FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH MINAT BERWIRAUSAHA PELAJAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH MINAT BERWIRAUSAHA PELAJAR"

Transkripsi

1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH MINAT BERWIRAUSAHA PELAJAR Eddie Abrantes De Freitas Suprapto Magister Sains Manajemen Universitas Palangka Raya Roby Sambung Fakultas Ekonomi Universitas Palangka Raya ABSTRACTS This study aims to examine and analyze the variables Need for Achievement, Self-Efficacy, the Need for Independence and Locus of Control on Entrepreneurship Intentions in class XI and XII students majoring in science and social studies of the state public high school in the District of Murung Regency Murung Raya. How to determine the sample used in the study are using Slovin formula with random sampling, found as many as 82 students of class XI and XII majoring in science and social studies of the total population of 444 students. The results of the research that has been conducted revealed that the independent variables consisting of the Need for Achievement, Self-Efficacy, the Need for Independence and Locus of Control significantly influence the dependent variable is the Entrepreneurship Intentions. Keywords : need for achievement, self-efficacy, the need for independence, locus of control, entrepreneurship intentions PENDAHULUAN Pendidikan berdasar Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah, usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Komisi Internasional menyampaikan tentang pendidikan abad XXI yang dilaporkan pada UNESCO dengan topik Belajar, Harta Karun di Dalamnya, menurut M. Atar Semi (2000), komisi ini menegaskan bahwa pendidikan di masa yang akan datang harus dapat memampukan setiap orang menemukan, menggali dan memperkaya potensi kreatif peserta didik untuk menyingkap harta karun yang ada dalam dirinya masing-masing (dalam Mahfuddin, 2013). Berkenaan dengan hal di atas memberikan isyarat kepada kita bahwa untuk mengembangkan atau menyesuaikan kurikulum di masa depan, kita perlu melakukan perubahan arah pendidikan, yakni dari pendidikan sebagai suatu proses yang dihayati seseorang untuk meraih tujuan khusus (seperti memperoleh keterampilan untuk meningkatkan potensi ekonomis), ke arah pendidikan yang memfokuskan pembangunan manusia seutuhnya (dalam Mahfuddin, 2013). Kourilsky dan Walstad (1998) mengungkapkan pengaruh pendidikan kewirausahaan selama ini telah dipertimbangkan sebagai salah satu faktor penting untuk menumbuhkan dan mengembangkan hasrat, jiwa dan perilaku berwirausaha di kalangan generasi muda (dalam Achadiyah, 2013). Terkait dengan pengaruh pendidikan kewirausahaan tersebut, diperlukan adanya pemahaman tentang bagaimana mengembangkan dan mendorong lahirnya wirausaha-wirausaha muda yang potensial sementara mereka berada di bangku sekolah. Hasil penelitian Indarti dan Langerberg (2006) menyatakan bahwa tingkat pendidikan universitas justru mempunyai tingkat Brentes, Christa, Sambung/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 /

2 kesuksesan berwirausaha yang lebih rendah dibanding wirausaha dengan tingkat pendidikan sekolah menengah (dalam Sumarsono, 2013). Sejalan dengan hal tersebut, Suhairi (2005) mencoba meneliti intensi mahasiswa menjadi wirausaha, dan menyimpulkan bahwa pendidikan kewirausahaan yang diberikan di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas belum mampu mendorong mereka menjadi wirausaha. Walaupun tujuan atau sasaran sekolah menengah diarahkan pada jenjang yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi, tetapi hal ini tidak menutup kemungkinan untuk bisa mengarahkan siswa menjadi seorang wirausaha (dalam Yanuzal, 2008). Mendasarkan beberapa hal di atas, menarik bagi penulis untuk mengetahui seberapa besar minat pada siswa Sekolah Menengah dalam melakukan kegiatan wirausaha sebagai langkah awal guna mendorong lahirnya wirausaha-wirausaha muda yang potensial sementara mereka berada di bangku sekolah. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai intensi (niat) kewirausahaan pada siswa Sekolah Menengah sebagai variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen) yang digunakan untuk menguji variabel terikat (dependen) pada penelitian ini yaitu, kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, kebutuhan akan kemandirian serta lokus kendali. Penentuan variabel bebas tersebut didasarkan pada penelitian terdahulu yang telah diteliti oleh peneliti sebelumnya mengenai intensi (niat) kewirausahaan dengan dilakukan kombinasi dan alat analisis berbeda serta teori dari variabel bebas tersebut mendukung untuk diujikan pada siswa Sekolah Menengah. Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah, apakah kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, kebutuhan akan kemandirian dan lokus kendali sebagai variabel bebas, berpengaruh terhadap intensi (niat) berwirausaha siswa Sekolah Menengah Umum Negeri satu Kecamatan Murung Kabupaten Murung Raya. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara variabel kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, kebutuhan akan kemandirian dan lokus kendali terhadap intensi kewirausahaan pada siswa Sekolah Menengah Umum Negeri satu Kecamatan Murung. Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari diadakannya penelitian ini ialah menambah dan memperluas ilmu pengetahuan serta mendorong penelitian lanjutan khususnya mengenai intensi dalam berwirausaha, sebagai referensi bagi Kepala Daerah dalam pengambilan strategi untuk mencetak lebih banyak wirausaha-wirausaha muda di Kabupaten Murung Raya. Agar penelitian ini terarah dan sistematis perlu di buat batasan masalah yaitu variabel yang digunakan di sini terdiri dari kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, kebutuhan akan kemandirian, lokus kendali dan intensi kewirausahaan. Teori yang digunakan dalam penulisan ini terdiri dari : 1.intensi kewirausahaan (variabel terikat) : Menurut Katz dan Gartner (1988) intensi kewirausahaan dapat diartikan sebagai proses pencarian informasi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembentukan suatu usaha (dalam Indarti dan Rostiani, 2008). Dikatakan oleh Fishbein dan Ajzen (1975), intensi merupakan komponen dalam diri individu yang mengacu pada keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu, lebih lanjut intensi didefinisikan sebagai dimensi probabilitas subjektif individu dalam kaitan antara diri dan perilaku (dalam Cahyono, 2010). Bandura (1986) (dalam Wijaya, 2007) menyatakan bahwa intensi merupakan suatu kebulatan tekad untuk melakukan aktivitas tertentu atau menghasilkan suatu keadaan tertentu di masa depan (dalam Kurniawan, 2011). 2.Kebutuhan akan pretasi (variabel bebas) : Dikatakan oleh Lee (1997), kebutuhan akan prestasi merupakan suatu bentuk kebutuhan yang berasal dari kesatuan watak sebagai motivator untuk menghadapi tantangan pencapaian tujuan (dalam Muhar, 2013). Lebih lanjut, McClelland (1976) menegaskan bahwa kebutuhan akan prestasi sebagai salah satu karakteristik kepribadian seseorang yang akan mendorong seseorang untuk memiliki intensi kewirausahaan. Menurutnya ada tiga atribut yang melekat pada seseorang yang mempunyai kebutuhan akan prestasi yang tinggi, yaitu : (a) menyukai tanggung jawab pribadi dalam mengambil keputusan, (b) mau mengambil resiko sesuai dengan Brentes, Christa, Sambung/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 /

3 kemampuannya dan (c) memiliki minat untuk selalu belajar dari keputusan yang telah diambil (dalam Achadiyah, 2013). 3.Efikasi diri (variabel bebas) : Bandura (1977) dalam Baron dan Byrne (1991) mendefinisikan efikasi diri sebagai evaluasi seseorang mengenai kemampuan atau kompetensi dirinya untuk melakukan suatu tugas, mencapai tujuan dan mengatasi hambatan (dalam Kurniawan, 2011). Merujuk Betz dan Hacket (1986), efikasi diri akan karir seseorang adalah domain yang menggambarkan pendapat pribadi seseorang dalam hubungannya dengan proses pemilihan dan penyesuaian karir. Dengan demikian, efikasi diri akan karir seseorang dapat menjadi faktor penting dalam penentuan apakah intensi kewirausahaan seseorang sudah terbentuk pada tahapan awal seseorang memulai karirnya. Lebih lanjut, Betz dan Hacket menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat efikasi diri seseorang pada kewirausahaan di masa-masa awal seseorang dalam berkarir, semakin kuat intensi kewirausahaan yang dimilikinya (dalam Achadiyah, 2013). 4.Kebutuhan akan kemandirian (variabel bebas) : Yusuf (2001), kemandirian adalah keadaan seseorang yang dapat menentukan diri sendiri, dan dapat dinyatakan dalam tindakan atau perilaku seseorang yang dapat dinilai. Arti ini memberikan penjelasan bahwa kemandirian menunjuk pada adanya kepercayaan akan kemampuan diri untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tanpa bantuan khusus dari orang lain, keengganan untuk dikontrol oleh orang lain, dapat melakukan sendiri kegiatan-kegiatan dan menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang dihadapi (dalam Setiawan, 2013). Steinberg (1993) mengungkapkan remaja yang memperoleh kemandirian adalah remaja yang memiliki kemampuan untuk mengatur diri sendiri secara bertanggung jawab, meskipun tidak ada pengawasan dari orang tua atau guru. Kondisi demikian menyebabkan remaja memiliki peran baru dan mengambil tanggung jawab baru, sehingga hal ini akan menempatkan remaja menjadi tidak tergantung pada orang tua untuk memperoleh kemandirian secara penuh sehingga masalah kemandirian secara spesifik menuntut suatu kesiapan individu baik secara fisik maupun emosional untuk mengatur, mengurus dan melakukan aktivitas atas tanggung jawabnya sendiri tanpa banyak tergantung pada orang lain (dalam Setiawan, 2013). 5.Lokus kendali (variabel bebas) : Robbins dan Judge (2007) menjelaskan bahwa locus of control mengandung arti seberapa jauh individu yakin bahwa mereka menguasai nasib mereka sendiri. Menurut Hisrich dan Peters (2002), internal locus of control merupakan sebuah kepribadian yang menunjukkan sikap bahwa seseorang memiliki kendali penuh atas hidupnya (dalam Cahyono, 2010). Internal locus of control adalah mereka yang merasa bertanggung jawab atas kejadian-kejadian tertentu, sedangkan eksternal locus of control adalah mereka yang sering menyalahkan (atau bersyukur) atas keberuntungan, petaka, nasib, keadaan dirinya atau kekuatan-kekuatan lain di luar kekuasaannya (dalam Brotosumarto, 2010). METODE PENELITIAN Ruang lingkup obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sekolah Menengah Umum Negeri yang berada di wilayah Kecamatan Murung Kabupaten Murung Raya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas dua dan tiga jurusan IPA dan IPS Sekolah Menengah Umum Negeri satu yang ada di wilayah Kecamatan Murung Kabupaten Murung Raya berjumlah 444 orang. Sedangkan penentuan sampelnya menggunakan rumus Slovin sehingga ditemukan sebanyak 82 siswa kelas dua dan tiga jurusan IPA dan IPS Sekolah Menengah Umum Negeri satu yang ada di wilayah Kecamatan Murung Kabupaten Murung Raya dengan teknik pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yaitu pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pernyataan secara tertulis atau berupa angket yang diajukan kepada responden dengan maksud untuk mendapatkan tanggapan langsung (Sumarni dan Wahyuni, 2006). Pengukuran variabel penelitian menggunakan Skala Likert dengan nilai 5 s/d 1. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1.kebutuhan akan prestasi : Brentes, Christa, Sambung/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 /

4 memiliki minat untuk selalu belajar dari keputusan yang telah diambil, menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang, selalu memerlukan umpan balik segera untuk melihat keberhasilan atau kegagalan dan memiliki tanggung jawab personal yang tinggi; 2.efikasi diri : kepercayaan dapat mengerjakan tugas dengan baik, kemampuan mencapai tujuan yang ditetapkan, keyakinan diri untuk menghadapi tugas yang sulit dan keinginan untuk memperoleh hasil yang baik; 3.kebutuhan akan kemandirian : tidak bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan pekerjaan, tanggung jawab, percaya diri, disiplin, berinisiatif sendiri dan kontrol diri; 4.lokus kendali : a.internal lokus : suka bekerja keras, memiliki inisiatif yang tinggi, selalu mencoba untuk berpikir seefektif mungkin dan selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin berhasil; b. Eksternal lokus : kurang suka berusaha, mereka percaya bahwa faktor luar yang mengontrol, kurang mencari informasi untuk memecahkan masalah. 5.intensi kewirausahaan : kepercayaan diri, kreatifitas, keberanian atas resiko dan kepemimpinan. HASIL PENELITIAN Karakteristik responden dalam penelitian ini terbagi menjadi lima bagian, yaitu responden berdasarkan umur, jenis kelamin, kelas, jurusan dan pekerjaan orang tua. Responden berdasarkan umur terbagi dalam empat tingkatan umur, yaitu umur 16, 17, 18 dan 19 tahun. Lebih lanjut, responden berdasarkan umur yang terbanyak ditempati oleh tingkatan umur 17 tahun sebanyak 38 siswa (46,34 %), diikuti oleh tingkatan umur 16 sebanyak 35 siswa (42,68 %) dan umur 18 tahun sebanyak 8 siswa (9,76 %) serta umur 19 tahun sebanyak 1 siswa (1,22 %). Dilihat dari jenis kelaminnya, responden yang terbanyak adalah perempuan yaitu 58 siswi (70,73 %), sisanya 24 (29,27 %) siswa laki-laki. Kelas tiga menempati urutan pertama sebanyak 47 (57,32 %) siswa ditinjau berdasarkan kelasnya, sisanya kelas dua terdiri dari 35 (42,68 %) siswa. Responden berdasarkan jurusan yang terbanyak adalah jurusan IPS dengan 48 (58,54 %) siswa, sisanya jurusan IPA sebanyak 34 (41,46 %) siswa. Hasil nilai rerata intensi berwirausaha siswa jurusan IPS adalah 3,74, lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rerata siswa jurusan IPA yaitu 3,43. Hal ini memiliki arti bahwa siswa jurusan IPS sebagai siswa yang mendalami ilmu sosial lebih tinggi intensi berwirausahanya daripada siswa dengan jurusan IPA yang identik dengan science atau ilmiah. Mean intensi berwirausaha siswa jurusan IPS lebih tinggi dibandingkan mean intensi berwirausaha siswa jurusan IPA karena mata pelajaran yang ditempuh siswa jurusan IPS berkaitan dalam pengembangan minat berwirausaha, dalam hal ini pendidikan kewirausahaan. Wiraswasta menempati urutan pertama sebanyak 34 (41,46 %) siswa ditinjau dari pekerjaan orang tua siswa, diikuti oleh lain-lain diantaranya ibu rumah tangga, petani, pensiunan, buruh sebanyak 20 (24,39 %) siswa, kemudian sisanya secara berurutan yaitu PNS, swasta dan TNI/POLRI sebanyak 15, 10 dan 3 siswa. Mean intensi berwirausaha siswa yang orang tuanya bekerja sebagai wiraswasta adalah yang tertinggi yaitu sebesar 3,66 dibandingkan dengan siswa yang orang tuanya bekerja selain wiraswasta. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang orang tuanya berprofesi sebagai wiraswata lebih memiliki intensi dalam melakukan suatu kegiatan wirausaha karena mereka telah terbiasa dalam hidup sehari-hari melihat kegiatan orang tuanya. Pepatah yang dapat menggambarkan hal ini yaitu buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, artinya bahwa sifat atau perilaku anak tidak jauh dari orang tuanya. Penelitian ini menggunakan alat analisis statistik SEM PLS, langkah pertama yaitu pengujian Convergent Validity dengan tujuan untuk mengetahui item-item instrumen yang dapat digunakan sebagai indikator dari seluruh variabel laten. Pengujian faktor loading menggunakan batas 0,60 menunjukkan hasil bahwa nilai outer loading indikator konstruk semua memiliki nilai di atas 0,60. Sehingga item faktor loading pada tahap ini dianggap valid semua. Pengujian Composite Reliability bertujuan untuk menguji validitas instrumen Brentes, Christa, Sambung/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 /

5 dalam suatu model penelitian. Hasil pengujian ini menunjukkan nilai yang memuaskan, dikarenakan semua variabel laten telah reliabel dengan memiliki nilai 0,70. Artinya, kuesioner yang digunakan sebagai alat dalam penelitian ini telah handal atau konsisten. Sehingga disimpulkan seluruh indikator memang menjadi pengukur konstruknya masingmasing. Hasil pengujian tersebut disajikan pada Tabel di bawah ini: Tabel 1. Composite Reliability Variabel Composite Reliability Keterangan Kebutuhan akan Prestasi 0, Reliabel Efikasi Diri 0, Reliabel Kebutuhan akan Kemandirian 0, Reliabel Lokus Kendali 0, Reliabel Intensi Kewirausahaan 0, Reliabel Berikut ini disajikan hasil pengujian gambar model empiris dalam penelitian ini : Pengujian Goodness of fit model structural menggunakan nilai R². Nilai R² tiap-tiap variabel endogen pada penelitian ini menunjukkan seberapa besar kontribusi sumbangan variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 0,477 atau 47,7 %. Hal ini menjelaskan bahwa 47,7 % variasi pada variabel intensi berwirausaha dijelaskan oleh variabel independen yang digunakan yaitu kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, kebutuhan akan kemandirian dan lokus kendali. Sedangkan sisanya 52,3 % variabel intensi berwirausaha dipengaruhi variabel lainnya. Tabel 2. R-Square Variabel Endogen R-square Intensi Kewirausahaan 0,497 Tabel 3. Pengujian hipotesis Hubungan Koefisien Sample t P_Value Keterangan Brentes, Christa, Sambung/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 /

6 Jalur Mean Statistik Kebutuhan akan Prestasi - > Intensi Kewirausahaan 0, , , ,0008 Diterima Efikasi Diri - > Intensi Kewirausahaan 0, , , ,0100 Diterima Kebutuhan akan kemandirian -> Intensi Kewirausahaan 0, , , ,0138 Diterima Lokus Kendali - > Intensi Kewirausahaan 0, , , ,0218 Diterima Hasil pengujian hipotesis dengan Partial Least Square menunjukkan bahwa empat hipotesis dinyatakan signifikan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t (t-test) pada tiap-tiap jalur pengaruh antara variabel dependen dengan variabel independen. Pengujian hipotesis yang diperlihatkan pada tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa koefisien jalur yang dominan adalah pengaruh kebutuhan akan prestasi terhadap intensi kewirausahaan sebesar 0,327 atau sebesar 32,7 persen. Sedangkan pengaruh tertinggi kedua yaitu pengaruh lokus kendali terhadap intensi kewirausahaan sebesar 0,242 atau 24,2 persen, pengaruh kebutuhan akan kemandirian terhadap intensi kewirausahaan sebesar 0,199 atau sebesar 19,9 persen, dan koefisien paling kecil pengaruh efikasi diri terhadap intensi kewirausahaan sebesar 0,198 atau 19,8 persen, hal ini disimpulkan semua variabel signifikan. IMPLIKASI PENELITIAN Implikasi secara teoritis pada penelitian ini yaitu mampu memprediksikan bahwa kebutuhan akan prestasi siswa dalam memiliki minat untuk selalu belajar dari keputusan yang telah diambil, selain itu memberikan hasil yang menunjukkan kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, kebutuhan akan kemandirian dan lokus kendali siswa Sekolah Menengah Umum Negeri satu Kecamatan Murung terbukti berpengaruh dalam menumbuhkan intensi (niat) dalam berwirausaha. Implikasi praktis menunjukkan bahwa kebutuhan akan prestasi siswa lebih besar pengaruhnya dalam meningkatkan intensi (niat) berwirausaha, selanjutnya tingkatan pengaruh kedua lokus kendali, dan ketiga kebutuhan akan kemandirian sedangkan yang memiliki pengaruh paling kecil adalah variabel efikasi diri. Hal ini berarti bahwa kebutuhan akan prestasi faktor penting meningkatkan intensi berwirausaha Siswa Sekolah Menengah Umum Negeri satu Kecamatan Murung. KETERBATASAN PENELITIAN Penelitian ini telah berupaya untuk menyajikan model yang terintegrasi dan komprehensif tentang kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, kebutuhan akan kemandirian, lokus kendali dan intensi kewirausahaan. Namun disadari masih terdapat keterbatasan penelitian, sehingga membuat hasil penelitian ini kurang sempurna. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini dapat diuraikan dan menyangkut hal-hal sebagai berikut, variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini hanya sebatas kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, kebutuhan akan kemandirian dan lokus kendali; penelitian ini hanya digeneralisasikan pada siswa Sekolah Menengah Umum Negeri satu Kecamatan Murung kelas dua dan tiga jurusan IPA dan IPS untuk mengungkap seberapa besar hubungan antara variabel kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, kebutuhan akan kemandirian dan lokus kendali terhadap intensi (niat) berwirausaha. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas ialah Brentes, Christa, Sambung/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 /

7 kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, kebutuhan akan kemandirian dan lokus kendali berpengaruh signifikan terhadap intensi kewirausahaan siswa kelas dua dan tiga jurusan IPA dan IPS Sekolah Menengah Umum Negeri satu di Kecamatan Murung Kabupaten Murung Raya. Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian di atas, maka penulis memberi saran sebagai berikut : bagi Kabupaten yaitu memberikan gambaran bagi pengambil keputusan untuk meningkatkan dan mengambil strategi untuk mencetak lebih banyak wirausaha muda guna peningkatan ekonomi di Kabupaten Murung Raya; membuka balai pelatihan untuk mengasah kemampuan anak muda untuk mengembangkan minat wirausaha dan memberikan dukungan berupa semangat maupun modal untuk mengembangkan usaha, dan mengangkat hasil lokal dengan cara membantu memperkenalkan ke daerah yang lebih luas. Bagi pihak Sekolah yaitu dapat memberikan gambaran untuk pihak sekolah dalam menerapkan kurikulum baru yang bisa meningkatkan kewirausahaan siswa dan memberikan dukungan maupun memfasilitasi siswa dalam mengembangkan minat wirausaha siswa dengan cara memasukan pelajaran kewirausahaan. Bagi Peneliti selanjutnya yaitu melakukan penelitian yang lebih mendalam dan spesifik lagi pada faktor-faktor dari variabel kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, kebutuhan akan kemandirian dan lokus kendali baik dari segi internal maupun eksternal dan perlunya dilakukan penelitian dengan indikator dari masing-masing variabel yang lebih variatif lagi. DAFTAR RUJUKAN Brentes, Christa, Sambung/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 /

8 Achadiyah, B. N Perbandingan intensi kewirausahaan mahasiswa fakultas ekonomi Universitas Negeri Malang : jurusan akuntansi, manajemen dan ekonomi pembangunan. Jurnal nominal Vol. 2 Brotosumarto, S Locus of control dalam menyikapi sukses dan gagal. Cahyono, A Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi kewirausahaan mahasiswa program manajemen bisnis fakultas ekonomi universitas Kristen Petra tahun para. 5-7, hal Jurnal Indarti, N., dan R. Rostiani Intensi kewirausahaan mahasiswa : Studi Perbandingan antara Indonesia, Jepang dan Norwegia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol. 23, no. 4 Kurniawan, T. D Intensi berwirausaha siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) negeri 22 Jakarta : peran Self efficacy, LoC, Risk Taking Behavior, EQ dan AQ. para. 10, hal Jurnal Mahfuddin, H. A Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) Sekolah Menengah Atas (SMA). Allemania Vol.2, no. 2 Muhar, A. M Faktor penentu minat berwirausaha di kalangan mahasiswa perguruan tinggi negeri (studi perbandingan mahasiswa USU, UNIMED dan IAIN). Jurnal Keuangan dan bisnis Vol. 5, no. 1 Robbins dan Judge, Perilaku organisasi, Jakarta : Salemba Empat Sawqy, S Pengaruh kepribadian terhadap intensi berwirausaha mahasiswa jurusan desain grafis dan multimedia universitas Mercu Buana Jakarta. Skripsi Setiawan, H Sosial Kemandirian. para. 2, hal. 3. Internet Silvia Pengaruh entrepreneurial traits dan entrepreneurial skills terhadap intensi kewirausahaan. Agora Vol. 1, no. 1. Jurnal Sumarni dan Wahyuni Metodologi penelitian dan bisnis, Penerbit Andi, Yogyakarta Sumarsono, H Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi wirausaha mahasiswa universitas Muhammadiyah Ponorogo. hal Jurnal Yanuzal, D Pengaruh Sifat Kepribadian Wirausaha dan Perhatian Orang Tua terhadap Intensi Siswa SMA Negeri menjadi Wirausaha. Jurnal Yusuf Psikologi perkembangan anak dan remaja, Bandung : PT. Remaja Rosda Brentes, Christa, Sambung/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 /

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu rencana yang terstruktur dan komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Suryana (2008:2), mendefinisikan bahwa kewirausahaan adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Suryana (2008:2), mendefinisikan bahwa kewirausahaan adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Niat Berwirausaha Suryana (2008:2), mendefinisikan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar,

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Sociodemographic Factor, Attitude Factor, Contextual Factor, Entrepreneurial Intentions

ABSTRACT. Keywords: Sociodemographic Factor, Attitude Factor, Contextual Factor, Entrepreneurial Intentions ABSTRACT Unemployment in Indonesia is being increased, this was due to lack of employment and lack of one s intentions for entrepreneurship. This study aims to examine and analyze the sociodemographic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tantangan dalam pembangunan suatu negara adalah menangani masalah pengangguran. Pengangguran merupakan salah satu masalah sosial yang dihadapi suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi dalam suatu negara merupakan suatu hal yang sangat erat kaitannya dengan upaya untuk memakmurkan masyarakat. Karena pentingnya suatu pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jauh lebih kecil dan tidak memerlukan modal, padahal mendirikan usaha tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. jauh lebih kecil dan tidak memerlukan modal, padahal mendirikan usaha tersebut BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah lapangan kerja yang tersedia di Indonesia lebih sedikit dibandingkan para pencari kerja. Lebih banyak orang memilih untuk bekerja dengan orang lain dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks. Hal ini dapat diamati dari jumlah pengangguran yang terus meningkat dan terbatasnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu

Lebih terperinci

sampel yang digunakan sebanyak 180 responden, dengan menggunakan teknik

sampel yang digunakan sebanyak 180 responden, dengan menggunakan teknik Judul : Keberanian mengambil risiko memediasi pengaruh efikasi diri dan kebutuhan akan prestasi terhadap niat berwirausaha Nama : Anggra Lutfi Aprilian Mustofa NIM : 11152521035 ABSTRAK Masalah seperti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Gambir Tiga, Jakarta Pusat, tempat ini sengaja dipilih karena akses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua orang terlahir dengan bakat berwirausaha, namun sifat-sifat kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. semua orang terlahir dengan bakat berwirausaha, namun sifat-sifat kewirausahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia wirausaha menimbulkan ketertarikan tersendiri bagi orang-orang yang memiliki keinginan untuk memulai dan mengembangkan usahanya. Tidak semua orang terlahir dengan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hasil penelitian dari Scapinello (1989) menunjukkan bahwa seseorang dengan tingkat kebutuhan akan prestasi yang tinggi kurang dapat menerima kegagalan daripada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tantangan dalam pembangunan suatu negara adalah menangani masalah pengangguran. Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) menunjukkan bahwa angka pengangguran di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah Karyawan PT Tuin Abadi. Penelitian ini diteliti dengan kuesioner tertulis secara Face to Face (tatap muka) yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia kini dihadapkan pada masalah peningkatan pertumbuhan ekonomi untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Oleh karena itu pemerintah mulai

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Hasil Penelitian Responden dalam penelitian ini yaitu mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara. Penyebaran kuesioner dilakukan menggunakan penyebaran secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang paling sempurna baik secara jasmani maupun rohani. Kesempurnaan inilah yang dapat digunakan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja bagi para lulusan perguruan tinggi dengan semakin meningkatnya pengangguran intelektual beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 25 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan gambaran untuk menunjukkan waktu dalam pengambilan data yang akan diteliti, terdapat pula jenis penelitian dan unit analisis

Lebih terperinci

Kesimpulannya, intensi seseorang terhadap perilaku tertentu dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku (Ajzen

Kesimpulannya, intensi seseorang terhadap perilaku tertentu dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku (Ajzen 55 PEMBAHASAN Berdasarkan karakteristik contoh dan karakteristik keluarga contoh, hasil penelitian menunjukkan bahwa profil contoh mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1) pada contoh yang hanya mengikuti

Lebih terperinci

Pengaruh Antara Media Sosial dan Sosialisasi Informasi Terhadap Minat Memilih Perguruan Tinggi

Pengaruh Antara Media Sosial dan Sosialisasi Informasi Terhadap Minat Memilih Perguruan Tinggi JURNAL SWABUMI, Vol.5 No.2 September 2017, pp. 195~199 ISSN: 2355-990X E-ISSN: 2549-5178 195 Pengaruh Antara Media Sosial dan Sosialisasi Informasi Terhadap Minat Memilih Perguruan Tinggi Rifa Nurafifah

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS XI SMA N 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS XI SMA N 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS XI SMA N 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Wildan Muhammad Irfan Fadjeri ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini pengangguran menjadi permasalahan di suatu negara khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini pengangguran menjadi permasalahan di suatu negara khususnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini pengangguran menjadi permasalahan di suatu negara khususnya Indonesia. Penyebabnya tidak lain adalah kurang tersedianya lapangan pekerjaan

Lebih terperinci

STUDI ANTESEDEN INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA. Woro Endah Sulistyaningrum Universitas Gadjah Mada

STUDI ANTESEDEN INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA. Woro Endah Sulistyaningrum Universitas Gadjah Mada STUDI ANTESEDEN INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA Woro Endah Sulistyaningrum Universitas Gadjah Mada Majang Palupi Universitas Islam Indonesia majang_palupi@uii.ac.id ABSTRACT In this research, theory of

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 1

PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/1014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

MENUMBUHKAN KARAKTERISTIK DALAM MENCIPTAKAN MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

MENUMBUHKAN KARAKTERISTIK DALAM MENCIPTAKAN MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA MENUMBUHKAN KARAKTERISTIK DALAM MENCIPTAKAN MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA Catarina Cori Pradnya Paramita Program Studi Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menjadi solusi yang dilematis namun terus saja terjadi setiap tahun. Saat ini pengangguran tak hanya berstatus lulusan SD sampai

Lebih terperinci

INTENSI KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA ( STUDI PERBANDINGAN ANTARA MAHASISWA FE UMP DAN FE UNSOED )

INTENSI KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA ( STUDI PERBANDINGAN ANTARA MAHASISWA FE UMP DAN FE UNSOED ) INTENSI KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA ( STUDI PERBANDINGAN ANTARA MAHASISWA FE UMP DAN FE UNSOED ) Oleh : Hermin Endratno 1), Hengky Widhiandono 1) E-mail: herminendratno@gmail.com Hewid2001@yahoo.com 1) Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perekonomian, perindustrian, dan pendidikan. yang diambil seseorang sangat erat kaitannya dengan pekerjaan nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perekonomian, perindustrian, dan pendidikan. yang diambil seseorang sangat erat kaitannya dengan pekerjaan nantinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin bertambah, teknologi semakin canggih, serta ilmu pengetahuan semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

ABSTRAK. dalam menghasilkan mahasiswa yang berkompeten. perilaku belajar sebesar 8,9%. Teknik pengambilan sampel dengan cara simple

ABSTRAK. dalam menghasilkan mahasiswa yang berkompeten. perilaku belajar sebesar 8,9%. Teknik pengambilan sampel dengan cara simple ABSTRAK Emotional Intelligence (EQ) sangat penting dalam dunia pendidikan saat ini, karena berpengaruh pada pencapaian prestasi belajar mahasiswa dan mendukung visi misi dari Jurusan Manajemen Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Pendekatan deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Jl. M.I Ridwan Rais No. 1 Gambir Jakarta Pusat.

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Jl. M.I Ridwan Rais No. 1 Gambir Jakarta Pusat. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Lokasi penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian hanya pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Pada proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman

BAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman 1 BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia bukan hanya merupakan negara yang sedang berkembang melainkan juga negara yang sedang membangun. Dalam usaha untuk membangun itu dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota Bandarlampung. Teknik pengambilan sampel menggunakan convenience sampling, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit II Gamping yang merupakan salah satu instansi rumah sakit yang berada di Jl. Wates

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Saat ini SDM berperan aktif dan menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam pencapaian visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, SDM suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan suatu bangsa terletak pada generasi mudanya yang akan meneruskan estafet kepemerintahan Indonesia, salah satu pilar pentingnya adalah mahasiswa.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Riduwan dan Achmad,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Riduwan dan Achmad, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Dalam suatu penelitian, populasi dan sampel digunakan untuk menentukan atau memilih subjek penelitian a. Populasi adalah wilayah generalisasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelakasanaan 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian,

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS. Eddi Artanti Puji Lestari L.A

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS. Eddi Artanti Puji Lestari L.A PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS Eddi Artanti Puji Lestari L.A La.tanti@yahoo.co.id Abstract This study aims to determine whether parenting

Lebih terperinci

E-JURNAL. Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar. Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) WINDA AGUSTIN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

E-JURNAL. Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar. Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) WINDA AGUSTIN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA, PERSEPSI SISWA TENTANG KINERJA MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 LINTAU BUO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari berbicara tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari berbicara tentang hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari berbicara tentang hasil belajar di mana keberhasilan atau tingkat penguasaan mahasiswa yang dapat dilihat dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa perusahaan dagang dan jasa di Jakarta yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampel

Lebih terperinci

(Studi Pada Mahasiswa Fakutas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta) Oleh : BENTAR SORAYA B FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(Studi Pada Mahasiswa Fakutas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta) Oleh : BENTAR SORAYA B FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ANALISIS PENGARUH SIKAP, NORMA SUBYEKTIF, DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (Studi Pada Mahasiswa Fakutas Ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS MAN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017

ANALISIS LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS MAN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 ANALISIS LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS MAN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Berwirausaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Berwirausaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Intensi Berwirausaha 1. Pengertian Intensi Berwirausaha 1.1. Pengertian Intensi Berdasarkan teori planned behavior milik Ajzen (2005), intensi memiliki tiga faktor penentu dasar

Lebih terperinci

E-JURNAL. Oleh : AFIFATUL MUSRIFA

E-JURNAL. Oleh : AFIFATUL MUSRIFA PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PENGELOLAAN KELAS GURU, IKLIM SEKOLAH DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS SMA N 1 PARIANGAN E-JURNAL Oleh : AFIFATUL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi karena banyaknya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini menerapkan adalah analisis asosiative karena penelitian ini dilakukan untuk mencari hubungan kausal antara variabel independen terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pengangguran di Indonesia sekarang ini terus bertambah,

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pengangguran di Indonesia sekarang ini terus bertambah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini memiliki jumlah penduduk mencapai 253,60 juta jiwa. Persaingan dunia tenaga kerja yang semakin pesat, berbanding terbalik dengan ketersediaan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. orang lain, lingkungan dan masyarakat, berwirausaha akan memberikan peluang

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. orang lain, lingkungan dan masyarakat, berwirausaha akan memberikan peluang BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Wirausahawan muda memiliki pengaruh besar pada pertumbuhan ekonomi suatu negara (Fadeyi dkk, 2015). Disamping memberikan peluang kerja bagi orang lain, lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian akan

BAB III METODE PENELITIAN. kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian akan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini tentang pengaruh keamanan dan kemudahan terhadap kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan merupakan salah satu bidang ekonomi yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan merupakan salah satu bidang ekonomi yang penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kewirausahaan merupakan salah satu bidang ekonomi yang penting bagi suatu negara dalam membantu laju pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ketika krisis moneter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hampir 150 % untuk setiap item makanan apabila dikelola dengan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hampir 150 % untuk setiap item makanan apabila dikelola dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bisnis rumah makan adalah bisnis yang memiliki banyak potensi serta prospek untuk berkembang dengan cepat yang dapat membawa keuntungan yang mencapai hampir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif yaitu menekankan analisisnya pada data data numerical (angka) yang diolah dengan metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan pada universitas yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

Lebih terperinci

PENGARUH ENTREPRENEURSHIP EDUCATION PROGRAMME (EEP) PADA NIAT BERWIRAUSAHA (Studi pada Perajin Batik di Surakarta, Sragen, dan Karanganyar)

PENGARUH ENTREPRENEURSHIP EDUCATION PROGRAMME (EEP) PADA NIAT BERWIRAUSAHA (Studi pada Perajin Batik di Surakarta, Sragen, dan Karanganyar) PENGARUH ENTREPRENEURSHIP EDUCATION PROGRAMME (EEP) PADA NIAT BERWIRAUSAHA (Studi pada Perajin Batik di Surakarta, Sragen, dan Karanganyar) TESIS Ditujukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SIKAP TERHADAP KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA KELAS XII SEKOLAH SETINGKAT SMA DI KECAMATAN JATINANGOR SRI AYU NUR HASANAH ABSTRACT

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SIKAP TERHADAP KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA KELAS XII SEKOLAH SETINGKAT SMA DI KECAMATAN JATINANGOR SRI AYU NUR HASANAH ABSTRACT STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SIKAP TERHADAP KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA KELAS XII SEKOLAH SETINGKAT SMA DI KECAMATAN JATINANGOR SRI AYU NUR HASANAH ABSTRACT Kewirausahaan merupakan nilai, kemampuan, dan perilaku

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Hasil dari penelitian menunjukkan Ho ditolak sehingga ada hubungan

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Hasil dari penelitian menunjukkan Ho ditolak sehingga ada hubungan BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan, antara lain: 1. Uji Korelasi Hasil dari penelitian menunjukkan Ho ditolak sehingga ada hubungan antara self-efficacy

Lebih terperinci

PENGARUH LATAR BELAKANG SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR YANG DIMEDIASI OLEH FASILITAS BELAJAR

PENGARUH LATAR BELAKANG SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR YANG DIMEDIASI OLEH FASILITAS BELAJAR PENGARUH LATAR BELAKANG SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR YANG DIMEDIASI OLEH FASILITAS BELAJAR Akhmad Suyono FKIP Universitas Islam Riau jumiati_1606@yahoo.com Abstract: This research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2012). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Sifatnya mutlak dalam kehidupan seseorang, keluarga, maupun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplanasi yang memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh peubah-peubah prediktor (independent variable), yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross sectional yang mengukur hubungan atau pengaruh dari

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross sectional yang mengukur hubungan atau pengaruh dari BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Rancangan penelitian kuantitatif yang digunakan yaitu penelitian analitik cross

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Keripik Talas Dessy Padang-Panjang adalah usaha keripik Talas dengan bahan baku utama umbi talas berskala rumah tangga merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2 Model Theory of Reason Action (TRA) (Sumber : Fishbein dan Ajzen 1975)

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2 Model Theory of Reason Action (TRA) (Sumber : Fishbein dan Ajzen 1975) 9 TINJAUAN PUSTAKA Teori Perilaku yang telah Direncanakan (Theory of Planned Behavior) Para teoritikus sikap memiliki pandangan bahwa sikap seseorang terhadap suatu objek sudah dapat dijadikan prediktor

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif ini digunakan dalam meneliti para karyawan di PT. Wira Saka Abadi dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian penulis adalah PT Surya Toto Indonesia, Tbk Divisi Fitting.

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian penulis adalah PT Surya Toto Indonesia, Tbk Divisi Fitting. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Salah satu komponen penting dari sebuah penelitian adalah tempat penelitian (dalam hal ini adalah sebuah perusahaan). Perusahaan yang menjadi objek

Lebih terperinci

EDUFORTECH 2 (1) EDUFORTECH.

EDUFORTECH 2 (1) EDUFORTECH. EDUFORTECH 2 (1) 2017 24-32 EDUFORTECH FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI DALAM PEMILIHAN KARIR Internal Factors Affecting Students of Agro-industry Technology

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana siswa setalah lulus Jumlah Persentase (%) Manjadi Pegawai Berwirausaha 8 10 Melanjutkan sekolah Total

BAB I PENDAHULUAN. Rencana siswa setalah lulus Jumlah Persentase (%) Manjadi Pegawai Berwirausaha 8 10 Melanjutkan sekolah Total 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Minat berwirausaha di Indonesia masih sangat rendah khususnya lulusan SMK. Menurut Direktur Pembinaan SMK Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Mandikdasmen)

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi 0 PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA N 5 PADANG E-JURNAL

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA N 5 PADANG E-JURNAL PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA N 5 PADANG E-JURNAL Oleh : HAYATUL MUSYARAFAH 11090172 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia telah menyentuh semua sisi kehidupan masyarakat dari lapisan atas hingga ke lapisan bawah. Banyak masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Direktorat Jendral Pajak (DJP) merupakan Direktorat Jendral di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. aktif regular jurusan akuntansi S1.

BAB III METODE PENELITIAN. aktif regular jurusan akuntansi S1. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai dari 6 Februari 2017 hingga 10 Febriari 2017 di Universitas Mercu Buana dan Universitas Indonesia. Data yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 58 BAB 6 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Pada bagian ini peneliti memaparkan mengenai kesimpulan yang digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian berdasarkan analisis data yang telah dilakukan; diskusi

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. mendapatkan pekerjaan, sehingga hal tersebut memberi kesempatan mereka yang tidak

BAB I. Pendahuluan. mendapatkan pekerjaan, sehingga hal tersebut memberi kesempatan mereka yang tidak BAB I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Rendahnya tingkat pendidikan seringkali dikatakan mempersempit akses untuk mendapatkan pekerjaan, sehingga hal tersebut memberi kesempatan mereka yang tidak memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini direncanakan tanggal 11 November 2015 22 Desember 2015. Penelitian ini merupakan studi empiris yang dilakukan di Universitas Mercu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengangguran dan kemiskinan masih merupakan masalah besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia sekarang ini dan beberapa tahun kedepan. Tingginya angka pengangguran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kasihan, Tamantirto, Bantul, Yogyakarta. Akuntansi, Prodi Ilmu Ekonomi sejumlah 76 dosen.

BAB III METODE PENELITIAN. Kasihan, Tamantirto, Bantul, Yogyakarta. Akuntansi, Prodi Ilmu Ekonomi sejumlah 76 dosen. BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Alamat: Jalan Lingkar Selatan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahap Awal Dinas Koperasi dan UMKM Surabaya merupakan bagian dari unit layanan kepada masyarakat. Salah satu ruang lingkup tugas yang terdapat pada Dinas Koperasi dan UMKM

Lebih terperinci

TINGKAT PRESTISE DAN PERSEPSI SISWA PADA CITRA SEKOLAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

TINGKAT PRESTISE DAN PERSEPSI SISWA PADA CITRA SEKOLAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA TINGKAT PRESTISE DAN PERSEPSI SISWA PADA CITRA SEKOLAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Rima Dhamayanti SMK Sritanjung Banyuwangi rimadhamayanti@gmail.com Abstract: The research aims to

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tertentu untuk dijadikan objek dalam sebuah penelitian. Populasi dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. tertentu untuk dijadikan objek dalam sebuah penelitian. Populasi dalam penelitian ini BAB III 40 METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan dari sekelompok orang yang memiliki katarestik tertentu untuk dijadikan objek dalam sebuah penelitian. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang mengakibatkan banyak orang tidak mendapatkan kesempatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti berasumsi bahwa mayoritas pendengar acara tersebut adalah muda-mudi

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti berasumsi bahwa mayoritas pendengar acara tersebut adalah muda-mudi 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Peneliti berasumsi bahwa mayoritas pendengar acara tersebut adalah muda-mudi dan pengendara mobil, objek yang akan dijadikan responden dalam penelitian

Lebih terperinci

Efektivitas Teknik Latihan Asertif Untuk Meningkatkan Internal Locus Of Control Siswa dalam Belajar

Efektivitas Teknik Latihan Asertif Untuk Meningkatkan Internal Locus Of Control Siswa dalam Belajar Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Volume 3 Number 2 December 2017. Page 8-14 p-issn: 2443-2202 e-issn: 2477-2518 Homepage: http://ojs.unm.ac.id/index.php/jppk Efektivitas Teknik Latihan Asertif Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang terdiri dari broad scope, aggregation, integration, timeliness, terhadap kinerja Manajer

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENGANTAR 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENGANTAR Dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1 LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan usaha

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR, CARA BELAJAR, ADVERSITY QOUTIENT DAN INTERNAL LOCUS OF CONTROL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VII DI SMPN 4 BATANG ANAI Nofita Yulianti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian mulai dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA ANGGOTA LANUD ADI SOEMARMO YANG MENJELANG PENSIUN.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA ANGGOTA LANUD ADI SOEMARMO YANG MENJELANG PENSIUN. HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA ANGGOTA LANUD ADI SOEMARMO YANG MENJELANG PENSIUN Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1

Lebih terperinci

Economic Education Analysis Journal

Economic Education Analysis Journal EEAJ 2 (3) (2014) Economic Education Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH, MOTIVASI BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA

Lebih terperinci

Suatu bangsa akan dinyatakan maju tergantung pada mutu pendidikan dan. para generasi penerusnya, karena pendidikan mempunyai peranan penting bagi

Suatu bangsa akan dinyatakan maju tergantung pada mutu pendidikan dan. para generasi penerusnya, karena pendidikan mempunyai peranan penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu bangsa akan dinyatakan maju tergantung pada mutu pendidikan dan para generasi penerusnya, karena pendidikan mempunyai peranan penting bagi perkembangan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING UNTUK ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERHADAP KUALITAS WEBSITE

PENERAPAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING UNTUK ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERHADAP KUALITAS WEBSITE PENERAPAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING UNTUK ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERHADAP KUALITAS WEBSITE (Studi Kasus pada Website sia.undip.ac.id) SKRIPSI Disusun oleh: ENGGAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang semakin penting dalam pembangunan nasional. Sumber daya manusia berkualitas tinggi merupakan

Lebih terperinci

The Psychology of Entrepreneurship

The Psychology of Entrepreneurship The Psychology of Entrepreneurship Bagaimana individu memutuskan menjadi seorang entrepreneur dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi? Dua faktor yang mempengaruhi berwirausaha (Suryana, 2001): Internal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Sejarah Umum Fakultas Ekonomi UMY didirikan pada tanggal 24 Rabi ul Akhir 1401 H, bertepatan dengan tanggal 1 Maret 1981 M. Pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menganalisis data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model

BAB III METODE PENELITIAN. menganalisis data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model BAB III METODE PENELITIAN H. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan kuantitatif, maksudnya bahwa dalam menganalisis data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model matematis berdasarkan permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 pasal 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 pasal 1 (2003) menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci