BAB II BAHAN RUJUKAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II BAHAN RUJUKAN"

Transkripsi

1 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Auditing Auditing merupakan suatu proses pemeriksaan untuk membandingkan antara fakta yang ada dengan yang seharusnya terjadi. Unsur auditing yaitu kondisi dan kriteria. Kondisi merupakan fakta yang terjadi pada objek yang diaudit, sedangkan kriteria merupakan hal yang seharusnya dikerjakan atau merupakan bahan pembanding untuk mengetahui apakah suatu kondisi berjalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan ataukah terjadi suatu penyimpangan Jenis Jenis Audit Menurut Alvin A.Arens, Randal J.Elder, dan Mark S. Beasley (2005:3), ada tiga jenis audit, yaitu : 1. Audit Operasional (Operational Audits) 2. Audit Ketaatan (Compliance Audits) 3. Audit Keuangan (Financial Audits) Audit operasional (operational audits) adalah penelaahan terhadap prosedur dan metode operasi perusahaan dengan tujuan untuk menilai efisensi dan efektivitasnya. Pada akhir pemeriksaan ini akan diajukan saran dan rekomendasi kepada pimpinan atau manajemen perusahaan dari pihak perusahaan untuk memperbaiki jalannya operasional dalam perusahaan tersebut. Tinjauan yang dilakukan tidak terbatas pada

2 7 masalah akuntansi atau keuangan saja, melainkan dapat juga merupakan evaluasi sumber daya perusahaan, fungsi pemasaran perusahaan, dan bidang lain yang menjadi keahlian pemeriksa. Audit Keataatan (compliance audits) adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan untuk menentukan apakah perusahaan yang telah diperiksa telah menaati prosedur dan peraturan tertentu yang telah ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Audit keuangan (financial audits) adalah pemeriksaan yang dilakukan atas laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan apakah sudah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Biasanya kriteria yang digunakan adalah standar akuntansi keuangan (SAK). Hasil pemeriksaan berupa laporan keuangan yang telah digunakan oleh kelompok yang berbeda dengan tujuan yang berbeda, sehingga akan lebih efisien jika hanya satu auditor yang melaksanakan pemeriksaan dan memberikan kesimpulan yang dapat dijadikan dasar bagi semua pengguna. Adapun jenis-jenis audit menurut Sukrisno Agoes (2004:10) ditinjau dari segi luas pemeriksaannya audit terbagi atas: 1. General Audit ( Pemeriksaan Umum) General audit merupakan suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dengan tujuan memberikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.

3 8 2. Special Audit (Pemeriksaan Khusus) Special audit merupakan suatu pemeriksaan yang terbatas sesuai dengan permintaan auditee. Dalam hal ini auditor tidak perlu memberikan pendapat secara keseluruhan tentang kewajaran laporan keuangan, yang diberikan hanya sebatas pada masalah tertentu yang diperiksa. Menurut Boyton, Johnson, dan Kell (2003:34) berdasarkan tujuan dilaksanakannya, audit terbagi atas tiga jenis audit yang dapat penulis jelaskan sebagai berikut : 1. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit) Audit laporan keuangan merupakan proses pemeriksaan atas laporan keuangan suatu instansi atau organisasi untuk menilai apakah laporan keuangan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Ukuran kesesuaian dari audit laporan keuangan yaitu kewajaran dalam penyajiannya. 2. Audit kepatuhan (Compliance Audit) Audit kepatuhan merupakan penghimpunan dan pengevaluasian terhadap bukti-bukti dengan tujuan untuk menentukan apakah kegiatan finansial atau operasi dari suatu entitas sesuai dengan kondisi, aturan, dan regulasi yang ditentukan. Dengan audit kepatuhan ini dapat diketahui juga apakah suatu prosedur, aturan, regulasi lebih tinggi ditaati/ditakuti.

4 9 3. Audit operasional (Operational Audit) Audit operasional mencakup penelaahan yang sistematis atas aktivitas suatu organisasi yang dihubungkan dengan tujuan yang khusus. Secara umum, audit operasional dilakukan dengan tujuan untuk menilai efektivitas, efisiensi maupun kehematan (ekonomis) dari prosedur atau metoda suatu operasi. 2.2 Audit Operasional Audit operasional atau sering disebut dengan audit manajemen merupakan audit operasi yang dilaksanakan dari sudut pandang manajemen untuk menilai ekonomi, efisiensi, dan efektivitas dari setiap bagian atau seluruh operasi manajemen perusahaan. Dalam suatu perusahaan, audit operasional merupakan kegiatan yang penting, dan cara pelaksanaannya dapat mempunyai pengaruh yang besar. Diperlukan pertimbangan, perhatian yang tepat dan ketelitian dalam melakukan audit operasional. Audit operasional dimulai dengan membiasakan diri dengan pekerjaan yang sesungguhnya dan masalah-masalah yang terkait, diikuti dengan analisis dan penilaian atas pengendalian untuk menjamin bahwa pengendalian tersebut cukup untuk melindungi bisnis yang dijalankan. Hasil dari audit operasional dapat berupa saran atau rekomendasi untuk melakukan perbaikan kinerja perusahaan atau metode operasi.

5 Pengertian Audit Operasional Banyak definisi mengenai audit operasional, namun pada umumnya semua definisi yang ada berkaitan dengan efektivitas, ekonomis, dan efisiensi kinerja suatu entitas. Audit operasional sering disebut dengan audit manajemen karena sebagian besar audit operasional dilakukan untuk menilai kinerja pihak manajemen dan untuk keperluan intern perusahaan termasuk pihak manajemen itu sendiri. Alvin A.Arens, Randal J. Elder, dan Mark S. Beasly (2005:13), definisi audit operasional adalah : An operational audit is a review of any part of an organizations operating procedures and methods for the purpose of evaluating efficiency and effectineness. At the completions of an operational audit, management audit management normally expects recommendations for improving operations. merupakan suatu proses yang sistematis untuk menilai efektivitas, efisiensi, dan ekonomisnya suatu operasi yang dilaporkan kepada orang yang tepat serta memberikan rekomendasi untuk melakukan perbaikan. Menurut Amin Widjaja Tunggal (2008:13) Audit Operasional merupakan suatu proses yang sistematis seperti dalam audit laporan keuangan, audit operasional mencakup serangkaian langkah atau prosedur yang terstruktur dan diorganisasi. Aspek ini mencakup perencanaan yang tepat, dan juga mendapatkan dan secara objektif menilai bukti yang berkaitan dengan aktivitas yang diaudit. Dengan demikian audit operasional dilakukan untuk memenuhi tujuan tertentu yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen melalui suatu rangkaian ini mencakup perencanaan yang tepat, dan juga yang terstruktur.

6 11 Menurut Sukrisno Agoes (2004:13) Lebih jelas lagi dikatakan bahwa audit operasional adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh pihak manajemen, untuk mengetahui tingkat efektifitas, efisiensi, dan ekonomis. keseluruhan definisi audit operasional di atas dapat disimpulkan bahwa audit operasional merupakan suatu proses sistematik berupa serangkaian prosedur untuk mengetahui tingkat efektivitas, efisiensi dan ekonomis atau tidaknya kinerja dan aktivitas suatu organisasi Tujuan Audit Operasional Tujuan dari audit operasional tergantung pada entitas yang diaudit. Akan tetapi pada dasarnya tujuan dari audit operasional adalah untuk menilai efektivitas, efisiensi dan keekonomisan kegiatan perusahaan dan menilai apakah suatu metoda, cara-cara pengelolaan, atau kinerja perusahaan sudah berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Adapun tujuan dari audit operasional menurut Amin Widjaja Tunggal (2008 : 40) dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Audit Operasional adalah sebagai berikut : 1. Objek dari audit operasional adalah mengungkapkan kekurangan dan ketidakberesan dalam setiap unsur yang diuji oleh auditor operasional dan untuk menunjukan perbaikan apa yang dimungkinkan untuk memperoleh hasil yang terbaik dari operasi yang bersangkutan.

7 12 2. Untuk membantu manajemen mencapai administrasi operasi yang paling efisien. 3. Untuk mengusulkan kepada manajemen bagaimana cara-cara dan alat-alat untuk mencapai tujuan apabila manajemen organisasi sendiri kurang pengetahuan tentang pengelolaan yang efisien. 4. Audit operasional bertujuan untuk mencapai efisiensi dari pengelolaan. 5. Untuk membantu manajemen, auditor berhubungan dengan setiap face dari aktivitas usaha yang dapat merupakan dasar pelayanan dari manajemen. 6. Membantu manajemen dalam setiap tingkat pelaksanaan yang efisien dan efektif dari tujuan dan tanggung jawab mereka. Pada intinya dari semua tujuan diatas audit operasional dilakukan dengan maksud untuk menilai dan menjamin bahwa kegiatan perusahaan berjalan dengan efisien, efektif dan ekonomis Manfaat Audit Operasional Disamping tujuan di atas, audit operasional juga memiliki beberapa manfaat bagi pihak yang berkepentingan (manajemen). Hal ini dijelaskan oleh Nugroho Widjayanto (2001:28) dalam bukunya yang berjudul Pemeriksaan Operasional Perusahaan, sebagai berikut: Manfaat yang dapat diperoleh dari adanya audit operasional antara lain: 1. Identifikasi tujuan, kebijaksanaan, sasaran, dan prosedur organisasi yang sebelumnya tidak jelas.

8 13 2. Identifikasi kriteria yang dapat dipergunakan untuk mengukur tingkat tercapainya tujuan organisasi dan menilai kegiatan manajemen. 3. Evaluasi yang independen dan objektif atas suatu kegiatan tertentu. 4. Penetapan apakah organisasi sudah mematuhi prosedur, peraturan, kebijaksanaan, serta tujuan yang telah ditetapkan. 5. Penetapan efektivitas dan efisiensi sistem pengendalian manajemen. 6. Penetapan tingkat kehandalan (reliability) dan kemanfaatan (usefulness) dari berbagai laporan manajemen. 7. Identifikasi daerah-daerah permasalahan dan mungkin juga penyebabnya. 8. Identifikasi berbagai kesempatan yang dapat dimanfaatkan untuk lebih meningkatkan laba, mendorong pendapatan, dan mengurangi biaya atau hambatan dalam organisasi. 9. Identifikasi berbagai tindakan alternatif dalam berbagai daerah kegiatan. Dengan adanya audit operasional, perusahaan dapat memprediksi kemungkinan yang akan terjadi dan mempersiapkan solusi dari kemungkinan tersebut sedini mungkin, menggunakan sumber daya alam dan manusia secara efektif dan efisien, yang akhirnya dapat mengingkatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

9 Jenis Jenis Audit Operasional Ada tiga kategori audit operasional : fungsional, organisasional dan penugasan khusus. Dalam setiap kasus, sebagian audit tersebut cenderung mencakup evalusi pengendalian intern untuk efisiensi dan efektifitas. 1. Fungsional Fungsi merupakan suatu alat penggolonggan kegiatan suatu perusahaan, seperti fungsi penagihan atau fungsi produksi. Ada banyak cara untuk menggolongkan dan membagi lagi fungsi fungsi yang ada. Misalnya terdapat fungsi fungsi pengeluaran kas, penerimaan kas dan pembayaran gaji. Ada fungsi pengajian, tetapi ada pula fungsi penerimaan pegawai, perhitungan waktu dan pembayaran gaji. Seperti yang tersirat dalam namanya, audit fungsional berkaitan dengan sebuah fungsi atau lebih dalam suatu organisasi. Ini dapat berhubungan misalnya dengan fungsi dalam suatu divisi atau untuk perusahaan secara keseluruhan. Keunggulan audit fungsional adalah memungkinkan adanya spesialisasi oleh auditor. Auditor auditor tertentu dalam staf audit intern dapat mengembangkan banyak keahlian dalam suatu bidang, seperti rekayasa produksi. Mereka dapat lebih efisien memakai seluruh waktu mereka untuk memeriksa dalam bidang itu. Kekurangan audit fungsional adalah tidak dievaluasinya fungsi yang saling berkaitan. Fungsi rekayasa produksi berinteraksi dengan fungsi pabrikasi dan fungsi lainnya dalam suatu organisasi.

10 15 2. Organisasional Audit operasional atas suatu organisasi menyangkut keseluruhan unit organisasi seperti departemen, cabang atau anak perusahaan. Penekanan dalam suatu audit organisasi adalah seberapa efisien dan efektif fungsi-fungsi saling berinteraksi. Rencana organisasi dan metode-metode untuk mengkoordinasikan aktivitas yang ada yang sangat penting dalam audit jenis ini. 3. Penugasan khusus Penugasan audit operasional khusus timbul atas permintaan manajemen. Ada banyak variasi dalam audit seperti itu. Contoh-contohnya mencakup penentuan penyebab tidak efektifnya sistem PDE, penyelidikan kemungkinan fraud dalam suatu divisi, dan membuat rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi suatu barang Tahap Tahap Audit Operasional Dalam melaksanakan audit operasional diperlukan suatu kerangka kerja audit sebagai pedoman pelaksanaan sehingga pelaksanaan audit dilakukan secara terstruktur, terorganisir dan terkendali yang akhirnya tujuan dari audit operasional tersebut tercapai. Terdapat beberapa tahapan yang harus dijalankan dalam melakukan audit operasional. Menurut Boyton, Johnson, dan Kell (2003:18) yang dialihbahasakan oleh Ichsan Setiyo Budi dan Herman Wibowo dalam bukunya, Modern Auditing tahapan audit operasional yang secara umum dilaksanakan adalah sebagai berikut:

11 16 Tindak Lanjut Memilih Auditee Merencanakan Audit Pelaporan Melaksanakan Audit Gambar 2.1 Tahapan Audit Operasional 1. Memilih Auditee Audit operasional biasanya tergantung pada kendala anggaran. Oleh karena itu, sumber daya untuk audit operasional harus digunakan untuk pemanfaatan yang paling baik. Survei pendahuluan merupakan langkah awal untuk memilih auditee. 2. Merencanakan Audit Dalam perencanaan audit ini, seorang auditor merencanakan pekerjaan yang akan dilakukan, termasuk menetapkan standar-standar yang akan digunakan untuk menilai operasi yang akan diaudit. Perencanaan audit juga mencakup pemilihan tim audit yang memiliki kemampuan teknis yang diperlukan sehingga tujuan audit tercapai. 3. Melaksanakan Audit Dalam melaksanakan audit, auditor mencari fakta dan bukti yang berhubungan dengan masalah yang telah diidentifikasi. Pelaksanaan audit merupakan

12 17 tahapan audit operasional yang paling memakan waktu. Selain mengumpulkan bukti yang digunakan untuk menilai operasi yang diaudit, dalam tahap ini juga dilakukan analisis dan penentuan tindakan korektif apabila diperlukan. Pelaksanaan audit terdiri atas audit pendahuluan dan audit lanjutan. Audit pendahuluan bertujuan untuk menelaah berbagai ketentuan yang berlaku yang harus dipahami oleh seorang auditor temasuk dalam memahami latar belakang auditee, tujuan dan wewenang yang ditetapkan, berbagai pembatasan-pembatasan dan meninjau sistem pengendalian pihak manajemen yang diaudit. Audit lanjutan merupakan rangkaian untuk melakukan penilaian lebih lanjut termasuk melakukan pengembangan terhadap berbagai temuan audit. Dalam audit lanjutan ini seorang auditor menentukan saran dan rekomendasi yang akan diberikan atas solusi dari temuan audit yang nantinya akan disampaikan kepada auditee dalam bentuk laporan hasil audit. 4. Tahap Pelaporan Tahap pelaporan merupakan tahapan akhir dari pelaksanaan audit. Laporan hasil audit merupakan sarana yang menjadi acuan bagi pihak manajemen untuk mengadakan perubahan dan perbaikan. Laporan hasil audit merupakan penyampaian hasil temuan auditor atas pelaksanaan audit yang berupa informasi, kesimpulan, saran dan rekomendasi yang diberikan kepada pihak berwenang yang memerlukan informasi tersebut. Sebelum laporan hasil audit diserahkan kepada pihak yang memerlukan, terlebih dahulu dilakukan review atas laporan tersebut oleh pejabat

13 18 audit atau kepala internal auditor perusahaan tersebut. Laporan hasil pemeriksaan harus memuat kelayakan, ketepatan informasi, serta kejelasan dalam penyajiannya. 5. Tahap Tindak Lanjut Hasil Audit Tahap tindak lanjut hasil audit (follow-up) merupakan tahapan bagi auditor untuk menindaklanjuti tanggapan auditee terhadap laporan hasil audit Program Audit Program audit internal merupakan pedoman bagi auditor operasional dan merupakan satu kesatuan dengan suvervisi audit dalam pengambilan langkah-langkah audit tertentu. Langkah-langkah audit tertentu. Langkah-langkah audit dirancang untuk (1) mengumpulkan bahan bukti audit dan (2) untuk memungkinkan auditor operasionlal mengemukakan pendapat mengenai efisiensi, keekonomisan, dan efektifitas aktivitas yang akan diperiksa. Program tersebut berisi arahan audit dan evaluasi informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan audit dalam ruang lingkup penugasan audit. Program Audit dirancang untuk menjadi pedoman bagi Auditor mengenai: Apa yang kan dilakukan Kapan akan dilakukan Bagaimana melakukannya Siapa yang akan melakukannya Berapa lama waktu yang dibutuhkan

14 Aktiva Tetap Pengertian Aktiva Tetap Beberapa pendapat ahli dan sumber lain memberikan pengertian mengenai aktiva tetap antara lain : Menurut Standar Akuntasi Keuangan (2007;16:6), menerangkan bahwa : Asset tetap yang diperoleh dari hibah pemerintah tidak boleh diakui sampai diperoleh keyakinan bahwa : entitas akan memenuhi kondisi atau prasyarat hibah tersebut dan hibah akan diperoleh. Pengertian Aktiva tetap menurut Sofyan Syafri harahap (2007:20) Aktiva tetap adalah aktiva yang menjadi hak milik perusahaan dan dipergunakan secara terus menerus dalam kegiatan menghasilkan barang dan jasa perusahaan Fees at all (2006:504) menjelaskan tentang pengetian aktiva tetap sebagai berikut: fixed asset are long term or relatively permanent assets. They are tangible assets because they exist physically. They are owned and used by the business and are not offered for sale as part of normal operations. Berdasarkan pengertian aktiva tetap yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli dan sumber lain tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa aktiva tetap memilki karekteristik, yaitu : Bisa dilihat, diraba dan dirasa (tangible) Masa manfaat lebih dari satu tahun

15 20 Digunakan untuk opersional perusahaan Nilainya relatif besar Sah dimilki oleh perusahaan Dicacat berdasarkan harga perolehannya Jenis aktiva Tetap Sofyan Syafri Harahap (2007:23) membagi aktiva tetap berdasarkan jenis dapat dibagi sebagai berikut : 1. Tanah Tanah adalah bidang lahan terhampar baik yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila lahan yang didirikan banguunan diatasnya harus dipisahkan pencacatannya dari lahan itu sendiri. Khusus bangunan yang dianggap sebagai dari lahan tersebut atau yang dapat meningkatkan nilai gunanya, seperti jalan maka dapat digabungkan dalam nilai lahan. Tanah yang dikuasai untuk digunakan di masa depan harus dilaporkan sebagai investasi jangka panjang. 2. Bangunan Bangunan adalah gedung yang berdiri sendiri diatas bumi ini baik diatas lahan atau air. Pencatatannya harus terpisah dari lahan yang menjadi lokasi gedung itu. 3. Mesin Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan.

16 21 4. Kendaraan Kendaraan adalah semua jenis kendaraan seperti alat penggangkutan, truk, forklift, mobil, motor, dan lain-lain. 5. Perabot Dalam jenis ini termasuk perabot kantor, perabot laoraturium, perabot listrik yang merupakan isi dari satu bangunan 6. Inventaris Adalah peralatan yang dianggap merupakan alat- alat besar yang digunakan dalam perusahaan seperti inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris laboraturium, inventaris gudang dan lain-lain Metode Penilaian Aktiva Tetap Penilaian Pada Saat Perolehan Aktiva Tetap Dalam hubungannya dengan penilaian aktiva tetap, dalam standar Akuntansi Keuangan no.16 (2007:16.2), menyatakan bahwa : biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu asset pada saat memperoleh suatu asset pada saat perolehan atau konstruksi atau jika dapat diterapkan, jumlahnya yang didisribusikan ke aset pada saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain.

17 22 Sedangkan harga perolehan aktiva tetap menurut fees att all (2006:398) menyatakan bahwa : the cost of acquring a fixed assets includes all amount spent to get it in place and ready for use. Pencatatan nilai aktiva tetap dicatat sebesar dana yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva itu sendiri ditambah biaya-biaya lain seperti biaya komisi, biaya pengangkutan, biaya asuransi, biaya pemasangan, biaya aristek, biaya konsultan dan lain- lain sehingga aktiva itu dapat digunakan untuk kegiatan perusahaan. Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, di mana masing masing cara perolehannya akan mempengaruhi penentuan harga perolehan. Berikut adalah beberapa cara perolehan aktiva : 1. Pembelian tunai 2. Perolehan dengan angsuran 3. Pembelian dengan lump sum 4. Perolehan melalui penerbitan saham 5. Perolehan dengan membangun sendiri 6. Perolehan dengan pertukaran aktiva 7. Akuntansi untuk kontribusi Metode Penyusutan Disamping pengeluaran dalm masa penggunaan, penyusutan merupakan masalah yang penting selama masa penggunaan aktiva tetap. Yang dimaksud penyusutan menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 16 (2007:16.2) adalah:

18 23 Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. Apabila aktiva tetap yang digunakan dihapus, maka istilah penyusutan paling sering digunakan untuk menunjukan bahwa aktiva tetap berwujud telah menurun nilainya. Penyusutan digunakan untuk menunjukan alokasi harga perolehan aktiva tetap ke periode-periode akuntansi. Beban penyusutan biasanya dicatat pada akhir tahun. Jurnal untuk mencatat terjadinya penyusutan adalah: dr. Depreciation Expense XXX cr. Accumulation depreciation XXX Faktor- faktor yang Mempengaruhi Beban Penyusutan Fees at all (2006:509) menyebutkan tiga faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah beban penyusutan yang diakui setiap periode. Ketiga faktor tersebut adalah. 1. Biaya awal Biaya awal adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan. 2. Nilai Sisa Nilai sisa (residual value) aktiva tetap pada akhir umur manfaatnya harus diestimasi pada saat aktiva tetap tersebut mulai dipakai. Jika suatu aktiva tetap

19 24 diperkirakan hanya memiliki sedikit nilai sisa atau bahkan tidak sama sekali, maka biaya awalnya harus dialokasikan seluruhnya sepanjang umur manfaat yang diperkirakan sebagai penyusutan. Namun jika aktiva tetap diperkirakan memiliki nilai sisa yang signifikan, maka selisih antara nilai awal dengan nilai sisa, yang dinamakan biaya yang dapat disusutkan (depreciable cost), adalah jumlah yang harus disebarkan sepanjang umur manfaat aktiva sebagai beban penyusutan. 3. Umur Manfaat yang Diperkirakan Umur manfaat yang diperkirakan (expected useful life) atas aktiva tetap juga harus diestimasi pada saat aktiva tersebut mulai digunakan. Estimasi umur manfaat yang diharapkan tersedia dari berbagai asosiasi perdagangan dan publikasipublikasi lainnya Metode Pencatatan Penyusutan Metode Garis Lurus Kieso at all (2006:62) menjelaskan, metode garis lurus ( straight-line method) mempertimbangkan penyusutan sebagi fungsi dari waktu, bukan fungsi dari waktu, bukan fungsi dari penggunaan. Metode ini telah digunakan secara luas dalam praktek karena kemudahannya. Prosedur garis lurus secara konseptual sering sekali juga merupakan prosedur penyusutan yang paling sesuai. Dalam cara beban penyusutan tiap periode jumlahnya sama, maka penurunan kegunaannya akan konstan dari periode ke periode

20 25 Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x (Harga Perolehan - Nilai Sisa) Metode Jumlah Angka Tahun Kieso at all (2006:63) menjelaskan, metode jumlah angka tahun (sum of the year s digit method) menghasilkan beban penyusutan yang menurun berdasarkan pecahan yang menurun dari biaya yang dapat disusutkan. Setiap pecahan menggunakan jumlah angka tahun sebagai penyebut dan jumlah tahun estimasi umur yang tersisa pada awal tahun sebagai pembilang. Penyusutan = Tarif Beban Penyusutan x (Harga Perolehan - Nilai Sisa) Metode Saldo Menurun Ganda Kieso at all (2006:64) menjelaskan, metode saldo menurun ganda (double declining balance method) hampir sama dengan saldo menurun. Perbedaannya hanya dalam menentukan presentase dalam metode ini dihitung dengan cara melipat gandakan presentase penyusutan menurut metode garis lurus. Metode Beban Penyusutan Aktivitas = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan Kieso at all (2006:61) menjelaskan, metode aktivitas juga disebut pendekatan beban variabel, mengasumsikan bahwa penyusutan adalah funsi dari penggunaan atau produktivitas dan bukan dari berlalunya waktu. Umur aktiva ini dinyatakan dalam

21 26 istilah keluaran (output) yang disediakan (unit-unit yang diproduksi), atau masukan (input) seperti jumlah jam kerja. Harga perolehan nilai sisa x jam tahun Total Estimasi jam Satuan Hasil Al haryono (2001: 169 ) menjelaskan, dalam metode satuan hasil, masa pemakaian ativa tidak dinyatakan dalam jangka waktu, melainkan dengan jumlah satuan unit yang dapat dihasilkan oleh aktiva tersebut. Penyusutan per km = harga perolehan nilai sisa Jarak maksimum

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aktiva Tetap 2.1.1. Pengertian Aktiva Tetap Beberapa pendapat ahli dan sumber lain memberikan pengertian mengenai aktiva tetap, antara lain : Dalam Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen, seperti peralatan, tanah, bangunan, gedung, dimana merupakan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Definisi Aset Tetap Aset tetap merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih dari satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan bagian dari harta kekayaan perusahaan yang memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu periode akuntansi. Manfaat menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing Auditing merupakan suatu proses pemeriksaan yang dilakukan untuk perbandingan antara aktual yang terjadi dengan yang harusnya dilakukan menurut prosedur. Adapun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Aset tetap (fixed assets) merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen. Aset tetap sering disebut aset berwujud (tangible assets) karena

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih

Lebih terperinci

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP Listian Nurbaeni Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, listian.nurbaeni@gmail.com Abstrak Tujuan_Untuk mengetahui bagaimana implementasi PSAK 16 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, dunia usaha telah mengalami perubahan dengan kecepatan yang luar biasa. Selain globalisasi dan perubahan teknologi, kita juga dapat menyaksikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap perusahaan menggunakan berbagai aktiva tetap, seperti peralatan, perabotan, alat-alat, mesin-mesin, bangunan, dan tanah. Aset tetap (fix asset)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, dalam buku Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomer 16 tentang Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain paragraf 5 tahun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Pengakuan, dan Penggolongan Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva adalah sumber daya ekonomi yang diperoleh dan dikuasai oleh suatu perusahaan sebagai hasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Keuangan Eksistensi suatu perusahaan sangat tergantung pada transaksitransaksi yang dilakukannya. Perusahaan yang dapat melakukan transaksi dengan baik berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya BAB III PEMBAHASAN A. AKTIVA TETAP 1. Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya pengertian aktiva tetap ini memiliki makna dan tujuan yang sama. Ada

Lebih terperinci

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets) BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets) Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian aktiva tetap berwujud 2. Menerangkan penentuan harga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu:

BAB II KAJIAN TEORITIS. Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Analisis Pengertian Analisis Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu: Menurut Kamus Bahasa Indonesia : Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya

Lebih terperinci

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan apapun jenis usahanya pasti memiliki kekayaan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.

Lebih terperinci

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION A. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, dimiliki oleh perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual serta memiliki

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing Secara umum auditing merupakan suatu proses perbandingan antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada, yang bertujuan untuk menilai apakah

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN A. Pengertian Aset Tetap Menurut Widjajanto (2008:2), pengertian sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aktiva Tetap 2.1.1. Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. INTI (Persero)

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. INTI (Persero) BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. INTI (Persero) Bandung. Penulis ditempatkan pada divisi Satuan Pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Seiring dengan kemajuan zaman sekarang ini, persaingan dunia usaha semakin berkembang dengan pesat. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan termotivasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan.

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET) AKTIVA TETAP (FIXED ASSET) PENGERTIAN AKTIVA TETAP sebagai aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap Aset tetap merupakan aset tidak lancar yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, serta merupakan komponen aset yang paling besar nilainya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Aset Tetap Pengertian aset tetap menurut IAI, PSAK No 16 (2011 : 16.2) adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada. Setiap pemeriksaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada. Setiap pemeriksaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Pemeriksaan Secara garis besar dapat dikatakan dengan suatu aktivitas membandingkan antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada. Setiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO Ayu Lestari, Masthad, Arief Rahman Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi,Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (bussnines language). Akuntansi menghasilkan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Berbagai definisi aset tetap yang dikemukakan oleh para ahli, semuanya mempunyai maksud dan tujuan yang sama yaitu merumuskan pengertian aset tetap agar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Akuntansi Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aset Tetap Definisi Aset Tetap

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aset Tetap Definisi Aset Tetap BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aset Tetap 2.1.1. Definisi Aset Tetap Aset tetap merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen dan memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemeriksaan intern adalah fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemeriksaan intern adalah fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pemeriksaan Intern a. Pengertian Pemeriksaan Intern Pemeriksaan intern adalah fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam perusahaan untuk memeriksa

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, perekonomian dunia dihadapkan pada perdagangan bebas dan pasar terbuka. Semua produk dan jasa dari suatu negara akan bebas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement No.4 dalam Smith Skousen (1995:3), pengertian akuntansi adalah

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Kebijakan Akuntansi Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tercantum sebagai berikut: Kebijakan akuntansi meliputi pilihan-pilihan, dasar-dasar, konvensi peraturan

Lebih terperinci

ANALISIS AUDIT MANAJEMEN SEBAGAI FUNGSI KEUANGAN PADA PT. TEMPO GROUP CABANG MAKASSAR SHELLA KRIEKHOFF (POLITEKNIK NEGERI AMBON)

ANALISIS AUDIT MANAJEMEN SEBAGAI FUNGSI KEUANGAN PADA PT. TEMPO GROUP CABANG MAKASSAR SHELLA KRIEKHOFF (POLITEKNIK NEGERI AMBON) ANALISIS AUDIT MANAJEMEN SEBAGAI FUNGSI KEUANGAN PADA PT. TEMPO GROUP CABANG MAKASSAR SHELLA KRIEKHOFF (POLITEKNIK NEGERI AMBON) ABSTRAK Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Menurut Reeve, Warren, dkk (2013:2) Aset tetap (fixed asset) adalah aset yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen serta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap PSAK No. 16 (revisi 2007) menjelaskan definisi aset tetap sebagai berikut: Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma),

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma), BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem informasi Akuntansi Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma), artinya suatu kesatuan komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan aset yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha dan sifatnya relatif tetap atau jangka waktu perputarannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan Untuk mengetahui pengertian yang jelas mengenai aktiva tetap tanaman menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Soemarso S.R

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Soemarso S.R BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi perkembangan dunia usaha yang semakin maju, sebuah perusahaan yang didirikan harus memiliki suatu tujuan agar dapat membuat perusahaan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya pengelolaan badan usaha atau perusahaan, hal ini. menuntut adanya kemampuan untuk mengalokasikan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya pengelolaan badan usaha atau perusahaan, hal ini. menuntut adanya kemampuan untuk mengalokasikan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan yang cepat dalam masyarakat kita telah menyebabkan semakin kompleksnya pengelolaan badan usaha atau perusahaan, hal ini menuntut adanya kemampuan untuk mengalokasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akuntansi Akuntansi sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha karena akutansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan pihak

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aktiva Tetap 2.1.1. Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Audit Pengertian Audit

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Audit Pengertian Audit BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Audit 2.1.1 Pengertian Audit Pengertian auditing menurut Arens et al. (2003:11) adalah : Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about quantifiable information

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - teori 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi a. Pengertian Konvergensi Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk menyatukan pandangan/ perspektif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana menurut Grady (2000 : 12) transaksi atau kejadian dalam suatu cara tertentu dan dalam ukuran uang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana menurut Grady (2000 : 12) transaksi atau kejadian dalam suatu cara tertentu dan dalam ukuran uang yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Akuntansi Ada banyak pengertian akuntansi yang diartikan oleh para ahli akuntansi, sehingga memberikan pengetian yang berbeda sesuai pandangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Akuntansi Menurut Dwi (2012:4) Akuntansi adalah informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada

Lebih terperinci

BAB III TOPIK PENELITIAN. aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan

BAB III TOPIK PENELITIAN. aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan BAB III TOPIK PENELITIAN A. Sistem Pengawasan Intern Aktiva Tetap Dalam BAB III ini penulis akan membahas sistem pengawasan intern aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika BAB 2 LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Penggolongan dan Perolehan Aset Tetap 1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika suatu aset digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap BAB II TINJAUAN PUSTAKA Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan operasionalnya

Lebih terperinci

Aktiva tetap yang ada di perusahaan haruslah benar-benar diperhatikan karena itu bila

Aktiva tetap yang ada di perusahaan haruslah benar-benar diperhatikan karena itu bila BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan pada umumnya menjalankan kegiatan operasionalnya selain bertujuan mencari laba juga mempertahankan pertumbuhan perusahaan itu sendiri. Agar tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam perekonomian, perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis memegang peranan penting dalam sistem ekonomi, sehingga dalam dunia usaha dewasa ini muncul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan dengan kekayaan atau harta yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan dengan kekayaan atau harta yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia industri dewasa ini semakin berkembang, ini mempengaruhi aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan dengan kekayaan atau harta yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi adalah suatu sarana yang menjembatani antar pihak pimpinan dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses akuntansi akan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Sebelum membahas lebih khusus mengenai aset tetap, perlu dipahami

BAB II BAHAN RUJUKAN. Sebelum membahas lebih khusus mengenai aset tetap, perlu dipahami BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Sebelum membahas lebih khusus mengenai aset tetap, perlu dipahami pengertian aset. Definisi aset menurut Weygant, et all (2007:11-12), Aset

Lebih terperinci

30/06/2010 MARKETABLE SECURITIES STOCKS BONDS NERACA SHORT-TERM INVESTMENTS STOCKS BONDS OTHER SECURITIES LONG-TERM INVESTMENTS

30/06/2010 MARKETABLE SECURITIES STOCKS BONDS NERACA SHORT-TERM INVESTMENTS STOCKS BONDS OTHER SECURITIES LONG-TERM INVESTMENTS INVESTASI & AKTIVA TETAP PERTEMUAN 4 INSTRUKTUR : HENDRO SASONGKO ARIEF TRI HARYANTO INVESTASI ( INVESTMENT ) DEFINISI Harta (aset) yang dimiliki oleh suatu perusahaan dengan tujuan untuk menambah kekayaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Secara umum Standar Akuntansi Keuangan merupakan pedoman pokok penyusunan dan penyajian laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Terdapat beberapa definisi mengenai auditing. Salah satunya dikemukakan

BAB II LANDASAN TEORI. Terdapat beberapa definisi mengenai auditing. Salah satunya dikemukakan 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Audit Terdapat beberapa definisi mengenai auditing. Salah satunya dikemukakan oleh ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concepts) yang mendefinisikan auditing adalah

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan disebut aset atau harta. Aset merupakan sumber daya bagi perusahaan untuk melakukan usaha, sumber pembelanjaan, dilain pihak menunjukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset Aset sebagai sumber ekonomi sangat diharapkan oleh seluruh perusahaan dapat memberikan manfaat jangka panjang untuk mencapai tujuan perusahaan di kemudian hari. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II I LANDASAN TEORI

BAB II I LANDASAN TEORI BAB II I LANDASAN TEORI A. Aset Tetap Menurut PSAK No. 16 (2009; 16.2 16.13) 1. Aset Tetap (16.2; 6) Aset tetap merupakan salah satu alat yang penting dan pokok dalam suatu perusahaan. Aset tetap dimiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2009:4) Akuntansi adalah sebuah sistem yang mengidentifikasi, merekam, dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi suatu

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA RUGI PADA PT. GENDARIN INDONESIA CABANG PALEMBANG

ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA RUGI PADA PT. GENDARIN INDONESIA CABANG PALEMBANG ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA RUGI PADA PT. GENDARIN INDONESIA CABANG PALEMBANG Etika Mela Sari Jurusan Akuntansi POLITEK PalComTech Palembang Abstrak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Audit dan Jenis-jenis Audit II.1.1. Pengertian Audit Perusahaan-perusahaan harus melakukan audit atas laporan keuangan maupun audit atas operasi dan audit atas ketaatan,

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori a. Pengertian Akuntansi Manfaat akuntansi dalam menyediakan informasi keuangan sangat berguna untuk perencanaan dan pengelolaan keuangan serta memudahkan pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis dan Kebijakan 2.1.1 Pengertian Analisis dan Kebijakan Pengertian analisis menrut Kamus Akuntansi (2000;) Analisis adalah melakukan evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi. Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi. Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari sudut pandang seseorang, akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam suatu perusahaan baik itu perusahaan kecil maupun besar memerlukan

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam suatu perusahaan baik itu perusahaan kecil maupun besar memerlukan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Pengendalian Intern II.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Dalam suatu perusahaan baik itu perusahaan kecil maupun besar memerlukan pengendalian intern tanpa terkecuali.

Lebih terperinci

BAB VII PENYUSUTAN A. PENGERTIAN

BAB VII PENYUSUTAN A. PENGERTIAN BAB VII PENYUSUTAN A. PENGERTIAN Segala sumber daya ekonomi suatu perusahaan yang berupa harta benda dan atau hak hak hukum yang dimiliki disebut dengan aktiva. Aktiva dibedakan menjadi 2 yaitu aktiva

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I DEPRESIASI ASET, PENURUNAN NILAI, REVALUASI ASET TETAP, PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN ASAHAN

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN ASAHAN BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN ASAHAN Dalam BAB III ini penulis akan membuat pembahasan mengenai pengawasan internal aktiva tetap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau keadaan yang sebenarnya yang melekat pada objek yang diperiksa. Kriteria

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau keadaan yang sebenarnya yang melekat pada objek yang diperiksa. Kriteria BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pemeriksaan a. Definisi Pemeriksaan Secara umum pengertian pemeriksaan adalah proses perbandingan antara kondisi dan kriteria. Kondisi yang dimaksud disini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Auditing Menurut Sukrisno Agoes : mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Auditing Menurut Sukrisno Agoes : mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing a. Pengertian Auditing Menurut Sukrisno Agoes : Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aset/Aktiva Aset atau aktiva adalah Produk bernilai yang dikuasai atau dimiliki suatu perusahaan, baik berupa harta benda ( properti ), hak atau suatu tuntutan terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tujuannya. Untuk menunjang tercapainya tujuan itu, setiap perusahaan mempunyai aktiva tetap tertentu untuk memperlancar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Aktiva Menurut Mardiasmo (2009:158) Aktiva merupakan (harta) kekayaan, baik yang berupa uang maupun benda lain yang dapat dinilai dengan uang ataupun yang tidak berwujud

Lebih terperinci

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ASET TETAP PADA BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ASET TETAP PADA BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ASET TETAP PADA BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Nilai kegunaan akuntansi sebagai salah satu fungsi dalam suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap adalah suatu aktiva yang berwujud yang dipergunakan dalam operasi perusahaan sehari-hari dan merupakan aktiva tahan lama yang secara berangsur-angsur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah: 2.1 Pengertian Internal Audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Internal audit (pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA PT. ARTHA KINDO PERKASA PALEMBANG

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA PT. ARTHA KINDO PERKASA PALEMBANG ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA PT. ARTHA KINDO PERKASA PALEMBANG Sintia Verginia (sintia.verginia@yahoo.com) Rika Lidyah (rika_msi@yahoo.com)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. equipment, machinery, building, and land.

BAB II LANDASAN TEORI. equipment, machinery, building, and land. 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap According to the opinion of Carl S. Warren (2011 :415 ) Fixed assets are long-term or relatively permanent assets such as equipment,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur keuangan negara antara lain kekayaan negara/kekayaan daerah berupa uang, surat

BAB I PENDAHULUAN. unsur keuangan negara antara lain kekayaan negara/kekayaan daerah berupa uang, surat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Pasal 2 UU No. 17 tahun 23 tentang Keuangan negara, dan salah satu unsur keuangan negara antara lain kekayaan negara/kekayaan daerah berupa uang, surat berharga,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Definisi Aset Tetap Definisi aset tetap berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2011:16) paragraf 06, adalah Aset tetap adalah aset berwujud yang: (a)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dialihbahasakan oleh Amir Abadi Jusuf adalah sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. dialihbahasakan oleh Amir Abadi Jusuf adalah sebagai berikut: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Audit Secara Umum II.1.1 Pengertian Audit Pengertian auditing menurut Arens dan Loebbecke (2006:15), yang telah dialihbahasakan oleh Amir Abadi Jusuf adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasional sebuah perusahaan banyak faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasional sebuah perusahaan banyak faktor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan operasional sebuah perusahaan banyak faktor yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasional tersebut agar dapat berjalan secara maksimal

Lebih terperinci