KEPEMIMPINAN CAMAT DALAM PELAYANAN PUBLIK (Studi Tentang Pelayanan E-KTP Di Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara) Oleh : James Sajangbati

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEPEMIMPINAN CAMAT DALAM PELAYANAN PUBLIK (Studi Tentang Pelayanan E-KTP Di Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara) Oleh : James Sajangbati"

Transkripsi

1 KEPEMIMPINAN CAMAT DALAM PELAYANAN PUBLIK (Studi Tentang Pelayanan E-KTP Di Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara) Oleh : James Sajangbati ABSTRAK Kepemimpinan merupakan suatu faktor yang paling sering menentukan keberhasilan suatu organisasi pemerintahan, dengan tujuan akhirnya adalah pelayanan kepada masyarakat. Seorang pemimpin yang baik dapat memberikan motivasi kepada bawahannya untuk dapat bekerja secara maksimal, demi terwujudnya pelayanan publik. Di kecamatan talawaan terindikasi bahwa kepemimpinan camat dalam memberikan pelayanan publik di bidang E-KTP masih sangat lemah, hal ini dibuktikan dengan masih belum efektif dan efisien pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepemimpinan camat dalam pelayanan publik di bidang pembuatan E-KTP, Dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan camat dalam memberikan pelayanan publik di Kecamatan Talawaan masih belum efektif untuk meningkatkan semangat kerja aparaturnya, sehingga pelayanan yang diberikan belum memberikan nilai kepuasan di masyarakat Kecamatan Talawaan, sehingga dalam penelitian ini, untuk mendapatkan kualitas pemerintahan yang efektif dan efisien, sangat penting memilih pemimpin yang berkompeten, dan mampu memimpin dibidangnya sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Kata Kunci: Kepemimpinan, Camat, Pelayanan Publik. Pendahuluan Dalam rangka mewujudkan Pemerintah yang baik serta untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan Nasional diperlukan peran serta dari aparatur pemerintah baik pusat dan daerah. Salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh pemerintah khususnya pemerintah daerah adalah bagaimana menampilkan aparatur pemerintah yang fungsinya untuk memenuhi aspirasi masyarakat. Peran dari aparat pemerintah sangatlah penting karena terlaksananya roda pemerintahan yang baik serta pelayanan kepada masyarakat dibutuhkan sikap profesional dari setiap aparat 1

2 pemerintah baik pimpinan sampai bawahan. Sikap professional yang melekat pada setiap aparat pemerintah maka tentunya akan dapat meningkatkan produktifitas kerja dan terwujudnya kesejahtraan masyarakat lewat pelayanan publik yang baik. Profesionalis merupakan suatu hal yang mutlak dan harus dimiliki oleh setiap aparatur pemerintah. Kecamatan sebagai bagian dari struktur dan sistem penyelenggaraan pemerintahan tingkat daerah, merupakan lapis kedua unit pelayanan masyarakat terdepan setelah kelurahan dalam mengurusi berbagai kepentingan publik. Hal ini disebabkan terdapatnya hubungan hirarkis antara kecamatan dengan kelurahan. Melalui kewenangan yang dilimpahkan oleh bupati/walikota (kewenangan delegatif), pemimpin kecamatan dapat melaksanakan berbagai peran yang disesuaikan dengan karakteristik wilayahnya masing-masing. Perbedaan kondisi dan karakteristik wilayah yang menuntut camat untuk dapat memahami kemudian menerjemahkannya ke dalam unit-unit internal organisasi yang ada di kecamatan. Kehadiran dan eksistensi pemerintah adalah sesuatu yang urgen bagi kehidupan masyarakat yang secara kolektif dengan berbagai kepentingan dari yang sederhana sampai yang kompleks, dalam hal ini para ahli pemerintah telah menemukan fungsi utama pemerintah yaitu fungsi pengaturan ( regulation) dan fungsi pelayanan (service) dan tujuan utama dibentuknya pemerintah adalah untuk menjaga suatu sistem ketertiban didalam dimana masyarakat bisa mengalami kehidupan secara wajar. Dalam organisasi pemerintahan diperlukan aktor untuk melakukan kegiatan pemerintahan yaitu pihak yang memerintah dan pihak yang diperintah dimana pihak yang memerintah diberikan legitimasi kewenangan oleh yang diperintah untuk menjalankan fungsi pemerintahan, sebagai organ negara. Di dalamnya ada pemimpin, baik dalam organisasi pemerintahan yang kompleks seperti negara bahkan sampai pada level yang lebih sederhana. Camat dalam perspektif ini memiliki posisi penting dan fungsi yang sangat strategis, sekaligus kejelian dalam memahami kondisi daerah binaannya, bagi penyusunan usulan lahirnya kebijakan-kebijakan pemerintahan yang lebih tinggi, yaitu pemerintah kabupaten/kota, dan peran penting camat lainnya adalah kemampuannya dalam menerjemahkan kebutuhan masyarakat daerah binaan, ke dalam bentuk-bentuk pelayanan melalui kebijakan-kebijakan internal organisasi kecamatan. 2

3 Pemimpin atau leader menjalankan kepemimpinannya dengan cara atau gaya yang mungkin berbeda bila kedudukan atau jabatan dijalankan oleh setiap orang lain (Kartini-Kartono, 2000: 11). Prinsip-prinsip kepemimpinan kerja para pemimpin yang ada di Indonesia saat ini, baik level pusat maupun daerah dari pejabat nomor satu sampai kepala desa, dalam berbagai organisasi yang ada menimbulkan pertanyaan, apakah para pemimpin publik kita memiliki tingkat pemahaman dan intelejensi yang relevan dan memadai, serta energi yang mereka miliki untuk menjalankan yang diamanatkan kepadanya? Serangkaian pertanyaan ini senantiasa datang mengingat kondisi yang belum kunjung beranjak menuju perubahan yang signifikan dalam kehidupan masyarakat.khususnya komunitas masyarakat desa ditingkat kecamatan.tugas pokok aparatur pemerintah kecamatan pada hakekatnya adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan kepada masyarakat. Demikian juga dengan pemerintahan kecamatan yang merupakan ujung tombak pertama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.dalam melayani masyarakat, pemerintah kecamatan juga tidak terlepas dari permasalahan yang berkenaan dengan kondisi pelayanan yang relatif belum memuaskan.hal ini terutama berkaitan dengan baik buruknya sumber daya aparatur pemerintah yang profesional. Penyelengaraan pelayanan publik khusunya pelayanan E-KTP oleh aparatur pemerintah merupakan amanat dari Undang-undang no. 23 tahun 2006 dan serangkaian peraturan lainnya seperti peraturan undang-undang no 35 tahun 2010 menyatakan aturan tata cara dan implementasi teknis dari E-KTP yang dilengkapi dengan sidik jari dan chip. Program E-KTP diindonesia telah dimulai semenjak tahun 2009 dengan ditunjuknya empat kota sebagai proyek percontohan E-KTP nasional, adapun kota tersebut adalah Makassar, yogyakarta,padang,denpasar. Ditunjuknya empat kota ini sesuai dengan surat Dirjen administrasi kependudukan Departemen dalam negeri nomor /3350/MD tentang pelaksanaan E-KTP berbasis NIK nasional diempat kota percontohan tersebut. Sedangkan penerapan E-KTP secara nasional baru dimulai pada bulan februari 2012 meliputi 2348 kecamatan dan 197 kabupaten/kota pada tahun 2011 dan di 3886 di kecamatan dan 300 dikabupaten/kota pada tahun Untuk melaksanakan serta merealisasikan hal tersebut, maka pemerintah harus lebih responsif dan akuntabel guna memberikan pelayanan prima dan dapat memuaskan 3

4 masyarakat. Maka dengan demikian pelayanane-ktp dapat ditafsirkan sebagai tanggung jawab pemerintah atas kegiatan yang ditujukan untuk kepentingan umum dan masyarakat yang mengandung adanya unsur-unsur perhatian dan kesediaan setra kesiapan dari pelaksana pelayanan tersebut. Untuk itu aparatur pemerintah kecamatan tentunya lebih meningkatkan ketrampilan atau keahlian dan semangat yang tinggi sebagai pelayan umum, sehingga pelayanan dapat secara maksimal diterima dan memberikan kepuasan bagi masyarakat. Oleh karena itu perlunya suatu kepemimpinan yang baik dari seorang camat dalam mengatur sehingga aparatur kecamatan dapat memberikan pelayananan yang benar-benar baik terhadap masyarakat.dalam hal ini calon peneliti mencoba untuk mencari tahu lewat suatu penelitian mengenai kepemimpinan camat kecamatan dalam penyelengaraan pelayanan publik khususnya dalam pelayanan E-KTP.Karena suatu perilaku melahirkan tindakan, dan dalam hal pengambilan tindakan khususnya dalam pelayanan umum, sangat mempengaruhi pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Di Kecamatan Talawaan menurut pengamatan sementara penulis, ada beberapa masalah yang terjadi menyangkut pelayanan E-KTP, masih lambatya proses pembuatan, sering rusaknya alat perekaman data E-KTP, berbelit-belitnya birokrasi dalam pembuatan E-KTP sehingga menimbulkan pertanyaan apakah camat sebagai pemimpin di kecamatan menjalankan tugasnya untuk mengatur pegawai-pegawainya dalam pelayanan publik. Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis mengemukakan perumusan masalah adalah sebagai berikut:bbagaimana Kepemimpinan Camat dalam penyelengaraan pelayanan E-KTP di Kecamatan Talawaan? Sehingga tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui Kepemimpinan Camat dalam penyelengaraan pelayanan E-KTP di Kecamatan Talawaan. Metode Penelitian Jenis Penelitian Berangkat dari rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.menurut Sugiyono (2007:17) penelitian deskriptif yaitu jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian suatu keadaan pada objek yang 4

5 diteliti. Data yang terkumpul akan dianalisa secara kualitatif. Dimana peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan ditanyakan. Fokus Penelitian Oleh sebab itu, berdasarkan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, maka fokus penelitian ini adalah: Berdasarkan judul penelitian Kepemimpinan Camat dalam Pelayanan Publik (Studi tentang Pelayanan E-KTP di Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara) maka tentunya penelitian difokuskan pada Kepemimpinan Camat dalam penyelengaraan pelayanan E-KTP di Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa, sehingga dapat mempengaruhi, mengatur pegawai kecamatan sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat sesuai dengan aturan, ketentuan serta Undang-undang yang berlaku, kepemimpinan camat dimaksud menjadi petunjuk keberhasilan kepemimpinan indikatornya adalah: 1. Efektivitas Kepemimpinan Camat dalam Pelaksanaan Pelayanan Publik (e-ktp) 2. Upaya Pemerintah Kecamatan Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik. Informan Informan adalah narasumber yang benar-benar mengetahui kondisi internal dan eksternal yang ada di lokasi penelitian. Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah masyarakatsecara umum yang ada di Kecamatan Talawaan. Informan yang akan diambil dalam penelitian ini berjumlah10 informan, yang terdapat di Kecamatan Talawaan, masing-masing 5 informan masyarakat, Camat Talawaan, Sekretaris Camat, 3 pegawai kecamatan Talawaan. Teknik Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dalam penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan teknik sebagai berikut: - Daftar pertanyaan kepada beberapa informan yang sudah ditentukan oleh peneliti. - Sebagai pengakurat data-data penelitian, penulis juga menggunakan beberapa langkah dalam penelitian ini, yaitu : 1. Data primer, sebagai pendukung yang diambil dari sumber aslinya, melalui narasumber yang tepat dan yang kita jadikan informan dalam penelitian. 5

6 2. Data sekunder, sebagai pendukung dan tambahan atau dokumen-dokumen lain yang berkaitan erat dengan penelitian ini yang diperoleh melalui arsipdan dokumen dari kantor yang terkait. 3. Wawancara, dilakukan melalui proses tanya jawab kepada informan yang berkenan dengan tujuan penelitian. Teknik Analisis data Dalam menganalisa data kualitatif, penulis mengambil langkah-langkah sebagaiberikut: 1. Data yang telah diperoleh di lapangan, dikelompokan antara data akhir dan data yang akan diolah/ dianalisis dengan kemungkinan ditemukannya kekurangan data sehingga diperlukan pengumpulan data atau informasi baru. 2. Data yang telah terkumpul, dihubungkan dan dibandingkan satu sama lain dengan menggunakan proses berpikir yang rasional, analitik, sintetik, kritik dan logis, dicari persamaan dan perbedaannya. Disamping itu juga dicari hubungannya dalam suatu hubungan sebab-akibat atau ketergantungan yang satu dengan yang lain meskipun bukan dalam bentuk sebab-akibat. 3. Setelah itu, penulis memberikan interpretasi yang bersifat rasional, analitik, sintetik, kritik dan logis mengenai penelitian ini berdasarkan data yang telah diperoleh. Pembahasan Efektifitas kerja berarti penyelesaian pekerjaan pada waktu yang telah ditetapkan, maksudnya apakah pelaksanaan suatu tugas dinilai baik atau tidak, itu sangatlah tergantung pada bila mana tugas itu diselesaikan, cara melaksanakannya, berapa biaya yang dikeluarkan dalam melaksanakan tugas tersebut.dari pemaparan sebelumnya telah dijelaskan bahwa pelaksanaan pelayanan pada masyarakat ditentukan oleh efektifitas kepemimpinan Camat yang melibatkan unsur instansi kecamatan dibantu oleh masyarakat sebagai mitra kerja camat. 6

7 Proses pengefektifan kepemimpinan Camat dalam memberikan pelayanan pada masyarakat diharapkan mampu menciptakan keadaan yang lebih baik walaupun terdapat berbagai permasalahan yang ditemui langsung di kecamatan. Hal ini akan menjadi barometer utama dari kepemimpinan camat. Apakah sistem pelayanan yang diberikan kepada masyarakat terkesan tidak apatis, tidak kaku, tidak berbelit-belit, tidak panjang dan melelahkan, serta tidak adanya berbagai bentuk pemungutan liar. Berdasarkan perumusan masalah yang ada tentang Kepemimpinan Camat dalam pelaksanaan Pelayanan Publik (e -KTP) sesuai dengan indikator-indikator yang telah dikemukakan di atas, penulis melakukan wawancara dengan Sekretaris Kecamatan Talawaan tentang bentuk kerjasama antara camat dengan aparat/staf yang ada di kecamatan dan Desa, tanggung jawab pelaksanaan program kerja dan Sikap Camat terhadap aparat Kecamatan dan Desa dalam menjalankan tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Pertanggungjawaban publik dan pelayanan publik dari aparat kecamatan sebenarnya tidak hanya ditentukan oleh pihak intern, seperti perilakukepemimpinan camat, rangsangan yang memadai, kejelasan tugas dan prosedurkerja, kejelasan peran dan perlengkapan sarana dan prasarana kerja, dansejenisnya. Akan tetapi juga karena faktor ekstern, yang antara lain berupa normasosial dan sistem budaya.seperti persepsi, sikap, nilai-nilai organisasi, dan sentimen masyarakatterhadap kinerja kecamatan dalam pelayanan publik.dengan demikian, masalah tanggung jawabpublik dan pelayanan aparat sebenarnya bukan semata-mata masalahaparat, tetapi masalah semua pihak yang terlibat dalam urusanpemerintahan, sehingga butuh perhatian dari setiap komponen penyelenggara pemerintahan.oleh karena itu, pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam programpembangunan daerahnya telah menegaskan mengenai arah kebijakanmeningkatkan pelayanan yang optimal bagi masyarakat disusun dalam beberapaprogram aksi dan indikator kinerja sebagai berikut: a. Pengkajian dan penyempurnaan organisasi, prosedur kerja, dan tata laksana pelayanan kepada masyarakat ( restrukturisasi organisasi) serta evaluasi secara menyeluruh dan rutin dari suatu organisasi baik dari struktur, prosedur kerja, dan tata laksananya merupakan suatu keharusan dalam suatu organisasi pemerintahan. Dari penilaian ini perbaikan secara menyeluruh juga dapat dilakukan secara serentak, termasuk semangat debirokrasi dalam pelayanan publik. Indikator kinerja 7

8 dari program aksi ini antara lain dapat dilihat dari meningkatnya profesionalisme aparat yang diikuti dengan semangat dalam pelayanan publik, yang semuanya dapat dicapai apabila ada seorang pemimpin (camat) yang mampu memimpin bawahannya agar dapat bekerja secara maksimal. b. Perubahan dan pembaruan manajemen pemerintah sesuai dengan perkembangan zaman yang diikuti pula oleh perkembangan lainnya seperti masyarakat, tatanan sosial ekonomi, budaya dan sebagainya, maka perubahan dan pembaruan serta penyempurnaan manajemen pemerintah kecamatan harus senantiasa terus dilakukan. Perubahan ini akan meningkatkan efektivitas dan efesiensi kerja menuju good govermance adalah salah satu indikator kinerja dari program aksi ini. c. Peningkatan pelayanan melalui penyediaan informasi yang seluas-luasnya. Tersedianya informasi tentang pelayanan publik merupakan salah satu cara sosialisasi tidak langsung terhadap pelayanann publik yang diinginkan. d. Peningkatan sistem pelayanan masyarakat dalam kaitan mempersingkat waktu untuk urusan-urusan pemerintah. Dengan berkembangnya perekonomian yang diikuti pula oleh berkembangnya informasi, jarak dan waktu akan semakin dekat. Masyarakat dan dunia usaha sangat mendambakan efesiensi waktu utamanya dalam urusanyang berhubungan dengan pelayanan pemerintahan. e. Pembersihan secara terus-menerus tubuh organisasi dari unsur KKN. Di dalam era keterbukaan dan demokrasi ini, pembersihan organisasi pemda dari setiap unsur KKN mutlak harus dilakukan. Pasal 35 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik:Pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan oleh pengawasinternal dan pengawas eksternal: 1. Pengawasan internal penyelenggaraan pelayanan publik dilakukanmelalui : a. Pengawasan oleh atasan langsung sesuai dengan peraturan perundang-undangan. b. Pengawasan oleh pengawas fungsional sesuai dengan peraturanperundangundangan. 2. Pegawasan eksternal penyelenggaraan pelayanan publik dilakukanmelalui : a. Pengawasan oleh masyarakat berupa laporan atau pengaduanmasyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan Publik. b. Pengawasan oleh ombudsman sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 8

9 c. Pengawasan oleh Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan PerwakilanRakyat Daerah Provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat DaerahKabupaten/kota. Pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik dilakukanmelalui: Pengawasan melekatyaitu pengawasan yang dilakukan olehatasan langsung, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.pengawasan fungsional yaitu pengawasan yang dilakukan oleh aparatpengawas fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.pengawasan masyarakatyaitu pengawasan yang dilakukan olehmasyarakat, berupa laporan atau pengaduan masyarakat tentangpenimpangan dan kelemahan dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dari hasil penelitian ini diantaranya sebagai berikut : 1. Pelayanan yang diberikan oleh Camat pada Masyarakat dinilai masih belum efektif dan efisien. Hal ini dapat dilihat dari kondisi masyarakat yang merasa kurang dilayani dengan baik dan merasa puas. Dimana capaian seperti pelayanan camat dan aparat kecamatan belum dilakukan dengan mudah, lancar, tepat, tidak berbelitberlit, tidak melemahkan dan tidak sulit dengan proses penyelesaian yang tepat waktu dan biaya yang sesuai dengan administrasinya. 2. Kepemimpinan camat memperlihatkan bahwa gaya yang paling sering digunakan oleh Kepala Kecamatan adalah kepemimpinan yang sifatnya instruksi dan konsultatif, hal ini terlihat dari pemberian tugas kepada para bawahan sering dengan memberi perintah-perintah dan juga sering menampung keluhan atau aspirasi dari bawahan, namun tanpa ditindak lanjuti secara jelas oleh camat sebagai pemimpin. 3. Kendala-kendala dalam kepemimpinan camat juga antara lain di sebabkan oleh belum optimalnya penerapan kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi serta tingkat kematanagan pegawai pada Kecamatan Talawaan saat ini, terutama menyangkut kualitas SDM yang belum memadai, artinya hal ini dapat dilihat dari rendahnya mutu pendidikan, pengalaman karja yang di miliki, serta kompetensi yang tidak di jalakan pada organisasi tersebut. Disamping itu juga layanan seperti KTP, yang di keluarkan oleh Kecamatan belum menunjukan pelayanan prima 9

10 sebagaimana yang diidamkan oleh masyarakat, hal ini terlihat dari adanya keluhan warga serta jalur birokrasi yang panjang serta kurangnya perlengkapan, tumbuhnya KKN sehingga menyulitkan bagi masyarakat untuk mau mengurus berbagai jenis layanan. Saran Bertitik tolak dari hasil-hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan diatas, untuk lebih meningkatkan efektifitas dan efisiensi kepemimpinan camat dalam pelaksanaanpelayanan pada masyarakat, maka dipandang perlu untuk memberikan saran sebagai implikasi penting bagi pihak-pihak terkait untuk menindak lanjutinya. Saran yang dimaksud sebagai berikut: 1. Untuk mendapatkan kualitas pemerintahan yang efektif dan efisien, sangat penting memilih aparat kecamatan yang berkompeten dibidangnya sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. 2. Membangun dan mengembangkan relasi fungsional baik secara teknis maupun organisatoris antara aparatur pemerintah kecamatan dan desa melalui pelaksanaan program-program pembangunan desa, yang berbentuk pengawasan dan pembinaan serta pelayanan pada masyarakat. 3. Pemberianpelayanan yang diberikan kepada masyarakat haruslah bersikap transparan dan jujur, untuk itu kepada pemerintah kecamatan diharapkan dapat memperlihatkan prosedur penyelesaian atau standar Operasional Prosedur dari tiap-tiap masalah dengan jelas agar masyarakat tidak merasa dibohongi ataupun dibodohi. Dalam artian setiap masalah yang memerlukan pengurusan dikecamatan harus dijelaskan ataupun ditulis dalam papan informasi, masalah tersebut memerlukan biaya berapa dan memerlukan waktu penyelesaian berapa lama. Sehingga semua itu bisa menjadi tolok ukur masyarakat dalam mendapatkan pelayanan dari Kecamatan. 10

11 DAFTAR PUSTAKA Terry R. George. 2003, Prinsip-Prinsip Manajemen.Bumi Aksara; Jakarta Thoha, Miftah Ilmu Administrasi Publik Kontemporer. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Moningka, Drs. Pembinaan Kepemimpinan akar rumput Moeljarto, T Pembangunan Dilema dan Tantangan. Pustaka Pelajar Offset. Yogyakarta. Suyianingrat, Bayu. 1981, Wewenang, Tugas dan Tanggung Jawab Camat.Pasco; Kartini Kartono, Dra. Pemimpin dan Kepemimpinan,CS. Rajawali, Jakarta, 1983 Sugiyono, Prof.Dr. 2007, Memahami Penelitian Kualitatif.Alfabeta; Bandung. Siagian, Sondang Organisasi, Kepemimpinan & Perilaku Administrasi. PT. Gunung Agung; Jakarta. Kotter, John P., 1997, Power & Influnce (Kekuasaan dan Pengaruh), Alih Bahasa Hendra Teguh, PT. Prenhallindo, Simon & Schuster (Asia) Pte Ltd. The Free Press. Stoner James, A. F. Manajemen, Penerbit Erlangga, Jakarta, Sumber-sumberlain : Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang-undang Republik Indonesia nomor 23 Tahun 2006 tentang adminstrasi kependudukan. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan Peraturan Presiden nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP berbasis nomor induk Kependudukan. Keputusan Menteri PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum penyelenggaraan Pelayanan Publik. 11

KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (SUATU STUDI PELAYANAN E-KTP DI KECAMATAN LANGOWAN TIMUR)

KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (SUATU STUDI PELAYANAN E-KTP DI KECAMATAN LANGOWAN TIMUR) KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (SUATU STUDI PELAYANAN E-KTP DI KECAMATAN LANGOWAN TIMUR) Oleh ROZA CLAUDIA SANGER 090 813 048 Abstrak Fungsi pelayanan public

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. optimal dari bagian organisasi demi optimalisasi bidang tugas yang di

BAB I PENDAHULUAN. optimal dari bagian organisasi demi optimalisasi bidang tugas yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kinerja secara umum dapat dipahami sebagai besarnya kontribusi yang diberikan pegawai terhadap kemajuan dan perkembangan di lembaga tempat dia bekerja. Dengan demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam segala bidang kehidupan, termasuk perubahan di dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. dalam segala bidang kehidupan, termasuk perubahan di dalam sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan era reformasi yang menuntut adanya perubahan dalam segala bidang kehidupan, termasuk perubahan di dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

BAB I PENDAHULUAN. melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Otonomi Daerah yang sedang berlangsung saat ini merupakan suatu hal yang baru bagi setiap daerah di Indonesia, oleh karena otonomi yang dicanangkan melalui

Lebih terperinci

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN TERHADAP EFEKTIFITAS LAYANAN PENERBITAN AKTA KELAHIRAN DAN PERKAWINAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA SURAKARTA TESIS Oleh Oleh : Edy

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aspiratif terhadap berbagai tuntutan masyarakat yang dilayani. Seiring dengan

I. PENDAHULUAN. aspiratif terhadap berbagai tuntutan masyarakat yang dilayani. Seiring dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi pemerintah yang utama adalah menyelenggarakan pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi

Lebih terperinci

Kata Kunci : Efektivitas, Pelayanan Publik. A. Pendahuluan : 1. Latar Belakang Masalah :

Kata Kunci : Efektivitas, Pelayanan Publik. A. Pendahuluan : 1. Latar Belakang Masalah : Efektivitas Pelayanan Publik di Kecamatan Singkil Kota Manado (Studi tentang Pelayanan Pembuatan Akte Jual Beli dan Legalisir Surat surat Keterangan di Kecamatan Singkil Kota Manado) Oleh Ivana Sandra

Lebih terperinci

PROFESIONALISME CAMAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DIKECAMATAN PULUTAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

PROFESIONALISME CAMAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DIKECAMATAN PULUTAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD PROFESIONALISME CAMAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DIKECAMATAN PULUTAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD Glendy Harris Manumbalang 1 Johannis Kaawoan 2 Herman Nayoan 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelayanan Publik adalah suatu kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Birokrasi merupakan instrumen untuk bekerjanya suatu administrasi, dimana birokrasi bekerja berdasarkan pembagian kerja, hirarki kewenangan, impersonalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan yang dilakukan oleh. tata cara dan aturan pokok yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan yang dilakukan oleh. tata cara dan aturan pokok yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah kepada sejumlah masyarakat yang berkepentingan sesuai dengan tata cara dan aturan pokok yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan salah satu tugas penting yang tidak dapat diabaikan oleh pemerintah daerah sebab jika komponen pelayanan terjadi stagnasi maka hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini menunjukkan kemajuan yang ada dalam masyarakat, masyarakat semakin kritis dan semakin berani untuk melakukan kontrol terhadap apa yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aparatur pemerintah sebagai abdi negara dan abdi masyarakat mempunyai tugas pokok yang antara lain tercermin dalam penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyelenggaraan otonomi daerah seperti diatur dalam Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyelenggaraan otonomi daerah seperti diatur dalam Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam penyelenggaraan otonomi daerah seperti diatur dalam Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah memberikan kewenangan yang luas nyata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia menggunakan asas desentralisasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia menggunakan asas desentralisasi dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia menggunakan asas desentralisasi dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah. Penggunaan asas ini memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan. kebijakan yang ditetapkan. (BPPK Depkeu, 2014 )

BAB I PENDAHULUAN. dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan. kebijakan yang ditetapkan. (BPPK Depkeu, 2014 ) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja Instansi Pemerintah merupakan gambaran mengenai pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi dan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah desa merupakan simbol formil kesatuan masyarakat desa. Pemerintah desa sebagai badan kekuasaan terendah selain memiliki wewenang asli untuk mengatur

Lebih terperinci

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kecamatan Ujungberung Kota Bandung Tahun 2016,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai hal yang melekat di dalamnya seperti kartu tanda penduduk atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai hal yang melekat di dalamnya seperti kartu tanda penduduk atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kependudukan Banyak hal yang terkait bilamana kita akan membahas topik kependudukan terlebih pada wilayah administrasi kependudukan dengan berbagai hal yang melekat di dalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah Republik Indonesia memberikan perlindungan, pengakuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah Republik Indonesia memberikan perlindungan, pengakuan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Republik Indonesia memberikan perlindungan, pengakuan, dan penentuan status pribadi dan status hukum khususnya yang berhubungan dengan kependudukan serta

Lebih terperinci

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum emangat reformasi telah mendorong pendayagunaan aparatur Negara untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan efektivitas dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dalam pembangunan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir-akhir ini banyak orang membicarakan masalah krisis kepemimpinan. Konon sangat sulit mencari kader-kader pemimpin pada berbagai tingkatan. Reformasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (Information and

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (Information and BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (Information and communication Technology/ICT) dewasa ini di dunia semakin luas. Hal tersebut merupakan dampak dari perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG MASALAH Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah merubah peran yang diberikan kepada kecamatan dalam penyelenggaraan pemerintahan, dibandingkan dengan

Lebih terperinci

PERAN CAMAT DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN LANGOWAN SELATAN KABUPATEN MINAHASA (Studi Tentang Pelayanan Pembuatan Akte Jual Beli) 1

PERAN CAMAT DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN LANGOWAN SELATAN KABUPATEN MINAHASA (Studi Tentang Pelayanan Pembuatan Akte Jual Beli) 1 PERAN CAMAT DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN LANGOWAN SELATAN KABUPATEN MINAHASA (Studi Tentang Pelayanan Pembuatan Akte Jual Beli) 1 Oleh : Novri Manoppo 2 ABSTRAK Sebagai konsekuensi dari pelaksanaan

Lebih terperinci

1.1. Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 5 DAFTAR ISI. Hal BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN Visi Misi

1.1. Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 5 DAFTAR ISI. Hal BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN Visi Misi KATA PENGANTAR Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategik merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan publik pada dasarnya menyangkut segala aspek kehidupan yang sangat luas. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK DALAM BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG

EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK DALAM BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG ejournal Ilmu Pemerintahan, 2016, 4 (4): 1-7 ISSN 2477-2458, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK DALAM BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG

Lebih terperinci

penduduknya bekerja sebagai petani dan tingkat pendidikan relatif rendah, dengan

penduduknya bekerja sebagai petani dan tingkat pendidikan relatif rendah, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Desa adalah bentuk pemerintahan terkecil yang ada di Indonesia, mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan tingkat pendidikan relatif rendah, dengan pimpinan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGAWASAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN WENANG KOTA MANADO (StudiTentangPelayananRekam Data e-ktp)

EFEKTIVITAS PENGAWASAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN WENANG KOTA MANADO (StudiTentangPelayananRekam Data e-ktp) EFEKTIVITAS PENGAWASAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN WENANG KOTA MANADO (StudiTentangPelayananRekam Data e-ktp) Oleh : Clauwdya M. Lampah Abstrak Wacana pelayanan publik yang baik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perbedaan tersebut berkaitan dengan luas wilayah yang terbatas, kompleksitas. jumlah penduduk dengan mobilitas yang tinggi.

I. PENDAHULUAN. Perbedaan tersebut berkaitan dengan luas wilayah yang terbatas, kompleksitas. jumlah penduduk dengan mobilitas yang tinggi. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Khusus Ibukota Jakarta mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai Ibukota Negara dan Ibukota Propinsi. Sebagai Ibukota Propinsi Jakarta mempunyai ciri tersendiri yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON BAB IV ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 4.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan Kecamatan Bandung Kulon sebagai Satuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ada kecenderungan bahwa beberapa indikator aparatur didalam sebuah

I. PENDAHULUAN. Ada kecenderungan bahwa beberapa indikator aparatur didalam sebuah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ada kecenderungan bahwa beberapa indikator aparatur didalam sebuah birokrasi lebih berjaya hidup di dunia barat dari pada di dunia timur. Hal ini dapat dipahami,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

Berdasarkan visi tersebut kemudian untuk bisa operasional, maka visi dijabarkan dalam misi. Adapun misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Berdasarkan visi tersebut kemudian untuk bisa operasional, maka visi dijabarkan dalam misi. Adapun misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil IKHTISAR EKSEKUTIF Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah Nya, kita semua masih diberi kekuatan dan kemampuan untuk mengabdikan diri kepada bangsa dan negara,

Lebih terperinci

ASEP NURWANDA Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP-Universitas Galuh ABSTRAK. Kata Kunci : Pelaksanaan, Pemungutan Retribusi, Bahan Beton Jalan

ASEP NURWANDA Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP-Universitas Galuh ABSTRAK. Kata Kunci : Pelaksanaan, Pemungutan Retribusi, Bahan Beton Jalan PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI PENGUJIAN BAHAN JALAN DAN BETON (Studi pada UPTD Laboratorium dan Peralatan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ciamis) ASEP NURWANDA Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP-Universitas

Lebih terperinci

B. Struktur Organisasi

B. Struktur Organisasi 1 A. Gambaran Umum akarta sebagai Ibukota Negara merupakan barometer bagi kotakota lain di Indonesia, sehingga mempunyai peranan penting dan strategis dalam menciptakan suasana tertib, menumbuhkan kesadaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus disikapi dengan serius dan sistematis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa reformasi ini, Indonesia mengalami perubahan seperti munculnya tuntutan penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Hal itu merupakan jawaban terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak bukan lagi sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pajak bukan lagi sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak bukan lagi sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia, karena pajak mempunyai peranan yang sangat besar dalam menjalankan roda pemerintahan. Sebagian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN A. Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Salah satu unsur yang sangat penting dalam rangka mendukung tugastugas Dewan adalah Sekretariat Jenderal DPR RI (Setjen DPR RI)

Lebih terperinci

1. Professional 2. Efektif 3. Sederhana 4. Kejelasan dan kepastian 5. Keterbukaan 6. Efisien 7. Ketepatan waktu 8. Responsive 9.

1. Professional 2. Efektif 3. Sederhana 4. Kejelasan dan kepastian 5. Keterbukaan 6. Efisien 7. Ketepatan waktu 8. Responsive 9. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pelayanan publik merupakan segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maladministrasi banyak terjadi di berbagai instansi pemerintah di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Maladministrasi banyak terjadi di berbagai instansi pemerintah di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maladministrasi banyak terjadi di berbagai instansi pemerintah di Indonesia. Hal ini membuat masyarakat sebagai pengakses maupun pengguna layanan publik semakin

Lebih terperinci

KINERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DALAM PELAYANAN AKTE KELAHIRAN. (Suatu Studi di Kabupaten Halmahera Utara) Oleh : Arki Tabaga

KINERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DALAM PELAYANAN AKTE KELAHIRAN. (Suatu Studi di Kabupaten Halmahera Utara) Oleh : Arki Tabaga KINERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DALAM PELAYANAN AKTE KELAHIRAN (Suatu Studi di Kabupaten Halmahera Utara) Oleh : Arki Tabaga Abstraksi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Halmahera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN. MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003

LAMPIRAN KEPUTUSAN. MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003 LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003 PEDOMAN UMUM PENYELENGARAAN PELAYANAN PUBLIK I. Pendahuluan A. Latar Belakang Ketetapan MPR-RI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pemerintah daerah adalah menampilkan aparatur yang profesional,

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pemerintah daerah adalah menampilkan aparatur yang profesional, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dewasa ini salah satu tantangan besar oleh pemerintah khususnya pemerintah daerah adalah menampilkan aparatur yang profesional, memiliki

Lebih terperinci

User [Pick the date]

User [Pick the date] RENCANA KERJA KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG TAHUN 2016 User [Pick the date] KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG Jl babakan sari no.177 Bandung telepon (022) 7271101 2015 Rencana Kerja Kecamatan Kiaracondong

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tata kelola yang baik (good governance) adalah suatu sistem manajemen pemerintah yang dapat merespon aspirasi masyarakat sekaligus meningkatkan kepercayaan kepada pemerintah

Lebih terperinci

A. RENCANA STRATEGIS

A. RENCANA STRATEGIS A. RENCANA STRATEGIS 2010-2014 Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategik merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu di era globalisasi saat ini sangat maju, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu di era globalisasi saat ini sangat maju, hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu di era globalisasi saat ini sangat maju, hal ini memungkinkan memacu perkembangan teknologi yang sangat pesat terutama teknologi peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan salah satu upaya guna menciptakan keteraturan dan kesinambungan dalam sistem tata pemerintahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan penyelesaian yang komprehensif. Hipotesis seperti itu secara kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. dan penyelesaian yang komprehensif. Hipotesis seperti itu secara kualitatif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan publik yang menjadi fokus studi disiplin ilmu Administrasi Negara di Indonesia, masih menjadi persoalan yang perlu memperoleh perhatian dan penyelesaian yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Siak terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya beberapa perubahan Undang-Undang

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2016

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2016 2016 INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2016 PADA BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT AMBON DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN i KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin penting, sebagai lembaga pelayanan publik menjamin

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin penting, sebagai lembaga pelayanan publik menjamin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam negara modern, pelayanan publik menjadi lembaga dan profesi yang semakin penting, sebagai lembaga pelayanan publik menjamin keberlangsungan administrasi negara

Lebih terperinci

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA Salah satu agenda pembangunan nasional adalah menciptakan tata pemerintahan yang bersih, dan berwibawa. Agenda tersebut merupakan upaya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang pelayanan pemerintah menjadi sorotan umum,

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang pelayanan pemerintah menjadi sorotan umum, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang pelayanan pemerintah menjadi sorotan umum, disebabkan masih buruknya kualitas pelayanan yang diberikan oleh aparat pemerintah. Seperti yang

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENERAPAN DISIPLIN PNS DALAM MENINGKATKAN KINERJA PELAYANAN DI KANTOR KECAMATAN TOMOHON UTARA MERRY POLINA TIRIE

EFEKTIVITAS PENERAPAN DISIPLIN PNS DALAM MENINGKATKAN KINERJA PELAYANAN DI KANTOR KECAMATAN TOMOHON UTARA MERRY POLINA TIRIE EFEKTIVITAS PENERAPAN DISIPLIN PNS DALAM MENINGKATKAN KINERJA PELAYANAN DI KANTOR KECAMATAN TOMOHON UTARA MERRY POLINA TIRIE 090814005 ABSTRACT Efektivitas kinerja pelayanan pemerintah adalah penyelesaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam penyelenggaraan pemerintahan tentunya tidak selalu berjalan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam penyelenggaraan pemerintahan tentunya tidak selalu berjalan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam penyelenggaraan pemerintahan tentunya tidak selalu berjalan sebagaimana mestinya dan banyak menemui kendala yang membuat laju pemerintahan menjadi tertunda.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2011 SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KABUPATEN KERINCI KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA Kompleks Kantor Bupati Kerinci Jl. Jendral Basuki

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik dan

Lebih terperinci

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK Penelitian ini berjudul Penerapan Standar Pelayanan Minimal

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PADA UNIT PELAYANAN PUBLIK KEMENKO POLHUKAM PERIODE 2016 BEKERJASAMA UNIT PELAYANAN PUBLIK KEMENKO POLHUKAM DENGAN BIRO UMUM SEKRETARIAT KEMENKO POLHUKAM 1 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Birokrasi pemerintahan baik di pusat maupun di daerah, memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karena itu birokrat pemerintah daerah dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB I PE NDAH ULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PE NDAH ULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Rencana Strategis Kecamatan Bulik Tahun 2013-2018, merupakan bentuk pelaksanaan Undang-undang No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia adalah Negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Bangsa Indonesia telah melaksanakan pembangunan yang pesat dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. munculnya pergeseran dimensi pembangunan yang menitikberatkan pada pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. munculnya pergeseran dimensi pembangunan yang menitikberatkan pada pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan yang dilaksanakan di era otonomi daerah ini ditandai dengan munculnya pergeseran dimensi pembangunan yang menitikberatkan pada pertumbuhan ekonomi, bergeser

Lebih terperinci

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses B A B I P E N D A H U L UA N A. LATAR BELAKANG Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan melalui langkah-langkah strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehinga dapat memberikan kualitas pelayanan prima terutama dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. sehinga dapat memberikan kualitas pelayanan prima terutama dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kualitas dan kuantitas pelayanan merupakan bagian yang menentukan dari keberhasilan perekonomian dan kesejahteraan bangsa pada umumnya. Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK salinan BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 10 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 10 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 10 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PERAN MASYARAKAT DALAM BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. publik, penilaian kinerja juga bermanfaat untuk: meningkatkan efisiensi dan

I. PENDAHULUAN. publik, penilaian kinerja juga bermanfaat untuk: meningkatkan efisiensi dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi suatu organisasi, penilaian kinerja berguna untuk menilai: kualitas, kuantitas, efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaannya. Sedangkan bagi organisasi publik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berpedoman pada peraturan pemerintah (PP). Kecamatan dipimpin oleh. Camat juga bertugas melaksanakan tugas umum pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. yang berpedoman pada peraturan pemerintah (PP). Kecamatan dipimpin oleh. Camat juga bertugas melaksanakan tugas umum pemerintahan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kecamatan dibentuk di wilayah kabupaten/kota dengan peraturan daerah yang berpedoman pada peraturan pemerintah (PP). Kecamatan dipimpin oleh seorang Camat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu kunci dalam peningkatan taraf hidup masyarakat. Oleh karena itu, negara sebagai penjamin kehidupan masyarakat harus mampu menyelenggarakan

Lebih terperinci

TRANSPARANSI PELAYANAN PUBLIK DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

TRANSPARANSI PELAYANAN PUBLIK DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL TRANSPARANSI PELAYANAN PUBLIK DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL (Suatu Studi Pelayanan Akta Kelahiran Di Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Minahasa Selatan) OLEH : ATIKA EUNIKE

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, LAMPIRAN II: Draft VIII Tgl.17-02-2005 Tgl.25-1-2005 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutanuntuk mensejahterakan seluruh rakyat. Untuk mencapai. dalam pengurusan administrasi pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutanuntuk mensejahterakan seluruh rakyat. Untuk mencapai. dalam pengurusan administrasi pemerintahan. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaanundang-undang Dasar 1945, yaitu masyarakat adil dan makmur. Pemerintah melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertanggungjawab, responsif, efektif dan efisien. e-government memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. bertanggungjawab, responsif, efektif dan efisien. e-government memanfaatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah menerapkan e-government yang bertujuan untuk mewujudkan pemerintahan yang demokratis, transparan, bersih, adil, akuntabel, bertanggungjawab, responsif,

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Irtama 2016 1 Irtama 2016 2 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan internal adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan

I. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan 1 I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan pemerintahannya menekankan asas desentralisasi yang secara utuh dilaksanakan di daerah kota/kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, yaitu adanya pelimpahan wewenang dari organisasi tingkat atas kepada tingkat bawahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara, anggota Polri,dan anggota TNI. 1

BAB I PENDAHULUAN. Negara, anggota Polri,dan anggota TNI. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aparatur Negara Republik Indonesia terdiri dari 4,7 juta pegawai aparatur sipil Negara, 360.000 anggota Polri,dan 330.000 anggota TNI. 1 Banyaknya jumlah aparatur Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Birokrasi yang berbelit dan kurang akomodatif terhadap gerak ekonomi mulai

BAB I PENDAHULUAN. Birokrasi yang berbelit dan kurang akomodatif terhadap gerak ekonomi mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya perekonomian suatu bangsa menuntut penyelenggara negara untuk lebih profesional dalam memfasilitasi dan melayani warga negaranya. Birokrasi yang berbelit

Lebih terperinci

Efektivitas Peranan Camat dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan e-ktp di Kecamatan Wanea. Oleh : Jons. F. Langi

Efektivitas Peranan Camat dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan e-ktp di Kecamatan Wanea. Oleh : Jons. F. Langi Efektivitas Peranan Camat dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan e-ktp di Kecamatan Wanea Oleh : Jons. F. Langi Abstrak Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 126 ayat 1 dengan Perda berpedoman

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan dimulainya era reformasi pada tahun 1998, telah memberikan harapan bagi perubahan menuju perbaikan di

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan dimulainya era reformasi pada tahun 1998, telah memberikan harapan bagi perubahan menuju perbaikan di PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan dimulainya era reformasi pada tahun 1998, telah memberikan harapan bagi perubahan menuju perbaikan di segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Termasuk

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN setujui. Substansi Prosedur Tetap tentang Penanganan Pengaduan Masyarakat telah saya Disetujui di Jakarta pada tanggal Februari 2011 SEKRETARIS UTAMA,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya guna meningkatkan kualitas pelayanan publik, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Repbulik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG KEWENANGAN KAPASITAS DAN TUGAS, INSPEKTORAT UNTUK MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam reformasi birokrasi saat ini dan persaingan global mendorong

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam reformasi birokrasi saat ini dan persaingan global mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam reformasi birokrasi saat ini dan persaingan global mendorong kinerja aparatur pemerintah. Tuntutan kinerja untuk lebih professional, bermoral, bersih dan beretika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan proses yang sangat strategis

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan proses yang sangat strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan proses yang sangat strategis karena di dalamnya berlangsung interaksi yang cukup intensif antara warga negara dengan pemerintah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleksnya persoalan yang dihadapi Negara, maka terjadi pula. perkembangan di dalam penyelenggaraan pemerintahan yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. kompleksnya persoalan yang dihadapi Negara, maka terjadi pula. perkembangan di dalam penyelenggaraan pemerintahan yang ditandai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi Negara, maka terjadi pula perkembangan di dalam penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berbicara mengenai pendidikan, maka tidak bisa dilepaskan dari peranan sekolah sebagai wadah penggemblengan generasi penerus, dan peranan pendidik sebagai

Lebih terperinci

2012, No BAB I PENDAHULUAN

2012, No BAB I PENDAHULUAN 2012, No.750 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA UNIT PELAYANAN PUBLIK BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci