Dr. Hj. Masriyah, M.Pd Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, Abstrak. Abstract

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Dr. Hj. Masriyah, M.Pd Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, Abstrak. Abstract"

Transkripsi

1 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI DIMENSI TIGA MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) DAN WAWANCARA DIAGNOSIS Venny Lutfita Sari Pendidikan matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, Dr. Hj. Masriyah, M.Pd Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi yang dialami oleh siswa pada materi dimensi tiga serta besar persentase miskonsepsi yang dialami siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan di SMA Negeri 1 Krian dengan menggunakan 3 subjek yang mengalami miskonsepsi paling banyak dan berjenis kelamin yang sama. Data dikumpulkan dengan memberikan tes miskonsepsi dimensi tiga yang dilengkapi dengan tabel skala Certainty of Response Index (CRI) dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Miskonsepsi yang dialami siswa pada konsep Dimensi Tiga menggunakan metode CRI dan wawancara diagnosis yaitu konsep jarak titik ke titik, konsep jarak titik ke garis, konsep jarak titik ke bidang, dan konsep jarak garis ke bidang. Berdasarkan hasil tes dan wawancara, miskonsepsi yang terjadi disebabkan oleh lemahnya konsep prasyarat yang dimiliki siswa, pemahaman siswa yang cenderung menggunakan penglihatannya daripada logika dalam memandang suatu gambar bangun ruang, siswa tidak dapat memberi nama yang tepat pada bangun ruang yang dibuatnya, dan siswa lebih suka menghitung daripada memahami konsep dengan benar sehingga membuat siswa memberikan jawaban yang salah pada soal yang diberikan. 2) Dari hasil analisis tes miskonsepsi siswa yang telah dikelompokan sesuai kategori yang telah ditentukan dengan menggunakan metode Certainty of Response Index (CRI) dan proses perhitungan, besar persentase miskonsepsi pada setiap sub materi dimensi tiga yaitu pada sub materi kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang sebesar 14.81%, jarak titik, garis, dan bidang dalam ruang sebesar 54.17%, dan sudut antara garis dan bidang yang saling berpotongan dan sudut antara dua bidang yang berpotongan sebesar 31.06%. Kata Kunci: Miskonsepsi, Certainty of Response Index (CRI), Dimensi Tiga Abstract This study aims to describe misconceptions experienced by students on three-dimensional material and the percentage of misconceptions itself experienced by students. This study is a descriptive study with a qualitative approach done in SMA Negeri 1 Krian with 3 subjects of the same gender with the most misconceptions. The data is gathered by giving three-dimensional misconceptions tests equipped with table scale of Certainty of Response Index (CRI) and interviews. The results showed that: 1) Misconceptions experienced by students on the concept of using CRI Three Dimensions and diagnostic interview that the concept of distance point to point, point to a line spacing concept, the concept of distance point to the field, and line spacing concept to field. Based on the results of the tests and the interviews, the misconceptions experienced by the students were caused by the lack of understanding of the students' prerequisites concepts, the students tend to use their vision rather than their logic in understanding and looking at the geometrical figures cannot label the correct name to the geometrical figures they made, and they prefer to count rather than to understand the concept correctly that makes them give the wrong answers to the given problems. 2) From the analysis of the students' misconceptions test that had been grouped based on the determined categories by using the method of Certainty of Response Index (CRI) and the calculation process, the number of misconceptions' percentage on each of three dimensional sub-material, such as on the sub-material of locus points, lines, and figures in the space are 14.81&, the distance of points, lines, and figures in the space are 54.17%, and the angles between lines and figures that intersect each other and the angles between two intersected figures are 31.06%. Keywords: misconceptions, Certainty of Response Index (CRI), Three-Dimensional Figures

2 PENDAHULUAN Matematika merupakan ilmu universal yang melandasi perkembangan teknologi modern. Gagne (Yahaya, 2008:24) mengatakan It will be difficult to emphasize the importance of concept learning for formal education. The acquisition of concepts is what makes learning possible. Sangat sulit untuk membentuk konsep pada pemikiran siswa dan jika siswa sudah mahir akan suatu konsep maka pembelajaran yang dilakukan akan menjadi mudah. Sangatlah penting bagi siswa untuk memahami suatu konsep dalam belajar matematika. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan pembelajaran matematika yaitu memahami konsep. Siswa diharapkan bisa menemukan dan membangun konsep sendiri berdasarkan pemahaman yang ia peroleh agar siswa tahu cara untuk mendapatkan suatu konsep tertentu yang masih ada kaitannya dengan konsep yang pernah siswa terima sebelumnya. Sehingga, jika suatu konsep tidak dikuasai oleh siswa maka konsep lain yang berkaitan dengan konsep tersebut akan sulit dipahami siswa dan akhirnya siswa akan mengalami kesalahan konsep. Kesalahan konsep disebut juga dengan miskonsepsi. Menurut Suparno (2013 : 8) miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang diakui oleh para ahli. Berg (1991) menyebutkan bahwa dalam pembelajaran konsep siswa diharapkan dapat mendefinisikan konsep yang bersangkutan, menjelaskan perbedaan antara konsep yang bersangkutan dengan konse-konsep yang lainnya, menjelaskan hubungan dengan konsep-konsep yang lain, dan menjelaskan arti konsep dalam kehidupan sehari-hari dan menerapkannya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dianggap sudah memahami suatu konsep jika ia sudah dapat memenuhi ke empat aspek tersebut. Namun apabila ada salah satu aspek yang tidak dapat dipenuhi makan siswa akan mengalami hambatan dalam mencapai aspek selanjutnya. Jika siswa tidak dapat mendefinisikan suatu konsep maka siswa akan mendapat kesulitan dalam membedakannya dengan konsep lainnya. Jika siswa tidak dapat membedakan suatu konsep dengan konsep lain maka siswa tidak akan bisa mengetahui hubungannya dengan konsep lain. Jika siswa tidak dapat menghubungkan suatu konsep dengan konsep yang lain maka siswa tidak akan bisa menjelaskan makna konsep tersebut dikehidupan sehari-hari dan tidak dapat menerapkannya. Menurut Suparno (2005) ada beberapa cara untuk mengetahui miskonsepsi siswa dengan wawancara diagnosis yang dapat membantu kita mengenal lebih dalam letak miskonsepsi yang dialami siswa dan mengetahui apa alasan siswa memilih jawaban yang salah., tes multiple choice dengan reasoning terbuka yang mengharuskan siswa memberikan alas an untuk setiap jawaban pertanyaan yang diberikan, diskusi kelas, praktikum dengan tanya jawab, dan tes esai tertulis. Sedangkan Hasan dkk (1999) memperkenalkan metode baru untuk mengetahui miskonsepsi siswa yanitu dengan menggunakan metode Certainty of Response Index (CRI). Metode ini dapat menggambarkan keyakinan responden terhadap kebenaran alternatif jawaban yang direspon. Dengan metode CRI (Certainty of Response Index) responden diminta untuk merespon setiap pilihan pada masing-masing item tes pada tempat yang telah disediakan, sehingga siswa yang paham konsep, mengalami miskonsepsi, dan tidak paham konsep dapat dibedakan. Berdasarkan persentase daya serap penguasaan materi soal matematika ujian nasional SMA/MA tahun pelajaran 2014/2015 materi Dimensi Tiga khususnya menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang memiliki persentase terendah di tingkat Nasional yaitu sebesar 37.58%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa masih belum memahami materi Dimensi Tiga dengan benar. Pada penelitian ini miskonsepsi siswa akan diidentifikasi menggunakan tes tertulis dengan metode Certainty of Response Index (CRI) yang diperkenalkan oleh Hasan dkk dalam jurnal yang berjudul Misconceptions and the Certainty of Response Index (CRI). Dari hasil penelitiannya mereka membuktikan bahwa metode CRI sangat efektif dalam mendiagnosis siswa yang tidak paham konsep yaitu siswa yang tidak mengetahui konsep sebenarnya dan siswa yang mengalami miskonsepsi yaitu siswa yang mengalami kesalahan dalam menggunakan konsep yang telah ada. CRI dapat mengidentifikasi keduanya berdasarkan tingkat keyakinan responden, sehingga dalam penerapannya kejujuran siswa dalam menjawab CRI merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan. Pada penelitian ini skala yang digunakan adalah skala enam (0-5) yang dikemukakan oleh Saleem Hasan dkk (1999:197) sebagai berikut. Tabel 1 CRI dan Kriterianya 0 Totally Guessed Answer 1 Almost Guess 2 Not Sure 3 Sure 4 Almost Certain 5 Certain Sumber: (Hasan dkk, 1999) Skala ini pada dasarnya untuk memberikan nilai sejauh mana tingkat keyakinan yang dimiliki siswa dalam menjawab soal. Skala 0 menunjukkan tingkat keyakinan

3 yang dimiliki siswa sangat rendah dan siswa menjawab soal dengan cara menebak. Sedangkan skala 5 menunjukkan tingkat keyakinan siswa dalam menjawab soal sangat tinggi dan tidak ada unsur tebakan sama sekali. Dari ketentuan dan penjelasan tersebut, metode CRI dapat digunakan untuk menentukan siswa yang mengalami miskonsepsi. Adapun tabel untuk mebedakan antara siswa yang tahu konsep, siswa yang mengalami miskonsepsi, dan siswa yang tidak paham konsep untuk responden secara individu dan kelompok seperti yang dikemukakan oleh Hasan dkk (1999). Tabel 2 Ketentuan CRI untuk Membedakan Tahu Konsep, Miskonsepsi, Dan Tidak Paham Konsep Kriteria CRI Rendah CRI Tinggi Jawaban (<2.5) (>2.5) Jawaban benar Jawaban salah Jawaban benar tapi CRI rendah berarti tidak paham konsep (lucky guess) Jawaban salah dan CRI rendah berarti tidak paham konsep Jawaban benar dan CRI tinggi berarti menguasai konsep dengan baik Jawaban salah tapi CRI tinggi berarti terjadi miskonsepsi Sumber: (Hasan dkk, 1999) Dari hasil tabulasi data setiap siswa dengan berpedoman kombinasi jawaban yang benar dan salah serta berdasarkan tinggi rendahnya nilai CRI, kemudian data diagnosis dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu siswa yang paham akan materi, yang mengalami miskonsepsi, dan sama sekali tidak paham. Metode CRI ini memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulannya yakni bersifat sederhana dan dapat digunakan di berbagai jenjang pendidikan tingkat menengah sampai perguruan tinggi, sedangkan kelemahannya adalah metode ini sangat bergantung pada kejujuran siswa. Oleh karena itu untuk meminimalkan kelemahan dari metode ini penelitian ini juga menggunakan wawancara diagnosis untuk mengetahui kekonsistenan siswa dalam memberi jawaban pada CRI. Dengan wawancara tersebut, alasan dari jawaban miskonsepsi siswa dapat digali lebih dalam lagi. Sehingga, peneliti dapat memperoleh informasi secara objektif. Berdasarkan beberapa uraian tersebut maka peneliti perlu melakukan suatu penelitian mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi dimensi tiga menggunakan CRI dan wawancara diagnosis. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi apa saja yang dialami siswa dan mendeskripsikan persentase miskonsepsi yang terjadi pada setiap sub konsep Dimensi Tiga menggunakan metode CRI dan wawancara diagnosis. METODE Penelitian ini dilakukan pada semester genap yaitu pada bulan februari 2017, tahun ajaran 2016/2017. Lokasi penelitian yang dilakukan bertempat di SMA Negeri 1 Krian, Sidoarjo. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2007), penelitian deskriptif adalah penelitian dengan cara membuat deskripsi/gambaran/lukisan secara sistematis, fraktual, dan actual mengenai fakta-fakta. Subjek penelitian ini adalah 3 siswa berjenis kelamin sama yang pada tes soal Dimensi Tiga memiliki miskonsepsi paling banyak dengan metode CRI. Dalam penelitian ini, dipilih satu kelas XI MIA di SMA Negeri 1 Krian untuk diberikan soal tes pada setiap siswa. Alasan dipilihnya kelas tersebut untuk memilih subjek penelitian yaitu subjek telah menerima materi geometri dengan materi pokok bangun ruang sisi datar sebelumnya sehingga memiliki pengalaman dan pengetahuan yang cukup mengenai standar kompetensi yang ditentukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yakni menggunakan tes tertulis, instrument tes yang digunakan yakni dalam bentuk soal uraian yang dilengkapi dengan skala CRI pada tiap butir soal. Instrumen tes soal uraian ini dilakukan untuk mendapatkan data awal miskonsepsi yang terjadi dan mendapatkan subjek penelitian. Banyak butir soal yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 19 butir soal dengan rincian sebagai berikut. Tabel 3 Konsep Dimensi Tiga Konsep Dimensi Tiga Nomor Kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang Jarak titik, garis, dan bidang dalam ruang kedudukan titik terhadap garis kedudukan titik terhadap bidang kedudukan garis terhadap garis lain kedudukan garis terhadap bidang kedudukan bidang terhadap bidang lain jarak titik ke titik Soal 1a 1b 1c, 1d, 1e 1f, 1g 1h, 1i jarak titik 3, 4 2

4 Sudut dalam ruang Konsep Dimensi Tiga ke garis jarak titik ke bidang jarak dua garis bersilangan jarak garis ke bidang jarak dua bidang sejajar sudut antara garis dengan bidang yang berpotongan sudut antara dua bidang Nomor Soal 5 7a, 7b berpotongan Setelah data diperoleh, data hasil tes yang dilengkapi dengan Certainty of Response Index (CRI) serta hasil dari wawancara kemudian dianalisis agar data yang diperoleh mudah dimengerti. Ada dua tahapan yang dilakukan untuk menganalisis data penelitian ini, yaitu analisis data tes dan analisis data wawancara. Data tes miskonsepsi yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan metode CRI (tabel 1 dan tabel 2) pada setiap butir soalnya. Selain memberikan jawaban mengenai soal yang diberikan siswa juga memberikan nilai skala dari 0-5 yang telah disediakan dibawah kolom jawaban setiap soal. Hal ini sebenarnya dilakukan untuk memberikan penilaian sendiri pada diri siswa mengenai tingkat keyakinannya dalam memberikan jawaban pada setiap butir soal. Jika siswa mencentang angka 5 pada skala CRI yang disediakan itu berarti siswa benar-benar yakin dengan jawaban yang diberikan namun sebaliknya, jika siswa memberikan angka 0 maka siswa tidak yakin dan hanya menebak untuk menjawab soal tersebut. Setelah itu data miskonsepsi yang diperoleh akan dianalisis lebih jauh dengan mempertimbangkan hasil wawancara dengan siswa terkait alasan yang digunakan dalam menjawab soal Berdasarkan data hasil tes miskonsepsi dimensi tiga yang telah ditabulasi dan dikelompokkan sesuai dengan tabel 1 dan tabel 2 terdapat banyak miskonsepsi yang terjadi pada dimensi tiga. Dari 19 butir soal yang diberikan hanya ada 2 butir soal yang tidak terdapat miskonsepsi sama sekali dan sisanya yaitu 17 butir soal terdapat miskonsepsi. Pada hasil tes tersebut diketahui bahwa miskonsepsi terbanyak yang dialami tiap anak yaitu sebanyak 11 butir soal mengalami miskonsepsi, namun ada juga siswa yang tidak mengalami miskonsepsi yaitu sebanyak 1 siswa. Dari hasil data yang ditabulasi dan dihitung dengan menggunakan perhitungan data menurut Sudijono (2010) yakni sebagai berikut. Keterangan: P = Angka persentase f = Jumlah Frekuensi yang dicari N = Number of cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu) Dari hasil data yang telah dihitung terdapat 4 butir soal yang memiliki jumlah dan persentase miskonsepsi paling tinggi yaitu soal mengenai konsep jarak titik ke titik, jarak titik ke garis, jarak titik ke bidang, dan jarak garis ke bidang. ke-empat konsep tersebut memiliki jumlah persentase diatas 50% yang berarti bahwa lebih dari setengah jumlah siswa dikelas XI IPA 4 mengalami miskonsepsi pada ke empat konsep tersebut. Setelah memperoleh data miskonsepsi siswa melalui hasil tes miskonsepsi dimensi tiga, peneliti melakukan wawancara dengan siswa yang mengalami miskonsepsi paling banyak dalam satu kelas untuk mengetahui sejauh mana siswa paham akan konsep dimensi tiga. Hasil penelitian dan penyebab miskonsepsi siswa pada materi dimensi tiga a. Konsep jarak titik ke titik HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil tes miskonsepsi Dimensi Tiga, terpilih tiga siswa dari kelas XI IPA 4 sebagai subjek penelitian. Berikut merupakan subjek penelitian ini. Tabel 4 Daftar Subjek Penelitian Terpilih No. Subjek penelitian Banyak miskonsepsi 1 ANS 11 2 WID 10 3 SHE 9 Gambar 1 Hasil Jawaban Subjek 1 Dalam Menyelesaikan Soal Nomor 2

5 Pada penelitian ini, subjek 1 mengalami kesalahan konsep dalam materi prasyaratnya yaitu dalam menemukan panjang diagonal pada bidang alasnya. Sehingga tidak dapat menentukan panjang dengan benar. Subjek 1 menjawab dengan alasan yang benar bahwa jarak titik A ke titik T adalah panjang. Namun subjek 1 memberikan jawaban yang salah. Dalam hal ini subjek mengalami miskonsepsi pada konsep jarak titik ke titik, sesuai dengan pernyataan Berg (1991) bahwa yang dimaksud dengan miskonsepsi adalah jika konsep siswa bertentangan denga konsep para ahli. b. Konsep jarak titik ke garis Pada soal nomor 4 ini subjek 1 beranggapan bahwa untuk menentukan jarak titik dan bidang yang diketahui dapat diperoleh dengan menentukan jarak titik yang diketahui dengan titik tengah pada garis tinggi bidang yang diketahui. Dalam hal ini subjek mengalami miskonsepsi terhadap konsep jarak titik ke bidang. d. Konsep jarak garis ke bidang Gambar 2 Hasil Jawaban Subjek 1 (ANS) Dalam Menyelesaikan Soal Nomor 4 Subjek 1 menganggap bahwa dari titik dan garis yang diketahui dapat membentuk sebuah segitiga sikusiku, dan untuk menentukan jarak titik dan garis yang diketahui yaitu dengan menentukan panjang sisi tegak segitiga siku-siku yang paling pendek. Sehingga subjek mengalami kesalahan dalam menjawab soal. Dalam hal ini subjek mengalami miskonsepsi pada konsep jarak titik ke garis, sesuai dengan pernyataan Berg (1991) bahwa yang dimaksud dengan miskonsepsi adalah jika konsep siswa bertentangan denga konsep para ahli. c. Konsep jarak titik ke bidang Gambar 3 hasil jawaban subjek 1 (ANS) dalam menyelesaikan soal nomor 5 Gambar 4 Hasil Jawaban Subjek 1 (ANS) Dalam Menyelesaikan Soal Nomor 6 Sedangkan pada konsep ini, Subjek 1 beranggapan bahwa jarak garis ke bidang adalah jarak terpendek dari dari garis ke bidang. Dalam hal ini subjek mengalami miskonsepsi pada konsep jarak garis ke bidang. sesuai dengan pernyataan Berg (1991) bahwa yang dimaksud dengan miskonsepsi adalah jika konsep siswa bertentangan denga konsep para ahli. Dari beberapa penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa ada banyak miskonsepsi yang terjadi pada materi dimensi tiga. Konsep jarak titik ke titik adalah panjang ruas garis yang menghubungkan kedua titik. Pada penelitian ini subjek tidak dapat menentukan jarak titik ke titik yang dimaksud soal dengan tepat dikarenakan subjek mengalami miskonsepsi pada materi prasyaratnya yang mengakibatkan subjek tidak dapat menentukan jarak dari kedua titik yang dimaksud soal. Selain itu subjek juga telah salah dalam mengartikan soal yang diberikan. Sehingga, subjek mengalami miskonsepsi dalam konsep jarak titik ke titik. Tetapi pada soal berikutnya subjek dapat menyelesaikan soal yang berkaitan dengan diagonal persegi dengan benar. Hanya saja ada beberapa subjek yang mengalami kesalahan dalam penamaan bangun ruang kubus yang dimaksud pada soal yang diberikan. Konsep jarak titik ke garis adalah panjang ruas garis penghubung titik ke garis dengan proyeksi titik ke garis atau panjang ruas garis yang tegak lurus dari titik ke garis. Pada konsep ini subjek mengalami miskonsepsi dikarenakan subjek menganggap bahwa segitiga yang terbentuk dari titik dan garis adalah segitiga siku-siku sehingga dalam

6 menentukan jarak titik ke garis ia memilih sisi tegak yang paling pendek dalam segitiga siku-siku. Padahal segitiga yang terbentuk belum tentu berbentuk segitiga siku-siku. Konsep jarak titik ke bidang adalah panjang ruas garis penghubung titik dengan proyeksi titik pada bidang. Namun Pada penelitian ini subjek beranggapan bahwa konsep jarak titik ke bidang adalah panjang titik yang diketahui ke titik tengah garis tinggi bidang tersebut selain itu ada juga subjek yang menganggap bahwa jarak titik ke bidang adalah jarak titik yang diketahui dengan salah satu titik pada bidang yang diketahui yang letaknya sebidang. Pada konsep jarak garis ke bidang yaitu panjang ruas garis yang tegak lurus terhadap bidang tersebut subjek memiliki konsep yang salah yaitu beranggapan bahwa jarak garis ke bidang ialah panjang garis terpendek yang menghubungkan garis dengan bidang tersebut. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Miskonsepsi yang dialami siswa pada konsep Dimensi Tiga menggunakan metode CRI dan wawancara diagnosis yaitu miskonsepsi pada konsep jarak titik ke titik, konsep jarak titik ke garis, konsep jarak titik ke bidang, dan konsep jarak garis ke bidang. Miskonsepsi pada konsep jarak titik ke titik disebabkan karena lemahnya materi prasyarat yang diterima oleh subjek sehingga hal itu berpengaruh dalam menentukan jarak titik ke titik. Selain itu ada juga miskonsepsi yang disebabkan oleh kesalahan subjek dalam mengartikan soal yang diberikan sehingga subjek tidak dapat menentukan jarak titik ke titik dengan benar dan tepat. Pada konsep jarak titik ke garis subjek selalu beranggapan bahwa dari titik dan garis yang diketahui ketika dihubungkan akan selalu membentuk sebuah segitiga siku-siku sehingga untuk menentukan jarak titik dan garis tersebut jawaban yang diberikan subjek kurang tepat. Tidak hanya itu, dalam menentukan jarak titik ke garis tersebut yang sudah diartikannya dalam sebuah segitiga siku-siku subjek mengambil kesimpulan bahwa garis terpendek dalam segitiga yang dianggapnya siku-siku tersebut merupakan jarak titik ke garis yang diketahui. Namun subjek telah melupakan syarat lain dalam menentukan suatu yaitu tidak hanya harus garis yang paling pendek tetapi juga garis yang tegak lurus. Dalam hal ini subjek lebih percaya dengan pandangannya daripada menggunakan logikanya untuk memahami sebuah soal dan gambar. Miskonsepsi pada konsep jarak titik ke bidang, terjadi karena beberapa hal yaitu dikarenakan subjek yang salah dalam mengaplikasikan soal ke gambar sehingga apa yang dimaksudkan soal berbeda dengan penafsiran subjek saat digambar yang dibuatnya, dan juga ada yang disebabkan oleh subjek yang beranggapan bahwa dalam menentukan jarak titik ke bidang yang diketahui yaitu dengan menentukan titik pada bidang yang diketahui dengan cara menentukan garis tinggi bidang dan dari garis tinggi tersebut diambil titik tengah yang akan dihubungkan dengan titik yang diketahui. Subjek cenderung lebih suka menghitung daripada memahami konsep dengan benar sehingga membuat subjek memberikan jawaban yang salah pada soal yang diberikan. Sedangkan miskonsepsi pada konsep jarak garis ke bidang disebabkan oleh pemahaman subjek yang hanya memahami bahwa untuk mencari jarak selalu adalah garis terpendek yang menghubungkan garis ke bidang yang diketahui, namun subjek selalu melupakan bahwa garis terpendek tersebut harus tegak lurus sehingga dapat mewakili jarak garis ke bidang. Selain itu subjek tidak dapat memberi nama yang tepat pada bangun ruang yang dibuatnya akibatnya apa yang dimaksud dengan soal akan berbeda artinya dengan apa yang subjek maksudkan dalam gambar yang dinamainya. 2. Dengan menggunakan perhitungan data menurut Sudijono (2010) hasil analisis tes miskonsepsi siswa yang telah dikelompokan sesuai kategori yang telah ditentukan dengan menggunakan metode Certainty of Response Index (CRI) besar persentase miskonsepsi pada setiap sub materi dimensi tiga yaitu pada sub materi kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang sebesar 14.81%, jarak titik, garis, dan bidang dalam ruang sebesar 54.17%, dan sudut antara garis dan bidang yang saling berpotongan dan sudut antara dua bidang yang berpotongan sebesar 31.06%. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai, maka terdapat beberapa saran sebagai berikut: 1. Materi dimensi tiga memiliki banyak konsep, oleh karena itu guru sebaiknya memiliki strategi pembelajaran yang efektif dan efisien agar konsepkonsep dimensi tiga dapat tersampaikan semua dengan maksimal. Selain itu guru sebaiknya memanfaatkan waktu pembelajaran sebaik mungkin agar tidak ada waktu yang terlewati dengan sia-sia yang menyebabkan konsep-konsep sebelumnya

7 tidak terselesaikan dengan maksimal dikarenakan terbatasnya waktu. Guru sebaiknya mempertegas dan menekankan konsep yang dirasa penting untuk diingat oleh siswa agar siswa lebih memperhatikan konsep yang diberikan, dan jika guru menemukan miskonsepsi pada siswa hendaknya guru langsung memperbaikinya dengan cara yang benar. 2. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi yang dialami siswa pada dimensi tiga dengan menggunakan metode Certainty of Response Index (CRI), namun masih ada miskonsepsi yang terjadi pada konsep lain yang belum diketahui penyebabnya. Sehingga, disarankan bagi peneliti lain untuk meneliti penyebab dari miskonsepsi pada materi dimensi tiga. 3. Bagi peneliti lain, sebaiknya jarak pembelajaran materi yang digunakan untuk penelitian dengan pengambilan data penelitian jaraknya tidak terlalu jauh dan jika ada pengambilan data dengan wawancara sebaiknya segera dilakukan wawancara agar subjek tidak lupa dengan jawaban yang diberikan. DAFTAR PUSTAKA Berg, Euw Van Den Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Depdiknas Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta : Depdiknas. Hasan, Saleem. Digo Bagayoko. And E.L Kelley Misconceptions And The Certainty Response Index (CRI). (Online). ( ko/publication/ _misconceptions_and_the _Certainty_of_Response_Index_CRI/links/53d2e74 d0cf220632f3cc30a.pdf Diakses pada Tanggal 19 November 2016). Sudijono, Anas Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &D). Bandung: Alfabeta. Suparno, Paul Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: PT. Grasindo Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: PT. Gasindo. Yahaya, Azizi Hj Kepentingan Kefahaman Konsep Dalam Matematik. Malaysia: Universitas Teknologi Malaysia.

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP DALAM MATERI PERBANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP DALAM MATERI PERBANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP DALAM MATERI PERBANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) Syarifah Fadillah Prodi Pendidikan Matematika, IKIP PGRI Pontianak, Jl. Ampera No.88 Pontianak

Lebih terperinci

Identifikasi Miskonsepsi Siswa SDN Kemayoran I Bangkalan pada Konsep Cahaya Menggunakan CRI (Certainty Of Response Index)

Identifikasi Miskonsepsi Siswa SDN Kemayoran I Bangkalan pada Konsep Cahaya Menggunakan CRI (Certainty Of Response Index) Identifikasi Miskonsepsi Siswa SDN Kemayoran I Bangkalan pada Konsep Menggunakan CRI (Certainty Of Response Index) Fatimatul Munawaroh 1, M. Deny Falahi 2 1 Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

Keywords: Concepts, Misconceptions, Certainty Response Indeks (CRI).

Keywords: Concepts, Misconceptions, Certainty Response Indeks (CRI). 272 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.2 April 2017, 272-276 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS RESPON KEPASTIAN (IRK) PADA MATERI IMPULS DAN MOMENTUM

Lebih terperinci

PROFIL MISKONSEPSI MATERI IPBA DI SMA DENGAN MENGGUNAKAN CRI (CERTAINLY OF RESPONS INDEX)

PROFIL MISKONSEPSI MATERI IPBA DI SMA DENGAN MENGGUNAKAN CRI (CERTAINLY OF RESPONS INDEX) PROFIL MISKONSEPSI MATERI IPBA DI SMA DENGAN MENGGUNAKAN CRI (CERTAINLY OF RESPONS INDEX) Oleh: Winny Liliawati Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Abstrak Telah dilakukan

Lebih terperinci

Daimul Hasanah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Daimul Hasanah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa IDENTIFIKASI MISKONSEPSI CALON GURU FISIKA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN INSTRUMEN EDCT (ELECTRIC DYNAMIC CONCEPT TEST) DENGAN CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) Daimul Hasanah Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PEMAMAHAN KONSEP FISIKA TERHADAP POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA PADA SISWA SMA. Mohammad Khairul Yaqin

IDENTIFIKASI PEMAMAHAN KONSEP FISIKA TERHADAP POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA PADA SISWA SMA. Mohammad Khairul Yaqin IDENTIFIKASI PEMAMAHAN KONSEP FISIKA TERHADAP POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA PADA SISWA SMA Mohammad Khairul Yaqin Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER yaqinspc12@gmail.com Sri Handono

Lebih terperinci

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI ATOM, MOLEKUL, DAN ION DI SMP NEGERI 21 PONTIANAK

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI ATOM, MOLEKUL, DAN ION DI SMP NEGERI 21 PONTIANAK DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI ATOM, MOLEKUL, DAN ION DI SMP NEGERI 21 PONTIANAK Vanny Anggraeni, Eny Enawaty, Rahmat Rasmawan Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNTAN Email : vannyahardini@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SOFTWARE PENDETEKSI MISKONSEPSI KIMIA SOFTWARE DEVELOPMENT FOR DETECTING CHEMICAL MISCONCEPTIONS. Abstract

PENGEMBANGAN SOFTWARE PENDETEKSI MISKONSEPSI KIMIA SOFTWARE DEVELOPMENT FOR DETECTING CHEMICAL MISCONCEPTIONS. Abstract PENGEMBANGAN SOFTWARE PENDETEKSI MISKONSEPSI KIMIA SOFTWARE DEVELOPMENT FOR DETECTING CHEMICAL MISCONCEPTIONS Wilda Ulin Nuha dan Sukarmin Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

Identifikasi Miskonsepsi IPBA Di SMA Dengan CRI Dalam Upaya Perbaikan Urutan Materi Pada KTSP

Identifikasi Miskonsepsi IPBA Di SMA Dengan CRI Dalam Upaya Perbaikan Urutan Materi Pada KTSP Identifikasi Miskonsepsi IPBA Di SMA Dengan CRI Dalam Upaya Perbaikan Urutan Materi Pada KTSP Taufik Ramlan Ramalis Abstrak. Pemberian materi IPBA di SMA mengalami perubahan dari mata pelajaran fisika

Lebih terperinci

UNESA Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 1, pp Januari 2013 ISSN:

UNESA Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 1, pp Januari 2013 ISSN: POLA PERGESERAN KONSEPSI SISWA PADA STRUKTUR ATOM SETELAH PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI POGIL TYPE OF STUDENT S SHIFTING CONCEPTION ON ATOMIC STRUCTURE AFTER IMPLEMENTATION POGIL STRATEGY Septi Wahyuningrum

Lebih terperinci

MENGGALI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI PERHITUNGAN KIMIA MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX

MENGGALI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI PERHITUNGAN KIMIA MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX MENGGALI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI PERHITUNGAN KIMIA MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX ARTIKEL PENELITIAN Oleh: NURSIWIN NIM F02109035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PMIPA FAKULTAS

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL LEMBAR PENGESAHAN JURNAL IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA TERHADAP MATERI KESETIMBANGAN KIMIA MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES THREE-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC OLEH Ira Ekawati Hasrat 441 407 027 Telah

Lebih terperinci

Profil Miskonsepsi Mahasiswa tentang Konsep Kepolaran Molekul dengan Menggunakan CRI (Certainty of Response Index)

Profil Miskonsepsi Mahasiswa tentang Konsep Kepolaran Molekul dengan Menggunakan CRI (Certainty of Response Index) Profil Miskonsepsi Mahasiswa tentang Konsep Kepolaran Molekul dengan Menggunakan CRI (Certainty of Response Index) Lilik Sugiyanti, Lukman AR Laliyo dan Hendri Iyabu Pendidikan Kimia, FMIPA Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN GRAFIK KINEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS. Oleh Surya Gumilar

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN GRAFIK KINEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS. Oleh Surya Gumilar ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN GRAFIK KINEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS Oleh Surya Gumilar ABSTRACT This research is aimed to know understanding graph of kinematic student with using Criteria Respon

Lebih terperinci

Identifikasi Miskonsepsi Pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI)

Identifikasi Miskonsepsi Pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI) Yuyu Rachmat, Identifikasi Miskonsep No. 3/XXIV/2005 Identifikasi Miskonsepsi Pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI) Yuyu R. Tayubi (Universitas Pendidikan Indonesia) Abstrak

Lebih terperinci

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice Zulfadli

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STRATEGI POGIL UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI PADA MATERI STOIKIOMETRI KELAS X DI SMAN 1 KANDANGAN

IMPLEMENTASI STRATEGI POGIL UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI PADA MATERI STOIKIOMETRI KELAS X DI SMAN 1 KANDANGAN IMPLEMENTASI STRATEGI POGIL UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI PADA MATERI STOIKIOMETRI KELAS X DI SMAN 1 KANDANGAN IMPLEMENTATION POGIL STRATEGY TO REDUCE MISCONCEPTIONS STOICIOMETRY CLASS X IN SMAN 1 KANDANGAN

Lebih terperinci

Analisa Fitria. Kata Kunci: Pemahaman Konsep,Miskonsepsi, Certainty of Response Index (CRI), grup.

Analisa Fitria. Kata Kunci: Pemahaman Konsep,Miskonsepsi, Certainty of Response Index (CRI), grup. JPM IAIN Antasari Vol. 01 No. 2 Januari Juni 2014, h. 45-60 MISKONSEPSI MAHASISWA DALAM MENENTUKAN GRUP PADA STRUKTUR ALJABAR MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) DI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSESPI SISWA PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG KELAS VIII DI MTsN RUKOH

IDENTIFIKASI MISKONSESPI SISWA PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG KELAS VIII DI MTsN RUKOH 212 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 1 No.4 Oktober 2016, 212-217 IDENTIFIKASI MISKONSESPI SISWA PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG KELAS VIII DI MTsN RUKOH Moni Mutia Liza, Soewarno

Lebih terperinci

Analisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus

Analisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus Vol. 1 1 Analisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus Agus Pujianto*, Nurjannah dan I Wayan Darmadi *e-mail: Fisika_agus43@yahoo.co.id Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl.

Lebih terperinci

PROFIL KONSEPSI SISWA SMP DENGAN CRI TEST BERBASIS REVISED BLOOM S TAXONOMY PADA MATERI KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA

PROFIL KONSEPSI SISWA SMP DENGAN CRI TEST BERBASIS REVISED BLOOM S TAXONOMY PADA MATERI KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA PROFIL KONSEPSI SISWA SMP DENGAN CRI TEST BERBASIS REVISED BLOOM S TAXONOMY PADA MATERI KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA Diana Adityawardani 1) 1) Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Sains, FMIPA,

Lebih terperinci

PROFIL MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK PECAHAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA

PROFIL MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK PECAHAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA PROFIL MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK PECAHAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA Nanda Prasetyorini 1 Jurusan Matematika, FMIPA, Unesa ndarin.nr@gmail.com ABSTRAK Miskonsepsi merupakan hal yang

Lebih terperinci

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST ARTIKEL PENELITIAN Oleh: DESFHIE YOLENTA NIM F03110031 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN

Lebih terperinci

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017 PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK ASAM DAN BASA DI KELAS XI MAN MOJOSARI KOTA MOJOKERTO IMPLEMENTATION OF COGNITIVE CONFLICT STRATEGY

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX PADA OPERASI HITUNG BILANGAN

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX PADA OPERASI HITUNG BILANGAN IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX PADA OPERASI HITUNG BILANGAN Dhimas Ardya R.S. 1), Harina Fitriyani 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD email: dhimasardya@gmail.com

Lebih terperinci

Keyword: miskonsepsi, penjumlahan, pengurangan, bilangan bulat, garis bilangan

Keyword: miskonsepsi, penjumlahan, pengurangan, bilangan bulat, garis bilangan Analisis Miskonsepsi terhadap Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat menggunakan Garis Bilangan pada Mahasiswa STAIN Salatiga Oleh: Eni Titikusumawati Prodi PGMI Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga

Lebih terperinci

ANALYSIS OF STUDENT MISCONCEPTIONS IN PHYSICS LEARNING OF STATIC FLUID MATERIALS USING CERTAIN OF RESPONSE INDEX (CRI) METHOD IN SMAN 7 PEKANBARU

ANALYSIS OF STUDENT MISCONCEPTIONS IN PHYSICS LEARNING OF STATIC FLUID MATERIALS USING CERTAIN OF RESPONSE INDEX (CRI) METHOD IN SMAN 7 PEKANBARU 1 ANALYSIS OF STUDENT MISCONCEPTIONS IN PHYSICS LEARNING OF STATIC FLUID MATERIALS USING CERTAIN OF RESPONSE INDEX (CRI) METHOD IN SMAN 7 PEKANBARU Valina Yolanda 1, Fakhruddin 2, Yennita 3 Email: 14.valina@gmail.com;

Lebih terperinci

Winny Liliawati dan Taufik Ramlan Ramalis

Winny Liliawati dan Taufik Ramlan Ramalis IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPBA DI SMA DENGAN MENGGUNAKAN CRI (CERTAINLY OF RESPONS INDEX) DALAM UPAYA PERBAIKAN URUTAN PEMBERIAN MATERI IPBA PADA KTSP Winny Liliawati dan Taufik Ramlan Ramalis winny@upi.edu

Lebih terperinci

Mustafa Ramadhan 1, Sunardi 2, Dian Kurniati 3

Mustafa Ramadhan 1, Sunardi 2, Dian Kurniati 3 ANALISIS MISKONSEPSI SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERSTANDAR PISA DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) Mustafa Ramadhan 1, Sunardi 2, Dian Kurniati 3 sunardifkipunej@yahoo.com

Lebih terperinci

Winny Liliawati dan Taufik Ramlan Ramalis

Winny Liliawati dan Taufik Ramlan Ramalis Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI IPBA DI SMA DENGAN MENGGUNAKAN CRI (CERTAINLY

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI INKUIRI TERHADAP PENGURANGAN MISKONSEPSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 DUDUKSAMPEYAN. Abstrak

PENGARUH STRATEGI INKUIRI TERHADAP PENGURANGAN MISKONSEPSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 DUDUKSAMPEYAN. Abstrak PENGARUH STRATEGI INKUIRI TERHADAP PENGURANGAN MISKONSEPSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 DUDUKSAMPEYAN Ismiatin Mafruhah, Sarwo Edy, Fatimatul Khikmiyah, Jurusan Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

Unnes Journal of Mathematics Education

Unnes Journal of Mathematics Education UJME 1 (2) (2013) Unnes Journal of Mathematics Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme ANALISIS KESALAHAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL DENGAN PROSEDUR NEWMAN Seto Satoto,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER. Risalatun Nur Rohmah

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER. Risalatun Nur Rohmah IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER Risalatun Nur Rohmah Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER ririsrisa12@gmail.com Albertus

Lebih terperinci

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA KONSEP LAJU REAKSI MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA KONSEP LAJU REAKSI MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA KONSEP LAJU REAKSI MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) JURNAL PENELITIAN Oleh NUR LAILA IBRAHIM NIM: 441 411 077 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mohammad Iqbal, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mohammad Iqbal, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berbicara fisika tak lepas kaitannya dengan cabang ilmu sains, yang kerap bersinggungan dengan kehidupan manusia. Karena jika dilihat sifatnya fisika sendiri

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol.2, No.1, Maret 2014 ISSN:

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol.2, No.1, Maret 2014 ISSN: HASIL ANALISIS PEMAHAMAN GEOMETRI SISWA BERDASARKAN JENIS KELAMIN (ANALYSIS OF UNDERSTANDING GEOMETRY STUDENTS BASED ON GENDER) Erni Hastutik Setiarini (erni.zettya@gmail.com) Lailatul Mubarokah Program

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS PADA SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS PADA SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS PADA SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG Kartina 1, Rita Desfitri 1, Puspa Amelia 1 1 Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. habis-habisnya. Dengan tersingkapnya tabir rahasia alam itu satu persatu, serta

BAB I PENDAHULUAN. habis-habisnya. Dengan tersingkapnya tabir rahasia alam itu satu persatu, serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pendidikan IPA (sains) adalah agar siswa dapat memahami atau menguasai konsep, aplikasi konsep, mampu mengaitkan satu konsep dengan konsep

Lebih terperinci

Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Lab-School Palu pada Materi Hukum Newton

Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Lab-School Palu pada Materi Hukum Newton Analisis Pemahaman Siswa SMA Lab-School Palu pada Materi Hukum Nursefriani, Marungkil Pasaribu dan H.Kamaluddin noersevi@yahoo.co.id Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL LUAS PERMUKAAN SERTA VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMP

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL LUAS PERMUKAAN SERTA VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMP ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL LUAS PERMUKAAN SERTA VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMP Yan, Bistari, Hamdani Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNTAN Email : yan_kelana_02@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Error Analysis Based On Categories Of Error According To Watson In Solving Fractional Multiplication And Division Students Grade V SDN Tegal Gede 01

Error Analysis Based On Categories Of Error According To Watson In Solving Fractional Multiplication And Division Students Grade V SDN Tegal Gede 01 1 Analisis Kesalahan Berdasarkan Kategori Kesalahan Menurut Watson dalam Menyelesaikan Permasalahan Perkalian dan Pembagian Pecahan Siswa Kelas V SDN Tegal Gede 01 Error Analysis Based On Categories Of

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010)

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) ISSN: 1693-1246 Juli 2010 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 98-103 J P F I http://journal.unnes.ac.id USAHA MENGURANGI TERJADINYA MISKONSEPSI FISIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONFLIK

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA MATERI GERAK MELINGKAR.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA MATERI GERAK MELINGKAR. 18 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA MATERI GERAK MELINGKAR Juli Firmansyah 1 dan Safitri Wulandari 2 1,2) Pendidikan Fisika FKIP Universitas Serambi Mekkah Banda

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal: Identifikasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Asam Basa Menggunakan Certainty Of Response Index (CRI) Pada Kelas XI IPA 2 Di SMA Negeri 1 Bonepantai Oleh Mindrianti Muksin NIM.

Lebih terperinci

MISCONCEPTIONS ANALYSIS OF TRIANGLE MATERIAL BASED ON COGNITIVE STYLE

MISCONCEPTIONS ANALYSIS OF TRIANGLE MATERIAL BASED ON COGNITIVE STYLE MISCONCEPTIONS ANALYSIS OF TRIANGLE MATERIAL BASED ON COGNITIVE STYLE Abdul Rahman 1, Ilham Minggi 2, Nur Alifah 3 Pascasarjana Universitas Negeri Makassar email : nuralifah161050701028@gmail.com ABSTRACT

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKA-TEKI SILANG SEBAGAI SEBAGAI STRATEGI PENGULANGAN DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMA KELAS XI IPS

PENGGUNAAN TEKA-TEKI SILANG SEBAGAI SEBAGAI STRATEGI PENGULANGAN DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMA KELAS XI IPS Vol. 9 No. Juni 017 Halaman 71-78 http://dx.doi.org/10.0/jp.017.v9i.047 Website: ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/pelangi PENGGUNAAN TEKA-TEKI SILANG SEBAGAI SEBAGAI STRATEGI PENGULANGAN DALAM

Lebih terperinci

Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa Calon Guru Fisika pada Pokok Bahasan Rangkaian Listrik melalui Certainty of Response Index

Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa Calon Guru Fisika pada Pokok Bahasan Rangkaian Listrik melalui Certainty of Response Index Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa Calon Guru Fisika pada Pokok Bahasan Rangkaian Listrik melalui Certainty of Response Index Yunita Prodi Pendidikan IPA, Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala,

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TPS-HPIL (Hints and Peer Interaction Learning) Untuk Mengurangi Miskonsepsi Pada Materi Perpindahan Kalor Kelas VII SMP Negeri 2 Krian Ety Rimadani, Wasis Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA KELAS X.2 SMAN 1 SALIMPAUNG BERDASARKAN METODE KESALAHAN NEWMAN

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA KELAS X.2 SMAN 1 SALIMPAUNG BERDASARKAN METODE KESALAHAN NEWMAN ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA KELAS X.2 SMAN 1 SALIMPAUNG BERDASARKAN METODE KESALAHAN NEWMAN Christina Khaidir 1,Elvia Rahmi 1 christinakhaidir@yahoo.co.id Jurusan

Lebih terperinci

MISKONSEPSI PADA PENYELESAIAN SOAL ALJABAR SISWA KELAS VIII BERDASARKAN PROSES BERPIKIR MASON

MISKONSEPSI PADA PENYELESAIAN SOAL ALJABAR SISWA KELAS VIII BERDASARKAN PROSES BERPIKIR MASON Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 1 Nomor: 10 Bulan Oktober Tahun 2016 Halaman: 1917 1925 MISKONSEPSI PADA PENYELESAIAN SOAL ALJABAR

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN SPASIAL SISWA SMP DITINJAU BERDASARKAN PERBEDAAN GENDER DAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

DESKRIPSI KEMAMPUAN SPASIAL SISWA SMP DITINJAU BERDASARKAN PERBEDAAN GENDER DAN KEMAMPUAN MATEMATIKA DESKRIPSI KEMAMPUAN SPASIAL SISWA SMP DITINJAU BERDASARKAN PERBEDAAN GENDER DAN KEMAMPUAN MATEMATIKA Yogi Prastyo FKIP Universitas Dr. Soetomo yogiprastyo1@gmail.com Abstract : Spatial ability is closely

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA 1) Henry Ayu Kartikasari, 2) Sri Wahyuni, 2) Yushardi 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2) Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal yang sedang banyak diminati masyarakat, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal yang sedang banyak diminati masyarakat, yaitu A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Pendidikan formal yang sedang banyak diminati masyarakat, yaitu pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Berdasarkan pada Data Rekapitulasi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI POKOK WUJUD ZAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BAWANG TAHUN AJARAN 2009/2010

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI POKOK WUJUD ZAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BAWANG TAHUN AJARAN 2009/2010 Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 8-13 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI POKOK WUJUD ZAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BAWANG TAHUN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMAK Ign Slamet Riyadi Bojonegoro. Penelitian dilakukan di tempat tersebut dengan pertimbangan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BERBASIS KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BERBASIS KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMA PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BERBASIS KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMA THE DEVELOPMENT OF COMPUTER BASED MULTIMEDIA FOR MINES MISCONCEPTION OF STUDENTS

Lebih terperinci

Penerapan Instrumen Three-Tier Test untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA pada Materi Keseimbangan Benda Tegar

Penerapan Instrumen Three-Tier Test untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA pada Materi Keseimbangan Benda Tegar Phenomenon, 217, Vol. 7 (No. 2), pp. 88-98 JURNAL PHENOMENON http://phenomenon@walisongo.ac.id Penerapan Instrumen Three-Tier Test untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA pada Materi Keseimbangan

Lebih terperinci

MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL-VERBAL SEIMBANG MENGGUNAKAN CONCEPTUAL CHANGE PADA KONSEP IKATAN KIMIA

MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL-VERBAL SEIMBANG MENGGUNAKAN CONCEPTUAL CHANGE PADA KONSEP IKATAN KIMIA MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL-VERBAL SEIMBANG MENGGUNAKAN CONCEPTUAL CHANGE PADA KONSEP IKATAN KIMIA REMEDIATION STUDENT S MISCONCEPTION WHO HAVE LEARNING STYLE VISUAL-VERBAL

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, ISSN: Penerapan Pembelajaran Guided Discovery Dengan Metode Demonstrasi Menggunakan PhET Simulation Dalam Menurunkan Miskonsepsi Siswa Pada Materi Listrik Dinamis di Kelas X SMAN 1 Tegaldlimo, Banyuwangi Prayogi

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI (INQUIRY LEARNING) MENGGUNAKAN PhET SIMULATION UNTUK MENURUNKAN MISKONSEPSI SISWA KELAS XI PADA MATERI FLUIDA STATIS DI SMAN KESAMBEN JOMBANG Muhammad Saifuddin Zuhri,

Lebih terperinci

JURNAL PENDIDIKAN IPA VETERAN Volume 1 Nomor 1, 2017 MISKONSEPSI MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA PADA MATERI KELISTRIKAN

JURNAL PENDIDIKAN IPA VETERAN Volume 1 Nomor 1, 2017 MISKONSEPSI MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA PADA MATERI KELISTRIKAN JURNAL PENDIDIKAN IPA VETERAN Volume 1 Nomor 1, 2017 Available online at JIPVA website: http://e-journal.ivet.ac.id/index.php/jipva email: jipva.veteran@gmail.com MISKONSEPSI MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN Puput Putri Manitasari dan Nadi Suprapto Jurusan Fisika, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi PROFIL MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN Laily Istighfarin Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya e-mail : Lailyistighfarin@gmail.com Fida Rachmadiarti dan

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI MEDAN MAGNET MENGGUNAKAN THREE TIER TEST PADA SISWA KELAS XII SMA DI JEMBER Eri Setyaningsih Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER eri.setyaningsih@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kepentingan hidup. Secara umum tujuan pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kepentingan hidup. Secara umum tujuan pendidikan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk kepentingan peserta didik dalam membantu perkembangan potensi dan kemampuannya agar bermanfaat bagi kepentingan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KESALAHAN MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR DALAM GEOMETRI

IDENTIFIKASI KESALAHAN MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR DALAM GEOMETRI IDENTIFIKASI KESALAHAN MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR DALAM GEOMETRI Sugeng Sutiarso, M. Coesamin Universitas Lampung, Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung E-mail: sugengsutiarso@yahoo.com

Lebih terperinci

DESKRIPSI KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA TIPIS

DESKRIPSI KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA TIPIS DESKRIPSI KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA TIPIS Anita 1, Lia Anggraeni 2, Matsun 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Pontianak, Jalan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN RELASIONAL MAHASISWA STKIP PGRI SIDOARJO DALAM GEOMETRI LUKIS

PEMAHAMAN RELASIONAL MAHASISWA STKIP PGRI SIDOARJO DALAM GEOMETRI LUKIS Jurnal Edukasi, Volume 2 No.2, Oktober 2016 ISSN. 2443-0455 PEMAHAMAN RELASIONAL MAHASISWA STKIP PGRI SIDOARJO DALAM GEOMETRI LUKIS Lailatul Mubarokah Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Sidoarjo (lailatulm11@gmail.com)

Lebih terperinci

Unesa Journal Of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp , September 2014

Unesa Journal Of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp , September 2014 REDUKSI MISKONSEPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL CHANGE PADA KONSEP STOIKIOMETRI REDUCE MISCONCEPTION WITH CONCEPTUAL CHANGE LEARNING MODEL ON STOICHIOMETRY Sayyidah Sholehah dan Suyono Pendidikan

Lebih terperinci

JURNAL VANELLA EKAPUTRI TUIYO NIM

JURNAL VANELLA EKAPUTRI TUIYO NIM ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL- SOAL OPERASI ARITMATIKA PADA PECAHAN (Suatu Penelitian di Kelas VII SMP Negeri 1 Mananggu) JURNAL Diajukan Sebagai Prasyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELASXI PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR TAHUN AJARAN 2013/2014

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELASXI PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR TAHUN AJARAN 2013/2014 Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6 2015 318 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELASXI PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

PENYEDIAAN BOOKLET UNTUK MEREMEDIASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GERAK LURUS DI MAN

PENYEDIAAN BOOKLET UNTUK MEREMEDIASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GERAK LURUS DI MAN 1 PENYEDIAAN BOOKLET UNTUK MEREMEDIASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GERAK LURUS DI MAN Hikmah Fadhilah, Stepanus Sahala, Syaiful B. Arsyid Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNTAN, Pontianak

Lebih terperinci

Kata Kunci : Konsepsi, Peserta Praktikum, CRI, Gerak Jatuh Bebas, Gerak Harmonis Sederhana.

Kata Kunci : Konsepsi, Peserta Praktikum, CRI, Gerak Jatuh Bebas, Gerak Harmonis Sederhana. 1 Analisis Konsepsi Mahasiswa Peserta Praktikum Fisika Dasar 1 Menggunakan Certainty of Respons Index (CRI) Pada Materi Gerak Jatuh Bebas dan Gerak Harmonis Sederhana Nurlela Alamati 1, Mursalin 2, Tirtawaty

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2)

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2) ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2) ardiyanti23@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika 2 Dosen Program

Lebih terperinci

PENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH SISWA KELAS VII F SMP 1 BANGUNTAPAN

PENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH SISWA KELAS VII F SMP 1 BANGUNTAPAN UNION: Jurnal Pendidikan Matematik, Vol 5 No 3, November 2017 PENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH SISWA KELAS VII F SMP 1 BANGUNTAPAN Hidayatullathifah

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN MIND WEB UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA. Index Term- Mind Web, understanding of mathematical concepts

MENGGUNAKAN MIND WEB UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA. Index Term- Mind Web, understanding of mathematical concepts MENGGUNAKAN MIND WEB UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA Misi Yozana 1), Yerizon 2), dan Mirna 3) 1) FMIPA UNP, email: miciko_pravi@yahoo.co.id 2),3) Staf Pengajar Jurusan Matematika

Lebih terperinci

Getting Answers techniques is better than students who learn with conventional learning at VIII class SMPN 1 Sungayang.

Getting Answers techniques is better than students who learn with conventional learning at VIII class SMPN 1 Sungayang. PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TEKNIK GIVING QUESTIONS AND GETTING ANSWERS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 1 SUNGAYANG 2 Endah Oktafiani 1, Mukhni 2, Puspa Amelia

Lebih terperinci

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research. 1 PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION DALAM MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VIII 6 SMP NEGERI 20 PEKANBARU Andita

Lebih terperinci

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM MENGGUNAKAN TEKNIK CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) TERMODIFIKASI

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM MENGGUNAKAN TEKNIK CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) TERMODIFIKASI ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM MENGGUNAKAN TEKNIK CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) TERMODIFIKASI Dhika Amelia, Marheni dan Nurbaity Prodi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

KAJIAN TEORI PENYELESAIAN MASALAH JARAK DAN SUDUT PADA BANGUN RUANG DIMENSI TIGA MENGGUNAKAN PENDEKATAN VEKTOR

KAJIAN TEORI PENYELESAIAN MASALAH JARAK DAN SUDUT PADA BANGUN RUANG DIMENSI TIGA MENGGUNAKAN PENDEKATAN VEKTOR KAJIAN TEORI PENYELESAIAN MASALAH JARAK DAN SUDUT PADA BANGUN RUANG DIMENSI TIGA MENGGUNAKAN PENDEKATAN VEKTOR Andi Pujo Rahadi FKIP Universitas Advent Indonesia Abstrak Materi utama dalam bab Geometri

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA 1) Hawin Marlistya, 2) Albertus Djoko Lesmono, 2) Sri Wahyuni, 2) Maryani 1) Maahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MEMAHAMI MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 7 PADANG

ANALISIS KEMAMPUAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MEMAHAMI MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 7 PADANG ANALISIS KEMAMPUAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MEMAHAMI MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 7 PADANG Ayu Kurnia Sari 1, Mukhni 1, Zulfa Amrina 1 1 Jurusan Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

PENELUSURAN MISKONSEPSI MAHASISWA TENTANG MATRIKS MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX

PENELUSURAN MISKONSEPSI MAHASISWA TENTANG MATRIKS MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX PENELUSURAN MISKONSEPSI MAHASISWA TENTANG MATRIKS MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX Suastika 1*),Theo Jhoni H. 1, Titik Utami 1 1 Prodi PendidikanFisika FKIP Unpar, KampusUnpar Tunjung Nyaho, Palangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fuji Hernawati Kusumah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fuji Hernawati Kusumah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika merupakan suatu ilmu yang sangat berhubungan erat dengan fenomena alam. Sebagai suatu ilmu, dalam Fisika pasti terdapat berbagai macam konsep. Konsep merupakan

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 01, Pebruari 2016, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 01, Pebruari 2016, ISSN: IDENTIFIKASI TINGKAT BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL FISIKA BERDASARKAN TIPE KEPRIBADIAN Jazilatul Hikmiatun Naafidza, Alimufi Arief Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP SISTEM REPRODUKSI MANUSIA KELAS XI IPA SMA UNGGUL ALI HASJMY KABUPATEN ACEH BESAR

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP SISTEM REPRODUKSI MANUSIA KELAS XI IPA SMA UNGGUL ALI HASJMY KABUPATEN ACEH BESAR Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi, Volume 1, Issue 1, Agustus 2016, hal 1-9 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP SISTEM REPRODUKSI MANUSIA KELAS XI IPA SMA UNGGUL ALI HASJMY KABUPATEN ACEH

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI ALJABAR BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALATIGA

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI ALJABAR BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALATIGA p-issn 2086-6356 e-issn 2614-3674 Vol. 9, No. 1, April 2018, Hal. 30-36 ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI ALJABAR BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALATIGA Asri Dwi Kusumawati 1, Sutriyono

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS GABUNGAN TES SUBJEKTIF DAN TES OBJEKTIF DALAM MENGEVALUSI HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP NEGERI 11 BANDA ACEH

EFEKTIFITAS GABUNGAN TES SUBJEKTIF DAN TES OBJEKTIF DALAM MENGEVALUSI HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP NEGERI 11 BANDA ACEH 74 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 1 No.3 Juli 2016, 74-78 EFEKTIFITAS GABUNGAN TES SUBJEKTIF DAN TES OBJEKTIF DALAM MENGEVALUSI HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP NEGERI 11 BANDA ACEH

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) TERMODIFIKASI PADA MATERI PECAHAN

ANALISIS KESALAHAN SISWA MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) TERMODIFIKASI PADA MATERI PECAHAN ANALISIS KESALAHAN SISWA MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) TERMODIFIKASI PADA MATERI PECAHAN Muhammad Toni, Zubaidah.R, Ahmad Yani.T Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Pontianak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya agar bermanfaat bagi kepentingan hidup. Secara umum

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya agar bermanfaat bagi kepentingan hidup. Secara umum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk kepentingan peserta didik dalam membantu perkembangan potensi dan kemampuannya agar bermanfaat bagi kepentingan

Lebih terperinci

DESKRIPSI PENGUASAAN KONSEP VEKTOR DAN JENIS KESALAHANNYA DITINJAU DARI TINGKAT PENCAPAIAN KOGNITIF PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA

DESKRIPSI PENGUASAAN KONSEP VEKTOR DAN JENIS KESALAHANNYA DITINJAU DARI TINGKAT PENCAPAIAN KOGNITIF PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA DESKRIPSI PENGUASAAN KONSEP VEKTOR DAN JENIS KESALAHANNYA DITINJAU DARI TINGKAT PENCAPAIAN KOGNITIF PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA Eti Sukadi Prodi Pendidikan Fisika IKIP-PGRI Pontianak, Jl. Ampera No.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif. Menurut Nazir (2009:54) Metode deskriptif adalah suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif. Menurut Nazir (2009:54) Metode deskriptif adalah suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Nazir (2009:54) Metode deskriptif adalah suatu metode dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia dan berperanan penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat

Lebih terperinci

Desain Sampul dan Tata Letak: Ridwan Efendi. Penerbit: Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI

Desain Sampul dan Tata Letak: Ridwan Efendi. Penerbit: Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI Desain Sampul dan Tata Letak: Ridwan Efendi Penerbit: Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI Redaksi: Jl. Dr. Setiabudhi 229, Bandung, Indonesia Telp: (022) 2004548 Fax: (022) 2004548 Email: fisika@upi.edu

Lebih terperinci

PENGETAHUAN SISWA PADA MACAM MACAM PERMAINAN TRADISIONAL DI SD N GADINGAN

PENGETAHUAN SISWA PADA MACAM MACAM PERMAINAN TRADISIONAL DI SD N GADINGAN Pengetahuan Siswa pada (Henricus) 1 PENGETAHUAN SISWA PADA MACAM MACAM PERMAINAN TRADISIONAL DI SD N GADINGAN STUDENTS KNOWLEDGE OF A VARIETY OF TRADITIONAL GAMES AT PUBLIC ELEMENTARY SCHOOL OF GADINGAN

Lebih terperinci

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIC MULTIPLE CHOICE BERBANTUAN CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX)

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIC MULTIPLE CHOICE BERBANTUAN CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) 2108 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 12, No. 1, 2018, halaman 2108 2117 ANALISIS MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIC MULTIPLE CHOICE BERBANTUAN CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) Qurrota A

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran matematika siswa mempelajari konsep-konsep yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran matematika siswa mempelajari konsep-konsep yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran matematika siswa mempelajari konsep-konsep yang berkaitan. Misalnya untuk memahami materi sistem persamaan linear dua variabel, siswa terlebih dahulu

Lebih terperinci

PENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA

PENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA PENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA Antina Delhita, Suyono Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tujuan

Lebih terperinci

STRATEGI SOLUSI DALAM PEMECAHAN MASALAH POLA BILANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PONTIANAK. Nurmaningsih. Abstrak. Abstract

STRATEGI SOLUSI DALAM PEMECAHAN MASALAH POLA BILANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PONTIANAK. Nurmaningsih. Abstrak. Abstract STRATEGI SOLUSI DALAM PEMECAHAN MASALAH POLA BILANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PONTIANAK Nurmaningsih Program Studi Pendidikan Matematika, IKIP-PGRI Pontianak, Jalan Ampera No. 88 Pontianak e-mail:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional dibuat untuk menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional dibuat untuk menghindari berbagai penafsiran 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional dibuat untuk menghindari berbagai penafsiran yang digunakan dalam penelitian ini. Penjelasan dari masing-masing definisi tersebut

Lebih terperinci