Pengaruh Terapi Perilaku Kognitif terhadap Resiliensi Remaja Berisiko
|
|
- Indra Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pengaruh Terapi Kognitif terhadap Resiliensi Remaja Berisiko The Influence cognitive behavioral therapy to resilience in adolescents at risk Nofrans Eka Saputra 1 dr. Nyimas Natasha Ayu Shafira, M.Pd.Ked 2 1 Departement of Psychology, Jambi University/nofrans_eka@unja./ac.id 2 Departement of Medicine, Jambi Universtity/nyimasnatasha@gmail.com ABSTRACT INTRODUCTION Adolescents at risk is a high-risk group involved in the problems associated with behavioral health problems such as smoking, drug abuse, drinking, bullying and sexual behavior. Cognitive behavioral therapy as an active therapy is one of the alternative ways to improve resilience in adolescents at risk. METHOD This study aims to find a deskriptions of risk behavior in adolescents and to determine the difference resiliency capabilities at risk pre and post the cognitive behavioral therapy. Collecting data is using risk behavior questionaire and resilience scale. Population with characteristic years old adolescents at risk.. Samples were taken by using purposive random sampling technique. Experimental design of this study is true experimental pretest-postest control group design. Paired sample T test is used to analize the data. RESULT This study shows that adolescents at risk have been doing bullying, smoking, drug abuse, and active sexual behavior. This study also shows that there is a significant difference of resilience ability pre and post the cognitive behavioral therapy for the experimental group, with p=0,009. While the control group showed no differences in adolescent resilience ability pre or post cognitive behavioral therapy with p=0,976 CONCLUSIONS AND RECOMENDATIONS Adolescents who have risky behaviors can improve their resiliensy by using cognitive behavioral therapy. School is expected to be able to cooperate with stakeholders in preparing sustainable activities to reduce the risk behaviour in adolescents. Keywords: Adolescents at risk, resiliency, cognitive behavioral therapy. Pendahuluan Millenium Development Goals 2015 memiliki tujuan pada peningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, terutama pengendalian penyebaran penyakit menular seperti HIV/ AIDS (MGDs News, 2008). Tujuan tersebut membuat pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat untuk lebih aktif dalam menekan angka kasus HIV/AIDS. Infeksi HIV/AIDS saat ini juga mengenai semua golongan masyarakat, baik kelompok resiko tinggi maupun masyarakat umum. Penyebaran epidemik HIV terjadi melalui dua bentuk yaitu melalui penggunaan jarum suntik tidak steril pada pengguna napza suntik, dan hubungan seks tidak aman (KPAN, 2010). Hal ini belum termasuk permasalahan perilaku merokok dan minum minuman alkohol yang sering menjadi pencetus/ pembuka jalan dari kedua bentuk perilaku bermasalah tersebut. Jessor (1991) menjelaskan bahwa perilaku-perilaku bermasalah ini saling berkaitan (covariation perspective), tidak terpisah atau sendirian yang disebut sebagai perilaku berisiko remaja (dalam Smet, 1994). berisiko seperti penggunan napza merupakan ancaman nyata dalam kesehatan remaja Kota Jambi. Hal ini terbukti berdasarkan data POLDA Jambi Direktorat Reserse Narkoba (2013) menjelaskan bahwa tindak pidana narkoba dari tahun semakin meningkat sehingga peluang penyebaran HIV di Kota Januari
2 pada tahun menjadi semakin besar. Sisi lain, LSM SIKOK Jambi menyatakan bahwa seks bebas yang terjadi di Kota Jambi semakin meningkat. 10 kasus kehamilan yang tidak dinginkan terjadi di tahun 2012, kasus seksual di luar nikah mencapai 30 kasus, sedangkan inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan ke 10 SMA dan SMP kota Jambi menemukan 10 dari 80 siswi terindikasi tidak perawan dan 3 diantaranya mengalami penyakit kelamin menular (Tribun Jambi, 2013). merokok juga menjadi masalah diantara siswa-siswi SMA di Kota Jambi. Suvey Saputra (2013) menunjukkan bahwa 48 dari 132 orang siswa-siswi SMA kota jambi pernah merokok, 12 orang diantaranya merupakan perokok aktif. Remaja yang terjerumus dalam perilaku berisiko bisa dikatakan sebagai remaja yang tidak mampu bernegosiasi dengan dirinya sendiri dan lingkunganya. Artinya remaja tersebut tidak memiliki kemampuan beradaptasi dalam keadaan yang penuh resiko atau dikatakan sebagai remaja yang tidak teguh dalam menghadapi masalah kehidupan sehari-hari. Hal ini bisa dijelaskan sebagai ketiadaan kemampuan resiliensi dalam diri remaja tersebut. Ketiadaan faktor resiko dan faktor protektif dalam diri remaja merupakan indikasi ketiadaan resiliensi, atau yang lebih dikenal sebagai ketiadaan aset perkembangan. Penjabaran aset perkembangan telah banyak membantu menumbuhkan dan meningkatkan resiliensi remaja (Handerson, 2007). Aset perkembangan merupakan pelindung perilaku remaja. Semakin banyak aset perkembangan yang dimiliki maka semakin mendorong perilaku positif. Remaja yang memilki aset perkembangan menunjukkan kompetensi yang baik dan bertanggung jawab (The Search Institute, 2007). Sebaliknya, aset yang lemah akan mendorong terjadinya perilaku berisiko Resiliensi dapat dikembangkan melalui beberapa teknik pelatihan/ terapi, salah satunya terapi perilaku kognitif. Intervensi terapi kognitif dan perilaku yang dilakukan pada remaja berisiko, diharapkan mampu mendorong remaja dalam mengidentifikasi aset perkembangan yang dimiliki dan memberikan keterampilan berpikir rasional dalam menemukan proses/cara untuk mendapatkan aset perkembangan dalam lingkungan berisiko/ faktor resiko dan menekan keyakinan irrasional terhadap aset yang selama ini menjadi penghalang bagi remaja untuk tidak berperilaku berisiko. Teknik relaksasi / perilaku juga diharapkan perilaku juga menjadi bagian intervensi perilaku berisiko. Kegunaanya adalah untuk membangun keterampilan remaja dalam mengelola ketegangan yang hadir secara langsung bila remaja dihadapkan pada lingkungan, situasi dan kondisi tertentu yang menjadi faktor resiko. Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan dua tahap yaitu tahap menggunakan analisis deskriptif untuk menganalisa kejadian perilaku berisiko remaja dan tahap penelitian eksperimen. Desain eksperimen yang digunakan yaitu True Experimental Pretest- Postest By Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini memiliki karakteristik : 1) Usia tahun 2) Siswa/i Sekolah Menengah Atas 3) Termasuk dalam salah satu kelompok remaja beresiko (perokok, pengguna napza, aktif melakukan perilaku seksual) Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan angket perilaku berisiko dan skala resiliensi. Angket Berisiko Angket perilaku berisiko disusun melalui diskusi kelompok terarah atau FGD (Focus Group Discussion). Pertanyaan angket bersifat terbuka dengan dua pilihan Januari
3 jawaban yaitu iya dan tidak. Jawaban iya diberikan nilai 1 dan tidak diberikan nilai 0. Aitem angket bullying berjumlah 72 aitem. Pertanyaan tersebut berkaitan dengan bentuk-bentuk perilaku bullying yang dikemukakan oleh Rigby (1996) dan Olweus (1993); Siswanti dan Widyanti (2009); Yayasan Semai Jiwa Amini (2008) dan ditambah dari kesimpulan FGD yang telah dilakukan. Angket perilaku merokok berjumlah 22 aitem pertanyaan dan angket perilaku penggunaan narkoba berjumlah 22 aitem pertanyaan. Aitem pertanyaan disusun berdasarkan hasil diskusi kelompok. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun dalam angket perilaku seksual berjumlah 18 aitem pertanyaan. Pertanyaan tersebut berkaitan dengan bentuk-bentuk perilaku seksual yang dikemukakan oleh Nursal (2010); Sarwono (2010) ; Prienstein, dkk (2003) dan ditambah dari kesimpulan FGD yang telah dilakukan yaitu seperti berpacaran, pengangan tangan, pelukan, cium pipi, cium bibir, meraba payudara, meraba alat kelamin, oral seks, bahkan hubungan seks dan sumber informasi yang didapat berkaitan perilaku seksual. Skala Resiliensi Skala resiliensi yang diambil dari aspek-aspek resiliensi dari Tarakeshwar, dkk (2006) yang telah disusun oleh peneliti sendiri. Pada aitem favourable, pilihan S (Sangat Sesuai) mendapat skor 4, S (Sesuai) mendapat skor 3, TS (Tidak Sesuai) mendapat skor 2, dan STS (Sangat Tidak Sesuai) mendapat skor 1. Pada aitem unfavourable, pilihan SS (Sangat Sesuai) mendapat skor 1, S (Sesuai) mendapat skor 2, TS (Tidak Sesuai) mendapat skor 3, dan STS (Sangat Tidak Sesuai) mendapat skor 4. Reliabilitas dan Validitas Skala Penelitian Pada pengujian kualitas aitem yang dipakai dalam penelitian ini dilakukan uji analisis aitem dengan melihat daya beda aitem dengan aitem total korelasi. Aitem yang memenuhi syarat jika r = 0,30. Adapun hasil uji reliabilitas masing-masing skala dapat dilihat pada tabel 1 : Tabel 1. Realibilitas dan Validitas Skala Penelitian Variabel Jmlh Aitem Sig Ket Valid Resiliensi 16 0,838 Reliabel Deskripsi Responden Tahap Survey Pada tahap pelaksanaan survey jumlah responden 61 orang, laki-laki sebanyak 51 orang (83,6%), serta perempuan sebanyak 10 orang (16,4%). Tabel 2 akan mengurai responden berdasarkan jenis kelamin. Tabel 2. Deskripsi reponden berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin F % Laki-laki Perempuan 10 16,4 Jumlah Hasil Tahap Survey Karakteristik Responden Berdasarkan Berisiko Berdasarkan hasil survey diketahui bahwa responden termasuk dalam kelompok remaja berisiko. Hal ini sesuai dengan karakteristik populasi yang ditentukan. Adapun hasilnya dijabarkan pada tabel 3 sebagai berikut : Januari
4 Tabel 3. Identifikasi berisiko remaja Berisiko Merokok pengguna Napza Seksual Bullying Total JK LK (%) PR (%) 48 73,77 4, , ,68 16, ,04 13,11 Hasil Tahap Eksperimen Deskripsi Responden Tahap Eksperimen Pada tahap pelaksanaan eksperimen jumlah responden 16 orang, laki-laki sebanyak 16 orang, serta perempuan sebanyak 0 orang. Tabel 4 akan mengurai responden berdasarkan jenis kelamin. Tabel 4. Deskripsi reponden berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Frekuensi % Laki-laki Perempuan 0 0 Jumlah 16 Deskripsi Data Ekperimen 100 Deskripsi data penelitian bertujuan untuk memberi gambaran mengenai keadaan distribusi skor skalapada kelompok subjek yang diberikan pengukuran, sehingga dapat berfungsi sebagai informasi mengenai keadaan subjek pada variabel yang diteliti. Berdasarkan data subjek penelitian diperoleh data yang terdapat pada tabel 5 : Tabel 5. Deskripsi Data Penelitian N Min Max Mean SD Tabel 6. Kategori Skor Resiliensi Kelompok Eksperimen Deviasi Standar Kategori Jmh Subjek X = -1,5 SD SR 0-1,5 SD = X = -0,5 SD R 4-0,5 SD = X = 0,5 SD S 8 0,5 SD = X = 1,5 SD T 3 X = 1,5 SD ST 1 Tabel 6 menunjukkan bahwa kategorisasi resiliensi subjek dengan kategori resiliensi sangat rendah tidak ada, subjek dengan kategori resiliensi rendah ada 4 orang subjek, subjek dengan kategori resiliensi sedang berjumlah 8 orang subjek, subjek dengan kategori resiliensi tinggi berjumlah 3 orang, untuk kategori resiliensi sangat tinggi ada 1 orang subjek. Hasil Uji Asumsi Uji normalitas dilakukan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS 16 for Windows. Kaidah uji normalitas dinyatakan normal jika probabilitas lebih besar atau sama dengan 0,05 (p > 0,05). Hasil Uji Normalitas dapat dilihat pada tabel 7 dibawah ini. Tabel 7. Uji Normalitas Variabel K-SZ Sig Ket Resiliensi-pra Normal Resiliensi-post Normal Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan hasil peneitian menunjukkan korelasi antara data pretest dan posttest. Diketahui korelasi sebesar dengan signifikansi Artinya ada hubungan yang signifikan antara kemampuan resiliensi sebelum dan sesudah diberikan terapi perilaku kognitif pada kelompok eksperimen. Pada kelompok kontrol menunjukkan korelasi antara data pretest dan posttest Januari
5 Diketahui korelasi sebesar dengan signifikansi Artinya ada hubungan yang signifikan antara kemampuan resiliensi sebelum dan sesudah diberikan terapi perilaku kognitif pada kelompok kontrol. Pengujian paired sample t test, membuktikan bahwa ada perbedaan yang signifikan kemampuan resiliensi sebelum dengan sesudah dilakukan terapi perilaku kognitif dengan nilai p sebesar Artinya terapi perilaku kognitif memiliki pengaruh dalam meningkatkan kemampuan resiliensi remaja berisiko. Berdasarkan pengujian analisis data pra dan post kelompok kontrol menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan resiliensi remaja sebelum dengan sesudah dilakukan terapi perilaku kognitif dengan nilai p sebesar Pembahasan Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa perilaku berisiko remaja yang terjadi pada siswa subjek penelitian berada dalam beberapa bentuk yaitu perilaku bullying, perilaku merokok, perilaku penggunaan narkoba bahkan perilaku seksual. Diskusi terarah kelompok (FGD) dilakukan untuk mengurai interelasi faktor protektif dan faktor resiko pada remaja berisiko yang digambarkan pada gambar 1. Faktor resiko dan protektif memiliki aset perkembangan eksternal yang lebih dominan daripada aset internal. Lemahnya aset internal yang dimiliki oleh remaja berisiko berupa harga diri rendah, minat berprestasi rendah, pengabaian tugas sekolah. Faktor protektif juga menunjukkan aset eksternal yang dominan, tanpa ada perkembangan aset internal. Aset ekternal berupa peran orangtua dan peran orang dewasa/ guru/ tetangga/ teman sebaya, peraturan sekolah, aktivitas keagamaan, lama waktu di rumah. Hasil diskusi kelompok ini menunjukkan bahwa remaja berisiko memiliki perkembangan aset internal yang lemah, dan sangat mengharapkan aset eksternal untuk menyangga, membantu, meringankan, bahkan mengurangi pengaruh dari resiko pada perilaku tersebut. Interelasi faktor resiko dan protektif yang muncul akan dijadikan bahan diskusi bagi terapis dalam penerapan teknik resktrukturisasi dan relaksasi. Pengaruh terapi Kognitif terhadap resiliensi remaja berisiko Intervensi terapi perilaku kognitif untuk meningkatkan resiliensi dilakukan pada remaja yang telah diidentifikasi perilaku berisiko sebelumnya. 32 orang remaja berisiko dipilih dengan karakteristik tertentu, serta akan dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Desain eksperimen yang dilakukan true experimental pretest-postes control group design. Analisis data yang digunakan yaitu Paired Sample T Test. Hasil studi Saputra dan Shafira (2014) ini membuktikan bahwa ada perbedaan yang signifikan kemampuan resiliensi sebelum dengan sesudah dilakukan terapi perilaku kognitif dengan nilai p sebesar Berdasarkan pengujian analisis data pre dan post kelompok kontrol menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan resiliensi remaja sebelum dengan sesudah dilakukan terapi perilaku kognitif dengan nilai p sebesar Secara empiris, remaja yang mengikuti proses restrukturisasi kognitif telah menunjukkan kemampuan untuk mengurai aset internal dan eksternal yang dimilikinya, serta mampu belajar untuk memperkuat dan mengembangkan aset tersebut. Adapun aset internal dan ekternal yang hadir saat proses terapi dijabarkan pada tabel 8. Aset-aset perkembangan yang hadir dalam proses restrukturisasi kognitif berbeda dengan hasil diskusi kelompok mengenai penjabaran faktor resiko dan faktor protektif (gambar 1). Aset-aset Januari
6 perkembangan yang muncul dalam proses terapi lebih memiliki proporsi yang setara/ sebanding dan memiliki jumlah total aset lebih dari 17 aset yaitu 19 aset perkembangan. Apabila dijabarkan menjadi faktor protektif bagi perilaku berisiko, tentu aset perkembangan yang diperoleh dari proses terapi akan lebih mampu mengurangi pengaruh dari resiko perilaku-perilaku yang dilakukan oleh remaja tersebut, karena kemungkinan berfungsinya faktor protektif lebih besar dibandingkan terjadi faktor resiko. Hal ini yang memudahkan remaja untuk mampu beradaptasi dan melawan dampak perilaku berisiko sesuai dengan yang diharapkan. Intervensi kognitif kurang mampu menahan tekanan langsung dari faktorfaktor resiko yang telah ada, untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengurangi ketegangan yang muncul disaat remaja berisiko berhadapan langsung dengan situasi/ kondisi yang menekan. Teknik relaksasi akan membantu remaja dalam meminimalisir dampak dari tekanan. Relaksasi otot yang diberikan kepada remaja berisiko diharapkan menjadi keterampilan dasar untuk lebih mampu secara mandiri, mengelola, mengontrol ketegangan untuk lebih rileks, sehingga restrukturisasi kognitif yang diberikan lebih menunjukkan hasil yang optimal. Remaja yang mampu mengelola ketegangan, umumnya akan lebih mudah memilih emosi dan tindakan yang tepat saat menghadapi faktor resiko. Kesimpulan Berdasarkan teori, dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. berisiko remaja yang terjadi dalam penelitian ini berupa perilaku bullying, perilaku merokok, perilaku penggunaan narkoba dan perilaku seksual 2. Terapi perilaku kognitif memberikan kontribusi dalam meningkatkan resiliensi remaja berisiko pada kelompok eksperimen, dengan nilai p sebesar Remaja berisiko lebih terbuka dalam memberikan pengalaman mengenai faktor protektif dan resiko dalam sesi fokus group diskusi 4. Aset perkembangan remaja berisiko pada kelompok ekperimen berkembang dibantu dengan keterampilan retrukturisasi kognitif yang diberikan dalam intervensi. Saran 1. Bagi pihak sekolah agar dapat bekerjasama dengan pihak terkait dalam menyusun kegiatan secara berkelanjutan dalam menekan perilaku berisiko yang terjadi pada remaja. 2. Bagi subjek penelitian agar dapat meningkatkan kemampuan resiliensi dengan melakukan latihan sesuai dengan yang telah diberikan dalam penelitian ini 3. Bagi peneliti lain, agar dapat melakukan pengembangan modul terapi perilaku kognitif berdasarkan hasil penelitian ini. Daftar Pustaka Data Komisi Penanggulangan HIV-AIDS Dinkes Provinsi Jambi (2013) Data Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Jambi Direktorat Reserse Narkoba (2013) Handerson, N. (2007). Resiliency and asset development : A continuum for youth success. In Book Resiliency in Action edited Handerson, N., Benard, B., Sharp-Light, N. Published Resiliensy In Action, Inc Januari
7 Healthy Community, healthy Youth : A National Initiative of Search Institute to Unite Communities for Childen and Adolescents. (2007). The Search Institute. In Book Resiliency in Action editorial Handerson, N., Benard, B., Sharp-Light, N. Published Resiliensy In Action, Inc MGDs News Promoting MGDs and Human Development in Indonesia. Diunduh 4 Maret 2010 Nursal, D. G. A. (2008). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual murid SMU Negeri di Kota Padang tahun Jurnal Kesehatan Masyarakat. II (2) Prinstein, M.J., Meade, C. S., Cohen, G.L. (2003). Adolescent Oral Sex, Peer Popularity, and Perceptions of Best Friends Sexual Behavior. Journal of Pediatric Psychology, vol 28 no Rigby, K., (2002). New Prepectives of Bullying. London : Jessica Kingsley Publisehers Ltd. Sarwono, S. W. (2010). Psikologi Remaja. Jakarta : RajawalipressSmet, B (1994)., Psikologi Kesehatan. Jakarta : Gramedia Widiarsana Indonesia Yayasan Semai Jiwa Amini., (2008). Bullying : mengatasi kekerasan di Sekolah dan lingkungan disekitar anak. Jakarta : PT. Grasindo Seks Bebas Makin Marak. Tribun Jambi, Terbit hari Rabu, 06 Maret 2013 Saputra (2012) Kebiasaan Buruk Merokok di Kalangan Pelajar (cover story). Jambi Independent, Terbit hari Kamis, 10 Oktober 2013 Tabel 8. Aset Perkembangan Remaja Berisiko Kelompok Ekperimen Eksternal Indikator Dukungan 1. Membangun hubungan postif dengan orang dewasa lainnya 2. Memulai mengenal situasi sekolah yang peduli Pemberdayaan 3. Peran dalam Masyarakat 4. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan rumah Batas dan Harapan 5. Model Peran Dewasa Lainnya 6. Pengaruh Positif teman sebaya 7. Harapan yang tinggi Waktu 8. Mencoba ikut Komunitas rohani 9. Waktu dirumah diperbanyak Internal Indikator Komitmen pendidikan 10. Tugas sekolah dikerjakan 11. Keinginan untuk selalu masuk sekolah 12. Berniat untuk rajin membaca yang digemari Nilai 13. Peduli 14. Berusaha untuk jujur 15. Memunculkan rasa tanggung Jawab Kompetensi Sosial 16. Berusaha untuk memecahkan masalah dengan damai Identitas Positif 17. Mengoptimalkan Kontrol Diri 18. Meningkatkan Harga Diri 19. Memulai berpandangan positif mengenai masa depan Januari
8 Gambar 1. Interelasi Faktor Resiko dan Faktor Protektif Remaja Berisiko Faktor Resiko - Kemiskinan - Riwayat keluarga pengguna minum-minuman keras - Harga diri rendah - Minat berprestasi rendah - Pengabaian tugas sekolah - Konflik orangtua dan teman - Komunikasi dengan orangtua rendah Faktor Protektif - Peran orang dewasa sekitar/ guru/ tetangga/ teman sebaya - Peraturan sekolah - Aktivitas keagamaan - Lama waktu dirumah - Peran Orangtua Berisiko Remaja - bullying - merokok - penyalahgunaan napza - seksual Dampak/ Hasil Resiko - Penyakit/ Kesakitan - Isolasi Sosial dan Peran Sosial - Pelanggaran aturan sekolah - Kegagalan Sekolah/ Dropout - Motivasi rendah - Ketidakberdayaan/ skill kurang Januari
Pengaruh Terapi Perilaku Kognitif Terhadap Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun
Pengaruh Terapi Perilaku Kognitif Terhadap Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun The Influence Of Cognitive Behaviour Therapy To The Anxiety Toward The Retirement Period Fadzlul, S. Psi, M. Psi, Psikolog 1
Lebih terperinciThe Influence Cognitive Behavioral Therapy. To Resilience in Adolescents at Risk
The Influence Cognitive Behavioral Therapy To Resilience in Adolescents at Risk Nyimas Natasha Ayu Shafira 1, Nofrans Eka Saputra 2 1 Bagian Pendidikan Kedokteran, Bioetika dan Humaniora Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciIDENTIFIKASI FAKTOR PROTEKTIF DAN RESIKO PADA SISWA DI KOTA JAMBI
JURNAL PSIKOLOGI JAMBI ISSN : 2528-2735 VOLUME 1, NO 1, JULI 2016: 1-9 IDENTIFIKASI FAKTOR PROTEKTIF DAN RESIKO PADA SISWA DI KOTA JAMBI IDENTIFICATION PROTECTIVE AND RISK FACTOR ON STUDENTS JAMBI Fadzlul,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki
23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian
Lebih terperinciPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016
PENGARUH TERAPI RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU DUSUN JELAPAN SINDUMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: INDAH RESTIANI
Lebih terperinciSukirno, S. Kep 1 Giat Wantoro, S. Kep 2 Nofrans Eka Saputra, S. Psi, MA 3 ABSTRACT
Resiliensi Resilience of Sukirno, S. Kep 1 Giat Wantoro, S. Kep 2 Nofrans Eka Saputra, S. Psi, MA 3 1 Departement of Nursing/Baiturrahim School of Health Science 2 Departement of Nursing/Baiturrahim School
Lebih terperinciBAB IV. Analisis Peran Dukungan Kelompok Sebaya Dalam Mengembangkan Resiliensi. Siswa Di SMP Negeri 15 Pekalongan
BAB IV Analisis Peran Dukungan Kelompok Sebaya Dalam Mengembangkan Resiliensi Siswa Di SMP Negeri 15 Pekalongan A. Analisis Tingkat Resiliensi Siswa di SMP N 15 Pekalongan Untuk mengetahui tingkat resiliensi
Lebih terperinciPENGARUH HYPNOTEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
PENGARUH HYPNOTEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA (Studi Pra-Eksperimen pada Topik Berkomunikasi terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 17 Medan) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan ujian
Lebih terperinciHubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta
The Relationship Between the Counseling of Smoking Dangers and the Adolescent Knowledge and Attitude Towards the Smoking Dangers in SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan
Lebih terperinciSKRIPSI. Sripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat
SKRIPSI KEEFEKTIFAN MEDIA LEAFLET DAN STIKER TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WARIA DALAM UPAYA PENCEGAHAN HIV DAN AIDS DI HIMPUNAN WARIA SOLO (HIWASO) Sripsi ini Disusun untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian 3.1.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, untuk dapat mengetahui hubungan
Lebih terperinciKUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON
KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON Disusun oleh: Nama : NIP : LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan satu periode dalam kehidupan manusia yang batasan usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur 10-19 tahun (WHO, 2015 a ). Jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, dimana pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga mempengaruhi
Lebih terperinciPENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA DI SMAN 1 SEMIN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA DI SMAN 1 SEMIN GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Pada
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KELAS X DI SMA N 1 GAMPING NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KELAS X DI SMA N 1 GAMPING NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Yuni Laferani 201510104378 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Remaja (adolescence)
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa
31 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku
Lebih terperinciThe Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung
The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung Sari MN, Islamy N, Nusadewiarti A Faculty of Medicine in Lampung University
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian yang berjudul Keefektifan Layanan Informasi tentang Bahaya Bullying untuk Meningkatkan Empati pada Peserta didik
Lebih terperinciRATIONAL EMOTIVE BEHAVIOUR THERAPY (REBT) UNTUK MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA REMAJA KORBAN KEKERASAN SEKSUAL TESIS NILA ANGGREINY
RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOUR THERAPY (REBT) UNTUK MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA REMAJA KORBAN KEKERASAN SEKSUAL TESIS Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Magister Psikologi Profesi Oleh NILA ANGGREINY
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Kemampuan dalam pengambilan keputusan karir, Pelatihan perencanaan karir pendekatan trait-factor. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana efektivitas pelatihan perencanaan karir pendekatan trait-factor dalam meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan dalam memilih jurusan Perguruan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. One Group Pretest-Posttest Design O 1 XO 2. Gambar 3.1
48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data 3.1.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan
Lebih terperinciRELATIONSHIP BETWEEN EMOTIONAL INTELLIGENCE WITH PREMARITAL SEXUAL BEHAVIOUR ON SMA N 7 SEMARANGSTUDENTS
RELATIONSHIP BETWEEN EMOTIONAL INTELLIGENCE WITH PREMARITAL SEXUAL BEHAVIOUR ON SMA N 7 SEMARANGSTUDENTS Ilham Prayogo, Hastaning Sakti* iprayogo@rocketmail.com, sakti.hasta@gmail.com Ilham Prayogo M2A607052
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku merokok merupakan salah satu penyebab yang menimbulkan munculnya berbagai penyakit dan besarnya angka kematian. Hal ini wajar, mengingat setiap tahunnya
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI STIKES X TAHUN 2014
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI STIKES X TAHUN 2014 Factors Related to Adolescent Sexual Behavior in X School of Health in 2014 Eka Frelestanty Program Studi Kebidanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sangat diperlukan oleh masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health Organization (WHO) 2012, kelompok
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012
1 PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh DWI PUTRI RUPITA SARI 201110104247 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR
PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar
22 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 8 kelas dengan jumlah 192 siswa. B.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem imun dan menghancurkannya (Kurniawati, 2007). Acquired
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang termasuk dalam famili lentivirus. HIV menyebabkan beberapa kerusakan sistem imun dan menghancurkannya (Kurniawati,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experimental research). Menurut Sugiyono (2012:
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental research). Menurut Sugiyono (2012: 77),
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
38 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitiannya adalah lapangan (Field Research). Yaitu penelitian yang terjun langsung ke lapangan untuk menggali, data dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity),
BAB III METODE PENELITIAN Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity), anak selalu bertanya tentang hal hal yang dilihat, didengar, diraba, dicecap bahkan dirasakan (Sukmadinata,
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA DI SMK ISLAM WIJAYA KUSUMA JAKARTA SELATAN.
EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA DI SMK ISLAM WIJAYA KUSUMA JAKARTA SELATAN Dwi Setiowati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju dwisetiowati83@yahoo.com
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar
22 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar Lampung pada semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 11 kelas
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA
1 PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimen semu (Pre Experiment Design) yang tujuannya untuk memperoleh informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian
A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian eksperimen
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 20 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DINI ARIANI NIM : 20000445 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit HIV/AIDS dan penularannya di dunia meningkat dengan cepat, sekitar 60 juta orang di dunia telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit HIV/AIDS dan penularannya di dunia meningkat dengan cepat, sekitar 60 juta orang di dunia telah terinfeksi HIV. Penyebaran dan penularan HIV/AIDS dominan terjadi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas (X) kontrol diri dan variabel
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Jumlah Kelas SMP Negeri 1 Bawen
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bawen yang terletak sangat strategis karena berada di tepi jalan
Lebih terperinciProsiding Pendidikan Dokter ISSN: X
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Siswa SMA Negeri 1 Bandung terhadap Penularan dan Pencegahan HIV/AIDS Tahun 2016 Relationship Between Knowledge
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada
24 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 5 kelas berjumlah 150
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan
63 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memungkinkannya pencatatan dan analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Pada masa remaja terjadilah suatu perubahan organ-organ fisik secara cepat, dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan. Terjadinya perubahan ini
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif karena penelitian ini banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di MAN 1 Pringsewu Kabupaten Pringsewu. 3.2 Populasi Penelitian Populasi penelitian
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, perilaku, kesehatan seksual remaja, kesehatan reproduksi remaja.
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KESEHATAN SEKSUAL DAN REPRODUKSI SISWA SMA X DI KOTA BANDUNG TAHUN 2015 Ulfi Audria, 2015 Pembimbing I : Rimonta. F. G.,dr.,Sp.OG, M.PdKed Pembimbing II
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemahaman masyarakat tentang seksualitas sampai saat ini masihlah kurang.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemahaman masyarakat tentang seksualitas sampai saat ini masihlah kurang. Pengetahuan tentang seksualitas ataupun perkembangan seksual yang seharusnya dipahami
Lebih terperinciSyntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 7 Juli 2017
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 54-0849 e-issn : 548-398 Vol., No 7 Juli 07 PENGARUH PROGRAM PUSAT INFORMASI DAN KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (PIK-KRR) TERHADAP PENGETAHUAN KESEHATAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberadaan kelompok remaja tidak dapat diabaikan begitu saja. World Health
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah tunas, generasi penerus, dan penentu masa depan yang merupakan modal dasar pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, keberadaan kelompok remaja tidak
Lebih terperinciPENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI
PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI Waode Sitti Asfiah Udu*, Putu Yayuk Widyani Wiradirani** *Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bonus demografi, dimana penduduk usia produktif yaitu penduduk dengan usia 15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dengan penduduk terbanyak keempat di dunia yaitu sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2015. Pada tahun 2025 diproyeksikan jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan yang terjadi pada remaja melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dimana remaja menjadi labil
Lebih terperinciPengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja
Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Caecilia Takainginan 1, Ellen Pesak 2, Dionysius Sumenge 3 1.SMK Negeri I Sangkub kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2,3,
Lebih terperinciPERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PALU Oleh: Rizal Haryanto 18, Ketut Suarayasa 29,
PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PALU Oleh: Rizal Haryanto 18, Ketut Suarayasa 29, 9 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menilai bagaimana tingkat pengetahuan, sikap, dan aktivitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA
29 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan dari tanggal 16-19 November 2012 di SMA Negeri 2 Sumedang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karakter penguasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2007). World Health
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan individu untuk mencapai dewasa. Selama masa remaja ini individu mengalami proses dalam kematangan mental, emosional,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi penelitian dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri X Sentani, yang berlokasi di Jalan Raya Kemiri, Sentani, Papua. Pengambilan data dilakukan
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: DELYANA 201410104149 PROGRAM STUDI BIDAN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 29
III. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Bandar Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri atas
Lebih terperinciEfektivitas Teknik Latihan Asertif Untuk Meningkatkan Internal Locus Of Control Siswa dalam Belajar
Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Volume 3 Number 2 December 2017. Page 8-14 p-issn: 2443-2202 e-issn: 2477-2518 Homepage: http://ojs.unm.ac.id/index.php/jppk Efektivitas Teknik Latihan Asertif Untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan tujuan untuk menjaring data yang diperlukan. Metode yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tuntang yang berada di desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.
Lebih terperinciAbstract. Key words: video demonstration, cognitive aspects of learning achivements and attitudes.
Pengaruh Penggunaan Media Video. (Muhammad Saeful) 241 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS X SMAN 2 BANTUL TAHUN
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP HIV/AIDS PADA MURID SMA ISLAM X JAKARTA TIMUR
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP HIV/AIDS PADA MURID SMA ISLAM X JAKARTA TIMUR Fitri Arlinkasari Universitas YARSI Abstrak Penelitian ini mengukur hubungan antara pengetahuan mengenai HIV/AIDS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pengaruh penerapan metode pembelajaran Team Based Learning terhadap. Keperawatan STIKES Satria Bhakti Nganjuk.
43 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan design penelitian Quasy Experiment pre and post test with control group. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh penerapan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan pada subbab 1.3, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. SUBJEK PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Laboratorium UPI Bandung di Jl. Senjaya Guru kampus Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan pesat baik fisik, psikologis maupun intelektual. Pola karakteristik pesatnya tumbuh kembang ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Eksperimental (Ekperimental Research).
Lebih terperinciEFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PUNCU TAHUN AJARAN 2016/2017
EFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PUNCU TAHUN AJARAN 2016/2017 THE EFFECTIVENESS INFORMATION SERVICES TO IMPROVE
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. remaja tertinggi berada pada kawasan Asia Pasifik dengan 432 juta (12-17 tahun)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa pancaroba yang pesat, baik secara fisik, psikis, dan sosial. Modernisasi dan globalisasi zaman, menyebabkan remaja rentan terhadap pengaruh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo. Penelitian ini adalah eksperimen semu yang menggunakan one group
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan
Lebih terperinciPENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN VISUALISASI TERHADAP PENURUNAN STRES PADA SISWA SEKOLAH DASAR SKRIPSI. Oleh : Firman M2A
PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN VISUALISASI TERHADAP PENURUNAN STRES PADA SISWA SEKOLAH DASAR SKRIPSI Oleh : Firman M2A 099 033 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL PEMBELEJARAN BLENDED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS VIII DI SMPN 38 SURABAYA
MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology Vol. 1, No. 1, Juli 2016. Hal 10 20 PENGGUNAAN MODEL PEMBELEJARAN BLENDED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS VIII DI SMPN 38
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini tidak semua variabel
Lebih terperinciKata Kunci : seksual remaja, berpacaran, sumber informasi
KORELASI SUMBER INFORMASI MEDIA DAN LINGKUNGAN PERGAULAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DALAM BERPACARAN (Studi Kasus pada Siswa Kelas XI di Satu SMA Kota Surakarta Tahun 01) * ), Dharminto** ), Yudhy
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian menggunakan metode True Eksperimental Design. Dikatakan. dengan cara mengajar disekolah tersebut.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Metode penelitian menggunakan metode True Eksperimental Design. Dikatakan
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS
PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Wulan Ratnaningsih 1610104273
Lebih terperinciBIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA SISWA SMA DI KOTA BENGKULU
43 BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA SISWA SMA DI KOTA BENGKULU Aisyah Lubis, Yessy Elita, Vira Afriyati Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu
Lebih terperinciPENGARUH KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUAL REMAJA (STUDI DI SMAN 1 MARGAHAYU BANDUNG
PENGARUH KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUAL REMAJA (STUDI DI SMAN 1 MARGAHAYU BANDUNG Dyan Kunthi Nugrahaeni 1 dan Triane Indah Fajari STIKES A. Yani Cimahi ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang gunakan adalah dengan menggunakan metode analitik,
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang gunakan adalah dengan menggunakan metode analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. Pendekatan ini merupakan rancangan penelitian dengan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Venny Risca Ardiyantini
PENGARUH PENDIDIKAN SEKS DALAM PERSPEKTIF ISLAM TERHADAP PENGETAHUAN ORANGTUA DENGAN ANAK USIA 3-5 TAHUN DI KELOMPOK BERMAIN AISYIYAH REJODANI SARIHARJO NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Asti Listyani PROGRAM
PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PEMBINAAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI DUSUN KEMOROSARI I DAN II PIYAMAN WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Asti Listyani
Lebih terperinciPERBEDAAN EFEKTIVITAS METODE PEER EDUCATION DAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERSEPSI REMAJA MENGENAI SEKS PRANIKAH
PERBEDAAN EFEKTIVITAS METODE PEER EDUCATION DAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERSEPSI REMAJA MENGENAI SEKS PRANIKAH Siti Khotimah 1) Evin Noviana Sari 2) 1,2) Program Studi D3 Kebidanan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah HIV merupakan famili retrovirus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia terutama limfosit (sel darah putih) dan penyakit AIDS adalah penyakit yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Indonesia tahun 2010, sekitar 26,8% atau 63 juta jiwa dari total jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 233 juta jiwa adalah remaja
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Identifikasi merupakan variabel yang diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan b. Variable Bebas (X) :
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH
STUDI EKSPERIMEN DENGAN METODE PENYULUHAN TENTANG SIKAP PENANGANAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) PADA REMAJA JALANAN DI RUMAH SINGGAH GIRLAN NUSANTARA SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia (WHO), definisi remaja (adolescence) adalah periode usia
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Remaja berarti tumbuh menjadi dewasa. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), definisi remaja (adolescence) adalah periode usia antara 10 sampai 19 tahun. Sementara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian pra ekspirimen dengan rancangan one group pra test post test. Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Subyek Penelitian Penelitian ini adalah penelitian jenis pre eksperimental, dimana subyek penelitiannya hanya satu subyek penelitian.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sebagai pembanding hasil perlakuan (Masyuri & Zainudin, 2008).
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan teknik Quasi eksperimen yaitu menggunakan kelompok kontrol dan kelompok
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN AUDIOVISUAL TENTANG HIV/AIDS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA KELAS X SMK N 1 BANTUL NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN AUDIOVISUAL TENTANG HIV/AIDS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA KELAS X SMK N 1 BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Lisa Liana 201410104294 PROGRAM STUDI BIDAN
Lebih terperinci