TUGAS AKHIR STUDY APLIKASI MOBILE VIDEO CONFERENCE PADA CDMA Dibuat oleh : Nama : Dwi Aswari Rediniasih NIM :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS AKHIR STUDY APLIKASI MOBILE VIDEO CONFERENCE PADA CDMA Dibuat oleh : Nama : Dwi Aswari Rediniasih NIM :"

Transkripsi

1 TUGAS AKHIR STUDY APLIKASI MOBILE VIDEO CONFERENCE PADA CDMA 2000 Dibuat oleh : Nama : Dwi Aswari Rediniasih NIM : Peminatan Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Industri UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA

2 TUGAS AKHIR STUDY APLIKASI MOBILE VIDEO CONFERENCE PADA CDMA 2000 Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Dwi Aswari Rediniasih NIM : PEMINATAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA

3 SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Dwi Aswari Rediniasih NIM : Jurusan : Teknik Elektro Fakultas : Teknik Industri Judul Skripsi : Study Aplikasi Mobile Video Conference pada CDMA2000 Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan di Universitas Mercu Buana. Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan agar dapat digunakan sebagaimana mestinya. Penulis Dwi Aswari 3

4 LEMBAR PENGESAHAN Tugas akhir telah disahkan dan diterima sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata-1 dengan judul: STUDY APLIKASI MOBILE VIDEO CONFERENCE PADA CDMA 2000 Disusun oleh : Nama : Dwi Aswari Rediniasih NIM : Jurusan : Teknik Elektro Peminatan : Telekomunikasi Jakarta, 02 Maret 2008 Pembimbing (Ir. Bambang S Hutomo, Bc.TT.) Koordinator Tugas Akhir : Elektro: Ketua Jurusan Teknik (Ir. Yudhi Gunardi, MT) (Ir. Budi Yanto Husodo. M.Sc) 4

5 ABSTRAK Mobilitas adalah ciri masyarakat modern. Bagi masyarakat yang demikian, tuntutan terhadap layanan komunikasi sudah naik kelas. Mereka tidak cukup sekadar disediakan layanan yang bersifat mobile (sesuai sifat mereka), tapi juga layanan tersebut harus andal, cepat, dan lebih personal. Mereka tak ingin lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Dunia yang diharapkan adalah yang life unlimited, alias tanpa batas. Dan, teknologi 3G, untuk saat ini merupakan solusi paling tepat menjawab tuntutan tersebut. Video call atau video conference sudah bisa dilakukan sejak lama, terutama ketika teknologi satelit komunikasi mulai diperkenalkan. Namun, model komunikasi satelit, selain tidak efisien dan mahal, juga memiliki banyak keterbatasan. Akibatnya, secara bisnis, relatif sulit dikembangkan menjadi teknologi yang bersifat massal dan personal. Hal ini berbeda dengan yang dicapai melalui teknologi 3G, orang bisa menikmati layanan multimedia dengan harga relatif murah. Teknologi CDMA dikenal memiliki kualitas suara yang lebih jernih, tahan terhadap interferensi dan memiliki tingkat kerahasiaan yang tinggi dimana hal ini berkaitan dengan proses acak pada teknik ini. 3G CDMA yang telah distandarkan oleh ITU yaitu CDMA2000 1x EV yang dapat menyalurkan data dengan kecepatan sampai 2.4 Mbps (1xEV-DO) dan 3,09Mbps (1x EV-DV). Dengan kecepatan data yang dapat diberikan itu, teknologi CDMA2000 1x EV ini dapat mendukung layanan 3G multimedia seperti video call ataupun video conference. Aplikasi mobile video conference yang dibahas pada tugas akhir ini menggunakan arsitektur video conference 3GPP2 3G-324M. Dengan menggunakan arsitektur 3G-324M yang mendukung aplikasi video conference dengan bit rate rendah diharapkan mobile video conference dapat diaplikasikan dengan baik. 5

6 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tugas Akhir dengan judul Study Aplikasi Mobile Video Conference pada CDMA2000 ini, diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan kurikulum Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri, Universitas Mercu Buana Jakarta. Penulisan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ir. Bambang S Hutomo selaku dosen pembimbing Tugas Akhir ini yang telah banyak memberikan bimbingan dan dorongan selama pengerjaan Tugas Akhir ini. 2. Ir. Yudhi Gunardi, selaku Koordinator Tugas Akhir yang telah membantu proses administrasi pembuatan Tugas Akhir ini. 3. Dosen-dosen akademik yang telah memberikan waktu dan ilmunya yang sangat bermanfaat. 4. Orang tua dan saudari-saudariku (esya dan dini) yang telah memberikan dorongannya selama ini. 5. Sahabat-sahabatku, Faikotul Ilmi dan suami, Joko, Mustika, Dety, Denok, Lia, Lusi dan Arum yang telah banyak membantu dan memberikan dorongan dalam penulisan Tugas Akhir ini. 6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini. Penulis yakin Tugas Akhir ini mempunyai banyak kekurangan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis berharap Tugas Akhir ini berguna banyak pihak. Jakarta, Februari 2008 Penulis 6

7 DAFTAR ISI JUDUL.. i SURAT PERNYATAAN.. ii LEMBAR PENGESAHAN.. iii ABSTRAK.. iv KATA PENGANTAR.. v DAFTAR ISI.. vi DAFTAR GAMBAR.. x DAFTAR TABEL.. xi DAFTAR SINGKATAN.. xii BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH PERUMUSAN MASALAH BATASAN MASALAH TUJUAN METODOLOGI PENULISAN SISTEMATIKA PENULISAN.. 3 BAB II LANDASAN TEORI SISTEM CDMA2000 1X KONSEP DASAR SISTEM SPEKTRAL TERSEBAR DEFINISI SISTEM SPEKTRAL TERSEBAR KINERJA SISTEM SPEKTRAL TERSEBAR KONSEP DASAR SISTEM CDMA2000 1X ARSITEKTUR JARINGAN CDMA2000 1X MODEL KANAL PADA SISTEM CDMA2000 1X KANAL REVERSE KANAL FORWARD KONTROL DAYA KAPASITAS SISTEM CDMA2000 1X VOICE ACTIVITY 19 7

8 SECTORED CELL HANDOFF 20 BAB III VIDEO CONFERENCE PADA CDMA SISTEM KOMUNIKASI JARINGAN 3G CIRI-CIRI SISTEM KOMUNIKASI 3G JENIS SITEM KOMUNIKASI 3G UMTS EDGE CDMA WCDMA IEEE JENIS-JENIS PELAYANAN 3G G PADA CDMA CDMA2000 1X EV-DO CDMA2000 1X EV-DV VIDEO CONFERENCE PADA CDMA BLOK DIAGRAM VIDEO CONFERENCE REFERENSI MODEL PROTOKOL STACK PADA VIDEO CONFERENCE QUALITY OF SERVICE (QOS) PROSEDUR CALL SET UP VIDEO CONFERENCE MELALUI IP.. 42 BAB IV APLIKASI MOBILE VIDEO CONFERENCE PADA CDMA PENGGUNAAN CDMA2000 DI INDONESIA APLIKASI PENGGUNAAN VIDEO CONFERENCE PADA CDMA EFESIENSI UNTUK MENDUKUNG PERFORMANSI VIDEO CONFERENCE PROTOTYPE VIDEO CONFERENCE

9 4.3.2 EFISIENSI ALGORITMA UNTUK MENINGKATKAN 3G324M EFISIENSI SISTEM CONTROL DENGAN PENDEKATAN EVENT-DRIVEN OPTIMASI PROSES MESSAGE PADA H OPTIMASI MULTIPLEXING PADA H EFISIENSI ALGORITMA UNTUK MANAJEMEN MULTIMEDIA VIDEO CONFERENCE ALGORITMA MULTIPOINT MULTIPLEXING MANAJEMEN MULTIPOINT CONFERENCE SISTEM EVALUASI...59 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN SARAN 61 DAFTAR PUSTAKA xv LAMPIRAN xvi 9

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Gambar 3.9 Gambar 3.10 Gambar 3.11 Gambar 4.1 Gambar 4.2 (a) Gambar 4.2 (b) Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Blok Pemancar DS-SS Blok Penerima DS-SS Arsitektur CDMA2000 1x Struktur Kanal Reverse yang ditransmisi oleh MS Struktur Kanal Forward yang ditransmisikan oleh BTS Arsitektur Jaringan CDMA2000 1x EV-DO Arsitektur system CDMA2000 1x EV-DV Circuit Video Conferencing Sentralisasi Multipoint Conference Desentralisasi Multipoint Conference Protokol Stack dalam CDMA2000 Protokol Stack dalam Video Conferencing MS ke MS panggilan Video Conference Panggilan MS ke 3GPP-324M 3G-324M pada 3G Jaringan Video Gateway Sistem Control Event Driven Pendekatan Implementasi secara normal Karakteristik aliran proses dari Implementasi yang dibuat Serialisasi Pendekatan hubungan Modul MultiH.223 Video Conference Client 10

11 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Alokasi kode PN (kode pendek) Karakteristik CDMA2000 Persyaratan 1x EV-DV Klas QoS (Qos Classes) Parameter QoS Perbandingan kemampuan teknologi seluler Major Control Message didefinisikan untuk manajemen conference Video dan Audio Parameter 11

12 DAFTAR SINGKATAN 3GPP : Third Generation Partnership Project 3GPP2 : Third Generation Partnership Project 2 AL AMR ARIB : Adaptation Layer : Adaptive multi-rate : Association of Radio Industries and Business CDMA2000 Code Division Multiple Access BS BTS CDMA CM DS-CDMA DS-SS EDGE FDMA GPRS GSM HCS HLR HSDPA IEEE : Base Station : Base Transceiver Station : Code Division Multiple Access : Call Manager : Direct Sequence CDMA : Direct Sequence SS : Enhanced Data Rates for GSM Evolution : Frequency Division Multiple Access : General Packet Radio System : Global System for Mobile Communications : Hierarchical Cell Structure : Home Location Register : High Speed Downlink Packet (Protocol) Access : Institute of Electrical and Electronic Engineers IMT-2000 : International Mobile Telecommunication for the year 2000 IOS : Inter-Operability Specification 12

13 IP ISUP IT ITU IWF LAN LCN : Internet Protocol : ISDN User Part : Information Technology : International Telecommunication Union : Interworking Function : Local Area Network : logical Channel Number MPEG-4 : Motion Picture Expert Group 4 MC MCU MP MS MSC MUX PS PSK QoS QPSK RLP RNC RTCP RTP SIP : multipoint Control : Multipoint Control unit : Multipoint Processor : Mobile Station : Mobile Switching Center : Multiplexer : Packet Switched : Phase Shift Keying : Quality of Service : Quadrature Phase Shift Keying : Radio Link Protocol : Radio Network Control : Real-time Transport Control Protocol : Real-time Transport Protocol : Session Initiation Protocol 13

14 SMS SS TDD TDMA UMTS VC VCoIP VLR VoIP WCDMA WLAN : Short Message Service : Spread Spectrum : Time Division Duplex : Time Division Multiple Access : Universal Mobile Telecommunication System : Video Conference : Video Conference over IP : Visitor Location Register : Voice over IP : Wideband Code Division Multiple Access : Wireless Local Area Network 14

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem komunikasi nirkabel generasi ketiga atau sering disingkat 3G adalah hasil pengembangan generasi kedua. Tujuan jaringan 3G yakni untuk menyediakan seperangkat standar tertentu yang dapat memenuhi kebutuhan aplikasi-aplikasi nirkabel cukup luas variasinya serta untuk menyediakan akses secara global. Banyaknya standar teknologi telekomunikasi, membuat International Telecommunication Union (ITU) menetapkan 3G sebagai sebuah teknologi yang menawarkan performa dengan kriteria: 144kbps pada kecepatan dengan kondisi bergerak (100km/jam), 384kbps pada keadaan bergerak seperti berjalan kaki, dan 2 Mbps untuk penggunaan pada konsisi tetap. Layanan 3G merupakan layanan komunikasi bergerak yang menjanjikan peningkatan bandwidth. Standar teknologi 3G untuk Global System for Mobile Communications (GSM) bernama Wideband Code Division Multiple Access (W-CDMA) atau juga dinekal dengan nama Universal Mobile Telephone Service (UMTS). Sedangkan untuk Code Division Multiple Access (CDMA) menggunakan standar teknologi bernama CDMA2000 1xEV. Tapi, ada versi teknologi TD-SDMA yang hanya digunakan di China. Teknologi 3G memungkin pelanggan menikmati beberapa layanan berbeda secara bersamaan dalam satu ponsel, misalnya layanan video teleconference. Pengguna dapat melakukan rapat dengan rekan bisnis tanpa harus bertemu langsung, karena layanan ini memberikan pengguna kemudahan berdiskusi secara tatap muka, sambil mengirim surat atau dokumen melalui ponsel dalam waktu bersamaan. Selain itu, penggunaan teknologi 3G membuat kualitas suara dan akses data menjadi jauh lebih baik dari generasi sebelumnya. Pertambahan jumlah pelanggan baru yang signifikan tiap tahun, membuat operator seluler mau tidak mau harus meningkatkan teknologi mereka menjadi 3G. 1

16 Untuk itu, penulis mengambil judul Studi Aplikasi Mobile Video Conference pada CDMA 2000 untuk membahas bagaimana aplikasi video conference dapat terjadi dan apakah layanan ini dapat diaplikasikan ke jaringan CDMA Perumusan Masalah Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah mengenai analisa aplikasi salah satu pelayanan di 3G yaitu mobile video conference pada CDMA Batasan Masalah Batasan-batasan dari permasalahan yang dibahas dalam penyusunan tugas akhir ini adalah antara lain: 1. Ciri-ciri system komunikasi 3G 2. Jenis telekomunikasi 3G (CDMA2000) 3. Layanan-layanan komunikasi di 3G 4. Prinsip kerja mobile video conference pada CDMA Aplikasi mobile video conference sekarang ini 1.4 Tujuan Tugas Akhir yang berjudul STUDY APLIKASI MOBILE VIDEO CONFERENCE PADA CDMA 2000 ditulis untuk tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui ciri-ciri dan jenis teknologi jaringan nirkabel pada generasi ketiga (3G). 2. Mengetahui fungsi dari tiap layanan 3G. 3. Mengetahui karakteristik dari video conference pada CDMA Mengetahui protokol-protokol pendukung aplikasi video conference. 5. Mengetahui cara kerja mobile video conference dan mengkaji apa saja yang dapat dilakukan untuk mengefisienkan kerja video conference. 2

17 1.5 Metodologi Penulisan Metodologi penulisan untuk skripsi ini adalah dengan cara: Studi Pustaka : Mencari buku-buku dan jurnal di internet. 1.6 Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Yang terdiri dari: latar belakang penulisan, batasan penulisan, tujuan dan manfaat penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini membahas mengenai landasan teori atas teknologi CDMA2000. BAB III : VIDEO CONFERENCE PADA CDMA2000 Bab ini membahas mengenai layanan 3G, karakteristik video conference dan bagaimana terjadinya proses video conference pada CDMA2000. BAB VI : APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA CDMA2000 Bab ini membahas mengenai bagaimana aplikasi video conference sekarang ini jika menggunakan CDMA2000 dan efisiensi yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan kerja protocol video conference. BAB V : KESIMPULAN Bab ini merangkum secara keseluruhan tulisan dari tugas akhir ini. 3

18 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem CDMA2000 1x Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik multiple access yang banyak diaplikasikan untuk seluler maupun fixed wireless. Konsep dasar dari teknik multiple access yaitu memungkinkan suatu titik dapat diakses oleh beberapa titik yang saling berjauhan dengan tidak saling mengganggu. Teknik multiple access mempunyai arti bagaimana suatu spektrum radio dibagi menjadi kanal-kanal dan bagaimana kanal-kanal tersebut dialokasikan untuk pelanggan sebanyak-banyaknya dalam satu sistem. CDMA merupakan teknologi multiple access yang membedakan satu pengguna dengan pengguna lainnya menggunakan kode-kode khusus dalam lebar pita frekuensi yang ditentukan. Sistem CDMA merupakan pengembangan dari dua sistem multiple access sebelumnya. CDMA memiliki konsep multiple access yang berbeda dengan Time Division Multiple Access (TDMA) dan Frequency Division Multiple Access (FDMA) karena sistem ini memanfaatkan kode-kode digital yang spesifik untuk membedakan satu pengguna dengan pengguna lainnya. CDMA memiliki beberapa keunggulan dibandingkan teknik multiple access lainnya, yaitu : 1. Memiliki pengaruh interferensi yang kecil antara sinyal yang satu dengan yang lainnya. 2. Memiliki tingkat kerahasiaan yang tinggi dimana hal ini berkaitan dengan proses acak pada teknik ini Konsep Dasar Sistem Spektral Tersebar Code Division Multiple Access adalah teknik akses jamak yang didasarkan pada sistem komunikasi spektral tersebar, dimana masing-masing pengguna diberikan suatu kode tertentu yang akan membedakan satu pengguna dengan pengguna lainnya. Mulanya sistem ini dikembangkan pada kalangan militer 4

19 karena kehandalannya dalam melawan derau yang tinggi, sifat anti jamming, dan kerahasiaan data yang tinggi Definisi Sistem Spektral Tersebar Secara definitif, sistem komunikasi spektral tersebar merupakan suatu teknik modulasi dimana pengirim sinyal menduduki lebar pita frekuensi yang jauh lebih besar dari pada spektrum minimal yang dibutuhkan untuk menyalurkan suatu informasi. Konsep ini didasarkan pada teori C.E Shannon untuk kapasitas saluran, yaitu : C = W log 2 (1 + S/N) Dimana : C = kapasitas kanal transmisi (bps) W = lebar pita frekuensi transmisi (Hz) N = daya derau (Watt) S = daya sinyal (Watt) Dari teori diatas terlihat bahwa untuk menyalurkan informasi yang lebih besar pada saluran ber-noise dapat ditempuh dengan dua cara yaitu : 1. Dengan cara konvensional, dimana W kecil dan S/N besar. 2. Cara penyebaran spektrum, dimana W besar dan S/N kecil. Pada sistem spektral tersebar sinyal informasi disebar pada pita frekuensi yang jauh lebih lebar dari pada lebar pita informasinya. Penyebaran ini dilakukan oleh suatu fungsi penebar yang bebas terhadap sinyal informasinya berupa sinyal acak semu (psedorandom) yang memiliki karakteristik spektral mirip derau (noise), disebut pseudorandom noise (PN code). Ada beberapa teknik modulasi yang dapat digunakan untuk menghasilkan spektrum sinyal tersebar antara lain Direct Sequence Spread Spectrum (DS-SS) dimana sinyal pembawa informasi dikalikan secara langsung dengan sinyal penyebar yang berkecepatan tinggi, Frequency Hopping Spred Spectrum (FH-SS) dimana frekuensi pembawa sinyal informasi berubah-ubah sesuai dengan deretan kode yang diberikan dan akan konstan selama periode tertentu yang disebut T (periode chip). Time Hopping Spread Spectrum (TH-SS) dimana sinyal pembawa informasi tidak dikirimkan secara kontinu tetapi dikirimkan dalam bentuk short 5

20 burst yang lamanya burst tergantung dari sinyal pengkodeannya, dan hybrid modulation yang merupakan gabungan dari dua atau lebih teknik modulasi di atas yang bertujuan untuk menggabungkan keunggulan masing-masing teknik. Teknik modulasi yang paling banyak dipakai saat ini, termasuk pada sistem CDMA2000 1x, adalah Direct Sequence Spread Spectrrum (DS-SS) karena realisasinya lebih sederhana dibandingkan teknik modulasi lainnya. Pada DS-SS, sinyal pembawa didemodulasi secara langsung oleh data terkode yang merupakan deretan data yang telah dikodekan dengan deretan kode berkecepatan tinggi yang dibangkitkan oleh suatu Pseudo Random Generator (PRG) dan memiliki karakteristik random semu karena dapat diprediksi dan bersifat periodik. Sinyal yang telah tersebar ini kemudian dimodulasi dengan menggunakan teknik modulasi BPSK, QPSK, atau MSK. Pada sistem CDMA2000 1x digunakan teknik modulasi QPSK. Gambar 2.1 Blok pemancar DS-SS Sedangkan pada sisi penerima, DS-SS terdiri dai tiga bagian utama yaitu demodulator, despreader dan blok sinkronisasi deret kode. Gambar 2.2 Blok Penerima DS-SS 6

21 Ketika sinkronisasi deret kode telah tercapai antara pengirim dan penerima (akuisisi dan code trackling loop telah berjalan sempurna), maka dilakukan proses despreading sinyal DS-SS. Dan dengan asumsi bahwa beda fasa pada frekuensi pembawa lokal antara pengirim dan penerima dapat dihilangkan dengan carrier recovery maka sinyal informasi yang sebenarnya akan dapat diperoleh kembali Kinerja Sistem Spektral Tersebar Parameter-parameter yang menjadi ukuran kinerja sistem komunikasi CDMA seluler maupun fixed wireless berdasarkan sistem spektral tersebar antara lain adalah : Processing Gain Ketahanan sistem spektral tersebar terhadap interferensi ditentukan oleh seberapa lebar frekuensi penebar dibandingkan dengan lebar frekuensi pita dasarnya dalam suatu parameter yang disebut processing gain. Dimana semakin besar processing gain-nya, maka semakin tahan sistem spektral tersebut terhadap interferensi. Bit Error Rate (modulasi QPSK) P B = Q 2E N o b Dimana : E b = Energi per bit (dbw atau Watt) N o = Rapat daya noise (db/hz atau Watt/Hz) Kapasitas Sistem Jika diasumsikan bahwa sebuah sel mempunyai N user yang konstan, maka sinyal yang diterima oleh base station pada sel tersebut terdiri dari sinyal user yang diinginkan ditambah (N-1) sinyal dari user penginterferensi. Dengan asumsi kontrol daya bekerja sempurna, maka sinyal terima untuk semua kanal adalah sama, yaitu sebesar S. Sehingga persamaan energy per bit (E b ) dan rapat spektrum daya penginterfernsi (I o ) dapat dinyatakan sebagai berikut : 7

22 E b = R S S( N 1) I o = W Sedangkan persamaan energy bit to interference (E b /I o ) adalah : E I b o S / R = S( N 1) / W W / R = N 1 Dari persamaan di atas diperoleh bahwa kapasitas sel atau jmlah kanal yang dapat diakomodasi oleh satu frekuensi pembawa dengan bandwidth (W) adalah N = 1 + W / R E b / I o Jika N diasumsikan sangat besar maka persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi : W / R N E b / I o Jika interferensi dari sel lain, gain aktifitas suara, dan gain sektorisasi antena juga diperhitungkan, maka persamaannya menjadi : W / R β N Eb / I o (1 + f ) α Dimana : W = lebar pita frekuensi spektral tersebar (Hz) = 1,2288 MHz R = data rate sinyal informasi (kbps) = 9,6 kbps E b /I o = rasio energi per bit terhadap rapat daya penginterfernsi (db) = gain aktifitas suara ( 2,67 untuk suara dan 1 untuk data) = gain sektorisasi antena ( 2,4 untuk antena trisektoral) f = faktor interferensi dari sel lain ( 0,6) 2.2 Konsep Dasar Sistem CDMA2000 1x 8

23 CDMA 2000 adalah platform wireless yang termasuk ke dalam spesifikasi International Mobile Telecommunication 2000 (IMT-2000) dan merupakan pengembangan dari standar platform wireless CDMA IS-95. Teknologi transmisi radio CDMA2000 adalah teknologi wideband dengan teknik spread spectrum yang memanfaatkan teknologi CDMA untuk memenuhi kebutuhan layanan sistem komunikasi wireless generasi ketiga (3G) berupa aplikasi layanan multimedia. Sistem CDMA2000 mencakup implementasi luas yang ditujukan untuk mendukung data rate baik untuk circuit switched maupun packet switched dengan memanfaatkan data rate mulai dari 9,6 kbps (TIA/EIA-95-B) sampai lebih dari 2 Mbps. Beberapa layanan yang dapat didukung antara lain, wireless internet, wireless , telemetry dan wireless commerce. Standarisasi CDMA2000 1x dilakukan berdasarkan spesifikasi IS2000 yang kompatibel dengan sistem IS-95 A/B (CDMAone). Dibandingkan dengan IS-95, jaringan CDMA2000 1x mengalami beberapa pengembangan seperti kontrol daya yang lebih baik, uplink pilot channel, teknik vocoder baru, pengembangan kode Walsh serta perubahan skema modulasi. Sedangkan pada sisi arsitektur jaringan terdapat Base Station Controller (BSC) dengan kemampuan IP Routing, BTS multimode serta PDSN (Packet Data Serving Node) Arsitektur Jaringan CDMA2000 1x 9

24 * 8 # * 8 # * 8 # * 8 # 3Com Gambar 2.3 Arsitektur CDMA2000 1x Skema struktur jaringan CDMA2000 1x secara umum terdiri dari : 1. User terminal, terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut : Fixed terminal Portable / handheld o Membentuk, memelihara, dan memutuskan hubungan dengan Radio Network melalui antarmuka radio-packet. o Mengumpulkan data autentifikasi, autorisasi dan akunting yang diperlukan oleh AAA. 2. Radio Access Network (RAN), terdiri dari beberapa komponen berikut : Base Transceiver Station (BTS) BTS bertanggung jawab untuk mengalokasikan daya digunakan oleh pelanggan serta berfungsi sebagai antarmuka yang menghubungkan 10

25 jaringan CDMA2000 1x dengan perangkat pelanggan. BTS terdiri dari perangkat radio yang digunakan untuk mengirimkan dan menerima sinyal CDMA. Base Station Controller (BSC) BSC bertanggung jawab untuk mengontrol semua BTS yang berada di dalam daerah cakupannya serta mengatur rute paket data dari BTS ke PDSN atau sebaliknya serta trafik dari BTS ke MSC atau sebaliknya. Packet Data Serving network (PDSN) Merupakan komponen baru yang terdapat dalam sistem seluler berbasis CDMA2000 1x yang bertujuan untuk mendukung layanan paket data. Fungsi PDSN antara lain untuk membentuk, memelihara dan memutuskan sesi Point-to-Point Protocol (PPP) dengan pelanggan. 3. Circuit Core Network (CCN), terdiri dari beberapa komponen berikut : Mobile Switching Center (MSC) MSC diletakkan di pusat jaringan mobile communication dan juga bekerja dengan jaringan lain seperti PSTN, PLMN, dll. Home Location Register (HLR) HLR merupakan tempat yang berisi informasi pelanggan yang digabungkan dengan pengantar layanan paket data. Layanan informasi dari HLR diambil dalam Visitor Location Register (VLR) pada jaringan switch selama proses registrasi berhasil. Visitor Location Register (VLR) VLR secara temporari menyimpan dan mengontrol semua informasi dari Mobile Station (MS) yang berada pada area kontrol. Ketika pelanggan melakukan panggilan maka VLR mentransmit semua informasi yang berhubungan dari MSC. SMSC (Short Message Service Center) bertanggung jawab dalam penyampaian, penyimpanan dan pengajuan suatu pesan singkat. ISMSC (Intelligent Short Message Service) merupakan gateway untuk menyelenggarakan interworking dengan jaringan PSTN dan GSM. 4. Packet Core Network (PCN), terdiri dari beberapa komponen berikut : 11

26 Router berfungsi untuk merutekan paket data dari dan ke berbagai elemen jaringan yang terdapat pada jaringan CDMA2000 1x serta bertanggung jawab untuk mengirimkan dan menerima paket data dari jaringan internal ke jaringan eksternal atau sebaliknya. Fire Wall berfungsi untuk mengamankan jaringan terhadap akses dari luar. Authentication, Authorization and Accounting (AAA) AAA menyediakan fungsi untuk authentication bertalian dengan PPP dan hubungan mobile IP, melakukan autorisasi yaitu layanan profil dan kunci keamanan distribusi dan manajemen dan accounting untuk jaringan paket data dengan menggunakan protokol Remote Access Dial in User Service (RADIUS). AAA server juga digunakan oleh PDSN untuk berhubungan dengan jaringan suara dari HLR dan VLR. Home Agent HA berfungsi untuk menelusuri lokasi mobile station (MS) sekaligus mengecek apakah paket data telah diteruskan ke MS tersebut Model Kanal pada Sistem CDMA2000 1x Struktur kanal pada CDMA2000 1x terbagi menjadi dua arah yaitu kanal reverse yang arahnya dari MS ke BTS dan kanal forward yang arahnya dari BTS ke MS. Gambar dibawah menunjukkan struktur kanal forward dan kanal reverse untuk sistem CDMA2000 1x Kanal Reverse Perbedaan utama struktur kanal reverse pada sistem IS-95 dan CDMA2000 1x adalah adanya kanal pilot yang memungkinkan demodulasi secara koheren dan menyediakan informasi power control. Pelanggan pada arah reverse dipisahkan dengan pembedaan time offset dari suatu kode panjang (long code) dengan panjang chips. Kode panjang ini dihasilkan oleh suatu generator PN dengan masukan 42 bit dan laju kode 1,2288 Mcps. Untuk mengantisipasi terjadinya multipath dan delay, maka time offset antar kode dipisahkan minimal sebesar 64 chips. Sedangkan kanal-kanal pada arah reverse dibedakan dengan menggunakan kode Walsh yang ortogonal. 12

27 Berikut ini struktur kanal yang ditansmisikan oleh MS pada arah reverse : Gambar 2.4 Struktur Kanal Reverse yang ditransmisikan oleh MS Kanal-kanal yang ditransmisikan pada arah reverse dapat dikategorikan menjadi: 1. Common Channels yang menyediakan hubungan antara BTS dengan beberapa MS (point to multipoint) yang terdiri dari : Access Channel (R-ACH) Access Channel berfungsi untuk menyediakan komunikasi dari MS ke BTS pada saat MS tidak sedang menggunakan traffic channel. Fungsi utama access channel adalah untuk merespon paging channel dan pengalamatan panggilan. Enhanced Access Channel (R-EACH) 13

28 Enhanced Access Channel merupakan pengembangan dari access channel yang mampu meminimalisasi terjadinya tabrakan serta mengurangi daya yang dibutuhkan oleh access channel. Reverse Common Control Channel Kanal ini digunakan untuk mengirim signalling message dari MS ke BTS. 2. Dedicated Channel yang dialokasikan bagi setiap MS (point to point) dan terdiri dari : Reverse Pilot Channel (R-PICH) Kanal pilot ini berfungsi sebagai pilot yang memungkinkan deteksi koheren pada arah reverse dan memungkinkan MS berkomunikasi pada level daya yang lebih rendah dengan cara menginformasikan pada BS level daya yang telah diterima sehingga BS dapat mengatur kembali daya pancarnya. Reverse Dedicated Control Channel (R-DCCH) Kanal ini bertujuan untuk menggantikan metode dim and burst serta blank and burst pada traffic channel dan digunakan untuk mengirimkan pesan serta mengontrol panggilan. Reverse Fundamental Channel (R-FCH) Kanal ini digunakan untuk mengakomodasi layanan suara dan data berkecepatan rendah, yaitu 9,6 kbps (rate set 1) dan 14,4 kbps (rate set 2). Reverse Supplemental Channels (R-SCH) Kanal ini digunakan untuk mengakomodasi layanan dengan data rate yang lebih besar dari 9,6 kbps dan 14,4 kbps serta diterapkan pada radio configuration 3 sampai 6 yang memiliki skema modulasi, coding, dan vocoder yang berbeda-beda. Reverse Supplemental Code Channels (R-SCCH) 14

29 Fungsi kanal ini hampir sama dengan Reverse Supplemental Channels hanya saja digunakan pada radio configuration 1 dan 2 yang didesain agar kompatibel dengan sistem CDMA IS Kanal Forward Pada komunikasi arah forward, sinyal dari sel atau sektor yang berbeda dipisahkan dengan pembedaan time offset dari dua buah kode pendek (short code) dengan panjang chips, satu untuk kanal I dan satu untuk kanal Q. Kode pendek ini dihasilkan oleh generator PN dengan masukan 15 bit dan laju kode 1,2288 Mcps. Untuk mengantisipasi terjadinya multipath dan delay maka time offset antar kode dipisahkan minimal 64 chips. Dan karena hanya ada 512 kode PN, maka alokasi kode PN harus benar-benar direncanakan. Salah satu metode perencanaan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Alokasi kode PN (kode pendek) Sektor Kode PN Alpha 3 x P x N 2P Beta 3 x P x N Gamma 3 x P x N - P Omni 3 x P x N Dimana : N = pola penggunaan kode PN, direkomendasikan nilainya 19 P = jarak antar kode PN, direkomendasikan nilainya 6 Berikut ini struktur kanal yang ditransmisikan oleh BS pada arah forward dimana masing-masing kanal menggunakan kode Walsh dan saling ortogonal : 15

30 Gambar 2.5 Struktur Kanal Forward yang ditransmitkan oleh BTS Sebagaimana pada arah reverse, kanal-kanal yang ditransmitkan pada arah forward dapat dikategorikan menjadi : 1. Forward Common Channel yang terdiri dari : Forward Pilot Channel (F-PICH) Forward Pilot Channel secara kontinu memancarkan informasi frekuensi dan fasa ke seluruh MS yang berada dalam sel tersebut dengan menggunakan kode penebar yang sama yaitu kode Walsh ke-0 yang dimodulasi dengan kode pendek (short code) tetapi dengan time offset yang berbeda untuk membedakan pilot channel dari sel / sektor tertentu. Untuk menjamin deteksi fasa dan referensi frekuensi pembawa yang akurat, maka pilot channel ini ditransmisiskan dengan level daya yang relatif lebih besar dari pada kanal-kanal lainnya. Forward Common Auxiliary Pilot (F-CAPICH) Forward Common Auxiliary Pilot diarahkan pada spot beam tertentu agar dapat meningkatkan kapasitas, luas daerah cakupan, serta performansi beberapa mobile station dalam spot beam yang sama. Forward Sync Channel (F-SYNC) Kanal ini digunakan pada daerah tertentu dari suatu BTS untuk mendapatkan sinkronisasi waktu dan menentukan lokasi kanal paging. 16

31 Forward Paging Channel (F-PCH) Kanal paging digunakan untuk mengirimkan pengontrolan informasi dan pesan paging. F-PCH membawa pesan overhead, pages, acknowledgements, channel assignment, status permintaan dan shared secret data (SSD) dari BTS ke MS. Forward Common Control Channel (F-CCCH) Kanal ini digunakan untuk signalling messages dari MS ke BTS dan dapat beroperasi pada data rate 9,6 kbps; 19,2 kbps; atau 38,4 kbps dengan panjang frame yang berbeda-beda. 2. Forward Dedicated Channel terdiri dari Forward Fundamental Channel (F- FCH) dan Forward Supplemental Channel (F-SCH) yang fungsinya sama dengan Reverse Fundamental Channel (R-FCH) dan Reverse Supplemental Channel (R-SCH) Kontrol Daya Pada sistem CDMA, karena semua user menggunakan bandwidth dan waktu yang sama, maka terjadi interferensi antar user. Besarnya interferensi dari seorang user dibanding dengan level daya terima pada BTS dari user tersebut, sehingga bagi user yang lebih dekat ke BTS memberikan kontribusi interferensi yang lebih besar bagi user lainnya, akibatnya bagi user yang paling jauh dari BTS akan menerima interferensi paling besar. Masalah ini disebut dengan near-far problem. Untuk mengatasi near-far problem ini dilakukan kontrol daya, yakni pengendalian level daya pancar MS oleh BTS untuk semua MS yang berbeda-beda jauhnya dari BTS sedemikian rupa, sehingga level daya yang diterima pada BS sama besar baik yang berasal dari MS yang lebih jauh maupun yang lebih dekat ke BTS. Kontrol daya pada CDMA2000 1x mempunyai bit rate 800 bps dan disebut kontrol daya cepat arah maju (fast forward link power control) untuk alokasi kontrol daya ke kanal trafik forward yang berbeda Kapasitas Sistem CDMA2000 1x 17

32 Kapasitas didefinisikan sebagai jumlah user yang bisa ditampung oleh sebuah cell site dengan harga QoS/GOS yang memadai. Kapasitas dalam sistem CDMA2000 1x akan sangat tergantung pada interferensi dalam sistem itu sendiri. Penambahan jumlah user dalam sistem juga akan menambah level interferensi dalam sistem. Setiap penambahan kapasitas atau bertambahnya interferensi akan menurunkan kualitas sinyal suara dalam batas tertentu. Sehingga bila kapasitas ditingkatkan maka akan berpengaruh pada kualitas sinyal suara, jadi perlu diatur agar kualitas tetap tinggi tanpa banyak mengurangi kapasitas. Dengan demikian terdapat trade off antara kualitas dan kapasitas yang diakses. Fenomena ini disebut dengan soft capacity. Soft capacity merupakan hal yang menguntungkan terutama untuk menghindari dropp call pada saat terjadi handoff. Sistem CDMA menggunakan Universal Frequency Reuse, artinya bandwidth di share untuk semua sel sedangkan transmisinya akan dibedakan dengan suatu spreading sequence yang unik, dan dalam perencanaannya harus dipikirkan pula mengenai Multiple Access Inteference (MAI) yang berasal dari user dari sel-sel didekatnya. Teknik mengurangi multiple access interference dijabarkan sebagai gain kapasitas. Beberapa parameter yang mempengaruhi kapasitas adalah sebagai berikut : Voice Activity Sejak sistem CDMA menggunakan speech coding, maka MAI dapat dikurangi dengan deteksi voice activity sepanjang variable speech transmission. Teknik ini akan mengurangi rate dari speech coder saat periode silent/diam yang dideteksi dalam speech waveform. Voice activity juga menjadi keuntungan bagi sistem multiple access lainnya. Normalnya, jika kita sedang melakukan percakapan di telepon, maka dalam suatu saat hanya ada satu orang saja yang berbicara. Fenomena ini dapat dimonitor pada sistem seluler. Oleh karena itu pada saat periode diam, power dapat dikurangi. Sehingga daya dapat dihemat dan pengaruh terhadap interferensi juga sedikit. Dengan begitu kapasitas sistem bisa dimaksimalkan. 18

33 Berdasarkan pengamatan di lapangan, ternyata vioce activity sekitar 3/8 atau 25% saja dari percakapan yang dilakukan. Secara teori, voice activity ϖ = 3/ 8 dapat dimasukkan dalam persamaan E b /N o, yaitu sebagai berikut : E b / N o G = α ( N 1) ϖ + S Dengan estimasi voice activity 3/8, maka akan dapat menaikkan kapasitas sebesar 8/3 kalinya Sectored Cells Sel sectoring juga merupakan metode yang cukup efektif untuk mengurangi MAI, karena setiap sektor menggunakan antena directional. Sektorisasi pada antena adalah pengarahan daya pancar antena BTS pada arah tertentu. Pengarahan antena ini bergantung dari kebutuhan. Sektorisasi dilakukan berdasarkan kepadatan trafik. Biasanya sektorisasi 60 dan 120, untuk sektorisasi 60 maka pengarahan antena menuju enam arah dan sektorisasi 120 menuju tiga arah. Macam-macam konfigurasi sel : o Omni directional o Sectoring 60 o Sectoring 120 Omnidirectional adalah pemancaran sinyal ke segala arah oleh sebuah BTS pada suatu sel. Kelebihan Kekurangan : mudah diplikasikan : kemungkinan terjadi interferensi lebih besar Sektorisasi 19

34 60 : suatu daerah cakupan sel dibagi menjadi 6 daerah yang sama besar. Kelebihan : kemungkinan interferensi kecil Kekurangan : delay propagasi paling besar 120 : suatu daerah cakupan sel dibagi menjadi 3 daerah yang sama besar. Kelebihan : delay propagasi lebih kecil Kekurangan : interferensi lebih mungkin terjadi Handoff Air interface pada sistem CDMA2000 1x menyediakan kemampuan untuk handoff baik untuk voice service mapun data service, dan juga untuk service yang di-handle oleh sistem IS-95 ke sistem IS-2000 ataupun sebaliknya dari IS-2000 ke sistem IS-95. Handoff adalah suatu peristiwa perpindahan kanal yang digunakan MS tanpa terjadinya pemutusan hubungan dan tanpa melalui campur tangan dari pemakai. Peristiwa handoff terjadi karena pergerakan MS keluar dari cakupan sel asal dan masuk cakupan sel baru. Terdapat tiga macam handoff yang diterapkan pada sistem berbasis CDMA2000: 1. Soft Handoff Merupakan handoff yang terjadi antar sel dengan frekuensi pembawa yang sama, dimana MS memulai komunikasi dan membentuk hubungan dengan BTS yang baru terlebih dahulu sebelum memutuskan hubungan dengan BTS asal. Hubungan akan diputuskan jika proses penyambungan dengan BTS yang baru telah mantap untuk menghindari drop call. Metode pembentukan hubungan (kanal) baru terlebih dahulu sebelum memutus hubungan (kanal) lama ini dikenal dengan istilah make before break. 2. Softer Handoff Handoff yang terjadi antar sektor dalam satu sel dengan frekuensi pembawa dan BTS ayang sama. Handoff ini juga berbasis pada metode make before break. 20

35 3. Hard Handoff Tipe ini menggunakan metode break before make yang berarti harus terjadi pemutusan huubungan dengan kanal trafik lama sebelum terjadi hubungan baru. Hard handoff terjadi pada sistem dual mode dimana sistem akses radio CDMA2000 1x diopersasikan bersama-sama dengan sistem akses radio lainnya seperti CDMA IS-95 atau AMPS. Selain itu juga antara sektor atau sel dengan frekuensi pembawa yang berbeda. 21

36 BAB III VIDEO CONFERENCE PADA CDMA Sistem Komunikasi Jaringan 3G Sistem komunikasi jaringan nirkabel generasi ketiga atau sering disebut jaringan 3G merupakan pengembangan dari sitem komunikasi jaringan nirkabel bergerak dari generasi kedua. Jaringan 3G merupakan bagian yang mendiskripsikan generasi terakhir dari pelayanan bergerak dimana komunikasi suara ditingkatkan dan konektifitas kecepatan data yang tinggi, termasuk akses ke aplikasi data internet dan isi multimedia. Tujuan diciptakannya jaringan komunikasi 3G yakni untuk menyediakan standar tertentu yang dapat melingkupi kebutuhan-kebutuhan aplikasi-aplikasi nirkabel yang sangat luas variasinya serta untuk menyediakan akses yang besifat global Ciri-ciri Sistem Komunikasi 3G Sistem komunikasi nirkabel 3G memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Memiliki standart yang besifat global atau mendunia Memiliki kesesuaian atau kompatibilitas layanan dengan jaringan kabel lain Memiliki kualitas yang tinggi baik suara, data, maupun gambar Memiliki pita frekuensi yang berlaku umum diseluruh dunia Memiliki bentuk komunikasi yang bersifat multimedia baik layanan maupun piranti penggunanya Memiliki spectrum yang efisien Memiliki kemampuan untuk evolusi ke system nirkabel generasi berikutnya Memiliki laju data paket 2Mbps perangkat yang diam ditempat atau terminal, 384 kbps untuk kecepatan orang berjalan serta 144 kbps untuk kecepatan orang berkendaraan. 22

37 3.1.2 Jenis Sistem Komunikasi 3G Sistem komunikasi 3G menggunakan jaringan layanan digital terpadu berpita lebar (B-ISDN) untuk mengakses jaringan-jaringan informasi seperti internet, basis data publik maupun data pribadi lainnya. Selain itu jaringan ini juga dioperasikan di berbagai wilayah yang penduduknya padat maupun jarang serta melayani penggunaan baik yang diam ditempat (steady/station), maupun yang bergerak dalam kendaraan berkecepatan tinggi (mobile). Istilah Personal Communication System (PCS) dan Personal Communication Network (PCN) digunakan untuk menyatakan munculnya system generasi ketiga untuk perangkatperangkat genggam khususnya ponsel. Nama lain dari teknologi tersebut yakni future public land mobile telecommunication systems dimana penggunaan di seluruh dunia dikenal dengan nama IMT 2000 dan UMTS. Berikut ini adalah penjelasan tentang beberapa system komunikasi yang termasuk dalam system komunikasi jaringan 3G UMTS UMTS adalah singkatan dari universal mobile telecommunication system merupakan suatu system komunikasi bergerak generasi ketiga yang diharapkan mampu memberikan layanan sampai 2Mbps pada frekuensi sekitar 2 GHz. Sistem UMTS yang diusulkan dibangun dari infrastruktur system-sistem bergerak (mobile) yang ada seperti global system for mobile communication (GSM), advance mobile phone system (AMPS), personal communication system (PCS) dan lain-lain yang berevolusi menuju UMTS. Forum UMTS memperkirakan komunikasi multimedia berbasis data akan menyumbangkan sekitar 60% pada lalu lintas komunikasi dalam jaringan komunikasi bergerak generasi ketiga EDGE Enhanced data rates for global evolution (EDGE) merupakan hasil pengembangan dari GPRS generasi 2,5. EDGE memungkinkan operator menyediakan layanan data pada kecepatan sampai 384 kbps. EDGE merupakan salah satu standar nirkabel data yang diimplementasikan pada jaringan selular 23

38 GSM serta merupakan tahapan lanjutan evolusi menuju mobile multi media communication. Sistem ini memungkinkan jaringan memiliki kecepatan transmisi data sampai 126 kbps dan menjadi teknologi transmisi data paling cepat. Menurut GSM World Association, EDGE juga dapat mencapai kecepatan hingga 473,8 kbps. Selain peningkatan kecepatan pengiriman data, system ini juga dapat meningkatkan kapasitas transmisi data. Kemampuan EDGE mencapai 34 kali kecepatan akses jalur kabel telepon (sekitar kbps) dan hampir 2 kali lipat kecepatan CDMA x (sekitar kbps) CDMA 2000 Teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu alternative dari arsitektur GSM Seluler. Kedua tipe jaringan tersebut membuat transisi ke system generasi ketiga (3G) dengan menawarkan layanan kapasitas yang lebih dan layanan data. Teknologi CDMA mendesak agar system pada 3G seperti CDMA2000 1x dan CDMA2000 1x EV-DO segera diimplementasikan. Perkembangan system komunikasi jaringan CDMA2000 melalui 1x dikenal dengan nama CDMA2000 1xEV WCDMA WCDMA adalah singkatan dari Wideband CDMA yang diperkenalkan secara umum pada tahun di jepang dan selanjutnya memasuki daratan eropa. Di Amerika Serikat beberapa alternatif sistim jaringan komunikasi 3G dapat diperoleh operator GSM dan TDMA yang berkembang ke arah EDGE dengan WCDMA. WCDMA merupakan system operasi generasi ketiga (3G) yang beroperasi pada bandwidth 5MHz. Rata-rata data sampai 384 kbps untuk area jangkauan yang cukup luas. Variasi penyebaran dan operasi multi kode telah digunakan untuk mendukung banyaknya perbedaan batasan access radio. Perbedaan kelas layanan telah didukung oleh Quality of Service (QoS) IEEE Standar IEEE merupakan suatu standar baru yang dapat merubah arah jaringan nirkabel. Standar IEEE ditujukan untuk jaringan lokal dan 24

39 area metropolitan dengan spesifikasi antara lain menawarkan perluasan area untuk broadband wireless meskipun tidak kompatibel dengan layanan seluler yang ada. Standar IEEE merupakan packet-based system yang optimal untuk transmisi data. Spesifikasi layer fisik dan layer medium access control (MAC) dari interface udara untuk interoperable mobile broadband wireless access system dioperasi dalam band yang terlisensi dibawah 3.5 GHz. Pengoptimalan untuk IP transfer data, dengan rata-rata puncak data per pengguna pada perpanjangan dari 1 Mbps. Hal ini mendukung pengelompokan vehicular mobility sampai pada 250 km/h pada lingkungan MAN dengan harapan terjadi efisiensi, mempertahankan rata-rata pengguna data dan jumlah pengguna aktif yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan pencapaian melalui mobile system yang telah ada Jenis jenis pelayanan Banyak sekali manfaat yang bisa dirasakan pengguna 3G. Pengguna semakin dimanjakan dengan layanan yang canggih, diantaranya voice call, video call, video conference, PC to Mobile Call, Mobile TV, Video Streaming, Video Portal, Video Mail, Mobile Internet dan High Speed Data Transfer. Voice Call Layanan ini merupakan layanan standar yang dilakukan pada saat kita berkomunikasi lewat suara. Video Call Layanan ini memungkinkan pelanggan untuk melihat lawan bicara selama pembicaraan berlangsung dengan menggunakan kamera yang ada di handphone. Untuk menggunakan layanan tersebut, masing-masing pengguna harus menggunakan HP berkamera. PC To Mobile Call Web client memungkinkan pengguna non 3G dengan menggunakan PC bisa melakukan panggilan atau menerima panggilan dari pengguna HP 3G. Fitur ini juga memungkinkan video call internasional yang murah seperti IP client di lokasi yang independent (dapat menghubungi dari network manapun selama pengguna mempunyai IP connection). 25

40 Mobile TV Layanan yang memungkinkan pelanggan menggunakan HPnya sebagai TV portable. Pengguna bisa menonton TV di HP seperti layaknya menonton TV biasa. Pengguna mobile TV dapat memilih saluran TV yang diinginkan di menu layanan 3G hanya dengan menekan keypad di handphone. Mobile Internet Access & High Speed Data Transfer Layanan yang memungkinkan pelanggan browsing ke internet menggunakan HP 3G atau data card. Layanan ini bisa juga dinikmati melalui laptop atau PC desktop G pada CDMA2000 Teknologi 3G CDMA2000 seperti CDMA2000 1xEV menawarkan layanan kapasitas yang lebih dan layanan data. Sistem CDMA2000 1x EV akan dibagi dalam dua langkah yaitu 1xEV-DO dan 1xEV-DV. Sistem 1xEV-DO adalah singkatan dari 1x evolution data only sedangkan 1xEV-DV adalah singkatan dari 1x evolution data and voice CDMA2000 1x EV-DO CDMA2000 1x EV-DO (Evaluation-Data Optimized) memperkenalkan tehnik packet-switch kecepatan tinggi yang secara khusus didesain dan dioptimasikan untuk jaringan data-centric broadband dengan laju data tertinggi sampai 2Mbps di lingkungan bergerak. Standart CDMA2000 1xEV-DO (CDMA2000 High Rate packet Data Air Service, IS-856) disetujui pada konferensi ITU Stockholm Peningkatan untuk pelayanan paket data, CDMA2000 1xEV-DO menyediakan level data puncak sampai 2.4 Mbps dengan 1.25 MHz carier tunggal CDMA. Karena dipengaruhi dengan adanya Internet Protocols (IP), dan mulai mendukung semua sistem operasi dan aplikasi software popular. 1xEV-DO menawarkan sebuah layanan always on untuk pemakainya, sehingga pemakai dapat gratis untuk menerima dan mengirim informasi dari internet dan intranet pemakainya, setiap waktu dan dimanapun. 1xEV-DO adalah 26

41 suatu solusi yang mengijinkan penyebaran aplikasi data dengan alat apapun, dalam rangka membuat hidup pemakai yang lebih produktif dan fun. Keuntungan dari CDMA2000 1xEV-DO : Mempunyai kapasitas sistem yang tinggi Sistem operasi and pemeliharaannya mudah Menghindari tugas sulit pada load-balancing Mengintegrasikan suara dan data tanpa batasan dalam sistem tunggal Mengintegrasikan CDMA2000 1x/1xEV-DO dalam device yang menyediakan pelayanan suara dan data maksimum Untuk Pemakai : Penggunaan yang baik untuk semua devices platform dan semua tipe aplikasi Dual-mode Devices Harga layanan yang menarik Always-on Service Pemenuhan cakupan sel dan Ketersediaan Layanan dalam semua tipe Aplikasi : Komunikasi; s dengan lampiran yang lebar, Pesan multimedia, dan Chat 27

42 Informasi; Web browsing dengan isi grafis dan multimedia, Transfer file yang besar, Akses Intranet, Video. Hiburan; Streaming audio dan video, Download audio and video klip, Permainan, Pemutar film. Posisi Lokasi; Peta navigasi, Real-time traffic alerts, Graphical weather alerts, Friend finder. Transaksi; M-commerce, Stock trades, E-cash, Reservasi Integrasi device : Handset / Smartphone PDA with voice PC including laptops, notebook, tablets, dll. Media appliances including wireless cameras, wireless MP3 players, wireless video players, dll. Performansi Optimal : Menggunakan carier tunggal pada 1.25 MHz, kanal akan optimal untuk paket data dalam spektrum yang efisien. Level data puncak sampai 2.4 Mbps pada link forward and 153 Kbps pada link reverse. Rata-rata throughput dalam sel yang terdiri dari 3 sektor adalah 4.1 Mbps pada link forward dan 660 Kbps pada link reverse. Dalam banyak kasus, perangkat CDMA2000 1xEV-DO termasuk CDMA2000 1x modem yang kompatibel dengan system CDMA2000 1x dan CDMAOne. 28

43 Gambar 3.1 Arsitektur jaringan CDMA2000 1X EV-DO CDMA2000 1x EV-DV CDMA2000 1xEV-DV (Evaluation-Data Voice) yang menyediakan teknologi tinggi dalam data dan voice. Dari Tabel 3.1, dapat kita lihat perbedaan karakteristik CDMA2000 1xEVDO dan 1xEVDV. Tabel 3.1 Karakteristik CDMA2000 Dengan meningkatkan 1xEV-DO ke 1xEv-DV, maka aplikasi yang dapat diperoleh adalah: 1. Peningkatan data per spektrum unit 2. Perbaikan data peak rate 3. Suara dan kecepatan data yang tinggi dapat dilakukan secara bersamaan 4. Pencampuran pelayanan suara dan data pada satu carrier 5. Backward compatibility dengan 1x langkah terdapat pada 1x infrastruktur dan 1x mobile device 29

44 6. Real time Quality of Service yang menyediakan paket real-time didasarkan pada service seperti Voice over IP. Berikut ini adalah contoh peningkatan CDMA2000 1xEV-DV dengan Ericsson. Arsitektur CDMA2000 Ericsson dan 1xEV-DV adalah sama dengan interface yang sama pada jaringan inti dan antara BSC, lihat gambar xEV- DV menggunakan peningkatan interface standarisasi IOS untuk mendukung 1xEv-DV. Eksisting Packet Core Network (PCN) dan eksisting Circuit-switched core network dan Mobile Switching Center dapat digunakan untuk 1xEv-DV. Gambar 3.2 Arsitektur sistem 1x Ev-DV Persyaratan untuk 1xEV-DV 3GPP2 terdapat pada dokumen S.R0026 High Speed Data Enhancement untuk CDMA2000 1x Integrated Data and Voice. Beberapa persyaratan utama 1xEV-DV tersebut antara lain: Tabel 3.2 Persyaratan 1xEV-DV Persyaratan Catatan Kompatibel dengan jaringan ANSI-41 30

45 Relatif terhadap CDMA2000, paling sedikit dua kali jumlah suara panggilan untuk kanal radio tunggal (single), untuk konfigurasi antena base station yang sama dan menggunakan vacoder yang sama Paling sedikit 2.4Mbps pada batas kanal forward ketika layanan hanya lalu lintas paket data untuk pengguna outdoor, lingkungan vehicular kecepatan tinggi Paling sedikit 1.25 Mbps pada batas kanal balik jika hanya melayani lalu lintas paket data untuk pengguna outdoor, lingkungan vehicular kecepatan tinggi Paling sedikit 600 kbps pada batas kanal pengiriman jika hanya melayani lalu lintas paket data untuk pengguna outdoor, lingkungan vehicular kecepatan tinggi 1xEV-DV seharusnya dioperasikan dengan 3x radio konfigurasi Handoff layanan suara dan data antara 1xEV-DV kanal radio dan kanal radio yang lain yang dioperasikan dalam kaitannya dengan spesifikasi keluarga CDMA2000. Multiple, sesi paket data yang konkuren setiap pengguna. Kapasitas suara dari CDMA2000 dipertahankan dalam 1xEV-DV 3.09 Mbps didukung pada F- PDCH Puncak data rate pada hubungan baik adalah kbps. Rata-rata data rate 1.7Mbps didukung pada kanal batas pengiriman 1xEV-DV dapat dengan mudah dikembangkan untuk mengoperasikan dalam 3x mode dibawah framework sistem yang ada Semua tipe handoff dimungkinkan antara IS-95, IS-95A, IS-95B, dan CDMA2000 Release A, Release B dan 1xEV-DV untuk panggilan suara. Suara panggilan tidak dapat di handoff ke sistem 1xEV-DV. Sistem Quality of Service (QoS) 1xEV-DV memberikan kemampuan kepada pengguna maupun operator jaringan secara langsung dalam menyediakan layanan yang berbasis perbedaan (differentiated) berdasarkan aplikasi yang dibutuhkan pengguna. Terdapat empat kelas QoS yang ada pada 1xEV-DV seperti pada tabel 3.3. Klas Klas Tabel 3.3 Klas QoS (QoS Classes) Penjelasan Percakapan Dua jalur, rendah penundaan, kehilangan data rate 31

46 (Conversational Class) Klas Streaming (Streaming Class) Klas Interaktif (Interactive class) Klas latar belakang (Background class) rendah, sensitif terhadap variasi penundaan, misalnya Video Conference. Sama dengan conversational, satu jalur, sensitif rendah terhadap penundaan, kemungkinan mensyaratkan bandwith tinggi, misalnya pengambilan event olahraga secara live mapun event lainnya. Dua jalur, bursty, mensyaratkan bandwith bervariasi, penundaan moderat, koneksi kehilangan data rate secara moderat untuk sebagian www, , Telnet. Toleransi tinggi terhadap penundaan dan kehilangan data rate, memiliki variasi bandwith, misalkan latar belakang download file. Perbedaan tingkatan layanan yang terkait dengan penjelasan diatas termasuk antara lain: Bandwidth : kemampuan sistem menyediakan kapasitas yang diperlukan untuk mendukung persyaratan throughput untuk aplikasi pengguna. Latency (delay) : Jumlah waktu yang digunakan untuk mengirimkan paket dari node pengirim ke node penerima. Jitter : ukuran variasi penundaan antara kedatangan paket pada penerima. Traffic loss : pembuangan packet karena kesalahan (error) atau kebakaran jaringan. 3.3 VIDEO CONFERENCE pada CDMA2000 Video conference merupakan komunikasi jarak jauh yang menampilkan suara dan gambar secara langsung artinya dengan waktu bersamaan melalui jaringan computer ataupun jaringan seluler baik itu berbasis UMTS maupun CDMA. Untuk Aplikasi 3G CDMA, yang baru dapat diakses di Indonesia yaitu: akses internet dan trafik monitoring. Namun perkembangan video conference 32

47 pada jaringan CDMA2000 yang dikeluarkan oleh 3GPP2 sedang dalam proses penyelesaian baik rancangan dan paket dari video conference itu sendiri Teknologi multimedia pada 3G Video Call/Video Conference dapat dilakukan dengan menggunakan protokol 3G324M diperoleh dari standar H.324 oleh International Telecommunications Union (ITU), yang mengijinkan komunikasi multimedia dengan bit rendah. H.324 merupakan protokol payung, yang merekomendasikan standar penting lainnya seperti protokol pengontrol H.245 dan protokol multiplexing/demultiplexing H.223 yang menentukan hubungan setup, negosiasi dan menghancurkan data multiplexing/demultiplexing. 3GPP telah menggunakan H.324M (M merupakan standar untuk Mobile) dengan beberapa modifikasi dalam codec dan persyaratan error handling dalam membuat standar 3G324M untuk jaringan 3G tanpa kabel. Pengembangan 3G CDMA dipelopori oleh 3G Partnership Project 2 (3GPP2) Blok diagram video conference Gambar 3.3 Circuit video conference 33

48 H.324 merupakan Protokol dasar (base protocol), dimana terdiri dari komponen-komponen protokol utama. Control protocol adalah H.245 merupakan penentu protokol pengontrol panggilan (Call Control Protocol) yang terdiri dari end-to-end signaling untuk operasi terminal-terminal H.324 yang sebenarnya. Mobile Station mendukung ITU-T H.245 sebagai control protocol untuk kemampuan pertukaran (capabilities exchange), determinasi master/slave, buka dan tutup kanal logical, dan transmisi ke control messages lainnya. Kanal kontrol H.245 terdapat diantara endpoint dan gatekeepers. MCU-endpoint signaling ditentukan oleh kanal kontrol H.245 antara endpoint dan multipoint control (MC) yang ada didalam Multipoint control Unit (MCU). Ketika pertemuan terjadi dimultipoint, MC di gatekeepers dapat diaktifkan untuk operasi berikutnya. Jika satu atau dua endpoint mempunyai MC, persyaratan setup normal terjadi. Terminal H.324 dapat digunakan pada konfigurasi multipoint melalui interkoneksi melalui MCU. Multiplex Protocol adalah H.223 menyediakan pelayanan multiplexing/demultiplexing video, audio dan control messages. H.223 biasanya digunakan diantara dua terminal multimedia, atau digunakan diantara terminal dan gateway adapter. Sebagai antarmuka ditengah atas lapisan aplikasi (video/audio coded dan kontrol sistem) dan dibawah lapisan fisik (WCDMA atau udara/jaringan fisik 3G lainnya), H.223 menyediakan delay rendah/overhead dengan menggunakan segmentasi, reassembly, dan informasi multiplexing dari kanal logika berbeda ke satu paket utama. Fungsi keseluruhan dari standar ini dibagi menjadi dua lapisan: Adaptation Layer (AL): lapisan pertama yang mempunyai tanggung jawab utama untuk deteksi/koreksi kesalahan dan transmisi pengganti untuk paket yang hilang atau dicuri. Lapisan ini dapat dibagi menjadi tiga lapisan lainnya (sub-layers) (1) AL1 34

49 untuk mengontrol data dan informasi; (2) AL2 untuk audio stream; (3) AL3 untuk video stream. Multiplex Layer (MUX): lapisan kedua yang menunjukan multiplexing sebenarnya. Pada lapisan ini, trafik data dari sumber yang berbeda dialirkan dari kanal logika yang berbeda, yang diidentifikasi oleh Logical Channel Number (LCN) yang unik, dari 0 sampai Standar untuk pengkodean video (video codec), seperti H.263 dan MPEG- 4. Standar untuk pengkodean audio (speech Codec), seperti AMR (Adaptive Multi Rate) dan SMV speech codec., digunakan juga didalam susunan H.324. Perangkat yang dimaksud digambar adalah perangkat keras I/O Audio dan Video. 3G Multipoin Conference Berdasarkan komunikasi point-to-point 3G video call, multipoint conference menjadi sangat penting karena mengikut sertakan jumlah mobile terminal yang cukup banyak sebagai peserta conference. Multipoint conference mengikut sertakan 3 atau lebih terminal, call control dan media untuk menangani multipoint conference. Multipoint Control Unit (MCU) mendukung multipoint conference antara 3 atau lebih terminal dan Gateway. MCU berisi Multipoint Control (MC) dan Multipoint Processor (MP). MC mendukung komunikasi antar terminal. MP memelihara semua aliran audio, video dan data antara semua peserta dalam conference. Ada tiga tipe multipoint conference: 1. Sentralisasi multipoint conference: semua peserta berkomunikasi dengan MCU point-to-point. MC mengontrol/mengatur conference dan MP menerima, memproses dan mengirim laju voice, video dan data dari dan ke terminal yang berpartisipasi. 35

50 Gambar 3.4. Sentralisasi multipoint conference 2. Desentralisasi multipoint conference: MCU tidak secara langsung terlibat dalam operasi ini. Setiap terminal berkomunikasi secara langsung satu dengan yang lain dengan MC mereka sendiri. Jika dalam kondisi khusus, terminal bertanggung jawab untuk menerima audio stream dan menerima sinyal video untuk ditampilkan. Gambar 3.5 Desentralisasi multipoint conference 3. Campuran multipoint conference antara model sentralisasi dan desentralisasi. MCU mengatur operasi secara transparansi ke terminal Referensi model Protokol Stack pada layanan video conference 36

51 Gambar 3.6 Protokol Stack dalam CDMA2000 Arsitektur layanan video conference diartikan dengan penggunaan protokol melalui titik interface. Gambar 3.6 menunjukkan protokol stack dari layanan video conference dibangun dari permintaan yang dibawa ke jaringan wireless CDMA2000. Gambar 3.7 Protokol Stack dalam Video Conferencing Gambar 3.7 menunjukkan protokol stack untuk video conference setelah dibangun jaringan wireless CDMA2000. CDMA2000 layer 1, layer 2 dan protokol signaling antara MS dan BS ditunjukkan pada gambar diatas. Udara antarmuka 1 (A1) digunakan untuk pensinyalan informasi untuk call setup CDMA2000. Udara antarmuka 2 (A2) digunakan untuk call setup video conference H.324 dan membawa video conference. Dengan layanan video 32kbps, BS menunjukan laju adaptasi antar data stream pembawa melalui layer transport RLP dan jaringan PCM 64/56kbps pada A2. 37

52 3.3.3 Quality of Service (QoS) Parameter-parameter QoS dapat dilihat pada tabel 3.4, mengidentifikasikan parameter untuk kanal forward dan kanal reverse. Tabel 3.4 Parameter QoS QoS Parameter Harga yang diijinkan Mode yang diyakinkan Layanan mode yang diyakinkan adalah harga yang telah ditentukan. Prioritas kanal forward Prioritas user seharusnya tidak Prioritas kanal reverse dikurangi. Forward Link Minimum User Data Rate Reverse Link Minimum User Data Rate 32 kbps. 64 kbps. Forward Link Data Loss Rate Reverse Link Data Loss Rate Tidak ada harga tetap didefinisikan untuk parameter ini. MS dan BS seharusnya menyediakan FER yang baik untuk service ini. Forward Link Maximum Delay Reverse Link Maximum Delay Tidak ada harga tetap didefinisikan untuk parameter ini. MS dan BS seharusnya menyediakan jumlah minumum delay untuk service ini. Pada tabel diatas, laju data yang hilang merupakan laju error (error rate) yang terdapat diantara layer RLP. Maksimum delay didefinisikan sebagai jumlah dari waktu data user dapat menunggu pada antrian transmisi (contohnya terjadi saat dikirim ke RLP untuk transmisi sampai transmisi actual pada kanal fisik) Prosedur Call Setup Prosedur panggilan video conference dibagi menjadi 2 yaitu CDMA2000 call setup dan H.324 call setup. CDMA2000 call setup dibangun untuk membawa protokol H.324. Ketika MSC menerima CM Service Request Message dengan 38

53 layanan video conference, MSC mengirim pesan ISUP untuk merespon panggilan dari Mobile Station. BS mengirim Paging Message ke MS. Setelah prosedur call setup CDMA2000 dibangun dengan membawa H.324, negosiasi, pengontrollan dan prosedur multiplexing dilakukan oleh H.245/H223. Jika versi codec tidak dibutuhkan, maka pesan di terminal exchange H.245/H223 dapat langsung dilakukan. Tapi jika versi codec (seperti antara EVRC dan 3GPP-AMR) dibutuhkan, setiap pesan di terminal Exchange H.245/H223 akan di conversi sebagai fungsi Gateway. Gambar 3.8 merupakan ilustrasi panggilan 2 terminal 3GPP2 Mobile Station dengan video call 32 kbps. Untuk prosedur CDMA2000 call setup, MS mengirim permintaan Originating Message. MSC membangkitkan parameter ISUP meminta bandwidth 32 k dan H.245/H223, dan mengirimnya ke MSC dari MS yang dipanggil. MS yang dipanggil merespon dengan Paging Message. Untuk Prosedur H.324 Call Setup, setelah prosedur CDMA2000 call setup, negosiasi, pengontrollan dan pesan multiplex ditukarkan antara dua MS. 39

54 Gambar 3.8 MS ke MS panggilan video conference 40

55 Gambar 3.9 panggilan MS dan 3GPP-324M Gambar 3.9 mengilustrasikan panggilan dari 3GPP2 MS ke terminal 3GPP-324M. Prosedur call setup CDMA2000 dan 3GPP, MS mengirim permintaan Originating Message. MSC membangkitkan parameter ISUP dengan meminta bandwith 64kbps dan H.245/H223, dan dikirim ke MSC terminal 3GPP- 324M yang dipanggil. MSC dari terminal yang dipanggil mengirim Setup Message dengan layanan 64 kbps ke terminal 3GPP-324M sebagai respon. Prosedur Call setup H.324, setelah prosedur call setup CDMA2000 dan 3GPP, kedua terminal Exchange mengartikan negosiasi dan control message 41

56 dengan IWF. Contohnya, IWF menegosiasikan perbedaan pengkodean video dan suara untuk kedua terminal. IWF menunjukkan conversi format antara EVRC dan suara 3GPP-AMR 3.4 Video Conference melalui Internet Protokol (IP) Standar 3GPP2, bertanggung jawab untuk spesifikasi CDMA2000, yang disetujui pada agustus 2002 yang mempunyai spesifikasi tehnik yang sama untuk operasi 3G-324M yang digunakan untuk jaringan CDMA2000 dengan nama 3GPP2 C.S0042 circuit switched video Conferencing Service. Sekarang ini beberapa vendor CDMA2000 telah merencanakan penambahan kemampuan 3G- 324M ke perangkat bergerak mereka dan produk control didasarkan pada 3G- 324M. Jaringan 3G menggunakan protokol 3G-324M untuk pengiriman multimedia real time, ketika digunakan paket IP untuk ketentuan pelayanan internet bersama. Gambar G-324M pada 3G Jaringan Gambar 3.10 menunjukkan kemampuan komunikasi 2 kanal yaitu IP dan circuit swicthed yang beroperasi pada waktu yang bersamaan. Kanal Circuitswitched digunakan untuk mendukung bagian broadband multimedia seperti video 42

57 conferencing, antara 2 kanal, dan IP digunakan untuk mengurangi aplikasi delay sensitif. Gambar 3.11 Video Gateway Protokol 3G-324M mengkombinasikan voice, video, data dan control ke satu aliran 64kbps dari data circuit-switched. Hal ini memang merupakan hal yang berbeda dari protokol yang berlaku untuk mengiriman rela-time video dan voice melalui jaringan IP, RTP/RTCP (Rela-time transport Protocol/Rela-time Transport Control Protocol). Pada jaringan IP, voice, video dan control dikirim pada stream yang berbeda. Dua RTP stream digunakan untuk voice dan video dan RTCP stream untuk control. Penambahan stream digunakan untuk media control: H.245 di H.323 dan SDP di SIP. Keempat stream tidak langsung diakumulasikan ke bit rate konstan. Pada gambar 3.11, hubungan video Gateway antara video dijaringan bergerak (3G-324M) dan di jaringan IP (Video/voice melalui RTP) menunjukan: Pergerakan protokol 3G-324M pada jaringan bergerak. Pergerakan protokol Signaling SIP/H323 pada jaringan IP 43

58 Transcoding video di jaringan bergerak (menggunakan MPEG-4 dengan bit rate rendah) ke jaringan IP (menggunakan H.264 atau H263 dengan bandwidth lebih besar). Transcoding voice di jaringan bergerak (menggunakan AMR) ke jaringan IP (menggunakan G.729, G.723 atau G.711). Perangkat yang mendukung 3G-324M dan sistem video conference lain dapat saling beroperasi dengan menggunakan sebuah Gateway. Khusus untuk lingkungan 3G, Gateway memberikan translasi antara jaringan mobile 3G circuit switch dan jaringan berbasis IP, memungkinkan peralatan 3G dan titik akhir H.323 untuk berkomunikasi. H.323 merupakan standar yang dikeluarkan ITU yang memungkinkan jaringan internet dan jaringan packet swithed sebagai sarana transpor data multimedia dan conferencing. SIP akan menggantikan H.323 sebagai protokol end-to-end karena beberapa keunggulan terutama skalabilitas. Gateway 3G mempunyai kemampuan menterjemahkan antara format transmisi H.223 A/B yang digunakan oleh perangkat 3G dan format H.225 yang digunakan oleh titik akhir H.323. Kedua sistem menggunakan H.245 communication control protocol. Gateway harus melakukan transcode antara berbagai macam pengkodean dan pengdekodean audio dan video. RADVISION telah mengeluarkan Gateway 3G yang mempunyai kemampuan tersebut melalui viaip-400 chassis dengan sebuah gw-p20/m card dan modul pilihan VPS10/M. 44

59 BAB IV APLIKASI MOBILE VIDEO CONFERENCE PADA CDMA Penggunaan CDMA2000 di Indonesia Pada awal abad 21 teknologi komunikasi wireless sudah memasuki generasi ketiga. Dimana teknologi komunikasi pada saat tersebut harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan (telah dibahas pada bab sebelumnya) diantaranya service yang bersifat global, mendukung layanan pita lebar (multimedia) sampai rate 2Mbps interworking dengan sistem eksisting, performansi yang cukup baik terhadap problema propagasi dan harus memiliki efisiensi spektrum yang tinggi. Dari standar teknologi 3G yang dikeluarkan oleh IMT2000 tersebut, teknologi akses yang bisa dipakai adalah Wideband Code Division Multiple Access (WCDMA) atau juga dikenal dengan nama Universal Mobile Telephone Service) merupakan perkembangan dari GSM. Sedangkan untuk 3G CDMA menggunakan standar teknologi bernama CDMA2000 1xEV. Di Indonesia, penggunaan teknologi 3G telah didominasi oleh operator GSM yang menerapkan teknologi W-CDMA seperti PT. Telkomsel, PT. Excelcomindo dan PT.Indosat. Hal ini disebabkan karena kehadiran GSM lebih dahulu dan sudah banyak dipakai. Standart 3G W-CDMA di Indonesia beroperasi pada frekuensi MHz (1900 MHz) dengan bandwidth 5MHz dan mendukung kecepatan akses 384 kbps hingga 2 Mbps. Dengan frekuensi yang digunakan oleh W-CDMA maka jaringan CDMA lainnya (seperti Telkom Flexi dan StarOne) yang bekerja pada frekuensi 1900 MHz harus digeser dari 1900 MHz menjadi 800 MHz. Teknologi yang digunakan di Flexy, Ceria dan StarOne yaitu CDMA2000 1x, dikenal sebagai teknologi 2,75G yang tidak jauh dari 3G dan tinggal mengaktifkan beberapa fiturnya untuk menjadi 3G. Dalam kalimat sederhana, 45

60 sebetulnya Flexy dan StarOne sudah 3G ready. Namun mereka belum memperoleh lisensi penyelenggara 3G, tetapi teknologinya 3G ready. Perusahaan yang sudah mendapatkan lisensi dan frekuensi 3G tetapi belum beroperasi adalah WIN (1,9GHz) memperoleh lisensi komunikasi data (bukan seluler) dan frekuensi 3G pada tahun 2001, Primasel (1,9GHz) memperoleh lisensi seluler dan frekuensi 3G pada tahun 2004 dan CAC (2GHz) memperoleh lisensi seluler dan frekuensi 3G pada tahun Untuk PT Telkomsel ( berpasangan dengan MHz), PT Excelcomindo Pratama ( MHz berpasangan dengan MHz) dan PT Indosat ( MHz berpasangan dengan MHz), memperoleh lisensi seluler dan frekuensi 3G pada januari 2006 saat tender frekuensi yang diselenggarakan oleh DEPKOMINFO. Flexy salah-satu operator CDMA yang besar di Indonesia belum mau mengaplikasikan teknologi 3G disebabkan karena: 1. Biaya yang cukup mahal untuk mengalokasikan frekuensi ke frekuensi 3G (1900 MHz). 2. Kebutuhan aplikasi voice lebih besar dari data sekarang ini sehingga itu menjadi alasan bagi operator CDMA2000 untuk tidak berpindah ke tekonologi 3G. Namun pada september 2007, Sinar Group mencetuskan CDMA2000 1x EVDO sebagai teknologi 3G yang menyediakan teknologi tinggi dalam transfer data di Indonesia. Selain Sinar Group, sebelumnya sudah ada operator mobile 8 dan operator fren yang dapat bersaing dengan GSM dalam memberikan layanan 3G, namun hanya pada penggunaan wireless modem card/data card dengan koneksi MCIA atau USB untuk koneksi ke laptop atau komputer pribadi dan itu juga masih banyak menemukan masalah. 4.2 Aplikasi penggunaan Video Conference pada CDMA2000 Aplikasi untuk layanan video conference pada CDMA2000 masih dalam proses penyelesaian baik rancangan dan paket dari video conference itu sendiri. 46

61 3GPP2 sebagai organisasi yang mengeluarkan standart video conference untuk CDMA2000 telah membuktikan bahwa jaringan CDMA2000 dapat digunakan untuk layanan 3G seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Dimana karakteristik CDMA2000 1xEV mempunyai karakteristik yang tidak berbeda jauh dengan karakteristik W-CDMA (lihat pada tabel 4.1). Sekarang ini aplikasi video conference dengan teknologi 3G W-CDMA sudah dapat dilakukan di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari pelayanan-pelayanan yang diberikan oleh operator 3G W-CDMA. Tabel 4.1 Perbandingan kemampuan teknologi seluler Teknologi Kecepatan Rata-rata Througput Kapasitas Fasilitas lain Downlink user untuk download file GPRS 115 kbps kbps EDGE 473 kbps kbps Dua kali GPRS Kompatible dengan GPRS UMTS-WCDMA 2 Mbps kbps Lebih tinggi Operasi suara dan data secara dari EDGE simultan, peningkatan tingkat untuk aplikasi bandwidth tinggi keamanan, QoS, dukungan multimedia dan pengurangan latency UMTS-HSDPA 14 Mbps kbps 2,5 sampai 3,5 Kompatibel dengan W- kali WCDMA CDMA CDMA2000 1x 153 kbps kbps CDMA2000 1x 2,4 Mbps kbps Optimasi untuk data EV-DO broadband, VoIP dan pengembangan CDMA2000 1x 3,09 Mbps 420kbps-1,7Mbps Backward Compatible dengan EV-DV CDMA2000 1x, Optimasi untuk data dan voice (multimedia), peningkatan tingkat keamanan, QoS, dukungan multimedia dan pengurangan latency 47

62 Aplikasi CDMA2000 di Indonesia sudah pada teknologi 2,75G, agar dapat mendukung teknologi 3G multimedia, maka yang harus dilakukan oleh operator CDMA adalah sebagai berikut: 1. Menambah arsitektur pada CDMA2000 agar dapat menunjang layanan 3G yaitu berupa penambahan modul/card pada sisi BTS dan penambahan perangkat khusus menangani data di sisi BSC. Penambahan tidak banyak karena CDMA2000 1x EV sudah compatible dengan CDMA2000 1x dan arsitektur CDMA2000 1xEV sama dengan arsitektur CDMA20001x. - CDMA2000 1xEV-DO menggunakan modem CDMA2000 1x yang kompatibel dengan CDMA2000 1x dan CDMAOne. - Migrasi ke 1xEV-DV hanya akan memerlukan upgrade sederhana bagi BTS, BSC, PDSN, dan AAA. Penambahan perangkat 3G pada arsitektur CDMA ini dilakukan agar coverage area untuk 3G dapat seluas coverage are 2.5G atau 2.75G. 2. Memperoleh Ijin untuk bisa menggelar 3G dengan mendapatkan frekuensi 3G. 3. RUIM Card yang sudah ada dapat mendukung layanan 3G sehingga tidak perlu mengganti RUIM Card. 4. Tersedianya handset/handphone CDMA yang mendukung layanan 3G sehingga aplikasi-aplikasi 3G dapat diakses dengan hanya menggunakan handphone seperti aplikasi Video Call atau Video Conference. Aplikasi untuk mobile video conference di Indonesia baru dilakukan oleh operator W-CDMA. Untuk PT. Telkomsel, mereka memberikan pelayanan video conference dengan jumlah peserta maksimum 16 orang dimana peserta yang dapat dilihat dilayar hanya peserta nomor urut 1 sampai 9 disebabkan karena Telkomsel menggunakan layout conference auto yaitu layar akan terbagi menjadi 3x3 (9 orang). Sedangkan peserta urutan ke 10 hingga ke 16 masih bisa bergabung dengan conference namun tidak ditampilkan gambar videonya (voice only 48

63 participan) dan masih bisa melihat gambar peserta lainnya. Untuk PT. Exelcomindo memberikan pelayanan video conference dengan jumlah peserta maksimal 4 orang, dan semuanya dapat dilihat pada layar telephone. Biaya conference ini dibebankan ke masing-masing peserta yang ikut dalam video conference tersebut. Kedua operator tersebut memberikan persyaratan yang sama bagi user yang ingin melakukan video conference. Layanan video conference ini berbasis video call 3G. Layanan video conference dapat digunakan jika user sudah terdaftar pada layanan 3G, menggunakan hanset berkemampuan 3G Video call dan berada pada area 3G masing-masing operator. User yang menggunakan operator Telkomsel tidak dapat melakukan video conference dengan user yang menggunakan operator Exelcomindo, karena di indonesia, pelayanan 3G (Video Call atau Video Conference) berbeda operator belum dapat dilakukan. Permasalahan yang sering timbul pada saat video conference dilakukan adalah gambar dan suara yang diterima sering kali tidak bersamaan dan mengalami keterlambatan (delay). Untuk menghindari hal tersebut maka pada saat mau melakukan video conference sebaiknya peserta conference mencari area 3G yang mempunyai sinyal 3G paling kuat karena sekarang ini, tidak semua daerah di Indonesia terdapat sinyal 3G. Baru di kota-kota besar kita dapat mengakses 3G dan jangkauannyapun hanya dikota tersebut. 4.3 Efisiensi untuk mendukung performansi Video Conference Cara kerja video conference pada jaringan CDMA2000 yang telah dibahas pada bab sebelumnya menginformasikan bahwa laju data yang diperlukan adalah sebesar 32kbps atau 64kbps agar terjadinya proses video conference baik dari MS ke MS maupun MS ke 3GPP terminal. Laju data tersebut dapat diefisiensikan agar dapat mendukung aplikasi video conference menjadi lebih baik dan nyaman untuk melakukan panggilan dan bahkan untuk operator telekomunikasi itu sendiri. Adapun cara-cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengefisiensikan desain 49

64 dan implementasi dari control protokol dan protokol multiplexing H.245 dan H223 yang merupakan bagian terpenting dari protokol stack 3G324M Prototipe sistem video conference Prototipe sistem video conference disebut anyconference telah diimplementasikan berdasarkan susunan protokol 3G324M. Sistem tersebut termasuk 4 modul umum dan setiap modul dirancang untuk mendukung modul lainnya menuju berbagai macam fungsi panggilan: Modul H.324, merupakan modul utama dari sistem dimana bertanggung jawab untuk beroperasi dengan modul payung (umbrella modules) seperti H.245 Control Module dan H.223 Multiplexing module, untuk menunjukan fungsi terpenting seperti call set-up. Video Capture/Display Module, modul ini dirancang untuk pengkodean dan menunjukan pengambilan video dari kamera lokal. Untuk pengkodean video, implementasi H.263 digunakan untuk pengkodean penggambaran video yang diambil dari kamera dan mengkodekan kembali gambaran video dari terminal jauh. Untuk penampilan video, Multimedia windows dasar Software Development Kit (SDK) seperti DrawDibDraw digunakan untuk menangani video sebagai rangkaian dari Bitmap images. Audio Recorder/Player Module, Modul rekorder bertanggung jawab untuk mengambil data audio dari perangkat microphone. Data audio ini dilewati ke modul koresponden dengan fungsi memanggil kembali (Call-back) ketika buffer penuh. Modul player bertanggung jawab memainkan ulang (playback) data audio dari terminal jauh. Socket Interface, merupakan modul pemprosesan jaringan yang menyediakan kanal untuk sistem berinteraksi dengan lapisan air interface/fisik Efisiensi Algoritma untuk meningkatkan 3G324M 50

65 Efisiensi Sistem control dengan pendekatan Event Driven Agar koordinasi tiap bagian yang berbeda dari protokol stack 3G324M dapat efisien, implementasi 3G324M dapat menggunakan pendekatan program event-driven dimana dikarakteristikan dengan memicu eksekusi protokol dalam permintaan yang berubah-ubah, dibandingkan dengan permintaan yang telah tetap sebelumnya seperti prosedur sequencial control. Pendekatan ini cocok dengan tingkah laku protokol jaringan, dimana aksi mereka tidak dapat diprediksi. Dengan program event-driven, mengontrol arsitektur software dan pemeliharaan hubungan protokol stack dalam keseluruhan sistem dapat dengan mudah dilakukan. Walaupun event tidak didefinisikan secara jelas pada spesifikasi 3G324M, namun secara umum terdapat 3 tipe event pada 3G324M: message event, primitive event dan timeout event. Message event terjadi saat terminal menerima message control dari terminal lain; primitive event terjadi saat terjadi interaksi antara 3G324M dan aplikasi pada layer atas; dan timeout event terjadi saat perhitungan berakhir pada protokol satck 3G324M. Gambar 4.1 menunjukan system control Event-Driven. Pada pendekatan control Event-Driven ini, terdapat 2 bagian inti yaitu Event Generator dan Event Dispatcher. Event Generator membangkitkan hubungan yang terjadi pada bagian arus dan mengambil alih perbaikan dari waktu tunggu dan rangkaian waktu. Event Dispatcher memanggil prosedur penanganan yang berhubungan dengan perangkat/mesin dan memungkinkan juga memanggil Event Generator untuk membangkitkan event lainnya. Implementasi ini menggunakan Event Generator dan Event Dispatcher yang berkoordinasi dengan protokol H.245 dan H.223 untuk mengirim atau menerima data multimedia sebaik fungsi kerja control message. Mekanisme Event-Drivent dapat dieksekusi ke seluruh protokol stack 3G342M. 51

66 Gambar 4.1 Sistem control Event-Driven Mengoptimasikan Proses Message pada H.245 Sebelum message H.245 dikirim ke modul H.223 untuk proses multiplexing, semua message diubah terlebih dahulu kedalam bentuk aliran paket atau Multimedia System Control Message (MSCM) lalu dikodekan (encode) oleh PER. Message yang diterima dari modul H.223 harus dikodekan kembali (decode) dan di unpacking untuk proses selanjutnya. Implementasi packing/unpacking dan encoding/decoding mengikutsertakan beberapa akses memory yang sama dan menggunakan operasi logika bitwise. Agar penggunaan sumber terminal yang terbatas dapat lebih efisien, implementasi ini dimaksudkan untuk mengkompres dan mengintegrasikan beberapa prosedur. Secara normal, message yang diterima dari ASN.1 akan di encoding menggunakan multiple-ste tree-based message transformation, dimana rute dan prosedur proses message diatur dalam proses berbentuk struktur pohon. Pada proses pengkodean message H.245, rute pengkodean level teratas akan memanggil rute pengkodean level terbawah, dan diantara rute pengkodean yang berbeda level terdapat perbedaan harga tiap level, untuk itu perlu dilakukan pengesetan harga untuk mengkoresponden item dalam message. Lalu proses dilanjutkan sampai message dikodekan ke dalam bentuk bit-stream. Pendekatan multiple-ste treebased dapat dilakukan dengan baik. Namun, proses ini harus mengalami proses pengkodean yang rumit dan panjang, sepanjang struktur pohon yang didefiniskan PER. Adapun pendekatan lain yang dapat dilakukan pada implementasi PER yaitu single-step direct message trans-formation dimana encoding/decoding struktur pohon pada multi-step message dapat ditempatkan pada satu langkah. Pendekatan ini dilakukan dengan cara merubah struktur pohon menjadi nodenode. Dimana elemen-elemen dalam message akan diubah kedalam bentuk node dan node-node tersebut akan saling berhubungan satu dengan yang lain menjadi suatu message. Lalu semua message yang saling berhubungan tersebut akan dengan mudah diubah ke MSCM. Saat proses encode/decode, message list akan 52

67 dikodekan satu per satu. Hasil dari pendekatan ini, pengkodean PER dapat dilakukan dengan mudah tanpa meningkatkan operasi kerja encoding/decoding atau memodifikasi syntax dan semantic message. Gambar 4.2(b) menunjukkan aliran proses implementasi single step dimana SM adalah Spesific Message, EM adalah Encode Message. Pada operasi normal, kita memaketkan pesan ke MSCM menurut spesifikasi struktur pohon, lalu MSCM dilewatkan dan ke encoder untuk pengkodean dalam bentuk bit-stream mengikuti proses pada gambar 4.2 (a). Pada implementasi ini, untuk memudahkan proses ini, kita harus mengkobinasikan prosedur paking dan encoding kedalam 1 prosedur dengan cara mentransformasikan secara langsung message ke bit-stream. 4.2 (a) Pendekatan implementasi secara normal 4.2(b) Karakteristik aliran proses dari Implementasi yang dibuat Optimasi Multiplexing dalam H.223 Mengikuti standart H.223, terdapat 4 macam stream (informasi) yang masuk ke H.223: 53

68 1. Control message yang digunakan untuk mengontrol informasi antara terminal yang berbeda atau antar terminal dan Multipoint Control Units (MCUs), yang didefinisikan dalam H Informasi dari aplikasi data seperti data T.120 real-time audiographic conference 3. Pengkodean audio stream oleh audio codec yang didefiniskan dalam 3G324M seperti Adaptive Multi-Rate (AMR) codec. 4. Pengkodean video stream oleh audio codec yang didefiniskan dalam 3G324M seperti H.263 dan MPEG-2. Setiap laju informasi tersebut diidentifikasi oleh kanal logika dengan LCN yang unik. Pengisian tabel multiplexing menggunakan LCN dan mengkorespon panjang data yang akan menggambarkan paket data yang dimultiplex. Struktur data dari penginputan table multiplex, yang disebut multiplex descriptor, diambil dari daftar elemen. Setiap elemen dalam daftar menunjukan data slot dari sumber informasi yang ditetapkan. Contoh tipe daftar elemen yang terdiri dari dua elemen adalah sebagai berikut: {LCN1,RC24}, {LCN2,RC UCF}, dimana LCN adalah nomor kanal logika (Logical Channel Number); RC adalah pengulangan perhitungan (Repeat Count) dan UCF adalah bendera penutup (Closing Flag). Pada elemen pertama, RC 24 maksudnya 24 byte pertama dari paket akan diisi data dari kanal logika 1. Elemen kedua RC UCF maksudnya setelah diisi oleh 24 byte dari kanal logika 1, byte dari kanal 2 akan mengisi paket sampai bendera penutup (akhir dari paket). Multiplex descriptor menggunakan pola multiplex yang rumit. Jika hanya memproses 1 atau 2 elemen, multiplex descriptor dapat dengan mudah menanganinya, namun jika elemen menjadi sangat komplek dimana setiap elemen terbagi lagi menjadi sub-sub elemen, maka kerja multiplex descriptor menjadi lebih lama dan mengakibatkan performansi prosesnya rendah. Untuk menangani kerumitan multiplex descriptor, dapat menggunakan proses serialisasi yaitu membagi proses multiplex descriptor menjadi 2 bagian yang disebut descriptor atom. Gambar 4.3 menunjukkan descriptor atom yang terdiri dari 54

69 struktur data yang sederhana. Logical Channel Number (LCN) menetapkan sumber-sumber informasi. Repeat Count adalah batas nomor yang menetapkan banyaknya byte yang akan diisi pada sumber ini. Dan juga berisi pointer dimana berhubungan dengan atom yang tersedia, disebut atom karena tidak dapat terbagi-bagi dan tidak dapat diperluas menjadi sub-list. Penggunaan daftar serial ini dapat menyimpan banyak waktu proses multiplexing dan memperkenalkan overhead yang rendah untuk modifikasi multiplex descriptor. Gambar 4.3 Serialisasi Efisiensi algoritma untuk manajemen multimedia Video Conference Algoritma multipoint multiplexing H.223 menyediakan interface sending/receiving untuk layer teratas. Pada percakapan point-to-point, object H.223 dengan fungsi pengiriman, fungsi penerimaan dan set buffer untuk multiplexing/demultiplexing dan sending/receiving, mampu menangani semua tugas tersebut. Namun pada multipoint conference, H.223 mungkin dibutuhkan untuk menangani multiple incoming stream dan jumlah out-coming stream yang ada. Untuk menangani masalah ini, dapat dilakukan dengan pendekatan yang sederhana yang disebut modul MultiH.223, dimana mempunyai kemampuan menangani multi-point sending/receiving dan multiplexing/demultiplexing. Gambar 4.4 merupakan desain modul MultiH.223 yang terdiri atas 2 bagian, bagian H.223_receiver dan H.223_sending, setiap 55

70 sambungan H.223_receiver dan H.223_sending bertanggung jawab sebagai interface dengan satu terminal. Untuk implementasi, pertama-tama kita harus mengkomposisikan kembali desain H.223 original dengan membagi H.223 kedalam dua bagian terpisah: H.223_sender bertanggung jawab sebagai multiplexing dan mengirim out-going stream; sementara, H.223_receiver bertugas menerima incoming stream dan demultiplexing untuk incoming media stream. H.223_sender dan H.223_receiver memberikan kenyamanan interface sending atau receiving dan menyimpan sendiri set buffer untuk operasi tertentu. Dengan kata lain, multiple media stream pada multipoint conference, dengan modul multih.223 yang didesain baru akan terbagi menjadi dua hubungan yaitu H.223_sender dan H.223_receiver. Sehingga pada real-time multipoint conference, modul MultiH.223 akan menginisialiasikan incoming/outcoming stream baru. Dengan kata lain, hubungan antar sender/receiver akan dihilang pada saat conference meninggal sumbernya. Gambar 4.4 pendekatan hubungan Modul MultiH Manajemen Multipoint Conference H.245 telah didefinisi untuk banyak message dan prosedur untuk membentuk video call point-to-point, namun tidak untuk mendefinisikan multipoint conference. Sekarang ini, untuk melakukan pembentukan atau pengaturan multipoint conference menjadi lebih mudah, beberapa fungsi 56

71 pengaturan conference yang sederhana telah ditambahkan ke modul H.245 dan H.223. Maksimum 16 Multiplex Descriptor yang berbeda dapat didefiniskan untuk menggambarkan pola multiplex yang berbeda. Setiap data unit H.223 (menggunakan unit untuk kasus circuit switching dan packet switching sebagai paket), terdapat bagian MC (multiple code) yang mengidentifikasi Multiplex Descriptor yang digunakan oleh unit pada saat ini. Pada eksperimen, sering kali ditemukan terminal 3G mobile menggunakan Multiplex Descriptor yang berbeda-beda (MC=0.1.2). Untuk itulah kita tetapkan MC=15 untuk manajemen conference. Tabel 4.2 menunjukkan control message utama yang didefiniskan untuk menyempurnakan fungsi manajemen bersama. Pada mekanisme manajemen, satu terminal akan bertindak sebagai host conference. Host adalah pembuat conference dan menyimpan informasi realtime conference, seperti daftar client dan ID mereka. Host juga bertanggung jawab untuk menyiarkan informasi conference untuk client yang berpartisipasi pada saat itu. Terminal dapat mengirim CONNECTDEFAULT message ke host untuk mengidentifikasi maksud mereka bergabung pada conference. Host harus dapat membuat keputusan admission control ke terminal informasi, seperti pemaksaan conference dengan mengirim banyaknya partisipan. Saat admission control, host mengirim kembali message CONNECTED atau CONNECTION_REJECTED_F/I/B 9 (tabel 4.2) untuk mengijinkan atau membatalkan permintaan terminal. Selama melakukan conference, terminal mungkin meninggalkan conference kapan saja dan terminal bisa menjadi host pada conference. Jika itu terjadi, untuk mengatur semua pengikut dan membantu memutuskan conference secara halus, perlu dilakukan pemilihan kembali host conference. Untuk menyempurnakan permintaan ini, pemilihan host ditunjuk berdasarkan sinyal terkuat dari terminal pengikut, kapasitas terminal dan perkiraan terminal yang akan keluar ketika sinyal terkuat semakin kuat karena sinyal paling lemah lebih sering terputus dari jaringan. 57

72 Dengan bandwith yang terbatas pada lingkungan 3G, aliran video streaming butuh dikontrol keseluruh conference agar dapat menolak kemacetan data dan tabrakan data. Keluaran implementasi ini, untuk penjadwalan kanal video, kita mengadaptasi mekanisme robin dari sekitarnya. Dibawah mekanisme ini, time-slot (token) dipesan khusus untuk setiap terminal dan untuk itu terminal harus menyiarkan video stream ketika token diberikan kepadanya. Host bertanggung jawab untuk menetapkan panjang time slot berdasarkan kualitas jaringan yang tersedia. Keuntungan memperkenalkan mekanisme ini adalah bandwith jaringan 3G dapat dimanfaatkan dengan baik dan alirannya terkontrol. Penjadwalan kanal suara, sistem conference hanya mengijinkan satu terminal untuk berbicara kapanpun, dan kanal suara secara umum disiarkan kesemua pengikut conference. Mekanisme yang sama digunakan pada jaringan token-ring, dimana terminal diberikan ijin untuk menyiarkan data suara melalui jaringan selama dalam keadaan token. Bagaimanapun juga, jalan yang dilalui token berbeda dari jaringan token-ring. Pemberian token diperintahkan oleh host conference. Terminal harus mengirim permintaan TALK_O ke host untuk berbicara dalam conference. Setelah pembicaraan selesai, terminal harus mengirim indikasi TALK_X ke host untuk mengembalikan token. Secara nyata, pembicaraan merupakan satu kali interupsi dari terminal lain untuk berbicara, tapi terminal tersebut harus mengirim kembali token secepatnya ke terminal sebelumnya setelah berbicara. Tabel 4.2 major control message didefinisikan untuk manajemen conference 58

73 4.3.4 Sistem Evaluasi System prototype diatas diimplementasikan pada platform PC dan 3G handset. PC dapat mengakses jaringan 3G mobile melalui modem card. Bagaimanapun juga, penggunaan bandwidth video call 64kbps tidak terlalu cukup untuk mendukung multi-point conference. Dengan efisien yang dilakukan baik itu optimasi proses message pada H.245, optimasi proses multiplexing H.223, modul MultiH.223 dan penambahan fungsi manajemen conference pada H.223, video conference dapat dibentuk dan diatur dengan nyaman dan efektif. Berdasarkan pengetesan conference oleh Departemen of Computer Science, Universitas Hongkong, melalui WLAN IEEE , performansi komunikasi video dan audio sangat memuaskan dan stabil. Hal ini dapat dilihat performansinya pada gambar 4.5 dimana pengambilan video conference secara langsung dan log pada bagian sebelah kanan berisikan data status protocol H.245, system akan mendukung 4 anggota video conference yang menggunakan 3G324M. Dan table 4.3 menunjukan kualitas dari isi dan komunikasinya. 59

74 Gambar 4.5 Video conference clients Tabel 4.3 Video dan Audio parameter 60

SISTEM KOMUNIKASI CDMA Rr. Rizka Kartika Dewanti, TE Tito Maulana, TE Ashif Aminulloh, TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta

SISTEM KOMUNIKASI CDMA Rr. Rizka Kartika Dewanti, TE Tito Maulana, TE Ashif Aminulloh, TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta SISTEM KOMUNIKASI CDMA Rr. Rizka Kartika Dewanti, 31358-TE Tito Maulana, 31475-TE Ashif Aminulloh, 32086-TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta 1.1 PENDAHULUAN Dengan pertumbuhan komunikasi tanpa

Lebih terperinci

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi 3G 3G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel

Lebih terperinci

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA 2. 1 Code Division Multiple Access (CDMA) Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke tiga CDMA merupakan teknologi

Lebih terperinci

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA TEKNOLOGI AMPS Analog mobile phone system(amps) dimulai

Lebih terperinci

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER Arsitektur jaringan seluler dibagi menjadi yaitu: 1. Generasi Kedua terdiri atas: SISTEM DECT (DIGITAL ENHANCED CORDLESS TELECOMMUNICATION) adalah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI.

BAB II DASAR TEORI. BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengenalan Teknologi CDMA CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik akses jamak yang memisahkan setiap percakapan dalam domain kode. CDMA merupakan

Lebih terperinci

PENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina

PENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina SISTIM SELULER GENERASI 2 By: Prima Kristalina POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA 2016 Overview Pengenalan Sistim Seluler Generasi 2 Arsitektur GSM Upgrade GSM (2G) to GPRS (2.5G) CDMA IS 95 Arsitektur

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Teknik Multiple Access

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Teknik Multiple Access BAB II DASAR TEORI.1 Definisi Teknik Multiple Access Konsep dasar dari teknik multiple access yaitu memungkinkan suatu titik dapat diakses oleh beberapa titik yang saling berjauhan dengan tidak saling

Lebih terperinci

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes Multiple Access Downlink Uplink Handoff Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes Base Station Fixed transceiver Frequency TDMA: Time Division Multiple Access CMDA: Code

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Komunikasi Bergerak Perkembangan sistem komunikasi dunia semakin marak dengan teknologiteknologi baru yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dimanapun, dengan siapapun dan

Lebih terperinci

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV Teknologi Seluler Pertemuan XIV Latar Belakang Teknologi jaringan seluler berevolusi dari analog menjadi sistem digital, dari sirkuit switching menjadi packet switching. Evolusi teknologi seluler terbagi

Lebih terperinci

BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik

BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) 2.1 Pengenalan CDMA CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik akses jamak (multiple access) yang memisahkan percakapan dalam domain

Lebih terperinci

Universal Mobile Telecommunication System

Universal Mobile Telecommunication System Universal Mobile Telecommunication System Disusun Oleh: Fikri Imam Muttaqin Kelas XII Tel 2 2010026 / 23 UMTS merupakan salah satau evolusi generasi ketiga (3G) dari jaringan mobile. Air interface yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data DAFTAR ISTILAH ACK (acknowledgement ) : Indikasi bahwa sebuah data yang terkirim telah diterima dengan baik Adaptive Modulation and Coding (AMC) Access Grant Channel (AGCH) arrival rate for SMS message

Lebih terperinci

BAB III KONFIGURASI SISTEM CDMA 2000 IX

BAB III KONFIGURASI SISTEM CDMA 2000 IX 4. Interferensi pada BTS yang berbeda : 1 I oc = I sc + 10 log 1 fr 5. Total Interferensi I ch = 10log(10 0,1Isc + 10 0,1Ioc ) 6. Thermal Noise Density dari MS : No = 10log (290.k) + NF BTS + 30 7. Rasio

Lebih terperinci

Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa

Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa depan CDMA adalah teknologi berbasis spread spectrum

Lebih terperinci

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si PERTEMUAN 12 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA, JAKARTA MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si POKOK BAHASAN Pengertian teknologi telepon bergerak (mobile phone).

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Dasar-Dasar Jaringan GSM 2.1.1 Pengertian GSM Global System for Mobile Communication disingkat GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi

Lebih terperinci

10/13/2016. Komunikasi Bergerak

10/13/2016. Komunikasi Bergerak 0//06 TI dan Telekomunikasi Komunikasi Bergerak Definisi Sistem komunikasi yang memberikan layanan jasa telekomunikasi bagi pelanggan bergerak dimana daerah layanannya dibagi bagi menjadi daerah yang kecil

Lebih terperinci

Pengaruh Pilot Pollution terhadap Performansi

Pengaruh Pilot Pollution terhadap Performansi Pengaruh Pilot Pollution terhadap Performansi Jaringan CDMA 2000-1X Budihardja Murtianta Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G

TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh : Nama : Dyan Tri

Lebih terperinci

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA OVERVIEW Dalam sistem komunikasi wireless, efisiensi pemakaian lebar bidang frekuensi diusahakan diantaranya melalui teknik multiple akses, agar dalam alokasi frekuensi

Lebih terperinci

MEKANISME HANDOVER PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI CDMA

MEKANISME HANDOVER PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI CDMA Makalah Seminar Kerja Praktek MEKANISME HANDOVER PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI CDMA Oleh : Hayu Pratista (L2F007036) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak Perkembangan generasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. yang setiap penggunanya diberikan kode unik yang digunakan untuk mengkodekan

BAB II DASAR TEORI. yang setiap penggunanya diberikan kode unik yang digunakan untuk mengkodekan BAB II DASAR TEORI 2.1 Prinsip Dasar CDMA Code Division Multiple Access (CDMA) adalah salah satu metode akses jamak yang setiap penggunanya diberikan kode unik yang digunakan untuk mengkodekan sinyal informasinya,

Lebih terperinci

BAB III Perencanaan Jaringan VSAT Pada Bank Mandiri dengan CDMA

BAB III Perencanaan Jaringan VSAT Pada Bank Mandiri dengan CDMA BAB III Perencanaan Jaringan VSAT Pada Bank Mandiri dengan CDMA Pada Tugas Akhir ini, akan dilakukan perencanaan jaringan VSAT CDMA pada Bank Mandiri, dengan hasil akhir nanti akan didapatkan apakah perlu

Lebih terperinci

Home Networking. Muhammad Riza Hilmi, ST.

Home Networking. Muhammad Riza Hilmi, ST. Home Networking Muhammad Riza Hilmi, ST. saya@rizahilmi.com http://learn.rizahilmi.com Pengertian Jaringan adalah dua komputer atau lebih yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya menggunakan media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Layanan 3G komersial telah diluncurkan sejak tahun 2001 dengan menggunakan teknologi WCDMA. Kecepatan data maksimum yang dapat dicapai sebesar 2 Mbps. Walaupun demikian,

Lebih terperinci

I. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.

I. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse. I. Pembahasan 1. Frequency Reuse Frequency Reuse adalah penggunaan ulang sebuah frekuensi pada suatu sel, dimana frekuensi tersebut sebelumnya sudah digunakan pada satu atau beberapa sel lainnya. Jarak

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SELULER ( GSM )

TEKNOLOGI SELULER ( GSM ) TEKNOLOGI SELULER ( GSM ) GSM (Global System for Mobile communication) adalah suatu teknologi yang digunakan dalam komunikasi mobile dengan teknik digital. Sebagai teknologi yang dapat dikatakan cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, bidang telekomunikasi telah berkembang dengan pesatnya di seluruh dunia. Perkembangannya sendiri terus berlanjut tiap tahunnya. Banyak peneliti di seluruh

Lebih terperinci

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : TUGAS AKHIR MENGATASI ADJACENT CHANNEL INTERFERENCE 3G/WCDMA PADA KANAL 11 & 12 MILIK OPERATOR AXIS DENGAN MENGUNAKAN BAND PASS FILTER STUDI KASUS SITE PURI KEMBANGAN Diajukan guna melengkapi sebagian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KONTROL DAYA TERHADAP KAPASITAS SISTEM CDMA X

ANALISIS PENGARUH KONTROL DAYA TERHADAP KAPASITAS SISTEM CDMA X TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH KONTROL DAYA TERHADAP KAPASITAS SISTEM CDMA 2000-1X Diajukan guna memenuhi persyaratan Dalam mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) Disusun oleh : Nama : FATAH SYAHPUTRA

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN

ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1)

Lebih terperinci

BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI

BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI Komunikasi adalah suatu pengalihan informasi dan pengertian diantara bagian individu, dan suatu proses pengiriman dari lambang- lambang antar pribadi dengan makna-makna yang dikaitkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perkembangan Sistem Komunikasi Bergerak Sistem komunikasi bergerak mulai berkembang ketika AMPS (Advanced Mobile Phone System) untuk pertama kali diuji coba pada tahun 1978 di

Lebih terperinci

Bluetooth. Pertemuan III

Bluetooth. Pertemuan III Bluetooth Pertemuan III Latar Belakang Pada bulan Mei 1998, 5 perusahaan promotor yaitu Ericsson, IBM, Intel, Nokia dan Toshiba membentuk sebuah Special Interest Group (SIG) dan memulai untuk membuat spesifikasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Topologi Sistem Komunikasi Selular

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Topologi Sistem Komunikasi Selular BAB II DASAR TEORI 2.1 Topologi Sistem Komunikasi Selular Dalam sistem komunikasi wireless seluler (baik fixed maupun mobile) daerah layanan (coverage) akan dibagi-bagi menjadi daerah-daerah dengan cakupan

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi GSM GSM (Global System for Mobile Communication) adalah teknologi yang menyokong sebagian besar jaringan telepon seluler dunia. GSM telah menjadi teknologi komunikasi

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European BAB II JARINGAN GSM 2.1 Sejarah Teknologi GSM GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Sistem standar 3G yang dipakai di Indonesia menggunakan teknologi WCDMA ( Wide Code Division Multiple Access ) dimana dengan teknologi ini memungkinkan kecepatan data mencapai 384

Lebih terperinci

SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???

SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS??? SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS??? KELOMPOK 4 1.BAYU HADI PUTRA 2. BONDAN WICAKSANA 3.DENI ANGGARA PENGENALAN TEKNOLOGI 2G DAN 3G Bergantinya teknologi seiring majunya teknologi yang

Lebih terperinci

Teknologi Komunikasi Data Seluler. Adri Priadana ilkomadri.com

Teknologi Komunikasi Data Seluler. Adri Priadana ilkomadri.com Teknologi Komunikasi Data Seluler Adri Priadana ilkomadri.com Telepon Seluler Telepon seluler adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Seluler GSM GSM merupakan salah satu teknologi seluler yang banyak digunakan pada saat ini. GSM adalah generasi kedua dalam teknologi seluler yang menggunakan

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai

Lebih terperinci

PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER

PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI YUYUN SITI ROHMAH, ST,.MT //04 OUTLINES A. Pendahuluan B. Frequency Reuse C. Handoff D. Channel Assignment Strategies //04 A. Pendahuluan

Lebih terperinci

Pertemuan ke 5. Wireless Application Protocol

Pertemuan ke 5. Wireless Application Protocol Pertemuan ke 5 Wireless Application Protocol WAP Wireless Application Protocol disingkat WAP adalah sebuah protokol atau sebuah teknik messaging service yang memungkinkan sebuah telepon genggam digital

Lebih terperinci

BAB II. SISTEM JARINGAN CDMA 2000 DAN EVDO Rev.A

BAB II. SISTEM JARINGAN CDMA 2000 DAN EVDO Rev.A BAB II SISTEM JARINGAN CDMA 2000 DAN EVDO Rev.A 2.1 Umum Sistem komunikasi dewasa ini sudah semakin berkembang, terutama sistem komunikasi bergerak. Banyak teknologi komunikasi bergerak yang berkembang

Lebih terperinci

OCHAN FRIMA SUGARA PURBA NIM :

OCHAN FRIMA SUGARA PURBA NIM : SKRIPSI ANALISIS PERFORMANSI PENGIRIMAN SHORT MESSAGE SERVICE UNTUK PELANGGAN PRABAYAR PADA JARINGAN CDMA DI PT. TELKOM FLEXI MEDAN Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan sarjana

Lebih terperinci

BAB II SISTEM CDMA X EV-DO (EVOLUTION-DATA OPTIMIZED) sistem komunikasi bergerak. Banyak teknologi komunikasi bergerak yang

BAB II SISTEM CDMA X EV-DO (EVOLUTION-DATA OPTIMIZED) sistem komunikasi bergerak. Banyak teknologi komunikasi bergerak yang BAB II SISTEM CDMA 2000 1X EV-DO (EVOLUTION-DATA OPTIMIZED) 2.1 Umum Sistem komunikasi dewasa ini sudah semakin berkembang, terutama sistem komunikasi bergerak. Banyak teknologi komunikasi bergerak yang

Lebih terperinci

BAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang

BAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang BAB II PENGENALAN SISTEM GSM 2.1 Umum Di era modernisasi dan pembangunan yang terus meningkat menuntut tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang industri, perbankan, pendidikan,

Lebih terperinci

Wireless Technology atau teknologi nirkabel, atau lebih sering disingkat wireless adalah teknologi elektronika yang beroperasi tanpa kabel.

Wireless Technology atau teknologi nirkabel, atau lebih sering disingkat wireless adalah teknologi elektronika yang beroperasi tanpa kabel. Pengantar Teknologi Nirkabel: Telepon Selular (Ponsel) Wireless Technology atau teknologi nirkabel, atau lebih sering disingkat wireless adalah teknologi elektronika yang beroperasi tanpa kabel. Wireless

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA MESSAGE ISUP TRUNK INTERKONEKSI INDOSAT-TELKOM PASKA MIGRASI GATEWAY INTERKONEKSI PSTN TELKOM SEMARANG

TUGAS AKHIR ANALISA MESSAGE ISUP TRUNK INTERKONEKSI INDOSAT-TELKOM PASKA MIGRASI GATEWAY INTERKONEKSI PSTN TELKOM SEMARANG TUGAS AKHIR ANALISA MESSAGE ISUP TRUNK INTERKONEKSI INDOSAT-TELKOM PASKA MIGRASI GATEWAY INTERKONEKSI PSTN TELKOM SEMARANG Oleh Nurcholis 41406120074 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

Dukungan yang diberikan

Dukungan yang diberikan PERKEMBANGAN KOMUNIKASI DATA NIRKABEL Pertengahan abad 20, teknologi nirkabel berkembang pesat, diimplementasikan dalam bentuk teknologi radio, televisi, telepon mobil, dll. Komunikasi lewat sistem satelit

Lebih terperinci

TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Multiple Access

TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Multiple Access TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Multiple Access S1 Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom Oleh: Linda Meylani Agus D. Prasetyo Tujuan Pembelajaran Memahami konsep multiple access.

Lebih terperinci

Code Division multiple Access (CDMA)

Code Division multiple Access (CDMA) Code Division multiple Access (CDMA) 1.1 Konsep Dasar CDMA CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik akses jamak (multiple access) yang memisahkan percakapan dalam domain

Lebih terperinci

Evolusi Teknologi Wireless Seluler menuju HSDPA

Evolusi Teknologi Wireless Seluler menuju HSDPA 27 Evolusi Teknologi Wireless Seluler menuju HSDPA Rahmad Hidayat Manajemen Telekomunikasi, Universitas Mercu Buana Abstrak Teknologi data dalam keluarga GSM meliputi GPRS, EDGE, UMTS/WCDMA dan HSDPA.

Lebih terperinci

Pengertian dan Macam Sinyal Internet

Pengertian dan Macam Sinyal Internet Pengertian dan Macam Sinyal Internet Rizki Regina Ulfauziah Just_regina@yahoo.com Abstrak Ilmu Teknologi di dunia ini sangat luas dan akan akan terus berkembang, salah satunya yaitu pada Sinyal atau Jaringan.

Lebih terperinci

SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK. Pemrograman Sistem

SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK. Pemrograman Sistem SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK Pemrograman Sistem Overview Teknologi komunikasi saat ini telah berkembang pesat. Selain telah menerapkan komunikasi wireless atau nirkabel, juga telah diaplikasikan untuk kondisi

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR

ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR (PERFORMANCE ANALYSIS REHOMMING BR-9.0 EVOLUSION BSC (ebsc) IN GSM NETWORK ON PT. TELKOMSEL MAKASSAR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK. i ABSTRACT.. ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI.. v DAFTAR TABEL.. viii DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK. i ABSTRACT.. ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI.. v DAFTAR TABEL.. viii DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK Perkembangan teknologi komunikasi berupa sistem komunikasi bergerak bukanlah hal yang baru dalam masyarakat di jaman sekarang ini. Kebutuhan akan pertukaran informasi saat ini semakin meningkat,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN SOFT HANDOFF DAN HARD HANDOFF TERHADAP KAPASITAS SISTEM SELULAR CDMA

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN SOFT HANDOFF DAN HARD HANDOFF TERHADAP KAPASITAS SISTEM SELULAR CDMA TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN SOFT HANDOFF DAN HARD HANDOFF TERHADAP KAPASITAS SISTEM SELULAR CDMA Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informasi saat ini sangat pesat, khususnya teknologi wireless (nirkabel). Seiring dengan meningkatnya kebutuhan informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Metode Multiple Access Pada sistem komunikasi transmisi radio dikenal metode multiplex. Teknik multiplex digunakan untuk menyalurkan banyak kanal kedalam sebuah medium transmisi

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE)

BAB II JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) BAB II JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) Pada bab dua ini akan dibahas mengenai evolusi jaringan komunikasi bergerak seluler, jaringan Long Term Evolution (LTE). Lalu penjelasan mengenai dasar Orthogonal

Lebih terperinci

KONSEP CELLULAR DENNY CHARTER, ST. Websites :

KONSEP CELLULAR DENNY CHARTER, ST. Websites : KONSEP CELLULAR DENNY CHARTER, ST Websites : www.dennycharter.wordpress.com E-mail : dennycharter@gmail.com Future Wireless Personal Communication Sistem layanan komunikasi dari siapa, kapan saja, dimana

Lebih terperinci

Apa perbedaan antara teknik multiplex dan teknik multiple access??

Apa perbedaan antara teknik multiplex dan teknik multiple access?? Teknik multiplex untuk menyalurkan banyak kanal ke dalam sebuah medium transmisi yang sama. Teknik Multiple Akses merupakan penggunaan medium transmisi yang sama oleh banyak user secara simultan. Apa perbedaan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA Laporan Kerja Praktek Instalasi Pico Repeater Comba SP 2110 Sebagai Solusi Perbaikan Cakupan Sinyal Indoor PT. Picotel Nusantara Diajukan untuk memenuhi persyaratan Penyelesaian Kerja Praktek (S1) Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu perkembangan teknologi yang demikian pesat adalah teknologi komunikasi data, baik melalui perangkat-perangkat mobile seperti handphone, PDA dan sebagainya,

Lebih terperinci

Nama Kelompok : 1. Arvita Mizza Utami (12/327968/SV/00144) >> Presenter. 2. Chusnul Khotimah M (12/327950/SV/00126) >>presenter & pencari materi

Nama Kelompok : 1. Arvita Mizza Utami (12/327968/SV/00144) >> Presenter. 2. Chusnul Khotimah M (12/327950/SV/00126) >>presenter & pencari materi Nama Kelompok : 1. Arvita Mizza Utami (12/327968/SV/00144) >> Presenter 2. Chusnul Khotimah M (12/327950/SV/00126) >>presenter & pencari materi 3. Naufanti Zulfah (12/332429/SV/01145) >>Pembuat slide I

Lebih terperinci

ANALISA UNJUK KERJA CDMA X PADA KANAL AWGN DAN RAYLEIGH FADING LEVY OLIVIA NUR. Jurusan Teknik Elektro Universitas Komputer Indonesia

ANALISA UNJUK KERJA CDMA X PADA KANAL AWGN DAN RAYLEIGH FADING LEVY OLIVIA NUR. Jurusan Teknik Elektro Universitas Komputer Indonesia bidang REKAYASA ANALISA UNJUK KERJA CDMA 2000 1X PADA KANAL AWGN DAN RAYLEIGH FADING LEVY OLIVIA NUR Jurusan Teknik Elektro Universitas Komputer Indonesia Komunikasi radio seluler adalah salah satu yang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 297 / DIRJEN / 2004 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 297 / DIRJEN / 2004 TENTANG KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 297 / DIRJEN / 2004 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS TERMINAL CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI Menimbang

Lebih terperinci

Dalam hal ini jarak minimum frequency reuse dapat dicari dengan rumus pendekatan teori sel hexsagonal, yaitu : dimana :

Dalam hal ini jarak minimum frequency reuse dapat dicari dengan rumus pendekatan teori sel hexsagonal, yaitu : dimana : Frekuensi Reuse Frequency Reuse adalah penggunaan ulang sebuah frekuensi pada suatu sel, dimana frekuensi tersebut sebelumnya sudah digunakan pada satu atau beberapa sel lainnya. Terbatasnya spektrum frekuensi

Lebih terperinci

BAB 2 TEKNOLOGI DAN TREN PERTUMBUHAN WCDMA/HSPA

BAB 2 TEKNOLOGI DAN TREN PERTUMBUHAN WCDMA/HSPA BAB 2 TEKNOLOGI DAN TREN PERTUMBUHAN WCDMA/HSPA Telekomunikasi nirkabel yang dikenal dengan istilah seluler merupakan suatu cara dalam pertukaran informasi antara penggunanya dengan tidak terpaku pada

Lebih terperinci

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING Widya Teknika Vol.19 No. 1 Maret 2011 ISSN 1411 0660 : 34 39 PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING Dedi Usman Effendy 1) Abstrak Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan teknologi komunikasi seluler generasi ke 2 (2G) berbasis Time Division Multiple Access (TDMA) seperti Global System For Mobile Communication (GSM), generasi

Lebih terperinci

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULAR UTRA-TDD

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULAR UTRA-TDD BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULAR UTRA-TDD 2.1 UTRA-TDD UMTS (Universal Mobile Telecommunication System) adalah sistem yang pertama kali dikembangkan oleh ETSI (European Telecommunications Standard

Lebih terperinci

IEEE g Sarah Setya Andini, TE Teguh Budi Rahardjo TE Eko Nugraha TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta

IEEE g Sarah Setya Andini, TE Teguh Budi Rahardjo TE Eko Nugraha TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta IEEE 802.11g Sarah Setya Andini, 31431 TE Teguh Budi Rahardjo 31455-TE Eko Nugraha 31976-TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta 5.1 PREVIEW Wi-Fi (atau Wi- fi, WiFi, Wifi, wifi) merupakan kependekan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka Pada Penelitian Terkait Tugas akhir ini mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dimana beberapa penelitian tersebut membahas manajemen

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia BAB 4 ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas hasil pengukuran data dari layanan IMS pada platform IPTV baik pada saat pelanggan (user) di home network maupun pada saat melakukan roaming atau berada pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi wireless saat ini telah mengalami perkembangan yang sangat penting dalam banyak aspek di kehidupan sehari-hari. Semakin banyak komputer yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang dilakukan pada BTS-

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang dilakukan pada BTS- 23 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab 3 ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang dilakukan pada BTS- BTS CDMA 20001x EVDO. Seperti yang sudah dijelaskan pada bab 2, BTS merupakan Access Point (AP)

Lebih terperinci

Jakson Petrus M.B., S.Kom

Jakson Petrus M.B., S.Kom Jakson Petrus M.B., S.Kom Spektrum Gelombang Elektromagnetik Spektrum Tersebar Spread spectrum atau spektrum tersebar adalah sebuah teknik komunikasi yang bersifat pita lebar (wide band) dan daya puncak

Lebih terperinci

BAB 1 I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak pertama kali diperkenalkan hingga tiga puluh tahun perkembangannya, teknologi seluler telah melakukan banyak perubahan besar. Sejarah mencatat perkembangan

Lebih terperinci

KARYA ILMIYAH LINGKUNGAN BISNIS. Nama : Ahmad Hermantiyo NIM :

KARYA ILMIYAH LINGKUNGAN BISNIS. Nama : Ahmad Hermantiyo NIM : KARYA ILMIYAH LINGKUNGAN BISNIS Nama : Ahmad Hermantiyo NIM : 10.12.4809 Stimik Amikom Yogyakarta 2010/2011 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu titik terang yang bermula pada suatu kesederhanaan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : : Ramdhan Wira Priyawan NIM :

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : : Ramdhan Wira Priyawan NIM : LAPORAN TUGAS AKHIR PENGUKURAN ERROR VECTOR MAGNITUDE BTS CDMA MEREK SAMSUNG SCS-25T3 DAN HUAWEI 3606 C MENGGUNAKAN PSA SERIES SPECTRUM ANALYZER AGILENT E4443A Disusun Oleh : Nama : Ramdhan Wira Priyawan

Lebih terperinci

Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA

Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA Martina Pineng *Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Indonesia Toraja Abstract- Short Message Service (SMS)

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. fasilitas media udara atau ruang bebas (free space), teknologi ini akhirnya menjadi

BAB II DASAR TEORI. fasilitas media udara atau ruang bebas (free space), teknologi ini akhirnya menjadi 6 BAB II DASAR TEORI 2.1 Dasar Sistem Komunikasi Selular Sistem komunikasi tanpa kabel adalah sistem komunikasi yang memanfaatkan fasilitas media udara atau ruang bebas (free space), teknologi ini akhirnya

Lebih terperinci

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Yuyun Siti Rohmah, ST.,MT Dadan Nur Ramadan,S.Pd,MT Trinopiani Damayanti,ST.,MT Suci Aulia,ST.,MT KONSEP DASAR SISTEM SELULER 2 OUTLINES LATAR BELAKANG KONFIGURASI SEL

Lebih terperinci

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Yuyun Siti Rohmah, ST.,MT Dadan Nur Ramadan,S.Pd,MT Trinopiani Damayanti,ST.,MT Suci Aulia,ST.,MT KONSEP DASAR SISTEM SELULER OUTLINES LATAR BELAKANG KONFIGURASI SEL PARAMETER

Lebih terperinci

BAB II SISTEM WCDMA. spektrum tersebar, yaitu Direct Sequence Spread Spectrum (DS-SS). Dengan

BAB II SISTEM WCDMA. spektrum tersebar, yaitu Direct Sequence Spread Spectrum (DS-SS). Dengan BAB II SISTEM WCDMA 2.1 Pendahuluan CDMA adalah metode akses jamak yang bekerja berdasarkan teknologi spektrum tersebar, yaitu Direct Sequence Spread Spectrum (DS-SS). Dengan teknologi ini, sinyal informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (browsing, downloading, video streaming dll) dan semakin pesatnya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. (browsing, downloading, video streaming dll) dan semakin pesatnya kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin besarnya kebutuhan masyarakat akan informasi melalui internet (browsing, downloading, video streaming dll) dan semakin pesatnya kebutuhan masyarakat akan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Awal penggunaan dari sistem komunikasi bergerak dimulai pada awal tahun 1970-an.

BAB II DASAR TEORI. Awal penggunaan dari sistem komunikasi bergerak dimulai pada awal tahun 1970-an. BAB II DASAR TEORI 2.1 Perkembangan Sistem Komunikasi Bergerak Awal penggunaan dari sistem komunikasi bergerak dimulai pada awal tahun 1970-an. Dan untuk mengakomodasi kebutuhan user akan jenis layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia modern telah menjadikan keberadaan telepon seluler sebagai bagian yang tidak terpisahkan bagi kehidupan manusia di mana dan kapan saja. Hingga akhir tahun 2007

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian yang dilakukan adalah Penelitian dengan judul Analisis dan Perancangan Security Voice Over Internet

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER. Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER. Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile BAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER 2.1 Arsitektur Sistem Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile Communication) dapat dilihat pada Gambar 2.1. Seorang pengguna memakai perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi komunikasi digital saat ini dituntut untuk dapat mentransmisikan suara maupun data berkecepatan tinggi. Berbagai penelitian sedang dikembangkan

Lebih terperinci

1.6. Metodologi Penelitian Spread Spektrum Direct Sequence Spread Spectrum Proses Despreading

1.6. Metodologi Penelitian Spread Spektrum Direct Sequence Spread Spectrum Proses Despreading DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL ABSTRAK SINGKATAN ISTILAH-ISTILAH

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENGARUH KAPASITAS LOCATIONS AREA CODE (LAC) PADA KUALITAS CSSR YANG DIAMATI DI MSS PADA JARINGAN KOMUNIKASI BERGERAK GENERASI KE 3(3G)

TUGAS AKHIR PENGARUH KAPASITAS LOCATIONS AREA CODE (LAC) PADA KUALITAS CSSR YANG DIAMATI DI MSS PADA JARINGAN KOMUNIKASI BERGERAK GENERASI KE 3(3G) TUGAS AKHIR PENGARUH KAPASITAS LOCATIONS AREA CODE (LAC) PADA KUALITAS CSSR YANG DIAMATI DI MSS PADA JARINGAN KOMUNIKASI BERGERAK GENERASI KE 3(3G) Diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

ISDN. (Integrated Service Digital Network) -Overview - Prima K - PENS Jaringan Teleponi 1 1

ISDN. (Integrated Service Digital Network) -Overview - Prima K - PENS Jaringan Teleponi 1 1 ISDN (Integrated Service Digital Network) -Overview - Prima K - PENS Jaringan Teleponi 1 1 Purpose Introduction to ISDN ISDN Channels ISDN Access ISDN Interface Applications Prima K - PENS Jaringan Teleponi

Lebih terperinci