BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan dengan tujuan untuk menggali pengalaman kecemasan. trasnkrip data wawancara dan catatan lapangan pada saat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan dengan tujuan untuk menggali pengalaman kecemasan. trasnkrip data wawancara dan catatan lapangan pada saat"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan dengan tujuan untuk menggali pengalaman kecemasan pada saat anak di rumah sakit. Data penelitian yang didapat berupa trasnkrip data wawancara dan catatan lapangan pada saat wawancara mendalam dengan para partisipan. Di bagi menjadi empat bagian yaitu setting penelitian, hasil penelitian dan pembahasan serta keterbatasan penelitian Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 15 April 2013 sampai 22 Mei Penelitian dimulai dengan melakukan observasi, pendekatan dengan para partisipan dan setelah itu baru dilakukan wawancara. Sebelum penelitian dimulai terlebih dahulu dilakukan uji coba atau yang disebut juga pilot project selama 1 minggu. Dengan karakterisik partisipannya adalah orangtua dengan anak usia sekolah yang pernah dirawat dirumah sakit dengan penyakit akut. Selanjutnya penelitian dimulai 11 Mei 2013 sampai dengan 22 Mei 2013 di ruang anggrek, RSUD kota Salatiga, Jawa tengah. Penelitian ini menggunakan 7 partisipan setelah mendapat data jenuh. 40

2 Dengan karakteristik partisipan yaitu mempunyai anak dengan usia bermain sampai usia sekolah (1-12 tahun) yang pernah dirawat inap di rumah sakit untuk pertama kalinya dengan penyakit akut seperti diare, typoid dan demam. Dibawah ini adalah gambaran tujuh partisipan yang berpartisipasi pada penelitian ini. Partisipan 1 (P1): Tn. H, berusia 35 tahun. P1 adalah ayah kandung dari anaknya berusia 3 tahun yang dirawat inap dengan diagnosa medis typoid. Wawancara dilakukan pada hari ke-4 di rumah sakit. P1 bekerja sebagai wiraswasta dengan pendidikan terakhir SMA. Partisipan 2 (P2): Ny. W.D, berusia 30 tahun. P2 adalah ibu kandung dari anaknya berusia 1 tahun yang dirawat inap dengan diagnosa medis diare. Wawancara dilakukan pada hari ke-4 di rumah sakit. P2 bekerja sebagai perawat di salah satu rumah sakit swasta dengan pendidikan terakhir D3 keperawatan. Partisipan 3 (P3): Ny. Ni, berusia 42 tahun. P3 adalah ibu kandung dari anaknya berusia 8 tahun yang dirawat inap dengan diagnosa medis demam. Wawancara dilakukan hari pertama di rumah sakit. 41

3 P3 bekerja sebagai karyawan swasta dengan pendidikan terakhir SMEA. Partisipan 4 (P4): Ny. Y berusia 43 tahun adalah ibu kandung dari anaknya berusia 9 tahun, dirawat inap diagnosa medis demam. Wawancara dilakukan hari pertama dirumah sakit. P4 seorang ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir SMP. Partisipan 5 (P5): Ny S.S berusia 21 tahun. P5 adalah ibu kandung dari anaknya yang berusia 13 bulan dirawat inap dengan diagnosa medis demam. Wawancara dilakukan setelah hari ke-2 di rumah sakit. P5 bekerja sebagai karyawan swasta dengan pendidikan terkahir SMP. Partisipan 6 (P6): Tn. A berusia 42 tahun. P7 adalah ayah kandung dari anaknya yang berusia 6 tahun dirawat inap dengan diagnosa medis typoid. Wawancara dilakukan setelah hari ke-2 di rumah sakit. P6 bekerja sebagai buruh swasta dengan pendidikan terakhir SMEA. 42

4 Partisipan 7 (P7): Ny. N.D berusia 34 tahun. P7 adalah ibu kandung dari anaknya yang berusia 4 tahun 2 bulan dirawat inap dengan diagnosa medis diare. Wawancara dilakukan setelah hari ke-2 di rumah sakit. P7 bekerja sebagai karyawan dengan pendidikan terakhir D Hasil Penelitian Dari hasil analisa data yang telah dilakukan pengalaman kecemasan orangtua dapat terlihat dari tiga tema dihasilkan yaitu: (1). Berpikir mengenai hal yang buruk akan terjadi (2) Berharap dokter segera hadir (3) Beban biaya rumah sakit. Berikut ini adalah tema-tema pengalaman kecemasan orangtua yang merupakan hasil dari penelitian (1) Berpikir mengenai hal yang buruk akan terjadi Pengalaman kecemasan orangtua yang muncul dalam penelitian ini adalah partisipan takut akan terjadi sesuatu pada anak mereka yang masih kecil. Pengalaman kecemasan partisipan adalah partisipan takut kalau anaknya yang masih kecil mengalami keadaan yang buruk lebih parah dari sebelumunya. Partisipan merasa bingung terhadap kondisi yang terjadi pada anaknya. Partisipan takut bila anaknya mengalami sakit yang lebih parah. 43

5 Apa itu, anakan baru umur 3 tahun, kalau umur 3 tahunkan agak kritis apalagi masih anak-anak badan udah pucat, wajahnya pucat inikan cuaca juga gak mendukung seperti cuaca yang sekarang ini. Yang saya cemaskan kalau ada penyakit apa-apakan kita ga tau ya. (P1) Tapi pas dibawa ke perawatan disini kok malah panasnya tambah tinggi lagi tadi kan 38 sekarang 39. Tapi ya nanti mbe yo saya berharap gak pa apa. Takutnya nanti ada DB atau gimana. (P2) Ya itu kalau dia nangis panasnya tambah tinggi nanti gak turun-turun.mending itu panasnya turun dulu, normal dulu, gak turun-turunkan takutnya nanti mbe nopo-nopo.(p3) Kecemasan saya ya takutnya anak masih dibawah umur, takutnya kenapa-kenapa. Takutnya nanti sampai, gimana?(p4) Ya kecemasanya terus terang gini mas kalau tidak ada penanganan takutnya tidak tertolong, kecemasanya itu.(p6) (2) Berharap dokter segera hadir Yang menjadi pengalaman kecemasan partisipan adalah mengenai kehadiran dokter. Menunggu kehadiran dokter menyebabkan para partisipan merasa cemas dan takut. Bahkan mereka sering bertanya-tanya kapan dokter akan 44

6 segera datang untuk mendengar dan melihat kondisi dari anak mereka. Anak saya dirawat disana semenjak itu minta rujukan lansung saya bawa kesini. Jadi langsung keruang anak sana ke IGD. Terus minta eh, anu apa itu nunggu dokter sampai anu itu sampai jam berapa sampai maghrib dari jam 7 sampai jam 11 baru dokternya datang nah seperti itu. (P1) Kunjungan dokter semalam eh tadi pagi. Dari kemarin masuk ndak ada kunjungan dokter baru tadi pagi jam enam itu dokter cowok ga tau dokter siapa. Setengah sembilanan tadi jam tujuh, jam tujuh dokter A. (P2) Dokternya biar cepat datang aja biar cepat panasnya turun. Ia, ehehehe biar cepat diperiksa biarkan bisa tau. Dia makan mau, BAB lancar, tapi kok masih panas. (P3) Ya tadi ya itu, yang saya rasakan penanganan dokternya kok tidak langsung. Bilangnyakan cuma perawatperawatnya itu yang pasang selang, yang disini-sinikan sampai ini belum dipegang dokter. gitu. Cumakan disinikan dah tenang udah dapat ya pertolongan pertama, gitu ya udah tenang. Cuma inikan positifnya apa? sebenarnyakan, harusnya kan dari dokterkan lebih tenang tenang lagi. (P4) 45

7 Kecemasan yang selanjutnya dokternya kok sampai sekarang belum datang juga? gitu. Biasa jam berapa mas? (P7) (3) Beban biaya rumah sakit Beban biaya rumah sakit menjadi kecemasan orangtua selanjutnya. Berdasarkan cerita dari pengalaman partisipan mereka sangat mengkuatirkan biaya rumah sakit. Partisipan cemas karena kalau-kalau penghasilan mereka tidak cukup untuk membayar biaya rumah sakit. Semakin lama anak dirawat maka semakin besar pula biaya rumah sakit yang akan mereka keluarkan. Ya kalau keuangan ya kuatir lah namanya sudah dari hari selasa disini. Namanya juga karyawan buruh saya juga agak cemas ini! Karena ini belum tahu biayanya berapa habis berapa? saya belum tahu? (P1) Ya masalah biaya mungkin cemas juga (P5) Soalnya kan apa ya? Iya kan istilah kita dari desa gitu, kita nggak punya Askes nggak punya apa? keringinan biaya gitu. Kita nggak ada. (P5) Cemas. Takutnya gini mas kalau nanti biayanya membengkak bisa terus terang karena saya juga cuman buruh, buruh swasta bayarannya juga nggak seberapa to mas, ketakutannya juga ada. Karena kalau disini, kalau 46

8 tidak pake jakesmas atau mungkin jamkesda atau mungkin askes atau mungkin yang lain. (P6) Partisipan takut kalau sendainya hal yang buruk itu terjadi pada anak mereka sehingga harus dioperasi karena mereka akan mengalami kebingungan untuk membiayai biaya operasi yang tidak murah. Pikiran sayakan sampai kemana-mana seandainya sampai anak saya di operasi gak bisa pake itukan ya pikirannya apalah? cari dimana?(p4) Seadainya, ya seadainya berandai-andai misalnya ada kejadian begitukan kita kan tetap mikir mau cari dimana? padahal operasi itu tetap uang banyak. (P4) Deskripsi fenomena Tiga tema dalam temuan diatas yang telah di deskripsikan kemudian disimpulkan kedalam essensial structure sebagai fokus pengalaman kecemasan orangtua pada saat anak dirawat di rumah sakit yaitu, seperti yang ada dibawah ini. Selama berada diruang rawat inap orangtua merasakan kekuatiran, kecemasan, kegelisahan dan ketakutan. Perasaan-perasaan itu didapatkan orangtua ketika melihat anaknya sakit, muka pucat, lemas dan diare yang masih berlanjut. Orangtua takut terjadi hal 47

9 yang buruk pada anaknya yang masih kecil. Perasaan cemas kembali dialami oleh orangtua ketika mereka menuggu dokter. Sehingga orangtua berharap akan kehadiran dokter. Hal ini membuat orangtuapun sering bertanya-tanya kapan dokter akan segera hadir. Orangtua mengharapkan kehadiran dokter agar dokter cepat menangani dan menyembuhkan anaknya. Keadaan ini menyebabkan adanya kondisi ketidakpastian kapan sebenarnya dokter akan datang. Dokter diharapkan untuk menjelaskan kondisi terkini dari anaknya. Apakah anak mereka sudah membaik, boleh pulang, harus dioperasi dan bagaimana hasil pemeriksaan laboratorium. Semua itu tidak ada kepastian, apalagi dihubungkan dengan biaya yang nanti dikeluarkan oleh orangtua setelah anak pulang atau ada tindkan selanjutnya. Masalah biaya membuat orangtua cemas dan takut. Semua pengalaman itu membuat orangtua merasakan suatu perasaan ketidakpastian. Tiga tema diatas telah didapatkan satu struktur penting yaitu ketidakpastian, sehingga ketidakpastian wujud dari pengalaman kecemasan orangtua selama anak di hospitalisasi. Di luar dari ketiga tema tersebut ada beberapa makna yang bisa ditemukan lagi karena 48

10 mengingat makna tersebut tidak banyak dialami oleh semua partisipan maka peneliti akan memunculkannya secara lebih rinci serta menangkap fenomena yang dapat dilihat.. Makna yang dapat dilihat selain tiga tema yang telah adalah harapan orangtua terhadap pendidikan anaknya, pengalaman hospitalisasi pertama yang dirasakan orangtua dan rasa kasihan/iba melihat kondisi anaknya. Makna-makna di ataslah yang tidak dapat digenaralisasikan untuk menjadi sebuah tema sehingga tidak dimasukan kedalam pembahasan. Berikut ini adalah maknan-makna lain di luar dari tiga tema yang telah ada Tentang harapan orangtua kepada anaknya yang dirumah karena aktivitas bersekolahnya terbengkalai akibat ikut merawat adiknya yang sakit, sehingga orangtua merasa cemas. Kalau saudara di rumah enggak. Anak yang nomor satu kadangkan sekolah e kacau kan kalau begini ya. Sekolah anak-anak juga terlantar ini kan mau tes juga. Anaknya ini sekarang pulang kerumah dulu, sekolah sekarang kelas empat SD. Kemarin gak masuk, saya suruh masuk sekolah karena kan mau tes ini. (P1). Sedangkan untuk anak yang dengan usia sekolah tentu saja orangtua harus memikirkan masa depan anaknya disekolah agar anak dapat diberikan ijin dari pihak sekolah. Ia hari ini dia ijin sekolah dari hari jumat kemarin. (P3) 49

11 Ketika anak mereka sakit untuk pertamakalinya tentu saja orangtua merasa cemas dan takut karena hal itu tidak pernah anak mereka alami sehingga ini merupakan pengalaman yang baru buat orangtua. Ya kalau kemarin, inikan baru pertama kali. Pertama kali dia baru masuk rumah sakit. Walaupun kita orang kesehatan juga tapikan tetap ada rasa cemas rasa gimana? (P2) Ehh. cemas sih enggak. gini ya. Ehm pertama kali masuk..takutnya kan (partisipan menangis karena terharu) dehidrasinya nanti dari ringan ke sedang nah itu. (P7) Orangtua mana yang tidak kasihan/iba melihat anaknya terbaring sakit lemah, disuntik berkali-kali tentu saja rasanya pasti sakit Rasanya cemas sekali, sakit pokoknya lihat dipasang selang nangis gitu ya, rasanya pokoknya gak karauan lah mas. (P4) Yang paling di cemaskan kalau disuntik itu pasti nangis dan apa? susah untuk berhenti. Itu apa ya, lihat, lihat (dengan terbata-bata) anaknya disuntik di ambil darahnya rasanya itu miris gitu lho. (P5) Orangtua semakin merasa kasihan melihat anaknya bila anaknya tidak mau makan, orangtua akhirnya cemas karena anak bisa saja mengalami dehidrasi. Terus kecemasan yang kedua.ndak mau minum..sama makan. (P7) 50

12 4.3. Pembahasan Tujuan dalam pembahasan ini untuk mendiskusikan tentang interpretasi hasil yang didapatkan dari penelitian yang berfokus pada pengalaman kecemasan orangtua pada saat anak dirawat di rumah sakit. Ketidakpastian begitulah yang terlihat pada orangtua pada saat mengalami hospitalisasi. Hal ini membingungkan orangtua ketika mereka mengalami kecemasan akan kondisi anaknya yang belum membaik, kehadiran dokter yang mereka tunggu dan biaya rumah sakit yang harus mereka penuhi. Hal diatas juga dijelaskan oleh Wich dan Cristoph (1998) mengungkapkan bahwa perasaan yang dialami oleh orangtua terhadap hospitalisasi adalah hal yang berhubungan dengan diagnosis anaknya, adanya pemisahan selama hospitalisasi, ketidakpastian terhadap suatu kondisi serta ketakutan. Semua itu menyebabkan orangtua merasa frustasi dan tidak berdaya ketika melihat anakya menjalani sebuah prosedur. Orangtua juga berkeluh tentang adanya konflik dengan beberapa staf, hambatan dalam komunikasi, lingkungan rumah sakit yang asing dan kebijakan yang tidak fleksibel. Ketidakpastian ini menyebabkan orangtua merasa cemas dan ketakutan ketika mereka berada diruang rawat inap menunggu perkembangan 51

13 anaknya dan menunggu kehadiran dokter yang mereka tidak tahu kapan akan datang. Penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Finvold (2010), di Norwegia yang bertujuan untuk melihar reaksi orangtua ketika menuggu hasil diagnosis anaknya. menemukan bahwa ketidakpastian yang diungkapkan oleh orangtua karena mereka tidak mampu memahami gejala penyakit anak mereka dan adanya kemampuan dokter yang terbatas dalam menentukan diagnosa. Mereka menemukan kesulitan atas jawaban tersebut, dalam keseharian orangtua tidak bisa memprediksi apa yang terjadi dengan anaknya sehingga orangtua merasakan ketidakpastian. Menurut Meskhani & Bavarian (2005) ada beberapa faktor seperti ketidakpastian tentang penyakit anak dan kesembuhannya, kekuatiran tentang informasi yang diberikan oleh pengasuh, rasa takut, dan rasa bersalah menganggu peran orangtua dan memungkinkan orangtua dapat mengalami penderitaan dan kecemasan, dan terkadang membuat kesalahan. Ketidakastian berhubungan dengan diagnosis dan informasi prognosis yang terbatas dapat menjadikan pengalaman yang negatif. Orangtua merasakan ketidakpastian 52

14 karena tidak memiliki kontrol terhadap situasi yang terjadi (Lipinski, Lipinski, Biesecker & Biesecker, 2006). Dalam penelitian kuantitatif yang dilakukan oleh Ryan, Rachelle, Fedelle, Wagner, Channey & Mullins (2011), di rumah sakit pendidikan bagian barat daya Amerika Serikat Mencari hubungan tentang kapasitas ayah mengasuh anak rasa akan adanya ketidakpastian penyakit kaum muda dengan penyakit kronis. Adanya hubungan stres pada ayah terhadap kerentanan penyakit dan ketidakpastiaan penyakit. Ayah menjadi stres karena adanya kenyataan yang berlawanan dengan harapan, sementara overprotektif ayah tidak berhubungan dengan ketidakpastian penyakit. Hal ini menjadi sangat penting agar ayah dapat menyesuaikan diri dengan penyakit kronis yang dialami oleh anaknya. Secara klinis ayah tidak boleh diabaikan ketika kesehatan professional melakukan penilaian psikosoisal berbasis bukti dan intervensi. Kenyataanya intervensi yang berbasis pada keluarga menunjukkan keberhasilan dalam mengurangi hasil yang tidak diinginkan pada populasi anak yang menderita penyakit kronis. 53

15 Terkait penyakit kronis pada penelitian di atas juga didukung dengan penelitian di berbagai klinik yang ada barat daya Amerika Serikat oleh Page, Fedelle, Pai, Anderson, Wolfe-Christensen, Ryan & Mullins (2011). Untuk mengetahui tentang adanya pengaruh gejala depresi pada anak yang mencari hubungan ibu dan anak terhadap ketidakpastian penyakit pada anak despressive simtomatologi. Mereka menemukan bahwa ibu pertama kali mengalami ketidakpastian yang berhubungan langsung dengan gejala ketidakpastian anak. Steele, Aylward, Jensen & Wu (2009) melakukan studi kuantitafif di rumah sakit dengan anak-anak yang menerima transplantasi di daerah Barat daya Amereka Serikat. Ingin mengetahui orangtua dan remaja laporan ketidakpastian penyakit: asosiasi pada distres dan fungsi psikososial antara peneriman hati dan transplantasi ginjal Dengan hasil bahwa remaja merasakan adanya ketidakpastian dan perasaan cemas mengenai penerimaan hati dan trasnplantasi. Dimana rasa ketidakpastian itu lebih tinggi dialami oleh remaja laki-laki dibandingkan dengan remaja perempuan. Ketidakpastian orangtua berkaitan dengan keseluruhan fungsi perilaku, fungsi adaptif, dan masalah internalisasi, Mereka menyarankan 54

16 bahwa ketidakpastian penyakit perlu dilakukan intervensi pendidikan untuk mengurangi ketidakpastian akan dapat bermamfaat bagi keluarga. Secara keseluruhan temuan Steele, dkk (2009) menyoroti pentingnya cara penyampaian informasi kepada remaja dan keluarga, bukan hanya pada saat transpalasi, tetapi selama perawataan juga. Pendidikan ditingkatkan tentang pasca-transplantasi tindak lanjut perawatan, mungkin termasuk informasi tentang pemulihan pasca transplantasi,. serta sebagai stategi komunikasi yang efektif dengan staf medis, yang dapat meningkatkan fungsi psikososial anak dalam tahun-tahun setelah transpalasi. Menekankan bahwa semua anggota keluarga perlu menerima dukungan yang memadai (informasi) untuk mengidentifikasi pasien agar menyesuaikan diri secara optimal. Pembahasan di atas lebih menekankan perlu adanya intervensi kepada keluarga yang terbukti berhasil dalam meminimalkan perasaan ketidakpastian pada penyakit dan kondisi anak. Adanya dukungan dalam bentuk informasi menjadi sangat penting bagi orangtua dimana informasi tersebut dapat memberikan ketenangan dan kepastian untuk orangtua terhadap kondisi yang terjadi pada anaknya 55

17 Yang dapat dilakukan oleh perawat dalam memberikan informasi kepada orang tua adalah melalui pelaksanaan perencanaan pulang/discharge planning. Selanjutnya pelaksanaan discharge planning sebaiknya dipantau dan dievaluasi secara teratur oleh kepala ruang. Bagi pendidikan dapat melihat hal diatas bahwa orangtua sangat membutuhkan informasi selama di ruang rawat inap dan dapat mengadakan seminar mengenai penyampaian informasi kepada orangtua menggunakan komunikasi terapuetik. Maka bagi pendidikan perlu untuk meningkatkan komunikasi yang terapuetik sebagai bekal ketika berada di klinik nantinya dalam menyampaikan informasi dan mempersiapkan discharge planning pada orangtua yang lebih baik pada masa yang akan datang. Bagi peneliti yang akan datang dapat meneliti mengenai kecemasan orangtua selama rawat inap dengan anak yang menderita penyakit kronis. Bagi orangtua dapat mencari sumber informasikan dan menceritakan perasaan kepada perawat selama di rumah sakit serta menjalankan discharge planning yang telah dijelaskan oleh perawat. 56

18 4.4. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini dilakukan hanya pada orangtua yang mempunyai anak dengan penyakit akut. Mungkin juga perlu dilakukan/diperluas penelitian tentang kecemasan orangtua dengan anak yang mengalami penyakit kronis dan terminal. Secara teknis hambatan lain pada penelitian ini adalah kesulitan untuk mencari partisipan yang anaknya baru pertama kali dirawat di rumah sakit dengan penyakit akut. Peneliti juga membutuhkan waktu yang lama menunggu jawaban dari rumah sakit untuk mendapatkan ijin penelitian. Kemudian kendala bahasa menjadi hambatan ketika berkomunikasi karena peneliti harus memilih partisipan yang mampu memahami dan mengerti serta berbicara menggunakan bahasa Indonesia. 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Kabupaten Semarang yang berdiri sejak 1930 merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan. tertentu yang terencana atau darurat, mengharuskan anak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan. tertentu yang terencana atau darurat, mengharuskan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan tertentu yang terencana atau darurat, mengharuskan anak tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda?

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda? LAMPIRAN 59 PEDOMAN WAWANCARA 1. Bagaimana perasaaan anda ketika anda mengetahui bahwa anda sedang hamil? 2. Apa yang anda lakukan ketika anda mengetahui bahwa anda sedang hamil? 3. Pernahkah anda melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Terkait 2.1.1. Definisi Kecemasan Kecemasan adalah suatu keadaan aprehensi atau keadaan kuatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi (Nevid, Ratus,

Lebih terperinci

SKENARIO ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING ( PERSIAPAN PASIEN PULANG )

SKENARIO ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING ( PERSIAPAN PASIEN PULANG ) SKENARIO ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING ( PERSIAPAN PASIEN PULANG ) Role : : Ismi Nikmatul Sita (1411020) Kepala Ruangan : Vinsa bayu (1411019) : Ayla Efyuwinta (1411016) Perawat P1 : Siti Rodiyah (1411027)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, manusia dan pekerjaan merupakan dua sisi yang saling berkaitan dan tidak bisa dilepaskan; keduanya saling mempengaruhi

Lebih terperinci

LAMPIRAN I : PERTANYAAN PENELITIAN

LAMPIRAN I : PERTANYAAN PENELITIAN LAMPIRAN 68 LAMPIRAN I : PERTANYAAN PENELITIAN Kecemasan 1. Bagaimana perasaan anda menghadapi tindakan pemasangan WSD? 2. Apa yang anda cemaskan menghadapi tindakan pemasangan WSD? instrumental 1. Bagaimana

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW) Adapun pertanyaan yang disusun dalam melakukan Indepth Interview untuk

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW) Adapun pertanyaan yang disusun dalam melakukan Indepth Interview untuk PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW) Adapun pertanyaan yang disusun dalam melakukan Indepth Interview untuk menggali informasi dari informan adalah : 1. Bisakah ibu menceritakan bagaimana ibu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah sel-sel tubuh yang tumbuh tanpa kendali dan dapat menyebar ke seluruh tubuh. Kanker merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada manusia modern.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Amino Gondohutomo Semarang (RSJD Dr.Amino Gondohutomo Semarang) yang beralamat di Jl. Brigjend

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum TK Purwanida I

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum TK Purwanida I BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum TK Purwanida I TK Purwanida I terletak di Jalan Srikandi No 12 Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB III ASSESSMENT DAN DIAGNOSA PSIKOLOGIS PADA REMAJA YANG HAMIL DI LUAR NIKAH

BAB III ASSESSMENT DAN DIAGNOSA PSIKOLOGIS PADA REMAJA YANG HAMIL DI LUAR NIKAH BAB III ASSESSMENT DAN DIAGNOSA PSIKOLOGIS PADA REMAJA YANG HAMIL DI LUAR NIKAH A. Assessment pada Remaja yang Hamil di Luar Nikah Assessment merupakan langkah awal yang dilakukan oleh seorang konselor

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 3. Penyebabnya adalah preeklamsi. Sebenarnya saya gak ada darah tinggi, Cuma 4. waktu umur 7 bulan mual-mual masih ada baru naik tensi 130/90. Baru periksa 5. lab hasilnya ada protein urin positif satu.

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara 86 Lampiran 1. Pedoman wawancara Pedoman wawancara saat penelitian Di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan Daftar pertanyaan wawancara kepada keluarga pasien Data singkat informan Nama : Jenis Kelamin : Tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kesakitan anak di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4 tahun sebesar 25,8%, usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan menurun pada usia 10 tahun (Hoffbrand, 2005). Berdasarkan data tahun 2010 dari American Cancer Society, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dan menurun pada usia 10 tahun (Hoffbrand, 2005). Berdasarkan data tahun 2010 dari American Cancer Society, jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kronis merupakan kondisi yang mempengaruhi fungsi seharihari selama lebih dari 3 bulan dalam setahun, yang menyebabkan hospitalisasi dari 1 bulan dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum penelitian Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan beralamat di jalan Hasanudin, No. 806 Salatiga, Jawa Tengah. Sesuai dengan SK Menteri Kesehatan RI,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Hospitalisasi (rawat inap) pada pasien anak dapat menyebabkan kecemasan dan stres pada semua tingkat usia. Penyebab dari kecemasan ini dipengaruhi oleh banyak faktor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi.

BAB I PENDAHULUAN. dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga terletak di jalan Hasanuddin No. 806, Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Anak yang sakit. hospitalisasi. Hospitalisasi dapat berdampak buruk pada

BAB I PENDAHULUAN. spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Anak yang sakit. hospitalisasi. Hospitalisasi dapat berdampak buruk pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan makhluk yang unik, yang tidak bisa disamakan dengan orang dewasa. Anak memiliki kebutuhan spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Anak yang sakit dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) pertamakali ditemukan di propinsi Bali, Indonesia pada tahun 1987 (Pusat Data dan Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan anak perlu mendapatkan perhatian khusus, baik dari pemerintah, petugas kesehatan maupun masyarakat. Hal ini merupakan dampak dari semakin meningkatnya jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan menjadi penyakit yang terus meningkat kejadiannya. Studi Framingham memberikan gambaran yang jelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta bebas dari penyakit atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang paling banyak menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun 2002 menunjukkan bahwa kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui oleh manusia bersifat

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN. : Ketepatan Ibu Menangani Demam Pada Anak

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN. : Ketepatan Ibu Menangani Demam Pada Anak Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN Judul : Ketepatan Ibu Menangani Demam Pada Anak Nama Peneliti : Pusparini NIM : 462012064 Saya adalah mahasiswa program S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal mempunyai peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital dalam tubuh. Ginjal berfungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan suatu ikatan resmi antara laki-laki dan perempuan secara sah di mata hukum. Bagi setiap pasangan yang telah menikah, memiliki keturunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak Pengertian Hospitalisasi. anak dan lingkungan (Wong, 2008).

BAB II LANDASAN TEORI Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak Pengertian Hospitalisasi. anak dan lingkungan (Wong, 2008). BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak 2.1.1. Pengertian Hospitalisasi Hospitalisasi adalah suatu keadaan dimana seseorang yang sakit yang membutuhkan perawatan secara intensif

Lebih terperinci

Wawancara Partisipan 1

Wawancara Partisipan 1 55 Verbatim Partisipan Wawancara Partisipan 1 S Isi Percakapan Kode P Selamat pasi mas 1 P1 Selamat pagi juga mbak 2 P Bisa minta waktunya sebentar mas sekitar 5-10 menit 3 P1 Iya bisa 4 P Perkenalkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN 71

LAMPIRAN LAMPIRAN 71 LAMPIRAN LAMPIRAN 71 Lampiran 1 72 Lampiran 2 Informed Consent PENJELASAN PENELITIAN UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI PARTISIPAN Judul Penelitian Nama Peneliti : Respon Kedukaan Pasien saat Terdiagnosa HIV

Lebih terperinci

: Permohonan Wawancara. Cirebon, Juli Kepada Yth. Bapak/Ibu

: Permohonan Wawancara. Cirebon, Juli Kepada Yth. Bapak/Ibu Permohonan Wawancara Cirebon, Juli 2010 Hal : Permohonan Wawancara Kepada Yth. Bapak/Ibu Dengan hormat, Dalam rangka penulisan Karya Tulis Ilmiah Program Sarjana Kedokteran pada Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home

Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home Informan 1 Nama : AD Jenis kelamin : Perempuan Usia : 14 Tahun Pendidikan : SMP Hari/tanggal wawancara : Jum at, 4 April 2014 Tempat wawancara : Rumah

Lebih terperinci

terbanyak keempat didunia, menurut Akbar (2015), jumlah penduduk mencapai

terbanyak keempat didunia, menurut Akbar (2015), jumlah penduduk mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia salah satu negara berkembang yang memiliki populasi penduduk terbanyak keempat didunia, menurut Akbar (2015), jumlah penduduk mencapai 254,9 juta jiwa.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami gangguan kesehatan/dalam keadaan sakit. Keluarga juga merupakan salah satu indikator dalam masyarakat

Lebih terperinci

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home Informan 1 Nama : Bapak MH Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 39 tahun Pendidikan : SMA Hari/tanggal wawancara : Selasa, 8 April 2014 Tempat wawancara : Rumah

Lebih terperinci

Naskah Manajemen Complain dan Customer Care

Naskah Manajemen Complain dan Customer Care Naskah Manajemen Complain dan Customer Care 1. Karakter Emosional Complain Seorang ibu yang merupakan anggota keluarga pasien datang ke customer service menanyakan perihal tidak adanya tempat tidur yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN B DATA SUBJEK DAN KEEMPAT ANAK DI RSJ. SOEHARTO MEERJAN

LAMPIRAN B DATA SUBJEK DAN KEEMPAT ANAK DI RSJ. SOEHARTO MEERJAN LAMPIRAN B DATA SUBJEK DAN KEEMPAT ANAK DI RSJ. SOEHARTO MEERJAN 105 DATA DIRI 1. Data Subjek I Nama (Inisial) Suku Bangsa Rutinitas Pendidikan Anak didiagnosis Szhizophrenia Paranoid : Ny. D : 50 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah tempat pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat. Rumah sakit tidak membedakan pelayanan terhadap orang sakit dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terakhir ini diketahui bahwa terdapatnya kecendrungan masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terakhir ini diketahui bahwa terdapatnya kecendrungan masyarakat Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan semakin pedulinya masyarakat terhadap kesehatannya, semakin tinggi pula tuntutan masyarakat atas mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak Rumah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spritual yang komprehensif ditunjukan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spritual yang komprehensif ditunjukan pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan nilai integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sel asalnya, namun dalam bentuk primitif dan tidak sempurna (Pusat Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sel asalnya, namun dalam bentuk primitif dan tidak sempurna (Pusat Komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker adalah sel-sel jaringan tubuh yang menjadi ganas yang ditandai oleh pembelahan sel dengan cepat dan tidak terkendali membentuk sel sejenis dengan sel

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Dampak skizofrenia bagi keluarga sangatlah besar, ini menyebabkan seluruh keluarga ikut merasakan penderitaan tersebut. Jika keluarga tidak siap dengan hal ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian. 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian. A. Latar belakang Rumah sakit adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peranan komunikasi menjadi lebih penting dalam pemberian asuhan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peranan komunikasi menjadi lebih penting dalam pemberian asuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan paradigma dalam keperawatan, dari konsep keperawatan individu menjadi keperawatan paripurna serta kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi kedokteran, menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. asuhan keperawatan yang berkesinambungan (Raden dan Traft dalam. dimanapun pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. asuhan keperawatan yang berkesinambungan (Raden dan Traft dalam. dimanapun pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Discharge Planning 2.1.1 Definisi Perencanaan pulang atau discharge planning merupakan proses terintegrasi yang terdiri dari fase-fase yang di tujukan untuk memberikan asuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit pembunuh terbesar di dunia. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat beresiko terkena kanker. Kanker

Lebih terperinci

Lampiran 1. Panduan wawancara. Perilaku kesehatan ibu hamil yang menderita malaria pada suku Amungme di Timika

Lampiran 1. Panduan wawancara. Perilaku kesehatan ibu hamil yang menderita malaria pada suku Amungme di Timika Lampiran 1. Panduan wawancara Perilaku kesehatan ibu hamil yang menderita malaria pada suku Amungme di Timika Daftar pertanyaan 1. Siapa nama Ibu? 2. Berapa umur Ibu? 3. Sejak kapan dan tinggal disini?

Lebih terperinci

LAMPIRAN 5 PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (1)

LAMPIRAN 5 PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (1) LAMPIRAN 1 80 LAMPIRAN 2 81 LAMPIRAN 3 82 LAMPIRAN 4 83 LAMPIRAN 5 PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (1) 1. Sejak kapan Anda menjabat sebagai Kepala Puskesmas/Penanggungjawab Program Posbindu? 2. Bagaimana pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan keadaan dimana fungsi fisik, emosional, intelektual, sosial dan perkembangan atau spiritual seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit stroke umumnya merupakan penyebab kematian nomer tiga pada kelompok usia lanjut, setelah penyakit jantung dan kanker. Stroke masih merupakan penyebab utama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Provinsi Maluku Rumah Sakit Jiwa Ambon di mulai tahun anggaran 1981/1982 Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Respon Penerimaan Anak 1. Pengertian Respon atau umpan balik adalah reaksi komunikan sebagai dampak atau pengaruh dari pesan yang disampaikan, baik secara langsung maupun tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam BAB ini akan dipaparkan data hasil penelitian beserta dengan analisa data. Data dan analisa data dipaparkan secara deskriptif mengenai pengalaman partisipan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangan. Sebagai individu yang unik anak memiliki berbagai kebutuhan yang berbeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bagi sebagian besar orang, Taman kanak-kanak (TK) merupakan sebuah jenjang pendidikan awal bagi anak sebelum mereka memasuki sekolah dasar (SD). Oleh sebab

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian dengan judul Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Menyelesaikan Soal Barisan dan Deret Kelas XI APK 3 SMK

Lebih terperinci

LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL

LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL A. Identitas Konseli Nama : E Umur : 16 tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Domisili : Yogyakarta B. Deskripsi Masalah yang Dikeluhkan Konseli adalah anak tunggalketiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh manusia, karena kesehatan menentukan segala aktivitas dan kinerja manusia. Pengertian sehat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi pemenuhan kebutuhan perasaan bahagia, sehat, serta

Lebih terperinci

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE Komunikasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia, setiap hari manusia menghabiskan sebagian besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penderita umumnya berusia belasan tahun (Hutagalung dalam Kompas, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. penderita umumnya berusia belasan tahun (Hutagalung dalam Kompas, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker tulang merupakan salah satu jenis kanker yang cukup sering dijumpai di Indonesia. Berbeda dengan kanker mulut rahim atau kanker payudara, informasi tentang gejala

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum. No Pertanyaan Jawaban

LAMPIRAN. 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum. No Pertanyaan Jawaban LAMPIRAN 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum 1. Bagaimana prosedur pelayanan rumah sakit dimulai dari pasien datang? Untuk pasien

Lebih terperinci

BAB IV DESKRPSI DAN ANALISIS DATA. sebelumnya, maka untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut dilakukan

BAB IV DESKRPSI DAN ANALISIS DATA. sebelumnya, maka untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut dilakukan BAB IV DESKRSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Sehubungan dengan pertanyaan penelitian yang dikemukakan sebelumnya, maka untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut dilakukan pembahasan dalam bentuk

Lebih terperinci

Tabel 1.1 Keaslian penelitian

Tabel 1.1 Keaslian penelitian Tabel 1.1 Keaslian penelitian Peneliti No (tahun) 1 Sunarni (2009) 2 Dwi susilo wati (2003) 3 Ahmad Sapari (2009) Judul Hubungan antara kepatuhan pelaksanaan hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aktivitas sehari-hari. Menurut WHO (World Health Organization) sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aktivitas sehari-hari. Menurut WHO (World Health Organization) sehat adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter & BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui oleh manusia bersifat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bermain adalah unsur yang paling penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial. Dimana anak mendapat kesempatan cukup

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA ANALISA PROSES INTERAKSI

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA ANALISA PROSES INTERAKSI FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA ANALISA PROSES INTERAKSI Inisial Klien Nama Mahasiswa : Ny. S (69 tahun) : Sinta Dewi Status Interaksi M-K : Pertemuan, ke-2,

Lebih terperinci

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ Bab 1 Dina sangat bingung apa yang harus dilakukannya sekarang. Ia merasa sangat terpojok. Kenapa disaat-saat seperti ini ia bertemu lagi dengannya padahal ia sudah berhasil melupakannya. Dina kan? seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang perempuan sebagai suami istri untuk membentuk keluarga. Dahulu pembagian peran pasangan suami

Lebih terperinci

a. Model dokumentasi ini terdiri dari empat komponen, yaitu : 1) Data Dasar Data dasar berisi semua informasi yang telah dikaji dari klien ketika pert

a. Model dokumentasi ini terdiri dari empat komponen, yaitu : 1) Data Dasar Data dasar berisi semua informasi yang telah dikaji dari klien ketika pert A. Model Dokumentasi Keperawatan Ada 6 model dokumentasi yang dapat digunakan di dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia yaitu sebagai berikut : 1) SOR (Source Oriented Record), 2) POR (Problem Oriented

Lebih terperinci

GUIDE INTERVIEW No. Uraian Pertanyaan

GUIDE INTERVIEW No. Uraian Pertanyaan GUIDE INTERVIEW No. 1. 2. 3. Uraian Pertanyaan Berapa usia Anda ketika menikah dengan suami? Pada saat anda hamil apakah anda masih berstatus siswa (masih aktif sekolah)? Bagaimana tanggapan orang tua

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : EKAN FAOZI J Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

SKRIPSI. Oleh : EKAN FAOZI J Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan HUBUNGAN HOSPITALISASI BERULANG DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK PRASEKOLAH YANG MENDERITA LEUKEMIA LIMFOSITIK AKUT DI RUANG MELATI 2 RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Proses Penyembuhan Kesehatan Mental Klien Rumah Sakit Jiwa Tampan

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Proses Penyembuhan Kesehatan Mental Klien Rumah Sakit Jiwa Tampan BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab III ini merupakan data yang disajikan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian Penelitian dilakukan selama 6 bulan, yaitu pada bulan Desember 2011 hingga Mei 2012. Penelitian pertama kali dilaksanakan dengan melakukan observasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN B. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN B. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN B. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang menyediakan pelayanan pasien rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Bagi pasien kritis yang memerlukan perawatan

Lebih terperinci

Kebutuhan Belajar. Pak Bambang, Anita tidak merasa kalau dirinya sakit. Dia tidak mau kalau saya ajak ke dokter atau ke psikolog.

Kebutuhan Belajar. Pak Bambang, Anita tidak merasa kalau dirinya sakit. Dia tidak mau kalau saya ajak ke dokter atau ke psikolog. Kebutuhan Belajar Pagi itu di Tirto Jiwo suasana terlihat tenteram. Tidak ada kegaduhan atau teriakan yang bisa membuat stress orang yang mendengarnya. Udara di lereng bukit Menoreh pagi itu terasa sejuk.

Lebih terperinci

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri.

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri. INT. CLASSROOM - DAY Suasana kelas yang bising akan obrolan murid terhenti oleh sahutan guru yang mendatangi mereka dan membawa seorang murid yang berdiri di depan pintu kelas. GURU Anak-anak, hari ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama Rumah Sakit yakni melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi kedokteran,

Lebih terperinci

Transkrip Wawancara Mendalam

Transkrip Wawancara Mendalam Transkrip Wawancara Mendalam B. Wawancara dengan Ibu Sumiati, Staf Sub Bagian Pelayanan Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Pemda Kabupaten Mojokerto 1. Apakah menurut ibu sarana dan prasarana di kantor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi segala kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga. yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi segala kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga. yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan individu manusia, karena dengan sehat jiwa seseorang mampu berkembang secara fisik, mental dan

Lebih terperinci

49

49 48 49 50 51 52 53 Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 6 Sehubungan dengan program penulisan skripsi yang diadakan Program Studi Ners Fakultas Keperawatan & Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia,

Lebih terperinci

Tirto Jiwo, Sekolah Pemulihan Gangguan Jiwa

Tirto Jiwo, Sekolah Pemulihan Gangguan Jiwa Rumah kost pemulihan jiwa Setelah keluar dari rumah sakit jiwa (RSJ), sebagian besar penderita gangguan jiwa belum siap kembali hidup bermasyarakat secara normal. Kondisi kejiwaannya sering masih labil.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh dan terganggu. Penyakit ini

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Verbatim

LAMPIRAN 1. Verbatim LAMPIRAN 105 106 LAMPIRAN 1 Verbatim 107 Verbatim Responden 1-4 Responden 1 : Tn. A Lokasi : Depan Ruang RKO RJD Dr. Amino Gondohutomo- emarang Tanggal : 13 Maret 2012 : Peneliti R1 : Riset Partisipan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002). BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak adalah tunas bangsa, potensi dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa. Oleh karena itu anak perlu mendapat kesempatan yang seluasluasnya untuk tumbuh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan generasi penerus bangsa oleh karena itu, proses tumbuh kembang anak merupakan hal yang perlu untuk diperhatikan baik secara fisik, emosional, sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK INFORMAN

KARAKTERISTIK INFORMAN KARAKTERISTIK INFORMAN Komunikasi Efektif Dokter dan Pasien Dalam Upaya Keselamatan Pasien (patient Safety) di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan Petunjuk Pengisian : Istilah pertanyaan dibawah ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah mempunyai berbagai resiko yang lebih mengarah pada kecerdasan, moral, kawasan sosial dan emosional, fungsi kebahasaan dan adaptasi sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN hingga (Unicef Indonesia, 2012). Menurut Departemen Sosial

BAB I PENDAHULUAN hingga (Unicef Indonesia, 2012). Menurut Departemen Sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah panti asuhan terbesar di dunia dengan perkiraan jumlah lembaga pengasuhan anak pada tahun 2007 sekitar 5.250 hingga 8.610 (Unicef

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan dan perkembangan suatu negara telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan dan perkembangan suatu negara telah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini pembangunan dan perkembangan suatu negara telah memberikan dampak yang besar pada masyarakat, tidak terkecuali di Indonesia. Dampak tersebut telah mengubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang krisis baik anak maupun keluarga. Krisis hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang krisis baik anak maupun keluarga. Krisis hospitalisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hospitalisasi adalah keadaan sakit dan harus dirawat dirumah sakit, yang terjadi pada anak dan keluarganya, yang mana menimbulkan suatu kondisi yang krisis baik anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah pekerjaan anak-anak semua usia dan. merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan, tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah pekerjaan anak-anak semua usia dan. merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan, tanpa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bermain adalah pekerjaan anak-anak semua usia dan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Bermain merupakan suatu aktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap dalam upaya peningkatan kesehatan berupa pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta

Lebih terperinci