hakekatnya pendidikan adalah suatu tindakan yang ada unsur kesengajaan dalam

I. PENDAHULUAN. hakekatnya pendidikan adalah suatu tindakan yang ada unsur kesengajaan dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam memajukan suatu bangsa dan negara. Pada hakekatnya pendidikan adalah suatu tindakan yang ada unsur kesengajaan dalam membentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Aktivitas Belajar Slameto (2001 : 36) berpendapat bahwa penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi difikirkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia pendidikan memiliki peranan penting bagi perkembangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia pendidikan memiliki peranan penting bagi perkembangan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia pendidikan memiliki peranan penting bagi perkembangan suatu bangsa dalam usaha membangun sumber daya manusia yang unggul dan cerdas sehingga

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PERBEDAAN PENGARUH ANTARA MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS Dami Anah 1), Suwarto WA 2), Djaelani 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi No. 449, Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Sekolah adalah lembaga yang memberikan pengajaran kepada peserta didiknya. Lembaga pendidikan ini memberikan pengajaran secara formal. Berbeda halnya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

Skripsi. diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Iguh Erianto

Skripsi. diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Iguh Erianto PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI RINGKASAN BUKU MELALUI MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V MI MA ARIF NU DARMAKRADENAN KABUPATEN BANYUMAS Skripsi diajukan sebagai syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara manusia untuk menggunakan akal /rasional mereka untuk jawaban dalam menghadapi berbagai masalah yang timbul dimasa yang akan datang

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR Elvita Yeni *), Hardianto 1), Suwandi 2) 1&2) Program Studi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snow Balling (Bola Salju) Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi Kelas VII SMP Negeri I Paguat

Lebih terperinci

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELANGKAAN DIKELAS X SMA NEGERI 2 BIREUEN Noventi, Nurul Mahasiswa Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIIF SMP N 2 SRANDAKAN Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain Eni Sukaeni, 2012 Penggunaan Model Penemuan Konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kualitas kehidupan, serta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori dijabarkan berbagai landasan sebagai pendukung penelitian, permasalahan dan variabel penelitian yang diteliti semua ditulis pada kajian teori. Untuk

Lebih terperinci

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar

ABSTRAK. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar ABSTRAK Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Lega Marisa 1, Sumadi 2, Edy Haryono 3 This research was aimed to find out (1) The difference between

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN METODE FIELD TRIP

KEEFEKTIFAN METODE FIELD TRIP KEEFEKTIFAN METODE FIELD TRIP DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SD N PENGASIH I DAN SD N SENDANGSARI PENGASIH KULON PROGO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan bangsa. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk menjadi warga negara

Lebih terperinci