Dasar-dasar Logika. Berpikir Rasional

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Dasar-dasar Logika. Berpikir Rasional"

Transkripsi

1 Dasar-dasar Logika Modul ke: 02 Berpikir Rasional Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Hubungan Masyarakat Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc

2 Pemikiran Tujuan utama logika selain mengungkapkan hakikat berpikir dengan segala bentuk turunannya, juga menjamin ketepatan, keseksamaan dalam proses pemikiran Logika menunjukkan, meletakkan, menguraikan, dan juga membuktikan hukum-hukum dan aturan-aturan yang akan menjaga dari terjerumusnya pemikiran ke dalam kekeliruan atau kesesatan Tindakan yang menyebabkan pikiran mendapatkan pengertian baru dengan perantaraan hal yang sudah diketahui. Tindakan berpikir dipengaruhi subyektifitas dalam diri manusia

3 Aksioma berpikir 1. Keyakinan 2. Kepastian 3. Wilayah kesungguhan (realitas)

4 Unsur-unsur pemikiran 1. Menangkap sesuatu sebagaimana adanya. Artinya, menangkap sesuatu tanpa mengakui atau memungkirinya 2. Memberikan keputusan. Artinya, menghubungkan pengertian yang satu dengan pengertian yang lainnya atau memungkiri hubungan itu 3. Merundingkannya. Artinya menghubungkan keputusan-keputusan sedemikian rupa, sehingga dari satu keputusan atau lebih, dan akhirnya sampai pada suatu kesimpulan.

5 Asas-asas (Prinsip-prinsip) Berpikir Dalam aktivitas berpikir, kita tidak boleh melalaikan patokan pokok yang oleh logika disebut asas berpikir. Asas adalah pangkal atau asal dari mana sesuatu itu muncul dan dimengerti Asas pemikiran adalah pengetahuan dimana pengetahuan lain muncul dan dimengerti. Kapasitas asas ini bagi kelurusan berpikir adalah mutlak, dan salah benarnya suatu pemikiran tergantung terlaksana tidaknya asas-asas ini.

6 a. Asas primer Berlaku untuk segala sesuatu yng ada, termasuk logika. 1). Asas identitas (Principium identitas) Merupakan dasar dari semua pemikiran. Asas ini Nampak dalam pengakuan bahwa benda ini adalah benda ini, dan bukan benda lainnya, atau benda itu adalah benda itu, dan bukan benda lainnya.

7 2). Asas kontradiksi (principium contradictionis) Asas ini merupakan perumusan negatif dari asas identitas. Dalam logika ini berarti: mentaati asas identitas dengan menjauhkan diri dari kontradiksi. Atau, tidak boleh memungkiri atau membatalkan begitu saja sesuatu yang sudah diakui.

8 3). Asas penyisihan-kemungkinan-ketiga (principium tertiiexlusi) Asas ini menyatakan bahwa kemungkinan yang ketiga tidak ada (penyisihan). Artinya, jikalau ada dua keputusan yang kontradiktoris, pastilah salah satu di antaranya salah. Sebab, keputusan yang sau merobohkan keputusan lainnya. Tidak mungkin kedua-duanya benar atau sama-sama salah. Jadi tidak mungkin terdapat kemungkinan ketiga.

9 4. Asas alasan yang mencukupi (principium rationis sufficientis) Asas ini menyatakan bahwa sesuatu yang ada mempunyai asalah yang cukup adanya. Bukan hanya sesuatu tetapi segala sesuatu mempunyai alasan yang cukup untuk adanya. Segala sesuatu itu dapat dimengerti. Tetapi janganlah memperluas penerapan asas ini pada semua yang ada.

10 b. Asas Sekunder 1). Asas Kesesuaian (principium convenientie) Asas ini menyatakan bahwa ada dua hal yang sama. Salah satu dari antaranya sama dengan hal yang ketiga. Contoh: Jika S=M, dan M=P, maka S=P.

11 2). Asas ketidaksesuaian (principium inconvenientiae) Asas ini juga menyatakan bahwa ada dua hal yang sama, tetapi salah satu dari antaranya tidak sama dengan hal yang ketiga. Misal: Jika A=B, tetapi B C, maka A C

12 3). Asas dikatakan tentang semua (principium dictum de omni) Apa yang secara universal diterapkan pada seluruh lingkungan suatu pengertian (subyek), juga boleh diterapkan pada semua bawahannya.

13 4). Asas tidak dikatakan tentang manapun juga (principium dictum de nullo) Apa yang secara universal tidak dapat diterapkan pada suatu pengertian (subyek), juga tidak dapat diterapkan pada semua bawahannya.

14 Kegiatan Berpikir (Akal Budi) Logika dikatakan ilmu berpikir sebagai yang dilukiskan dalam Bahasa. Pemikiran dapat pula dimaknai sebagai kegiatankegiatan berpikir: konsepsi, penentuan dan pertimbangan.

15 Tiga Langkah Kegiatan Berpikir 1. Tingkat pertama: Konsep/Ide/Gagasan Akal budi secara langsung melihat, mempersepsi, menangkap atau mengerti sesuatu atau obyek tertentu. Hal ini terjadi baik melalui pancaindera maupun melalui kegiatan berpikir itu sendiri. Ide atau gagasan ini terbentuk di dalam akal budi manusia melalui proses abstraksi.

16 2. Tingkat kedua: keputusan Tindakan akal budi yang mengelompokkan dan menghubungkan dua konsep. Tindakan akal budi adalah mempersatukan dua konsep dengan jalan mengiyakan, atau memisahkan dua konsep dengan jalan menyangkal.

17 3. Tingkat ketiga: penalaran Akal budi manusia melihat atau memahami sekelompok proposisi anteseden. Kemudian berdasarkan pemahaman tentang proposisi-prosposisi anteseden itu, akal budi menarik atau membentuk sebuah proposisi baru yang disebut proposisi konsekuen atau kesimpulan. Proposisi anteseden itu biasa juga dinamakan premis. Jadi penalaran adalah kegiatan atau proses yang mempersatukan enteseden dan konsekuen. Keseluruhan proposisi anteseden dan konsekuen itu dinamakan argumentasi atau argumen. Istilah penalaran menunjuk pada kegiatan akal budi. Sementara argument menunjuk pada hasil atau produk dari kegiatan penalaran.

18 Terima Kasih Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc

BAB-IX MEMBANGUN PEMIKIRAN LOGIS

BAB-IX MEMBANGUN PEMIKIRAN LOGIS BAB-IX MEMBANGUN PEMIKIRAN LOGIS Perdebatan antar aliran filsafat tentang pengetahuan yang sudah berlangsung lama, sejak era klasik dan berlanjut pada era modern bahkan sampai era pasca modern abad dewasa

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU DAN PENGERTIAN LOGIKA. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Psikologi Modul ke: 12Fakultas PSIKOLOGI.

FILSAFAT ILMU DAN PENGERTIAN LOGIKA. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Psikologi  Modul ke: 12Fakultas PSIKOLOGI. FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 12Fakultas PSIKOLOGI PENGERTIAN LOGIKA Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Standar Kompetensi Setelah perkuliahan ini

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA FORMAL. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 13Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA FORMAL. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 13Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 13Fakultas Dr. PSIKOLOGI LOGIKA FORMAL H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Standar Kompetensi Setelah perkualiahan ini

Lebih terperinci

Ilmu Penalaran atau Logika

Ilmu Penalaran atau Logika Ilmu Penalaran atau Logika Logika adalah Ilmu dan Kecakapan Menalar; Berpikir dengan Tepat (the science and art of correct thinking berpikir dimaksudkan kegiatan akal untuk "mengolah" pengetahuan yang

Lebih terperinci

Dasar-dasar Logika. Definisi & Keputusan

Dasar-dasar Logika. Definisi & Keputusan Dasar-dasar Logika Modul ke: 03 Definisi & Keputusan Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Hubungan Masyarakat www.mercubuana,ac,id Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc 1.Definisi Pengetahuan yang dibutuhkan manusia

Lebih terperinci

MATERI DASAR-DASAR LOGIKA PERTEMUAN 13

MATERI DASAR-DASAR LOGIKA PERTEMUAN 13 MATERI DASAR-DASAR LOGIKA PERTEMUAN 13 Pengertian Silogisme Silogisme kategorik (disebut juga silogisme saja) adalah suatu bentuk formal dari deduksi yang terdiri atas proposisi-proposisi kategorik. Deduksi

Lebih terperinci

DASAR-DASAR LOGIKA. Ruang Lingkup Logika. Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan Masyarakat

DASAR-DASAR LOGIKA. Ruang Lingkup Logika. Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan Masyarakat Modul ke: 01 Ety Fakultas ILMU KOMUNIKASI DASAR-DASAR LOGIKA Ruang Lingkup Logika Sujanti, M.Ikom. Program Studi Hubungan Masyarakat Dasar-dasar Logika Ruang Lingkup Logika 1. Pengantar 2. Pengertian Logika

Lebih terperinci

DASAR-DASAR LOGIKA. Katakan Maksud Anda (1) Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan Masyarakat

DASAR-DASAR LOGIKA. Katakan Maksud Anda (1) Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan Masyarakat Modul ke: 03 Ety Fakultas ILMU KOMUNIKASI DASAR-DASAR LOGIKA Katakan Maksud Anda (1) Sujanti, M.Ikom. Program Studi Hubungan Masyarakat Dasar-Dasar Logika Katakan Maksud Anda (1) 1. Memahami Kesesatan

Lebih terperinci

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Pancasila sebagai Sistem Filsafat PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 07 Pancasila sebagai Sistem Filsafat Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil www.mercubuana.ac.id Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Pendahuluan Pancasila merupakan filsafat bangsa

Lebih terperinci

YESI MARINCE, S.IP., M.SI

YESI MARINCE, S.IP., M.SI YESI MARINCE, S.IP., M.SI Asas-Asas Pemikiran Aturan pokok logika disebut Asas berpikir. Asas pemikiran adalah pengetahuan dimana pengetahuan lain muncul dan dimengerti. Asas ini bagi keseluruhan berpikir

Lebih terperinci

PENGERTIAN LOGIKA BAHAN SATU DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I

PENGERTIAN LOGIKA BAHAN SATU DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I PENGERTIAN LOGIKA BAHAN SATU DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id 1 Sebagai ilmu, logika disebut logike episteme, yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat,

Lebih terperinci

MAKALAH FILSAFAT ILMU Silogisme dan Proposisi Kategoris. Disusun oleh : Nama : NPM :

MAKALAH FILSAFAT ILMU Silogisme dan Proposisi Kategoris. Disusun oleh : Nama : NPM : MAKALAH FILSAFAT ILMU Silogisme dan Proposisi Kategoris Disusun oleh : Nama : NPM : Program Studi Fakultas Universitas 2015/2016 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

Dasar-dasar Logika. Proposisi. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc. Hubungan Masyarakat. Ilmu Komunikasi. Modul ke: Fakultas. Program Studi

Dasar-dasar Logika. Proposisi. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc. Hubungan Masyarakat. Ilmu Komunikasi. Modul ke: Fakultas. Program Studi Dasar-dasar Logika Modul ke: 04 Proposisi Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Hubungan Masyarakat www.mercubuana,ac,id Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Pengertian Pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat

Lebih terperinci

BAGIAN I ARTI PENTING LOGIKA

BAGIAN I ARTI PENTING LOGIKA Pertemuan ke-1 BAGIAN I ARTI PENTING LOGIKA Apakah arti penting Logika? Mengapa kita perlu belajar Logika? Logika (logike; logos; manifestasi pikiran manusia) adalah Ilmu yang mempelajari sistematika berpikir

Lebih terperinci

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Pancasila sebagai Sistem Filsafat PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 07 Pancasila sebagai Sistem Filsafat Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi AKUNTANSI Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc Pendahuluan Pancasila merupakan filsafat bangsa Indonesia

Lebih terperinci

Bentuk dasar pengetahuan ada dua: 1. Bentuk pengetahuan mengetahui demi mengetahui saja, dan untuk menikmati pengetahuan itu demi memuaskan hati

Bentuk dasar pengetahuan ada dua: 1. Bentuk pengetahuan mengetahui demi mengetahui saja, dan untuk menikmati pengetahuan itu demi memuaskan hati Bentuk Dasar Pengetahuan Bentuk dasar pengetahuan ada dua: 1. Bentuk pengetahuan mengetahui demi mengetahui saja, dan untuk menikmati pengetahuan itu demi memuaskan hati manusia 2. Bentuk pengetahuan untuk

Lebih terperinci

PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF

PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF Unit 6 PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF Wahyudi Pendahuluan U nit ini membahas tentang penalaran induktif dan deduktif yang berisi penarikan kesimpulan dan penalaran indukti deduktif. Dalam penalaran induktif

Lebih terperinci

A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU

A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU KELOMPOK 8 A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU Logika berasal dari kata yunani logos yang berarti ucapan, kata, akal budi, dan ilmu. Logika sebagai ilmu merupakan elemen dasar setiap ilmu pengetahuan. Logika

Lebih terperinci

Nama Mata Kuliah. Logika materila. Masyhar, MA. Fakultas Psikologi. Modul ke: Fakultas. Program Studi Program Studi.

Nama Mata Kuliah. Logika materila. Masyhar, MA. Fakultas Psikologi. Modul ke: Fakultas. Program Studi Program Studi. Nama Mata Kuliah Modul ke: Logika materila Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar, MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id Penalaran Merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan.

Lebih terperinci

Dasar-dasar Logika. Teori dan Probabilitas

Dasar-dasar Logika. Teori dan Probabilitas Dasar-dasar Logika Modul ke: 05 Teori dan Probabilitas Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Hubungan Masyarakat www.mercubuana,ac,id Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc TEORI Interpretasi dari fakta-fakta. Terhadap

Lebih terperinci

BENTUK SILOGISME S - M S - P

BENTUK SILOGISME S - M S - P Dalil Silogisme berbeda dengan aksioma silogisme karena dalil harus dibuktikan berdasarkan aksioma sedangkan aksioma sendiri dijabarkan dari definisi silogisme. Dari penjelasan diatas, maka pembuktian

Lebih terperinci

MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN DASAR ILMU

MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN DASAR ILMU Modul ke: MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN DASAR ILMU Fakultas TEKNIK Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur www.mercubuana.ac.id Pokok Bahasan Pendahuluan Pengertian Sistem Filsafat

Lebih terperinci

Pengertian Logika (1)

Pengertian Logika (1) Pengertian Logika (1) 1. Logika adalah ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir lurus atau ilmu dan kecakapan menalar, berpikir dengan tepat. 2. Ilmu Pengetahuan atau kadang hanya disebut ilmu (science)

Lebih terperinci

DASAR-DASAR LOGIKA. Pemetaan Dasar. Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan Masyarakat

DASAR-DASAR LOGIKA. Pemetaan Dasar. Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan Masyarakat Modul ke: 05 Ety Fakultas ILMU KOMUNIKASI DASAR-DASAR LOGIKA Pemetaan Dasar Sujanti, M.Ikom. Program Studi Hubungan Masyarakat Dasar-dasar Logika Pemetaan Dasar 1. Argumentasi 2. Menguji Suatu Penalaran

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dan Logika

Filsafat Ilmu dan Logika Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: METODE-METODE FILSAFAT Fakultas Psikologi Masyhar Zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengantar metode filsafat bukanlah metode ketergantungan

Lebih terperinci

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI Modul ke: Pokok Bahasan : PENGANTAR BIDANG FILSAFAT Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom Program Studi (Marcomm) www.mercubuana.ac.id MENGAPA HARUS

Lebih terperinci

Modul Ilmu Mantiq/Logika. Dosen: Ahmad Taufiq MA

Modul Ilmu Mantiq/Logika. Dosen: Ahmad Taufiq MA Modul Ilmu Mantiq/Logika Dosen: Ahmad Taufiq MA C. PROPOSISI Unsur Dasar Proposisi Proposisi kategorik adalah suatu pernyataan yang terdiri atas hubungan 2 term sebagai subjek dan predikat serta dapat

Lebih terperinci

PENGANTAR LOGIKA INFORMATIKA

PENGANTAR LOGIKA INFORMATIKA P a g e 1 PENGANTAR LOGIKA INFORMATIKA 1. Pendahuluan a. Definisi logika Logika berasal dari bahasa Yunani logos. Logika adalah: ilmu untuk berpikir dan menalar dengan benar ilmu pengetahuan yang mempelajari

Lebih terperinci

Etika dan Filsafat. Komunikasi

Etika dan Filsafat. Komunikasi Modul ke: Etika dan Filsafat Komunikasi Pokok Bahasan Fakultas Ilmu Komunikasi Pengantar Kepada Bidang Filsafat Dewi Sad Tanti, M.I.Kom. Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pengantar Rasa

Lebih terperinci

Resume Materi Perkuliahan Dasar-Dasar MIPA

Resume Materi Perkuliahan Dasar-Dasar MIPA Resume Materi Perkuliahan Dasar-Dasar MIPA Pertemuan ke-1 s/d ke-7 (Tanggal: 10 September 22 Oktober 2012) Oleh: Afillia Gizca Mardiani Rukmana F03111035 Pendidikan Fisika Dalam proses mendapatkan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari proses berpikir. Berpikir merupakan suatu proses mempertimbangkan,

BAB I PENDAHULUAN. dari proses berpikir. Berpikir merupakan suatu proses mempertimbangkan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam setiap rangkaian kehidupan manusia pastilah tidak akan lepas dari proses berpikir. Berpikir merupakan suatu proses mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis,

Lebih terperinci

Hendri Koeswara. Pertemuan 5

Hendri Koeswara. Pertemuan 5 ONTOLOGI DALAM ADMINISTRASI Hendri Koeswara Pertemuan 5 KONSEP ONTOLOGI ADMINISTRASI Ontos=ada, Logos=ilmu, ilmu yang mempelajari tentang ada Ontologi membahas dengan menggunakan pemikiran secara mendalam

Lebih terperinci

Catt: kedua kalimat pertama dapat dibuktikan kebenarannya. Kedua kalimat terakhir dapat ditolak karena fakta yang menentang kebenarannya.

Catt: kedua kalimat pertama dapat dibuktikan kebenarannya. Kedua kalimat terakhir dapat ditolak karena fakta yang menentang kebenarannya. Bahasa Indonesia 2 Proposisi ( reasoning ): suatu proses berfikir yang berusaha menghubungkan fakta/ evidensi yang diketahui menuju ke pada suatu kesimpulan. Proposisi dapat dibatasi sebagai pernyataan

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dan Logika

Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: Filsafat Ilmu dan Logika Pokok Bahasan: Cabang-cabang Filsafat Fakultas Fakultas Masyhar zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Cabang-cabang Filsafat Pokok Permasalahan yang

Lebih terperinci

SARANA BERPIKIR ILMIAH

SARANA BERPIKIR ILMIAH SARANA BERPIKIR ILMIAH PENDAHULUAN Ciri Utama Manusia BERPIKIR AKAL BERPIKIR ALAMIAH berdasarkan kebiasaan sehari-hari, dari pengaruh alam sekelilingnya ILMIAH berdasarkan sarana tertentu secara teratur

Lebih terperinci

MATEMATIKA DASAR (Validitas Pembuktian)

MATEMATIKA DASAR (Validitas Pembuktian) MATEMATIKA DASAR (Validitas Pembuktian) Antonius Cahya Prihandoko Universitas Jember Indonesia Jember, 2015 Antonius Cahya Prihandoko (UNEJ) MDAS - Validitas Pembuktian Jember, 2015 1 / 22 Outline 1 Premis

Lebih terperinci

Pengetahuan dan Kebenaran

Pengetahuan dan Kebenaran MODUL PERKULIAHAN Pengetahuan Kebenaran Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 08 M-603 Shely Cathrin, M.Phil Abstract Kompetensi Kebenaran pengetahuan Memahami pengetahuan

Lebih terperinci

SEJARAH DESAIN. Bentuk Dan Isi Modul 8. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

SEJARAH DESAIN. Bentuk Dan Isi Modul 8. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk SEJARAH DESAIN Modul ke: Bentuk Dan Isi Modul 8 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Bentuk Dan Isi Abstract Bentuk dan isi merupakan

Lebih terperinci

PEMBUKTIAN, PENALARAN, DAN KOMUNIKASI MATEMATIK. OLEH: DADANG JUANDI JurDikMat FPMIPA UPI 2008

PEMBUKTIAN, PENALARAN, DAN KOMUNIKASI MATEMATIK. OLEH: DADANG JUANDI JurDikMat FPMIPA UPI 2008 PEMBUKTIAN, PENALARAN, DAN KOMUNIKASI MATEMATIK OLEH: DADANG JUANDI JurDikMat FPMIPA UPI 2008 PEMBUKTIAN DALAM MATEMATIKA Bukti menurut Educational Development Center (2003) adalah suatu argumentasi logis

Lebih terperinci

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Mata Kuliah Persepsi Bentuk Modul ke: Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 9 Fakultas FDSK Nina Maftukha, S.Pd., M.Sn. Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Seni bentuk Isi Batasan seni, cara pandang serta penafsiran

Lebih terperinci

TAHAP II PENALARAN : PROPOSISI

TAHAP II PENALARAN : PROPOSISI Pertemuan ke-4 TAHAP II PENALARAN : PROPOSISI Pada tahap kedua, manusia sudah mulai merangkai berbagai pengertian sederhana yang dimilikinya dan diwujudkan dalam kata tersebut menjadi kalimat atau tepatnya

Lebih terperinci

DASAR-DASAR METPEN. Filsafatilmu Logikailmiah Sejarahdanperkembanganilmupengetahuan. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

DASAR-DASAR METPEN. Filsafatilmu Logikailmiah Sejarahdanperkembanganilmupengetahuan. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI DASAR-DASAR METPEN Modul ke: Filsafatilmu Logikailmiah Sejarahdanperkembanganilmupengetahuan Fakultas PSIKOLOGI Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Perkenalan

Lebih terperinci

Silabus. Pengantar Logika Informatika Logika Proposisi Logika Predikat UTS

Silabus. Pengantar Logika Informatika Logika Proposisi Logika Predikat UTS Logika Informatika Silabus Pengantar Logika Informatika Logika Proposisi Logika Predikat UTS Silabus (2) Himpunan Relasi dan Fungsi Bagian Aljabar Boolean UAS Referensi Nolt, John, 1990, Schaum's Outline

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Logika merupakan ilmu yang mempelajari metode-metode dan hukumhukum

BAB I PENDAHULUAN. Logika merupakan ilmu yang mempelajari metode-metode dan hukumhukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Logika merupakan ilmu yang mempelajari metode-metode dan hukumhukum yang digunakan untuk membedakan antara penalaran yang benar dan penalaran yang salah (Copi,

Lebih terperinci

Metodologi Peneli,an - Pengantar. A, Harmoni

Metodologi Peneli,an - Pengantar. A, Harmoni Metodologi Peneli,an - Pengantar A, Harmoni Metodologi Peneli,an Metodologi peneli,an adalah suatu cabang ilmu yang membahas tentang cara atau metode yang digunakan dalam kegiatan peneli,an. Peneli,an

Lebih terperinci

Filsafat Umum. Pengantar ke Alam Filsafat 2. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Filsafat Umum. Pengantar ke Alam Filsafat 2. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Filsafat Umum Modul ke: 02 Pengantar ke Alam Filsafat 2 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Obyek Kajian Filsafat Obyek Materi: segala sesuatu yang ada atau yang mungkin

Lebih terperinci

A. A B. E C. I D. O E. S

A. A B. E C. I D. O E. S A. A B. E C. I D. O E. S 14. Term predikat yang terdapat dalam proposisi pada soal no. 11 adalah : A. bersalah B. pernah bersalah C. tidak pernah bersalah D. tidak merasa pernah bersalah E. pernah merasa

Lebih terperinci

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI Modul ke: ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI Kebenaran dalam Etika dan Filsafat Komunikasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI SOFIA AUNUL, MSI Program Studi BROADCASTING www.mercubuana.ac.id Kebenaran dalam Etika dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan objek-objek faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan objek-objek faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah media manusia berpikir secara abstrak yang memungkinkan objek-objek faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol abstrak. Sebagai makhluk sosial,

Lebih terperinci

Silabus. Pengantar Logika Informatika Logika Proposisi Logika Predikat UTS Himpunan Relasi & Fungsi Bagian Aljabar Boolean UAs

Silabus. Pengantar Logika Informatika Logika Proposisi Logika Predikat UTS Himpunan Relasi & Fungsi Bagian Aljabar Boolean UAs LOGIKA INFORMATIKA Silabus Pengantar Logika Informatika Logika Proposisi Logika Predikat UTS Himpunan Relasi & Fungsi Bagian Aljabar Boolean UAs Referensi Buku Teks. Edmund Burke and Eric Foxley, 1996

Lebih terperinci

2/24/2011

2/24/2011 1. Penalaran 2. Metode Penalaran 3. Kekeliruan penalaran hukum 4. Pemecahan masalah hukum ETIMOLOGIS Dari kata NALAR yang berarti: 1. Pertimbangan ttg baik, buruk, dsb: akal budi; misal: setiap keputusan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR MATEMATIKA

DASAR-DASAR MATEMATIKA DASAR-DASAR MATEMATIKA Manfaat Matematika Pengertian Karakteristik Matematika Perbedaan matematika dan Pendidikan Matematika Refleksi Pengantar Dasar Matematika 1 MANFAAT MEMPELAJARI MATEMATIKA PERDAGANGAN

Lebih terperinci

DASAR-DASAR LOGIKA 1

DASAR-DASAR LOGIKA 1 DASAR-DASAR LOGIKA 1 PENGERTIAN UMUM LOGIKA Filsafat dan matematika adalah bidang pengetahuan rasional yang ada sejak dahulu. Jauh sebelum matematika berkembang seperti sekarang ini dan penerapannya menyentuh

Lebih terperinci

6.1 PRINSIP-PRINSIP DASAR BERPIKIR KRITIS/LOGIS

6.1 PRINSIP-PRINSIP DASAR BERPIKIR KRITIS/LOGIS PENGANTAR SAP 6 Mata Kuliah Critical and Creative Thinking 6.1 PRINSIP-PRINSIP DASAR BERPIKIR KRITIS/LOGIS 6.2 ARGUMENTASI : STRUKTUR DASAR 6.3 PENALARAN INDUKTIF & BENTUK-BENTUKNYA 6.4 PENALARAN DEDUKTIF

Lebih terperinci

Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan

Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan Subjudul Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu. Sesuatu yang didapat

Lebih terperinci

1.3 Pembuktian Tautologi dan Kontradiksi. Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar bagaimanapun nilai proposisi

1.3 Pembuktian Tautologi dan Kontradiksi. Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar bagaimanapun nilai proposisi 1.3 Pembuktian 1.3.1 Tautologi dan Kontradiksi Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar bagaimanapun nilai proposisi yang membentuknya disebut toutologi, sedangkan proposisi yang selalu bernilai salah

Lebih terperinci

By Desayu Eka Surya, S.Sos.,M.Si

By Desayu Eka Surya, S.Sos.,M.Si By Desayu Eka Surya, S.Sos.,M.Si Adalah: Kekeliruan penalaran yang disebabkan oleh pengambilan kesimpulan yang tidak sahih dengan melanggar ketentuanketentuan logika atau susunan dan penggunaan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk bertindak sesuai dengan pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk bertindak sesuai dengan pikirannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia hidup tidak lepas dari kegiatan berpikir. Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak, dan juga melibatkan seluruh

Lebih terperinci

Dasar Dasar Logika. Oleh: Novy Setya Yunas. Pertemuan 1 dan 2

Dasar Dasar Logika. Oleh: Novy Setya Yunas. Pertemuan 1 dan 2 Pertemuan 1 dan 2 Dasar Dasar Logika Oleh: Novy Setya Yunas Phone: [+62 8564 9967 841] Email: novysetiayunas@gmail.com Online Course: https://independent.academia.edu/yunaszone Konsep.. Konsep bentuk logis

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI PENDAHULUAN Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengertian Filsafat Secara Etimologis : kata filsafat berasal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. kesimpulan yang berupa pengetahuan. Berdasarkan pernyataan-pernyataan

BAB II KAJIAN TEORITIK. kesimpulan yang berupa pengetahuan. Berdasarkan pernyataan-pernyataan 5 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Penalaran Matematis Menurut Keraf (2007), menjelaskan bahwa penalaran adalah proses berpikir yang berusaha menghubung-hubungkan fakta-fakta

Lebih terperinci

2. Darimana kita tahu dalam enthymema tersebut ternyata ada premis yang belum disebut?

2. Darimana kita tahu dalam enthymema tersebut ternyata ada premis yang belum disebut? orang membutuhkan biaya banyak. ernyataan tersebut hanya terdiri dari dua proposisi tetapi merupakan bentuk silogisme karena ada premis yang tidak atau belum disebut. 2. Darimana kita tahu dalam enthymema

Lebih terperinci

Pengetahuan yang lebih umum. KENYATAAN Pengetahuan yang lebih Kongkret dan khusus

Pengetahuan yang lebih umum. KENYATAAN Pengetahuan yang lebih Kongkret dan khusus Deduksi dan Induksi Induksi adalah proses pemikiran didalam akal kita dari pengetahuan tentang kejadian/ peristiwa-peristiwa/hal-hal yang lebih kongkret dan khusus untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih

Lebih terperinci

Struktur Ilmu Pengetahuan Modern & Cara Memperoleh Pengetahuan Ilmiah: Penalaran (Scientific Reasoning) Kamis, 21 Mei 2015

Struktur Ilmu Pengetahuan Modern & Cara Memperoleh Pengetahuan Ilmiah: Penalaran (Scientific Reasoning) Kamis, 21 Mei 2015 Struktur Ilmu Pengetahuan Modern & Cara Memperoleh Pengetahuan Ilmiah: Penalaran (Scientific Reasoning) Kamis, 21 Mei 2015 Yang harus diingat... Apa itu ilmu pengetahuan? Sejarah Ilmu Pengetahuan Konstruksi

Lebih terperinci

Ruang Lingkup Penelitian Ilmiah

Ruang Lingkup Penelitian Ilmiah Modul ke: Ruang Lingkup Penelitian Ilmiah PENGERTIAN PENELITIAN ILMIAH, METODOLOGI PENELITIAN, DAN LOGIKA BERPIKIR ILMIAH Fakultas Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting

Lebih terperinci

RESUME TENTANG LOGIKA HUKUM

RESUME TENTANG LOGIKA HUKUM PENALARAN DAN ARGUMENTASI HUKUM RESUME TENTANG LOGIKA HUKUM ANAK AGUNG GEDE ROMI ANTIKA 1416051179 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2017 1. Logika Secara Umum Logika adalah hasil pertimbangan

Lebih terperinci

JURNAL PENALARAN ARGUMENTASI DALAM WACANA TULIS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 KEDIRI

JURNAL PENALARAN ARGUMENTASI DALAM WACANA TULIS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 KEDIRI JURNAL PENALARAN ARGUMENTASI DALAM WACANA TULIS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 KEDIRI LOGICAL REASONING OF ARGUMENTATION IN STUDENTS WRITING DISCOURSE AT NINTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 8 KEDIRI Oleh:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Konsep Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff dalam Pia (2011),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Apa sajakah hukum-hukum logika dalam matematika? b. Apa itu preposisi bersyarat?

BAB I PENDAHULUAN. a. Apa sajakah hukum-hukum logika dalam matematika? b. Apa itu preposisi bersyarat? BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Secara etimologi, istilah Logika berasal dari bahasa Yunani, yaitu logos yang berarti kata, ucapan, pikiran secara utuh, atau bisa juga ilmu pengetahuan. Dalam arti

Lebih terperinci

BAB IV ALIRAN-ALIRAN SEPUTAR EKSISTENSI TUHAN

BAB IV ALIRAN-ALIRAN SEPUTAR EKSISTENSI TUHAN BAB IV ALIRAN-ALIRAN SEPUTAR EKSISTENSI TUHAN Aliran-aliran pemikiran seputar keberadaan Tuhan lahir dan berbagai sikap baik yang menerima, menolak, maupun yang acuh tak acuh. Masing-masing kemudian membangun

Lebih terperinci

KODE ETIK PSIKOLOGI. Teori Etika, Etika Deskriptif dan Etika Normatif. Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

KODE ETIK PSIKOLOGI. Teori Etika, Etika Deskriptif dan Etika Normatif. Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Modul ke: KODE ETIK PSIKOLOGI Teori Etika, Etika Deskriptif dan Etika Normatif Fakultas PSIKOLOGI Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Questions 1. Apa yang

Lebih terperinci

KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT

KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT Prof. Dr. Almasdi Syahza,, SE., MP Peneliti Senior Universitas Riau Email : asyahza@yahoo.co.id syahza.almasdi@gmail.com Website : http://almasdi.staff.unri.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

BAB 6 EKUIVALENSI LOGIS

BAB 6 EKUIVALENSI LOGIS BAB 6 EKUIVALENSI LOGIS 1. Pendahuluan Bab ini akan membahas persamaan-persamaan antara dua buah ekspresi logika yang mungkin ekuivalen (sama), mungkin berbeda, yang kesamaan atau perbedaan tadi akan dibuktikan

Lebih terperinci

STMIK Banjarbaru EKUIVALENSI LOGIKA. 10/15/2012 H. Fitriyadi & F. Soesianto

STMIK Banjarbaru EKUIVALENSI LOGIKA. 10/15/2012 H. Fitriyadi & F. Soesianto 1 EKUIVALENSI LOGIKA 2 Pada tautologi dan kontradiksi, dapat dipastikan bahwa jika dua buah ekspresi logika adalah tautologi, maka kedua buah ekspresi logika tersebut ekuivalen secara logis, demikian pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran pendidikan matematika sangat penting bagi upaya menciptakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Peran pendidikan matematika sangat penting bagi upaya menciptakan sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran pendidikan matematika sangat penting bagi upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai modal bagi proses pembangunan. Siswa sebagai sumber

Lebih terperinci

Penelitian : Rumit? Sulit? Prosedur dan alat yang digunakan terstandar.

Penelitian : Rumit? Sulit? Prosedur dan alat yang digunakan terstandar. TUJUAN Mahasiswa dapat : menjelaskan pentingnya kegiatan penelitian membedakan metode penelitian dan metodologi penelitian menjelaskan logika konvensional menjelaskan logika modern membedakan pendekatan

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA KALIMAT EFEKTIF. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

BAHASA INDONESIA KALIMAT EFEKTIF. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN. BAHASA INDONESIA Modul ke: KALIMAT EFEKTIF Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Drs. SUMARDI, M. Pd Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat

Lebih terperinci

APAKAH FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN ITU?

APAKAH FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN ITU? APAKAH FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN ITU? Ilmu hanyalah spekulasi yang bersifat sementara. Fokus pembahasan Filsafat ilmu pada metoda dan dalam hubungannya dengan substansi. BAGAIMANA BERFILSAFAT DIMULAI?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, sejak berabad-abad yang lalu diperlihatkan oleh para ahli

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, sejak berabad-abad yang lalu diperlihatkan oleh para ahli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya untuk mewujudkan cita-cita orang tua terhadap perkembangan anak-anak, sejak berabad-abad yang lalu diperlihatkan oleh para ahli dibidangnya seperti dokter,

Lebih terperinci

EPISTEMOLOGI: CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR

EPISTEMOLOGI: CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR EPISTEMOLOGI: CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR Slamet Heri Winarno JARUM SEJARAH PENGETAHUAN Kriteria kesamaan dan bukan perbedaan yang menjadi konsep dasar Berlaku metode ngelmu yang tidak membedakan

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN DASAR-DASAR LOGIKA. Modul ini berisi langkahlangkah. memahami prinsip-prinsip logis dalam bernalar.

MODUL PERKULIAHAN DASAR-DASAR LOGIKA. Modul ini berisi langkahlangkah. memahami prinsip-prinsip logis dalam bernalar. MODUL PERKULIAHAN DASAR-DASAR LOGIKA Modul ini berisi langkahlangkah awal untuk memahami prinsip-prinsip logis dalam bernalar. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Penipuan yang berasal dari kata tipu adalah perbuatan atau perkataan yang tidak jujur atau bohong, palsu dan sebagainya dengan maksud untuk menyesatkan, mengakali

Lebih terperinci

PETA PERKULIAHAN MATA KULIAH : LOGIKA MATEMATIKA KODE MATA KULIAH : GD 321. SEMESTER : GANJIL (5) DOSEN : MAULANA, S.Pd., M.Pd.

PETA PERKULIAHAN MATA KULIAH : LOGIKA MATEMATIKA KODE MATA KULIAH : GD 321. SEMESTER : GANJIL (5) DOSEN : MAULANA, S.Pd., M.Pd. Doc Logika Matematika PGSD Maulana 1 PETA PERKULIAHAN MATA KULIAH : LOGIKA MATEMATIKA KODE MATA KULIAH : GD 321 BOBOT SKS : 2 (DUA) TAHUN AKADEMIK : 2007/2008 PROGRAM : PGSD S-1 KELAS SEMESTER : GANJIL

Lebih terperinci

Definisi Proposisi Proposisi adalah susunan kalimat sempurna yang bisa disifati dengan salah atau benar.

Definisi Proposisi Proposisi adalah susunan kalimat sempurna yang bisa disifati dengan salah atau benar. ARGUMENTASI Definisi Argumentasi Yaitu membangun dalil/argumen untuk membuktikan sasaran. Pembagian Argumentasi 1. Langsung. Ia dibagi menjadi tiga jalan: Silogisme/Deduksi; Induksi; dan Analogi. 2. Tidak

Lebih terperinci

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS Program Studi ILMU KOMUNIKASI/ ADMINISTRASI BISNIS RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Dasar-Dasar Logika Kode Mata Kuliah : Semester : 5/6 SKS : 2 SKS Prasyarat

Lebih terperinci

Geometri di Bidang Euclid

Geometri di Bidang Euclid Modul 1 Geometri di Bidang Euclid Dr. Wono Setya Budhi G PENDAHULUAN eometri merupakan ilmu pengetahuan yang sudah lama, mulai dari ribuan tahun yang lalu. Berpikir secara geometris dari satu bentuk ke

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN ADMINISTRASI PENDEKATAN KUANTITATIF ZARAH PUSPITANINGTYAS

METODE PENELITIAN ADMINISTRASI PENDEKATAN KUANTITATIF ZARAH PUSPITANINGTYAS METODE PENELITIAN ADMINISTRASI PENDEKATAN KUANTITATIF ZARAH PUSPITANINGTYAS DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB 1. KONSEP DASAR METODE PENELITIAN ADMINISTRASI... 1 1.1 PENDAHULUAN... 1

Lebih terperinci

KAJIAN FILSAFAT TERHADAP KEBENARAN SAINS. Makalah. Matakuliah: Filsafat Ilmu. Oleh: Kelompok II. Anggota: Syahid Ismail ( )

KAJIAN FILSAFAT TERHADAP KEBENARAN SAINS. Makalah. Matakuliah: Filsafat Ilmu. Oleh: Kelompok II. Anggota: Syahid Ismail ( ) KAJIAN FILSAFAT TERHADAP KEBENARAN SAINS Makalah Matakuliah: Filsafat Ilmu Oleh: Kelompok II Anggota: Syahid Ismail (090901043) Widya K Marbun (09090103 ) Dede Adi Satria (0909010 ) Lilis Suryani (0909010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengetahuan. Kemudian Plato, menurutnya baik itu apabila ia dikuasai oleh

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengetahuan. Kemudian Plato, menurutnya baik itu apabila ia dikuasai oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etika di mulai pada abad ke lima sebelum masehi. Berbagai mazhab di yunani yang ditandai dengan kehadiran Socrates, yang mengatakan bahwa kebaikan itu adalah

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PENGERTIAN FILSAFAT FILSAFAT (Philosophia) Philo, Philos, Philein, adalah cinta/ pecinta/mencintai Sophia adalah kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat kebenaran Cinta pada

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FILSAFAT ILMU Filsafat: upaya sungguh-sungguh dlm menyingkapkan segala sesuatu, sehingga pelakunya menemukan inti dari

Lebih terperinci

LOGIKA. /Nurain Suryadinata, M.Pd

LOGIKA. /Nurain Suryadinata, M.Pd Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah/SKS Program Studi Semester Dosen Pengampu : Matematika Diskrit : MAT-3615/ 3 sks : Pendidikan Matematika : VI (Enam) : Nego Linuhung, M.Pd /Nurain Suryadinata, M.Pd Referensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan Pers. Seperti yang sering dikemukakan, bahwa kebebasan bukanlah semata-mata

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan Pers. Seperti yang sering dikemukakan, bahwa kebebasan bukanlah semata-mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak orang terutama kaum awam (karena tidak tahu) bahwa pers memiliki sesuatu kekhususan dalam menjalankan Profesi nya yaitu memiliki suatu Kemerdekaan dan

Lebih terperinci

1. Tinjauan hukum terhadap Perceraian Beda Kewarganegaraan dalam proses sidang. kewarganegaraan terhadap status suami-isteri dan terhadap harta benda.

1. Tinjauan hukum terhadap Perceraian Beda Kewarganegaraan dalam proses sidang. kewarganegaraan terhadap status suami-isteri dan terhadap harta benda. 1. Tinjauan hukum terhadap Perceraian Beda Kewarganegaraan dalam proses sidang perceraian serta Tinjauan hokum terhadap hak asuh wali anak hasil dari perceraian beda kewarganegaraan. 2. Akibat Perceraian

Lebih terperinci

PENALARAN HUKUM: Antara Nalar Deduktif dan Nalar Induktif

PENALARAN HUKUM: Antara Nalar Deduktif dan Nalar Induktif PENALARAN HUKUM: Antara Nalar Deduktif dan Nalar Induktif R. Herlambang Perdana Wiratraman Fakultas Hukum Universitas Airlangga dan Anggota HuMa Catatan Pengantar untuk Pendidikan Hukum Kritis HuMa-Mahkamah

Lebih terperinci

PERTEMUAN VI PEMBALIKAN DAN PERLAWANAN

PERTEMUAN VI PEMBALIKAN DAN PERLAWANAN PERTEMUAN VI PEMBALIKAN DAN PERLAWANAN Pembalikan: 1. Membalikkan adalah mengganti subyek dan predikat, sehingga yang sebelumnya subyek, kemudian menjadi predikat, dan yang sebelumnya predikat menjadi

Lebih terperinci

Unit 5 PENALARAN/LOGIKA MATEMATIKA. Wahyudi. Pendahuluan

Unit 5 PENALARAN/LOGIKA MATEMATIKA. Wahyudi. Pendahuluan Unit 5 PENALARAN/LOGIKA MATEMATIKA Wahyudi Pendahuluan D alam menyelesaikan permasalahan matematika, penalaran matematis sangat diperlukan. Penalaran matematika menjadi pedoman atau tuntunan sah atau tidaknya

Lebih terperinci

IDEALISME (1) Idealis/Idealisme:

IDEALISME (1) Idealis/Idealisme: Idealis/Idealisme: IDEALISME (1) Orang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika dan agama serta menghayatinya; Orang yang dapat melukiskan dan menganjurkan suatu rencana atau program yang belum

Lebih terperinci

PENELITIAN DAN METODE ILMIAH. BY: EKO BUDI SULISTIO

PENELITIAN DAN METODE ILMIAH. BY: EKO BUDI SULISTIO PENELITIAN DAN METODE ILMIAH BY: EKO BUDI SULISTIO Email: eko.budi@fisip.unila.ac.id PENELITIAN Bhs Inggris : Research re kembali ; search mencari. Secara bahasa berarti mencari kembali Penelitian dapat

Lebih terperinci

BAB I LOGIKA MATEMATIKA

BAB I LOGIKA MATEMATIKA BAB I LOGIKA MATEMATIKA A. Ringkasan Materi 1. Pernyataan dan Bukan Pernyataan Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah. (pernyataan disebut

Lebih terperinci